Anda di halaman 1dari 3

Mengapa Buku Dianggap Jendela Dunia?

Kebiasaan dan kecintaan akan membaca buku di Negeri ini memang masih kurang jika
dibandingkan dengan beberapa negara lainnya. Padahal sebenarnya membaca memiliki
keuntungan yang sangat banyak.

Sedari awal memasuki bangku sekolah kita diwajibkan untuk rajin membaca buku, karena
manfaat jangka panjangnya. Salah satunya ketika sudah bekerja, membaca dapat memperluas
relasi juga rezeki. Mengapa demikian? Semakin banyak wawasan yang Anda tahu, maka
semakin banyak pula bahan pembicaraan yang Anda sampaikan.

Melalui buku, pengalaman dan pengetahuan bisa Anda dapatkan sekaligus. Pernahkah Anda
merasa terkagum-kagum dan menjadi lebih semangat karena buku motivasi? Hal ini
dikarenakan buku bisa melatih imajinasi alam bawah sadar, memacu tujuan hidup,
memperluas pemikiran, serta beberapa manfaat lainnya seperti berikut ini:

1. Lebih fokus dan mudah konsentrasi

Dengan membaca, secara tidak langsung kita mengurangi resiko kebodohan. Karena saat
membaca, Anda akan menemukan informasi-informasi yang tidak akan didapatkan oleh
orang yang tidak gemar membaca. Hal ini tentunya juga memengaruhi tingkat konsentrasi
dan membuat Anda lebih fokus dalam melihat dan memahami sesuatu.

2. Menghilangkan gejala insomnia

Banyak yang kesulitan mencari cara untuk menghilangkan gejala insomnia. Padahal gejala
insomnia (kesulitan tidur di malam hari) bisa dihilangkan dengan membaca. Saat mata sudah
lelah membaca, Anda akan tertidur dengan sendirinya. Insomnia bisa membawa dampak
buruk bagi kesehatan, selain dapat meningkatkan resiko kematian, penurunan konsentrasi,
juga dapat membuat Anda menjadi sosok yang pelupa.

3. Meningkatkan percaya diri

Saat Anda memiliki banyak wawasan, Anda takkan khawatir lagi ketika harus bercerita atau
menjelaskan tentang pekerjaan yang Anda kerjakan di depan banyak orang. Hal ini tidak
hanya terjadi pada pribadi extrovert, tapi juga introvert. Betapa menyenangkan ketika tidak
lagi takut berbicara karena perbendaharaan kata dan wawasan yang semakin luas. Ada
kepuasan tersendiri jika apa yang Anda tulis dan Anda sampaikan bisa bermanfaat bagi orang
lain, bukan?

4. Memiliki analisis yang kuat

Semakin paham akan isi suatu bacaan, Anda akan merasa lebih kritis & kemampuan dalam
menganalisa sesuatu hal meningkat dari biasanya. Kebanyakan orang yang tidak percaya diri
dalam menyampaikan pendapat disebabkan jarang membaca karena merasa apa yang
disampaikan tidak bersinggungan dengan topik yang dibicarakan. Sebaliknya, dengan sering
membaca tanpa disadari Anda akan lebih berani mengemukakan pendapat, dalam rapat
penting sekalipun.
5. Meningkatkan kreativitas

Semakin banyak perbendaharaan kata yang dikuasai, semakin kreatif juga Anda. Kreativitas
seorang yang gemar membaca tidak hanya dirasakan dalam bentuk tulisan, tapi juga
berdasarkan keputusan yang dibuat

BUKU, JENDELA ILMU TIADA BATAS

Buku adalah gudang ilmu, membaca adalah kuncinya. Buku adalah jendela dunia.

Pepatah-pepatah itu tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Pepatah yang menurut saya,
tak pernah usang oleh waktu. Dan ini saya yakini dengan sepenuh hati. Tentu saja, karena
buku harus menjadi sahabat dalam hidup kita. Buku juga harus menjadi bagian yang tak
terpisahkan dalam kehidupan kita. Dengan buku kita bisa melihat sisi lain dari dunia kita ini
yang ternyata sangat bermacam-macam bentuknya. Membuat kita bisa mengetahui apa yang
sebelumnya tidak kita ketahui.

Beberapa sifat buku yang menurut saya patut menjadi alasan untuk kita mencintainya adalah
pertama, karena buku selalu up to date. Walaupun buku telah berumur puluhan bahkan
ratusan tahun, tapi buku selalu menyimpan informasi yang akurat sebagai media untuk
mengetahui data peradaban yang ada saat itu. Kedua, karena buku selalu kaya dengan
imajnasi. Membayangkan apa yang tertulis di buku membuat kita seperti membangun
imajinasi versi pikiran kita sendiri. Mengajak diri kita untuk berkreasi dengan
menenggelamkan diri dalam alur atau setting yang terdapat dalam buku. Itu menjadikan kita
belajar untuk mengerti dunia lain yang sebelumnya tak pernah terpikir oleh kita. Dan ketiga,
dengan membaca buku dapat membuat kita tergerak untuk menulis. Mendeskripsikan sesuatu
hal menurut kacamata kita sendiri. Menulis membuat kita bebas menciptakan dunia yang
ingin kita bangun. Kita bisa mengungkapkan apa yang kita rasakan. Dan menulis adalah
sarana yang paling efektif dalam mengungkapkan perasaan. Juga bisa menawarkan pemikiran
baru pada orang lain.

Buya Hamka, seorang penulis dan ulama besar Indonesia pernah berkata kepada muridnya :

“Cobalah tulis dari hatimu dahulu. Tangkap ide yang berkelebat agar tak segera lenyap.
Alirkan apa saja emosi dan pikiran yang ada di benak dan hatimu. Biarkan ia mengalir
sebebas-bebasnya hingga mencapai keutuhan dan garis besar tulisan. Setelah itu barulah
kumpulkan serta siapkan data-data pendukung dalam tulisanmu agar ia lebih berbobot dan
argumentatif.”

Membaca adalah salah satu modal kita untuk semakin bisa mencintai ilmu.
Imam Ali berkata : “Tubuh kita ini selalu melewati enam keadaan : sehat, sakit, mati, hidup
tidur, dan bangun. Hidupnya hati adalah berkat bertambahnya ilmu, dan matinya adalah
akibat ketiadaan ilmu. Sehatnya hati adalah berkata keyakinan, sakitnya adalah keraguan.
Tidurnya hati adalah kelalaian, dan bangunnya hati berasal dari dzikir yang dilakukan.”

Membaca tidak mengenal usia dan waktu. Tidak ada istilah berhanti untuk menggali ilmu.
Seandainyapun kita diberitahukan bahwa besok akan mati, maka kita harus tetap terus belajar.

Kunci agar kita selalu mau belajar adalah jangan pernah menganggap diri kita selalu pintar.
Anggaplah diri kita selalu kurang. Sehingga, kita akan selalu haus akan ilmu pengetahuan.
Ingatlah, bahwa setiap hari ilmu di dunia akan selalu bertambah dan berubah mengikuti
perkembangan jaman.

“Ketahuilah, sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat


dirinya serba cukup.” (QS. Al-Alaq : 6-7)

Dengan banyak belajar, maka kita bisa membedakan mana yang baik untuk kita ikuti dan
mana yang tidak semestinya kita jalani.

Dan bukankah Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang di beri ilmu pengetahuan beberapa derajat? Maka tak ada alasan lagi bagi kita
sebagai umat muslim untuk terus menerus berusaha mencari ilmu yang bermanfaat dengan
sebanyak-banyaknya.

“Kita adalah apa yang kita kerjakan berulang-ulang. Karena itu, keungggulan bukanlah
suatu perbuatan melainkan sebuah kebiasaan. (Aristoteles)

Dari Mua’adz bin Jabal r.a, ia berkata : “Pelajarilah ilmu, karena mempelajarinya adalah
kebaikan, mencarinya adalah ibadah, mengingatnya adalah tasbih, mendalaminya adalah
jihad, mengerjakannya kepada orang yang belum mengerti adalah sedekah, mengingatkannya
kepada orang yang sudah mengerti adalah taqqarub. Ilmu adalah teman di waktu sepi, kawan
dalam pengasingan, penunjuk jalan kesenangan, penolong dalam kesulitan, hiasan di tengah-
tengah kawan, dan senjata dalam menghadapi musuh. Ilmu dapat menghidupkan hati dari
kebodohan, pelita dari kegelapan, kekuatan dari segala kelemahan, sarana untuk mencapai
derajat orang-orang yang baik sewaktu hidup di dunia maupun di akhirat. Ilmu merupakan
pemimpin dan amal adalah pengikutnya.”

Maka, teruslah menjalin persahabatan yang erat dengan buku. Rasakan kehadiran mereka
sebagai jendela untuk kita melihat masa depan di hadapan. Jadikan keberadaan mereka
sebagai jembatan untuk kita berusaha menjadi makhluk Allah yang mencintai ilmu.

Selamat menemukan jendela dunia dari buku yang Anda sukai…

Anda mungkin juga menyukai