Anda di halaman 1dari 14

2.2.

1 Menghitung Kecepatan Efektif Membaca (KEM)

1. Pengertian Kecepatan Efektif Membaca

Perpaduan antara kecepatan mata (kemampuan visual) dengan kecepatan pemahaman


(kemampuan kognitif) dalam merespon suatu bacaan. Kecepatan ini harus dilatih sejak dini agar kita
tidak terbiasa berperilaku membaca secara salah, misalnya: membaca dengan mulut berkomat-kamit,
membaca dengan suara berdengung seperti bebek atau mendesis seperti ular, membaca dengan
bantuan tangan, penggaris atau alat tulis lainnya, dan sebagainya.

2. Rumus Kecepatan Efektif Membaca

K B
a. 𝑥 = ⋯ 𝐾𝑝𝑚
Wm SI
K B
b. x = ⋯ 𝐾𝑝𝑚
Wd SI
K B
c. ( 60 ) 𝑥 ⋯ 𝐾𝑝𝑚
Wd SI
Keterangan:

K = Jumlah kata yang dibaca

Wm = Waktu tempuh baca dalam satuan menit

Wd = waktu tempuh baca dalam satuan detik

B = Skor dari jawaban yang benar

SI = Skor ideal/skor maksimal

Kpm = Kata permenit

KEM, Tujuan Membaca, dan Karakteristik Bacaan

Kecepatan 100 kpm atau lebih digunakan pada saat membaca skimming atau scanning,
manakala pembaca hendak mengenal bahan bacaan yang akan dibaca, mencari jawaban atas
pertanyaan tertentu, mengetahui struktur organisasi bacaan, mencari gagasan pokok, mendapatkan
kesan umum suatu bacaan, dan lain-lain.

Kecepatan antara 500-800 kpm (tinggi) digunakan untuk membaca bahan bacaan yang
mudah atau ringan yang sudah dikenal, antara lain membaca novel, cerpen untuk mengetahui jalan
ceritanya.

Kecepatan antara 350-500 kpm (cepat) digunakan untuk membaca bacaan yang mudah yang
bersifat deskriptif, informatif dan bacaan fiksi yang agak sulit untuk menikmati keindahan sastranya,
atau mengantisipasi akhir cerita.

Kecepatan antara 250-350 kpm (rata-rata) digunakan untuk membaca fiksi yang kompleks
guna menganalisis watak tokoh dan jalan cerita atau bahan-bahan nonfiksi yang agak sulit untuk
mendapatkan detil informasi, mencari hubungan atau membuat evaluasi terhadap ide penulisnya.
Kecepatan antara 100-125 kpm (lambat) digunakan untuk mempelajari bacaan yang sukar,
bahan bacaan ilmiah yang bersifat teknis, analisis nilai sastra klasik, memecahkan persoalan yang
dirujuk oleh bacaan yang bersifat instruksional (petunjuk).

Kecepatan rata-rata di atas hendaknya disertai dengan minimal 70% pemahaman isi
bacaan. Karena kecepatan rata-rata tersebut masih merupakan kecepatan kasar yang belum
menyertakan pemahaman isi bacaan. Berdasarkan hasil studi para ahli membaca di Amerika,
kecepatan yang memadai untuk siswa tingkat akhir Sekolah Dasar, kurang lebih 200 kpm,
siswa tingkat sekolah lanjutan pertama 200-250 kpm, siswa tingkat sekolah lanjutan atas
antara 250-325 kpm. Sedangkan tingkat mahasiswa antara 325-400 kpm dengan
pemahaman isi minimal 70%.
Dengan demikian, bila dihitung KPM-nya masing-masing akan menjadi sebagai berikut:
1. Tingkat SD : 200 X 70% = 140 kpm
2. Tingkat SMTP : 200 X 70% s.d. 250 X 70% = 140 – 175 kpm
3. Tingkat SLTA : 250 X 70% s.d. 325 X 70% = 175 – 245 kpm
4. Tingkat PT : 325 X 70% s.d. 400 X 70% = 245 – 280 kpm
Tingkat Sekolah dan KEM yang Standar
1. SD = 80 s.d. 140 Kpm
2. SMP = 140 s.d. 175 Kpm
3. SMTA = 175 s.d. 245 Kpm
4. PT = 245 s.d. 280 Kpm
2.2.2 Hambatan dalam membaca cepat dan Cara Mengatasinya
1. Rendahnya Motivasi
Sering kali saat membaca, kita tidak memiliki motivasi yang kuat atas bahan bacaan.
Motivasi yang kurang ini secara mental akan membuat kita membaca dengan lambat
dan otak tidak dirangsang untuk bekerja dan memahami apa yang kita baca.
Tips Mengatasinya:
Selalu tanyakan pada diri kita sendiri AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku?) saat membaca
satu bacaan. Pakailah 5W + 1H untuk mematok target kapan bahan bacaan itu akan
diselesaikan.
2. Sulit berkonsentrasi
Ketika kita tidak berkonsentrasi, informasi yang diterima oleh mata yang diteruskan
ke otak tidak mendapat perhatian yang cukup sehingga kita kehilangan pemahaman atas
bahan bacaan dan harus mengulangnya berkali-kali. Pengulangan ini disebut sebagai
regresi.
Tips Mengatasinya:
Mencari suasana yang menyenangkan dan nyaman saat membaca, yang jauh dari
kebisingan dan mempunyai cahaya penerangan yang cukup. Agar bisa menyerap
informasi dengan maksimal, posisi alfa (posisi duduk tegak, rileks, dengan kedua telapan
kaki menyentuh lantai) saat membaca sangat dianjurkan.
3. Vokalisasi (membaca dengan bersuara)
Yakni mengucapkan kata demi kata secara lengkap, bisa dengan bersuara lantang,
ataupun dengan suara samar/tidak jelas (menggumam). Untuk mengetahui apakah kita
mengucapkan kata-kata atau tidak, letakkan tangan di leher ketika membaca. Bila
getaran terasa di jakun, itu berarti kita membaca dengan bersuara.
Tips Mengatasinya:
Lakukan gerakan seperti meniup (bibir bersiul) pada saat membaca, dan letakkan tangan
di leher.
4. Gerakan Bibir
Menggerakkan bibir pada saat membaca, walaupun tanpa bersuara, juga akan
membuat kecepatan baca menjadi melambat empat kali dibandingkan jika membaca
dengan diam/tanpa bersuara.
Tips Mengatasinya:
Rapatkan bibir kuat-kuat. Tekanlah lidah ke langit-langit atas. Mengunyah permen karet
Bibir dalam posisi bersiul, tapi tanpa suara.
5. Gerakan Kepala
Saat masa kanak-kanak, jangkauan penglihatan kita tidak memungkinkan menguasai
penampang bacaan (dari kiri hingga kanan). Karena itulah kita menggerakkan kepala dari
kiri dan kanan untuk membaca baris-baris bacaan secara lengkap. Saat dewasa,
jangkauan penglihatan kita telah mampu menguasai penampang tersebut secara
optimal, sehingga seharusnya mata saja yang bergerak. Namun demikian, karena
kebiasaan masa kecil, kita masih sering menggerak- gerakkan kepala dengan
menggesernya.
Tips Mengatasinya:
a. Letakkan telunjuk jari ke pipi dan sandarkan siku tangan ke meja selama membaca.
Apabila terasa tangan terdesak oleh gerakan kepala, itu berarti Anda masih
menggerakkan kepala dalam membaca. Usahakanlah untuk menghentikannya.
b. Tangan memegang dagu, seperti memegang jenggot. Bila kepala Anda bergerak, terasa
dagu Anda juga bergeser. Usahakanlah untuk menghentikan gerakan itu.
c. Letakkan ujung Jari di hidung. Bila kepala anda bergerak, anda akan menyadarinya.
Berusahalah untuk menghentikannya.
6. Menunjuk Dengan Jari
Kebiasaan ini timbul karena saat masih belajar membaca, kita selalu menunjuk kata
demi kata dengan jari, agar tak ada kata yang terlewati. Kebiasaan ini sering
dipertahankan hingga dewasa, padahal sangat menghambat kecepatan baca, Karena
gerakan tangan lebih lambat dari pada gerakan mata.
Tips mengatasinya:
a. Memasukkan tangan ke saku ketika membaca
b. Memegang buku selama membaca.
7. Regresi
Dalam membaca, mata bergerak dari kiri ke kanan untuk menangkap kata-kata yang
terletak berikutnya. Namun sering mata bergerak kembali ke belakang untuk membaca
ulang suatu kata atau beberapa kata sebelumnya. Kebiasaan inilah yang disebut dengan
regresi. Hal ini kebanyakan dilakukan karena merasa kurang yakin dalam memahami kata
atau kalimat sebelumnya.
Tips mengatasinya:
a. Menanamkan kepercayaan diri pada saat membaca. Jangan terpaku pada detail.
b. Bila Anda merasa ada yang terlewati, biarkan saja.
c. Berkonsentrasilah dalam membaca, jangan sampai melamun.
8. Subvokalisasi
Yakni melafalkan kata-kata dalam batin/pikiran. Kebiasaan ini juga menghambat karena
konsentrasi akan lebih terfokus pada ‘bagaimana melafalkan dengan benar’, dan bukannya
‘memahami ide’ yang terkandung dalam kata-kata tersebut.
Tips mengatasinya:
Memperlebar jangkauan pandangan mata (fiksasi), sehingga mata dapat menangkap
beberapa kata sekaligus. Dengan cara ini, otak akan menyerap informasi berdasarkan ide
‘garis besar’nya yang terdiri dari gabungan kata, dan tak terpaku pada pelafalannya.
9. Kiat Meningkatkan Kecepatan Membaca
a. Membaca tanpa bersuara, gerak bibir, atau gelengan kepala
b. Jangan berhenti membaca pada satu kata atau bagian yang sulit
c. Jangan mengulang bacaan
d. Jangan membaca kata demi kata.
e. Jangan membaca bergumam
f. Jangan berhenti lama di awal baris
g. Membaca per satuan makna atau fungsi kalimat
h. Jangan menggunakan telunjuk tangan
i. Berlatih konsentarsi dengan mengatur pernafasan dan pemfokusan bacaan

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian makalah kegiatan Membaca untuk menulis kami dapat simpulkan bahwa
dengan kegiatan membaca untuk menulis ini dilakukan bertujuan agar menciptakan suatu
kegiatan dengan baik dan benar dalam sebuah kegiatan komunikasi, dapat menulis artikel
dengan baik, Membaca untuk Menulis karya ilmiah dengan benar.
3.2 Saran

Kegiatan membaca untuk menulis merupakan keterampilan berbahasa yang saling


berhubungan. Membaca untuk menulis harus dikembangkan, karena kegiatan menulis harus
diawali dengan kegiatan membaca, agar orang dapat menuliskan fikirannya atau menuliskan
gagasan fikirannya sesuai dari hasil kegiatan membacanya tersebut.
Jadi, kegiatan membaca untuk menulis sangat penting untuk dipelajari dan diterapkan, agar
kita bisa menjadi seseorang yang intelek dalam hal mengembangkan suatu tulisan.
DAFTAR PUSTAKA

https://mahasiswa.ung.ac.id/291413035/home/2014/1/31/makalah-kegiatan-membaca-
untuk-menulis.html
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/AP/article/view/10051/6378
Mengukur Teknik Membaca Melalui Praktikum
Tugas Makalah
Dosen Pengajar :
Bpk. LILI FADLI MUHAMMAD S.Ag MM

Disusun oleh:
Annisa Nur Fadila
Putri Fadhilla Rahmah

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUT BISNIS MUHAMMADIYAH
2023

Kata Pengantar
Segala puji hanyalah milik Allah, kami memuji, memohon pertolongan, meminta ampun
dan meminta petunjuk kepadaNya dan kami berlindung kepada Allah dari Kesehatan jiwa
kami dan keburukan amal perbuatan kami, barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah
maka dialah orang yang mendapat petunjuk dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah
maka sekali-kali kamu tidak akan mendapatkan pelindung dan pembimbing untuknya.
Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah kitabNya Allah ta’ala, sebaik-baik petunjuk
adalah petunjuk nabi Muhammad, seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan, setiap
yang diada-adakan adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan
tempatnya didalam neraka.
Makalah ini disusun sebagai bagian dari tugas akademik. Dengan tujuan untuk memahami
dan menggali lebih dalam mengenai yaitu ragam, laras, dan variasi Bahasa Indonesia. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, namun penulis berharap bahwa
makalah ini dapat memberikan kontribusi kecil kepada pembaca.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung.
Terima kasih kepada Bpk. Lili Fadli Muhammad S.Ag MM yang telah memberikan arahan
yang sangat berharga. Terima kasih kepada rekan-rekan yang telah memberikan dukungan
selama pembuatan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga ilmu yang kita
peroleh dapat menjadi bekal yang berguna dalam perjalanan kita untuk terus belajar dan
berkembang.

Bekasi, 9 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………..
BAB Ⅰ PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………….
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………………………………………
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………………..
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………………………………………………..
BAB Ⅱ PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………
2.1 Teknik Membaca Cepat..…………………………………………………………………………………………….
2.1.1 Langkah Langkah Membaca……………………………………………………………………………………..
2.1.2 Latihan Membaca Cepat…………………………………………………………………………………………..
2.2 Model Model Membaca Cepat………………………….………………………………………………………..
2.2.1 Menghitung Kecepatan Efektif Membaca…………………………………………………………………
2.2.2 Hambatan dalam membca cepat dan cara mengatasinya………………...........................
BAB Ⅲ PENUTUP……………………………………………………………….................................................
3.1. Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………………..
3.2 Saran…………………………………………………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Membaca kritis sangat relevan dengan kehidupan kita sebagai mahasiswa yang
dituntut untuk menambah wawasan dan mengembangkan ilmu sehingga akan sangat
bermanfaat karena kita akan dapat memanfaatkan hasil pembacaan kita yang cermat
dan matang. Berdasarkan hal itulah membaca kritis merupakan kegiatan belajar yang
penting dan wajib dikuasai oleh mahasiswa. Namun, dalam kegiatan membaca kritis
untuk menulis ilmiah perlu diperhatikan teknik–tekniknya, seperti teknik mengenali
identitas referensi dan memilih bahan tulisan, teknik menulis kutipan, dan teknik
menyusun daftar rujukan agar mendapatkan kesempurnaan dalam penulisan ilmiah

Penulisan karya tulis ilmiah memerlukan persyaratan baik formal maupun


materiil. Persyaratan formal menyangkut kebiasaan yang harus diikuti dalam
penulisan, sedangkan persyaratan materiil menyangkut isi tulisan. Sebuah tulisan akan
mudah dipahami dan menarik apabila isi dan cara penulisan yang memenuhi
persyaratan dan kebiasaan urnum.

Dalam penulisan ilmiah, kita sering mengambil kutipan dari beberapa sumber
informasi, baik itu melalui jurnal, artikel , buku, seminar, workshop, situs online dan
lain sebagainya. Sehingga seorang mahasiswa perlu mempelajari teknik menggunakan
referensi, teknik menulis kutipan dan daftar pustaka atau rujukan.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa yang dimaksud teknik membaca cepat?
 Apa saja langkah-langkah membaca?
 Apa saja model-model membaca cepat?
 Apa yang dimaksud menghitung kecepatan efektif membaca (KEM)?
 Apa saja tujuan membaca, dan karakteristik bacaan?
 Apa saja hambatan membaca cepat?

1.3 Tujuan Masalah


 Untuk mengetahui tentang teknik membaca cepat
 Untuk mengetahui tentang langkah-langkah membaca
 Untuk mengetahui tentang model-model membaca cepat
 Untuk mengetahui tentang kecepatan efektif membaca
 Untuk mengetahui tentang tujuan membaca dan karakteristik membaca
 Untuk mengetahui tentang hambatan membaca cepat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teknik Membaca Cepat
Membaca cepat merupakan system membaca dengan memperhitungkan
waktu baca dan tingkat pemahaman terhadap bahan yang dibaca.

1. Membaca Scanning
Membaca tatap (scanning) atau disebut juga membaca memindai adalah membaca
sangat cepat. Menurut mikulecky&Jeffries dalam farida rahim (2005:18) membaca memindai
penting untuk meningkatkan kemampuan membaca. Teknik membaca ini berguna untuk
mencari beberapa informasi secepat mungkin. Cara membaca cepat ini tidak asal di gunakan
untuk membaca buku teks,puisi,surat penting dari ahli hukum dan lain.
LANGKAH LANGKAH SCANNING
•Penggunaan urutan seperti angka,huruf,langkah,pertama,kedua atau selanjutnya.
•cari kata yang di cetak tebal,miring atau yang di cetak berbeda dengan teks lainnya
•menempatkan kata kunci di batas paragraf.

TUJUAN DARI MEMBACA SCANNING YAITU


•Mencari informasi dalam buku secara cepat.
•teknik membaca cepat untuk menemukan informasi yang telah ditentukan pembaca.
•pembaca menentukan kata yang di cari sebelum kegiatan scanning dilakukan dan tidak
membaca bagian lain dari teks kecuali informasi yang dicari.
•mendapatkan informasi spesifik dari sebuah teks hal ini dilakukan apabila pembaca telah
mengetahui dengan pasti apa yang anda cari sehingga berkonsentrasi mencari jawaban yang
spesifik

2. Membaca Skimming
Membaca-layapa (skimming) adalah membaca sekilas atau membaca dengan cepat
untuk mengetahui isi umum atau bagian satu bacaan. Membaca layap di butuhkan untuk
mengetahui sudut pandang penulis tentang sesuatu dan menemukan pola organisasi
paragraf,dan menemukan gagasan umum dengan cepat. Pengertian lain dari membaca
skimming adalah membaca sekilas atau membaca cepat,proses membaca dilakukan secara
melompat-lompat dengan melihat pokok-pokok pikiran utama dalam bahan bacaan sambal
memahami tema besarnya.
LANGKAH LANGKAH SKIMMING
•Baca judul, sub judul dan subheding untuk mencari tahu apa yang di bicarakan.
•perhatikan ilustrasi seperti foto atau gambar agar mendapatkan informasi lebih jauh
tentang topik trsb.
•Baca awal dan akhir kalimat setiap paragraf
•jangan membaca kata per kata agar mata anda melakukan skimming.

2.1.1 LANGKAH LANGKAH MEMBACA


1. PERSIAPAN
Tahap persiapan adalah dimulai dengan membaca judul lalu kita coba menafsirkannya
sesuai dengan asosiasi dan imajinasi serta pengalaman yang telah kita alami.
2. PELAKSANA
Jika kita melaksanakan tahap persiapan tadi, kita sudah bisa membayangkan gambaran
umum isi bacaan dalam buku yang akan kita baca.
3. LATIHAN MEMBACA CEPAT
Untuk menguasai keterampilan baca cepat, kita perlu latihan. Latihan ini meliputi latihan
otot mata, pheriperiang mata, dan latihan pernapasan.
Tujuan latihan membaca cepat:
•melatih otot mata
•melatih pheripal mata
•melatih pernapasan
2.2 MODEL MODEL MEMBACA CEPAT
•Mode line by line
Model line by line atau sering disebut model garis pergaris. Membaca model ini kata-kalimat
dalam bahan bacaan dibaca secara berurutan dari baris pertama hingga baris terakhir secara
berurutan.
•Mode spiral
Model cepat atau model spiral. Ketika membaca kita tidak membaca seluruh isi
bacaan,tetapi di baca zigzag seperti spiral.penggabungan kata atau kalimat menggunakan
rasio dan pemikiran kita sehingga kita menyimpulkan sendiri kata kunci yg di baca
•Mode melingkar
Model melingkar atau mencari kata kunci. Disini pembaca tidak membaca semua kata atau
kalimat dalam bacaan tetapi di cari kata kuncinya kata kunci ini menjadi pacuan untuk
memahami isi bacaan dan di hubungkan melalui logika dan pemikiran pembaca.biasa di
gunakan untuk membaca informasi yg bersifat ringan seperti membaca koran,majalah dll.

Anda mungkin juga menyukai