Di sini ada istilah kegemaran membaca, ibu mau bertanya dulu kepada adek-
adek kami pelajar SMP.Apakah adek-adek kami gemar membaca? Apakah
adek-adek kami mau membaca hanya ketika ujian saja? Atau mau membaca
ketika guru menyuruh kamu membaca dan kamu merasa terpaksa untuk
melakukannya?
Salah satu kegiatan yang telah kita lakukan di sekolah kita masing-masing yaitu
adanya kegiatan literasi. Hal ini tentunya dilakukan agar adek-adek kami mau
membaca yang kemudian menjadi gemar membaca.
Pada kesempatan ini, adek-adek kami perlu tau, membaca itu sangat banyak
manfaatnya bagi kita. Membaca itu bukan hanya sekedar mengeja saja, tetapi
tentunya adek-adek kami memahami apa yang dibaca, dan memperoleh
pengetahuan dari apa yang telah dibaca.
Ada banyak yang adek-adek kami boleh baca, ada cerpen, novel, koran,
majalah, dan buku pengetahuan yang lain. Semuanya itu tentu bermanfaat bagi
kita.
Tadi ibu kita Bu Simangunsong telah menyampaikan tentang unsur buku fiksi
dan buku nonfiksi. Dengan membaca buku-buku tersebut kita akan bisa
menemukan apa saja unsur buku fiksi atau buku nonfiksi itu.
Nah adek-adek kls VIII saat ini kita singgung mengenai membaca cepat.
Pada era informasi saat ini, membaca cepat merupakan sesuatu yang sangat
penting. Bahan bacaan jauh lebih banyak dibandingkan dengan waktu yang
diluangkan manusia untuk membaca. Karenanya, butuh teknik membaca yang
bisa memberikan solusi terhadap situasi tersebut.
Membaca tidak lagi kata per kata, melainkan per kelompok kata sambil
menemukan kata kunci sebuah teks. Kata kunci tersebut dengan sendirinya akan
menuntun pemahaman yang utuh terhadap teks. Dalam membaca tidak boleh
membiasakan mengulang-ngulang bahan bacaan. Pandangan lurus ke tengah
teks. Kepala tidak banyak bergerak. Yang bergerak hanya bola mata saja.
Teknik membaca cepat dilakukan dengan gerakan mata yang menyapu halaman
demi halaman suatu buku dengan kecepatan tinggi. Membaca cepat dilakukan
dengan berbagai teknik. Salah satu di antaranya teknik fiksasi.
Teknik fiksasi, yaitu dengan cara membuat titik-titik kecil pada kertas bergaris.
Titik-titik tersebut diumpamakan sebagai kata kunci dalam sebuah bahan
bacaan. Caranya, gerakkan mata pada titik-titik tersebut dengan cepat.
Selanjutnya mendaftar kata yang sama atau hampir sama. Misalnya, “apel”
(buah) dan “apel” (upacara). Atau, “cepat” dan “cepak”. Nah, kata-kata
semacam itu cenderung mengaburkan pemahaman kita terhadap bahan bacaan.
Makanya, perlu latihan lebih dalam untuk mengenalinya lebih dekat agar dalam
membaca cepat, kita tidak salah memaknai sebuah teks bacaan.
1. Pola Horizontal
Fokus mata mulai dari halaman sudut kiri, kemudian bergerak sampai ke
halaman yang kanan, selanjutnya turun baris berikutnya dan mata mulai dari kiri
ke ujung sebuah kanan halaman, hal tersebut terus dilakukan, sampai akhir
halaman bawah sebelah kanan.
Membaca model ini kalimat (kata) dalam bahan bacaan secara berurutan. Model
ini biasanya digunakan untuk bacaan yang bersifat padat, materi bacaan yang
relatif baru (masih asing), atau banyak menggunakan kata-kata atau istilah
asing.
2. Pola Vertikal
Fokus mata mulai membaca dari halaman atas kemudian bergerak vertikal
sampai kehalaman bawah, selanjutnya jari-jari digunakan, untuk membuka
halaman berikutnya yang hendak di baca.
Pola membaca bentuk vertikal ini yaitu untuk teks yang mudah, misalnya kamus
ataupun surat kabar
3. Pola Diagonal
Fokus mata mulai membaca dari halaman sudut kiri atas. Bergerak diagonal ke
sudut kanan bawah halaman. Selanjutnya jari-jari digunakan untuk membuka
halaman berikutnya yang hendak dibaca.
Pola membaca bentuk diagonal ini digunakan untuk teks yang mudah.
4. Pola Zig Zag
Fokus mata ketika mulai membaca dari halaman atas bagian sudut kiri
kemudian bergerak sorong ke kanan. Kemudian bergerak menurun serong kiri,
dan terus bergerak dengan pola seperti itu sampai kehalaman bawah. Gerakan
tersebut menyerupai gerakan zig zag. Bentuk zig-zag digunakan untuk teks
yang sulit.
5. Pola Spiral
Fokus mata mulai membaca dari halaman sebelah kiri atas. Kemudian bergerak
mengikuti kalimat-kalimat bacaan ke sebelah kanan. Dengan pergerakan seperti
spiral pergerakan ini memungkinkan adanya hubungan antara bagian yang satu
dengan yang lain.
Ketika membaca bacaan yang dibaca tidak seluruh isi bacaan dibacanya, tetapi
dibaca secara seperti spiral. Penggabungan kata-kata atau kalimat dalam bacaan
adalah kreatif pembaca dengan menggunakan rasio dan pemikiran kita.
Sehingga kita menyimpulkan sendiri dari kata-kata kunci yang dibaca. Bentuk
spiral untuk membaca teks yang agak sulit
6. Pola Blok
Fokus mata mulai membaca dari halaman sebelah sudut kiri atas kemudian
bergerak ke sebelah kanan dan terus sampai paragraf akhir. Membaca pada blok
merupakan membaca cepat paragraf sampai akhir halaman.
Berikutnya kita akan bahas tentang unsur kebahasaan dalam buku fiksi
Ungkapan adalah kata atau kelompok kata yang bersusun tetap dan
mengandung makna kiasan
Buku adalah jendela dunia, dengan banyak membaca kita akan banyak
tau ilmu dan pengetahuan,