Di susun oleh;
(Kelompok 7)
Shindi Khoirunnisa 121207056
Syafa Athya Rita Syarbini 121107055
Wiji Hermani Wijaya 121107095
Xqlima Talenta 121207024
Yohanna Gloria 121107066
Stimulasi adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan sebaiknya
sejak di dalam kandungan) dilakukan setiap hari, untuk merangsang semua sistem indera
manusia (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan). Seperti yang kita ketahui
bahwa kepribadian dibangun saat 5 tahun pertama manusia hidup, artinya stimulasi pada masa
kanak-kanak sangatlah berperan dalam pembentukan karakter seseorang. Semakin optimal
stimulasi yang diberikan orang tua kepada anaknya pada masa kanak-kanak akan membuat
anaknya tumbuh optimal secara fisiologi dan psikologisnya, namun akan terjadi sebaliknya jika
stimulasi tidak diberikan secara optimal pada masa keemas an manusia yaitu masa kanak-kanak.
Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak.
Menurut (Dinkes,2009), Orang tua harus selalu memberikan rangsang / stimulasi kepada
anak dalam semua aspek perkembangan baik motorik kasar maupun halus, bahasa dan personal
sosial. Stimulasi ini harus di berikan secara rutin dan berkesinambungan dengan kasih sayang,
metode bermain dan lain-lain. Sehingga perkembangan anak akan berjalan optimal. Kurangnya
stimulasi dari orang tua dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan anak, karena itu para
orang tua atau pengasuh harus diberi penjelasan cara-cara melakukan stimulasi kepada anak-
anak. Ada banyak sekali bentuk stimulasi yang dapat kita berikan kepada anak. Tapi tiap
stimulasi juga harus tepat dan sesuai dengan usia dan keadaan psikologis anak. Seiring zaman
bentuk stimulasi juga sudah banyak di modifikasi dengan lebih moderen, bahkan ada yang bisa
melalui gadget, hal ini dilakukan guna menyesuaikan kondisi anak dengan perkembangan
teknologi. Namun stimulus yang baik bukan hanya stimulus yang modern saja, kita juga bisa
melakukan stimulasi tradisional berupa kegiatan sehari-hari yang mengoptimalkan penggunaan
sistem indera anak (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan). Dalam tulisan
ini, kami akan mengalisa aktivitas stimulasi berupa kegiatan Berkebun, namun jurnal yang
menjadi acuan tugas kami adalah berusia 4 - 6 tahun serta membahas bagaimana kaitannya
aktivitas tersebut dengan tumbuh kembang anak.
Berkebun adalah kegiatan yang menyenangkan, apalagi jika dilakukan bersama anak. Namun
seringkali anak menganggap berkebun membosankan dan kotor, sehingga para orang tua perlu
memutar otak untuk mencari cara atau tips mengajak anak berkebun bersama dengan
menyenangkan. Pengenalan aktivitas berkebun pada anak usia dini sangat penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Kegiatan ini menstimulasi kemampuan motorik, sensorik,
perkembangan kognitif dan mengajarkan bekerja kelompok (perkembangan sosial).
Mikroba yang terdapat pada tanah dapat meningkatkan produksi serotonin dalam otak yang
dapat menimbulkan rasa senang dan bahagia. Mencium wangi tanah sehabis hujan juga bisa
mempengaruhi otak dan meningkatkan mood.Menyediakan lahan untuk anak dapat berkebun
sendiri menjadi salah satu cara mengenalkan dunia berkebun dengan si anak, Jika tidak memiliki
tanah dapat menggunakan metode hidroponik. Bisa mulai menghias pot dengan cat atau warna
kesukaan mereka, menggambarkan bunga dan karakter yang cheerful.Membiarkan anak memilih
apa yang ingin di tanam, banyak jenis yang bisa di pakai untuk mulai berkebun di rumah.
contohnya :
• Bunga Matahari
• Cabai
• Tomat Ceri
• Buncis
• Mentimun
• Bayam
• Sawi
Membuat perlengkapan khusus untuk anak berkebun. di era digital ini banyak di e-
commerce menjual perlatan berkebun untuk si anak. Menyiapkan Pot atau botol bekas yang
sudah di lubangi. Ajari anak cara berkebun dengan baik, mulai dari menyirami tanaman setiap
hari, menempatkan di ruangan yang cukup udara dan cahaya. Jangan lupa untuk di abadikan atau
bisa untuk di jadikan jurnal perjalanan dalam berkebun. Terakhir mengajak anak mengolah
panen. Contohnya menarik wortel dari dalam tanah, memetik tomat ceri, memetik cabai dan lain
lain.
Roger Ulrich dalam Annalisa Gartman Vapaa (2002:5) menyatakan A garden should
content prominent amounts nature content such as green vegetation, flowers, and water. Artinya,
sebuah kebun harus berisi sebuah konten yang umumnya diketahui di alam seperti tumbuhan
hijau, bunga dan air. Durkin & Perez dalam Hilda L. Jackman (2009:194) menyatakan berkebun
merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak saat mereka merencanakan menanam dan
merawat tanaman mereka belajar konsep dan keahlian yang berharga yang akan membantu
mereka hidup dikemudian hari.
Sutrisno & Harjono (2005) berpendapat bahwa kegiatan berkebun adalah kegiatan
menanam tumbuhan yang sekaligus dapat secara langsung memperoleh pengetahuan tentang
kehidupan tumbuhan dan keterampilan psikomotorik dalam menanam tumbuhan. Tanggung
jawab dalam merawat tanaman, menyiram tanaman setiap hari, serta mengamati
perkembangantanaman juga merupakan bagian dari kegiatan berkebun.
Beetlestone (2012) menyatakan bahwa berkebun memiliki manfaat yang nyata bagi
perkembangan fisik, yang pada gilirannya akan mempengaruhi perkembangan kreatif. Saat
berkebun anak-anak akan memiliki banyak ruang untuk bergerakdan melatih tubuh mereka
dengan gerakan-gerakan skala besar seperti menggali, menggaruk, berlari,dan membungkuk.
Manfaat kegiatan berkebun selain berpengaruh terhadap fisik motoric anak, juga dapat
meningkatkankecerdasan naturalistic anak, melatih kesabaran, memupuk tanggung jawab, serta
membangun emosi, dan empati (Herdianing, 2014). Sutrisno & Harjono (2005) berpendapat,
berkebun dapat bermanfaat terhadap aspek lain, yaitu memberikan kesempatan kepada anak
untuk bereksplorasi dan mengenali lingkungan sekitar.
Dari pengalaman berkebun ini, diharapkan bisa mengubah pola pikir anak-anak dari
pengamat menjadi ikut serta dalam salah satu siklus penting kehidupan seperti, menanam,
merawat, merencanakan, memasak, memakan, mengkombinasikan makanan. berkebun memiliki
manfaat yang nyata bagi perkembangan fisik, yang pada gilirannya akan mempengaruhi
perkembangan kreatif. Saat berkebun anak-anak akan memiliki banyak ruang untuk bergerakdan
melatih tubuh mereka dengan gerakan-gerakan skala besar seperti menggali, menggaruk,
berlari,dan membungkuk.
Manfaat kegiatan berkebun selain berpengaruh terhadap fisik motorik anak, juga dapat
meningkatkan kecerdasan naturalistik anak, melatih kesabaran, memupuk tanggung jawab, serta
membangun emosi.
2. Teori Perkembangan Psikososial (Erikson)
Menurut Santrock (2011), Teori perkembangan ini dikemukakan oleh Erikson yang
mengemukakan bahwa perkembangan anak selalu dipengaruhi oleh motivasi sosial dan
mencerminkan suatu keinginan untuk berhubungan dengan orang lain. Untuk mencapai
kematangan kepribadian psikososial anak harus melewati beberapa tahap yaitu:
Dalam teori perkembangan moral anak usia 3-5 tahun termasuk dalam tahap
prakonvensional, dalam tahap perkembangan ini anak terorientasi secara budaya dengan label
baik atau buruk, anak-anak menetapkan baik atau buruknya suatu tindakan dari konsekuensi
tindakan tersebut. Dalam tahap ini anak tidak memiliki konsep tatanan moral, mereka
menentukan prilaku yang benar terdiri atas sesuatu yang memuaskan kebutuhan mereka sendiri
meskipun terkadang kebutuhan orang lain. Hal tersebut diinterprestasikan dengan cara yang
sangat konkrit tanpa kesetiaan, rasa terimakasih atau keadilan (Wong, 2008, hlm 120).
Teori ini bisa dipresentasikan dalam berkebun pada situasi tanaman yang sudah ditanam
ada beberapa yang tidak tumbuh dengan baik, dalam tahap ini anak-anak akan belajar untuk
tidak malu dan berusaha lebih baik lagi. Sedangkan teman-teman yang lain diharapkan
bertumbuhnya proses empati disini. Belajar untuk sabar menunggu pertumbuhan tanaman yang
mereka tanam sendiri juga akan menjadi pelajaran yang baik bagi tumbuh kembang anak.
4. Teori Vygotsky’s
Teori ini jugs berfokus kepada perkembangan kognisi anak-anak. Vygotsky menekankan
bahwa anak-anak secara aktif membangun pengetahuan dan pemahamannya, anak-anak lebih
dideskripsikan sebagai mahluk sosial daripada dalam teori Piaget.
KESIMPULAN
Berdasarkan Analisa yang kami lakukan terhadap aktivitas berkebun sebagai stimulasi
bagi perkembangan masa kanak-kanak awal, dapat disimpulkan bahwa, kegiatan berkebun
sebagai salah satu aktivitas yang membantu meningkatkan kecerdasan naturalis, selain itu
kegiatan berkebun merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak, dimana anak diberikan
kesempatan untuk belajar konsep dan keahlian, mengeksplorasi kehidupan di sekitar. Kegiatan
berkebun selain berpengaruh terhadap fisik motorik anak, juga dapat meningkatkan kecerdasan
naturalistik anak, melatih kesabaran, memupuk tanggung jawab, serta membangun emosi. Teori-
teori ilmiah juga mendasari bahwa kegiatan berkebun memang memberi peranan yang besar
dalam menstimulasi perkembangan masa kanak-kanak awal.
DAFTAR PUSTAKA
Pertiwi, Annisa. “7 Tips Berkebun Bersama Anak Jadi Lebih Menyenangkan.” theAsianparent,
https://id.theasianparent.com/tips-berkebun-bersama-anak/amp. Accessed 18 October 2022.