Anda di halaman 1dari 24

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Profil Perusahaan

PT Woneel Midas Leathers Gunungkidul merupakan perusahaan

yang bergerak di bidang tekstil untuk pembuatan sarung tangan

kualitas ekspor yang terletak di Semin Gunungkidul. Berdasarkan

Akte Notaris: Juanita Lestia Rini, S.H., M. K.N. No: AHU-

00063.AH.02.02 Tahun 2018.

Pada awal tahun 2018 PT Woneel Midas Leathers Gunungkidul di

dirikan di atas tanah seluas 3 hektar dan memulai produksi pada

tanggal 22 Juni 2019 dengan jumlah mesin jahit 605 unit yang di

impor dari China.

Kegiatan produksi yang dilakukan PT Woneel Midas Leathers

Gunungkidul yaitu mengolah bahan baku berupa kulit babi dan kevlar

fabric menjadi sarung tangan untuk selanjutnya di ekspor ke negara

Amerika Serikat. Bahan kulit babi di impor dari perusahaan Lienshun

Leathers yang berasal dari China sedangkan bahan kevlar fabric di

impor dari Korea dan untuk bahan yang berasal dari lokal yaitu kulit

kambing dari PT Pelangi.

2. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi sebagai wewenang dan tanggung jawab dari

organisasi yang mengadakan kerjasama untuk mencapai tujuan

24
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

bersama. Struktur organisasi pada PT Woneel Midas Leathers dapat

diketahui pada gambar berikut.

Gambar 4. 1
Struktur Organisasi PT Woneel Midas Leathers

Sumber: PT Woneel MLGK, 2020

Deskripsi Pekerjaan:

1. Presiden Direktur

Posisi ini di jabat oleh Mr. Junpyo Hong. Bertugas:

a) Membuat kebijakan tentang item manajemen perusahaan, target

penjualan, serta membuat keputusan final.

b) Menyusun dan merekontruksi pajak bersama konsultan pajak.

2. Direktur Produksi

Posisi ini di jabat oleh Mr. Hyun Mo Choung. Bertugas:

a) Mengawasi proses produksi.

b) Menentukan standar kualitas material dan hasil produki.

25
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c) Memperkirakan, menyetujui anggaran dan rentang waktu dengan

klien dan manajer.

3. Manajer

a) Gudang: mengawasi pergerakan keluar masuk bahan sarung

tangan dan menyiapkan bahan agar siap masuk ke proses

produksi.

b) Cutting: mengawasi karyawan pada divisi pemotongan dalam

proses pemotongan dan menyiapkan potongan bahan sarung

tangan untuk masuk ke tahap penjahitan.

c) Sewing Komputer: mengawasi karyawan pada divisi penjahitan

dengan mesin komputer.

d) Manager Sewing: memastikan hasil sewing sesuai target.

4. PPIC

Divisi PPIC di jabat oleh Ibu Novi, bertugas:

a) Menerima orderan.

b) Menerima QC file dan original sample.

c) Checking dan mempelajari original sample.

d) Mempersiapkan pertemuan dengan klien.

5. Manager Packing

Manager packing bertugas:

a) Memastikan sarung tangan yang di packing sesuai jumlah yang di

pesan.

b) Melaksanakan rencana yang sudah dibuat oleh manajer produki.

26
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c) Memantau proses packing berdasarkan rencana yang di buat

PPIC.

d) Membuat laporan berkala kepada manajer produksi.

6. Manager Setting

Manager Setting bertugas:

a) Memastikan sarung tangan tidak ada kecacatan dan sesuai dengan

orderan.

7. Human Resource Department

Posisi Human Resource atau HRD di jabat oleh Bapak

Ngelmanudin, bertugas:

a) Pembuat kebijakan.

b) Melakukan pengelolaan dan pengembangan SDM.

c) Melakukan perekrutan karyawan.

d) Melakukan seleksi, promosi, dan penyaluran karyawan yang

dianggap perlu.

e) Bertanggung jawab pada sesuatu yang berkaitan dengan

kehadiran karyawan, pembayaran gaji, bonus, dan tunjangan.

f) Membuat kontrak kerja karyawan dan memperbarui masa berlaku

kontrak kerja.

g) Melakukan tindakan disipliner pada karyawan.

8. Accounting

Posisi ini di jabat oleh Ibu Arti selaku staff akuntansi, bertugas:

a) Membuat pembukuan perusahaan.

b) Membuat jurnal operasional.

27
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c) Membuat laporan keuangan.

d) Memasukkan data jurnal akuntansi ke dalam sistem yang dimiliki

perusahaan.

e) Melakukan pemeriksaan yang ada kaitannya dengan transaksi

keuangan.

f) Memulihkan kondisi serta melakukan penyesuaian terhadap data

keuangan perusahaan.

9. Departemen Exim

Divisi ini di jabat oleh Ibu Sri Wahyuni, Ibu Herdin, dan Ibu Dwi ini

bertugas:

a) Mengelola proses ekspor impor berdasarkan peraturan negara asal

pembeli.

b) Mengawasi penyelesaian dokumen transaksi terkait dengan

ditribusi internasional dengan tepat waktu.

c) Mengurusi segala sesuatu yang berhubungan dengan petugas Bea

Cukai

10. Teknisi

Bagian teknisi bertugas:

a) Melakukan perawatan mesin-mesin produksi.

b) Melakukan perbaikan peralatan yang rusak di kantor.

11. Technical suport IT

Divisi ini di jabat oleh Pak Bekti, bertugas:

a) Memberikan layanan kepada pengguna perangkat IT mulai dari

perawatan dan perbaikan.

28
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12. Purchasing

Posisi divisi pembelian di jabat oleh Pak Ashep Widodo,

bertugas:

a) Pengadaan barang yang diperlukan kantor.

B. Analisis dan Pembahasan

1. Persiapan yang dilakukan perusahaan yaitu

Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang ekspor persiapan utama

yang harus dimiliki PT Woneel Midas Leathers Gunungkidul adalah

keberanian dan kemampuan mengambil keputusan untuk melakukan

ekspor. Berdasarkan wawancara penulis kepada staff divisi ekspor

impor, dalam rangka melakukan ekspor sarung tangan perdana

perusahaan melakukan beberapa persiapan

a) Persiapan administratif

Persiapan administratif adalah adanya peralatan kantor yang

memadai untuk melakukan komunikasi khususnya korespondensi

baik dengan pemasok bahan baku maupun calon pembeli dari luar

negeri. Adapun peralatan kantor yang diperlukan adalah sebagai

berikut:

1) Letter Head atau Kop Surat yang menarik dan informatif

29
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4. 2
Kop Surat PT Woneel MLGK

Sumber: PT Woneel MLGK, 2020

Terkadang pelaku ekspor tidak mengenal dengan baik calon

pembelinya, pada tahap awal mereka hanya mengenal letter of

head atau kop surat masing-masing pihak. Pada dasarnya kop surat

memiliki peranan ganda, disatu sisi sebagai cara manyampaikan

informasi tentang perusahaan, di sisi lain sebagai sarana promosi

(Setiawan, 27:2019). Oleh sebab itu, ada baiknya dalam

melakukan kontak menggunakan kop surat yang menarik berisi

nama perusahaan, alamat perusahaan, dan logo yang mudah

diingat karena hal ini bisa menjadi citra bagi perusahaan. Citra

baik ini akan menjadikan kepercayaan kedua belah pihak yang

merupakan syarat utama untuk menjamin kesuksesan kegiatan

ekspor impor.

2) Personal Computer

Gambar 4. 3
Komputer PT Woneel MLGK

Sumber: PT Woneel MLGK.

30
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Ketika terjadi transaksi ekspor impor, korespondensi

memegang peranan penting. Agar dapat melakukan korespondensi

yang baik antara eksportir dan importir maka memerlukan fasilitas

pengolah data seperti personal computer. Personal computer bukan

hanya digunakan untuk menulis surat melainkan juga sebagai

pengolah data dan komunikasi. PT Woneel Midas Leathers

Gunungkidul mengoperasikan personal computer sejumlah 13 unit

untuk bagian kantor. Jumlah ini dirasa oleh perusahaan sudah

cukup untuk melakukan korespondensi.

3) Faksimili

Dengan kemajuan teknologi kini sudah bisa dengan

faksimili atau mesin fotokopi jarak jauh baik nasional maupun

internasional. Faksimili untuk PT Woneel Midas Leathers

Gunungkidul yaitu: (021) 30029088

4) Surat Elektronik

Surat elektronik atau biasa disebut e-mail adalah cara

terbaru mengirimkan pesan menggunakan jaringan internet.

Melalui e-mail, baik eksportir maupun importir dapat berkirim

pesan keseluruh dunia hanya dalam beberapa detik. Untuk e-

mail yang digunakan di PT Woneel Midas Leathers yaitu:

woneel@ptwoneel.com .

5) Po Box atau alamat kantor yang jelas

Po Box diperlukan sebagai alamat kantor. Sangat penting

untuk memiliki alamat kantor yang jelas untuk pengiriman surat

31
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

agar memudahkan relasi menghubungi setiap waktu. Alamat PT

Woneel Midas Leathers Gunungkidul sendiri terletak di Jalan

Bangunsari, Candirejo, Semin, Gunungkidul. Google Maps:

https://g.co/kgs/YtEjvW

b) Persiapan Legalitas

Persiapan yang fokusnya pada kelengkapan izin sebuah usaha

sesuai dengan aturan pemerintah yang berlaku yang harus dipenuhi

oleh perusahaan agar eksportir bekerja secara legal. Yang termasuk

dalam persiapan ini adalah:

1) Nomor Induk Berusaha

Nomor Induk Berusaha atau NIB adalah identitas pelaku

usaha dalam rangka pelaksanaan kegiatan berusaha dan berlaku

selama melakukan kegiatan usaha sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan pasal 24 ayat (1) Peraturan Pemerintah

tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi

Secara Elektronik yang diterbitkan oleh lembaga OSS. Tak

terkecuali dengan PT Woneel Midas Leathers Gunungkidul,

dengan Nomor Induk Berusaha 8120217130079 dan jenis

industri ekspor sarung tangan.

2) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

Individu atau badan hukum yang sedang berkecimpung

dalam kegiatan ekspor impor diwajibkan memiliki NPWP yang

dapat diperoleh melalui kantor pelayanan pajak setempat dimana

perusahaan berdomisili. PT Woneel Midas Leathers

32
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gunungkidul selaku industri ekspor memiliki NPWP bernomor:

01.061.725.6-545.001.

33
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c) Persiapan Operasional

1) Mesin

Gambar 4. 4
Mesin Jahit PT Woneel MLGK

Sumber PT Woneel MLGK.

Dalam rangka melakukan ekspor sarung tangan dengan

jumlah yang banyak, tentunya diperlukan peralatan terutama

mesin yang memadai. Dalam hal ini, perusahaan mengimpor

mesin dari China sebanyak 600 unit yang terdiri dari beberapa

jenis mesin jahit seperti: single nedle sewing machine (mesin jahit

satu jarum), double nedle sewing machine (mesin jahit dua

jarum), DY sewing machine, dan mesin obras. Mesin-mesin ini

dioperasikan oleh karyawan yang terdiri dari sepuluh line dimana

masing-masing line terdapat 16 orang karyawan yang

mengoperasikan mesin jahit tersebut.

34
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Bahan Baku

Gambar 4. 5
Bahan Baku Fabric

Sumber: PT Woneel MLGK, 2020

Untuk bahan baku, perusahaan menyiapkan dua bahan

baku yaitu bahan baku fabric dan aksesoris. Bahan baku fabric

terdiri dari pig skin dan kevlar fabric, kedua bahan tersebut

didapat perusahaan melalui impor, untuk pig skin dari negara

China dan kevlar fabric dari negara Korea. Bahan baku untuk

aksesoris terdiri dari: label, elastic string, elastic band, benang,

benang coats, dan stiker size dari satin.

3) Pengurusan Subkon Ke Bea Cukai

Prosedur pengurusan subkon di PT Woneel Midas

Leathers Gunungkidul diawali dari perjanjian kerja atau kontrak

kerja yang berisi: nama material yang akan dikirimkan dan

barang jadi nya serta jangka waktu pengerjaan umumnya 3

bulan, konversi pemakaian barang, surat permohonan ke Bea

Cukai, rincian bea masuk dan pajak dalam rangka impor (PDRI)

35
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

jika material impor yang di subkontrakkan, dan pernyataan

bersedia di audit oleh penerima subkon

4) Persiapan Produksi

2). Divisi
1). Divisi Cutting 3). Divisi Sewing
Tempel/setting

4). Divisi Quality


5). Divisi Packing
Control

Gambar 4. 6
Proses Persiapan Produksi

Sumber: PT Woneel MLGK, 2020 (Diolah)

Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis, PT

Woneel Midas Leathers Gunungkidul melakukan beberapa

proses ketika produksi hingga menjadi sarung tangan yang siap

untuk di ekspor. Proses-proses tesebut diawali dari proses

pemotongan (cuting) kemudian proses tempel material (setting

material) kemudian proses penjahitan (sewing) kemudian

proses quality control (QC), dan yang terakhir pengemasan

(packing).

36
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a) Pemotongan (cuting)

Gambar 4. 7
Proses Pemotongan

Sumber: PT Woneel MLGK, 2020

Setelah bahan baku pig skin atau kevlar fabric di

sortir oleh divisi gudang, bahan baku tersebut kemudian

siap untuk dipotong di divisi cuting sesuai kebutuhan.

Material ini dipotong menjadi beberapa model sesuai

pesanan pembeli. Lamanya proses pemotongan ini

tergantung dari lebar tidaknya material yang akan

dipotong, jika semakin lebar maka semakin lama waktu

yang dibutuhkan.

37
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b) Tempel Material (setting material)

Gambar 4. 8
Proses Tempel Material

Sumber: PT Woneel MLGK, 2020

Setelah material dipotong sesuai model yang

diinginkan, langkah selanjutnya ke divisi tempel material.

Material dari kulit maupun kevlar ditempeli aksesoris

sesuai model yang diinginkan. Aksesoris bisa ditempel

pada bagian jari, pergelangan, hingga bagian punggung

tangan. Proses tempel material ini membutuhkan ketelitian

karena apabila salah maka material tidak bisa digunakan

38
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c) Penjahitan (sewing)

Gambar 4. 9
Proses penjahitan

Sumber: PT Woneel MLGK

Setelah aksesoris selesai ditempelkan ke material,

kemudian dilakukan proses penjahitan. Proses ini yang

paling memakan banyak waktu karena setiap line pada

divisi ini diberikan target hasil jahitan. Material kulit

maupun kevlar disatukan dengan aksesoris hingga

membentuk sarung tangan. Setelah menjadi sarung tangan,

kemudian dikumpulkan dibagian paling depan line untuk

dihitung apakah sesuai target apa belum baru kemudian

bisa ke proses selanjutnya.

d) Quality Control (QC)

39
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4. 10
Proses Quality Control

Sumber: PT Woneel MLGK (2020)

Proses penjahitan selesai, langkah selanjutnya sarung

tangan masuk ke divisi quality control. Pada divisi ini terdiri

dari beberapa orang yang akan memeriksa jahitannya apakah

rapi, apakah modelnya sudah pas, apakah tidak ada logam atau

benda tajam yang ikut terjahit dan sebagainya. Divisi quality

control harus memastikan sarung tangan aman digunakan dan

sesuai dengan model yang diinginkan karena apabila tidak

sesuai maka sarung tangan akan dikembalikan ke proses

sebelumnya untuk dijahit ulang.

40
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

e) Pengemasan (packing)

Gambar 4. 11
Proses Pengemasan

Sumber: PT Woneel MLGK.

Apabila semua proses sudah dilakukan dan tidak ada

kendala berarti, maka sarung tangan siap untuk dikemas dan

dikirim ke pembeli sesuai dengan tanggal yang disepakati. Sarung

tangan dikemas menggunakan karton yang didalamnya dilapisi

plastik agar menjaga kualitas sarung tangan hingga sampai ke

tangan pembeli.

d) Dokumen yang Disiapkan Untuk Melakukan Ekspor

Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis ke divisi

ekspor impor, perusahaan menyiapkan dokumen ekspor berupa sales

contract, pemberitahuan ekspor barang, L/C, packing list detail,

invoice, dan Surat Keterangan Asal.

1) Pemberitahuan Ekspor Barang

Pemberitahuan Ekspor Barang adalah dokumen yang

berguna untuk memberitahukan ekspor barang berbentuk tulisan

diatas formulir atau data elektronik. PEB dapat dilaporkan ke

Kantor Bea Cukai pemuatan paling cepat 7 hari sebelum tanggal

41
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perkiraan ekspor dan paling lambat sebelum barang ekspor

masuk ke kawasan pabean tempat pemuatan. Isi dan bentuk

pemberitahuan ekspor barang ditetapkan dalam Peraturan

Direktur Jenderal Bea dan Cukai. PEB memuat nama kantor

pabean yaitu KPBC Tanjung Emas dengan jenis ekspor biasa

untuk kategori ekspor TPB dari kawasan berikat menggunakan

metode pembayaran Letter of Credit oleh eksportir PT Woneel

Midas Leathers kepada penerima Youngstown Glove Company

USA. Tanggal perkiraan ekspor 09 April 2020 melalui

transportasi laut dengan pelabuhan muat Tanjung Emas menuju

pelabuhan bongkar di Kansas City USA. Data transaksi ekspor

menunjukkan incoterms Free On Board (FOB) senilai USD

767,784.9600 beserta Freight sejumlah USD 43.533,41 dan

asuransi sejumlah USD 1.825,47 menggunakan peti kemas

sejumlah 0 x 20 feet; 2 x 40 feet yang memuat 780

karton/kardus. Pentingnya PEB adalah untuk mengkonfirmasi

kepada Bea Cukai dengan menyatakan kalau barang tersebut

legal untuk di ekspor

2) Sales Contract

Sales contract digunakan oleh pihak importir sebagai

landasan perbankan dalam pembuatan L/C. Sales contract

adalah kesepakatan antara dua belah pihak hasil dari semua

rangkuman negosiasi yang disepakati seperti spesifikasi produk,

harga, sistem pembayaran, jumlah pesanan, syarat pengiriman,

42
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dan sebagainya (Setiawan, 44:2019). PT Woneel Midas Leathers

Gunungkidul melalui divisi pemasaran melakukan penawaran

produk kepada pihak importir yakni Youngstown Gloves

Company. Disinilah terjadi korespondensi, negosiasi, dan

sebagainya hingga importir merasa cocok dengan produk yang

ditawarkan oleh PT Woneel Midas Leathers Gunungkidul yakni

sarung tangan.

3) Letter of Credit (L/C)

Perdagangan ekspor impor pada dasarnya dapat dilakukan

dengan atau tanpa menggunakan Letter of Credit atau L/C. PT

Woneel Midas Leathers Gunungkidul selaku eksportir

menggunakan L/C sebagai metode pembayaran karena dianggap

aman. Letter of Credit adalah sebuah instrumen pembayaran

perdagangan antar perusahaan dengan perusahaan lain di negara

yang berbeda atau disebut juga ekspor impor (Setiawan, 2019:56)

4) Packing List

Dokumen ini dibuat oleh PT Woneel Midas Leathers

Gunungkidul yang menerangkan uraian dari barang-barang yang

dibungkus dalam peti atau yang lainnya yang biasanya

diperlukan oleh petugas Bea Cukai untuk memudahkan

pemeriksaan atas isi dari pengepakan tersebut.

5) Invoice

Invoice (faktur) adalah dokumen yang memuat dalam

perdagangan karena dengan data-data dalam invoice ini dapat

43
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

diketahui berapa jumlah uang yang akan ditarik dan jumlah bea

masuk. Invoice dikeluarkan oleh perusahaan sebagai eksportir.

Total jumlah barang yang diekspor oleh PT Woneel Midas

Leathers Gunungkidul adalah 780 karton atau 56,160 pasang

sarung tangan.

6) Surat Keterangan Asal

Surat Keterangan Asal merupakan serifikasi asal barang

yang dinyatakan dalam sertifikat SKA yang menunjukkan kalau

barang yang diekspor benar-benar berasal dari daerah negara

eksportir. Surat ini dikeluarkan oleh instansi berwenang dalam hal

ini Departemen Perdagangan provinsi DIY serta di tandatangani

oleh PT Woneel Midas Leathers Gunungkidul selaku eksportir

untuk membuktikan negara asal suatu barang. Perusahaan

menerbitkan SKA berdasarkan packing list, invoice, PEB, dan

nota pelayanan ekspor. SKA ini berisi pengirim barang yaitu PT

Woneel Midas Leathers dan Youngstown Glove Company selaku

penerima barang. Barang di angkut menggunakan kontainer pada

tanggal 9 April 2020 menuju Tanjung Emas Semarang untuk

selanjutnya dikapalkan ke Kansas City Amerika Serikat. Barang

yang diangkut adalah sarung tangan Utility Gloves sejumlah 780

karton atau 56,160 pasang dengan berat kotor 11,308.40 kilogram

44
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Kendala yang Dihadapi Perusahaan Saat Melakukan Persiapan Ekspor

Selama persiapan melakukan ekspor perdana, PT Woneel

Midas Leathers menemukan kendala sebagai berikut:

a) Bahan Baku Material Datang Terlambat

Berdasarkan wawancara penulis dengan kepala divisi

gudang, alasan bahan baku bisa terlambat datang karena adanya

kesalahan komunikasi antara pihak penyedia bahan baku dengan

PT Woneel Midas Leathers Gunungkidul terkait waktu pengiriman

yang seharusnya material tiba pada tanggal 7 Februari 2020 namun

baru tiba pada tanggal 5 Maret 2020. Mengakibatkan sebagian

karyawan diliburkan karena perusahaan tidak melakukan produksi

b) Potongan Sarung Tangan di Divisi Cutting Tidak Tepat Waktu

Berdasarkan wawancara penulis dengan kepala divisi

pemotongan, alasan potongan material sarung tangan tidak tepat

waktu karena karyawan di divisi cuting hampir semua merupakan

karyawan baru dan belum bisa memotong secara cepat, alhasil

target potongan 8 pcs per menit untuk satu karyawan sulit terpenuhi

dan hanya mampu memotong 6 pcs. Pemotongan sarung tangan

menggunakan mesin belum bisa dioptimalkan oleh karyawan

karena masa kerja yang belum lama.

c) Jumlah produksi Sarung Tangan yang Belum Mencapai Target

Berdasarkan wawancara penulis kepada kepala divisi

penjahitan, alasan produksi sarung tangan belum mencapai target

adalah karena kurangnya karyawan di divisi penjahitan. Target

45
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

hasil produksi sarung tangan per hari adalah 840 pcs per line dan

hanya tercapai 500 pcs. Jumlah line yang ada adalah 10 baris,

setiap barisnya ada 16 karyawan. Dua bangunan di lokasi

perusahaan belum dimanfaatkan secara optimal karena belum terisi

oleh karyawan oleh karena itu perusahaan berencana menambah

jumlah karyawan untuk mengisi divisi penjahitan tersebut dan

kalau perlu dilakukan shift kerja.

3. Dampak yang Ditimbulkan Akibat Kendala yang Dihadapi Perusahaan

Akibat dari kendala yang dihadapi perusahaan, menimbulkan

dampak antara lain:

a) Bahan Baku Material Datang Terlambat

Akibat dari keterlambatan bahan baku membuat perusahaan

harus membeli bahan baku lagi untuk menutup kekurangan jumlah

produksi. Hal ini berdampak pada keuangan perusahaan karena

harus membeli bahan baku lagi untuk melakukan produksi. Biaya

yang harus dibayarkan PT Woneel Midas Leathers Gunungkidul

untuk membeli bahan baku lagi sekitar US $1,100.00 untuk

material pigskin.

b) Potongan Sarung Tangan di Divisi Cutting Tidak Tepat Waktu

Akibat potongan sarung tangan yang tidak tepat waktu

membuat produksi terhambat sehingga perusahaan harus menunda

46
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ekspor. Waktu persiapan untuk ekspor menjadi lebih lama dari

jadwal yaitu tanggal 27 Maret 2020 menjadi 3 April 2020.

c) Jumlah Produksi Sarung Tangan yang Tidak Mencapai Target

Jumlah produksi yang belum mencapai target menimbulkan

dampak pada mundurnya waktu produksi, akibatnya perusahaan

harus menambah jam kerja bagi karyawan terutama pada divisi

pemotongan untuk mencapai target produksi.

Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa

keberhasilan perusahaan dalam mempersiapkan ekspor perdana

memerlukan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak terkait

seperti pembeli, supplier, logistik, dan bergantung pula pada tingkat

keketatan regulasi pemerintah negara tujuan ekspor.

47

Anda mungkin juga menyukai