Anda di halaman 1dari 29

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum IKOT Qolbun Salim

1. Sejarah Perusahaan

Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) Qolbun Salim merupakan sebuah

perusahaan yang bergerak pada bidang obat-obatan, khususnya obat

tradisional atau herbal yang sudah mendapat izin dari Badan Pengawas Obat

dan Makanan (BPOM).Saat ini, perkembangan industri-industri obat

tradisional sangat pesat.Selain itu juga, kemunculan banyaknya produsen

yang semakin jeli atas lingkup bisnis yang kian marak di Indonesia,

menandakan bahwa antusias masyarakat terhadap obat tradisional cukup

tinggi untuk kesehatan dirinya.

Seiring dengan perkembangan ekonomi dan pasar dunia, pengobatan dan

kesehatan dengan obat tradisional menajadi tren masa kini. Awal mula

berdirinya IKOT Qolbun Salim pun, berlatar belakang atas permintaan

masayarakat sekitar akan adanya obat tradisional. Berbekal perabotan dapur

biasa dan pengetahuan meracik obat yang di dapat dari ibu kandungnya yang

sudah wafat, ibu HJ. S Endang PA,BApada saat itu juga, mulai memproduksi

obat tradisional sesuai permintaan masyarakat.Usaha keluarga ibu HJ. S

Endang PA,BA semakin besar dan meluas penjualannya sampai terbentuklah

IKOT Qolbun Salim.

Saat ini IKOT Qolbun Salim sudah memproduksi beberapa jenis

obatdengan khasitnya masing-masing,siantaranya adalahMengkudu, Singset

22

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Cap, Habba Sauda, As-Syifa Gurah, Gurah Wanita, Ma’jun, Dewa Kap,

Uratcap, dan Daun Embo. Salah satu produk unggulan IKOT Qolbun Salim,

yaitu As-Syifa Gurah yang produksi dan pemasarannya telah dilakukan sejak

tahun 1999.Produk IKOT Qolbun Salim dikemas dalam bentuk capsul yang

kemudian dimasukkan ke dalam botol, jadi terlihat lebih menarik.

Proses pemasaranya sampai saat ini sudah mencapai daerah luar kota

kota, seperti Semarang, Madiun, Kalimantan, dan Jakarta.Bahkan permintaan

tertinggi justru berada di daerah yang sudah maju, yaitu Jakarta. Untuk itu

IKOT Qolbun Salim kedepan akan terus mengembangkan usahanya hingga

bisa memenuhi permintaan Nasional bahkan Internasional.

2. Visi dan Misi Perusahaan

IKOT Qolbun Salim didirikan dengan tujuan membuat jamu tradisional

yang berkhasiat, aman dan bermutu. Selain itu, untuk mengenalkan kepada

masyarakat akan jamu tradisional sebagai obat alternatif yang aman.

23

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi IKOT Qolbun Salim

2015

PIMPINAN

SEKERTARIS BENDAHARA PENANGGUNG PENANGGUNG


JAWAB MUTU JAWAB
PRODUKSI

BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN


PRODUKSI PEMASARAN BAHAN BAKU PRODUK JADI GUDANG

Gambar 3.1
Struktur Organisasi IKOT Qolbun Salim

Berikut ini merupakan deskripsi kerja bagian yang ada di IKOT Qolbun

Salim, antara lain:

a. Pimpinan

1) Pendiri dan pemilik IKOT Qolbun Salim.

2) Memegang semua kendali di dalam IKOT Qolbun Salim.

3) Menetapkan kebijakan-kebijakan perusahaan.

4) Menetapkan kebutuhan sumber daya manusia, pembiayaan, sarana,

prasarana, dan sistem operasi perusahaan.

24

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Sekertaris

1) Bertanggung jawab kepada direktur utama.

2) Mencatat hasil dari setiap pertemuan direksi.

3) Membuat laporan kemajuan perusahaan.

4) Menyusun arsip-arsip perusahaan.

5) Mengurus keluar masuknya surat.

c. Bendahara

1) Mencatat setiap transaksi kas perusahaan ke dalam buku harian kas

2) Membuat laporan keuangan perusahaan, seperti neraca dan laba/rugi.

3) Bertangggung jawab terhadap pembagian gaji karyawan.

4) Mengontrol keuangan perusahaan.

d. Pengawas Mutu

1) Bertanggung jawab untuk setiap mutu, mulai dari pembuatan bahan

sampai dijual.

2) Membuat laporan kualitas mutu untuk perusahaan.

Fraksi ini terbagi atas beberapa bagian diantaranya:

1) Bagian Produksi

a) Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan produksi.

b) Menyeleksi kualitas bahan baku yang akan di produksi.

c) Bertanggung jawab mengoptimalakan kinerja perusahaan.

d) Mengontrol mesin dan peralatan.

e) Melakukan evaluasi hail produksi.

25

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Bagian Pemasaran

a) Menjaga relasi perusahaan.

b) Membuat iklan dengan berbagai media yang ada seperti, koran,

brosur, dan internet.

c) Menentukan strategi promosi yang sesuai.

d) Mendistribusikan produk ke pelangan ataupun reseller.

3) Bagian Produk Jadi

a) Mengawasi mutu produk supaya memenuhi standar.

b) Menyortir produk gagal atau rusak.

4) Bagian Gudang

a) Menyimpan produk jadi dengan aman.

b) Melindungi produk jadi dari kerusakan.

c) Melakukan pengepakan barang yang akan didistribusikan.

d) Membuat laporan stok barang di gudang.

e. Penanggung Jawab

1) Bertanggung jawab atas proses produksi setiap harinya.

2) Mengawasi kinerja mesin dan tenaga kerja.

4. Lokasi dan Letak Geografis Perusahaan

IKOT Qolbun Salim yang terletak di Klurak baru RT.03 RW. 05

Bokoharjo, Prambanan, Yogyakarta. Lokasi perusahaan berada tepat di

bawah bukit klurak, dan jarak dari jalan besar cukup jauh sehingga udara

disekitar bersih dari polusi. Hal ini memberikan keuntungan bagi perusahaan,

yaitu pada saat proses penjemuran bahan baku, udara kotor tidak menempel

26

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dan mengotori bahan baku tersebut. Walaupun lokasi perusahaan jauh dari

jalan utama, namun untuk mengaksesnya tidak sulit karena kondisi jalan yang

sudah bagus.

5. Profil Sumber Daya Manusia IKOT Qolbun Salim

Tenaga kerja IKOT Qolbun Salim berjumlah 18 orang dan dapat

dikelompokkan berdasarkan usia, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1

Distribusi Usia Karyawan IKOT Qolbun Salim

No. Kelompok Usia Jumlah Karyawan


1 18-25 3
2 26-39 11
3 40-55 4
Sumber: IKOT Qolbun Salim, 2015

6. Jadwal Kerja Karyawan

Karyawan IKOT Qolbun Salim bekerja mulai dari pukul 07.00 WIB

sampai dengan pukul 16.00 WIB.Waktu istirahat selama 45 menit, yaitu

pukul 11.45 WIB sampai dengan pukul 12.30 WIB.Jadwal kerja setiap

karyawan dari hari senin sampai hari sabtu dan untuk hari libur nasional

IKOT Qolbun Salim libur.

7. Kesejahteraan Karyawan

IKOT Qlobun Salim selain membuka kesempatan kerja, memberikan

upah dan juga memberikan jaminan sosial, yaitu sebagai berikut:

27

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Upah Harian

Upah diberikan setiap hari kepada karyawan langsung setelah

pekerjaan selesai.Biasanya diberikan untuk pekerja paruh waktu.

b. Upah Bulanan

Upah bulanan derikan setiap akhir bulanan sesuai dengan jumlah

kehadirannya.Upah ini diberikan untuk pekerja tetap.

c. Upah Lembur

Upah lembur diberikan berdasarkan ketentuan berapa banyak

karyawan menghasilkan atau menyelesaikan pekerjaan.Lembur berlaku

untuk pekerja paruh waktumaupun pekerja tetap.

d. Jaminan Kesehatan

Jaminan kesehatan uang diberikan oleh IKOT Qolbun Salim salim,

yaitu berupa biaya pengobatan apabila terjadi kecelakaan pada saat

bekerja.

e. Tunjangan Hari Raya

Tunjangan diberikan setiap satu tahun sekali, berupa uang tunai dan

beberapa sembako yang menjadi satu paket.

f. Rekreasi

Kegiatan ini diadakan setahun sekali, waktunya tidak tentu bergantung

pada situasi dan kondisi.Rekreasi diadakan dengan tujuan mempererat

hubgang anatar karyawan dan karyawan dengan pimpinan, selain itu juga

untuk menumbuhakan semangat kerja setiap karyawan.

28

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

8. Proses Produksi

Proses produksi obat tradisional di IKOT Qolbun Salim cukup sederhana,

mesin yang digunakan tidak terlalu besar, seperti mesin penggilingan. Tahap

pekerjaan yang dilakukan mulai dari pengolahan bahan baku sampai

diperoleh bentuk kapsul obat tradisional adalah sebagai berikut:

a. Proses menyortir bahan baku

Proses ini lakukan untuk mendapatkan bahan baku yang baik untuk

digunakan, yaitu dengan memisahkan bahan dari tanah, krikil, daun-

daunan, dan juga membuang bahan yang rusak atau busuk.

b. Proses pencucian bahan baku

Semua bahan baku dimasukkan ke dalam ember-ember besar yang

sudah diberi air sedikit, kemudian diaduk-aduk supaya kotaran yang

menempel bisa lepas. Pencucian dilakukan tahap pertama sampai tahap

ke tiga, yaitu samapai air jernih.Setelah itu dimakukkan ke dalam

kranjang, lalu digontor dan disirami memamkai air bersih sebanyak tiga

kalai.

c. Proses pengeringan bahan baku

Pada saat proses pengeringan, bahan baku sebelumnya dipotong kecil

dan tipis supaya lebih cepat kering pada saat dijemur. Bahan dijemur

ditempat yang tinggi supaya terhindar dari debu dan kotoran. Untuk

mendapatkan kering yang merata, pada saat penjemuran bahan baku

harus sering dibolak-balik.

29

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

d. Proses pembuatan serbuk

Pada tahap ini, bahan baku yang sudah kering, ditimbang sesusai

dengan komposisi yang telah ditentukan. Kemudian bahan baku digiling

kasar, dan tidak perlu di ayak.

e. Proses penyaringan ekstrasi

Proses ekstrasi menggunakan metode maserasi yaitudengan merendam

bahan baku yang telah diling kasar di dalam larutan ke dalam wadah

toples plastik, ditutup rapat, dan direndam selama ebih kurang 3 hari atau

tepatnya 60 jam. Selama perendaman, setiap pagi ramuan harus diaduk.

Setelah proses perendaman selama 3 hari, ramuan disaring untuk diambil

airnya yang kemudian dimasak hingga mendidih dan menyusut. Tunggu

air sampai dingin, kemudian masukkan tepung laktosa untuk

mengeringkan.

f. Proses pengisian kapsul

Serbuk yang sudah jadi dimasukkan ke dalam kapsul yang sudah diisi

cangkang kapsul sebanyak 550 gram, kemudian ditutup.

g. Proses Pengemasan

Kapsul yang sudah jadi dimasukkan ke dalam botol yang sudah diisi

silica gel lalu ditutup dan dipasang etiket.

9. Bahan Baku dan Produk Yang Dihasilkan

Ada beberapa jenis produk yang dihasilkan oleh IKOT Qolbun Salim,

dengan bahan baku yang digunakan masing-masing jenis produk atau

obatnya,yaitu sebagai berikut:

30

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Gurah As-Syifa

Kapsul gurah memiliki manfaat untuk membersihkan dan

mengeluarkan lender yang kotor, beracun, dan mengandung berbagai

kuman penyakit didalam tubuh. Bahan baku pembuatan gurah as-syifa,

yaitu:

1) Sambiloto dari Yogyakarta

2) Jahe merah dari Mbang Sri Semarang dan Boyolali

3) Kunyit dari Prambanan

4) Kencur dari Boyolali dan Bogor

5) Cabe jawa dari Yogyakarta

6) Srigunggu dari Prambanan, Gunung Kidul, Imogiri, dan Bantul

b. Gurah Wanita

Kapsul gurah ini diramu khusus untuk mengatasi masalah kewanitaan,

menambah kehangatan hubungan suami istri.Gurah wanita merupakan

warisan leluhur yang berasal dari bahan-bahan alami dan pilihan serta

tanaman berkhasiat tanpa bahan kimia. Bahan baku pembuatan gurah

wanita yaitu:

1) Sirih dari Kemudo dan Klaten

2) Jambe dari Perworejo

3) Temu kunci dari Pacitan dan Boyolali

4) Srigunggu Prambanan, Gunung Kidul, Imogiri, dan Bantul

5) Kunyit dari Pacitan dan Boyolali

6) Kencur dari Mbang Sri Semarang dan Purworejo

31

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Ma’jun As-Syifa

Mak’jun adalah ramuan tradisional yang diformulasikan khusus untuk

mangatasi masalah keluhan seksualitas pria dewasa.Dibuat dari tanaman

obat yang sangat berkhasiat tanpa campuran bahan kimia. Bahan baku

pembuatan ma’jun as-syifa yaitu:

1) Kencur dari Boyolali

2) Lada hitam dari Yogyakarta

3) Lengkuas dari Mbang Sri Semarang dan Boyolali

4) Biji pala dari Yogyakarta

5) Rimpang jahe dari Prambanan, Pacitan, dan Boyolali

d. Daun Embo

Obat ini berasal dari tanaman embo, yaitu jenis tanaman berkhasiat

tinggi yang sudah sejak lama dimanfaatkan oleh leluhur.Daun embo

mngandung zat minyak yang sanagat istimewa.Zat tersebut mampu

membersihkan sel darah merah sekaligus menguatkannya.Bahan baku

didapat dari daerah Ngawi, Jawa Timur.

e. Dewa Cap

Jenis obat ini terbuat dari sari mahkota dewa, yaitu tanaman yang

sangat berkhasiat.Tanaman ini berasal dari tanah papua, namun sudah

digunakan di lingkungan keratin secara turun-temurun untuk mengobati

berbagai penyakit, baik yang masih ringan mapun yang sudah kronis.

Bahanbaku dipeloreh dari masyarakat daerah Prambanan, Purworejo dan

sekitanya.

32

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

f. Urat Cap

Jenis obat ini memiliki manfaat untuk menghilangkan nyeri pada otot

dan persendia, menghilangkan linu-linu, dan mengurangi kelebihan asam

urat. Bahan baku pembuatan urat cap yaitu:

1) Daun sendok dari Prambanan dan sekitarnya

2) Rimpang jahe dari Prambanan, Pacitan, dan Boyolali

3) Lengkuas dariMbang sri Semarang dan Boyolali

4) Cabe jawa dari Yogyakarta

g. Mengkudu

Jenis obat ini terbuat dari buah mengukudu yang dip roses secara

higenis dan aman tanpa tambahan bahan kimia. Obat ini memiliki

manfaat untuk menurunkan darah tinggi, mengatasi obesitas, diabetes,

dan ginjal.

h. Singset Cap

Jenis obat ini terbuat dari ramuan tradisional sari tanaman Jati

Belanda, diolah tanpa bahan kimia, dan diracik secara higenis. Bahan

baku pembuatan singset cap yaitu:

1) Daun jati belanda dari Godean

2) Daun kemuning dari Godean

3) Kelembak dari Semarang

4) Rimpang jahe dari Prambanan, Pacitan, dan Boyolali.

33

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10. Peralatan Produksi

Untuk memproduksi bahan baku sampaai menjadi produk jadi di perlukan

beberapa alat dan mesin, yaitu sebagai berikut:

a. Mesin giling Honda

Mesin giling ini digunakan untuk menghancurkan bahan baku supaya

menjadi lembut, sehingga sari-sari yang terkandung di dalam bahan akan

lebih mudah keluar. Jumlah mesin ada 3 buah.

b. Timbangan manual

Jenis timbangan ini digunakan untuk menimbang bahan baku yang

baru datang dan hanya ada 1 buah.

c. Timbangan digital

Jenis timbangan ini digunakan untuk menimbang bahan baku yang

sudah bersih, proses ini dilakukan sebelum proses penggilingan. Alat ini

ada 2 buah.

d. Panci blirik

Panci blirik digunakan untuk memasak air hasil ekstrasi sampai

mendidih, jumlah panci ini ada 6 buah.

e. Oven

Oven digunakan untuk mempercepat proses pengeringan larutan air

ekstrasi yang sudah diberi tepung laktosa, namun terkadang juga

digunakan untuk mengeringkan bahan baku yang baru dicuci jika cuaca

mendung. Jumlah oven ada 4 buah.

34

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

f. Toples

Toples berjumlah 75 buah, digunakan untuk menyimpan serbuk yang

sudah jadi sebelum dimasukkan ke dalam kapsul.

g. Anjang-anjang

Alat ini berjumlah 35 buah, digunakan untuk tempat bahan baku pada

saat proses penjemuran supaya lebih mudah memindah-mindahkanya.

h. Ember besar

Ember ini berjumlah 4 buah, digunakan sebagai tempat pencucian

bahan baku.

35

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Laporan Magang Kerja

1. Pengertian Magang Kerja

Magang kerja adalah suatu upaya mengarahkan mahasiswa agar dapat

merasakan situasi kerja secara nyata, dengan tujuan agar mahasiswa dapat

melihat secara langsung aplikasi dari berbagai teori yang telah dipelajari

pada saat kuliah.Pelaksanaan magang kerja ini merupakan salah satu syarat

untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi D3 Manajemen Bisnis

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).

2. Tujuan Magang Kerja

Adapun tujuan dari pelaksanaan magang kerja ini adalah sebagai

berikut:

a. Melatih mahasiswa untuk menemukan masalah dan mampu memberikan

solusi bagi perusahaan.

b. Mahasiswa dapat secara langsung aplikasi dari berbagai teori yang telah

dipelajari dalam perkuliahan.

c. Mahasiswa memperoleh pengalaman kerja dan pengetahuan secara

langsung tentang dunia kerja.

3. Manfaat Magang Kerja

a. Bagi Mahasiswa

1) Agar mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah didapat selama

menempuh pendidikan.

2) Memberikan pengalaman dan keterampilan pada mahasiswa dalam

memasuki dunia kerja.

36

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Bagi Perusahaan

1) Menjalin hubungan kerjasama dengan dunia pendidikan.

2) Hasil penelitian mahasiswa selama magang akan memberikan

masukan dalam menentukan kebijakan yang akan dating.

3) Membantu mnyiapkan tenaga kerja yang ahli.

4. Pelaksanaan Magang Kerja

Magang kerja dilaksanakan pada IKOT Qolbun Salim, yaitu mulai dari

tanggal 20 Februari 2015 sampai dengan tanggal 18 maret 2015. Jadwal

kerja pada IKOT Qolbun Salim adalah setiap hari sampai jum’at, masuk

pukul 07.00-16.00 WIB.

Tabel 3.2

Kegiatan Selama Magang Kerja

No Minggu Kegiatan
1. Melihat-lihat lokasi di perusahaan
2. Mengamati proses pengemasan
1 Pertama
3. Membantu melayani tamu perusahaan
4. Membuat kotak kemasan produk
1. Membuat kotak kemasan produk
2. Membantu melayani tamu perusahaan
3. Memberikan cap tanggal kadaluarsa pada botol
2 Kedua kemasan produk
4. Mengamati proses produksi mulai dari bahan baku
sampai dengan menjadi kapsul
5. Mengamati proses packing
1. Membuat kotak kemasan produk
2. Mengamati proses produksi mulai dari bahan baku
sampai dengan menjadi kapsul
3 Ketiga
3. Melakukan wawancara mengenai data yang kurang
jelas
4. Pertemuan pembimbing dengan pemimpin perusahaan
Sumber: Kegiatan Magang Kerja, 2015

37

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Pembahasan

1. Alur Proses Produksi IKOT Qolbun Salim

Berdasarkan proses produksi yang telah di amati oleh penulis, maka dapat

disimpulkan bahwa IKOT Qolbun Salim menggunakan jenis layout produk

atau garis. Hal ini disimpulkan dengan melihat proses produksi yang

dilakukan akan mempengaruhi proses produksi selanjutnya atau komponen

baru dapat berjalan apabila pekerjaan dari komponen sebelumnya telah

selesai. Proses produksinya sendiri meliputi 11 tahapan kerja, mulai dari

bahan mentah sampai menjadi produk siap jual.

Perusahaan menerapkan layout ini karena proses produksi dilakukan

secara terus-menerus dengan produk yang sama setiap harinya. Fasilitas

produksi yang digunakan juga, hanya dapat mengerjakan satu macam

pekerjaan sesuai dengan kebutuhan pada urutan penempatan mesin

tersebut.Adapun urutan pekerjaan dan denah produksi untuk menyelesaikan

proses produksidapat dilihat pada bentuk diagram jaringan kerja berikut ini:

38

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Penyortiran Bahan
Baku

Pencucian Bahan
Baku

Pengeringan Bahan
Baku

Penggilingan Bahan
Baku

Penyaringan Ekstrasi

PerebusanHasil
Esktrasi

Pengovenan

Penimbangan

Pengisian Kapsul

Pengemasan Produk

Gambar 3.2
Diagram Jaringan Kerja Produksi
Obat
Pada IKOT Qolbun Salim

39

commit to user
Bahan Masuk Penjemuran (C)

Ruang
perpustakaan.uns.ac.id

Lab. Kimia Fisika Ruang WIP Ruang


Gerbang Ruang kemas
Produk Ruahan filing
Masuk Ektraksi (E) primer (J)
kapsul (i)
Ruang Ganti Pria
Area R. Ganti
Koridor
Penerimaa Wanita
n Bahan
Baku Koridor
Area Sortir Area Non
Bahan
baku (A)
Produksi
Area Ruang
Ruang

commit to user
Pengepa Ruang IPC Ruang Ruang
Ruang Perebu
IKemas dan Cuci dan Oven
kan Timbang san (F)
Ruang Sekund Supervisor Simpan (G)
Giling (D) (H)
er (K) Alat
Area cuci
Bahan
Baku Ruang
Mentah Produk
(B) jadi

Gambar 3.3
Denah Produksi
IKOT Qolbun Salim

40
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Efisiensi Layout Fasilitas Produksi

Proses produksi di IKOT Qolbun Salim menggunakan cara-cara yang

sederhana sehingga ada beberapa pekerjaan membutuhkan waktu yang cukup

lama, seperti proses penjemuran dan ekstrasi. Dalam satu kali produksi,

perusahaan menghasilkan 400 botol. Adapun rincian waktu yang diperlukan

dalam satu kali produksi setiap stasiun kerjanya sebagai berikut:

Tabel 3.3

Urutan Proses Produksi dan Waktu Produksi

Waktu Produksi Waktu Produksi


No. Pekerjaan Simbol 400 Botol Tiap Botol
(Menit) (Menit)
1 Penyortiran A 60 0.15
2 Pencucian B 45 0.11
3 Pengeringan C 360 0.9
4 Penggilingan D 120 0.3
5 Ekstrasi E 3600 9
6 Perebusan F 60 0.15
7 Pengovenan G 15 0.0375
8 Penimbangan H 45 0.11
9 Pengisian Kapsul I 240 0.6
10 Pengemasan Primer J 120 0.3
11 Pengemasan Sekunder K 60 0.15
Total Waktu 4726 11.8
Sumber: IKOT Qolbun Salim, 2015

Efisiensi layout fasilitas produksi pada IKOT Qolbun Salim dapat

ditentukan berdasarkan waktu siklus kerja masksimal perusahaan, yaitu 9

menit. Untuk mengetahui tingkat efisiensi layout yang diterapkan oleh

perusahaan, maka dapat dicari dangan cara sebagai beikut:

41

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 3.4
Siklus kerja 9 menit sebagai dasar yang ditentukan oleh
IKOT Qolbun Salim
Waktu Waktu
Stasiun Siklus Kerja
Pekerjaan Komulatif Menganggur
Kerja (Menit)
(Menit) (Menit)
1 Penyortiran 0.15 9 8.85
2 Pencucian 0.11 9 8.89
3 Pengeringan 0.9 9 8.1
4 Penggilingan 0.3 9 8.7
5 Ekstrasi 9 9 0
6 Perebusan 0.15 9 8.85
7 Pengovenan 0.04 9 8.96
8 Penimbangan 0.11 9 8.89
9 Pengisian Kapsul 0.6 9 8.4
10 Pengemasan Primer 0.3 9 8.7
11 Pengemasan Sekunder 0.15 9 8.85
Total Waktu 11.8 99 87.2
Sumber data: IKOT Qolbun Salim, 2015

Pada tabel di atas satuan waktunya adalah menit. Sumber data didapat

dari hasil pengamatan dan dokumen proses produksi perusahaan. Efisiensi

layout fasilitas produksi dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut:

Penundaan =

=88%

Efisiensi = 100% - Penundaan

= 100% - 88%

= 12%

42

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarkan hasil perhitungan di atas diketahui bahwa presentasitingkat

efisesnsi perusahaan 12%, sedangkan waktu penundaan 88%. Rendahnya

tingkat efisiensi disebabkan, karena pada proses ekstrasi memerlukan waktu

yang relatif lama, akibatnya proses-proses produksi yang lain terhambat.

3. Meningkatkan Efisiensi Layout Fasilitas Produksi IKOT Qolbun Salim

Proses ini adalah menghitung tingkat efisiensi layout perusahaan

menggunakan siklus kerja yang disarankan.

Tabel 3.5

Proses Produksi IKOT Qolbun Salim

Pekerjaan yang Waktu


No. Pekerjaan Simbol
Mendahului (Menit)
1 Penyortiran A - 0.15
2 Pencucian B A 0.11
3 Pengeringan C B 0.9
4 Penggilingan D C 0.3
5 Ekstrasi E D 9
6 Perebusan F E 0.15
7 Pengovenan G F 0.04
8 Penimbangan H G 0.11
9 Pengisian Kapsul I H 0.6
10 Pengemasan Primer J I 0.3
11 Pengemasan Sekunder K J 0.15
Total Waktu 11.8
Sumber: IKOT Qolbun Salim, 2105

Untuk menentukan stasiun kerja terkecil dan cycle time yang

dikehendaki, dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

43

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Menentukan stasiun kerja terkecil

IKOT Qolbun Salim telah menetapkan target produksi yang akan

dicapai, yaitu 320 botol kapsul obat perhari dengan waktu kerja 480

menit (8 jam) perhari. Sehingga dapat dihitung stasiun kerjanya

sebagai berikut:

= 7.86stasiun kerja (dibulatkan menjadi 8 stasiun kerja)

Berdasarkan elemen kerja yang sudah diketahui, elemen

pekerjaan yang dapat dikelompokan dalam satu stasiun kerja.

Pengelompokan stasiun kerja dilakukan berdasarkan beberapa factor

pertimbangan, seperti urutan proses produksi, jenis pekerjaan, dan

beban kerja.

Tabel3.6

Pengelompokan Stasiun Kerja

Waktu
Elemen Kerja Stasiun Kerja
(menit)
A,B 1 0.26
C 2 0.9
D 3 0.3
E 4 9
F 5 0.15
G,H 6 0.15
I 7 0.6
J,K 8 0.45
Sumber: IKOT Qolbun Salim, 2105

44

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Menentukan cycle time yang diijinkan

Dalam menentukan siklus kerja yang di inginkan, dasar waktunya

dapat ditentukan berdasarkan waktu kerja perhari dibagi dengan

permintaan perharinya yaitu sebagai berikut:

Cy yang diijinkan =

= 1.5menit

Siklus kerja 1.5 menit dapat diterapkan dengan syarat, perusahaan

harus mengganti proses ekstrasi maserasi yang diterapkan saat ini

menjadi refluks. Proses ekstrasi refluks ini memerlukan waktu lebih

cepat, namun memerlukan tenaga yang lebih besar.

c. Analisis penugasan elemen pekerjaan dalam stasiun kerja

Tahap selanjutanya adalah melakukan penugasan dari elemen-

elemen pekerjaan ke stasiun-stasiun kerja yang telah diketahui

tersebut. Untuk menerapkan siklus kerja 1,5 menit, perusahaan harus

merubah proses ekstrasi saat ini yaitu maserasi menjadi proses

ekstrasi refluks.

45

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 3.7

Analisis berdasarkan LOT (Longest Operation Time).Siklus kerja 1.5

menit dengan 8 stasiun kerja.

Stasiun Waktu Waktu


Pekerjaan Siklus Kerja
Kerja Komulatif Menganggur
Penyortiran
1 0.26 1.5 1.24
Pencucian
2 Pengeringan 0.9 1.5 0.6
3 Penggilingan 0.3 1.5 1.2
4 Ekstrasi 9 1.5 -7.5
5 Perebusan 0.15 1.5 1.35
Pengovenan
6 0.15 1.5 1.35
Penimbangan
7 Pengisian Kapsul 0.6 1.5 0.9
Pengemasan Primer
8 0.45 1.5 1.05
Pengemasan Sekunder
Total Waktu 11.8 12 0.2
Sumber: IKOT Qolbun Salim, 2015

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat besarnya waktu penundaan dan

efisiensi layout fasilitas produksi perusahaan, yaitu sebagai berikut:.

Penundaan =

= 1.7%

Efisiensi = 100% - Penundaan

= 100% - 1.7%

= 98.3%

46

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarkan hasil perhitungan di atas diketahui bahwa, presentasi waktu

penundaan 1.7%, dan tingkat efisiensi sebesar 98.3%.

d. Gambar Perubahan Layout

Perubahan layout yang disarankan oleh penulis, ruang pengovenan

dan penimbangan dijadikan satu dan diletakkan disamping ruang

Superviser supaya lebih dekat dengan ruang WIP produk

ruahan.Kemudian ruang penyimpanan alat diletakkan paling pinggir

supaya dekat dengan tempat pencucian peralatan. Dan ruang kemas

rpimer dan sekunder dijadikan satu ruang, supaya proses pengemasan

lebih mudah dan juga lebih dekat dengan ruang pinyimpanan produk

jadi. Semua itu dilakukan untuk mendapatkan beberapa keuntungan,

antara lain:

a. Menghemat ruangan dan mengurangi biaya operasi

b. Mengurangi jarak antar rungan produksi yang berurutan

c. Meningkatkan produktivitas perusahaan

d. Menghemat waktu sehingga menambah efisiensi proses produksi

47

commit to user
Bahan Masuk Penjemuran (C)
perpustakaan.uns.ac.id

Gerbang Ruang WIP Ruang filing


Lab. Kimia Fisika Ruang
Masuk Produk Ruahan kapsul (i)
Simpan
Alat
Ruang Ganti Pria
Area R. Ganti
Penerimaa Koridor
Wanita
n Bahan
Baku
Koridor
Area Sortir Area Non
Bahan baku
(A)
Produksi
Area Ruang

commit to user
Ruang Ruang Ruang
Pengepa IKemas Ruang IPC Perebusan
Ektraksi Oven dan
kan primer dan dan
Ruang (E) (F) Timbang
Area cuci Sekunder Supervisor
Giling (D) (G,H)
Bahan (J,K)
Baku
Mentah Ruang
(B) Produk
jadi

Gambar 3.4
Perubahan Denah Produksi

48
IKOT Qolbun Salim
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarkan keseluruhan hasil perhitungan di atas, dapat kita

rangkumkan ke dalam tabel III.8 berikut ini:

Tabel 3.8

Hasil Analisis Keseimbangan Lini Berdasarkan Aturan Siklus Kerja

Hasil Analisis Siklus Kerja


Perbedaan
Keterangan Siklus Kerja Siklus Kerja
(Selisih)
9 Menit 1.5 Menit
Tingkat Efisiensi 12% 98.3% 86.3%
Tingkat
88% 1.7% 86.3
Penundaan
Sumber: Data di olah, 2015

Berdasarkan tabel di atas, kita dapat membandingkan antara penerapan

kebijakan siklus kerja 9 menit dan penerapan siklus kerja 1.5 menit yang

menunjukan bahwa siklus kerja 1.5 menit menguntungkan jika dapat

diterapkan dengan baik. Hal ini akan lebih mengoptimalakan keseimbangan

lini dan tentunya produktivitas perusahaan juga ikut meningkat.

Penerapan siklus kerja 1.5 menit menghasilkan presentasi tingkat efisiensi

sebesar 98.3% dengan tingkat penundaan 1.7%. Untuk menerapkan siklus

ini perusahaan harus merubah metode proses ekstrasi yang sekarang yaitu

proses ekstrasi maserasi menjadi refluks. Proses refluks ini dilakukan dengan

cara pelarut dicampurkan dengan bahan baku, kemudian di rebus sampai

mendidih dan menguap dengan adanya pendinginan balik (kondensor).

Proses ini dilakukan 3 sampai 5 kali pengulanagan agar proses ekstrasinya

sempurna.

49

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Proses ekstrasi refluks tidak membutuhkan waktu yang lama seperti

proses mesurasi yang diterapkan perusahaan saat ini, namun kualitas hasil

ekstrasi yang didapatkan sama baiknya. Dalam menerapkan proses ekstrasi

refluks di perlukan biaya yang lebih besar, karena perusahaan IKOT Qolbun

Salim perlu membeli perlengkapan perebusan bahan baku yang sesuai

dengan proses ini. Peralatan tersebut adalah panci yang digunakan untuk

merebus bahan baku, diperlukan panci yang menggunakan penutup kaca

transparan. Selain itu, proses refluks memerlukan tenaga kerja yang lebih

banyak jika dibandingkan dengan proses maserasi, sehingga perusahaan

perlu melakukan penambahan tenaga kerja, dan pelatihan untuk

memperkenalkan metode baru yang digunakan perusahaan dalam proses

ekstrasi.

50

commit to user

Anda mungkin juga menyukai