Anda di halaman 1dari 92

PELAYANAN PEMBERANGKATAN DAN PEMULANGAN

JAMAAH HAJI DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN JAMAAH


(ASRAMA HAJI EMBARKASI JAKARTA TAHUN 2018)
 
Skripsi ini Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh :

HENDRI USMAN
NIM : 11150530000005

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH


JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M / 1440 H
PELAYANAN PEMBERANGKATAN DAN PEMULANGAN
JAMAAH HAJI DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN JAMAAH
(ASRAMA HAJI EMBARKASI JAKARTA TAHUN 2018)
 
Skripsi ini Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh
Hendri Usman
11150530000005

Pembimbing

Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA


196203031992032001

KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH


JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M / 1440 H
 
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:


 
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1)
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.

Jakarta, 09 April 2019

Hendri Usman
11150530000005
ABSTRAK

Hendri Usman, NIM: 11150530000005, “Pelayanan


Pemberangkatan
  dan Pemulangan Jamaah haji dalam
Meningkatkan Kepuasan Jamaah.” Di bawah bimbingan Dra. Hj.
Jundah Sulaiman, MA. Pada Tahun 2019.

Asrama Haji Embarkasi merupakan asrama tempat pemondokan


sekaligus pelayanan operasional pemberangkatan dan pemulangan haji,
sejak dari kegiatan penerimaan sampai pemberangkatan ke Pelabuhan
Embarkasi dan sebaliknya penerimaan dari waktu kedatangan dan
persiapan kembali ketempat asal jamaah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelayanan pemberangkatan


dan pemulangan jamaah haji pada Embarkasi Jakarta Pondok Gede,
untuk mengetahui mekanisme pelayanan pemberangkatan dan
pemulangan jamaah haji pada Embarkasi Jakarta, dan untuk
mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pelayanan
pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji. Pelayanan Asrama Haji
Embarkasi menerapkan pelayanan satu atap (one stop service), dimulai
dari cek kesehatan terakhir, pembagian paspor, pemasangan gelang
identitas, kokarde, pembagian uang living cost, dan foto biometrik.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif


sebagai prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa ungkapan
lisan dan tulisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati. Dalam hal
ini peneliti mengamati langsung subjek yang diteliti dengan melakukan
wawancara terhadap pihak-pihak yang bersangkutan, khususnya PPIH
dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) asrama haji Jakarta Pondok Gede
serta buku-buku yang menunjang kelengkapan data.

Melalui penelitian yang telah lakukan, menunjukkan bahwa pelayanan


pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji pada Embarkasi Jakarta,
PPIH telah melaksanakan tugas dan fungsinya berdasarkan SOP yang
berlaku, dan pelayanan yang diberikan jamaah merasa puas. Hal ini
dilihat dari pelayannya yang cepat, akomodasi yang sesuai dengan
keinginan jamaah, dan konsumsi yang sesuai dengan selera jamaah.

Kata Kunci: Pelayanan, Pemberangkatan, Pemulangan, Kepuasan


Jamaah.

i
KATA PENGANTAR

 
Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah


melimpahkan Rahmat dan Nikmat-Nya kepada kita semua.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan sahabat beliau.

Dengan rasa syukur penulis dapat menyelesaikan skripsi ini


dengan baik, yang berjudul “Pelayanan Pemberangkatan dan
Pemulangan Jamaah Haji dalam Meningkatkan Kepuasan Jamaah”

Penulis mengucapkan terimakasih banyak terutama kepada


Ayahanda Khairul Isra dan Ibunda Farida yang telah mendidik dan
membesarkan dengan kasih sayang hingga sampai saat ini.
Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Amany Burhanuddin Lubis, MA sebagai rektor UIN


Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Suparto, M. Ed Ph, D, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Raudhonah, M.Ag, sebagai Wakil Dekan Bid. Adkum, dan
Dr. Suhaimi, M.Si sebagai Wakil Dekan Bidang

ii
Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. Cecep Casrawijaya, MA, sebagai Ketua Jurusan
 
Manajemen Dakwah (MD) Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Drs. Sugiharto, MA sebagai Sekretaris Jurusan Manajemen
Dakwah (MD) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
6. Dra. Hj. Jundah Sulaiman, MA, selaku pembimbing skripsi
yang telah banyak memberikan ilmu dan waktunya untuk
bimbingan skripsi dalam rangka menghasilkan karya yang baik.
7. Dr. H. Ahmadih Rijalih Jawab, MA sebagi Tim Penguji I dan
Lili Bariadi, M.Si sebagai Tim Penguji II.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang selama ini telah memberikan ilmunya.
9. Seluruh Staf Perpustakaan Fakultas dan Perpustakaan Umum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Munib Maksum, M.AP, sebagai Bidang PHU Jakarta Timur
merangkap Kepala Bidang Pemberangkatan dan Pemulangan
Jamaah Haji Tahun 2018 Asrama Haji Jakarta yang telah
meluangkan waktunya serta memberikan informasi seputar haji.

11. Pancama G. Yudhya P sebagai pelaksana subbag Administrsi &


keuangan UPT Asrama Haji Jakarta yang telah memberikan
informasi tentang pelaksana teknis asrma haji Jakarta Pondok
Gede.

iii
12. H. Sukarna Syarif, SH, MA mantan dosen UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang membantu mengarahkan dalam
penulisan skripsi.
13.  Kakakku Yusri Mariani yang telah memberikan semangat, dan
adik-adikku.
14. Jamaah Masjid At-Taubah yang telah mensupport dalam
berbagai hal.
15. Kepada keluarga Bapak Panca dan Ibu Yuliana yang terus
mendukung dan memberikan semangat.
16. Serta teman-teman Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, khususnya Konsentrasi Manajemen Haji dan
Umrah yang memberikan motivasi dan waktu dalam
kebersamaan.

Penulis mendoakan mudah-mudahan kebaikan dan pengorbanan


yang diberikan di balas Allah dengan kebaikan yang berlipat ganda
Aamiiin yaa Rabbal „Alamiiin.

Penulis

Hendri Usman

iv
DAFTAR ISI

 
ABSTRAK .....................................................................................................i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1


B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................. 5
D. Metodologi Penelitian ........................................................................... 6
E. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 8
F. Sistematika Penulisan ........................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pelayanan .................................................................................... 12
1. Pengertian Pelayana .............................................................. 12
2. Ruang Lingkup Pelayanan .................................................... 13
3. Kegiatan Pelayanan .............................................................. 16
4. Ciri-ciri Pelayanan yang Baik .............................................. 20
B. Pemberangkatan.......................................................................... 22
1. Konsep Pemberangkatan ...................................................... 22
C. Pemulangan ................................................................................ 24

v
1. Konsep Pemulangan ............................................................. 24
D. Jamaah Haji ................................................................................ 24
1. Pengertian Jamaah Haji ........................................................ 25
 
E. Asrama Haji Embarkasi .............................................................. 28
1. Pengertian Asrama Haji ........................................................ 28
2. Klasifikasi Asrama Haji........................................................ 29
3. Jumlah Embarkasi/Debarkasi ............................................... 29

BAB III GAMBARAN UMUM ASRAMA HAJI EMBARKASI


JAKARTA

A. Sejarah Berdirinya Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pondok


Gede .................................................................................................. 32
B. Visi, Misi, dan Motto Asrama Haji Embarkasi Pondok Gede......... 35
C. Landasan dan Tujuan Serta Fungsi Asrama Haji ............................. 36
D. Tugas dan Fungsi BPAH / UPT ....................................................... 38
E. Struktur Organisasi Asrama Haji Jakarta Pondok Gede .................. 38
F. Struktur Organisasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) ..... 49
G. Fasilitas Bangunan Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pondok
Gede .................................................................................................. 41

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Tugas dan Fungsi Masing-masing Unsur Panitia Penyelenggara


Ibadah Haji (PPIH) ........................................................................... 42
B. Mekanisme Pelayanan Pemberangkatan dan Pemulangan
Jamaah Haji pada Embarkasi Jakarta ............................................... 45

vi
C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelayanan
Pemberangkatan Jamaah Haji pada Embarkasi Jakarta ................... 58

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISISIS


 

A. Analisis Tugas dan Fungsi Masing-masing Unsur Panitia


Penyelenggara Ibadah Haji pada Embarkasi Jakarta ....................... 61
B. Analisis Mekanisme Pelayanan Pemberangkatan dan
Pemulangan Jamaah Haji pada Embarkasi Jakarta.. ....................... 63
C. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelayanan
Pemberangkatan dan Pemulangan Jamaah Haji pada Embarkasi
Jakarta .............................................................................................. 66

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 68
B. Saran ................................................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 72

LAMPIRAN ...........................................................................................

vii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Izin Penelitian


2. Surat Bimbingan Skripsi
 

3. Surat Keterangan Penelitian


4. Hasil Wawancara
5. Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT)
6. Struktur Organisasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)
7. Jadwal Pemberangkatan dan Pemulangan Jamaah

viii
BAB 1

PENDAHULUAN
 

A. Latar Belakang
Ibadah haji adalah ibadah yang wajib dilaksanakan
oleh umat islam yang mampu untuk melaksanakannya, baik
secara fisik, ekonomi, psikologis, keamanan, dan yang
lainnya. Ibadah haji juga merupakan serangkaian ibadah
yang dikerjakan dalam rangka berkunjung ke Baitullah untuk
melakukan amalan tertentu dengan syarat dan rukun yang telah
ditentukan. Sebagaimana Firman Allah SWT:

ِ ‫اس ِحجُّ ْٱلبَ ْي‬


‫ت َم ِه ٱ ْستَطَا َع إِلَ ْي ِه َسبِ ا‬
‫يًل ۚ َو َمه َكفَ َر‬ ِ َّ‫َو ِ َّّلِلِ َعلَى ٱلن‬
) 79 ‫ٱل َٰ َعلَ ِميهَ (ال عمران‬ ْ ‫ٱّلِلَ َغنِ ٌّى َع ِه‬
َّ ‫فَإ ِ َّن‬
.......dan (diantara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah
melaksanakan ibadah haji ke baitullah, yaitu bagi orang-
orang yang mampu mengadakan perjalanan kesana. Barang
siapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa
Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
seluruh alam.1(QS. Ali-Imran: 97)

)671 ْ ‫واال َح َّج‬


‫وال ُع ْم َرةَلِلَّى ِه (البقرة‬ ْ ‫َواَتِ ِّم‬
Dan sempurnakanlah haji dan umrah karena Allah (QS.
Al-Baqarah: 196)
Haji pertama kali dilaksanakan oleh Rasulullah SAW
pada tahun ke-7 hijriyah bersama para sahabat. Nabi sendiri

1
Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya,
(Banten:PT. Insan Media Pustaka 2012), h. 62.

1
2

hanya sekali mengerjakan haji yang kemudian dikenal dengan


sebutan haji wada’, tidak lama setelah itu beliau wafat.2
Umat Islam khususnya Indonesia yang memiliki
 
penduduk terbanyak dan mayoritas beragama Islam serta
antusias untuk melaksanakan haji setiap tahunnya terus
meningkat. Bahkan ada yang menunggu bertahun-tahun agar
bisa melaksanakan haji, karena banyaknya jamaah maka
Pemerintah harus meningkatkan pelayanan.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 tahun
2008 tentang penyelenggaraan ibadah haji, yakni Pemerintah
berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan
perlindungan dengan menyediakan layanan administrasi,
bimbingan ibadah haji, akomodasi, transportasi, pelayanan
kesehatan, dan hal-hal lain yang diperlukan oleh jamaah haji.3
Disinilah peran Pemerintah dalam membantu dan
melayani jamaah haji, untuk mempersiapkan segala sesuatu
yang berhubungan dengan haji, dengan adanya asrama haji
bagi jamaah sebelum berangkat ke tanah suci, guna untuk
istirahat dan mepersiapkan segala keperluan untuk
melaksanakan ibadah haji.
Pemondokan untuk jamaah haji ada dua yaitu,
pemondokan sebelum berangkat dan setelah kepulangan
embarkasi/debarkasi, pemondokan selama di Makkah dan
Madinah.

2
Agama RI, Hikmah Ibadah Haji, (Jakarta: 2004)
3
Undang-undang Republik Indonesia No 13 tahun 2008 tentang
penyelenggaraan ibadah haji, (Jakarta: Kementerian Agama RI Direktorat
Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah 2012), h. 15.
3

Asrama haji embarkasi/debarkasi adalah tempat


pemondokan sekaligus pelayanan operasional pemberangkatan
dan pemulangan haji, sejak dari kegiatan penerimaan sampai
 
pemberangkatan ke pelabuhan embarkasi dan sebaliknya
penerimaan dari waktu kedatangan dan persiapan kembali
ketempat asal jamaah.
Sebelum jamaah haji berangkat ke tanah suci, terlebih
dahulu diasramakan dalam waktu kurang lebih 24 jam.
Asarama haji embarkasi telah disiapkan oleh pihak pengelola
asrama dengan segala persiapan dan fasilitas dalam rangka
pelayanan terhadap jamaah haji, yang meliputi: ruang
sekretariat, gedung pendaftaran masuk asrama haji, tempat
pemeriksaan kesehatan/poli klinik, tempat penimbangan
barang, ruangan proses dokumen/paspor, masjid, sarana
pelatihan/tempat manasik, fasilitas penukaran uang, dan lain-
lain.4
Jamaah haji ditempatkan di asrama haji embarkasi, yang
tentunya sudah ada pelepasan dari kantor kementerian agama
dari masing-masing wilayah dengan memberitahukan untuk
membawa SPMA (surat panggilan masuk asrama). Asrama
embarkasi adalah pelayana satu atap (one stop service),
dimana semua perlengkapan jamaah haji dibagikan, buku
kesehatan, cek kesehatan, dan obat-obatan, paspor, visa,
gelang identitas, baik gelang besi maupun gelang barcode,
kokarde, dan uang living cost jamaah, dan foto biometrik.

4
Ahmad Kartono, Manajemen Operasional Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, 2017. h. 79.
4

Pelayanan jamaah haji dilakukan oleh petugas yang ditunjuk


oleh Pemerintah Pusat, yang terdiri dari petugas di tanah air,
yaitu petugas yang termasuk ke dalam struktur PPIH dan
 
direkrut dari pegawai negeri sipil di lingkungan Kementerian
Agama, petugas haji yang menyertai jamaah, tim kesehatan ,
dokter dan pembimbing.
Selanjutnya adalah bagaimana pelayanan pemberangkatan
dan pemulangan jamaah haji yang dilakukan oleh pihak
asrama dalam hal ini panitia penyelenggara ibadah haji
(PPIH), diharapkan dengan memberikan pelayanan yang baik
kepada jamaah sebelum berangkat ke tanah suci dapat
terlaksana dengan baik sesuai dengan perencanaan dan
keinginan jamaah.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dan dari hasil
pengamatan maka penulis tertarik untuk meneliti tentang
pelayanan pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji,
kemudian penulis jadikan sebagai objek skripsi dengan judul
“Pelayanan Pemberangkatan dan Pemulangan Jamaah
Haji Dalam Meningkatkan Kepuasan Jamaah”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah


1. Pembatasan Masalah
Dalam pembahasan skripsi ini supaya tidak
melebar kemana-mana, agar lebih terarah, maka penulis
membatasi masalah hanya membahas Pelayanan
Pemberangkatan dan Pemulangan Jamaah Haji di
Embarkasi Jakarta Tahun 2018.
5

2. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah di atas, maka dapat
dirumuskan sebagai berikut:
 
a. Apa saja tugas dan fungsi Panitia Penyelenggara
Ibadah Haji dalam pelayanan pemberangkatan dan
pemulangan jamaah haji pada Embarkasi Jakarta?
b. Bagaimana mekanisme pelayanan pemberangkatan
dan pemulangan jamaah haji yang diterapkan oleh
Embarkasi Jakarta?
c. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam
pelayanan pemberangkatan dan pemulangan
jamaah haji pada Embarkasi Jakarta?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui apa saja tugas dan fungsi masing-
masing unsur Panitia Penyelenggara Ibadah
Hajidalam pelayanan pemberangkatan dan
pemulangan jamaah haji pada Embarkasi Jakarta.
b. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme pelayanan
pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji pada
Embarkasi Jakarta.
c. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan
penghambat dalam pelayanan pemberangkatan dan
pemulangan jamaah haji pada Embarkasi Jakarta.
6

2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Praktis
Diharapkan sebagai sumber evaluasi pemondokan
 
Asrama Haji Embarkasi Jakarta untuk meningkatkan
pelayanan yang lebih baik.
b. Manfaat Akademis
Diharapkan bisa menambah ilmu pengetahuan dan
wawasan bagi peneliti lain khususnya mahasiswa
Manajemen Haji dan Umrah.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kualitatif. Menurut Prof. Dr. Sugiyono,
penelitian kualitatif adalah pengumpulan data yang dipadu
oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian di
lapangan5.
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek dalam penelitian ini adalah unit pelaksana teknis
(UPT)Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pondok Gede dan
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) embarkasi
Jakarta Pondok Gede.
b. Objek penelitian ini adalah pelayanan pemberangkatan
dan pemulangan jamaah haji pada Embarkasi Jakarta
tahun 2018.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian

5
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta,
2010)
7

Jln. Raya Pd. Gede No. 6, RT. 1/RW. 1, Pinang


Ranti, Kelurahan Makasar, Kota Jakarta Timur, Daerah
Khusus Ibu Kota Jakarta 13560. Waktu penelitian dimulai
 
pada tanggal 30 Juli 2018 sampai dengan 15 Agustus
2018 dan 8 Januari sampi 4 Februari 2019.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi ini dilakukan dengan mengadakan
pengamatan langsung kelapangan dengan mendatangi
narasumber, yaitu pada Asrma Haji Embarkasi Jakarta,
untuk mengetahui kejadian sebenarnya yang terjadi
pada lokasi penelitian yang berkaitan dengan
pelayanan pemberangkatan dan pemulangan jamaah
haji pada Embarkasi Jakarta tahun 2018.
b. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung
antara peneliti dengan narasumber. Komunikasi
berlangsung dalam bentuk tanya jawab, dan meminta
informasi secara langsung kepada petugas atau Panitia
Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) untuk mendapatkan data
yang valid.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan bukti bahwa peneliti
melakukan penelitian dilokasi tersebut yang
berhubungan dengan judul penelitian.
5. Teknik Penulisan
8

Adapun teknik penulisan dalam penulisan skripsi


ini adalah menggunakan “Pedoman Penulisan Karya
Ilmah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)”. Podoman penulisan
 
karya ilmiah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
2017.6
E. Tinjauan Pustaka
Pada penyusunan skripsi ini sebelumnya penulis telah
membaca dan memahami hasil dari karya-karya ilmiah.
Adapun tinjauan pustakanya dari karya ilmiah tersebut adalah:
Pertama, skripsi karya Dwi Febriantio “ Manajemen
Pelayanan Calon Jamaah Haji dan Umrah di PT. Gema Shafa
Marwa Jakarta”. Alumni Manajemen Dakwah tahun 2015.
Berisi tentang bagaimana manajemen pelayanan jamaah haji
dan umrah PT. Gema Shafa Marwa. Sedangkan peneliti
membahas tentang pelayanan pemmberangkatan dan
pemulangan jamaah haji dalam meningkatkan kepuasan
jamaah.
Kedua, skripsi karyaRahmawati “Manajemen
Pelayanan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)
Embarkasi Jakarta pada Musim Haji Tahun 2014”. Alumni
Manajemen Dakwah tahun 2014. Dalam skripsi ini membahas
masalah manajemen pelayanan Panitia Penyelenggara Ibadah
Haji. Sedangkan peneliti meneliti tentang Pelayanan
Pemberangkatan dan pemulangan Jamaah Haji.

6
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tasis, dan Disertasi),
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017), h. 21.
9

Ketiga, skripsi karyaDzul Kifli “ Manajemen Pelayanan


Jamaah Haji dan Umrah PT. Patuna Tour And Travel“. Dalam
skripsi ini membahas masalah pelayanan yang diberikan
 
kepada jamaah. Sedangkan penulis meneliti tentang
Pelayanan Pemberangkatan dan Pemulangan Jamaah Haji
pada Embarkasi Jakarta Tahun 2018.
Keempat, skripsi karyaMaisurih “Manajemen Pelayanan
Jamaah Haji pada Asrama Haji Embarkasi DKI Jakarta
Pondok Gede Tahun 2018”, Alumni Manajemen Dakwah
tahun 2015. Sedangkan peneliti membahas tentang pelayanan
pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji.

F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan terdiri dari enam bab, adapun
pembahasannya secara rinci adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Latar belakang masalah, pembatasan dan
rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian, tinjauan
pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pengertian pelayanan, ruang lingkup
pelayanan, kegiatan pelayanan jamaah
haji, ciri-ciri pelayanan yang baik, konsep
pemberangkatan jamaah haji, konsep
pemulangan jamaah haji, pengertian
jamaah haji, pengertian asrama haji,
10

klasifikasi asrama haji, dan jumlah


Embarkasi/debarkasi.
BAB III : GAMBARAN UMUM EMBARKASI
 
JAKARTA
Sejarah Asrama Haji Embarkasi Jakarta,
visi misi dan motto asrama haji embarkasi
jakarta, landasan, tujuan dan fungsi
asrama haji Embarkasi Jakarta, tugas dan
fungsi unit pelaksana teknis (UPT)
asrama haji embarkasi jakarta, struktur
organisasi unit pelaksana teknis (UPT)
Asrama Haji Embarkasi Jakarta, struktur
organisasi Panitia Penyelenggara Ibadah
Haji (PPIH) Asrama Haji Embarkasi
Jakarta,dan fasilitas Pelayanan Asrama
Haji Embarkasi jakarta.
BAB IV : DAN TEMUAN PENELITIAN
Tugas dan fungsi Panitia Penyelenggara
Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Jakarta.
Mekanisme pelayanan Pemberangkatan
Jamaah Haji Embarkasi Jakarta,
mekanisme pemulangan jamaah haji
Embarkasi Jakarta, faktor pendukung dan
penghambat dalam pelayan
pemberangkatan dan pemulangan jamaah
haji Embarkasi Jakarta.
BAB V : PEMBAHASAN DAN ANALISIS
11

Analisis tugas dan fungsi Panitia


Penyelenggara Ibadah Haji, analisis
Mekanisme pelayanan pemberangkatan
 
dan pemulangan jamaah haji embarkasi
jakarta, analisis faktor pendukung dan
penghambat dalam pelayanan
pemberangkatan dan pemulangan jamaah
haji Embarkasi Jakarta.
BAB VI : PENUTUP
Kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II

LANDASAN TEORI

A.  Pelayanan
1. Pengertian Pelayanan
Haji yang dikelola oleh Pemerintah dalam hal ini
Kementerian Agama Republik Indonesia yang diatur
dalam Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji, yakni Pemerintah
berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan
perlindungan dengan menyediakan layanan administrasi,
bimbingan ibadah haji, akomodasi, transportasi,
pelayanan kesehatan, dan hal-hal lain yang diperlukan
oleh jamaah haji.1
Para ahli menjelaskan pengertian pelayanan
dengan sudut pandang yang berbeda-beda, diantaranya
adalah:
a. AS Moenir: “pelayanan adalah sebagai proses
pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain
yang langsung diterima”.2
b. Menurut Kotler: “pelayanan adalah aktivitas atau
manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak lain yang
pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan

1
Kementerian Agama RI, Ditjen PHU, Peraturan Tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji, (Jakarta, 2012), h. 15.
2
Ahmad Kartono, Solusi Hukum Manasik Dalam Permasalahan
Ibadah Haji, (Jakarta. Pustaka Cendekiawan Muda 2016), h.5.

12
13

kepemilikan apapun. Produknya mungkin terikat atau


tidak terikat pada produk fisik”.
c. Menurut Atep Adya Brata,“pelayanan adalah segala
 
usaha penyediaan fasilitas dalam rangka
mewujudkan kepuasan para calon pembeli atau
pelanggan sebelum atau sesudah terjadinya
transaksi”.3
d. Menurut Fandy Tjipotono, “pelayanan adalah
bentuk penyajian, tindakan, dan informasi yang
diberikan untuk meningkatkan kemampuan
pelanggan atau pengguna jasa dalam mewujudkan
nilai potensial yang terdukung dalam produk atau
jasa inti yang dibeli pelanggan atau pengguna”.
Jadi, pelayanan adalah proses pemenuhan
kebutuhan pelanggan dengan menyediakan fasilitas
dalam rangka menciptakan kepuasan pelanggan.
2. Ruang Lingkup Pelayanan
Adapun ruang lingkup pelayanan jamaah haji
berdasarkan Undang-undang Nomor 13 tahun 2008 adalah
sebagai berikut:
a. Pembinaan
Pembinaan secara bahasa berasal dari bahasa
Arab “Bina” artinya bangunan, diberi awalan me
dan menjadi kalimat membina yang dapat diartikan
membangun atau menjadikan lebih baik. Dengan

3
Atep Adya Brata, Bisnis dan Hukum Perdata Dagas SMK,
(Bandung: Armico, 1999), h. 93.
14

demikian pembinaan berarti proses, tindakan dan


kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan
berhasil memperoleh hasil yang lebih baik.4
 
Pembinaan dalam arti etimologi adalah
membangun dan mengisi akal dengan ilmu yang
berguna, mengarahkan hati dengan berbagai dzikir,
serta menguatkan lewat introspeksi diri.5
Menurut Miftah Thoha, pembinaan adalah suatu
tindakan, proses, hasil atau pernyataan menjadi lebih
baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan,
peningkatan, pertumbuhan, evolusi atas berbagai
kemungkinan, berkembang atau peningkatan. Dan
menurut Miftah Thoha juga dalam bukunya yang
berjudul “Pembinaan Organisasi” mendefinisikan
pembinaan adalah sebagai berikut:
1) Pembinaan adalah suatu tindakan, proses atau
pernyataan menjadi lebih baik.
2) Pembinaan merupakan suatu strategi yang unik
dari suatu sistem pembaharuan dan perubahan
(Change).
3) Pembinaan merupakan suatu pernyataan yang
normatif, yakni menjelasan bagaimana perubahan
dan pembaharuan yang berencana serta
pelaksanaannya.

4
Buku Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h. 134.
5
Majdi Hilal, 38 Sifat Generasi Unggulan, (Jakarta: Gema Insani
Press, 1996), h. 138.
15

Pembinaan adalah suatu upaya yang terus


menerus untuk memperbaiki, meningkatkan,
mengarahkan, menyempurnakan, dan
 
mengembangkan kemampuan untuk mencapai tujuan,
agar sarana pembinaan mampu menghayati dan
mengamalkan Ajaran Islam sebagai pola kehidupan
sehari-hari. Baik dalam kehidupan pribadi, keluarga,
maupun kehidupan sosial masyrakat.6
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
pembinaan adalah suatu proses pembelajaran dengan
cara membekali diri dengan ilmu agar menjadi lebih
baik dan bermanfaat.
b. Pelayanan
Pelayanan adalah suatu proses pemenuhan
kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang
langsung diterima.7 Pelayanan juga dapat diartikan
sebagai setiap kegiatan/manfaat yang ditawarkan
suatu pihak lain yang pada dasarnya tidak
berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan
apapun.
c. Perlindungan

Perlindungan merupakan suatu yang sangat


diharapkan oleh jamaah haji yang berangkat ke Tanah
Suci, baik perlindungan sebelum keberangkatan,

6
BP 4, Pusat Pembinaan Keluarga Sejahtera, (Jakarta: 1989), h.3.
7
AS Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, ( Jakarta:
Bumi Aksara, 2002), h. 17.
16

waktu keberangkatan, hingga sampai ke Tanah Suci


dan ketika pulang ke kampung halaman. Dalam asas
perlindungan hukum yakni calon jamaah haji baik pra
 
pemberangkatan maupun yang berangkat wajib
mendapatkan garansi berupa adanya kepastian hukum
untuk berangkat ke Tanah Suci, dan garansi atas
waktu, terlebih pada saat berangkat ke tanah suci.

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa


perlindungan terhadap jamaah haji dengan cara
menggunakan Asuransi Jamaah Haji. Adapun
pengertian Asuransi Haji adalah suatu bentuk saling
menanggung diantara para jamaah dengan tujuan
untuk memberi santunan kepada ahli warisnya, jika
jamaah haji meninggal dunia pada saat menunaikan
ibadah haji, yakni sejak jamaah meninggalkan rumah
hingga tiba di rumah.8

3. Adapun kegiatan pelayanan jamaah haji


a. Pelayanan Penerimaan dan Pemberangkatan
Ketika jamaah tiba di embarkasi panitia
menyambut dengan baik dan mengarahkan jamaah ke
gedung SG2 untuk melakukan pelayanan satu atap (one
stop servise) yang di dalamnya ada seksi pendaftaran

8
Maisurih, “Manajemen Pelayanan Jamaah Hajipada Asrama Haji
Embarkasi DKI Jakarta Pondok Gede Tahun 2014”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Jakarta, 2014), h. 21
17

dan penerimaan jamaah, seksi pemberangkatan dan


jamaah transit, serta seksi jamaah udzur.9
b. Pelayanan Dokumen
 
Sebelum jamaah berangkat ke Tanah Suci
semua dokumen yang berhubungan dengan haji harus
dilengkapi seperti pasport dan visa. Selain itu jamaah
juga dipasangkan gelang sebagai tanda pengenal
(identitas) dan juga gelang barcode dari Arab Saudi.
c. Bimbingan Ibadah dan Manasik
Ketika jamaah berada di embarkasi
pembimbing manasik mengajarkan bagaimana tata
cara pelaksanaan haji yang sesuai dengan syari’at,
dan memberikan ceramah tentang akhlakul karimah,
tentang kesehatan, dan mengenalkan adab selama di
Arab Saudi.
d. Pelayanan Perbekalan
Jamaah haji sebelum berangkat ke tanah suci,
masing masing jamaah mendapatkan uang living cost
sebesar 1,500 real dan uang pengganti biaya paspor
sebesar Rp. 350,000
e. Akomodasi
Akomodasi merupakan hal yang sangat penting,
karena itu merupakan kebutuhan jamaah. Oleh karena

9
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Pedoman
Kerja Panitia Penyelenggara Ibdah Haji (PPIH) Embarkasi Pondok Gede,
2018), h. 7-10
18

itu, hendaklah jamaah dilayani dengan baik, agar para


jamaah khusuk dan nyaman dalam beribadah
f. Pelayanan Bea dan Cukai
 
Bagian bea dan cukai menyiapkan petugas dan
peralatan untuk kelancaran pelaksanaan tugas serta
memantau pemeriksaan koper/barang bawaan jamaah
dengan alat X-ray.10
g. Pelayanan Imigrasi
Bagian imigrasi bertugas mengecek dan meneliti
paspor haji yang disesuaikan dengan fisik pemegang
dan menyerahkan langsung kepada masing-masing
jamaah calon haji.11
h. Pelayanan kesehatan (pemeriksaan kesehatan akhir)
Pelayanan kesehatan ini dilakukan sebelum
jamaah berangkat ke Tanah Suci seperti medical chek
up, suntik vaksin menginitis dan suntik vaksin HINI.
Pelayanan kesehatan ini terus dilakukan untuk
mengetahui keadaan jamaah, bagi jamaah yang
mempunyai penyakit, maka diberikan gelang kuning
untuk selalu mendapatkan pengawasan dari Tim
Kesehatan.

10
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Pedoman
Kerja Panitia Penyelenggara Ibdah Haji (PPIH) Embarkasi Pondok Gede,
2018), h. 20
11
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah,
Pedoman Kerja Panitia Penyelenggara Ibdah Haji (PPIH) Embarkasi Pondok
Gede, 2018), h. 21
19

i. Pelayanan Keamanan
Bagian keamanan melaksanakan dan
mengendalikan tugas-tugas pengamanan dilingkungan
 
asrama haji dan menciptakan area steril baik di dalam
maupun di luar asrama.12
j. Pelayanan penerbangan
Pelayanan penerbangan bertugas memantau
pemberangkatan jamaah dari asrama menuju bandara
dan memonitoring pengawasan dan pengendalian
terhadap penggunaan pas bandara.13.
k. Pelayanan Konsumsi
Dalam menyediakan konsumsi untuk jamaah
hendaklah sesuai dengan standard gizi dan memuaskan
bagi jamaah, sehingga mereka merasa diperhatikan dan
nyaman dalam beribadah.
l. Transportasi
Transportasi merupakan alat untuk mengangkut
jamaah dari daerah masing-masing dan dari embarkasi
ke bandara. Maka dari itu transportasi yang digunakan
hendaklah yang memenuhi standar keselamatan.

12
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Pedoman
Kerja Panitia Penyelenggara Ibdah Haji (PPIH) Embarkasi Pondok Gede,
2018), h. 28
13
Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Pedoman
Kerja Panitia Penyelenggara Ibdah Haji (PPIH) Embarkasi Pondok Gede,
2018), h. 31
20

4. Ciri-ciri Pelayanan yang Baik


Menurut Kasmir ciri-ciri pelayanan yang baik adalah
sebagai berikut:14
 
1. Tersedianya karyawan yang baik
Kenyamanan jamaah sangat tergantung dari
karyawan yang melayaninya, karyawan harus ramah,
sopan dan menarik, disamping itu karyawan harus tetap
tanggap, pandai berbicara, menyenangkan, serta pintar,
karyawan harus mampu memikat dan mengambil hati
jamaah, sehingga jamaah semakin tertarik. Demikian
juga dengan cara kerja karyawan harus rapi, cepat dan
cekatan.
2. Tersedianya sarana dan prasarana yang baik
Pada dasarnya para jamaah ingin dilayani
secara prima. Untuk melayani jamaah salah satu hal
yang paling penting diperhatikan disamping kualitas
dan kuantitas sumberdaya manusia adalah sarana dan
prasarana yang dimiliki perusahaan. Peralatan dan
fasilitas yang dimiliki seperti ruang tunggu dan ruang
untuk menerima tamu harus dilengkapi dengan fasilitas
sehingga membuat jamaah merasa nyaman dan betah di
dalamnya.
3. Bertanggung jawab kepada setiap jamaah sejak awal
hingga selesai

14
Kasmir, Etika Costomer Service, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2005), h.186.
21

Pegawai atau karyawan harus bertanggung jawab


kepada setiap jamaah, artinya dalam melayani jamaah,
karyawan harus memperhatian jamaah dan memenuhi
 
semua kebutuhannya, sehingga jamaah merasa
diperhatikan, dan karyawan seharusnya bisa memberikan
solusi ketika jamaah ada masalah.

4. Mampu melayani secara cepat dan tepat


Dalam melayani jamaah, karyawan harus cepat
dan tepat. Artinya dalam melayani jamaah harus sesuai
dengan prosedur, layanan yang diberikan harus tepat
waktu.
5. Mampu berkomunikasi
Karyawan harus bisa berkomunikasi dengan baik,
supaya apa yang disampaikan bisa dipahami oleh jamaah.
Selain itu karyawan harus menggunakan bahasa yang
mudah dipahami oleh jamaah.
6. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik
Karyawan yang melayani hendaklah orang yang
terlatih dan mempunyai pengetahuan yang luas, supaya
ketika jamaah bertanya bisa dijawab dan memberikan
solusi setiap permasalahan.
7. Berusaha memenuhi kebutuhan jamaah
Berusaha memenuhi kebutuhan jamaah. Artinya
karyawan harus cepat dan tangggap dalam melayani
jamaah, jangan sampai terlambat atau lalai dalam
melayani jamaah. Seandainya jamaah tidak dilayani
22

dengan baik, maka jamaah akan kecewa, dan mengatakan


kalau pelayanan yang diberikan tidak memuaskan.
8. Mampu memberikan kepercayaan kepada jamaah
 
Sebagai karyawan yang baik harus menjaga
kepercayaan jamaah. Apapun kekurangan jamaah harus
tetap berbaik sangka, tidak pilih kasih dalam melayani.

B. Pemberangkatan
1. Konsep Pemberangkatan
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), pemberangkatan memiliki arti dalam kelas nomina
atau kata benda sehingga pemberangkatan dapat
menyatakan benda, atau semua benda dan segala yang
dibendakan. Singkatnya pemberangkatan berarti proses,
cara, pembuatan pemberangkatan.
Persiapan pemberangkatan jamaah haji awalnya
dilakukan dengan mengadakan pembinaan ibadah haji yang
diselenggarakan oleh Kementerian Agama, baik secara
individu maupun kelompok, tidak terkecuali oleh ketua
regu (karu) dan ketua rombongan (karom).
Bimbingn ibadah haji juga dapat dilakukan oleh
kelompok masyarakat, baik diselenggarakan oleh
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) maupun
kelompok sosial keagamaan dalam masyarakat, yang secara
prosedural harus mendapat izin dari Kepala Kantor
Kementerian Agama setempat.
23

Selanjutnya diatur kelompok terbang (kloter) yang


terdiri dari ketua kloter, ketua rombongan, dan ketua regu.
Pengaturan ini dilakukan oleh Kementerian Agama
 
Provinsi, kota/kabupaten di Embarkasi Haji masing-masing.
Kelompok terbang (kloter) dibentuk berdasarkan kapasitas
seat pesawat, sehingga dalam satu kloter dapat memuat
sebanyak 450 orang jamaah haji, 360 orang jamaah, atau
325 orang jamaah, dan dipimpin oleh seorang ketua kloter
(TPHI) yang diangkat oleh Menteri Agama15. Selanjutnya
Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) sebagai
pembimbing ibadah, dan Tim Kesehatan Haji Indonesia
(TKHI) sebagai pelayanan kesehatan, yang terdiri dari 1
dokter dan 2 paramedis.
Satu rombongan terdiri dari 45 orang jamaah haji
yang tergabung dari 4 regu, dan masing-masing
rombongan dipimpin oleh seorang ketua rombongan
(karom) yang dipilih dari rombongan jamaah itu sendiri.
Dalam satu regu berjumlah 11 orang jamaah haji yang
dipimpin oleh seorang ketua regu (karu) yang dipilih dari
regu itu sendiri.16
Jamaah haji ditempatkan di Asrama Haji Embarkasi,
yang tentunya sudah ada pelepasan dari kantor kementerian
agama dari masing-masing wilayah dengan
memberitahukan untuk membawa SPMA (surat panggilan

15
Ahmad Kartono, Manajemen Operasional Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, h.7.
16
Ahmad Kartono, Manajemen Operasional Penyelenggaraan Haji
dan Umrah, h..78.
24

masuk asrama). Asrama embarkasi adalah pelayana satu


atap, dimana semua perlengkapan jamaah haji dibagikan,
buku kesehatan, cek kesehatan, dan obat-obatan, paspor,
 
visa, gelang identitas, kartu jatah makan, dan uang living
cost jamaah.

C. Pemulangan
1. Konsep Pemulangan Jamaah Haji
Dalam bukunya Ahmad Kartono, bahwa mekanisme
pemulangan jamaah haji sebagai berikut.17
1. PPIH embarkasi berkoordinasi dengan PPIH Arab Saudi
mengenai jadwal pemulangan jamaah, dengan
menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan.
2. PPIH embarkasi menerima dan menyambut jamaah haji
yang tiba dari Arab Saudi di Bandara Debarkasi.
3. Jamaah yang kembali dari Arab Saudi langsung diantar
oleh Panitia ke daerah masing setelah selesai proses
imigrasi dan barang/bagasi.
4. Bagi jamaah yang sakit akan dievakuasi langsung ke
rumah sakit untuk menjalani pengobatan/perawatan
selama satu minggu.
2. Jamaah Haji
1. Pengertian Jamaah Haji

17
Ahmad Kartono, Manajemen Operasional Penyelenggaraan Haji
dan Umrah. h.80.
25

Jamaah adalah kata bahasa Arab yang artinya


“kelompok” atau “bersama-sama” ungkapan shalat
berjamaah berarti shalat yang dikerjakan secara
 
bersama-sama dibawah pimpinan seorang imam. Jamaah
berarti sekelompok manusia yang terikat oleh sikap,
pendirian, keyakinan, dan tugas serta tujuan yang sama.
Islam mengajarkan dalam menggalang kekompakan dan
kebersamaan, yaitu suatu masyarakat yang terdiri dari
pribadi-pribadi muslim, yang berpegang pada norma-
norma Islam, menegakkan prinsip ta’awun (tolong-
menolong) dan (kerjasama) untuk tegaknya kekuatan
bersama demi tercapainya tujuan yang sama.18
Haji ialah menuju atau berkunjung ke Baitullah
untuk melakukan amalan-amalan tertentu yang
digariskan Al-Qur’an dan Al-Hadits, seperti ihram,
tawaf, sa’i, wukuf di arafah, Mabit di Muzdalifah dan
mina, melontar jamarat dan tahallul.19
Jamaah haji adalah sekelompok orang yang
berkumpul dalam rangka berkunjung ke Tanah Suci
untuk melakukan amalan-amalan tertentu yang
digariskan Al-Qur’an dan Al-Hadits, seperti ihram,
tawaf, sa’i, wukuf di arafah, mabit di Muzdalifah dan
Mina, melontar jamarat dan tahallul
2. Macam-macam haji

18
Harun Nasution, Ensiklopedia Islam Indonesia, (Jakarta:
Djembatan, 1992), h. 486-487.
19
Ahmad Kartono, Solusi Hukum Manasik Dalam Permasalahan
Ibadah Haji, (Jakarta: Pustaka Cendekiawan Muda, 2016), h.15.
26

Dalam pelaksanaannya, haji terdiri dari macam, yaitu:


a) Haji Tamattu’
Tamattu’ adalah mengerjakan umrah lebih dahulu,
 
baru mengerjakan haji.
b) Haji Ifrad
Ifrad adalah mengerjakan haji terlebih dahulu,
kemudian mengerjakan umrah.
c) Haji Qiran
Qiran adalah mengerjakan haji dan umrah secara
bersamaan.
3. Syarat, rukun, dan wajib haji
a. Syarat Haji
1) Beragama Islam
2) Baligh
3) Aqil
4) Merdeka
5) Istitho’ah
b. Rukun haji
1) Ihram
Ihram adalah mengenakan pakaian ihram dengan
niat untuk haji atau umrah di miqad makani.
2) Wukuf di Arafah
Wukuf di arafah adalah berdiam diri, zikir dan doa
di arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah.
3) Tawaf Ifadhah
Tawaf ifadhah adalah mengelilingi kakbah
sebanyak 7 kali putaran, dilakukan setelah
27

melontar jumrah aqobah pada tanggal 10


Dzulhijjah.
4) Sa’i
 
Sa’i adalah berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan
Marwa, dimulai dari bukit Shafa dan berakhir di
Marwa.
5) Tahallul
Tahallul adalah mencukur atau menggunting
rambut sesudah melakukan sa’i.
6) Tertib
Tertib adalah mengerjakan sesuai dengan urutan.
c. Wajib Haji
Wajib haji adalah semua pekerjaan yang harus
dilakukan, jika ditinggalkan maka harus membayar
dam.
1) Ihram dari miqat, niat haji atau umrah dari miqat
makani, dilakukan setelah memakai pakaian
ihram.
2) Mabit di Muzdalifah pada tanggal 9 Dzulhijjah
(dalam perjalanan dari arafah ke mina).
3) Mabit di Mina pada hari tasyrik 11,12,dan 13
Dzulhijjah.
4) Melontar jumrah (jumrah aqabah pada tanggal 10
dzulhijjah) dan jumrah ula, wustha, aqabah pada
tanggal 11,12,13.
5) Mengindari perbuatan terlarang.
6) Tawaf wada’
28

Tawaf wada’ adalah tawaf perpisahan sebelum


meninggalkan kota Makkah.

 
3. Asrama Haji
1. Pengertian Asrama Haji
Asrama haji merupakan unit pelayanan
penyelenggaraan ibadah haji dilingkungan
Kementerian Agama yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umrah.
Haji ialah menuju atau berkunjung ke
Baitullah untuk melakukan amalan-amalan tertentu
yang digariskan Al-Qur’an dan Al-Hadits, seperti
ihram, tawaf, sa’i, wukuf di Arafah, mabit di
Muzdalifah dan Mina, melontar jamarat dan
tahallul.20
Berdasarkan pengertian di atas, asrama haji
adalah asrama yang dibangun oleh Departemen
Agama sebagai tempat berkumpulnya jamaah haji
untuk melengkapi semua yang berhubungan dengan
haji baik, pemberangkatan atau pemulangan.

2. Klasifikasi Asrama Haji Embarkasi Jakarta


a. Asrama Haji Embarkasi

20
Ahmad Kartono, Solusi Hukum Manasik Dalam Permasalahan
Ibadah Haji, (Jakarta: Pustaka Cendekiawan Muda, 2016), h.15.
29

Asrama Haji Embarkasi merupakan


tempat menyelenggarakan pelayanan akomodasi,
konsumsi, bea cukai, imigrasi, karantina, city
 
check in, dan layanan lain yang diperlukan dalam
rangka pemberangkatan, dan pemulangan bagi
jamaah haji.
b. Peran Asrama Haji
Dalam pelaksanaan haji, asrama haji
mempunyai peran yang sangat penting yaitu:
1) Penyusunan dan perencanaan
2) Pelaksanaan kegiatan penyediaan akomodasi
dan konsumsi bagi jamaah haji dan
masyarakat lainnya.
3) Pelaksanaan administrasi, living cost, dan
dokumen lainnya.
4) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan
3. Jumlah Embarkasi/Debarkasi
Dalam rangka memudahkan pelayanan
keberangkatan dan kepulangan jamaah haji,
Menteri Agama menetapkan 12
Embarkasi/debarkasi yang telah memenuhi
persyaratan dan ketentuan yang berlaku, baik oleh
pihak Kementerian Perhubungan, Angkasapura
dan pihak penerbangan. Kedua belas
21
Embarkasi/debarkasi tersebut adalah :

21
Ahmad Kartono, Manajemen Operasional Penyelenggaraan
Haji dan Umrah, 2017, h. 78-79
30

a. Embarkasi/Debarkasi Aceh (BTJ), untuk


mengangkut jamaah haji provinsi Nanggro
Aceh Darussalam.
 
b. Embarkasi/Debarkasi Medan (MES), untuk
mengangkut jamaah haji provinsi Sumatera
Utara.
c. Embarkasi/Debarkasi Padang (PDG), untuk
mengangkut jamaah haji provinsi Sumatera
Barat, Bengkulu, dan sebagian dari provinsi
Jambi.
d. Embarkasi/Debarkasi Palembang (PLM),
mengangkut jamaah haj provinsi Sumatera
Selatan dan Bangka Belitung.
e. Embarkasi/Debarkasi Batam (BTH),
mengangkut jamaah haji provinsi Riau,
Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, dan
sebagian provinsi Jambi.
f. Embarkasi/Debarkasi Jakarta (JKT),
mengangkut jamaah haji provinsi DKI Jakarta,
Banten, Jawa Barat dan Lampung.
g. Embarkasi/Debarkasi Solo (SOC), mengangkut
jamaah haji provinsi Jawa Tengah, D.I
Yogyakarta, dan sebagian provinsi Kalimantan
Tengah.
h. Embarkasi/Debarkasi Surabaya (SUB),
mengangkut jamaah haji provinsi Jawa Timur,
Bali dan Nusa Tenggara Timur.
31

i. Embarkasi/debarkasi Balik papan (BPN),


mengangkut jamaah haji Kalimantan Timur,
Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Utara.
 
j. Embarkasi/debarkasi Banjarmasin (BDJ),
mengangkut jamaah haji provinsi Kalimantan
Selatan, dan sebagian provinsi Kalimantan
Tengah.
k. Embarkasi/Debarkasi Makassar (UPG),
mengangkut jamaah haji provinsi Sulawesi
Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara,
Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua dan
Papua Barat.
l. Embarkasi/Debarkasi Lombok (LOP),
mengangkut jamaah haji Nusa Tenggara Barat.
Untuk pengelola asrama haji sebagai aset
nasional, Departemen Agama membentuk
Badan Pengelola Asrama Haji, sekarang disebut
dengan unit pelaksana teknis (UPT) di
lingkungan Departemen Agama yang disingkat
dengan BPAH embarkasi dan BPAH transit.22

22
Departemen Agama RI, Direktorat Pelayanan Haji, Dirjen
penyelenggaraan Haji dan Umrah, profil Asrama Haji Embarkasi dan Transit,
h. 7.
BAB III
GAMBARAN UMUM
ASRAMA HAJI EMBARKASI JAKARTA
 

A. Sejarah dan Perkembangan Embarkasi Jakarta


Seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya
perkembangan penduduk yang begitu cepat, serta antusias
masyarakat khususnya yang beragama Islam untuk
menunaikan ibadah haji begitu banyak, bahkan setiap tahun
mengalami peningkatan. Oleh karena itu, dalam upaya
meningkatkan pelayanan, bimbingan, dan perlindungan
jamaah haji, salah satu fasilitas pelayanan adalah adanya
Asrama Haji Embarkasi yang mempunyai nilai dan manfaat
ganda pada masa operasional haji, yaitu tempat akomodasi dan
proses keberangkatan calon jamaah haji ke Tanah
Suci.Demikian juga pada saat kembali ketempat asal jamaah
sekaligus menjadi tempat aktivitas oleh masyarakat umum
pengguna jasa, instansi pemerintah, swasta, organisasi
kemasyarakatan dan lain-lain.1
Kewajiban untuk masuk Asrama Haji dimulai pada tahun
1970. Kewajiban ini terkait dengan ditetapkannya Indonesia
sebagai daerah endemik penyakit kolera oleh Badan Kesehatan
Dunia (WHO). Adapun ketentuan WHO yang mengharuskan
warganegara Indonesia yang ingin ke luar negeri dikarantina
terlebih dahulu sebelum berangkat. Kondisi ini yang kemudian

1
Kemenag RI Dirje PHU, Realita Haji Indonesia,( Jakarta:
Kementerian RI Dirjen PHU, 2008), h. 46.

32
33

memaksa pemerintah Arab Saudi mengeluarkan aturan agar


jamaah haji Indonesia dikarantina selama 5 x 24 jam (3 jam)
sebelum keberangkatan ke Arab Saudi dan setibanya kembali
 
ke tanah air.2
Oleh karena itu, hal ini merupakan kondisi yang perlu
diperhatikan, maka Direktur Jenderal Urusan Haji pada waktu
itu yang menjabat adalah Prof. KH. Farid Ma’ruf.
merencanakan pembangunan Asrama Haji, dengan
mengeluarkan surat perintah nomor: SP. 08/1974 tanggal 24
April 1974 tentang Pembentukan Tim Perencanaan
pembangunan Asrama Haji. Perencanaan itu baru bisa
direalisasikan pada Departemen Agama yang waktu itu
dipimpin oleh H. Alamsyah Ratu Perwira Negara dan Dirjen
Urusan Haji dijabat oleh H.A. Burhani Tjokrohandoko.Melalui
Surat Perintah tersebut ditindaklanjuti pelaksanaan
pembangunan Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pondok Gede,
dengan pertimbangan antara lain lokasinya dekat dengan
Bandara Halim Perdanakusuma yang pada waktu itu
merupakan Bandara Internasional ke Indonesia atau dari
Indonesia.
Dalam perkembangan selanjutnya jumlah jamaah haji
yang menggunakan kapal udara mengalami kenaikan sampai 3
kali lipat, maka pemberangkatan di Asrama Haji dikembankan
menjadi beberapa wilayah yaitu menjadi dua lokasi Jakarta

2
Kemenag RI Dirjen PHU, Realita Haji Indonesia, h. 46.
34

dan Surabaya, dan selanjutnya menjadi empat (4) wilayah


dengan tambahan Asrama Haji Makassar dan Medan.
Untuk kelayakan dan kesiapan pakai Asrama Haji pada
 
musim haji tiap tahun serta pelayanan pemakaian oleh umum
di luar musim haji, maka dalam pengelolaannya diperlukan
manajemen yang mengatur tata cara pemeliharaan dan
pengembangannya termasuk sumber daya manusia dalam
mengelola Asrama Haji.
Asrama Haji yang dibangun Pemerintah pada awal
pembangunannya pemanfaatanyya terbatas untuk pelayanan
akomodasi serta kemudahan pengaturan pemberangkatan dan
pemulangan haji agar sejalan dengan perkembangan zaman.
Diluar musim haji juga dimanfaatkan untuk kepentingan
umum. Asrama Haji Pondok Gede pertama kali didirikan pada
tahun 1995, dengan status tanah Sertifikat hak milik
Departemen Agama RI Dirjen PHU. Asrama Haji ini berdiri di
atas tanah seluas 158.606 M2, dengan kapasitas tampung
jamaah 320 orang dan petugas 187 orang.3
Setelah dilakukan pembangunan bertahap Asrama Haji
bisa menampung jamaah sebanyak 1.335 orang, dengan
pegawai sebanyak 127 orang.
Melalui proses pengembangan sarana dan prasarana
secara bertahap sampai saat ini menunjukkan kemajuan yang
sangat berarti dalam memberikan pelayanan kearah yang lebih
baik. Hal ini jelas dari fisik maupun fasilitas pendukung

3
Kemenag RI Dirjen PHU, Realita Haji Indonesia, h. 46
35

lainnya yang merupakan aset Pemerintah yang bisa bermanfaat


bagi umat.
Unit Pelaksana Teknis Asrama Haji sekarang merupakan
 
salah satu sarana dan fasilitas pelayanan kepada jamaah haji
yang mempunyai peranan dan fungsi penting bagi jamaah
calon haji yang akan berangkat ke Tanah Suci maupun jamaah
haji yang kembali dari Tanah Suci. Selain itu juga digunakan
sebagai tempat sarana akomodasi bagi masyarakat umum.

B. Visi, Misi dan Motto Asrama Haji Embarkasi Jakarta


Pondok Gede
1. Visi
Terwujudnya Asrama Haji yang modern, agamis, dan
melayani dengan sepenuh hati.4
2. Misi
a. Meningkatkan pelayanan secara cepat, tepat, berkualitas
dan inovatif.
b. Menciptakan suasana yang kondutif, nyaman, aman,
tentram dan terciptanya ukuwah yang bisa dirasakan
pengguna jasa.
c. Meningkatkan inovasi kinerja pegawai dalam rangka
meningkatkan pemeliharaan, pengelolaan dan
pengembangan asrama haji sebagai aset pemerintah
untuk kepentingan umat.
3. Motto (Lima K)
a. Keramahan
4
File Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Asrama Haji Pondok Gede
36

b. Kebersihan
c. Kenyamanan
d. Ketetapan/kecepatan
 
e. keamanan5

C. Landasan, Tujuan, dan fungsi Asrama Haji Embarkasi


Jakarta Pondok Gede
1. Landasan didirikannya Asrama Haji Jakarta Pondok Gede
a. Kepres 53/1981 tentang Penyelenggaraan Urusan Haji.
b. SK Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji No. 80/1991 M
tanggal 16 Agustus 1991 tentang Pengesahan Hasil
Evaluasi Penyelenggaraan Operasional Urusan Haji
Tahun 1991 M/1411 H.
c. Keputusan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah
nomor D/28/2008 tentang pedoman kerja Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) pusat dan embarkasi.
d. Surat Gubernur Kepala Jenderal Tingkat I Jawa Barat
No. 645. B/4588 bintanan I/1991 tanggal 14 September
1991 tentang rekomendasi pembangunan Asrama Haji
Jawa Barat.
e. Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan
Umrah nomor D/438 tahn 2010 tentang pembentuka
Panitia Penyelengaraan Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi
Jakarta Pondok Gede tahun 1431 H/2010 M.

5
Kemenag RI Dirjen PHU, Pedoman Pengelolaan Asrama Haj
Pondok Gede Jakarta, (Jakarta: Kementerian Agama RI Dirjen PHU. 2007), h.
7
37

f. Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan


Umrah nomor D/476 tahun 2010 tentang penetapan
Embarkasi Lampung tahun 1431 H / 2010 M.
 
g. Keputusan Ketua PPIH Embarkasi Jakarta Pondok Gede
nomor: 018/PPIH/KET/X/2010 tanggal 7 Oktober 2010
tentang pengangkatan Pembantu Penyelenggaraan
Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Jakarta Pondok Gede
masa pemberangkatan 1431 H/ 2010 M.
2. Tujuan Asrama Haji Embarkasi Jakarta
Adapun tujuan didirikannya Asrama Haji Jakarta
adalah6:
a. Penyediaan sarana dan prasarana Urusan Haji
Khusus dan Pusat Kegiatan Umat Islam dalam
rangka penyediaan fasilitas yang referensif.
b. Peningkatan pelayanan ibadah haji bagi umat
Islam khususnya di Jawa Barat.
3. Fungsi Asrama Haji Jakarta
Adapun fungsi Asrama Haji Embarkasi Jakarta adalah:
a. Sebagai sarana bagi upaya meningkatkan
pelayanan haji.
b. Sebagai sarana bagi kesiapan pemberangkatan
calon jamaah haji.
c. Sebagai tempat prossesing CIQ (Costum,
imigration dan quarantine).

6
Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji,
Departemen Agama RI, Petunjuk Teknis Pengelolaan Asrama Haji di
Lingkungan Departemen Agama, h.4.
38

d. Sebagai tempat reservation untuk dapat kembali


ketempat asal masing-masing sesudah menunaikan
ibadah haji.7
 

D. Tugas dan Fungsi BPAH/UPT Asrama Haji Embarkasi


Jakarta
1. Tugas BPAH/UPT
Badan pengelola Asrama Haji Embarkasi Jakarta
mempunyai tugas menyelenggarakan dan melaksanakan
sebagian tugas Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah dalam hal pelayanan ibadah haji,
akomodasi/pengsramaan calon jamaah haji dan pengelolaan
asrama haji diluar musim haji sesuai dengan kebijakan
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah.8
2. Fungsi BPAH
Adapun fungsi BPAH adalah memelihara, mengelola
dan mengembangkan asrama haji secara swakelola dan
swadana.

E. Struktur Organisasi Unit Pelaksana Terknis (UPT)


Asrama Haji Embarkasi Pondok Gede
Penyelenggaraan Pengelolaan UPT Asrama Haji Jakarta
merupakan pelaksanaan dari Peraturan Menteri Agama Nomor

7
Kemenag RI Dirjen PHU, Reaslita Haji Indonesia, Jakarta:
Kementerian RI Dirjen PHU, 2008), h. 47.
8
Kemenag RI Dirjen PHU, Pedoman Pengelolaan Asrama Haji
Pondok Gede Jakarta, (Jakarta: Kementerian Agama RI Dirjen PHU, 2007).
h.6.
39

44 Tahun 2014 tentang organisasi dan tata kerja unit pelaksana


teknis asrama haji yang mengamanatkan agar pengelolaan
dilaksanakan secara efektif, efisien, dan akuntabel dengan
 
menjunjung tinggi semangat keadilan dan transparansi.9
1. Kepala UPT Asrama Haji Jakarta : Dasrul El Hakim
NIP : 197306042002121002
2. KASUBAG ADM & Keuangan: Imam Teguh Saputro
NIP : 196710291993031004
3. Seksi Pelayanan : M. Hafiz Jauhari
NIP : 198309252002121002
4. Seksi Kerjasama : Ahmad Syukri
NIP : 197207271998031004
F. Struktur Organisasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji
(PPIH) Embarkasi Jakarta Pondok Gede
Berdasarkan keputusan Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah Nomor 258 Tahun 2018 Tentang Pembentukan
Panitian Penyelenggara Ibadah Haji Embarkasi/Debarkasi
Jakarta Pondok Gede Tahun 1439 H/2018 M.

9
File Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Asrama Haji Pondok Gede
40

Tabel 3.1
Struktur Organisasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji
(PPIH) Embarkasi Jakarta Pondok Gede
 
1. Pengarah : Anies Baswedan
2. Ketua : Saiful Mujab
3. Wakil Ketua I : A. Bazari Syam
4. Wakil Ketua II : Sadarin
5. Sekretaris : Tabroni
6. Wakil Sekretaris I : Ubik Baihaqi
7. Wakil Sekretaris II : Sapta Putri
8. Kepala Bidang Penerimaan dan
Pemberangkatan : Munib Maksum
9. Wakil Kepala Bidang Penerimaan dan
Pemberangkatan : Deni Rusli
10. Kepala Bidang Dokumen : Fudloli
11. Wakil Kepala Bidang Dokumen : Entep
12. Kepala Bidang Pembinaan Jamaah Haji : Mudehir
13. Kepala Bidang Perbekalan : Matroji
14. Wakil Kepala Bidang Perbekalan : Esa Aisah
15. Kepala Bidang Akomodasi : Dasrul El Hakim
16. Wakil Kepala Bidang Akomodasi : M. Hafiz Jauhari
17. Kepala Bidang Bea dan Cukai : Dhudy Herdi. W
18. Kepala Bidang Imigrasi : Hattor Tampubolon
19. Kepala Bidang Kesehatan : Budi Hendrawan
20. Kepala Bidang Keamanan : Mirsoadi
21. Wakil Kepala Bidang Keamanan : Suripto
22. Kepala Bidang Penerbangan : Guruh Dinata
41

G. Fasilitas Pelayanan Asrama Haji Embarkasi Jakarta


 
Berdasarkan profil Unit Pelaksana Teknis (UPT) Asrama
Haji Jakarta tahun2018. Bahwa asrama haji memiliki fasilitas
sebagai berikut10:
1. Nama Asrama : UPT Asrama Haji Jakarta
2. Kapasitas Tampung :
Jamaah : 1.320 orang
Petugas 15 orang
3. Jumlah gedung : 23 gedung
a. Gedung penginapan : 10 gedung
b. Gedung serba guna : 3 gedung
c. Gedung perkantoran : 1 gedung
d. Gedung dapur : 1 gedung
e. Gedung masjid : 1 gedung
f. Gedung arsip Ditjen PHU : 1 gedung
g. Gedung gudang Ditjen PHU : 1 gedung
h. Gedung satpam : 4 gedung
i. Gedung laundry : 1 gedung
Semua dikelola secara profesional dan akuntabel dengan
mengedepankan kepentingan jamaah.11

10
File Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Asrama Haji Pondok Gede
11
File Badan Pengelola Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pondok
Gede
BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN


 

A. Tugas dan Fungsi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji


(PPIH) Embarkasi Jakarta
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji merupakan pegawai
yang ditunjuk atau direkrut langsung oleh Kementerian
Agama, yang ditugaskan untuk melaksanakan proses
Penyelenggaraan Ibadah Haji di Embarkasi. Tugasnya adalah
melayani jamaah sejak kedatangan hingga keberangkatan dari
Embarkasi menuju Bandara Soekarno Hatta. Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi dibentuk dan
diangkat oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan
Umrah atas nama Menteri Agama sesuai dengan amanat
Undang-undang RI No. 13 tahun 2008 dan Peraturan
Pemerintah (PP) nomor 79 tahun 2012 pasal 16 ayat (2) yang
menyebutkan bahwa Panitia Penyelenggara Ibadah Haji
(PPIH) harus sudah terbentuk paling lambat 3 (tiga) bulan
sebelum pemberangkatan jamaah haji kelompok terbang
(kloter) pertama.1
Berdasarkan Keputusan Direktur Penyelenggaraan Haji
dan Umrah Nomor 258 Tahun 2018 tentang pembentukan
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)
1
Ahmad Kartono, Manajemen Operasional Penyelenggaraan Haji
dan Umrah. h. 44.

42
43

Embarkasi/Debarkasi Jakarta Pondok Gede Tahun 1439


H/2018 M, bahwa tugas pokok Panitia Penyelenggara Ibadah
Haji (PPIH) Embarkasi Jakarta Pondok Gede adalah
 
menyelenggarakan operasional pemberangkatan jamaah calon
haji di embarkasi dengan menyiapkan hal-hal teknis terkait
pelayanan kepada jamaah haji, seperti memberikan pelayanan
penerimaan jamaah haji, akomodasi, penyerahan dokumen,
penyerahan uang living cost, penyerahan gelang identitas,
penyelasaian imigrasi, pemeriksaan ulang kesehatan,
penyelesaian bea cukai, pembinaan manasik haji, pembayaran
penggantian biaya cetak paspor, dan pembagian zam-zam
kepada jamaah haji yang sesuai dengan kebijakan Direktur
Penyelenggaraan Haji dan Umrah.2 Sedangkan fungsi Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji Embarkasi Pondok Gede adalah3:
1. Merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan
pelayanan pemberangkatan jamaah calon haji di embarkasi.
2. Memberikan pelayanan penerimaan jamaah, transit,
dokumen, akomodasi, pembinaan jamaah dan petugas,
keamanan, perebekalan, penerbangan, imigrasi, bea cukai,
dan kesehatan kepada jamaah calon haji di embarkasi.
3. Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan dengan unsur
instansi terkait.

2
Pedoman Kerja Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)
Embarkasi Jakarta Pondok Gede Tahun 1439 H / 2018 M
3
Pedoman Kerja Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)
Embarkasi Jakarta Pondok Gede Tahun 1439 H / 2018 M
44

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)


menyelenggarakan operasional pemberangkatan dan
pemulangan jamaah haji yang bertempat di Asrama Haji Jakarta
 
Pondok Gede sebagai tempat peristirahatan dan persiapan
terakhir sebelum keberangkatan ke Tanah Suci. Di Asrama Haji
Jakarta Pondok Gede jamaah menerima layanan Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji untuk melengkapi segala sesuatu
yang berhubungan dengan haji.4

Pada saat penelitian penulis menemukan ada sedikit


masalah ketika gelang identitas tidak cocok dengan tangan
jamaah, dan karet untuk mengunci gelang terlalu kecil
sehingga sulit untuk dipasangkan. Petugas perbekalan
khususnya bagian gelang terbatas/sedikt, sehingga dalam
pemasangan gelang terjadi antrian. Masih ada beberapa
jamaah yang tidak hati-hati dalam menyimpan uang living cost
bahkan uang living cost yang diberikan hilang. Kemudian ada
beberapa jamaah yang lupa menyimpan paspor, ada juga yang
menitipkan paspor kepada teman, padahal paspor harus
dipegang oleh pemilik masing-masing. Penulis juga
menemukan bahwa petugas bagian kesehatan dengan petugas
bagian perbekalan kurang koordinasi, sehingga terjadi kendala
pada saat pelayanan yang menyebabkan antrian panjang pada
saat pemasangan gelang jamaah.

4
Wawancara pribadi dengan Kepala Bidang Pemberangkatan dan
Pemulangan Jamaah Haji Embarkasi Jakarta bapak Munib Maksum pada
tanggal 8 Januari 2019.
45

Kemudian pada saat foto biometrik juga terjadi


masalah, dimana pada hari pertama pemberangkatan ada
kesalahan teknis, dimana dari 11 computer hanya 2 yang
 
terhubung ke Arab Saudi, sehingga membutuhkan waktu yang
lama dalam proses foto biometrik, ada juga beberapa jamaah
yang susah dalam rekam jari karena tidak terbaca oleh alat,
dan terakhir ada 1 jamaah yang tidak foto biometriks, hal ini
mengganggu proses keberangkatan, karena kalau ada 1 jamaah
yang belum foto biometrik maka kloter yang tergabung tidak
bisa diberangkatkan.5

B. Mekanisme Pelayanan Pemberangkatan dan Pemulangan


Jamaah Haji di Embarkasi Jakarta
1. Pelayanan Pemberangkatan Jamaah
a. Pelayanan One Stop Service

Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2008


Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, bahwa
pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan,
pelayanan, dan perlindungan dengan menyediakan
layanan administrasi, bimbingan ibadah haji, akom
odasi, transportasi, pelayanan kesehatan, dan hal-hal lain
yang diperlukan oleh jamaah haji.6

5
Wawancara pribadi dengan Kepala Bidang Pemberangkatan dan
Pemulangan Jamaah Haji Embarkasi Jakarta bapak Munib Maksum pada
tanggal 8 Januari 2019.
6
Kementerian Agama RI, Ditjen PHU, Peraturan Tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji, Jakarta, 2012. h. 15.
46

Pembinaan, pelayanan, dan perlindungan adalah


tiga pondasi sebagai dasar dalam penyelenggaraan
ibadah haji. Tiga dasar ini juga yang menentukan
 
keberhasilan dan kegagalan Pemerintah dalam hal ini
Kementerian Agama sebagai regulator penyelenggara
ibadah haji.

Keberhasilan Pemerintah dalam


menyelenggarakan ibadah haji tergantung bagaimana
Pemerintah menerapkan tiga konsep ini. Lembaga
pemerintah yang menjadi regulator penyelenggara
ibadah haji adalah Kementerian Agama, Kepala Kantor
kementerian Agama yang terlibat dalam
penyelenggaraan ibadah haji pada Embarkasi Jakarta
Pondok Gede bertanggung jawab penuh atas kesuksesan
dan kelancaran penyelenggaraan ibadah haji.

Sebagaimana yang telah diatur oleh ketua Panitia


Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Jakarta
dan dilaksanakan oleh rekan Panitia Penyelenggara
Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Jakarta Pondok Gede.
Dalam pelayanan pemberangkatan dan pemulangan
jamaah haji memerlukan mekanisme yang baik dan
benar, mulai sejak kedatangan, pemberangkatan sampai
kepulangan jamaah dari Tanah Suci Makkah Al
Mukarramah. Kegiatan selama di asrama haji embarkasi
meliputi penerimaan jamaah haji, akomodasi,
penyerahan dokumen, penyerahan uang living cost,
47

penyerahan gelang identitas, penyelesaian imigrasi, foto


biometrik, pemeriksaan ulang kesehatan, penyelesaian
bea dan cukai, pembinaan manasik haji, pembayaran
 
penggantian biaya cetak paspor, dan pembagian zam-
zam kepada jamaah haji.7

Pada tahun 2018 Asrama Haji Embarkasi Jakarta berencana


memberangkatkan jamaah sebanyak 24,839 orang (24,524
jamaah dan 315 petugas kloter), namun yang teresalisasi
hanya 24,763 jamaah (24,448 jamaah dan 315 petugas kloter),
jamaah yang berasal dari DKI, Banten, dan lampung. DKI 21
kloter dengan jumlah 8,002 jamaah, Banten 24 kloter dengan
jumlah 9,402 jamaah, dan Lampung 18 kloter dengan jumlah
7,044 jamaah. Adapun jamaah yang wafat berjumlah 3 orang,
dan open seat 78 seat.8

Di Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pondok Gede


Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Menerapkan pelayanan
satu atap (one stop service) dengan mekanisme yang baik dan
benar. Pada saat penulis mengamati dan menerima informasi
dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji bahwa dalam proses
pelayanan PPIH menerapkan mekanisme yang sesuai dengan
SOP yang berlaku.

7
Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji Dan Umrah,
Pembentukan Panitian Penyelenggara Ibadah Haji Embarkasi/Debarkasi
Jakarta Pondok Gede Tahun 2018.
8
File Unit Pelaksana Teknis (UPT) Asrama Haji Jakarta Pondok
Gede.
48

Jamaah yang baru tiba di embarkasi dengan


menggunakan bus masuk dari arah pintu kedatangan sambil
membawa koper dan barang bawaan masing-masing,
 
kemudian masuk melewati pintu kedatangan menuju tempat
duduk yang telah disediakan, tempat duduk laki-laki dan
perempuan dipisah, bagi jamaah yang ingin makan dan
minum, dimeja bagian depan sudah disediakan snack. Setelah
jamaah berkumpul sesuai dengan kloter keberangkatan
Kepala Bidang Penerimaan dan pemberangkatan memberikan
arahan tentang alur pelayanan, dan setiap jamaah menyiapkan
berkas-berkas yang akan diserahkan kepada masing-masing
meja pelayanan.9

Pelayanan pertama yang diberikan oleh Panitia


Penyelenggara Ibadah Haji adalah pelayanan cek kesehatan
terakhir. Cek kesehatan tetakhir sebelum terbang. Jamaah
yang duduk bagian depan dipersilahkan menuju meja bagian
kesehatan, di meja bagian kesehatan sudah ada tiga orang
dokter untuk memeriksa kesehatan calon jamaah. Bagi
jamaah yang tidak ada masalah kesehatan dipersilahkan untuk
menuju meja selanjutnya, tapi tetap diberikan obat untuk
jaga-jaga selama di Makkah Al Mukarramah, dan bagi
jamaah yang mempunyai penyakit risiko tinggi diperiksa
lebih lanjut keruangan khusus yang nantinya akan diberi

9
Wawancara pribadi dengan Kepala Bidang Pemberangkatan dan
Pemulangan Jamaah Haji Embarkasi Jakarta bapak Munib Maksum pada
tanggal 8 Januari 2019.
49

gelang warna orange sebagai tanda bahwa jamaah tersebut


memiliki penyakit dan harus tetap dalam pengawasan.10

Selanjutnya jamaah yang sudah selesai cek


 

kesehatan dan mendapatkan obat serta ID Card kesehatan


haji, kemudianmendaftar kepada Panitia Bagian Penerimaan
dengan menyerahkan Surat Panggilan Masuk Asrama
(SPMA) dan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH),
buku merah atau bukti lunas. Setelah itu jamaah akan
mendapatkan kokarde warna putih dan kuning, guna kokarde
adalah untuk mengambil gelang besi dan gelang barcode.11

Jamaah yang sudah mendapatkan kokarde,


selanjutnya ke bagian gelang besi dan gelang barkode. Gelang
besi merupakan gelang dari Kementerian Agama sebagai
identitas yang dilengkapi QR Code, pada gelang itu memuat
data jamaah seperti: identitas, daerah asal, nomor passport,
termasuk nomor hotel yang ditempati selama di Arab Saudi.

Sedangkan gelang barcode merupakan gelang dari


Arab Saudi berupa gelang plastik anti air, yang memuat data
jamaah. Gelang ini dipakai sejak di embarkasi sampai
kepulangan. Gelang barcode ini juga terkoneksi dengan
seluruh informasi data elektronik haji pada Sistem

10
Observasi Langsung di Embarkasi Jakarta Pondok Gede pada
tanggal 30 Juli sampai 15 Agustus 2018
11
Observasi Langsung di Embarkasi Jakarta Pondok Gede pada
tanggal 30 Juli sampai 15 Agustus 2018
50

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi12. Disebelah kiri


bagian gelang, jamaah akan mendapatkan kartu makan selama
di embarkasi dan nomor kamar selama di embarkasi.
 

Setelah jamaah mendapatkan atau memakai


gelang, lanjut ke pemeriksaan paspor. Bagian imigrasi ini
memeriksa paspor yang di dalamnya ada visa, tiket, kartu
kuning yang disesuaikan dengan data jamaah apakah sesuai
atau tidak13. Setelah pemeriksaan paspor, calon jamaah haji
mendapatkan uang living cost sebesar 1.500 real atau
equivalen Rp. 5,355,000, dan Rp. 350,000 sebagai pengganti
pembuatan paspor. Uang tersebut berasal dari Biaya
Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang telah dibayarkan
jamaah, uang living cost langsung diberikan kepada
jamaahsebelum berangkat ke bandara. Pemberian uang living
cost 1.500 SAR bertujuan untuk memberikan bekal kepada
jamaah haji agar dapat digunakan sebagai kebutuhan dan
untuk membantu kepentingan ibadah selama di tanah suci.

Pelayan one stop service yang terakhir adalah foto


biometrik. Foto biometrik ini merupakan program
Kementerian Agama Arab Saudi yang bertujuan membantu

12
Wawancara pribadi dengan Kepala Bidang Pemberangkatan dan
Pemulangan Jamaah Haji Embarkasi Jakarta bapak Munib Maksum pada
tanggal 8 Januari 2019.
13
Wawancara pribadi dengan Kepala Bidang Pemberangkatan dan
Pemulangan Jamaah Haji Embarkasi Jakarta bapak Munib Maksum pada
tanggal 8 Januari 2019.
51

jamaah haji, biasanya foto biometrics dilakukan di Bandara


Jeddah, karena di Jeddah terjadi antrian yang panjang dan
lama sehingga ada jamaah yang tidak kuat, maka mulai tahun
 
2018 foto biometrics diadakan di Embarkasi, pada foto
biometrics yang direkam adalah mata dan rekam jari sepuluh.
Setelah selesai foto biometrics, jamaah diabsen oleh bagian
yang membantu biometrics, yaitu mahasiswa UIN Jakarta.
Sebelum di absen pastikan dulu kalau jamaah tersebut sudah
foto biometrik dan memberikan tanda pada paspor, serta
menepelkan stiker nomor bus pada tas kecil jamaah.

Ini merupakan pelayanan one stop service yang


diberikan oleh petugas PPIH selama jamaah berada di SG2.
Selanjutnya jamaah menuju penginapan sebelum berangkat ke
Tanah Suci.

b. Pelayanan Akomodasi/Pengasramaan

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dan


Unit Pelaksana Teknis (UPT) dalam hal ini bagian
akomodasi, memberikan pelayanan kepada jamaah haji
berupa Pelayanan akomodasi/pengasramaan yang
bertugas menempatkan jamaah sesuai dengan kapasitas
gedung dan kamar, menyusun rencana penempatan
jamaah dan mengurus sarana yang dibutuhkan. Dimana
dari 10 gedung yang berjumlah 3 lantai 44 kamar, (44
kamar mandi) dengan kapasitas 172 orang. Lantai I ada
52

12 kamar, lantai II ada 16 kamar, dan lantai III ada 16


kamar, tiap kamar ada 4 orang, dan dilengkapi AC.

Pengasramaan ini diberikan bertujuan sebagai


 

tempat istirahat bagi jamaah yang akan melakukan


perjalanan panjang kurang lebih 8 jam perjalan dengan
menggunakan pesawat terbang. Pelayanan pengasramaan
yang diberikan selama jamaah di embarkasi jamaah
merasa puas dengan fasilitas yang ada.14

c. Pelayanan Konsumsi/catering

Pelayanan konsumsi/catering sangat penting


selama calon jamaah haji berada di embarkasi sebelum
keberangkatan, pengaturan pembagian konsumsi
berdasarkan kartu makan yang diberikan oleh bagian
penerimaan ketika berada di SG2. Selama di embarkasi
sebelum keberangkatan jamaah mendapatkan makanan 3
kali dalam bentuk prasmanan dan 2 kali dalam bentuk
snack.

Adapun perusahaan yang menyediakan catering


jamaah haji selama di Embarkasi Jakarta adalah CV.
CIPTA BOGA VIDI Jogja yang membuka cabang di
Cinere.15
d. Pelayan Dokumen

14
Wawancara pribadi dengan Jamaah Embarkasi Jakarta kloter 52
ibu Rita Rismana Sukri pada tanggal 20 Maret 2019
15
Wawancara pribadi dengan subbag Administrsi & keuangan UPT
Asrama Haji Jakarta bapak Pancama G. Yudhya pada tanggal 4 Februari 2019.
53

Dokumen haji sangat penting bagi setiap jamaah,


karena dokumen haji sebagai syarat untuk memasuki
kota Makkah dan Madinah, seperti passport, visa, buku
 
kuning, ticket, dan yang lainnya yang berhubungan
dengan haji. Bagian dokumen ini memastikan
data/manifest tiap jamaah yang berangkat dan
melaporkan kepada PPIH Arab Saudi.

e. Pelayanan Imigrasi
Pada saat kedatangan setelah mendapatkan gelang,
jamaah menyerahkan passport kepada Petugas Imigrasi
untuk melakukan pemeriksaan, seperti mencocokkan
foto, nama, jenis kelamin, visa, dan ticket pesawat,
serta memeriksa data manifest jamaah.
f. Bimbingan Manasik

Pelayanan bimbingan manasik yang diberikan oleh


Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di
embarkasi, merupakan pemantapan ilmu manasik yang
dilaksanakan sebelumnya baik di kecamatan,
kabupaten/kota. Manasik ini merupakan manasik
terakhir beberapa saat sebelum keberangkatan.

Pada bimbingan manasik terakhir ini semua


jamaah yang akan berangkat hari itu sesuai dengan
kloter, mempraktikkan semua rukun haji, seperti ihram,
wukuf,tawaf, sa’i, dan tahallul. Semua sarana dan
54

prasarana sudah dipersiapkan oleh unit pelaksana


teknis (UPT) asrama haji embarkasi Jakarta.
Adapun pelayanan pembinaan jamaah haji di
 
embarkasi yang bertempat di masjid Al-Mabrur adalah
sebagai berikut.16
a. ceramah tentang kesehatan jamaah sesudah
sholat maghrib.
b. Ceramah tentang manasik haji dilanjutkan
dengan peragaan manasik setelah shalat
subuh.
c. Membuka konsultasi haji sebelum dan
sesudah shalat zuhur.
g. Transportasi

Pelayanan transportasi yang di berikan oleh


Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mulai
sejak kedatangan jamaah hingga berangkat ke
bandara. Setelah jamaah menyelesaikan semua
kegiatan di SG2, jamaah langsung naik bus menuju
asrama untuk istirahat.

Pada tahun 2018 asrama haji embarkasi


jakarta menyiapkan 2 bus (suttle bus) untuk
mengangkut jamaah dari SG2 menuju asrama
penginapan. Bagi jamaah yang sudah selesai proses
pelayanan satu atap (one stop service) di SG2 di

16
Pedoman Kerja Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)
Embarkasi Jakarta Pondok Gede Tahun 1439 H/2018 M
55

arahkan naik bus, satu bus memuat 25 jamaah calon


haji, setelah bus penuh, jamaah di antar ke
penginapan masing-masing. Setelah jamaah
 
menginap selama satu malam di asrama haji.
keesokan harinya jamaah menuju SG1 untuk
diberangkatkan ke bandara Soekarno Hatta. Sebelum
jamaah berangkat terlebih dahulu diberikan arahan
tentang kegiatan selama di dalam bus, baik dari
asrama haji ke bandara maupun di dalam pesawat.
Bus untuk mengangkut jamaah dari asrama haji ke
bandara ada 11 unit (1 unit untuk antisipasi), 1 bus
memuat 45 orang jamaah.

h. Pelayanan Bea dan Cukai


Setelaj jamaah tiba di Asrama Haji Embarkasi
Jakarta, barang bawaan jamaah diperiksa oleh bagian
bea dan cuka, dengan menggunakan alat X-ray.
Barang yang dilaranga oleh Pihak Penerbangan akan
terdeteksi dengan alat tersebut. Setelah barang
bawaan jamaah diperiksa petugas memberikan tanda,
dan membuat data barang bawaan jamaah setiap
kloter. Kalau ada barang yang terdeteksi, maka
petugas memberikan surat rekomendasi, barang
tersebut disimpan oleh bagian barcer (barang
56

tercecer), yang nantinya akan dikembalikan pada saat


kembali dari Tanah Suci.17
i. Pelayanan Keamanan
 
Keamanan adalah salah satu dari jenis pelayanan
yang ada di Embarkasi Jakarta. Sebagai koordinator
adalah bapak Mirsoadi. Pelayanan keamanan dibagi
menjadi dua bagian. Pertama, bagian
kedatangan/pintu masuk Asrama Haji yang dijaga
oleh polisi dan TNI. Kedua, keamanan bagian dalam
ada 2 petugas, yaitu polisi dan TNI, tugasnya adalah
menjaga dan mengatur jamaah ketika berada di
SG2.18

2. Mekanisme Pemulangan Jamaah Haji


Berdasarkan data dari pusat pengumpulan dan
pengolahan data (PULAHTA) pada saat pemulangan
jamaah asrama haji embarkasi jakarta pondok gede
berencana memulangkan jamaah sebanyak 24,763
jamaah haji (24,448 jamaah dan 315 petuga haji),
namun yang terealisasi hanya 24,712 jamaah (24,398

17
Wawancara pribadi dengan Kepala Bidang Pemberangkatan dan
Pemulangan Jamaah Haji Embarkasi Jakarta bapak Munib Maksum pada
tanggal 8 Januari 2019.
18
Wawancara pribadi dengan Kepala Bidang Pemberangkatan dan
Pemulangan Jamaah Haji Embarkasi Jakarta bapak Munib Maksum pada
tanggal 8 Januari 2019.
57

jamaah haji dan 314 petugas haji). Sedangkan yang


wafat berjumlah 41 jamaah.19
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan
 
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Embarkasi Pondok
Gede bahwa pada saat pemulangan jamaah pertama
yang dilakukan adalah Sebelum pemulangan jamaah
terlebih dahulu PPIH Asrama Haji Embarkasi Pondok
Gede berkoordinasi dengan PPIH Arab Saudi tentang
waktu kepulangan jamaah, kemudian Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengadakan rapat
untuk menjemput kepulangan jamaah haji. Ketika
jamaah tiba di Bandara Soekarno Hatta,
Penyelenggara Ibadah Haji PPIH Embarkasi
menerima dan menyambut jamaah haji, di Bandara
jamaah dibimbing dan diarahkan oleh petugas
penerbangan untuk menyeselaikan dan pemeriksaan
dokumen. Adapun koper/barang bawaan jamaah
diurus oleh bagian Porter Bandara, akan tetapi
sebelum jamaah haji dibawa ke Asrama Haji
Embarkasi terlebih dahulu barang bawaan atau koper
jamaah diangkut ke Asrama Haji.

Setelah jamaah berkumpul di SG2 Panitia


Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) memberikan
sambutan dan mengucapkan selamat datang kembali
di Asrama Haji Jakarta, kemudian air zam-zam
19
File Unit Pelaksana Teknis (UPT) Asrama Haji Jakarta Pondok
Gede
58

dibagikan kepada jamaah, masing-masing jamaah


mendapatkan 5 liter air zam-zam, syarat untuk
pengambilan air zam-zam dengan menunjukkan
 
passport, dan bagi jamaah pada saat keberangkatan
ada barang yang tidak diperbolehkan untuk dibawa,
maka pada saat pemulangan jamaah boleh
mengambilnya kembali.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelayanan


Pemberangkatan dan Pemulangan Jamaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta merupakan tempat


keberangkatan jamaah haji yang akan berangkat ke Tanah
Suci, jamaah yang akan berangkat berkumpul terlebih
dahulu untuk melengkapi segala sesuatu baik dokumen
haji, perlengkapan, dan bekal selama di Arab saudi.
Namun dalam pelayanan tentunya Asrama Haji memiliki
faktor pendukung dan penghambat.

Faktor pendukung dalam pelayanan jamaah haji


yang pertama adalah Asrama Haji Embarkasi memiliki
sarana dan prasarana yang memadai, baik dari segi lokasi
yang luas, maupun gedung dan fasilitas yang memadai.
Selain itu PPIH Asrama Haji memiliki kerjasama yang
baik antara para petugas yang mempunyai tanggung jawab
di masing-masing bidang, adanya tenaga profesional yang
59

berpengalaman dibidangnya. Terakhir adalah adanya foto


biometrik yang memudahkan jamaah dan petugas.

Hal inilah yang menjadi faktor pendukung dalam


 

pelayanan pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji,


sehingga Embarkasi Jakarta mendapatkan penghargaan
dalam pelayanan seluruh Embarkasi yang ada di
Indonesia. Dari tingkat kepuasan dalam pelayanan
mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya (84,85%
menjadi 85,23%). Diharapkan Embarkasi Jakarta menjadi
contoh bagi Embarkasi lainnya.20

Sedangkan yang menjadi faktor penghambat


dalam pelayanan pemberangkatan dan pemulangan
jamaah haji adalah Pada hari pertama pemberangkatan
terjadi kesalahan teknis. Komputer yang terhubung ke
Arab Saudi mengalami kendala, dari 11 komputer hanya
dua yang terkoneksi langsung. Hal ini memperlambat
waktu dalam foto biometrics, waktu normal untuk 1 kloter
setelah hari berikutnya Cuma 2 jam, karena ada kendala
menjadi 4 sampai 5 jam. Kemudian masih ada jamaah
yang tidak taat aturan dengan membawa barang bawaan
yang dilarang oleh pihak penerbangan, pada saat foto
boimetrics, bagi jamaah yang berusia 60 tahun ke atas

20
Wawancara pribadi dengan Kepala Bidang Pemberangkatan dan
Pemulangan Jamaah Haji Embarkasi Jakarta bapak Munib Maksum pada
tanggal 8 Januari 2019.
60

sidik jarinya susah dibaca oleh alat21, Kurangnya jumlah


petugas khususnya bagian gelang22, dan kurangnya
koordinasi antara bagian kesehatan dan bagian gelang,
 
sehingga terjadi antian panjang dalam pemasangan
gelang.

Hal inilah yang menjadi faktor penghambat dalam


pelayanan pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji,
diharapkan tahun berikutnya PPIH bisa meminimalisir
kendala atau faktor penghambat tersebut.

21
Wawancara pribadi dengan Kepala Bidang Pemberangkatan dan
Pemulangan Jamaah Haji Embarkasi Jakarta bapak Munib Maksum pada
tanggal 8 Januari 2019.
22
Observasi Langsung di Embarkasi Jakarta Pondok Gede pada
tanggal 30 Juli sampai 15 Agustus 2018
BAB V

PEMBAHASAN DAN ANALISIS

A. Analisis Tugas dan Fungsi Panitia Penyelenggara Ibadah


Haji pada Embarkasi Jakarta Tahun 2018
Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2008
Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, bahwa pemerintah
berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan
perlindungan dengan menyediakan layanan administrasi,
bimbingan ibadah haji, akom odasi, transportasi, pelayanan
kesehatan, dan hal-hal lain yang diperlukan oleh jamaah
haji.1
Pembinaan, pelayanan, dan perlindungan adalah tiga
pondasi sebagai dasar dalam penyelenggaraan ibadah haji.
Tiga dasar ini juga yang menentukan keberhasilan dan
kegagalan Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama
sebagai regulator penyelenggara ibadah haji.
Keberhasilan Pemerintah dalam menyelenggarakan
ibadah haji tergantung bagaimana Pemerintah menerapkan
tiga konsep ini. Lembaga pemerintah yang menjadi regulator
penyelenggara ibadah haji adalah Kementerian Agama,
Kepala Kantor kementerian Agama yang terlibat dalam
penyelenggaraan ibadah haji pada Embarkasi Jakarta Pondok

1
Kementerian Agama RI, Ditjen PHU, Peraturan Tentang
Penyelenggaraan Ibadah Haji, Jakarta, 2012. h. 15.

61
62

Gede bertanggung jawab penuh atas kesuksesan dan


kelancaran penyelenggaraan ibadah haji.
Menurut Atep Adya Brata, pelayanan adalah segala
 
usaha penyediaan fasilitas dalam rangka mewujudkan
kepuasan para calon pembeli atau pelanggan sebelum atau
sesudah terjadinya transaksi2. Menurut Kasmir3, ciri-ciri
pelayanan yang baik adalah tersedianya karyawan yang baik,
tersedianya sarana dan prasarana yang baik, bertanggung
jawab kepada setiap jamaah sejak awal hingga selesai,
mampu melayani secara cepat dan tepat, mampu
berkomunikasi, memiliki pengetahuan dan kemampuan yang
baik, berusaha memenuhi kebutuhan jamaah, dan mampu
memberikan kepercayaan kepada jamaah.
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji memiliki tugas
dan tanggungjawab kepada setiap jamaah haji, dalam
melayani jamaah harus cepat dan tepat, karena jamaah haji
merupakan tamu Allah yang harus dilayani dengan baik.
Pada saat peneliti melihat langsung dan mencari
informasi terutama kepada PPIH, UPT Asrama Haji, dan
betanya langsung kepada jamaah, bahwa panitia dalam
melayani jamaah sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku
dan jamaah merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
Penulis berani mengatakan bahwa pelayanan yang diberikan
sudah baik dengan alasan sebagai berikut:

2
Atep Adya Brata, Bisnis dan Hukum Perdata Dagas SMK,
(Bandung: Armico, 1999), h. 93.
3
Kasmir, Etika Costomer Service, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2005), h.186.
63

1. Dari segi pelayanan one stop service yang bertempat di


SG2 tidak ada kendala yang signifikan atau yang
menyebabkan jamaah tidak berangkat.
 
2. Akomodasi atau pengasramaan yang diberikan jamaah
merasa puas dengan adanya fasilitas yang baik, kamar
yang dilengkapi AC, tempat tidur yang nyaman, sprei
yang terus diganti, dan kamar mandi yang bersih.
3. Konsumsi yang diberikan kepada jamaah sesuai dengan
selera jamaah.
4. Transportasi yang disiapkan oleh PPIH memiliki standar
keselamatan dan pada saat keberangkatan bus sudah siap
mengantar jamaah.

Dari indikator di atas bahwa pelayanan yang


diberikan oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji sudah baik
dan benar, sehingga jamaah merasa nyaman ketika berada di
Asrama Haji, dan berdasarakan penilaan Badan Pengawas
Haji Indonesia Asrama Haji embarkasi Jakarta tahun 2018
mendapatkan penghargaan sebagai pelayanan terbaik yang
ada di Indonesia.

B. Analisis Mekanisme Pelayanan Pemberangkatan dan


Pemulangan Jamaah Haji
Penyelenggaraan Ibadah haji merupakan amanat
Undang-Undang No 13 tahun 2008 bahwa pemerintah
berkewajiban memberikan pelayanan, pembinaan, dan
perlindungan bagi setiap jamaah. Dalam melakukan
pelayanan tentunya harus memiliki mekanisme yang baik
64

sehingga tidak memakan waktu yang lama, apalagi melayani


jamaah yang begitu banyak.
Pada tahun 2018 Asrama Haji Embarkasi Jakarta
 
berencana memberangkatkan jamaah sebanyak 24,839 orang
(24,524 jamaah dan 315 petugas kloter), namun yang
teresalisasi hanya 24,763 jamaah (24,448 jamaah dan 315
petugas kloter), jamaah yang berasal dari DKI, Banten, dan
lampung. DKI 21 kloter dengan jumlah 8,002 jamaah,
Banten 24 kloter dengan jumlah 9,402 jamaah, dan Lampung
18 kloter dengan jumlah 7,044 jamaah. Adapun jamaah yang
wafat berjumlah 3 orang, dan open seat 78 seat.4
Panitia Penyelenggra Ibadah Haji yang bertugas
melayani jamaah jauh sebelum keberangkatan sudah
melaksanakan rapat terlebih dahulu dalam rangka menyusun
dan merencanakan tentang pelayanan jamaah. Pada saat
melakukan pelayanan yang dimulai sejak kedatangan jamaah
dari daerah masing-masing, kemudian jamaah berkumpul di
SG2, selanjutnya panitia memberikan arahan tentang alur
atau mekanisme pelayanan.
Pertama, jamaah diperiksa oleh tim kesehatan,
kemudian menyerahkan Surat Bukti Lunas, setelah itu
jamaah mendapatkan kokarde, jamaah mendapatkan paspor,

4
File Unit Pelaksana Teknis (UPT) Asrama Haji Jakarta Pondok Gede.
65

pemeriksaan paspor oleh bagian imigrasi, penyerahan uang


living cost, dan foto biometrik.5
Dari mekanisme di atas secara umum berjalan dengan
 
lancar, jamaah menerima uang living cost sesuai dengan
jumlah yang telah ditetapkan, paspor yang diberikan kepada
jamaah sesuai dengan dentitas jamaah, hanya saja ada
beberapa jamaah yang lupa menyimpan paspor. Kemudian
gelang yang dipasangkan kepada jamaah sesuai dengan
identitas, akan tetapi ada beberapa gelang yang tidak sesuai
dengan ukuran tangan jamaan, dan petugas bagian gelang
terbatas sehingga ketika pemasangan gelang jamaah harus
antri.
Sedangkan mekanisme pelayanan pemulangan
jamaah dari Arab saudi, kemudian jamaah tiba di Bandara,
panitia menyambut jamaah, jamaah diangkut ke Asrama
Haji, pembagian air zam-zam sampai jamaah pulang ke
rumah masing-masing. Secara umum berjalan dengan baik.
Hanya saja ketika pemulangan jamaah dari Arab saudi terjadi
delay, sehingga jamaah harus menunggu lama di Bandara
Jeddah dan Madinah.6

5
Wawancara pribadi dengan Kepala Bidang Pemberangkatan dan
Pemulangan Jamaah Haji Embarkasi Jakarta bapak Munib Maksum pada
tanggal 8 Januari 2019.
6
Wawancara pribadi dengan Kepala Bidang Pemberangkatan dan
Pemulangan Jamaah Haji Embarkasi Jakarta bapak Munib Maksum pada
tanggal 8 Januari 2019.
66

C. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat dalam


Pelayanan Pemberangkatan dan Pemulangan Jamaah
Penyelenggaraan Ibadah Haji merupakan amanat dari
 
Undang-Undang No. 13 tahun 2008 yang diaplikasikan oleh
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi
Jakarta, yang bertujuan memberikan pelayanan, pembinaan,
dan perlindungan kepada jamaah haji, sebagaimana yang
diharapkan oleh pemerintah dan jamaah pada umumnya.
Sarana dan prasaran yang dimiliki oleh Asrama Haji
Embarkasi Jakarta sudah memenuhi persyaratan, mulai dari
lokasnya yang luas, gedung yang bagus dan bisa menampung
1.320 orang, kemudia ada masjid Al-Mabrur, tempat praktek
manasik yang dilengkapi miniatur kakbah, dan lahan parkir
yang luas.
Selain itu Panitia Penyelenggara Ibadah Haji
mempunyai kemampuan dan prosesional dalam bekerja.
Kemudian Asrama Haji Embarkasi Jakarta pada tahun 2018
sudah memulai foto biometrik di Embarkasi yang
sebelumnya diadakan di Arab saudi, hal ini sangat membantu
jamaah supaya di arab saudi tidak perlu lagi foto biometrik.
Dibalik kelebihan pasti ada kekurangan, pada saat
melakukan pelayanan pada hari pertama terjadi kesalahan
teknis, dimana dari 11 computer hanya 2 yang terkoneksi
langsung ke Arab Saudi. Kemudian kurangnya koordinasi
antara bagian kesehatan dan bagian gelang, ditambah lagi
petugas bagian gelang terbatas, masih ada jamaah yang tidak
67

menaanti aturan, dan terjadi delay pada saat pemulangan


jamaah.
Inilah hasil yang penulis temukan di lapangan dan
 
beberapa informasi, diharapkan tahun berikutnya Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji Embarkasi Jakarta bisa
memanfaatkan kelebihan yang dimiliki dan menimalisir
kekurang, terutama bagian gelang dan bagian kesehatan.
BAB VI

PENUTUP

A.  KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Asrama
Haji Jakarta Pondok Gede dan wawancara dengan Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengenai “Pelayanan
Pemberangkatan dan Pemulangan Jamaah Haji dalam
Meningkatkan Kepuasan Jamaah”, maka peneliti mengambil
kesimpulan bahwa:
1. Dalam pelayanan pemberangkatan dan pemulangan
jamaah haji pada Embarkasi Jakarta Pondok Gede yang
berlandaskan Undang-Undang No. 13 tahun 2008 dan
Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji
tentang pembentukan Panitia penyelenggara ibadah Haji
(PPIH) Jakarta Pondok Gede, dan Peraturan Menteri
Agama Nomor 44 tahun 2014 tentang Organisasi serta
tata kerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) Asrama Haji
Jakarta Pondok Gede, selain itu juga berpedoman pada
buku pedoman kerja panitia penyelengggara ibadah haji
(PPIH) Embarkasi Jakarta Pondok Gede tahun 1439
H/2018 M. Dengan ini Asrama Haji Jakarta Pondok
Gede belum mengalami kendala yang signifikan dalam
memberikan pelayanan kepada jamaah dan Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji sudah bekerja sesuai dengan
SOP atau petunjuk teknis yang berlaku, dimulai sejak
kedatangan pemberangkatan hingga kepulangan.

68
69

2. Mekanisme yang digunakan dalam pelayanan jamaah


haji adalah pelayanan satu atap (one stop service) yang
dimulai dari cek kesehatan terakhir,
 
pemeriksaan/penyerahan bukti lunas BPIH, pemberian
kokarde nomor kamar dan kartu makan, pemasangan
gelang besi dan gelang barcode, pemberian buku
petunjuk haji, pemberian uang living cost, foto
biometrik), pelayanan akomodasi, konsumsi/catering,
pelayanan imigrasi, bea dan cukai, transportasi, dan
keamanan. Hanya saja ada beberapa hal yang harus
diperbaiki untuk pelayanan tahun berikutnya.
3. Faktor pendukung dalam pelayanan pemberangkatan dan
pemulangan jamaah haji adalah adanya sarana dan
prasarana yang memadai, adanya kerjasama yang baik
antara para petugas yang mempunyai tanggung jawab di
masing-masing bidang, adanya staf tenaga profesional
yang berpengalaman dalam melakukan pelayanan,
adanya foto biometrics yang membantu jamaah jamaah
supaya di Jeddah tidak perlu foto biometrics lagi, dan
memiliki koordinasi yang baik dengan berbagai pihak,
diantaranya jajaran Kementerian Agama provinsi, kasi
PHU kota dan kabupaten dan beberapa pegawai UPT
asrama haji. Adapun yang lainnya adalah PPIH di Arab
Saudi, dinas kesehatan, pihak penerbangan,
keamanan/polri. Dishub, bank, bea cukai, dan
pelaksanaan catering. Dari segi pelayanan dan
akomodasi asrama haji mendapatkan penghargaan
70

sebagai embarkasi terbaik di Indonesia dengan indeks


kepuasan ada peningkatan dari tahun sebeumnya 84,85%
menjadi 85,23%.
 
Sedangkan faktor penghambat dalam pelayanan
pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji, yaitu
pada hari pertama pemberangkatan terjadi kesalahan
teknis, dimana computer yang terhubung ke Arab Saudi
mengalami kendala, dari 11 komputer hanya 2 yang
terkoneksi langsung, masih ada jamaah yang tidak
menaati aturan, kendala yang lainnya adalah pada saat
pemberangkatan ada jamaah yang sakit bahkan
meninggal sebelum berangkat, kemudian kurangnya
jumlah petugas khususnya bagian gelang, kurangnya
koordinasi antara bagian kesehatan dan bagian gelang,
sehingga terjadi antian panjang dalam pemasangan
gelang, masih ada jamaah yang tidak taat aturan dengan
membawa barang yang tidak dibolehkan.
B. SARAN
Setelah melakukan penelitian di Asrama Haji Jakarta
Pondok Gede dan wawancara dengan beberapa Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), dalam rangka
meningkatkan pelayanan pemberangkatan dan pemulaangan
jamaah haji, maka peneliti menyarankan:
1. Untuk jamaah haji diharapkan mematuhi aturan yang
berlaku, baik pada saat di asrama haji maupun aturan
barang bawaan yang seharusnya dibawa.
71

2. Untuk Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) tahun


berikutnya petugas bagian gelang supaya bisa ditambah,
karena gelang besi selain lama juga susah untuk
 
dipakaikan kepada jamaah.
3. Untuk bagian foto biometrik computer yang akan
digunakan agar diperhatikan lagi sebelum jamaah
datang, pastikan computer sudah terkoneksi semuanya.
DAFTAR PUSTAKA

Bilson.
  (2001). Manajemen Pasar Dengan Pemasaran Efektif
dan Prifitebel. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

BP 4. (1989). Pusat Pembinaan Keluarga Sejahtera. Jakarta:

Brata, Adya Atep. (1999). Bisnis dan Hukum Perdata Dagas


SMK. Bandung: Armico.

Buku Departemen. (1997). Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus


Besar Bahasa Indonesi. Jakarta: Balai Pustaka.

Dep. Agama RI. (2004). Hikmah Ibadah Haji. Jakarta

. (2004) Direktorat Pelayanan Haji, Dirjen


penyelenggaraan Haji dan Umrah, profil Asrama Haji
Embarkasi dan Transit

Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji,


Departemen Agama RI. (2003) Petunjuk Teknis
Pengelolaan Asrama Haji di Lingkungan Departemen
Agama. Jakarta: Dirjen BMIPH.

File Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Asrama Haji Pondok


Gede.

Hilal, Majdi. (1996). 38 Sifat Generasi Unggulan. Jakarta: Gema


Insani Press.

Kartono, Ahmad. (2016). Solusi Hukum Manasik Dalam


Permasalahan Ibadah Haji. Jakarta: Pustaka
Cendekiawan Muda.

. (2017) Manajemen Operasional


Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

72
Kasmir. (2005). Etika Costomer Service. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Kemenag RI Dirje PHU. (2008). Realita Haji Indonesia. Jakarta:


  Kementerian RI Dirjen PHU.

. (2007). Pedoman Pengelolaan Asrama


Haji Pondok Gede Jakarta. Jakarta: Kementerian Agama
RI Dirjen PHU.

Kementerian Agama RI. (2012). Al-Qur’an dan Terjemahannya.


Banten: PT. Insan Media Pustaka.

Kementerian Agama RI, Ditjen PHU. (2012). Peraturan Tentang


Penyelenggaraan Ibadah Haji. Jakarta:

Kottler, Philip. (1995). Manajemen Pemasaran Analisa


Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian.
Jakarta: Erlangga.

Moenir. (2002). Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia.


Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, Harun. (1992). Ensiklopedia Islam Indonesia. Jakarta:


Djembatan.

Observasi Langsung di Embarkasi Jakarta Pondok Gede pada


tanggal 30 Juli sampai 15 Agustus 2018

Pedoman Kerja Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)


Embarkasi Jakarta Pondok Gede Tahun 1439 H / 2018 M

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (2017). Skripsi, Tasis, dan


Disertasi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif.


Bandung: Alfabeta.

Thoha, Miftah. (1993). Kepemimpinan Dalam Suatu Pendekatan


Prilaku. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

73
Undang-Undang Republik Indonesia no 13 tahun 2008. (2012).
tentang penyelenggaraan ibadah haji. Jakarta: Kementerian
Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggara Haji dan
  Umrah.

Wahab, Abdul Muhbib. (2003). Asuransi Dalam Perspektif


Al-Qur’an dan Hadits. Jakarta: PBB UIN.

Wawancara dengan bapak Pancama G. Yudhya P UPT Asrama


Haji Jakarta

Wawancara dengan H. Munib Maksum, M.AP. Kepala Bidang


Penerimaan dan Pemberangkatan Haji Tahun 2018

74
HASIL PENELITIAN WAWANCARA
PELAYANAN PEMBERANGKATAN DAN PEMULANGAN
JAMAAH HAJI PADA EMBARKASI JAKARTA TAHUN
2018
 
Data Wawancara

Narasumber : Pancama G. Yudhya P

Jabatan : Pelaksana SUBBAG Administrasi &


Keuangan

Hari/tanggal : Senin, 4 Februari 2019

Waktu : Pukul 13.00 s/d 14.00

Tempat : Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pondok


Gede

Pertanyaan dan jawaban

A. Bagaimana sejarah dan berkembangnya Asrama Haji


Embarkasi Jakarta?
B. Asrama haji yang dibangun pemerintah pada awal
pembangunannya pemanfaatanyya terbatas untuk
pelayanan akomodasi serta kemudahan pengaturan
pemberangkatan dan pemulangan haji agar sejalan dengan
perkembangan zaman, diluar musim haji juga
dimanfaatkan untuk kepentingan umum. Asrama haji
pondok gede pertama kali didirikan pada tahun 1995,
dengan status tanah sertifikat hak milik Departemen
Agama RI Dirjen PHU, asrama haji ini berdiri di atas
tanah seluas 158.606 M2, dengan kapasitas tampung
jamaah 320 orang dan petugas 187 orang.
Setelah dilakukan pembangunan bertahap asrama
haji bisa menampung jamaah sebanyak 1.335 orang,
dengan pegawai sebanyak 127 orang.
 
Melalui proses pengembangan sarana dan
prasarana secara bertahap sampai saat ini menunjukkan
kemajuan yang sangat berarti dalam memberikan
pelayanan kearah yang lebih baik. Hal ini jelas dari fisik
maupun fasilitas pendukung lainnya yang merupakan aset
pemerintah yang bisa bermanfaat bagi umat.
A. Apa yang menjadi tujuan serta visi misi didirikannya
Asrama Haji Embarkasi Jakarta?
B. Adapun tujuan didirikan asrama haji adalah untuk
menyediakan sarana dan prasarana urusan haji khusus dan
pusat kegiatan umat islam dalam rangka penyediaan
fasilitas yang referensif dan meningkatkan pelayanan
ibadah haji bagi umat Islam khususnya di Jawa Barat.
Visi
Terwujudnya asrama haji yang modern, agamis, dan
melayani dengan sepenuh hati.
Misi
a. Meningkatkan pelayanan secara cepat, tepat, berkualitas
dan inovatif.
b. Menciptakan suasana yang kondutif, nyaman, aman,
tentram dan terciptanya ukuwah yang bisa dirasakan
pengguna jasa.
c. Meningkatkan inovasi kinerja pegawai dalam rangka
meningkatkan pemeliharaan, pengelolaan dan
pengembangan asrama haji sebagai aset pemerintah
untuk kepentingan umat.
A. Apa saja tugas dan fungsi unit pelaksana teknis (UPT)
 
Asrama Haji Embarkasi Jakarta?
1. Tugas BPAH /UPT
Badan pengelola asrama haji embarkasi Jakarta
mempunyai tugas menyelenggarakan dan melaksanakan
sebagian tugas Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah dalam hal pelayanan ibadah haji,
akomodasi/pengsramaan calon jamaah haji dan pengelolaan
asrama haji diluar musim haji sesuai dengan kebijakan
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah.
2. Fungsi BPAH
Adapun fungsi BPAH adalah memelihara, mengelola
dan mengembangkan asrama haji secara swakelola dan
swadana.

Pewawancara Narasumber

Hendri Usman Pancama G. Yudhya P


HASIL PENELITIAN WAWANCARA
PELAYANAN PEMBERANGKATAN DAN PEMULANGAN
JAMAAH HAJI PADA EMBARKASI JAKARTA
TAHUN 2018
 

Data Wawancara

Narasumber : H. Munib Maksum, M.AP

Jabatan : Kepala Bidang PHU Kantor Kementerian

Agama Jakarta Timur

Hari/tanggal : Selasa, 8 Januari 2019

Waktu : Pukul 15.00 s/d 16.00

Tempat : Kantor Kementerian Agama Jakarta


Timur

Alamat : Jl. D.I. PanjaitanNo. 10, Jatinegara, RT.9


RW.1, Cipinang Cempedak, Jatinegara,
Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibu
Kota Jakarta 13340

Pertanyaan dan Jawaban

A. Apa saja persyaratan ketika jamaah memasuki asrama


haji?
B. Bagi jamaah haji yang sudah dipastikan berangkat, ketika
akan memasuki asrama haji harus memenuhi syarat
sebagai berikuta: Pertama harus membawa Surat
Panggilan Masuk Asrama (SPMA). Kedua Membawa
surat bukti lunas/lembar merah atau Biaya Penyelenggara
Ibadah Haji (BPIH). Ketiga membawa Id Card kesehatan
Haji. Jika ada jamaah yang tidak membawa salah satu dari
persyaratan tersebut maka tidak bisa diberangkatkan.
A. Bagaimana mekanisme pemberangkatan dan pemulangan
jamaah haj pada embarkasi Jakarta tahun 2018?
B. Mekanisme merupakan sebuah prosedur yang telah
ditetapkan berdasarkan SOP yang berlaku. Adapun
 
mekanisme dalam pemberangkatan dan pemulangan
jamaah haji adalah, pada saat kedatangan jamaah dari
berbagai daerah dengan menggunakan bus dan kendaraan
pribadi, para jamaah langsung menuju tempat duduk yang
telah disediakan serta membawa koper masing-masing,
setelah jamaah berkumpul panitia memberikan arahan dan
memperkenalkan para petugas, kemudian jamaah menuju
bagian cek kesehatan, bagian penerimaan dengan
menyerahkan surat panggilan masuk asrama (SPMA) dan
bukti lunas (BPIH), pembagian kokarde, pemasangan
gelang besi dan gelang barcode, pembagian kartu makan
dan kamar, pengecekan dokumen di bagian imigrasi,
pembagian living cost, foto biometrics dan absen setelah
foto boimetrics.

Adapun mekanisme pemulangan jamaah adalah.


Muassasah Arab Saudi mengatur jadwal pemulangan
jamaah, setelah jamaah tiba di bandara Soekarno Hatta,
PPIH menyambut kedatangan jamaah haji, selanjutnya
jamaah memperlihatkan dokunen kepada petugas bandara,
adapun barang / koper jamaah di urus oleh bagian porter,
koper / barang bawaan jamaah diangkut terlebih dahulu,
setelah koper / barang jamaah di angkut ke asrama, baru
jamaah menyusul. Setelah semua jamaah berkumpul di
SG2 panitia memberikan sambutan, setelah sambutan,
jamaah mengambil air zamzam, syarat mengambil
zamzam dengan memperlihatkan passport, bagi jamaah
pada waktu keberangkatan barang yang tidak boleh
dibawa oleh pihak penerbangan boleh diambil kembali
pada bagian barcer / barang tercecer, dan terakhir jamaah
pulang kerumah masing-masing.
A. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam
pelayanan pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji
tahun 2018?
B. Faktor pendukung dalam pelayanan pemberangkatan dan
 
pemulangan jamaah haji adalah adanya sarana dan
prasarana yang memadai, adanya tenaga kerja yang
profesional, adanya foto biometrik, adanya kerjasama
yang baik, adanya anak UIN Jakarta yang membantu
PPIH dalam melaksanakan tugasnya, dan adanya
hubungan dengan pihak terkait dalam membantu proses
pelayanan pemberangkatan dan pemulangan jamaah.

Adapun faktor penghambat dalam proses


pelayanan pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji
adalah ketika hari pertama keberangkatan foto biometrics
tidak terhubung ke Arab Saudi, dari 10 computer hanya 2
computer yang terhubung, hal ini menyebabkan
keterlambatan dalam foto biometrics, biasanya waktu
normal yang dibutuhkan 2 jam, karena ada masalah 4
sampai 6 jam baru semua selesai.

Pewawancara Narasumber

Hendri Usman H. Munib Maksum, M.AP

Anda mungkin juga menyukai