ش ُر ّ لِل نَـحْ َمدُهُ َونَ ْست َ ّع ْينُهُ َونَ ْست َ ْغ ّف ُرهَُ ،ونَعُوذُ ّباهللّ ّم ْن ُ َّ
إن الـ َح ْمدَ ّ ه ّ
ض ّل ْل ض َّل لَهَُ ،و َم ْن يُ ْ ت أ َ ْع َما ّلنَاَ ،م ْن َي ْه ّد ّه هللاُ فَ ََل ُم ّ أ َ ْنفُ ّسنَا َو ّم ْن َ
س ّهيئَا ّ
ّي لَهَُ ،وأ َ ْش َهدُ أَن الَّ ّإلَهَ ّإالَّ هللا َوحْ دَهُ َال ش َّري َْك لَهُ َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن فَ ََل هَاد َ
سولُه ع ْبدُهُ َو َر ُ ُمـ َح َّمدا ً َ
قال هللا تعالى فى كتابه الكريمَ ،يا أ َ ُّي َها الَّذّينَ آ َمنُوا اتَّقُوا َّ َ
َّللا َح َّق
تُقَاتّ ّه َو َال ت َ ُموت ُ َّن ّإ َّال َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ّل ُمونَ
سدّيدًا َّللا َوقُولُوا قَ ْو ًال َ وقال تعالىَ ،يا أَيُّ َها الَّذّينَ آ َمنُوا اتَّقُوا َّ َ
سولَهُ فَقَدْ صلّحْ لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ّف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُّط ّع َّ َ
َّللا َو َر ُ يُ ْ
ع ّظي ًما َفازَ َف ْو ًزا َ
ي ُم َح َّم ٍد سنَ ْال َهدْي ّ َهدْ ُ َّللا َ ،وأَحْ َ َاب َّ ّث ّكت ُ صدَقَ ْال َحدّي ّ أ َ َّما بَ ْعدُ ،فإّ َّن أ َ َ
عة ٌ ور ُمحْ دَثَات ُ َها َ ،و ُك َّل ُمحْ دَث َ ٍة ّبدْ َ سلَّ َم َ ،وش ََّر األ ُ ُم ّ علَ ْي ّه َو َ صلَّى َّ
َّللاُ َ َ
ضَللَ ٍة فّي النَّار ضَللَةٌ َ ،و ُك َّل َ ع ٍة َ َ ،و ُك َّل بّدْ َ
Ummatal Islam,
Sesungguhnya diantara nikmat yang Allah berikan kepada kita setelah selesai
kita melaksanakan bulan Ramadhan, yaitu diberikan oleh Allah Subhanahu wa
Ta’ala kenikmatan berita ibadah-ibadah berikutnya. Allah Ta’ala berfirman:
فَإّذَا فَ َر ْغ َ
ت فَان َ
صبْ ﴿﴾٧
)“Apabila kamu telah selesai, maka berdirilah kembali.” (QS. Ash-Sharh[94]: 7
Banyak para ulama menafsirkan ayat itu dengan mengatakan apabila kamu
telah selesai dari satu ibadah, maka bersiaplah menuju ibadah berikutnya.
Setelah selesai shalat, kita kemudian berdzikir. Setelah selesai Ramadhan,
masih ada ibadah-ibadah yang lainnya. Karena memang tujuan Allah
menciptakan manusia adalah untuk beribadah. Allah berfirman:
Maka kita berusaha untuk apabila telah selesai dari suatu ibadah, kita bersiap
menuju ibadah yang lainnya. Ibadah yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam syariatkan di bulan Syawal. Dimana Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda:
Ini merupakan kesempatan yang Allah ingin berikan kepada kita kembali,
saudaraku. Agar Allah Subhanahu wa Ta’ala semakin menyempurnakan
ibadah-ibadah kita. Agar Allah Subhanahu wa Ta’ala semakin menggugurkan
dosa-dosa kita. Agar Allah semakin meningkatkan derajat kita, saudaraku.
Terutama kita setelah bulan Ramadhan, barangkali ruh ibadah atau semangat
ibadah masih tinggi. Karena ia merupakan pengaruh daripada bulan
Ramadhan. Maka disaat ruh dan semangat ibadah itu masih ada dan masih
tinggi, jangan sia-siakan dengan banyak berleha-leha. Jangan sia-siakan
dengan banyak menghabiskan hari-hari dan waktu-waktu untuk hal-hal yang
tidak bermanfaat ya ummatal Islam.
Benar, bahwa kegembiraan sangat dianjurkan di saat idul fitr. Makanya para
Sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di hari idul fitr, mereka melakukan
permainan-permainan yang itu tentunya dimubahkan oleh Allah dan RasulNya.
Namun itu tidak berlanjut terus-menerus. Segera mereka pun kembali
mempersiapkan diri untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ini dia 6 hari Syawal yang disyariatkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam untuk semakin menyempurnakan ibadah Ramadhan kita. Dimana Nabi
mengatakan bahwa siapa yang berpuasa Ramadhan lalu diikuti 6 hari Syawal,
maka seakan-akan ia berpuasa setahun penuh lamanya.
Ummatal Islam,
Maka saudaraku..
Ini dia Muhammad bin Rasyid seorang ahli hadits, beliau memulai puasa
Syawal setelah lewat 10 hari dari pada bulan Syawal tersebut. Mengapa
demikian? Dikarenakan kata para ulama, hal itu untuk memperlihatkan dan
bahwasannya itu masih ada pengaruh daripada kegembiraan idul fitr. Maka
mereka pun tidak suka apabila setelah selesai idul fitri, satu hari kemudian
langsung berpuasa. Maka itulah perbuatan Salafush Shalih didalam puasa
Syawal.
Saudaraku,
الط َي َرة ُ ّش ْر ٌك ّ ه
الط َي َرة ُ ّش ْر ٌك ّه
“Meyakini kesialan pada sesuatu itu adalah kesyirikan.” (HR. Abu Dawud)
Kenapa? Karena kesialan itu hanyalah berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala
saja.
Yang kedua, dikarenakan amal ibadah yang wajib lebih dicintai oleh Allah.
Maka amal ibadah yang wajib hendaknya lebih kita dahulukan daripada
amalan yang sunah. Disebutkan dalam hadits qudsi, Allah Ta’ala berfirman:
علَ ْي ّه
َ ُضتُه َّ َش ْيءٍ أ َ َحبَّ ّإل
ْ ي ّم َّما ا ْفت ََر َ ع ْبدّي ّب َّ َب ّإل
َ ي َ َو َما تَقَ َّر
“Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu yang
paling Aku cintai daripada apa yang aku wajibkan kepada dia.” (HR. Bukhari)
Berarti amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang wajib. Maka
kita berusaha untuk mendahulukan yang wajib, kemudian setelah itu baru kita
lakukan puasa yang sunnah. Terkecuali kata sebagian ulama, apabila
dikhawatirkan apabila tidak melaksanakan puasa Syawal segera, kita tidak
akan mendapatkan puasa Syawal. Karena dia terbatas ada pada bulan Syawal
saja. Maka apabila keadaannya seperti ini, silahkan dia mendahulukan puasa
Syawal.
Ummatal Islam,
ت األَحْ َي ّ
اء ت َوالمؤْ ّمنّيْنَ َوالمؤْ ّمنَا ّ الل ُه َّم ا ْغ ّف ْر ّل ْل ُم ْس ّل ّميْنَ َوالم ْس ّل َما ّ
َّعوات
يب الد َ يب ُم ّج ُس ّمي ٌع قَ ّر ٌ ت إنك َ ّم ْن ُه ْم َواأل َ ْم َوا ّ
الر ّحيم
واب َّ ت الت َّ ُ علَ ْينَا اّنَّ َك ا َ ْن َالل ُه َّم َوتُبْ َ
اربَّ ال َعا َل ّمين الل ُه َّم ت َ َقبَّل ا َ ْع َمالُنَا َي َ
الر ّحيم واب َّت الت َّ ُ علَ ْينَا ّانَّ َك ا َ ْن َالل ُه َّم َوتُبْ َ
عذَ َ
اب ال َّن ّ
ار سنَةً َو ّقنَا َ سنَةً َو ّفي ّ
اآلخ َر ّة َح َ الل ُه َّم آ ّتنَا ّفي الدُّ ْن َيا َح َ
اللهم أجرني من النار
عباد هللا: