1 SM
1 SM
Abstrak: Kesantunan Berbahasa dalam Interaksi Guru dan Siswa pada Pembelajaran Bahasa
Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriktif kualitatif bertujuan untuk
mendeskripsikan kesantunan berbahasa dalam interaksi guru dan siswa pada pembelajaran
bahasa Makassar siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bontonompo Kabupaten Gowa, dengan
rincian pendeskripsian, pematuhan kesantunan berbahasa. Teknik yang digunakan dalam
mengumpulkan data menggunakan teknik observasi, teknik rekam dan teknik catat. Hasil
penelitian mendeskripsikan lima belas wujud tuturan kesantunan berbahasa dalam interaksi
guru dan siswa pada kelas VII di SMP Negeri 1 Bontonompo menurut prinsip kesantunaan
Leech yang terdiri dari; maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim
Penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim kesempakatan dan Maksim kesimpatian.
Manusia yang menggunakan bahasa tutur agar nantinya dapat terjalin komunikasi
santun menunjukkan manusia yang yang baik di antara keduanya.Norma-norma
berpendidikan,beretika dan berbudaya. tersebut terlihat pada prinsip kesantunan
Sebaliknya, jika seseorang menggunakan bahasa berbahasa yang dikemukakan oleh Leech, yang
yang kasar, memaki, maupun mengejek membagi prinsip kesantunan menjadi
mencerminkan manusia yang buruk atau tidak enammaksim yakni maksim, maksim
beretika.Kesantunan juga sangat bergantung kedermawanan, maksim pujia,maksim
pada siapa penuturnya dan siapa lawan kerendahan hati, maksim kesepakatan, dan
tuturnya.Bahasa sebagai alat komunikasi terikat maksim simpati.Leech mengemukakan derajat
norma-norma yang mengatur penutur dan lawan kesantunanseorang penutur ditentukan oleh
14
Ilma Rahim, Kembong, dan Sultan: Kesantunan Berbahasa Dalam … 15
kepada mitra tutur menurut Leech (dalam Chaer, ia apa? Tuturan tersebut merupakan bentuk
2010:57) Maksim tersebut dapat ditemukan perintah, akan tetapi penutur menyampaikan
dalam tuturan interaksi guru ke siswa Jari ki dengan kalimat pertanyaan sehingga tidak
isseng asemi anjo kana passambe dan terkesan memaksa secara langsung mitra tutur
penggunaan ungkapan Adit apapunna kana (siswa) untuk menjawab pertanyaan dari penutur
passambe panjokjok menunjukkan tuturan (guru) sehingga menjadi terasa santun.
tersebut menggunakan penanda sapaan ki, ketika Selanjutnya tuturan siswa ke guru Terus Bu,
bertanya kepada siswa, memberikan kesan punna anjo ampabattu atau menyampaikan
penguatan materi pembelajaran kepada mitra pappasang haruski tau toakah Bu? iareka
tutur (siswa) hal karena terkadang lupa siswa sembarangji Bu merupakan tuturan tidak
lupa dari materi pembelajaran, disinilah penutur langsung yang sangat santun karena siswa
(guru) yang harus mampu mengurangi kerugian memberikan pertanyaan kepada guru secara
siswa jika sewaktu-waktu tidak mampu tidak langsung. Menurut Leech (dalam Chaer,
menjawab maka guru akan menjawabnya tanpa 2010:67), semakin tuturan bersifat langsung
mengurangi kerugian pada siswa, dan jika dilihat akan dianggap semakin tidak santun tuturan,
dari kelangsungan tuturan tersebut termasuk sebaliknya semakin tidak langsung sebuah
tuturan literal. Selanjutnya pada tuturan guru ke tuturan, maka semakin santunlah tuturan. Dan
siswa Battu ri katteji padeng nak, mingka terakhir, pengunaan tuturan guru ke siswa
palletteki punna battu ki ri ballak. Ka erokki Kammami anjo pakbicak-bicarang na pabattu
kuparessa anttu catatanta! Merupakan tuturan kalompok sekre. Jari inai erok akkutaknang
guru yang menanggapi alasan siswa, ketika iareka tanggapi battu presentasi kelompok sekre
siswa ditanya mengapa dia tidak menulis saat disilahkan Penutur (guru) mengajak mitra tutur
pembelajaran berlangsung. Pada tuturan penutur (siswa) untuk bertanya dan memberikan
(guru) memberikan kebebasan terbatas yang penguatan materi pembelajaran dengan bertanya
berusaha mengurangi kekecewaan mitra tutur kepada salah satu siswa. Guru mengajak siswa
(siswa) karena alasan yang diungkapkan siswa untuk bertanya dan memberikan dengan begitu
berterima oleh penutur (guru), tanpa akan memberikan penguatan siswa. Tuturan
memberikan hukuman kepada siswa tersebut, tersebut memaksimalkan keuntungan mitra tutur
dan menggunakan penanda sapaan honorifik dengan, memberikan pilihan kepada siswa
katte. apakah masih mau bertanya atau sudah tidak
Demikian pula tuturan siswa ke guru ada.
dengan ungkapan Ie, Bu menjelaskan bahwa Jadi wujud kesantunan berbahasa
siswa bijaksana dalam melaksanakan perintah padaMaksim kedermawanan; 1) tidak langsung
guru. Jadi wujud kesantunan berbahasa pada yaitu kalimat perintah disampaikan dengan
Maksim kebijaksanaan; 1) menunjukkan tuturan intonasi intogatif/pertanyaan, 2) memberikan
berupa pertanyaan dengan menggunakan keuntungan (memerintah secara tidak langsung
penanda honorifikki, katte, ie 2) menunjukkan dan memberi kebebasan), 3) tuturan direktif
kalimat perintah, 3) mengurangi kekecewaan yaitu, penutur ingin mitra tutur melakukan
(memberikan kebebasan terbatas), 4) tindakannya misalnya bertanya dan memohon,
memberikan keuntungan (memberikan 4) memberikan skala pilihan (mau bertanya atau
keringanan tanpa menghukum, memberi arahan, tidak), (5) mengurangi keuntungan diri sendiri
siap melaksanakan menjalankan amanah). (memberi penguatan materi pembelajaran).
Menurut Leech (dalam Chaer, 2010:57) Menurut Leech (dalam Chaer, 2010:56)
maksim kedermawanan merupakan maksim maksim penghargaan atau pujian merupakan
yang memaksimalkan kerugian diri sendiri dan kaidah kesantunanpeserta tutur memperbanyak
meminimalkan keuntangan diri sendiri, membuat pujian kepada orang lain atau mengurangi
keuntungan pada diri sendiri sekecilmungkin, celaan kepada orang lain. Maksim ini terdapat
dan membuat kerugian pada orang lain sebesar dalam tuturan interaksi guru ke siswaIa carakde
mungkin. Maksim ini terdapat dalam tuturan mantongi tawwa. Jari kana passambe iareka
interaksi guru ke siswa Terus punna sipakaingak kata ganti adalah kata yang digunakan untuk
20 PANRITA: Jurnal Bahasa dan Sastra Daerah serta Pembelajarannya, 1(1) Oktober 2020
menggantikan orang atau benda. Jadi begitu ya tuturan guru merupakan bentuk kerendahan hati
anak-anak tuturan tersebut merupakan sebuah dengan memberi kesempatan kepada semua
bentuk penghargaan terhadap pendapatsiswa. siswa untuk menyampaikan pendapatnya
Tuturan guru memaksimalkan kerugian diri mengenai contoh pappasang dan
sendiri dengan menyempurnakan pendapat siswa mengoptimiskan semua siswa bahwa mareka
yang belum sempurna dan guru memaksimalkan semua mampu memberikan contoh pappasang.
kerugian siswa dengan memberikan pujian kata Jadi wujud kesantunan berbahasa pada maksim
pintar karen telah mampu menjawab pertanyaan kesederhanaan 1) menggunakan penanda
yang diberikan guru. Rasa penghargaan penutur, honorifik ie, 2) bersikap rendah hati (tidak
diutarakan dengan akspresif dan asertif. angkuh/tidak menganggap remeh) sesuatu yang
Selanjutnya penggunaan tuturan guru ke perintahkan, 3) bersifat sederhana
siswa Iya sara pattempa-tempata. Tuturan (menggunakan diksi sesuai konteks situasi), 4)
tersebut merupakan sebuah penghargaan guru menghargai kemampuan orang lain.
kepada siswa dalam bentuk apresiasi tepuk
tangan. Kalimat tuturannya tercermin sebagai Maksim Kesepakatan/Kecocokan
ekspesif yaitu kalimat yang diungkapkan dengan
sikap perasaan mengenai suatu keadaan. Dengan Menurut Leech (dalam Chaer, 2010:59)
demikian siswa akan merasa senang dan maksim kesepakatan, atau kecocakan, ataupun
semangat dalam belajar. Dan tuturan dalam permufakatan menekankan agar peserta tutur
interaksi siswa ke guru dengan ungkapan siswa dapat saling membina kecocokan, dan
Oh ie, Bu merupakan tuturan siswa ketika guru menghindari ketidakcocokan dalam bertutur.
memberikan tanggapan dari pertanyaan siswa. Maksim kecocokan dalam tuturan interaksi
Tuturan siswa yang mampu menghargai siswa ke guru Punna niak salah-salah pau-
tanggapan guru, sehingga bernilai santun karena paungku, pala popporoka ri katte aseng. Saya
menaati maksim penghargaan. kembalikan ke Ibu menjelaskan bahwa penutur
Jadi wujud kesantunan berbahasapada ingin mendapatkan pertanyaan ataupun kritikan
Maksim Penghargaan/pujian berupa, tuturan; 1) yang membangun dengan mengembalikan
memberi pujian (memuji dengan kata pintar), 2) kesempatan ke Guru yang sebagai moderator di
memberi penghargaan (tepuk tangan), ketiga dalam diskusi pembelajaran. Guru yang
memberikan tuturan ekspesif dan asertif, 4) memahami maksim kesepakatan berusaha
menggunakan penanda honorifik ie. menyesuaikan maksud tuturan siswa. Dengan
begitu siswa dan guru dapat membina kecocokan
Maksim Kesederhanaan/Kerendahan Hati pada saat pembelajaran berlangsung.
Selanjutnya tuturan Ie tenamo Bu,
Maksim kesederhanaan atau kerendahan pahami dari tuturan tersebut guru ingin
hati bahwa penutur memaksimalkan pujian atau mendapat kepastian kepada semua siswa apakah
rasa hormat pada orang lain, meminimalkan dia sudah paham ataukah masih ada yang mau
pujian pada dirinya sendiri. Maksim ini dalam ditanyakan mengenai materi yang sedang
tuturan interaksi siswa ke guru Ie Bu, bisaji diskusikan, yang merupakan pembinaan
InsyaAllah pada tuturan tersebut merupakan kecocokan karena ingin mendapat kesepakatan
sebuah bentuk kesederhanaan ditandai dengan kepada mitra tutur agar pembelajaran berjalan
pemilihan kata yang tepat menjawab pertanyaan dengan baik. Berdasarkan Lakoof, tuturan
guru, ketika guru bertanya kesanggupan tersebut santun karena penutur menghindari
menyelesaikan tugas yang diberikan. Tuturan tuturan yang dianggap tidak bersahabat.
siswa dianggap santun, hal ini dikarenakan Maksim kesepakatan/kecocokan 1)
tuturan siswa memberikan banyak keuntungan membina kecocokan (merasakan kecocokan atas
terhadap guru dengan memperlihatikan sikap tindak guru dan menyepakati pemaparan guru),
rendah hati dan tidak terlalu melebih-lebihkan 2) menggunakan disksi kata sesuai konteksi
dirinya, peminimalan sikap angkuh siswa di situasi), 3) bersifat sederhana(menggunakan
depan guru.Demikian halnya tuturan dalam diksi sesuai konteks situasi, 4) menghargai
interaksi guru ke siswa inai akkulle amballiak kemampuan orang lain.
sare sekre conto pappasang pasti biasamaki
antu allanngereki termasuk santun karena Maksim Kesimpatian
Ilma Rahim, Kembong, dan Sultan: Kesantunan Berbahasa Dalam … 21
SIMPULAN