Anda di halaman 1dari 8

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM INTERAKSI GURU DAN

SISWA PADA PEMBELAJARAN BAHASA MAKASSAR

Ilma Rahim, Kembong, dan Sultan


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah Universitas Negeri Makassar
Jalan Daeng Tata Raya, Kampus Parangtambung, Universitas Negeri Makassar
ilmarahim37@gmail.com

Abstract: Courage in Language in the Interaction of Teachers and Students in Makassar


Language Learning. This research is a qualitative descriptive study aimed at describing the
politeness of language in the interaction of teachers and students in Makassar language
learning for Class VII students of SMP Negeri 1 Bontonompo, Gowa Regency, with detailed
descriptions, compliance with language politeness. The technique used in collecting data uses
observation, recording techniques and note taking techniques. The results of the study
describe fifteen forms of politeness speech utterances in the interaction of teachers and
students in class VII in SMP Negeri 1 Bontonompo according to the principle of politeness
Leech which consists of; maxim of wisdom, generosity of maxim, maxim of appreciation,
maxim of simplicity, maxim of agreement and maxim of sympathy.

Keywords: politeness of language, obedience to the principle of politeness, teacher-student


learning interactions, students

Abstrak: Kesantunan Berbahasa dalam Interaksi Guru dan Siswa pada Pembelajaran Bahasa
Makassar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriktif kualitatif bertujuan untuk
mendeskripsikan kesantunan berbahasa dalam interaksi guru dan siswa pada pembelajaran
bahasa Makassar siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bontonompo Kabupaten Gowa, dengan
rincian pendeskripsian, pematuhan kesantunan berbahasa. Teknik yang digunakan dalam
mengumpulkan data menggunakan teknik observasi, teknik rekam dan teknik catat. Hasil
penelitian mendeskripsikan lima belas wujud tuturan kesantunan berbahasa dalam interaksi
guru dan siswa pada kelas VII di SMP Negeri 1 Bontonompo menurut prinsip kesantunaan
Leech yang terdiri dari; maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim
Penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim kesempakatan dan Maksim kesimpatian.

Kata kunci: kesantunan berbahasa, pematuhan prinsip kesantunan, interaksi pembelajaran


guru ke siswa

Manusia yang menggunakan bahasa tutur agar nantinya dapat terjalin komunikasi
santun menunjukkan manusia yang yang baik di antara keduanya.Norma-norma
berpendidikan,beretika dan berbudaya. tersebut terlihat pada prinsip kesantunan
Sebaliknya, jika seseorang menggunakan bahasa berbahasa yang dikemukakan oleh Leech, yang
yang kasar, memaki, maupun mengejek membagi prinsip kesantunan menjadi
mencerminkan manusia yang buruk atau tidak enammaksim yakni maksim, maksim
beretika.Kesantunan juga sangat bergantung kedermawanan, maksim pujia,maksim
pada siapa penuturnya dan siapa lawan kerendahan hati, maksim kesepakatan, dan
tuturnya.Bahasa sebagai alat komunikasi terikat maksim simpati.Leech mengemukakan derajat
norma-norma yang mengatur penutur dan lawan kesantunanseorang penutur ditentukan oleh

14
Ilma Rahim, Kembong, dan Sultan: Kesantunan Berbahasa Dalam … 15

situasi saat berlangsungnya pertuturan sehingga Desain penelitian ini menggunakan


derajat kesantunantersebut akan berbeda pada desain penelitian deskriptif kualitatif.
setiap latar sosial penutur. Pendekatan pada penelitian ini mendeskripsikan
Kesantunan berbahasa tidak hanya kesantunan berbahasa dalam interaksi guru dan
dinilai dari cara orang berbahasa Indonesia siswa pada pembelajaran bahasa Makassar
dengan baik dan benar, tetapi kesantunan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bontonompo
berbahasa juga dinilai dari cara berbahasa daerah Kabupaten Gowa. Berfokus pada prinsip
dalam berkomunikasi dengan lawan tuturnya. kesantunan Leech yang dijabarkan ke dalam
Seperti halnya bahasa Makassar, bahasa enam maksim yaitu maksim kebijaksanaan,
Makassar merupakan bahasa daerah yang maksim kedermawanan, maksim penghargaan,
berkembang di daerah Sulawesi Selatan maksim kesederhanaan, maksim permufakatan,
bahasaMakassar merupakan bahasa sehari-hari dan maksim kesimpatian. Teknik pengumpulan
masyarakat Makassar khususnya di Desa data dengan cara observasi, rekam, dan catat.
Tammallayang, Kabupaten Gowa, sebagian Instrumen yang digunakan yakni human
besar penduduknya berbahasa Makassar dalam instrument dan instrumen pendukung berupa
berkomunikasi. Bahasa Makassar sebagai alat instrument alat rekam, dan pedoman format catat
komunikasi dalam masyarakat Makassarjuga lapangan.Teknik analisis data yang digunakan
terikat oleh norma-norma kesantunan berbahasa. yakni teknik analisis data oleh Miles, Huberman
Kesantunanberbahasa sering terjadi dalam (1984) yang telah dimodifikasi.
proses interaksi komunikasi. Interaksi itu dapat
terjadi pada konteks resmi seperti di sekolah HASIL
penerapan kesantunan berbahasa menjadi sangat
penting agar memperlancar hubungan Penulis menemukan dan memperoleh
komunikasi yang baik antara guru dan siswa data mengenai wujud kesantunan dalam interaksi
Dalam proses pembelajaran bahasa daerah, guru dan siswa pada pembelajaran bahasa
penggunaan bahasa yang santun Makassar yang akan di uraikan berikut:
akanmemperlancar hubungan komunikasi yang
baik antara siswa dan guru. Salah satu bentuk Maksim Kebijaksanaan(Tact Maxim)
aplikasi kesantunan berbahasa yaitu dalam
interaksi guru dan siswa pada proses Konteks Interaksi Guru ke Siswa (Sabtu,
pembelajaran bahasa daerah. Penerapan 18 Januari, 2020 kelas VII B)
kesantunan berbahasa disekolah sangat penting Guru memberikan pertanyaan kepada salah satu
dan perlu agar memperlancar hubungan siswa.
komunikasi yang baik di antara guru dan siswa,
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang Data (1)
diinginkan.Tujuan pada penelitian ini ialah Guru: Minggu lalori kalasaka anne,
mendeskripsikan wujud kesantunan berbahasa lekbakmaki akparek pakbicak-
dalam interaksi guru dan siswa pada bicaran ri bab makalima dih. Jari
pembelajaran bahasa Makassar siswa kelasVII kiisseng asemmi anjo kana
SMP Negeri1 Bontonompo Kabupaten Gowa passambe?(Minggu lalu kita
pada prinsip kesantunan Leech. sudah memperlajari kata ganti dan
membuat dialog di bab kelima.
METODE PENELITIAN Jadi kalian sudah tau semua)
Siswa: Ie, Bu, Allahamdulillah kuisseng
Penelitian ini ialah penelitian kualitatif. asemmi. (Allahamdulillah Bu,
Jenis penelitian deskriptif kualitatif, pada sudah tau)
penelitian ini dimaksud untuk memperoleh Guru: Ie Alhamdulillah, Adit apa punna
informasi mengenai kesantunan berbahasa dalam kana passambe panjokjo!(Iya
proses pembelajaran. Waktu penelitian dimulai Alhamdulillah, Adit kalau kata
sejak tanggal13 Januari sampai tanggal 13 bulan ganti penunjuk apa)
Februari 2020, bertempat di SMP Negeri 1 Siswa: Kata ganti penunjuk yang
Bontonompo, Kecamatan Tamallayang, menggantikan nama, keadaan, dan
Kabupaten Gowa. peristiwa atau perbuatan,
16 PANRITA: Jurnal Bahasa dan Sastra Daerah serta Pembelajarannya, 1(1) Oktober 2020

ebarakna i lalang basa Siswa: Sipakaingak adalah saling


Mangkasarak anne (ini), dan anjo mengingatkan Bu.
(itu).
Konteks Interaksi Siswa ke Guru Sabtu
Konteks Interaksi Guru ke Siswa (Selasa, 14 (18, Januari, 2020 kelas VII B) . Siswa membe
Januari, 2020 kelas VII C) rikan pertanyaan kepada guru dengan sikap yang
santun, tidakterkesan memerintah secara langung
Penutur adalah guru. Tuturan terjadi di kepada siswa.
dalam kelas bahasa Makassar di ruangan kelas
yang ditunjukkan kepada oleh mitra tutur (siswa) Data(5)
ketika guru bertanya salah siswa yang tidak Siswa: Terus Bu, punna anjo
menulis. ampabattu/menyampaikan
pappasang haruski tau toakah Bu?
Siswa:Passammi rodong bokbok Iareka sembarangji Bu!(Jadi
maraengmo moterekpa nampa bagaimana kalau orang yang
kupalettek ri bokbok basa menyampaikan pappasang/Nasihat
Mangkasarakku, dih Bu kulleji? apakah harus orang tua atau
(Biarkan dulu di buku lain saya sembarang Bu!)
catat Bu. Pulang sekolah baru Guru: Anjo appasannga tena na
saya pindahkan biasa kan Bu?) sangnging tau toa. Mingka tau
Guru: Battu ri katteji padeng nak, mingka appasang biasa tongi anjo nakana
paletteki punna battuki ri-ballak. tau riololekbami na gaukang apa-
Ka eroki kuparessa antu apa anjo bajik na kodia. Jadi teks
catatanta!(Terserah kamu saja Pappasang yang disampaikan
nak.Tapi jangan lupa dipindahkan, leluhur, cedikiawan, agamawan,
karena Ibumau periksa). orang tua, siagadang gurunta
harus dipelajari dan digali makna
Konteks Interaksi Siswa ke Guru(Sabtu, nilai-nilai yang terkadung agar
18 Januari, 2020 kelas VII B). Pada saat guru memberikan manfaat dalam
meminta pada ketua kelas agar mengambil buku kehidupan sehari-hari. Seperti itu
paket di perpustakaan. dih nak (Jadi orang yang
menyampaikan nasihat tidak
Guru: Ia, maeki rodong anngalle selamanya orang tua. Ini juga tanpa
bokbokpappilajarang basa sebab karna orang terdahulu perna
Mangkasarak ri perpustakaannga mengalami asam garam kehidupan.
ketua kelas! (Ketua kelas tolong Makanya itu biasa disampaikan
ambil buku pake pembelajaran orang yang lebih tua. Akan tetapi
bahasa Makassar di Perpustakaan teks nasihat/pappasang dapat
sekarang!) disampaikan oleh leluhur,
Siswa: Ie, Bu.(Iya Bu!) cedikiawan, agamawan, orang
tua/Ayah, Ibu, dan guru. Maka
Maksim Kedermawanaan (TheGenerosity didengarkan baik-baik nasihat yang
Maxim) diberikan, agar hidup bisa
memberikan manfaat bagi sesama)
Konteks Interaksi Guru ke Siswa (Sabtu,
18 Januari, 2020 kelas VII B). Guru memberikan Konteks Interaksi Guru ke Siswa
pertanyaan kepada siswa dengan sikap yang (Selasa, 14 Januari, 2020 kelas VII C). Setelah
santun, tidak terkesan memerintah secara dialog selesai disampaikan oleh siswa, guru
langsung kepada penyaji. memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya.
Data (4)
Guru: Terus punna sipakaingak ia apa? Data (6)
(Terus kalau sipakaingak!)
Ilma Rahim, Kembong, dan Sultan: Kesantunan Berbahasa Dalam … 17

Guru:Kammami anjo pakbicak-bicarang tempata!(Yah berikan tepuk tangan)


lekbaka na pabattu kalompok sekre.
Jari inai erok akkutaknang iareka KonteksInteraksi Siswa ke Guru (Sabtu,
tanggapi battu presentasi kelompok 18 Januari, 2020 kelas VII B). Pada saat guru
sekre disilahkan. (Itulah tadi memberikan penjelasan tambahan dari siswa
percakapan yang telah di yang menjawab pertanyaan guru dan mendapat
presentasikan kelompok satu. Jadi tanggapan dari guru.
bagi siswa yang mau bertanya,
menanggapi, disilahkan). Data (9)
Guru: Yah, walaupun kita tidak tau dan
Maksim Penghargaan/Pujian (Appbrobation tidak kenal orang tersebut tetap saja
Maxim) kita menjaga dan menghormatinya
dengan bertutur yang sopan.
Maksim penghargaan menuntut setiap Mencerminkan pula
peserta pertuturan untuk memaksimalkan rasa budayaappakatinggi. Kamma anjo
hormat kepada orang lain, dan meminimalkan pahammi!
rasa tidak hormat pada diri sendiri. Penggunaan Siswa:Oh ie, Bu. (Ohiya, Bu).
maksim penghargaan dapat dilihat dalam data
berikut. Maksim Kesederhanaan/Kerendahan Hati
Konteks Interaksi Guru ke Siswa (Modesty Maxim)
(Selasa, 14 Januari, 2020 kelas VII C. Guru
meminta kepada salah satu siswa untuk Konteks Interaksi Siswa ke Guru
menjawab pertanyaan maksud kata ganti, guru (Selasa, 18 Januari, 2020 kelas VII B).Pada saat
memberikan tanggapan jawaban siswa. proses pembelajaran guru memberikan tugas
untuk mencatat materi bab 5 kepada siswa,
Data (7) namun guru bertanya kesanggunap siswa dalam
Siswa:Ie Bu, arengku Ashabul Kahfi, mencatat materi
Kana Passambe iarekakata
ganti.Kata ganti yang digunakan Data (10)
untuk menggantikan nomina atau Guru: Jari kicataki anne bab makalimaya
kata benda. sanggenna ri pakbicak-bicarang
nampa diskusiki podeng nah, kulle
Guru:Iacarakde mantongi tawwa. Jari asengjaki toh! (Jadi catat bab 5 ini
kana passambe iareka kata ganti sampai di conto pakbicak-bicarang
adalah kata yang digunakan untuk sebentar kalian diskusikan bisa
menggantikan orang atau benda.Jadi semua!
begitu yaanak-anak sekarang jenis- Siswa: Ie Bu’ bisaji InsyaAllah halamang
jenis kata ganti. Inai akkulle siapa anjo?
ammacai apa-apami anjo! (Iya Konteks Interaksi Guru ke Siswa (Sabtu,
bagus. Jadi kana passambe atau kata 18 Januari, 2020 kelas VII C). Pada saat belajar
ganti dalam bahasa Indonesia mengajar siswa bertanya kepada guru akan tetapi
digunaan untuk menggantikan orang guru bertanya kepada siswa agar dibantu
atau benda. Jadi begitu yah anak- menjawab, walaupun sebenarnya tanpa dibantu
anak, sekarang jenis-jenis kata ganti. siswa guru mampu menjawabnya.
Siapa yang bisa bacakan apa saja itu!
Data (11)
Konteks Interaksi Guru ke Siswa Siswa: Bu, bagaimana itu contonya
(Selasa,14 Januari,2020 kelas VII C). Guru pappasang Bu?
memberikan apresiasi kepada siswa yang telah Guru: Ya sebelum ibu jawabki, inai
mempresentasikan tugasnya. akkulle ambaliak sare sekre conto
pappasang pasti biasamaki antu
Data (8) allanngereki! (sebelum ibu jawab,
Guru: Iya sare pattempa siapa yang bisa bantu ibu memberi
18 PANRITA: Jurnal Bahasa dan Sastra Daerah serta Pembelajarannya, 1(1) Oktober 2020

satu contohpappasang, saya yakin terhadap materi pembelajaran yang tengah


pasti kalian biasa dengar) didiskusikan.

Data (10) termasuk dalam penggunaan Data (13)


bahasa yang santun dalam interaksi siswa ke Guru: Inai erok injapa akkutaknang? Atau
guru pada maksim kesederhanaan. Dengan siswa paham asengmaki.(Siapa yang masih
bertutur Ie Bu, bisaji InsyaAllah tutur tersebut mau bertanya? Atau sudah paham
mencerminkan kerendahan hati dengan kalian semua)
pemilihan kata, tidak menganggap sepeleh tugas Siswa: Ie tenamo Bu, pahami. (Paham Bu,
yang diberikan oleh guru, serta siswa terlihat sudah tidak ada)
sederhana. Hal ini pada data (10) mamatuhi
maksim kesederhanaan/kerendahan hati karena, Maksim Kesimpatian (Sympathy Maxim).
tuturan siswa memberikan kerendahan hati
(tidak angkuh) dari tugas yang diberikan dan Konteks Interaksi Siswa ke Guru (Sabtu,
tuturan siswa menggunakan penandah honorifik 14 Januari, 2020 kelas VII B. Saat proses
(hormat) ie. pembelajaran berlangsung suasana kelas menjadi
Data (11) termasuk dalam penggunaan tidak kondusif. Guru menyuruh para siswa untuk
bahasa yang santun dalam interaksi guru ke tenang dan mendengarkan temannya yang
siswa pada maksim kerendahan hati. Tuturan sedang membaca.
guru yang dapat mengurangi pujian terhadap
dirinya sendiri membuat mitra lawan (siswa) Data (14)
merasa mampu dan dihargai. Tuturan guru inai Guru: Huss.. sannangmaki rodong nak,
akkulle ambaliak sare sekre conto pappasang silahkan Alfina kibacami!(Huss
pasti biasamaki antu allanngereki terasa santun kalian tenang dulu dengarkan
karena ia mampu membangkitkan dan temannya membaca.Alfiana silahkan
menghargai semangat belajar siswa. Hal ini pada di baca).
data (11) menaati maksim kesederhanaan/ Siswa: Ie Bu. (Iya Bu).
rendah hati karena, tuturan guru mampu
memperlihatkan kerendahan hati (meminta Konteks Interaksi Guru ke Siswa Selasa,
bantuan) kepada siswa-siswanya. 14 Januari,2020 kelas VII C). Pada saat proses
pembelajaran tiba-tiba dari sudut kanan seorang
Maksim Kesepakatan/Kecocokan (Agreement siswa memanggil gurunya dan guru segera
Maxim) menghampiri siswa tersebut.

Konteks Interaksi Siswa ke Guru Data (15)


(Selasa, 14 Januari, 2020 kelas VII C). Siswa Siswa1: Bu, kodi pakkasiakna Ani Bu (Bu,
mengakhiri percakapan pada siswa yang telah Ani lagi sakit).
selesai. Guru: Ngapai anjo kodong? (Dia kenapa)
Data (12) Siswa2: Tena todong kuassengi,
Siswa:Kammami anjo pakbicarak- langsungji anngarruk Bu, nampa
bicarang lekba i kambe najama barambanna.(Saya juga
nipakasingarak. Punna niak salah- tidak tau Bu, langsung saja dia
salah pau-paungku pala popporoka menjerit kesakitan dadanya)
ri katte aseng. Saya kembalikan ke Guru: Diammi dulu yang lain
Ibu (Itulah tadi percakapan yang
sudah kami presentasikan. Kurang PEMBAHASAN
dan lebihnya mohon dimaafkan
sekalian. Saya kembalikan ke Ibu). Maksim Kebijaksanaan/Kearifan

Konteks Interaksi Guru ke Maksim Kebijaksanaan atau kearifan


Sis/wa(Sabtu,18 Januari,2020 kelas VII B. Guru adalah maksim yang berpegang pada prinsip
memberikan kesempatan kepada siswa, untuk mengurangi keuntungan diri sendiri dan
bertanya jika masih ada yang belum dipahami memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya
Ilma Rahim, Kembong, dan Sultan: Kesantunan Berbahasa Dalam … 19

kepada mitra tutur menurut Leech (dalam Chaer, ia apa? Tuturan tersebut merupakan bentuk
2010:57) Maksim tersebut dapat ditemukan perintah, akan tetapi penutur menyampaikan
dalam tuturan interaksi guru ke siswa Jari ki dengan kalimat pertanyaan sehingga tidak
isseng asemi anjo kana passambe dan terkesan memaksa secara langsung mitra tutur
penggunaan ungkapan Adit apapunna kana (siswa) untuk menjawab pertanyaan dari penutur
passambe panjokjok menunjukkan tuturan (guru) sehingga menjadi terasa santun.
tersebut menggunakan penanda sapaan ki, ketika Selanjutnya tuturan siswa ke guru Terus Bu,
bertanya kepada siswa, memberikan kesan punna anjo ampabattu atau menyampaikan
penguatan materi pembelajaran kepada mitra pappasang haruski tau toakah Bu? iareka
tutur (siswa) hal karena terkadang lupa siswa sembarangji Bu merupakan tuturan tidak
lupa dari materi pembelajaran, disinilah penutur langsung yang sangat santun karena siswa
(guru) yang harus mampu mengurangi kerugian memberikan pertanyaan kepada guru secara
siswa jika sewaktu-waktu tidak mampu tidak langsung. Menurut Leech (dalam Chaer,
menjawab maka guru akan menjawabnya tanpa 2010:67), semakin tuturan bersifat langsung
mengurangi kerugian pada siswa, dan jika dilihat akan dianggap semakin tidak santun tuturan,
dari kelangsungan tuturan tersebut termasuk sebaliknya semakin tidak langsung sebuah
tuturan literal. Selanjutnya pada tuturan guru ke tuturan, maka semakin santunlah tuturan. Dan
siswa Battu ri katteji padeng nak, mingka terakhir, pengunaan tuturan guru ke siswa
palletteki punna battu ki ri ballak. Ka erokki Kammami anjo pakbicak-bicarang na pabattu
kuparessa anttu catatanta! Merupakan tuturan kalompok sekre. Jari inai erok akkutaknang
guru yang menanggapi alasan siswa, ketika iareka tanggapi battu presentasi kelompok sekre
siswa ditanya mengapa dia tidak menulis saat disilahkan Penutur (guru) mengajak mitra tutur
pembelajaran berlangsung. Pada tuturan penutur (siswa) untuk bertanya dan memberikan
(guru) memberikan kebebasan terbatas yang penguatan materi pembelajaran dengan bertanya
berusaha mengurangi kekecewaan mitra tutur kepada salah satu siswa. Guru mengajak siswa
(siswa) karena alasan yang diungkapkan siswa untuk bertanya dan memberikan dengan begitu
berterima oleh penutur (guru), tanpa akan memberikan penguatan siswa. Tuturan
memberikan hukuman kepada siswa tersebut, tersebut memaksimalkan keuntungan mitra tutur
dan menggunakan penanda sapaan honorifik dengan, memberikan pilihan kepada siswa
katte. apakah masih mau bertanya atau sudah tidak
Demikian pula tuturan siswa ke guru ada.
dengan ungkapan Ie, Bu menjelaskan bahwa Jadi wujud kesantunan berbahasa
siswa bijaksana dalam melaksanakan perintah padaMaksim kedermawanan; 1) tidak langsung
guru. Jadi wujud kesantunan berbahasa pada yaitu kalimat perintah disampaikan dengan
Maksim kebijaksanaan; 1) menunjukkan tuturan intonasi intogatif/pertanyaan, 2) memberikan
berupa pertanyaan dengan menggunakan keuntungan (memerintah secara tidak langsung
penanda honorifikki, katte, ie 2) menunjukkan dan memberi kebebasan), 3) tuturan direktif
kalimat perintah, 3) mengurangi kekecewaan yaitu, penutur ingin mitra tutur melakukan
(memberikan kebebasan terbatas), 4) tindakannya misalnya bertanya dan memohon,
memberikan keuntungan (memberikan 4) memberikan skala pilihan (mau bertanya atau
keringanan tanpa menghukum, memberi arahan, tidak), (5) mengurangi keuntungan diri sendiri
siap melaksanakan menjalankan amanah). (memberi penguatan materi pembelajaran).

Maksim Kedermawanaan Maksim Penghargaan/Pujian

Menurut Leech (dalam Chaer, 2010:57) Menurut Leech (dalam Chaer, 2010:56)
maksim kedermawanan merupakan maksim maksim penghargaan atau pujian merupakan
yang memaksimalkan kerugian diri sendiri dan kaidah kesantunanpeserta tutur memperbanyak
meminimalkan keuntangan diri sendiri, membuat pujian kepada orang lain atau mengurangi
keuntungan pada diri sendiri sekecilmungkin, celaan kepada orang lain. Maksim ini terdapat
dan membuat kerugian pada orang lain sebesar dalam tuturan interaksi guru ke siswaIa carakde
mungkin. Maksim ini terdapat dalam tuturan mantongi tawwa. Jari kana passambe iareka
interaksi guru ke siswa Terus punna sipakaingak kata ganti adalah kata yang digunakan untuk
20 PANRITA: Jurnal Bahasa dan Sastra Daerah serta Pembelajarannya, 1(1) Oktober 2020

menggantikan orang atau benda. Jadi begitu ya tuturan guru merupakan bentuk kerendahan hati
anak-anak tuturan tersebut merupakan sebuah dengan memberi kesempatan kepada semua
bentuk penghargaan terhadap pendapatsiswa. siswa untuk menyampaikan pendapatnya
Tuturan guru memaksimalkan kerugian diri mengenai contoh pappasang dan
sendiri dengan menyempurnakan pendapat siswa mengoptimiskan semua siswa bahwa mareka
yang belum sempurna dan guru memaksimalkan semua mampu memberikan contoh pappasang.
kerugian siswa dengan memberikan pujian kata Jadi wujud kesantunan berbahasa pada maksim
pintar karen telah mampu menjawab pertanyaan kesederhanaan 1) menggunakan penanda
yang diberikan guru. Rasa penghargaan penutur, honorifik ie, 2) bersikap rendah hati (tidak
diutarakan dengan akspresif dan asertif. angkuh/tidak menganggap remeh) sesuatu yang
Selanjutnya penggunaan tuturan guru ke perintahkan, 3) bersifat sederhana
siswa Iya sara pattempa-tempata. Tuturan (menggunakan diksi sesuai konteks situasi), 4)
tersebut merupakan sebuah penghargaan guru menghargai kemampuan orang lain.
kepada siswa dalam bentuk apresiasi tepuk
tangan. Kalimat tuturannya tercermin sebagai Maksim Kesepakatan/Kecocokan
ekspesif yaitu kalimat yang diungkapkan dengan
sikap perasaan mengenai suatu keadaan. Dengan Menurut Leech (dalam Chaer, 2010:59)
demikian siswa akan merasa senang dan maksim kesepakatan, atau kecocakan, ataupun
semangat dalam belajar. Dan tuturan dalam permufakatan menekankan agar peserta tutur
interaksi siswa ke guru dengan ungkapan siswa dapat saling membina kecocokan, dan
Oh ie, Bu merupakan tuturan siswa ketika guru menghindari ketidakcocokan dalam bertutur.
memberikan tanggapan dari pertanyaan siswa. Maksim kecocokan dalam tuturan interaksi
Tuturan siswa yang mampu menghargai siswa ke guru Punna niak salah-salah pau-
tanggapan guru, sehingga bernilai santun karena paungku, pala popporoka ri katte aseng. Saya
menaati maksim penghargaan. kembalikan ke Ibu menjelaskan bahwa penutur
Jadi wujud kesantunan berbahasapada ingin mendapatkan pertanyaan ataupun kritikan
Maksim Penghargaan/pujian berupa, tuturan; 1) yang membangun dengan mengembalikan
memberi pujian (memuji dengan kata pintar), 2) kesempatan ke Guru yang sebagai moderator di
memberi penghargaan (tepuk tangan), ketiga dalam diskusi pembelajaran. Guru yang
memberikan tuturan ekspesif dan asertif, 4) memahami maksim kesepakatan berusaha
menggunakan penanda honorifik ie. menyesuaikan maksud tuturan siswa. Dengan
begitu siswa dan guru dapat membina kecocokan
Maksim Kesederhanaan/Kerendahan Hati pada saat pembelajaran berlangsung.
Selanjutnya tuturan Ie tenamo Bu,
Maksim kesederhanaan atau kerendahan pahami dari tuturan tersebut guru ingin
hati bahwa penutur memaksimalkan pujian atau mendapat kepastian kepada semua siswa apakah
rasa hormat pada orang lain, meminimalkan dia sudah paham ataukah masih ada yang mau
pujian pada dirinya sendiri. Maksim ini dalam ditanyakan mengenai materi yang sedang
tuturan interaksi siswa ke guru Ie Bu, bisaji diskusikan, yang merupakan pembinaan
InsyaAllah pada tuturan tersebut merupakan kecocokan karena ingin mendapat kesepakatan
sebuah bentuk kesederhanaan ditandai dengan kepada mitra tutur agar pembelajaran berjalan
pemilihan kata yang tepat menjawab pertanyaan dengan baik. Berdasarkan Lakoof, tuturan
guru, ketika guru bertanya kesanggupan tersebut santun karena penutur menghindari
menyelesaikan tugas yang diberikan. Tuturan tuturan yang dianggap tidak bersahabat.
siswa dianggap santun, hal ini dikarenakan Maksim kesepakatan/kecocokan 1)
tuturan siswa memberikan banyak keuntungan membina kecocokan (merasakan kecocokan atas
terhadap guru dengan memperlihatikan sikap tindak guru dan menyepakati pemaparan guru),
rendah hati dan tidak terlalu melebih-lebihkan 2) menggunakan disksi kata sesuai konteksi
dirinya, peminimalan sikap angkuh siswa di situasi), 3) bersifat sederhana(menggunakan
depan guru.Demikian halnya tuturan dalam diksi sesuai konteks situasi, 4) menghargai
interaksi guru ke siswa inai akkulle amballiak kemampuan orang lain.
sare sekre conto pappasang pasti biasamaki
antu allanngereki termasuk santun karena Maksim Kesimpatian
Ilma Rahim, Kembong, dan Sultan: Kesantunan Berbahasa Dalam … 21

materi pembelajaran). Maksim


Menurut Leech (dalam Chaer, 2010:61), Penghargaan/pujian berupa, tuturan; (1)
maksim kesimpatian merupakan maksim yang memberi pujian (memuji dengan kata pintar), (2)
menekankan agar peserta tutur memperbanyak memberi penghargaan (tepuk tangan), ketiga
memberikan simpati atau mengurangi rasa memberikan tuturan ekspesif dan asertif, (4)
antipati dalam bertutur. Maksim ini dapat dilihat menggunakan penanda honorifik ie. Maksim
dalam tuturan siswa ke guru ie Bu konteks Kesederhanaan/kerendahan hati berupa, tuturan;
tuturan siswa terjadi ketika siswa menjadi tidak (1) menggunakan penanda honorifik ie, (2)
kondusif dan guru segera memerintahkan untuk bersikap rendah hati (tidak angkuh) sesuatu yang
tenang, siswa yang paham maksim kesimpatian diperintahkan, (3) bersifat sederhana
maka, menanggapi perintah untuk kembali (menggunakan diksi sesuai konteks situasi, (4)
kondusif. Penggunaan ungkapan ie Bu menghargai kemampuan orang lain. Maksim
menandakan rasa simpati siswa kepada guru, kesempakatan/kecocokan berupa, (1) membina
mau menghargai dan mendukung yang tulus dari kecocokan (merasakan kecocokan dan
perkataan guru untuk tetap tenang, dan menyepakati pemaparan guru), (2) menggunakan
menggunakan penanda honorifik ie. Selanjutnya diksi sesuai konteks situasi, (3) menggunakan
tuturan guru ke siswa Diammi dulu yang lain penanda honorifik katte, ie. Maksim kesimpatian
menjelaskan penutur memberikan rasa simpati berupa, (1) memberikan simpati (memberi
kepada siswa, ketika salah satu siswa yang dukungan yang tulus), (2) memberi bantuan, (3)
menyampaikan kepada guru, bahwa salah satu menggunakan penanda honorifik ie.
yang berada di dalam kelas ada siswa sedang
sakitan. Tuturan guru yang menunjukkanrasa DAFTAR PUSTAKA
simpati dengan mendekati siswa tersebut dan
menyuruh siswa lain di dalam kelas tersebut Chaer, Abdul 2010. Kesantunan Berbahasa.
untuk tenang dan tidak membuat mengganggu Jakarta: PT. Rineka Cipta.
kelas lain. Maksim kesimpatian; 1) memberikan Leech, Geoffiray. 2011. Prinsip –prinsip
simpati (memberi dukungan yang tulus dan pragmatik. Jakarta Univeritas Indonesia.
memberikan perhatian kepada orang lain), 2)
memberi bantuan, 3) menggunakan penanda
honorifik ie.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan


pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan
wujud kesantunan berbahasa dalam interaksi
guru dan siswa pada pembelajaran baahsa
Makassar pada maksim kebijaksanaan/kearifan
berupa, (1) tuturan pertanyaan dengan
menggunakan penanda honorifik ki, katte, ie, (2)
menunjukkan kalimat perintah, (3) mengurangi
kekecewaan, (4) memberikan keuntungan
(memberi keringanan tanpa
menghukum.Maksim kedermawanan berupa,
tuturan; (1) tidak langsung yaitu kalimat
perintah disampaikan dengan intonasi
intogarif/pertanyaan, (2) memberikan
keuntungan (memerintah secara tidak langsung),
(3) tuturan direktif yaitu, penutur ingin mitra
tutur melakukan tindakannya misalnya bertanya
dan memohon, (4) memberikan skala pilihan
(mau bertanya atau tidak), (5) mengurangi
keuntungan diri sendiri (memberi penguatan

Anda mungkin juga menyukai