Anda di halaman 1dari 3

Notulen Rapat

Hari/ Tanggal : Jumat, 14 Juli 2023


Pukul : 09.00 - 15.00 WIB
Acara : Workshop Manajemen Program ILTB dan TPT
Tempat : Manhattan Hotel, Jakarta Selatan
No. Nomor surat/tgl Uraian Hasil Rapat Keterangan
1. 2371/KS.02.01/7 Juli Dalam rangka meningkatkan cakupan pemberian
2023
Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) untuk
mencapaai target eliminasi TBC Tahun 2030, Dinas
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mengadakan
pertemuan Workshop Manajemen Program Infeksi
Laten Tuberkulosis (ILTB) dan pemberian TPT pada
Tingkat Provinsi DKI Jakarta pada hari Jumat, 14 Juli
2023 yang diikuti oleh petugas farmasi TBC pada
hari tersebut. Peserta pada Workshop di tanggal
tersebut berjumlah 35 petugas farmasi TBC yang
bekerja di Rumah Sakit daerah Jakarta Barat,
Jakarta Pusat dan Jakarta Utara.

Materi yang disampaikan pada Workshop tersebut


terdiri dari penjelasan mengenai logistik TPT dan
praktik logistik TPT melalui SITB yang disampaikan
oleh Sri Yuliati, AMF.

Penjelasan terkait materi Logistik TPT, yaitu meliputi:


1. Perencanaan kebutuhan, bergantung pada:
jumlah target, jumlah pasien, sisa stok, stock in
pipeline, lead time, periode perhitungan kebutuhan
serta dosis yang diberikan per kg/BB / jenis obat.
2. Pengadaan logistik TPT, terdiri dari pengadaan
dalam negeri (e-catalogue) dan pengadaan luar
negeri (Global Drug Facility) ---> merk STOP TB KIT.
3. Penyimpanan TPT, disimpan pada suhu <25
derajat Celcius dengan kelembaban minimal 40%
(tersedianya termohigrometer). Untuk penyimpanan
Tuberkulin disimpan pada suhu 2-8 derajat Celcius
dengan BUD maksimal 30 hari pada suhu yang
sama. Tuberkulin dibagi menjadi dua, yaitu PPD RT
232TU dan PPD Tuberkulin Mammalian 5TU.
4. Permintaan & Distribusi, alur distribusinya dari
pusat yaitu kemenkes menyalurkan ke dinkes
provinsi lalu disalurkan ke dinkes kab/kota yang
selanjutnya disalurkan ke RS dan Puskesmas. Dari
Puskesmas, menyalurkan kembali ke Dokter Praktik
Swasta dan Klinik.
Permintaan TPT dan logistik TB lainnya dilakukan
setiap 3 bulan sekali. Jangan sampai menunggu
persediaan habis, harus persiapkan Buffer Stock di
masing-masing sarana sesuai kebutuhan.
Jenis logistik TPT yaitu:
a. 6H dosis harian untuk semua umur
b. 3HP dosis mingguan untuk anak umur >2 th
c. 3HR dosis harian untuk semua umur
d. 1HP dosis harian untuk umur > 13 th
5. Pencatatan dan Pelaporan, pencatatan di Sistem
Informasi Tuberkulosis (SITB) dilakukan setiap ada
transaksi logistik, paling lama 2 hari setelah
transaksi terjadi. Menggunakan prinsip push & pull
yaitu berdasarkan alokasi dengan tidak menunggu
permintaan secara mandiri.

Kesimpulan
1. Melakukan tatalaksana Infeksi Laten Tuberkulosis
(ILTB) sesuai dengan Juknis ILTB Kemenkes Tahun
2020.
2. Memberikan obat TPT sesuai kelompok sasaran &
rekomendasi yang diberikan oleh Kemenkes RI.
3. Berkoordinasi dengan Puskesmas & Kader untuk
melakukan IK & merujuk kontak serumah pasien
TBC ke fasyankes untuk dilakukan pemeriksaan
TBC dan/atau inisiasi TPT.
4. Melakukan permintaan obat TPT ke sudinkes
kab/kota melalui SITB setiap 3 bulan sekali.
5. Melakukan pencatatan ketersediaan stok obat
TPT di SITB.
6. Fasyankes dapat mengajukan logistik TST ke
Suku Dinkes Kab/Kota maupun melakukan
pengadaan mandiri dengan berkoordinasi dengan
sudinkes kab/kota.
7. Melakukan sosialisasi dan memperkuat jejaring
internal dalam pemberian TPT di masing-masing
fasyankes.

Mengetahui, Jakarta, 14 Juli 2023


Kepala Bagian/Kepala Bidang Yang menghadiri rapat/Notulis

(apt. Dra. Nora Siallagan, MARS.) (apt. Norman Dyanto, S.Farm)

Anda mungkin juga menyukai