I. Latar Belakang
Dalam memenuhi target “The End TB Strategy”, WHO merekomendasikan beberapa hal antara
lain yaitu penggunaan alat molekular diagnostik TBC (mWRDs) yang harus tersedia untuk
semua orang dengan gejala TBC, semua pasien TBC yang telah terkonfirmasi bakteriologis
harus dilakukan pemeriksaan uji kepekaan TBC setidaknya untuk mengetahui resistansi
terhadap obat rifampisin (R) dan Fluoroquinolone (FQ). Sebagai upaya dalam mencapat target
“The End TB Strategy”, Program Nasional Penanggulangan TBC secara resmi menggunakan
tes cepat molekuler (TCM) sebagai alat diagnosis utama sesuai Surat Edaran Dirjen
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit No. HK .02.02/III.I/936/2021, tanggal 13 April 2021
tentang Perubahan Alur Diagnosis dan Pengobatan TB. Sampai Januari 2023, terdapat 2.201
mesin TCM yang telah didistribusikan kepada 757 Rumah Sakit, 37 Laboratorium, dan 1.150
Puskesmas di 500 kabupaten kota (97%) di seluruh provinsi di Indonesia. Namun, masih
terdapat kendala yang dihadapi dalam pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan TCM di
fasilitas pelayanan kesehatan.
Berdasarkan data laporan bulanan tahun 2021, menunjukkan penurunan utilisasi pemanfaatan
TCM di tingkat nasional dari 32% menjadi 31% dengan total sekitar 1.038.902 pemeriksaan.
Selain itu, masih terdapat fasyankes TCM yang tidak/belum mengirimkan laporan bulanan
TCM di SITB meskipun telah aktif melakukan pemeriksaan. Berdasarkan data SITB hanya 54%
(598/1.096) fasyankes TCM yang melaporkan hasil pemeriksaan TCM melalui laporan bulanan
di SITB. Sebagian besar proses pelaporan dan pencatatan yang terjadi di fasyankes TCM
selama ini dilakukan secara manual baik untuk data rekapitulasi hasil pemeriksaan maupun
informasi status fasyankes TCM yang beroperasional/tidak. Berdasarkan kendala tersebut,
diperlukan perangkat lunak konektivitas data untuk mengintegrasikan dan menghubungkan
data hasil pemeriksaan dari mesin TCM dengan pencatatan pelaporan program TBC yaitu
SITB secara langsung.
Secara fungsional perangkat lunak konektivitas data TCM tidak terbatas memfasilitasi dalam
monitoring dan pemantauan hasil pemeriksaan. Namun, hasil pemeriksaan TCM dapat
terhubung secara otomatis dengan dokter pengirim untuk mempercepat konfirmasi diagnosis,
serta melakukan pemantauan manajemen logistik kartrid. Banyak pilihan untuk konektivitas
data, namun perangkat lunak GxAlert telah dikembangkan dan dibuat khusus untuk mesin
TCM (GeneXpert, Cepheid). Per September 2022, sebanyak 1.812 mesin TCM telah
didistribusikan di 1.683 lokasi termasuk 725 rumah sakit, 32 laboratorium, dan 925 puskesmas.
Sampai tahun 2022, Program TB Nasional telah mengimplementasikan instalasi awal
perangkat lunak GxAlert ke fasilitas terpilih di 310 fasilitas kesehatan (jumlah pengujian per
fasyankes TCM >100 per bulan) di 33 provinsi. Implementasi awal penggunaan perangkat
lunak GxAlert tersebut telah dilakukan pada tahun 2020-2021.
Berdasarkan Surat Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
No.PM.01.01/2/1/6993/2022, tanggal 04 November 2022, perangkat lunak konektivitas alat
TCM (GxAlert) diperluas penggunaannya seluruh fasilitas kesehatan yang telah memiliki alat
TCM, untuk mempercepat pelaporan dan penemuan kasus TBC. Per 11 Desember 2022
terdapat 1.587 mesin TCM yang telah diinstal dengan perangkat lunak konetivitas alat TCM
(GxAlert) dan masih berproses instalasi perangkat lunak tersebut di fasyankes TCM lainnya.
Berdasarkan analisis data, terdapat 1.617 fasyankes TCM yang telah melakukan instalasi
perangkat lunak konektivitas alat TCM (GxAlert) secara mandiri dan belum diikutsertakan
dalam kegiatan workshop. Fasyakes TCM yang melakukan instalasi GxAlert secara mandiri
hanya mendapatkan informasi instalasi secara daring dan melalui petunjuk teknis penggunaan.
Sebagian besar, petugas fasyankes TCM belum memahami dengan baik mengenai
tahapan/proses mulai dari penggunaan TCM dengan GxAlert sampai hasilnya terintegrasi
dengan SITB. Pada tahun 2023 ini, akan diadakan workshop data konektivitas alat TCM
(GxAlert) dengan SITB kepada 1.617 fasyankes TCM di 497 kabupaten di 34 provinsi, yang
akan dilaksanakan dalam 15 batch dengan estimasi pelaksanaan dari Juli – November 2023.
2. LUARAN KEGIATAN
Setelah melakukan kegiatan ini, ada beberapa luaran kegiatan yang perlu ditindaklanjuti,
antara lain:
1. Sebanyak peserta dari 1.617 fasyankes TCM yang telah melakukan instalasi perangkat
lunak konektivitas alat TCM (GxAlert) secara mandiri, memahami langkah demi langkah
cara menggunakan perangkat lunak GxAlert hingga hasilnya terintegrasi di SITB.
2. Semua peserta yang terlibat dalam sosialisasi ini mendapatkan informasi terkini terkait
dengan algoritma, pelaporan dan pencatatan, dan semua manajemen pasien TB.
3. Seluruh peserta yang terlibat dalam sosialisasi ini memahami untuk menggunakan web
GxAlert.
4. Seluruh peserta yang terlibat dalam kegiatan workshop ini dapat menindaklanjuti
rencana aksi selanjutnya.
III. PESERTA
Peserta kegiatan ini terdiri dari perwakilan 1.617 fasyankes TCM yang telah melakukan instalasi
perangkat lunak konektivitas alat TCM secara mandiri, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas
Kesehatan Kabupaten Kota. Komponen peserta terdiri dari :
Catatan:
Detail daftar fasyankes TCM, kabupaten, dan provinsi yang akan diundang dapat dilihat pada
lampiran 1.
2. Fasilitator:
a. Tim IT - Tim Kerja Tuberkulosis
b. Tim Lab - Tim Kerja Tuberkulosis
c. Tim lainnya (M&E, PMDT, Logistik, HRD, PPM) - Tim Kerja Tuberkulosis
d. Tim LRN Molekuler dan Mikroskopis TBC
e. Mitra (TB STAR, WHO)
V. METODE
1. Metode
a. Presentasi/paparan
b. Diskusi dan tanya jawab
2. Peralatan:
a. Laptop
b. Koneksi internet
c. Audio (speaker and microphone)
d. Alat Tulis Kantor (ATK)
3. Demo:
a. video
Email:
subdittb@tbindonesia.or.id
timlab.subdittb@gmail.com
Kontak Person:
VIII. JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan workshop data konektivitas alat TCM dengan SITB sesuai dengan informasi
di bawah ini:
:
Hari Time Kegiatan PIC
Hari ke-1 – 13.30 Kedatangan peserta Tim Kerja TBC
13.30 – 13.45 Absensi dan registrasi Tim Kerja TBC
13.45 – 14.00 Pre-test Tim Kerja TBC
14.00 – 14.30 Pembukaan dan arahan Direktur P2PM
14.30 – 15.30 Kebijakan, alur diagnosis dan pengobatan P2TB Katimja TBC
Paparan diagnosis dan pengobatan monoresistan INH,
15.30 – 16.30 Fokal poin PMDT
serta update tatalaksana TB RO
16.30 – 17.00 Diskusi dan tanya jawab Semua peserta
Hari ke-2 Pengenalan Software GxAlert
08.30 – 09.30 Tim IT
(termasuk tahapan instalasi)
09.30 – 09.45 Pemutaran video instalasi software GxAlert Tim IT
09.45 – 10.15 Diskusi dan tanya jawab Semua peserta
Algoritma penggunaan TCM menggunakan Software
10.15 – 11.15 Tim Lab
GxAlert
Proses Intergrasi Hasil TCM dengan SITB
11.15 – 12.15 Tim Lab dan IT
menggunakan Software GxAlert
12.15 – 12.30 Diskusi dan tanya jawab Semua peserta
12.30 – 13.30 ISHOMA
Troubleshooting instalasi dan penggunaan software
13.30 – 14.15 Tim IT
GxAlert
14.15 – 14.30 Diskusi dan tanya jawab Semua peserta
14.30 – 15.30 Penggunaan website GxAlert Tim IT
Praktik penggunaan website GxAlert dan pembuatan
15.30 – 17.00 Semua peserta
akun website GxAlert
Hari ke-3 Praktik dan entry data modul inventory pada website
08.30 – 10.00 Tim Logistik
GxAlert (input data stok logistik/kartrid)
10.00 – 10.30 Diskusi dan tanya jawab Semua peserta
10.30 – 11.30 Alur penangangan dan pelaporan kerusakan TCM Tim ASP TCM
11.30 – 12.00 Diskusi dan tanya jawab Semua peserta
12. 00 – 13.00 ISHOMA
Tim LRN Labkes Jabar (PDS
13.00 – 14.30 Sosialisasi dan demo penggunaan aplikasi TB12
Patklin/PATELKI) dan Tim IT
14.30 – 15.00 Diskusi dan tanya jawab Semua peserta
Pencatatan dan Praktik Refresh SITB
15.00 – 16.00 Timker TBC
(monoresistan INH)
16.00 – 16.30 Diskusi dan tanya jawab All participants
Hari ke-4 08.30 – 09.00 Post-test Semua peserta
09.00 – 10.00 Kapita selekta NTP
10.00 – 10.30 Rencana tindak lanjut Semua peserta
10.30 - Kepulangan peserta -
X. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat sebagai acuan dalam pertemuan workshop data
konektivitas alat TCM (GxAlert) dengan SITB.