Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN

PERTEMUAN MONEV MIXROSKOPIS TINGKAT KAB. BARRU


TANGGAL ,27 JULI 2022

Latar Belakang
Tuberkulosis atau TB masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang menjadi tantangan global. Berdasarkan WHO Global TB
Report 2018, di Indonesia diperkirakan terdapat jumlah penderita TB
semua tipe sebesar 842.000 kasus atau dinyatakan dengan angka
insidensi semua tipe kasus sebesar 187 per t00.000 penduduk.
Sedangkan jumtah kasus TB baru dan lama dari semua tipe kasus
sebesar 680.000 atau dinyatakan dengan angka prevalensi semua tipe
kasus sebesar 281 per
100.000 penduduk. Jumlah kasus TB yang meninggal adalah 65.000 atau
dinyatakan dengan angka monalitas yaitu 27 per J00.000 penduduk
atau
181 orang per hari.
Salah satu tantangan dalam pengendalian T8 adalah
manajemen informasi kesehatan yang belum optimal. Arus informasi data
surveilans epidemiologi dari daerah ke pusat dan sebaliknya terutama
yang berbasis fasilitas mengalami hambatan sejak desentralisasi.
Masalah ini tentu akan mempengaruhi proses perencanaan. Perangkat
lunak yang ada saat ini juga masih ditemukan beberapa kekurangan
untuk dapat menghasilkan data yang lengkap, akurat, dan tepat waktu.
Selain itu juga, proses komputasi berjalan lambat bila ukuran filenya
besar.
SITB ini digunakan untuk melakukan pencatatan dan pelaporan
data TB sensitif dan TB Resistan Obat, pengelolaan logistik.
laboratorium dan terintegrasi dengan sistem informasi kesehatan lainnya
(SIMRS, Pcare. ASD/ SIP dll), software ini program TB nasional di
masa yang akan datang hanya akan memiliki satu software untuk
pencatatan dan pelaporan data TB.
Sampai dengan tahun 20)9, program Tuberkulosis melakukan
pencatatan dan petaporan kasus TB pada dua software, terdiri atas
Sistem informasi Tuberkulosis Terpadu (SITT) untuk TB Sensitif Obat

1
(SO) dan eTB Manager untuk TB Resistan Obat (RO). Mulai Tahun 2018
ini

1
Direktorat P2PML. Subdirektorat Tuberkulosis telah mengembangkan

sistem yang merupakan penggabungan antara SITT dan eTB Manager yaitu
Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB).
Sistem Informasi TB yang diimplementasikan saat ini
merupakan salah satu alat bantu bagi institusi kesehatan dalam program
TB Nasional. Saat ini program TB Nasional menggunakan dua aplikasi
untuk pelaporan TB yaitu aplikasi Sistem Informasi Tuberkulosis Terpadu
(SITT) untuk
pencatatan dan pelaporan TB sensitif dan aplikasi E-TB Manager
untuk pencatatan dan pelaporan TB resistan obat.
Dari informasi yang didapat tersebut. Sistem Informasi TB saat ini
dan untuk kedepannya membutuhkan pengembangan dalam rangka
pemeliharaan dan pengayaan sistem maupun konten. Pengembangan
Sistem informasi TB dari sisi sistem. salah satunya adalah sistem
pemetaan atau data spasial. Sistem Informasi TB dengan kelengkapan
sistem pemetaan yang (engkap, dapat membantu stakehofder dalam
memonitorin,p dan menindaklanjuti secara cepat dalam melaksanakan
program TB Nasional.
Laboratorium TB merupakan komponen utama dalam
pengendalian penyakit TB karena menjadi penentu diagnosis TB dan
sebagai sarana pemantauan pengobatan pasien TB. Pemeriksaan
Mikroskopis TB pernah menjadi alat diagnosis utama TB di Indonesia.
Namun pada perkembangannya, diagnosis utama TB adalah pemeriksaan
TCM. Akan tetapi, Kegiatan pemeriksaan mikroskopis TB tetap
dilakukan sebagai alat pemeriksaan follow up pasien yang dimulai dari
penjaringan suspek TB. pengumpulan contoh uji dahak, pemeriksaan
mikroskopis, pencatatan pelaporan dan pemantapan mutu yang harus
dilaksanakan oleh semua komponen yang terlibat sesuai dengan
prosedur standar.
Salah satu yang juga menjadi tolak ukur capaian program TBC
yakni treatment Coverege. Dimana hal ini sangat dipengaruhi oleh
pemeriksaan mikroskopis untuk pemantauan kemajuan pengobatan
sembuh. Pemeriksaan mikroskopis untuk pemantauan kemajuan
pengobatan pasien yang dilakukan setiap bulan ke 2. 5 dan akhir
2
pengobatan pasien. dan tentunya semua pemeriksaan tersebut harus
tercatat dalam sistem informasi Tuberculosis (SITB}.
Berdasarkan hal diatas maka dianggap perlu diadakannya
pertemuan Monev Mikroskopis dengan harapan mampu meningkatkan
pengetahuan, kapasitas dan kerjasama antar petugas dalam pencatatan
dan pelaporan pemeriksaan mikroskopis dalam sistem informasi
Tuberculosis (SITB).

2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan Kapasitas petugas dalam pemeriksaan mikroskopis
2. Tujuan Khusus
- Meningkatkan penemuan orang yang dicurigai sakit TB dan pasien
TB di wilayahnya.
- Meningkatkan pengetahuan petugas tentang penggunaan Aplikasi E
Tbc 12.
- Meningkatkan kapasitas petugas dalam PME Mikroskopik
- Terlaksananya dengan baik dalam monitoring pencatatan dan
pelaporan pemeriksaan Follow Up pasien TB.

3. Waktu dan
tempat Hari/ : Rabu, 27 Juli 2022
tanggal Waktu : 08.30 — Selesai Wita
Tempat : Aula Cafe Fadhil Kab.Barru

4. Metode Pelaksanaan
a. Pertemuan ini dilaksanakan selama 1 (Satu) hari dengan metode
pertemuan tatap muka (ofline}.
b. Peserta kegiatan wajib mengikuti kegiatan dari awal sampai
dengan akhir kegiatan dengan mengisi daftar hadir absen yang akan
diedarkan pada hari kegiatan.

3
5. Narasumber dan Fasilitator
Narasumber :
a. TIM BBLK Makassar 1 Orang
b. Wasor TB Dinas kesehatan kab. Barru

6. Peserta
a. Dinas Kesehatan kab. Barru 2 Orang
b. Petugas Labkesda Kab.Barru 2 Orang
c. Petugas Lab Mikroskopis 13
Orang Total Peserta 17 Orang

7.
a. LCD
b. Laptop untuk fasilitator dan peserta
c. Jaringan internet
d. Laser pointer
e. Perangkat pendukung lainnya dalam pelaksanaan pelatihan

8. Jadwal

08.00 - 08.30 Registrasi Pembukaan Panitia

08.30 - 09.00 Pembukaan Dinkes Kab/Kota

09.00 — 09.45 Kebijakan dan Situasi Pemeriksaan Kadis/ Kabid P2P

Mikroskopis TBC Dinkes Kab.Barru

09.45 - 10.30 Pemeriksaan Mikroskopik TIM BBLK Makassar

10.30 - 10.45 Coffe Break Panitia

10.45 - 12.00 PME Mikroskopik TIM BBLK Makassar

4
12.00 — 13.00 ISHOMA Panitia

13.30 — J5.00 Sosialiasasi Aplikasi E TBC12 TIM BBLK Makassar

15.45 — 16.00 Penutupan Panitia

9. Sumber Pendanaan
Kegiatan ini akan didanai oleh pendanaan GF ATM komponen TB.

8. Penutup
Demikian Kerangka Acuan ini dibuat disampaikan sebagai
dasar dalam pelaksanaan Pertemuan Monev Mikroskopis Tingkat
Kab.Barru dengan harapan agar pertemuan ini mampu
meningkatkan cakupan program sesuai dengan indikator program
yang telah ditetapkan.

Mengetahui,

Wasor P2 TB
Kab.Barru

Anda mungkin juga menyukai