Anda di halaman 1dari 97

Upaya Diplomasi Publik Indonesia melalui Program Darmasiswa

Tahun 2018-2019

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu


Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Peminatan International Security and Peace

Disusun Oleh:
Sabda Ardhana
145120407121036

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

UPAYA DIPLOMASI PUBLIK INDONESIA MELALUI PROGRAM


DARMASISWA TAHUN 2018 – 2019

SKRIPSI

Disusun Oleh:
Sabda Ardhana
145120407121036
Telah diuji dan dinyatakan LULUS dalam ujian sarjana
pada tanggal 22 Juli 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Reza Triarda, S. Sos., MA Adhi Cahya F, S.Hub.Int., MS


NIP 198902132019031007 NIK 2018079106151001

Malang, 22 Juli 2021

Mengetahui
Ketua Jurusan PPHI

Aswin Ariyanto Azis, S.IP., M.DevSt


NIP 19780220201021001

1
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Sabda Ardhana

NIM : 145120407121036

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul “UPAYA


DIPLOMASI INDONESIA MELALUI PROGRAM DARMASISWA
TAHUN 2018-2019” adalah benar merupakan karya dari penulis. Hal-hal yang
bukan karya saya, dalam skripsi tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam
daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar dan
ditemukan pelanggaran atas karya skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi
akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya peroleh dari skripsi
tersebut.

Semarang, 18 Juli 2021

Pembuat Pernyataan

Sabda Ardhana
NIM 145120407121036

2
ABSTRAK

UPAYA DIPLOMASI PUBLIK INDONESIA MELALUI PROGRAM

DARMASISWA TAHUN 2018 – 2019

Oleh: Sabda Ardhana

Kebudayaan merupakan salah satu unsur penting yang dimiliki Indonesia

dalam mencapai kepentingan nasional. Sebagai negara yang aktif dalam kancah

internasional, Indonesia berupaya untuk meningkatkan identitas nasionalnya

melalui sektor budaya. Nilai-nilai tradisi dan budaya Indonesia dinilai menarik

minat pengunjung luar negeri untuk berwisata dan mempelajari budaya Indonesia.

Pembangunan budaya Indonesia diperkuat oleh Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan. Darmasiswa Republik Indonesia (DRI) adalah program pemberian

beasiswa non-gelar selama satu tahun oleh Pemerintah RI kepada mahasiswa

asing dari negara-negara yang memiliki hubungan diplomasi dengan Indonesia

untuk belajar bahasa dan seni budaya Indonesia di sejumlah perguruan tinggi

negeri/ swasta/ lembaga pelatihan di Indonesia. Darmasiswa dibentuk sebagai

upaya diplomasi publik untuk meningkatkan hubungan antara Indonesia dengan

negara sahabat dan memberikan kontribusi pada pembentukan perdamaian dan

ketertiban dunia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat upaya diplomasi publik

Indonesia dalam kegiatan-kegiatan Darmasiswa dengan menggunakan analisis

konsep tiga dimensi diplomasi publik milik Mark Leonard.

Kata kunci: Indonesia, Darmasiswa, Diplomasi Publik.

3
ABSTRACT

THE EFFORT OF INDONESIAN PUBLIC DIPLOMACY THROUGH

DARMASISWA PROGRAM IN 2018 – 2019

By: Sabda Ardhana

Culture is one of the important elements that Indonesia has in achieving national

interests. As an active country in the international arena, Indonesia seeks to

improve its national identity through the cultural sector. Indonesian traditional and

cultural values are considered to attract foreign visitors to travel and learn about

Indonesian culture. The development of Indonesian culture is strengthened by the

Ministry of Education and Culture. Darmasiswa Republik Indonesia (DRI) is a

one-year non-degree scholarship program by the Government of Indonesia to

foreign students from countries that have diplomatic relations with Indonesia to

study Indonesian language and arts and culture at a number of public/private

universities/training institutions in Indonesia. Darmasiswa was formed as an effort

of public diplomacy to improve relations between Indonesia and friendly

countries and contribute to the establishment of world peace and order. This study

aims to see the efforts of Indonesian public diplomacy in Darmasiswa activities by

using Mark Leonard's three-dimensional concept analysis of public diplomacy.

Keywords: Indonesia, Darmasiswa, Public Diplomacy.

4
HALAMAN PERSEMBAHAN

Halaman persembahan ini penulis akan memberikan terima kasih penulis

kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan-bantuan kepada penulis dari

masa perkuliahan, proses penyelesaian hingga skripsi ini dapat penulis selesaikan

dengan baik. Halaman ini merupakan bentuk rasa syukur penulis karena

didekatkan kepada mereka yang sangat bernilai dan berharga bagi penulis. Tanpa

adanya uluran tangan dan bantuan moral dari pihak-pihak yang penulis sebutkan

di bawah, penulis tidak dapat mencapai titik ini. Dengan ini, penulis berterima

kasih kepada:

1. Allah Subhaanahu Wa Ta’ala, yang dengan kasih sayang jamal &

jalalNya penulis dapat melaksanakan peran sebagai mahasiswa di

Universitas Brawijaya hingga menyelesaikan tugas akhir perkuliahan

ini.

2. Nabi Muhammad, yang dengan segala pengorbanan untuk

membimbing seluruh umatnya penulis dapat menikmati jaman yang

serba dipermudah ini.

3. Bopo Guru Romo Yai Abdullah Joko Susanto, yang sudah berkenan

membimbing penulis dalam memperbaiki tauhid dan

mempraktekkannya secara perlahan, dan insyaallah akan selalu

membimbing penulis hingga kembali padaNya kelak.

5
4. Ketiga orang tua penulis, Prof. Dr. Nurdien H. Kistanto, MA, Gusti

Puspawati Eka Putri, dan Iskandar, yang dengan penuh kesabaran &

keridhoan selalu memberi penulis support untuk terus semangat

menyelesaikan tugas akhir yang sangat terlambat ini. Segala bentuk

dukungan baik emosional maupun finansial belum mampu terbalas dan

entah bagaimana cara membalas pengorbanan mereka yang sangat

penulis sayangi. I love you all so much my parents.

5. Saudara kandung & ipar penulis sekalian, Mas Data, Angka, Mbak

Lina, dan Nabila yang masih betah melihat penulis dan masih

menganggap penulis sebagai anggota keluarga yang sempat menjadi

beban keluarga. Alhamdulillah penulis beruntung memiliki mereka

yang saling menguatkan satu sama lain dalam kondisi apapun.

6. Segenap dosen pembimbing penulis dalam perkuliahan, Pak Aswin

Ariyanto Azis, S.IP, M.DevSt; Pak Reza Triarda S.Sos., MA, dan Bu

Lia Nihlah Najwah,S.IP.,MSi, serta segenap dosen Prodi Hubungan

Internasional yang telah mendidik penulis dengan baik selama

perkuliahan, hingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini.

Terkhusus Pak Arief Setiawan, S. IP., MPS yang dengan sabar selalu

mengingatkan saya di masa krisis deadline skripsi.

7. Sahabat-sahabat penulis di masa krisis akhir perkuliahan dan

insyaallah hingga seterusnya, Syahreza Pahlevi, Sihabuddin Nur

Fajary, Riva Raditya, Rista Nadia Jasmine, Farahdiba Ainun, Fahri

Karami Rafianto, Matilda Dora, Joao Efraim, Ahmed Wisam Abed,

6
Anindita Rosa, Elga, dan Ustadz Rosyid Al Amin. Semoga Allah

selalu merahmati kalian dan membalas kebaikan kalian, jazakumullah

khoiron katsiron.

8. Teman-teman dekat penulis selama perkuliahan dan penyelesaian

skripsi, Dianita Edwina, Maulidia Assyifa Salsabila, Diny Novianty,

dan segenap teman-teman dari kelas inggris dan seluruh teman

angkatan 2014. Tanpa saling mengingatkan, belum tentu kami bisa

lulus dan menjadi alumni Universitas Brawijaya.

9. Segenap kawan warga negara asing yang meninggalkan kesan dan

pengalaman banyak dan tak terlupakan, Stanislav Sorokhmaniuk,

Kornelia Kaminska, Temesi Szabolcs, Ram Nandana Salafia, Seowon

Kim, Mukhtar Hassanpoor, Sarah Rakotondravony, Dmitri, Brendan

Joseph Conboy, Wafa Essayem, Hagar Ali, Mahamat Bosha,

Magomedov Magomed, Grady Mitchell, Mehdi Najib, Moritz Von

Knebel, dan masih banyak lainnya. Terimakasih sudah menjadi

pelajaran bagi penulis selama 2 tahun terakhir penulis berada di

Malang.

10. KH Ismail, Mbak Lilis, dan segenap warga Pondok Pesantren Al

Mustaqim wa bilkhusush Tari, yang telah menemani dan membantu

penulis dalam masa rehabilitasi mental sejak satu tahun terakhir.

Penulis sangat senang bisa belajar tauhid dan tasawuf bersama kalian,

semoga kita bisa menjadi manusia yang muhid dan selalu bermanfaat

bagi umat, amin ya robbal alamin.

7
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

rahmat dan karunia-Nya penulis telah menyelesaikan skripsi dengan judul “Upaya

Diplomasi Publik Indonesia melalui Kegiatan Darmasiswa tahun 2018 – 2019”.

Skripsi yang penulis susun dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan untuk

mendapatkan gelar sarjana di Program Studi Hubungan Internasional Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya. Penulis berharap dengan

adanya skripsi ini, dapat mendorong banyak mahasiswa Hubungan Internasional

Universitas Brawijaya yang mau meneliti isu-isu terkait diplomasi publik. Penulis

juga berhadap agar kita, sebagai mahasiswa Hubungan Internasional, dapat lebih

peka akan fenomena global yang terjadi di sekitar kita. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih berada jauh dari kata sempurna, sehingga penulis mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Penulis berharap

kedepannya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa Program Studi

Hubungan Internasional, serta masyarakat luas pada umumnya.

Semarang, 18 Juli 2021

Sabda Ardhana

8
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...................................................................................................... 9

DAFTAR TABEL ............................................................................................ 12

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 14

1.1. Latar Belakang..................................................................................... 14

1.2. Rumusan Masalah................................................................................ 21

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................. 21

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................... 21

1.4.1. Manfaat Teoritis ............................................................................... 21

1.4.2. Manfaat Praktis ................................................................................ 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 23

2.1. Studi Terdahulu ................................................................................... 23

2.2. Kerangka Konseptual........................................................................... 27

2.2.1. Soft Power ........................................................................................ 27

2.2.2. Diplomasi Publik .............................................................................. 28

2.3. Operasionalisasi Konsep.......................................................................... 34

2.4. Alur Pemikiran ........................................................................................ 36

2.5. Argumen Utama ...................................................................................... 37

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 38

3.1. Jenis Penelitian........................................................................................ 38

3.2. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 38

9
3.3. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 38

3.4. Teknik Analisis Data ............................................................................... 39

3.5. Sistematika Penulisan .............................................................................. 39

BAB IV GAMBARAN UMUM ....................................................................... 41

4.1. Perkembangan Program Darmasiswa ................................................... 44

4.2. Darmasiswa sebagai Bentuk Diplomasi Publik..................................... 50

4.3. Tantangan dalam Diplomasi Publik Bidang Pendidikan ....................... 63

BAB V PEMBAHASAN .................................................................................. 66

5.1. News Management .................................................................................. 66

5.1.1 Pemberitaan dan Publikasi tentang Darmasiswa ............................ 66

5.1.2 News Managament Pemerintah Indonesia tentang Darmasiswa ..... 69

5.2 Strategic Communication ..................................................................... 70

5.2.1 Peraturan Perundang-Undangan .................................................... 70

5.2.3 Newsletter atau Buletin ................................................................ 71

5.3. Relationship Building .............................................................................. 77

5.3.1 Kegiatan Pembelajaran ................................................................. 77

5.3.2 Kegiatan Seminar ......................................................................... 79

5.3.3 Kegiatan Budaya........................................................................... 82

BAB VI PENUTUP .......................................................................................... 87

6.1. Kesimpulan ........................................................................................ 87

6.2 Saran ................................................................................................... 89

10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 91

11
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1............................................................................................................ 25

Tabel 4.1............................................................................................................ 38

12
DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1 Peta Darmasiswa Indonesia ............................................................. 57

Gambar 5.2 Laman About Us Website Darmasiswa ........................................... 52

Gambar 5.3 Laman Information Darmasiswa ..................................................... 52

Gambar 5.4 Laman Daftar Universitas Penerima Darmasiswa ............................ 53

Gambar 5.5 Laman Berita Terbaru Situs Darmasiswa ........................................ 62

Gambar 5.6 Kegiatan Pembelajaran Darmasiswa ............................................... 69

Gambar 5.7 Kegiatan Pembelajaran Darmasiswa ............................................... 69

Gambar 5.8 Seminar Back to Nature with Herbs ................................................ 70

Gambar 5.9 Kegiatan Opening Ceremony ..........................................................71

Gambar 5.10 Kegiatan Lomba Nasional ............................................................. 71

13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tujuan nasional sebagaimana tercantum pada Pembukaan UUD 1945 yaitu

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi

dan keadilan sosial. Selanjutnya, dalam Buku Putih Pertahanan Indonesia

dijelaskan bahwa kepentingan nasional adalah menjaga tetap tegaknya NKRI

dengan berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945, serta menjamin kelancaran

pembangunan nasional untuk mewujudkan tujuan nasional1. Kepentingan nasional

Indonesia dijadikan sebagai acuan dalam membuat rumusan dan menetapkan

strategi besar (grand strategy) keamanan nasional maupun membentuk sistem

pertahanan negara. Dimana grand strategy tersebut kemudian diterjemahkan ke

dalam program yang berbeda-beda sesuai dengan visi dan misi kementerian /

lembaga terkait.

Kepentingan nasional Indonesia sebagaimana termaktub dalam visi

Departemen Luar Negeri yang disebut sebagai Sapta Dharma Caraka.

Kepentingan nasional Indonesia difokuskan pada perlindungan dan kesejahteraan

warga negara di dalam negeri maupun di luar negeri. Dalam mewujudkan

kepentingan nasional dengan pihak luar negeri, Indonesia dituntut untuk

1
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. (2015). Buku Putih Pertahanan Indonesia. Jakarta:
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, hh: 26-27.

14
memperkenalkan identitas nasional atau national identity kepada masyarakat

internasional. Identitas nasional pada hakikatnya adalah manisfestasi nilai-nilai

budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan satu bangsa

(nation) dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa

berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya.

Istilah identitas nasional (national identity) berasal dari kata identitas dan

nasional. Identitas (identity) secara harfiah berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau

jatidiri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan

yang lain Sedangkan kata nasional (national) merupakan identitas yang melekat

pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan,

baik fisik seperti budaya, agama, bahasa maupun non fisik seperti keinginan,

kepentingan dan tujuan. Istilah identitas nasional atau identitas bangsa melahirkan

tindakan kelompok (collective action yang diberi atribut nasional) yang

diwujudkan dalam bentuk-bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang

diberi atribut-atribut nasional.

Untuk mencapai kepentingan nasional serta memperkenalkan identitas

nasional bangsa, pemerintah menyadari perlunya dukungan serta kerjasama

internasional. Dengan kata lain, pemerintah Indonesia perlu melakukan diplomasi

dengan negara-negara lain dalam bentuk hubungan internasional dalam

mewujudkan tujuan keamanan nasional baik di dalam maupun di luar negeri.

15
Selanjutnya, pemerintah menjalin kerja sama dengan aktor–aktor dalam hubungan

internasional untuk mewujudkan diplomasi publik tersebut.2

Diplomasi publik dalam pengertiannya dipahami sebagai suatu agenda

untuk mempengaruhi publik internasional untuk tercapainya kepentingan nasional

suatu negara. Dengan demikian, negara-negara di dunia berlomba-lomba berupaya

untuk meningkatkan perhatiannya dalam menjalankan diplomasi publik guna

menumbuhkan pandangan positif negara lain baik dalam jangka waktu pendek

maupun untuk jangka waktu yang panjang. Tujuannya adalah agar dapat

menguntungkan dan mempermudah tercapainya tujuan-tujuan kebijakan luar

negeri.3

Seiring dengan kemajuan kondisi global, aktor, dan teknologi informasi

membuat arah diplomasi tradisional beralih ke diplomasi yang lebih modern,

dalam hal ini yaitu diplomasi publik. Dalam era globalisasi ini, alat diplomasi

menjadi beragam. Jika sebelumnya banyak dijumpai pada aspek militer, kini

pembahasan diplomasi semakin melebar dan tidak hanya terjadi pada bidang

tersebut, namun juga ke bidang lain seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial dan

budaya. Dimana isu-isu kontemporer lain seperti lingkungan, pariwisata,

terorisme, kesehatan, hak asasi manusia, dan kebudayaan menjadi target dari

diplomasi publik.4

2
Kepentingan Nasional Indonesia Di Dunia Internasional, diakses tanggal 5 Juli 2020 ,
http://ditpolkom.bappenas.go.id/?page=news&id=31,
3
Widasti, G. B. (2017). Diplomasi publik Pemerintah Republik Indonesia melalui pariwisata halal.
Hal 4-5
4
Diplomasi Publik dalam Politik Luar Negeri, C. Hennida, Departemen Hubungan Internasional,
FISIP Unair. Hal 1

16
Pada bidang kebudayaan, kearifan lokal merupakan langkah penerapan dari

tradisi yang diterjemahkan dalam artefak fisik. Kearifan lokal merupakan unsur

bagian dari tradisi-budaya masyarakat suatu bangsa, yang muncul menjadi bagian-

bagian yang ditempatkan pada tatanan fisik bangunan (arsitektur) dan kawasan

(perkotaan) dalam geografi kenusantaraan sebuah bangsa.5 Hal terpenting dari

kearifan lokal adalah proses sebelum implementasi tradisi pada artefak fisik, yaitu

nilai-nilai dari alam untuk mengajak dan mengajarkan tentang bagaimana

‘membaca’ potensi alam dan menuliskannya kembali sebagai tradisi yang diterima

secara universal oleh masyarakat.

Kearifan lokal memberikan suatu nilai tradisi untuk menselaraskan

kehidupan manusia dengan cara menghargai, memelihara dan melestarikan alam

lingkungan. Hal ini dapat dilihat bahwa semakin adanya penyempurnaan arti dan

saling mendukung, yang intinya adalah memahami bakat dan potensi alam sebagai

tempatnya hidupnya dan diwujudkannya sebagai sebuah tradisi. Nilai-nilai tradisi

inilah yang kemudian membuat unsur kebudayaan Indonesia menonjol dan

menarik minat pengunjung luar negeri untuk berwisata dan mempelajari budaya

Indonesia.

Budaya tidak bisa dipisahkan dengan lingkungannya. Dimana nilai-nilai

kebudayaan yang berlaku di suatu tempat juga turut dipengaruhi oleh lingkungan

berupa alam, keadaan tanah, iklim hingga kondisi cuaca di daerah setempat.

Kondisi-kondisi tersebut memberikan daya tarik tersendiri pada bidang pariwisata.

5
Rahim, Rahman dan Syamsuri, Sukri. 2007. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Kearifan
Lokal Bagi Darmasiswa Di Unismuh Makassar. Kumpulan Esai Pengajaran BIPA Simposium
Internasional Pengajaran BIPA. Hal. 9-14

17
Pembangunan budaya Indonesia diperkuat oleh Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan yang membahas mengenai rencana pembangunan budaya. Hal ini

terkait dengan isu-isu strategis dalam rencana induk nasional pembangunan

kebudayaan 2009-2025. Isu-isu tersebut yaitu, penguatan Hak Berkebudayaan,

Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa serta Multikultural, Pelestarian Sejarah

dan Warisan Budaya, Pengembangan Industri Budaya, Penguatan Diplomasi

Budaya.6

Darmasiswa Republik Indonesia (DRI) adalah program pemberian beasiswa

non-gelar selama satu tahun oleh Pemerintah RI kepada mahasiswa asing dari

negara-negara mitra/sahabat untuk belajar bahasa Indonesia dan seni budaya

Indonesia pada perguruan tinggi negeri/ swasta/ lembaga pelatihan di Indonesia.

Program Darmasiswa ini didirikan pada tahun 1974 sebagai bagian dari inisiatif

ASEAN dan hanya menerima mahasiswa dari ASEAN. Namun, pada tahun 1976

program ini diperluas ke negara lain seperti Australia, Kanada, Prancis, Jerman,

Hongaria, Jepang, Meksiko, Belanda, Norwegia, Polandia, Swedia, dan Amerika

Serikat. Hingga saat ini, jumlah negara yang berpartisipasi dalam program ini

adalah 111 negara dan dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemendikbud) Republik Indonesia.7

Program Darmasiswa dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan

hubungan antara Indonesia dan negara sahabat dan memberikan kontribusi pada

pembentukan perdamaian dan ketertiban dunia. Program ini juga telah menjadi

6
Direktorat Jendral Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,
Strategi pembangunan kebudayaan, dalam
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/blog/2014/03/06/8882/ diakses pada 5 September 2020
7
Diplomasi Budaya lewat Darmasiswa, diakses pada tanggal 6 Juli 2020, Diakses dari
https://edukasi.kompas.com/read/2018/08/30/22140201/diplomasi-budaya-lewat-darmasiswa,

18
hubungan timbal-balik pemberian beasiswa antara Indonesia dengan negara mitra

serta menjadi program soft diplomacy atau people to people contact dalam bidang

pendidikan dan kebudayaan.8

Di bidang sosial budaya, hubungan antar masyarakat (people to people

contact) kedua negara memiliki arti yang strategis untuk memajukan hubungan

bilateral dan berpotensi untuk semakin ditingkatkan melalui kerja sama di bidang

pendidikan, kesenian dan budaya, kerja sama pariwisata serta kepemudaan dan

olahraga. Salah satu bentuk hubungan ini yang pernah dilakukan adalah ketika

Pemerintah Indonesia melalui Perwakilan RI di Filipina senantiasa mendorong

pelaksanaan program pertukaran pelajar/mahasiswa, untuk misi kesenian dan

budaya melalui fasilitasi pengiriman peserta Filipina untuk Beasiswa Seni dan

Budaya Indonesia (BSBI) tahun 2014.9

Pada pelaksanaan program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI)

tahun 2014, kegiatan pameran dan promosi serta program kunjungan yang

dilakukan oleh Perwakilan RI banyak melibatkan pelajar, jurnalis, kalangan

perfilman dan penulis perjalanan wisata (travel writers) dari Filipina ke Indonesia

dan sebaliknya, antara lain melalui pelaksanaan Familiarization Trip (Famtrip)

bagi wartawan dan travel agents Filipina ke Indonesia.

Selain Filipina, Laos juga termasuk negara yang aktif mengikuti program

Darmasiswa yang diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia. Dalam upaya

meningkatkan people to people contact KBRI Vientiane juga melakukan kegiatan

Lao – Indonesia Travel Agents Meeting. Dalam pertemuan ini, KBRI Vientiane
8
Ibid.
9
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. 2015. Diplomasi Indonesia 2014. Jakarta:
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Hal. 11-12.

19
mendatangkan 4 (empat) travel agent dari Jakarta, Bandung dan Bali untuk

memberikan paparan mengenai potensi pariwisata di Indonesia. Kegiatan ini

mendapat antusias yang baik dan respon positif dari para pengusaha travel agent

di Laos. Diakui oleh mereka, bahwa di Laos telah terjadi peningkatan masyarakat

kalangan menengah ke atas yang mulai menjadikan kunjungan wisata ke luar

negeri, utamanya negara-negara Asia sebagai bagian dari kegiatan liburan

mereka.10

Adapun dengan negara India, pemerintah Indonesia menjalin kerjasama

pendidikan termasuk pemberian beasiswa bagi mahasiswa Indonesia serta saling

kunjung antara masyarakat kedua negara khususnya kunjungan wisastawan

menjadi faktor pendukung utama terus terjalinnya hubungan masyarakat yang erat

di kedua negara. Pada tahun 2014, India menerima beasiswa Darmasiswa,

Kemitraan Negara Berkembang (KNB), dan BSBI masing-masing 1 peserta dari

Pemri. India memberikan jatah beasiswa sebanyak 120 kursi kepada pelajar dan

mahasiswa Indonesia dan berjanji akan meningkatkan jumlah beasiswanya untuk

Indonesia. Selain itu, telah ditandatangani MoU kerja sama pendidikan antara

Institut Teknologi Bandung (ITB) dan TERI University India pada bulan Mei

2014.11

Melihat cukup banyaknya negara-negara yang menunjukkan minat dan

ketertarikan terhadap program Darmasiswa yang diselenggarakan oleh pemerintah

Indonesia, diharapkan tujuan dari program Darmasiswa itu sendiri dapat

terlaksana. Yakni menciptakan hubungan timbal-balik pemberian beasiswa antara

10
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. 2015. Diplomasi Indonesia 2014. Jakarta:
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Hal. 14.
11
Ibid. Hal. 28

20
Indonesia dengan negara mitra serta menjadi program soft diplomacy atau people

to people contact dalam bidang pendidikan dan kebudayaan. Dimana kegiatan

tersebut juga merupakan salah satu jembatan untuk membangun diplomasi publik

dengan negara-negara lain serta semakin menunjukkan identitas nasional bangsa

atau nation identitiy ke dunia internasional.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Darmasiswa Sebagai Upaya Diplomasi Publik

Indonesia dalam Meningkatkan Nation Identity Tahun 2018 – 2019” dengan

tujuan untuk mengetahui peran program Darmasiswa sebagai media diplomasi

publik guna semakin memperkenalkan identitas nasional bangsa kepada dunia.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, terdapat satu rumusan masalah yang akan dikaji oleh

penulis, yaitu:

“Bagaimana upaya diplomasi publik Indoensia dalam Program Darmasiswa tahun

2018 – 2019?”

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menjelaskan juga menganalisa upaya

diplomasi publik Indonesia dalam Program Darmasiswa tahun 2018 – 2019.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu hubungan internasional

dan menjadi sumbangsih untuk penelitian selanjutnya. Serta menjadi referensi

tujuan strategis pemberian beasiswa kepada para partisipan Darmasiswa.

21
1.4.2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan lebih mengenai

Darmasiswa sebagai salah satu bentuk diplomasi publik Indonesia tahun 2018-

2109, serta menjadi acuan preferensi pemberian beasiswa kepada para partisipan

Darmasiswa selanjutnya.

22
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Studi Terdahulu

Untuk menganalisis terkait darmasiswa sebagai upaya diplomasi publik

untuk meningkatkan nation identity terlebih dahulu penulis melakukan studi-studi

terdahulu. Studi-studi terdahulu dapat berupa buku-buku, Thesis, Skripsi, Jurnal

dan Website Pemerintah yang mendukung analisa penulis ini. Diharapkan dengan

adanya studi-studi terdahulu dapat membantu memberikan sumbangsih untuk

membuat sebuah penelitian yang komprehensif dan dapat pula dijadikan sebagai

acuan.

Studi-studi terdahulu diantaranya yaitu jurnal yang ditulis oleh Sarah

Patrecia Sinulingga dan Indra Pahlawan tentang Diplomasi Kebudayaan Indonesia

Terhadap Amerika Serikat Melalui Kuliner (Gastrodiplomacy) Tahun 2010-2016.

Jurnal ini membahas tentang implementasi dari diplomasi publik melalui

kebudayaan yang dilakukan oleh Negara Indonesia terhadap Negara Amerika

Serikat melalui bidang kuliner atau gastrodiplomacy. Gastrodiplomacy

merupakan salah satu cara diplomasi publik yang mana melalui cara ini dapat

membuka interaksi negara Indonesia dengan negara lain dan dapat memenangkan

hati masyarakat luar negeri.12

Diplomasi publik melalui kuliner dengan cara mengadakan makanan

Indonesia di acara festival makanan tahunan yang diadakan oleh Amerika Serikat,

12
Sarah Patrecia Sinulingga dan Indra Pahlawan, Diplomasi Kebudayaan Indonesia Terhadap
Amerika Serikat Melalui Kuliner (Gastrodiplomacy) Tahun 2010-2016

23
Indonesia mencoba merebut hati orang-orang Amerika Serikat terhadap makanan

Indonesia. Setelah makanan Indonesia diperkenalkan melalui berbagai media

menjadikan restoran-restoran negara Indonesia yang ada di Amerika Serikat

meningkat. Faktor lain dari adanya diplomasi publik ini yaitu jumlah ekspor

barang dari Indonesia ke Amerika Serikat semakin meningkat dan ketertarikan

warga Amerika Serikat terhadap Indonesia semakin meningkat.

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan tujuan penulis yaitu dipomasi

publik negara Indonesia terhadap negara lain agar negara Indonesia lebih dikenal

oleh negara-negara lain, namun terdapat perbedaan dalam penelitian ini. Jika

penelitian yang dilakukan oleh Sarah Patrecia Sinulingga dan Indra Pahlawan

merupakan diplomasi publik melalui kuliner (gastrodiplomacy) dan juga negara

yang dituju untuk diplomasi publik ini adalah negara Amerika Serikat.

Jurnal yang ditulis oleh Sartika Soesilowati tentang Diplomasi Soft Power

Indonesia Melalu Atase Pendidikan dan Kebudayaan. Jurnal ini membahas

mengenai korelasi Pendidikan dan kepentingan nasional. Pendidikan dan

kepentingan nasional merupakan sebuah korelasi yang secara langsung maupun

tidak langsung Pendidikan akan berimbas terhadap kepentingan nasional. 13

Pendidikan menjadi sebuah diplomasi publik. Dalam hal ini Pendidikan

dijadikan media diplomasi dapat mencapai kepentingan Indonesia yaitu

memperkuat keahlian dan meningkatkan kredibilitas Indonesia di negara-negara

lain. Selain itu jurnal ini menganalisa kelebihan dan kekurangan diplomasi publik

13
Sartika Soesilowati, Diplomasi Soft Power Indonesia Melalui Atase Pendidikan dan
Kebudayaan

24
melalui Pendidikan dengan menggunakan atase Pendidikan dan kebudayaan di

Filipina.

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian penulis dimana

diplomasi publik dilakukan dengan cara melalui Pendidikan, lebih spesifik

mengenai penelitian penulis adalah Pendidikan melalui jalur darmasiswa yang

mana negara-negara lain dapat mengikuti darmasiswa dengan prosedur-prosedur

yang telah ditentukan oleh negara Indonesia.

Program Darmasiswa sendiri sudah dilaksanakan sejak tahun 1974, sampai

saat ini telah diikuti oleh 7.852 peserta dari 117 negara, dan belajar di berbagai

perguruan tinggi dan swasta yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada awalnya

program ini hanya mengundang peserta dari kawasan ASEAN, dengan

pertimbangan bahwa program ini sangat strategis sebagai sarana diplomasi

budaya, jumlah dan cakupan negara yang diundang terus ditingkatkan. Untuk

tahun akademik 2018/2019, para peserta mengikuti pendidikan di 70 perguruan

tinggi di Indonesia.14

Pada tahun 2017 sebanyak 637 mahasiswa asing dari 96 negara terpilih

sebagai peserta beasiswa Darmasiswa Republik Indonesia dari Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Mereka akan mengikuti pendidikan

di 55 perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia untuk belajar bahasa dan

budaya Indonesia. Jumlah peserta tersebut adalah hasil seleksi terhadap 1.087

14
Direktorat Jendral Kebudayaan, Op.Cit

25
pendaftar dari 103 negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan

Indonesia.15

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan,

hubungan baik antara Indonesia dengan negara lain harus ditingkatkan secara

berkelanjutan agar Indonesia dapat berkontribusi terhadap pembangunan

perdamaian dan ketertiban dunia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selalu

berkomitmen untuk berkontribusi terhadap peningkatan hubungan persahabatan

tersebut, dan program Darmasiswa merupakan salah satu cara untuk mewujudkan

komitmen itu.16

Selain itu skripsi yang ditulis oleh Aqil Aulia Wafda Amin tentang

Diplomasi Publik Indonesia Melalui Bidang Pendidikan Dalam Hubungan

Bilateral Indonesia-Thailand: Studi Kasus Mahasiswa Thailand di Perguruan

Tinggi Indonesia. Dalam skripsi ini membahas tentang upaya diplomasi publik

Negara Indonesia melalui pendidikan dengan menarik warga negara lain untuk

menempuh Pendidikan di Negara Indonesia. Hal ini pun menjadi gambaran dan

tolak ukur Negara Indonesia mengenai diplomasi publik terhadap negara-negara

lain.17

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian penuis dalam hal

diplomasi publik mengenai Pendidikan, namun penulis lebih spesifik mengenai

diplomasi publik Pendidikan secara darmasiswa sebagai upaya untuk

15
Direktorat Jendral Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Republik Indonesia,
637 Mahasiswa Asing Belajar Budaya Indonesia Melalui Darmasiswa 2017
16
Ibid.
17
Aqil Aulia Wafda Amin, Diplomasi Publik Indonesia Melalui Bidang Pendidikan Dalam
Hubungan Bilateral Indonesia-Thailand: Studi Kasus Mahasiswa Thailand di Perguruan Tinggi di
Indonesia

26
meningkatkan nation identity yang mana tertuju terhadap negara-negara yang

tergabung atau ikut serta dalam darmasiswa di negara Indonesia.

2.2. Kerangka Konseptual

2.2.1. Soft Power

Joseph S. Nye Jr. menjelaskan bahwa salah satu instrumen untuk mencapai

tujuan dengan mempengaruhi suatu pihak adalah power. Terdapat tiga cara untuk

memberikan pengaruh pihak lain, antara lain:18

a. threats of coercion (“sticks”);

b. inducements and payments (“carrots”); dan

c. attraction that makes others want what you want

Sticks dan carrots merupakan wujud dari hard power, sedangkan yang ketiga

merupakan soft power karena bertujuan untuk co-opts not coerce.

Soft power bersumber dari cultural attraction, ideology, and international

institutions dan diasumsikan sebagai the ability of a state to get other countries to

want what it wants dan ability to get what you want through attraction rather than

coercion or payments. Cara diplomasi ini tidak memerlukan stick (paksaan) atau

carrots (iming-iming) untuk menggerakkan seseorang menuruti arahan kita.19

Diplomasi adalah salah satu cara untuk meraih kepentingan nasional.

Melalui diplomasi Soft Power khususnya di bidang pendidikan dan kebudayaan,


18
Joseph S. Nye, Soft Power: The Means to Success in World Politics (New York: PublicAffaris,
2009) hal. 94
19
Sartika Soesilowati, Op.Cit

27
kepentingan nasional dalam memperkuat kredibilitas Negara Indonesia di luar

negeri dan peningkatan sumber daya manusia dapat tercapai. Tujuan peningkatan

sumber daya manusia ini tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional (RPJPN 2005 – 2025). Lebih spesifik di dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah RPJM tahun 2015-2019 menjelaskan bahwa memantapkan

pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan

kompetitif perekonomian yang berbasis Sumber Daya Alam yang tersedia,

Sumber Daya Manusia yang berkualitas, serta kemampuan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi.20

2.2.2. Diplomasi Publik

Pembahasan tentang definisi dan makna dari diplomasi secara umum

seringkali dikaitkan dengan proses, aktivitas, dan negosiasi yang dilakukan secara

damai oleh suatu negara dalam menjalin hubungannya dengan negara lain dengan

maksud untuk mencapai tujuan nasionalnya. “Diplomacy is peaceable coercion to

promote the interest of the state and nation”. Diplomasi adalah suatu cara

berhubungan antara negara yang tidak dilakukan dengan perang dalam

mempromosikan kepentingan negara. Diplomasi juga bermakna mempertemukan

kepentingan yang berbeda diantara negara. Hedley Bull menyatakan bahwa

diplomasi adalah “states have different interest, and … common interests have

first to be identified by process of bargaining before any question of maximization

of them can rise.” Melalui diplomasi maka kepentingan yang berseberangan

20
Rakernas Kemenristekdikti 2017, Memperkuat Sinergi Ristek dan Dikti untuk Meningkatkan
Daya Saing Bangsa

28
mudah diidentifikasikan dan sebaliknya kepentingan yang sama dapat

dipertemukan sehingga terjalin kerjasama.21

Menurut Mark Leonard diplomasi publik adalah Public diplomacy is about

building relationship:22

a. understanding the needs of other countries,

b. cultures and peoples;

c. communicating our points of view;

d. correcting misperceptions;

e. looking for areas where we can find common cause.

The difference between public and traditional diplomacy is that

public diplomacy involves a much broader group of people on both

sides, and a broader set of interests that go beyond those of the

government of the day.

Mark Leonard menjelaskan bahwa diplomasi publik tidak hanya sekedar

menyebarkan informasi, melainkan upaya suatu negara untuk membangun relasi

yang baik dengan negara lain. Upaya ini dapat dilakukan dengan:

a. memahami kebutuhan;

b. budaya dan orang-orang;

c. komunikasi

d. memperbaiki miskonsepsi; dan

e. melihat persamaan-persamaan yang dimiliki antara kedua negara.

21
Sartika Soesilowati, Op.Cit
22
Mark Leonard, Public Diplomacy (The Foreign Policy Centre, 2002) hal 9

29
Adapun perbedaan antara diplomasi publik dengan diplomasi tradisional.

Diplomasi publik melibatkan massa yang lebih luas, tidak hanya pemerintah saja.

Mark Leonard memberikan beberapa tingkat dari dampak yang bisa dicapai oleh

diplomasi publik:23

a. bertambahnya pengetahuan masyarakat terhadap negara lain

(membuat masyarakat memikirkan tentang negara tersebut,

memperbaharui image dan membalikkan opini-opini yang tidak

sesuai);

b. meningkatkan apreasiasi masyarakat terhadap negara lain

(menciptakan persepsi yang positif, menarik pihak lain untuk melihat

isu-isu global dari perspektif yang sama);

c. melibatkan masyarakat dengan negara lain (memperkuat kerja sama

dalam bidang edukasi; menarik masyarakat untuk melihat suatu

negara sebagai destinasi baik melakukan turisme atau pun studi;

menarik masyarakat untuk membeli produk; menarik masyarakat

untuk memahami nilai-nilai negara lain);

d. mempengaruhi masyarakat (menarik perusahaan untuk berinvestasi

dan aktor-aktor lainnya yang melihat negara lain sebagai rekan kerja

sama).

Untuk mencapai tujuan-tujuan ini, pemerintah harus mengerti bahwa

diplomasi publik bukan proses memberikan pesan satu dimensi.

23
Ibid. hal 10

30
Namun, ada tiga dimensi dalam diplomasi publik yaitu:24

a. News Management

Joseph Nye Jr. menjelaskan mengenai dimensi news management,

dimana dimensi ini melibatkan penjelasan dari pemerintah mengenai

kebijakan-kebijakan yang dibuat, baik domestik maupun luar negeri.

Setelah membuat keputusan, pemerintah akan melakukan konferensi

pers yang hanya berfokus untuk masyarakat saja, dimana dalam

diplomasi publik media luar negeri menjadi aspek yang penting.

Mark Leonard melihat bahwa apabila pemerintah hanya fokus pada

media domestik saja, pemerintah akan gagal untuk menyadari efek

dari keputusannya dan persepsi masyarakat internasional terhadap

keputusan tersebut.25 Terkadang, setelah membuat suatu keputusan

atau kebijakan, pemerintah hanya berfokus untuk memberikan

informasi mengenai kebijakan atau keputusan ini untuk masyarakat,

atau media nasional. Mark Leonard berpendapat bahwa pentingnya

media internasional atau negara lain untuk juga mengetahui

mengenai suatu keputusan yang dibuat. Dimensi ini bersifat day-to-

day, yang dimana melibatkan persiapan untuk menangani krisis atau

kritikan dengan maksud untuk menghindari miskomunikasi dan

misinformasi. Oleh sebab itu, news management dilakukan dengan

cepat.

b. Strategic Communications
24
Ibid. hal 10
25
Joseph S. Nye, Soft Power: The Means to Success in World Politics (New York: PublicAffaris,
2009), hal. 104

31
Dalam diplomasi tradisional, pemerintah dinilai cukup baik dalam

menyampaikan perspektif mereka mengenai suatu isu, tetapi belum

efektif dalam membentuk dan mengatur persepsi negara lain secara

penuh. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan tanggung jawab antara

institusi-institusi dengan hal-hal terkait politik, dagang, turis,

investasi dan budaya.26 Mark Leonard menggunakan Inggris sebagai

contoh untuk dimensi ini. Salah satunya adalah British Permanent

Representative untuk Uni Eropa, Sir Michael Butler, berpendapat

bahwa persepsi dari negara lain akan mempengaruhi diplomasi. We

need to have a broad image which is favourably perceived in the key

countries where we are based. If yout government is perceived as self

interested, reactionary and unhelpful, it will seriously hamper your

ability to get your way.27 Image yang ingin ditampilkan suatu negara

harus sesuai dan bisa diterima oleh negara lain. Apabila pemerintah

dianggap egois, reaksioner dan tidak membantu, maka akan sulit

untuk mencapai apa yang diinginkan. Pada dasarnya, strategic

communications sedikit banyak memiliki persamaan dengan

kampanye politik, yakni mengatur pesan-pesan strategis dan

merencanakan suatu aktivitas selama lebih dari satu tahun untuk

memperkuat rencana tersebut. Sangatlah penting dalam diplomasi

publik untuk memiliki prinsip yang tegas dalam memberikan pesan-

pesan, baik mengenai negara sendiri dan bagaimana mereka bekerja

26
Ibid.
27
Ibid. hal 14

32
sama dalam mempromosikan hal tersebut. Menjadi sangat penting

bagi aktor diplomasi publik untuk tegas dalam memberikan pesan

dan kesan mengenai negaranya dan bagaimana cara mereka untuk

mempromosikan pesan tersebut.28

c. Relationship Building

Dimensi ini memiliki sifat jangka panjang. Dalam prosesnya,

relationship building akan berusaha untuk membuat relasi yang

berkelanjutan dengan beberapa cara, misalnya pemberian beasiswa,

pertukaran, pelatihan, seminar, konferensi dan memberikan

masyarakat akses kepada kanal media. Cara-cara ini membedakan

relationship building dengan praktik-praktik diplomasi pada

umumnya.29 Relasi yang hendak dibangun merupakan relasi antara

politisi, penasihat khusus, pelaku bisnis, budayawan atau

akademisi.30 Upaya ini tidak hanya untuk membangun relasi, namun

untuk pengalaman-pengalaman yang dibawa oleh orang-orang

dengan sifat positif dan berkelanjutan. Membangun relasi berbeda

dengan berbagai negara dengan hanya melalui pesan. Relationship

building dapat memberikan kesan-kesan yang akan dibawa oleh

pihak lain terhadap sebuah negara.

Dari penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa tiap dimensi

bekerja dengan periode waktu yang berbeda-beda. News

management akan memakan waktu berjam-jam atau dalam hitungan


28
Ibid.
29
Ibid. hal. 17
30
Ibid. hal. 18

33
hari, strategic communications memakan waktu berminggu-minggu

hingga berbulan-bulan sedangkan relationship building dapat

memakan waktu hingga bertahun-tahun.

2.3. Operasionalisasi Konsep

Untuk mengoperasionalisasikan konsep penulis akan menghubungkan

konsep dimensi diplomasi publik milik Mark Leonard dengan kasus yang dipilih

penulis yaitu analisis darmasiswa sebagai upaya diplomasi publik Indonesia dalam

meningkatkan nation identity tahun 2018-2019.

Tabel 2.1 Operasionalisasi Konsep Dimensi Diplomasi Publik oleh Mark


Leonard dalam penelitian Darmasiswa Sebagai Upaya Diplomasi Publik
Indonesia dalam Meningkatkan Nation Identity Tahun 2018 – 2019

Konsep Variabel Indikator Operasionalisasi

Dimensi News Pemberian informasi Adanya penyampaian

Diplomasi Publik Management mengenai kebijakan- informasi dari pemerintah

kebijakan yang Indonesia kepada media dan

dibuat oleh masyarakat domestik dan

pemerintah baik internasional secara rutin.

kebijakan domestik Adanya penyampaian

atau pun kebijakan informasi dari pemerintah

luar negeri kepada Indonesia mengenai

media dan kebijakan-kebijakan yang

masyarakat domestik dibuat dalam bentuk official

maupun statements dan press release

internasional. baik secara langsung atau

melalui media sosial dan

website.

34
Strategic Pesan-pesan yang Adanya pesan-pesan strategis

Communica- secara tegas ingin oleh pemerintah Indonesia

tion disampaikan dalam dalam mempromosikan

proses diplomasi Indonesia sebagai negara

publik beserta cara demokratis dan memiliki

atau strategi untuk keindahan dan beraneka

melakukan atau ragam budaya serta

merealisasikan pesan membentuk image yang ingin

tersebut. ditampilkan kepada negara-

negara lain melalui kegiatan-

kegiatan yang diadakan


melalui darmasiswa.

Relationship Upaya untuk Adanya program-program

Building membentuk relasi atau acara-acara yang

jangka panjang disediakan oleh Indonesia

dengan cara-cara melalui program darmasiswa

seperti beasiswa, seperti seminar, pertukaran

pertukaran pelajar budaya/pelajar, dan

dan budaya, mempelajari Bahasa


konferensi, seminar Indonesia sebagai bentuk

dan lain sebagainya. upaya Indonesia untuk

membangun dan

mempertahankan relasi yang

baik dengan negara-negara


lain.

35
2.4. Alur Pemikiran

Latar Belakang
Untuk mencapai kepentingan nasional serta memperkenalkan
identitas nasional bangsa, pemerintah menyadari perlunya
dukungan serta kerjasama internasional. Dengan kata lain,
Pemerintah Indonesia perlu melakukan diplomasi dengan
negara-negara lain dalam bentuk hubungan internasional dalam
mewujudkan tujuan keamanan nasional baik di dalam maupun
di luar negeri, salah satunya adalah dengan cara darmasiswa.

Bagaimana peran program Darmasiswa sebagai upaya


diplomasi publik dalam memperkenalkan identitas nasional
bangsa Indonesia ditahun 2018 – 2019

Dimensi Diplomasi Publik oleh Mark Leonard

News Management Strategic Relationship


Communications Building
Pemberian informasi
mengenai kebijakan Pesan-pesan secara Upaya
domestik maupun luar tegas ingin diberikan membangun
negeri. kepada masyarakat relasi yang
internasional. berkelanjutan.

Argumen Utama
Indonesia menggunakan dimensi diplomasi publik yaitu news management,
strategic communications, dan relationship building dalam menjalankan
upaya diplomasi public untuk meningkatkan nation identity.

36
2.5. Argumen Utama

Berdasarkan analisis singkat yang sudah dijelaskan sebelumnya, penulis

mengajukan argumen utama yaitu diplomasi publik oleh Negara Indonesia melalui

darmasiswa dilakukan dengan tiga cara dimensi publik, yaitu news management,

strategic communications dan relationship building untuk memberikan

pengetahuan lebih kepada orang-orang yang mengikuti program Darmasiswa di

Negara Indonesia mengenai Pendidikan dan budaya Negara Indonesia.

37
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dengan judul “Darmasiswa Sebagai Upaya Diplomasi

Publik Indonesia dalam Meningkatkan Nation Identity Tahun 2018 – 2019”

menggunakan penelitian deskriptif. Jenis penelitian deskriptif adalah untuk

menjawab pertanyaan siapa, apa, di mana, kapan atau berapa, sehingga penelitian

ini berupaya untuk melaporkan apa yang terjadi. Metode yang digunakan penulis

dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dimana penulis berusaha memahami

suatu fenomena, yaitu proses diplomasi publik Indonesia melalui program

Darmasiswa pada tahun 2018-2019 secara mendalam.

3.2. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini merupakan periode Darmasiswa angkatan

2018/2019, periode terakhir program Darmasiswa dilaksanakan secara offline.

Sehingga penulis dapat meneliti bagaimana proses diplomasi publik Indonesia

dalam program Darmasiswa yang menjadi nation identity. Dengan itu, tahun

2018-2019 menjad ruang lingkup penelitian ini.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu melalui studi

pustaka. Data yang penulis peroleh merupakan hasil dari mengumpulkan,

mengolah, mempelajari, dan menganalisa dari berbagai sumber pustaka yaitu

buku, jurnal, dokumen resmi, artikel online, dan media massa baik dalam bentuk

38
cetak maupun elektronik yang menyediakan referensi yang relevan untuk

penelitian ini.

3.4. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis kualitatif dengan

mengumpulkan data yang diperoleh dari bermacam-macam sumber kepustakaan

yang diseleksi untuk mendapatkan data yang relevan guna menjawab rumusan

masalah dalam penelitian ini.

3.5. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini yaitu:

BAB I: Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang dari penelitian ini, serta
mencakup rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

BAB II: Kerangka Pemikiran


Bab ini berisi tentang kerangka konseptual yang penulis gunakan sebagai
perangkat analisis penulis, yang mencakup studi terdahulu, kerangka konseptual,
operasionalisasi konsep, alur pemikiran dan argumen utama penelitian.

BAB III: Metode Penelitian


Bab ini menjelaskan tentang metode yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini, yang berisi jenis penelitian, ruang lingkup penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data dan sistematika penulisan.

BAB IV: Gambaran Umum


Pada bab ini, penulis akan menjelaskan tentang perkembangan diplomasi
publik Indonesia serta upaya-upaya yang dilakukan Indonesia yang akan dianalisa
oleh penulis yaitu melalui program Darmasiswa RI.

39
BAB V: Pembahasan
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang dimensi-dimensi dalam diplomasi publik
yang terdapat dalam proses upaya diplomasi publik Indonesia melalui
Darmasiswa RI dengan menggunakan data-data yang telah penulis kumpulkan dan
analisis sesuai dengan konsep diplomasi publik oleh Mark Leonard.

BAB VI: Penutup


Pada bab ini akan dijelaskan kesimpulan dari apa yang penulis dapatkan dalam
penelitian ini secara singkat, yang diikuti dengan saran penulis terkait analisis
diplomasi publik Indonesia melalui program Darmasiswa RI sebagai upaya
meningkatkan national identity.

40
BAB IV

GAMBARAN UMUM

PERKEMBANGAN DARMASISWA SEBAGAI STRATEGI DIPLOMASI

PUBLIK INDONESIA

Suatu bangsa tentu tidak bisa dilepas dari identitas (identity) dan citra

(image) yang dimiliki oleh bangsa tersebut. Identitas adalah what we are, what we

have and how we are, dan citra (image) adalah bagaimana kita ingin dilihat oleh

pihak lain yang terbentuk melalui pengamatan dan pengalaman langsung maupun

berbagai kegiatan komunikasi.31 Identitas adalah hal yang sebenarnya dan

sebaliknya citra (image) cenderung artificial atau hasil dari sebuah kreativitas.

Sedangkan reputasi terbentuk dari penggabungan antara identitas dan citra.

Identitas bangsa Indonesia adalah negara dengan lingkungan geografis yang asri,

penduduk yang ramah tamah dan berbudaya dimana hal tersebut coba di-citrakan

melalui berbagai kegiatan komunikasi baik secara langsung seperti melakukan

promosi baik di dalam maupun di luar negeri maupun tidak langsung seperti

melalui pemberitaan dari mulut ke mulut. 32 Reputasi Indonesia akan terbentuk

dengan baik apabila masyarakat luar sudah datang ke Indonesia dan melihat serta

melihat dan mengalami langsung seluruh identitas bangsa kita yang sesungguhnya

31
Fearon, J. D. (1999). What is identity (as we now use the word). Unpublished manuscript,
Stanford University, Stanford, Calif.
32
Brata, I. B. (2016). Kearifan budaya lokal perekat identitas bangsa. Jurnal Bakti Saraswati
(JBS), 5(1).

41
serta sudah di-citrakan melalui berbagai kegiatan komunikasi langsung maupun

tidak langsung.

Pemerintah tidak boleh hanya tergantung dari sektor pariwisata (promosi

besar-besaran) sebagai suatu upaya untuk membangun reputasi bangsa di dunia

internasional untuk mengundang partisipasi asing datang ke Indonesia baik

sebagai wisatawan (tourist) maupun sebagai penanam modal (investor). Terdapat

6 (enam) komponen utama dari apa yang disebut dengan a nation competitive

identity (identitas kompetitif suatu bangsa). Adapun 6 komponen identitas

kompetitif suatu bangsa tersebut adalah Tourism, Brands, Policy, People, Culture

and Investment.33

Keenam komponen tersebut tidak akan mampu untuk memberikan hasil

yang maksimal apabila dilaksanakan secara terpisah atau berjalan sendiri-sendiri.

Namun sebaliknya, komponen-komponen tersebut akan menjadi kekuatan yang

luar biasa apabila bersinergi dan saling mendukung satu sama lain dengan suatu

strategi diplomasi publik yang tepat. Brand (merk) Indonesia, akan menjadi

sangat kuat, terkenal dan terpercaya di dunia internasional apabila masyarakat

asing ketika berkunjung ke Indonesia mendapatkan kenyamanan dalam aspek-

aspek yang lain seperti perjalanan pariwisata (tourism) yang menghibur,

merasakan kebijakan-kebijakan dalam hal pelayanan publik (policy) dan iklim

investasi (investment) yang efisien dan kondusif, bertemu dan berinteraksi

langsung dengan masyarakat local (people) yang ramah, baik hati dan

menyenangkan serta menyaksikan langsung budaya-budaya Indonesia yang khas,

33
Anholt, S. (2005). Anholt nation brands index: how does the world see America?. Journal of
Advertising Research, 45(3), 296-304.

42
asli dan inspiratif. Sebaliknya, promosi besar-besarandan mahal yang dilakukan

pemerintah terhadap merek (brand) Indonesia dan pariwisata (tourism) akan

menjadi tidak maksimal ataupun sia-sia apabila ketika masyarakat asing datang ke

Indonesia dengan mendapatkan pengalaman-pengalaman yang tidak

menyenangkan dalam berbagai hal seperti dengan masyarakat (pencopetan,

penipun, pencurian), dengan aparat pemerintah dalam hal pelayanan publik dan

perizinan.

Indonesia adalah negara yang terkenal akan kekuatan dan keragaman

budaya dan adat istiadatnya, maka aspek budaya (culture) menjadi yang paling

penting untuk ditonjolkan salah satunya melalui aspek bahasa yaitu bahasa

Indonesia. Seperti disampaikan oleh Anholt (2004; De Vicente, 2004) bahwa

culture is ‘uniquely linked to the country, and dignifying. Equally, important,

culture can be an important revenue earner through national and international

cultural events like concerts, exhibitions, competitions and festivals, but most

importantly, through language.34 Mengingat budaya dan bahasa adalah dua hal

yang tidak bisa dipisahkan dan saling berkaitan satu sama lain, maka program

Darmasiswa RI: Bahasa dan Budaya sangatlah potensial untuk lebih

dikembangkan tidak hanya dari segi kuantitas (jumlah peserta) tapi juga kualitas

dari program tersebut. Hal ini terutama berkaitan dari tujuan program yaitu untuk

memberikan kesempatan kepada mahasiswa asing untuk datang dan melihat

secara langsung negara Indonesia dan mendapatkan kesan positif untuk kemudian

disampaikan ke kerabat dan sanak keluarga di negara mereka masing-masing.

34
Vicente, G., Martınez, M., & Aracil, J. (2004). Integrated biodiesel production: a comparison of
different homogeneous catalysts systems. Bioresource technology, 92(3), 297-305.

43
Darmasiswa (Indonesian Scholarship) adalah program pemberian beasiswa

oleh pemerintah Republik Indonesia kepada mahasiswa asing dari seluruh dunia

untuk belajar bahasa & budaya Indonesia di berbagai perguruan tinggi di seluruh

Indonesia. Mereka bisa memilih untuk tinggal dan belajar di salah satu dari 45

perguruan tinggi terkemuka di seluruh Indonesia yang sekaligus sebagai pengelola

program Darmasiswa di tingkat pendidikan tinggi. Semenjak pertama kali

digulirkan pada tahun 1974 minat mahasiswa asing terhadap program ini terus

meningkat secara signifikan dengan rata-rata peserta 400 hingga 500 per

tahunnya.

4.1. Perkembangan Program Darmasiswa

4.1.1 Definisi

Berdasarkan laman website resmi dari Darmasiswa Indonesia, menyebutkan

bahwa “DARMASISWA is a scholarship program offered to all foreign students

from countries which have diplomatic relationship with Indonesia to study

Bahasa, art and culture. Participants can choose one of selected universities

located in different cities in Indonesia. This program is organized by the Ministry

of Education and Culture (MoEC) in cooperation with the Ministry of Foreign

Affairs (MoFA).35 Melalui definisi tersebut dapat dipahami bahwa program

Darmasiswa merupakan beasiswa yang ditawarkan kepada seluruh mahasiswa

dari berbagai negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia untuk

mempelajari Bahasa, seni dan kebudayaan Indonesia. Calon penerima

35
Website Resmi Darmasiswa https://darmasiswa.kemdikbud.go.id/about-us-2/ diakses pada 11
Februari 2021, pukul 11.17 WIB.

44
Darmasiswa dapat memilih satu dari beberapa pilihan universitas yang berlokasi

di kota-kota yang tersebar di Indonesia.

4.1.2 Sejarah

Program Darmasiswa dimulai pada tahun 1974 sebagai bagian inisiatif dari

ASEAN (Association of South East Asian Nations), yang ditujukan hanya untuk

siswa dari ASEAN.36 Meski begitu, di tahun 1976 program ini sudah mengijinkan

siswa diluar ASEAN untuk bergabung seperti dari Negara Australia, Kanada,

Perancis, Jerman, Hungaria, Jepang, Meksiko, Belanda, Norwegia, Polandia,

Swedia dan Amerika Serikat.

Di awal tahun 90an, program ini sudah semakin berkembang lebih jauh

dengan mengijinkan semua negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan

Indonesia untuk bergabung. Program ini didirikan pada tahun 1974 sebagai bagian

dari inisiatif ASEAN, hanya menerima siswa dari ASEAN. Namun, pada tahun

1976 program ini diperluas ke negara lain. 37 Hingga saat ini, jumlah negara yang

berpartisipasi dalam program ini adalah lebih dari 111 negara dan dikelola oleh

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Republik Indonesia.

4.1.3 Tujuan

Tujuan utama dari program Darmasiswa ialah untuk mempromosikan dan

meningkatkan minat pada bahasa dan budaya Indonesia kepada seluruh pemuda

dari Negara lain. Program ini juga di desain untuk menghasilkan link budaya yang

36
Ramadhani, A. A., Muliyono, N., & Setyowati, E. (2019). Pembelajaran dan Pemerolehan
Bahasa Kedua Mahasiswa Asing Program Darmasiswa di IKIP Budi Utomo Malang. In Prosiding
Conference on Research and Community Services (Vol. 1, No. 1, pp. 57-64).
37
Retnawati, S., & Mujiyanto, Y. (2015). Code switching used in conversations by an american
student of the darmasiswa program. Language Circle: Journal of Language and Literature, 10(1).

45
kuat serta pemahaman diantara Negara yang sudah berpartisipasi.38 Minat

mahasiswa internasional untuk mengikuti program ini selalu meningkat dari tahun

ke tahun. Pemerintah Indonesia menawarkan program beasiswa Darmasiswa

untuk seluruh mahasiswa asing dari berbagai negara yang sudah memiliki

hubungan diplomatik dengan Indonesia untuk belajar bahasa, kesenian dan

budaya.

4.1.4 Partisipan

Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, terdiri dari 34 provinsi dari

lima pulau besar di Nusantara menjadikan Indonesia sebagai negara yang

dikagumi oleh dunia karena etnik yang ada didalamnya. Hal ini menyebabkan

para warga mancanegara ingin sekali belajar mengenai budaya yang ada di

Indonesia terutama belajar Bahasa Indonesia. Tentu saja keinginan ini disambut

hangat oleh Indonesia maupun negara lain, karena dianggap dapat menambah

eksistensi Indonesia di Mancanegara. Maka dibukalah wadah bagi mereka warga

asing yang ingin belajar budaya Indonesia, wadah itu diberi nama program

Darmasiswa.

Berdasarkan data dari website resmi

https://darmasiswa.kemb5dikbud.go.id/about-us-2/ terdapat total 9.110 mahasiswa

dari 135 negara yang telah mengikuti program Darmasiswa sejak tahun 1974

38
Isnaini, M. (2015). Kalimat dalam karangan bahasa Indonesia mahasiswa asing tingkat pemula
program Darmasiswa di BIPA UMM tahun 2013 (Doctoral dissertation, Universitas Negeri
Malang).

46
hingga 2019. Dari total tersebut, terdapat jumlah yang cukup stabil dari tahun

2010 – 2019 berdasarkan tabel dibawah ini:39

Tabel 4. 1 Daftar Partisipan Darmasiswa Tahun 2010 - 2019

No. Tahun Jumlah Partisipan Jumlah Negara

1. 2019 579 101

2. 2018 679 93

3. 2017 637 89

4. 2016 580 78

5. 2015 643 80

6. 2014 707 87

7. 2013 612 75

8. 2012 686 71

9. 2011 779 65

10. 2010 589 68

Tabel diolah oleh Penulis, 2021

Melihat jumlah mahasiswa asing peserta program yang cukup banyak dan

sangat beragamnya asal negara mereka tentunya akan sangat bermanfaat sebagai

upaya memberikan kesempatan melihat langsung keadaan Indonesia kepada

semakin banyak masyarakat luar dan dari beragam negara. Kedatangan dan

tinggalnya mereka di Indonesia tentunya sangat diharapkan akan menimbulkan

kesan yang mendalam terhadap keadaan Indonesia yang sebenarnya. Mereka

diharapkan bisa menikmati seluruh kekayaan dan pesona alam yang luar biasa,
39
Website Resmi Darmasiswa https://darmasiswa.kemdikbud.go.id/about-us-2/ diakses pada 11
Februari 2021, pukul 11.20 WIB.

47
keaneka ragaman budaya dan adat istiadat, penduduk yang ramah tamah dan

ragam bahasa daerah selain bahasa Indonesia.

4.1.5 Tantangan Program Darmasiswa

Mengacu pada 6 komponen identitas kompetitif suatu bangsa (Anholt, 2008)

yang salah satunya adalah people (masyarakat Indonesia), tantangan pelaksanaan

program Darmasiswa sudah dimulai pada tahap pendaftaran yang dalam hal ini

dilaksanakan di Kedutaan-kedutaan besar Republik Indonesia yang tersebar di

seluruh dunia. Peranan dari para pegawai kedutaan tersebut sangatlah besar karena

mereka akan menjadi yang pertama dalam memberikan ‘kesan pertama’ tentang

bagaimana kualitas pelayanan publik aparat pemerintah RI dalam melayani

masyarakat umum yaitu mahasiswa asing yang ingin mendaftar program

Darmasiswa. Kesan yang didapatkan dari tahap ini menjadi “kesan awal dan

mendasar” tentang orang-orang (aparat pemerintah) Indonesia sebelum mereka

pada akhirnya datang dan tiba di Indonesia.

Tantangan berikutnya yaitu pada saat mahasiswa asing peserta program

Darmasiswa RI tiba di Indonesia yaitu berkaitan dengan proses-proses pengurusan

dokumen keimigrasian atau izin tinggal di Indonesia (visa). Berdasarkan

pengalaman penulis menangani kegiatan Darmasiswa RI selama 3 tahun, jelas

terlihat bahwa izin tinggal (VISA, KITAs, dll) selalu menjadi masalah bagi

peserta program, hampir di seluruh universitas/daerah dimana mahasiswa

tinggal/belajar. Masalah-masalah klasik seperti tidak adanya koordinasi dan

kesesuaian kebijakan antar instansi yang berwenang untuk menangani masalah

izin tinggal selalu muncul tiap tahun, terlepas dari kenyataan bahwa kegiatan ini

48
telah berlangsung sejak tahun 1974. Para peserta, yang notabene datang ke

Indonesia berdasarkan undangan pemerintah RI, tentunya ingin diperlakukan

dengan baik selayaknya seorang tamu yang datang atas undangan tuan rumah.

Selain itu, pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional dan

Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri sebagai penyelenggara program

juga diharapkan mampu menciptakan suatu sistem yang baik dalam hal

pengelolaan penerimaan mahasiswa asing pada bidang pendidikan dan budaya di

tingkat nasional. Sistem pengelolaan yang baik tentunya akan bisa dijadikan

contoh bagi insititusi-institusi pendidikan tinggi di seluruh Indonesia dalam hal

pengelolaan penerimaan mahasiswa asing untuk kegiatan pendidikan dan budaya

di lingkungan mereka masing-masing. Tentunya kesuksesan system pendidikan di

tingkat pusat akan sangat mempengaruhi system pendidikan di tingkat-tingkat

daerah.

Pemerintah Indonesia juga diharapkan juga mampu untuk menyediakan

sarana dan prasarana serta memberikan pelayanan publik yang memadai tentunya

selama mahasiswa asing tinggal dan belajar di Indonesia. Mereka tentunya juga

akan memanfaatkan berbagai fasilitas-fasilitas umum yang ada seperti jalan raya,

alat transportasi, sekolah, tempat hiburan, rumah sakit, pasar dan lain sebagainya.

Mereka juga akan memerlukan dan memanfaatkan berbagai pelayanan publik

pemerintah seperti mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM), Mendapatkan izin

tinggal sementara yang di berbagai daerah di Indonesia memiliki pola dan

prosedur yang berbeda-beda, melunasi biaya-biaya penggunaan fasilitas publik

seperti air, listrik dan telepon, ataupun berhubungan dengan pihak kepolisian

49
apabila mereka melakukan pelanggaran-pelanggaran lalu lintas, serta berbagai

pelayanan-pelayanan publik yang mungkin mereka akan butuhkan selama di

Indonesia. Seluruh hal yang mencakup seluruh komponen kehidupan seperti

makanan, transportasi, pendidikan, kesehatan, budaya dan adat istiadat akan

menjadi barometer penilaian terhadap kondisi negara Indonesia.

Selain pemerintah, masyarakat Indonesia secara luas khususnya di daerah

di mana mahasiswa asing itu tinggal yang berkaitan langsung maupun tidak

langsung dengan keseharian mereka juga diharapkan bisa mampu memberikan

kesan yang positif tentang bangsa Indonesia dalam hal ini adalah masyarakatnya.

Penilaian terhadap suatu negara salah satunya adalah berdasarkan atas kualitas

dari masyarakat dari bangsa itu sendiri tidak hanya dalam berinteraksi dengan

sesama masyarakat Indonesia tapi juga dengan penduduk pendatang (mahasiswa

asing). Sangat diharapkan masyarakat Indonesia mampu menunjukkan

identitasnya sebagai masyarakat baik hati, ramah tamah, menyayangi sesama,

menjunjung tinggi dan melestarikan adat istiadat dan budaya daerah dan nasional

dan tentunya terbuka terhadap kebudayaan luar khususnya mahasiswa asing.

Seluruh pengalaman-pengalaman yang mereka alami selama berinteraksi dengan

masyarakat Indonesia tentunya memberikan kesan tertentu tentang bangsa

Indonesia.

4.2. Darmasiswa sebagai Bentuk Diplomasi Publik

Suatu negara untuk dapat mencapai tujuan dan diplomatiknya dapat

dilakukan dengan berbagai macam cara. Menurut Kautilya, yaitu dalam bukunya

Kautilya’s concept of diplomacy: a new interpretation bahwa tujuan utama

50
diplomasi yaitu pengamanan kepentingan negara sendiri. 40 Dapat dikatakan bahwa

tujuan diplomasi merupakan penjaminan keuntungan maksimum negara sendiri.

Selain itu juga terdapat kepentingan lainnya, seperti ekonomi, perdagangan dan

kepentingan komersial, perlindungan warga negara yang berada di negara lain,

pengembangan budaya dan ideologi, peningkatan prestise bersahabat dengan

negara lain, dan lain-lain.

Suatu negara untuk memulai atau melakukan hubungan diplomatik dengan

negara lain terdapat tata cara yang mengaturnya, tata cara tersebut diatur di dalam

Konvensi Wina tahun 1961 tentang hubungan diplomatik yang digunakan sebagai

acuan dasar hukum kediplomatikan dan konvensi tersebut telah diratifikasi oleh

pemerintah Indonesia menjadi Undang-undang Nomor 1 Tahun 1982 tentang

Pengesahan Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik beserta Protokol

Opsionalnya tentang Hal Memperoleh Kewarganegaraan.41 Dengan adanya

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1982 tersebut diharapkan dapat memperlancar

tugas masing-masing instansi yang berkepentingan dalam rangka melaksanakan

ketentuan-ketentuan Konvensi Wina tersebut. Dengan kata lain hal tersebut dapat

dijadikan petunjuk bagi pemerintah Indonesia dalam membantu kelancaran

pelaksanaan diplomasi Indonesia terhadap negara lain.

Selain hubungan-hubungan diplomatik yang telah diatur dalam Konvensi

Wina tahun 1961 terdapat pula konvensi mengenai hubungan konsuler yang diatur

dalam Konvensi Wina tahun 1963. Hukum kekonsulan terbentuk melalui berbagai

40
Jayanti, E. (2014, Maret 4). Retrieved April 18, 2017, from ejournal.hi.fisipunmul.ac.id:
http://ejournal.hi.fisip-
unmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2014/03/Artikel%20Ejournal%20Genap-eRhiin%20%2803-
04-14-05- 46-53%29.pdf . ( 20.08 WIB ).
41
S. L. Roy, op. cit, hlm. 15.

51
jaringan perjanjian bilateral antar negara. Hal tersebut terakhir tertuang dalam

Vienna Convention on Consular Relation, 1963 dan mulai belaku tanggal 19

Maret 1967 setelah diratifikasi oleh sejumlah negara peserta seperti yang

disyaratkan.

Meskipun telah ada konvensi tersebut, namun tidak berarti perjanjian-

perjanjian bilateral yang sudah ada tidak berlaku lagi, sama sekali tidak benar.

Keabsahan dipertegas dalam mukadimah Konvensi yang antara lain berbunyi:

“Affirming that rules of customary Internasional Law continues to govern matters

not expressly regulated by the provisions of the present Convention”.42 Sesuatu

yang dibenarkan oleh Vienna Convention on Consuler Relations, 1963 yang

diuraikan pada ayat 3 yang berbunyi: “Consular functions are exercised by

consular post. They are also exercised by diplomatic missions in accordance with

the provisions of the present convention”.

Suatu negara penerima yang belum terdapat perwakilan diplomatik, maka

kedudukan dan fungsinya dapat digantikan oleh perwakilan konsuler, begitu juga

sebaliknya. Karena dalam hal ini, perwakilan diplomatik dan perwakilan konsuler

pada hakikatnya sama. Namun dalam beberapa aspek terdapat perbedaan diantara

keduanya. Namun secara garis besar antara perwakilan diplomatik dan konsuler

tetap sama yang dimana kesamaan tersebut akan penulis uraikan sebagai berikut:43

a. Kedua jenis perwakilan, baik perwakilan diplomatik maupun


perwakilan konsuler merupakan perwakilan luar negeri sebuah

42
Kementerian Luar Negeri. (1982). Retrieved April 1, 2017, from pih.kemlu.go.id:
http://pih.kemlu.go.id/files/UU%20No.01%20Tahun%201982%20Tentang%20Pengesahan%
20Konvensi%20 WIna.pdf . (06.10 WIB).
43
Repository UMY, Skripsi Ika Hanis Tyasanti, 21310233, Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. hlm 16.

52
negara yang sama. Perbedaanya terletak pada tingkat hubungan
dengan negara setempat. Jika perwakilan diplomatik hubungannya
dengan pemerintah pusat, maka hubungan perwakilan konsuler
adalah dengan pemerintah daerah setempat, ditempat perwakilan
itu berkedudukan.
b. Umumnya para diplomat dan konsul mempunyai tingkat
pendidikan permulaan yang sama seperti yang dipersyaratkan,
begitu pula pendidikan-pendidikan jenjang selanjutnya.

4.2.1 Diplomasi

Diplomasi merupakan salah satu instrumen penting dalam pelaksanaan

kepentingan nasional suatu negara. Diplomasi sebagai alat utama dalam

pencapaian kepentingan nasional yang berkaitan dengan negara lain atau

organisasi internasional. Melalui diplomasi ini sebuah negara dapat membangun

citra tentang dirinya. Dalam hubungan antar negara, pada umumnya diplomasi

dilakukan sejak tingkat paling awal sebuah negara hendak melakukan hubungan

bilateral dengan negara lain hingga keduanya mengembangkan hubungan

selanjutnya. Diplomasi merupakan praktek pelaksana perundingan antar negara

melalui perwakilan resmi. Perwakilan resmi dipilih oleh negara itu sendiri tanpa

ada campur tangan pihak lain atau negara lain.

Diplomasi antar negara dapat mencakup seluruh proses hubungan luar

negeri, baik merupakan pembentukan kebijakan luar negeri dan terkait

pelaksanaannya. Diplomasi dikatakan juga mencakup teknik operasional untuk

mencapai kepentingan nasional di luar batas wilayah yuridiksi. Ketergantungan

antar negara yang semakin tinggi yang kemudian menyebabkan semakin banyak

jumlah pertemuan internasional dan konferensi internasional yang dilakukan

53
sampai saat ini. Diplomasi juga diartikan sebagai suatu relasi atau hubungan,

komunikasi dan keterkaitan. Selain itu diplomasi juga dikatakan sebagai proses

interaktif dua arah antara dua negara yang dilakukan untuk mencapai poltik luar

negeri masing-masing negara.44 Diplomasi dan politik luar negeri sering

diibaratkan sebagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Dikatakan

demikian karena politik luar negeri adalah isi pokok yang terkandung dalam

mekanisme pelaksanaan dari kebijakan luar negeri yang dimiliki oleh suatu

negara, sedangkan diplomasi adalah proses pelaksanaan dari politik luar negeri.

Oleh karena itu baik diplomasi dan politik luar negeri saling berkaitan dan

mendukung satu sama lain. Diplomasi terus mengalami perkembangan seiring

dengan adanya saling ketergantungan antara suatu negara dengan negara lain.

Dalam kegiatan diplomasi salah satu proses yang sering dilakukan adalah

dengan menggunakan cara negosiasi disamping bentuk kegiatan diplomasi

lainnya, seperti pertemuan, kunjungan, dan perjanjian-perjanjian. Oleh karena itu

negosiasi merupakan salah satu teknik dalam diplomasi untuk menyelesaikan

perbedaan secara damai dan memajukan kepentingan nasional suatu negara. Sir

Ernest Satow dalam bukunya, guide to diplomati Practice memberikan

karakterisasi terkait tata cara diplomasi yang baik. Sir Ernest Satow mengatakan

bahwa diplomasi adalah “the application of intelligence and tact to conduct of

official relations between the government of independent states”.

Inti dari diplomasi adalah kesediaan untuk memberi dan menerima guna

mencapai saling pengertian antara dua negara (bilateral) atau beberapa negara

44
S.L , Roy, 1995, Diplomasi, Jakarta Utara, PT Raja Grafindo persada. hlm. 35.

54
(multilateral). Diplomasi biasanya dilakukan secara resmi antar pemerintah

negara, namun bisa juga secara tidak resmi melalui antar lembaga informal atau

antar penduduk atau antar komunitas dari berbagai negara yang berbeda. Idealnya,

diplomasi harus memberikan hasil berupa pengertian yang lebih baik atau

persetujuan tentang suatu masalah yang dirundingkan. Ada berbagai ragam

diplomasi, yaitu:45

a. Diplomasi Boejuis-Sipil, merupakan diplomasi yang dalam


penyelesaian permasalahan lebih mengutamakan cara-cara damai
melalui negosiasi untuk mencapai tujuan (win-win solution)
b. Diplomasi demokratis, yaitu diplomasi yang berlangsung secara
terbuka dan memperhatikan suara rakyat.
c. Diplomasi totaliter, merupakan diplomasi yang lebih menonjolkan
peningkatan peran negara (pemujaan patriotism dan loyalitas
kepada negara berapa pun harga pengorbanannya). Diplomasi ini
marak pada fasisme Italia, fasisme Spanyol, dan nazi Jerman.
d. Diplomasi Preventif, biasanya diluncurkan ketika masyarakat
menghadapi suasana genting yang akan memunculkan konflik
besar atau pecah perang.
e. Diplomasi Provokatif, bertujuan untuk menyudutkan posisi suatu
negara untuk menimbulkan sikap masyarakat internasional agar
menentang politik suatu negara.
f. Diplomasi Perjuangan, diperlukan saat negara mengahadapi situasi
genting untuk mempertahankan posisinya dalam memperjuangkan
hak-hak untuk mengatur urusan dalam negerinya dan menghindari
campur tangan negara lain.

45
Shoelhi Mohammad, 2011, DIPLOMASI: Praktek Komunikasi Internasional, Bandung,
Sembiosa Rekatama Media. hlm. 7.

55
g. Diplomasi Multilajur (Multitrack Diplomasi), merupakan
diplomasi total yang dilakukan Indonesia dimana penggunaan
seluruh upaya pada aktor dalam pelaksanaan poltik luar negeri.
h. Diplomasi Publik (Softpower Diplomacy), diplomasi ini
menekankan gagasan alternatis penyelesaian masalah melalui
pesan-pesan damai, bukan melalui provokasi, agitasi atau sinisme.

Diplomasi menjadi bagian yang sangat penting untuk dijadikan salah satu

solusi atau jalan keluar untuk mengupayakan penyelesaian secara damai.

Diplomasi dilakukan untuk mencapai suatu kepentingan nasional suatu negara.

Meskipun diplomasi berhubungan dengan aktivitas-aktivitas yang damai, dapat

juga terjadi di dalam kondisi perang atau konflik bersenjata karena tugas utama

diplomasi tidak hanya manajemen konflik, tetapi juga manajemen perubahan dan

pemeliharaannya dengan cara melakukan persuasi yang terus menerus di tengah-

tengah perubahan yang tengah berlangsung. 46 Dengan demikian, dapat dikatakan

bahwa diplomasi adalah perpaduan antara ilmu dan seni perundingan atau metode

untuk menyampaikan pesan melalui perundingan guna mencapai tujuan dan

kepentingan negara yang menyangkut bidang politik, ekonomi, perdagangan,

social, budaya, pertahanan, militer, dan berbagai kepentingan lain dalam bingkai

hubungan internasional.

4.2.2 Diplomasi Publik

Jika melihat pengertian pada sub bab sebelumnya, diplomasi adalah salah

satu cara untuk meraih kepentingan nasional. Pada awalnya diplomasi diartikan

46
Watson Adam, , 1984, The Dialogues Between States, London, Methuem. hlm. 1.

56
sebagai suatu alat yang membawa kepentingan negara dalam level tertentu. 47 Dari

diplomasi tersebut, sebuah negara akan menghasilkan keputusan kerja sama antar

negara untuk menyelesaikan konflik yang terjadi. Menurut Muin BA, terdapat 4

jenis diplomasi yaitu:

1. Diplomasi publik didefinisikan sebagai upaya mencapai


kepentingan nasional suatu negara melalui understanding,
informing, and influencing foreign audiences. Dengan kata lain,
jika proses diplomasi tradisional dikembangkan melalui
mekanisme government to government relations maka diplomasi
publik lebih ditekankan pada government to people atau bahkan
people to people relations. Tujuannya, agar masyarakat
internasional mempunyai persepsi baik tentang suatu negara,
sebagai landasan sosial bagi hubungan dan pencapaian kepentingan
yang lebih luas.
2. Diplomasi multilateral merupakan sebuah praktik diplomasi yang
melibatkan tiga atau lebih negara, terutama antar negara yang
memiliki kepentingan sama dan ingin dicapai bersama. 48 Diplomasi
multilateral mulai berkembang pada abad ke empat SM, yang
ditandai dengan adanya aliansi antara negara Greco-Persian. Pada
awal abad ke-20, diplomasi multilateral kembali muncul sebagai
rasa kekecewaan terhadap sistem diplomasi bilateral yang
mengarah kepada ketidakseimbangan kapabilitas tiap negara yang
berujung pada monopoli salah satu negara.
3. Diplomasi Preventif seperti yang dikemukakan oleh sekretaris
jenderal PBB dalam agendanya yang berjudul "An Agenda for
Peace" mengatakan bahwa untuk menjaga perdamaian diperlukan
adanya diplomasi preventif. Diplomasi preventif dalam

47
Triastuti, R. (2019). Peran Media Sosial Sebagai Alat Diplomasi Digital Global Dalam Upaya
Meningkatkan Nation Branding Indonesia Di Era Pemerintahan Joko Widodo (Doctoral
dissertation, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta).
48
Freeman Jr, C. W. (1994). Diplomat's dictionary. Diane Publishing.

57
didefinisikan sebagai sebuah aksi untuk mencegah perselisihan
antar kelompok yang secara perlahan telah berkembang menjadi
sebuah konflik terbuka dan membatasi efek dari pertikaian tersebut
agar tidak semakin meluas. Aksi anti-kekerasan yang dilaksanakan
oleh para aktor diplomasi preventif juga berusaha mencegah
konflik agar tidak berubah menjadi konflik bersenjata yang dapat
membahayakan kedamaian dan keamanan internasional
4. Diplomasi Bilateral adalah Pelaksanaan hubungan diplomatik
antara dua negara secara formal melalui misi diplomatik
(diplomatic mission) yang diakreditasi oleh kedua pihak. Diplomasi
bilateral sering dianggap identik dengan diplomasi tradisional dan
umumnya mengedepankan prinsip resiprositas (reciprocity).

Terkait dengan program Darmasiswa yang dilakukan pemerintah Indonesia,

hal tersbeut merupakan salah satu bentuk Diplomasi Publik. Melalui diplomasi

publik yang bersifat soft power khususnya di bidang pendidikan dan kebudayaan,

kepentingan nasional dalam memperkuat kredibilitas RI diluar negeri dan

peningkatan sumber daya manusia dapat tercapai. Tujuan peningkatan sumber

daya manusia ini telah tercantum antara lain dalam Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional (RPJPN 2005 – 2025). Secara lebih spesifik di dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah RPJM tahun 2015-2019 menyatakan:

“Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan

pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang

tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan IPTEK”.49

Diplomasi publik dimaknai sebagai proses komunikasi pemerintah terhadap

publik mancanegara yang bertujuan untuk memberikan pemahaman atas negara,

49
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014

58
sikap, institusi, budaya, kepentingan nasional, dan kebijakan -kebijakan yang

diambil oleh negaranya melihat diplomasi publik sebagai suatu usaha untuk

mempertinggi mutu komunikasi antara negara dengan masyarakat.50 Dampak

yang ditimbulkan meliputi bidang politik, ekonomi, sosial, dan dalam

pelaksanaannya tidak lagi dimonopoli oleh pemerintah. Sementara itu, Jan

Mellisen mendefinisikan diplomasi publik sebagai usaha untuk mempengaruhi

orang atau organisasi lain di luar negaranya dengan cara positif sehingga

mengubah cara pandang orang tersebut terhadap suatu negara.51 Berdasarkan

definisi-definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa diplomasi publik berfungsi untuk

mempromosikan kepentingan nasional melalui pemahaman, menginformasikan,

dan mempengaruhi publik di luar negeri. Karenanya, diplomasi publik merupakan

salah satu instrumen soft power.

Diplomasi publik didefinisikan sebagai upaya mencapai kepentingan

nasional suatu negara melalui understanding, informing, and influencing foreign

audiences. Dengan kata lain, jika proses diplomasi tradisional dikembangkan

melalui mekanisme government to government relations maka diplomasi publik

lebih ditekankan pada government to people atau bahkan people to people

relations. Tujuannya, agar masyarakat internasional mempunyai persepsi baik

tentang suatu negara, sebagai landasan sosial bagi hubungan dan pencapaian

50
Wang, J. (2006) Public Diplomacy and Global Business. The Journal of Business Strategy 27
(3), [Diakses 22 Januari 2008], p. 49-58. http://proquest.umi.com/
51
Melissen, J. (2006) Public Dipl omacy Between Theory and Practice. In: J. Noya (ed). The
Present and Future of Public Diplomacy: A European Perspective . (California: Rand Corporation:
43).

59
kepentingan yang lebih luas.52 Secara umum, diplomasi publik merupakan

aktivitas yang dilakukan oleh pemerintah ketika berhubungan dan berkomunikasi

dengan publik mancanegara (foreign public). Tujuannya meliputi dua hal, yaitu

mempengaruhi perilaku dari negara bersangkutan dan memfasilitasinya.

Karenanya, soft power menjadi perangkat penting dalam pelaksanaan diplomasi

publik.53

Diplomasi pendidikan menjadi salah satu strategi yang efektif dalam rangka

membuka peluang untuk merealisasi tujuan tersebut. Mengacu pada tujuan

tersebut selama beberapa tahun terakhir ini, pemerintah RI melalui Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menjalankan berbagai kegiatan

kerjasama luar negeri antara lain:

1. mengirimkan pelajar, mahasiswa, staf pengajar, tenaga pendidik


Indonesia ke luar negeri;
2. meningkatkan pemberian beasiswa pada mahasiswa asing;
3. melakukan Memorandum of Understanding (MoU);
4. mengikutsertaan para pejabat tinggi dalam berbagai forum
internasional dan pertemuan dengan pihak asing;
5. menggalang kerjasama dalam publikasi, riset dan alih tekhnologi;
6. pelatihan dan pendirian sekolah untuk WNI di luar negeri; serta
7. memfasilitasi pertukaran kurikulum, double degree dan sister city.

Pendidikan adalah penting bagi pengembangan human capability yang

diperlukan untuk meningkatkan human security agar mampu bersaing dalam

kompetisi global. Karena melalui pendidikan akan terbuka akses dan kesempatan

52
Benny Susetyo PR, 2008, Peranan Diplomasi Publik,
http://ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Artikel/062.%20Peranan%20Diplomasi%20Publik%20(1
8%20Desember%202008).pdf hlm1
53
Korespondensi: C. Hennida, Departemen Hubungan Internasional, FISIP, Unair. Jl. Airlangga 4
-6 Surabaya 60286.

60
untuk meningkatkan kemampuan bangsa ditingkat global sekaligus memenangkan

persaingan dan berujung pada kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.

Untuk lebih memperkenalkan dan menguatkan pengaruh Indonesia di luar

negeri Kemdikbud pada tahun 2013 membuka Rumah Budaya Indonesia di

hampir 10 negara.54 Aktivitas tersebut dilakukan dengan kesadaran untuk

meningkatkan soft power Indonesia. Freeman menyampaikan bahwa “Diplomacy

is peaceable coercion to promote the interest of the state and nation”. Diplomasi

adalah suatu cara berhubungan antara negara yang tidak dilakukan dengan perang

dalam mempromosikan kepentingan negara. Diplomasi juga bermakna

mempertemukan kepentingan yang berbeda diantara negara. Hedley Bull

menyatakan bahwa diplomasi adalah “states have different interest, and …

common interests have first to be identified by process of bargaining before any

question of maximization of them can rise””.55 Melalui diplomasi maka

kepentingan yang berseberangan mudah diidentifikasikan dan sebaliknya

kepentingan yang sama dapat dipertemukan sehingga terjalin kerjasama.

Keberhasilan berdiplomasi ditentukan oleh dimensi kekuatan atau pengaruh

yang dimiliki oleh negara yang dibedakan antara hard power dan soft power. hard

power adalah kekuatan/pengaruh yang bersifat tangible seperti militer, geografi,

dan ekonomi. Sedangkan soft power yang dipopulerkan Joseph Nye (2004, 256)

bersumber pada “cultural attraction, ideology, and international institutions” dan

54
Amin, A. A. W. (2018). Diplomasi publik Indonesia melalui bidang pendidikan dalam
hubungan bilateral Indonesia-Thailand: Studi kasus mahasiswa Thailand di Perguruan Tinggi di
Indonesia (Bachelor's thesis, Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif
Hidayatullah).
55
Bull, H. (1977). Diplomacy and international order. In The Anarchical Society (pp. 156-177).
Palgrave, London.

61
diasumsikan sebagai “the ability of a state to get other countries to want what it

wants” dan “ability to get what you want through attraction rather than coercion

or payments”.

Cara dalam melakukan diplomasi pendidikan tidak memerlukan stick

(paksaan) atau carrots (iming-iming) untuk menggerakkan seseorang menuruti

arahan kita. Membandingkan kedua tipe power tersebut, sesungguhnya unsur hard

power relatif mudah untuk diidentifikasi dan diukur. Soft Power memiliki bentuk,

dan kharakter yang “uncontrollable” dan “unpredictable”. Memprediksi

sekaligus mentarget hasil dari diplomasi soft power menjadi hal yang tidak mudah

karena sifatnya yang intangible dan melibatkan masyarakat luas. Yang menarik,

meski kesulitan tersebut jelas namun kecenderungan saat ini menunjukkan bahwa

negara-negara di dunia berupaya untuk mengembangkan Soft Power secara lebih

intensif. Amerika Serikat (AS) saat ini mendorong upaya perningkatan diplomasi

soft power. Hegemoni AS didunia diramalkan akan runtuh apabila AS tidak

mengimplementasikan soft power secara signifikan.56

Tujuan dari diplomasi pendidikan saat ini juga terkait dengan pertimbangan

prioritas nasional Indonesia untuk mengembangkan sumber daya manusia melalui

pendidikan terkait dengan tantangan nasional yang dihadapi oleh bangsa

Indonesia. Mulai tahun 2015, ASEAN Community mulai diberlakukan yang

berarti akan terjadi persaingan yang lebih kompetitif dalam pasar tenaga kerja.

Indonesia sangat berkepentingan untuk dapat bersaing dan memanfaatkan

kemudahan yang terjadi dengan diberlakukannya ASEAN Community. Terlebih

56
Nye, J.S. Jr. (2004) Soft Power: The Means to Success in World Politics . New York: Public
Affairs.

62
pada tahun 2020 - 2030 Indonesia diperkirakan akan menikmati yang disebut

bonus demografi (BKKBN 2014). Tenaga pada umur produktif melebihi dari yang

tidak produktif yang berarti ada peluang menikmati kesejahteraan. Namun

peluang tersebut tidak akan diraih apabila sumber daya manusia Indonesia tidak

mampu berkompetisi dengan negara lain baik dalam mengelola kekayaan dalam

negeri maupun meraih kesempatan diluar negeri. Oleh karenanya peningkatan

sumber daya manusia yang kompetitif di tingkat regional dan global adalah faktor

yang sangat penting. Pendidikan, dan pelatihan serta transfer pengetahuan dan

tekhnologi menjadi cara yang paling efektif untuk mempercepat peningkatan

sumber daya manusia Indonesia.

4.3. Tantangan dalam Diplomasi Publik Bidang Pendidikan

Dalam menjalankan diplomasi pendidikan, Indonesia memiliki Atase

Pendidikan RI yang menjadi salah satu agen utama yaitu sebagai fasilitator,

koordinator, dan server dalam menjalankan aktivitas diluar negeri. Untuk

menunjang pelaksanaan diplomasi ini, pemerintah RI pada beberapa tahun

terakhir juga telah menambah jumlah Atase Pendidikan dari 16 Atase yang sudah

ada.57 Tahun 2013, misalnya, dibuka perwakilan Atase Pendidikan di Singapura,

dan India guna mengantisipasi perkembangan yang ada. Pemerintah juga

berupaya membuka Atase Pendidikan di negara yang berminat menjalin hubungan

bilateral yang lebih dekat, seperti Korea Selatan. Penguatan dan perluasan fungsi

Atase Pendidikan RI ini sesungguhnya menandai telah terjadi upaya penguatan

57
Soesilowati, S. (2017). Diplomasi soft power indonesia melalui atase pendidikan dan
kebudayaan. Jurnal Global & Strategis, 9(2), 293-308.

63
neo-diplomacy atau diplomasi yang dilakukan oleh people to people, untuk

membedakannya dari diplomasi klasik yang hanya melibatkan elit negara.

Terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan Diplomasi soft power RI

khususnya yang dilakukan oleh Atdikbud yang meliputi: nature kerjasama,

masalah keuangan, adminsitratif, dan kapasitas personal. Kerjasama yang

melibatkan dua negara tidaklah mudah karena terkait dengan perbedaan

kepentingan dan prioritas nasional. Tidak bertemunya kepentingan nasional kedua

negara, atau tidak merasa mendapatkan manfaat sesuai yang diharapkan,

menyebabkan kerjasama tidak maksimal. Contohnya MOU antara untuk

perguruan tinggi di level pemerintah belum terealisir karena tidak ada persamaan

kepentingan antar pemerintah/departemen.

Fungsi moniroting Atdikbud tidak mudah. Atdikbud seringkali kesulitan

mendata para penerima beasiswa warga negara Indonesia, khususnya yang tidak

dibiayai oleh pemerintah Indonesia.58 Pemerintah Indonesia tidak pernah tahu

sebenarnya jumlah keseluruhan warga negara atau siswa baik Indonesia dan

Filipina yang belajar atau melakukan aktivitas terkait pendidikan.59 Masalah

keuangan mengurangi kinerja Atdikbud dan menghambat program kerja.

Penganggaran keuangan dan kegiatan diluar negeri menghadapi kendala tidak

stabilnya rupiah, melemahnya kurs rupiah terhadap dolar. Keterlambatan

pencairan keuangan bagi penerima bea siswa juga sering terjadi yang

menghambat proses belajar. Dalam kondisi ini Atase dipaksa untuk mampu

58
Ibid
59
Ibid.

64
menyiasati kegiatan yang harus dilakukan dan dengan dana yang ada atau belum

tersedia.

Berikutnya adalah terkait dengan karakter yang dibutuhkan oleh seorang

atase. Atase diharapkan mampu berkoordinasi dan berhubungan dengan berbagai

level secara langsung. Dibutuhkan figur yang mempunyai keahlian Public

Relations yang sesuai. Idealnya kapasitas dan kompetensi yang dimiliki oleh

Atase adalah sesuai dengan kondisi wilayah tugas kerja. Contohnya seorang Atase

Pendidikan dan Kebudayaan di Manila, tidak hanya mampu berbahasa Inggris,

juga bahasa nasional Tagalog, serta memahami budaya dan kharakter setempat.

Hal ini akan memudahkan Atase untuk bekerja khususnya dengan masyarakat

lokal setempat.

65
BAB V

PEMBAHASAN

PERAN PROGRAM DARMASISWA SEBAGAI STRATEGI DIPLOMASI

PUBLIK DALAM MEMPERKENALKAN IDENTITAS NASIONAL

BANGSA INDONESIA DI TAHUN 2018-2019

5.1. News Management

5.1.1 Pemberitaan dan Publikasi tentang Darmasiswa

Darmasiswa telah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1974 sebagai

bagian inisiatif dari ASEAN (Association of South East Asian Nations), yang pada

awalnya hanya ditujukan untuk siswa dari ASEAN. 60 Namun pada tahun 1976

program ini telah mengalami perkembangan dengan mengijinkan siswa diluar

ASEAN untuk bergabung seperti dari Negara Australia, Kanada, Perancis,

Jerman, Hungaria, Jepang, Meksiko, Belanda, Norwegia, Polandia, Swedia dan

Amerika Serikat. Semakin tahunpun Darmasiswa semakin berkembang lebih jauh

dengan mengijinkan semua Negara yang sudah memiliki hubungan diplomatik

dengan Indonesia untuk bergabung. Hingga saat ini, jumlah negara yang

berpartisipasi dalam program ini adalah lebih dari 111 negara dan dikelola oleh

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan

penempatan pada beberapa Universitas di wilayah Indonesia.

60
Ramadhani, A. A., Muliyono, N., & Setyowati, E. (2019). Pembelajaran dan Pemerolehan
Bahasa Kedua Mahasiswa Asing Program Darmasiswa di IKIP Budi Utomo Malang. In Prosiding
Conference on Research and Community Services (Vol. 1, No. 1, pp. 57-64).

66
Gambar 5. 1 Peta Darmasiswa Indonesia

Sumber: darmasiswa.kemdikbud.go.id.

Terkait dengan pemberitaan dan publikasinya, darmasiswa memiliki website

resmi sebagai media informasi terkini terkait profil kegiatan dan perkembangan

berjalannya program Darmasiswa dengan laman darmasiswa.kemdikbud.go.id.

Pada laman tersebut terdapat fitur Home, About Us, Information (Regulations,

Places of Study dan Final Announcement), News (Activities / Outing Class,

Secretariat DRI, Testimonials dan University News), Gallery (Photo dan Videos),

e-Dictionary (Simple Vocabulary, Thematic dan Trilingual Conversation) serta

fitur Apply Now. Berikut adalah beberapa tampilan dari website resmi

Darmasiswa Indonesia yang memuat berbagai informasi seputar pelaksanaan

Darmasiswa yang dapat diakses oleh setiap orang.

67
Gambar 5. 2 Laman About Us Website Darmasiswa

Sumber: darmasiswa.kemdikbud.go.id.

Gambar 5. 2 Laman Information Darmasiswa

Sumber: darmasiswa.kemdikbud.go.id.

68
Gambar 5. 4 Laman Daftar Universitas Penerima Darmasiswa

Sumber: darmasiswa.kemdikbud.go.id.

5.1.2 News Managament Pemerintah Indonesia tentang Darmasiswa

News management merupakan pemberian informasi mengenai kebijakan-

kebijakan yang dibuat oleh pemerintah baik kebijakan domestik atau pun

kebijakan luar negeri kepada media dan masyarakat domestik maupun

internasional yang ditandai dengan adanya penyampaian informasi dari

pemerintah Indonesia kepada media dan masyarakat domestik dan internasional

secara rutin serta adanya penyampaian informasi dari pemerintah Indonesia

mengenai kebijakan-kebijakan yang dibuat dalam bentuk official statements dan

press release baik secara langsung atau melalui media sosial dan website.

Terkait dengan Darmasiswa, pemerintah telah memfasilitasinya dengan

sejumlah official account dalam dunia maya seperti instagram (darmasiswari),

twitter (@darmasiswa) dan youtube (Darmasiswa RI). Kemudian, pada website

resmi darmasiswa.kemdikbud.go.id juga aktif memberikan press release terkait

kegiatan oleh penerima beasiswa Darmasiswa.

69
5.2 Strategic Communication

5.2.1 Peraturan Perundang-Undangan

Bahwa kerjasama antara Negara Republik Indonesia dengan negara asing

dalam bidang pendidikan dan kebudayaan makin hari makin sedemikian erat

hubungannya, sehingga hal itu perlu dipelihara dan lebih dipererat kelanjutannya.

Dalam kenyataannya kerjasama tersebut berupa bantuan dari pihak negara asing

baik dalam bentuk pemberian kesempatan belajar kepada warganegara Indonesia

dengan tanggungan beasiswa dari negara asing tersebut, maupun dalam bentuk

undangan kepada para cendekiawan pejabat Indonesia untuk memperdalam

pengetahuannya dengan mengadakan penyelidikan dalam sesuatu bidang ilmu

pengetahuan atau hanya berupa kunjungan biasa untuk meninjau obyek-obyek

pembangunan di negara itu atas tanggungannya, hanya merupakan kerjasama

yang sepihak.

Hal yang demikian ini berarti bahwa Indonesia dalam kerjasama itu hanya

kelihatan sebagai penerima dan bukan sebagai pemberi. Agar asas kerjasama

tersebut diatas dapat lebih dipertahankan dan dipererat, maka dengan mengingat

kemampuan dan keadaan keuangan negara pada khususnya serta keadaan

perguruan terutama perguruan tinggi pada umumnya, sudah sewajarnya bila

Pemerintah Republik Indonesia memberikan sumbangan pula kepada pihak

negara asing dalam bidang pendidikan dan kebudayaan.

Guna melaksanakan maksud tersebut perlu ditetapkan suatu peraturan

tentang darmasarjana (senior fellowship), darmasarjana muda (Junior fellowship),

darmasiswa (scholarship) dan darmatamu (visitorship) bagi cendekiawan,

70
mahasiswa, pelajar da pejabat negara asing, Sesuai dengan ketentuan pasal 4 ayat

1 Undang-Undang Dasar 1945 maka bentuk hukum peraturan yang dipakai ialah

Peraturan Presiden. Dalam peraturan ini dimuat tiga macam bantuan:61

a.Darmasarjana (senior fellowship), darmasarjana muda (junior

fellowship) dan

b. Darmasiswa (scholarship) kepada warganegara asing (siswa)

untuk belajar di sesuatu perguruan di Indonesia.

c.Darmatamu (visitorship) kepada warganegara asing

(cendekiawan,sarjana, pejabat pemerintah) untuk mengadakan

penyelidikan atau peninjauan di Indonesia.

Pasal 4 Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 1961 menyebutkan bahwa:

Darmasarjana, darmasiswa atau darmatamu dari Pemerintah Republik Indonesia

diberikan berupa:

a. Biaya belajar di Indonesia,


b. Biaya hidup di Indonesia,
c. Biaya perjalanan dari negeri asing ke Indonesia dan kembalinya,
d. Biaya perjalanan di Indonesia,
e. Biaya pemeliharaan kesehatan dan
f. Tunjangan-tunjangan lain yang dianggap perlu. Pemberian ini diatur
lebih lanjut oleh Menteri Pendidikan, Pengetahuan dan
Kebudayaan setelah mendengar Menteri Keuangan.

5.2.3 Newsletter atau Buletin

Berita (news) adalah sajian utama sebuah media massa di samping opini

yang merupakan penerbitan pers (media massa).62 Dalam laman website

61
Peraturan Presiden (PERPRES) tentang Pemberian Darmasarjana, Darmasiswa Dan Darmatamu
Kepada Cendekiawan, Mahasiswa, Pelajar Dan Pejabat Negara Asing
62
Fachruddin, A. (2017). Dasar-Dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature, Laporan
Investigasi, Dokumenter Dan Teknik Editing. Kencana.

71
Darmasiswa, terdapat berbagai berita dan buletin terkait dengan kegiatan yang

dijalankan melalui program-program yang ada. Tujuan dari adanya pemberitaan

rutin terkait kegiatan Darmasiswa adalah sebagai informasi terkini dari

pelaksanaannya. Berikut fitur news yang ada pada laman website Darmasiswa:

Gambar 5.5 Laman Berita Terbaru Situs Darmasiswa

Sumber: darmasiswa.kemdikbud.go.id
Dalam fitur news tersebut terdapat penggolongan informasi yaitu

Activities/Outing Class, Secretariat DRI, Testimonials serta University News yang

bermanfaat khususnya untuk peserta dan calon peserta program Darmasiswa,

maupun bagi pembaca secara keseluruhan.

Tujuan pemerintah Indonesia mengadakan pertukaran pelajar melalui

Darmasiswa yaitu untuk memperkenalkan Indonesia kepada dunia. Indonesia

yang memiliki beragam budaya, dapat menjadi ujung tombak sebagai strategi

nation branding, dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa asing untuk

belajar budayadan bahasa. Diplomasi budaya merupakan salah satu sarana untuk

mempromosikan budaya Indonesia.Indonesia telah memberikan kewenangan

72
tersebut kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia untuk

menjalankan program pertukaran pelajar dari Indonesia. Melalui program

Darmasiswa, Indonesia mampu meningkatkan soft diplomacy atau people to

people con tact, di bidang pendidikan.

Oleh karena itu, peserta bisa mendapat kesempatan untuk mengenal dan

tinggal di Indonesia. Ada banyak hal positif terkait tanggapan dari mahasiswa

asing yang mengikuti pertukaran pelajar, terutama untuk generasi muda. Kegiatan

pertukaran pelajar ini sangat berguna bagi mereka, tidak hanya tentang informasi,

pengetahuan, dan teknologi, tetapi mereka juga dapat belajar tentang budaya

negara lain yang memberi nilai positif dan berguna untuk kebaikan dan kemajuan

peradaban masyarakat di suatu negara. Berikut adalah beberapa testimonial dari

mahasiswa asing yang telah mengikuti program Darmasiswa:

1. Judit Molnár, Hungaria: Saya dan Bahasa Indonesia63

“…kami sangat beruntung karena kami punya dosen-dosen dan tutor-

tutor yang sangat antusiast dan berguna dan sabar juga dan dengan

bantuan mereka, setiap minggu, kami bisa berbicara dengan lebih

baik. Ada banyak permainan dan sering kami mendapat makanan

kecil kalau kami bisa memenangkan yang adalah motivasi terbaik.

Saya lebih suka kelas membaca karena dosen selalu membawa tulisan

tentang budaya Indonesia dan seperti ini, saya bisa belayar tentang

suku yang potong jari kalau berdukacita atas keluarga atau teman-

teman yanf meninggal dan tentang bangunan terkenal dari Semarang

63
Judit Molnár, Saya dan Bahasa Indonesia

73
yang saya menkunjungi setelah itu. Tetapi perbaikan besar memulai

untuk saya ketika saya memulai jalan-jalan. Pertama ke Cultural

Camp dengan teman-teman Darmasiswa di mana kami tinggal dengan

keluarga Indonesia di desa kecil dan berpartisipasi di kegiatan

bersama mereka dan kami terdesak untuk berbicara dengan mereka.

Walaupun 90% dari percakapan kami dengan gerak-isyarat, kami

bisa mengerti apa yang mereka mau bilang. Lalu, saya ke

Karimunjawa dengan teman Darmasiswa dari ISI yang orang

Hongaria dan belajar batik. Tetapi dia belum bisa berbicara bahasa

Indonesia dan saya harus selalu membeli tiket, meminta makanan,

meminta direksi, dll. Pertama, ini sangat sulit untuk saya, tetapi nanti

satu keluarga mengajak kami untuk tinggal di rumah mereka untuk

satu hari dan saya harus menterjemahkan setiap kalimat di antara

teman saya dan mereka. Proces ini sering seperti ini: ’Saya…

hmmmm…. di mana kamus?…. hmmm…. mau…. hmmm… tidak bisa

menemukan kata ini… aaahhh… pergi ke… hmmm… sebentar, ya?…

ke pantai’, tetapi saya sangat bangga yang saya bisa berbicara

dengan mereka.”

2. Ivan Garcia, Spanyol: Testimoni Beasiswa Darmasiswa 2014-

201564

“…Saya adalah mahasiswa jurusan Budaya dan Bahasa Indonesia di

UNY sejak Agustus 2014 sampai Agustus 2015. Ketika memulai tahun

64
Ivan Garcia, Spanyol: Testimoni Beasiswa Darmasiswa 2014-2015

74
ini, saya sama sekali tidak bisa berbahasa Indonesia. Tetapi sekarang

saya sudah mampu berbahasa Indonesia walaupun masih perlu

sedikit koreksi. Selama kuliah, kami mendapat kesempatan untuk

mengunjungi banyak tempat wisata, belajar membatik, bermain

angklung dan mengadakan suatu acara seperti mementaskan drama

Ande-Ande Lumut dan saya sebagai dalangnya. Itu membuktikan

bahwa UNY adalah universitas yang bagus untuk mempelajari bahasa

Indonesia dan memanfaatkan beasiswa Darmasiswa. Saya juga

sangat menikmati ketika mendapat kesempatan tidak hanya

mempelajari tentang budaya Indonesia, tetapi juga mempelajari

budaya dari Darmasiswa yang lain termasuk Polandia, Hongaria,

Korea, Thailand, Australia, Rusia, dan negara lainnya. Sebagai

masukan kepada panitia Darmasiswa, saya berharap proses seleksi

calon mahasiswa bisa lebih dipercepat. Proses seleksi yang terlambat

atau ditunda-tunda, memaksa banyak orang untuk membatalkan atau

meragukan tentang kehidupan mereka selama mengikuti proses

seleksi Darmasiswa. Selain itu, saya sangat mengapresiasi bantuan

keuangan dari Kementrian Pendidikan Indonesia. Tetapi, menurut

pendapat saya, mungkin kualitas hotel kami di Jakarta (saat

pembekalan kedatangan) bisa diturunkan agar dana tersebut bisa

disimpan Kementrian Pendidikan agar bisa digunakan untuk anak

Indonesia yang membutuhkan”.

75
3. Aliona Gushchina, Rusia: Testimoni Beasiswa Darmasiswa 2014-

201565

“…Selama program Darmasiswa kami belajar banyak hal, juga

mengikuti acara di UNY dan berkunjung ke banyak tempat wisata.

Mulai dari pelajaran tata bahasa, pembacaan dan pemahaman teks,

cara berpidato, bahasa daerah, menulis essay mengenai topik yang

sedang hangat dibicarakan, dll. Di akhir dari tiap semester masing-

masing membuat proyek yang berkaitan dengan isu-isu yang menarik

tentang Indonesia. Di kelas kami mendapatkan materi dengan gaya

penyampaian yang cocok dengan kepribadian pemuda. Semua dosen

memiliki cara mengajar yang diadaptasikan untuk orang asing

sehingga tidak menimbulkan rasa jenuh. Dalam bidang seni kami

belajar membuat batik, topeng, tarian tradisional, bermain angklung

dan masak makanan khas Indonesia. Selain itu peserta Darmasiswa

dilibatkan dalam banyak acara yang diadakan oleh pihak Universitas.

Misalnya, pada hari ulang tahun UNY kami menampilkan cerita

rakyat dari masyarakat Kediri. Lalu pada acara Hari Internasional

kami masak makanan khas dari negara masing-masing. Selain itu

kami juga menunjukkan drama dengan tema “Pulang kampung”.

Dalam program Darmasiswa ini juga kami diajak untuk mengunjungi

tempat-tempat yang penuh sejarah dan nilai budaya. Di antaranya

tempat-tempat utama yang membuat Yogyakarta begitu berharga

65
Aliona Gushchina, Rusia: Testimoni Beasiswa Darmasiswa 2014-2015

76
seperti Kraton, Taman Sari, Malioboro, Rama dan Sinta show di

Prambanan dan wayang orang di Taman Budaya. Kemudian kami

mendatangi tempat-tempat wisata alam seperti desa Nglanggeran dan

gunung Api Purba. Di sana kami menginap di rumah penduduk desa

dan berkomunikasi dengan mereka dalam bahasa Indonesia. Momen

ini cukup membantu kami dalam mengingkatkan kemampuan

berbahasa Indonesia dan mengenal lebih dalam kehidupan orang

desa.”

5.3. Relationship Building

5.3.1 Kegiatan Pembelajaran

Pertukaran pelajar adalah program negara yang dilaksanakan untuk siswam

enjelajahi dunia dengan mempelajari budaya dan bahasa suatu negara, dan untuk

mendapatkan akesempatan besar dalam budaya untuk waktu yang singkat.

Keuntungan dari sistem pertukaran pelajar, sangat dirasakan oleh penerima

program Darmasiswa karena Darmasiswa adalah program beasiswa Pemerintah

Indonesia diberikan kepada luar negerisiswa yang memiliki hubungan dengan

Indonesia untuk belajar bahasa Indonesia,seni, musik dan kerajinan tangan.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada program Darmasiswa di atur

sedemikian rupa hingga membuat mahasiswa mancanegara merasa tertarik untuk

lebih mengeksplor kemampuannya dalam menguasai budaya yang ada di

Indonesia, mengingat Indonesia adalah negara yang memiliki berbagai macam

budaya dan kesenian tradisional. Salah satu kegiatan pembelajaran yang di

dokumentasikan dan dimuat dalam laman website Darmasiswa adalah tulisan

77
yang berjudul “Antusiasme Mahasiswa Asing Belajar Seni dan Budaya Indonesia

Melalui Program Beasiswa Darmasiswa RI”.

Dalam kegiatan tersebut disampaikan bahwa “PPPPTK Seni dan Budaya

Yogyakarta setiap tahun menerima mahasiswa asing yang ingin belajar seni dan

budaya Indonesia melalui Program Beasiswa Darmasiswa RI. Tahun ini ada

sepuluh mahasiswa asing yang mengikuti program darmasiswa RI. Kesepuluh

mahasiswa itu berasal dari Filipina, Korea Selatan, Polandia, Ceko, Perancis,

Jerman, Brasil, Venezuela, dan Romania. Mereka belajar seni tari, seni

pedalangan, dan batik. Mereka sangat antusias untuk belajar seni dan budaya

Indonesia. Beberapa mahasiswa bahkan ingin mengenalkan seni dan budaya

Indonesia itu ke negara asal mereka. Program Beasiswa Darmasiswa RI adalah

program beasiswa yang diadakan oleh pemerintah Indonesia melalui Biro

Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

Program Darmasiswa ini bertujuan untuk mengenalkan dan meningkatkan

ketertarikan dalam bidang bahasa Indonesia, seni dan budaya Indonesia kepada

orang-orang muda dari negara lain. Selain itu, program ini juga didesain sebagai

sarana untuk diplomasi budaya ditingkat internasional. Manfaat program

darmasiswa bagi PPPPTK Seni dan Budaya adalah sebagai sarana untuk

memahami budaya negara lain dan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa

78
Inggris bagi pegawai. Program ini juga salah satu sarana untuk menambah

wawasan pada tingkat global”.66

Gambar 5.6 Kegiatan Pembelajaran Darmasiswa

Sumber: darmasiswa.kemdikbud.go.id

Gambar 5.7 Kegiatan Pembelajaran Darmasiswa

Sumber: darmasiswa.kemdikbud.go.id

5.3.2 Kegiatan Seminar

66
Website Resmi Darmasiswa RI https://darmasiswa.kemdikbud.go.id/ diakses pada 19 Maret
2021 Pukul 12.38

79
Menurut Adler (1988) seminar adalah satu pertemuan dimana semua para

pesertanya terlihat aktif dan memiliki tujuan untuk mengeksplorasi sebuah ide.

Seminar memiliki arti yang cukup luas dengan tujuan tertentu yang akan dicapai.

Salah satu kegiatan seminar dari Program Darmasiswa yaitu seminar yang

dilaksanakan oleh Universitas Katolik Soegija Pranata dengan nama 1st

SEMINAR, WORKSHOP AND CAMP WITH SOEGIJAPRANATA CATHOLIC

UNIVERSITY’S DARMASISWA, dan mengankat tema “Back to Nature with

Herbs”. Seminar tersebut diikuti oleh Aaron Bonila (fYoungstown University,

Ohio, USA), Miroslavia Rizmanova (Slovakia), Aibar Alexander Meza

(Venezuela), Cynthia Razavinandrasana (Amkateo University, Madagascar),

Randrianaivo Mendrika (ESCAM University, Antananarivo, Madagascar), and

Park Bum Jin (South Korea University). Beikut adalah potret dari kegiatan

seminar tersebut:

Gambar 5.8 Seminar “Back to Nature with Herbs” UNIKA


SOEGIJAPRANATA

80
Selain seminar yang dilaksanakan masing-masing universitas, terdapat

juga kegiatan Lomba Tingkat Nasional. Selain itu, Darmasiswa juga selalu

melaksanakan acara Opening Ceremony dan Closing Ceremony disetiap

tahunnya sebagai lepas-sambut para penerima program Darmasiswa, seperti

apa yang dikutip dari website Darmasiswa berikut ini:

Gambar 5.9 Kegiatan Opening Ceremony

81
Sumber: darmasiswa.kemdikbud.go.id

Gambar 5.10 Kegiatan Lomba Nasional

Sumber: darmasiswa.kemdikbud.go.id
5.3.3 Kegiatan Budaya

Kebudayaan adalah identitas dan kebanggaan bangsa yang harus

dilestarikan. Pentingnya pertukaran budaya adalah untuk memperkenalkan dan

mempromosikan identitas negara dan juga dapat membuat suatu negara dikenal di

Komunitas internasional. Program pertukaran budays mengekspos siswa kepada

82
orang-orang dari budaya, agama, latar belakang geografis dan sosial-ekonomi

sangat sesuai dengan Indonesia yang memiliki berbagai budaya yang beraneka

ragam, dengan demikian memberikan kesempatan bagi siswa untuk

mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang Indonesia.

Beasiswa Darmasiswa adalah alat budaya diplomasi dan pemanfaatan seni

dan budaya yang ada di Indonesia. Lembaga pendidikan dapat membantu

Indonesia kekuatan dalam soft power yang dapat digunakan sebagai modal

kompetitif di era globalisasi ini, oleh karena itu hal ini merupakan salah satu

kesempatan Indonesia untuk bersaing di kancah masyarakat Internasional.

Menurut Erna Hennicot Schoepges (Mantan Kementerian Kebudayaan

Luksemburg), menyampaikan bahwa: “Diplomasi Budaya dapat membantu

mempromosikan pemikiran baru, berdasarkanpengetahuan satu sama lain, untuk

mengumpulkan orang-orang dari budaya yang berbeda dangenerasi, latar

belakang profesional dan peradaban, untuk bertemu, bukanhanya di dunia virtual

"Net", tetapi sebagai orang yang nyata dengan merekapemikiran dan nilai

individu. Diplomasi Budaya harus membantu kitaberada di depan perubahan,

untuk mengantisipasi konflik yang akan datang, agarlebih baik persiapkan solusi

yang tepat. Namun ini tidak harus tetap menjadimemimpikan beberapa peserta

yang memiliki hak istimewa, tetapi membantu untuk memulai masa

depanpemimpin di dunia yang terus berubah ”.

Multikultural Indonesia tidak dapat disangkal keberadaannya,

karenakeragaman suku, bahasa, adat istiadat, dan budaya telah menjadi kekuatan

83
Indonesia.67 Oleh karena itu, menjaga eksistensi adat istiadat dan budaya, secara

tidak langsung berdampak pada persatuan dan kesatuan bangsa. Jusuf Kalla

menyatakan bahwa “Bangsa ini justru kuat karena keragaman Bhinneka Tunggal

Ika yang kita milikiBegitu banyak perbedaan suku, bahasa, adat istiadatadat

istiadat, tapi itulah kekuatan kami”.68

Hal tersebut mampu menjadi sarana bagi Indonesia untuk mempromosikan

budaya Indonesia sebagai strategi Indonesia dalam peningkatan nnational

branding di mata dunia, karena peserta program Darmasiswa dapat menjadi duta

negaranya ketika mereka kembali ke negara mereka, di mana mereka telah dididik

dan paham akan budaya Indonesia secara lebih mendalam.

Pada tahun 2018-2019, jumlah negara yang mengikuti program Darmasiswa

mengalami peningkatan dimana pada tahun 2017 terdapat 89 negara, 2018 93

negara dan 2019 101 negara. Hal tersebut menunjukkan bahwa Darmasiswa dapat

memberikan dampak positif umtuk Indonesia yang mengedepankan budaya

sehingga mampu dikenal masyarakat internasional, selain itu dengan kedatangan

mahasiswa dari mancanegara juga sebanding dengan meningkatnya wisatawan

dari luar negeri.

Pariwisata juga memberikan andil dalam perkembangan promosi budaya.

Pariwisata sendiri memuat kegiatan budaya sebagaimana yang tertuang dalam

Undang-Undang RI Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 yang

67
Investasi, I. (2018, 4). Nasehat untuk Tinggal di Indonesia | Investasi Indonesia. Diakses
dari https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/tinggal-kerja/tip/item299
68
Tentang Indonesia - USINDO. (nd). Diambil dari http://www.usindo.org/information-on-us-
and-indonesia / tentang-indonesia

84
mendefinisikan pariwisata sebagaisuatu jenis kegiatan pariwisata dan didukung

oleh berbagai fasilitas dan layanandisediakan oleh masyarakat, pengusaha,

pemerintah dan pemerintah daerah. Melalui pariwisata domestik maupun

internasional, masyarakat dapat lebih mengenal budaya yang ada di Indonesia,

sehingga hal tersebut menjadi modal yang baik dalam meningkatkan kekuatan

diplomasi budaya diIndonesia.

Program Darmasiswa merupakan satu-satunya program untuk mahasiswa

asing yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Program beasiswa Indonesia ini disediakan oleh pemerintah Indonesia kepada

pelajar asing dari negara yang telah menjalin hubungan diplomatik dengan

Indonesia, guna mempererat rasa saling pengertian antar masyarakat luar negeri

tentang kebudayaan melalui upaya belajar bahasa dan seni yang dimiliki

Indonesia.

Para peserta akan mendapatkan pengalaman budaya, mempelajari

perkembangan pendidikan, budaya, bahasa dan juga perjalanan wisata Indonesia.

Pertukaran budaya mahasiswa ini tidak hanya menjadi kesempatan bagi

mahasiswa asing belajar, tetapi juga bagi Indonesia untuk saling belajar dan

memperkuat hubungan kerjasama di bidang pendidikan yang sudah berjalan.

Program Darmasiswa sangat berbeda dengan pertukaran pelajar lainnya, karena

Darmasiswa diadakan langsung dengan mengunjungi Indonesia sebagai tempat

belajar. Sehingga para mahasiswa asing diharapkan untuk hidup dan bersosialisasi

dengan penduduk Indonesia.

85
Melalui program Darmasiswa, mahasiswa asing bisa belajar budaya dan

bahasa Indonesia, peserta juga dapat memilih universitas yang mereka kehendaki,

yang mana hal ini juga dapat menjadi salah satu faktor penyebab wisatawan

Indonesia dapat meningkat. Karena semakin banyak mahasiswa asing yang

mengikuti program Darmasiswa, artinya bisa menambah jumlah orang asing yang

datang ke Indonesia.

86
BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Dalam melakukan diplomasi publik, pemerintah Indonesia memiliki tujuan

yang berbeda-beda dan berkembang seiring berjalannya waktu. Awal dari

perkembangan diplomasi publiknya, pemerintah Indonesia berusaha untuk

meningkatkan image sebagai negara dengan geografik yang asri, penduduk yang

sopan dan ramah, serta penuh dengan keberagaman budaya melalui berbagai

kegiatan komunikasi baik secara langsung, seperti melakukan promosi baik di

dalam maupun di luar negeri, maupun tidak langsung yaitu melalui berita dan dari

dulut ke mulut. Berlandaskan dengan tujuan-tujuan ini, Pemerintah Indonesia pun

mulai berusaha memperluas relasi dengan masyarakat internasional untuk

mendorong terbentuknya citra yang baik.

Program Darmasiswa dimulai pada tahun 1974 sebagai bagian inisiatif dari

ASEAN (Association of South East Asian Nations), yang ditujukan hanya untuk

siswa dari ASEAN. Di tahun 1976 program ini sudah mengijinkan siswa diluar

ASEAN untuk bergabung seperti dari Negara Australia, Canada, France,

Germany, Hungary, Japan, Mexico, the Netherlands, Norway, Poland, Sweden

dan USA.

Di awal tahun 90an, program ini semakin berkembang lebih jauh dengan

mengijinkan semua Negara yang sudah memiliki hubungan diplomatik dengan

Indonesia untuk bergabung. Program ini didirikan pada tahun 1974 sebagai bagian

87
dari inisiatif ASEAN, hanya menerima siswa dari ASEAN. Namun, pada tahun

1976 program ini diperluas ke negara lain. Hingga saat ini, jumlah negara yang

berpartisipasi dalam program ini adalah lebih dari 111 negara dan dikelola oleh

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Republik Indonesia.

Tujuan utama dari program Darmasiswa ialah untuk mempromosikan dan

meningkatkan minat pada bahasa dan budaya Indonesia kepada seluruh pemuda

dari Negara lain. Program ini juga di desain untuk menghasilkan link budaya yang

kuat serta pemahaman dengan negara-negara yang sudah berpartisipasi. Minat

mahasiswa internasional untuk mengikuti program ini selalu meningkat dari tahun

ke tahun. Pemerintah Indonesia menawarkan program beasiswa Darmasiswa

untuk seluruh mahasiswa asing dari berbagai negara yang sudah memiliki

hubungan diplomatik dengan Indonesia untuk belajar bahasa, kesenian dan

budaya.

Terkait dengan program Darmasiswa yang dilakukan pemerintah Indonesia,

hal tersbeut merupakan salah satu bentuk Diplomasi Publik. Melalui diplomasi

publik yang bersifat soft power khususnya di bidang pendidikan dan kebudayaan,

kepentingan nasional dalam memperkuat kredibilitas RI diluar negeri dan

peningkatan sumber daya manusia dapat tercapai. Tujuan peningkatan sumber

daya manusia ini telah tercantum antara lain dalam Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional (RPJPN 2005 – 2025). Secara lebih spesifik di dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah RPJM tahun 2015-2019 menyatakan:

“Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan

88
pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang

tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan IPTEK”.

Pesan – pesan yang tercakup disini adalah bagaimana Indonesia

meningkatkan citra negaranya melalui promosi kebudayaan yang beragam dalam

bentuk diplomasi pendidikan. Melalui ini, dapat diketahui nilai-nilai apa saja yang

dimiliki oleh Indonesia. Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Indonesia

yaitu mengirimkan pelajar, mahasiswa, staf pengajar dan ahli ke luar negeri;

meningkatkan pemberian beasiswa pada mahasiswa asing; melakukan

Memorandum of Understanding (MoU); mengikutsertaan para pejabat tinggi

dalam berbagai forum internasional dan pertemuan dengan pihak asing; dan

sebagainya. Dari kegiatan-kegiatan tersebut, penulis melihat peningkatan

terjalinnya hubungan baik antara Indonesia dengan negara-negara sahabat.

Dalam penelitian ini, penulis akhirnya menarik kesimpulan bahwa untuk

memberikan pengetahuan lebih mendalam mengenai budaya Indonesia, dimensi-

dimensi yang dilakukan adalah dimensi strategic communications dan

relationship building. Penulis melihat dalam diplomasi publik ini, Indonesia

banyak memasukkan unsur sejarah, tradisi dan budaya melalui dimensi-dimensi

yang dilakukan. Melihat tujuan dalam diplomasi publik ini, yaitu memberikan

pengetahuan lebih dan menghindari informasi menyimpang oleh negara lain,

maka melalui strategic communications dan relationship building, Indonesia ingin

memberikan informasi mengenai daya tarik Indonesia yang terkandung dalam

sejarah, tradisi dan budayanya.

6.2 Saran

89
Setelah melakukan penelitian ini, penulis memiliki saran kepada penelitian

selanjutnya untuk melakukan lebih mendalam mengenai diplomasi publik

Indonesia melalui Program Darmasiswa RI. Diharapkan agar penelitian

selanjutnya dapat meneliti isu ini melalui kacamata dan sudut pandang lain,

seperti misalnya kepentingan nasional atau motif yang dimiliki Indonesia dalam

melakukan diplomasi publik Darmasiswa RI.

90
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Aliona Gushchina, Rusia: Testimoni Beasiswa Darmasiswa 2014-2015

Fachruddin, A. (2017). Dasar-Dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature,

Laporan Investigasi, Dokumenter Dan Teknik Editing. Kencana.

Fearon, J. D. (1999). What is identity (as we now use the word). Unpublished

manuscript, Stanford University, Stanford, Calif.

Freeman Jr, C. W. (1994). Diplomat's Dictionary. Diane Publishing.

Joseph S. Nye, Soft Power: The Means to Success in World Politics (New York:

PublicAffaris, 2009) hal. 94

Mark Leonard, Public Diplomacy (The Foreign Policy Centre, 2002) hal 9

Melissen, J. (2006) Public Dipl omacy Between Theory and Practice. In: J. Noya

(ed). The Present and Future of Public Diplomacy: A European

Perspective . (California: Rand Corporation: 43).

Vicente, G., Martınez, M., & Aracil, J. (2004). Integrated biodiesel production: a

comparison of different homogeneous catalysts systems. Bioresource

technology, 92(3), 297-305.

Jurnal

91
Amin, A. A. W. (2018). Diplomasi publik Indonesia melalui bidang pendidikan

dalam hubungan bilateral Indonesia-Thailand: Studi kasus mahasiswa

Thailand di Perguruan Tinggi di Indonesia (Bachelor's thesis, Jakarta:

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah).

Anholt, S. (2005). Anholt nation brands index: How does the world see

America?. Journal of Advertising Research, 45(3), 296-304.

Aqil Aulia Wafda Amin, Diplomasi Publik Indonesia Melalui Bidang Pendidikan

Dalam Hubungan Bilateral Indonesia-Thailand: Studi Kasus Mahasiswa

Thailand di Perguruan Tinggi di Indonesia

Brata, I. B. (2016). Kearifan budaya lokal perekat identitas bangsa. Jurnal Bakti

Saraswati (JBS), 5(1).

Bull, H. (1977). Diplomacy and international order. In The Anarchical

Society (pp. 156-177). Palgrave, London.

Diplomasi Publik dalam Politik Luar Negeri, C. Hennida, Departemen Hubungan

Internasional, FISIP Unair. Hal 1

Isnaini, M. (2015). Kalimat dalam karangan bahasa Indonesia mahasiswa asing

tingkat pemula program Darmasiswa di BIPA UMM tahun 2013 (Doctoral

dissertation, Universitas Negeri Malang).

Ivan Garcia, Spanyol. Buku Panduan Darmasiswa 2014-2015

Rahim, Rahman dan Syamsuri, Sukri. 2007. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Berbasis Kearifan Lokal Bagi Darmasiswa Di Unismuh Makassar.

92
Kumpulan Esai Pengajaran BIPA Simposium Internasional Pengajaran

BIPA. Hal. 9-14

Widasti, G. B. (2017). Diplomasi publik Pemerintah Republik Indonesia melalui

pariwisata halal. Hal 4-5 diakses dari

http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/sldrts/article/view/1956

Wang, J. (2006) Public Diplomacy and Global Business. The Journal of Business

Strategy 27 (3), [Diakses 22 Januari 2008], p. 49-58.

http://proquest.umi.com/

Watson Adam, , 1984, The Dialogues Between States, London, Methuem. hlm. 1.

Website

Benny Susetyo PR, 2008, Peranan Diplomasi Publik,

http://ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Artikel/062.%20Peranan%20Dipl

omasi%20Publik%20(18%20Desember%202008).pdf hlm1

Diplomasi Budaya lewat Darmasiswa, diakses pada tanggal 6 Juli 2020, Diakses

dari https://edukasi.kompas.com/read/2018/08/30/22140201/diplomasi-

budaya-lewat-darmasiswa

Direktorat Jendral Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan

Republik Indonesia, 637 Mahasiswa Asing Belajar Budaya Indonesia

Melalui Darmasiswa 2017

93
Direktorat Jendral Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia, Strategi pembangunan kebudayaan, dalam

http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/blog/2014/03/06/8882/ diakses pada 5

September 2020

Investasi, I. (2018, 4). Nasehat untuk Tinggal di Indonesia | Investasi

Indonesia. Diakses

dari https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/tinggal-kerja/tip/item299

Jayanti, E. (2014, Maret 4). Retrieved April 18, 2017, from

ejournal.hi.fisipunmul.ac.id:

http://ejournal.hi.fisip.unmul.ac.id/site/wpcontent/uploads/2014/03/Artikel%20Ejo

urnal%20Genap-eRhiin%20%2803-04-14-05- 46-53%29.pdf

Judit Molnár, Saya dan Bahasa Indonesia, diakses dari http://kuik.uny.ac.id/judit-

moln%C3%A1r-hungaria-saya-dan-bahasa-indonesia

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. 2015. Diplomasi Indonesia 2014.

Jakarta: Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Hal. 11-12.

Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. (2015). Buku Putih Pertahanan

Indonesia. Jakarta: Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, hh: 26-

27.

Kepentingan Nasional Indonesia Di Dunia Internasional, diakses tanggal 5 Juli

2020, http://ditpolkom.bappenas.go.id/?page=news&id=31

Korespondensi: C. Hennida, Departemen Hubungan Internasional, FISIP, Unair.

Jl. Airlangga 4 -6 Surabaya 60286.

94
Peraturan Presiden (PERPRES) tentang Pemberian Darmasarjana, Darmasiswa

Dan Darmatamu Kepada Cendekiawan, Mahasiswa, Pelajar Dan Pejabat

Negara Asing

Ramadhani, A. A., Muliyono, N., & Setyowati, E. (2019). Pembelajaran dan

Pemerolehan Bahasa Kedua Mahasiswa Asing Program Darmasiswa di

IKIP Budi Utomo Malang. In Prosiding Conference on Research and

Community Services (Vol. 1, No. 1, pp. 57-64).

Rakernas Kemenristekdikti 2017, Memperkuat Sinergi Ristek dan Dikti untuk

Meningkatkan Daya Saing Bangsa

Repository UMY, Skripsi Ika Hanis Tyasanti, 21310233, Jurusan Ilmu Hubungan

Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta. hlm 16

Retnawati, S., & Mujiyanto, Y. (2015). Code switching used in conversations by

an american student of the darmasiswa program. Language Circle:

Journal of Language and Literature, 10(1).

S.L , Roy, 1995, Diplomasi, Jakarta Utara, PT Raja Grafindo persada. hlm. 35.

Sartika Soesilowati, Diplomasi Soft Power Indonesia Melalui Atase Pendidikan

dan Kebudayaan

Shoelhi Mohammad, 2011, DIPLOMASI: Praktek Komunikasi Internasional,

Bandung, Sembiosa Rekatama Media. hlm. 7.

Soesilowati, S. (2017). Diplomasi soft power indonesia melalui atase pendidikan

dan kebudayaan. Jurnal Global & Strategis, 9(2), 293-308.

95
Tentang Indonesia - USINDO. (nd). Diambil dari

http://www.usindo.org/information-on-us-and-indonesia / tentang-

indonesia

Triastuti, R. (2019). Peran Media Sosial Sebagai Alat Diplomasi Digital Global

Dalam Upaya Meningkatkan Nation Branding Indonesia Di Era

Pemerintahan Joko Widodo (Doctoral dissertation, Universitas

Pembangunan Nasional Veteran Jakarta).

Website Resmi Darmasiswa https://darmasiswa.kemdikbud.go.id/about-us-2/

96

Anda mungkin juga menyukai