Mendengar kabar, isu , cerita dan pengalaman banyak orang dari TV,
internet maupun cerita langsung membuatku sangat berpikir keras karena ada
kata “Iuran” disana. Terlintas di benakku ,”koq bayar? Ia kalau sakit, kalau
enggak sakit uangnya kemana ?”
Di sisi lain tak sedikit pula masukan positif yang masuk, sehingga
akhirnya akupun datang dengan teman kuliah ku dulu, untuk melakukan
peralihan kartu ASKES ke BPJS. Disana Aku dijelaskan secara singkat, padat
dan sangat jelas bahwa aku sudah harus keluar dari tanggungan gajih ibuku ,
dan dibantu pula menentukan pilihan iuran yang wajib dibayar setiap bulannya.
5 tahun berlalu, awal tahun 2019 aku menikah, dan dibulan kemudiannya
aku langsung hamil. Dari sini lah aku mulai mengerti betapa pentingnya ,betapa
membantunya iuran yang ku cicil dari 5 tahun yang lalu.
Suatu hari aku merasa sangat tidak sehat. Badanku terasa panas, sakit
kepala hebat dan aku mual muntah berlebihan. “Apakah kamu baik-baik saja ?”
tanya ibuku, dan akupun menjawab “mah, jangan khawatir, ini hal yang wajar
saat hamil. Nanti aku minta Kris infus dirumah, pasti langsung segar kembali”
.Malam harinya aku meminta teman ku yang bernama Kris untuk merawatku
dirumah. Kris adalah teman seusiaku yang bekerja sebagai perawat di sebuah
puskesmas.
“Selamat Pagi Bu, ada yang bisa kami bantu?” sapa pak satpam kantor
BPJS. “Oh iya Pak, Ini saya mau mengurus tunggakan kartu BPJS sekaligus
mau merubah data karena saya sudah menikah”, ungkap ku sembari
menyodorkan tampilan aplikasi JKN Mobile. Tak perlu waktu yang lama aku
langsung dibantu Pak Satpam untuk melengkapi formulir dan menghadap
petugas kantor BPJS.
Saat aku di rawat, suamiku tak bisa pulang karena tugas. Saat malam
hari ada kakak sulung ku yang menemani tidur, sedangkan siang hari aku
sendiri.
Beberapa bulan berselang tibalah hari persalinan. Malam hari aku sudah
mulai keluar ciri lendir darah. Aku mulai panik, namun harus tetap merasa
tenang.. Aku sudah merencanakan persalinan di RS, karena aku ada riwayat
Asma yang mungkin akan menjadi resiko jika melahirkan dirumah, selain itu pula
karena aku ingin mempergunakan kartu BPJS ku. Dan selama hamil pun aku
memeriksakan kandungan ke puskesmas, dan beberapa kali konsultasi dokter
kandungan menggunakan kartu BPJS, dan itu semua tanpa biaya, wow hemat
sekali donk. Sebenarnya aku sempat ingin keklinik swasta untuk melahirkan,
karena kabar – kabar burung jika melahirkan di RS menggunakan BPJS tidak
dilayani seperti pasien yang umum atau yang kelas I dan teman-teman memang
banyak yang memilih klinik swasta. Namun karena beberapa pertimbangan
tentang kemungkinan terburuk pun sekaligus juga hemat dana , yah aku memilih
apapun itu nanti aku tetap lahiran pake BPJS di rumah sakit titik tanpa koma.