Tinggalkan komentar
Comments 12
nurwahyuni
|
2 Maret 2016 pukul 11:29 AM
Ass. Sya mw tanya syakn pake bpjs kelas 2 . Kalau saya mw melahirkN di rs.uit dan naik kelas ke kelas
1.brp kira2 selisih yg harus saya bayar.. mohon bantuanx krn sya mw mempersiapkn semua. Makasihh
sriwahyuni
|
11 April 2016 pukul 11:51 PM
aslkum, sy mau tanya saya kan pakai bpjs klas 2. bgmn prosedurnya klo ingin melahirkan d rs uit? 1.
apakah harus mengambil rujukan sblm k rs atau bisa langsung datang k rs tanpa harus ada rujukan?
2. bisakah didampingi oleh suami didalam ruangan bersalin pada saat proses melahirkan?
4. apakah anak saya yg masih berumur 2 tahun bisa menginap didalam ruangan bersama suami saya?
mohon penjelasannya dan maaf jika banyak bertanya. soalnya saya berencana melahirkan d rs uit.
sriwahyuni
|
12 April 2016 pukul 9:37 PM
aslkum, sy mau tanya saya kan pakai bpjs klas 2.
rujukan?
kelas 2??
saya?
rs uit.
putra
|
2 Mei 2016 pukul 2:38 PM
Kalo register di rs uit sebagai peserta umum, biaya apa saja yg dikenakan selain biaya kamarx..?? Makasih
CoB diciptakan agar tidak terjadi duplikasi pembayaran atas klaim peserta atas dua lembaga asuransi
ini. Mekanismenya adalah ketika BPJS berperan sebagai pembayar klaim utama, maka asuransi
komersial akan menjadi sekunder atau penunjang dalam hal pembayaran. Jadi ketika ada sebuah klaim
dari peserta, BPJS akan membayar klaim dengan jumlah besaran tertentu dan asuransi kesehatan yang
akan mengurus sisa pembayarannya.
Namun sebagai catatan, untuk besaran biaya yang akan ditanggung oleh asuransi komersial haruslah
disesuaikan terlebih dahulu dengan kondisi rumah sakit yang terkait. Jika RS yang melayani peserta
adalah RS swasta maka jumlah biaya yang harus dibayarkan setidaknya 3x lipat dari tarif kapitasi.
Dikarenakan kebanyakan RS swasta tidak memperoleh subsidi dari pemerintah. Oleh karena itu adalah
normal jika ada besaran yang digunakan sebagai acuan untuk membayar klaim kepada RS swasta yang
melayani peserta BPJS dengan mekanisme CoB.
Dalam program CoB ini, perusahaan asuransi kesehatan swasa mengajak RS atau fasilitas pelayanan
kesehatan yang lain untuk mau bernegosiasi atas besaran biaya klaim tersebut agar yang tadinya besaran
biaya klaim sebesar 3x lipat biaya kapitasi menjadi hanya 2x lipat. Keuntungan yang didapat dari
mekanisme CoB adalah asuransi komersial dapat menurunkan biaya yang ditawarkan dari RS swasta
kepada peserta. Karena sebagian dari biayanya telah ditanggung oleh BPJS.
Pada Perpres No. 111 Tahun 2013 tercantum mengenai peraturan pelaksanaan BPJS Kesehatan terkait
CoB dalam regulasinya BPJS melakukan CoB dengan jaminan sosial kecelakaan kerja dan lalu lintas.
Kemudian, untuk fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS maka penjaminannya akan
disepakati secara bersama.
Namun ada kekurangan dalam mekanisme CoB ini adalah ketika banyaknya peserta yang nantinya akan
menggunakan CoB ini apakah RS baik dari pemerintah maupun swasta dapat menyanggupi fasilitas
yang harus disediakan seperti ruang perawatan? Karena fokus dari mekanisme ini adalah naiknya kelas
perawatan dari peserta kelas satu menjadi VIP. Jadi ketika RS tidak mampu lagi menyediakan ruang
perawatan untuk kelas VIP itu artinya peserta CoB tidak dapat memperoleh manfaat yang diharapkan
dan berpontensi terhadap penurunan kualitas pada pelayanan kesehatan yang diberikan.
Hal lainnya adalah apakah nantinya setiap RS mengerti mekanisme pembayaran INA-CBGs. Karena
selama ini RS swasta biasanya menggunakan mekanisme pembayaran untuk setiap tindakan atau fee for
service. Oleh sebab itu dibutuhkan acuan yang tepat agar RS dapat menghitung besaran biaya CoB
dalam penyelenggaraan BPJS kesehatan.
http://www.m.sehatmagz.com/bpjs/mekanisme-double-asuransi-bpjs-dan-asuransi-swasta/