Halo bagaimana kabar anda semoga sehat selalu bagaimana dengan bpjs kartu bpjs anda
apakah sudah digunakan untuk berobat atau belum apa mungkin anda belum terdaftar sebagai
peserta bpjs nah jika anda belum mendaftar silahkan baca prosedur pendaftaran bpjs dulu
disini jika anda sudah terdaftar dan ingin menggunakan kartu bpjs saya akan sharing caranya.
Nah untuk berobat menggunakan kartu bpjs ini cukup mudah namun agak sabar karena
memang ada aturan mainya secara logika alur berobat bpjs seperti ini kita sakit berobat ke
faskes 1 dalam hal ini bisa puskesmas atau klinik atau dokter keluarga nah jika ditingkat faskes 1
ini penyakit anda bisa teratasi anda tidak perlu ke rumah sakit lagi.
Nah bagaimana jika penyakit kita tergolong berat atau mungkin harus ditangani dirumah sakit
pada saat anda berobat di faskes 1 seperti puskesmas atau dokter keluarga anda akan diberi
surat rujukan untuk berobat dirumah sakit menggunakan bpjs dan jika anda berobat ke rumah
sakit tidak membawa surat rujukan anda akan membayar secara pribadi tidak ditanggung bpjs
karena prosedurnya harus ada surat rujukan.
Silahkan bawa dokumen yang saya sebutkan diatas lalu datanglah ke rumah sakit yang bekerja
sama dengan bpjs terdekat usahakan datang agak pagi karena memang harus registrasi dulu
dan sering antri juga.Nah jika anda sesuai prosedur yang saya tulis diatas biaya berobat dan
rawat jalan bisa ditanggung gratis sama bpjs namun ada juga obat yang memang harus dibayar
sendiri.
Lalu bagaimana jika ada peserta bpjs yang kritis dan darurat apakah harus menggunakan surat
rujukan faskes 1 jawabanya tidak perlu sakit yang bisa menyebabkan cacat dan kematian dan
darurat bisa langsung masuk rumah sakit yang bekerja sama dengan bpjs.
1. Pelayanan kesehatan diberikan dengan mengikuti prosedur rawat jalan di Fasilitas Kesehatan
Primer sesuai yang di kartu. Faskes Primer adalah Puskesmas, Dokter Keluarga, Dokter Gigi
Keluarga, atau Klinik Swasta.
2. Jika membutuhkan tindakan medis lanjutan, maka dirujuk ke Faskes Skunder atau Tersier
yaitu Rawat Jalan Tingkat Lanjutan ke spesialis dan sub spesialis di Rumah Sakit termasuk
pelayanan laboratorium atau Rawat Inap di Rumah Sakit.
3. Prosedur rawat jalan dan rujukan tidak berlaku apabila keadaan emergency.
4. Meski pendaftaran menganut sistem Rayon, namun untuk Rumah Sakit tidak harus yang satu
domisili dengan kita. Kita bebas memilih yang terdekat dan terbaik ( katanya sih begitu ).
5. Manfaat JPK Jamsostek seperti kacamata, mata palsu, gigi palsu, tangan palsu, kaki palsu, dan
alat bantu dengar dijamin, namun kelebihan biaya menjadi tanggung jawab peserta. Anehnya,
ketika saya tanya plafon, mereka tidak tahu. Saya sempat protes, masa ada kelebihan biaya
yang ditanggung peserta tapi Anda tidak tahu berapa limitasinya ?mereka minta maaf dan
menyarankan saya untuk ke BPJS Kesehatan Center yang ada di Rumah Sakit Provider.
6. Biaya persalinan yang biasanya diberikan oleh JPK Jamsostek setiap kelahiran s/d Rp
700.000,- tidak ada di BPJS Kesehatan. Kalau mau persalinan gratis, harus di rumah sakit dengan
rujukan atau bidan puskesmas.
7. BPJS Kesehatan hanya memberikan fasilitas sampai ruang rawat inap kelas 1, bagi peserta
yang mau sampai VIP kemungkinan hanya bayar selisih kamar saja. Ini sangat bermanfaat bagi
peserta yang sebelumnya sudah punya polis santunan rawat inap harian, bisa untuk ganti
excess claim di rumah sakit. Namun informasi ini masih mengambang, karena BPJS Kesehatan
kabarnya sudah menjalin komitmen Coordination of Benefit ( COB ) dengan 5 perusahaan
asuransi komersial, salah satunya Inhealth. Jika memang demikian, maka di atas rawat inap
kelas 1 harus dilakukan koordinasi manfaat, BPJS Kesehatan membayar sesuai tarif kelas yang
menjadi hak peserta dan sisa klaim ditagihkan ke asuransi komersial yang dimiliki.
Daftar Kondisi Kegawatdaruratan Menurut
BPJS Kesehatan
Manual pelaksanaan yang disusun oleh BPJS Kesehatan, di dalamnya ada pelbagai informasi,
termasuk kriteria kasus gawat darurat yang menjadi acuan bagi BPJS Kesehatan dan fasilitas
kesehatan yang menjadi mitra kerjanya. Salah satu keluhan dari peserta BPJS Kesehatan saat ini
adalah bahwa sering kali “ditolak” oleh pihak rumah sakit, terutama pasien yang masuk lewat
IGD, dan di dalamnya ada kalanya kita menemukan bahwa kondisi gawat darurat tidak
terpenuhi.
Rumah sakit saat ini dituntut menjadi selektif dan profesional, terutama di dalam hal
pengelolaan instalasi gawat darurat.Jangan sampai IGD digunakan oleh pihak-pihak yang tidak
memerlukan pelayanan di IGD, sementara ketika nanti ada yang memerlukan bantuan di IGD
malah justru tertunda pertolongannya.Oleh karena itu umumnya, rumah sakit berhak menolak
pasien yang tidak masuk kriteria gawat darurat untuk menggunakan fasilitas IGD dan
memberikan pilihan pada pasien-pasien ini untuk menggunakan poli umum atau spesialis jika
rumah sakit menyediakan.
BPJS Kesehatan juga mengusung prinsip yang sama. Membatasi pesertanya untuk tidak dapat
menggunakan layanan IGD rumah sakit ketika mereka tidak memerlukannya, dan memberikan
layanan ini pada mereka yang benar-benar memerlukan.
Agar Anda tidak bingung nantinya, kasus mana yang sebaiknya segera ke IGD, dan jika
menggunakan kartu JKN dari BPJS Kesehatan bisa ditangani dan ditanggung pembiayaannya
oleh BPJS Kesehatan; maka berikut saya coba berikan daftarnya. Beberapa istilah mungkin asing
bagi Anda, jika terdapat pertanyaan tentang daftar ini (yang semoga tidak berubah secara total
dalam jangka waktu dekat) silakan memanfaatkan kolom komentar.Walau saya sendiri mungkin
tidak bisa menjawab semuanya, karena daftar berikut memang kurang lebihnya ada hal-hal
yang masih ambigu menurut saya.
Kondisi darurat adalah kondisi yang apabila tidak segera diberi pertolongan, bisa
mengakibatkan kecacatan, keparahan bahkan kematian.
Setelah kondisi kedaruratan terlewati, peserta harus pindah ke fasilitas kesehatan yang
bekerjasama dengan BPJS, apabila ingin menggunakan haknya sebagai peserta.
BAGAIMANA bila kondisi pasien tidak termasuk dalam kriteria gawat darurat?
Dalam kondisi TIDAK gawat darurat, biaya pelayanan tidak ditanggung BPJS. Jadi peserta
membayar sendiri dan TIDAK BISA diklaimkan ke BPJS.
Maka, yang dibawah ini, yaitu kriteria gawat darurat yang dijamin BPJS, harus anda ketahui.
1. Anemia sedang/berat
2. Apnea/gasping
4. Bayi kecil/prematur
7. Diare profus (lebih banyak dari 10x sehari BAB cair) baik dengan dehidrasi maupun tidak
8. Difteri
11. Epitaksis (mimisan), dengan tanda perdarahan lain disertai dengan demam/febris
14. Hematuria
17. Intoksikasi atau keracunan (misal: minyak tanah, atau obat serangga) dengan keadaan umum
masih baik
20. Muntah profus (lebih banyak dari 6x dalam satu hari) baik dengan dehidrasi maupun tidak
22. Sangat sesak, gelisah, kesadaran menurun, sianosis dengan retraksi hebat dinding dada/otot-
otot pernapasan
23. Sesak tapi dengan kesadaran dan kondisi umum yang baik
24. Syok berat, dengan nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur, termasuk di dalamnya
sindrom rejatan dengue
25. Tetanus
1. Abses serebri
2. Abses submandibula
3. Amputasi penis
4. Anuria
5. Appendiksitis akut
6. Atresia Ani
12. Cedera wajah tanpa gangguan jalan napas namun termasuk: {a} patah tulang hidung
terbuka/tertutup; {b} Patah tulang pipi (os zygoma) terbuka dan tertutup; {c} patah tulang
rahang (os maksila dan mandibula) terbuka dan tertutup; {d} luka terbuka di wajah
13. Selulitis
15. Korpus alienum pada: {a] intra kranial; {b} leher; {c} dada/toraks; {d} abdomen; {e} anggota
gerak; {e} genital
25. Hematuria
48. Priapismus
49. Perdarahan raktal
61. Urosepsi
1. Aritmia
2. Aritmia dan rejatan/syok
5. Henti jantung
9. Krisis hipertensi
1. Abortus
2. Distosia
3. Eklampsia
5. Perdarahan antepartum
6. Perdaragan postpartum
7. Inversio uteri
8. Febris puerperalis
3. Dakriosistisis akut
4. Endoftalmitis/panoftalmitis
6. Penurunan tajam penglihatan mendadak (misal: ablasio retina, CRAO, perdarahan vitreous)
7. Selulitis orbita
9. Semua trauma mata (misal: trauma tumpul, trauma fotoelektrik/radiasi, trauma tajam/tembus)
12. Uveitis/skleritis/iritasi
3. Emboli paru
4. Gagal napas
7. Hemoptoe berulang
15. Tenggelam
3. Difteri
7. Hematemesis melena
8. Hematochezia
9. Hipertensi maligna
13. Leptospirosis
14. Malaria
4. Disfagia
7. Otalgia akut
1. Kejang
2. Stroke
3. Meningoensefalitis
Daftar tersebut adalah semua kondisi gawat darurat yang masuk dalam manual pelaksanaan
BPJS Kesehatan, dan juga yang merupakan kondisi yang dapat ditangani langsung di IGD rumah
sakit tanpa memerlukan rujukan dari fasilitas kesehatan primer.
Untuk mendapat hak sebagai peserta BPJS, anda harus tahu ketentuan yang sudah ditetapkan
oleh BPJS.Hal ini saya tulis untuk menghindari konflik dengan provider atau pemberi layanan
kesehatan.Dalam hal ini dokter dan tenaga lainnya di fasilitas kesehatan.
8) Q: BPJS TIDAK menanggung pelayanan kesehatan terhadap korban kecelakaan lalu lintas?
A: BPJS tidak menanggung pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan
kecelakaan lalu linta yang bersifat wajib sampai nilai yang ditanggung oleh program jaminan
kecelakaan lalu lintas
9) Q: BOLEHKAH melahirkan di luar wilayah faskes dimana peserta terdafta?
A: menurut BPJS BOLEH, tapi mohon maaf saa belum menemukan regulasi tertulis. Dan
mengingat tidak adanya sosialisasi oleh bpjs terhadap pelaksana lapangan, yaitu dokter dan
bidan, maka sebaiknya anda bertanya ke faskes atau jejaringnya dimana anda berencana
melahirkan.
10) Q: MENGAPA PEMERIKSAAN LABORATORIUM darah dikurangi, obat2an dikurangi tidak
seperti era askes?
A: Setiap penyakit atau diagnosa sudah disistem PAKET. Paket yang diberikan adalah untuk
semua pelayanan, mulai administrasi, obat, laboratorium dan jasa dokter.Sistem paket artinya,
biaya yang disebutkan harus cukup untuk suatu kasus/diagnosa.
Ini bukan sistem plafon, jadi tidak boleh nambah biaya.