Anda di halaman 1dari 5

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

Dewan juri yg terhormat dan kawan kawan yg berbahagia

Pada kesempatan kali ini saya akan menceritakan kisah tentang

NABI MUSA A.S BERGURU KEPADA NABI KHIDIR A.S

Pada suatu hari nabi musa sedang menyampaikan dakwah kpd kaumnya, ketika majelis
telah ditutup tiba tiba seorang pemuda menghampiri nabi musa

“ wahai musa diantara seluruh manusia di dunia ini siapakah manusia yg paling pandai?”

Nabi musa pun menjawab

“Pastilah aku orangnya’’

Jawaban nabi musa tersebut menunjukkan kesombongan manusia yg seakan akan


melupakan sang pencipta

Setelah kejadian tersebut allah berkata kepada nabi musa bahwa ada orang yg lebih pandai
dari beliau dan Allah memerintahkan nabi musa untuk berguru kepada orang tersebut

Orang yg dimaksud adalah nabi Khidir a.s

Nabi musa penasaran dengan orang tersebut dan bertanya kepada allah

‘ya allah bagaimana cara nya hamba dapat bertemu orang tersebut”

Kemudian Allah memerintahkan nabi musa untuk membawa seekor ikan diperjalanan,
apabila ikan itu hilang di suatu tempat maka disitulah nabi musa dapat bertemu dengannya

Keesokan harinya, nabi musa pergi ditemani muridnya yg bernama yusha bin nun, nabi
musa berkata kepada yusha

“wahai yusha tolong bawa ikan ini selama perjalanan kita”

“baik musa”

Di tengah perjalanan yusha bertanya kepada nabi musa “wahai nabi sebenarnya kemana
kita akan pergi”

“kita tidak akan berhenti sampai aku bertemu pertemuan 2 laut, walaupun harus memakan
waktu selama bertahun tahun lamanya”
Pada akhirnya mereka berdua sampai di suatu pertemuan 2 lautan, namun keduanya lalai
akan ikannya, lalu ikan itu melompat dengan lincah ke laut itu murid nabi musa itu pun
berkata “ hah ikan itu meloncat dengan lincahnya,sungguh aneh sekali,”

tak terasa mereka berdua terus berjalan jauh, diperjalanan tiba tiba perut nabi musa
berbunyi, nabi musa lapar dn ingin makan, musa berkata

“ wahai yusha sebaiknya kita istirahat dulu disini, bawalah kemari makanan kita,
sesungguhnya kita sudah merasa letih karna perjalanan kita ini’

Mereka pun duduk dibawah sebuah pohon dan makan disana, setelah beberapa saat
mereka selesai dan akan meneruskan perjalanan, yusha teringat akan ikan yg mereka bawa,
yusha berkata

“wahai nabi, maaf sebelumnya, tadi hamba lupa memeritahukan tentang hal ini”

“apa maksud mu wahai yusha”

“tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung dibatu tadi, maka sesungguhnya aku
lupa menceritakan tentang ikan itu dan tidak ada yg melupakan aku untuk memberitahunya
melainkan setan, dan ikan itu mengambil jalnnya ke laut dengan cara yg aneh sekali.’

Dimanakah tempatnya ikan itu hilang?”

“di batu batu dekat pertemuan 2 laut wahai nabi,ikan itu meloncat keluar sendirinya’’

“ aah..tempat itu, ya aku ingat, tempat itulah yg selama ini kita cari wahai yusha, ayo kita ke
tempat itu kembali”

Akhirnya setelah menempuh perjalanan mereka sampai, kemudian musa brtanya

“inikah tempatnya wahai yusha?

“benar wahai nabi, ikan itu melompat tepat tepat dibalik batu besar itu dan masuk ke dalam
lautan.”

Nabi musa dan yusha tidak memperhatikan di dekat mereka ada seseorang laki laki, nabi
musa terkejut melihatnya, ia berpikir apakah ini orang berilmu yg dimaksud oleh Allah? Ia
menghampiri laki laki tersebut

“Assalamu’alaikum’’

“waalaikumussalam, apakah engkau musa? Nabi dari bani israil?

“ya..aku datang kepadamu agar kamu dapat mengajariku dari hal hal yg telah diajarkan
Allah kepadmu”
“wahai musa, aku memiliki sebagian dri ilmu allah yg telah allah ajarkan kepadaku dan yg
tidak kamu ketahui, sedangkan kamu memiliki sebagian dari ilmu Allah yg telah allah ajarkan
kepadamu yg tidak aku ketahui.

Musa bertanya “ bolehkah aku mengikutimu?

“tapi kamu tidak akan bisa bersabar denganku, karena bagaimana kamu bisa bersabar
tentang hal hal yang tidak akan kamu mengerti”

Kamu akan menemukanku,jika allah benar benar menghendaki,benar benar sabar. Dan aku
tidak akan mendurhakaimu sedikitpun.”

Baiklah, tetapi dengan 1 syarat, engkau tidak boleh bertanya apapun sebelum aku yg
memberitahukannya padaku”

Kemudian keduanya berangkat berjalan di sepanjang laut. Sebuah perahu melewati mereka
dan meminta awak perahu untuk embawa mereka keatas kapal. Para kru itu mengenali nabi
khidir dan mereka naik perahu tsb dengan gratis,

. Ketika mereka berada di atas perahu, seekor burung gereja datang dan berdiri
di tepi perahu dan mencelupkan paruhnya sekali atau dua kali ke laut.   Nabi
Khidir berkata kepada nabi Musa: "Wahai Musa! Ilmuku dan ilmumu tidak
mengurangi ilmu Allah kecuali sebanyak burung pipit ini menurunkan air laut
dengan paruhnya." Kemudian tiba-tiba Al-Khidr mengambil sebuah kapak dan
menarik sebuah papan, dan Musa tidak menyadarinya sampai dia telah menarik
sebuah papan dengan kapak itu.  Musa berkata kepadanya: "Apa yang telah
kamu lakukan? Mereka membawa kami ke kapal tanpa memungut biaya
apapun; namun kamu dengan sengaja membuat lubang di perahu mereka
untuk menenggelamkan penumpangnya. Sesungguhnya, kamu telah
melakukan hal yang mengerikan."  Nabi Khidir menjawab: "Bukankah aku
sudah memberitahumu bahwa kamu tidak akan bisa bersabar denganku?"
Cerita Nabi Khidir selanjutnya, saat ia bertemu dengan seorang anak muda dan
membunuhnya. Nabi Musa pun bertanya-tanya penuh misteri alasan perbuatan
mungkar itu.

Nabi Khidir pun lagi-lagi mengingatkan Nabi Musa bahwa ia tidak akan mampu
bersabar ketika tengah bersamanya. Mereka pun berjalan bersama kembali hingga
di sebuah kota.

Sesampainya, mereka berdua meminta untuk dijamu oleh penduduk.Tetapi para


penduduk tidak mau menjamu mereka. Nabi Khidir pun melihat terdapat dinding
rumah yang hampir roboh dan membenarkannya.
Melihat hal itu, Nabi Musa pun mengatakan bahwa Nabi Khidir bisa meminta
imbalan sebagai gantinya. Mendengar itu, Nabi Khidir pun memutuskan untuk
berpisah dengan Nabi Musa.

Nabi Khidir juga menjelaskan berbagai pelajaran yang terjadi selama perjalanan
kepada Nabi Musa. Nabi Khidir mengatakan bahwa perahu yang ia lubangi
merupakan milik orang miskin.

Sedangkan, di depannya terdapat raja yang merampas setiap perahu. Sehingga hal
itu dilakukan untuk menyelamatkan perahu tersebut.

Kemudian, anak muda yang dibunuh merupakan seorang kafir. Sementara, kedua
orang tuanya adalah mukmin sehingga Nabi Khidir khawatir jikalau sang anak bisa
membawa orang tuanya dalam kekafiran.

Terakhir, Nabi Khidir menjelaskan kepada Nabi Musa perihal dinding rumah yang ia
perbaiki. Menurutnya, rumah tersebut miliki dua anak yatim dan di bawahnya
tersimpan harta bagi mereka berdua.

Ayahnya merupakan orang yang soleh. Allah SWT pun menghendaki agar saat
dewasa dapat mengeluarkan simpanan tersebut dalam rumah yang aman.

Semoga kisah Nabi Khidir bisa menginspirasi kita dalam berbuat kebaikan ya!

Anda mungkin juga menyukai