DISUSUN OLEH :
MAULIDYA PUTRIANA
1943500817
NIM : 1943500817
Maulidya Putriana
i
PROGRAM STUDI KRIMINOLOGI
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : 1943500817
ii
PROGRAM STUDI KRIMINOLOGI
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 1943500817
Penguji 1 :
Penguji 2 :
iii
PROGRAM STUDI KRIMINOLOGI
ABSTRAK
iv
DEPARTEMENT OF CRIMINOLOGY
ABSTRACT
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan
skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Sosial pada Program Studi kriminologi, Fakultas
Ilmu Sosial dan Studi Global, Universitas Budi Luhur. Penulis menyadari
bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangat sulit bagi penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
vi
8. Bapak Ipda Yudhistyra sebagai anggota cyber crime Polda metro
jaya, yang telah bersedia untuk melakukan wawancara dan banyak
membantu dalam usaha memperoleh data yang penulis perlukan.
9. Kakak WL dan kakak MF sebagai korban penipuan paket dari luar
negeri, yang telah bersedia untuk melakukan wawancara dan banyak
membantu dalam usaha memperoleh data yang penulis perlukan.
10. Keluarga Besar Kriminologi Universitas Budi Luhur yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu serta Alumni baik dari HIMAKRIM
dan Kriminologi yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
11. Terimakasih kepada Malchel, Pira, Dina, Jepa, Bondan, Nabil, Ucup,
Rega, Fadhlan dan lain-lain yang telah membantu saya dengan
dorongan mental, juga kepada diri sendiri yang telah bertahan dan
melewati berbagai macam rintangan selama 4 tahun ini. Sampailah
pada tahap akhir dengan dapat menyelesaikan skripsi ini.
Maulidya Putriana
vii
DAFTAR ISI
viii
METODE PENELITIAN .......................................................................... 30
3.1 Pendekatan Penelitian.............................................................. 30
3.2 Tipe Penelitian ........................................................................ 30
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 31
3.4 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ...................................... 31
3.5 Langkah – Langkah Penelitian................................................. 32
BAB 4 ...................................................................................................... 34
TEMUAN DATA ..................................................................................... 34
4.1 Instagram ................................................................................ 34
4.2 Whatsapp ................................................................................ 35
4.3 Profil Narasumber ................................................................... 37
BAB 5 ...................................................................................................... 43
ANALISIS ................................................................................................ 43
5.1 Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Penipuan Paket Dari
Luar Negeri Dengan Modus Berkenalan ................................................. 43
5.2 Pola Kriminalitas Pelaku Pengiriman Paket dari Luar Negeri
Melalui Sosial Media dalam Differential Association .............................. 51
5.3 Cara Menghindari Pelaku Penipuan Paket Dari Luar Negeri
Dengan Modus Berkenalan Melalui media sosial .... Error! Bookmark not
defined.
BAB 6 ...................................................................................................... 65
PENUTUP ................................................................................................ 65
6.1 Kesimpulan ............................................................................. 65
6.2 Saran ....................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 67
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
internet yang semakin luas, masalah kriminalitas menjadi semakin
kompleks di lingkungan masyarakat.
Gregory menyatakan bahwa cyber crime merupakan jenis kejahatan
virtual yang dilakukan dengan memanfaatkan media komputer yang
terhubung ke internet. Cyber crime ini melibatkan eksploitasi terhadap
komputer lain yang juga terhubung ke internet (Arifah, 2011). Terdapat
definisi lain yang menyatakan bahwa kejahatan yang terjadi di dunia
maya merujuk pada tindakan kriminal atau kejahatan yang dilakukan
dengan menggunakan komputer atau perangkat elektronik lainnya yang
dapat terhubung ke jaringan internet.
Pada jaringan internet, terutama di media sosial masalah kriminalitas
menjadi semakin kompleks karena cakupannya yang luas. Cyber crime,
yang terjadi di dalam ruang maya atau cyber space, mencakup berbagai
tindakan kriminal yang dapat menyerang fasilitas umum di dalam cyber
space maupun kepemilikan pribadi.
Teori yang digunakan oleh penulis yaitu differential association.
Teori ini menjelaskan bahwa perilaku jahat dapat dipelajari melalui
interaksi dan komunikasi dengan orang lain. Fokus pembelajaran adalah
teknik-teknik untuk melakukan kejahatan dan juga alasan-alasan seperti
nilai-nilai, motif, rasionalisasi, dan tingkah laku yang mendukung
perbuatan jahat.
Terdapat dua versi teori differential association yang berbeda
tahunnya, yaitu pada tahun 1939 dan 1947. Pada tahun 1939, Sutherland
memfokuskan teorinya pada perilaku kriminal yang sistematis,
melibatkan konflik budaya, disorganisasi sosial, dan asosiasi diferensial.
Sutherland menjelaskan bahwa perilaku kriminal memiliki sifat
sistematis, di mana praktik-praktik yang terorganisasi dilakukan.
Implementasi praktik yang terorganisasi dalam kejahatan ini terjadi
karena tumbuhnya perilaku yang mendukung aturan norma yang ada dan
berkembang dalam masyarakat. Pada tahun 1947, teori asosiasi
diferensial menurut Sutherland mengacu pada proses pembelajaran yang
dimaksudkan untuk mempelajari dan memahami aturan norma yang
2
tidak sesuai dengan kehidupan masyarakat, yang juga dikenal sebagai
subkultur (Atmasasmita, 2013).
Berbagai jenis kejahatan dapat muncul melalui media sosial,
termasuk penipuan, penghinaan, pornografi, dan bahkan kejahatan
terhadap keamanan negara, seperti pembocoran rahasia negara. Money
laundering dan terorisme juga dapat dilakukan melalui media sosial,
terutama melalui kolaborasi dan perencanaan kejahatan. Oleh karena itu,
prinsip-prinsip hukum pidana, terutama prinsip universalitas, seharusnya
diperluas untuk mencakup beberapa bentuk kejahatan baru ini.
Kejahatan yang terjadi di media sosial dapat dibedakan menjadi tiga
kategori, yaitu pencurian data, pelanggaran akses, dan penyebaran
informasi yang dimanfaatkan untuk tujuan criminal seperti melakukan
penipuan paket dari luar negeri melalui media sosial.
Banyak pengguna internet yang aktif mencari peluang melalui media
sosial dan hal ini memberikan inspirasi kepada para penipu online untuk
mendapatkan keuntungan. Penipuan adalah tindakan dimana seseorang
dengan sengaja menggunakan tipu muslihat, serangkaian kebohongan,
identitas palsu, dan situasi palsu dengan maksud untuk mendapatkan
keuntungan secara tidak sah. Rangkaian kebohongan merujuk pada
susunan kalimat bohong yang disusun dengan cara yang menyerupai
cerita yang seolah-olah benar.
Penipuan yang saat ini banyak terjadi di masyarakat adalah penipuan
berkedok cinta di dunia maya, yang dikenal sebagai scammer cinta.
Banyak pengguna media sosial yang berinteraksi dengan orang yang
tidak dikenal, dan hal ini memberikan peluang bagi para pelaku
penipuan online (scammer) untuk melakukan penipuan dengan berpura-
pura menjalin hubungan cinta. Scammer adalah individu atau kelompok
yang secara licik dan tidak bermoral menipu orang lain dengan maksud
mengambil uang korban, baik melalui dunia maya maupun dunia nyata.
Pelaku scammer dapat berasal dari dalam negeri maupun dari luar
negeri.
3
Pengertian dari penipuan paket dari luar negeri dengan modus
berkenalan (love scam) adalah praktik penipuan yang dilakukan oleh
individu atau kelompok dengan menggunakan modus cinta melalui
media sosial dengan tujuan untuk mengambil uang kita secara kotor dan
licik. Penipuan ini biasanya menggunakan kedok berkenalan di dunia
maya, dan seringkali dapat tersamar dengan sangat baik. Bahkan orang
yang terlibat dalam hubungan dengan pelaku penipuan tersebut mungkin
tidak menyadari bahwa mereka sedang menjadi korban penipuan.
Penipuan berkedok kenalan di dunia maya dapat dilakukan dengan
berbagai modus yang berbeda.
Seseorang mungkin memiliki kecerdasan di bidang lain, namun
begitu lemah jika dihadapkan dengan perasaan cinta. Kelemahan ini
dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk
melakukan penipuan dengan menyamar sebagai kenalan melalui dunia
maya. Seiring berjalannya waktu, penipuan semacam itu semakin sering
terjadi di dunia maya. Dengan kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi yang sangat maju, ini membuka peluang bagi siapa pun
untuk terlibat dalam tindakan tersebut di internet. Modus penipuan
semacam ini menjadi lebih mudah dilakukan.
Terkadang seseorang mungkin tidak sadar bahwa mereka tidak
membatasi diri dengan baik dalam dunia maya. Mereka mungkin sangat
curiga terhadap orang-orang di sekitar mereka dalam kehidupan nyata,
namun lebih terbuka terhadap orang asing yang mereka temui di media
sosial. Korban yang sering kali menjadi target oleh pelaku scammer
adalah beberapa wanita yang sedang mengalami perpisahan dalam
hubungan cinta atau sedang mencari pasangan dengan kebingungan.
Penipuan jenis scammer cinta sebenarnya mencakup berbagai aspek,
salah satunya melalui iming-iming cinta. Pada pertengahan tahun
sebelumnya mayoritas korban penipuan ini adalah wanita yang berusia
20 tahun ke atas. Para pelaku scammer cinta menggunakan modus
romantic atau percintaan yang terlihat tidak berbahaya tetapi sebenarnya
merugikan. Setelah memperoleh kepercayaan korban, orang-orang yang
4
sering menggunakan foto profil palsu dengan penampilan yang menarik
meminta korban untuk mengirimkan sejumlah uang dengan berbagai
alasan seperti ingin mengirimkan paket.
Perkembangan teknologi dan informasi telah menyebabkan
peningkatan pengguna internet sehingga membuka peluang yang lebih
besar bagi para penipu online untuk mendapatkan keuntungan atau uang
dari internet. Berdasarkan prinsipnya penipuan online memiliki
kesamaan dengan penipuan konvensional, yang membedakannya adalah
penggunaan sarana elektronik seperti internet, komputer, dan perangkat
komunikasi. Dalam konteks hukum, penipuan online dapat dianggap
sebagai tindakan yang sama dengan penipuan konvensional yang diatur
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
Terdapat kasus penipuan paket dari luar negeri pada media sosial
dengan modus berkenalan sebanyak 91 korban. Korban mengalami
kesulitan ekonomi dan gangguan emosi. Para korban mayoritas
perempuan berusia 25-33 tahun yang dijadikan teman dengan cara
berkenalan melalui facebook, whatsapp, maupun instagram. Pelaku
awalnya memberikan janji-janji manis kemudian mengeksploitasi
korban secara terus-menerus seperti meminta uang kepada korban
dengan dijanjikan memberikan barang. Kejahatan penipuan melalui
media sosial merupakan tindakan serius yang membutuhkan langkah-
langkah pencegahan dan penanggulangan yang efektif, mengingat
potensi kejahatan ini sangat besar (Hidayat, Sarwindaningrum,
Aritonang, & Alfajri, 2022).
Berdasarkan uraian diatas penulis akan melakukan penelitian dengan
judul “Analisis Differential Association Terhadap Penipuan Paket Dari
Luar Negeri Dengan Modus Berkenalan Melalui Media Sosial”.
1.2 Permasalahan
Media sosial adalah platform online yang memungkinkan pengguna
untuk membuat dan membagikan konten serta berinteraksi dengan orang
lain melalui jaringan sosial. Media sosial sering kali merujuk pada
penggunaan perangkat elektronik seperti situs web dan aplikasi yang
5
memfasilitasi pembuatan, berbagi, pertukaran informasi, gambar, video,
dan membentuk komunitas online.
Seiring berjalannya waktu penggunaan teknologi khususnya media
sosial semakin meningkat dan hal ini berdampak pada perkembangan
kejahatan. Fenomena ini memberikan peluang bagi pengguna yang tidak
bertanggung jawab untuk melakukan tindakan yang melanggar norma
dan peraturan yang berlaku. Tindakan melanggar tersebut meliputi
perusakan sistem di luar media sosial, yang dikenal sebagai hacking,
pencurian data anggota dari jaringan sosial, serta penipuan dengan
tujuan mendapatkan keuntungan pribadi. Saat ini teknologi informasi
menjadi pedang bermata dua karena selain memberikan kontribusi pada
kemajuan, perubahan sosial dan peradaban manusia, teknologi informasi
juga digunakan sebagai alat atau sarana untuk melakukan tindakan yang
melanggar hukum.
Penipuan online pada media sosial menggunakan modus berkenalan
dengan cara memulai pembicaraan awal dengan korban melalui
instagram atau whatsapp. Dalam melaksanakan tindakannya, pelaku
akan menggunakan berbagai strategi penipuan salah satunya adalah
dengan menciptakan profil palsu atau yang sering disebut sebagai profile
cloning. Tujuan dari tindakan ini adalah untuk menarik perhatian calon
korban. Contoh kasus yaitu seorang wanita berinisial Pc mengalami
kerugian sebesar 2,4 miliar. Korban berkomunikasi dengan pelaku
melalui media sosial. Pelaku mengaku sebagai tentara Amerika Serikat
yang hendak mengundurkan diri karena tidak ingin ditugaskan di Suriah.
Pelaku penipuan akan merayu korban dan meminta sejumlah uang
dengan modus akan mengirimkan suatu barang kepada korban. Namun,
pelaku akan memberikan alasan bahwa barang tersebut tertahan oleh
jasa pengiriman. Pelaku berjanji akan mengembalikan uang yang
dikirim namun pada kenyatannya tidak (Sutrisna, 2022).
Dengan kejadian yang telah terjadi di Indonesia, penipuan paket dari
luar negeri semakin banyak terjadi. Penggunaan media sosial yang
semakin meningkat memberikan kesempatan bagi pelaku untuk
6
melakukan penipuan dari luar negeri dengan cara berkenalan. Pelaku
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan atau uang.
7
1.6 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan pada penelitian ini yaitu narasumber yang sulit
dijangkau dan juga dalam pencarian data sulit di dapatkan, serta
keterbatasan waktu yang tersedia.
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Penipuan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tipu adalah
tindakan atau kata-kata yang tidak jujur (seperti bohong atau
palsu) dengan tujuan menyesatkan, menipu, atau mencari
keuntungan. Penipuan adalah proses, tindakan, atau cara untuk
menipu atau mengelabui orang lain. Dalam penipuan terlibat dua
pihak, yaitu penipu sebagai pelaku penipuan dan tertipu sebagai
korban penipuan. Jadi, penipuan dapat dijelaskan sebagai
tindakan atau ucapan seseorang yang tidak jujur atau berbohong
dengan niat untuk menyesatkan atau mengelabui orang lain demi
kepentingan dirinya sendiri atau kelompoknya (Santoso A. ,
2009).
Menurut pengertian yuridis, penipuan merupakan tindak
pidana yang belum memiliki definisi secara tersendiri, kecuali
yang telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP). Definisi penipuan dalam KUHP tidak berfungsi
sebagai definisi secara menyeluruh, tetapi hanya untuk
menetapkan unsur-unsur suatu perbuatan sebagai penipuan dan
menentukan bahwa pelakunya dapat dijerat dengan pidana.
Di dalam pasal 378 KUHP kejahatan penipuan ditetapkan
sebagai bentuk umum. Isi dari pasal 378 KUHP sebagai berikut:
Barang siapa dengan maksud hendak menguntungkan diri
sendiri atau orang lain dengan melawan hak, baik dengan
memakai nama palsu, baik dengan akal dan tipu muslihat
maupun dengan karangan-karangan perkataan bohong,
membujuk orang supaya memberikan suatu barang, membuat
utang atau menghapuskan piutang, dihukum karena penipuan,
dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun.
9
Menurut pasal 378 KUHP, penipuan dapat diartikan sebagai
perbuatan menipu atau menggunakan serangkaian kata-kata
bohong dengan tujuan agar seseorang merasa tertipu oleh
omongan yang seolah-olah benar. Rangkaian kebohongan
merujuk pada susunan kalimat-kalimat bohong yang disusun
sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah cerita yang
tampak benar.
Umumnya orang yang melakukan penipuan akan
mengungkapkan sesuatu yang tampak benar atau terjadi, padahal
sebenarnya pernyataannya tidak sesuai dengan fakta yang
sebenarnya. Tujuannya adalah untuk meyakinkan target agar
mengikuti keinginannya. Selain itu, mereka juga dapat
menggunakan nama palsu untuk menyembunyikan identitas
mereka, begitu juga dengan menggunakan kedudukan palsu agar
orang lain percaya pada pernyataannya.
Penipuan dianggap sebagai tindakan yang sangat tidak terpuji
di kalangan masyarakat, namun seringkali pelaku kejahatan
tersebut tidak dilaporkan kepada pihak kepolisian. Penipuan
dalam skala kecil, di mana korban tidak melaporkannya,
memungkinkan pelaku penipuan untuk terus mengembangkan
tindakannya, dan akhirnya mereka menjadi pelaku penipuan
yang melakukan kejahatan dalam skala yang lebih besar.
Menurut Tongat, unsur-unsur tindak pidana penipuan yang
tercakup dalam Pasal 378 KUHP sebagai berikut:
a. Unsur-unsur obyektif yang terdiri dari:
1. Menggerakkan,
2. Orang lain,
3. Untuk menyerahkan suatu barang atau benda,
4. Untuk memberi hutang
5. Untuk menghapus piutang,
6. Dengan menggunakan daya upaya seperti:
a) Memakai nama palsu,
10
b) Martabat palsu,
c) Dengan tipu muslihat, dan
d) Rangkaian kebohongan.
b. Unsur-unsur subjektif yang terdiri dari:
1. Dengan maksud,
2. Untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain, dan
3. Secara melawan hukum (Tongat, 2015).
11
Nama palsu adalah penggunaan nama yang berbeda
dengan nama yang sebenarnya, walaupun perbedaan tersebut
terlihat kecil. Misalnya, seseorang yang sebenarnya bernama
Ari, namun ia menggunakan nama Aris agar orang lain
percaya dan memberikan barang. Dalam hal ini, penipu
mengetahui bahwa hanya dengan menggunakan nama Aris,
orang akan percaya padanya. Oleh karena itu, untuk
mendapatkan barang tersebut, penipu memalsukan nama dari
Ari menjadi Aris. Namun, jika penipu menggunakan nama
orang lain yang sama dengan namanya sendiri, ia tidak
dianggap menggunakan nama palsu, tetapi tetap
dipersalahkan.
b. Menggunakan kedudukan palsu
Seseorang dapat disalahkan karena menipu dengan
menggunakan kedudukan palsu. Sebagai contoh, X
menggunakan kedudukan sebagai pengusaha dari perusahaan
P, padahal sebenarnya ia sudah diberhentikan. Kemudian, X
mengunjungi sebuah toko dan membuat pesanan dengan
mengatakan bahwa ia, X, diinstruksikan oleh majikannya
untuk mengambil barang tersebut. Jika toko tersebut
menyerahkan barang-barang kepada X yang dikenal sebagai
perwakilan dari perusahaan P, padahal toko tidak mengetahui
bahwa X sebenarnya tidak memiliki kedudukan tersebut,
maka X dapat disalahkan karena telah menipu toko dengan
menggunakan kedudukan palsu.
c. Menggunakan tipu muslihat
Tipu muslihat mengacu pada tindakan atau perbuatan
yang sengaja diciptakan sedemikian rupa untuk menciptakan
gambaran atau kesan palsu yang dapat menipu orang yang
biasanya berhati-hati. Hal ini melibatkan pembuatan kejadian
atau situasi palsu yang dirancang dengan cermat agar terlihat
nyata, sehingga orang yang terkena tipu muslihat tersebut
12
menjadi terkecoh dan tidak curiga terhadap kebenaran
sebenarnya.
d. Menggunakan susunan dusta
Kebohongan yang digunakan harus sangat rumit
sehingga terlihat sepenuhnya atau sebagian besar seperti
kebenaran dan sulit untuk terdeteksi secara umum. Tipu
muslihat yang digunakan oleh seorang penipu harus
dirancang sedemikian rupa sehingga orang yang memiliki
pengetahuan yang umum atau wajar dapat tertipu. Selain
kecerdikan penipu, kondisi orang yang menjadi korban juga
harus diperhatikan. Setiap tindakan kejahatan harus
dipertimbangkan dan dibuktikan bahwa tipu muslihat yang
digunakan begitu mirip dengan kebenaran, sehingga dapat
dipahami bahwa orang yang ditipu sebelumnya percaya.
Hanya dengan adanya kebohongan saja tidak cukup untuk
menetapkan adanya penipuan. Kebohongan tersebut harus
disertai dengan tipu muslihat atau rangkaian pengarang
dusta, sehingga orang percaya pada cerita palsu tersebut
(Moeljatno, 2008).
13
Selain dalam jejaring sosial, setiap individu saling terhubung
dan membentuk sebuah masyarakat yang berjejaring. Hal ini
merupakan ciri khas dari masyarakat di era informasi.
Masyarakat berjejaring ini terhubung melalui teknologi Internet,
khususnya World Wide Web, yang memungkinkan individu-
individu atau kelompok untuk saling terhubung tanpa perlu
saling mengenal secara langsung melalui interaksi tatap muka.
Melalui media sosial, terjadi interaksi sosial di mana
individu-individu atau kelompok saling berkenalan dan merasa
saling terhubung. Hal ini menciptakan suatu jaringan sosial baru
yang dikenal sebagai jaringan sosial maya atau komunitas maya.
Dalam jaringan sosial maya, individu-individu tersebut
berkenalan secara virtual dan membentuk hubungan tanpa
kehadiran fisik secara langsung.
Berkenalan secara maya memiliki karakteristik yang mirip
dengan berkenalan secara langsung, di mana aturan dan norma
berkenalan juga diterapkan dan dihormati. Ini berarti bahwa
setiap individu tetap mematuhi aturan-aturan dan mengatur
perilakunya agar sesuai dengan norma yang berlaku.
Penipuan online memiliki berbagai macam modus operandi,
salah satunya adalah melalui modus berkenalan di media sosial.
Pelaku akan mengirim pesan kepada korban seperti teman dekat
atau pasangan romantis untuk meminta atau memberikan
sesuatu, seperti uang atau barang. Biasanya, pelaku akan
mengajukan permintaan kepada korban untuk mentransfer
sejumlah uang dengan alasan bahwa barang yang dijanjikan
tertahan oleh jasa pengiriman atau beacukai. Pelaku
memberikan janji bahwa barang akan diberikan kepada korban,
dengan meyakinkan bahwa janji tersebut akan benar-benar
terpenuhi. Namun, setelah korban memenuhi permintaan
tersebut, semua janji yang diberikan tidak pernah terwujud, dan
14
korban bahkan mungkin mengalami tindakan yang merugikan
secara ekonomi sebagai hasilnya.
15
Kecepatan ini dalam mengakses media sosial telah
menghasilkan dampak besar terhadap aliran informasi, tidak
hanya di negara-negara maju tetapi juga di Indonesia.
Pertumbuhan pesat media sosial telah mulai menggeser peran
media massa tradisional dalam penyebaran berita.
16
Gaya hidup merupakan suatu pola hidup seseorang dalam
dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan,
minat, dan pendapat (opini) yang bersangkutan (Sopiah dan
Mamang, 2016;262). Salah satu gaya hidup atau lifestyle yang
dapat diukur melalui dimensi activity (aktivitas) dilihat dari
pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, dan kegiatan sosial. Gaya
hidup merupakan ciri-ciri sebuah negara modern, atau juga lebih
serius disebut modernitas. Gaya hidup merupakan pola-pola
tindakan yang membedakan seseorang dengan yang lainya.
Suatu tatanan modernitas, keangkuhan dan cita rasa saling
berkaitan erat dalam perkembangan modernitas. Gaya hidup
sangat berkaitan dengan kehidupan perkotaan (Rachmania,
2015). Gaya hidup seseorang bisa dianalisis melalui tiga hal
yaitu:
1. Aktivitas yaitu mengungkapkan suatu kegiatan yang
dilakukan konsumen, produk apa yang dibeli atau
digunakan, dan kegiatan apa yang dilakukan untuk
mengisi waktu luang.
2. Minat yaitu mengemukakan suatu yang digemari dan
prioritas dalam hidup konsumen tersebut. Minat
merupakan faktor pribadi yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan konsumen.
3. Opini yaitu pandangan dan perasaan konsumen dalam
menanggapi segala hal terjadi pada diri mereka dalam
kehidupan sehari-hari (social interest), tentang bisnis,
maupun produk-produk tertentu (Amir, 2005;53).
Penampilan bisa menjadi karakteristik tentang diri seseorang
mengenai gaya hidupnya bagi orang lain. Pemilihan produk
yang sesuai dengan gaya hidup seseorang tentu banyak
dipengaruhi oleh promosi yang pada akhirnya konsumen dapat
mengambil keputusan dalam pembelian produk yang
diinginkannya (Amanah dan Putri, 2013).
17
Menurut Kotler dan Garry (2008;21-24) menyatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2
yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan
faktor yang berasal dari luar (eksternal) diantaranya:
1. Faktor Internal
a. Sikap, berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang
dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu
objek yang diorganisasi melalui pengalaman serta
mempengaruhi secara langsung terhadap perilaku.
Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi,
kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya.
b. Pengalaman dan pengamatan, mempengaruhi pengamatan
sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh
dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari,
melalui belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman
yang akan menghasilkan pandangan menyeluruh terhadap
suatu objek.
c. Kepribadian merupakan konfigurasi karakteristik individu
dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku
dari setiap individu.
d. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan
menentukan perilaku individu dalam menghadapi
permasalahan hidupnya, karena konsep diri merupakan
frame of reference yang menjadi awal perilaku.
e. Motif merupakan perbuatan seseorang yang dilakukan
karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan
kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh
tentang motif. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan
akan prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup
yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis.
18
2. Faktor Eksternal
a. Kelompok referensi merupakan kelompok yang
memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung
terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang
memberikan pengaruh langsung adalah kelompok dimana
individu tersebut menjadi anggotanya dan saling
berinteraksi saru sama lain, sedangkan kelompok yang
memberi pengaruh tidak langsung adalah kelompok
dimana individu tidak menjadi anggota didalam kelompok
tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut akan menghadapkan
individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.
b. Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam
pembentukan sikap dan perilaku individu. Hal ini karena
pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang
secara tidak langsung dapat mempengaruhi pola hidupnya.
c. Kelas sosial merupakan kelompok yang relatif homogen
dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang
tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggota
dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah
laku yang sama.
d. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari
pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri pola
pikir, merasakan dan bertindak. Orang-orang yang berasal
dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama
dapat memiliki gaya hidup yang berbeda.
Gaya hidup merupakan pola hidup individu dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup sangat berkaitan
dengan bagaimana membentuk image dimata orang lain dan
berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Gaya hidup
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi proses
pembelian suatu produk dan juga sebagai menjadi pemicu
individu untuk melakukan pembelian.
19
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007) keputusan pembelian
merupakan suatu keputusan dalam memilih salah satu dari
beberapa alternatif pilihan yang ada. Paul Peter dan Jerry
menyebutkan keputusan pembelian oleh konsumen sebagai
proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan
untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan
memilih salah satu diantaranya (dalam Sopiah dan Mamang,
2016;247).
Sedangkan menurut Tjiptono (2008) keputusan pembelian
merupakan suatu proses konsumen mengenal masalahnya serta
mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu
kemudian mengevaluasi seberapa baik dari masing masing
alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang
kemudian mengarah kepada keputusan pembelian (dalam
Amilia dan Asmara, 2017).
Sedangkan menurut Tjiptono (2008) keputusan pembelian
merupakan suatu proses konsumen mengenal masalahnya serta
mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu
kemudian mengevaluasi seberapa baik dari masing masing
alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang
kemudian mengarah kepada keputusan pembelian (dalam
Amilia dan Asmara, 2017).
20
sekali tidak mengetahui siapa sebenarnya mereka. Oleh karena itu, para
scammers umumnya berusaha menampilkan sisi terbaik dari diri
mereka, termasuk kepribadian, prestasi, dan bahkan penampilan
(melalui foto) melalui saluran komunikasi internet. Penerima pesan
(korban), yang sering kali sedang merasa kesepian dan mencari
pasangan hidup, cenderung merasa tersanjung dengan pesan cinta
tersebut dan tanpa berpikir panjang memberikan respons. Komunikasi
yang intens terjalin antara keduanya, sehingga korban akhirnya terjebak
dalam perangkap penipuan dan mengalami kerugian finansial yang
besar, bahkan mencapai ratusan juta rupiah. Sedangkan dalam
penelitian saya membahas tentang faktor penyebab dan pola terjadinya
penipuan paket dari luar negeri dengan modus berkenalan (love scam).
Dalam jurnal kedua diteliti oleh Yuni Retnowati yang berjudul Love
scammer: komodifikasi cinta dan kesepian di dunia maya membahas
tentang interaksi dan komunikasi dalam era social networking telah
menyebabkan munculnya love scammers yang memanfaatkan media
sosial untuk menjalin hubungan maya dan melakukan penipuan. Para
korban biasanya adalah mereka yang merindukan cinta tetapi sibuk
dengan pekerjaan sehingga kurang waktu untuk bergaul, yang pada
akhirnya membuat mereka merasa kesepian. Love scammers melihat
peluang di media sosial untuk memanfaatkan komersialisasi cinta dan
kesepian dalam dunia maya. Penelitian ini menjelaskan tentang
kelemahan interaksi antar manusia dalam jejaring sosial sebagai bentuk
komunikasi yang dimediasi oleh komputer, tahapan hubungan
interpersonal dan pertukaran sosial antara love scammers dengan calon
korban, serta komersialisasi cinta dan kesepian yang dilakukan oleh
love scammers. Para pengguna jejaring sosial diharapkan lebih berhati-
hati dalam membentuk pertemanan online. Setiap individu perlu
memiliki pengetahuan yang cukup untuk menyadari konsekuensi
penggunaan teknologi tersebut. Dalam penelitian saya menjelaskan
penyebab terjadinya penipuan berkedok berkenalan melalui media
21
sosial dan adanya kelompok-kelompok tertentu yang didirikan oleh
pelaku.
Jurnal ketiga oleh Dheanda Maurizka, Prija Djatmika, dan Faizin
Sulistio yang berjudul Tinjauan kriminologis kejahatan love scam
terhadap perempuan dalam situs kencan online di indonesia (studi di
kepolisian resor metro jakarta pusat) membahas tentang apa saja faktor-
faktor yang menyebabkan terjadinya kejahatan love scam terhadap
perempuan melalui situs kencan online di Indonesia dan tindakan apa
yang telah dilakukan oleh Polres Jakarta Pusat dalam menanggulangi
kejahatan tersebut. Tujuannya adalah mencari solusi yang efektif untuk
mencegah peningkatan kejahatan ini. Menurut jurnal ini, perkembangan
teknologi yang semakin pesat telah menyebabkan peningkatan
kejahatan, termasuk love scam atau penipuan yang melibatkan
pendekatan romantis melalui situs kencan online dengan korban yang
mayoritas adalah perempuan. Sedangkan penelitian saya membahas
tentang bagaimana penipuan paket dari luar negeri dapat terjadi dan
cara menghindari kejahatan tersebut.
Dalam jurnal Anggun Yuliastuti, Desna Toding Pabita, Hanashaumy
Avialda, Nadia Salsabila Hartono yang berjudul analisis Fenomena
“tinder swindler” pada aplikasi online dating menggunakan lifestyle
exposure theory membahas tentang aplikasi kencan online telah
menjadi sarana untuk melakukan berbagai jenis kejahatan, termasuk
penipuan dan kekerasan seksual. Dalam jurnal ini, fokus pembahasan
adalah mengenai kejahatan yang terkait dengan penggunaan aplikasi
kencan online berdasarkan teori gaya hidup atau lifestyle-exposure
theory. Hasil penelitian dalam jurnal ini menunjukkan bahwa rutinitas
dan kebiasaan seseorang dalam menggunakan aplikasi kencan online
dapat meningkatkan risiko terjadinya kejahatan siber. Semakin sering
seseorang terpapar dengan aplikasi tersebut, semakin tinggi peluang
terjadinya kejahatan siber. Sebaliknya, semakin sedikit seseorang
terpapar dengan aplikasi tersebut, semakin kecil peluang terjadinya
kejahatan siber. Sedangkan dalam penelitian saya menggunakan teori
22
asosiasi diferensial terhadap pola kejahatan penipuan paket dari luar
negeri dan mengetahui faktor penyebabnya.
Jurnal yang berjudul Tindak pidana romance scam dalam situs
kencan online di indonesia diteliti oleh Tasya Salsabilah, Mulyadi,
Rosalia Dika Agustanti membahas tentang mengeksplorasi faktor-faktor
penyebab terjadinya tindak pidana romance scam pada situs kencan
online di Indonesia dan juga membahas perlindungan hukum bagi para
korbannya. Hasil penelitian dalam jurnal ini menyimpulkan bahwa
faktor-faktor penyebab utama terjadinya romance scam adalah faktor
ekonomi dan kesempatan yang ada. Faktor ekonomi mencakup motif
keuangan yang mendorong pelaku untuk melakukan penipuan,
sementara faktor kesempatan mencakup kehadiran platform kencan
online yang memberikan peluang bagi pelaku untuk mengeksploitasi
korban. Dalam hal perlindungan hukum, Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik memberikan dasar hukum dalam menangani kasus romance
scam. Undang-undang ini mencakup penyelesaian perkara dan
pemberian sanksi pidana kepada tersangka atau terdakwa yang terlibat
dalam romance scam. Perlindungan hukum yang diberikan kepada
korban meliputi pemberian hak-hak korban serta penerapan kewajiban
yang harus dipenuhi oleh pelaku kejahatan. Dengan demikian, jurnal ini
mengidentifikasi faktor penyebab terjadinya romance scam pada situs
kencan online di Indonesia dan memberikan pemahaman tentang
perlindungan hukum yang ada bagi para korban. Sedangkan dalam
penelitian saya membahas tentang bagaimana penipuan paket dari luar
negeri bisa terjadi dan faktor penyebabnya tidak hanya dari ekonomi
melainkan adanya faktor lain.
Jurnal berjudul Analisis modus operandi tindak kejahatan
menggunakan teknik komunikasi love scam sebagai ancaman pada
keamanan sistem informasi yang ditulis oleh Ervan Yudi Widyarto dan
Dita Kusuma Hapsari membahas tentang Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya kejahatan dengan teknik komunikasi love scam
23
telah diidentifikasi, dan jurnal ini juga mencari solusi untuk
menghadapinya. Kejahatan love scam atau penipuan asmara merupakan
tindakan penipuan di mana pelaku menggunakan trik atau manipulasi
emosi korban untuk mencapai tujuannya. Pelaku memanfaatkan
kepercayaan, perasaan, dan niat baik korban untuk melakukan
penipuan. Dalam konteks internet dan konektivitas global, faktor-faktor
seperti perbedaan gender, usia, bangsa, dan penampilan fisik tidak
menjadi hambatan, karena hal-hal tersebut tidak dapat diketahui secara
langsung. Hal ini menjadi daya tarik bagi para hacker untuk
menggunakan internet sebagai media komunikasi dan membentuk
komunitas mereka. Internet memberikan kecepatan dan kemudahan
bagi para hacker untuk beraksi dan berinteraksi dengan korban tanpa
harus mengungkapkan identitas mereka yang sebenarnya. Jurnal ini
bertujuan untuk menemukan solusi dalam menghadapi kejahatan love
scam. Solusi yang diajukan mungkin meliputi pendidikan dan
kesadaran masyarakat tentang risiko penipuan online, penguatan
perlindungan hukum bagi korban, peningkatan keamanan dan
pemantauan di platform kencan online, serta kerjasama antara pihak
berwenang dan lembaga terkait untuk melawan kejahatan semacam ini.
Dengan demikian, jurnal ini mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
kejahatan dengan teknik komunikasi love scam dan berusaha mencari
solusi untuk mengatasi masalah tersebut dalam konteks penggunaan
internet. Penulis memiliki persamaan dengan jurnal tersebut yaitu faktor
penyebab dan bagaimana pola penipuan melalui media sosial dengan
modus berkenalan.
Dalam jurnal Noor Amaliah Puteri dan Avin Fadilla Helmi yang
berjudul Terjerat cinta di internet (eksplorasi faktor resiko wanita yang
menjadi korban penipuan cinta online) membahas tentang emosi
romantis yang terjalin secara online telah menyebabkan munculnya
jenis kejahatan baru, yaitu penipuan cinta online. Penelitian ini
bertujuan untuk menggambarkan faktor risiko yang membuat seseorang
rentan menjadi korban penipuan cinta online. Metode penelitian yang
24
digunakan adalah metode kualitatif. Hasil dari penelitian ini melibatkan
empat korban penipuan cinta online, yang menggambarkan bahwa
korban mengalami personal relative deprivation (PRD). Faktor PRD ini
terkait dengan pola pengasuhan yang otoriter dan pengalaman negatif
selama masa perkembangan. PRD menyebabkan korban mencari teman
atau koneksi melalui internet ketika mereka menghadapi masalah dalam
kehidupan mereka. Korban kemudian bertemu dengan penipu di dunia
maya dan mengalami kendali diri yang rendah (low self-control),
sehingga mereka merasa bahwa penipuan tersebut memberikan
penggantian atau pemenuhan terhadap kebutuhan yang dirasakan akibat
kekurangan yang mereka alami. Akhirnya, mereka menjadi korban
penipuan cinta online. Dengan demikian, penelitian ini menggambarkan
hubungan antara faktor risiko, seperti personal relative deprivation,
pola pengasuhan, dan pengalaman negatif pada masa perkembangan,
dengan kejadian penipuan cinta online. Temuan ini menunjukkan
bahwa korban penipuan cinta online memiliki karakteristik dan
pengalaman yang membuat mereka rentan terhadap penipuan tersebut.
Persamaan penulis dalam jurnal ini adalah korban memiliki
permasalahan dalam percintaan kemudian korban merasa nyaman
dengan pelaku sehingga terjadi penipuan paket dari luar negeri.
Dalam jurnal Aji Rahma Wijayanto yang berjudul Love scams and
its legal protection for victims membahas tentang fenomena baru
kejahatan dunia virtual muncul seiring dengan perkembangan teknologi
dan komunikasi. Fenomena cyber crime tidak hanya dialami oleh
masyarakat global tetapi juga di Indonesia. Dalam dunia kejahatan
internet yang pada dasarnya dilakukan dengan cara komunikasi oleh
pelaku kejahatan dunia maya melalui media internet, pelaku lebih
dipercaya korban dari pada komunikasi langsung dari orang-orang yang
sudah dikenal. Jurnal ini menemukan betapa mendesaknya
perlindungan terhadap korban kasus penipuan hubungan cinta via
internet. Korban penipuan asmara yang umumnya berjenis kelamin
perempuan mudah tertipu dan ketika pelaku melakukan kejahatan
25
melalui pesan melalui internet, korban memberikan umpan balik kepada
pelaku, komunikasi dilakukan pelaku secara berkesinambungan
sehingga korban percaya dan jatuh dalam kelesuan dan umumnya
merugi hingga nominal rupiah yang cukup besar. Sedangkan dalam
penelitian saya membahas tentang penyebab korban dapat tertipu dan
cara mencegahnya.
Jurnal Farah Safura Muhammud dan Hamizah Muhammad yang
berjudul Cybercrime through love scams:what women should know?
membahas tentang modus penipuan untuk penipuan keuangan melalui
penipuan cinta. Jurnal ini juga membahas faktor yang menyebabkan
perempuan menjadi calon korban melalui sisi kepribadian aspek,
karakteristik, dan dampak setelah menjadi korban. Jurnal ini
menyimpulkan bahwa langkah hati-hati yang harus diperlukan terhadap
wanita untuk menghindari menjadi potensi korban kejahatan dunia
maya, dan mengatasi akibatnya sama pentingnya. Sedangkan dalam
jurnal saya membahas tentang cara pencegahannya.
Dalam jurnal Jie-Yu Chuang yang berjudul Romance scams:
romantic imagery and transcranial direct current stimulation membahas
tentang cinta memiliki dampak yang signifikan terhadap mental
seseorang. Korban penipuan tetap terikat secara emosional dengan
penipu bahkan setelah kebohongan itu terungkap, yang dihipotesiskan
dikaitkan dengan romantisme yang dilebih-lebihkan secara
menyimpang pencitraan korban. Banyak korban mengalami gejala yang
serupa dengan gangguan stres pascatrauma, dan bahkan ada yang
menghadapi pemikiran tentang bunuh diri. Jurnal ini menyimpulkan
bahwa romantisme menyimpang pencitraan mungkin terkait dengan
tindakan impulsif seperti bunuh diri sekaligus ideal tetapi palsu
hubungan asmara bubar. Dalam penelitian saya membahas apa saja
faktor penyebab dan bagaimana cara menghindari penipuan paket dari
luar negeri dengan modus berkenalan.
Jurnal Christian Kopp, Robert Layton, Jim Sillitoe, dan Iqbal Gondal
yang berjudul The role of love stories in romance scams: a qualitative
26
analysis of fraudulent profiles membahas tentang penipuan cinta adalah
penipuan yang sangat sukses yang menyebabkan banyak kerugian
finansial dan kerusakan emosional pada korbannya. Jurnal ini
memberikan perspektif yang mungkin bisa membantu menjelaskan
keberhasilan penipuan ini. Dengan cara yang mirip dengan “Surat
Nigeria”, mengusulkan bahwa teknik penipuan menarik emosi yang
kuat, yang jelas terlibat dalam hubungan Romantis. Jurnal ini berasumsi
bahwa faktor keberhasilan yang sama ditemukan dalam hubungan
normal berkontribusi pada keberhasilan penipuan asmara. Temuan
menunjukkan bahwa afinitas pribadi terkait dengan imajinasi romantis
pribadi, yang digambarkan oleh kisah cinta pribadi, memainkan sebuah
peran penting dalam keberhasilan penipuan asmara.
Jurnal terakhir diambil dari Jonathan Nii Barnor Barnor, Richard
Boateng, Emmanuel Awuni Kolog dan Anthony Afful-Dadzie yang
berjudul Rationalizing online romance fraud: in the eyes of the offender
membahas tentang penipuan asmara dari sudut pandang pelaku dan
bagaimana mereka merasionalisasi motivasi, peluang dan kemampuan
mereka terhadap pelaksanaan kejahatan. Interaksi berbagai faktor sosio-
ekonomi yang menjadi kekuatan pendorong utama di balik kejahatan
dunia maya. Ini termasuk perekrutan dan pelatihan rekan, kemiskinan,
pengangguran, tingkat pendidikan rendah dan pendapatan rendah.
Keunikan jurnal ini berasal dari fakta bahwa jurnal ini menyimpang dari
penelitian sebelumnya untuk menyelidiki kejahatan dunia maya dari
sudut pandang pelaku. Sekali lagi, jurnal ini bisa dibilang salah satu
yang pertama menempatkan ketiga dimensi kerangka kerja MOA dan
dimensi rasionalisasi Segitiga Penipuan untuk mempelajari perilaku
penipu asmara. Sedangkan dalam penelitian saya membahas adanya
interaksi pelaku dalam kelompok-kelompok tertentu, faktor penyebab
terjadinya penipuan dan cara mencegahnya.
27
2.4 Alur Pemikiran
Media Sosial
Cyber Crime
Modus Faktor
Berkenalan Penyebab
Pola
Kejahatan
Cara
Menghindari
28
penyebab, pola kejahatan, dan upaya dalam menghindari penipuan
paket dari luar negeri.
29
BAB 3
METODE PENELITIAN
30
yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, kelainan atau
anomali yang muncul, kecenderungan yang teramati, pertentangan yang
muncul, dan sebagainya. Metode deskriptif bertujuan untuk
menganalisis data yang ada dengan tujuan menghasilkan kesimpulan
dan rekomendasi. Data tersebut kemudian dijelaskan secara deskriptif
untuk memberikan pemahaman yang jelas dan terarah mengenai hasil
penelitian. Dalam konteks penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan
temuan data terkait faktor penyebab, pola kejahatan, dan cara
menghindari penipuan paket dari luar negeri dengan modus berkenalan
melalui media sosial.
31
WL dan MF serta kepolisian Ipda Yudistyra. Ketiganya di
wawancara di tempat yang berbeda sesuai waktu pelaksanaan
wawancara.
2. Salah satu teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
studi pustaka. Teknik ini melibatkan pengumpulan data dengan
memanfaatkan dokumen-dokumen, catatan-catatan, laporan-
laporan, dan bahan-bahan lain yang relevan dengan permasalahan
yang sedang dibahas.
32
Penulis melakukan penelitian melalui aplikasi instagram dan
whatsapp. Karena berdasarkan bahan referensi bacaan penulis.
Dengan subjek penelitian korban penipuan paket dari luar negeri
melalui aplikasi tersebut.
33
BAB 4
TEMUAN DATA
4.1 Instagram
Instagram merupakan salah satu hasil dari perkembangan internet
yang populer di kalangan pengguna saat ini. Dapat diamati bahwa
pengguna Instagram terus meningkat setiap tahunnya, menunjukkan
tingginya minat masyarakat terhadap media sosial ini. Menurut data
Indonesia.id pada Desember 2022, pengguna aktif Instagram di
Indonesia telah mencapai kisaran 92,53 juta pengguna.
Tidak seperti platform media sosial lainnya, instagram memiliki
fokus utama pada berbagi foto dan video oleh pengguna. Hal ini
menjadi keunikan instagram yang membedakannya dari media sosial
lainnya. Selain itu, instagram juga dikenal karena sering melakukan
pembaruan sistemnya. Sejak diluncurkan pada tahun 2010, Instagram
secara teratur memperbarui dan menambah fitur-fitur yang ada untuk
memberikan pengalaman yang lebih lengkap dan menarik bagi
penggunanya. Berikut ini adalah beberapa fitur yang tersedia di
instagram saat ini:
1. Kamera
2. Label foto (hashtag)
3. Pengikut (follower) dan mengikuti (following)
4. Tanda suka (like)
5. Arroba (@)
6. Mengunggah foto dan video dengan caption (posting)
7. Siaran langsung
8. Jejaringan sosial
9. Efek (filter)
10. Arsip foto
11. Instastory
12. Closefriend
13. Geotagging
34
14. Ig tv.
Sumber: Instagram.com
4.2 Whatsapp
WhatsApp Messenger, atau yang lebih dikenal sebagai WhatsApp,
adalah sebuah aplikasi pesan yang dirancang untuk smartphone dengan
fungsi mirip BlackBerry Messenger. WhatsApp Messenger merupakan
aplikasi pesan lintas platform yang memungkinkan pengguna untuk
saling bertukar pesan tanpa biaya tambahan seperti SMS, karena
aplikasi ini menggunakan paket data internet yang sama yang
digunakan untuk email, browsing web, dan aktivitas online lainnya.
WhatsApp Messenger menggunakan koneksi internet 3G, 4G, atau Wi-
Fi untuk melakukan komunikasi data. Dengan menggunakan
WhatsApp, pengguna dapat dengan mudah melakukan obrolan secara
gratis (asalkan terhubung ke jaringan internet), berbagi file, bertukar
35
foto, dan melakukan berbagai kegiatan lainnya. Menurut data
Indonesia.id pengguna whatsapp pada tahun 2022 di Indonesia
mencapai 2,38 miliar. Whatsapp juga memiliki beberapa keunggulan
yaitu:
1. Selain pesan teks, whatsApp juga dilengkapi dengan fitur untuk
mengirim gambar, video, rekaman suara, dan lokasi GPS
menggunakan hardware GPS atau Gmaps. Media tersebut dapat
ditampilkan langsung di dalam aplikasi whatsApp, tanpa perlu
menggunakan link atau tautan tambahan.
2. WhatsApp terintegrasi ke dalam sistem seperti SMS, sehingga
tidak perlu membuka aplikasi whatsApp secara terpisah untuk
menerima pesan. Ketika handphone dalam kondisi mati atau non-
aktif, notifikasi pesan yang masuk akan tetap disampaikan saat
telepon seluler dihidupkan kembali.
3. Pada whatsApp, terdapat tanda status pesan berupa jam merah
yang menandakan bahwa pesan sedang dalam proses loading di
perangkat pengguna. Tanda Centang jika pesan terkirim ke
jaringan. Tanda centang ganda jika pesan sudah terkirim ke
teman chat. Silang merah jika pesan gagal.
4. Fitur Broadcast pada whatsApp memungkinkan pengguna untuk
mengirim pesan ke banyak pengguna sekaligus, sedangkan fitur
group Chat memungkinkan pengguna untuk mengirim pesan ke
anggota-anggota dalam sebuah grup atau komunitas.
5. Dengan adanya integrasi whatsApp dengan sistem, pengguna
dapat menghemat bandwidth karena tidak perlu melakukan login
atau memuat kontak/avatar setiap kali menggunakan aplikasi.
Hal ini membantu dalam mengirit penggunaan data. Selain itu,
pengguna juga dapat mematikan aplikasi whatsApp dan hanya
mengaktifkannya ketika ada pesan masuk, sehingga dapat
menghemat daya baterai pada perangkat.
6. Fitur baru yang disebut "Hapus Pesan Ke Semua Orang"
memiliki kesamaan dengan fitur "Tarik Pesan" yang ada pada
36
BlackBerry Messenger (BBM) yang sudah ada sebelumnya. Fitur
ini memungkinkan pengguna untuk menghapus atau menarik
kembali pesan yang telah terkirim. Pada awalnya, fitur ini hanya
tersedia untuk pengguna beta, namun kemudian dirilis secara
publik.
Sumber: Whatsapp.com
37
1. WL (Nama Inisial)
38
sekian lama chatingan di instagram pelaku minta move ke
whatsapp lalu saya kasih nomor saya kak.”
Berdasarkan informasi korban, pelaku mengaku sebagai seorang
kewarganegaraan Turkey. Korban juga mengungkapkan bahwa pelaku
merupakan seorang single namun seorang pembisnis yang memiliki
perushaan. Pelaku telah membuat korban harus kehilangan uang sebesar
Rp 2.500.000 karena menjanjikan untuk mengirimkan paket barang dari
luar negeri. Setelah mengalami kejadian tersebut, korban sendiri
mengungkapkan bahwa Ia juga harus merasakan kerugian psikis.
2. MF (Nama Inisial)
39
tujuan dari wawancara tersebut. MF telah menyetujui untuk menjalani
wawancara tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian wawancara yang telah dilakukan
didapatkan bahwa MF melakukan komunikasi dengan pelaku melalui
instagram. Berikut kutipan wawancara MF mengatakan:
“Pertama tama dia dm aku lewat instagram kak, tadinya aku
malas untuk nanggapinnya setelah dia chat berkali kali
akhirnya aku respon. Kita chat chatan melalui instagram
selayaknya orang sudah berpacaran akhirnya pelaku
meminta nomor whatsapp aku dan kita melanjutkan chat
melalui whatsapp”.
Korban juga menginformasikan mengenai data pelaku. Berikut
merupakan profil pelaku berdasarkan instagram yang dibagian oleh
korban kepada penulis:
40
Berdasarkan informasi korban, pelaku mengaku sebagai seorang
kewarganegaraan Malaysia, namun tengah berada di Amerika Serikat.
Korban juga mengungkapkan bahwa pelaku merupakan seorang single
parent namun seorang pembisnis yang memiliki dealer mobil. Pelaku
telah membuat korban harus kehilangan uang sebesar Rp8.000.000
karena menjanjikan untuk mengirimkan paket barang dari luar negeri.
Setelah mengalami kejadian tersebut, korban sendiri mengungkapkan
bahwa Ia juga harus merasakan kerugian psikis. Berikut merupakan
pernyataan korban :
“Iya kak, setelah kejadian itu aku jadi sering melamun,
moodnya tiba-tiba berubah, emosinya ga stabil. Mungkin
karena aku juga shock, dan aku juga udah terlanjur cinta
kak”.
3. Ipda Yudistyra
Ipda Yudistyra adalah seorang polisi yang bertugas di bidang
cyber crime. Ia menjabat sebagai anggota subdit cyber crime
Ditreskrimsus Polda Metro Jaya. Ia juga turun langsung dalam
menangani kasus-kasus cyber crime seperti penipuan paket dari
luar negeri dengan modus berkenalan melalui media sosial.
Menurut Ipda Yudistyra pola penipuan paket dari luar negeri
sebagai berikut :
“Kami telah melacak dan menganalisis sejumlah kasus
terkait pengiriman paket ilegal ini. Ada pola yang sama
dalam modus operandi yang digunakan, serta penggunaan
metode pengiriman yang serupa. Dari sana, kami dapat
menyimpulkan bahwa ada koordinasi yang terjadi di antara
para pelaku, yang menunjukkan bahwa mereka beroperasi
sebagai sebuah kelompok. Kelompok ini memanfaatkan
platform sosial media untuk berinteraksi dengan calon
pembeli. Mereka menggunakan kurir pribadi untuk
menjanjikan mengirimkan paket-paket tersebut”.
41
Selanjutnya Ipda Yudistyra menambahkan bahwa dalam
penipuan paket dari luar negeri pelaku memberikan motif
ataupun dorongan tertentu kepada korbannya agar bisa menuruti
yang mereka inginkan:
“Umumnya pelaku meyakinkan para korban dengan cara
mengaku sebagai seseorang dengan Profesi yang
meyakinkan seperti Broker, Polisi, Tentara, mempunyai
bisnis dll yang akan datang ke Indonesia dan berjanji akan
menikahi para korban.
42
BAB 5
ANALISIS
43
Melalui internet, komunikasi telah mengalami perubahan besar, tidak
hanya dalam hal media tetapi juga dalam kemampuannya untuk
menghubungkan negara dan benua melalui penggunaan protokol
internet (pertukaran data komputer atau jaringan). Oleh karena itu,
dengan hadirnya internet, segala jenis aktivitas di dalamnya, terutama
kejahatan dalam dunia siber, menjadi tidak terbatas dan memiliki sifat
yang mengandalkan manipulasi teknologi dengan melanggar peraturan
dan hukum yang berlaku.
Berdasarkan dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan
informan dan key informan, maka peneliti menemukan jawaban yang
mengarah kepada permasalahan dari pertanyaan penelitian ini, untuk
menjawab pertanyaan penelitian tersebut, ada proses analisa yang akan
dilakukan antara lain :
1. Mengetahui faktor keterlibatan korban dalam terjadinya
kejahatan atas beredarnya penipuan paket dari luar negeri.
2. Mengetahui alasan penjual menipu customer dalam penipuan
paket dari luar negeri.
3. Mengetahui dampak yang dialami korban dari penipuan paket
dari luar negeri.
4. Mengetahui seberapa besar pengaruh sosial media instagram
terhadap pembelian paket dari luar negeri akibat gaya hidup.
Berbagai karakteristik dalam tindak pidana penipuan paket dari luar
negeri merupakan konten ilegal. Hal ini adalah akibat pola gaya hidup
yang berlebihan membuat tindakan kriminal yang melibatkan
manipulasi data atau informasi yang tidak dapat diverifikasi secara
online, melanggar hukum, dan mengganggu ketertiban umum. Pelaku
penipuan sering menggunakan taktik seperti pencurian identitas (foto,
pekerjaan, atau alamat seseorang) untuk membuat profil palsu di
platform seperti instagram atau whatsapp.
Pada tahap awal, pelaku penipuan akan mengungkapkan perasaan
cinta kepada korban dan meminta nomor handphone mereka untuk
berkomunikasi melalui aplikasi instagram. Setelah berpindah ke
44
platform komunikasi lain, pelaku akan meminta uang kepada korban.
Alasan yang sering digunakan adalah pelaku mengklaim ingin
mengirimkan barang kepada korban namun terhambat oleh pihak
imigrasi. Mereka meminta uang kepada korban agar barang yang
tertahan dapat segera dikirimkan kepada korban.
Pelaku penipuan dalam kasus penipuan paket dari luar negeri
menggunakan berbagai alasan untuk mempengaruhi korban yang
menjadi target mereka. Mereka menggunakan strategi perlakuan
romantis kepada korban dan secara manipulatif memanipulasi emosi
korban. Hal ini bertujuan untuk membangun rasa kepercayaan korban
terhadap pelaku.
Di Indonesia, penipuan paket dari luar negeri dengan modus
berkenalan menjadi sebuah fenomena yang sering terjadi dalam
kejahatan siber. Hal ini telah menarik perhatian sekelompok individu
yang kemudian membentuk sebuah komunitas virtual bernama WSC
atau Waspada Scammer Cinta. Komunitas ini bertujuan untuk
menyediakan wadah bagi korban untuk melaporkan kasus penipuan dan
berbagi informasi terkait dengan penipuan paket dari luar negeri dengan
modus berkenalan (love scam). WSC didirikan oleh Fenny Fatimah dan
Kompol Bayu Suseno sejak tahun 2012, dan saat ini memiliki 3.338
pengikut di halaman Instagram WSC.
Waspada Scammer Cinta memiliki visi dan misi untuk mencegah
penyebaran kejahatan love scam di Indonesia. Kejahatan love scam ini
dapat menyebabkan kerugian finansial bagi calon korban. Komunitas
WSC menerima laporan kerugian dari korban penipuan paket dari luar
negeri yang terjadi pada tahun 2020, sebagai berikut:
Tabel 5. 1Kerugian Para Korban Love Scam Penipuan Paket Dari Luar Negeri Pada
Tahun 2020
45
7. Juli 25 korban Rp. 1. 985. 500. 000,-
8. Agustus 12 korban Rp. 333. 383. 000,-
Total 141 korban Rp. 7,233,601,750,-
Sumber: Data Kerugian Bulan Januari – Agustus tahun 2020 dari Laporan Korban
Love Scam penipuan paket dari luar negeri kepada Komunitas Waspada Scammer
Cinta
Selain dari laporan korban penipuan paket dari luar negeri yang
diberikan oleh komunitas WSC, Polda Metro Jaya juga telah
menangani 20 kasus love scam pada periode Januari hingga Desember
tahun 2022. Dengan adanya banyak kasus penipuan paket dari luar
negeri di Indonesia, terdapat berbagai faktor yang menjadi penyebab
mengapa seseorang melakukan kejahatan tersebut dengan modus
berkenalan. Hal ini dikarenakan dalam kehidupan dan interaksi sosial,
manusia sering kali tergoda untuk melakukan pelanggaran atau
penyimpangan.
Penyimpangan yang dilakukan oleh individu dapat disebabkan oleh
faktor-faktor eksternal dan internal yang beragam. Dalam konteks ini,
penting untuk mengkaji penyimpangan manusia, terutama dalam
melakukan tindak kejahatan, melalui perspektif kriminologi. Sutherland
mendefinisikan kriminologi sebagai “a body of knowledge regarding
crime as a social phenomenon”. Secara sempit, kriminologi mengkaji
tindak kejahatan, sementara secara lebih luas, kriminologi juga
mempelajari penologi dan metode non-punitif yang terkait dengan
tindak kejahatan. Karena kriminologi mempelajari perilaku manusia
terkait dengan kejahatan, pendekatan yang digunakan meliputi
pendekatan deskriptif, normatif, dan kausalitas (Atmasasmita, 2013).
Dalam buku Hindelang, Gottfredson dan Garofalo (1978) yang
berjudul Victims Of Personal Crime: An Empirical Foundation For A
Theory Of Personal Victimization dikutip dalam Meier dan Miethe
(1993).memaparkan beberapa karakteristik demografis yang tentunya
dapat menyebabkan seseorang memiliki gaya hidup tertentu.
Karakteristik demografis yaitu jenis kelamin, umur, pekerjaan,
pendidikan dan lainnya sehingga dapat mengubah serta membatasi
sikap dan tindakan mereka sesuai dengan ekspetasi lingkungannya. Hal
46
tersebut juga memungkinkan individu harus bisa beradaptasi dengan
sendirinya sehingga dapat diterima secara sosial.
Adaptasi yang dimaksud yaitu individu harus memiliki kemampuan
(individual skill), memiliki kepribadian (personality), kepercayaan
(beliefs), tingkah laku (attitudes) dalam menentukan gaya hidup mereka
(Karina, 2012;25). Ekspetasi yang diharapkan dari adaptasi lingkungan
sosialnya membuat seseorang berusaha menjadi yang terbaik dalam
lingkungannya namun pada kenyataannya mereka tertekan dengan gaya
hidup tertentu sehingga membuat mereka pada tingkat resiko menjadi
korban yang tinggi.
Gaya hidup merupakan suatu pola hidup seseorang dalam dunia
kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan
pendapat (opini) yang bersangkutan (Sopiah dan Mamang, 2016;262).
Salah satu gaya hidup atau lifestyle yang dapat diukur melalui dimensi
activity (aktivitas) dilihat dari pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, dan
kegiatan sosial. Gaya hidup sangat berkaitan dengan kehidupan
perkotaan (Rachmania, 2015). Gaya hidup seseorang bisa dianalisis
melalui tiga hal yaitu:
47
1. Faktor internal atau individual
a. Sikap, berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang
dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu
objek yang diorganisasi melalui pengalaman serta
mempengaruhi secara langsung terhadap perilaku. Keadaan
jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan,
kebudayaan dan lingkungan sosialnya.
b. Pengalaman dan pengamatan, mempengaruhi pengamatan
sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari
semua tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari, melalui
belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman yang akan
menghasilkan pandangan menyeluruh terhadap suatu objek.
c. Kepribadian merupakan konfigurasi karakteristik individu dan
cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari
setiap individu.
d. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan
menentukan perilaku individu dalam menghadapi
permasalahan hidupnya, karena konsep diri merupakan frame
of reference yang menjadi awal perilaku.
e. Motif merupakan perbuatan seseorang yang dilakukan karena
adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan
terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif.
Jika motif seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu
besar maka akan membentuk gaya hidup yang cenderung
mengarah kepada gaya hidup hedonis.
2. Faktor eksternal
a. Kelompok referensi merupakan kelompok yang memberikan
pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan
perilaku seseorang. Kelompok yang memberikan pengaruh
langsung adalah kelompok dimana individu tersebut menjadi
anggotanya dan saling berinteraksi satu sama lain, sedangkan
kelompok yang memberi pengaruh tidak langsung adalah
48
kelompok dimana individu tidak menjadi anggota didalam
kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut akan
menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.
b. Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam
pembentukan sikap dan perilaku individu. Hal ini karena pola
asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang secara
tidak langsung dapat mempengaruhi pola hidupnya.
c. Kelas sosial merupakan kelompok yang relatif homogen dan
bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam
sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang
itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama.
d. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari
pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri pola pikir,
merasakan dan bertindak. Orang-orang yang berasal dari sub-
budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki
gaya hidup yang berbeda.
49
Berdasarkan data yang diperoleh dari Polda Metro Jaya mengenai
faktor penyebab pelaku kejahatan dalam kasus penipuan paket dari luar
negeri dengan modus berkenalan, serta alasan mengapa korban menjadi
korban kejahatan tersebut, terungkap bahwa pelaku melakukan
kejahatan melalui aplikasi whatsapp dan instagram karena dipengaruhi
oleh gaya hidup yang tinggi. Selain faktor gaya hidup yang tinggi,
terdapat pula faktor kesempatan atau peluang, di mana korban tergoda
atau percaya dengan barang branded dengan harga yang sangat murah.
Dalam kasus ini, terdapat kerjasama antara pelaku Warga Negara Asing
(WNA) dan Warga Negara Indonesia (WNI). Namun, karena korban
yang menjadi target adalah WNI, komunikasi dengan korban dilakukan
oleh pelaku WNI. Salah satu modus dalam penipuan paket dari luar
negeri adalah dengan mengiming-imingi korban dengan hadiah dan
juga harga yang pada barang yang memiliki brand terkenal, di mana
pelaku WNI berpura-pura menjadi pegawai bea cukai dan menelepon
korban untuk memberitahu bahwa barang tidak dapat dikirim karena
ada kendala tertentu. Tujuannya adalah agar korban membayar
sejumlah uang agar barang yang dikirim oleh pelaku dapat dikirimkan
kepada korban.
Dalam konteks tindak pidana penipuan paket dari luar negeri dengan
modus berkenalan melalui media sosial, terdapat faktor-faktor
penyebab dari faktor internal maupun eksternal yang memungkinkan
pelaku memanfaatkan korban untuk mengirimkan pricelist yang tidak
masuk dengan harga aslinya. Selain faktor tersebut, terdapat juga faktor
kesempatan yang terbukti melalui interaksi intens antara korban dan
pelaku, serta godaan dan kepercayaan korban terhadap iming-iming
yang diberikan oleh pelaku. Hal ini membuktikan bahwa korban
memberikan peluang bagi pelaku untuk melakukan tindak pidana
penipuan paket dari luar negeri dengan mudah, di mana pelaku dengan
lancar meminta uang kepada korban dan korban tidak ragu untuk
mengirimkannya.
50
5.2 Pola Kriminalitas Pelaku Pengiriman Paket dari Luar Negeri
Melalui Sosial Media dalam Lifestyle Exposure
Penelitian ini menggunakan teori gaya hidup (lifestyle exposure)
yang dikemukakan oleh Hindelang, Gottfredson dan Garofalo (1978)
sebagai dasar untuk memahami perilaku kriminal. Teori ini menekankan
bahwa perilaku kriminal dipengaruhi oleh gaya hidup yang
menyimpang, pengaruh media dan juga individu yang terlibat dalam
aktivitas kriminal. Dalam teori ini, Hindelang menganalisis beberapa
yang menggambarkan bagaimana gaya hidup dapat membentuk perilaku
kriminal dari pelaku pengiriman paket dari luar negeri melalui sosial
media. Berikut merupakan pola kriminalitas tersebut:
1. Aktivitas
Teori lifestyle exposure yang dikemukakan oleh Hindelang
menyatakan bahwa tingkat kriminalitas dan risiko menjadi
korban kriminal meningkat ketika rutinitas harian seseorang
memungkinkan mereka untuk lebih sering terpapar situasi
berisiko atau memiliki kesempatan lebih banyak untuk menjadi
korban kejahatan. Dalam konteks motif atau pola pelaku
penipuan paket dari luar negeri melalui media sosial, teori
lifestyle exposure dapat dijelaskan dari gaya hidup dengan
pelaku penipuan. Dalam hal ini pelaku penipuan paket dari luar
negeri biasanya terlibat dalam kelompok atau komunitas online
yang berbagi informasi, teknik, dan strategi dalam melakukan
penipuan. Dengan bergaul dengan anggota kelompok tersebut,
individu dapat belajar cara-cara penipuan yang efektif.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan
kepolisian pada 18 April 2023 Pukul 14.00 WIB juga
mengungkapkan bahwa
“Ya, kami menemukan bahwa kelompok ini memiliki saluran
komunikasi yang terorganisir. Mereka menggunakan forum
online, grup obrolan, atau media sosial tertentu untuk
berbagi informasi, strategi, dan taktik mereka. Melalui
51
saluran ini, mereka bisa saling memberikan dukungan,
memperbarui metode penipuan, dan mengkoordinasikan
kegiatan mereka. Bahkan kami telah mengidentifikasi adanya
kelompok atau forum yang digunakan oleh pelaku
pengiriman paket dari luar negeri untuk melakukan penipuan
melalui media sosial. Kelompok ini terdiri dari individu-
individu yang bekerja sama secara online untuk menjalankan
skema penipuan yang canggih dan merugikan banyak
korban.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat menunjukan
bahwa pola penipuan berkedok pengiriman paket dari luar negeri
bisa dipelajari. Umumnya mereka mempunyai forum komunikasi
bersama dengan pelaku lainnya untuk menjalankan skema
penipuan. Bahkan staretgi dan taktik mereka juga serupa. Hal ini
bahkan dibuktikan dari hasil wawancara penulis dengan dua
korban yang bernisial WL dan MF. Berikut merupakan
pernyataan WL dan MF:
“Awal mula pelaku menghubungi aku lewat aplikasi
instagram, setelah chat chatan di instagram cukup lama dan
aku merasa nyaman akhirnya pelaku meminta move chat
melalui whatsapp lalu aku kasih nomor aku”. Pernyataan WL
dalam wawancara pada tanggal 11 Maret 2023.
“Pertama tama dia dm aku lewat instagram kak, tadinya aku
malas untuk nanggapinnya setelah dia chat berkali kali
akhirnya aku respon. Kita chat chatan melalui instagram
selayaknya orang sudah berpacaran akhirnya pelaku
meminta nomor whatsapp aku dan kita melanjutkan chat
melalui whatsapp”. Pernyataan MF dalam wawancara pada
tanggal 25 Maret 2023.
Berdasarkan pernyataan dari WL dan MF di atas dapat
menunjukan bahwa pola pelaku dalam melakukan penipuan
52
paket dari luar negeri sama-sama menggunakan strategi berupa
menghubungi melalui media seperti instagram dan WhatsApp.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007) keputusan pembelian
merupakan suatu keputusan dalam memilih salah satu dari
beberapa alternatif pilihan yang ada. Paul Peter dan Jerry
menyebutkan keputusan pembelian oleh konsumen sebagai
proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan
untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan
memilih salah satu diantaranya (dalam Sopiah dan Mamang,
2016;247). Pelaku kriminal akan terlibat dalam pola komunikasi
tertentu ketika berinteraksi dengan orang lain. Hal ini bisa
diamati dari bagaimana komunikasi dan kontak yang dilakukan
oleh pelaku kepada korbannya. Dalam proses komunikasi
sendiri, pelaku akan cenderung memberikan rasa peduli pada
target yang ingin dituju. Seperti misalnya dengan memberikan
rasa perhatian, janji, dan sebagainya.
Dalam kasus yang penulis angkat ini pula, pelaku penipuan
paket dari luar negeri menggunakan media sosial untuk
melakukan aktivitas melalui interaksi dengan korban dan
membangun hubungan romantis atau persahabatan palsu dengan
korban. Pelaku memanfaatkan teknik komunikasi yang persuasif
dan manipulatif untuk mengambil data korban. Hal ini dapat
dibuktikan dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan
WL dan MF yang dimana WL dan MF menyatakan hal berikut:
“..... pelaku bilang akan datang menemui saya dan nikahin
saya makanya saya bisa langsung percaya dengan pelaku,
karena pelaku juga selalu mengabari saya lewat chat atau
telfon kak. Dia bilang ingin pergi ke mall untuk membelikan
aku berbagai barang seperti tas dan sepatu untuk kado
valentine aku. Kata aku gausah repot – repot buat beli
barang-barang tersebut. Lalu pelaku mengirimkan foto foto
barang melalui chat whatsapp. Setelah itu pelaku bilang
53
akan mengirimkan melalui ekspedisi. Dari situ aku ga timbul
perasaan curiga sama sekali karena waktu dia beli
barangnya dia telfon dan mengirimkan foto barang-barang
tersebut” ucap WL pada penulis.
Gambar 5. 1 Chat WL Bersama Pelaku
54
Gambar 5. 2 Proses Komunikasi Pelaku Dalam Menjanjikan Pengiriman Paket
2. Minat.
Pelaku penipuan dapat menjadi bagian dari kelompok atau
komunitas online di mana mereka berbagi informasi, teknik, dan
strategi dalam melakukan penipuan. Dalam kelompok ini,
mereka dapat mendapatkan dukungan, berkolaborasi, dan
memperkuat praktik penipuan mereka melalui minat gaya hidup
konsumen. Pola ini didasarkan pada asumsi bahwa pelaku
penipuan dari luar negeri melalui media sosial dapat terlibat
dalam asosiasi dengan orang lain yang memiliki pengetahuan,
pengalaman, dan nilai-nilai kriminal yang serupa. Adapun pelaku
penipuan paket dari luar negeri belajar dari pengalaman kalangan
yang sama dan meningkatkan teknik untuk mengelabui korban
55
untuk bisa mendapatkan data percaya dari korban. Pelaku sering
berkumpul dan berbagi pengalaman dalam grup sejenis untuk
menambah keterampilan dan caranya lebih mengasah teknik
yang mereka miliki. Hal ini bahkan disampaikan oleh kepolisian
yang penulis wawancarai pada 18 April 2023 Pukul 14.00 WIB
“Kami telah melacak dan menganalisis sejumlah kasus
terkait pengiriman paket ilegal ini. Ada pola yang sama
dalam modus yang digunakan, serta penggunaan metode
pengiriman yang serupa. Dari sana, kami dapat
menyimpulkan bahwa ada koordinasi yang terjadi di antara
para pelaku, yang menunjukkan bahwa mereka beroperasi
sebagai sebuah kelompok. Kelompok ini memanfaatkan
platform sosial media untuk berinteraksi dengan calon
pembeli. Mereka menggunakan kurir pribadi untuk
menjanjikan mengirimkan paket-paket tersebut”.
Berdasarkan pernyataannya di atas dapat menunjukan bahwa
perilaku kriminal dari pelaku pengiriman paket dari luar negeri
ini di dapatkan dari kelompok personal antar para pelaku. Maka
dari itu pola gaya hidup dari para pelaku sama-sama
memanfaatkan pola gaya hidup yang berlebihan menggunakan
kurir pribadi untuk berpura-pura akan mengirimkan paket yang
mereka janjikan. Hal ini dapat dibuktikan dari pernyataan dua
korban yang penulis wawancarai dimana keduanya memberikan
pernyataan sebagai berikut:
WL “Dia bilang barang barang sudah di kirim melalui
ekspedisi tetapi barang tertahan di bea cukai karena ada
pembayaran yang kurang. Setelah itu aku di chat oleh orang
yang mengaku sebagai bea cukai. Lalu aku bilang ke dia
bahwa ada pembayaran yang harus di bayarkan ketika ambil
barang tersebut pelaku menjawab kamu bayar aja dulu nanti
aku ganti uangnya. Aku percaya aja sama omongan dia
56
karna aku ngerasa daripada barang yang sudah aku beli
tetapi tidak dateng jadi aku bayar aja”
57
Sumber: Dokumen Korban, 2023
58
kamu pinjam uang ke temanmu dulu nanti kamu ganti aja
pakai uang itu”.
59
meyakinkan seperti Broker, Polisi, Tentara, mempunyai
bisnis dll yang akan datang ke Indonesia dan berjanji akan
menikahi para korban”.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas maka dapat
membuktikan bahwa di sini para pelaku melakukan pola
kriminal dengan cara memberikan motif ataupun dorongan
terhadap minat pembelian kepada korbannya agar bisa menuruti
yang mereka inginkan. Termasuk dalam kasus ini yang dimana
korban di dorong untuk bisa mentransfer uang kepada pelaku
dengan cara medesak, menekan, atau menjanjikan sesuatu hal.
3. Opini
Dalam konteks penipuan paket dari luar negeri melalui media
sosial, arah, motif, dan dorongan yang terkait dengan perilaku
kriminal tersebut dapat dipahami melalui pemahaman terhadap
ketentuan pidana yang menguntungkan dan yang tidak. Pelaku
penipuan paket mungkin mempelajari dan memahami hukuman
yang mungkin mereka hadapi jika tertangkap, serta manfaat yang
dapat mereka peroleh dari kegiatan ilegal tersebut.
Motif dalam kegiatan penipuan paket melalui sosial media
dapat berkaitan dengan keuntungan finansial atau kepuasan
pribadi lainnya. Pelaku terdorong oleh niat untuk mendapatkan
keuntungan finansial yang signifikan. Dorongan individu untuk
terlibat dalam penipuan paket melalui media sosial bisa didorong
oleh faktor ekonomi, ketidakpuasan, atau lingkungan sosial yang
memperkuat perilaku kriminal. Mereka melihat kesempatan
untuk memperoleh keuntungan finansial yang cepat dan besar
sebagai dorongan utama. Selain itu, faktor-faktor seperti
kesulitan ekonomi, keinginan untuk meningkatkan status sosial,
atau desakan teman sebaya yang terlibat dalam kegiatan serupa
juga dapat menjadi dorongan bagi mereka untuk terlibat dalam
penipuan paket.
60
Pelaku penipuan paket dari luar negeri melanggar hukum
untuk mendapatkan keuntungan dari tindakan kejahatan yang
mereka lakukan. Pelaku merasa lebih mudah, cepat, dan
menguntungkan untuk mencuri data penting bagi orang lain dari
pada mencari uang dengan cara yang legal. Maka dari itu
seseorang cenderung akan menjadi delinkuen karena
menganggap melanggar hukum lebih menguntungkan dari pada
akses untuk tidak melanggar hukum. Pada kasus penipuan
pengiriman paket darri luar negeri ini pula penulis menemukan
data dari hasil wawancara dengan pihak kepolisian dimana dari
hasil wawancara tersebut pihak kepolisian menyatakan hal
berikut ini:
“Dalam beberapa tahun terakhir, kami telah melihat
peningkatan signifikan dalam kasus pengiriman barang
ilegal atau melanggar hukum melalui platform media sosial.
Pelaku-pelaku ini cenderung menjadi delinkuen karena
mereka melihat kegiatan ini sebagai cara yang lebih
menguntungkan secara finansial dari pada kegiatan legal”.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pilihan mereka.
Pertama, penggunaan media sosial telah meluas secara global,
sehingga memberikan kesempatan bagi pelaku untuk beroperasi
secara anonim dan mencapai khalayak yang lebih luas.
Sedangkan menurut kepolisian alasan kedua yaitu karena para
korban terlalu mudah percaya dengan rayuan pelaku, para korban
terbawa perasaan dengan pelaku, kurangnya mencari informasi
tentang kejahatan tersebut, dan para korban tidak hati-hati dalam
menggunakan media sosial.
61
mengenai korban. Penting juga untuk dicatat bahwa media sosial
juga bisa memberikan akses kepada pelaku untuk bisa
mempelajari pola-pola anti kriminal yang ada. Maka dari itu
pelaku akan mencoba untuk mencari pola kejahatan sesuai
dengan target korbannya. Pernyataan ini sendiri di dukung oleh
narasumber kepolisian yang penulis wawancarai. Berikut
penjelasannya:
“Pelaku penipuan pengiriman paket dari luar negeri itu
cenderung akan mencoba untuk mendapatkan informasi
penting dari korban, seperti alamat tempat tinggal dan
informasi pribadi lainnya. Bahkan juga nih, mereka
melakukan ini dengan cara memanfaatkan sosial media dan
sumber-sumber online lainnya. Misalnya aja kayak
mengakses profil korban di sosial media. Jadi si pelaku dapat
memperoleh informasi tentang kebiasaan, lokasi, dan
preferensi korban. Jadi hal yang kayak gini nih yang
memungkinkan mereka untuk merencanakan penipuan efektif
ke korban”
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat terlihat bahwa
sebenarnya pola kriminal dari pelaku pengiriman paket dari luar
negeri itu cenderung akan menggunakan pola kejahatan tertentu
yang menargetkan kepada korbannya. Mulai dari mencari
informasi data mengenai korban, bahkan hingga mempelajarinya
dari kasus-kasus kejahatan lainnya. Sehingga nantinya pelaku
bisa mendapatkan preferensi untuk penipuan yang lebih efektif
kepada korbannya.
62
“Pola kriminal yang dilakukan oleh pelaku pengiriman paket
dari luar negeri bisa melibatkan taktik dan strategi yang
dirancang untuk mengecoh korban dan memuluskan jalannya
penipuan. Jadi mereka itu seringkali menggunakan metode
atau pola khusus gitu kayak misalnya memalsukan identitas
dan dokumen pengiriman, atau bahkan juga suka
menggunakan teknologi biar bisa nyembunyikan jejak dan
identitas mereka. Pola kriminal kayak gini itu mencerminkan
bahwa upaya mereka untuk mencapai tujuan mereka, yaitu
mendapatkan keuntungan finansial melalui penipuan
pengiriman paket. Tapi perlu di inget bahwa pelaku
pengiriman paket ini walaupun punya kebutuhan dan nilai-
nilai yang sama dengan kayak individu lain, tapi mereka juga
bisa memilih untuk menggunakan pola non kriminal lain
dalam mencapai tujuan mereka. Sederhananya ya ini
nunjukin kalo kebutuhan dan nilai-nilai umum saja tidak bisa
nih sepenuhnya menjelaskan mengapa mereka terlibat dalam
perilaku kriminal. Bisa juga karena faktor-faktor lain yang
mempengaruhi pilihan mereka sampe memutuskan pola
kriminal sepert itu, misalnya faktor lingkungan, keadaan
sosial, dan motivasi individu yang unik. Atau seperti yang
saya katakan sebelumnya, karena adanya motif keinginan
untuk mencapai kepuasan pribadi”.
Dalam kasus yang dialami oleh salah satu narasumber
penulis lainnya juga memiliki pola yang sama. Korban bernama
MF juga mendapatkan pola kriminal yang serupa. Walaupun
tidak dapat dipungkiri bahwa korban harus kehilangan uangnya,
namun MF juga mengungkapkan bahwa pelaku tetap mem-
follow instagram pelaku, dan bahkan yang memblokir nomor
WhatsApp pelaku adalah korban, bukan korban. Berikut
merupakan pernyataan MF:
63
“Ya herannya kenapa sampe sekarang pihak cowok sekarang
gak ngeblok aku”
Berdasarkan pernyataan narasumber penulis di atas dapat
terlihat bahwa dari pelaku sendiri tetap mengikuti korban
meskipun kepentingannya sudah terpenuhi. Hal ini membuktikan
bahwa pola kriminal dari pelaku pengiriman paket dari luar
negeri juga bisa disebabkan oleh faktor lain selain uang.
64
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Penyebab terjadinya tindak pidana penipuan paket dari luar negeri
dengan modus berkenalan melibatkan faktor-faktor internal dan
eksternal, seperti faktor individu, ekonomi, dan lingkungan. Pelaku
memanfaatkan para korban untuk mengirimkan sejumlah uang kepada
mereka. Selain faktor ekonomi, ada juga faktor kesempatan yang
terbukti dari keterlibatan korban dalam berinteraksi intens dengan
pelaku, tergoda dan mempercayai janji-janji yang diberikan oleh
pelaku. Dalam hal ini, korban memberikan peluang kepada pelaku
untuk melakukan penipuan paket dari luar negeri dengan modus
berkenalan, sehingga pelaku dengan mudah meminta uang kepada
korban dan korban tidak ragu untuk mengirimkan uang kepada mereka.
Berdasarkan teori asosiasi diferensial dalam penipuan paket dari luar
negeri adalah pelaku biasanya terlibat dalam kelompok atau komunitas
online yang berbagi informasi, teknik, dan strategi dalam melakukan
penipuan. Pola ini didasarkan pada asumsi bahwa pelaku penipuan dari
luar negeri melalui media sosial dapat terlibat dengan orang lain yang
memiliki pengetahuan, pengalaman, dan nilai-nilai kriminal yang
serupa. Adapun pelaku penipuan paket dari luar negeri belajar dari
pengalaman kalangan yang sama dan meningkatkan teknik untuk
mengelabui korban untuk bisa mendapatkan data percaya dari korban.
Motif dalam kegiatan penipuan paket dari luar negeri dapat berkaitan
dengan keuntungan finansial atau kepuasan pribadi lainnya. Pelaku
terdorong oleh niat untuk mendapatkan keuntungan finansial yang
signifikan.
6.2 Saran
Diharapkan kepada pemerintah, terutama lembaga yang berwenang
dalam pembentukan undang-undang, harus mengambil tindakan yang
lebih tegas dalam menangani kasus penipuan paket dari luar negeri
65
yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Hal ini bertujuan untuk
mencegah penyebaran kejahatan yang terjadi melalui media sosial.
Selain itu, para ahli IT dan pihak kepolisian yang bertanggung jawab
dalam menangani kasus penipuan di media sosial diharapkan dapat
mengembangkan program pengelolaan data yang lebih optimal,
sehingga kasus-kasus yang terjadi di media sosial dapat segera
diminimalisir.
Bagi para korban, terutama perempuan untuk menjadi pengguna
media sosial yang cerdas mulai dari saat ini. Gunakan media sosial
dengan penuh kewaspadaan dan bijak agar tidak mudah terperdaya oleh
rayuan dan tipu daya para pelaku kejahatan yang melakukan penipuan
paket dari luar negeri. Selalu waspada dan berhati-hati saat berkenalan
melalui media sosial. Lakukan pengenalan dengan baik antara yang
benar dan yang palsu agar tidak terjebak oleh para pelaku penipuan
paket dari luar negeri. Dan dari kasus-kasus yang telah terjadi,
gunakanlah pengalaman tersebut sebagai pelajaran agar selalu tetap
waspada dan berhati-hati dalam berkenalan dengan seseorang, sehingga
di masa mendatang tidak ada lagi korban yang terkena penipuan paket
dari luar negeri dengan modus berkenalan.
66
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Mansur, D. M., & Gultom, E. (2005). Cyber Law : Aspek Hukum Teknologi
Informasi. Bandung: PT Refika Aditama.
Santoso, T., & Zulfa, E. A. (2004). Kriminologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Jurnal
Andres, K., & Michael, H. (2010). User Of The World, Unite The
Challanges and Opportunities Of Social Media. Business Horizons.
Barnor Barnor, J. N., Boateng, R., Kolog, E. A., & Dadzie, A. A. (2020).
Rationalizing Online Romance F Rationalizing Online Romance
Fraud: In the E aud: In the Eyes of the Off es of the Offender.
Americas Conference on Information Systems, 1-10.
67
Chuang, J. Y. (2021). Romance Scam: Romantic Imagery And Transcranial
Direct Current Stimulation. Direct Current Stimulation, 1-6.
Kopp, C., Layton, R., Sillitoe, J., & Gondal, I. (2015). The Role Of Love
Stories In Romance Scams: A Qualitative Analysis Of Fraudulent
Profiles. International Journal of Cyber Criminology, 205-217.
68
Salsabilah, T., Mulyadi, & Agustanti, R. D. (2021). Tindak Pidana Romance
Scam Dalam Situs Kencan Online Di Indonesia. Jurnal Kertha
Semaya, 387-403.
Wijayanto, A. R. (2021). Love Scams and Its Legal Protection For Victims.
Law Research Review Quarterly, 211-224.
Yuliasti, A., Pabita, D. T., Avialda, H., & Hartono, N. S. (2022). Analisis
Fenomena “Tinder Swindler” Pada Aplikasi Online Dating
Menggunakan Lifestyle Exposure Theory. Deviance Jurnal
Kriminologi, 169-181.
Artikel Online
69
from Kompas.com:
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/16/11214351/polisi-
tangkap-2-pelaku-love-scamming-yang-tipu-korban-hingga-rp-
24?page=all
70
LAMPIRAN
Verbatim 1
Nama : WL
Nama Verbatim
P Bagaimana awal mula kakak kenal dengan pelaku?
WL Awal mula pelaku menghubungi aku lewat aplikasi instagram,
setelah chat chatan di instagram cukup lama dan aku merasa
nyaman akhirnya pelaku meminta move chat melalui whatsapp
lalu aku kasih nomor aku.
P Apakah kakak merasa curiga dengan pelaku?
WL Tidak curiga sama sekali karena chatan dan telfon selayaknya
orang sudah berpacaran dan melihat dari foto pelaku tampan
dan mengaku memiliki perusahaan. Siapa sih kak orang yang
ga tertarik dapat cowo tampan, mapan dan kaya.
P Apakah kakak dijanjikan selain barang?
WL Iyaa kak, pelaku bilang akan datang menemui saya dan nikahin
saya makanya saya bisa langsung percaya dengan pelaku,
karena pelaku juga selalu mengabari saya lewat chat atau telfon
kak.
P Pelaku beralasan apa ketika ingin mengirimkan barang?
WL Dia bilang ingin pergi ke mall untuk membelikan aku berbagai
barang seperti tas dan sepatu untuk kado valentine aku. Kata
aku gausah repot – repot buat beli barang-barang tersebut. Lalu
pelaku mengirimkan foto foto barang melalui chat whatsapp.
Setelah itu pelaku bilang akan mengirimkan melalui ekspedisi.
Dari situ aku ga timbul perasaan curiga sama sekali karena
waktu dia beli barangnya dia telfon dan mengirimkan foto
barang-barang tersebut.
P Bagaimana proses kakak bisa tertipu?
WL Dia bilang barang barang sudah di kirim melalui ekspedisi
tetapi barang tertahan di bea cukai karena ada pembayaran yang
kurang. Setelah itu aku di chat oleh orang yang mengaku
sebagai bea cukai. Lalu aku bilang ke dia bahwa ada
pembayaran yang harus di bayarkan ketika ambil barang
tersebut pelaku menjawab kamu bayar aja dulu nanti aku ganti
uangnya. Aku percaya aja sama omongan dia bahwa duit yang
nanti aku transfer akan diganti.
P Berapa kerugian yang kakak alami?
WL Aku transfer sebesar 2,5 juta kak. Setelah aku transfer nomor
dan ig aku sudah di blokir oleh pelaku. Dari situ aku baru sadar
kak bahwa aku sudah mengalami penipuan.
P Setelah kejadian yang kakak alami, apakah kakak mengalami
kerugian psikis juga?
WL Iyaa kak, setelah kejadian itu aku jadi sering melamun,
moodnya tiba-tiba berubah, emosinya ga stabil. Mungkin
karena aku juga shock, dan aku juga udah terlanjur cinta kak.
Verbatim 2
Nama : MF
Nama Verbatim
P Awal mula kakak berkenalan dengan pelaku melalui aplikasi
apa?
MF Pertama tama dia dm aku lewat instagram kak, tadinya aku
malas untuk nanggapinnya setelah dia chat berkali kali akhirnya
aku respon. Kita chat chatan melalui instagram selayaknya
orang sudah berpacaran akhirnya pelaku meminta nomor
whatsapp aku dan kita melanjutkan chat melalui whatsapp.
P Apakah kakak merasa curiga dengan pelaku?
MF Ga sih kak, soalnya dia pernah posting tentang anaknya. Dia
bilang maukah kamu jadi ibu dari anak ini, siapa sih kak yang
gamau secara dia tampan trus ngakunya punya bisnis dealer
mobil di Amerika.
P Apa saja janji-janji yang diberikan oleh pelaku?
MF Dia bilang dia mau ke Indonesia karena ibunya ada di bali dan
sekalian katanya mau nemuin aku. Lalu dia tanya ke aku
apakah aku suka barang barang mewah, aku jawab gausah
repot-repot beliin aku barang barang tersebut. Kata dia gpp ini
hadiah dari anak saya karena besok anak saya ulang tahun.
Barang yang dijanjikan kepada aku ada iphone, berlian, tas,
baju, dan uang. Dia juga menjajikan akan menikahi aku kak.
P Kenapa kakak mudah percaya sama pelaku?
MF Karena pas waktu dia beli barang-barang itu dia sambil video
call walaupun cuma sebentar. Kita sering video call dan chat
chatan juga kak, yang aku lihat di video call sama di foto ignya
sama makanya aku percaya banget sama dia kak dan aku juga
udah terlanjur nyaman banget sama pelaku kak.
P Bagaimana proses kakak bisa tertipu?
MF Dia bilang barang barang yang mau dia kasih sudah di kirim
melalui ekspedisi. Setelah itu aku dapet informasi bahwa
barang tertahan di bea cukai. Ga lama setelah itu ada orang
yang mengaku sebagai pegawai bea cukai. Orang tersebut terus
menghubungi aku dan memaksa untuk membayar tagihan jika
barangnya ingin di ambil. Dari situ aku coba cari cari informasi
kak tapi cuma sedikit aja karena kerjaan aku yang lumayan
sibuk. Karena aku percaya jadi aku transfer aja kak karena dari
pelaku juga bilang uangnya diganti pakai uang yang di dalam
paket tersebut.
P Apakah dari pelaku ada penekanan ke kakak?
MF Iyaa kak dia bilang urusin dulu barang yang mau aku kasih
karena di dalamnya ada uangnya 35 dolar, kamu pinjam uang
ke temanmu dulu nanti kamu ganti aja pakai uang itu.
P Berapa kerugian yang kakak alami?
MF Sebesar 8 jt kak, setelah transfer pelaku tidak memblokir nomor
aku kak tapi aku yang blokir, aku heran aja kenapa dia ga blokir
aku, sehabis dia nipu aku pelaku follow teman teman aku kak
mungkin untuk mengincar teman aku yang lainnya.
P Apakah kakak juga mengalami kerugian psikis?
MF Yang aku rasain sering melamun, mudah emosi, ga percaya kok
bisa aku sampai tertipu soalnya uang yang aku pakai bukan
uang aku semua kak, aku pinjam sama temen-temen aku.
Verbatim 3
NIM : 1943500817
NAMA : Maulidya Putriana
DOSEN PEMBIMBING : Untung Sumarwan, S.H, M.Si
Judul Skripsi : Analisis Asosiasi Differential Terhadap Penipuan Paket Dari
Luar Negeri Dengan Modus Berkenalan Melalui Media Sosial
No. Tanggal Materi Paraf Dosen
1. 23 Februari 2023 Konsultasi bimbingan judul
2. 09 Mei 2023 Konsultasi tentang bab 1-3
Mahasiswa di atas telah melakukan bimbingan dengan jumlah materi yang telah mencukupi
untuk disidangkan.