Anda di halaman 1dari 93

ANALISIS PENIPUAN DENGAN MODUS PAKET DARI LUAR

NEGERI MELALUI MEDIA SOSIAL MENGGUNAKAN


LIFESTYLE EXPOSURE
SKRIPSI

DISUSUN OLEH :
MAULIDYA PUTRIANA
1943500817

PROGRAM STUDI KRIMINOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN STUDI GLOBAL
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
2023
PROGRAM STUDI KRIMINOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN STUDI GLOBAL

UNIVERSITAS BUDI LUHUR

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Maulidya Putriana

NIM : 1943500817

Program Studi : Kriminologi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Studi Global

Menyatakan bahwa SKRIPSI yang berjudul:

“Analisis Penipuan Dengan Modus Paket Dari Luar Negeri


Melalui Media Sosial Menggunakan Lifestyle Exposure”

1. Merupakan hasil pemikiran sendiri dan karya orisinil untuk meraih


gelar akademik tingkat Strata (S-1)
2. Saya izinkan untuk dikelola oleh Universitas Budi Luhur sesuai
dengan etika keilmuan dan Hukum yang berlaku
Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab dan saya
bersedia menerima konsekuensi apapun yang terjadi dimasa mendatang
sesuai aturan yang berlaku apabila pernyataan ini tidak benar.

Jakarta, 27 Juni 2023

Maulidya Putriana

i
PROGRAM STUDI KRIMINOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN STUDI GLOBAL

UNIVERSITAS BUDI LUHUR

LEMBAR PERSETUJUAN

Setelah melalui pembimbingan, maka Skripsi dengan judul


““Analisis Differential Association Terhadap Penipuan Paket Dari
Luar Negeri Dengan Modus Berkenalan Melalui Media Sosial” yang
diajukan oleh:

Nama : Maulidya Putriana

NIM : 1943500817

Telah disetujui untuk dipertanggungjawabkan di hadapan Sidang


Tingkat Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (FISIP),
Program Studi Kriminologi, Universitas Budi Luhur, Jakarta Selatan.

Jakarta, 27 Juni 2023


Dosen Pembimbing

(Untung Sumarwan, S.H, M.Si)

ii
PROGRAM STUDI KRIMINOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN STUDI GLOBAL

UNIVERSITAS BUDI LUHUR

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Maulidya Putriana

NIM : 1943500817

Bidang Peminatan : Kriminologi

Jenjang Studi : Strata 1

Judul : Analisis Differential


Association Terhadap
Penipuan Paket Dari Luar
Negeri Dengan Modus
Berkenalan Melalui Media
Sosial

Jakarta, 27 Juni 2023

Tim Penguji : Tanda Tangan

Penguji 1 :

Penguji 2 :

Ketua Program Studi Kriminologi

Lucky Nurhadiyanto, M.Si

iii
PROGRAM STUDI KRIMINOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN STUDI GLOBAL

UNIVERSITAS BUDI LUHUR

ABSTRAK

Nama : Maulidya Putriana


Judul : Analisis Differential Association Terhadap
Penipuan Paket Dari Luar Negeri Dengan Modus
Berkenalan Melalui Media Sosial
NIM : 1943500817
Klasifikasi : 6 (Enam) BAB

Penelitian ini membahas tentang faktor penyebab dan pola penipuan


paket dari luar negeri dengan modus berkenalan. Penelitian ini juga
menggunakan teori differential association. Penipuan paket dari luar negeri
dengan modus berkenalan adalah penipuan oleh seorang atau sekelompok
orang dengan menggunakan modus berkenalan melalui media sosial yang
bertujuan untuk menipu uang kita dengan cara yang kotor dan licik.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berarti menggunakan
pendekatan dengan cara turun langsung dalam mencari data-data yang ada
dilapangan serta mewawancarai narasumber yang pernah mengalami
penipuan tersebut. Hasil dari penelitian ini adalah faktor-faktor penyebab
terjadinya penipuan paket dari luar negeri karena adanya faktor intern dan
ekstern. Selain adanya faktor tersebut terdapat faktor kesempatan yang
digunakan oleh pelaku. Pelaku biasanya terlibat dalam kelompok atau
komunitas online. Motif dalam kegiatan penipuan paket dari luar negeri
dapat berkaitan dengan keuntungan finansial atau kepuasan pribadi lainnya.

Kata Kunci: Penipuan, Paket Luar Negeri, Teori Differntial association

iv
DEPARTEMENT OF CRIMINOLOGY

FACULTY OF SOCIAL AND GLOBAL STUDIES

BUDI LUHUR UNIVERSITY

ABSTRACT

Name : Maulidya Putriana


Title : Analize Differential Association on Overseas
Package Fraud With The Mode Of Acquaintance
Through Social Media
Student Number : 1843500719
Klasifikasi : 6 (Six) Chapters
This research discusses the causal factors and patterns of package
fraud from abroad with the mode of acquaintance. This research also uses
differential association theory. Package fraud from abroad with
acquaintance mode is fraud by a person or group of people using the mode
of getting acquainted through social media which aims to cheat our money
in a dirty and cunning way. This research uses a qualitative method which
means using an approach by going down directly in looking for data in the
field and interviewing sources who have experienced this fraud. The results
of this study are the factors that cause fraud of packages from abroad due to
internal and external factors. In addition to these factors, there is an
opportunity factor used by the perpetrator. Perpetrators are usually involved
in online groups or communities. Motives in overseas package fraud
activities can be related to financial gain or other personal satisfaction.

Keywords: Fraud, Overseas Package, Differntial association Theory

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan
skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Sosial pada Program Studi kriminologi, Fakultas
Ilmu Sosial dan Studi Global, Universitas Budi Luhur. Penulis menyadari
bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangat sulit bagi penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Terima kasih kepada mamih dan papah yang telah memberikan


bantuan dukungan material dan moral kepada penulis.
2. Dr. Ir. Wendi Usino,M.Sc, MM., selaku Rektor Universitas Budi
Luhur.
3. Bapak Fahlesa Munabari, M.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Budi Luhur.
4. Bapak Lucky Nurhadiyanto, M.Si., selaku Ketua Program Studi
Kriminologi Universitas Budi Luhur
5. Bapak Untung Sumarwan, S.H, M.Si selaku Dosen Pembimbing
yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini
6. Ibu Monica Margaret, S. Sos., M. Krim selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang selama delapan semester telah menyediakan waktu,
tenaga dan saran untuk keberlangsungan perkuliahan penulis.
7. Seluruh Dosen Pengajar Kriminologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik di Universitas Budi Luhur yang telah mengajarkan dan
memberikan ilmu yang sangat berguna bagi penulis sehingga
mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan sangat maksimal.

vi
8. Bapak Ipda Yudhistyra sebagai anggota cyber crime Polda metro
jaya, yang telah bersedia untuk melakukan wawancara dan banyak
membantu dalam usaha memperoleh data yang penulis perlukan.
9. Kakak WL dan kakak MF sebagai korban penipuan paket dari luar
negeri, yang telah bersedia untuk melakukan wawancara dan banyak
membantu dalam usaha memperoleh data yang penulis perlukan.
10. Keluarga Besar Kriminologi Universitas Budi Luhur yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu serta Alumni baik dari HIMAKRIM
dan Kriminologi yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
11. Terimakasih kepada Malchel, Pira, Dina, Jepa, Bondan, Nabil, Ucup,
Rega, Fadhlan dan lain-lain yang telah membantu saya dengan
dorongan mental, juga kepada diri sendiri yang telah bertahan dan
melewati berbagai macam rintangan selama 4 tahun ini. Sampailah
pada tahap akhir dengan dapat menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan


membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga
skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Jakarta, 27 Juni 2023

Maulidya Putriana

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................. i


LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................iii
ABSTRAK ................................................................................................ iv
ABSTRACT ............................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. x
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi
BAB 1 ........................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar belakang ........................................................................... 1
1.2 Permasalahan ............................................................................ 5
1.3 Rumusan Masalah ..................................................................... 7
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................... 7
1.6 Keterbatasan Penelitian ............................................................. 8
1.7 Sistematika Penulisan ................................................................ 8
BAB 2 ........................................................................................................ 9
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 9
2.1 Kerangka Konsep ...................................................................... 9
2.1.1 Penipuan ................................................................................ 9
2.1.2 Modus Berkenalan ............................................................... 13
2.1.3 Media Sosial ........................................................................ 15
2.2 Kerangka Teori ....................................................................... 16
2.2.1 Differential Association ......... Error! Bookmark not defined.
2.3 Kajian Penelitian Terdahulu .................................................... 20
2.4 Alur Pemikiran ........................................................................ 28
BAB 3 ...................................................................................................... 30

viii
METODE PENELITIAN .......................................................................... 30
3.1 Pendekatan Penelitian.............................................................. 30
3.2 Tipe Penelitian ........................................................................ 30
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 31
3.4 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ...................................... 31
3.5 Langkah – Langkah Penelitian................................................. 32
BAB 4 ...................................................................................................... 34
TEMUAN DATA ..................................................................................... 34
4.1 Instagram ................................................................................ 34
4.2 Whatsapp ................................................................................ 35
4.3 Profil Narasumber ................................................................... 37
BAB 5 ...................................................................................................... 43
ANALISIS ................................................................................................ 43
5.1 Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Penipuan Paket Dari
Luar Negeri Dengan Modus Berkenalan ................................................. 43
5.2 Pola Kriminalitas Pelaku Pengiriman Paket dari Luar Negeri
Melalui Sosial Media dalam Differential Association .............................. 51
5.3 Cara Menghindari Pelaku Penipuan Paket Dari Luar Negeri
Dengan Modus Berkenalan Melalui media sosial .... Error! Bookmark not
defined.
BAB 6 ...................................................................................................... 65
PENUTUP ................................................................................................ 65
6.1 Kesimpulan ............................................................................. 65
6.2 Saran ....................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 67

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4. 1 Logo Instagram ................................................................... 35


Gambar 4. 2 Logo Whatsapp ................................................................... 37
Gambar 4. 3 Foto Narasumber WL .......................................................... 38
Gambar 4. 4 Foto Narasumber MF .......................................................... 39
Gambar 4. 5 Profil Instagram Pelaku dari MF .......................................... 40
Gambar 5. 1 Chat WL Bersama Pelaku.................................................... 54
Gambar 5. 2 Proses Komunikasi Pelaku Dalam Menjanjikan Pengiriman
Paket ......................................................................................................... 55
Gambar 5. 3 Invoice Pembayaran Dari Pelaku Kepada Korban ................ 57
Gambar 5. 4 Chat dan Email Pelaku Sebagai Ekspedisi ........................... 57
Gambar 5. 5 Bukti Transfer MF Kepada Pelaku ...................................... 59

x
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Para Narasumber...................................................................... 37


Tabel 5. 1Kerugian Para Korban Love Scam Penipuan Paket Dari Luar
Negeri Pada Tahun 2020 ........................................................................... 45

xi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Perkembangan dalam bidang teknologi informasi telah membuat
teknologi dan informasi menjadi sangat penting dalam kehidupan
masyarakat. Saat ini, teknologi informasi telah menjadi suatu kebutuhan
mendasar bagi masyarakat untuk meningkatkan produktivitas sehari-hari
mereka. Akses yang cepat terhadap informasi memainkan peran penting
dalam meningkatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi,
serta memicu perubahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat,
seperti sosial, budaya, ekonomi, pertahanan, keamanan, dan penegakan
hukum.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi telah merambah
ke berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk sektor pemerintahan,
bisnis, perbankan, pendidikan, kesehatan, dan kehidupan pribadi.
Teknologi ini memberikan manfaat positif namun juga menyadari
bahwa ada potensi penyalahgunaan yang dapat berujung pada kejahatan
baru seperti cyber crime. Oleh karena itu, teknologi informasi dan
komunikasi dapat diibaratkan sebagai pisau bermata dua. Selain
memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan kesejahteraan,
peradaban manusia, dan kemajuan teknologi ini juga memiliki potensi
sebagai sarana efektif untuk melakukan perbuatan melawan hukum.
(Sunarso, 2009).
Kejahatan yang terjadi di kehidupan masyarakat melalui media
online sering disebut sebagai cyber crime. Cyber crime dapat
didefinisikan sebagai tindakan ilegal yang melibatkan penggunaan
komputer dan dilakukan melalui jaringan elektronik global. Setiap orang
memiliki kebebasan untuk berkomunikasi, menikmati hiburan, dan
mengakses apa saja yang dianggap menguntungkan dan menghibur
melalui internet. Namun, dengan adanya jaringan komputer seperti

1
internet yang semakin luas, masalah kriminalitas menjadi semakin
kompleks di lingkungan masyarakat.
Gregory menyatakan bahwa cyber crime merupakan jenis kejahatan
virtual yang dilakukan dengan memanfaatkan media komputer yang
terhubung ke internet. Cyber crime ini melibatkan eksploitasi terhadap
komputer lain yang juga terhubung ke internet (Arifah, 2011). Terdapat
definisi lain yang menyatakan bahwa kejahatan yang terjadi di dunia
maya merujuk pada tindakan kriminal atau kejahatan yang dilakukan
dengan menggunakan komputer atau perangkat elektronik lainnya yang
dapat terhubung ke jaringan internet.
Pada jaringan internet, terutama di media sosial masalah kriminalitas
menjadi semakin kompleks karena cakupannya yang luas. Cyber crime,
yang terjadi di dalam ruang maya atau cyber space, mencakup berbagai
tindakan kriminal yang dapat menyerang fasilitas umum di dalam cyber
space maupun kepemilikan pribadi.
Teori yang digunakan oleh penulis yaitu differential association.
Teori ini menjelaskan bahwa perilaku jahat dapat dipelajari melalui
interaksi dan komunikasi dengan orang lain. Fokus pembelajaran adalah
teknik-teknik untuk melakukan kejahatan dan juga alasan-alasan seperti
nilai-nilai, motif, rasionalisasi, dan tingkah laku yang mendukung
perbuatan jahat.
Terdapat dua versi teori differential association yang berbeda
tahunnya, yaitu pada tahun 1939 dan 1947. Pada tahun 1939, Sutherland
memfokuskan teorinya pada perilaku kriminal yang sistematis,
melibatkan konflik budaya, disorganisasi sosial, dan asosiasi diferensial.
Sutherland menjelaskan bahwa perilaku kriminal memiliki sifat
sistematis, di mana praktik-praktik yang terorganisasi dilakukan.
Implementasi praktik yang terorganisasi dalam kejahatan ini terjadi
karena tumbuhnya perilaku yang mendukung aturan norma yang ada dan
berkembang dalam masyarakat. Pada tahun 1947, teori asosiasi
diferensial menurut Sutherland mengacu pada proses pembelajaran yang
dimaksudkan untuk mempelajari dan memahami aturan norma yang

2
tidak sesuai dengan kehidupan masyarakat, yang juga dikenal sebagai
subkultur (Atmasasmita, 2013).
Berbagai jenis kejahatan dapat muncul melalui media sosial,
termasuk penipuan, penghinaan, pornografi, dan bahkan kejahatan
terhadap keamanan negara, seperti pembocoran rahasia negara. Money
laundering dan terorisme juga dapat dilakukan melalui media sosial,
terutama melalui kolaborasi dan perencanaan kejahatan. Oleh karena itu,
prinsip-prinsip hukum pidana, terutama prinsip universalitas, seharusnya
diperluas untuk mencakup beberapa bentuk kejahatan baru ini.
Kejahatan yang terjadi di media sosial dapat dibedakan menjadi tiga
kategori, yaitu pencurian data, pelanggaran akses, dan penyebaran
informasi yang dimanfaatkan untuk tujuan criminal seperti melakukan
penipuan paket dari luar negeri melalui media sosial.
Banyak pengguna internet yang aktif mencari peluang melalui media
sosial dan hal ini memberikan inspirasi kepada para penipu online untuk
mendapatkan keuntungan. Penipuan adalah tindakan dimana seseorang
dengan sengaja menggunakan tipu muslihat, serangkaian kebohongan,
identitas palsu, dan situasi palsu dengan maksud untuk mendapatkan
keuntungan secara tidak sah. Rangkaian kebohongan merujuk pada
susunan kalimat bohong yang disusun dengan cara yang menyerupai
cerita yang seolah-olah benar.
Penipuan yang saat ini banyak terjadi di masyarakat adalah penipuan
berkedok cinta di dunia maya, yang dikenal sebagai scammer cinta.
Banyak pengguna media sosial yang berinteraksi dengan orang yang
tidak dikenal, dan hal ini memberikan peluang bagi para pelaku
penipuan online (scammer) untuk melakukan penipuan dengan berpura-
pura menjalin hubungan cinta. Scammer adalah individu atau kelompok
yang secara licik dan tidak bermoral menipu orang lain dengan maksud
mengambil uang korban, baik melalui dunia maya maupun dunia nyata.
Pelaku scammer dapat berasal dari dalam negeri maupun dari luar
negeri.

3
Pengertian dari penipuan paket dari luar negeri dengan modus
berkenalan (love scam) adalah praktik penipuan yang dilakukan oleh
individu atau kelompok dengan menggunakan modus cinta melalui
media sosial dengan tujuan untuk mengambil uang kita secara kotor dan
licik. Penipuan ini biasanya menggunakan kedok berkenalan di dunia
maya, dan seringkali dapat tersamar dengan sangat baik. Bahkan orang
yang terlibat dalam hubungan dengan pelaku penipuan tersebut mungkin
tidak menyadari bahwa mereka sedang menjadi korban penipuan.
Penipuan berkedok kenalan di dunia maya dapat dilakukan dengan
berbagai modus yang berbeda.
Seseorang mungkin memiliki kecerdasan di bidang lain, namun
begitu lemah jika dihadapkan dengan perasaan cinta. Kelemahan ini
dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk
melakukan penipuan dengan menyamar sebagai kenalan melalui dunia
maya. Seiring berjalannya waktu, penipuan semacam itu semakin sering
terjadi di dunia maya. Dengan kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi yang sangat maju, ini membuka peluang bagi siapa pun
untuk terlibat dalam tindakan tersebut di internet. Modus penipuan
semacam ini menjadi lebih mudah dilakukan.
Terkadang seseorang mungkin tidak sadar bahwa mereka tidak
membatasi diri dengan baik dalam dunia maya. Mereka mungkin sangat
curiga terhadap orang-orang di sekitar mereka dalam kehidupan nyata,
namun lebih terbuka terhadap orang asing yang mereka temui di media
sosial. Korban yang sering kali menjadi target oleh pelaku scammer
adalah beberapa wanita yang sedang mengalami perpisahan dalam
hubungan cinta atau sedang mencari pasangan dengan kebingungan.
Penipuan jenis scammer cinta sebenarnya mencakup berbagai aspek,
salah satunya melalui iming-iming cinta. Pada pertengahan tahun
sebelumnya mayoritas korban penipuan ini adalah wanita yang berusia
20 tahun ke atas. Para pelaku scammer cinta menggunakan modus
romantic atau percintaan yang terlihat tidak berbahaya tetapi sebenarnya
merugikan. Setelah memperoleh kepercayaan korban, orang-orang yang

4
sering menggunakan foto profil palsu dengan penampilan yang menarik
meminta korban untuk mengirimkan sejumlah uang dengan berbagai
alasan seperti ingin mengirimkan paket.
Perkembangan teknologi dan informasi telah menyebabkan
peningkatan pengguna internet sehingga membuka peluang yang lebih
besar bagi para penipu online untuk mendapatkan keuntungan atau uang
dari internet. Berdasarkan prinsipnya penipuan online memiliki
kesamaan dengan penipuan konvensional, yang membedakannya adalah
penggunaan sarana elektronik seperti internet, komputer, dan perangkat
komunikasi. Dalam konteks hukum, penipuan online dapat dianggap
sebagai tindakan yang sama dengan penipuan konvensional yang diatur
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
Terdapat kasus penipuan paket dari luar negeri pada media sosial
dengan modus berkenalan sebanyak 91 korban. Korban mengalami
kesulitan ekonomi dan gangguan emosi. Para korban mayoritas
perempuan berusia 25-33 tahun yang dijadikan teman dengan cara
berkenalan melalui facebook, whatsapp, maupun instagram. Pelaku
awalnya memberikan janji-janji manis kemudian mengeksploitasi
korban secara terus-menerus seperti meminta uang kepada korban
dengan dijanjikan memberikan barang. Kejahatan penipuan melalui
media sosial merupakan tindakan serius yang membutuhkan langkah-
langkah pencegahan dan penanggulangan yang efektif, mengingat
potensi kejahatan ini sangat besar (Hidayat, Sarwindaningrum,
Aritonang, & Alfajri, 2022).
Berdasarkan uraian diatas penulis akan melakukan penelitian dengan
judul “Analisis Differential Association Terhadap Penipuan Paket Dari
Luar Negeri Dengan Modus Berkenalan Melalui Media Sosial”.

1.2 Permasalahan
Media sosial adalah platform online yang memungkinkan pengguna
untuk membuat dan membagikan konten serta berinteraksi dengan orang
lain melalui jaringan sosial. Media sosial sering kali merujuk pada
penggunaan perangkat elektronik seperti situs web dan aplikasi yang

5
memfasilitasi pembuatan, berbagi, pertukaran informasi, gambar, video,
dan membentuk komunitas online.
Seiring berjalannya waktu penggunaan teknologi khususnya media
sosial semakin meningkat dan hal ini berdampak pada perkembangan
kejahatan. Fenomena ini memberikan peluang bagi pengguna yang tidak
bertanggung jawab untuk melakukan tindakan yang melanggar norma
dan peraturan yang berlaku. Tindakan melanggar tersebut meliputi
perusakan sistem di luar media sosial, yang dikenal sebagai hacking,
pencurian data anggota dari jaringan sosial, serta penipuan dengan
tujuan mendapatkan keuntungan pribadi. Saat ini teknologi informasi
menjadi pedang bermata dua karena selain memberikan kontribusi pada
kemajuan, perubahan sosial dan peradaban manusia, teknologi informasi
juga digunakan sebagai alat atau sarana untuk melakukan tindakan yang
melanggar hukum.
Penipuan online pada media sosial menggunakan modus berkenalan
dengan cara memulai pembicaraan awal dengan korban melalui
instagram atau whatsapp. Dalam melaksanakan tindakannya, pelaku
akan menggunakan berbagai strategi penipuan salah satunya adalah
dengan menciptakan profil palsu atau yang sering disebut sebagai profile
cloning. Tujuan dari tindakan ini adalah untuk menarik perhatian calon
korban. Contoh kasus yaitu seorang wanita berinisial Pc mengalami
kerugian sebesar 2,4 miliar. Korban berkomunikasi dengan pelaku
melalui media sosial. Pelaku mengaku sebagai tentara Amerika Serikat
yang hendak mengundurkan diri karena tidak ingin ditugaskan di Suriah.
Pelaku penipuan akan merayu korban dan meminta sejumlah uang
dengan modus akan mengirimkan suatu barang kepada korban. Namun,
pelaku akan memberikan alasan bahwa barang tersebut tertahan oleh
jasa pengiriman. Pelaku berjanji akan mengembalikan uang yang
dikirim namun pada kenyatannya tidak (Sutrisna, 2022).
Dengan kejadian yang telah terjadi di Indonesia, penipuan paket dari
luar negeri semakin banyak terjadi. Penggunaan media sosial yang
semakin meningkat memberikan kesempatan bagi pelaku untuk

6
melakukan penipuan dari luar negeri dengan cara berkenalan. Pelaku
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan atau uang.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang dan permasalahan sebagai mana
telah dikemukakan di atas maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Bagaimana penipuan paket dari luar negeri dengan modus
berkenalan melalui media sosial?

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian yang hendak dituju oleh penulis dalam penelitian
ini adalah untuk menganalisis dan juga mengkaji dari sudut pandang
secara kriminologi terkait dengan faktor penyebab dan pola kejahatan
penipuan paket dari luar negeri dengan modus berkenalan melalui media
sosial.

1.5 Manfaat Penelitian


Jika melihat kembali berdasarkan latar belakang dan masalah yang
telah diuraikan penulis. Terdapat beberapa manfaat penelitian sebagai
berikut:
1. Manfaat Akademis
Diharapkan bahwa hasil penelitian ini akan memberikan
manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan secara umum serta
menambah literatur yang berkaitan dengan penipuan paket dari luar
negeri dan penegakan hukum.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pemikiran
untuk mengatasi masalah yang terkait dengan kasus kejahatan
penipuan paket dari luar negeri. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan bagi aparat penegak hukum dalam
penyelesaian kasus-kasus tindak pidana yang menggunakan
teknologi sebagai alat pelaksanaannya.

7
1.6 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan pada penelitian ini yaitu narasumber yang sulit
dijangkau dan juga dalam pencarian data sulit di dapatkan, serta
keterbatasan waktu yang tersedia.

1.7 Sistematika Penulisan


• Bab 1 Pendahuluan :
Pada bagian ini memuat latar belakang, permasalahan, ruang
lingkup, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika
penulisan.
• Bab 2 Tinjauan Pustaka :
Pada bagian ini berisikan tentang pengertian-pengertian dari
istilah sebagai latar belakang pembuktian masalah.
• Bab 3 Metode Penelitian :
Pada bagian ini berisikan langkah-langkah yang akan digunakan
dalam pendekatan masalah, sumber dan jenis data, cara
pengumpulan data serta analisis data.
• Bab 4 Hasil Temuan Data :
Pada bagian ini memuat tentang aplikasi yang digunakan oleh
pelaku dan pandangan dari narasumber.
• Bab 5 Analisis :
Pada bagian ini memuat tentang analisis dari hasil temuan data
berdasarkan teori dan memberikan isi dari penelitian yang
diambil.
• Bab 6 Penutup :
Pada bagian ini berisikan kesimpulan yang merupakan hasil
akhir dari penelitian ini dan saran penulis dalam kaitannya
dengan permasalahan.

8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Konsep

2.1.1 Penipuan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tipu adalah
tindakan atau kata-kata yang tidak jujur (seperti bohong atau
palsu) dengan tujuan menyesatkan, menipu, atau mencari
keuntungan. Penipuan adalah proses, tindakan, atau cara untuk
menipu atau mengelabui orang lain. Dalam penipuan terlibat dua
pihak, yaitu penipu sebagai pelaku penipuan dan tertipu sebagai
korban penipuan. Jadi, penipuan dapat dijelaskan sebagai
tindakan atau ucapan seseorang yang tidak jujur atau berbohong
dengan niat untuk menyesatkan atau mengelabui orang lain demi
kepentingan dirinya sendiri atau kelompoknya (Santoso A. ,
2009).
Menurut pengertian yuridis, penipuan merupakan tindak
pidana yang belum memiliki definisi secara tersendiri, kecuali
yang telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP). Definisi penipuan dalam KUHP tidak berfungsi
sebagai definisi secara menyeluruh, tetapi hanya untuk
menetapkan unsur-unsur suatu perbuatan sebagai penipuan dan
menentukan bahwa pelakunya dapat dijerat dengan pidana.
Di dalam pasal 378 KUHP kejahatan penipuan ditetapkan
sebagai bentuk umum. Isi dari pasal 378 KUHP sebagai berikut:
Barang siapa dengan maksud hendak menguntungkan diri
sendiri atau orang lain dengan melawan hak, baik dengan
memakai nama palsu, baik dengan akal dan tipu muslihat
maupun dengan karangan-karangan perkataan bohong,
membujuk orang supaya memberikan suatu barang, membuat
utang atau menghapuskan piutang, dihukum karena penipuan,
dengan hukuman penjara selama-lamanya empat tahun.

9
Menurut pasal 378 KUHP, penipuan dapat diartikan sebagai
perbuatan menipu atau menggunakan serangkaian kata-kata
bohong dengan tujuan agar seseorang merasa tertipu oleh
omongan yang seolah-olah benar. Rangkaian kebohongan
merujuk pada susunan kalimat-kalimat bohong yang disusun
sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah cerita yang
tampak benar.
Umumnya orang yang melakukan penipuan akan
mengungkapkan sesuatu yang tampak benar atau terjadi, padahal
sebenarnya pernyataannya tidak sesuai dengan fakta yang
sebenarnya. Tujuannya adalah untuk meyakinkan target agar
mengikuti keinginannya. Selain itu, mereka juga dapat
menggunakan nama palsu untuk menyembunyikan identitas
mereka, begitu juga dengan menggunakan kedudukan palsu agar
orang lain percaya pada pernyataannya.
Penipuan dianggap sebagai tindakan yang sangat tidak terpuji
di kalangan masyarakat, namun seringkali pelaku kejahatan
tersebut tidak dilaporkan kepada pihak kepolisian. Penipuan
dalam skala kecil, di mana korban tidak melaporkannya,
memungkinkan pelaku penipuan untuk terus mengembangkan
tindakannya, dan akhirnya mereka menjadi pelaku penipuan
yang melakukan kejahatan dalam skala yang lebih besar.
Menurut Tongat, unsur-unsur tindak pidana penipuan yang
tercakup dalam Pasal 378 KUHP sebagai berikut:
a. Unsur-unsur obyektif yang terdiri dari:
1. Menggerakkan,
2. Orang lain,
3. Untuk menyerahkan suatu barang atau benda,
4. Untuk memberi hutang
5. Untuk menghapus piutang,
6. Dengan menggunakan daya upaya seperti:
a) Memakai nama palsu,

10
b) Martabat palsu,
c) Dengan tipu muslihat, dan
d) Rangkaian kebohongan.
b. Unsur-unsur subjektif yang terdiri dari:
1. Dengan maksud,
2. Untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain, dan
3. Secara melawan hukum (Tongat, 2015).

Sedangkan menurut Moeljatno, terdapat beberapa unsur


dalam tindak pidana penipuan yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:

a. Terdapat individu yang dipengaruhi atau didorong untuk


menyerahkan suatu barang, membuat hutang atau menghapus
piutang. Barang tersebut diserahkan oleh pemiliknya melalui
taktik tipu muslihat. Barang yang diserahkan tidak selalu
harus milik sendiri, tetapi juga dapat milik orang lain.
b. Penipu memiliki niat untuk memperoleh keuntungan pribadi
atau keuntungan orang lain tanpa hak. Dari niat tersebut,
tujuannya jelas adalah untuk menyebabkan kerugian pada
orang yang menyerahkan barang tersebut.
c. Korban penipuan dipengaruhi atau dimotivasi untuk
menyerahkan barang tersebut melalui metode sebagai
berikut:
1. Penyerahan barang tersebut harus terjadi karena adanya
manipulasi atau tindakan penipuan.
2. Pelaku penipuan harus berhasil memanipulasi korban
dengan menggunakan cara atau strategi yang diatur
dalam Pasal 378 KUHP.

Moeljatno juga menyatakan bahwa sebagai cara atau strategi


penipuan yang diatur dalam pasal 378 KUHP sebagai berikut:

a. Menggunakan akal palsu

11
Nama palsu adalah penggunaan nama yang berbeda
dengan nama yang sebenarnya, walaupun perbedaan tersebut
terlihat kecil. Misalnya, seseorang yang sebenarnya bernama
Ari, namun ia menggunakan nama Aris agar orang lain
percaya dan memberikan barang. Dalam hal ini, penipu
mengetahui bahwa hanya dengan menggunakan nama Aris,
orang akan percaya padanya. Oleh karena itu, untuk
mendapatkan barang tersebut, penipu memalsukan nama dari
Ari menjadi Aris. Namun, jika penipu menggunakan nama
orang lain yang sama dengan namanya sendiri, ia tidak
dianggap menggunakan nama palsu, tetapi tetap
dipersalahkan.
b. Menggunakan kedudukan palsu
Seseorang dapat disalahkan karena menipu dengan
menggunakan kedudukan palsu. Sebagai contoh, X
menggunakan kedudukan sebagai pengusaha dari perusahaan
P, padahal sebenarnya ia sudah diberhentikan. Kemudian, X
mengunjungi sebuah toko dan membuat pesanan dengan
mengatakan bahwa ia, X, diinstruksikan oleh majikannya
untuk mengambil barang tersebut. Jika toko tersebut
menyerahkan barang-barang kepada X yang dikenal sebagai
perwakilan dari perusahaan P, padahal toko tidak mengetahui
bahwa X sebenarnya tidak memiliki kedudukan tersebut,
maka X dapat disalahkan karena telah menipu toko dengan
menggunakan kedudukan palsu.
c. Menggunakan tipu muslihat
Tipu muslihat mengacu pada tindakan atau perbuatan
yang sengaja diciptakan sedemikian rupa untuk menciptakan
gambaran atau kesan palsu yang dapat menipu orang yang
biasanya berhati-hati. Hal ini melibatkan pembuatan kejadian
atau situasi palsu yang dirancang dengan cermat agar terlihat
nyata, sehingga orang yang terkena tipu muslihat tersebut

12
menjadi terkecoh dan tidak curiga terhadap kebenaran
sebenarnya.
d. Menggunakan susunan dusta
Kebohongan yang digunakan harus sangat rumit
sehingga terlihat sepenuhnya atau sebagian besar seperti
kebenaran dan sulit untuk terdeteksi secara umum. Tipu
muslihat yang digunakan oleh seorang penipu harus
dirancang sedemikian rupa sehingga orang yang memiliki
pengetahuan yang umum atau wajar dapat tertipu. Selain
kecerdikan penipu, kondisi orang yang menjadi korban juga
harus diperhatikan. Setiap tindakan kejahatan harus
dipertimbangkan dan dibuktikan bahwa tipu muslihat yang
digunakan begitu mirip dengan kebenaran, sehingga dapat
dipahami bahwa orang yang ditipu sebelumnya percaya.
Hanya dengan adanya kebohongan saja tidak cukup untuk
menetapkan adanya penipuan. Kebohongan tersebut harus
disertai dengan tipu muslihat atau rangkaian pengarang
dusta, sehingga orang percaya pada cerita palsu tersebut
(Moeljatno, 2008).

2.1.2 Modus Berkenalan


Media sosial telah menciptakan sebuah bentuk interaksi
sosial baru dalam bentuk jejaring sosial. Jejaring sosial ini
merujuk pada struktur sosial yang terbentuk oleh individu atau
kelompok yang saling terhubung dan saling bergantung satu
sama lain. Melalui media sosial, orang dapat membentuk
hubungan persaudaraan, persahabatan menjalankan kepentingan
bersama, berpartisipasi dalam perdagangan, menjalin hubungan
romantis, berbagi kesamaan keyakinan, dan bertukar
pengetahuan. Media sosial memberikan platform untuk
menghubungkan orang-orang dari berbagai latar belakang dan
memungkinkan terciptanya interaksi sosial yang lebih luas dan
intensif dari pada sebelumnya (Rusmana, 2015).

13
Selain dalam jejaring sosial, setiap individu saling terhubung
dan membentuk sebuah masyarakat yang berjejaring. Hal ini
merupakan ciri khas dari masyarakat di era informasi.
Masyarakat berjejaring ini terhubung melalui teknologi Internet,
khususnya World Wide Web, yang memungkinkan individu-
individu atau kelompok untuk saling terhubung tanpa perlu
saling mengenal secara langsung melalui interaksi tatap muka.
Melalui media sosial, terjadi interaksi sosial di mana
individu-individu atau kelompok saling berkenalan dan merasa
saling terhubung. Hal ini menciptakan suatu jaringan sosial baru
yang dikenal sebagai jaringan sosial maya atau komunitas maya.
Dalam jaringan sosial maya, individu-individu tersebut
berkenalan secara virtual dan membentuk hubungan tanpa
kehadiran fisik secara langsung.
Berkenalan secara maya memiliki karakteristik yang mirip
dengan berkenalan secara langsung, di mana aturan dan norma
berkenalan juga diterapkan dan dihormati. Ini berarti bahwa
setiap individu tetap mematuhi aturan-aturan dan mengatur
perilakunya agar sesuai dengan norma yang berlaku.
Penipuan online memiliki berbagai macam modus operandi,
salah satunya adalah melalui modus berkenalan di media sosial.
Pelaku akan mengirim pesan kepada korban seperti teman dekat
atau pasangan romantis untuk meminta atau memberikan
sesuatu, seperti uang atau barang. Biasanya, pelaku akan
mengajukan permintaan kepada korban untuk mentransfer
sejumlah uang dengan alasan bahwa barang yang dijanjikan
tertahan oleh jasa pengiriman atau beacukai. Pelaku
memberikan janji bahwa barang akan diberikan kepada korban,
dengan meyakinkan bahwa janji tersebut akan benar-benar
terpenuhi. Namun, setelah korban memenuhi permintaan
tersebut, semua janji yang diberikan tidak pernah terwujud, dan

14
korban bahkan mungkin mengalami tindakan yang merugikan
secara ekonomi sebagai hasilnya.

2.1.3 Media Sosial


Media sosial memiliki peran penting dalam komunikasi dan
pengumpulan informasi saat ini. Selain sebagai alat komunikasi,
media sosial juga berfungsi sebagai sumber informasi yang luas.
Media sosial hadir dalam berbagai bentuk yang berbeda,
termasuk jaringan sosial, forum internet, blog, blog sosial,
microblogging, wiki, podcast, gambar, video, peringkat, dan
bookmark sosial. Menurut Kaplan dan Haenlein, ada enam jenis
media sosial, yaitu proyek kolaborasi, blog dan microblog,
komunitas konten, situs jaringan sosial, permainan virtual, dan
jejaring sosial virtual (Andres & Michael, 2010).
Jejaring sosial adalah situs di mana setiap individu dapat
membuat profil pribadi dan terhubung dengan teman-teman
untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Beberapa jejaring
sosial terbesar termasuk Facebook, WhatsApp, Instagram, dan
Twitter. Berbeda dengan media tradisional yang menggunakan
media cetak dan siaran, media sosial menggunakan internet
sebagai koneksinya. Media sosial mengundang partisipasi dari
siapa pun yang tertarik dengan memberikan kontribusi, umpan
balik, mengomentari, dan berbagi informasi secara terbuka dan
dalam waktu instan tanpa batasan.
Media sosial adalah media online di mana pengguna dapat
dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan konten
seperti blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia maya. Jenis
media sosial ini merupakan yang paling umum digunakan oleh
masyarakat di berbagai belahan dunia.
Dengan kemajuan teknologi internet dan telepon seluler,
media sosial telah berkembang dengan pesat. Saat ini,
mengakses platform seperti Instagram bisa dilakukan di mana
saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan telepon seluler.

15
Kecepatan ini dalam mengakses media sosial telah
menghasilkan dampak besar terhadap aliran informasi, tidak
hanya di negara-negara maju tetapi juga di Indonesia.
Pertumbuhan pesat media sosial telah mulai menggeser peran
media massa tradisional dalam penyebaran berita.

2.2 Kerangka Teori

2.2.1 Lifestyle Exposure Theories of Viktimization


. Pada penelitian ini teori yang digunakan peneliti adalah
teori viktimisasi tentang terpaan gaya hidup merupakan teori
yang telah dikembangkan oleh Hindelang, Gottfredson dan
Garofalo (1978) yang dalam bukunya berjudul Victims Of
Personal Crime: An Empirical Foundation For A Theory Of
Personal Victimization dikutip dalam Meier dan Miethe (1993).
Dalam buku tersebut memaparkan beberapa karakteristik
demografis yang tentunya dapat menyebabkan seseorang
memiliki gaya hidup tertentu. Karakteristik demografis yaitu
jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendidikan dan lainnya
sehingga dapat mengubah serta membatasi sikap dan tindakan
mereka sesuai dengan ekspetasi lingkungannya. Hal tersebut
juga memungkinkan individu harus bisa beradaptasi dengan
sendirinya sehingga dapat diterima secara sosial.
Adaptasi yang dimaksud yaitu individu harus memiliki
kemampuan (individual skill), memiliki kepribadian
(personality), kepercayaan (beliefs), tingkah laku (attitudes)
dalam menentukan gaya hidup mereka (Karina, 2012;25).
Ekspetasi yang diharapkan dari adaptasi lingkungan sosialnya
membuat seseorang berusaha menjadi yang terbaik dalam
lingkungannya namun pada kenyataannya mereka tertekan
dengan gaya hidup tertentu sehingga membuat mereka pada
tingkat resiko menjadi korban yang tinggi.

16
Gaya hidup merupakan suatu pola hidup seseorang dalam
dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan,
minat, dan pendapat (opini) yang bersangkutan (Sopiah dan
Mamang, 2016;262). Salah satu gaya hidup atau lifestyle yang
dapat diukur melalui dimensi activity (aktivitas) dilihat dari
pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, dan kegiatan sosial. Gaya
hidup merupakan ciri-ciri sebuah negara modern, atau juga lebih
serius disebut modernitas. Gaya hidup merupakan pola-pola
tindakan yang membedakan seseorang dengan yang lainya.
Suatu tatanan modernitas, keangkuhan dan cita rasa saling
berkaitan erat dalam perkembangan modernitas. Gaya hidup
sangat berkaitan dengan kehidupan perkotaan (Rachmania,
2015). Gaya hidup seseorang bisa dianalisis melalui tiga hal
yaitu:
1. Aktivitas yaitu mengungkapkan suatu kegiatan yang
dilakukan konsumen, produk apa yang dibeli atau
digunakan, dan kegiatan apa yang dilakukan untuk
mengisi waktu luang.
2. Minat yaitu mengemukakan suatu yang digemari dan
prioritas dalam hidup konsumen tersebut. Minat
merupakan faktor pribadi yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan konsumen.
3. Opini yaitu pandangan dan perasaan konsumen dalam
menanggapi segala hal terjadi pada diri mereka dalam
kehidupan sehari-hari (social interest), tentang bisnis,
maupun produk-produk tertentu (Amir, 2005;53).
Penampilan bisa menjadi karakteristik tentang diri seseorang
mengenai gaya hidupnya bagi orang lain. Pemilihan produk
yang sesuai dengan gaya hidup seseorang tentu banyak
dipengaruhi oleh promosi yang pada akhirnya konsumen dapat
mengambil keputusan dalam pembelian produk yang
diinginkannya (Amanah dan Putri, 2013).

17
Menurut Kotler dan Garry (2008;21-24) menyatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2
yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan
faktor yang berasal dari luar (eksternal) diantaranya:
1. Faktor Internal
a. Sikap, berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang
dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu
objek yang diorganisasi melalui pengalaman serta
mempengaruhi secara langsung terhadap perilaku.
Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi,
kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya.
b. Pengalaman dan pengamatan, mempengaruhi pengamatan
sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh
dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari,
melalui belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman
yang akan menghasilkan pandangan menyeluruh terhadap
suatu objek.
c. Kepribadian merupakan konfigurasi karakteristik individu
dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku
dari setiap individu.
d. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan
menentukan perilaku individu dalam menghadapi
permasalahan hidupnya, karena konsep diri merupakan
frame of reference yang menjadi awal perilaku.
e. Motif merupakan perbuatan seseorang yang dilakukan
karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan
kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh
tentang motif. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan
akan prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup
yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis.

18
2. Faktor Eksternal
a. Kelompok referensi merupakan kelompok yang
memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung
terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang
memberikan pengaruh langsung adalah kelompok dimana
individu tersebut menjadi anggotanya dan saling
berinteraksi saru sama lain, sedangkan kelompok yang
memberi pengaruh tidak langsung adalah kelompok
dimana individu tidak menjadi anggota didalam kelompok
tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut akan menghadapkan
individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.
b. Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam
pembentukan sikap dan perilaku individu. Hal ini karena
pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang
secara tidak langsung dapat mempengaruhi pola hidupnya.
c. Kelas sosial merupakan kelompok yang relatif homogen
dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang
tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggota
dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah
laku yang sama.
d. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari
pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri pola
pikir, merasakan dan bertindak. Orang-orang yang berasal
dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama
dapat memiliki gaya hidup yang berbeda.
Gaya hidup merupakan pola hidup individu dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup sangat berkaitan
dengan bagaimana membentuk image dimata orang lain dan
berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Gaya hidup
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi proses
pembelian suatu produk dan juga sebagai menjadi pemicu
individu untuk melakukan pembelian.

19
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007) keputusan pembelian
merupakan suatu keputusan dalam memilih salah satu dari
beberapa alternatif pilihan yang ada. Paul Peter dan Jerry
menyebutkan keputusan pembelian oleh konsumen sebagai
proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan
untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan
memilih salah satu diantaranya (dalam Sopiah dan Mamang,
2016;247).
Sedangkan menurut Tjiptono (2008) keputusan pembelian
merupakan suatu proses konsumen mengenal masalahnya serta
mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu
kemudian mengevaluasi seberapa baik dari masing masing
alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang
kemudian mengarah kepada keputusan pembelian (dalam
Amilia dan Asmara, 2017).
Sedangkan menurut Tjiptono (2008) keputusan pembelian
merupakan suatu proses konsumen mengenal masalahnya serta
mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu
kemudian mengevaluasi seberapa baik dari masing masing
alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang
kemudian mengarah kepada keputusan pembelian (dalam
Amilia dan Asmara, 2017).

2.3 Kajian Penelitian Terdahulu


Dalam jurnal Christiany Juditha yang berjudul Pola komunikasi
dalam cyber crime (kasus love scams) membahas tentang para
scammers yang terlibat dalam kejahatan siber (cyber crime)
menggunakan pola komunikasi yang baru dikenal korban yang lebih
dipercaya dari pada komunikasi langsung dari orang yang telah dikenal
dekat. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat tiga pola
yang terbangun dalam kasus love scam. Faktor sumber pesan
(scammers) memiliki kendali yang tinggi atas identitas mereka dan
berada dalam pengaturan komunikasi dengan korban-korban yang sama

20
sekali tidak mengetahui siapa sebenarnya mereka. Oleh karena itu, para
scammers umumnya berusaha menampilkan sisi terbaik dari diri
mereka, termasuk kepribadian, prestasi, dan bahkan penampilan
(melalui foto) melalui saluran komunikasi internet. Penerima pesan
(korban), yang sering kali sedang merasa kesepian dan mencari
pasangan hidup, cenderung merasa tersanjung dengan pesan cinta
tersebut dan tanpa berpikir panjang memberikan respons. Komunikasi
yang intens terjalin antara keduanya, sehingga korban akhirnya terjebak
dalam perangkap penipuan dan mengalami kerugian finansial yang
besar, bahkan mencapai ratusan juta rupiah. Sedangkan dalam
penelitian saya membahas tentang faktor penyebab dan pola terjadinya
penipuan paket dari luar negeri dengan modus berkenalan (love scam).
Dalam jurnal kedua diteliti oleh Yuni Retnowati yang berjudul Love
scammer: komodifikasi cinta dan kesepian di dunia maya membahas
tentang interaksi dan komunikasi dalam era social networking telah
menyebabkan munculnya love scammers yang memanfaatkan media
sosial untuk menjalin hubungan maya dan melakukan penipuan. Para
korban biasanya adalah mereka yang merindukan cinta tetapi sibuk
dengan pekerjaan sehingga kurang waktu untuk bergaul, yang pada
akhirnya membuat mereka merasa kesepian. Love scammers melihat
peluang di media sosial untuk memanfaatkan komersialisasi cinta dan
kesepian dalam dunia maya. Penelitian ini menjelaskan tentang
kelemahan interaksi antar manusia dalam jejaring sosial sebagai bentuk
komunikasi yang dimediasi oleh komputer, tahapan hubungan
interpersonal dan pertukaran sosial antara love scammers dengan calon
korban, serta komersialisasi cinta dan kesepian yang dilakukan oleh
love scammers. Para pengguna jejaring sosial diharapkan lebih berhati-
hati dalam membentuk pertemanan online. Setiap individu perlu
memiliki pengetahuan yang cukup untuk menyadari konsekuensi
penggunaan teknologi tersebut. Dalam penelitian saya menjelaskan
penyebab terjadinya penipuan berkedok berkenalan melalui media

21
sosial dan adanya kelompok-kelompok tertentu yang didirikan oleh
pelaku.
Jurnal ketiga oleh Dheanda Maurizka, Prija Djatmika, dan Faizin
Sulistio yang berjudul Tinjauan kriminologis kejahatan love scam
terhadap perempuan dalam situs kencan online di indonesia (studi di
kepolisian resor metro jakarta pusat) membahas tentang apa saja faktor-
faktor yang menyebabkan terjadinya kejahatan love scam terhadap
perempuan melalui situs kencan online di Indonesia dan tindakan apa
yang telah dilakukan oleh Polres Jakarta Pusat dalam menanggulangi
kejahatan tersebut. Tujuannya adalah mencari solusi yang efektif untuk
mencegah peningkatan kejahatan ini. Menurut jurnal ini, perkembangan
teknologi yang semakin pesat telah menyebabkan peningkatan
kejahatan, termasuk love scam atau penipuan yang melibatkan
pendekatan romantis melalui situs kencan online dengan korban yang
mayoritas adalah perempuan. Sedangkan penelitian saya membahas
tentang bagaimana penipuan paket dari luar negeri dapat terjadi dan
cara menghindari kejahatan tersebut.
Dalam jurnal Anggun Yuliastuti, Desna Toding Pabita, Hanashaumy
Avialda, Nadia Salsabila Hartono yang berjudul analisis Fenomena
“tinder swindler” pada aplikasi online dating menggunakan lifestyle
exposure theory membahas tentang aplikasi kencan online telah
menjadi sarana untuk melakukan berbagai jenis kejahatan, termasuk
penipuan dan kekerasan seksual. Dalam jurnal ini, fokus pembahasan
adalah mengenai kejahatan yang terkait dengan penggunaan aplikasi
kencan online berdasarkan teori gaya hidup atau lifestyle-exposure
theory. Hasil penelitian dalam jurnal ini menunjukkan bahwa rutinitas
dan kebiasaan seseorang dalam menggunakan aplikasi kencan online
dapat meningkatkan risiko terjadinya kejahatan siber. Semakin sering
seseorang terpapar dengan aplikasi tersebut, semakin tinggi peluang
terjadinya kejahatan siber. Sebaliknya, semakin sedikit seseorang
terpapar dengan aplikasi tersebut, semakin kecil peluang terjadinya
kejahatan siber. Sedangkan dalam penelitian saya menggunakan teori

22
asosiasi diferensial terhadap pola kejahatan penipuan paket dari luar
negeri dan mengetahui faktor penyebabnya.
Jurnal yang berjudul Tindak pidana romance scam dalam situs
kencan online di indonesia diteliti oleh Tasya Salsabilah, Mulyadi,
Rosalia Dika Agustanti membahas tentang mengeksplorasi faktor-faktor
penyebab terjadinya tindak pidana romance scam pada situs kencan
online di Indonesia dan juga membahas perlindungan hukum bagi para
korbannya. Hasil penelitian dalam jurnal ini menyimpulkan bahwa
faktor-faktor penyebab utama terjadinya romance scam adalah faktor
ekonomi dan kesempatan yang ada. Faktor ekonomi mencakup motif
keuangan yang mendorong pelaku untuk melakukan penipuan,
sementara faktor kesempatan mencakup kehadiran platform kencan
online yang memberikan peluang bagi pelaku untuk mengeksploitasi
korban. Dalam hal perlindungan hukum, Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik memberikan dasar hukum dalam menangani kasus romance
scam. Undang-undang ini mencakup penyelesaian perkara dan
pemberian sanksi pidana kepada tersangka atau terdakwa yang terlibat
dalam romance scam. Perlindungan hukum yang diberikan kepada
korban meliputi pemberian hak-hak korban serta penerapan kewajiban
yang harus dipenuhi oleh pelaku kejahatan. Dengan demikian, jurnal ini
mengidentifikasi faktor penyebab terjadinya romance scam pada situs
kencan online di Indonesia dan memberikan pemahaman tentang
perlindungan hukum yang ada bagi para korban. Sedangkan dalam
penelitian saya membahas tentang bagaimana penipuan paket dari luar
negeri bisa terjadi dan faktor penyebabnya tidak hanya dari ekonomi
melainkan adanya faktor lain.
Jurnal berjudul Analisis modus operandi tindak kejahatan
menggunakan teknik komunikasi love scam sebagai ancaman pada
keamanan sistem informasi yang ditulis oleh Ervan Yudi Widyarto dan
Dita Kusuma Hapsari membahas tentang Faktor-faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya kejahatan dengan teknik komunikasi love scam

23
telah diidentifikasi, dan jurnal ini juga mencari solusi untuk
menghadapinya. Kejahatan love scam atau penipuan asmara merupakan
tindakan penipuan di mana pelaku menggunakan trik atau manipulasi
emosi korban untuk mencapai tujuannya. Pelaku memanfaatkan
kepercayaan, perasaan, dan niat baik korban untuk melakukan
penipuan. Dalam konteks internet dan konektivitas global, faktor-faktor
seperti perbedaan gender, usia, bangsa, dan penampilan fisik tidak
menjadi hambatan, karena hal-hal tersebut tidak dapat diketahui secara
langsung. Hal ini menjadi daya tarik bagi para hacker untuk
menggunakan internet sebagai media komunikasi dan membentuk
komunitas mereka. Internet memberikan kecepatan dan kemudahan
bagi para hacker untuk beraksi dan berinteraksi dengan korban tanpa
harus mengungkapkan identitas mereka yang sebenarnya. Jurnal ini
bertujuan untuk menemukan solusi dalam menghadapi kejahatan love
scam. Solusi yang diajukan mungkin meliputi pendidikan dan
kesadaran masyarakat tentang risiko penipuan online, penguatan
perlindungan hukum bagi korban, peningkatan keamanan dan
pemantauan di platform kencan online, serta kerjasama antara pihak
berwenang dan lembaga terkait untuk melawan kejahatan semacam ini.
Dengan demikian, jurnal ini mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
kejahatan dengan teknik komunikasi love scam dan berusaha mencari
solusi untuk mengatasi masalah tersebut dalam konteks penggunaan
internet. Penulis memiliki persamaan dengan jurnal tersebut yaitu faktor
penyebab dan bagaimana pola penipuan melalui media sosial dengan
modus berkenalan.
Dalam jurnal Noor Amaliah Puteri dan Avin Fadilla Helmi yang
berjudul Terjerat cinta di internet (eksplorasi faktor resiko wanita yang
menjadi korban penipuan cinta online) membahas tentang emosi
romantis yang terjalin secara online telah menyebabkan munculnya
jenis kejahatan baru, yaitu penipuan cinta online. Penelitian ini
bertujuan untuk menggambarkan faktor risiko yang membuat seseorang
rentan menjadi korban penipuan cinta online. Metode penelitian yang

24
digunakan adalah metode kualitatif. Hasil dari penelitian ini melibatkan
empat korban penipuan cinta online, yang menggambarkan bahwa
korban mengalami personal relative deprivation (PRD). Faktor PRD ini
terkait dengan pola pengasuhan yang otoriter dan pengalaman negatif
selama masa perkembangan. PRD menyebabkan korban mencari teman
atau koneksi melalui internet ketika mereka menghadapi masalah dalam
kehidupan mereka. Korban kemudian bertemu dengan penipu di dunia
maya dan mengalami kendali diri yang rendah (low self-control),
sehingga mereka merasa bahwa penipuan tersebut memberikan
penggantian atau pemenuhan terhadap kebutuhan yang dirasakan akibat
kekurangan yang mereka alami. Akhirnya, mereka menjadi korban
penipuan cinta online. Dengan demikian, penelitian ini menggambarkan
hubungan antara faktor risiko, seperti personal relative deprivation,
pola pengasuhan, dan pengalaman negatif pada masa perkembangan,
dengan kejadian penipuan cinta online. Temuan ini menunjukkan
bahwa korban penipuan cinta online memiliki karakteristik dan
pengalaman yang membuat mereka rentan terhadap penipuan tersebut.
Persamaan penulis dalam jurnal ini adalah korban memiliki
permasalahan dalam percintaan kemudian korban merasa nyaman
dengan pelaku sehingga terjadi penipuan paket dari luar negeri.
Dalam jurnal Aji Rahma Wijayanto yang berjudul Love scams and
its legal protection for victims membahas tentang fenomena baru
kejahatan dunia virtual muncul seiring dengan perkembangan teknologi
dan komunikasi. Fenomena cyber crime tidak hanya dialami oleh
masyarakat global tetapi juga di Indonesia. Dalam dunia kejahatan
internet yang pada dasarnya dilakukan dengan cara komunikasi oleh
pelaku kejahatan dunia maya melalui media internet, pelaku lebih
dipercaya korban dari pada komunikasi langsung dari orang-orang yang
sudah dikenal. Jurnal ini menemukan betapa mendesaknya
perlindungan terhadap korban kasus penipuan hubungan cinta via
internet. Korban penipuan asmara yang umumnya berjenis kelamin
perempuan mudah tertipu dan ketika pelaku melakukan kejahatan

25
melalui pesan melalui internet, korban memberikan umpan balik kepada
pelaku, komunikasi dilakukan pelaku secara berkesinambungan
sehingga korban percaya dan jatuh dalam kelesuan dan umumnya
merugi hingga nominal rupiah yang cukup besar. Sedangkan dalam
penelitian saya membahas tentang penyebab korban dapat tertipu dan
cara mencegahnya.
Jurnal Farah Safura Muhammud dan Hamizah Muhammad yang
berjudul Cybercrime through love scams:what women should know?
membahas tentang modus penipuan untuk penipuan keuangan melalui
penipuan cinta. Jurnal ini juga membahas faktor yang menyebabkan
perempuan menjadi calon korban melalui sisi kepribadian aspek,
karakteristik, dan dampak setelah menjadi korban. Jurnal ini
menyimpulkan bahwa langkah hati-hati yang harus diperlukan terhadap
wanita untuk menghindari menjadi potensi korban kejahatan dunia
maya, dan mengatasi akibatnya sama pentingnya. Sedangkan dalam
jurnal saya membahas tentang cara pencegahannya.
Dalam jurnal Jie-Yu Chuang yang berjudul Romance scams:
romantic imagery and transcranial direct current stimulation membahas
tentang cinta memiliki dampak yang signifikan terhadap mental
seseorang. Korban penipuan tetap terikat secara emosional dengan
penipu bahkan setelah kebohongan itu terungkap, yang dihipotesiskan
dikaitkan dengan romantisme yang dilebih-lebihkan secara
menyimpang pencitraan korban. Banyak korban mengalami gejala yang
serupa dengan gangguan stres pascatrauma, dan bahkan ada yang
menghadapi pemikiran tentang bunuh diri. Jurnal ini menyimpulkan
bahwa romantisme menyimpang pencitraan mungkin terkait dengan
tindakan impulsif seperti bunuh diri sekaligus ideal tetapi palsu
hubungan asmara bubar. Dalam penelitian saya membahas apa saja
faktor penyebab dan bagaimana cara menghindari penipuan paket dari
luar negeri dengan modus berkenalan.
Jurnal Christian Kopp, Robert Layton, Jim Sillitoe, dan Iqbal Gondal
yang berjudul The role of love stories in romance scams: a qualitative

26
analysis of fraudulent profiles membahas tentang penipuan cinta adalah
penipuan yang sangat sukses yang menyebabkan banyak kerugian
finansial dan kerusakan emosional pada korbannya. Jurnal ini
memberikan perspektif yang mungkin bisa membantu menjelaskan
keberhasilan penipuan ini. Dengan cara yang mirip dengan “Surat
Nigeria”, mengusulkan bahwa teknik penipuan menarik emosi yang
kuat, yang jelas terlibat dalam hubungan Romantis. Jurnal ini berasumsi
bahwa faktor keberhasilan yang sama ditemukan dalam hubungan
normal berkontribusi pada keberhasilan penipuan asmara. Temuan
menunjukkan bahwa afinitas pribadi terkait dengan imajinasi romantis
pribadi, yang digambarkan oleh kisah cinta pribadi, memainkan sebuah
peran penting dalam keberhasilan penipuan asmara.
Jurnal terakhir diambil dari Jonathan Nii Barnor Barnor, Richard
Boateng, Emmanuel Awuni Kolog dan Anthony Afful-Dadzie yang
berjudul Rationalizing online romance fraud: in the eyes of the offender
membahas tentang penipuan asmara dari sudut pandang pelaku dan
bagaimana mereka merasionalisasi motivasi, peluang dan kemampuan
mereka terhadap pelaksanaan kejahatan. Interaksi berbagai faktor sosio-
ekonomi yang menjadi kekuatan pendorong utama di balik kejahatan
dunia maya. Ini termasuk perekrutan dan pelatihan rekan, kemiskinan,
pengangguran, tingkat pendidikan rendah dan pendapatan rendah.
Keunikan jurnal ini berasal dari fakta bahwa jurnal ini menyimpang dari
penelitian sebelumnya untuk menyelidiki kejahatan dunia maya dari
sudut pandang pelaku. Sekali lagi, jurnal ini bisa dibilang salah satu
yang pertama menempatkan ketiga dimensi kerangka kerja MOA dan
dimensi rasionalisasi Segitiga Penipuan untuk mempelajari perilaku
penipu asmara. Sedangkan dalam penelitian saya membahas adanya
interaksi pelaku dalam kelompok-kelompok tertentu, faktor penyebab
terjadinya penipuan dan cara mencegahnya.

27
2.4 Alur Pemikiran

Penipuan Paket Dari Luar


Negeri

Media Sosial

Cyber Crime

Modus Faktor
Berkenalan Penyebab

Pola
Kejahatan

Cara
Menghindari

Berdasarkan kerangka berpikir yang dibuat oleh penulis maka,


melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran pola
kejahatan dan saran-saran yang relevan dalam menghindari kejahatan
penipuan paket dari luar negeri dengan modus berkenalan. Dalam era
perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi, cyber crime
semakin meningkat. Media sosial seperti WhatsApp atau Instagram
menjadi sarana yang dimanfaatkan oleh pelaku untuk melakukan
penipuan. Para pelaku mempelajari kejahatan penipuan paket dari luar
negeri dengan kelompok-kelompok tertentu di media sosial. Penipuan
paket dari luar negeri dengan modus berkenalan merupakan contoh
konkret dari kejahatan dunia maya, yang juga terkait dengan evolusi
kejahatan. Oleh karena itu, penulis bertujuan untuk memahami faktor

28
penyebab, pola kejahatan, dan upaya dalam menghindari penipuan
paket dari luar negeri.

29
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan
kualitatif adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk
menghasilkan pemahaman yang mendalam mengenai realitas sosial.
Pendekatan ini menekankan pada pemahaman dan interpretasi makna
yang terkandung dalam data yang diperoleh dari sumber penelitian.
Pendekatan ini tidak menggunakan statistik atau metode kuantitatif
untuk mengukur data, melainkan lebih fokus pada pemahaman konteks
dan interaksi yang terjadi. Penelitian kualitatif berusaha untuk
mendapatkan gambaran yang komprehensif dan mendalam tentang
fenomena yang diteliti melalui komunikasi yang mendalam dengan
responden atau informan penelitian (Jaya, 2020).
Dalam menggunakan pendekatan ini, penulis berupaya untuk
memberikan deskripsi dan pemahaman yang komprehensif mengenai
penipuan paket dari luar negeri dengan modus berkenalan melalui
media sosial. Tujuan penulis adalah memahami dan menggambarkan
subjek penelitian yang akan diteliti. Penulis juga berusaha mencari
gambaran dan jawaban terkait pertanyaan penelitian yang mengarah
pada pemahaman tentang bagaimana penipuan paket dari luar negeri
dengan modus berkenalan melalui media sosial. Data yang diperoleh
kemudian akan diolah dan diinterpretasikan berdasarkan teori yang
digunakan dalam penelitian, sehingga dapat memberikan pemahaman
yang lebih mendalam terkait fenomena penipuan tersebut.

3.2 Tipe Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan tipe deskriptif. Penelitian
deskriptif merupakan metode untuk menginterpretasikan data yang ada
seperti situasi yang terjadi, hubungan atau korelasi antara variabel,
kegiatan yang dilakukan, pandangan atau sikap yang terlihat, proses

30
yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, kelainan atau
anomali yang muncul, kecenderungan yang teramati, pertentangan yang
muncul, dan sebagainya. Metode deskriptif bertujuan untuk
menganalisis data yang ada dengan tujuan menghasilkan kesimpulan
dan rekomendasi. Data tersebut kemudian dijelaskan secara deskriptif
untuk memberikan pemahaman yang jelas dan terarah mengenai hasil
penelitian. Dalam konteks penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan
temuan data terkait faktor penyebab, pola kejahatan, dan cara
menghindari penipuan paket dari luar negeri dengan modus berkenalan
melalui media sosial.

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu dan Tempat yang telah dilakukan penulis dalam penulisan
penelitian yang sudah dilakukan:
1. Waktu yang dibutuhkan penulis dalam melakukan penelitian dan
menuliskan hasil penelitian sesuai dengan waktu pengerjaan yang
dilakukan.
2. Tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah aplikasi instagram
dan whatsapp. Penulis memilih lokasi penelitian berdasarkan data
sekunder yang ditemukan dan kebiasaan masyarakat yang relevan
dengan topik penelitian. Pemilihan lokasi didasarkan pada tema
penelitian yang sedang dibahas oleh penulis dalam studi ini.

3.4 Teknik Pengumpulan Data Penelitian


Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis terbagi menjadi 2
(dua), yaitu:
1. Salah satu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik wawancara, di mana data dikumpulkan secara langsung
melalui interaksi tanya jawab berdasarkan daftar pertanyaan yang
telah disiapkan. Selain itu, juga dilakukan wawancara tidak
terstruktur untuk mendapatkan data dan informasi yang relevan
sesuai kebutuhan penelitian. Wawancara dilakukan kepada
narasumber yang bersedia untuk dimintai keterangan yaitu korban

31
WL dan MF serta kepolisian Ipda Yudistyra. Ketiganya di
wawancara di tempat yang berbeda sesuai waktu pelaksanaan
wawancara.
2. Salah satu teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
studi pustaka. Teknik ini melibatkan pengumpulan data dengan
memanfaatkan dokumen-dokumen, catatan-catatan, laporan-
laporan, dan bahan-bahan lain yang relevan dengan permasalahan
yang sedang dibahas.

3.5 Langkah – Langkah Penelitian


Langkah awal penulis dalam melakukan penelitian :
1. Menentukan tema penelitian :
Tema ditentukan berdasarkan ketertarikan penulis kepada penipuan
paket dari luar negeri melalui instagram maupun whatsapp dengan
modus berkenalan. Dimana penipuan tersebut semakin ramai
ditengah kemajuan zaman.
2. Menentukan judul penelitian :
Kemudian penulis menentukan penelitian yang berjudul “Analisis
Asosiasi Differensial Terhadap Penipuan Paket Dari Luar Negeri
Dengan Modus Berkenalan Melalui Media Sosial”.
3. Mencari permasalahan dalam penelitian :
Penulis menentukan permasalahan penelitian berdasarkan data
sekunder yang diperoleh dari bahan referensi yang digunakan
sebagai acuan dalam penelitian ini.
4. Menentukan Teori penelitian :
Penulis memilih teori penelitian dengan teori Asosiasi Diferensial
karena penulis menganggap teori tersebut relevan dengan tema
penelitian penulis.
5. Metode yang akan digunakan dalam penelitian :
Penulis menggunakan pendekatan kualitatif dalam pelaksanaan
penelitian ini.
6. Menentukan tempat penelitian dan subjek penelitian :

32
Penulis melakukan penelitian melalui aplikasi instagram dan
whatsapp. Karena berdasarkan bahan referensi bacaan penulis.
Dengan subjek penelitian korban penipuan paket dari luar negeri
melalui aplikasi tersebut.

33
BAB 4
TEMUAN DATA

4.1 Instagram
Instagram merupakan salah satu hasil dari perkembangan internet
yang populer di kalangan pengguna saat ini. Dapat diamati bahwa
pengguna Instagram terus meningkat setiap tahunnya, menunjukkan
tingginya minat masyarakat terhadap media sosial ini. Menurut data
Indonesia.id pada Desember 2022, pengguna aktif Instagram di
Indonesia telah mencapai kisaran 92,53 juta pengguna.
Tidak seperti platform media sosial lainnya, instagram memiliki
fokus utama pada berbagi foto dan video oleh pengguna. Hal ini
menjadi keunikan instagram yang membedakannya dari media sosial
lainnya. Selain itu, instagram juga dikenal karena sering melakukan
pembaruan sistemnya. Sejak diluncurkan pada tahun 2010, Instagram
secara teratur memperbarui dan menambah fitur-fitur yang ada untuk
memberikan pengalaman yang lebih lengkap dan menarik bagi
penggunanya. Berikut ini adalah beberapa fitur yang tersedia di
instagram saat ini:

1. Kamera
2. Label foto (hashtag)
3. Pengikut (follower) dan mengikuti (following)
4. Tanda suka (like)
5. Arroba (@)
6. Mengunggah foto dan video dengan caption (posting)
7. Siaran langsung
8. Jejaringan sosial
9. Efek (filter)
10. Arsip foto
11. Instastory
12. Closefriend
13. Geotagging

34
14. Ig tv.

Dengan adanya fitur-fitur di atas, instagram juga dapat berfungsi


sebagai pengganti album foto dan video tradisional. Perbedaannya
adalah setiap postingan di instagram tidak memiliki batasan waktu,
sehingga pengguna masih dapat melihat foto atau video yang telah
diposting sebelumnya, meskipun telah berlalu waktu yang cukup lama
sejak postingan tersebut dibuat. Dengan begitu, pengguna dapat
menyimpan dan membagikan momen-momen penting dalam bentuk
foto dan video secara permanen di akun instagram mereka.

Gambar 4. 1 Logo Instagram

Sumber: Instagram.com

4.2 Whatsapp
WhatsApp Messenger, atau yang lebih dikenal sebagai WhatsApp,
adalah sebuah aplikasi pesan yang dirancang untuk smartphone dengan
fungsi mirip BlackBerry Messenger. WhatsApp Messenger merupakan
aplikasi pesan lintas platform yang memungkinkan pengguna untuk
saling bertukar pesan tanpa biaya tambahan seperti SMS, karena
aplikasi ini menggunakan paket data internet yang sama yang
digunakan untuk email, browsing web, dan aktivitas online lainnya.
WhatsApp Messenger menggunakan koneksi internet 3G, 4G, atau Wi-
Fi untuk melakukan komunikasi data. Dengan menggunakan
WhatsApp, pengguna dapat dengan mudah melakukan obrolan secara
gratis (asalkan terhubung ke jaringan internet), berbagi file, bertukar

35
foto, dan melakukan berbagai kegiatan lainnya. Menurut data
Indonesia.id pengguna whatsapp pada tahun 2022 di Indonesia
mencapai 2,38 miliar. Whatsapp juga memiliki beberapa keunggulan
yaitu:
1. Selain pesan teks, whatsApp juga dilengkapi dengan fitur untuk
mengirim gambar, video, rekaman suara, dan lokasi GPS
menggunakan hardware GPS atau Gmaps. Media tersebut dapat
ditampilkan langsung di dalam aplikasi whatsApp, tanpa perlu
menggunakan link atau tautan tambahan.
2. WhatsApp terintegrasi ke dalam sistem seperti SMS, sehingga
tidak perlu membuka aplikasi whatsApp secara terpisah untuk
menerima pesan. Ketika handphone dalam kondisi mati atau non-
aktif, notifikasi pesan yang masuk akan tetap disampaikan saat
telepon seluler dihidupkan kembali.
3. Pada whatsApp, terdapat tanda status pesan berupa jam merah
yang menandakan bahwa pesan sedang dalam proses loading di
perangkat pengguna. Tanda Centang jika pesan terkirim ke
jaringan. Tanda centang ganda jika pesan sudah terkirim ke
teman chat. Silang merah jika pesan gagal.
4. Fitur Broadcast pada whatsApp memungkinkan pengguna untuk
mengirim pesan ke banyak pengguna sekaligus, sedangkan fitur
group Chat memungkinkan pengguna untuk mengirim pesan ke
anggota-anggota dalam sebuah grup atau komunitas.
5. Dengan adanya integrasi whatsApp dengan sistem, pengguna
dapat menghemat bandwidth karena tidak perlu melakukan login
atau memuat kontak/avatar setiap kali menggunakan aplikasi.
Hal ini membantu dalam mengirit penggunaan data. Selain itu,
pengguna juga dapat mematikan aplikasi whatsApp dan hanya
mengaktifkannya ketika ada pesan masuk, sehingga dapat
menghemat daya baterai pada perangkat.
6. Fitur baru yang disebut "Hapus Pesan Ke Semua Orang"
memiliki kesamaan dengan fitur "Tarik Pesan" yang ada pada

36
BlackBerry Messenger (BBM) yang sudah ada sebelumnya. Fitur
ini memungkinkan pengguna untuk menghapus atau menarik
kembali pesan yang telah terkirim. Pada awalnya, fitur ini hanya
tersedia untuk pengguna beta, namun kemudian dirilis secara
publik.

Gambar 4. 2 Logo Whatsapp

Sumber: Whatsapp.com

4.3 Profil Narasumber


Tabel 4. 1 Para Narasumber

No. Nama Status Pekerjaan Lokasi Usia Waktu


Narasumber Narasumber Narasumber Narasumber Narasumber Wawancara
1. WL (Nama Korban Karyawan DKI Jakarta 25 Tahun 11 Maret
Inisial) Swasta 2023
2. MF (Nama Korban Karyawan Brebes 23 Tahun 25 Maret
Inisial) Swasta 2023
3 Ipda Kepolisan Polisi DKI Jakarta - 18 April
Yudistyra 2023

37
1. WL (Nama Inisial)

Gambar 4. 3 Foto Narasumber WL

Sumber: Foto Pribadi WL

Pada proses pengambilan data, penulis telah sepakat dengan korban


pertama untuk melakukan wawancara melalui telepon menggunakan
whatsapp pada hari Sabtu, 11 Maret 2023 pukul 20.00 WIB. Korban
pertama (WL) merupakan subjek penelitian terkait penipuan paket dari
luar negeri dengan modus berkenalan. Dalam hal ini, WL dijadikan
sebagai sumber data primer melalui wawancara telepon menggunakan
WhatsApp. Penulis memulai dengan memperkenalkan diri dan
menjelaskan maksud dan tujuan wawancara kepada WL. WL telah
menyetujui untuk menjalani wawancara tersebut.
Berdasarkan hasil dari wawancara yang dilakukan, ditemukan bahwa
WL melakukan interaksi dengan pelaku melalui platform Instagram.
Berikut kutipan wawancara WL mengatakan:
“Awal mula pelaku follow saya melalui instagram tadinya
saya biasa saja, kemudian pelaku dm saya di instagram
ngajakin kenalan, akhirnya saya bales dm pelaku. Setelah

38
sekian lama chatingan di instagram pelaku minta move ke
whatsapp lalu saya kasih nomor saya kak.”
Berdasarkan informasi korban, pelaku mengaku sebagai seorang
kewarganegaraan Turkey. Korban juga mengungkapkan bahwa pelaku
merupakan seorang single namun seorang pembisnis yang memiliki
perushaan. Pelaku telah membuat korban harus kehilangan uang sebesar
Rp 2.500.000 karena menjanjikan untuk mengirimkan paket barang dari
luar negeri. Setelah mengalami kejadian tersebut, korban sendiri
mengungkapkan bahwa Ia juga harus merasakan kerugian psikis.

2. MF (Nama Inisial)

Gambar 4. 4 Foto Narasumber MF

Sumber: Foto Pribadi MF


Pada proses pengambilan data, penulis telah bersepakat dengan
subyek kedua (MF) untuk melakukan wawancara melalui telepon
menggunakan whatsapp pada hari Sabtu, tanggal 25 Maret 2023 pukul
19.00 WIB. MF merupakan subyek penelitian yang terkait dengan
penipuan paket dari luar negeri dengan modus berkenalan. Wawancara
dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data primer, dan penulis
memulai dengan memperkenalkan diri serta menjelaskan maksud dan

39
tujuan dari wawancara tersebut. MF telah menyetujui untuk menjalani
wawancara tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian wawancara yang telah dilakukan
didapatkan bahwa MF melakukan komunikasi dengan pelaku melalui
instagram. Berikut kutipan wawancara MF mengatakan:
“Pertama tama dia dm aku lewat instagram kak, tadinya aku
malas untuk nanggapinnya setelah dia chat berkali kali
akhirnya aku respon. Kita chat chatan melalui instagram
selayaknya orang sudah berpacaran akhirnya pelaku
meminta nomor whatsapp aku dan kita melanjutkan chat
melalui whatsapp”.
Korban juga menginformasikan mengenai data pelaku. Berikut
merupakan profil pelaku berdasarkan instagram yang dibagian oleh
korban kepada penulis:

Gambar 4. 5 Profil Instagram Pelaku dari MF

Sumber : Dokumen MF, 2023

40
Berdasarkan informasi korban, pelaku mengaku sebagai seorang
kewarganegaraan Malaysia, namun tengah berada di Amerika Serikat.
Korban juga mengungkapkan bahwa pelaku merupakan seorang single
parent namun seorang pembisnis yang memiliki dealer mobil. Pelaku
telah membuat korban harus kehilangan uang sebesar Rp8.000.000
karena menjanjikan untuk mengirimkan paket barang dari luar negeri.
Setelah mengalami kejadian tersebut, korban sendiri mengungkapkan
bahwa Ia juga harus merasakan kerugian psikis. Berikut merupakan
pernyataan korban :
“Iya kak, setelah kejadian itu aku jadi sering melamun,
moodnya tiba-tiba berubah, emosinya ga stabil. Mungkin
karena aku juga shock, dan aku juga udah terlanjur cinta
kak”.

3. Ipda Yudistyra
Ipda Yudistyra adalah seorang polisi yang bertugas di bidang
cyber crime. Ia menjabat sebagai anggota subdit cyber crime
Ditreskrimsus Polda Metro Jaya. Ia juga turun langsung dalam
menangani kasus-kasus cyber crime seperti penipuan paket dari
luar negeri dengan modus berkenalan melalui media sosial.
Menurut Ipda Yudistyra pola penipuan paket dari luar negeri
sebagai berikut :
“Kami telah melacak dan menganalisis sejumlah kasus
terkait pengiriman paket ilegal ini. Ada pola yang sama
dalam modus operandi yang digunakan, serta penggunaan
metode pengiriman yang serupa. Dari sana, kami dapat
menyimpulkan bahwa ada koordinasi yang terjadi di antara
para pelaku, yang menunjukkan bahwa mereka beroperasi
sebagai sebuah kelompok. Kelompok ini memanfaatkan
platform sosial media untuk berinteraksi dengan calon
pembeli. Mereka menggunakan kurir pribadi untuk
menjanjikan mengirimkan paket-paket tersebut”.

41
Selanjutnya Ipda Yudistyra menambahkan bahwa dalam
penipuan paket dari luar negeri pelaku memberikan motif
ataupun dorongan tertentu kepada korbannya agar bisa menuruti
yang mereka inginkan:
“Umumnya pelaku meyakinkan para korban dengan cara
mengaku sebagai seseorang dengan Profesi yang
meyakinkan seperti Broker, Polisi, Tentara, mempunyai
bisnis dll yang akan datang ke Indonesia dan berjanji akan
menikahi para korban.

42
BAB 5
ANALISIS

5.1 Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Penipuan Paket Dari Luar


Negeri Dengan Modus Berkenalan
Penipuan paket dari luar negeri merupakan salah satu jenis penipuan
yang termasuk dalam kategori love scam, yang merupakan bentuk
kejahatan yang berkembang dari Nigerian Scam. Nigerian Scam, juga
dikenal sebagai Nigerian 419 Scam, adalah jenis penipuan atau
kecurangan yang mengancam kerahasiaan seseorang. Nama Nigerian
Scam diberikan karena penipuan tersebut berasal dari negara Nigeria
dan mulai muncul sekitar tahun 1990. Perkembangan Nigerian Scam
telah menjadi perhatian utama dalam komunitas global karena telah
menghasilkan berbagai variasi penipuan yang berbeda, salah satunya
adalah love scam (Chawki, 2009).
Penipuan paket dari luar negeri dengan modus berkenalan adalah
contoh nyata dari kejahatan yang terjadi di dunia maya, dan
perkembangan penipuan tersebut tak lepas dari perubahan global dalam
kejahatan siber. Kejahatan siber dapat diartikan sebagai upaya untuk
masuk atau menggunakan fasilitas komputer dan jaringannya tanpa izin
secara ilegal. Istilah lain yang sering digunakan untuk merujuk pada
kejahatan siber adalah kejahatan komputer atau computer crime. Pada
penelitian ini, pendekatan tersebut sejalan dengan definisi yang
diberikan oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat, yang
menjelaskan bahwa kejahatan komputer adalah "setiap tindakan yang
melanggar hukum atau ilegal yang membutuhkan pengetahuan tentang
keahlian komputer untuk melakukannya, menyelidiki, atau
menuntutnya" (Mansur & Gultom, 2005).
Kejahatan penipuan paket dari luar negeri dengan modus berkenalan
yang terjadi dalam dunia siber muncul sebagai hasil dari keberadaan
internet atau ruang siber. Pada kenyataannya, internet telah menjadi
kebutuhan penting yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

43
Melalui internet, komunikasi telah mengalami perubahan besar, tidak
hanya dalam hal media tetapi juga dalam kemampuannya untuk
menghubungkan negara dan benua melalui penggunaan protokol
internet (pertukaran data komputer atau jaringan). Oleh karena itu,
dengan hadirnya internet, segala jenis aktivitas di dalamnya, terutama
kejahatan dalam dunia siber, menjadi tidak terbatas dan memiliki sifat
yang mengandalkan manipulasi teknologi dengan melanggar peraturan
dan hukum yang berlaku.
Berdasarkan dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan
informan dan key informan, maka peneliti menemukan jawaban yang
mengarah kepada permasalahan dari pertanyaan penelitian ini, untuk
menjawab pertanyaan penelitian tersebut, ada proses analisa yang akan
dilakukan antara lain :
1. Mengetahui faktor keterlibatan korban dalam terjadinya
kejahatan atas beredarnya penipuan paket dari luar negeri.
2. Mengetahui alasan penjual menipu customer dalam penipuan
paket dari luar negeri.
3. Mengetahui dampak yang dialami korban dari penipuan paket
dari luar negeri.
4. Mengetahui seberapa besar pengaruh sosial media instagram
terhadap pembelian paket dari luar negeri akibat gaya hidup.
Berbagai karakteristik dalam tindak pidana penipuan paket dari luar
negeri merupakan konten ilegal. Hal ini adalah akibat pola gaya hidup
yang berlebihan membuat tindakan kriminal yang melibatkan
manipulasi data atau informasi yang tidak dapat diverifikasi secara
online, melanggar hukum, dan mengganggu ketertiban umum. Pelaku
penipuan sering menggunakan taktik seperti pencurian identitas (foto,
pekerjaan, atau alamat seseorang) untuk membuat profil palsu di
platform seperti instagram atau whatsapp.
Pada tahap awal, pelaku penipuan akan mengungkapkan perasaan
cinta kepada korban dan meminta nomor handphone mereka untuk
berkomunikasi melalui aplikasi instagram. Setelah berpindah ke

44
platform komunikasi lain, pelaku akan meminta uang kepada korban.
Alasan yang sering digunakan adalah pelaku mengklaim ingin
mengirimkan barang kepada korban namun terhambat oleh pihak
imigrasi. Mereka meminta uang kepada korban agar barang yang
tertahan dapat segera dikirimkan kepada korban.
Pelaku penipuan dalam kasus penipuan paket dari luar negeri
menggunakan berbagai alasan untuk mempengaruhi korban yang
menjadi target mereka. Mereka menggunakan strategi perlakuan
romantis kepada korban dan secara manipulatif memanipulasi emosi
korban. Hal ini bertujuan untuk membangun rasa kepercayaan korban
terhadap pelaku.
Di Indonesia, penipuan paket dari luar negeri dengan modus
berkenalan menjadi sebuah fenomena yang sering terjadi dalam
kejahatan siber. Hal ini telah menarik perhatian sekelompok individu
yang kemudian membentuk sebuah komunitas virtual bernama WSC
atau Waspada Scammer Cinta. Komunitas ini bertujuan untuk
menyediakan wadah bagi korban untuk melaporkan kasus penipuan dan
berbagi informasi terkait dengan penipuan paket dari luar negeri dengan
modus berkenalan (love scam). WSC didirikan oleh Fenny Fatimah dan
Kompol Bayu Suseno sejak tahun 2012, dan saat ini memiliki 3.338
pengikut di halaman Instagram WSC.
Waspada Scammer Cinta memiliki visi dan misi untuk mencegah
penyebaran kejahatan love scam di Indonesia. Kejahatan love scam ini
dapat menyebabkan kerugian finansial bagi calon korban. Komunitas
WSC menerima laporan kerugian dari korban penipuan paket dari luar
negeri yang terjadi pada tahun 2020, sebagai berikut:

Tabel 5. 1Kerugian Para Korban Love Scam Penipuan Paket Dari Luar Negeri Pada
Tahun 2020

No. Bulan Total Korban Total Kerugian Korban


1. Januari 12 korban Rp. 1.079.628.000,-
2. Februari 12 korban Rp. 449. 778.750,-
3. Maret 12 korban Rp. 100. 900. 000,-
4. April 33 korban Rp. 926. 962. 000,-
5. Mei 20 korban Rp. 1. 552. 850. 000,-
6. Juni 15 korban Rp. 804. 600. 000,-

45
7. Juli 25 korban Rp. 1. 985. 500. 000,-
8. Agustus 12 korban Rp. 333. 383. 000,-
Total 141 korban Rp. 7,233,601,750,-
Sumber: Data Kerugian Bulan Januari – Agustus tahun 2020 dari Laporan Korban
Love Scam penipuan paket dari luar negeri kepada Komunitas Waspada Scammer
Cinta
Selain dari laporan korban penipuan paket dari luar negeri yang
diberikan oleh komunitas WSC, Polda Metro Jaya juga telah
menangani 20 kasus love scam pada periode Januari hingga Desember
tahun 2022. Dengan adanya banyak kasus penipuan paket dari luar
negeri di Indonesia, terdapat berbagai faktor yang menjadi penyebab
mengapa seseorang melakukan kejahatan tersebut dengan modus
berkenalan. Hal ini dikarenakan dalam kehidupan dan interaksi sosial,
manusia sering kali tergoda untuk melakukan pelanggaran atau
penyimpangan.
Penyimpangan yang dilakukan oleh individu dapat disebabkan oleh
faktor-faktor eksternal dan internal yang beragam. Dalam konteks ini,
penting untuk mengkaji penyimpangan manusia, terutama dalam
melakukan tindak kejahatan, melalui perspektif kriminologi. Sutherland
mendefinisikan kriminologi sebagai “a body of knowledge regarding
crime as a social phenomenon”. Secara sempit, kriminologi mengkaji
tindak kejahatan, sementara secara lebih luas, kriminologi juga
mempelajari penologi dan metode non-punitif yang terkait dengan
tindak kejahatan. Karena kriminologi mempelajari perilaku manusia
terkait dengan kejahatan, pendekatan yang digunakan meliputi
pendekatan deskriptif, normatif, dan kausalitas (Atmasasmita, 2013).
Dalam buku Hindelang, Gottfredson dan Garofalo (1978) yang
berjudul Victims Of Personal Crime: An Empirical Foundation For A
Theory Of Personal Victimization dikutip dalam Meier dan Miethe
(1993).memaparkan beberapa karakteristik demografis yang tentunya
dapat menyebabkan seseorang memiliki gaya hidup tertentu.
Karakteristik demografis yaitu jenis kelamin, umur, pekerjaan,
pendidikan dan lainnya sehingga dapat mengubah serta membatasi
sikap dan tindakan mereka sesuai dengan ekspetasi lingkungannya. Hal

46
tersebut juga memungkinkan individu harus bisa beradaptasi dengan
sendirinya sehingga dapat diterima secara sosial.
Adaptasi yang dimaksud yaitu individu harus memiliki kemampuan
(individual skill), memiliki kepribadian (personality), kepercayaan
(beliefs), tingkah laku (attitudes) dalam menentukan gaya hidup mereka
(Karina, 2012;25). Ekspetasi yang diharapkan dari adaptasi lingkungan
sosialnya membuat seseorang berusaha menjadi yang terbaik dalam
lingkungannya namun pada kenyataannya mereka tertekan dengan gaya
hidup tertentu sehingga membuat mereka pada tingkat resiko menjadi
korban yang tinggi.
Gaya hidup merupakan suatu pola hidup seseorang dalam dunia
kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan
pendapat (opini) yang bersangkutan (Sopiah dan Mamang, 2016;262).
Salah satu gaya hidup atau lifestyle yang dapat diukur melalui dimensi
activity (aktivitas) dilihat dari pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, dan
kegiatan sosial. Gaya hidup sangat berkaitan dengan kehidupan
perkotaan (Rachmania, 2015). Gaya hidup seseorang bisa dianalisis
melalui tiga hal yaitu:

1. Aktivitas yaitu mengungkapkan suatu kegiatan yang dilakukan


konsumen, produk apa yang dibeli atau digunakan, dan kegiatan
apa yang dilakukan untuk mengisi waktu luang.
2. Minat yaitu mengemukakan suatu yang digemari dan prioritas
dalam hidup konsumen tersebut. Minat merupakan faktor pribadi
yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen.
3. Opini yaitu pandangan dan perasaan konsumen dalam menanggapi
segala hal terjadi pada diri mereka dalam kehidupan sehari-hari
(social interest), tentang bisnis, maupun produk-produk tertentu
(Amir, 2005;53)
. Menurut Kotler dan Garry (2008;21-24) menyatakan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 yaitu faktor
yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal
dari luar (eksternal) diantaranya:

47
1. Faktor internal atau individual
a. Sikap, berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang
dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu
objek yang diorganisasi melalui pengalaman serta
mempengaruhi secara langsung terhadap perilaku. Keadaan
jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan,
kebudayaan dan lingkungan sosialnya.
b. Pengalaman dan pengamatan, mempengaruhi pengamatan
sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari
semua tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari, melalui
belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman yang akan
menghasilkan pandangan menyeluruh terhadap suatu objek.
c. Kepribadian merupakan konfigurasi karakteristik individu dan
cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari
setiap individu.
d. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan
menentukan perilaku individu dalam menghadapi
permasalahan hidupnya, karena konsep diri merupakan frame
of reference yang menjadi awal perilaku.
e. Motif merupakan perbuatan seseorang yang dilakukan karena
adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan
terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif.
Jika motif seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu
besar maka akan membentuk gaya hidup yang cenderung
mengarah kepada gaya hidup hedonis.
2. Faktor eksternal
a. Kelompok referensi merupakan kelompok yang memberikan
pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan
perilaku seseorang. Kelompok yang memberikan pengaruh
langsung adalah kelompok dimana individu tersebut menjadi
anggotanya dan saling berinteraksi satu sama lain, sedangkan
kelompok yang memberi pengaruh tidak langsung adalah

48
kelompok dimana individu tidak menjadi anggota didalam
kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut akan
menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.
b. Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam
pembentukan sikap dan perilaku individu. Hal ini karena pola
asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang secara
tidak langsung dapat mempengaruhi pola hidupnya.
c. Kelas sosial merupakan kelompok yang relatif homogen dan
bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam
sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang
itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama.
d. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari
pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri pola pikir,
merasakan dan bertindak. Orang-orang yang berasal dari sub-
budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki
gaya hidup yang berbeda.

Faktor penyebab kejahatan, baik itu faktor eksternal maupun faktor


lingkungan, dapat menjadi pemicu terjadinya kejahatan. Faktor-faktor
ini terjadi di luar individu dan dapat mempengaruhi perilaku kriminal.
Para ahli kriminologi mengacu pada faktor eksternal sebagai faktor
lingkungan. Sutherland menjelaskan bahwa kejahatan sering kali dipicu
oleh pola gaya hidup yang tidak baik. Salah satu ciri penyebab
kejahatan adalah kondisi lingkungan yang buruk, seperti masyarakat
dengan tingkat pendidikan yang rendah, terutama di kalangan anak-
anak. Selain lingkungan, faktor eksternal juga mencakup faktor
ekonomi, di mana kemiskinan menjadi fenomena yang tidak
terpisahkan dari suatu negara. Hal ini mendorong seseorang untuk
terlibat dalam kejahatan sebagai cara untuk bertahan hidup. Di negara-
negara dengan mayoritas penduduk miskin, seringkali terdapat banyak
pelaku kejahatan, pelanggar agama, dan penjahat dari berbagai latar
belakang.

49
Berdasarkan data yang diperoleh dari Polda Metro Jaya mengenai
faktor penyebab pelaku kejahatan dalam kasus penipuan paket dari luar
negeri dengan modus berkenalan, serta alasan mengapa korban menjadi
korban kejahatan tersebut, terungkap bahwa pelaku melakukan
kejahatan melalui aplikasi whatsapp dan instagram karena dipengaruhi
oleh gaya hidup yang tinggi. Selain faktor gaya hidup yang tinggi,
terdapat pula faktor kesempatan atau peluang, di mana korban tergoda
atau percaya dengan barang branded dengan harga yang sangat murah.
Dalam kasus ini, terdapat kerjasama antara pelaku Warga Negara Asing
(WNA) dan Warga Negara Indonesia (WNI). Namun, karena korban
yang menjadi target adalah WNI, komunikasi dengan korban dilakukan
oleh pelaku WNI. Salah satu modus dalam penipuan paket dari luar
negeri adalah dengan mengiming-imingi korban dengan hadiah dan
juga harga yang pada barang yang memiliki brand terkenal, di mana
pelaku WNI berpura-pura menjadi pegawai bea cukai dan menelepon
korban untuk memberitahu bahwa barang tidak dapat dikirim karena
ada kendala tertentu. Tujuannya adalah agar korban membayar
sejumlah uang agar barang yang dikirim oleh pelaku dapat dikirimkan
kepada korban.
Dalam konteks tindak pidana penipuan paket dari luar negeri dengan
modus berkenalan melalui media sosial, terdapat faktor-faktor
penyebab dari faktor internal maupun eksternal yang memungkinkan
pelaku memanfaatkan korban untuk mengirimkan pricelist yang tidak
masuk dengan harga aslinya. Selain faktor tersebut, terdapat juga faktor
kesempatan yang terbukti melalui interaksi intens antara korban dan
pelaku, serta godaan dan kepercayaan korban terhadap iming-iming
yang diberikan oleh pelaku. Hal ini membuktikan bahwa korban
memberikan peluang bagi pelaku untuk melakukan tindak pidana
penipuan paket dari luar negeri dengan mudah, di mana pelaku dengan
lancar meminta uang kepada korban dan korban tidak ragu untuk
mengirimkannya.

50
5.2 Pola Kriminalitas Pelaku Pengiriman Paket dari Luar Negeri
Melalui Sosial Media dalam Lifestyle Exposure
Penelitian ini menggunakan teori gaya hidup (lifestyle exposure)
yang dikemukakan oleh Hindelang, Gottfredson dan Garofalo (1978)
sebagai dasar untuk memahami perilaku kriminal. Teori ini menekankan
bahwa perilaku kriminal dipengaruhi oleh gaya hidup yang
menyimpang, pengaruh media dan juga individu yang terlibat dalam
aktivitas kriminal. Dalam teori ini, Hindelang menganalisis beberapa
yang menggambarkan bagaimana gaya hidup dapat membentuk perilaku
kriminal dari pelaku pengiriman paket dari luar negeri melalui sosial
media. Berikut merupakan pola kriminalitas tersebut:
1. Aktivitas
Teori lifestyle exposure yang dikemukakan oleh Hindelang
menyatakan bahwa tingkat kriminalitas dan risiko menjadi
korban kriminal meningkat ketika rutinitas harian seseorang
memungkinkan mereka untuk lebih sering terpapar situasi
berisiko atau memiliki kesempatan lebih banyak untuk menjadi
korban kejahatan. Dalam konteks motif atau pola pelaku
penipuan paket dari luar negeri melalui media sosial, teori
lifestyle exposure dapat dijelaskan dari gaya hidup dengan
pelaku penipuan. Dalam hal ini pelaku penipuan paket dari luar
negeri biasanya terlibat dalam kelompok atau komunitas online
yang berbagi informasi, teknik, dan strategi dalam melakukan
penipuan. Dengan bergaul dengan anggota kelompok tersebut,
individu dapat belajar cara-cara penipuan yang efektif.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan
kepolisian pada 18 April 2023 Pukul 14.00 WIB juga
mengungkapkan bahwa
“Ya, kami menemukan bahwa kelompok ini memiliki saluran
komunikasi yang terorganisir. Mereka menggunakan forum
online, grup obrolan, atau media sosial tertentu untuk
berbagi informasi, strategi, dan taktik mereka. Melalui

51
saluran ini, mereka bisa saling memberikan dukungan,
memperbarui metode penipuan, dan mengkoordinasikan
kegiatan mereka. Bahkan kami telah mengidentifikasi adanya
kelompok atau forum yang digunakan oleh pelaku
pengiriman paket dari luar negeri untuk melakukan penipuan
melalui media sosial. Kelompok ini terdiri dari individu-
individu yang bekerja sama secara online untuk menjalankan
skema penipuan yang canggih dan merugikan banyak
korban.”
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat menunjukan
bahwa pola penipuan berkedok pengiriman paket dari luar negeri
bisa dipelajari. Umumnya mereka mempunyai forum komunikasi
bersama dengan pelaku lainnya untuk menjalankan skema
penipuan. Bahkan staretgi dan taktik mereka juga serupa. Hal ini
bahkan dibuktikan dari hasil wawancara penulis dengan dua
korban yang bernisial WL dan MF. Berikut merupakan
pernyataan WL dan MF:
“Awal mula pelaku menghubungi aku lewat aplikasi
instagram, setelah chat chatan di instagram cukup lama dan
aku merasa nyaman akhirnya pelaku meminta move chat
melalui whatsapp lalu aku kasih nomor aku”. Pernyataan WL
dalam wawancara pada tanggal 11 Maret 2023.
“Pertama tama dia dm aku lewat instagram kak, tadinya aku
malas untuk nanggapinnya setelah dia chat berkali kali
akhirnya aku respon. Kita chat chatan melalui instagram
selayaknya orang sudah berpacaran akhirnya pelaku
meminta nomor whatsapp aku dan kita melanjutkan chat
melalui whatsapp”. Pernyataan MF dalam wawancara pada
tanggal 25 Maret 2023.
Berdasarkan pernyataan dari WL dan MF di atas dapat
menunjukan bahwa pola pelaku dalam melakukan penipuan

52
paket dari luar negeri sama-sama menggunakan strategi berupa
menghubungi melalui media seperti instagram dan WhatsApp.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007) keputusan pembelian
merupakan suatu keputusan dalam memilih salah satu dari
beberapa alternatif pilihan yang ada. Paul Peter dan Jerry
menyebutkan keputusan pembelian oleh konsumen sebagai
proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan
untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan
memilih salah satu diantaranya (dalam Sopiah dan Mamang,
2016;247). Pelaku kriminal akan terlibat dalam pola komunikasi
tertentu ketika berinteraksi dengan orang lain. Hal ini bisa
diamati dari bagaimana komunikasi dan kontak yang dilakukan
oleh pelaku kepada korbannya. Dalam proses komunikasi
sendiri, pelaku akan cenderung memberikan rasa peduli pada
target yang ingin dituju. Seperti misalnya dengan memberikan
rasa perhatian, janji, dan sebagainya.
Dalam kasus yang penulis angkat ini pula, pelaku penipuan
paket dari luar negeri menggunakan media sosial untuk
melakukan aktivitas melalui interaksi dengan korban dan
membangun hubungan romantis atau persahabatan palsu dengan
korban. Pelaku memanfaatkan teknik komunikasi yang persuasif
dan manipulatif untuk mengambil data korban. Hal ini dapat
dibuktikan dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan
WL dan MF yang dimana WL dan MF menyatakan hal berikut:
“..... pelaku bilang akan datang menemui saya dan nikahin
saya makanya saya bisa langsung percaya dengan pelaku,
karena pelaku juga selalu mengabari saya lewat chat atau
telfon kak. Dia bilang ingin pergi ke mall untuk membelikan
aku berbagai barang seperti tas dan sepatu untuk kado
valentine aku. Kata aku gausah repot – repot buat beli
barang-barang tersebut. Lalu pelaku mengirimkan foto foto
barang melalui chat whatsapp. Setelah itu pelaku bilang

53
akan mengirimkan melalui ekspedisi. Dari situ aku ga timbul
perasaan curiga sama sekali karena waktu dia beli
barangnya dia telfon dan mengirimkan foto barang-barang
tersebut” ucap WL pada penulis.
Gambar 5. 1 Chat WL Bersama Pelaku

Sumber : Dokumen WL, 2023


“Dia bilang dia mau ke Indonesia karena ibunya ada di bali
dan sekalian katanya mau nemuin aku. Lalu dia tanya ke aku
apakah aku suka barang barang mewah, aku jawab gausah
repot-repot beliin aku barang barang tersebut. Kata dia
gapapa ini hadiah dari anak saya karena besok anak saya
ulang tahun. Barang yang dijanjikan kepada aku ada iphone,
berlian, tas, baju, dan uang. Dia juga menjajikan akan
menikahi aku kak”. ucap MF pada penulis.

54
Gambar 5. 2 Proses Komunikasi Pelaku Dalam Menjanjikan Pengiriman Paket

Sumber: Dokumen MF, 2023

Berdasarkan pernyataan dari dua narasumber penulis di atas


maka terlihat bahwa perilaku kriminal penipuan paket luar
negeri melakukan pola komunikasi yang hampir serupa yakni
dengan melalui media sosial dan menjanjikan barang-barang
tertentu untuk dikirimkan ke korban, namun meminta korban
untuk membayar paket yang dikirimkan tersebut pada pihak
ekspedisi tetapi barang tidak sampai.

2. Minat.
Pelaku penipuan dapat menjadi bagian dari kelompok atau
komunitas online di mana mereka berbagi informasi, teknik, dan
strategi dalam melakukan penipuan. Dalam kelompok ini,
mereka dapat mendapatkan dukungan, berkolaborasi, dan
memperkuat praktik penipuan mereka melalui minat gaya hidup
konsumen. Pola ini didasarkan pada asumsi bahwa pelaku
penipuan dari luar negeri melalui media sosial dapat terlibat
dalam asosiasi dengan orang lain yang memiliki pengetahuan,
pengalaman, dan nilai-nilai kriminal yang serupa. Adapun pelaku
penipuan paket dari luar negeri belajar dari pengalaman kalangan
yang sama dan meningkatkan teknik untuk mengelabui korban

55
untuk bisa mendapatkan data percaya dari korban. Pelaku sering
berkumpul dan berbagi pengalaman dalam grup sejenis untuk
menambah keterampilan dan caranya lebih mengasah teknik
yang mereka miliki. Hal ini bahkan disampaikan oleh kepolisian
yang penulis wawancarai pada 18 April 2023 Pukul 14.00 WIB
“Kami telah melacak dan menganalisis sejumlah kasus
terkait pengiriman paket ilegal ini. Ada pola yang sama
dalam modus yang digunakan, serta penggunaan metode
pengiriman yang serupa. Dari sana, kami dapat
menyimpulkan bahwa ada koordinasi yang terjadi di antara
para pelaku, yang menunjukkan bahwa mereka beroperasi
sebagai sebuah kelompok. Kelompok ini memanfaatkan
platform sosial media untuk berinteraksi dengan calon
pembeli. Mereka menggunakan kurir pribadi untuk
menjanjikan mengirimkan paket-paket tersebut”.
Berdasarkan pernyataannya di atas dapat menunjukan bahwa
perilaku kriminal dari pelaku pengiriman paket dari luar negeri
ini di dapatkan dari kelompok personal antar para pelaku. Maka
dari itu pola gaya hidup dari para pelaku sama-sama
memanfaatkan pola gaya hidup yang berlebihan menggunakan
kurir pribadi untuk berpura-pura akan mengirimkan paket yang
mereka janjikan. Hal ini dapat dibuktikan dari pernyataan dua
korban yang penulis wawancarai dimana keduanya memberikan
pernyataan sebagai berikut:
WL “Dia bilang barang barang sudah di kirim melalui
ekspedisi tetapi barang tertahan di bea cukai karena ada
pembayaran yang kurang. Setelah itu aku di chat oleh orang
yang mengaku sebagai bea cukai. Lalu aku bilang ke dia
bahwa ada pembayaran yang harus di bayarkan ketika ambil
barang tersebut pelaku menjawab kamu bayar aja dulu nanti
aku ganti uangnya. Aku percaya aja sama omongan dia

56
karna aku ngerasa daripada barang yang sudah aku beli
tetapi tidak dateng jadi aku bayar aja”

Gambar 5. 3 Invoice Pembayaran Dari Pelaku Kepada Korban

Sumber: Dokumen Korban, 2023

MF “Dia bilang barang barang yang mau dia kasih sudah di


kirim melalui ekspedisi. Setelah itu aku dapet informasi
bahwa barang tertahan di bea cukai. Ga lama setelah itu ada
orang yang mengaku sebagai pegawai bea cukai”.

Gambar 5. 4 Chat dan Email Pelaku Sebagai Ekspedisi

57
Sumber: Dokumen Korban, 2023

Merujuk pada pernyataan dua narasumber di atas dapat


membuktikan pernyataan kepolisian bagaimana sebenarnya pola
kriminal dari para pelaku penipuan pengiriman paket dari luar
negeri sama-sama berusaha untuk memanfaatkan kurir pribadi
mereka dimana hal tersebut di dapatkan dari pembelajaran
kelompok personal para pelaku.

Dalam kasus ini, pelaku penipuan paket dari luar negeri


belajar teknik yang beragam untuk memanipulasi korban,
mengambil data penting dari korban serta membujuk dan
mengancam korban agar memberikan data yang dibutuhkan
dalam pengiriman barang. Bahkan pelaku juga membujuk para
korban dengan cara melakukan pemaksaan agar korban dapat
memberikan uang kepada pelaku. Pada kasus ini, narasumber
penulis juga mengalami hal serupa. Berikut merupakan
pernyataan dari dua narasumber penulis:
WL “....Lalu aku bilang ke dia bahwa ada pembayaran yang
harus di bayarkan ketika ambil barang tersebut pelaku
menjawab kamu bayar aja dulu nanti aku ganti uangnya. Aku
percaya aja sama omongan dia bahwa duit yang nanti aku
transfer akan diganti. Aku transfer sebesar 2,5 juta kak.
Setelah aku transfer nomor dan ig aku sudah di blokir oleh
pelaku. Dari situ aku baru sadar kak bahwa aku sudah
mengalami penipuan”
MF “Orang tersebut terus menghubungi aku dan memaksa
untuk membayar tagihan jika barangnya ingin di ambil. Dari
situ aku coba cari cari informasi kak tapi cuma sedikit aja
karena kerjaan aku yang lumayan sibuk. Karena aku percaya
jadi aku transfer aja kak karena dari pelaku juga bilang
uangnya diganti pakai uang yang di dalam paket
tersebut……Iyaa kak dia bilang urusin dulu barang yang
mau aku kasih karena di dalamnya ada uangnya 35 dolar,

58
kamu pinjam uang ke temanmu dulu nanti kamu ganti aja
pakai uang itu”.

Gambar 5. 5 Bukti Transfer MF Kepada Pelaku

Sumber: Dokumen MF, 2023

Berdasarkan gambar di atas dapat terlihat dan membuktikan


bahwa MF yang merupakan salah satu korban dan sekaligus
narasumber penulis bahkan harus kehilangan uang sebesar 8jt
karena adanya tekanan dan paksaan dari pelaku yang mengaku
akan mengirimkan barang kepada dirinya. Berdasarkan hasil
wawancara penulis dengan pihak kepolisian yaitu Bapak Ipda
Yudistyra selaku anggota cyber crime polda metro jaya juga
mengungkapkan bahwa pola kriminal yang dilakukan oleh
pelaku yaitu sebagai berikut:
“Umumnya pelaku meyakinkan para korban dengan cara
mengaku sebagai seseorang dengan Profesi yang

59
meyakinkan seperti Broker, Polisi, Tentara, mempunyai
bisnis dll yang akan datang ke Indonesia dan berjanji akan
menikahi para korban”.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas maka dapat
membuktikan bahwa di sini para pelaku melakukan pola
kriminal dengan cara memberikan motif ataupun dorongan
terhadap minat pembelian kepada korbannya agar bisa menuruti
yang mereka inginkan. Termasuk dalam kasus ini yang dimana
korban di dorong untuk bisa mentransfer uang kepada pelaku
dengan cara medesak, menekan, atau menjanjikan sesuatu hal.

3. Opini
Dalam konteks penipuan paket dari luar negeri melalui media
sosial, arah, motif, dan dorongan yang terkait dengan perilaku
kriminal tersebut dapat dipahami melalui pemahaman terhadap
ketentuan pidana yang menguntungkan dan yang tidak. Pelaku
penipuan paket mungkin mempelajari dan memahami hukuman
yang mungkin mereka hadapi jika tertangkap, serta manfaat yang
dapat mereka peroleh dari kegiatan ilegal tersebut.
Motif dalam kegiatan penipuan paket melalui sosial media
dapat berkaitan dengan keuntungan finansial atau kepuasan
pribadi lainnya. Pelaku terdorong oleh niat untuk mendapatkan
keuntungan finansial yang signifikan. Dorongan individu untuk
terlibat dalam penipuan paket melalui media sosial bisa didorong
oleh faktor ekonomi, ketidakpuasan, atau lingkungan sosial yang
memperkuat perilaku kriminal. Mereka melihat kesempatan
untuk memperoleh keuntungan finansial yang cepat dan besar
sebagai dorongan utama. Selain itu, faktor-faktor seperti
kesulitan ekonomi, keinginan untuk meningkatkan status sosial,
atau desakan teman sebaya yang terlibat dalam kegiatan serupa
juga dapat menjadi dorongan bagi mereka untuk terlibat dalam
penipuan paket.

60
Pelaku penipuan paket dari luar negeri melanggar hukum
untuk mendapatkan keuntungan dari tindakan kejahatan yang
mereka lakukan. Pelaku merasa lebih mudah, cepat, dan
menguntungkan untuk mencuri data penting bagi orang lain dari
pada mencari uang dengan cara yang legal. Maka dari itu
seseorang cenderung akan menjadi delinkuen karena
menganggap melanggar hukum lebih menguntungkan dari pada
akses untuk tidak melanggar hukum. Pada kasus penipuan
pengiriman paket darri luar negeri ini pula penulis menemukan
data dari hasil wawancara dengan pihak kepolisian dimana dari
hasil wawancara tersebut pihak kepolisian menyatakan hal
berikut ini:
“Dalam beberapa tahun terakhir, kami telah melihat
peningkatan signifikan dalam kasus pengiriman barang
ilegal atau melanggar hukum melalui platform media sosial.
Pelaku-pelaku ini cenderung menjadi delinkuen karena
mereka melihat kegiatan ini sebagai cara yang lebih
menguntungkan secara finansial dari pada kegiatan legal”.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pilihan mereka.
Pertama, penggunaan media sosial telah meluas secara global,
sehingga memberikan kesempatan bagi pelaku untuk beroperasi
secara anonim dan mencapai khalayak yang lebih luas.
Sedangkan menurut kepolisian alasan kedua yaitu karena para
korban terlalu mudah percaya dengan rayuan pelaku, para korban
terbawa perasaan dengan pelaku, kurangnya mencari informasi
tentang kejahatan tersebut, dan para korban tidak hati-hati dalam
menggunakan media sosial.

Pada presposisi ini, pelaku penipuan paket dari luar negeri


tidak hanya melihat contoh yang telah dijalankan di dirinya, akan
tetapi dari pelaku juga akan melakukan beberapa proses untuk
mencuri data penting dari korban. Khususnya mengenai alamat
dari tempat tinggal korban, ataupun mengakses info pribadi

61
mengenai korban. Penting juga untuk dicatat bahwa media sosial
juga bisa memberikan akses kepada pelaku untuk bisa
mempelajari pola-pola anti kriminal yang ada. Maka dari itu
pelaku akan mencoba untuk mencari pola kejahatan sesuai
dengan target korbannya. Pernyataan ini sendiri di dukung oleh
narasumber kepolisian yang penulis wawancarai. Berikut
penjelasannya:
“Pelaku penipuan pengiriman paket dari luar negeri itu
cenderung akan mencoba untuk mendapatkan informasi
penting dari korban, seperti alamat tempat tinggal dan
informasi pribadi lainnya. Bahkan juga nih, mereka
melakukan ini dengan cara memanfaatkan sosial media dan
sumber-sumber online lainnya. Misalnya aja kayak
mengakses profil korban di sosial media. Jadi si pelaku dapat
memperoleh informasi tentang kebiasaan, lokasi, dan
preferensi korban. Jadi hal yang kayak gini nih yang
memungkinkan mereka untuk merencanakan penipuan efektif
ke korban”
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat terlihat bahwa
sebenarnya pola kriminal dari pelaku pengiriman paket dari luar
negeri itu cenderung akan menggunakan pola kejahatan tertentu
yang menargetkan kepada korbannya. Mulai dari mencari
informasi data mengenai korban, bahkan hingga mempelajarinya
dari kasus-kasus kejahatan lainnya. Sehingga nantinya pelaku
bisa mendapatkan preferensi untuk penipuan yang lebih efektif
kepada korbannya.

Dalam kasus penipuan pengiriman paket dari luar negeri ini


juga sama, pelaku tidak semerta-merta hanya karena tujuannya
untuk mendapatkan uang, namun juga karena faktor kepuasan
pribadi. Hal ini pula dijelaskan oleh narasumber penulis yang
mengatakan hal berikut:

62
“Pola kriminal yang dilakukan oleh pelaku pengiriman paket
dari luar negeri bisa melibatkan taktik dan strategi yang
dirancang untuk mengecoh korban dan memuluskan jalannya
penipuan. Jadi mereka itu seringkali menggunakan metode
atau pola khusus gitu kayak misalnya memalsukan identitas
dan dokumen pengiriman, atau bahkan juga suka
menggunakan teknologi biar bisa nyembunyikan jejak dan
identitas mereka. Pola kriminal kayak gini itu mencerminkan
bahwa upaya mereka untuk mencapai tujuan mereka, yaitu
mendapatkan keuntungan finansial melalui penipuan
pengiriman paket. Tapi perlu di inget bahwa pelaku
pengiriman paket ini walaupun punya kebutuhan dan nilai-
nilai yang sama dengan kayak individu lain, tapi mereka juga
bisa memilih untuk menggunakan pola non kriminal lain
dalam mencapai tujuan mereka. Sederhananya ya ini
nunjukin kalo kebutuhan dan nilai-nilai umum saja tidak bisa
nih sepenuhnya menjelaskan mengapa mereka terlibat dalam
perilaku kriminal. Bisa juga karena faktor-faktor lain yang
mempengaruhi pilihan mereka sampe memutuskan pola
kriminal sepert itu, misalnya faktor lingkungan, keadaan
sosial, dan motivasi individu yang unik. Atau seperti yang
saya katakan sebelumnya, karena adanya motif keinginan
untuk mencapai kepuasan pribadi”.
Dalam kasus yang dialami oleh salah satu narasumber
penulis lainnya juga memiliki pola yang sama. Korban bernama
MF juga mendapatkan pola kriminal yang serupa. Walaupun
tidak dapat dipungkiri bahwa korban harus kehilangan uangnya,
namun MF juga mengungkapkan bahwa pelaku tetap mem-
follow instagram pelaku, dan bahkan yang memblokir nomor
WhatsApp pelaku adalah korban, bukan korban. Berikut
merupakan pernyataan MF:

63
“Ya herannya kenapa sampe sekarang pihak cowok sekarang
gak ngeblok aku”
Berdasarkan pernyataan narasumber penulis di atas dapat
terlihat bahwa dari pelaku sendiri tetap mengikuti korban
meskipun kepentingannya sudah terpenuhi. Hal ini membuktikan
bahwa pola kriminal dari pelaku pengiriman paket dari luar
negeri juga bisa disebabkan oleh faktor lain selain uang.

64
BAB 6
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Penyebab terjadinya tindak pidana penipuan paket dari luar negeri
dengan modus berkenalan melibatkan faktor-faktor internal dan
eksternal, seperti faktor individu, ekonomi, dan lingkungan. Pelaku
memanfaatkan para korban untuk mengirimkan sejumlah uang kepada
mereka. Selain faktor ekonomi, ada juga faktor kesempatan yang
terbukti dari keterlibatan korban dalam berinteraksi intens dengan
pelaku, tergoda dan mempercayai janji-janji yang diberikan oleh
pelaku. Dalam hal ini, korban memberikan peluang kepada pelaku
untuk melakukan penipuan paket dari luar negeri dengan modus
berkenalan, sehingga pelaku dengan mudah meminta uang kepada
korban dan korban tidak ragu untuk mengirimkan uang kepada mereka.
Berdasarkan teori asosiasi diferensial dalam penipuan paket dari luar
negeri adalah pelaku biasanya terlibat dalam kelompok atau komunitas
online yang berbagi informasi, teknik, dan strategi dalam melakukan
penipuan. Pola ini didasarkan pada asumsi bahwa pelaku penipuan dari
luar negeri melalui media sosial dapat terlibat dengan orang lain yang
memiliki pengetahuan, pengalaman, dan nilai-nilai kriminal yang
serupa. Adapun pelaku penipuan paket dari luar negeri belajar dari
pengalaman kalangan yang sama dan meningkatkan teknik untuk
mengelabui korban untuk bisa mendapatkan data percaya dari korban.
Motif dalam kegiatan penipuan paket dari luar negeri dapat berkaitan
dengan keuntungan finansial atau kepuasan pribadi lainnya. Pelaku
terdorong oleh niat untuk mendapatkan keuntungan finansial yang
signifikan.

6.2 Saran
Diharapkan kepada pemerintah, terutama lembaga yang berwenang
dalam pembentukan undang-undang, harus mengambil tindakan yang
lebih tegas dalam menangani kasus penipuan paket dari luar negeri

65
yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Hal ini bertujuan untuk
mencegah penyebaran kejahatan yang terjadi melalui media sosial.
Selain itu, para ahli IT dan pihak kepolisian yang bertanggung jawab
dalam menangani kasus penipuan di media sosial diharapkan dapat
mengembangkan program pengelolaan data yang lebih optimal,
sehingga kasus-kasus yang terjadi di media sosial dapat segera
diminimalisir.
Bagi para korban, terutama perempuan untuk menjadi pengguna
media sosial yang cerdas mulai dari saat ini. Gunakan media sosial
dengan penuh kewaspadaan dan bijak agar tidak mudah terperdaya oleh
rayuan dan tipu daya para pelaku kejahatan yang melakukan penipuan
paket dari luar negeri. Selalu waspada dan berhati-hati saat berkenalan
melalui media sosial. Lakukan pengenalan dengan baik antara yang
benar dan yang palsu agar tidak terjebak oleh para pelaku penipuan
paket dari luar negeri. Dan dari kasus-kasus yang telah terjadi,
gunakanlah pengalaman tersebut sebagai pelajaran agar selalu tetap
waspada dan berhati-hati dalam berkenalan dengan seseorang, sehingga
di masa mendatang tidak ada lagi korban yang terkena penipuan paket
dari luar negeri dengan modus berkenalan.

66
DAFTAR PUSTAKA
Buku

Atmasasmita, R. (2013). Teori dan Kapita Selekta Kriminologi. Bandung:


PT Refika Aditama.

Jaya, I. L. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:


Anak Hebat Indonesia.

Mansur, D. M., & Gultom, E. (2005). Cyber Law : Aspek Hukum Teknologi
Informasi. Bandung: PT Refika Aditama.

Moeljatno. (2008). Asas - Asas Hukum Pidana. Jakarta: Rineka Cipta.

Santoso, A. (2009). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika.

Santoso, T., & Zulfa, E. A. (2004). Kriminologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Sunarso, S. (2009). Hukum Informasi dan Transaksi Elektronik: Studi Kasus


Prita Mulyasari. Jakarta: Rineka Cipta.

Tongat. (2015). Hukum Pidana Materiil. Malang: UMM Press.

Jurnal

Andres, K., & Michael, H. (2010). User Of The World, Unite The
Challanges and Opportunities Of Social Media. Business Horizons.

Arifah, D. A. (2011). Kasus Cyber Crime Di Indonesia. JBE.

Barnor Barnor, J. N., Boateng, R., Kolog, E. A., & Dadzie, A. A. (2020).
Rationalizing Online Romance F Rationalizing Online Romance
Fraud: In the E aud: In the Eyes of the Off es of the Offender.
Americas Conference on Information Systems, 1-10.

Chawki, M. (2009). Nigeria Tackles Advance Fee Fraud. Journal of


Information, Law & Technology 1.

67
Chuang, J. Y. (2021). Romance Scam: Romantic Imagery And Transcranial
Direct Current Stimulation. Direct Current Stimulation, 1-6.

Djanggih, H., & Qamar, N. (2018). Penerapan Teori-Teori Kriminologi


dalam Penanggulangan Kejahatan Siber (Cyber Crime). Pandecta,
10-23.

Juditha, C. (2015). Pola Komunikasi Dalam Cybercrime (Kasus Love


Scams). Jurnal Penelitian dan Pengembangan Komunikasi dan
Informatika, 29-40.

Kopp, C., Layton, R., Sillitoe, J., & Gondal, I. (2015). The Role Of Love
Stories In Romance Scams: A Qualitative Analysis Of Fraudulent
Profiles. International Journal of Cyber Criminology, 205-217.

Maurizka, D., Djatmika, P., & Lustio, F. (2022). Tinjauan Kriminologis


Kejahatan Love Scam Terhadap Perempuan Dalam Situs Kencan
Online Di Indonesia (Studi Di Kepolisian Resor Metro Jakarta
Pusat). Jurnal Hukum.

Muhammud, F. S., & Muhammad, H. (2022). Cybercrime Through Love


Scams:What Women Should Know? Journal of Contemporary
Islamic Studies, 41-54.

Puteri, N. A., & Helmi, A. F. (2021). Terjerat Cinta Di Internet (Eksplorasi


Faktor Resiko Wanita Yang Menjadi Korban Penipuan Cinta
Online). Jurnal Psikologi.

Retnowati, Y. (2015). Love Scammer: Komodifikasi Cinta dan Kesepian Di


Dunia Maya. Jurnal Komunikologi, 65-77.

Rusmana, A. (2015). Penipuan Dalam Interaksi Melalui Media Sosial


(Kasus Peristiwa Penipuan Melalui Media Sosial Dalam Masyarakat
Berjejaring). Kajian Informasi dan Kepustakaan, 187-194.

68
Salsabilah, T., Mulyadi, & Agustanti, R. D. (2021). Tindak Pidana Romance
Scam Dalam Situs Kencan Online Di Indonesia. Jurnal Kertha
Semaya, 387-403.

Suseno, B. (2019). PTIK Press. Konsep facebook policing : sebagai


pencegahan kejahatan sekunder profile cloning crime (Multi analisis
kejahatan profile cloning dengan pelaku narapidana di lapas kelas 1
Rajabasa dan rutan kelas 1 Way Hui Bandar Lampung).

Tongat. (2015). Hukum Pidana Materiil. Malang: UMM Press.

Widyarto, E. Y., & Hapsari, D. K. (2022). Analisis Modus Operandi Tindak


Kejahatan Menggunakan Teknik Komunikasi Love Scam Sebagai
Ancaman Pada Keamanan Sistem Informasi. Jurnal Syntax Idea,
1353-1364.

Wijayanto, A. R. (2021). Love Scams and Its Legal Protection For Victims.
Law Research Review Quarterly, 211-224.

Yuliasti, A., Pabita, D. T., Avialda, H., & Hartono, N. S. (2022). Analisis
Fenomena “Tinder Swindler” Pada Aplikasi Online Dating
Menggunakan Lifestyle Exposure Theory. Deviance Jurnal
Kriminologi, 169-181.

Artikel Online

Fatimah, F. (2012). Feydownwsc_official. Retrieved Juni 6, 2023, from


Instagram: https://www.instagram.com/feydownwsc_official/

Hidayat, A. R., Sarwindaningrum, I., Aritonang, D. D., & Alfajri, I. (2022,


April 21). Penipu Berkedok Cinta Berkeliaran di Dunia Maya.
Retrieved Desember 06, 2022, from Kompas:
https://www.kompas.id/baca/investigasi/2022/04/20/penipu-
berkedok-cinta-berkeliaran-di-dunia-maya

Sutrisna, T. (2022, Juni 16). Polisi Tangkap 2 Pelaku "Love Scamming"


yang Tipu Korban hingga Rp 2,4 Miliar. Retrieved Januari 24, 2023,

69
from Kompas.com:
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/06/16/11214351/polisi-
tangkap-2-pelaku-love-scamming-yang-tipu-korban-hingga-rp-
24?page=all

70
LAMPIRAN

Verbatim 1

Nama : WL

Sebagai : Korban Penipuan Paket Dari Luar Negeri

Nama Verbatim
P Bagaimana awal mula kakak kenal dengan pelaku?
WL Awal mula pelaku menghubungi aku lewat aplikasi instagram,
setelah chat chatan di instagram cukup lama dan aku merasa
nyaman akhirnya pelaku meminta move chat melalui whatsapp
lalu aku kasih nomor aku.
P Apakah kakak merasa curiga dengan pelaku?
WL Tidak curiga sama sekali karena chatan dan telfon selayaknya
orang sudah berpacaran dan melihat dari foto pelaku tampan
dan mengaku memiliki perusahaan. Siapa sih kak orang yang
ga tertarik dapat cowo tampan, mapan dan kaya.
P Apakah kakak dijanjikan selain barang?
WL Iyaa kak, pelaku bilang akan datang menemui saya dan nikahin
saya makanya saya bisa langsung percaya dengan pelaku,
karena pelaku juga selalu mengabari saya lewat chat atau telfon
kak.
P Pelaku beralasan apa ketika ingin mengirimkan barang?
WL Dia bilang ingin pergi ke mall untuk membelikan aku berbagai
barang seperti tas dan sepatu untuk kado valentine aku. Kata
aku gausah repot – repot buat beli barang-barang tersebut. Lalu
pelaku mengirimkan foto foto barang melalui chat whatsapp.
Setelah itu pelaku bilang akan mengirimkan melalui ekspedisi.
Dari situ aku ga timbul perasaan curiga sama sekali karena
waktu dia beli barangnya dia telfon dan mengirimkan foto
barang-barang tersebut.
P Bagaimana proses kakak bisa tertipu?
WL Dia bilang barang barang sudah di kirim melalui ekspedisi
tetapi barang tertahan di bea cukai karena ada pembayaran yang
kurang. Setelah itu aku di chat oleh orang yang mengaku
sebagai bea cukai. Lalu aku bilang ke dia bahwa ada
pembayaran yang harus di bayarkan ketika ambil barang
tersebut pelaku menjawab kamu bayar aja dulu nanti aku ganti
uangnya. Aku percaya aja sama omongan dia bahwa duit yang
nanti aku transfer akan diganti.
P Berapa kerugian yang kakak alami?
WL Aku transfer sebesar 2,5 juta kak. Setelah aku transfer nomor
dan ig aku sudah di blokir oleh pelaku. Dari situ aku baru sadar
kak bahwa aku sudah mengalami penipuan.
P Setelah kejadian yang kakak alami, apakah kakak mengalami
kerugian psikis juga?
WL Iyaa kak, setelah kejadian itu aku jadi sering melamun,
moodnya tiba-tiba berubah, emosinya ga stabil. Mungkin
karena aku juga shock, dan aku juga udah terlanjur cinta kak.

Verbatim 2

Nama : MF

Sebagai : Korban Penipuan Paket Dari Luar Negeri

Nama Verbatim
P Awal mula kakak berkenalan dengan pelaku melalui aplikasi
apa?
MF Pertama tama dia dm aku lewat instagram kak, tadinya aku
malas untuk nanggapinnya setelah dia chat berkali kali akhirnya
aku respon. Kita chat chatan melalui instagram selayaknya
orang sudah berpacaran akhirnya pelaku meminta nomor
whatsapp aku dan kita melanjutkan chat melalui whatsapp.
P Apakah kakak merasa curiga dengan pelaku?
MF Ga sih kak, soalnya dia pernah posting tentang anaknya. Dia
bilang maukah kamu jadi ibu dari anak ini, siapa sih kak yang
gamau secara dia tampan trus ngakunya punya bisnis dealer
mobil di Amerika.
P Apa saja janji-janji yang diberikan oleh pelaku?
MF Dia bilang dia mau ke Indonesia karena ibunya ada di bali dan
sekalian katanya mau nemuin aku. Lalu dia tanya ke aku
apakah aku suka barang barang mewah, aku jawab gausah
repot-repot beliin aku barang barang tersebut. Kata dia gpp ini
hadiah dari anak saya karena besok anak saya ulang tahun.
Barang yang dijanjikan kepada aku ada iphone, berlian, tas,
baju, dan uang. Dia juga menjajikan akan menikahi aku kak.
P Kenapa kakak mudah percaya sama pelaku?
MF Karena pas waktu dia beli barang-barang itu dia sambil video
call walaupun cuma sebentar. Kita sering video call dan chat
chatan juga kak, yang aku lihat di video call sama di foto ignya
sama makanya aku percaya banget sama dia kak dan aku juga
udah terlanjur nyaman banget sama pelaku kak.
P Bagaimana proses kakak bisa tertipu?
MF Dia bilang barang barang yang mau dia kasih sudah di kirim
melalui ekspedisi. Setelah itu aku dapet informasi bahwa
barang tertahan di bea cukai. Ga lama setelah itu ada orang
yang mengaku sebagai pegawai bea cukai. Orang tersebut terus
menghubungi aku dan memaksa untuk membayar tagihan jika
barangnya ingin di ambil. Dari situ aku coba cari cari informasi
kak tapi cuma sedikit aja karena kerjaan aku yang lumayan
sibuk. Karena aku percaya jadi aku transfer aja kak karena dari
pelaku juga bilang uangnya diganti pakai uang yang di dalam
paket tersebut.
P Apakah dari pelaku ada penekanan ke kakak?
MF Iyaa kak dia bilang urusin dulu barang yang mau aku kasih
karena di dalamnya ada uangnya 35 dolar, kamu pinjam uang
ke temanmu dulu nanti kamu ganti aja pakai uang itu.
P Berapa kerugian yang kakak alami?
MF Sebesar 8 jt kak, setelah transfer pelaku tidak memblokir nomor
aku kak tapi aku yang blokir, aku heran aja kenapa dia ga blokir
aku, sehabis dia nipu aku pelaku follow teman teman aku kak
mungkin untuk mengincar teman aku yang lainnya.
P Apakah kakak juga mengalami kerugian psikis?
MF Yang aku rasain sering melamun, mudah emosi, ga percaya kok
bisa aku sampai tertipu soalnya uang yang aku pakai bukan
uang aku semua kak, aku pinjam sama temen-temen aku.

Verbatim 3

Nama : Ipda Yudistyra

Sebagai : Anggota Cyber Crime Polda Metro Jaya

P Apakah bapak mengetahui bahwa ada kasus love scam


berkedok paket dari luar negeri?
Y Iya saya mengetahui bahwa ada kasus love scam berkedok
paket dari luar negeri.
P Seberapa banyak kasus yang sudah ditangani oleh pihak
kepolisian?
Y Sekitar 20 kasus pada januari – desember tahun 2022 yang
sudah ditangani oleh pihak kepolisian.
P Apa motif dari pelaku?
Y Motif yang melatarbelakangi love scam umumnya uang namun
terkadang ada juga yang mencari kepuasan. Pelaku umumnya
mencari para korban yang masih single atau single parent di
umur yang sudah tidak lagi muda dengan cara pelaku akan
mengirimkan baik uang maupun barang tetapi modusnya
barang tertahan di bea cukai sehingga pelaku berdalih untuk
mengeluarkan barang atau uang korban diminta membayar
sejumlah uang kepada petugas bandara, bea cukai, kepolisian
dll. Dengan bujuk rayu pelaku akhirnya korban mau
membayarkan barang yang tertahan di bea cukai tersebut yang
padahal barang atau uang tersebut tidak pernah ada.
P Bagaimana cara pelaku meyakinkan para korban?
Y Umumnya pelaku meyakinkan para korban dengan cara
mengaku sebagai seseorang dengan Profesi yang meyakinkan
seperti Broker, Polisi, Tentara, mempunyai bisnis dll yang akan
datang ke Indonesia dan berjanji akan menikahi para korban.
P Pelaku dijatuhi hukuman pasal berapa?
Y Pelaku dijatuhi hukuman pasal penipuan melalui media
elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat 1 jo
Pasal 45 A ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 tahun 2016
tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan atau pasal 378
KUHP dan atau pasal 3, Pasall 4 dan atau pasal 5 Undang
Undang Nomor 8 tahun 2010 tentang TPPU.
P Apa faktor penyebab terjadinya kejahatan tersebut?
Y Faktor penyebab terjadinya kejahatan tersebut karena para
korban terlalu mudah percaya dengan rayuan pelaku, para
korban terbawa perasaan dengan pelaku, kurangnya mencari
informasi tentang kejahatan tersebut, dan para korban tidak
hati-hati dalam menggunakan media sosial.
P Aplikasi apa saja yang digunakan oleh pelaku?
Y Aplikasi yang digunakan oleh pelaku seperti Facebook,
Instagram, Whatsaap, Telegram.
P Menurut bapak bagaimana cara untuk menghindari penipuan
tersebut?
Y Cara untuk menghindari penipuan tersebut Para korban harus
hati-hati dalam menggunakan media sosial dan para korban
untuk tidak mudah percaya kepada siapapun di dunia maya.
P Rata rata berapa kerugian yang dialami korban?
Y Rata rata kerugian yang dialami korban sekitar Rp.
40.000.000,- (empat puluh juta rupiah) - Rp. 300.000.000,-
(tiga ratus juta rupiah).
P Korban mengalami kerugian psikis atau tidak, jika iya apa saja
yang dialami para korban?
Y Korban mengalami kerugian psikis namun dalam pemeriksaan
biasanya korban tidak menonjolkan kerugian psikis yang di
alami, cenderung tidak menceritakan hal tersebut dalam
pemeriksaan, karena umumnya kerugian materilnya yang
menjadi perhatian. Dari hasil pemeriksaan umumnya secara
pribadi korban mengatakan mengalami kesedihan yang
mendalam karena sudah terlalu percaya dengan pelaku
sehingga timbul trust issue.
P Apakah masalah ini menurut bapak sangat penting?
Y Menurut saya masalah ini sangat penting karena masih banyak
orang Indonesia yang literasi digitalnya tidak terlalu baik,
sehingga mudah percaya dengan apa yang ada di dunia maya
yang mengakibatkan terjerumus ke dalam tipu daya para pelaku
kejatahatan.
P Upaya upaya apa saja yang dilakukan pihak kepolisian dalam
menangani kasus tersebut?
Y Upaya yang dilakukan pihak kepolisian dalam menangani kasus
tersebut yaitu dalam upaya preventif melakukan himbauan
dalam akun media sosial kepolisian khususnya akun media
sosial subdit tipid siber polda metro jayad dan menghimbau
kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan pelaku
yang di share di media sosial Facebook, Instagram, Whatsapp,
Telegram. Dalam upaya represif kami melakukan penangkapan
kepada pelaku atas laporan polisi yang dibuat oleh para korban.
P Apakah para pelaku mempunyai kelompok-kelompok tertentu
untuk mempelajari penipuan ini pak?
Y Ya, kami menemukan bahwa kelompok ini memiliki saluran
komunikasi yang terorganisir. Mereka menggunakan forum
online, grup obrolan, atau media sosial tertentu untuk berbagi
informasi, strategi, dan taktik mereka. Melalui saluran ini,
mereka bisa saling memberikan dukungan, memperbarui
metode penipuan, dan mengkoordinasikan kegiatan mereka.
Bahkan kami telah mengidentifikasi adanya kelompok atau
forum yang digunakan oleh pelaku pengiriman paket dari luar
negeri untuk melakukan penipuan melalui media sosial.
Kelompok ini terdiri dari individu-individu yang bekerja sama
secara online untuk menjalankan skema penipuan yang canggih
dan merugikan banyak korban.
P Apakah pelaku berkordinasi terhadap pelaku lain dalam
penipuan paket dari luar negeri?
Y Kami telah melacak dan menganalisis sejumlah kasus terkait
pengiriman paket ilegal ini. Ada pola yang sama dalam modus
operandi yang digunakan, serta penggunaan metode pengiriman
yang serupa. Dari sana, kami dapat menyimpulkan bahwa ada
koordinasi yang terjadi di antara para pelaku, yang
menunjukkan bahwa mereka beroperasi sebagai sebuah
kelompok. Kelompok ini memanfaatkan platform sosial media
untuk berinteraksi dengan calon pembeli. Mereka
menggunakan kurir pribadi untuk menjanjikan mengirimkan
paket-paket tersebut
P Adakah durasi dan prioritas pelaku dalam pola penipuan paket
dari luar negeri?
Y Iya ada, durasi dalam pola penipuan ini berkaitan dengan
lamanya waktu yang dihabiskan oleh pelaku dalam
menjalankan kegiatan penipuan. Beberapa pelaku mungkin
hanya terlibat dalam jangka waktu pendek, di mana mereka
melakukan serangkaian penipuan dalam waktu yang singkat.
Sementara itu, ada juga pelaku yang terlibat dalam kegiatan
penipuan ini dalam jangka waktu yang lebih panjang, mungkin
berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Sedangkan kalo
untuk prioritas mereka melakukan penipuan pengiriman paket,
mereka cenderung menjadikan penipuan ini sebagai sumber
pendapatan utama mereka. Mereka secara terus-menerus
mencari korban dan mengembangkan metode penipuan biar
bisa mencapai tujuan mereka. Tapi ada juga pelaku yang
mungkin melakukan penipuan ini secara sampingan,
menjalankan kegiatan lain tetapi masih memanfaatkan peluang
untuk melakukan penipuan pengiriman paket saat kesempatan
muncul.
P Apakah para pelaku mencari informasi atau data korban?
Y Pelaku penipuan pengiriman paket dari luar negeri itu
cenderung akan mencoba untuk mendapatkan informasi penting
dari korban, seperti alamat tempat tinggal dan informasi pribadi
lainnya. Bahkan juga nih, mereka melakukan ini dengan cara
memanfaatkan sosial media dan sumber-sumber online lainnya.
Misalnya aja kayak mengakses profil korban di sosial media.
Jadi si pelaku dapat memperoleh informasi tentang kebiasaan,
lokasi, dan preferensi korban. Jadi hal yang kayak gini nih yang
memungkinkan mereka untuk merencanakan penipuan efektif
ke korban
KARTU BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN STUDI GLOBAL

NIM : 1943500817
NAMA : Maulidya Putriana
DOSEN PEMBIMBING : Untung Sumarwan, S.H, M.Si
Judul Skripsi : Analisis Asosiasi Differential Terhadap Penipuan Paket Dari
Luar Negeri Dengan Modus Berkenalan Melalui Media Sosial
No. Tanggal Materi Paraf Dosen
1. 23 Februari 2023 Konsultasi bimbingan judul
2. 09 Mei 2023 Konsultasi tentang bab 1-3

3. 16 Mei 2023 Revisi bab 1-3

4. 6 Juni 2023 Konsultasi bab 4-6

5. 13 Juni 2023 Revisi bab 4-6

6. 19 Juni 2023 Revisi temuan data penelitian

7. 20 Juni 2023 Revisi jurnal-jurnal terdahulu dan daftar pustaka

8. 22 Juni 2023 Revisi analisis penelitian

9. 23 Juni 2023 Revisi penulisan sesuai arahan dosen pembimbing

Mahasiswa di atas telah melakukan bimbingan dengan jumlah materi yang telah mencukupi
untuk disidangkan.

Jakarta, 27 Juni 2023


Mahasiswa Dosen Pembimbing

( Maulidya Putriana ) ( Untung Sumarwan, S.H, M.Si )

Anda mungkin juga menyukai