Anda di halaman 1dari 6

Adegan 1

VO

Suasana pagi yang cerah menerangi kota ini, tempat yang damai tenang dan tanpa peperangan.
Disini hiduplah seorang Brahmana yang Bernama Adinnapubbaka,

Adinnapubbaka
Ya sayalah Brahmana Adinnapubbaka, hahaahha

VO
Adinnapubbaka adalah

Adinnapubbaka
Heit pakai Brahmana

VO
Brahmana Adinnapubbaka adalah seorang yang sangat kaya raya, namun sayangnya dia juga amat
kikir, bahkan dia tidak pernah memberikan sesuatupun kepada orang lain

Adinnapubbaka
Saya itu orang yang hemat, untuk perkara memberikan sesuatu kepada orang lain, hmmm tidak!
Kalau ingin sesuatu ya harus berusaha. Sobat misquin harus berusaha kalau ingin sesuatu seperti
saya

VO
Brahmana Adinnapubbaka juga memiliki seorang putra tunggal yang Bernama Mattakundali

Mattakundali
Saya adalah Mattakundali

Adinnapubbaka
Anakku yang sangat kusayangi

Adegan 2

Budak
Tuan, saya memohon ampun

Adinnapubbaka
Ada apa

Budak
Ada yang ingin meminta mangga tuan

Adinnapubbaka
Apa? Kenapa tidak kamu usir?

Budak
Sudah tuan, tetapi dia memaksa untuk bertemu langsung dengan tuan
Adinnapubbaka
Tunggu diluar

Adinnapubbaka keluar rumah dan menghampiri ibu peminta manga diluar rumah

Adinnapubbaka
Ada apa

Peminta mangga
Tuan,bolehkah saya meminta beberapa mangga dari kebun tuan

Adinnapubbaka
Kalau mau makan mangga beli saja dipasar jangan minta-minta

Peminta mangga
Tapi mangga tuan sangat harum, cucu saya terus merengek ingin memakanya

Adinnapubbaka
Tidak akan kuberikan

Peminta mangga
Ternyata benar kata orang, anda sangat pelit

Adinnapubbaka
Budak, cepat tutup gerbang dan pintu, sebelum semakin banyak datang peminta-minta

Adegan 3

Begitu pelitnya adinnapubbaka, sampai-sampai perhiasan untuk anaknya dia kerjakan sendiri,
karena tidak mau membayar ongkos pengrajin emas, dan tentu saja hasilnya tidak sebagus
pengrajin.

Adinnapubbaka
Nak coba kemari coba perhiasan buatan ayah

Mattakundali
Baik ayah

Adinnapubbaka
Tidak begitu sempurna, tapi lumayan lah Namanya juga handmade

Mattakundali
Iya tidak apa-apa ayah.

Adegan 3
Setelah mencoba perhiasan, Brahmana Adinnapubbaka mencoba memperbaiki perhiasan buatanya,
dan Mattakundali duduk diruangan depan. Namun tiba-tiba matakundali yang merasa lemas,
tersungkur di lantai. Melihat itu Adinnapubbaka terkejut dan mendatangi Mattakundali

Adinnapubbaka
Anaku, apa yang terjadi, kamu kenapa?

Mattakundali
Tidak tau ayah, badanku terasa lemas sekali

Adinnapubbaka
Ayo ayah bantu ke tempat tidurmu

Brahmana Adinnapubbaka sangat sedih dengan keadaan anaknya. Dia mengetahui kalau anaknya
sakit namun Brahmana Adinnapubbaka tidak mengundang sau tabibpun kerumahnya untuk
mengobati Mattakundali.

Ibu
Ayah, kita harus membawa tabib kerumah ini

Adinnapubbaka
Tidak, kita bisa mengobatinya sendiri

Ibu
Bagaimana caranya?

Adinnapubbaka
Biarkan aku yang cari caranya

Ibu
Jangan terlalu lama, nanti anak kita kenapa-kenapa

Adinnapubbaka
Sudah diam, biar aku yang selesaikan, budak! Budak!

Budak
Iya tuan

Adinnapubbaka
BudakCari dan panggil semua tabib di penjuru negerbawa kedepan rumah, bilang kepada mereka
Adinnapubbaka akan memberikan sesuatu kalau bisa menjawab pertanyaanya.

Pada hari yang ditentukan para tabib sudah datang dari berbagai penjuru

Adinnapubbaka
Selamat datang para tabib saya akan mengajukan beberapa pertanyaaan untuk menguji kemampuan
anda, apabila anda mampu menjawab semua pertanyaan saya, saya akan memberi tahu penjuru
negeri tentang kehebatan anda, ingat saya ini orang kaya dan semua orang kaya akan mencari anda
Adinnapubbaka
Pertanyaan pertama, apakah penyebab tubuh manusia menjadi lemas berubah warna?

Tabib 1
Bisa karena ketidak seimbangan tubuh

Tabib 2
Penyebabnya ada bagian tubuh yang mengalami gagal dalam bekerja

Tabib 3
Es teruuuss

Tabib 4
(berbicara Bahasa Inggris)

Tabib 5
Karena memegang kunyit mungkin

Adinna pubbaka
Bagaimana menghilangkan warna kuning pada tubuh manusia

Tabib 1
Dengam meberikan air rebusan mawar dan empah-rempah seperti pala dan asam kandis

Tabib 2
Dengan merebus daun pandan, dan memberi makan jeruk pada setiap habis makan, dan meminum
rebusan jahe dan kunyit

Tabib 3
Mandi

Tabib 4
Paracetamol

Tabib 5
Begitu lah Brahmana Adinndapubbaka. Dia mencari ramuan pengobatan sendiri. Adinnapubbaka
mencurahkan perhatianya untuk merewat putranya, namun semakin hari keadaan putranya semakin
memburuk. Menyadari ajal putranya semakin dekat membuat Adinnapubbaka menjadi sedih.

Ditengah kesedihanya dia menyadari bahwa, apabila putranya meninggal akan ada orang-orang
datang kerumahnya, dan pasti melihat koleksi barang berharganya.sehingga dia mencari cara agar
orang-orang tidak melihat hartanya. Dan dia memiliki ide. Adinnapubbaka memindahkan anaknya
kedepan rumah agar orang-orang tidak dapat masuk kerumahnya

Adegan 4

Saat pagi menjelang sang Bhagava dengan mata kebuddhaan mengamati seluruh penjuru tampak
olehNya sosok Mattakundali yang membutuhkan pertolongan kemudian sang Bhagava bersiap
untukberpindapatta. Sang Bhagava terus berjalan hingga tiba di rumah Brahmana Adinnapubbaka.
Setibanya disana Mattakundali tidak menyadari kehadiran sang Bhagava kemudian sang Bhagava
kemudian memancarkan sinar dari tubuhnya.
Mattakundali langsung terduduk dan seketika muncul sadda yang kuat dari dalam diri Mattakundali

Mattakundali
Sungguh Agung, Sungguh Mulia, saya akan mengikuti ajaran Buddha

Sang Bhagava kemudian meninggalkan rumah Brahmana Adinnapubbaka, tak lama kemudian
kesadaran Mattakundali perlahan sirna. Seketika itu juga, di alam Tavatimsa muncul sesosok Deva
Muda dengan cahaya gemilang. Terlahir sebagai dewa Mattakundali memiliki mata dan telinga dewa

Mattakundali
Suara tangisan ini begitu akrab ditelingaku

Tampak seorang pria yang sedang menangis dirumahnya

Mattakundali
Ayah begitu sedih dengan kematian ku

Mattakundali bergegas turun

Adinnapubbaka
Nak kenapa kau pergi dengan cepat

Mattakundali
Ayah

Adinnapubbaka
Siapa kamu

Mattakundali
Ini saya ayah Mattakundali

Adinnapubbaka
Apa benar kau Mattakundali

Mattakundali
Benar ayah,saat ini matta terlahir di alam Dewa Tavatimsa

Mattakundali menceritakan pertemuanya dengan Buddha, dan Mattakundali mendorong ayahnya


untuk berdana kepada Buddha

Adinnapubbaka
Jadi kamu bertemu dengan Buddha dan kemudian terlahir di alam Dewa

Mattakundali
Alangkah beruntungnya jika ayah bisa berdana kepada Buddha

Adegan 5
Sejak saat itu Brahmana Adinnapubbaka, pada hari yang telah direncanakan mengundang Bikhu
Sangha untuk Berdana Makanan, beberapa kerabat dan tetangganya juga turut diajak berpartisipasi
dalam kesempatan yang baik ini

Setelah Bikhu Sangha selesai makan Brahmana Adinnapubbaka lalu meminta petunjuk pada sang
Bhagava

Adinnapubbaka
Bhante, apakah mungkin seseorang dapat terlahir di Alam Dewa hanya berdasar keyakinan yang
kuat? Tanpa menjalankan sila dan berdana?

Menyadari pertanyaan Adinnapubbaka, akan lebih mengena apabila disampaikan langsung oleh
Mattakundali maka, seketika itu pula Mattakundali lenyap dari alam Dewa dan muncul di alam
manusia. Mattakundali lantas menceritakan kisahnya

Tampak sosok sang Bhagava , agung nan Mulia . Bathin pun menjadi tenang dan damai.
Batin yang damai dipenuhi sukacita . terbesit keyakinan yang luar biasa.
Menjelang hilangnya kesadaran, sukacita dan keyakinan terus mendekam.
Terlahir Spontan di alam 33 Dewa , beserta Atrinut Dewa nan Cemerlang.
Mengingat )sebelumnya Mattakundali putra dari Brahmana Adinnapubbaka
Melihat jelas kelahiran mulia ini, adalah sebagai keyakinankuat pada sang Bhagava!
Sadhu! Sadhu! Shadu

Usai Dewa Mattakundali menceritakan kisahnya , para umat ikut bermudita citta. Dan keyakinan
merekapun semakin meningkat

Sang Bhagava melihat bahwa Bathin ayah dan anak tersebut telah matang lantas, sang Buddha
membabarkansyairDhammapada berikut

Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu,


Pikiran adalah pemimpin
Pikiran adalah pembentuk

Bila seseorang berbicara atau berbuat


Dengan pikiran yang murni,
Maka kebahagiaanakan mengikutinya,
Bagaikan bayang-bayang yangtak pernah
Meninggalkan bendanya

Pada akhir Khotbah, Mattakundali dan Adinnapubbaka mencapai tingkat kesucian Sotapatti, setelah
itu Bikhu Sangha meninggalkan kediaman Brahmana Adinnapubbaka

Kelak Adinnapubbaka mendanakan hamper seluruh kekayaanya untuk kepentingan Dhamma

Keyakina yang sangat kuat Mattakundali kepada Buddha menjelang akhir masa hidupnya
membuahkan kelahirandi Alam Dewa Tavatimsa. Lalu mencapai kesucian Sotapanna

Itulah mengapa apabila seseorang memiliki keyakinan pada Tiga Permata (Buddha,Dhamma, dan
Sangha), ia dikatakan tidak miskin

Anda mungkin juga menyukai