Anda di halaman 1dari 44

Teknik Geologi Pertambangan

MODUL AJAR
Program Keahlian
Teknik Geologi Pertambangan
Bidang Keahlian : Energi dan Pertambangan

Mata Pelajaran : Dasar-Dasar Teknik Geologi Pertambangan

Fase/Kelas/Semester : E/X/1

Penyusun : Cahya Nugraha, S.T.

Instansi : SMK Negeri 2 Garut

Alokasi Waktu : 24 JP x 45 menit (2 x Pertemuan)

Tahun 2022
PERTEMUAN KE- 1
Materi: Susunan Interior Bumi dan Teori Pembentukan Bumi (12JP)
1. Tujuan Pembelajaran
6.2 Memahami bagian-bagian bumi dan teori pembentukan bumi

Kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran:


6.2.1 Menjelaskan susunan interior bumi yang terdiri dari: inti bumi,
mantel bumi dan kerak bumi.
6.2.2 Menjelaskan komposisi dari inti bumi, mantel bumi dan kerak
bumi.
6.2.3 Menjelaskan teori-teori keterbentukan bumi yang terdiri dari:
Teori Laplace, Teori Planetesimal, Teori Tidal, Teori
Georges-Louis Leclerc, Teori Kuiper, Teori Weizsacker,
Teori Whipple Fred L, Teori Pasang Surut Gas, Teori
Ledakan Besar, Teori Bintang kembar.

Elemen Profil Pelajar Pancasila: berakhlak mulia dan bernalar kritis

2. Asesmen
Asesmen : Asesmen kompetensi prasyarat yakni kompetensi
Awal 6.1 sudah tuntas. Apabila belum tuntas, maka peserta
(Kompetensi didik segera menuntaskan tugas-tugas di kompetensi 6.1
Prasyarat dan dengan mendapatkan bimbingan dari guru atau tutor
Kompetensi teman sebaya.
Awal)
Asesmen kompetensi awal dilakukan dengan
mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan kepada
peserta didik terkait materi bagian-bagian bumi dan teori
keterbentukan bumi:
1. Tahukah saudara bahwa bumi memiliki
lapisan-lapisan bagian dalam?

1
2. Apa saja komposisi dari lapisan bagian dalam
bumi tersebut?
3. Pernahkah saudara berpikir, bagaimana
bumi kita terbentuk?

Tindak Lanjut:
Pengelompokan berdasarkan hasil asesmen awal.
Pengelompokan peserta didik dibuat secara heterogen
antara peserta didik yang sudah tahu
dan yang belum tahu.
Asesmen : Dilakukan dengan observasi pada saat peserta didik
Proses melaksanakan kegiatan sesuai dengan Lembar Kerja
Peserta Didik.

Tindak Lanjut:
Dilakukan pendampingan apabila terdapat peserta didik
yang belum memahami materi bagian-bagian bumi dan
teori pembentukan bumi, diberikan penjelasan ulang
atau meminta peserta didik yang
telah memahami untuk menjelaskan kembali.
Asesmen : Dilakukan penugasan
Akhir
Tindak lanjut:
Pembelajaran dilanjutkan materi berikutnya apabila
> 85% peserta didik mencapai kompetensi. Peserta didik
yang belum mencapai kompetensi akan diberikan
remedial berupa penugasan tambahan.
Apabila < 85% peserta didik tidak mencapai kompetensi,
maka dilakukan pembelajaran ulang
dengan perbaikan strategi.

2
3. Langkah Pembelajaran
1.1. Persiapan
1. Guru menyiapkan sejumlah bahan dan media
pembelajaran
2. Guru menyiapkan sejumlah alat dan bahan yang dipakai pada
kegiatan pembelajaran, terdiri dari,
Alat : Peralatan Pendukung Pembelajaran
Bahan : Media Ajar, Video Pembelajaran, Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD)
1.2. Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran dilakasankan secara luring, dengan metode
pembelajaran discovery learning. Dimana pembelajaran berpusat
kepada peserta didik dengan pengalaman belajar harus lebih aktif.
Dengan langkah- langkah pelaksanaan sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal (30 Menit)
1. Guru memasuki kelas dan memberikan salam
2. Guru dan peserta didik memulai kegiatan belajar dengan
berdoa.
3. Guru menanyakan kabar peserta didik kemudian
melakukan pemeriksaan kehadiran.
4. Guru memotivasi peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran
5. Guru mengaitkan dengan materi sebelumnya
6. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
7. Guru meyampaikan asesmen kompetensi awal.
b) Kegiatan Inti
1. Guru memberikan pemaparan mengenai materi
susunan interior bumi dan teori pembentukan bumi.
2. Guru membuat pemetaan kemampuan peserta didik
berdasarkan pemahaman materi “bagian-bagian bumi

3
dan teori pembentukan bumi” pada asesmen kompetensi
awal. Selanjutnya membentuk kelompok secara heterogen.
(Guru Berdiferensiasi Konten)
3. Peserta didik dengan tingkat pemahaman kurang, terkait
bagian-bagian bumi dan teori pembentukan bumi.
Dibimbing langsung oleh guru, sedangkan peserta didik
dengan pemahaman bagus dan sangat bagus diberikan
pengarahan. (Guru Berdiferensiasi proses)
4. Guru berdiskusi dengan peserta didik terkait materi bagian-
bagian bumi dan teori pembentukan bumi.
5. Peserta didik menganalisis susunan interior bumi dan
berbagai teori keterbentukan bumi, dengan memanfaatkan
buku atau media internet.
6. Peserta didik berdiskusi dan mempersentasikan hasil
analisis materi susunan interior bumi dan teori
pembentukan bumi. Bagi peserta didik yang belum mahir
menggunakan power point untuk media presentasi, guru
memberikan video tutorial cara penyajian materi dengan
membuat media power point. (Guru Berdiferensiasi
Proses).
7. Peserta didik mengerjakan Tugas Lembar Kerja Peserta
Didik.
8. Sebagai hasil, peserta didik diminta untuk menampilkan
media presentasi secara berkelompok. (Guru
Berdiferensiasi Produk)

4
Tabel 1. Pemetaan Kemampuan Pesert Didik (Pembelajaran
Berdiferensiasi)
Kesiapan Belajar Peserta didik dengan Peserta didik dengan
Peserta Didik pemahaman kurang pemahaman baik mengenai
mengenai bagian-bagian bumi bagian-bagian bumi dan teori
dan teori pembentukan bumi dan pembentukan bumi dan tingkat
tingkat literasi literasi baik
kurang
Tindakan Peserta didik diarahkan, Peserta didik diarahkan,
dibimbing dan didampingi oleh dibimbing dan diberikan
guru, dalam proses pemahaman kesempatan untuk
bagian-bagian bumi dan teori memahami bagian-bagian bumi
pembentukan dan teori pembentukan
bumi bumi
Peserta didik diberikan video Peserta didik langsung membuat
tutorial penggunaan media presentasi dengan
laptop/pc, serta video tutorial menggunakan
membuat media power point laptop/pc dan menyajikannya
https://www.youtube.com/wat dalam media power point
ch?v=fPD2WnAakbQ

1.3. Refleksi Peserta Didik


Guru mengajukan pertanyaan, sebagai bentuk refleksi
pembelajaran, sebagai berikut:
1. Apa saja bagian-bagian interior bumi?
2. Komposisi atau kandungan apa yang terdapat pada inti bumi,
mantel bumi dan kerak bumi?
3. Bagaimana cara peneliti mengetahui kedalaman dari susunan
interior bumi?
4. Sebutkan teori-teori pembentukan bumi!

5
5. Apa perbedaan teori keterbentukan bumi Teori
Ledakan Besar dan Teori Planetesimal?
6. Apa kesan saudara setelah mempelajari bagian-bagian bumi
dan teori pembentukan bumi?
7. Materi bagian mana yang menarik ketika saudara pelajari?

1.4. Refleksi Guru


1. Apakah semua peserta didik aktif dalam kegiatan
pembelajaran?
2. Apa saja kesulitan peserta didik yang dapat
diidentifikasi pada kegiatan pembelajaran?
3. Apakah peserta didik yang memiliki kesulitan ketika
berkegiatan dapat teratasi dengan baik?
4. Apa level pencapaian rata-rata peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran ini?
5. Apakah seluruh peserta didik dapat dianggap tuntas dalam
pelaksanaan pembelajaran?
6. Apa strategi agar seluruh peserta didik dapat
menuntaskan kompetensi?

Media Pembelajaran
 Bahan bacaan:
 Graha, Doddy Setia. 1987. Batuan dan Mineral.
Bandung: Penerbit NOVA.
 Noor, Djauhari. 2011. Geologi untuk Perencanaan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
 Lembar Kegiatan: Lembar Kerja Peserta Didik 1
 Video Pembelajaran:
 https://www.youtube.com/watch?v=LLDixjp-7Mc

6
4. Referensi
Graha, Doddy Setia. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung: Penerbit
NOVA.
Noor, Djauhari. 2011. Geologi untuk Perencanaan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Ananda. Tanpa Tahun. Teori Pembentukan Bumi: Pengertian, Proses
dan Contoh Teori. Pada halaman
https://www.gramedia.com/literasi/teori-pembentukan-bumi/
diakses pada 01/07/2022 jam 09.45 WIB.

5. Lampiran

BAHAN PEMBELAJARAN

Susunan Interior Bumi

Bumi merupakan salah satu planet dari tata surya yang berada dalam
bagian dari galaksi Bima Sakti. Susunan kimia bumi merupakan planet ketiga dari
susunan planet yang ada di tata surya ini Bumi memiliki lapisan struktur berlapis-
lapis sampai kepada inti bumi (core). Dengan diameter bumi sebesar 7.926 mil.
Bumi memiliki setidaknya ada 3 (tiga) lapisan bumi yang menjadi penyusun bumi
yang saat ini kita tinggal di atasnya.
Planet bumi ini memiliki 3 (tiga) jenis lapisan, yaitu
1. kerak bumi,
2. selimut bumi,
3. inti bumi (terdiri inti luar dan inti dalam)

Gambar 5.1 di bawah ini menunjukan susunan interior bumi, yang


menunjukkan kedalaman dari setiap lapisan-lapisannya, menunjukkan
komposisi pada setiap lapisannya, serta sifat fisik dari setiap lapisan interior
bumi.

7
Gambar 5.1 Susunan Interior Bumi (Sumber:
http://frsantoso.blogspot.com/2017/12/struktur-interior-bumi.html)

Teori Keterbentukan Bumi

Bumi merupakan planet yang memiliki tanda-tanda kehidupan makhluk


hidup di dalamnya. Namun, seperti halnya manusia, adanya bumi juga karena
proses pembentukan. Inilah yang mendasari bumi dapat menjadi tempat tinggal
makhluk hidup.
Proses pembentukan bumi merupakan suatu peristiwa besar yang terjadi
selama ribuan tahun. Hal tersebut menjadi masalah tersendiri, sehingga munculah
banyak perdebatan terkait teori pembentukan bumi. Sebab awal mula
pembentukan bumi tidak dapat diamati secara langsung maupun diuji oleh para
ahli.

8
Beberapa ilmuwan banyak menyatakan pendapatnya berdasarkan sebuah
kajian, penelitian, pengamatan serta gejala-gejala yang timbul. Berikut beberapa
ulasan terkait teori-teori pembentukan bumi:
1. Teori Laplace
Teori pembentukan bumi Laplace dicetuskan oleh seorang pakar matematika
dan astronomi berkebangsaan Perancis, yaitu Pierre Simon Marquis de Laplace.
Teori ini muncul pada tahun 1796 di Perancis. Menurut Laplace, bumi terbentuk
dari gumpalan gas panas yang berputar- putar pada sebuah pusat peredaran.
Setelah itu terbentuklah sebuah cincin-cincin gas di sekelilingnya yang
kemudian terlempar atau bergerak menjauh. Hingga akhirnya cincin- cincin yang
bergerak menjauh tersebuh mengalami pendinginan membentuk bola raksasa.
Kemudian bola raksasa inilah yang disebut sebagai bumi.
2. Teori Planetisimal
Seorang ahli yang berasal dari Amerika, Forest Ray bersama T.C
Chamberlain yaitu seorang ahli geologi menjelaskan proses pembentukan bumi.
Menurut keduanya, matahari terbentuk terlebih dulu sebagai pusat peredaran
dengan massa gas yang cukup besar. Kemudian melintaslah sebuah bintang
dengan kecepatan maksimum di sekitar area matahari.
Hal ini menyebabkan adanya tarikan antara partikel-partikel gas matahari
dengan bintang tersebut. Sebagian massa gas bertahan mengelilingi matahari
akibat gaya gravitasi, sedangkan bagian lainnya terlempar menjauh ke luar
lintasan bintang. Massa gas yang mengelilingi mathari akhirnya mengalami
pendinginan, hingga terbentuklah sebuah planetisimal atau cincin. Dari
planetisimal inilah terjadi gaya tarik menarik yang cukup besar pada massa gas.
Akibat daya tarik tersebut planetisimal menjadi padat. Hingga akhirnya
membentuk sebuah planet, salah satunya planet kita sekarang, yaitu bumi.
3. Teori Tidal

9
Teori ini dikemukakan oleh seorang ilmuwan Inggris yang bernama James
Jeans dan Harold Jeffreys. Teori tidal tercetus pada tahun 1918 silam. Menurut
teori tidal, pembentukan bumi terjadi akibat massa gas matahari mengalami tarik
menarik akibat bergesekan dengan bintang yang cukup kuat. Dari hasil tarik
menarik ini, sebagian massa bergerak ke arah luar membentuk cerutu.
Bagian yang berbentuk cerutu inilah akhirnya mengalami pendinginan.
Proses pendinginan mengakibatkan bentuk gas menjadi gumpalan-gumpalan bola.
Kemudian gumpalan-gumpalan bola inilah yang disebut sebagai planet, salah
satunya bumi.
4. Teori Georges – Louis Leclerc
Seorang ilmuwan yang bernama Louis Lecrerc, Perancis Georges, dan
Comte de Buffon, menjelaskan proses pembentukan bumi berasal dari tumbukan
komet dengan matahari. Hal ini menyebabkan sebagian massa matahri terpental
jauh hingga terbentuklah suatu planet. Pendapatnya ini disampaikan pada tahun
1778, kemudian banyak diterima oleh kalangan ilmuwan lainnya.
5. Teori Kuiper
Gerald P. Kuiper dalam sebuah teori pembentukan bumi menyatakan bahwa
pada awalnya terdapat nebula yang sangat besar dengan bentuk mirip piringan
cakram. Adapun pusat piringan cakram tersebut disebut sebagai protomatahari.
Sedangkan bagian yang mengelilingi protomathari disebut sebagai protoplanet.
Pusat piringan menjadi sangat panas dan berpijar. Namun, protoplanet
mengalami gejala pendinginan hingga akhirnya menggumpal membentuk planet.
Inilah asal mula planet bumi terbentuk.
6. Teori Weizsacker
Carl Friedrich von Weizsacker merupakan seorang ahli ilmu astronomi yang
berasal dari Jerman. Pada tahun 1940, dirinya ikut mencetuskan sebuah teori
yang menyatakan bahwa awal mulanya tata

1
surya terdiri dari matahari. Kemudian matahari tersebut dikelilingi oleh sebuah
kabut gas.
Kandungan dalam kabut gas merupakan unsur-unsur ringan, seperti
hidrogen dan helium. Hal ini menjadi sebab menguapnya kabut gas tersebut
karena panas matahari. Sedangkan unsur yang berat mengalami penggumpalan
dan disebut sebagai planet.
7. Teori Whipple Fred L
Seorang ahli astronomi berkebangsaan Amerika, Whipple Fred
Lmenjelaskan pembentukan bumi yang berasal dari kabut serta gas aneh. Kabut
dan gas ini mengandung nitrogen dan kosmis, berotasi dalam sebuah piringan
besar.
Kabut dan gas yang berotasi menyebabkan penggumpalan massa hingga
menjadi padat. Sedangkan gas yang ringan menguap di angkasa. Gumpalan padat
tersebut akhirnya disebut sebagai planet.
8. Teori Pasang Surut Gas
Teori ini sangatlah terkenal di kalangan para ahli pada tahun 1918. Pencetus
dari teori ini adalah James Jeans dan Harold Jeffreys. Kedunya sepkat bahwa
pembentukan bumi berawal dari bintang besar yang mendekati matahari, hingga
menyebabkan terjadinya pasang surut pada matahari berupa gas.
Setelah terjadi pasang surut, matahari akan mengeluarkan gelombang
raksasa yang disebabkan gaya tarik bintang. Gelombang yang membentuk lidah
pejar tersebut akhirnya mengalami perapatan gas, hingga terpecah menjadi planet-
planet, salah satunya bumi.
9. Teori Ledakan Besar
Setelah bermunculan banyak teori, Big Bang atau teori ledakan besar
menjadi paling populer di kalangan akademisi. Teori Big Bang menyatakan
bahwa bumi telah terbentuk selama puluhan miliar tahun. Awalnya terdapat
gumpalan kabut yang berputar pada suatu poros.
Putaran pada poros tersebut membuat bagian yang ringan terlempar ke luar
angkasa dan membentuk sebuah piring cakram raksasa. Hingga

1
pada suatu waktu cakram raksasa yang terdiri dari kabut dan gas meledak.
Ledakan besar tersebut akhirnya membentuk galaksi serta nebula- nebula.
Tercatat selama 4,6 miliar tahun, nebula-nebula membeku dan menjadi galaksi,
salah satunya Galaksi Bima Sakti. Kemudian bagian dari galaksi tersebut
mengalami kondensasi membentuk gumpalan kecil yang dinamai planet, termasuk
bumi di dalamnya.
10. Teori Kabut Nebula
Teori pembentukan bumi menurut Immanuel Kant disebut juga dengan teori
kabut nebula. Teori ini muncul sekitar tahun1755, kemudian disempurnakan oleh
Piere de Laplace pada tahun 1796. Teori kabut nebula menjelaskan bahwa
terdapat kumpulan gas bebas di luar angkasa yang disebut kabut nebula.
Kemudian terjadi tarik menarik antar gas yang membentuk kabut semakin
besar dan bergerak cepat proses perputaran ini menyebabkan materi kabut
terlempar dan terpisah. Hingga akhirnya materi yang terlempar mengalami
pendinginan dan penggumpalan menjadi sebuah planet.
11. Teori Bintang Kembar
Teori pembentukan bumi ini dicetuskan oleh seorang ahli astronomi yang
bernama Raymond Arthur Lyttleton. Menurut Arthur, bintang kembar merupakan
bagian terkecil dari sebuah galaksi. Salah satu bintang dalam galaksi meledak
sehingga banyak material yang dikandungnya terlempar.
Sedangkan bintang yang lain tidak mengalami ledakan karena adanya gaya
gravitasi. Oleh sebab itu, sebaran material akibat ledakan bintang satunya
mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak dikenal
sebagai matahari, lainnya dalam bentuk pecahan akibat ledakan dikenal sebagai
planet, salah satunya bumi.

1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1

Program Keahlian : Geologi Pertambangan


Kelas/Semester : X/1
Mata Pelajaran : Dasar‐dasar Geologi Pertambangan
Materi : Bagian-bagian bumi dan teori pembentukan bumi
Pertemuan ke :1
I. PETUNJUK
a. Gunakan media buku ajar yang terdapat di perpustakaan sekolah, atau dapat gunakan
media internet
b. Pahami setiap bagian dari susunan interior bumi
II. KESELAMATAN KERJA
a. Patuhi semua peraturan selama pembelajaran!
b. Gunakan semua peralatan dan bahan sesuai letak dan fungsinya!
III.ALAT
a. Pensil
b. Penghapus
c. Penggaris
d. Pulpen
e. Buku
f. Smartphone
IV.BAHAN
a. Kertas HVS
TUGAS
1. Buatlah sketsa gambar susunan interior bumi 3D, lengkapi dengan keterangan dan garis besar
penjelasan dari setiap bagian-bagian interior bumi. Gunakan pensil warna agar sketsa gambar
tampak lebih nyata.
2. Buatlah sebuah ilustrasi gambar tentang teori pembentukan bumi. Narasikan teori
pembentukan bumi, dengan menggunakan bahasa yang mudah untuk dipahami pembaca.

13
Rubrik Asesmen Awal

Nilai
Aspek
Susunan Interior Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
Bumi belum sedikit mengetahui sangat
mengetahui mengetahui susunan mengetahui
susunan susunan interior bumi susunan
interior bumi interior bumi interior bumi
Komposisi Inti Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
Bumi, Mantel belum sedikit mengetahui sangat
Bumi dan Kerak mengetahui mengetahui tentang materi mengetahui
Bumi tentang materi tentang materi komposisi inti tentang materi
komposisi inti komposisi inti bumi, mantel komposisi: inti
bumi, mantel bumi, mantel bumi dan bumi, mantel
bumi dan bumi dan kerak bumi bumi dan
kerak bumi kerak bumi kerak bumi
Teori-teori Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
Keterbentukan belum sedikit mengetahui sangat
Bumi mengetahui mengetahui teori-teori mengetahui
teori-teori teori-teori keterbentukan teori-teori
keterbentukan keterbentukan bumi keterbentukan
bumi bumi bummi

Rubrik Asesmen Proses

Nilai
Aspek
Susunan Interior Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
Bumi belum cukup mampu sangat
mampu mampu berdiskusi mampu
berdiskusi berdiskusi secara berdiskusi
secara secara maksimal secara
maksimal maksimal terkait materi maksimal
terkait materi terkait materi susunan terkait materi
susunan susunan interior bumi susunan
interior bumi interior bumi interior bumi
Komposisi Inti Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
Bumi, Mantel belum cukup mampu sangat
Bumi dan Kerak mampu mampu berdiskusi mampu
Bumi berdiskusi berdiskusi secara berdiskusi
secara secara maksimal secara
maksimal maksimal terkait materi maksimal
terkait materi terkait materi komposisi inti terkait materi
komposisi inti komposisi inti bumi, mantel komposisi inti

1
bumi, mantel bumi, mantel bumi dan bumi, mantel
bumi dan kerak bumi dan kerak kerak bumi bumi dan kerak
bumi bumi bumi
Teori-teori Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
Keterbentukan belum cukup mampu sangat
Bumi mampu mampu berdiskusi mampu
berdiskusi berdiskusi secara berdiskusi
secara secara maksimal secara
maksimal maksimal terkait materi maksimal
terkait materi terkait materi teori-teori terkait materi
teori-teori teori-teori keterbentukan teori-teori
keterbentukan keterbentukan bumi keterbentukan
bumi bumi bumi

Rubrik Asesmen Akhir

Nilai
Aspek
Susunan InteriorPeserta didik Peserta didik Peserta didik
Peserta didik
Bumi belum mampu mampu mampu
mampu menjelaskan menjelaskanmenjelaskan
menjelaskan satu jenis dua jenis
semua jenis
susunan bagian interior bagian interior
bagian interior
interior bumi bumi bumi bumi
Komposisi Inti Peserta didik Peserta didik Peserta didik
Peserta didik
Bumi, Mantel belum mampu mampu mampu
Bumi dan Kerak mampu menjelaskan menjelaskanmenjelaskan
Bumi menjelaskan salah satu dua semua
komposisi inti komposisi komposisi komposisi
bumi, mantel (inti bumi, (inti bumi,
interior bumi
bumi dan mantel bumi mantel bumi
yakni initi
kerak bumi dan kerak dan kerak
bumi, mantel
bumi) bumi) bumi dan
kerak bumi
Teori-teori Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
Keterbentukan mampu mampu mampu mampu
Bumi menjelaskan menjelaskan menjelaskan menjelaskan
1-2 teori-teori 3-5 teori-teori 6-8 teori-teori 9-11 teori-teori
keterbentukan keterbentukan keterbentukan keterbentukan
bumi bumi bumi bumi

1
CEKLIST ASESMEN AWAL

Program Keahlian : Geologi Pertambangan


Mata Pelajaran : Dasar-dasar Teknik Geologi Pertambangan
Tujuan Pembelajaran : Memahami bagian-bagian bumi dan teori-teori pembentukan bumi
Kelas :
Indikator Asesmen
Tindak Lanjut
No Nama Tujuan Pembelajaran
6.2.1 6.2.2 6.2.3
1 Pengelompokan pembelajaran berdasarkan hasil
2 asesmen awal. Pengelompokan peserta didik dibuat
3 heterogen antara yang tahu dan yang belum tahu.
4
Dst.

Catatan: Berilah tanda checklist (√) pada setiap indikator asesmen apabila peserta didik telah kompeten atau
mencapai eviden tujuan pembelajaran.

1
CEKLIST ASESMEN PROSES

Program Keahlian : Geologi Pertambangan


Mata Pelajaran : Dasar-dasar Teknik Geologi Pertambangan
Tujuan Pembelajaran : Memahami bagian-bagian bumi dan teori-teori pembentukan bumi
Kelas :

Indikator Asesmen
Tindak Lanjut
No Nama Tujuan Pembelajaran
6.2.1 6.2.2 6.2.3
1 Dilakukan pendampingan apabila terdapat peserta didik
2 yang belum memahami materi diberikan penjelasan
3 ulang atau meminta peserta didik yang telah memahami
4 untuk menjelaskan kembali.
Dst.

Catatan: Berilah tanda checklist (√) pada setiap indikator asesmen apabila peserta didik telah kompeten atau
mencapai eviden tujuan pembelajaran.

1
CEKLIST ASESMEN AKHIR

Program Keahlian : Geologi Pertambangan


Mata Pelajaran : Dasar-dasar Teknik Geologi Pertambangan
Tujuan Pembelajaran : Memahami bagian-bagian bumi dan teori-teori pembentukan bumi
Kelas :

Indikator Asesmen
Tindak Lanjut
No Nama Tujuan Pembelajaran
6.2.1 6.2.2 6.2.3 Pembelajaran dilanjutkan materi berikutnya apabila >
1 85% peserta didik mencapai kompetensi. Peserta didik
2
yang belum mencapai kompetensi akan diberikan
3
4 remedial berupa penugasan tambahan.
Dst. Apabila < 85% peserta didik tidak mencapai
kompetensi, maka dilakukan pembelajaran ulang
dengan perbaikan strategi.

Catatan: Berilah tanda checklist (√) pada setiap indikator asesmen apabila peserta didik telah kompeten atau
mencapai eviden tujuan pembelajaran.

1
REKAPITULASI NILAI ASESMEN

Program Keahlian : Geologi Pertambangan


Mata Pelajaran : Dasar- Dasar Teknik Geologi Pertambangan
Tujuan Pembelajaran : Memahami bagian-bagian bumi dan teori-teori pembentukan bumi
Rombel : …………………
Indikator Asesmen
Deskripsi
No Nama Tujuan Pembelajaran
6.2.1 6.2.2 6.2.3 Bagi peserta didik yang belum tercapai
1 kompetensinya, setelah menganalisis mana
2 materi yang belum dipahami peserta didik,
3 guru atau teman sebaya akan memberikan
4 pembelajaran tambahan. Kemudian
Dst. diberikan tes lagi untuk melihat
kompetensinya kembali

Bagi peserta didik yang sudah tercapai


kompetensinya, diberikan tambahan
pembelajaran.

Catatan: Berilah skor pada setiap indikator asesmen berdasarkan rubrik sesuai kondisi peserta didik
telah kompeten atau mencapai eviden tujuan pembelajaran.

1
NILAI RAPOR
Program Keahlian : Geologi Pertambangan
Mata Pelajaran : Dasar- Dasar Teknik Geologi Pertambangan
Tujuan Pembelajaran : Memahami bagian-bagian bumi dan teori-teori pembentukan bumi
Rombel : …………………

Ketercapaian Idikator
No Nama Peserta Didik Asesmen Akhir Deskripsi Nilai Akhir
Tujuan Pembelajaran
1. Peserta Didik NN 6.2.1 Peserta didik Diisi nilai
6.2.2 sudah menguasai rata-rata
6.2.3 (sebutkan semua kuantitatif
atau sebagian yang
sudah dikuasai)
namun perlu
bantuan dalam
penguasaan
(sebutkan sebagian
yang sudah
dikuasai).

dst.

2
Lampiran Video Tutorial Menjalankan Aplikasi Power Point

Buka aplikasi power point pada laptop/pc


Klik tema power point yang dikehendaki
Untuk menambahkan slide, dapat klik file > New Slide
Buatlah media presentasi semenarik mungkin

Peserta didikdapat
memanfaatkan fitur yang
terdapat pada power point

Klik save apabila


pembuatan media
presentasi sudah selesai

2
Bahan Ajar Video Youtube: Teori Keterbentukan Bumi

2
PERTEMUAN KE- 2
Materi: Siklus Keterbentukan Batuan (12 JP)
1. Tujuan Pembelajaran
6.3 Memahami teori pembentukan batuan

Kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran:


6.3.1 Menjelaskan siklus keterbentukan batuan
6.3.2 Menjelaskan keterbentukan dari batuan beku
6.3.3 Menjelaskan keterbentukan dari batuan sedimen
6.3.4 Menjelaskan keterbentukan dari batuan metamorf

Elemen Profil Pelajara Pancasila: Bernalar Kritis dan Kreatif

2. Asesmen
Asesmen Awal : Asesmen kompetensi prasyarat yakni kompetensi 6.2 sudah
(Kompetensi tuntas. Apabila belum tuntas, maka peserta didik segera
Prasyarat dan menuntaskan tugas-tugas di kompetensi 6.2 dengan
Kompetensi mendapatkan bimbingan dari guru atau tutor teman sebaya.
Awal) Asesmen kompetensi awal dilakukan dengan mengajukan
sejumlah pertanyaan secara lisan kepada peserta didik terkait
materi siklus batuan:
1. Apa yang saudara ketahui tentang batuan?
2. Bagaimana batuan bisa terbentuk?
3. Bagaimana batuan beku terbentuk?
4. Bagaimana batuan sedimen terbentuk?
5. Bagaimana batuan metamorf terbentuk?

Tindak Lanjut:
Pengelompokan pembelajaran berdasarkan hasil asesmen
awal. Pengelompokan peserta didik dibuat

2
heterogen antara yang tahu dan yang belum tahu.
Asesmen : Dilakukan observasi dengan memperhatikan peserta didik
Proses pada saat pembelajaran, serta keaktifan pada saat diskusi
mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik.

Tindak Lanjut:
Dilakukan pendampingan apabila terdapat peserta didik yang
belum memahami materi teori keterbentukan batuan diberikan
penjelasan ulang atau meminta peserta didik yang telah
memahami untuk menjelaskan
kembali.
Asesmen Akhir : Dilakukan penugasan dan diobservasi

Tindak Lanjut:
Pembelajaran dilanjutkan materi berikutnya apabila > 85%
peserta didik mencapai kompetensi. Peserta didik yang belum
mencapai kompetensi akan diberikan remedial berupa
penugasan tambahan.
Apabila < 85% peserta didik tidak mencapai
kompetensi, maka dilakukan pembelajaran ulang dengan
perbaikan strategi.

3. Langkah Pembelajaran
1.1. Persiapan
1. Guru menyiapkan sejumlah bahan dan media pembelajaran
2. Guru menyiapkan sejumlah alat dan bahan yang dipakai pada
kegiatan pembelajaran, terdiri dari,
Alat : Peralatan pendukung pembelajaran
Bahan : Media Ajar, Video Pembelajaran, Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD)

2
1.2. Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran dilakasankan secara luring, dengan metode pembelajaran
discovery learning. Dimana pembelajaran berpusat kepada peserta didik dengan
pengalaman belajar harus lebih aktif. Dengan langkah-langkah pelaksanaan
sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal (30 Menit)
1. Guru memasuki kelas dan memberikan salam
2. Guru dan peserta didik memulai kegiatan belajar dengan berdoa.
3. Guru menanyakan kabar peserta didik kemudian melakukan
pemeriksaan kehadiran.
4. Guru memotivasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
5. Guru mengaitkan dengan materi sebelumnya
6. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
7. Guru menyampaikan asesmen kompetensi awal.
b) Kegiatan Inti (480 menit)
1. Guru memberikan pemaparan mengenai teori keterbentukan batuan
2. Guru membuat pemetaan kemampuan peserta didik berdasarkan
pemahaman materi teori keterbentukan batuan pada asesmen
kompetensi awal. Selanjutnya membentuk kelompok secara heterogen.
(Guru Berdiferensiasi Konten)
3. Guru berdiskusi dengan peserta didik terkait teori keterbentukan batuan
4. Guru membuat pengaturan kelompok disesuaikan dengan tingkat
kemampuan peserta didik dalam memahami materi teori keterbentukan
batuan. Peserta didik dengan tingkat pemahaman kurang, dibimbing
secara langsung oleh guru. Sedangkan peserta didik dengan tingkat
pemahaman tinggi cukup diberikan pengarahan. (Guru Berdiferensiasi
Proses).
5. Peserta didik-peserta didik berdiskusi dan mempersentasikan hasil
diskusi teori keterbentukan batuan. Bagi peserta didik yang

2
belum mahir menggunakan power point untuk media presentasi, guru
memberikan video tutorial cara penyajian materi dengan membuat
media power point. (Guru Berdiferensiasi Proses).
6. Peserta didik mengerjakan Tugas Lembar Kerja Peserta Didik.
7. Sebagai hasil pembelajaran, peserta didik diminta untuk menampilkan
media presentasi serta gambar hasil pemahaman teori keterbentukan
batuan lengkap dengan keterangan dan penjelasan. (Guru
Berdiferensiasi Produk).

Tabel 1. Pemetaan Kemampuan Peserta Didik (Pembelajaran


Berdiferensiasi)
Kesiapan Belajar Peserta didik dengan Peserta didik dengan
Peserta Didik pemahaman kurang pemahaman baik mengenai teori
mengenai teori keterbentukan keterbentukan batuan dan
batuan dan tingkat literasi tingkat literasi baik
kurang
Tindakan Peserta didik diarahkan, Peserta didik diarahkan,
dibimbing dan didampingi oleh dibimbing dan diberikan
guru, dalam proses pemahaman kesempatan untuk
teori memahami teori
keterbentukan batuan keterbentukan batuan
Peserta didik diberikan video Peserta didik langsung membuat
tutorial penggunaan media presentasi dengan
laptop/pc, serta video tutorial menggunakan
membuat media power point laptop/pc dan menyajikannya
https://www.youtube.com/wat dalam media power point
ch?v=fPD2WnAakbQ

1.3. Refleksi Peserta Didik (30 menit)


Guru mengajukan pertanyaan, sebagai bentuk refleksi pembelajaran, sebagai berikut:

2
1. Apa yang dimaksud dengan batuan?
2. Bagaimana batuan bisa terbentuk?
3. Berdasarkan keterbentukannya, batuan diklasifikasikan menjadi berapa
jenis?
4. Bagaimana batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf bisa
terbentuk?
5. Apa kesan saudara setelah mempelajari materi teori keterbentukan
batuan?
6. Materi teori keterbentukan batuan mana yang membuat saudara tertarik
untuk mempelajari lebih dalam?

1.4. Refleksi Guru, sebagai berikut:


1. Apakah semua peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran?
2. Apa saja kesulitan peserta didik yang dapat diidentifikasi pada kegiatan
pembelajaran?
3. Apakah peserta didik yang memiliki kesulitan ketika berkegiatan dapat
teratasi dengan baik?
4. Apa level pencapaian rata-rata peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran ini?
5. Apakah seluruh peserta didik dapat dianggap tuntas dalam
pelaksanaan pembelajaran?
6. Apa strategi agar seluruh peserta didik dapat menuntaskan
kompetensi?

Media Pembelajaran
 Bahan bacaan:
 Graha, Doddy Setia. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung: Penerbit
NOVA.
 Noor, Djauhari. 2011. Geologi untuk Perencanaan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

2
 Lembar Kegiatan: Lembar Kerja Peserta Didik 2
 Video Pembelajaran:
 https://www.youtube.com/watch?v=-LcoEGtMlg8
 https://www.youtube.com/watch?v=CX_9UWeA4kU

4. Referensi
Graha, Doddy Setia. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung: Penerbit NOVA.
Noor, Djauhari. 2011. Geologi untuk Perencanaan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

5. Lampiran

BAHAN PEMBELAJARAN

Batuan
Batuan (rock) adalah material penyusun kerak bumi ynag tersusun baik
oleh satu jenis mineral (monomineralic) maupun oleh banyak jenis mineral
(polymineralic).
Berdasarkan proses terjadinya batuan dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu:
1. Batuan beku (Igneous rock)
2. Batuan sedimen (Sedimentary rock)
3. Batuan metamorf/malihan (Metamorphic rock)
Gambar 5.2 di bawah ini merupakan ilustrasi dari gambar
pembentukan batuan berupa siklus batuan.

2
Gambar 5.2 Siklus Batuan (Geology Rock Cycle)

Batuan Beku (Igneous Rock)


Batuan beku atau batuan igneus (dari bahasa Latin: ignis, “api”) adalah
jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan
atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif
(plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma
ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di
mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelahan terjadi oleh salah satu
dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau
perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil
dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

2
Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)
Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat di permukaan bumi
(di daratan ataupun lautan), yang telah mengalami proses pengangkutan
(transportasi) dari satu tempat (kawasan) ke tempat lainnya. Air dan angin
merupakan agen pengangkut yang utama. Sedimen ini apabila mengeras
(membatu) akan menjadi batuan sedimen. Ilmu yang mempelajari batuan sedimen
disebut sedimentologi.

Batuan Metamorf (Metamorphic Rock)


Kata ‘metamorfosa” berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘metamorpishm”
dimana “meta” yang artinya “berubah” dan “morph” yang artinya “bentuk”.
Dengan demikian pengertian “metamorfosa” dalam geologi adalah merujuk pada
perubahan dari kelompok mineral dan tekstur batuan yang terjadi dalam suatu
batuan yang mengalami tekanan dan temperatur yang berbeda dengan tekanan dan
temperatur yang berbeda dengan tekanan dan temperatur saat batuan tersebut
pertama kalinya terbentuk. Diagenesa terjadi pada temperatur dibawah 200 oC dan
tekanan 300 Mpa (Mpa = Mega Pascal) atau setara dengan tekanan 3000 atmosfir,
sedangkan “metamorfosa” terjadi pada temperatur dan tekanan diatas “diagenesa”.
Batuan yang dapat mengalami tekanan dan temperatur diatas 300 Mpa dan 200oC
umumnya berada pada kedalaman tertentu dan biasanya berasosiasi dengan proses
tektonik, terutama di daerah tumbukan lempeng atau zona subduksi. Batas atas
antara proses metamorfosa dan pelelehan batuan masih menjadi pertanyaan
hingga saat ini. sekali batuan mulai mencair, maka proses perubahan merupakan
proses pembentukan batuan beku.
Gambar 5.2 di bawah ini merupakan jenis-jenis batuan, yang termasuk dalam
batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.

3
Gambar 5.2 Contoh Batuan Beku, Sedimen dan Metamorf

3
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 2

Program Keahlian : Geologi Pertambangan


Kelas/Semester : X/1
Mata Pelajaran : Dasar‐dasar Geologi Pertambangan
Materi : Siklus Batuan
Pertemuan ke :2

Berdasarkan gambar di atas, terdapat beberapa keterangan dari proses keterbentukan batuan. Amati
lah gambar tersebut, kemudian jelaskan bagaimana suatu proses dalam siklus dapat membentuk
berbagai jenis batuan, yang terdiri dari batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
Kemukakan penjelasanmu lengkapi dengan gambar referensi pendukung, sajikan dalam media
power point, serta diskusikan dan presentasikan di depan kelas.

3
RUBRIK ASESMEN AWAL

KODE Nilai
ASPEK 1 2 3 4
EVIDEN
6.3.1 Siklus Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
keterbentukan belum cukup mengetahui sangat
batuan mengetahui mengetahui keterbentukan mengetahui
keterbentukan keterbentukan batuan keterbentukan
batuan batuan batuan
6.3.2 Keterbentukan Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
batuan beku belum cukup mengetahui sangat
mengetahui mengetahui keterbentukan mengetahui
keterbentukan keterbentukan batuan beku keterbentukan
batuan beku batuan beku batuan beku
6.3.3 Keterbentukan Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
batuan sedimen belum cukup mengetahui sangat
mengetahui mengetahui keterbentukan mengetahui
keterbentukan keterbentukan batuan sedimen keterbentukan
batuan batuan batuan
sedimen sedimen sedimen
6.3.4 Keterbentukan Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
batuan belum cukup mengetahui sangat
metamorf mengetahui mengetahui keterbentukan mengetahui
keterbentukan keterbentukan batuan keterbentukan
batuan batuan metamorf batuan
metamorf metamorf metamorf

3
RUBRIK ASESMEN PROSES

Kode Nilai
Aspek 1 2 3 4
Eviden
6.3.1 Siklus Peserta didik Peserta didik Peserta didik
Peserta didik
keterbentukan belum mampu cukup mampu mampu sangat
batuan mencari mencari mencari mampu
informasi dan informasi dan informasi dan
mencari
mendiskusikan mendiskusikan mendiskusikan informasi dan
tentang materi tentang materi tentang materimendiskusikan
siklus siklus siklus tentang materi
keterbentukan keterbentukan keterbentukan siklus
batuan batuan batuan keterbentukan
batuan
6.3.2 Keterbentukan Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
batuan beku belum mampu cukup mampu mampu sangat
mencari mencari mencari mampu
informasi dan informasi dan informasi dan mencari
mendiskusikan mendiskusikan mendiskusikan informasi dan
tentang materi tentang materi tentang materi mendiskusikan
keterbentukan keterbentukan keterbentukan tentang materi
batuan beku batuan beku beku keterbentukan
beku
6.3.3 Keterbentukan Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
batuan belum mampu cukup mampu mampu sangat
sedimen mencari mencari mencari mampu
informasi dan informasi dan informasi dan mencari
mendiskusikan mendiskusikan mendiskusikan informasi dan
tentang materi tentang materi tentang materi mendiskusikan
keterbentukan keterbentukan keterbentukan tentang materi
batuan sedimen batuan sedimen batuan sedimen keterbentukan
batuan
sedimen
6.3.4 Keterbentukan Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
batuan belum mampu cukup mampu mampu sangat
metamorf mencari mencari mencari mampu
informasi dan informasi dan informasi dan mencari
mendiskusikan mendiskusikan mendiskusikan informasi dan
tentang materi tentang materi tentang materi mendiskusikan
keterbentukan keterbentukan keterbentukan tentang materi
batuan batuan batuan keterbentukan
metamorf metamorf metamorf batuan
metamorf

3
RUBRIK ASESMEN PROSES

Kode Nilai
Aspek 1 2 3 4
Eviden
6.3.1 Siklus Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
keterbentukan belum mampu cukup mampu mampu sangat
batuan menjelaskan, menjelaskan, menjelaskan, mampu
mempresentasi mempresentasi mempresentasi menjelaskan,
kan siklus kan siklus kan siklus mempresentas
keterbentukan keterbentukan keterbentukan ikan siklus
batuan batuan batuan keterbentukan
batuan
6.3.2 Keterbentukan Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
batuan beku belum mampu mampu mampu mampu
menjelaskan, menjelaskan, menjelaskan, menjelaskan,
mempresentasi mempresentasi mempresentasi mempresentas
kan proses- kan sebagian kan proses- ikan proses-
proses proses-proses proses proses
keterbentukan keterbentukan keterbentukan keterbentukan
batuan beku batuan beku batuan beku batuan beku
kurang lancar dengan lancar dengan
sangat lancar
6.3.3 Keterbentukan Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
batuan belum mampu mampu mampu mampu
sedimen menjelaskan, menjelaskan, menjelaskan, menjelaskan,
mempresentasi mempresentasi mempresentasi mempresentas
kan proses- kan sebagian kan proses- ikan proses-
proses proses-proses proses proses
keterbentukan keterbentukan keterbentukan keterbentukan
batuan sedimen batuan sedimen batuan sedimen batuan
kurang lancar dengan lancar sedimen
dengan
sangat lancar
6.3.4 Keterbentukan Peserta didik Peserta didik Peserta didik Peserta didik
batuan belum mampu mampu mampu mampu
metamorf menjelaskan, menjelaskan, menjelaskan, menjelaskan,
mempresentasi mempresentasi mempresentasi mempresentas
kan proses- kan sebagian kan proses- ikan proses-
proses proses-proses proses proses
keterbentukan keterbentukan keterbentukan keterbentukan
batuan batuan batuan batuan
metamorf metamorf metamorf metamorf
kurang lancar dengan lancar dengan
sangat lancar

3
CEKLIST ASESMEN AWAL

Program Keahlian : Geologi Pertambangan


Mata Pelajaran : Dasar-dasar Teknik Geologi Pertambangan
Tujuan Pembelajaran : Memahami Teori Pembentukan Batuan
Kelas :

Indikator Asesmen

No. Nama Tujuan Pembelajaran Tindak Lanjut

6.3.1 6.3.2 6.3.3 6.3.4

1 Pengelompokan
pembelajaran berdasarkan
2 hasil asesmen awal.
Pengelompokan peserta
3
didik dibuat heterogen
4. antara yang tahu dan yang
belum tahu.
Dst.

Catatan: Berilah tanda checklist (√) pada setiap indikator asesmen apabila peserta didik telah kompeten atau
mencapai eviden tujuan pembelajaran.

3
CEKLIST ASESMEN PROSES

Program Keahlian : Geologi Pertambangan


Mata Pelajaran : Dasar-dasar Teknik Geologi Pertambangan
Tujuan Pembelajaran : Memahami Teori Keterbentukan Batuan
Kelas :

Indikator Asesmen

No. Nama Tujuan Pembelajaran Tindak Lanjut

6.3.1 6.3.2 6.3.3 6.3.4

1 Dilakukan pendampingan
apabila terdapat peserta didik yang
2 belum memahami materi teori
keterbentukan batuan diberikan
3
penjelasan ulang atau meminta
4. peserta didik yang telah memahami
untuk menjelaskan kembali.
Dst.

Catatan: Berilah tanda checklist (√) pada setiap indikator asesmen apabila peserta didik telah kompeten atau
mencapai eviden tujuan pembelajaran.

3
CEKLIST ASESMEN AKHIR

Program Keahlian : Geologi Pertambangan


Mata Pelajaran : Dasar-dasar Teknik Geologi Pertambangan
Tujuan Pembelajaran : Memahami Teori Keterbentukan Batuan
Kelas :
Indikator Asesmen

No. Nama Tujuan Pembelajaran Tindak Lanjut

6.3.1 6.3.2 6.3.3 6.3.4

1 Pembelajaran dilanjutkan materi


berikutnya apabila > 85% peserta didik
2 mencapai kompetensi. Peserta didik yang
belum mencapai kompetensi akan diberikan
3
remedial berupa penugasan tambahan.
4. Apabila < 85% peserta didik tidak mencapai
kompetensi, maka dilakukan pembelajaran
… ulang dengan perbaikan strategi.

Dst.

Catatan: Berilah tanda checklist (√) pada setiap indikator asesmen apabila peserta didik telah kompeten atau
mencapai eviden tujuan pembelajaran.

3
REKAPITULASI NILAI ASESMEN

Program Keahlian : Geologi Pertambangan


Mata Pelajaran : Dasar- Dasar Teknik Geologi Pertambangan
Tujuan Pembelajaran : Memahami Teori Keterbentukan Batuan
Rombel : …………………
Indikator Asesmen Deskripsi

No. Nama Skor Tujuan Pembelajaran

6.3.1 6.3.2 6.3.3 6.3.4

1 Bagi peserta didik yang belum tercapai


kompetensinya, setelah menganalisis mana materi
2
yang belum dipahami peserta didik, guru atau
3 teman sebaya akan memberikan pembelajaran
tambahan. Kemudian diberikan tes lagi untuk
melihat kompetensinya kembali

4 Bagi peserta didik yang sudah tercapai


kompetensinya, diberikan tambahan

pembelajaran atau materi melalui lembar
dst pengayaan.

Catatan: Berilah skor pada setiap indikator asesmen berdasarkan rubrik sesuai kondisi peserta didik
telah kompeten atau mencapai eviden tujuan pembelajaran.

3
NILAI RAPOR

Program Keahlian : Geologi Pertambangan


Mata Pelajaran : Dasar- Dasar Teknik Geologi Pertambangan
Tujuan Pembelajaran : Memahami Teori Keterbentukan Batuan
Rombel : …………………
Indikator Asesmen
No. Nama Skor Tujuan Pembelajaran Deskripsi Nilai Akhir
6.3.1 6.3.2 6.3.3 6.3.4
1 Peserta didik sudah Diisi nilai rata-rata
menguasai (sebutkan kuantitatif
semua atau sebagian
yang sudah dikuasai)
namun perlu bantuan
dalam penugasan
(sebutkan sebagian yang
sudah dikuasai)
2
3
4
5
dst.

4
Lampiran Video Tutorial Menjalankan Aplikasi Power Point

 Buka aplikasi power point


pada laptop/pc

 Klik tema power point yang


dikehendaki

 Untuk menambahkan slide,


dapat klik file > New Slide

 Buatlah media presentasi


semenarik mungkin

 Peserta didik dapat


memanfaatkan fitur yang
terdapat pada power point

 Klik save apabila pembuatan


media presentasi sudah selesai

4
Bahan Ajar Video Youtube: Teori Keterbentukan Batuan

Deskripsi Video: Menjelaskan apa itu batuan, bagaimana batuan terbentuk, dan
bagaimana proses keterbentukan siklus batuan

Anda mungkin juga menyukai