Anda di halaman 1dari 8

UJI AKTIVITAS ANTIKONVULSI EKSTRAK AIR DAUN

LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) DAN DAUN SIRSAK (Annona


muricata L.) PADA MENCIT

Mei Frisda Wati Girsang

3311071039
Latar belakang
Epilepsi adalah suatu gangguan saraf yang timbul secara tiba-tiba dan berkala,
biasanya dengan perubahan kesadaran. Penyebabnya adalah aksi serentak dan
mendadak dari sekelompok besar sel-sel saraf di otak. Aksi ini disertai pelepasan
muatan listrik yang berlebihan dari neuron-neuron tersebut. Lazimnya, pelepasan
muatan listrik ini terjadi secara teratur dan terbatas dalam kelompok-kelompok
kecil, yang memberikan ritme normal pada elektroencefalogram (EEG). Serangan
ini kadangkala bergejala ringan dan (hampir) tidak kentara. Adakalanya bersifat
demikian hebat sehingga perlu dirawat di rumah sakit. Pada serangan parsial,
hiperaktivitas terbatas pada hanya satu bagian dari kulit otak, sedangkan bila
menjalar ke seluruh otak disebut serangan luas (generalized).
Serangan kejang (konvulsi) dapat ditimbulkan oleh hipoglikemi, eclampsi,
meningitis, atau encephalitis, juga oleh kecelakaan atau luka di otak, seperti abses,
tumor, atau arteriosklerosis pada orang diatas usia 50 tahun, yang dinding
pembuluh otaknya telah mengeras. Konvulsi dapat juga dikarenakan keracunan
timah hitam atau obat (petidin). Hanya sekitar 20% penderita epilepsi tidak
diketahui penyebabnya.
Factor provokasi. Serangan adakalanya dapat dicetuskan oleh obat, seperti
psikofarmaka klorpromazin, imipramin, MAO-blockers, dan asam nalidiksat, juga
akibat penyalahgunaan alkohol dan drugs. Factor lainnya adalah ketegangan
psikis (stress), emosi hebat, keletihan, imunisasi, dan demam, atau bila
penggunaan obat antikonvulsi dan tranquillizers dihentikan secara mendadak.
Kadang-kadang serangan dapat dipicu oleh kilatan cahaya, atau juga oleh layar
televisi yang berkilat-kilat.
Konvulsi demam (kejang-kejang pada anak). Tidak semua serangan kejang
berdasarkan epilepsi. Misalnya, kejang-kejang singkat pada anak-anak berusia ½-
5 tahun, yang dipicu oleh demam tinggi (di atas 39ºC). serangan luas ini biasanya
timbul pada awal infeksi virus, terutama dari saluran pernapasan. Gejala – gejala
yang timbul dapat bermacam-macam tergantung dibagian otak mana yang
terpengaruh, tetapi kejang demam yang terjadi pada anak adalah kejang umum.
Insidensi kejang demam di berbagai negara maju seperti Amerika Serikat dan
Eropa barat mencapai 2 – 4 % sedangkan di negara – negara asia jumlah
penderitanya lebih tinggi lagi, sekitar 20 % diantara jumlah penderita mengalami
kejang kompleks yang harus ditangani secara lebih teliti. Faktor resiko utama
yang umum menimpa anak balita usia 3 bulan sampai 5 tahun ini adalah demam
tinggi. Bisa diakibatkan oleh infeksi ekstrakranial seperti ISPA, radang telinga,
campak, cacar air. Dalam keadaan demam, kenaikan suhu tubuh sebesar 10ºC pun
bisa mengakibatkan kenaikan metabolisme basal yang mengakibatkan
peningkatan kebutuhan oksigen jaringan sebesar 10 – 15 % dan otak sebesar 20
%. Apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka anak akan kejang. Umumnya
kejang tidak akan menimbulkan dampak sisa jika kejang tersebut berlangsung
kurang dari 5 menit tetapi anak harus tetap mendapat penanganan agar tidak
terjadi kejang ulang yang biasanya lebih lama frekuensinya dari kejang pertama.
Timbulnya kejang pada anak akan menimbulkan berbagai masalah seperti resiko
cidera, resiko terjadinya aspirasi atau yang lebih fatal adalah lidah jatuh
kebelakang yang mengakibatkan obstruksi pada jalan nafas
Lidah Buaya (Aloe vera L.)
Taksonomi Lidah Buaya (Aloe vera L.)
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae 
Marga : Aloe
Jenis : Aloe vera L.

Deskripsi Tanaman
Lidah buaya tumbuh Iiar di tempat berudara panas tapi sering juga ditanam di pot
dan pekarangan rumah sebagai tanaman hias. Daunnya meruncing berbentuk taji.
Tebalnya kira-kira 1 cm. Dalamnya bening. Daun ini getas dan tepinya bergerigi.
Panjangnya bisa sampai 30 cm. Yang biasa digunakan adalah daun dan akarnya.

Kandungan Daun Lidah Buaya


Daun dan akar lidah buaya mengandung saponin dan flavonoida, disamping itu
daunnya mengandung tanin dan polifenol. Saponin mempunyai kemampuan
membunuh kuman, serta senyawa antrakuinon dan kuinon sebagai anti biotik dan
penghilang rasa sakit. la juga merangsang pertumbuhan sel baru pada kulit. Dalam
gel lidah buaya terkandung lignin yang mampu menembus dan meresap ke dalam
kulit. Sehingga gel akan menahan hilangnya cairan tubuh dari permukaan kulit.
Akibatnya, kulit menjadi tidak cepat kering.
Kandungan nutrisi: protein 0,08 %, lemak 0,067 %, karbohidrat 0,043 %, vitamin
A 4594 IU, vitamin C 3476 mg, mineral k,p,Ca,Fe,Na,Mn,Mg,Cu dan 20 macam
asam amino essensial. Zat aktif pada lidah buaya : aloin, asam folat, kholin dan
enzim – enzim yang bermanfaat untuk pemeliharaan kesehatan dan penyembuhan
berbagai macam penyakit.
Kegunaan
Bahan berkhasiat pada lidah buaya adalah acemannan, yaitu suatu polisakarida
asetilasi yang memiliki khasiat sebagai anti tumor, imunostimulan dan anti virus.
Acemannan telah digunakan juga dalam pengobatan infeksi virus HIV yang
bersifat sebagai imunomodulator dan anti inflamasi. Efek farmakologis lidah
buaya diantaranya adalah pencahar, memperbaiki pankreas, anti-inflamasi, dan
parasiticide. Lidah buaya juga berkhasiat untuk mengobati sembelit, pusing, sakit
kepala, batuk rejan, kurang gizi, kejang pada anak, kencing manis, wasir, muntah
darah, menyuburkan rambut dan meluruhkan haid. Akar, daun dan bunga Lidah
buaya ini dapat mengobati penyakit-penyakit berikut. (Wanita hamil atau sedang
haid , penderita gangguan system pencernaan dan diare, serta penderita gangguan
ginjal dilarang minum ramuan ini).

Pemakaian masyarakat
Mengobati epilepsi:
Terapi awal yang bisa dilakukan di rumah adalah dengan campuran daun lidah
buaya dan es batu. Ambil daun lidah buaya secukupnya, haluskan, kemudian
dimasukkan ke dalam panci, beri es batu, ditambah sedikit garam. Selanjutnya
campuran tadi, digunakan untuk mengompres kepala. Lakukan sehari satu kali,
selama tujuh hari berturut-turut.
Metode Penelitian
Penelitian diawali dengan penyiapan simplisia, karakterisasi simplisia, penapisan
fitokimia, proses ekstraksi dan pengujian aktivitas antikonvulsi.
Daun lidah buaya dan daun sirsak dikumpulkan. Setelah dikumpulkan, bahan
tanaman segar dikeringkan dibawah panas matahari secara tidak langsung,
kemudian dilakukan penggilingan terhadap simplisia kering hingga menjadi
serbuk simplisia.
Familia: annonaceae
Nama Lokal:
Nongko londo, nangka sabrang, nangka manila, swirswak (Jawa), nangka walanda
(Sunda), deureuyan belandan (Aceh), durian batawi (Minangkabau), soursop
(Inggris).
Pemanfaatan:
1. Peluruh keringat
Bahan: 7 lembar daun segar
Cara membuat: bahan dicuci bersih, rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas.
Dinginkan lalu saring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari
2. Antikejang 
Bahan: 7 lembar daun segar
Cara membuat: bahan dicuci bersih, rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas.
Dinginkan lalu saring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari
3. Kekurangan vit.C dan disentri
Bahan: buah sirsak mentah
Cara membuat: bahan dicuci bersih, dikupas kulitnya dan buang bijinya.
Cara menggunakan: dimakan secukupnya.
4. Bisul
Bahan: daun segar secukupnya
Cara membuat: bahan dicuci bersih, dilumatkan hingga halus. Tambahkan sedikit air,
lalu aduk rata sehingga jadi adonan.
Cara menggunakan: ditempelkan di permukaan atas bisul
5. Ambeien
Bahan: buah sirsak yang sudah masak
Cara membuat: bahan dicuci bersih, dikupas kulitnya dan buang bijinya. Blender dan
saring.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, masing-masing 1 gelas.
6. Sakit kandung urine dan anyang-anyangan. 
Bahan: buah sirsak setengah masak
Cara membuat: bahan dicuci bersih, dikupas kulitnya dan buang bijinya. Potong
kecil-kecil. Tambahkan gula dan garam secukupnya. Rebus dengan air secukupnya
hingga mendidih.
Cara menggunakan: dimakan seperti makan kolak. Ulangi konsumsi ramuan sampai
sembuh.
Sumber: Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 3 (Drs. H.Arief Hariana)

Anda mungkin juga menyukai