Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Alopesia areata (AA) adalah penyakit inflamasi kronis yang mengenai rambut

dan kadang-kadang kuku cukup sering terjadi. Patogenesis AA belum diketahui

dengan pasti, namun dapat dipastikan peran limfosit T terutama CD4 dan IFNg pada

terjadinya AA. Faktor etiopatogenesispada AA adalah genetik, imunologi, neurologi,

stres emosional dan abnormalitas keratinosit dan melanosit (Estri, 2016).

Alopecia areata merupakan penyebab tersering dari alopecia nonscarring,

Alopecia areata bisa terjadi pada setiap bagian dari tubuh tetapi lebih umum dan

nyata pada kepala. Pasien biasanya mengeluh rambut rontok tiba-tiba dan ditandai

dengan gugurnya rambut. Karakteristik lesi dari alopecia areata biasanya bulat atau

oval, botak secara total dengan permukaan halus. Keadaan ini sering menimbulkan

masalah psikososial terutama pada anak-anak dan dewasa muda (Yustin and Evie,

2014).

2.2 Penyebab

Penyebab pasti Alopesia areata belum diketahui. Alopesia areata disebabkan

sebagian besar oleh penyakit autoimun dengan predisposisi genetik, yang ditunjukkan

dengan hubungan antara AA dengan human leukocyte antigen (HLA) terutama adalah

HLA-DR dan HLA-DQ dan peransel T pada penyakitini (Junika Putri and

Sugiritama, 2013).

4
5

Gangguan yang terjadi pada rambut tidak terlepas dari nutrisi, perawatan, dan

kesehatan. Rambut rontok disebabkan di antaranya oleh berhentinya kelenjar rambut

memproduksi rambut, penyakit tertentu, luka bakar di kepala, tifus, setress, dan

sebagainya (Manan, 2014).

2.3 Manifestasi Klinis

Gambaran klinis AA yang khas adalah patch kebotakan total yang berbentuk

oval atau bulat, kulit tampak halus, meliputi daerah kepala atau daerah pertumbuhan

rambut lain pada tubuh. Pada bagian tepi lesi terdapat exclamatioon hair,yaitu rambut

yang tampak pendek, terputus atau rusak yang meruncing ke bagian proksimal.

Banyak penderita yang asimtomatis, namun beberapa mengeluhkan rasa gatal ringan

sampai sedang, terbakar atau nyeri sebelum terjadi kebotakan. Kerontokan rambut

terjadi dalam waktu 3-6 minggu atau beberapa bulan kemudian dengan interval

waktu, luas dan pola bervariasi (Estri, 2016).

2.4 Patofisiologi

2.4.1 Faktor Genetik

Faktor genetik berperan penting sebagai penyebab alopecia areata.

Ditemukan pada 10% - 42% kasus individu yang memiliki riwayat keluarga alopecia

areata. Insiden keluarga dari alopecia areata dilaporkan sekitar 37% pada pasien

yang terkena kebotakan pertama pada umur 30 tahun dan 7,1% setelah umur 30

tahun. Dilaporkan juga terdapat alopecia areata pada kembar identik. Beberapa gen

yang berhubungan, seperti human leukocyte antigen (HLA) yang terdapat pada
6

bagian lengan pendek di kromosom 6, membentuk Major Hystocompability

Complexs (MHC).

Kompleks MHC telah diteliti pada pasien alopecia areata karena

keterkaitannya antara penyakit autoimun dengan peningkatan frekuensi antigen HLA.

Hubungan yang terjadi antara kedua HLA kelas I (HLA-A, -B, -C) dan kelas II

(HLA-DR, -DQ, -DP) telah dipelajari dalam alopecia areata. Dengan

mengidentifikasi hubungan genetik HLA, maka telah lebih dekat mengetahui dan

memahami struktur dari epitopes oleh sel T, yang merupakan kunci dari respon imun

peradangan folikular terhadap alopecia areata. Identifikasi dari antigen alopecia

areata merupakan langkah besar dalam memahami mekanisme alopecia areata dan

berguna dalam membuat terapi dan pencegahan untuk penyakit ini. Alopecia areata

memiliki sifat kompleks yang melibatkan banyak gen.

Pada pasien dengan sindrom down didapatkan 8,8% mengalami alopecia

areata, 30% dari pasien dengan autoimunpoliglandular sindrom juga mengalami

alopecia areata. Polimorfisme dalam kluster IL-1 akan memodulasi respon IL-1. IL-1

memiliki efek langsung pada pertumbuhan rambut. Pada folikel rambut, IL-1

menghambat pertumbuhan serat rambut dan menginduksi perubahan morfologi yang

sering terlihat pada penyakit alopecia areata.

Dari bukti-bukti ini dapat diindikasikan bahwa alopecia areata merupakan

penyakit poligenik dengan korelasi gen yang beragam baik dari segi pengaruh yang

melemahkan maupun gen lain yang memperparah penyakit ini. Kemungkinan utama,

ada hubungan antara faktor genetik dengan faktor lingkungan yang merangsang

perkembangan penyakit. (Yustin and Evie, 2014).


7

2.4.2 Faktor Imun

Imun memegang peranan dalam patogenesis alopecia areata. Antigen

presenting cells seperti sel langerhans, semakin meningkat pada bulbus yang

mempengaruhi folikel rambut. Hal ini akan menyebabkan timbulnya peristiwa

imunologikal yaitu peningkatan IL-2, gamma interferon dan ICAM. Peningkatan ini

mengakibatkan penginduksian kehilangan atau kerontokan rambut. Ini dianggap

sebagai respon sel dari Type 1 T Helper (Th1).

Sitokin juga memiliki peran penting dalam alopecia areata. Sitokin

merupakan imunomodulator yang berperan dalam memediasi peradangan dan

mengatur proliferasi sel. Sitokin berasal dari keratinosit epidermal, interleukin IL-1a,

IL-1b dan TNF-a merupakan penghambat dari siklus pertumbuhan folikel rambut dan

secara in vitro menghasilkan perubahan pada bentuk folikel rambutyang sama seperti

bentuk alopecia areata. Sel T helper menghasilkan sitokin yang dibagi menjadi dua

sub bagian. Sel T helper tipe 1 (Th1) menghasilkan interferon y (IFN-y) dan IL-2. Sel

T-Helper tipe 2 (Th2) menghasilkan sel IL-4 dan IL-5 (Yustin and Evie, 2014).
8

2.5 Bahan Tradisional untuk Pengobatan Alopesia

Menurut Manan (2014:99-103) dan Rahmawati (2012:83), alopesia dapat

diatasi dengan pengobatan alami berikut :

1. Air Teh Kental

Nama Lain : Daun teh

Nama Tanaman Asal : Camellia sinensis ( L ) yang disebut juga Thea

sinensis

Keluarga : Theaceae

Zat Berkhasiat Utama : Coffein, tanin dan sedikit minyak atsiri

Penggunaan : Anti dotum, keracunan alkaloida & logam-logam

berat, Analeptika, stimulansia

Pemerian : Tidak berbau, tidak berasa, lama kelamaan kelat

Bagian Yang Digunakan : Daun

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Resep untuk mengatasi alopesia :

Bahan :

 air teh kental secukupnya

Cara membuat:
9

 air teh kental didiamkan selama semalam

 keesokan harinya, gunakan untuk membasahi kulit kepala sambil dipijat

secara merata dan biarkan beberapa saat, lalu dibilas

 lakukan secara teratur tiga kali seminggu

2. Kemiri

Nama tanaman asal : Aleurites moluccanus

Resep untuk mengatasi alopesia :

Bahan :

 Kemiri secukupnya

 Air secukupnya

Cara membuat dan menggunakan :

 Cuci bersih kemiri secukupnya, kemudian tumbuk hingga halus

 Tambahkan air secukupnya, kemudian direbus hingga keluar minyaknya

 Oleskan minyak kemiri pada kulit kepala hingga merata

 Setelah agak kering, bilas. Lakukan secara teratur dua kali seminggu
10

3. Jeruk nipis (Citrus aurantiifolia)

Nama tanaman asal :  Citrus aurantifolia (Cristm.)

Nama daerah : Kelangsa (Aceh), jeruk nipis (Sunda & Jawa), lemau

nepi (Kalimantan), lemo ape (Sulawesi), lemo kapasa

(Bugis) dan lemo kadasa (Makasar).

Keluarga : Rutaceae

Resep untuk mengatasi alopesia :

Bahan :

 1 buah jeruk nipis

 Kuning telur ayam

Cara membuat dan menggunakan:

 Peras 1 buah jeruk nipis, lalu oleskan airnya pada kulit kepala hingga rata

 Setelah agak kering, oleskan kuning telur pada kulit kepala hingga rata

 Balut kepala dengan handuk semalaman


11

 Keesokan harinya, dikeramas hingga bersih. Lakukan secara teratur

4. Cabai Rawit

Nama Lain : Buah cabe rawit

Nama Tanaman Asal : Capsicum frutescens

Keluarga : Solanaceae

Zat Berkhasiat Utama : Kapsisin, vitamin C, damar, zat warna, kapsantin dan

karoten

Penggunaan : Stimulan, stomakikum, karminativa

Pemerian : Bau merangsang, rasa sangat pedas

Bagian Yang Digunakan : Buah yang masak

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Resep untuk mengatasi alopesia :

 Cabai rawit secukupnya

 Alkohol 75% secukupnya

Cara membuat dan menggunakan :

 Rendam cabai rawit secukupnya dengan alkohol 75% selama 14 hari


12

 Oleskan airnya pada kulit kepala

 Lakukan setiap hari secara teratur dua kali sehari

5. Seledri

Nama Lain : Daun seledri

Nama Tanaman Asal : Apium graveolens (L)

Keluarga : Apiaceae

Zat Berkhasiat : Flavo-glukosida (apiin), zat pahit , minyak atsiri,

vitamin, kaolin, lipase

Pemerian : Bau aromatik, rasa agak asin, sedikit pedas ,

menimbulkan rasa tebal di lidah

Bagian Yang Digunakan : Daun dan tangkai

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Resep untuk mengatasi alopesia :

 Seledri beserta tangkai

Cara membuat dan menggunakan:

 Cuci bersih seledri beserta tangkai secukupnya, lalu haluskan

 Oleskan ke kulit kepala sambil dipijat- pijat


13

 Lakukan setiap hari secara teratur

6. Daun Pare

Nama tanaman asal : Momordica charantia L

Keluarga : Cucurbitaceae

Kandungan : momordicine, momordin, charantine, asam

trikonasik, resin, asam resinet, saponin, vitamin A dan

C serta minyak lemak terdiri atas asam oleat, asam

linoleat, asam stearat dan lemak oleostearat. Buah

mengandung fixed oil, insulin like peptide, glykosides

(momordine dan charantine), alkaloid (momordicine),

hydroxytryptamine, vitamin A,B, dan C, peptide yang

menyerupai insuline dapat menurunkan kadar glukosa

dalam darah dan urine (Dalimartha, 2008)

Resep untuk mengatasi alopesia:

 Daun pare segar secukupnya


14

Cara membuat dan menggunakan:

 Cuci bersih daun pare segar secukupnya, haluskan, lalu peras

 Gunakan air perasan untuk keramas dan biarkan selama 30 menit

 Bilas hingga bersih dan lakukan secara rutin setiap hari

7. Lidah buaya (Aloe)

Nama lain : Jadam, Aloes

Tanaman asal : Aloe perryi, Aloe barbadensis, Aloe ferox, Aloe africana,

Aloe spicata

Keluarga : Liliaceae

Zat berkhasiat : Damar, aloin, air dan abu. Sifat Purgatif disebabkan oleh 3

pentosida yaitu barbaloin (=aloin), isobarbaloin dan

betabarbaloin. Hidrolisa dari barbaloin antara lain

menghasilkan aloe emodin dan d-arabinosa.

Pemerian : Semua jenis jadam berasa sangat pahit dan menimbulkan rasa

mual.

Resep untuk mengatasi alopesia :


15

 Daun lidah buaya secukupnya

Cara membuat dan menggunakan:

 Kupas daun lidah buaya, kemudian gosokkan di kepala sampai merata

 Biarkan beberapa jam, lalu bilas hingga bersih

 Lakukan secara teratur tiga kali seminggu

8. Daun Mangkokan

Nama tanaman asal : Polyscias scutellaria

Keluarga : Araliaceae

Kegunaan : Daun Menghilangkan bau badan, pelumas kepala

terhadap kerontokan, diuretika, dan peluruh keringat.

Resep untuk mengatasi alopesia :

 10 lembar daun waru muda  1 lembar daun pandan

yang segar  10 kuntum bunga melati

 Segenggam daun urang-aring  1 kuntum bunga mawar

 5 lembar daun mangkokan  ½ cangkir minyak kelapa


16

 ½ cangkir minyak wijen

Cara membuat dan menggunakan:

 Cuci bersih 10 lembar daun waru muda yang segar, segenggam daun urang-

aring, 5 lembar daun mangkokan, 1 lembar daun pandan, 10 kuntum bunga

melati, dan 1 kuntum bunga mawar

 Potong-potong semua bahan secukupnya, lalu masukkan ke dalam panci

 Tambahkan ½ cangkir minyak kelapa dan ½ cangkir minyak wijen

 Panaskan sampai mendidih. Setelah dingin, saring

 Oleskan airnya di kulit kepala sambil dipijit- pijit

 Lakukan pada malam hari sebelum tidur. Esok paginya rambut dikeramas

 Lakukan secara teratur 2-3 kali seminggu

9. Bawang Lanang

Nama lain : Bawang Putih

Nama tanaman asal : Allium sativum

Keluarga : Liliaceae
17

Zat berkhasiat utama : Minyak atsiri yang mengandung; dialildisulfida 60 %,

alilpropil disulfida 6 %, alliin.

Pemerian : Bau khas, rasa agak pedas

Bagian yang digunakan : Umbi lapis

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Resep untuk mengatasi alopesia:

 Bawang putih

 Shampo

Cara membuat dan menggunakan:

 Haluskan bawang putih

 Campur haluskan bawang putih dengan shampo

 Pakai keramas seperti biasa

Cara lain:

 Potong satu siung bawang putih menjadi dua

 Gosokkan pada kulit kepala dan rambut

 Tunggu selama satu jam kemudian pijit kulit kepala dengan minyak zaitun

 Lakukan satu atau dua kali seminggu

Anda mungkin juga menyukai