Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMESTER

SISTEM INFORMASI PERENCANAAN

NAMA : Rivaldi Juhri

NIM : 20170202010

Jawaban :

1. Model sistem perencanaan (planning support sistem) yang saya pilih


adalah model UrbanSim. UrbanSim adalah sistem model simulasi perkotaan yang
telah berkembang sejak digunakan untuk pendukung perencanaan pada akhir 1990-an.
Tujuan dari UrbanSim dikembangkan untuk memodelkan pola penggunaan lahan
di daerah perkotaan yang mendukung aspek perencanaan penggunaan lahan,
transportasi, dan lingkungan yang lebih terkoordinasi — terutama dalam tujuannya
untuk menjaga kualitas udara

Berikut adalah diagram objek urbansim :


Berikut ini ditampilkan aliran data urbansim :

Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan dalam Komponen Permintaan Lokasi Untuk Model


UrbanSim adalah Permintaan Rumah Tangga untuk Jenis dan Lokasi Perumahan dan
Permintaan Bisnis untuk Jenis dan Lokasi Bangunan, kemudian Faktor-Faktor
Yang Dipertimbangkan dalam Pengembangan Lahan dan Komponen Pembangunan Kembali
antara lain yaitu :

Biaya pembongkaran Penghasilan yang Diharapkan

 Harga pasar saat ini untuk jenis pengembangan di lokasi zona


 Jumlah dan jenis pembangunan yang layak berdasarkan aturan pembangunan

Biaya yang diharapkan untuk Pengembangan Baru

 Biaya tanah
 Biaya konstruksi yang sulit (biaya perbaikan struktur)
 Biaya konstruksi lunak (biaya dampak pembangunan, biaya infrastruktur, pajak, atau
subsidi)
Densitas Pembangunan

 Kendala regulasi (Rencana penggunaan lahan, batas pertumbuhan kota, kendala


lingkungan)
 Nilai tanah
 Penggunaan lahan
 Filter mempertimbangkan paket yang dikembangkan untuk pembangunan kembali
 peningkatan rasio nilai tanah paket

Biaya Tambahan untuk Pembangunan Kembali

 Perbaikan gedung saat ini


 Biaya pembongkaran

Input UrbanSim

 Data ketenagakerjaan, dalam bentuk perusahaan bisnis yang di-geocode


 Data rumah tangga digabungkan dari sumber sensus mutttpte
 Database parsel dengan luas, penggunaan lahan, unit rumah, rekaman persegi non-
perumahan, tahun dibangun, nilai tanah, nilai peningkatan, kota, dan daerah
 Rencana penggunaan lahan
 Hamparan SIG untuk fitur lingkungan seperti lahan basah, jalur banjir, lereng curam,
Atau tanah sensitif atau diatur lainnya
 zona analisis lalu lintas
 Overlay GIS untuk batas perencanaan lainnya
 Mode perjalanan, 'keluaran
 Biaya pengembangan

Output UrbanSim (berdasarkan zona analisis lalu lintas)

 Rumah tangga berdasarkan pendapatan, usia, ukuran, dan kehadiran anak-anak


 Bisnis dan pekerjaan berdasarkan industri
 Luas lahan karena penggunaan lahan
 Unit hunian berdasarkan jenis
 Kaki persegi ruang bukan rumah berdasarkan jenis
 Nilai tanah per are dengan penggunaan lahan
 Nilai peningkatan per unit atau meter persegi berdasarkan penggunaan lahan Output
Model Perjalanan (zona-ke-zona)
 Waktu perjalanan berdasarkan mode
 Utilitas komposit perjalanan menggunakan semua mode

2. Pendapat kritis singkat saya tentang:

a) Kebijakan Satu Data Perencanaan Pembangunan

Kebijakan satu data di atur dan disebutkan dalam undang-undangan. Namun belum ada
penerapan yang maksimal tentang isis kebijakan tersebut. Pengadaan dan
penyediaan data masih sangat kurang, susah diakses dan juga sulit untuk didapatkan, baik
data monografi maupun yang lainnya. Bahkan dalam data yang di dapatkan memiliki
kualitas yang rendah dan masih kurang jelas terkait informasi dan sumbernya.

Peraturan dan/atau kebijakan yang dimaksud yaitu UU No.25 Tahun 2004 pasal 31 yang
berbunyi Perencanaan pembangunan didasarkan pada data dan informasi yang akurat
dan dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan data yang “akurat” tersebut masih
sangat sulit dan susah di dapatkan serta diakses.

b) Kebijakan Satu Peta

Dalam pemanfaatan ruang masih banyak mengalami masalah salah satu


permasalahannya ialah masalah tumpang tindih. Tumpang tindih itu telah
menimbulkan yang namanya sengketa lahan dan tidak memberikan kepastian hukum
dalam kita berusaha di negara kita. Oleh karena itu dengan adanya kebijakan satu peta
akan memberikan kemudahan atas permasalahan tumpang tindih informasi-informasi
geospasial yang ada di berbagai daerah.
c) Kebijakan big data perencanaan pembangunan

Penggunaan big data sangat prospektif karena pendekatan ini sangat berguna untuk
melacak dan memonitor dampak dari kebijakan pemerintah, untuk menangkap krisis
sosial ekonomi secara lokal dan global, untuk membantu mitigasi bencana, dan untuk
menganalisis isu dalam rangka rekomendasi kebijakan yang lebih baik

3. Salah satu contoh Sistem Informasi Perencanaan advance di sektor tertentu berdasarkan
preseden/best practice di dunia adalah :

Building Information Modeling Building Information Modeling (BIM) adalah


sistem informasi yang memproses input menjadi informasi dalam bentuk pemodelan
bangunan sebagai alat bantu dalam proses pengambilan keputusan dalam setiap
tahapan proyek konstruksi. BIM dalam proyek konstruksi menghadapi berbagai
hambatan akibatnya manfaat penerapannya tidak optimal.

Hadirnya karyawan sangat akan membantu dalam pembuatan BIM ini.


Karyawan merupakan faktor pendukung yang berperan besar untuk
pengembangan BIM.selain karyawan, kepedulian dan partisipasi masyarakat juga
penting.

Menurut pendapat saya, salah satu tantangan yang dihadapi indonesia saat
penerapan BIM adalah kurangnya partisipasi manajemen dalam memberikan motivasi,
pelatihan, dan pengawasan itu sendiri. Faktor ini dapat mengakibatkan penerapan dan
pengembangan BIM dapat terancam.

4. Tahapan pengolahan data dalam dalam rangka pengembangan basis data sistem informasi
sebagai berikut :

a) Perencanaan Layer
b) Penyiapan Manuskrip Layer
c) Konversi Data
d) Penyusunan Topologi
e) Penyusunan Data Atribut
f) Pengkaitan Data Spasial Dan Atribut

Anda mungkin juga menyukai