Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH TEKANAN KETAATAN DAN SELF-EFFICACY TERHADAP AUDIT

JUDGMENT DENGAN KOMPLEKSITAS TUGAS SEBAGAI VARIABEL


MODERASI

(STUDI EMPIRIS PADA BPK RI PERWAKILAN SUMATERA BARAT)

ARTIKEL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Padang

OLEH :
HANIFAH EKA PUTRI
NIM/BP : 2014/14043112

JURUSAN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
PENGARUH TEKANAN KETAATAN DAN SELF-EFFICACY TERHADAP AUDIT
JUDGMENT DENGAN KOMPLEKSITAS TUGAS SEBAGAI VARIABEL
MODERASI
(Studi Empiris pada BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Barat)

Hanifah Eka Putri


Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Dr. Erinos NR, SE., M.Si., Ak. dan Halmawati, SE., M.Si.
Email: hanifahekaputri12@gmail.com

ABSTRACT
Audit judgment is an auditor’s judgment response to information affects descision making
documentation evidence and the auditor’s opinion on financial statement. The purposove of research to
know: (1) influence of obedience pressure to audit judgment, (2)influence self-efficacy to audit
judgment, (3) influence of obedience pressure to audit judgment moderated by complexity task, and (4)
influence self-efficacy to audit judgment moderated by complexity task.
The study was conducted on BPK RI representative of the Province of West Sumatera.. The
samples were obtained by 40 auditors. The sampling method using total sampling. Data analysis
techniques used are moderated regression analysis.
The results show that (1) obedience pressure no effect on audit judgment with a significance value
0,579 > 0,05, (2) self-efficacy positively affected the audit judgment with a significance value 0,025 <
0,05, (3) task complexity weaken influence obedience pressure on audit judgment with a significance
value 0,629 > 0,05, and (4) task complexity weaken influence self-efficacy on audit judgment with a
significance value 0,043 < 0,05.

Keywords : audit judgment, obedience pressure, self-efficacy, dan task complexity

ABSTRAK
Audit judgment merupakan suatu pertimbangan auditor dalam menanggapi informasi yang
mempengaruhi dokumentasi bukti serta keputusan pendapat auditor atas laporan keuangan suatu entitas.
Tujuan penelitian untuk mengetahui: (1) pengaruh tekanan ketaatan terhadap audit judgment, (2)
pengaruh self-efficacy terhadap audit judgment, (3) pengaruh tekanan ketaatan terhadap audit judgment
dimoderasi oleh kompleksitas tugas, dan (4) pengaruh self-efficacy terhadap audit judgment dimoderasi
oleh kompleksitas tugas.
Penelitian ini dilakukan pada BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatera Barat tahun 2018. Sampel
yang diperoleh sebanyak 40 auditor. Metode pengumpulan sampel menggunakan teknik total sampling.
Teknik analisis data yang digunakan adalah moderated regression analysis (MRA).
Hasil penelitian menunjukkan (1) tekanan ketaatan tidak berpengaruh terhadap audit judgment
dengan nilai signifikansi 0,579 > 0,05, (2) self-efficacy berpengaruh positif terhadap audit judgment
dengan nilai signifikansi 0,025 < 0,05, (3) kompleksitas tugas memperlemah pengaruh tekanan ketaatan
terhadap audit judgment dengan nilai signifikansi 0,629 > 0,05, dan (4) kompleksitas tugas
memperlemah pengaruh self-efficacy terhadap audit judgment dengan nilai signifikansi 0,043 < 0,05.

Kata Kunci : audit judgment, tekanan ketaatan, self-efficacy, dan kompleksitas tugas

1
PENDAHULUAN Penelitian yang dilakukan oleh Wardoyo
(2016), Ayudia (2015), dan Ariyantini (2014)
Seorang auditor bertugas untuk menunjukkan hasil bahwa audit judgment
melaksanakan audit terhadap laporan keuangan dipengaruhi secara negatif oleh tekanan ketaatan.
sebuah entitas dan memberikan opini atau Semakin tinggi tekanan yang dihadapi auditor
pendapat tentang penyajian laporan keuangan semakin rendah pula judgment yang dihasilkan.
sesuai dengan standar akuntansi keuangan atau Praditaningrum (2012) menyatakan bahwa
prinsip akuntansi yang berterima umum dengan tekanan ketaatan mengarah pada tekanan yang
konsisten. Saat melaksanakan tugas auditnya, berasal dari atasan atau dari auditor senior kepada
auditor akan membutuhkan judgment. Judgment auditor junior dan tekanan yang berasal dari
(pertimbangan) merupakan sebuah proses entitas atau klien yang diperiksa untuk
mengevaluasi fakta dan keadaan, serta melaksanakan penyimpangan terhadap standar
merumuskannya dalam pendapat apakah itu etika dan profesionalisme.
wajar, hanya, akurat, material, atau cukup
(Siagian, dkk, 2014). Self-efficacy merupakan faktor motivasi
internal atau berasal dari dalam diri auditor.
Audit judgment diperlukan ketika Seorang auditor harus memiliki kemampuan
dihadapkan pada ketidakpastian dan keterbatasan dalam diri untuk merencanakan serta
informasi maupun data yang diperoleh dan, melaksanakan tindakan yang mengarah pada
auditor dituntut untuk bisa membuat asumsi yang pencapaian tujuan dalam melakukan judgment
bisa digunakan untuk membuat dan dalam hal ini yaitu self-efficacy. Self-efficacy
mengevaluasi judgment (Margaret, dkk, 2014). adalah keyakinan penilaian diri terkait dengan
Judgment yang diambil oleh auditor akan kemampuan seseorang untuk sukses dalam
memiliki hasil yang berbeda-beda tergantung melaksanakan tugas-tugasnya. Self-efficacy
pada persepsi individu. Kualitas terhadap mengacu pada persepsi tentang kemampuan
judgment yang diambil oleh auditor akan individu untuk mengorganisasikan dan
menunjukkan seberapa baik kinerja seorang melaksanakan tindakan untuk pencapaian hasil
auditor saat melaksanakan tugasnya. (Bandura, 1997).
Beberapa penelitian terkait bidang audit Menurut teori kognitif sosial, keyakinanself-
menunjukkan bahwa judgment yang dilakukan efficacy akan mempengaruhi tindakan seseorang
oleh seorang auditor dipengaruhi oleh perilaku dalam melaksanakan tugas yang dapat mereka
individual dalam melaksanakan review selama kerjakan. Self-efficacy tidak terkait dengan
proses pelaksanaan audit (Solomon dan Shields, keterampilan yang dimiliki seseorang, melainkan
1995 dalam Zulaikha 2006). Aspek perilaku lebih terkait dengan judgment atas apa yang dapat
individual merupakan faktor teknis yang auditor lakukan dengan keterampilan yang
mempengaruhi persepsi auditor dalam menerima mereka miliki.
dan mengelola informasi seperti, faktor
pengalaman, tekanan ketaatan, pengetahuan serta Seorang auditor dengan self-efficacy tinggi,
kompleksitas tugas saat melakukan pemeriksaan akan mampu menyelesaikan tugas yang sulit dan
(Irwanti, 2011). kompleks karena menganggap sebagai tantangan
yang harus dihadapi bukan ancaman yang harus
Tekanan ketaatan merupakan suatu bentuk dihindari. Sebaliknya, seseorang dengan self-
tekanan yang diterima oleh seorang auditor dari efficacy rendah cenderung meragukan
atasan maupun entitas yang diperiksa yang kemampuan mereka dan menghindar dari tugas-
memiliki kekuasaan untuk melakukan tindakan tugas yang sulit karena menganggap sebagai
yang menyimpang dari standar etika dan sikap ancaman pribadi. Penelitian yang dilakukan oleh
profesionalisme. Tekanan yang diterima oleh Sanusi dan Iskandar (2011) dan Pertiwi (2015)
auditor dalam melakukan judgment akan menunjukkan hasil bahwa self-efficacy
menyebabkan hilangnya independensi pada diri mempunyai pengaruh positif terhadap audit
auditor sehingga mengakibatkan semakin judgment. Hasil yang diperoleh menunjukkan
rendahnya kualitas judgment yang dibuat oleh semakin tinggi self-efficacy yang dimiliki auditor
auditor. maka semakin baik audit judgment yang
dihasilkan.

2
Menurut Abdolmohammadi dan Wright Teori penetapan tujuan mengasumsikan
dalam (Jamilah, dkk, 2007) menyatakan bahwa bahwa adanya hubungan langsung antara definisi
terdapat perbedaan judgment yang diambil dari tujuan yang jelas dan terukur dengan prestasi
auditor pada tingkat kompleksitas tugas tinggi kinerja. Seseorang ketika mengetahui apa
dan kompleksitas tugas rendah. Studi tentang sebenarnya tujuan yang ingin dicapai, maka orang
penentuan tujuan telah menemukan kompleksitas tersebut akan lebih termotivasi untuk
tugas memoderasi pengaruh motivasi tujuan mengupayakan segala usaha agar dapat
terhadap kinerja individu, dengan pengaruh meningkatkan kinerjanya. Tujuan yang sulit akan
terkuat pada tugas yang sederhana dan terlemah menghasilkan prestasi kerja yang lebih tinggi
untuk tugas yang kompleks. Auditor akan sangat dibandingkan dengan tujuan yang mudah.
termotivasi untuk menghasilkan judgment yang
lebih baik ketika melaksanakan tugas-tugas audit Teori X dan Y McGregor
yang sederhana. Teori X dan Y yang dikemukakan oleh
Berdasarkan penelitian yang telah McGregor (1960) menyatakan dua pandangan
dilakukan, masih terdapat ketidak konsistensian terkait tipe manusia. Seseorang yang bertipe X
dari hasil penelitian terdahulu. Hal ini (negatif) cenderung akan mudah dipengaruhi
dikarenakan judgment yang dilakukan auditor ketika melaksanakan suatu judgment jika ditekan
merupakan sebuah pertimbangan subyektif dari agar mematuhi keinginan dari atasan maupun
seorang auditor dan tergantung pada persepsi entitas yang diperiksa untuk menyimpang dari
individu masing-masing. Hasil penelitian yang standar profesionalnya, sehingga judgment yang
berbeda ini membuat peneliti tertarik untuk dihasilkan tidak tepat dan menurun. Auditor yang
menguji dan memperoleh bukti empiris tentang termasuk dalam tipe Y (positif) tidak akan
pengaruh tekanan ketaatan dan self-efficacy terpengaruh meskipun ia mendapat tekanan
terhadap audit judgment dan peneliti juga selama melaksanakan proses audit dan dapat
menggunakan variabel moderasi yang mungkin bertanggung jawab atas tugas yang diberikan. Ia
dapat memperkuat atau memperlemah audit akan tetap bersikap profesional dan independen
judgment, yaitu variabel kompleksitas tugas. sehingga audit judgment yang dihasilkan akan
lebih baik dan tepat
Berdasarkan latar belakang yang telah
penulis uraikan, maka penulis tertarik untuk Audit Judgment
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Audit judgment merupakan suatu bentuk
Tekanan Ketaatan dan Self-Efficacy kebijakan yang diambil oleh auditor dalam
Terhadap Audit Judgment Dengan menentukan pendapat mengenai hasil auditnya
Kompleksitas Tugas Sebagai Variabel yang mengacu pada pembentukan suatu gagasan,
Moderasi (Studi Empiris Pada BPK RI pendapat, atau perkiraan tentang suatu objek
Perwakilan Provinsi Sumatera Barat)”. yang dalam kaitannya dengan laporan keuangan.
KAJIAN TEORI, HIPOTESIS, DAN Audit judgment diperlukan pada saat berhadapan
KERANGKA KONSEPTUAL dengan ketidakpastian dan keterbatasan
informasi maupun data yang didapat, dimana
Teori Motivasi Berprestasi auditor dituntut untuk bisa membuat asumsi yang
bisa digunakan untuk membuat dan
Gibson (1994) mengemukakan bahwa mengevaluasi judgment
motivasi merupakan suatu konsep yang
menguraikan tentang kekuatan-kekuatan dalam Tekanan Ketaatan
diri seseorang untuk memulai atau mengarahkan
perilakunya. Motivasi dapat diartikan sebagai Secara umum tekanan ketaatan berasal dari
faktor pendorong yang berada dalam diri manusia dua kata yaitu tekanan dan ketaatan. Tekanan
yang akan mempengaruhi cara bertindak, dengan (pressure) dalam oxford dictionaries adalah
demikian motivasi pada kinerja diri auditor pengaruh atau efek dari seseorang atau sesuatu.
merupakan faktor penting dalam kinerja audit Ketaatan (obedience) dalam perilaku manusia
judgment (Libby & Luft, 1993; Bonner, 1994 adalah suatu bentuk kepatuhan atas perintah dari
dalam Sanusi dan Iskandar, 2011). seseorang atau pihak yang berwenang. Tekanan
ketaatan adalah pengaruh atau efek yang berasal
Teori Penetapan Tujuan dari seseorang atau sesuatu yang menghasilkan

3
perintah dari seseorang atau pihak yang Menurut Restuningdiah dan Indriantoro
berwenang. (2000) menyatakan bahwa kompleksitas muncul
dari ambiguitas dan struktur yang lemah, baik
Tekanan ketaatan pada umumnya dilakukan dalam tugas-tugas utama maupun tugas-tugas
oleh individu yang berwenang atau memiliki lain. Pada tugas-tugas yang membingungkan
kekuasaan. Tekanan ketaatan adalah jenis (ambigous) dan tidak terstruktur, alternatif-
tekanan pengaruh sosial yang dihasilkan ketika alternatif yang ada tidak dapat diidentifikasi,
individu dengan perintah langsung dari perilaku sehingga data tidak dapat diperoleh dan
individu lain (Reni, 2015 dalam Rosadi, 2016). outputnya tidak dapat diprediksi. Tingginya
Tekanan ketaatan diartikan sebagai tekanan yang tingkat kompleksitas tugas akan berdampak pada
diterima oleh seorang auditor dari atasan maupun menurunnya usaha serta motivasi kerja sehingga
entitas yang diperiksa untuk melakukan tindakan terjadinya penurunan kinerja.
yang menyimpang dari standar etika dan sikap
profesionalisme. Sehingga seorang auditor ketika Hubungan Antar Variabel
mengalami tekanan saat menjalankan tugas akan
menyebabkan hilangnya independensi pada diri 1. Pengaruh Tekanan Ketaatan Terhadap
auditor tersebut. Audit Judgment

Self-Efficacy Seorang auditor dalam melaksanakan audit


dituntut untuk bersikap profesional, tetapi disisi
Self-efficacy (efikasi diri) adalah lain auditor dituntut untuk memenuhi perintah
persepsi/keyakinan yang ada dalam diri dari atasan maupun entitas yang diperiksa.
seseorang terhadap kemampuan yang dimiliknya. Dilema etika yang dialami auditor, disebabkan
Bandura (1994) menyatakan bahwa self-efficacy karena adanya tekanan psikologis yang menimpa
adalah kepercayaan diri seseorang yang yakin auditor itu sendiri. Tuntutan yang diterima
bahwa dia dapat menjalankan suatu tugas pada auditor ini menyebabkan auditor mengalami
tingkat tertentu, yang mempengaruhi aktivitas tekanan ketaatan.
pribadi terhadap pencapaian tujuan. Self-efficacy
mengacu pada persepsi seseorang terkait Tekanan ketaatan adalah jenis tekanan yang
kemampuan untuk mengorganisasikan dan diterima individu ketika mendapat perintah
melaksanakan tindakan untuk pencapaian hasil langsung dari perilaku individu lain dan tekanan
(Bandura, 1997). ketaatan ini timbul akibat adanya kesenjangan
ekspektasi yang terjadi antara entitas yang
Seseorang dengan self-efficacy tinggi, akan diperiksa dengan auditor yang akan
mampu menyelesaikan tugas yang sulit dan menimbulkan suatu konflik tersendiri bagi
kompleks karena menganggap sebagai tantangan auditor. Semakin tinggi tekanan yang diterima
yang harus dihadapi bukan ancaman yang harus oleh auditor akan menyebabkan meningkatnya
dihindari. Sebaliknya, seseorang dengan self- emosional dan stress kerja seseorang sehingga
efficacy rendah cenderung meragukan judgment yang diambil oleh auditor cenderung
kemampuan mereka dan menghindar dari tugas- menurun
tugas yang sulit karena menganggap sebagai
ancaman pribadi. H1 : Tekanan ketaatan berpengaruh negatif
terhadap audit judgment
Kompleksitas Tugas
2. Pengaruh Self-Efficacy Terhadap Audit
Auditor selalu dihadapkan dengan tugas- Judgment
tugas yang banyak, berbeda-beda, dan saling
terkait satu sama lainnya. Kompleksitas tugas Seorang auditor harus memiliki kemampuan
adalah persepsi individu tentang kesulitan suatu dalam diri untuk merencanakan serta
tugas yang disebabkan oleh terbatasnya kapasitas melaksanakan tindakan yang mengarah pada
dan kemampuan untuk mengintegrasikan pencapaian tujuan dalam melakukan judgment
masalah yang dimiliki oleh seorang auditor dalam hal ini yaitu self-efficacy. Self-efficacy
dalam melaksanakan proses audit. Kompleksitas adalah kepercayaan ataupun keyakinan seseorang
tugas merupakan tugas yang tidak terstruktur, mengenai kemampuan dirinya untuk mengatur
membingungkan, dan sulit (Sanusi dan Iskandar, dan melaksanakan tindakan yang diperlukan
2007). untuk mencapai tingkat prestasi tertentu

4
(Bandura, 1997). Menurut teori kognitif sosial, Auditor yang memiliki self-efficacy tinggi
keyakinan self-efficacy akan memotivasi dapat menyelesaikan tugas yang mudah maupun
tindakan seseorang dalam melaksanakan tugas kompleks tanpa rasa keraguan dalam
yang dapat mereka kerjakan mengeluarkan judgment (Narayana, 2016).
Sebaliknya, auditor dengan self-efficacy rendah
Wijayantini, (2014) dan Pertiwi (2015) cenderung meragukan kemampuan mereka dan
menyatakan bahwa semakin tinggi self-efficacy menghindar dari tugas-tugas yang sulit dan
yang dimiliki auditor maka semakin baik kompleks karena menganggap sebagai ancaman
judgment yang dikeluarkan oleh auditor. Auditor pribadi.
dengan self-efficacy tinggi dalam melaksanakan
judgment diharapkan agar lebih baik dibandingan H4 : Kompleksitas tugas memperlemah
dengan auditor dengan self-efficacy rendah. pengaruh self-efficacy terhadap audit judgment

H2 : Self-efficacy berpengaruh positif Berikut adalah gambaran dari kerangka


terhadap audit judgment konseptual pada penelitian ini:

3. Pengaruh Tekanan Ketaatan Terhadap Tekanan H1


Audit Judgment dimoderasikan oleh Ketaatan (X1) Audit Judgment
Kompleksitas Tugas H2 (Y)
Auditor dalam melaksanakan audit selalu Self-Efficacy
H3 H4
dihadapkan dengan tugas yang kompleks. (X2)
Auditor akan dihadapkan dengan tugas-tugas
yang kompleks, banyak, berbeda-beda, dan Kompleksitas Tugas (X3)
saling terkait satu dengan lainnya. Adanyan tugas
yang semakin kompleks dan rumit akan METODE PENELITIAN
mendorong seorang auditor untuk melakukan Penelitian ini menggunakan metode
kesalahan-kesalahan dalam melaksanakan audit kausatif. Populasi dalam penelitian ini adalah 50
judgment. Kompleksitas tugas yang meningkat orang auditor yang bekerja pada Badan
dan melebihi sumberdaya seseorang yang Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan
tersedia menyebabkan kinerja seseorang akan Provinsi Sumatera Barat. Teknik pengambilan
menurun (Kanfer dan Ackeman, 1989 dalam sampel yang digunakan dalam penelitian ini
Nadhiroh, 2010). adalah total sampling, dimana jumlah sampel
Ketika dikaitkan dengan tekanan ketaatan sama dengan populasi (Sugiyono, 2007).
dan audit judgment, maka semakin tinggi tekanan Sumber data yang digunakan adalah data primer
ketaatan yang diterima auditor disertai dengan berupa kuesioner yang disebarkan kepada para
adanya kompleksitas tugas yang didapat oleh auditor yang bekerja di BPK RI Perwakilan
seorang auditor maka dapat memperkuat Provinsi Sumatera Barat.
pengaruh tekanan terhadap audit judgment.
Variabel Penelitian dan Pengukuran
H3 : Kompleksitas tugas memperkuat
pengaruh tekanan ketaatan terhadap audit 1. Variabel Dependen (Y)
judgment Variabel dependen merupakan variabel yang
dipengaruhi oleh adanya variabel independen
4. Pengaruh Self-Efficacy Terhadap Audit atau variabel bebas. Variabel dependen dalam
Judgment dimoderasikan oleh penelitian ini adalah audit judgment.
Kompleksitas Tugas
Kinerja seseorang akan dipengaruhi oleh
kompleksitas tugas dan motivasi dalam membuat 2. Variabel Independen (X)
keputusan. Seseorang akan termotivasi untuk Variabel independen adalah variabel yang
meningkatkan kinerjanya ketika dihadapkan pada mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan
kompleksitas tugas rendah tetapi tidak ketika sehingga menimbulkan variabel terikat
kompleksitas tinggi (Bonner, 1994 dalam Sanusi, (dependen). Variabel independen dalam
2011).

5
penelitian ini adalah tekanan ketaatan dan self- 4. Kompleksitas Tugas
efficacy. Kompleksitas tugas merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seorang
3. Variabel Moderasi auditor dalam mengambil keputusan.
Variabel moderasi adalah salah satu jenis Kompleksitas tugas merupakan persepsi dari
variabel yang memiliki kemampuan dalam individu tentang sulitnya suatu tugas yang
memperkuat atau memperlemah suatu hubungan disebabkan oleh terbatasnya kapabilitas, dan
secara langsung yang terjadi antara variabel daya ingat serta kemampuan untuk
independen dengan variabel dependen. Variabel mengintegrasikan masalah yang dimiliki oleh
moderasi dalam penelitian ini adalah seorang pembuat keputusan (Jamilah, dkk, 2007).
kompleksitas tugas. Variabel kompleksitas tugas diukur
menggunakan acuan instrumen dari Jamilah, dkk
Definisi Operasional dan Pengukuran (2007) dengan 6 item pertanyaan dan dinilai
Variabel menggunakan skala likert menggunakan skala
1. Audit Judgment (Y) likert dengan rentang poin satu sampai dengan
Audit judgment yaitu kebijakan auditor empat, yaitu (1) sangat tidak setuju, (2) tidak
dalam menentukan pendapat mengenai hasil setuju, (3) setuju, dan (4) sangat setuju
auditnya yang mengacu pada pembentukan suatu
gagasan, pendapat atau perkiraan tentang suatu HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
objek, peristiwa, status, atau jenis peristiwa Deskripsi Sampel Penelitian
lainnya (Jamilah, dkk, 2007). Penelitian ini
menggunakan acuan instrumen penelitian dari Gambaran umum mengenai profil
Jamilah, dkk (2007) berupa 8 pertanyaan yang responden disajikan pada tabel berikut.
diukur dengan skala likert dengan rentang poin
satu sampai dengan empat, yaitu (1) sangat tidak
setuju, (2) tidak setuju, (3) setuju, dan (4) sangat
setuju.
Data Demografi Responden
Kriteria Jenis Jumlah Presentase
2. Tekanan Ketaatan (X1)
Jenis Laki-laki 23 57,5 %
Tekanan ketaatan merupakan tekanan yang
Kelamin Perempuan 17 42,5 %
diterima auditor baik dari atasan maupun entitas Total 40 100 %
yang diperiksa untuk melakukan tindakan yang Umur <25 tahun 0 0%
menyimpang dari etika dan standar profesional. 25-35 29 72,5 %
Penelitian ini menggunakan acuan instrumen dari tahun 11 27,5 %
Jamilah, dkk (2007) dengan 8 item pertanyaan 36-45 0 0%
menggunakan skala likert dengan rentang poin tahun 40 100 %
satu sampai dengan empat, yaitu (1) sangat tidak >46 tahun
setuju, (2) tidak setuju, (3) setuju, dan (4) sangat Total
setuju. Pendidikan S2 12 30 %
S1 27 67,5 %
D3 1 2,5 %
3. Self-Efficacy (X2) Total 40 100 %
Self-efficacy adalah keyakinan seseorang Lamanya <5 tahun 15 37,5 %
akan kemampuannya untuk mengorganisasikan Pengalaman 5–10 tahun 15 37,5 %
dan melakukan tindakan-tindakan yang perlu Kerja >10 tahun 10 25 %
dalam mencapai tingkat kinerja tertentu Total 40 100 %
(Bandura, 1997). Self-efficacy diukur
menggunakan 8 item skala yang
dikembangkan oleh Chun et al. (2001) dalam
Lestari (2015) menggunakan skala likert Analisis Statistik Deskriptif
dengan rentang poin satu sampai dengan Gambaran mengenai variabel-variabel penelitian
empat, yaitu (1) sangat tidak setuju, (2) tidak Tekanan Ketaatan, Self-Efficacy, Kompleksitas
setuju, (3) setuju, dan (4) sangat setuju. Tugas, Interaksi antara Tekanan Ketaatan dan

6
Kompleksitas Tugas dan Interaksi antara Self- 2. Uji Multikolinearitas
efficacy dengan Kompleksitas Tugas terhadap
Audit Judgment disajikan dalam tabel descriptive
Collinearity Statistics
statistics yang menunjukkan angka minimum,
maksimum, mean, dan standar deviasi yang dapat Model Tolerance VIF
dilihat pada tabel berikut ini. 1 (Constant)

Descriptive Statistics Tekanan Ketaatan .015 68.320


Std. Self-Efficacy .008 122.917
Minim Maxim Deviatio
Kompleksitas
N um um Mean n .004 263.492
Tugas
Audit Judgment 40 21 29 24.50 .418 2.641
TK_KT .006 163.610
Tekanan
40 14 24 19.42 .330 2.086 SE_KT .003 295.321
Ketaatan
Self-Efficacy 40 21 32 25.30 .452 2.857
Kompleksitas
40 10 20 15.65 .335 2.119 Berdasarkan hasil pengolahan data dengan
Tugas
menggunakan SPSS, dapat dilihat hasil
TK*KT 40 170 414 3.0392 8.121 51.364
perhitungan nilai tolerance dan VIF. Hasil
SE*KT 40 240 576 3.9605 11.089 70.134
Valid N (listwise) 40
dari masing-masing variabel tekanan
ketaatan dan self-efficacy, variabel moderasi
yaitu kompleksitas tugas, dan interaksi antara
Uji Asumsi Klasik tekanan ketaatan dengan kompleksitas tugas
serta interaksi antara self-efficacy dengan
1. Uji Normalitas kompleksitas tugas tersebut memiliki nilai
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test tolerance < 0,1 dan memiliki nilai VIF > 10.
Unstandardiz
Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat
ed Residual korelasi antar variabel bebas atau terdapat
gejala multikolinearitas.
N 40
Menurut Liana (2009) Regresi dengan
Normal Parametersa Mean .0000000
Moderated Regression Analysis (MRA) pada
Std. Deviation 2.21820106 umumnya akan menimbulkan masalah oleh
Most Extreme Absolute
karena akan terjadi multikolinearitas antar
.115
variabel antara variabel independen dan
Differences
Positive .115 variabel moderasi.
Negative -.113

Kolmogorov-Smirnov Z .729

Asymp. Sig. (2-tailed) .663

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan hasil pengolahan data


dengan menggunakan program SPSS 16
didapat bahwa nilai masing-masing variabel
nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,729
dengan signifikansi > 0,05 yaitu 0,663. Hasil
tersebut menyatakan bahwa data yang
digunakan dalam penelitian ini telah
terdistribusi secara normal dan bisa
dilanjutkan untuk diteliti lebih lanjut.

7
3. Uji Heteroskedastisitas 5.749KT – 0,46TK*KT–0,196SE*KT
Variable: ABS_RES
Dari persamaan di atas, dapat dijelaskan
Coefficientsa
bahwa :
a. Nilai konstanta (∝) sebesar 10,623. Hal
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients ini berarti bahwa jika semua variabel
Model B Std. Error Beta t Sig.
independen bernilai nol, maka nilai audit
judgment adalah sebesar konstanta atau
1 (Constant) -17.936 22.013 -.815 .421
10,623.
Tekanan
1.066 .733 1.750 1.455 .155 b. Nilai koefisien β dari variabel X1
Ketaatan
bernilai positif yaitu 0,845. Hal ini
Self-Efficacy -.108 .717 -.242 -.150 .882 berarti bahwa setiap peningkatan satu
Kompleksitas satuan tekanan ketaatan maka akan
1.534 1.417 2.558 1.083 .286
Tugas
meningkatkan audit judgment sebesar
TK_KT - 0,845 satuan.
-.066 .046 -2.662 .162
1.431
c. Nilai koefisien β dari variabel X2
SE_KT -.006 .045 -.312 -.125 .901
bernilai positif yaitu 3,471. Hal ini
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwat berarti bahwa setiap peningkatan satu
nilai sig 0,155 untuk variabel tekanan satuan self-efficacy maka akan
ketaatan, 0,882 untuk variabel self-efficacy, meningkatkan audit judgment sebesar
0,286 untuk variabel kompleksitas tugas, 3,471 satuan.
0,162 untuk interaksi antara variabel tekanan d. Nilai koefisien β dari variabel X3
ketaatan dan kompleksitas tugas dan 0,901 bernilai positif yaitu 5,749. Hal ini
untuk interaksi antara variabel self-efficacy berarti bahwa setiap peningkatan satu
dan kompleksitas tugas. Jadi dapat satuan kompleksitas tugas maka akan
disimpulkan penelitian ini bebas dari gejala meningkatkan audit judgment sebesar
heteroskedastisitas. 5,749 satuan.
Hasil Analisis Data e. Nilai koefisien β dari variabel X1*X3
bernilai negatif yaitu -0,46. Hal ini
1. Analisis Regresi dengan Moderated berarti bahwa setiap peningkatan satu
Regression Analysis (MRA) satuan kompleksitas tugas maka akan
menurunkan atau memperlemah
Coefficientsa
pengaruh tekanan ketaatan terhadap
Standardiz
ed
audit judgment sebesar 0,46 satuan.
Unstandardized Coefficient f. Nilai koefisien β dari variabel X2*X3 bernilai
Coefficients s negatif yaitu -0,196. Hal ini berarti bahwa
Std. setiap peningkatan satu satuan kompleksitas
Model B Error Beta t Sig.
tugas maka akan menurunkan atau
1 (Constant) 10.623 5.188 2.050 .048
memperlemah pengaruh self-efficacy
Tekanan terhadap audit judgment sebesar 0,46
.845 1.507 .668 .561 .579
Ketaatan
satuan.
Self-Efficacy 3.471 1.476 3.756 2.352 .025
Kompleksitas
5.749 2.914 4.613 1.973 .057
Tugas
TK_KT -.046 .095 -.900 -.488 .629
SE_KT -.196 .093 -5.203 -2.102 .043
a. Dependent Variable: Audit Judgment
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat
model estimasi sebagai berikut.

Y = 10,623 + 0,845TK + 3,471SE + 2. Uji Koefisien Determinasi (R2)

8
Model Summaryb Pada tabel regresi berganda nilai ttabel pada α
= 0,05 adalah 2,02439, nilai thitung untuk variabel
Adjusted Std. Error of tekanan ketaatan (X1) adalah 0,561. Dengan
Model R R Square demikian dapat diketahui bahwa t hitung < t tabel
R Square the Estimate
yaitu 0,561 < 2,00958 (sig 0,579 > 0,05) dengan
1 .543a .294 .191 2.376 nilai β positif sebesar 0,845. Hal ini menujukkan
bahwa variabel tekanan ketaatan tidak
a. Predictors: (Constant), SE_KT, TK, SE, TK_KT, KT
berpengaruh terhadap audit judgement, dengan
b. Dependent Variable: AJ demikian Hipotesis 1 ditolak.
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat nilai
Pengujian H2
adjusted R Square sebesar 0,191. Hal ini
mengindikasikan bahwa kontribusi variabel Pada tabel regresi berganda nilai ttabel pada α
independen yaitu tekanan ketaatan dan self- = 0,05 adalah 2,02439, nilai thitung untuk variabel
efficacy, kompleksitas tugas sebagai variabel tekanan ketaatan (X2) adalah 2,050. Dengan
moderasi dan interaksi antara variabel demikian dapat diketahui bahwa t hitung > t tabel
independen dan variabel moderasi terhadap audit yaitu 2,050 > 2,00958 (sig 0,025 < 0,05) dengan
judgment adalah sebesar 19,1%. Sedangkan nilai β positif sebesar 3,471. Hal ini menujukkan
sisanya sebesar 80,9% dijelaskan oleh variabel bahwa variabel self-efficacy berpengaruh positif
lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. terhadap audit judgement, dengan demikian
Hipotesis 2 diterima.
3. Uji Regresi Simultan (F-test)
Pengujian H3
ANOVAb Pada tabel regresi berganda nilai ttabel pada α
= 0,05 adalah 2,02439, nilai thitung untuk variabel
Sum of Mean tekanan ketaatan yang dimoderasi oleh
Model df F Sig.
Squares Square kompleksitas tugas (X1*X3) adalah -0,488.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa t hitung <
1 Regressi t tabel yaitu -0,488 < 2,00958 (sig 0,629 > 0,05)
80.104 5 16.021 2.839 .030a
on dengan nilai β negatif sebesar -0,46. Hal ini
menujukkan bahwa kompleksitas tugas
Residual 191.896 34 5.644
memperlemah pengaruh tekanan ketaatan
Total 272.000 39 terhadap audit judgement, dengan demikian
Hipotesis 3 ditolak.
a. Predictors: (Constant), TK, SE, KT, TK*KT,
SE*KT Pengujian H4
b. Dependent Variable : Audit Judgment Hipotesis keempat adalah kompleksitas
tugas memperlemah pengaruh self-efficacy
Hasil pengolahan data menunjukkan terhadap audit judgment. Nilai ttabel pada α = 0,05
hasil nilai F sebesar 2,839 dengan adalah 2,02439, nilai thitung untuk variabel tekanan
signifikansi 0,030b.. Jadi, 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ketaatan (X2) adalah 2,102. Dengan demikian
yaitu 2,839 > 2,68 dengan nilai signifikansi dapat diketahui bahwa t hitung > t tabel yaitu 2,102 >
0,030b < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa 2,00958 (sig 0,043 < 0,05) dengan nilai β negatif
tekanan ketaatan dan self-efficacy serta sebesar-0,196. Hal ini menujukkan bahwa
kompleksitas tugas memperlemah pengaruh self-
kompleksitas tugas sebagai variabel
efficacy terhadap audit judgement, dengan
moderasi memiliki pengaruh secara bersama- demikian Hipotesis 4 diterima.
sama terhadap audit judgment.

Pembahasan
Uji Hipotesis
Pengujian H1

9
Pengaruh Tekanan Ketaatan Terhadap Audit Berdasarkan hasil uji hipotesis kedua (H2),
Judgment penelitian ini menunjukkan bahwa self-efficacy
Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama (H1), memiliki pengaruh positif terhadap audit
penelitian ini menunjukkan bahwa tekanan judgment. Hasil ini dapat diartikan bahwa
ketaatan tidak berpengaruh negatif terhadap audit semakin tinggi self-efficacy yang dimiliki oleh
judgment. Hal ini berarti semakin tinggi tekanan seorang auditor maka judgement yang dihasilkan
ketaatan yang diterima oleh auditor tidak akan oleh auditor semakin tepat atau semakin baik.
menurunkan atau mempengaruhi rendahnya Self-efficacy merupakan keyakinan seseorang
audit judgment yang dihasilkan. Berdasarkan terhadap kemampuan yang dimiliknya dalam
teori X dan Y McGregor, auditor ini merupakan melaksanakan suatu tugas yang mereka kerjakan.
individu tipe Y (positif). Hal ini sejalan dengan teori motivasi berprestasi
Auditor yang bekerja di BPK RI Perwakilan yang menyatakan bahwa individu yang percaya
Provinsi Sumatera Barat termasuk dalam tipe Y, terhadap efikasi diri atau kemampuan terhadap
yaitu seseorang yang bertanggung jawab atas dirinya akan termotivasi untuk meningkatkan
tugas yang diberikan dan akan tetap bersikap kinerja tanpa meragukan kemampuan yang
profesional dalam menjalankan profesi sebagai dimilikinya.
seorang auditor. Meskipun selama melaksakan Berdasarkan penelitian ini, auditor BPK RI
proses audit auditor akan dihadapkan dengan Perwakilan Provinsi Sumatera Barat memiliki
tekanan yang diterima baik dari atasan maupun self-efficacy atau kepercayaan diri tinggi
entitas yang diperiksa untuk berperilaku sehingga tidak ada keraguan dalam diri terhadap
menyimpang, seorang auditor yang independen kemampuan yang dimilikinya dan cenderung
tidak akan terpengaruh dan akan tetap membuat tidak akan menyerah serta mengatasi setiap
judgment dengan keadaan yang sebenarnya. tantangan dengan usaha yang lebih besar dalam
Penelitian ini juga berkaitan dengan teori menyelesaikan tugas audit. Kemampuan yang
motivasi berprestasi dan penetapan tujuan, dimiliki oleh auditor dalam mempertimbangkan
karena ketika seseorang mengetahui apa suatu pilihan akan membuat auditor tersebut
sebenarnya tujuan yang ingin dicapai, maka yakin atas kemampuannya sendiri dan tidak ragu-
orang tersebut akan lebih termotivasi untuk ragu dalam mengambil sebuah keputusan.
mengupayakan segala usaha agar dapat Hasil penelitian ini sejalan dengan
meningkatkan kinerjanya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Pertiwi (2015),
penelitian ini, auditor BPK RI Perwakilan Lestari (2015), dan Wijayantini, dkk (2014) yang
Provinsi Sumatera Barat adalah auditor yang menunjukkan semakin tinggi self-efficacy yang
dapat bertanggung jawab atas pekerjaan yang dimiliki auditor maka semakin baik audit
dilakukan serta memiliki tujuan dan motivasi judgment yang dihasilkan. Penelitian berbeda
dalam diri sehingga mampu menghadapi yang dilakukan oleh Nadhiroh (2010)
berbagai bentuk tekanan yang diterima dan tidak menunjukkan bahwa self-efficacy tidak
akan mudah terpengaruh dalam menghasilkan berpengaruh signifikan pada kinerja auditor
judgment yang relevan. dalam pembuatan audit judgment.
Penelitian ini didukung oleh penelitian
Pengaruh Tekanan Ketaatan Terhadap Audit
Septyarini (2015), Fitriani (2012), dan Jamilah
Judgment Dimoderasikan Oleh Kompleksitas
(2007) yang menunjukkan bahwa meskipun
Tugas
auditor mendapat tekanan ketaatan baik dari
atasan maupun entitas yang diperiksa auditor Berdasarkan hasil uji hipotesis ketiga (H3),
akan tetap berpedoman pada standar profesional penelitian ini menunjukkan bahwa kompleksitas
dan menghasilkan judgment yang baik. Penelitian tugas memperlemah pengaruh tekanan ketaatan
berbeda ditemukan oleh Rosadi (2016), Ayudia terhadap audit judgment. Hal ini berarti semakin
(2015), danWijayantini (2014) yang menyatakan tinggi kompleksitas tugas maka pengaruh
bahwa auditor yang dalam kondisi adanya tekanan ketaatan yang diterima oleh auditor akan
perintah dari atasan dan tekanan dari klien akan menurunkan atau mempengaruhi rendahnya
berperilaku menyimpang dari standar audit judgment yang dihasilkan. Ketika auditor
profesional. menghadapi tugas audit yang kompleks (tugas
yang rumit, beragam, tidak jelas dan
Pengaruh Self-Efficacy Terhadap Audit
membingungkan) ditambah dengan tekanan yang
Judgment
diterima dari atasan maupun entitas

10
menyebabkan auditor harus menangai tugas audit judgment dibandingkan dengan auditor yang
dengan lebih teliti karena kompleksitas tugas dan memiliki self-efficacy rendah.
tekanan yang diterima akan mempengaruhi
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
keakuratan audit judgment yang dihasilkan.
dilakukan oleh Narayana (2010) dan Sanusi dan
Berdasarkan teori penetapan tujuan, seorang
Iskandar (2011) yang menyatakan bahwa
auditor apabila tidak mengetahui tujuan dan
kompleksitas tugas memoderasi pengaruh self-
maksud yang jelas dari tugasnya dalam
efficacy terhadap audit judgment, dimana
melaksanakan audit, auditor akan mengalami
semakin tinggi moderasi kompleksitas tugas
kesulitan dan akan bersikap disfungsional ketika
maka akan memperlemah pengaruh self-efficacy
dihadapkan pada tugas yang kompleks dan rumit
terhadap audit judgment.
serta mendapat tekanan ketaatan baik dari atasan
maupun entitas yang diperiksa. Meskipun
PENUTUP
berdasarkan respon dari responden menyatakan
KESIMPULAN
bahwa tekanan ketaatan tidak akan
mempengaruhi judgment yang dihasilkan oleh Berdasarkan hasil temuan penelitian dan
auditor, tetapi ketika auditor mengahadapi tugas pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat
audit yang kompleks dan rumit judgment yang disimpulkan bahwa:
dihasilkan akan menurun. 1. Tekanan ketaatan tidak memiliki pengaruh
Penelitian ini sejalan dengan penelitian signifikan terhadap audit judgment, hal ini
Ayudia (2015) dan Irwanti (2010) yang berarti bahwa tekanan ketaatan yang
menyatakan bahwa kompleksitas tugas tidak diterima oleh seorang auditor dari atasan
memperkuat pengaruh tekanan ketaatan terhadap maupun entitas yang diperiksanya tidak
audit judgment yang diambil auditor. akan menghilangkan sikap independensi
pada diri auditor serta tidak akan
Pengaruh Self-Efficacy Terhadap Audit menyebabkan auditor untuk berperilaku
Judgment Dimoderasi Oleh Kompleksitas menyimpang dari standar etika dan sikap
Tugas profesionalismenya.
2. Self-efficacy memiliki pengaruh signifikan
Berdasarkan hasil uji hipotesis keempat positif terhadap audit judgment, hal ini
(H4), penelitian ini menunjukkan bahwa berarti auditor yang memiliki self-efficacy
kompleksitas tugas memperlemah pengaruh self- tinggi akan menghasilkan judgment yang
efficacy terhadap audit judgment. Hal ini berarti lebih baik daripada auditor dengan self-
semakin tinggi moderasi kompleksitas tugas efficacy rendah.
maka pengaruh self-efficacy terhadap audit 3. Kompleksitas tugas memperlemah pengaruh
judgment akan menurun. Ketika auditor tekanan ketaatan terhadap audit judgment,
mengerjakan tugas audit yang lebih kompleks hal ini berarti semakin tinggi kompleksitas
dan rumit, auditor tidak termotivasi oleh self- tugas maka pengaruh tekanan ketaatan yang
efficacy mereka yang tinggi untuk menunjukkan diterima auditor akan menyebabkan
kinerja penilaian audit judgment dengan lebih rendahnya audit judgment.
baik. 4. Kompleksitas tugas memperlemah pengaruh
Auditor sebaiknya menghindari mengambil self-efficacy terhadap audit judgment, hal
tugas yang baru jika membuat dirinya terlihat ini berarti saat seorang auditor mengerjakan
tidak kompeten, yakin, dan percaya dapat tugas yang lebih kompleks, auditor memiliki
mengatasi tantangan dalam menyelesaikan tugas keraguan terhadap self-efficacy sehingga
audit. Hal ini menunjukkan bahwa auditor menyebabkan rendahnya judgment yang
dengan motivasi tinggi akan mengarah pada dihasilkan.
kinerja yang lebih tinggi ketika menghadapi
kompleksitas tugas yang rendah tetapi tidak Keterbatasan
ketika kompleksitas tugas tinggi (Bonner, 1994 Peneliti mengakui bahwa penelitian ini
dalam Sanusi dan Iskandar, 2011). Oleh karena masih jauh dari kesempurnaan dan masih
itu, ketika auditor dihadapkan dengan tugas-tugas terdapat keterbatasan-keterbatasan yang ada.
yang kompleks, auditor harus bisa Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini
mempertahankan dan yakin dengan self-efficacy sebagai berikut:
yang tinggi untuk meningkatkan kinerja audit

11
1. Waktu penyebaran kuesioner ternyata 3. Bagi penelitian selanjutnya
kurang tepat karena berdekatan dengan cuti a. Peneliti sebaiknya memilih waktu
bersama serta masih adanya tugas audit yang penyebaran kuesioner yang dilakukan
harus diselesaikan oleh auditor. setelah auditor menyelesaikan tugas
2. Jumlah responden yang digunakan sebagai audit.
sampel dalam penelitian ini tak cukup b. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan
banyak, sehingga hasil yang diperoleh di Kantor BPK Perwakilan Provinsi
dalam penelitian ini tidak dapat digunakan lainnya dengan melakukan wawancara
secara umum. secara langsung sehingga tidak terjadi
3. Bias respon atau jawaban yang tidak serius bias atas jawaban dari responden ketika
dan tidak jujur kemungkinan terjadi pada menggunakan kuesioner.
penelitian yang menggunakan kuesioner. c. Penelitian selanjutnya diharapkan
dapat menambah variabel-variabel
4. Instrumen penelitian yang digunakan untuk
yang memiliki pengaruh terhadap audit
masing-masing variabel masih belum
judgment baik yang berpengaruh positif
mencerminkan kriteria terhadap objek
maupun negatif.
penelitian yang peneliti lakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Saran Ariyantini. 2014. “Pengaruh Pengalaman
Berdasarkan hasil penelitian serta hal-hal Auditor, Tekanan Ketaatan, dan
yang terkait dengan keterbatasan penelitian ini, Kompleksitas Tugas Terhadap Audit
maka peneliti menyarankan bahwa: Judgment (Studi Empiris Pada BPKP
1. Bagi Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Perwakilan Provinsi Bali)”. Jurnal
Sumatera Barat Akuntansi S1. Volume 2 No.1 Tahun
a. Auditor diharapkan dapat 2014.
meningkatkan independesi serta
profesionalisme profesi dalam Ayudia, Saydella. 2015. “Pengaruh Tekanan
membuat audit judgment sehingga Ketaatan, Pengetahuan dan
tidak mudah terpengaruh oleh tekanan Pengalaman Auditor Terhadap Audit
dari pihak-pihak yang berwenang Judgment Dengan Kompleksitas Tugas
meskipun menghadapi tugas yang Sebagai Variabel Moderating”. Jom
kompleks. FEKON. Vol.2. No.2. Oktober 2015.
b. Auditor diharapkan mampu
mempertahankan self-efficacy atau Bandura, Albert. 1994. Self-Efficacy. In V.S.
efiksai diri terhadap kemampuan yang Ramachaudran (Ed.), Encyclopedia of
dimiliknya, sehingga auditor tidak Human Behavior (Vol. 4, pp. 71-81).
memiliki keraguan dalam New York: Academia Press.
melaksanakan tugas audit yang (Reprinted in H. Friedman [Ed.],
kompleks dan rumit yang akan
Encyclopedia of Mental Health. San
berakibat pada judgment yang auditor
lakukan. Diego: Academia Press, 1998.)
2. Bagi Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Bandura, Albert. 1997. “Self-efficacy The
Sumatera Barat Exercise of Control”, New York: W.
Bagi kantor BPK RI Perwakilan
H. Freeman and Company.
Provinsi Sumatera Barat, pekerjaan
auditor dalam mengaudit selalu Chung, J, & Monroe, G. S. 2001. “A
dihadapkan dengan tugas-tugas yang Research Note on The Effect of Gender
kompleks, karena itu dalam and Task Complexity on Audit
pengelolaan SDM perlu ditingkatkan
Judgment”. Journal of Behavioral
lagi sehingga membuat auditor lebih
percaya diri dalam melaksanakan tugas Research, 13: 111-125.
dan tidak takut akan tekanan yang Irwanti, 2011. “Pengaruh Gender dan
diterima selama pekerjaan. Tekanan Ketaatan Terhadap Audit

12
Judgment, Kompleksitas Tugas Auditor Dalam Pembuatan Audit
Sebagai Variabel Moderating. Skripsi Judgment”. Skripsi Universitas
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Diponegoro. Semarang.
Pertiwi. 2015. “Pengaruh Orientasi Tujuan
Iskandar, T. M and Zuraidah, M. S. 2011. dan Self-Efficacy Terhadap Audit
Assesing The Effects Of Self-Efficacy Judgment”. Prosiding Penelitian
And Task Complexity On Internal Sivitas Akademika (Sosial dan
Control Audit Judgment. Asian Humaniora).
Academy of Management. Universitas
Sains Malaysia. AAMJAF. Vol. 7. No. Praditaningrum, Anugrah Suci 2012.
1. 29-52, 2011. “Analisis Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh Terhadap Audit
Jamilah, Siti, Fanani, Zaenal dan Chandrarin, Judgment”. Tesis. Fakultas Ekonomi
Grahita. 2007. “Pengaruh Gender, dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Tekanan Ketaatan, Dan Kompleksitas
Tugas Terhadap Audit Judgment”. Siagian, Rida. Hardi. Al Azhar. 2014.
Simposium Nasional Akuntansi X. “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Unhas Makassar. Terhadap Audit Judgment”. JOM
FEKON. Vol.1. No.2, Oktober 2014.
Lestari, Rika Jayanti. 2015. “Pengaruh
Skeptisme, Pengalaman Auditor Dan Restuningdiah, Nurika dan Nur Indriantoro.
Self Efficacy Terhadap Audit 2000. “Pengaruh Partisipasi terhadap
Judgement”. Skripsi Universitas Islam Kepuasan Pemakai dalam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengembangan Sistem Informasi
dengan Kompleksitas Tugas,
Liana, Lie. 2009. “Penggunaan MRA dengan Kompleksitas Sistem, dan Pengaruh
SPSS untuk Menguji Pengaruh Pemakai sebagai Moderating
Variabel Moderating terhadap Variable”. Jurnal Riset Akuntansi
Hubungan antara Variabel Independen Indonesia, Vol. 3, No. 2 : 119-133.
dan Variabel Dependen”. Jurnal
Teknologi Informasi DINAMIK. Zulaikha. 2006. “Pengaruh Interaksi Gender,
Volume XIV. No. 2, Juli 2009. Kompleksitas Tugas, dan Pengalaman
Auditor terhadap Audit Judgment
Margaret, Agnes Novriana dan Surya (Sebuah Kajian Eksperimental Dalam
Raharja. 2014. “Analisis Faktor-Faktor Audit Saldo Akun Persediaan)”.
Yang Mempengaruhi Audit Judgment Simposium Nasional Akuntansi IX.
Pada Auditor BPK RI”. Diponegoro Padang:1-22.
Journal Of Accounting. Volume 3
No.2, 2014.
Narayana, Anak Agung Surya dan Gede
Juliarsa. 2016. “Kompleksitas Tugas
Sebagai Pemoderasi Pengaruh
Orientasi Tujuan Dan Self-Efficacy
Pada Audit Judgment”. Jurnal Ilmiah
Akuntansi dan Bisnis, Vol. 11, No. 1,
Januari 2016.
Nadhiroh, Siti Asih. 2010. “Pengaruh
Kompleksitas Tugas, Orientasi Tujuan,
dan Self-Efficacy terhadap Kinerja

13

Anda mungkin juga menyukai