Anda di halaman 1dari 7

p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha

e-ISSN : 2599-1426 Vol. 12 No. 2 (2020)

Disparitas Pendapatan Asli Desa (PADes) dan Pengelolaan


Keuangan Dana Desa

I Putu Fery Karyada*1, Putu Cita Ayu2, I Gede Aryana Mahayasa3

Program Studi Akuntansi


Universitas Hindu Indonesia
Denpasar, Indonesia

e-mail: karyada_fery@unhi.ac.id*1, citaayu09@unhi.ac.id2,


aryanamahayasa@unhi.ac.id3

Abstrak
Riwayat Artikel Dana desa telah banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan jumlah pendapatan asli
Tanggal diajukan: desa. Namun pada saat ini, terdapat kesenjangan PADes yang cukup tinggi antar
11 November desa. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan analisis tentang PADes dan
2020
pengelolaan keuangan dana desa. Metode penelitian menggunakan deskriptif.
Tanggal diterima : Pemerolehan data dilakukan menggunakan survei dan melakukan wawancara
2 Desember 2020 secara langsung kepada perbekel (kepala desa). Hasil penelitian menyatakan
bahwa sumber pendapatan asli desa paling banyak terdiri hasil usaha desa di
Tanggal
dipublikasikan:
bidang pariwisata. Sedangkan untuk yang PADes kecil, mayoritas tidak dapat
18 Desember memanfaatkan potensi desa sehingga sumber PADes nya dari bunga bank. Selain
2020 itu, perbedaan jumlah PADes dikarenakan tingkat pemanfaatan dana desa pada
indikator pemanfaatan potensi lokal dan pemberdayaan masyarakat. PADes desa
tinggi karena dana desa telah fokus terhadap program pemanfaatan potensi lokal
dan pemberdayaan masyarakat.

Kata Kunci: dana desa; PADes; pengelolaan keuangan

Abstract
Pengutipan: Dana Desa have been widely used to increase the village income. However, at
Karyada, I. P. F., present, there is a fairly high PADes gap between villages. This study aim to analyze
Ayu, P. C., & PADes and financial management of Dana Desa. The research method uses
Mahayasa, I. G.
A. (2020).
descriptive. Data was collected using surveys and direct interviews with the
Disparitas Perbekel (headman). The results of the study stated that the PADes consisted
Pendapatan Asli mostly of village business in the tourism sector. Whereas for the small PADes, they
Desa (PADes) could not take advantage of the village potential so that the source of PADes was
dan Pengelolaan
from bank interest. In addition, the difference in PADes is due to utilization of Dana
Keuangan Dana
Desa. Jurnal Desa on indicators of local potential utilization and community empowerment.
Pendidikan Village PADes is high because Dana Desa have focused on programs of utilizing
Ekonomi local potential and community empowerment.
Undiksha, 12(2),
282–288
Keywords: dana desa; fincancial management; PADes

PENDAHULUAN diimplementasikannya Undang-Undang No


Sejak tahun 2015, desa telah 6 Tahun 2014 yang dikenal dengan Undang-
mengalami perubahan paradigma ketika Undang Desa. UU Desa digunakan sebagai

282
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vol. 12 No. 2 (2020)

pedoman membentuk desa yang mandiri Oleh karena itu, desa seharusnya mampu
secara politik dan ekonomi yang memiliki melaksanakan perencanaan, menggali,
landasan sosial, budaya dan kearifan lokal mengelola, dan menggunakan sumber
yang kuat. Pemerintahan desa adalah keuangannya sendiri sesuai dengan potensi
lembaga desentralisasi pemerintah pusat lokal yang dimiliki. Dalam konteks tersebut,
yang berperan utama untuk mengatur kebijakan dan strategi pembangunan
masyarakat desa dan keberhasilan pedesaan seharusnya memperhatikan tiga
pembangunan nasional (Rafsanzani, 2013). karakteristik pedesaan yaitu Pertama,
Desa diberikan otonomi yaitu kemampuan masyarakat desa terbentuk dari tatanan
masyarakat desa untuk mengatur dan sosial yang telah melandasi dalam
melaksanakan dinamika kehidupan dengan kehidupannya. Kedua, adanya asumsi gab
didasarkan atas kemampuan sendiri (Nadir, tentang ekonomi desa dan kota. Ketiga,
2013). Untuk mendukung tujuan tersebut, terciptanya pola hubungan antar masyarakat
hingga saat ini Desa telah diberikan akses yang kuat dan tidak mudah dihilangkan
pendanaan rutin setiap tahunnya yang (Sastraatmadja, 2009).
dikenal dengan Dana Desa. Kemandirian desa dapat terwujud
Pemberlakuan otonomi memiliki ketika pemerintah Desa mampu mengelola
konsekuensi bahwa pemerintah daerah dana desa sehingga dapat meningkatkan
otonom harus mampu mandiri dalam hal pendapat asli desa. Berdasarkan pemetaan
arah kebijakan dan pembiayaan program awal Pendapatan Asli Desa (PADes) seluruh
pembangunan(Halim, A., & Iqbal, 2012). desa di Bali, didapatkan asli sebagai berikut.

Tabel 1. Daftar PADes Desa Tertinggi (dalam Rupiah)


Desa 2015 2016 2017 2018 Total PADes
Pecatu 13,510,245,739 13,510,245,739 285,150,000 35,000,000 27,340,641,478
Kutuh 12,526,073,960 21,500,000 6,794,000,000 196,229,311 19,537,803,271
Dalung 7,961,046,000 5,991,429,000 387,180,000 172,000,000 14,511,655,000
Pangsan 3,284,700,000 9,853,632,000 11,500,000 10,000,000 13,159,832,000
Belok Sidan 3,996,659,196 4,725,879,445 50,535,609 3,919,706,784 12,692,781,034
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Bali
Berdasarkan tabel 1, lima desa wilayahnya untuk meningkatkan PADes.
dengan PADes tertinggi berada di Rata-rata jumlah PADes yang ditentukan
Kabupaten Badung. Hal tersebut dari total PADes dibagi jumlah desa
dikarenakan Kabupaten Badung merupakan mendapat yaitu sebesar Rp 441,868,773.
daerah yang banyak memiliki potensi Dari total 636 Desa, hanya 91 Desa (14%)
wilayah ekonomi pariwisata. Bali yang yang berada pada tingkat PADes di atas
terkenal dengan pariwisatanya tentu tidak rata-rata. Hal tersebut menggambarkan
sulit bagi desa tersebut untuk bahwa masih terjadi ketimpangan
mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. pengelolaan ekonomi desa di Bali
Namun, disisi lain masih banyak terdapat
desa di Bali yang belum mampu mengelola
Tabel 2. Daftar PADes Desa Terendah (dalam Rupiah)
Desa 2015 2016 2017 2018 Total PADes
Kerta Buana 1,000,000 500,000 1,500,000
Tianyar 1,000,000 1,000,000
Kalianget 250,000 250,000
Celukanbawang 0
Tianyar Tengah 0
Sumber: Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Bali

283
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vol. 12 No. 2 (2020)

Data diatas menerangkan Desa pengelolaan dana desa. Pengelolaan


dengan PADes terendah mayoritas berada keuangan dana desa yang baik seharusnya
di Kabupaten Karangasem dan dua desa di mampu mengelola potensi desa sehingga
Kabupaten Buleleng yaitu Desa dapat meningkatkan pendapatan asli desa.
Celukanbawang dan Desa Kalianget. Pentingnya mengkaji fenomena ini karena
Kosongnya angka PADes di desa tersebut dapat memberikan deskripsi lanjutan terkait
kemungkinan oleh pemerintah desa belum kondisi pengelolaan keuangan desa dan
melaporkan dan/atau desa tersebut belum juga dapat dijadikan bahan evaluasi
memiliki PADes. Anomali hasil ini juga penggunaan dana desa.
diperkuat oleh jumlah dana desa yang
dimiliki Kabupaten Karangasem dan METODE
Buleleng lebih banyak dari Kabupaten Penelitian ini menggunakan metode
Badung, sehingga seharusnya mampu analisis deskriptif, yaitu menganalisis dan
menghasilkan PADes yang sesuai dengan mendeksripsikan data tanpa bermaksud
anggaran dana desa. melakukan generalisasi (Sugiyono, 2014).
Berdasarkan definisi dari UU Desa, Penelitian mendeskripsikan sumber
Keuangan Desa adalah semua hak dan pendapatan asli desa dan juga menganalisis
kewajiban yang dapat dinilai dengan uang pengelolaan keuangan dana desa. Subyek
serta segala sesuatu berupa uang dan penelitian adalah desa dengan Pendapatan
barang yang berhubungan dengan Asli Desa (PADes) tinggi dan rendah yang
pelaksanaan hak dan kewajiban Desa. masing-masing diwakili oleh lima desa.
Pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut Penggunaan jumlah tersebut agar mampu
dapat menimbulkan pendapatan, belanja, dianalisis secara intensif.
pembiayaan, dan pengelolaan keuangan Terdapat dua variabel penelitian yaitu
desa. Sumber Pendapatan Asli Desa (PADes) dan
Salah satu faktor yang menentukan Pengelolaan Keuangan Dana Desa.
kemandirian desa adalah mampu Pendapatan asli desa adalah sumber
menghasilkan pendapatan asli desa. pendapatan dari hasil usaha, hasil aset,
Pendapatan asli desa merupakan swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan
pendapatan dari optimalisasi potensi desa. lain-lain pendapatan asli Desa. Pengelolaan
Mengacu pada UU no. 6 tahun 2016 tentang Keuangan Dana Desa ditentukan
Desa, pasal 72 ayat (1) menjelaskan bahwa menggunakan indikator dari Peraturan
pendapatan asli desa dapat bersumber hasil Kementerian Desa Nomor 5 Tahun 2015
usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, Pasal 5 yaitu pemenuhan kebutuhan dasar,
gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli pembangunan sarana dan prasarana,
Desa. pengembangan ekonomi lokal, serta
Peraturan Kementerian Desa Nomor pengelolaan sumber daya alam dan
5 Tahun 2015 Pasal 5 menjelaskan tentang lingkungan yang berkelanjutan.
prioritas dana desa seperti pemenuhan Pemerolehan data dilakukan
kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan menggunakan survei dan melakukan
prasarana, pengembangan ekonomi lokal, wawancara secara langsung kepada
dan pengelolaan sumber daya alam dan perbekel (kepala desa) tentang sumber
lingkungan yang berkelanjutan. Prioritas pendapatan asli desa dan pengelolaan
penggunaan Dana Desa untuk membiayai keuangan desa. Wawancara dilakukan
pembangunan dan pemberdayaan dengan indept interview menggunakan
masyarakat agar dapat meningkatkan bantuan kuesioner. Interview digunakan
kesejahteraan, peningkatan kualitas hidup dengan cara tatap muka langsung,
masyarakat serta pengentasan kemiskinan telephone dan daring online (zoom). Adapun
(Karyada et al., 2020). indikatornya yang telah dipergunakan
Berdasarkan pemaparan tersebut, sebagai berikut.
penelitian ini mengkaji sumber-sumber
pendapatan asli desa dan analisis

284
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vol. 12 No. 2 (2020)

Tabel 3. Indikator Penelitian


Dimensi Indikator
Prioritas Pemenuhan Kebutuhan Dasar 1. Pos Kesehatan dan Polindes
2. Pengelolaan dan Pembinaan Posyandu
3. Pengelolaan dan Pembinaan PAUD
Prioritas Pembangunan Sarana dan 1. Jalan Desa
Prasarana 2. Jalan Usaha
3. Embung Desa
4. Sanitasi Lingkungan
5. Pengelolaan Air Bersih (Skala Desa)
6. Irigasi (Tersier)
Prioritas 1. BUMDes
2. Pembuatan pupuk dan pakan (organik)
3. Pasar Desa atau kios desa
4. Pelelangan ikan (yang dimiliki desa)
5. Lumbung pangan desa
6. Benih local
7. Ternak kolektif
8. Energi Mandiri
9. Tambatan perahu
10. Padang gembala
11. Desa wisata
12. Teknologi tepat guna
Pemanfaatan Sumber daya Alam dan 1. Tambang Mineral Bukan Logam
Lingkungan yang Berkelanjutan 2. Tambang Batuan
3. Rumput Laut
4. Hutan Milik Desa
5. Sampah
Prioritas Penggunaan Dana Desa untuk 1. Perencanaan
Pemberdayaan Masyarakat Desa 2. Mendukung kegiatan ekonomi
3. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa
4. Pembentukan dan fasilitasi paralegal
5. Promosi kesehatan
6. Dukungan Hutan Desa dan Hutan Kemasyarakatan
7. Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat
Pelaksanaan Penglolaan Keuangan 1. Penggunaan Rekening Desa
2. Dokumen sah
3. RAB diketahui Sekdes
4. Buku Kas
Kegiatan Penatausahaan Menggunakan buku bank, buku kas pembantu pajak, buku kas umum
Pertanggungjawaban bendahara
Pelaporan dan Pertanggungjawaban 1. Kepala desa menyampaikan kepada Bupati atau Walikota meliputi
Laporan realisasi pelaksanaan APBDe setiap semester, Laporan
Kekayaan Milik Desa, Laporan Program yang masuk desa
2. Informasi Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDesa
Sumber: (Inten & Liliana, 2017)

HASIL DAN PEMBAHASAN responden sesuai dengan kategori PADes


Berdasarkan hasil survey yang telah tinggi dan PADes Rendah. Adapun rincian
dilakukan, terdapat 10 desa yang dijadikan nama desa adalah sebagai berikut.

Tabel 4. Subyek Penelitian


PADes Tinggi PADes Rendah

1. Sanur Kaja 1. Pemecutan Kelod


2. Subamia 2. Cepaka
3. Tulikup 3. Suwug
4. Sanur Kauh 4. Tegal Jadi
5. Jatiluwih 5. Batanyuh

285
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vol. 12 No. 2 (2020)

Berdasarkan hasil wawancara, potensi desa yang tidak dikembangkan


sumber pendapatan asli desa paling banyak secara maksimal dan terjadi stagnansi
terdiri dari dari hasil usaha desa di bidang perekonomian desa (Karyada, 2020).
pariwisata. Sedangkan untuk yang PADes Potensi desa memiliki dimensi yang
kecil, mayoritas tidak dapat memanfaatkan sangat luas dan tidak mungkin sama dengan
potensi desa sehingga sumber PADes nya wilayah lain. Kalaupun memiliki potensi
dari bunga bank. Strategi pengelolaan hampir sama, masih tetap membutuhkan
keuangan dana desa masih digunakan penyesuaian dengan karakter warganya.
untuk kebutuhan dasar dan infrastruktur. Masyarakat desa umumnya tidak menyadari
Kondisi ini dikarenakan desa belum memiliki potensi yang dimilikinya dan berpikiran
kreatifitas dalam merencanakan bahwa desa mereka tidak memiliki daya
pembangunannya. Pada umumnya desa tarik. Asumsi seperti itu muncul karena
dengan PADes kecil hanya mengikuti masyarakat menggunakan sudut pandang
instruksi kebijakan dari pemerintah pusat. sebagai penduduk yang telah sangat lama
Terkadang desa melakukan perbaikan tinggal di wilayah tersebut. Mereka tidak
sarana dan infrastruktur yang kondisinya mampu melihat dari sudut pandang seperti
masih baik karena tidak memiliki inovasi anak perkotaan dan juga orang luar negeri
kebijakan. Hanya sedikit desa yang yang memandang desa sebagai objek yang
memanfaatkan dana desa untuk fokus layak dan menarik dikelola (Suryanto, 2018).
kepada kegiatan pengelolaan potensi desa Selain potensi yang dimiliki, desa
dan pemberdayaan. juga harus mampu memanfaatkan
Minimnya PADes juga dikarenakan pengelolaan dana desa agar dapat
tidak mampunya pemerintah desa dalam menunjang program yang berkaitan dengan
mengelola potensi ekonominya. Jika kita pengembangan potensi desa. Pada
mengkaji lebih luas, desa seharusnya umumnya, desa yang mampu
memiliki potensi ekonomi yang sangat besar memanfaatkan dana desa ke arah
untuk dikembangkan. Terjadi ketimpangan pemanfaatan potensi dan pemberdayaan
karena sumber daya alam yang luas ini tidak memiliki jumlah PADes yang tinggi. Hal ini
diimbangi dengan kualitas sumber daya terlihat pada grafik pengelolaan dana desa
manusianya. Hal ini berakibat banyak di bawah ini.

Gambar 1. Pengelolaan Keuangan Dana Desa


Gambar 1 memperlihatkan bahwa dan pemberdayaan. Untuk indikator yang
dari delapan indikator, menyatakan bahwa lainnya, tidak terdapat perbedaan antara
desa yang memiliki PADes rendah desa dengan memiliki PADes tinggi dan
dikarenakan penggunaan dana desa masih PADes rendah. Desa yang telah menyadari
pada pemenuhan kebutuhan dasar dan pentingnya potensi ekonomi dan
pembangunan sarana prasarana. Berbeda pemberdayaan akan lebih cepat
dengan desa yang memiliki PADes tinggi berkembang.
lebih fokus penggunaan dana desa untuk Perlu juga disadari bahwa kualitas
pemanfaatan pengelolaan potensi ekonomi SDM sangat menentukan kemajuan desa.

286
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vol. 12 No. 2 (2020)

Dalam jangka panjang, generasi muda akan fokus dikembangkan. Kedepannya


merupakan potensi desa yang harus akan tercipta konsep one village, one
dikembangkan. Pentingnya peningkatan product.
potensi generasi muda karena pemuda
merupakan aset terbesar bangsa dan SIMPULAN DAN SARAN
sekaligus menjadi inovator dalam Sumber pendapatan asli desa paling
mewujudkan cita-cita bangsa (Karyada, banyak terdiri hasil usaha desa di bidang
2018). Pengembangan potensi desa ini pariwisata. Sedangkan untuk yang PADes
harus menjadi modal ketertarikan generasi kecil, mayoritas tidak dapat memanfaatkan
muda untuk melakukan value added potensi desa sehingga sumber PADes nya
terhadap kondisi desa (Suleman et al., dari bunga bank. Selain itu, perbedaan
2020). jumlah PADes dikarenakan tingkat
Selama proses mendapatkan pemanfaatan dana desa pada indikator
informasi, terdapat beberapa hal yang dapat pemanfaatan potensi lokal dan
diketahui tentang alasan rendahnya pemberdayaan masyarakat. PADes desa
pemanfaatan potensi ekonomi desa. tinggi karena dana desa telah fokus
Pertama, kepala desa tidak mempunyai terhadap program pemanfaatan potensi
kreatifitas dan inisiasi yang kuat untuk lokal dan pemberdayaan masyarakat.
menggerakkan masyarakat dalam Saran penelitian ini adalah perlunya
mengelola potensi lokal. Kedua, Desa ada perhatian dari beberapa pihak yaitu
disibukkan mengelola dana dari pemerintah Pemerintah, Akademisi, dan Masyarakat
yang umumnya belum fokus terhadap (Industri) untuk kemajuan Desa. Stakeholder
pembangunan ekonomi kolektif. Ketiga, tersebut dapat melakukan kerjasama untuk
pembangunan desa kurang sensitif pada melakukan pembinaan kepada desa.
gerakan ekonomi lokal. Hal yang paling
mendasar adalah kualitas SDM dan DAFTAR RUJUKAN
kurangnya pendampingan kepada desa. Halim, A., & Iqbal, M. (2012). Pengelolaan
Dalam membangun desa juga tidak Keuangan Daerah. Unit Penerbit dan
dapat dilakukan hanya dari satu sektor, perlu Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
adanya dukungan dari stakeholder lainnya Manajemen YPKN.
(Suharyanto & Sofianto, 2012).
Keberhasilan pembangunan desa Inten, M., & Liliana. (2017). Pengelolaan
ditentukan oleh sinergitas beberapa pihak. Keuangan Dana Desa. Jurnal
Akuntansi Multiparadigma, 336–352.
Pemerintah (pusat, provinsi, kabupaten)
konsisten dan fokus dalam merumuskan https://doi.org/10.18202/jamal.2017.08.
kebijakan, menentukan program, 7058
implementasi program dan proses Karyada, I. P. F. (2018). Peningkatan
monitoring dan evaluasi yang terpadu. Keaktifan Organisasi Pemuda Melalui
pemerintah desa menentukan kebijakan Pelatihan Dasar Kepemimpinan
berdasarkan identifikasi potensi, (Program Pengabdian Di Desa Rejasa,
membangun koordinasi dan sinkronisasi Kecamatan Penebel, Kabupaten
serta mengutamakan pemberdayaan Tabanan). JURNAL SEWAKA BHAKTI,
masyarakat. Masyarakat dan lembaga 1(1), 8–20.
kemasyarakatan aktif berpartisipasi untuk
Karyada, I. P. F. (2020). Analisis
melakukan pengawasan. Akademisi
Pendapatan Asli Desa Setelah
mendukung dengan menggunakan iptek dan
Penetapan UU No 6 Tahun 2014
pendampingan. Pelaku usaha dapat
Tentang Desa. Jurnal Akuntansi
melakukan investasi dan kerjasama dengan
Profesi, 11(1), 178–182.
unit usaha desa.
Kolaborasi seperti itu sangat Karyada, I. P. F., Ayu, P. C., & Mahayasa, I.
dibutuhkan agar desa dapat fokus terhadap G. A. (2020). Pola Dan Peta
produktifitas dalam pengembangan Kemampuan Keuangan Desa Setelah
potensinya. Setiap desa juga idealnya dapat Penerbitan Undang-Undang Nomor 6
menentukan satu potensi unggulan yang Tahun 2014 Tentang Desa. E-Jurnal

287
p-ISSN : 2599-1418 Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha
e-ISSN : 2599-1426 Vol. 12 No. 2 (2020)

Akuntansi. Membangun (14 (2)). Warta Bappeda.


https://doi.org/10.24843/eja.2020.v30.i
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
03.p17
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Nadir, S. (2013). Otonomi Daerah dan Alfabeta.
Desentralisasi Desa: Menuju
Suharyanto, S., & Sofianto, A. (2012). Model
Pemberdayaan Masyarakat Desa.
Pembangunan Desa Terpadu Inovatif
Jurnal Politik Profetik, 1(1), 2013.
di Jawa Tengah. Jurnal Bina Praja.
https://doi.org/10.24252/jpp.v1i1.1621
https://doi.org/10.21787/jbp.04.2012.2
Rafsanzani, H. (2013). Kemitraan Lembaga 51-260
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Suleman, A. R., Revida, E., Soetijono, I. K.,
(LPMD) Dengan Kepala Desa Dalam
Siregar, R. T., Syofyan, S., Hasibuan,
Perencanan Pembangunan Desa
A. F. H., &, & Syafii, A. (2020).
(Studi Di Desa Sumber Ngepoh
BUMDES Menuju Optimalisasi
Kecamatan Lawang Kabupaten
Ekonomi Desa. Yayasan Kita Menulis.
Malang). Jurnal Administrasi Publik
Mahasiswa Universitas Brawijaya. Suryanto, R. (2018). Peta Jalan BUMDEs
Sukses. PT. Syncore Indonesia.
Sastraatmadja, E. (2009). Desa

288

Anda mungkin juga menyukai