Disusun Oleh :
ANITA P.N
06
PELATIHAN DASAR CPNS ANGKATAN VI
[iii]
4.5 Rancangan Aktualisasi ....................................................................................... 20
4.6 Jadwal Kegiatan Aktualisasi .............................................................................. 24
BAB V PELAKSANAAN AKTUALISASI
5.1 Laporan Kegiatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ............................................... 25
A. Kegiatan Pertama (Melakukan Koordinasi dengan pihak puskesmas
Bontang Utara 1 yang Membina SDN 010 Bontang Utara) ........................ 25
B. Kegiatan Kedua (Sosialisasi Pentingnya Cuci Tangan dengan Baik dan
Benar sebelum dan sesudah beraktivitas) .................................................... 28
C. Kegiatan Ketiga (Membuat Wastafel dari Barang Bekas) ........................... 35
D. Kegiatan Keempat (Membuat Poster Tahapan Cuci Tangan yang Baik
dan Benar) .................................................................................................... 41
E. Kegiatan Kelima (Memilih Duta Cuci Tangan) ...........................................
BAB VI PENUTU
6.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 50
6.2 Saran ................................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 52
[iv]
DAFTAR GAMBAR
[v]
Gambar 21. Membersihkan ember bekas bersama siswa ........................................ 39
Gambar 22. Melubangi ember bekas cat ................................................................. 39
Gambar 23. Melubangi ember bekas cat ................................................................. 39
Gambar 24. Mengecat ember bekas cat bersama siswa ........................................... 39
Gambar 25. Mengecat ember bekas cat bersama siswa ........................................... 39
Gambar 26. Melukis ember bekas cat ...................................................................... 40
Gambar 27. Wastafel yang siap digunakan ............................................................. 40
Gambar 28. Mencari materi pembuatan poster ........................................................ 42
Gambar 29. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan ...................................... 42
Gambar 30. Kegiatan menempelkan poster ............................................................. 43
Gambar 31. Mengetuk pintu sebelum masuk masuk ke ruang kepala sekolah ....... 45
Gambar 32. Berkonsultasi dengan kepala sekolah .................................................. 45
Gambar 33. Membuat daftar check list/ kartu kontrol ............................................. 46
Gambar 34. Daftar check list/ kartu kontrol ............................................................ 46
Gambar 35. Berkoordinasi dengan guru-guru wali kelas ........................................ 47
Gambar 36. Proses pemasangan PIN duta cuci tangan ............................................ 48
Gambar 37. Duta cuci tangan yang terpilih ............................................................. 48
[vi]
DAFTAR TABEL
[vii]
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat, rahmat dan kasih-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Rancangan Aktualisasi ini tepat pada waktunya.
Rancangan Aktualisasi ini disusun dalam rangka memenuhnuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan Latihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan III Tahun 2019 Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Kota Balikpapan yang diselenggarakan di Puslatbang KDOD LAN
Samarinda.
Penyusunan Racangan Aktualisasi ini tidak lepas dari hambatan dan rintangan serta
kesulitan-kesulitan. Namun berkat bimbingan, bantuan, nasihat, dan saran dari berbagai pihak,
khususnya coach dan mentor, segala hambatan dan rintangan serta kesulitan tersebut teratasi
dengan baik. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan setulus hati penulis sampaikan
terima kasih kepada:
1. Dr. Mariman Darto, M.Si selaku Kepala Puslatbang KDOD LAN Samarinda beserta
jajarannya yang telah memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III.
2. Pemerintah Kota Bontang.
3. Ibu Ika Retna Ningrum, S.Pd, MPP selaku penguji atas saran masukan yang diberikan untuk
perbaikan kegiatan aktualisasi ini.
4. Ibu Radiatun Humairah, S.Psi selaku coach, atas semua inspirasi, dorongan, masukan dan
bimbingannya dalam membuat rancangan aktualisasi ini.
5. Ibu Sabina,S.Pd dan Ibu Ratna Husain, S.Pd selaku mentor atas semua dukungan, arahan,
motivasi, dukungan, masukan dan bimbingan selama perancangan program aktualisasi.
6. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dan memberikan pengarahan terkait materi
ANEKA untuk dapat diinternalisasikan dan diaktualisasikan di instansi.
7. Seluruh Panitia yang telah membantu dan memfasilitasi kegiatan latsar.
8. Segenap dewan guru dan karyawan di SD Negeri 010 Bontang Utara.
9. Suami dan anak serta bapak dan ibu yang tercinta juga keluarga besar yang telah
mendukung dan mendoakan selalu sejak awal mendaftar CPNS hingga sekarang, dan
10. Keluarga besar peserta Latsar Golongan III Angkatan VI tahun 2019
[viii]
Penulis sadar bahwa Rancangan Aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis berharap masukan dari berbagai pihak agar Rancangan Aktualisasi ini
menjadi lebih baik sehingga dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan dan pelaporan aktualisasi
nilai dasar ASN, serta memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
[ix]
BAB I
PENDAHULUAN
|1
ditata keindahannya, juga perlu memerhatikan persyaratan kesehatan lain yakni menjaga
kebersihan diri sendiri. Perilaku hidup yang tidak sehat dapat menimbulkan berbagai
penyakit ataupun rasa tidak nyaman bagi semua warga sekolah. Jika kebersihan diri dijaga
dengan baik khususnya kebiasaan cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas
maka akan dengan sendirinya tercipta perilaku hidup sehat dan bersih dalam diri warga
sekolah sebagai hal utama yang dapat membantu terwujudnya program “Sekolah
Adiwiyata”.
SDN 010 Bontang Utara selain menuju program Sekolah Adiwiyata juga sebagian
besar siswanya berlatarbelakang sebagai anak petani dan nelayan, yang masih kurangnya
pembiasaan di lingkungan keluarga dalam hal perilaku hidup bersih dan sehat, khususnya
kebiasaan cuci tangan sebelum dan sesudah berativitas, yang menjadi dasar penulis
mengangkat isu tentang “Kurangnya Kesadaran Siswa Mengenai Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat Melalui Kegiatan Cuci Tangan di Lingkungan SDN 010 Bontang
Utara”.
Berdasarkan uraian isu di atas, maka penulis membuat rancangan aktualisasi nilai
dasar ASN dengan judul “Optimalisasi Kesadaran Siswa Mengenai Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat Melalui Kegiatan Cuci Tangan di Lingkungan SDN 010 Bontang
Utara”. Melalui kegiatan aktualisasi tersebut diharapkan mampu menghasilkan nilai-
nilai dasar PNS yang dapat diterapkan dalam tindakan dan pekerjaan sehari-hari, mampu
memberikan pengaruh di lingkungan kerja ke arah yang lebih positif.
|2
4. Mampu memberikan konstribusi nyata untuk mengoptimalisasi kesadaan siswa
mengenai perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah melalui kegiatan cuci tangan.
|3
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
|4
1.3. Struktur Organisasi Sekolah
Guru Kelas 1A Guru Kelas 2A Guru Kelas 3A Guru Kelas 4A Guru Kelas 5A Guru Kelas 6A
Hj. Lies Maezar Ernani Sri Handayani,S.Pd.SD Nuryati,S.Pd.SD Aminah Said,S.Pd Hj. Muji Musrini,S.Pd Dzurotul Ilmiyah, S.Pd
Guru Kelas 1B Guru Kelas 2B Guru Kelas 3B Guru Kelas 4B Guru Kelas 5B Guru Kelas 6B
Yosita Hendriyanti,S.Pd Mariama, M.Pd Yessi Tampang, SE Aris Abdullah, S.Pd Neny Andriani,S.Pd Andi Rudihasfar,S.Pd.SD
Guru PJOK Guru Agama Kelas 1-3 Guru Agama Kelas 4-6 Guru Bhs. Inggris
Akhiruddin,S.Pd Soleh,S.Ag Rahman,S.Ag Ratna Husain,S.Pd
|5
Lampiran Keputusan Kepala Sekolah
Nomor : 422/923/SDN010BU
Tanggal : 26 September 2019
Kepala Sekolah
SABINA, S.Pd
Nip. 196005231982012006
|6
1.4. Sasaran Kinerja Pegawai
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selain itu, guru
juga memiliki tugas sebagai berikut:
1. Merencanakan pembelajaran;
2. Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu;
3. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
4. Membimbing dan melatih peserta didik/ siswa;
5. Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
6. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok yang sesuai;
7. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan.
Fungsi guru berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 adalah sebagai
berikut:
1. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;
2. Menjungjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru,
serta nilai-nilai agama dan etika;
3. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis dan dialogis;
4. Memelihara komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan;
dan
5. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai
dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
|7
BAB III
LANDASAN TEORI
|8
b. Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/ institusi.
c. Integritas
Integritas mempunyai makna konsistenti dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dala menjunjung tinggi nilai-nilai dan keyakinan.
d. Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatan yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab
juga dapat berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban
e. Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda maupun orang.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuag kepercayaan. Kepercayaan ini akan
menghasilkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas. Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik
juga harus disertai dengan keseimbanagn kapasitas sumber daya dan
keahlian (skill) yang dimiliki.
h. Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan
tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan
sistem pelaporan kinerja baik individu maupu organisasi.
i. Konsistenti
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapainya tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak mengharagai bangsa lain sebagaimana
|9
mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai beraikan bangsa yang satu dengan
bangsa yang lain. Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan
tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus
menghargai bangsa lain.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan,
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan golongan;
menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bnagga
sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah
diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama
manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa. Adapun perwujudan sikap yang
terkandung dalam nilai-nilai Nasionalisme tidak lain merupakan nilai yang
terkandung dalam pancasila yang meliputi; Kerja Keras, Disiplin, Tidak
Diskriminasi, Taqwa, Gotong Royong, Demokrasi, Cinta Tanah Air, Rela
Berkorban.
3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi atas standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah tindakan keputusan, perilaku untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Adapun nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalm
Undang-Undang ASN yakni sebagai berikut;
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945
c. Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
| 10
i. Memberikan layanan kepada public secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdayaguna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain:
a. Efektif, yaitu berhasil guna dapat mencapai hasil sesuai dengan target;
b. Efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa menimbulkan pemborosan;
c. Inovasi, yaitu penemuan sesuatu yang baru atau mengandung kebaruan;
d. Berorientasi mutu, yaitu ukuran baik dan buruk yang di persepsi individu
terhadap produk atau jasa.
5. Anti Korupsi
Istilah korupsi berasal dari bahasa latin yakni corruptio atau corruptus
yang disalin ke berbagai bahasa. Misalnya di salin ke dalam bahasa Inggris
menjadi corruption atau corrupt, dalam bahasa Prancis menjadi corruption dan
dalam bahasa Belanda disalin menjadi corruptive (korruptie). Agaknya dari
bahasa Belanda itulah lahir kata korupsi dalam bahasa Indonesia. Corruptie yang
juga disalin menjadi corruptien dalam bahasa Belanda itu mengandung arti
perbuatan korup, penyuapan. Secara harfiah istilah tersebut berarti segala macam
perbuatan yang tidak baik, seperti yang dikatakan Andi Hamzah sebagai
kebusukan, keburukan, kejahatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral,
penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau
memfitnah.
Anti Korupsi adalah tindakan yang dilakukan untuk memberantas segala
tingkah laku atau tindakan yang melanggar aturan dan norma-norma yang
bertujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau
| 11
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Ada tiga tingkatan
dalam korupsi yaitu Material Benefit (keuntungan material), Abuse of Power
(penyalahgunaan kekuasaan) dan Betrayal of Trust (pengkhianatan kepercayaan).
Tindak pidana merupakan suatu perbuatan yang pelakunya dapat
dikenakan hukuman (pidana). Tindak pidana korupsi yang berlaku di Indonesia
adalah kerugian keuangan Negara, penyuapan, perbuatan curang, pemerasan,
penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan serta
gratifikasi. Indikator yang ada pada nilai dasar anti korupsi meliputi: mandiri,
kerja keras, berani, disiplin, peduli, jujur, tanggung jawab, sederhana dan adil.
| 12
7. Akuntabilitas;
8. Efektif dan efisien;
9. Keterbukaan;
10. Non diskriminatif;
11. Persatuan;
12. Kesetaraan;
13. Keadilan;
14. Kesejahteraan.
2. Whole Of Government
Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan perbedaan
kategori hubungan antara kelembagaan yang terlibat
a. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
1) Penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan mempertimbangkan
dampak;
2) Dialog atau pertukaran informasi;
3) Joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama sementara.
b. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
1) Joint working, atau kolaborasi sementara;
2) Joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada
pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu penulis kerjasama;
3) Satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai
mekanisme integratif.
c. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
1) Aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada isu
besar yang menjadi urusan utama salah satu penulis kerjasama;
2) Union, berupa Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih nampak;
3) Merger, berupa penggabungan ke dalam struktur baru.
| 13
3. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah segala
bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat dan
daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa baik
dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Adapun prinsip pelayanan publik yang
baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah: 1) Partisipatif; 2) Transparan;
3) Responsif; 4) Tidak Diskriminatif; 5) Mudah dan Murah; 6) Efektif dan Efisien;
7) Aksesibel; 8) Akuntabel; 9) Berkeadilan.
| 14
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
Berikut ini beberapa isu yang ada di SD Negeri 010 Bontang Utara yang akan
ditentukan kelayakannya menggunakan metode USG:
| 15
Tabel 4.1 Analisis USG Prioritas Isu
Kriteria
Identifikasi Isu
U S G ∑
Kurangnya kesadaran siswa mengenai perilaku
hidup bersih dan sehat melalui kegiatan cuci 5 5 5 15
tangan di lingkungan SDN 010 Bontang Utara
Kurangnya pemahaman siswa tentang
Peraturan Baris-Berbaris (PBB) di SD Negeri 4 4 5 13
010 Bontang Utara
Kurang kemampuan membaca siswa kelas III
3 3 4 10
di SDN 010 Bontang Utara
Berdasarkan analisis isu atau masalah dari tabel di atas dapat dilihat Isu yang
paling prioritas yaitu ”Kurangnya kesadaran siswa mengenai perilaku hidup bersih
dan sehat melalui kegiatan cuci tangan di lingkungan SDN 010 Bontang Utara”
dengan perolehan skor USG 15. Adapun dampak jika tidak terselesaikan dari isu
terpilih yang telah dianalisis menggunakan metode USG dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.2 Dampak Isu tidak terselesaikan
No Sumber Isu Identifikasi Isu Dampak
1 Pelayanan Publik Kurangnya kesadaran Perilaku hidup yang
siswa mengenai perilaku tidak sehat dapat
hidup bersih dan sehat menimbulkan berbagai
melalui kegiatan cuci penyakit ataupun rasa
tangan di lingkungan tidak nyaman bagi
SDN 010 Bontang Utara semua warga di sekolah;
Kurangnya perhatian
siswa terhadap
kebersihan lingkungan;
Tidak terwujudnya
program sekolah
adiwiyata.
| 16
b) Deskripsi Kegiatan
Dari isu yang terpilih maka selanjutnya penulis menetapkan kegiatan-
kegiatan yang menunjang terlaksananya proses aktualisasi, diantaranya yaitu:
1. Melakukan koordinasi dengan Puskesmas Bontang Utara 1 yang membina
SDN 010 Bontang Utara.
Hal ini dilakukan untuk memohon kesediaan waktu dan tenaga petugas
puskesmas dalam mengisi kegiatan sosialisasi terkait pentingnya menjaga
perilaku hidup bersih dan sehat, khususnya kegiatan cuci tangan sebelum dan
sesudah beraktivitas.
Adapun tahapan kegiatannya sebagai berikut:
1) Meminta ijin kepala sekolah untuk berkoordinasi dengan puskesmas
Bontang Utara 1.
2) Membuat surat permohonan kesediaan pemateri dalam kegiatan sosialisasi
cuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas.
3) Berkoordinasi dengan petugas Puskesmas Bontang Utara 1 terkait
kegiatan yang akan dilakukan.
2. Sosialisasi kepada siswa tentang pentingnya cuci tangan sebelum dan sesudah
beraktivitas
Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat mengetahui akan pentingnya
perilaku hidup bersih dan sehat melalui kegiatan cuci tangan sebelum dan
sesudah beraktivitas. Serta bertujuan untuk memberikan motivasi kepada
siswa untuk memulai kebiasaan cuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas
dengan senam cuci tangan.
Adapun tahapan kegiatannya sebagai berikut:
1) Mengumpulkan seluruh siswa di lapangan.
2) Mensosialisasikan pentingnya cuci tangan dengan baik dan benar sebelum
dan sesudah beraktivitas oleh petugas Puskesmas Bontang Utara 1.
3) Petugas dari puskesmas mencontohkan tahapan atau cara cuci tangan yang
baik dan benar.
4) Secara serentak siswa dan guru mengikuti gerakan yang dicontohkan.
5) Melakukan kegiatan senam cuci tangan secara bersama-sama.
| 17
3. Membuat wastafel dari barang bekas
Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan motivasi siswa
membudayakan kebiasaan cuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas, juga
karena belum adanya wastafel di depan kelas, penempatan wastafel disekolah
hanya ada di dalam toilet yang menjadi penyebab malasnya siswa untuk
mencuci tangan terlebih dahulu. Kegiatan ini juga dapat meningkatkan
kreativitas siswa dalam pemanfaatan barang bekas.
Adapun tahapan kegiatanya sebagai berikut:
1) Berkoordinasi dengan kepala sekolah terkait tahapan kegiatan pembuatan
wastafel.
2) Mengkoordinir siswa untuk membawa kaleng/ ember bekas cat.
3) Mengumpulkan kaleng/ ember bekas cat dari siswa
4) Menyiapkan alat dan bahan lain yang digunakan untuk pembuatan
wastafel.
5) Membuat wastafel bersama dengan siswa.
4. Membuat poster tahapan cuci tangan yang baik dan benar
Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu upaya sosialisasi yang bertujuan
untuk membantu siswa untuk mengingat kembali tahapan atau langkah-
langkah cuci tangan. Di dalam poster ditampilkan 6 langkah atau tahapan cuci
tangan yang baik dan benar menggunakan sabun.
Adapun tahapan kagiatanya sebagai berikut:
1) Menentukan materi yang akan ditampilkan dalam poster.
2) Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
3) Menempelkan poster pada tempat yang telah disediakan.
5. Memilih duta cuci tangan
Kegiatan ini dilakukan untuk memotivasi siswa dalam meningkatkan
kesadaran akan petingnya perilaku hidup bersih dan sehat melalui kegiatan
cuci tangan yang baik dan benar sebelum dan sesudah beraktivitas.
Adapun tahapan kegiatannya sebagai berikut:
1) Berkonsultasi dengan kepala sekolah terkait kegiatan pemilihan duta cuci
tangan
2) Membuat daftar check list kegiatan cuci tangan
| 18
3) Menyeleksi siswa berdasarkan konsistensinya melakukan kegiatan cuci
tangan dengan tahapan yang baik dan benar.
4) Pemasangan PIN kepada siswa yang terpilih sebagai duta cuci tangan.
| 19
4.5 Rancangan Aktualisi
Nama : Anita P.N, S.Pd
Unit Kerja : SDN 010 Bontang Utara
Isu yang Diangkat : Kurangnya Kesadaran Siswa Mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Melalui Kegiatan Cuci
Tangan di Lingkungan SDN 010 Bontang Utara
Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi Kesadaran Siswa Mengenai Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Melalui Kegiatan Cuci
Tangan di Lingkungan SDN 010 Bontang Utara
| 20
Anti Korupsi: Melakukan koordinasi
dengan petugas puskesmas diluar jam
mengajar.
2. Sosialisasi 1. Mengumpulkan guru pada Berita acara Akuntabilitas: (kejelasan) Pencapaian
pentingnya cuci satu ruangan Dokumentasi Memberikan kejelasan informasi mengenai terhadap misi
tangan dengan 2. Petugas dari puskesmas hasil kegiatan tujuan kegiatan dan manfaatnya. yang
baik dan benar memberikan pemahaman Nasionalisme: (sila ketiga dan lima) pertama,
sebelum dan terlebih dahulu kepada guru- Mengajak seluruh siswa dan guru dalam yaitu
sesudah guru akan pentingnya cuci kegiatan sosialisasi tanpa membedakan menerapkan
beraktivitas. tangan dengan baik dan benar suku, agama, dan status sosial. kedisiplinan
sebelum dan sesudah Etika Publik: (disiplin) dalam segala
beraktivitas Melakukan kegiatan ini dengan penuh hal.
3. Mengumpulkan seluruh semangat, disiplin, dan memiliki tujuan
siswa di lapangan untuk meningkatkan kesehatan anak didik
4. Mensosialisasikan Komitmen Mutu: (Efektiftas)
pentingnya cuci tangan Ketercapaian kegiatan sesuai dengan target
dengan baik dan benar yang direncanakan
sebelum dan sesudah Anti Korupsi: (displin)
beraktivitas oleh petugas Melakukan kegiatan sesuai waktu yang
Puskesmas Bontang Utara 1 telah ditentukan
5. Petugas dari puskesmas
dibantu oleh guru-guru
mencontohkan tahapan atau
langkah-langkah cuci tangan
yang baik dan benar
| 21
6. Melakukan kegiatan senam
cuci tangan secara bersama-
sama
3. Membuat 1. Berkoordinasi dengan kepala Rancangan Akuntabilitas:
wastafel dari sekolah terkait tahapan tertulis Menyampaiakn laporan terkait kegiatan
barang bekas kegiatan pembuatan wastafel Daftar checkkepada kepala sekolah sebagai bentuk
2. Mengkoordinir siswa untuk list tanggungjawab kepada atasan.
membawa kaleng/ ember Dokumentasi Nasionalisme: (sila ketiga)
bekas cat kegiatan Bekerja sama dengan siswa dalam
3. Menyiapkan alat dan bahan pembuatan wastafel dari barang bekas
lain yang digunakan untuk Etika Publik: Menyusun tahapan
pembuatan wastafel pembuatan wastafel dengan sistematis
4. Membuat wastafel bersama Komitmen Mutu:
dengan siswa Meningkatkan kemampuan siswa dalam
pengolahan barang bekas
Anti Korupsi: (kedisiplinan)
Menerapkan budaya antri saat
pengumpulan kaleng bekas
4. Membuat poster 1. Menentukan materi yang Poster Akuntabilitas: Membagi siswa sesuai
tahapan cuci akan ditampilkan Dokumentasi dengan daftar kelompok yang telah dibuat
tangan yang baik 2. Menyiapkan alat dan bahan kegiatan Nasionalisme: (sila kelima)
dan benar yang dibutuhkan Membagi kelompok secara adil tanpa
3. Menempelkan poster pada membedakan suku, agama, latar belakang
dinding bagian luar kelas. Etika Publik:
Tidak menggukanan bahasa yang
mengandung unsur sara
| 22
Komitmen Mutu:
Membuat poster dengan tulisan/ gambar
yang mudah dipahami
Anti Korupsi:
Menggunakan fasilitas sekolah dalam
pembuatan poster sesuai dengan kebutuhan
agar tidak merugikan instansi
5. Memilih duta 1. Berkonsultasi dengan kepala PIN Akuntabilitas:
cuci tangan sekolah terkait kegiatan Daftar check Memberikan penjelasan kepada siswa
pemilihan duta cuci tangan list kegiatan mengenai peran dan tanggungjawabnya
2. Membuatan daftar check list Dokumentasi sebagai duta cuci tangan
kegitan cuci tangan kegiatan Nasionalisme: (sila kelima)
3. Menyeleksi siswa Melakukan seleksi secara adil sesuai
berdasarkan konsistensinya dengan kemampuan siswa
melakukan kegiatan cuci Etika Publik:
tangan dengan tahapan yang Bersikap netral dalam pemilihan duta cuci
baik dan benar tangan
4. Pemasangan PIN kepada Komitmen Mutu:
siswa yang terpilih sebagai Melalui kegiatan ini melahirkan duta cuci
duta cuci tangan tangan yang kompeten
Anti Korupsi:
Pembuatan PIN dilakukan dengan biaya
ekonomis
| 23
4.6 Jadwal Kegiatan Aktualiasi
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan pada Tanggal 11 Oktober sampai dengan 18
November 2019 dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
| 24
BAB V
PELAKSANAAN AKTUALISASI
| 25
Gambar 1. Meminta ijin kepala sekolah untuk berkoordinasi dengan puskesmas Bontang
Utara 1
Gambar 2. Membuat surat permohonan ksediaan pemateri dalam kegiatan sosialisasi cuci
tangan sebelum dan sesudah beraktivitas.
| 26
3) Borkoordinasi dengan puskesmas Bontang Utara 1 terkait kegiatan yang
akan dilakuakan.
Tahapan ketiga dari kegiatan ini dilaksanakan masih dihari yang sama,
selasa 15 Oktober 2019 pada pukul 09:53 Wita. Koordinasi dengan pihak
puskesmas dilakukan diluar jam mengajar (Anti Korupsi). Tujuan dari kegiatan
ini untuk meminta kesediaan petugas dari puskesmas Bontang Utara 1 untuk dapat
mengisi kegiatan sosialisasi mengenai pentingnya cuci tangan sebelum dan
sesudah beraktifitas. Di Puskesmas penulis bertemu dengan ibu Lisa Fitria
Ningrum sebagai penanggung jawab program binaan di SD Negeri 010 Bontang
Utara. Penulis lalu menyerahkan surat permohonan yang telah dibuat dan
menjelaskan secara langsung rencana kegiatan sosiaisasi yang akan dilaksanakan
sebagai bentuk tanggung jawab (Akuntabilitas), tentunya koordinasi tersebut
disampaikan dengan cara dan bahasa yang baik sesuai dengan nilai (Etika
Publik).
Manfaat kegiatan:
Manfaat dari kegiatan melakukan koordinasi dengan pihak puskesmas Bontang Utara
1 sebagai pembina SD Negeri 010 Bontang Utara yaitu:
Dapat menentukan jadwal kegiatan sosialisasi yang akan dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya.
Membahas bersama rangkaian kegiatan sosialisasi yang akan dilakuakan secara
sistematis.
| 27
Dampak jika nilai-nilai ANEKA tidak diimplementasikan
Jika dalam pembuatan surat permohonan tidak menggunakan bahasa yang sesuai
dengan aturan ejaan yang telah disempurnakan, maka akan sulit untuk dipahami
oleh petugas puskesmas (berkaitan dengan Akuntabilitas).
Jika dalam pembuatan surat permohonan tidak adanya kerja sama yang baik
dengan rekan kerja dalam hal ini petugas TU (tata uasaha), maka akan mengalami
kendala dalam penyusunan dan pemberian nomor surat (berkaitan dengan
Nasionalisme).
Jika tidak adanya komunikasi yang baik dengan bahasa yang sopan dan santun
saat meminta ijin kepada kepala sekolah dan saat berkoordinasi dengan petugas
puskesmas, maka akan menimbulkan kesan yang kurang baik terhadap penulis
(berkaitan dengan Etika Publik).
Jika tidak melakukan pengawasan terhadap hasil dan tindak lanjut dari kegiatan
ini, maka dapat menyebabkan seluruh rangkaian kegiatan tidak terlaksana dengan
baik sesuai dengan yang telah direncanakan (berkaitan dengan Komitmen Mutu).
Jika koordinasi dilakukan pada jam mengajar, maka kegiatan belajar mengajar
akan terganggu dan merugikan siswa (berkaitan dengan Anti Korupsi).
B. Kegiatan Kedua (Sosialisasi Pentingnya Cuci Tangan dengan Baik dan Benar
sebelum dan sesudah beraktivitas)
Sebelum melakukan kegiatan sosialisasi pentingnya cuci tangan dengan baik
dan benar sebelum dan sesudah beraktivitas ada beberapa tahapan yang dilakuakan,
yaitu:
1) Mengumpulkan semua guru pada satu ruangan
Kegiatan mengumpulkan semua guru pada satu ruangan merupakan tahapan
pertama yang dilakukan sebelum memulai kegiatan sosialisasi, tujuan yaitu untuk
memudahkan pemateri dalam hal ini drg. Erwin Wahyudiono selaku kepala
puskesmas Bontang Utara 1 untuk menyampaikan materi yang akan
disosialisasikan.
| 28
Gambar 4. Guru dan staf berkumpul di satu
ruangan
| 29
Gambar 5. Kegiatan sosialisasi/ penyuluhan kepada guru-guru dan staf sekolah
mengenai pentingnya cuci tangan yang baik dan benar sebelum dan sesudah beraktivitas
| 30
4) Mensosialisasikan pentingnya cuci tangan dengan baik dan benar sebelum
dan sesudah beraktivitas oleh petugas Puskesmas Bontang Utara 1
Tahap kegiatan ini dilakukan pada hari yang sama sabtu tanggal 19 Oktober
2019, di luar jam mengajar yang bertempat di lapangan sekolah dan di dalam kelas
(Anti Korupsi). Adapun peserta dalam kegiatan sosialisasi ini adalah seluruh siswa
dari kelas I sampai kelas VI. Sebelum kegiatan sosialisasi dimulai, penulis terlebih
dahulu menyiapkan peralatan yang dibutuhkan berupa laptop dan Sound system
agar penyampaian materi berjalan lancar dan mudah dipahami oleh seluruh siswa
(Komitmen Mutu).
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kejelasan kepada siswa tentang
pentingnya cuci tangan dengan baik dan benar, serta bahaya dan manfaat dari cuci
tangan yang baik dan benar sebelum dan sesudah beraktivitas. Dalam kegiatan ini
penulis juga membagikan selembaran leaflet yang berisi informasi mengenai kapan
sebaiknya waktu mencuci tangan dan tahapan cuci tangan yang benar
(Aktualisasi). Penulis dan petugas puskesmas juga menggunakan bahasa yang
sopan, santun dan mudah dipahami oleh siswa (Etika Publik).
| 31
Gambar 8 & 9. Kegiatan sosialisasi di kelas mengenai pentingnya cuci tangan yang baik
dan benar sebelum dan sesudah beraktivitas
| 32
melatih kedisiplinan kepada siswa, membiasakan budaya antri dan tertib dalam
segala hal (Etika Publik).
Gambar 10. Guru-guru mencontohkan gerakan tahapan cuci tangan yang benar
| 33
6) Melakukan kegiatan senam cuci tangan secara bersama-sama
Tahapan kegiatan selanjutnya yaitu melakukan kegiatan senam cuci
tangan secara bersama-sama, kegiatan ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk
lebih bersemangat lagi untuk membiasakan diri berprilaku hidup bersih dan sehat
khususnya dalam kegiatan cuci tangan yang baik dan benar sebelum dan sesudah
beraktivitas.
Manfaat Kegiatan:
Memberikan penjelasan kepada seluruh siswa tentang tahapan/ cara cuci tangan
yang baik dan benar menggunakan sabun
Siswa mengetahui pentingnya menjaga kesehatan tangan, karena tangan merupakan
sumber dari sarang kuman.
Siswa dapat menjaga kesehatan tubuh dan mencegah dari penyebab penyakit
melalui kuman yang menempel di tangan.
Siswa jadi termotivasi dalam menjaga kesehatan agar terhindar dari berbagai
penyakit.
Dampak jika Nilai-Nilai ANEKA tidak Diimplementasikan:
Jika dalam kegiatan sosialisasi tidak diberikan kejelasan informasi mengenai
tujuan dan manfaat kegiatan, maka peserta tidak akan memahami apa yang
disampaikan (berkaitan dengan Akuntabilitas).
Apabila dalam kegiatan sosialisasi penulis membedakan guru dan siswa
berdasarkan suku, agama, dan status sosial, maka akan menimbulkan perlakuan
| 34
diskriminasi terhadap peserta yang tidak mencerminkan nilai persatuan dan
kesatuan dalam keberagaman (berkaitan dengan nilai Nasionalisme).
Jika penulis dan peserta dalam melakukan kegiatan ini tidak dengan penuh
semangat dan kedisiplinan, maka pastinya tujuan dari kegiatan sosialisasi ini tidak
akan tercapai (berkaitan dengan Etika Publik).
Jika kegiatan ini dilaksanakan tidak sesuai dengan rancangan yang telah dibuat,
maka ketercapaian kegiatan tidak akan sesuai dengan target perencanaan
(berkaitan dengan Komitmen Mutu).
Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan,
yaitu pada hari sabtu diluar jam mengajar agar tidak mengganggu KBM dan
krgiatam lainnya (berkaitan dengan Anti Korupsi).
| 35
Gambar 16. Merancang tahapan pembuatan wastafel
| 36
Gambar 19. Pengumpulan kaleng/ ember bekas cat.
3) Menyiapkan alat dan bahan lain yang digunakan untuk pembuatan wastafel
Menyiapkan alat dan bahan lain yang digunakan untuk pembuatan
wastafel adalah tahapan kegiatan selanjutnya, setelah semua ember bekas cat
dikumpulakan penulis juga harus mempersiapkan alat dan bahan lain yang akan
digunakan saat kegiatan pembuatan wastafel dengan siswa nantinya. Adapun alat
dan bahan yang perlu disiapkan adalah:
Kaleng/ ember bekas cat
Ember kecil bekas selai
Potongan pipa besi untuk melubangi ember
Kran air
Seal Tape
Cat warna merah, kuning, hijau, putih, biru dan putih
Cairan Tinner
Kuas cat
Kuas lukis
Motif mural
Koran bekas dan kain.
Semua alat dan bahan tersebut harus dipersiapkan terlebih dahulu agar wastafel
yang dibuat nanti dapat berkualitas dan menarik bagi siswa (Komitmen Mutu).
| 37
Gambar 21. Membersihkan ember bekas bersama siswa
| 38
Gambar 21. Membersihkan ember bekas bersama siswa
| 39
Gambar 26. Melukis ember yang telah di cat
Manfaat Kegiatan:
Siswa terbiasa berprilaku hidup bersih dan sehat.
Siswa jadi lebih bersemangat dan mulai terbiasa selalu menjaga kebersihan tangan
dengan cara yang baik dan benar.
Memenuhi kebutuhan sekolah dengan biaya yang hemat.
Membudayakan sikap kerja sama dan perilaku tertib dalam segala hal.
Guru dan siswa dapat melatih kreatifitas dengan memanfaatkan barang bekas yang
tidak terpakai di sekitar kelas.
| 40
Dampak Jika Nilai-Nilai ANEKA tidak Diimplementasikan:
Jika penulis tidak menyampaiakn laporan terkait kegiatan kepada kepala sekolah,
maka tidak adanya bentuk tanggungjawab kepada atasan (berkaitan dengan nilai
Akuntabilitas).
Apabila penulis tidak mengoordinir dan membagi siswa dalam beberapa kelompok,
maka tidak akan ada kerja sama yang baik dengan siswa dalam pembuatan wastafel
dari barang bekas (berkaitan dengan nilai Nasionalisme).
Jika penulis tidak menyusun tahapan pembuatan wastafel dengan sistematis, maka
kegiatan tidak akan berjalan dengan baik (berkaitan dengan nilai Etika Publik).
Jika penulis tidak melibatkan siswa dalam proses kegiatan ini, maka tidak dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam pengolahan barang bekas (berkaitan
dengan nilai Komitmen Mutu).
Apabila penulis tidak menerapkan budaya antri saat pengumpulan kaleng bekas,
maka siswa akan rebutan dan saling mendorong yang mungkin saja dapat
mengakibatkan cedera pada siswa (berkaitan dengan nilai Anti Korupsi).
D. Kegiatan Keempat (Membuat Poster Tahapan Cuci Tangan yang Baik dan
Benar)
Sebelum kegiatan membuat poster cara cuci tangan yang baik dan benar ada beberapa
tahapan yang harus dilakukan, yaitu:
1) Menentukan materi yang akan ditampilkan
Sebelum membuat poster cara cuci tangan yang baik dan benar, penulis
terlebih dahulu mencari dan menetukan materi yang akan ditampilkan. Tahap
kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 13 November 2019 di luar jam mengajar
pada saat jam istirahat sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar (Anti
Korupsi). Adapun referensi beberapa contoh poster yang penulis dapatkan
bersumber dari beberapa link, diantaranya:
https://abahrayyan.blogspot.com/2016/04/6-langkah-cuci-tangan-menurut-
standart.html
https://portofoliodesigniman.wordpress.com/2016/02/14/portofolio-part-
4/poster-7-langkah-cuci-tangan/
| 41
Gambar 28. Mencari materi pembuatan poster
| 42
3) Menempelkan poster pada tempat yang telah disediakan
Tahapan kegiatan menempelkan poster langkah/ cara cuci tangan ini
dilaksanakan pada tanggal 15 November 2019. Penempelan poster ini penulis
laksanakan pada saat jam kepulangan siswa, sehingga tidak mengganggu aktifitas
belajar mengajar di sekolah (Anti Korupsi). Poster langkah/ tahapan cuci tangan
yang baik dan benar yang telah selesai di buat, penulis tempelkan di dinding
sekolah sehingga mudah dilihat oleh siswa saat melakukan kegiatan cuci tangan
(Akuntabilitas), sehingga pesan yang ada dalam poster yang dibuat dapat
dipahami dan diikuti oleh warga sekolah (Komitmen Mutu).
Manfaat Kegiatan:
Siswa bisa memahami langkah/ tahapan cuci tangan yang baik dan benar sebelum
dan sesudah beraktivitas.
Dampak Jika Nilai-Nilai ANEKA tidak Diimplementasikan:
Jika siswa tidak dibagi sesuai dengan daftar kelompok yang telah dibuat, maka
tidak guru tidak akan mendapatkan kepercayaan dari siswa (berkaitan dengan nilai
Akuntabiltas).
Apabila dalam membuat daftar kelompok guru tidak membagi kelompok secara
adil tanpa membedakan suku, agama, dan latar belakang, maka akan timbul rasa
| 43
tidak percaya diri dan siswa akan merasa jika gurunya membeda-bedakan
(berkaitan dengan nilai Nasionalisme).
Dalam pembuatan poster jika penulis menggukanan bahasa yang mengandung
unsur sara, maka akan menimbulkan perpecahan, siswa akan saling mengejek yang
dapat menimbulkan masalah yang besar (berkaitan dengan nilai Etika Publik).
Jika dalam membuat poster tidak dengan tulisan/ gambar yang mudah dipahami,
maka siswa akan sulit mengerti maksud dari poster yang menyebabkan rendahnya
kualitas dari poster tersebut dan akhirnya poster hanya dijadikan sebagai pajangan
yang tidak mengandung arti (berkaitan dengan nilai Komitmen Mutu).
Jika penulis menggunakan fasilitas sekolah dalam pembuatan poster tidak sesuai
dengan kebutuhan, maka akan merugikan sekolah yang nantinya tidak akan lagi
mendapatkan kepercayaan dari pihak sekolah jika ingin melakukan kegiatan
lainnya (berkaitan dengan nilai Anti Korupsi).
| 44
Gambar 31. Mengetuk pintu sebelum masuk ke ruang kepala sekolah
| 45
Gambar 33. Membuat daftar check list/ kartu kontrol
| 46
siapa yang mampu dan pantas untuk menjadi duta cuci tangan perwakilan dari
tiap-tiap kelas, pemilihan ini berdasarkan konsistensi dan kemampuan siswa
untuk mengajak teman-temannya terbiasa berprilaku hidup bersih dan sehat yang
dimulai dari kegiatan cuci tangan dengan baik dan benar sebelum dan sesudah
beraktivitas (Komitmen Mutu).
4) Pemasangan PIN kepada siswa yang terpilih sebagai duta cuci tangan
Ini merupakan tahapan kegiatan terakhir dari rangkaian seluruh kegiatan
yang dilaksanakan oleh penulis pada masa habituasi off campus. Tahapan kegiatan
ini dilaksanakan pada jam istirahat siswa jadi tidak mengganggu proses KBM
(Anti Korupsi). Sebelum pemasangan PIN kepada siswa yang terpilh sebagai
duta cuci tangan, penulis terlebih dahulu mengumpulkan siswa-siswi yang terpilih
di lapangan sekolah, kemudian memberikan arahan dan kejelasan apa saja tugas
dan kewajiban duta cuci tangan, agar mereka mengetahui apa saja yang menjadi
kewajiban dan tanggung jawab mereka sebagai duta cuci tangan (Akuntabilitas).
Dalam menyampaikan arahan kepada siswa-siswi yang terpilih, penulis
tentunya menggunakan bahasa yang baik, sopan, santun, dan mudah dimengerti
(Etika Publik), selanjutnya pemasangan PIN kepada duta cuci tangan, sebagai
bentuk pertanggungjawaban penulis kepada kepala sekolah dalam tahapan
kegiatan ini penulis memohon kesediaan Kepala SDN 010 Bontang Utara Ibu
| 47
Sabina S.Pd untuk memasangkan dan melantik secara resmi duta-duta cuci tangan
SDN 010 Bontang Utara.
Gambar 36. Proses pemasangan PIN Gambar 37. Duta Cuci Tangan yang
duta cuci tangan Terpilih
Manfaat Kegiatan:
Siswa merasa ikut bertanggungjawab membiasakan perilaku hidup bersih dan
sehat.
Dapat membantu mengajak teman-teman untuk mejaga kebersihan tangan.
Dampak Jika Nilai-Nilai ANEKA tidak Diimplementasikan:
Jika penulis dalam memberikan arahan kepada siswa tentang peran dan tanggung
jawabnya sebagai duta cuci tangan dengan jelas, maka siswa yang terpilih sebagai
duta tidak akan melaksanakan apa yang telah menjadi tugas dan tanggung jawabnya
(berkaitan dengan nilai Akuntabilitas).
Apabila penulis dalam menyeleksi siswa tidak berdasarkan pada kemampuan dan
konsistensi siswa dalam kegiatan cuci tangan sehari-hari di sekolah, maka akan
menimbulkan kecemburuan dari siswa lainnya yang merasa tidak diperlakukan
dengan adil (berkaitan dengan nilai Nasionalisme).
| 48
Jika penulis tidak bersikap netral dalam memilih duta cuci tangan, maka siswa akan
merasa enggan untuk melaksanakan tugas dan perannya (berkaitan dengan nilai
Etika Publik).
Jika dalam memilih atau menentukan siapa yang mampu dan pantas untuk menjadi
duta cuci tangan sebagai perwakilan dari tiap-tiap kelas, penulis tidak berdasarkan
pada konsistensi dan kemampuan siswa untuk mengajak teman-temannya terbiasa
berprilaku hidup bersih dan sehat yang dimulai dari kegiatan cuci tangan dengan
baik dan benar sebelum dan sesudah beraktivitas, maka kegiatan ini tidak akan
melahirkan duta cuci tangan yang kompeten (berkaitan dengan nilai Komitmen
Mutu).
Jika dalam pembuatan PIN penulis tidak kreatif mendesain sendiri, maka akan
memerlukan biaya yang cukup besar dalam pembuatannya (berkaitan dengan nilai
Anti Korupsi).
| 49
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan beberapa masalah yang ada
di sekolah. Adapun isu yang diangkat adalah; “Kurangnya kesadaran siswa mengenai
perilaku hidup bersih dan sehat melalui kegiatan cuci tangan di lingkungan SDN 010
Bontang Utara”. Untuk mengatasi isu tersebut maka penulis membuat kegiatan yang
meliputi: (1) Melakukan koordinasi dengan Puskesmas Bontang Utara 1 yang
membina SDN 010 Bontang Utara; (2) Sosialisasi kepada siswa tentang pentingnya
cuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas; (3) Membuat wastafel dari barang
bekas; (4) Membuat poster tahapan cuci tangan yang baik dan benar; (5) Memilih duta
cuci tangan.
Hasil kegiatan aktualisasi ini adalah:
1) Mampu menerapkan nilai-nilai ANEKA terhadap apa yang dikerjakan
2) Adanya peningkatan pemahaman siswa tentang cara/ langkah-langkah atau
tahapan cuci tangan yang baik dan benar sebelum dan sesudah beraktivitas.
3) Mampu membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah.
4) Mampu mengubah barang bekas menjadi barang yang bermanfaat, indah, dan
bernilai.
B. SARAN
Setelah melaksanakan kegiatan aktualisasi yang terintegrasi dalam lima
nilai-nilai dasar PNS yaitu nilai dasar ANEKA di SD Negeri 010 Bontang Utara,
penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Peserta
Peserta Latsar mengharapkan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) dapat
terlaksana secara berkelanjutan pada aktifitas kerja sehari -hari dan menularkannya
pada rekan kerjanya.
| 50
2. Guru
Sebagai ASN dalam melaksanakan tugas hendaknya secara total dan loyalitas yang
tinggi. Tugas-tugasnya juga dilaksanakan dengan memegang prinsip nilai-nilai
ANEKA sehingga visi misi organisasi dapat tercapai dengan baik.
3. Sekolah
Pihak sekolah hendaknya selalu memberikan dukungan terhadap guru dalam
melaksanakan setiap kegiatan yang bersifat meningkatkan mutu peserta didik,
pendidik, serta kualitas pelayanan pendidikan
4. Orang tua peserta didik
Orang tua peserta didik hendaknya ikut berpartisipasi dalam mengawasi serta
membimbing anaknya ketika berada di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar
tempat tinggal, baik dalam belajar anak maupun dalam aspek sosial anak,
sehingga terjalin kerjasama yang harmonis antara ora ng tua dan sekolah dalam
membangun karakter dan peningkatan prestasi peserta didik.
5. Komite Sekolah dan Masyarakat
Komite sekolah dan masyarakat hendaknya dapat bekerjasama dengan baik
secara sinergis dalam mewujudkan pencapaian visi dan misi sekolah .
| 51
DAFTA PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I dan II
Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil. LembagaAdministrasi
Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I dan
II:Akuntabilitas. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I dan
II: Nasionalisme. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I dan
II: Etika Publik. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I dan
II: Komitmen Mutu. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan I dan
II: Anti Korupsi. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Pelayanan
Publik. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Manajemen
Aparatur Sipil Negara.. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. (2015). Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Whole of
Goverment. Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2017). Modul Pendidikan dan
Pelatihan Dasar Calon PNS Habituasi. Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia, Jakarta.
Wikipedia. 2019. Kebersihan. https://id.wikipedia.org/wiki/kebersihan. Diunduh 15 May
2019.
Bakhtiar, Faisal Azmi. 2017. Kesehatan Lingkungan Sekolah.
http://azmi648.blogspot.com/2016/07/kesehatan-lingkungan-sekolah.html.
Diunduh 15 May 2019.
| 52
L
A
M
P
I
R
A
N
Dokumntasi kegiatan koordinasi dengan petugas puskesmas Bontang
Utara 1 terkait kegiatan yang akan dilaksanakan.
Kegiatan sosialisasi/ penyuluhan kepada guru-guru dan staf sekolah
mengenai pentingnya cuci tangan yang baik dan benar sebelum dan
sesudah beraktivitas
Kran air
Seal Tape
Cairan Tinner
Kuas cat
Kuas lukis
Motif mural
mencuci bersih ember bekas cat dan selai terlebih dahulu, lalu dikeringkan
dibawah terik matahari selama kurang lebih 20 sampai 30 menit agar cat
dapat menyerap/ menempel dengan baik pada ember.
Selanjutnya melubangi ember yang telah kering menggunakan potongan pipa
besi yang telah dipanaskan.
Kemudian memulai proses pengecetan dasar bekerjasma dengan siswa
secara berkelompok, setelah itu ember-ember yang telah dicat kemudian
dijemur kembali dibawa terik matahari hingga dipastikan cat kering secara
merata.
Setelah kering mulai proses melukis yang tujuannya untuk mempercantik
dan memperindah wastafel agar siswa semakin tertarik dan termotivasi
untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas.
Wastafel dari barang bekas (kaleng/ embar bekas cat) siap untuk
digunakan.
DAFTAR CHECK LIST PENGUMPULAN KALENG/ EMBER
BEKAS CAT
JUMLAH
NO KELAS
A B C
1 Kelas III
2 Kelas IV
3 Kelas V
4 Kelas VI
Jumlah
Membersihkan ember bekas bersama siswa
rumah untuk melakukan cuci tangan pakai sabun dengan cara dan
sabun.