PDPI, 2020
• ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)
a. Derajat ringan dan beratnya ARDS
berdasarkan kondisi hipoxemia (tek.
Oksigen arteri (PaO2) / (FiO2) ≤ 300 mmHg.
b. Kategori :
Ringan
Sedang
Berat
PDPI, 2020
NILAI PaO2 dan SaO2
(Orang dewasa)
Kategori PaO2 SaO2 (%)
A. Normal 97 97
Kisaran normal 80 95
B. Hipoksemia < 80 < 95
Ringan 60 –79 90 – 94
Sedang 40 – 59 75 – 89
Rogayah, 2016
Setting Ventilasi Mekanik
(PDPI, 2020)
• Direkomendasikan TV 4 – 8 ml/KgBB
• Tekanan Pletau < 30 Cm H2O
• PEEP lebih tinggi pada kasus ARDS
• Hindari melepas ventilator dari pasien
• Prone position selama 12 jam/hari (SDM terlatih),
Guerin et al (2013) melibatkan 229 pasien bahwa early prone
positioning pada ARDS dapat menurunkan angka mortalitas.
• Hindari infus kontinue agen paralitik (blockade
neurovaskular). Lebih direkomendasikan bolus
intermitten.
(<Right...) ...CYTOCYNE STORM....(Left>)
Masalah Keperawatan
(Kasus Sedang - Berat)
Pada kondisi Uncompensated, yi :
• Gangguan Pertukaran Gas
Respirasi
• Pola nafas tidak efektif
• Bersihan jalan nafas tidak Efektif
• Gangguan ventilasi spontan
• Dysfungsional weanning proses
• Penurunan cardiac output (kardiovaskular)
• Cemas
Nanda (2015); SDKI (2016)
Tujuan Keperawatan Covid-19
• Gangguan • Pertukaran gas ↑ (tidak terjadi
Pertukaran Gas cyanosis, hipoxia – hipoxemia,
PaO₂ > 60 mmHg atau Sat O₂ > 90
℅; pH 7,35 – 7,45; PaCO₂ 35 – 45
mmHg, tidak disorientasi, ronchi ↓
• Navy, 2017
Kriteria Kesiapan Weaning
• Penyebab atau kebutuhan akan ventilator teratasi atau mengalami
perbaikan (penyebab ggl nafas membaik)
• Pertukaran gas adekuat : PaO2/FiO2 ≥ 150; atau SpO2 ≥ 90 % dan
FiO2 ≤ 40 % dan PEEP ≤ 5 CmH2O; ph > 7,25
• Bebas demam ≤ 37,5 C
• Kadar hemoglobin dalam batas normal ≥ 8 – 10 mg/dl
• Composmentis, mudah dibangunkan (Status neurologis dan
muscular baik atau mengalami perbaikan)
4) Penurunan kondisi
5) Kelemahan otot
6) Gangguan transmisi
Intervention for Dysfunctional ventilatory
weaning response
• Nilai status ventilasi :
Kontrol kemampuan ventilasi RR < 30 x/menit
MV < 12 L untuk mempertahankan PaCO2 tetap normal
Otot pernafasan berfungsi baik
• Identifikasi faktor yang menghambat proses weaning
• Nilai kriteria kesiapan weaning, termasuk waktu weaning,
lakukan weaning sesuai protap
• Nilai syarat – syarat ekstubasi
• Support system keluarga, petugas dan lingkungan
• Lakukan pendekatan aspek psikologis-spiritual
• Identifikasi faktor yang menghambat proses weaning :
Suhu tubuh terkontrol, tidak ada gangguan
elektrolit, status nutisi adequat
Asam basa dbn
Fungsi liver, sal. Pencernaan dan ginjal optimal
Jalan nafas efektif (manajemen airway)
Cegah kelelahan (istirahat dan tidur cukup di
malam hari)
Hindari sedasi selama weaning
Mobilisasi dini, kerja sama dengan Fisioterapis
• Komunikasikan dan kolaborasikan informasi pasien
kepada dokter untuk tindak lanjut proses weaning
Kartini, 2017
Kriteria Gagal Weaning
• Frekuensi nadi > 140 x/menit (atau meningkat
menetap >20%)
• Frekuensi nafas > 35 x/menit
• Tekanan darah sistolik > 180 mmHg atau < 90 mmHg
• Saturasi oksigen < 90%
• PaO2 < 50 mmHg atau PaCO2 naik > 8 mmHg
• pH < 7,2 atau pH turun > 0,1
• Diaforesis
• Agitasi
Navy, 2017
Kriteria Ekstubasi
• Jalan nafas terkontrol
– Sadar (patuh perintah, GCS 13/15)
– Fungsi bulbar baik
• Sputum terkontrol
– Mampu batuk untuk mengeluarkan sekresi
– Tidak ada sputum berlebih
• Patensi jalan nafas aman
– Tidak ada risiko obstruksi jalan nafas
– Tidak ada risiko stridor pasca ekstubasi
Kesimpulan