Anda di halaman 1dari 24

Manajemen Keperawatan

Pasien Covid-19 On Ventilator


Oleh :
Puji Raharja Santosa

Dalam Rangka Webinar Hipercci DKI


Jakarta Bersama MidRay
2020
Pendahuluan
• Salah satu diagnosis klinis tersering pada kasus
COVID-19 yang berat merupakan pneumonia,
sekitar 10 %.
• Salah satu komplikasi COVID-19 adalah acute
respiratory distress syndrome, sekitar 5 %.
• 5 - 10 % kasus positif Covid-19 memerlukan
perawatan intensif, mengalami hipoxemia, dan
memerlukan tindakan intubasi (ventilasi
mekanik).
Krisandryka, 2020
Kasus Covid-19 yang memerlukan VM
• Pneumonia berat :
a. Demam atau dalam pengawasan infeksi
saluran nafas,
b. Ditambah satu dari:
• Frekuensi napas >30 x/menit,
• Distress pernapasan berat, atau
• Saturasi oksigen (SpO2) <90% pada udara
kamar atau PaO2 < 60 mmHg.

PDPI, 2020
• ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)
a. Derajat ringan dan beratnya ARDS
berdasarkan kondisi hipoxemia (tek.
Oksigen arteri (PaO2) / (FiO2) ≤ 300 mmHg.
b. Kategori :
Ringan
Sedang
Berat

PDPI, 2020
NILAI PaO2 dan SaO2
(Orang dewasa)
Kategori PaO2 SaO2 (%)
A. Normal 97 97
Kisaran normal  80  95
B. Hipoksemia < 80 < 95
Ringan 60 –79 90 – 94
Sedang 40 – 59 75 – 89

Berat <40 < 75

Rogayah, 2016
Setting Ventilasi Mekanik
(PDPI, 2020)
• Direkomendasikan TV 4 – 8 ml/KgBB
• Tekanan Pletau < 30 Cm H2O
• PEEP lebih tinggi pada kasus ARDS
• Hindari melepas ventilator dari pasien
• Prone position selama 12 jam/hari (SDM terlatih),
Guerin et al (2013) melibatkan 229 pasien bahwa early prone
positioning pada ARDS dapat menurunkan angka mortalitas.
• Hindari infus kontinue agen paralitik (blockade
neurovaskular). Lebih direkomendasikan bolus
intermitten.
(<Right...) ...CYTOCYNE STORM....(Left>)
Masalah Keperawatan
(Kasus Sedang - Berat)
Pada kondisi Uncompensated, yi :
• Gangguan Pertukaran Gas

Respirasi
• Pola nafas tidak efektif
• Bersihan jalan nafas tidak Efektif
• Gangguan ventilasi spontan
• Dysfungsional weanning proses
• Penurunan cardiac output (kardiovaskular)
• Cemas
Nanda (2015); SDKI (2016)
Tujuan Keperawatan Covid-19
• Gangguan • Pertukaran gas ↑ (tidak terjadi
Pertukaran Gas cyanosis, hipoxia – hipoxemia,
PaO₂ > 60 mmHg atau Sat O₂ > 90
℅; pH 7,35 – 7,45; PaCO₂ 35 – 45
mmHg, tidak disorientasi, ronchi ↓

• Pola nafas tidak • RR 12 – 20 x/menit; tidak ada


efektif tanda (sesak nafas, retraksi
dinding dada, cuping hidung,
kelelahan)
Tujuan Keperawatan Covid-19
• Bersihan jalan • Bersihan jalan nafas adekuat
nafas tidak Efektif (batuk efektif, tidak ada bunyi
nafas tambahan, viskositas
menurun, produksi sputum
berkurang/hilang).

• Gangguan ventilasi • Tidak mengalami kegagalan


spontan ventilasi spontan (klinis baik, tidal
volum meningkat; nilai AGD
normal)
Tujuan Keperawatan Covid-19
• Penurunan • Peningkatan cardiac output (status
cardiac output mental membaik, urin output 0,5
cc – 1 cc/KgBB/jam; akral hangat, MAP
(kardiovaskular)
≥ 65 mmHg, CVP 5 – 12 mmHg, HR 60
– 100 x/menit, tidak ada disritmia.

• Cemas • Tingkat kecemasan berkurang


(tidak bingung, tidak kuatir, tidak
gelisah, tidak tegang)
Bersihan Jalan Nafas Efektif
(Intervensi : Manajemen Jalan Nafas)
• Identifikasi dan pantau pola nafas, kepatenan jalan nafas
• Identifikasi dan pantau produksi sekret/sputum
• Atur posisi fowler-semi fowler; prone position
• Kaji kemampuan batuk efektif
• Ajarkan teknik batuk efektif
• Penuhi kebutuhan hidrasi cairan (oral, parenteral)
• Lakukan manajemen suctoning (open, close)
• Kolaborasi medis (broncodilator, mukolitik) dan terapi
antibiotik, antiviral
Dysfunctional ventilatory
weaning response
Algoritma Weaning

• Navy, 2017
Kriteria Kesiapan Weaning
• Penyebab atau kebutuhan akan ventilator teratasi atau mengalami
perbaikan (penyebab ggl nafas membaik)
• Pertukaran gas adekuat : PaO2/FiO2 ≥ 150; atau SpO2 ≥ 90 % dan
FiO2 ≤ 40 % dan PEEP ≤ 5 CmH2O; ph > 7,25
• Bebas demam ≤ 37,5 C
• Kadar hemoglobin dalam batas normal ≥ 8 – 10 mg/dl
• Composmentis, mudah dibangunkan (Status neurologis dan
muscular baik atau mengalami perbaikan)

• Fungsi kardiovaskular stabil (fungsi organ optimal)


• Gangguan metabolik atau elektrolit teratasi
• Kebutuhan tidur adekuat
Hambatan Weaning
1) Airway Resistance
• Obstruksi jalan nafas
• Kinking tube
• Sekret menumpuk
• Tahanan sirkuit
• Bronchospasme
• Edema jalan nafas
Hambatan Weaning
2) Penurunan elastis work – compliance work

Meningkatnya beban dinding dada


• Obesitas
• Asites
• Distensi
• Efusi pleura
• Pneumothoraks
Hambatan Weaning
3) Meningkatnya beban parenkim
• Inflamasi
• Atelektasis
• Edema alveolar

4) Penurunan kondisi
5) Kelemahan otot
6) Gangguan transmisi
Intervention for Dysfunctional ventilatory
weaning response
• Nilai status ventilasi :
 Kontrol kemampuan ventilasi RR < 30 x/menit
 MV < 12 L untuk mempertahankan PaCO2 tetap normal
 Otot pernafasan berfungsi baik
• Identifikasi faktor yang menghambat proses weaning
• Nilai kriteria kesiapan weaning, termasuk waktu weaning,
lakukan weaning sesuai protap
• Nilai syarat – syarat ekstubasi
• Support system keluarga, petugas dan lingkungan
• Lakukan pendekatan aspek psikologis-spiritual
• Identifikasi faktor yang menghambat proses weaning :
 Suhu tubuh terkontrol, tidak ada gangguan
elektrolit, status nutisi adequat
 Asam basa dbn
 Fungsi liver, sal. Pencernaan dan ginjal optimal
 Jalan nafas efektif (manajemen airway)
 Cegah kelelahan (istirahat dan tidur cukup di
malam hari)
 Hindari sedasi selama weaning
 Mobilisasi dini, kerja sama dengan Fisioterapis
• Komunikasikan dan kolaborasikan informasi pasien
kepada dokter untuk tindak lanjut proses weaning
Kartini, 2017
Kriteria Gagal Weaning
• Frekuensi nadi > 140 x/menit (atau meningkat
menetap >20%)
• Frekuensi nafas > 35 x/menit
• Tekanan darah sistolik > 180 mmHg atau < 90 mmHg
• Saturasi oksigen < 90%
• PaO2 < 50 mmHg atau PaCO2 naik > 8 mmHg
• pH < 7,2 atau pH turun > 0,1
• Diaforesis
• Agitasi
Navy, 2017
Kriteria Ekstubasi
• Jalan nafas terkontrol
– Sadar (patuh perintah, GCS 13/15)
– Fungsi bulbar baik
• Sputum terkontrol
– Mampu batuk untuk mengeluarkan sekresi
– Tidak ada sputum berlebih
• Patensi jalan nafas aman
– Tidak ada risiko obstruksi jalan nafas
– Tidak ada risiko stridor pasca ekstubasi
Kesimpulan

VM merupakan salah satu sarana bantuan proses pernafasan,


termasuk kasus Covid-19.
• Pada kasus berat, kritis akan memerlukan perawatan intensif.

Beberapa kekhususan yang didapatkan dari Kasus Covid-19 :


• Secara klinis pasien akan menunjukkan produksi sputum yang
banyak, kental dengan bau khas.
• Pasien cenderung mengalami distres pernafasan akut.
• Kecenderungan mengalami kesulitan weaning ventilator.
• Perlu kecakapan SDM tanpa kecuali perawat dengan
memberikan pelayanan secara komprehensif.
• Kolaborasi dengan tim medis dalam pengelolaan pasien ICU

Anda mungkin juga menyukai