Anda di halaman 1dari 4

“ Diagnosis, Luaran&

Intervensi
Keperawatan

1
Luaran keperawatan
ARDS • Dalam 24 – 48 jam, Ventilasi Spontan
GANGGUAN Meningkat
• dengan kriteria: Volum tidal meningkat,
VENTILASI dispnea menurun, PaO2 >80 mmHg, PaCO2
SPONTAN 35-45 mmHg, gelisah menurun

• Dalam 8 jam, Tingkat Syok Menurun


• dengan kriteria: Output urine >0,5 mL/kg/jam,
RISIKO SYOK akral hangat, pucat menurun, TDS >90
mmHg, MAP ≥65 mmHg

GANNGUAN • Dalam 30 menit, Sirkulasi Spontan Meningkat


• dengan kriteria: Tingkat kesadaran
SIRKULASI meningkat, HR 60-100 x/menit, TDS >90
SPONTAN mmHg, ETCO2 35-45 mmHg.

Sumber:
Standar luaran Keperawatan 1
Indonesia, 2019
Posisi prone akan membebaskan dinding dada agar
tidak terjadi penekanan, sehingga fisiologis
pernapasan akan jadi baik dan kardiovaskuler akan
stabil, dengan teknik ini pasien lebih banyak mendapat
oksigen dengan membuka bagian paru-paru yang tidak
terbuka sebelumnya. Oksigen lebih mudah mencapai
paru-paru pada posisi ini, sementara berbaring
terlentang menyebabkan berat tubuh menekan
bGeubeerirna,paet.baal.gi(a2n02p0a)u r m-
yang melakukan posisi prone diikuti dengan
2 A0R
peanur gu(nIgkapgas
vitkiacdarah
nuisba&harteri
wWaoryang
pkamssemakin
aienn,
peningkatan membaik,
1D6S selaras dengan perbaikan ventilasi dan perfusi
yang
pasien.
)
Munshi, et.al. 2017 pada penelitiannya menemukan
bahwa posisi prone dapat menurunkan angka
kematian pada pasien ARDS jika diaplikasikan kurang
lebih 6-12 jam perhari.

Sumber:
Munshi, L., Del Sorbo, L., Adhikari, N. K., Hodgson, C. L., Wunsch, H., Meade, M. O., ... & Fan, E. (2017). Prone
position for acute respiratory distress syndrome. A systematic review and meta-analysis. Annals of the
American Thoracic Society, 14(Supplement 4), S280-S288. 2
Guérin, C., Albert, R. K., Beitler, J., Gattinoni, L., Jaber, S., Marini, J. J., ... & Mancebo, J. (2020). Prone position
INTERVENSI UTAMA :
RISIKO SYOK
PENCEGAHAN
SYOK
▪ Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi,
frekuensi napas, TD, MAP) untuk mengidentifikasi penurunan volume
sistemik
▪ Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD) untuk
mendeteksi perubahan oksigenasi dan gangguan asam-basa
▪ Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT) untuk
mengetahui keadekuatan volume cairan sistemik dan kebutuhan
cairan
▪ Monitor tingkat kesadaran untuk mendeteksi tanda awal hipoksia
serebral
▪ Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >90%
▪ Pasang jalur IV sebagai akses untuk mengoreksi atau mencegah
defisit cairan
▪ Pasang kateter urine, jika perlu untuk menilai perfusi ginjal dan produksi
urine
▪ Batasi resusitasi cairan terutama pada pasien edema paru karena
▪ resusitasi agresif
Kolaborasi dapat
pemberian memperburuk
antibiotik oksigenasi
dalam waktu 1 jam jika sepsis dicurigai
▪ Kolaborasi pemberian kristaloid 30 mL/kg BB jika terjadi syok untuk
infeksi
mengoptimalkan perfusi jaringan dan mengoreksi defisit cairan 2

Anda mungkin juga menyukai