dan atau kelompok agar mereka dapat mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak serta fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis, dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi. (Kepmenkes : Nomor 1363/MENKES/SK/XII/2001) Pelayanan kepada individu dan masyarakat Mengembangkan, memelihara, memulihkan gerak dan fungsi Sepanjang daur kehidupan Dengan modalitas fisioterapi Fisioterapi Kesehatan Wanita Fisioterapi Tumbuh Kembang Fisioterapi K 3 Fisioterapi Kesmas Fisioterapi Geriatri Fisioterapi Olahraga Fisioterapi Medik Keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat seperti angka kematian kasar menurun, umur harapan hidup meningkat Indikator pelayanan kesehatan, Distribusi tenaga kesehatan merata, rasio tenaga kesehatan dan masyarakat seimbang Tingginya angka pertumbuhan penduduk Tingginya angka kematian ibu dan anak Tingginya angka kesakitan karena penyakit menular Meningkatnya angka kesakitan penyakit tidak menular Masalah kesehatan lingkungan Faktor sosial ekonomi Gaya hidup dan perilaku masyarakat Lingkungan masyarakat Sistim pelayanan kesehatan Mencegah timbulnya penyakit Memperpanjang umur Meningkatkan nilai kesehatan fisik dan mental melalui usaha usaha kesehatan masyarakat yang terorganisir Promotif Usaha yang ditujukan untuk peningkatan kesehatan Preventif -> Usaha yang ditujukan untuk pencegahan penyakit Kuratif upaya yang ditujukan untuk pengobatan secara tepat dan adekuat Rehabilitatif Upaya yang ditujukan untuk memperbaikil kelemahan kelemahan akibat penyakit 1. Mengutamakan promrotif dan preventif tanpa meninggalkan kuratif dan rehabilitatif 2. Mempergunakan biaya yang serendah rendahnya dengan hasil sebaik baiknya 3. Berlandaskan kepada kegiatan masyarakat sebagai pelaku maupun sasaran 4. Melibatkan masyarakat secara terorganisasi 5. Diangkat dari masalah kesehatan di masyarakat Ilmu Fisioterapi
Ilmu sosial Ilmu Kesesehatan
Peran Serta masyarakat Masyarakat aktif patologi adalah interruption/berhentinya atau interference proses normal dan usaha organisme secara simultan untuk memperbaikinya sendiri ke keadaan normal dengan mobilisasi defense tubuh dan mekanisme coping, impairtmen adalah hilangnya atau abnormalitas anatomi, fisiologikal, mental atau psikologikal atau fungsi; keterbatasan fungsi atau restriksi kemampuan untuk melakukan tindakan fisik, tugas atau efisiensi aktifitas, harapan khusus, atau kompeten pada tingkat semua organisme dan person; disability adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau keterbatasan dalam melakukan tindakan, tugas, aktifitas yang biasanya diharapkan dalam peran social khusus untuk individu atau diharapkan untk status person atau peran dalam konteks sosiokulturan khusus dan lingkungan fisik. NAGI DISABLEMENT MODEL
Patologi Impairment Keterbatasan Ketidak
fungsi mampuan Berhenti-nya Ketidak Keterbatasan Keterbatasan proses normalan dalam dalam normal dan anatomi, performance performance usaha fisiologi, pada semua social yang organisme mental atau organi atau dibatasi oleh untuk emosional orang aturan kembali sosiokultural keposisi dan normal lingkungan fisik Pencegahan Primer. Pencegahan penyakit dalam populasi yang mudah terkena atau potensial melalui upaya khusus seperti usaha promosi kesehatan secara umum. Pencegahan sekunder Usaha untuk mengurangi durasi illness, keparahan penyakit, dan sequelae melalui diagnosis awal dan intervensi tepat. Pencegahan tertiary Usaha untuk mengurangi tingkat disability dan mempromosikan rehabilitasi dan memperbaiki fungsi pasien dengan penyakit kronik dan irreversibel. Dalam proses diagnosis, fisioterapi mendiagnosa faktor resiko untuk disability yang mungkin independen pada penyakit atau patologi. I. Peningkatan Kesehatan (Health Promotion ) II. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit penyakit tertentu ( General and specific Protection ) III. Menegakan diagnosa secara dini dan pengobatan yang tepat (early diaganosis & prompt treatment ) IV. Pembatasan kecacatan ( Disability limitation) V. Pemulihan kesehatan ( Rehabilitation ) Leavel & Clark • Fase prepatogenesis ( Level I dan II ) – Peningkatan kesehatan – Perlindungan umum dan spesifik • Fase patogenesis ( Level III, IV dan V ) – Penegakan diagnosa dini dan pengobatan secara tepat – Pembatasan kecacatan – Rehabilitasi • Perbaikan dan peningkatan gizi • Perbaikan dan pemeliharaan kesehatan perorangan • Perbaikan higiene dan sanitasi lingkungan seperti penyediaan air bersih, perbaikan dan penyediaan tempat pembuangan sampah, perumahan sehat. • Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. • Olah raga secara teratur sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu. • Kesempatan memperoleh hiburan yang sehat untuk memungkinkan perkembangan kesehatan mental dan social. • Nasehat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab. 1. Memberikan imunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah terhadap penyakit- penyakit tertentu. 2.Isolasi terhadap penderita penyakit menular. 3.Perlindungan terhadap kemungkinan kecelakaan di tempat-tempat umum dan di tempat kerja. 4. Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun maupun alergi. 5.Pengendalian sumber-sumber pencemaran. 1.Mencari kasus sedini mungkin (case finding). 2.Melakukan pemeriksaan kesehatan umum secara rutin. 3.Pengawasan selektif terhadap penyakit tertentu. 4.Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita (case holding). 5.Mencari orang-orang yang pernah berhubungan dengan penderita berpenyakit menular (contact person). 6.Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan kasus. 1. Penyempurnaan dan intensifikasi pengobatan lanjutan agar terarah dan tidak menimbulkan komplikasi/. 2.Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan. 3. Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif. 1. Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan masyarakat. 2.Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberi dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan. 3. Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri. 4.Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit. Pengenalan kepada masyarakat mengenai apa, siapa dan bagaimana Fisioterapi Penyuluhan mengenai pola pertumbuhan dan perkembangan Penyuluhan mengenai cara bekerja yang aman Penyuluhan mengenai pola hidup sehat Tercapainya perubahan perilaku Terbentuknya perilaku sehat Menurut WHO untuk perubahan perilaku kearah hidup sehat Hasil yang diharapkan Perubahan perilaku secara sukarela Menyelenggarakan senam masal pada lingkungan masyarakat Ikut serta dalam memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat Memperkenalkan senam senam khusus seperti senam asma, senam pencegahan osteoporosis, dll Menyelenggarakan seminar kecil untuk awam Mengadakan bakti sosial dalam bentuk pelayanan fisioterapi di masyarakat Memberikan cara cara merawat janin dan kandungan Memberikan penyuluhan posisi hubungan suami istri yang lazim dan aman serta sehat Mengusulkan penyedian akses bagi orang tua dan wanita hamil Mengajarkan cara bekerja yang ergonomis Melakukan deteksi dini pada masyarakat Melakukan assessmen dengan tepat Membantu pemberian dan penggunaan obat gratis bagi penderita TBC Melakukan pengawasan terhadap anak dengan kebutuhan khusus Melakukan pengawasan terhadap penderita stroke Melakukan penanganan secara teratur Melakukan home visit bagi penderita yang tidak dapat mencapai akses pengobatan Melaksanakan proses fisioterapi dengan baik Mencari kasus sedini mungkin Memberikan pelayanan di Puskesmas yang paripurna Melakukan SOP fisioterapi dengan tepat pada pelayanan di Puskesmas Melakukan evaluasi berkala terhadap kemampuan tenaga FT’s Melakukan SOP fisioterapi dengan tepat pada pelayanan di Puskesmas Melakukan evaluasi berkala terhadap kemampuan tenaga FT’s Penyediaan sarana dan prasarana sesuai standar pelayanan fisioterapi di sarana kesehatan Sedang dipersiapkan Standar peralatan fisioterapi di sarana kesehatan (Puskesmas) Pengembangan CBR di masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat Persiapan kader pendeteksi dini bagi anak kebutuhan khusus Berperan dalam proses rehabilitasi korban bencana alam dan konflik Melibatkan keluarga dalam setiap penanganan bagi masyarakat Mensosialisasikan beberapa kondisi penyakit yang merupakan mitos yang salah pada masyarakat Bersama tim rehabilitasi mengembalikan kepercayaan klien dalam berkehidupan bermasyarakat Membangun pusat rehabilitasi bagi para penderita cacat Mengembangkan aksesibiltas di perbagai fasilitas sosial dan fasilitas umum Memberikan Pendidikan bagi masyarakat tentang hidup dengan handicap Memberikan lapangan pekerjaan yang sesuai bagi penyandang cacat SELAMAT BERJUANG