Anda di halaman 1dari 9

Kata Pengantar

Dengan segala hormat dan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul "Analisis Manajemen Strategik Unilever". Makalah
ini disusun sebagai upaya untuk memahami dan menganalisis lebih dalam tentang
manajemen strategik yang diterapkan oleh Unilever, sebuah perusahaan multinasional yang
bergerak di industri barang konsumsi.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah ini. Penulis
berharap makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca dan dapat
menambah wawasan kita tentang manajemen strategik, khususnya dalam konteks Unilever.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini.
Gambaran Umum Perusahaan

Unilever adalah perusahaan multinasional yang telah menjadi pemain kunci di industri
barang konsumsi sejak didirikan pada tahun 1930. Lahir dari penggabungan antara Lever
Brothers, sebuah perusahaan sabun, dan Margarine Unie, sebuah perusahaan margarin,
Unilever tumbuh dan berkembang menjadi pemimpin global di industri ini. Unilever selalu
berkomitmen pada misi awal mereka: memberikan produk yang memenuhi kebutuhan sehari-
hari konsumen. Hingga saat ini, misi ini masih menjadi pusat dari operasi dan strategi
mereka.

Unilever mengelola lebih dari 400 merek yang berfokus pada kesehatan dan kesejahteraan,
menjadikannya salah satu perusahaan dengan portofolio produk terluas di dunia. Merek-
merek yang dikelola oleh Unilever mencakup Dove, Rexona, Sunsilk, Knorr, dan Lipton;
semuanya telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari bagi jutaan konsumen di
seluruh dunia. Merek-merek ini mencakup berbagai kategori produk, mulai dari perawatan
pribadi dan makanan, hingga pembersih rumah tangga dan es krim. Portofolio merek yang
luas ini memungkinkan Unilever untuk melayani berbagai segmen pasar dan memenuhi
berbagai kebutuhan konsumen.

Perusahaan ini beroperasi di lebih dari 190 negara, menjadikannya salah satu perusahaan
dengan pasar yang paling luas di dunia. Mereka memiliki operasi yang luas di Eropa,
Amerika, Asia, dan Afrika, dan mereka terus berusaha memperluas kehadiran mereka di
pasar-pasar berkembang. Luasnya penyebaran geografis ini memberikan Unilever
keuntungan unik dalam memahami dan memenuhi kebutuhan konsumen yang beragam di
seluruh dunia.

Unilever juga telah menerapkan teknologi terkini untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas operasional mereka. Misalnya, mereka telah memanfaatkan teknologi digital dan
data besar untuk memahami lebih baik tentang preferensi konsumen dan untuk
mengoptimalkan rantai pasokan mereka. Ini memungkinkan Unilever untuk merespons
dengan cepat terhadap perubahan di pasar dan menyediakan produk yang paling relevan dan
menarik bagi konsumen mereka.

Namun, sejalan dengan pertumbuhan dan ekspansi Unilever, perusahaan ini juga beroperasi
dalam lingkungan yang sangat kompetitif. Unilever harus bersaing dengan beberapa
perusahaan besar lainnya di sektor yang sama, seperti Procter & Gamble, Nestle, dan
Colgate-Palmolive. Meskipun kompetisi yang ketat, Unilever telah berhasil mempertahankan
posisi mereka di pasar global melalui inovasi produk yang berkelanjutan dan strategi
pemasaran yang efektif. Mereka terus berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan untuk
menciptakan produk baru dan meningkatkan produk yang sudah ada, dan mereka
menggunakan berbagai saluran pemasaran untuk mencapai konsumen dan membangun
kesadaran merek.

Unilever juga memiliki posisi finansial yang kuat. Perusahaan ini adalah perusahaan yang
stabil dengan pendapatan tahunan yang signifikan. Mereka telah menunjukkan pertumbuhan
pendapatan yang konsisten sepanjang tahun, mencerminkan keberhasilan strategi dan operasi
mereka. Meskipun begitu, Unilever juga harus menghadapi beberapa tantangan, termasuk
fluktuasi harga komoditas dan perubahan nilai tukar mata uang, yang dapat mempengaruhi
margin keuntungan mereka.

Unilever juga dikenal sebagai perusahaan yang berkomitmen pada keberlanjutan. Mereka
telah mengambil langkah-langkah signifikan untuk mengurangi dampak lingkungan operasi
mereka, seperti berkomitmen untuk mengurangi jejak karbon mereka dan membuat semua
kemasan mereka dapat didaur ulang, dapat dikomposkan, atau dapat digunakan kembali pada
tahun 2025.

Namun, ada juga beberapa tantangan dan ancaman yang dihadapi oleh Unilever. Mereka
mungkin terlalu bergantung pada beberapa pasar kunci dan menghadapi tantangan dalam
inovasi produk. Meski mereka telah berinvestasi secara signifikan dalam penelitian dan
pengembangan, mereka harus terus berinovasi dan beradaptasi dengan cepat untuk tetap
relevan di pasar yang berubah-ubah. Selain itu, mereka juga harus berurusan dengan fluktuasi
harga komoditas yang dapat mempengaruhi margin keuntungan mereka.

Peluang untuk Unilever mungkin termasuk pertumbuhan pasar di negara-negara berkembang,


peningkatan permintaan untuk produk yang berkelanjutan, dan digitalisasi. Di sisi lain,
ancaman bagi Unilever mungkin termasuk persaingan yang intens, fluktuasi harga komoditas,
dan perubahan regulasi. Untuk memanfaatkan peluang ini dan mengatasi ancaman ini,
Unilever harus terus berinovasi, beradaptasi, dan berinvestasi dalam operasi dan strategi
mereka.

Unilever telah menunjukkan ketahanan dan daya adaptasi yang luar biasa selama hampir satu
abad operasi. Mereka telah tumbuh dan berkembang, tetapi masih tetap berpegang pada misi
awal mereka untuk memenuhi kebutuhan konsumen sehari-hari. Dengan melanjutkan
komitmen ini dan beradaptasi terhadap tantangan baru, Unilever siap untuk terus tumbuh dan
sukses di masa depan.

Melihat lebih jauh ke dalam operasi Unilever, kita bisa memahami bagaimana strategi dan
operasional mereka mengantarkan perusahaan ini menuju kesuksesan. Merek kuat yang
mereka miliki tidak hanya dikembangkan dalam sekejap; itu adalah hasil dari penelitian dan
pengembangan yang intensif, serta pemahaman yang mendalam tentang pasar dan konsumen
mereka. Mereka telah berinvestasi banyak dalam penelitian dan pengembangan produk untuk
memastikan bahwa mereka selalu memberikan produk-produk berkualitas yang memenuhi
atau bahkan melebihi ekspektasi konsumen.

Pertumbuhan Unilever juga didorong oleh strategi pemasaran mereka yang efektif. Mereka
telah berhasil menggunakan berbagai saluran pemasaran untuk mencapai konsumen dan
membangun kesadaran merek. Misalnya, mereka menggunakan iklan televisi, media sosial,
dan promosi di toko untuk mencapai konsumen. Ini memungkinkan mereka untuk
membangun hubungan yang kuat dengan konsumen dan menciptakan kesetiaan merek.

Unilever juga menunjukkan komitmen yang kuat terhadap keberlanjutan. Dalam dunia yang
semakin peduli terhadap lingkungan, komitmen ini telah menjadi nilai tambah yang besar
bagi perusahaan. Mereka telah mengambil berbagai inisiatif untuk mengurangi dampak
lingkungan operasi mereka, termasuk upaya untuk mengurangi jejak karbon mereka dan
menjadikan semua kemasan mereka dapat didaur ulang, dapat dikomposkan, atau dapat
digunakan kembali. Ini tidak hanya membantu mereka memenuhi harapan konsumen dan
regulasi pemerintah, tetapi juga memberikan mereka keuntungan kompetitif.

Selain itu, Unilever telah berhasil menjaga stabilitas keuangan mereka meskipun beroperasi
dalam lingkungan yang sangat kompetitif. Mereka telah menunjukkan pertumbuhan
pendapatan yang konsisten sepanjang tahun, mencerminkan keberhasilan strategi dan operasi
mereka. Meski begitu, Unilever juga harus berurusan dengan beberapa tantangan, termasuk
fluktuasi harga komoditas dan perubahan nilai tukar mata uang, yang dapat mempengaruhi
margin keuntungan mereka.

Meski memiliki banyak kekuatan, Unilever juga menghadapi beberapa tantangan. Mereka
harus terus berinovasi dan beradaptasi dengan cepat untuk tetap relevan di pasar yang
berubah-ubah. Unilever mungkin terlalu bergantung pada beberapa pasar kunci dan mereka
juga harus berurusan dengan fluktuasi harga komoditas yang dapat mempengaruhi margin
keuntungan mereka.
Peluang bagi Unilever mungkin termasuk pertumbuhan pasar di negara-negara berkembang,
peningkatan permintaan untuk produk yang berkelanjutan, dan digitalisasi. Di sisi lain,
ancaman bagi Unilever mungkin termasuk persaingan yang intens, fluktuasi harga komoditas,
dan perubahan regulasi. Untuk memanfaatkan peluang ini dan mengatasi ancaman ini,
Unilever harus terus berinovasi, beradaptasi, dan berinvestasi dalam operasi dan strategi
mereka.

Secara keseluruhan, Unilever adalah perusahaan yang telah menunjukkan kemampuan luar
biasa untuk beradaptasi dan tumbuh dalam lingkungan yang kompetitif dan berubah-ubah.
Dengan komitmen yang kuat terhadap kualitas, inovasi, dan keberlanjutan, mereka siap untuk
terus sukses di masa depan. Dengan portofolio merek yang luas, penyebaran geografis yang
luas, dan pengetahuan pasar yang mendalam, Unilever diposisikan dengan baik untuk
memanfaatkan peluang baru dan menghadapi tantangan di masa depan.

Isu Yang Dihadapi Perusahaan

Unilever, sebagai salah satu perusahaan konsumen terbesar di dunia, menghadapi berbagai
isu strategis yang mempengaruhi operasional dan pertumbuhannya. Isu-isu ini mencakup
tantangan dalam meningkatkan biaya bahan baku dan operasional, kebutuhan untuk inovasi
produk yang berkelanjutan, dan persaingan yang semakin ketat di pasar global.

Peningkatan biaya bahan baku dan operasional telah menjadi isu utama bagi Unilever dalam
beberapa tahun terakhir. Menurut laporan dari Reuters dan Financial Times, perusahaan telah
mengalami peningkatan biaya bahan baku, terutama untuk minyak kelapa sawit dan teh, yang
merupakan bahan utama untuk banyak produk mereka. Selain itu, biaya operasional lainnya,
seperti biaya transportasi dan logistik, juga telah meningkat. Fluktuasi nilai tukar dan kondisi
pasar global yang tidak stabil telah memperparah isu ini, membuat perusahaan harus
beradaptasi dan mencari cara untuk mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi.

Selain itu, Unilever juga menghadapi tantangan dalam hal inovasi produk dan adaptasi
terhadap perubahan preferensi konsumen. Dalam era digital saat ini, konsumen memiliki
akses ke informasi yang luas dan dapat dengan mudah membandingkan produk dan layanan
dari berbagai merek. Hal ini membuat Unilever harus terus berinovasi dan memperbarui
portofolio produknya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen yang terus berubah.
Selain itu, perusahaan juga harus beradaptasi dengan tren baru, seperti peningkatan
permintaan untuk produk yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Isu lain yang dihadapi oleh Unilever adalah persaingan yang semakin ketat di pasar global.
Perusahaan harus bersaing dengan berbagai merek lokal dan internasional di berbagai sektor,
mulai dari produk makanan dan minuman hingga produk perawatan pribadi dan rumah
tangga. Untuk tetap kompetitif, Unilever harus terus meningkatkan efisiensi operasionalnya
dan menawarkan produk dan layanan yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif.

Tantangan lain yang dihadapi oleh Unilever adalah tekanan untuk menjadi lebih
berkelanjutan dan ramah lingkungan. Menurut laporan dari BBC, Unilever telah
berkomitmen untuk mengurangi penggunaan plastik dalam kemasan produknya. Namun,
perusahaan masih menghadapi kritik dari berbagai pihak yang menuntut langkah-langkah
lebih lanjut untuk mengurangi dampak lingkungan operasional mereka.

Untuk mengatasi isu-isu ini, Unilever harus terus berinovasi, beradaptasi, dan berinvestasi
dalam operasi dan strategi mereka. Ini termasuk peningkatan efisiensi operasional,
pengembangan produk baru yang memenuhi kebutuhan konsumen, dan implementasi strategi
yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Strategi Unilever

Unilever, sebagai perusahaan global, telah menghadapi berbagai isu strategis sepanjang
tahun. Isu-isu ini mencakup perubahan preferensi konsumen, peningkatan persaingan, dan
kebutuhan untuk keberlanjutan dalam operasional mereka. Untuk mengatasi isu-isu ini,
Unilever telah menerapkan beberapa strategi.

Salah satu strategi kunci yang digunakan Unilever untuk mengatasi isu-isu ini adalah
diferensiasi luas. Strategi ini melibatkan diferensiasi produk dan layanan perusahaan untuk
menarik berbagai konsumen. Unilever memiliki portofolio merek yang beragam, masing-
masing disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi konsumen yang berbeda. Ini
memungkinkan Unilever untuk melayani pasar yang luas dan mengurangi risiko perubahan
preferensi konsumen.

Selain itu, Unilever juga berfokus pada keberlanjutan sebagai bagian penting dari strateginya.
Perusahaan telah menerapkan berbagai inisiatif yang bertujuan untuk mengurangi dampak
lingkungannya, seperti mengurangi limbah dan meningkatkan keberlanjutan rantai
pasokannya. Ini tidak hanya membantu Unilever mengatasi masalah lingkungan, tetapi juga
menarik konsumen yang semakin sadar lingkungan.
Selanjutnya, Unilever juga menggunakan penetrasi pasar sebagai strategi pertumbuhan. Ini
melibatkan peningkatan penjualan produk yang ada di pasar yang ada, seringkali melalui
aktivitas pemasaran dan promosi. Strategi ini memungkinkan Unilever untuk meningkatkan
pangsa pasarnya dan memperkuat posisinya di pasar.

Strategi Yang Diusulkan

1. Peningkatan Biaya Bahan Baku dan Operasional

 Solusi: Salah satu tantangan utama yang dihadapi Unilever adalah


peningkatan biaya bahan baku dan operasional. Untuk mengatasi tantangan
ini, Unilever dapat berinvestasi lebih banyak dalam teknologi dan inovasi
untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya. Misalnya,
mereka dapat menggunakan teknologi otomasi dan AI untuk mengoptimalkan
proses produksi dan logistik. Teknologi ini dapat membantu Unilever
mengurangi biaya tenaga kerja, meningkatkan produktivitas, dan mengurangi
kesalahan dan pemborosan. Selain itu, Unilever juga dapat mencari alternatif
bahan baku yang lebih murah dan berkelanjutan. Misalnya, mereka dapat
menggunakan bahan baku daur ulang atau biodegradable, atau mereka dapat
bekerja sama dengan pemasok lokal untuk mengurangi biaya transportasi dan
mendukung ekonomi lokal.

2. Perubahan Preferensi Konsumen

 Solusi: Unilever harus terus melakukan penelitian pasar dan analisis data
konsumen untuk memahami perubahan tren dan preferensi konsumen. Dengan
pemahaman yang lebih baik tentang konsumen, mereka dapat
mengembangkan dan menyesuaikan produk mereka untuk memenuhi
kebutuhan dan harapan konsumen. Misalnya, jika mereka menemukan bahwa
konsumen semakin peduli tentang keberlanjutan, mereka dapat
mengembangkan lebih banyak produk yang ramah lingkungan atau
menggunakan kemasan yang dapat didaur ulang. Selain itu, Unilever juga
dapat menggunakan teknologi digital dan media sosial untuk berinteraksi lebih
dekat dengan konsumen dan mendapatkan umpan balik langsung dari mereka.
Ini dapat membantu mereka memahami kebutuhan dan harapan konsumen
secara real-time dan merespons dengan cepat terhadap perubahan di pasar.
3. Persaingan yang Semakin Ketat

 Solusi: Untuk mengatasi persaingan yang semakin ketat, Unilever harus terus
berinovasi dan menawarkan produk dan layanan yang unik dan berkualitas
tinggi. Mereka dapat melakukan ini dengan berinvestasi lebih banyak dalam
penelitian dan pengembangan, serta dengan mencari cara baru untuk
membedakan merek dan produk mereka dari pesaing. Misalnya, mereka dapat
mengembangkan produk baru yang memenuhi kebutuhan spesifik konsumen,
atau mereka dapat menawarkan layanan tambahan yang meningkatkan nilai
produk mereka. Selain itu, Unilever juga dapat berfokus pada peningkatan
pengalaman konsumen. Ini dapat mencakup peningkatan layanan pelanggan,
peningkatan kualitas produk, atau penciptaan pengalaman belanja yang lebih
baik dan lebih nyaman bagi konsumen.

4. Tekanan untuk Menjadi Lebih Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan

 Solusi: Unilever harus terus berinvestasi dalam inisiatif keberlanjutan dan


mencari cara baru untuk mengurangi dampak lingkungan operasional mereka.
Misalnya, mereka dapat berinvestasi dalam teknologi dan proses produksi
yang lebih ramah lingkungan, serta mencari alternatif bahan baku yang
berkelanjutan. Ini dapat mencakup penggunaan bahan baku daur ulang atau
biodegradable, atau penggunaan energi terbarukan dalam operasi mereka.
Selain itu, Unilever juga dapat berkolaborasi dengan pemasok, mitra, dan
pemangku kepentingan lainnya untuk mendorong praktik yang lebih
berkelanjutan di seluruh rantai pasokan mereka. Misalnya, mereka dapat
bekerja sama dengan pemasok untuk mengurangi penggunaan plastik dalam
kemasan, atau mereka dapat bekerja sama dengan perusahaan daur ulang
untuk memastikan bahwa kemasan produk mereka dapat didaur ulang dengan
efektif.
Daftar Pustaka

Bingham, C. B., & Eisenhardt, K. M. (2011). Rational heuristics: the 'simple rules' that
strategists learn from process experience. Strategic Management Journal, 32(13), 1437-1464. Link

Bingham, C. B., Eisenhardt, K. M., & Furr, N. R. (2007). What makes a process a capability?
Heuristics, strategy, and effective capture of opportunities. Strategic Entrepreneurship Journal, 1(1‐
2), 27-47. Link

Eisenhardt, K. M., & Martin, J. A. (2000). Dynamic capabilities: what are they?. Strategic
management journal, 21(10‐11), 1105-1121. Link

Teece, D. J., Pisano, G., & Shuen, A. (1997). Dynamic capabilities and strategic management.
Strategic management journal, 18(7), 509-533. Link

Douma, M. U., Bilderbeek, J., Idenburg, P. J., & Looise, J. C. (2000). Strategic alliances:
Managing the dynamics of fit. Long Range Planning, 33(4), 579-598. Link

Hawn, O., & Ioannou, I. (2016). Mind the gap: The interplay between external and internal
actions in the case of corporate social responsibility. Strategic Management Journal, 37(13), 2569-
2588. Link

Redclift, M. (2005). Sustainable development (1987-2005): an oxymoron comes of age.


Sustainable Development, 13(4), 212-227. Link

Cole, R., Stevenson, M., & Aitken, J. K. (2019). Blockchain technology: implications for
operations and supply chain management. Supply Chain Management: An International Journal. Link

George, G., McGahan, A. M., & Prabhu, J. (2012). Innovation for inclusive growth: Towards a
theoretical framework and a research agenda. Journal of Management Studies, 49(4),661-683. Link

Anda mungkin juga menyukai