Anda di halaman 1dari 37

ANALISA RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA

SURYA SEDERHANA

KELOMPOK 1
KELOMPOK
- APRIANGGA KURNIAWAN (35041200050)
- CHRISTIAN NATANAEL TAMBUNAN (35041200051)
- NAREL EKA PADANTA SURBAKTI (350412000)
- REONALDO SAMOSIR (35041200067)
- SANDY YUDHA SARAGI (35041200070)
- SOFIA ANASTACIA (35041200071)

DOSEN PENGAMPU : AHMAD FAISAL S.T., M.T.


MATA KULIAH : KONVERSI ENERGI LISTRIK

PROGRAM STUDI
TEKNIK LISTRIK BANDARA
MARET 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul " Analisis
Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya " tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah penelitian ini adalah untuk menambah
pengetahuan kami terhadap pembangkit listrik tenaga surya dan dapat merancangnya
secara langsung dengan baik dan tepat serta memastikan data – data yang dituliskan dapat
berguna dan teruji kebenarannya.

Pada kesempatan ini, kami hendak menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga makalah
penelitian ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini kami tujukan kepada:

a. Bapak Sukarwoto, S.Si.T., S.T., M.M. Selaku Direktur Politeknik Penerbangan


Medan.
b. Bapak Albert Panjaitan, S.T., M.M. Selaku Ketua Program Studi Teknik Listrik
Bandara Politeknik Penerbangan Medan.
c. Bapak Ahman Faisal selaku Dosen Konversi Energi Listrik Program Studi Teknik
Listrik Bandara Politeknik Penerbangan Medan.
d. Seluruh pegawai di lingkungan Politeknik Penerbangan Medan
e. Seluruh rekan – rekan yang telah mendukung dan membantu kami selama ini
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Listrik merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia saat ini.
Terlebih lagi, listrik juga menjadi sumber penerangan dan kebutuhan dasar untuk segala
aktivitas manusia. Tanpa listrik, semua peralatan elektronik yang ada didunia ini tidak akan
dapat digunakan atau dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Sumber energi listrik didapat
dengan mengubah energi yang tersedia didunia seperti dengan memanfaatkan cahaya, air,
udara, gas dan energi lainnya menjadi energi listrik dengan melalui beberapa proses. Alat
yang digunakan untuk mengubah energi alam tersebut menjadi energi listrik disebut juga
pembangkit listrik.
Pembangkit listrik adalah suatu alat yang digunakan untuk membangkitkan energi
listrik melalui proses transformasi energi dari berbagai sumber energi. Di Indonesia sendiri
sudah banyak jenis pembangkit listrik yang digunakan salah satunya yaitu pembangkit
listrik tenaga surya. Pembangkit ini menggunakan perlengkapan seperti panel surya untuk
menangkap cahaya matahari yang berlimpah sepanjang hari. Indonesia memiliki sinar
matahari yang memumpuni untuk pengembangan pembangkit listrik khususnya tenaga
surya namun, Indonesia belum memanfaatkannya secara maksimal sebagai sumber energi
listrik. Di Kawasan Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara yang dalam
pengembangan PLTSnya masih tergolong rendah.
PLTS yang memanfaatkan sinar matahari harusnya dapat dengan mudah
dikembangkan di Indonesia dan menjadi salah satu sumber pembangkit listrik yang perlu
diperhatikan kemajuan dan perkembangannya. Dari segi lingkungan, PLTS tidak
menghasilkan gas rumah kaca dan limbah berbahaya sehingga penggunaan PLTS ini
ramah lingkungan. Walaupun biaya pembangunannya yang cukup mahal dan
ketergantungannya terhadap sinar matahari menjadi salah satu alasan mengapa PLTS tidak
menjadi sumber utama kelistrikan pada instansi – instansi besar. Namun dalam hal ini
tergantung dari cara pemanfaatan tenaga surya ini sendiri terhadap beban kelistrikan yang
diperlukan.
B. Batasan Masalah
Agar pembahasan pada makalah ini terfokus pada pembahasan judul. Maka penulis
membatasi permasalahan yang akan dibahas. Adapun Batasan masalahnya adalah :
a. Panel surya yang dipakai adalah tipe Monocrystaline 10 WP
b. Hanya berfokus pada pemakaian energi yang dihasilkan oleh panel surya
c. Tidak memperhitungkan pengaruh suhu panel surya

C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Mencatat hasil pengukuran sistem panel surya pada saat cerah dan berawan
b. Berapa lama waktu yang dibutuhkan panel surya mengisi baterai/aki agar terisi
sampai penuh.
c. Pengujian beban pada inverter untuk mengetahui berfungsi tidaknya sebagai
alat untuk mengkonversi tengangan arus DC menjadi Arus AC.

D. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana sistem dan komponen – komponen dari
b. pembangkit listrik tenaga surya.
c. Untuk mengetahui cara menghitung daya terbangkitan suatu PLTS
d. Untuk mengetahui cara membuat rancang bangun pembangkit
e. listrik tenaga surya
f. Untuk mempermudah dalam mempelajari mengenai pembangkit
listrik Tenaga Surya.

E. Manfaat Penelitian
a. Dapat memberikan pengetahuan juga informasi kepada khalayak ramai bahwa
ada pembangkit listrik yang dapat dirancang sendiri dan dimanfaatkan sesuai
kebutuhan dengan berbagai macam keuntungan yaitu pembangkit listrik tenaga
surya.
b. Menambah wawasan mengenai pembangkit listrik khususnya pembangkit
listrik tenaga surya dan memberikan pengalaman secara langsung bagaimana
merancang dan membuat sebuah pembangkit listrik
c. Meningkatkan minat dan daya tarik para warga Indonesia khususnya para anak
muda dalam mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya di Indonesia.
d. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana yang bermanfaat
dalam mengimplementasikan pengetahuan penulis tentang pembangkit listrik
tenaga surya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori
2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Surya
PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) adalah sistem pembangkit listrik yang
menggunakan energi matahari sebagai sumber utama untuk menghasilkan listrik. PLTS
terdiri dari beberapa komponen utama, termasuk panel surya (solar panel), inverter, dan
sistem distribusi listrik.Panel surya adalah komponen yang paling penting dalam PLTS.
Panel surya terdiri dari sel fotovoltaik yang menyerap sinar matahari dan mengubahnya
menjadi energi listrik. Sel fotovoltaik terbuat dari bahan semikonduktor, seperti silikon,
yang dapat menghasilkan arus listrik saat terkena sinar matahari.
Energi listrik yang dihasilkan oleh panel surya berupa arus searah (DC). Namun,
kebanyakan peralatan rumah tangga dan gedung menggunakan arus bolak-balik (AC).
Oleh karena itu, inverter digunakan untuk mengubah arus searah menjadi arus bolak-
balik sehingga listrik dari PLTS dapat digunakan secara langsung.Selain itu, PLTS juga
dilengkapi dengan sistem distribusi listrik untuk mengalirkan listrik yang dihasilkan ke
tempat yang membutuhkannya, seperti rumah, gedung, atau jaringan listrik publik.
Beberapa PLTS juga dilengkapi dengan sistem penyimpanan energi, seperti baterai,
yang memungkinkan penyimpanan kelebihan energi yang dihasilkan oleh panel surya
untuk digunakan pada saat sinar matahari tidak mencukupi atau pada malam hari.PLTS
merupakan sumber energi yang bersih, terbarukan, dan ramah lingkungan. Dengan
memanfaatkan energi matahari yang melimpah, PLTS dapat mengurangi
ketergantungan pada sumber energi fosil dan menghasilkan listrik yang lebih
berkelanjutan. Selain itu, penggunaan PLTS juga dapat membantu mengurangi emisi
gas rumah kaca dan menjaga kelestarian lingkungan.

2.1.1 Cara Kerja PLTS

Ide pembangkit listrik tenaga surya sederhana saja, yaitu konversi sinar matahari
menjadi energi listrik. Sinar matahari merupakan salah satu bentuk energi dari sumber
daya alam. Sumber daya alam matahari telah banyak digunakan untuk menggerakkan
satelit komunikasi dengan sel surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik tak
terbatas langsung dari matahari tanpa bagian yang berputar dan tidak memerlukan
bahan bakar. Itu sebabnya sering dikatakan bahwa sistem sel surya bersih dan ramah
lingkungan. Dibandingkan dengan generator listrik, ada mesin (governor) beroperasi
yang membutuhkan bahan bakar untuk menghasilkan listrik. Suaranya keras, selain itu
gas yang dihasilkan dapat menimbulkan efek rumah kaca (greenhouse effect) yang
efeknya dapat merusak ekosistem planet kita.

Sistem sel surya berbasis darat terdiri dari panel surya, sirkuit pengontrol muatan,
dan baterai 12 volt (baterai) dengan muatan pemeliharaan. Panel surya adalah modul
yang terdiri dari beberapa sel surya yang dihubungkan secara seri dan paralel tergantung
besar kecilnya kapasitas yang dibutuhkan. Rangkaian kontrol pengisian baterai sistem
sel surya adalah rangkaian elektronik yang mengatur proses pengisian baterai. Dengan
pengontrol ini, tegangan baterai dapat diatur dalam kisaran 12 volt. Ketika tegangan
turun menjadi 10,8 volt, artinya sisa tegangan baterai adalah 2,2 volt, maka pengontrol
akan mengisi daya baterai dengan menggunakan solar panel sebagai sumber listrik.
Tentunya pengisian daya terjadi jika dilakukan di bawah sinar matahari. Jika voltase
turun di malam hari, pengontrol menghentikan catu daya. Setelah mengisi selama
beberapa jam, ketika tegangan baterai mencapai 12 volt, tegangan baterai akan
meningkat, setelah itu pengontrol akan berhenti mengisi baterai.
Sirkuit kontrol pengisian daya baterai mudah dirakit sendiri. Namun sebagai
aturan, rangkaian driver ini sudah tersedia di pasaran. Padahal, harga controller tersebut
cukup mahal bila dibeli sebagai unit terpisah. Sebagian besar sistem sel surya hanya
dijual sebagai paket lengkap, yang jauh lebih murah daripada merakitnya sendiri.
Umumnya, panel surya ditempatkan langsung ke matahari. Meskipun bumi bergerak
mengelilingi matahari untuk menyerap sebanyak-banyaknya, ia harus selalu jatuh tegak
lurus ke permukaan panel surya.
Bahan solar cell sendiri terdiri dari kaca pelindung dan bahan perekat transparan
yang melindungi bahan solar cell terhadap kondisi lingkungan, kemudian bahan anti
reflektif. untuk menyerap lebih banyak cahaya dan mengurangi jumlah cahaya yang
dipantulkan, semikonduktor tipe-P dan tipe-N (terbuat dari paduan silikon) untuk
menciptakan medan listrik, saluran Timbal dan ujung (kebanyakan terbuat dari logam
tipis) untuk mengangkut elektron ke daya ke mengirim perangkat Fungsi sel surya itu
sendiri sebenarnya identik dengan perangkat semikonduktor dioda. Ketika cahaya
mengenai sel surya dan diserap oleh bahan semikonduktor, elektron dilepaskan. Jika
elektron ini dapat mencapai semikonduktor di lapisan lain, sigma gaya yang bekerja
pada material berubah. Gaya tolak antara bahan semikonduktor menyebabkan medan
elektromagnetik mengalir. Dan menyebabkan elektron diarahkan ke saluran awal dan
akhir untuk digunakan dalam perangkat listrik

Gambar 2.1 Sistem Instalasi Menggunakan Solar cell


2.2 Daya Listrik
Jika tegangan v dikenakan ke suatu beban dan mengalirlah arus. Energi yang
diberikan ke masing-masing elektron yang menghasilkan arus listrik berbanding lurus
dengan v (beda potensial). Dengan demikian total energi yang diberikan ke sejumlah
elektron yang menghasilkan total muatan sebesar dq adalah sebanding dengan v x dq.
Energi yang diberikan pada elektron tiap satuan waktu di definisikan sebagai daya (power)
p sebesar:
P = v dq/dt = vi

Daya didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam sirkuit listrik. Satuan
international daya listrik adalah Watt yang menyatakan banyaknya tenaga listrik yang
mengalir per satuan waktu (joule/detik) dan dirumuskan sebagai berikut:

P=V.I
Keterangan :
P = adalah daya (watt atau W)
I = adalah arus (ampere atau A)
V= adalah perbedaan potensial (volt atau V).

2.3 Energi Surya


Energi surya adalah energi yang didapat dengan mengubah energi panas
surya (matahari) melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya dalam bentuk lain.
Energi surya menjadi salah satu sumber pembangkit daya selain air, uap, angin,
biogas, batu bara, dan minyak bumi.
Teknik pemanfaatan energi surya mulai muncul pada tahum 1819, ditemukan
oleh A.C. Becquerel. Dalam penggunaan kristal silikon yaitu untuk mengkonversikan
radiasi matahari, namun sampai tahun 1955 metode ini belum banyak dikembangkan.
Selama kurun waktu lebih dari satu abad itu, sumber energi yang banyak digunakan
adalah minyak bumi dan batu bara. Upaya pengembangan kembali cara memanfaatkan
energi surya baru muncul lagi pada tahun 1958. Sel silikon yang dipergunakan untuk
mengubah energi surya menjadi sumber daya mulai diperhitungkan sebagai metode
baru, karena dapat digunakan sebagai sumber daya bagi satelit luar angkasa.

2.3.1 Panel Surya


Panel Surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya
menjadi listrik, yaitu disebut surya atas matahri atau “sol” karena matahari merupakan
sumber cahaya terkuat yang dapat dimanfaatkan. Panel Surya sering kali disebut
fotovoltaik, fotovoltaik dapat diartikan sebagai “cahaya-listrik”. Sel Surya atau sel PV
bergantung pada efek fotovoltaik untuk menyerap energi matahari dari penyebab arus
mengalir antara dua lapisan bermuatan yang berlawanan

Jumlah penggunaan panel surya di porsi pemproduksian listrik dunia sangat


kecil, tertahan oleh biaya tinggi per wattnya dibandingkan dengan bahan bakar bakar
fosil-dapat lebih tinggi sepuluh kali lipat, tergantung keadaan. Mereka telah menjadi
rutin dalam beberapa aplikasi yang terbatas sepeti, menjalankan “buoy” atau alat di
gurun dan area terpencil lainnya, dan dalam eksperimen mereka telah digunakan untuk
memberikan tenaga untuk mobil balap dalam kontes seperti Tantangan surya dunia di
Australia.

Dengan IL arus yang dibangkitkan cahaya (A), I0 arus jenuh balik pada
sambungan diode p-n (A), Rs hambatan seri pada sel PV (ohm), R sh hambatan shunt se
PV (ohm), Ns jumlah sel yang tersusun seri, n1 aktor ideal diode, dan m=NSN1
parameter tunggal dan Vt tegangan termal (V) yang dinyatakan sebagai berikut:
𝑘𝑇𝑐
𝑡
𝑉 =
2!𝑞

Dengan Tc temperatur sel (K), k konstanta Boltzmann (JK-1) dan q muatan


elekron (C), hambatan shunt atau hambatan paralel menunjukkan arus yang bocor
pada sambungan p-n dioda.

2.3.2 Sel Surya


Sel Surya atau Solar Cell adalah suatu komponen yang dapat difungsikan
untuk mengubah energi cahaya matahari menjadi energi lain yaitu energi listrik
dengan menggunakan prinsip efek Photovoltaic. Efek Photovoltaic ini adalah
fenomena munculnya tegangan listrik karena adanya hubungan atau kontak dua
elektroda yang dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan saat mendapatkan
energi cahaya. Oleh karena itu, Sel Surya biasanya disebut juga dengan Sel
Photovoltaic (PV) dan yang menemukan efek Photovoltaic ini adalah Henri Becquerel
pada tahun 1839.

Arus listrik dapat timbul karena adanya energi foton cahaya matahari yang
diterimanya berhasil membebaskan elektron-elektron dalam sambungan
semikonduktor tipe N dan tipe P untuk mengalir. Sama halnya seperti Dioda Foto
(Photodiode), Sel Surya juga memiliki kaki positif dan juga kaki negatif yang
terhubung ke rangkaian atau peralatan yang memerlukan sumber energi listrik.

Pada dasarnya, Sel Surya adalah Dioda Foto (Photodiode) yang


permukaannya sangat besar. Permukaan luas yang dimiliki Sel Surya tersebut
menjadikan perangkat Sel Surya lebih sensitif terhadap cahaya yang masuk dan
menghasilkan Tegangan dan Arus yang lebih kuat dari Dioda Foto pada umumnya.
Misalnya, sebuah Sel Surya yang terbuat dari bahan semikonduktor silikon mampu
menghasilkan tegangan setinggi 0,5V dan Arus setinggi 0,1A saat terkena cahaya
matahari. Saat ini, sel surya sudah diketahui manfaatnya oleh banyak orang dan mulai
dipergunakan untuk berbagai keperluan. Mulai dari sumber listrik untuk kalkulator,
mainan, pengisi baterai hingga ke pembangkit listrik.

2.3.3 Prinsip Kerja Sel Surya

Foton adalah partikel sangat kecil pada sinar matahari. Ketika terkena sinar
Matahari, foton yang merupakan partikel sinar Matahari akan menghantam atom
semikonduktor silikon Sel Surya sehingga menciptakan energi yang cukup besar
untuk memisahkan elektron dari struktur atomnya. Elektron yang terpisah dan
bermuatan Negatif (-) akan bebas bergerak pada daerah pita konduksi dari material
semikonduktor dan atom yang kehilangan elektron tersebut akan terjadi kekosongan
pada strukturnya, kekosongan itu dinamakan dengan “hole” dengan muatan Positif
(+).

Daerah Semikonduktor dengan elektron bebas ini bersifat negatif dan


bertindak sebagai pendonor elektron, daerah semikonduktor ini disebut dengan
semikonduktor tipe N (N-type). Sedangkan daerah semikonduktor dengan hole
bersifat positif dan bertindak sebagai penerima (Acceptor) elektron yang dinamakan
dengan Semikonduktor tipe P (P-type). Di persimpangan daerah positif dan negatif
(PN Junction), akan menimbulkan energi yang mendorong elektron dan hole untuk
bergerak ke arah yang berlawanan. Elektron akan bergerak menjauhi daerah negatif
sedangkan hole akan bergerak menjauhi daerah positif. Ketika diberikan sebuah beban
listrik seperti lampu maupun perangkat listrik lainnya di persimpangan positif dan
negatif (PN Junction) ini, maka akan menimbulkan arus listrik.
2.4 Baterai
Baterai adalah peralatan yang mengubah energi kimia menjadi energi listrik.
Baterai listrik merupakan alat yang terdiri dari 2 atau lebih sel elektrokimia yang
mengubah energi kimia yang tersimpan menjadi energi listrik dan tiap selnya memiliki
kutub negatif (anoda) dan kutub positif (katoda). Kutub yang bertanda positif
menandakan bahwa memiliki energi potensial yang lebih tinggi. Kutub bertanda negatif
adalah sumber elektron yang ketika disambungkan dengan rangkaian eksternal akan
mengalir dan memberikan energi ke peralatan eksternal. Ketika baterai dihubungkan
dengan rangkaian eksternal, elektrolit dapat berpindah sebagai ion didalamnya,
sehingga terjadi reaksi kimia pada kedua kutubnya. Perpindahan ion dalam baterai akan
mengalirkan arus listrik keluar dari baterai sehingga menghasilkan kerja.
Baterai untuk solar cell mempunyai dua tujuan penting dalam sistem fotovotaik;
yang pertama adalah untuk memberikan daya listrik kepada sistem ketika daya tidak
disediakan oleh array panel-panel surya, yang kedua adalah untuk menyimpan
kelebihan daya yang ditimbulkan oleh panel- panel setiap kali daya itu melebihi beban

Gambar 2.5 Baterai untuk Sel Surya


2.5 Inverter
Inverter adalah perangkat elektronik yang digunakan dalam sistem pembangkit
listrik tenaga surya (PLTS) untuk mengubah arus searah (DC) yang dihasilkan oleh
panel surya menjadi arus bolak-balik (AC). Ini diperlukan karena sebagian besar
peralatan listrik rumah tangga dan industri menggunakan arus bolak-balik untuk
berfungsi dengan baik.

Gambar 2.6 Inverter

2.5.1 Jenis Inverter


Berikut adalah beberapa jenis inverter yang umum digunakan dalam PLTS:

1.Inverter Tunggal (Single-Phase Inverter): Inverter ini mengubah arus searah menjadi arus
bolak-balik satu fase. Biasanya digunakan dalam instalasi kecil dan rumah tangga.

2.Inverter Tiga Fase (Three-Phase Inverter): Inverter ini mengubah arus searah menjadi
arus bolak-balik tiga fase. Biasanya digunakan dalam instalasi yang lebih besar, seperti
gedung perkantoran, pabrik, atau sistem pembangkit listrik komersial.

3.Inverter Grid-Tied (On-Grid Inverter): Inverter ini dirancang untuk terhubung dengan
jaringan listrik publik. Mereka mengubah arus searah dari panel surya menjadi arus bolak-
balik yang dapat dialirkan ke jaringan listrik publik. Inverter grid-tied juga memungkinkan
aliran listrik dari jaringan publik ke beban rumah tangga jika produksi panel surya tidak
mencukupi.

4.Inverter Off-Grid (Stand-Alone Inverter): Inverter ini digunakan dalam sistem PLTS
yang tidak terhubung dengan jaringan listrik publik. Mereka mengubah arus searah
menjadi arus bolak-balik yang dapat digunakan secara mandiri oleh beban listrik di lokasi
tersebut. Inverter off-grid sering digunakan dalam aplikasi terpencil atau daerah yang tidak
memiliki akses ke jaringan listrik publik.

5.Inverter Hibrida (Hybrid Inverter): Inverter ini memadukan fitur inverter grid-tied dan
inverter off-grid. Mereka dapat terhubung ke jaringan listrik publik dan juga menyimpan
energi ke baterai untuk digunakan saat listrik dari jaringan publik tidak tersedia.

Setiap jenis inverter memiliki keunggulan dan aplikasi yang berbeda tergantung pada
kebutuhan dan kondisi sistem PLTS yang akan diimplementasikan. Pemilihan jenis
inverter yang tepat sangat penting untuk memastikan efisiensi dan kinerja yang optimal
dari sistem PLTS.
2.5.2 Parameter Inverter

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan


inverter.

1. Kapasitas beban dalam Watt, usahakan memiliki inverter yang beban kerjanya
mendekati dengan beban yang hendak kita gunakan agar effisiensi kerjanya
maksimal.
2. Input DC 12 Volt atau 24 Volt.
3. Sinwave ataupun square wave output AC.
4. Kehandalan saat adanya sertakan. Inverter mempunyai dua penilaian daya:
satu untuk daya yang terus-menerus, dan yang lebih tinggi untuk daya
tertinggi. Mereka dapat menyediakan daya tertinggi untuk waktu yang sangat
singkat, seperti ketika menghidupkan mesin.

Inverter juga sebaiknya dapat secara aman menginterupsi dirinya sendiri


(dengan sakelar pemutus (circuit breaker) atau sekering) seandaianya terjadi
terjadi arus sirkuit pendek, atau jika daya yang diminta terlalu tinggi.
5. Efisiensi konversi. Inverter paling efisiensi ketika memberikan 50% sampai
90% dari rating daya terus-menerus mereka. Anda sebaiknyamemilih inverter
yang hampir sesuai dengan syarat beban Anda. Pabrik biasanya menyediakan
kinerja inverter di 70% dari daya nomnalnya.
6. Pengisian daya baterai. Banyak inverter juga memasukkan fungsi terbaik:
kemungkinan mengisi daya baterai dari sebuah sumber arus AC (jaringan
listik, genset dll). Inverter tipe ini dikeal sebagai charger/inverter.
7. Automatic fail-over. Beberapa inverter dapat berpindah secara otomatis di
antara sumber daya yang berbeda (jaringan listrik PLN, pembangkit daya
listrik, surya) tergantung pada apa yang terjadi.

Ketika menggunakan peralatan telekomunikasi, sebaiknya menghindari


pengguna konverter DC/AC dan memberi daya kepada mereka secara langsung dari
sebuah sumber DC. Kebanyakan peralatan komunikasi dapat menerima tingkatan
input tegangan yang cukup besar.

Beban merupakan suatu peralatan yang mengkonsumsi daya yang dihasilkan


oleh sumber daya. Beban ini misalnya seperi lampu, kipas, alat elektronik dll. Pada
keseluruhan sistem, total daya adalah jumlah semua daya aktif dan reaktif yang dipakai
oleh peralatan yang menggunakan energi listrik.Jadi dalam penggunaan rumah tangga,
total beban listrik adalah total semua daya yang dikonsumsi oleh peralatan listrik
tersebut yang aktif, karena dalam kondisi mati peralatan tentu tersebut tidak
menggunakan daya listrik.
B. Konsep dan Nilai – Nilai

Konsep rancang bangun PLTS sederhana adalah menciptakan sistem pembangkit


listrik tenaga surya yang efisien dan terjangkau bagi masyarakat di daerah terpencil
atau yang sulit dijangkau oleh jaringan listrik nasional. Sistem ini dirancang untuk
memanfaatkan energi matahari sebagai sumber energi yang tak terbatas dan ramah
lingkungan untuk memenuhi kebutuhan listrik.
Dalam proses analisa rancang bangun PLTS sederhana, beberapa nilai-nilai yang
perlu diperhatikan antara lain:
 Efisiensi: Sistem PLTS sederhana harus dirancang dengan memperhatikan
efisiensi penggunaan energi. Setiap komponen dalam sistem, seperti panel
surya, baterai, dan inverter, harus dipilih dengan hati-hati untuk
memaksimalkan efisiensi dan meminimalkan kehilangan energi selama
proses konversi.
 Keandalan: Sistem PLTS sederhana harus dirancang untuk dapat beroperasi
dengan keandalan yang tinggi, terutama di daerah yang sulit dijangkau.
Oleh karena itu, dalam analisa rancang bangun harus memperhatikan
pilihan komponen yang memiliki masa pakai yang cukup lama dan dapat
berfungsi dalam kondisi lingkungan yang berbeda-beda.
 Skalabilitas: Sistem PLTS sederhana harus dirancang dengan
mempertimbangkan kemungkinan pengembangan di masa depan. Sistem
yang dirancang harus dapat diperluas dengan mudah jika kebutuhan listrik
meningkat di kemudian hari.
 Terjangkau: Sistem PLTS sederhana harus dirancang dengan
mempertimbangkan biaya instalasi dan perawatan yang terjangkau. Hal ini
sangat penting untuk memastikan bahwa masyarakat di daerah terpencil
atau yang sulit dijangkau dapat memanfaatkan energi matahari sebagai
sumber listrik tanpa harus mengeluarkan biaya yang tinggi.
Dengan mempertimbangkan nilai-nilai di atas, analisa rancang bangun PLTS
sederhana dapat membantu merancang sistem pembangkit listrik tenaga surya yang
efisien, handal, terjangkau, dan dapat memenuhi kebutuhan listrik di daerah
terpencil atau yang sulit dijangkau.

C. Kerangka Berpikir
Berikut adalah kerangka berpikir rancang bangun PLTS sederhana:

 Analisis kebutuhan listrik: Tentukan kebutuhan listrik yang diperlukan


untuk memenuhi kebutuhan energi di rumah atau bisnis Anda. Anda juga
perlu mempertimbangkan jumlah matahari yang tersedia di lokasi Anda
untuk menentukan ukuran sistem yang tepat.
 Pemilihan lokasi dan posisi panel surya: Cari tempat di mana panel surya
akan terkena sinar matahari secara optimal. Pastikan panel surya
ditempatkan dengan benar dan terpasang pada sudut yang tepat agar dapat
menangkap sinar matahari sepanjang hari.
 Pemilihan panel surya: Pilih panel surya dengan kualitas yang baik, daya
output yang cukup, dan harga yang sesuai dengan anggaran Anda.
 Pemilihan inverter: Pilih inverter yang dapat mengubah listrik DC dari
panel surya menjadi listrik AC yang dapat digunakan di rumah atau bisnis.
Pastikan inverter yang dipilih sesuai dengan kapasitas sistem PLTS yang
Anda miliki.
 Instalasi sistem: Lakukan instalasi panel surya dan inverter sesuai dengan
spesifikasi yang telah dipilih dan pastikan koneksi listrik aman dan stabil.
 Uji coba sistem: Setelah instalasi selesai, lakukan uji coba sistem untuk
memastikan bahwa sistem PLTS berfungsi dengan baik dan menghasilkan
listrik yang diharapkan.
 Pemeliharaan sistem: Lakukan pemeliharaan sistem secara teratur untuk
memastikan kinerja yang optimal dan menghindari kerusakan pada sistem
PLTS.

Demikianlah kerangka berpikir rancang bangun PLTS sederhana yang dapat


digunakan sebagai panduan awal untuk membangun sistem PLTS di rumah atau
bisnis Anda. Namun, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional terkait
sebelum memulai pembangunan sistem PLTS untuk memastikan keamanan dan
kinerja yang optimal.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

 Waktu pelaksanaan untuk penelitian ini dilakukan pada Selasa, 18 Juli 2023
sampai Kamis, 20 Juli 2023.
 Lokasi pembuatan dan penelitian alat ini dilakukan di Kampus Politeknik
Penerbangan Medan, Kelurahan Sempakata, Kec. Medan Selayang, Kota
Medan, Sumatera Utara, 20131.

B. Tahapan Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut:


1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan alat
2. Penentuan alat
3. Perancangan dan pembuatan alat
4. Pengujian
5. Pembahasan dan laporan penelitian
C. Konseptual Penelitian

Gambar 3.1 Flow chart

D. Teknik Pengambilan Data


Prinsip kerja dari panel surya adalah jika cahaya matahari mengenai panel
surya, maka elektron-elektron yang ada pada sel surya akan bergerak dari N ke P,
sehingga pada terminal keluaran dari panel surya akan menghasilkan energi listrik.
Besarnya energi listrik yang dihasilkan oleh panel surya berbeda-beda tergantung dari
jumlah sel surya yang dikombinasikan di dalam panel surya tersebut. Keluaran dari
panel surya ini adalah berupa listrik arus searah (DC) yang besar tegangan keluarnya
tergantung dengan jumlah sel surya yang dipasang di dalam panel surya dan banyaknya
sinar matahari yang menyinari panel surya tersebut (Bansai, 1990).
Keluaran dari panel surya ini sudah dapat digunakan langsung ke beban yang
memerlukan sumber tegangan DC dengan konsumsi arus yang kecil. Agar energi listrik
yang dihasilkan juga dapat digunakan pada kondisi – kondisi seperti pada malam hari
(kondisi saat panel surya tidak disinari cahaya matahari), maka keluaran dari panel
surya ini harus di hubungkan ke sebuah media penyimpanan (storage), dalam hal ini
adalah batere. Tetapi ini tidak langsung dihubungkan begitu saja dari panel surya ke
batere, tetapi harus dihubungkan ke rangkaian Regulator, dimana didalam rangkaian
tersebut terdapat rangkaian pengisi Batere otomatis (Automatic charger).
Fungsi dari regulator ini adalah untuk meregulasi tegangan keluaran dari panel
surya dan mengatur arus yang masuk ke batere secara otomatis. Selain itu Regulator
berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus dari Panel Surya ke Batere
secara otomatis dan juga berfungsi untuk memutuskan aliran arus dari batere kebeban
bila terjadi hubung singkat ataupun beban yang berlebihan. Tipe regulator yang
dirancang disini adalah tipe modifikasi atau gabungan antara seri dan paralel. Panel
Surya sebenarnya dapat langsung digunakan tanpa diberi rangkaian regulator ataupun
batere, tetapi ini tidak dilakukan karena dapat membebani kinerja dari panel (akibat
adanya beban yang berlebihan) sehingga tidak akan terjadi kerusakan yang fatal pada
panel surya tersebut. Selain itu regulator ini juga berfungsi untuk mengamankan dari
terjadinya kelebihan beban dari panel surya sehingga panel surya tidak cepat rusak
(Widodo dkk., 2010).
Hubungan batere dengan beban adalah dihubungkan paralel langsung ke beban.
Jika batere tersebut telah terisi dengan penuh. Untuk melindungi batere akibat adanya
beban yang berlebihan (over load) ataupun hubungsingkat pada beban, maka sebelum
batere dihubungkan langsung harus melewati rangkaian proteksi. Dimana fungsinya
sudah cukup jelas, yaitu untuk memproteksi ataupun melindungi batere akibat adanya
beban yang berlebihan (over load) ataupun hubung singkat pada beban.
Jika diinginkan hasil keluaran listrik dari PLTS ini berupa listrik arus bolak-
balik (AC) maka PLTS yang sudah dapat mengeluarkan listrik arus searah (DC) ini
harus dihubungkan ke sebuah rangkaian elektronik / modul 30 elektronik yang
bernama Inverter DC-AC. Dimana Inverter DC-AC berfungsi untuk mengubah arus
listrik searah (DC) menjadi arus listrik bolak-balik (AC). Setelah arus listrik searah
diubah menjadi arus listrik bolak-balik, selanjutnya keluaran dari inverter ini yang telah
berupa arus bolak-balik ini dapat langsung digunakan untuk mencatu peralatan listrik
dan elektronika yang membutuhkan arus bolak-balik. Besarnya tegangan dan daya
keluaran yang dapat dihubungkan kebeban nantinya harus sesuai dengan kemampuan
inverter yang dipakai dan besarnya sistem penyimpanan yang digunakan (besarnya
ampere hour (AH) atau amper jam dari batere).
Pada penelitian ini dilakukan pengujian pengaruh sudut datang matahari
terhadap keluaran sel surya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
pengruh sudut datang matahari dan juga seberapa besar pengaruh sudut tersebut dapat
diabaikan. Cara pengujian dilakukan seperti Gambar 3.

Gambar 3. Pengujian pengaruh arah sudut matahari terhadap keluaran sel surya
(a) arah sinar tegak luruspanel (b) arah sinar membentuk sudut tertentu

Pemasangan sebuah panel sel surya dengan posisi tegak lurus terhadap arah
sinar matahari seperti Gambar 3a dilakukan untuk mengetahui keluaran maksimum,
sedangkan untuk mengetahui pengaruh arah sinar matahari terhadap keluaran panel
dilakukan dengan merubah arah panel sel surya tiap 10o hingga mencapai sudut 45o
terhadap sudut datang matahari seperti Gambar 3b. Dari langkah-langkah tersebut
dapat diketahui pengaruh arah sinar matahari terhadap keluaran panel sel surya.
Pengambilan data posisi/sudut matahari sangat diperlukan. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar pergeseran sudut matahari pada selang waktu
tertentu. Pengambilan data ini dilakukan pukul 14.00 hingga pukul 17.00. Hasil
pengujian dapat dilihat pada Tabel 1. Dengan menggunakan data pada Tabel 1 diatas
dapat dibuatkan grafik hubungan antara tegangan rangkaian terbuka terhadap waktu,
seperti pada Gambar
Waktu Posisi tegak lurus Posisi Bentuk Sudut
No Tegangan Arus Daya Tegangan Arus Daya
(Voc) (A) Keluar (Voc) (A) Keluar
(W) (W)
1 14.00 12.5 0.8 12.6 12.6 0.8 12.7
2 14.30 12.7 0.7 12.7 12.9 0.7 12.8
3 15.00 12.3 0.83 12.8 12.4 0.83 12.9
4 16.30 12.0 0.8 12.9 12.1 0.8 13.00
5 17.00 11.7 0.85 13.2 11.8 0.85 13.03

E. Instrumen

NO GAMBAR ALAT NAMA ALAT JUMLAH


1. AVOMETER 1

2. TANG KOMBI 2

3. SCREWDRIVER 2
PLUS MINUS
Nama Bahan dan
No Gambar Bahan Banyak
Jenis
1.
AKI Baterai
VRLA
1
12V 7AH OVO

2.

Solar Panel
Panel Surya GH 50 1
WP

3.
Power solar Panel
Surya aki 12v
Inverter 1
1000Watt 1000W
1000 W Watt

4.

Solar Charger
Controller 10 A
1
12/24
VOLT

5. Bola Lampu 3

6. Kabel NYYHY 15 Meter


2x1,5 mm
7. Isolasi

9. Rubber

10. Jumper Aki

1 set

F. Teknik Analisis Data


Metode penelitian yang dapat digunakan dalam analisa rancang bangun
pembangkit tenaga listrik surya sederhana adalah sebagai berikut:
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sederhana adalah sistem yang
menggunakan energi matahari untuk menghasilkan listrik. Berikut adalah langkah-
langkah perancangan dan pembuatan PLTS sederhana:
1. Analisis Lokasi:
Pilih lokasi yang terbuka dan terkena sinar matahari secara optimal
sepanjang hari. Pastikan tidak ada hambatan yang dapat menyebabkan
bayangan, seperti bangunan, pohon, atau pegunungan kami melakukan nya di
lapangan basket didepan Gedung Auditorium.
2. Menghitung Kebutuhan Daya:
Menentukan berapa banyak daya yang ingin Anda hasilkan dari PLTS
sederhana. Hal ini akan membantu untuk menentukan ukuran panel surya dan
kapasitas baterai yang diperlukan kami menggunakan panel berukuran 254 mm
x 354 mm x 17 mm.
3. Pemilihan Komponen:
a. Panel Surya: Pilih panel surya dengan daya yang sesuai dengan
kebutuhan . Panel surya mengubah energi matahari menjadi listrik, Pada
percobaan ini kami menggunakan panel dengan type GH SOLAR dengan Pm
(Rated Maximum Power ) 10 w.
b. Baterai: Pilih baterai yang dapat menyimpan daya dari panel surya
untuk digunakan pada saat sinar matahari tidak tersedia.
c. Pengontrol Pengisian (Solar Charge Controller): Diperlukan untuk
mengatur pengisian baterai dan mencegah kerusakan pada baterai karena
pengisian berlebihan.
d. Inverter: Inverter diperlukan untuk mengubah energi DC dari panel
surya dan baterai menjadi listrik AC yang dapat digunakan untuk peralatan
rumah tangga.
4. Instalasi Panel Surya:
Pertama kami mulai memasang panel di lokasi yang terkena Cahaya
matahari, dengan cara menghubungkan kabel keluaran dari panel positif dan
negative ke terminal yang sudah ada keterangan panel pada SCC, Pastikan
panel menghadap langsung ke arah matahari dan memiliki sudut kemiringan
yang optimal sesuai dengan lintang lokasi Panel.
5. Instalasi Baterai dan Pengontrol Pengisian:
Selanjutnya tempatkan baterai dan pengontrol pengisian di dekat panel
surya. Sambungkan terminal yang berlambang baterai pada SCC ke baterai
yang digunakan dengan kabel, Pastikan koneksi antara panel surya, baterai, dan
pengontrol pengisian sudah benar dan aman.
6. Instalasi Inverter:
Selanjutnya pemasangan inverter, sambungkan positif dan negative nya ke
terminal yang terdapat pada SCC dengan lambang lampu yang berarti beban,
Pasang inverter agar dapat menerima daya dari baterai dan mengubahnya
menjadi listrik AC yang dapat digunakan.
7. Pengkabelan:
Sambungkan semua komponen dengan kabel yang sesuai. Pastikan
kabel memiliki diameter yang tepat untuk menghindari kehilangan daya akibat
resistansi.
8. Uji Coba:
Setelah instalasi selesai, uji coba sistem PLTS sederhana Anda.
Periksa apakah panel surya menghasilkan daya dengan baik dan baterai dapat
menyimpan energi yang cukup. Pastikan juga inverter berfungsi dengan benar.
9. Pemeliharaan:
Lakukan pemeliharaan rutin untuk memastikan kinerja optimal PLTS
sederhana Anda. Bersihkan panel surya dari debu dan kotoran, serta periksa
kondisi baterai secara berkala.
Perlu diingat bahwa PLTS sederhana ini mungkin tidak mampu
memenuhi semua kebutuhan listrik rumah tangga ini hanya simulasi pembuatan
dan perancangan PLTS sederhana dengan beban satu buah bola lampu.PLTS
sederhana ini dapat menjadi solusi yang ramah lingkungan dan hemat biaya
untuk memanfaatkan energi matahari. Jika ingin menghasilkan lebih banyak
listrik, Kita dapat meningkatkan jumlah panel surya dan kapasitas baterai sesuai
kebutuhan.

Dalam keseluruhan proses rancang bangun pembangkit tenaga listrik surya


sederhana, penting untuk memastikan bahwa keselamatan menjadi prioritas
utama. Langkah-langkah keselamatan yang diperlukan harus diperhatikan
selama seluruh proses, mulai dari desain hingga uji coba.
Gambar 3. 1 Skema Rangkaian Pembangkit Listrik Tenaga Surya Sederhana

3.1 Parameter Simulasi


Beberapa parameter simulasi yang dapat digunakan dalam rancang bangun
pembangkit listrik tenaga surya sederhana antara lain:

8. Intensitas cahaya matahari: Parameter ini sangat penting dalam perhitungan


daya yang dihasilkan oleh panel surya. Intensitas cahaya matahari dapat
bervariasi tergantung pada kondisi cuaca dan waktu. Oleh karena itu, simulasi
harus memperhitungkan variasi intensitas cahaya matahari selama hari dan
musim tertentu.

2.Kapasitas panel surya: Panel surya memiliki kapasitas yang berbeda-beda.


Untuk merancang sistem pembangkit listrik surya sederhana, perlu
memperhitungkan jumlah panel surya yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan listrik.

3.Jenis baterai: Baterai digunakan untuk menyimpan energi yang dihasilkan


oleh panel surya. Jenis baterai yang digunakan harus dipilih dengan hati-hati
untuk memastikan bahwa baterai tersebut dapat menyimpan energi yang cukup
dan memiliki masa pakai yang cukup lama.

4.Efisiensi inverter: Inverter digunakan untuk mengubah arus listrik DC


yang dihasilkan oleh panel surya menjadi arus listrik AC yang dapat digunakan
oleh peralatan rumah tangga atau bangunan. Efisiensi inverter harus
dipertimbangkan dalam simulasi untuk memastikan bahwa inverter dapat
menghasilkan daya listrik yang cukup.

5.Konsumsi daya: Konsumsi daya rumah tangga atau bangunan harus


dipertimbangkan dalam simulasi untuk memastikan bahwa sistem pembangkit
listrik surya sederhana dapat memenuhi kebutuhan listrik.

Dengan mempertimbangkan parameter-parameter di atas, simulasi rancang


bangun pembangkit listrik tenaga surya sederhana dapat membantu merancang
sistem yang efisien dan dapat memenuhi kebutuhan listrik. Simulasi juga dapat
membantu memperkirakan biaya instalasi dan perawatan sistem pembangkit
listrik surya sederhana.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil
Pada bab ini, disajikan hasil dari pembangunan dan rancangan Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan posisi panel surya tegak lurus terhadap sinar
matahari. Data yang diperoleh selama pengujian pada jam 14.00 hingga 16.00
dengan interval pengukuran setiap 30 menit adalah sebagai berikut:

1. Deskripsi Percobaan dan Rancangan PLTS

Pada bagian ini dijelaskan tentang rancangan PLTS yang dibangun dan
spesifikasi teknis komponen yang digunakan, termasuk panel surya, baterai,
inverter, dan sistem kontrol yang terpasang pada PLTS.

2. Data Pengukuran
Tabel berikut memuat data pengukuran selama periode pengujian:

Posisi tegak lurus


Tegangan Arus Tegangan Tegangan
No Jam Masuk (A) Baterai Solar Sel
(Voc) (V) (V)
1 14.00 12.5v 0.8 12.6v 13.5v
2 14.30 12.7v 0.7 12.7v 13.2v
3 15.00 12.3v 0.83 12.8v 13.1v
4 15.30 12v 0.8 12.9v 13.0v

DATA PENGUKURAN
16

14 13.5 13.2 13.1


12.7 13
12.5 12.3 12
12

10

2
0.8 0.7 0.83 0.8
0
14:00 14:30 15:00 15:30

Arus (A) Tegangan (V) Tegangan Solar Cell (V)

3. Analisis Kinerja PLTS


Pada bagian ini, data di atas dianalisis untuk mengevaluasi kinerja PLTS
dengan posisi panel surya tegak lurus. Beberapa hasil analisis yang diperoleh antara
lain:

 Efisiensi Konversi Energi: Berdasarkan data, dapat dihitung efisiensi konversi


energi matahari menjadi listrik selama periode pengujian.
 Performa pada Berbagai Kondisi Cuaca: Data tegangan masuk dan arus pada jam
yang berbeda dapat digunakan untuk melihat bagaimana PLTS berkinerja pada
jam-jam tertentu dengan variasi intensitas sinar matahari.
 Stabilitas Tegangan Baterai: Data tegangan baterai menunjukkan stabilitas
tegangan selama periode pengujian.
 Kinerja Panel Surya: Data tegangan solar sel menunjukkan output tegangan dari
panel surya pada jam-jam tertentu.

B. PEMBAHASAN
Dalam percobaan ini, kami dituntut agar bisa memahami penggunaan-
penggunaan teknologiyang bisa membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan
akan energi yang semakin tinggi. Salahsatunya yaitu berkaitan dengan energi listrik
yang dapat diatasi dengan penggunaan Sel Surya (Teknologi energi surya
fotovoltaik). Untuk itu, dalam laporan kali ini kami mencoba untukmenganalisis
besarnya daya dari sel surya dan mengetahui faktor-faktor yang
berpengaruhterhadap penyerapan energi oleh sel surya dengan data sekunder yang
kami dapatkan.
Sel surya merupakan suatu devais semikonduktor yang dapat menghasilkan
listrik jikadiberikan sejumlah energi cahaya. Atau dengan kata lain, sel surya
bekerja dengan prinsipmengubah energi cahaya (sinar matahari) menjadi energi
listrik.Dari prosedur kerja yang diketahui, pemasangan voltmeter secara paralel dan
ampere metersecara seri terhadap rangkaian panel surya berfungsi untuk mengukur
tegangan dan arus dari panelsurya tersebut yang merupakan terapan dari Hukum
Kirchoff. Dimana pada rangkaian paralel,tegangan dari setiap komponen dalam
rangkaian selalu sama. Dan pada rangkaian seri, arus yangmelewati setiap
komponen selalu sama. Sehingga rangkaian dari percobaan ini seperti gambar
berikut (Kipas angin hanya sebagai indikator)

C. Temuan Lapangan
Berikut adalah beberapa temuan lapangan yang dapat ditemukan dalam
Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS):

1. Efisiensi Konversi Energi


Temuan ini berkaitan dengan seberapa efisien PLTS dalam mengkonversi
energi matahari menjadi energi listrik. Efisiensi konversi ini dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, seperti kualitas panel surya, kondisi cuaca, dan posisi panel surya
terhadap sinar matahari. Pengukuran dan analisis efisiensi ini akan membantu
untuk menilai seberapa baik PLTS dapat menghasilkan listrik dari energi matahari
yang tersedia.

2. Pengaruh Cuaca dan Sinar Matahari


Temuan ini mencakup bagaimana kondisi cuaca dan intensitas sinar
matahari mempengaruhi kinerja PLTS. Pada hari-hari cerah dengan sinar matahari
yang intens, PLTS dapat menghasilkan lebih banyak listrik, sedangkan pada hari-
hari berawan atau hujan, produksi listrik dapat berkurang. Pengamatan mengenai
variabilitas ini akan membantu dalam perencanaan dan manajemen energi pada
PLTS.

3. Daya Tahan dan Kinerja Komponen


Temuan ini mencakup evaluasi daya tahan dan kinerja komponen PLTS
seperti panel surya, baterai, inverter, dan kontroler. Dengan mengamati kinerja
komponen secara langsung di lapangan, dapat diketahui apakah komponen tersebut
sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan dan berfungsi dengan baik dalam
kondisi lingkungan yang sesungguhnya.

4. Penggunaan Lahan dan Penempatan Panel Surya


Temuan mengenai penggunaan lahan dan penempatan panel surya akan
membahas efisiensi penggunaan lahan untuk memasang panel surya dan seberapa
baik penempatan panel surya dapat menangkap sinar matahari secara optimal. Hal
ini dapat membantu dalam merencanakan dan memaksimalkan pemanfaatan lahan
yang tersedia.

5. Keandalan Sistem dan Pengamanan


Temuan mengenai keandalan sistem PLTS dan pengamanannya akan
melibatkan pengamatan terhadap kegagalan sistem, kerentanan terhadap kerusakan
atau pencurian, dan langkah-langkah yang diambil untuk meningkatkan keandalan
dan keamanan PLTS.

6. Dampak Lingkungan
Temuan mengenai dampak lingkungan dari PLTS akan membahas tentang
aspek lingkungan yang terpengaruh oleh pembangunan dan operasi PLTS.
Termasuk di dalamnya adalah pengurangan emisi gas rumah kaca, penghematan
energi, dan pengurangan dampak lingkungan negatif lainnya.

7. Kinerja Finansial
Temuan ini berkaitan dengan analisis keekonomian PLTS, termasuk
estimasi penghematan listrik dari PLTS, biaya operasional, periode pengembalian
modal, dan efisiensi investasi.
Semua temuan di atas menjadi bagian penting dalam evaluasi dan
pengembangan PLTS yang efektif, andal, dan berkelanjutan. Dengan
menggabungkan data dari temuan lapangan, perbaikan dan peningkatan sistem
PLTS dapat dilakukan agar sistem dapat memberikan manfaat maksimal dan
berkontribusi pada pengembangan energi terbarukan yang lebih luas.

D. Perbandingan dengan Literatur Terkait


Hasil penelitian ini konsisten dengan literatur terkait yang telah ada.
Monokristalin dan polikristalin memang telah dikenal memiliki efisiensi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan amorf dan thin film. Penemuan ini mendukung
pengetahuan yang sudah ada tentang karakteristik masing-masing jenis solar cell
E. Implikasi dan Rekomendasi
Implikasi dari hasil penelitian ini adalah pentingnya pemilihan jenis solar cell
yang tepat sesuai dengan kebutuhan aplikasi. Untuk aplikasi yang menekankan
efisiensi, penggunaan monokristalin atau polikristalin lebih disarankan. Namun,
untuk aplikasi yang menitikberatkan pada fleksibilitas dan estetika, amorf dan thin
film tetap menjadi pilihan yang relevan.
Rekomendasi berdasarkan penelitian ini adalah perlu dilakukan peningkatan
kualitas produksi solar cell jenis amorf untuk mengurangi cacat dan meningkatkan
efisiensi. Selain itu, penelitian lebih lanjut tentang teknologi thin film dapat
dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan daya tahan materialnya.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada pembahasan BAB IV menerangkan mengenai pembahasan analisa praktikum
panel surya yang dilaksanakan secara berkala setiap 30 menit. Maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa;

a. Jumlah tegangan yang dihasilkan pada praktikum panel surya ini sangat berpengaruh
pada intensitas cahaya matahari saat proses charge dibawah sinar matahari. Hal ini
dapat dilihat dari peletakan sudut posisi panel surya, dan tegangan yang dihasilkan oleh
panel surya tersebut.
b. Proses pengisian tegangan pada baterai juga berjalan dengan normal, hal ini dapat
dilihat dari indicator Solar Charge Controller (SCC). Tegangan yang dihasilkan
mampu menghidupkan bohlamp lampu berdaya 25 Watt dengan normal dengan
bantuan komponen inverter untuk merubah arus DC yang dihasilkan menjadi AC.
c. Penggunaan sistem Panel Surya ini cukuplah efektif serta ramah lingkungan, karena
energi yang dihasilkan cukup mudah didapatkan, dan tegangan yang dihasilkan cukup
untuk menghidupkan peralatan listrik rumah tangga yang ada.

B. Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari penelitian ini adalah, di sarankan pada
penelitian selanjutnya dapat menggunakan Solar Charge Controller (SCC) yang
menggunakan sistem otomatis pada pemindahan arus ke beban saat proses charge batere
yang dilakukan oleh panel surya. Sehingga lampu dapat hidup otomatis ketika panel surya
tidak mendapatkan energi surya. Hal ini dapat berguna saat kondisi malam hari ketika
energi cahaya matahari tidak ada. Pada Solar Charge Controler tersebut masih
menggunakan sistem manual pada pemindahan tegangan ke beban.
DAFTAR PUSTAKA

1] I. W. G. A. Anggara, I. N. S. Kumara, and I. A. D. Giriantri, “Studi Terhadap Unjuk


Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya 1,9 KW Di Universitas Udayana Bukit Jimbaran,
Universitas Udayana,” Jurnal Spektrum, vol. 1, no. 1, pp. 118– 122, 2014.
[2] R. Hariyati, M. N. Qosim, and A. W. Hasanah, “Konsep Fotovoltaik Terintegrasi On
Grid dengan Gedung STT-PLN,” Energi dan Kelistrikan, vol. 11, no. 1, pp. 17–26, 2019.
[3] D. Rizkasari, W. Wilopo, and M. K. Ridwan, “Potensi Pemanfaatan Atap Gedung
Untuk PLTS Di Kantor Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Dan Energi Sumber Daya
Mineral (PUPESDM) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,” Journal of Appropriate
Technology for Community Services, vol. 2507, no. 1, pp. 1–9, 2019.
[4] “Matahari Untuk PLTS di Indonesia,” 2460. [Online]. Available:
https://www.esdm.go.id/id/mediacenter/arsip-berita/matahari-untuk-pltsdi-indonesia.
[Accessed: 28-Feb-2021].
[5] N. R. Alham, F. H. Rumawan, R. M. Muslimin, and A. M. Utomo, “Aplikasi
Photovoltaic Cell (PV) Terhadap Variasi Beban Elektrik sebagai Energi Alternatif,” JTE
UNIBA, vol. 5, no. 2, pp. 123–129, 2021.
[6] H. Eteruddin, D. Setiawan, and A. Atmam, “Web Based Raspberry Monitoring System
Solar Energy Power Plant,” IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, vol.
469, no. 1, 2020.
[7] S. Sukmajati and M. Hafidz, “Perancangan Dan Analisis Pembangkit Listrik Tenaga
Surya Kapasitas 10 MW On Grid Di Yogyakarta,” Energi & Kelistrikan, vol. 7, no. 1, pp.
49–63, 2015.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai