Anda di halaman 1dari 3

Soal

1. Jelaskan pengertian Pendidikan Multikulturalisme…! Dan dapat di implementasikan melalui apa


saja, jelaskan!

2. Apa manfaat pendidikan Multikultural bagi bangsa Indonesia.! Dan jelaskan perbedaan antara
multikulturalisme dan Pluralisme..!

3. Apakah Pendidikan Multikultural sejalan dengan ajaran Agama ? Jelaskan, Serta tuliskan Ayat Al-
Qura’an dan Hadits yang menjelaskan Multikulturalisme (ayat Al-Quran lengkap dengan Tafsir menurut
siapa?, sedangkan hadist harus menjelaskan kitabnya dan maksud hadist tersebut)

jawaban

1) a. H.A.R Tilaar memberikan pengertian pendidikan multikultural sebagai merupakan suatu wacana
lintas batas yang mengupas permasalahan mengenai keadilan sosial, musyawarah, dan hak asasi
manusia, isu-isu politik, moral, edukasional dan agama.

Ainurrofiq Dawam mengatakan, pendidikan multikultural adalah proses pengembangan seluruh potensi
manusia yang menghargai pluralitas dan heterogenitas sebagai konsekuensi keragaman budaya etnis,
suku, dan aliran (agama).

Sedangkan menurut Zubaedi, pendidikan multikultural merupakan sebuah gerakan pembaharuan yang
mengubah senua komponen pendidikan termasuk mengubah nilai dasar pendidikan, aturan prosedur,
kurikulum, materi pengajaran, struktur organisasi dan kebijakan pemerintah yang merefleksikan
pluralisme budaya sebagai realitas masyarakat Indonesia.

Dengan melihat dan memperhatikan berbagai pengertian pendidikan multikultural, disimpulkan bahwa
pendidikan multikultural adalah sebuah proses pengembangan yang tidak mengenal sekat-sekat dalam
interaksi manusia. Sebagai wahana pengembangan potensi, pendidikan multikultural adalah pendidikan
yang menghargai heterogenitas dan pluralitas, pendidikan yang menjunjung tinggi nilai kebudayaan,
etnis, suku, dan agama.

Jadi, pendidikan multikultural adalah proses pengembangan seluruh potensi manusia yang menghargai
pluralitas dan heterogenitasnya sebagai konsekuensi keragaman budaya, etnis, suku, dan aliran.

b. Imlementasi salin di link yang aku kirim di wa

2) a. Manfaat pendidikan multikultural bagi bangsa Indonesia, yaitu:

# Untuk membina siswa agar tidak tercerabut dari akar budayanya, sebab pertemuan antar budaya di
era globalisasi ini bisa jadi dapat menjadi ancaman serius bagi anak didik kita. Dalam kaitan ini siswa
perlu diberi penyadaran akan pengetahuan yang beragam, sehingga mereka memiliki kompetensi yang
luas akan pengetahuan global, termasuk aspek kebudayaan yang ada di Indonesia.
# Untuk menumbuhkan prinsip-prinsip multikulturalisme seperti toleransi, demokrasi, saling menghargai
dan mau memahami serta mengakui perbedaan yang ada di tengah-tengah masyarkat Indonesia

# Untuk menanamkan rasa bangga terhadap kebudayaan Indonesia.

b. Multikulturalisme adalah sebuah paham yang menyatakan bahwa suatu masyarakat sebaiknya terdiri
dari banyak kelompok budaya yang berbeda dalam status sosial yang sama, aatau paling tidak
mengijinkan kelompok-kelompok budaya yang berbeda tersebut tinggal dalam satu wilayah.
Multikulturalisme mencakup gagasan, cara pandang, kebijakan, penyikapan dan tindakan, oleh
masyarakat suatu negara, yang majemuk dari segi etnis, budaya, agama dan sebagainya, namun
mempunyai cita-cita untuk mengembangkan semangat kebangsaan yang sama dan mempunyai
kebanggan untuk mempertahankan kemajemukan. Sedangkan, Pluralisme adalah suatu paham yang
berpendapat bahwa orang dari ras, agama, serta kepercayaan politik yang berbeda dapat hidup dengan
damai di masyarakat yang sama. Bisa diargumentasikan bahwa sifat pluralisme proses ilmiah adalah
faktor utama dalam pertumbuhan pesat ilmu pengetahuan. Pada gilirannya, pertumbuhan pengetahuan
dapat dikatakan menyebabkan kesejahteraan manusiawi bertambah, karena, misalnya, lebih besar
kinerja dan pertumbuhan ekonomi dan lebih baiklah teknologi kedokteran.

3) a. Menurut saya pribadi, pendidikan Multikultural sejalan dengan ajaran Agama terutama agama
Islam. Hal ini di karenakan Pendidikan multikultural menekankan sebuah filosofi pluralisme budaya ke
dalam sistem pendidikan yang didasarkan pada prinsip- prinsip persamaan, saling menghormati dan
menerima serta memahami dan adanya komitmen moral untuk sebuah keadilan sosial. Pendidikan
multikultural sebenarnya merupakan sikap peduli dan mau mengerti terhadap orang-orang dari
kelompok minoritas. Pendidikan multikultural melihat masyarakat secara lebih luas. Berdasarkan
pandangan dasar bahwa sikap indiference dan non-recognition tidak hanya berakar dari ketimpangan
struktur rasial, tetapi paradigma pendidikan multikultural mencakup subjek-subjek mengenai
ketidakadilan, kemiskinan, penindasan, dan keterbelakangan kelompok-kelompok minoritas dalam
berbagai bidang: sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya. Hali ini juga sejalan pada
tujuan pendidikan Islam yang bukan sebatas mengisi pikiran siswa dengan ilmu pengetahuan dan materi
pelajaran, akan tetapi membersihkan jiwanya yang harus diisi dengan akhlak dan nilai-nilai yang baik
dan dikondisikan supaya biasa menjalani hidup dengan baik. Hal tersebut sesuai dengan tujuan
pendidikan multikultural, yaitu untuk menciptakan kehidupan yang harmonis dalam masyarakat yang
serba majemuk.

b. Ayat al-Qur'an yang berkaitan dengan multikulturalisme beserta dengan tafsirnya:

Allah SWT berfirman dalam surah al-Hujurat ayat 13

Artinya:

”Wahai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Tafsir jalalayn

(Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan)
yakni dari Adam dan Hawa (dan Kami menjadikan kalian berbangsa-bangsa) lafal Syu'uuban adalah
bentuk jamak dari lafal Sya'bun, yang artinya tingkatan nasab keturunan yang paling tinggi (dan bersuku-
suku) kedudukan suku berada di bawah bangsa, setelah suku atau kabilah disebut Imarah, lalu Bathn,
sesudah Bathn adalah Fakhdz dan yang paling bawah adalah Fashilah. Contohnya ialah Khuzaimah
adalah nama suatu bangsa, Kinanah adalah nama suatu kabilah atau suku, Quraisy adalah nama suatu
Imarah, Qushay adalah nama suatu Bathn, Hasyim adalah nama suatu Fakhdz, dan Al-Abbas adalah
nama suatu Fashilah (supaya kalian saling kenal-mengenal) lafal Ta'aarafuu asalnya adalah Tata'aarafuu,
kemudian salah satu dari kedua huruf Ta dibuang sehingga jadilah Ta'aarafuu; maksudnya supaya
sebagian dari kalian saling mengenal sebagian yang lain bukan untuk saling membanggakan ketinggian
nasab atau keturunan, karena sesungguhnya kebanggaan itu hanya dinilai dari segi ketakwaan.
(Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui) tentang kalian (lagi Maha Mengenal) apa yang tersimpan di
dalam batin kalian.

Hal ini juga di perkuat dengan Hadist yang berkaitan dengan multikulturalisme, Rosulullah saw.
bersabda:

“Dari Anas bin Malik, Nabi Bersabda:”Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, semua masuk surga
kecuali satu golongan yang masuk neraka”.

Imam Ghazali menjelaskan bahwa yang masuk neraka itu yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya yang disebut zindiq menurut istilah Imam Ghazali, sedangkan sisanya, yang banyak itu, yang
berbeda-beda pemikiran, semua masuk surga, karena meski berbeda mereka tetap mengimani Allah dan
Rasul-Nya. Argumentasi yang dibangun oleh sabda Nabi SAW tersebut yakni Allah SWT memberikan
penekanan pemahaman bahwa dalam perbedaan yang Allah ciptakan (pada manusia) itu sebenarnya
ditujukan untuk menciptakan satu kesatuan di mana manusia akan dapat saling memenuhi kebutuhan
dan tujuan hidupnya, sehingga tidak terpecah belah apalagi bermusuhan. Perpecahaan dalam realita
sejarah manusia itu hadir karena tidak terpenuhinya hasrat dan tujuan tertentu di berbagai bidang
sebagai akibat dari ‘ego kelompok’ yang hidup dalam karakter monokulturalistik, yang mengakibatkan
hilangnya kesadaran values (nilai) dalam kehidupan sehari-hari manusia yang harusnya menempatkan
manusia pada takdirnya sebagai makhluk sosial yang satu sama lain saling membutuhkan dan saling
mengisi.

Anda mungkin juga menyukai