Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Semua yang ada di muka bumi ini adalah ciptaan Allah SWT, tak terkecuali al-Qur`an, al-
Qur`an merupakan salah satu mukjizat terbaik dan terbesar yang diturunkan oleh Allah SWT
melalui perantara malaikat  jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Allah menurunkan al-
Qur`an dengan tujuan untuk dijadikan sebagai sumber atau landasan hukum islam dan untuk
menantang orang-orang yang tidak percaya atas kerasulan Nabi Muhammad SAW. Dan pada
kesempatan ini, kami akan menjelaskan tentang “Kemukjizatan Al-Qu`ran” secara ringkas
dan jelas.
1.2   Rumusan Masalah
2.1 Bagaimana pengertian “mukjizat” menurut para ahli ?
2.2 Apa saja macam-macam “mukjizat” berdasarkan sifatnya ?
2.3 Bagaimana “Kemukjizatan Al-Qur`an” ?   
2.4 Apa saja segi-segi “Kemukjizatan Al-Qur`an” dalam kehidupan ? 
1.3  Tujuan Masalah
Kita mempelajari “Kemukjizatan Al-Qur`an”, agar kita memiliki wawasan yang cukup
luas tentang ilmu tersebut dan hal ini dapat kita renungkan bahwa Allah sangatlah Maha
Kuasa atas segala ciptaan-Nya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Mukjizat
Secara etimologi mukjizat adalah kata  ‫ يعجز‬-‫أعج ز‬  ‫إعج از‬-dari yang bermakna
melemahkan atau menetapkan kelemahan. Sedangkan ‫إعج از‬ (kemukjizatan) adalah
ketidakmampuan seseorang melakukan sesuatu yang merupakan lawan dari
ketidakberdayaan.[1]
Pengertian mukjizat menurut para ahli secara terminologi, antara lain:
a.       Dalam kitab  ‫مب احث يف عل وم الق رأن‬ karangan Mannā` Khalīl al-Qaṭṭān, beliau menjelaskan
bahwa mukjizat ialah sesuatu hal luar biasa yang disertai tantangan dan selamat dari
perlawanan. Nabi Muhammad SAW memiliki mukjizat yang berupa al-Qur`an Al-karim
yang digunakan untuk menantang orang-orang yang tidak mempercayai bahwa Nabi utusan
Allah.[2]
b.      Menurut Imam as-Suyuṭi “Mukjizat dalam syara` adalah kejadian yang melampaui batas
kebiasaan, didahului oleh tantangan, tanpa ada tandingan”.[3]
c.       Dalam buku “Sejarah Al-Qur`an”  karangan Drs. H.A. Mustofa, beliau menjelaskan
bahwa mukjizat ialah suatu hal atau perbuatan  yang luar biasa, yang dijadikan Tuhan timbul
dari Rasul-rasulNya, dan Rasul-rasul tersebut minta tandingan kepada orang-orang yang tidak
mempercayai kerasulannya, supaya orang-orang tersebut mencoba pula melakukan hal-hal
seperti yang telah dilakukan Rasul-rasul tersebut, dan ternyata orang-orang itu tidak dapat
menandingi keajaiban tersebut. Dengan demikian terbuktilah kebenaran Rasul-rasul tersebut.
[4]
2.2  Macam-macam Mukjizat
Macam-macam mukjizat berdasarkan sifatnya, antara lain:
a.       Mukjizat yang bersifat material yakni dapat dicerna oleh pancaindra, namun melawan hukum
alam. Mukjizat yang bersifat ini sering diturunkan sebelum masa Nabi Muhammad, seperti
pada masa Nabi Isa AS, Nabi Isa dapat menghidupkan orang mati. Melihat hal ini, dapat
disimpulkan bahwa keajaiban yang dilakukan oleh Nabi Isa AS dapat dicerna oleh pancaindra
manusia, tetapi secara logika hal ini sangatlah mustahil dan melawan hukum alam.
b.      Mukjizat yang bersifat rasional yakni yang semuanya dapat dicerna melalui daya nalar.
Setiap manusia menerimanya sesuai dengan kemampuan daya paham, nalar, dan
kemampuannya untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk. Menurut Imam as-
Suyuṭi “bahwa sebagian besar mukjizat yang diturunkan pada masa Nabi Muhammad SAW
berbentuk rasional. Karena, kecerdasan dan kesempurnaan pemahaman mereka. Karena
syariat ini akan tetap abadi pada lembaran sejarah umat manusia sampai kiamat, maka al-
Qur`an dispesifikasikan dengan mukjizat akal yang abadi. Tujuannya agar dapat dianalisis
oleh mereka yang mempunyai penalaran.”[5]
2.3  Kemukjizatan Al-Qur`an dalam Tahapan Tantangan Ayat Al-Qur`an
Mukjizat Al-Qur`an adalah mukjizat yang dimiliki atau yang terdapat di dalam al-Qur`an.
[6] Berarti bukti kebenaran yang datang bukan dari luar al-Qur`an. Contohnya dalam al-
Qur`an terdapat ayat-ayat yang berisi tahap-tahapan tantangan Allah SWT kepada setiap
orang yang meragukan kebenaran al-Qur`an sebagai firman-Nya dan Nabi Muhammad
sebagai utusan-Nya. Dan gaya bahasa al-Qur`an dalam tantangan  (‫يف‬ ‫أس لوب الق رأن‬
‫)التح دي‬ Allah itu ada dua yakni,  ‫التح دي العام‬dan  [7]‫التح دي اخلاص‬. Dan Nabi

Muhammad menantang orang Arab agar membuat semisal dengan al-Qur`an melalui 3
tahapan, yaitu: 
]8[‫ مث حتداهم بسورة واحدة منه‬,‫ مث حتداهم بعشر سور منه‬,‫حتداهم بالقرأن كله‬.
Berikut ayat yang berisi tantangan Allah , antara lain:
a.       Allah SWT menantang mereka untuk membuat semisal “keseluruhan Al-
Quran” sebagaimana tercantum dalam Q.S. al-Isra`(17): 88,   
ٍ ‫ض ُه ْم لَِب ْع‬
‫ض‬ ِ ِ ِ‫مِب‬ ِ ‫ت ااْلِ نْس واجْلِن اَ ْن يْأُتوا مِبِثْ ِل ٰه َذا ال ُقر‬
ُ ‫َأن الَيَْأُت ْو َن ثْله َولَ ْو َكا َن َعلَى َب ْع‬ ْ ْ َ ّ َُ
ِ ‫لَِئ ِن اجتَمع‬  ‫قُل‬
ََ ْ ْ
]۸۸[‫ظَ ِهْيرا‬
ً
“Katakanlah: Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa
dengan Al-Qur`an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat serupa dengannya,
sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.”
Yang menjelaskan bahwa manusia dan jin tidak akan mampu membuat sesuatu yang serupa
dengan uslub al-Qur`anmeskipun mereka saling bantu-membantu satu sama lain. Tantangan
ini termasuk ‫دي‬ ‫التح‬  ‫الع ام‬ karena diperuntukkan untuk seluruh makhluk Allah yang

meragukan kebenaran al-Qur`an pada masa dahulu hingga sekarang.


Dan juga tercantum dalam Q.S. aṭ-Ṭur (52): 33-34, 
ِ ِ ‫ َف ْليْأتُوا حِب ِديث ِّمثْلِ ِه اِ ْن َكانُوا‬ ]۳۳[‫اَم ي ُقولُو َن َت َقولَه بل الَّي ِمنو َن‬
]۳٤[ ‫صادقنْي‬
َ ْ ْ َ َ ُ ‫ّ ُ َ ْ ُْؤ‬ َْ
“ataukah mereka menyatakan bahwa dia (Muhammad) membuat-buatnya. Sebenarnya
mereka tidak beriman, maka hendaklah mereka mendatangkan ucapan semisal al-Qur`an
jika mereka orang-orang yang benar (dalam tuduhan mereka)”
Mereka yang meragukan kebenaran al-Qur`an tidak dapat melayani tantangan tersebut
dengan dalih bahwa “kami tidak mengetahui sejarah umat terdahulu”. Ayat ini
termasuk ‫اخلاص‬ ‫التحدي‬, karena di peruntukkan untuk orang yang meragukan kebenaran al-
Qur`an pada masa turunnya al-Qur`an.
b.      Maka untuk tahap kedua Allah SWT meringankan tantangan itu dengan firman-Nya,
sebagaimana tercantum dalam QS. Hud. (11): 13,
‫ت َّو ْادعُ ْو َام ِن استَطَ ْعتُ ْم ِّم ْن ُد ْو ِن اهلل اِ ْن ُكْنتُ ْم‬
ٍ ‫اَم ي ُقولُو َن ا ْفَت ٰره قُل فَْأُتوا بِع ْشرسو ٍر ِّمثْلِ ِه م ْفَتري‬
ََ ُ َُ َ ْ ْ ُ َْْْ
]۱۳[ ‫ادقِنْي‬ِ‫ص‬
َ
“Bahkan mereka mengatakan, “Dia (Muhammad) telah membuat-buat al-Qur`an (lalu
dikatakannya bahwa itu dari tuhan).” Katakanlah, “(kalau demikian) maka datangkanlah
sepuluh surah saja yang dibuat-buat yang menyamainya dan panggillah orang-orang yang
kamu sanggup memanggilnya selain Allah jika kamu memang benar (dalam tuduhan
kamu).”
Namun, tantangan tahap kedua pun tak dapat dilayani oleh mereka sedangkan mereka tetap
tidak mengakui kebenaran al-Qur`an. Ayat ini termasuk ‫اخلاص‬ ‫التحدي‬.
c.       Maka untuk tahap ketiga Allah tetap menantang mereka tetapi lebih ringan daripada
tantangan-tantangan sebelumnya, sebagaimana tercantum dalam Q.S. Yunus (10): 37, 
ِ ِ ‫اَم ي ُقولُو َن ا ْفت ٰره قُل فَْأتُوابِسور ٍة ِّمثْلِ ِه وادعوامن استطَعتم ِّمن دو ِن اهلل اِ ْن ُكْنتم‬
]۳۷[ ‫صادقنْي‬
َ ُْ ْ ُ ْ ْ ُْ َ َ ْ ُ ْ َ َ ُْ ْ ْ ُ َ ْ ْ َ ْ
“Atau patutkah mereka berkata, “Dia (Muhammad) membuat-buatnya ?” Katakanlah (kalau
benar tuduhan kamu itu), maka buatlah satu surah semacamnya dan panggillah siapapun
yang dapat kamu panggil selain Allah, jika kamu benar (dalam tuduhamu).”
Ayat ini termasuk ‫اخلاص‬ ‫التحدي‬.
d.      Ketiga tahapan tersebut diturunkan Allah ketika Nabi Muhammad masih berada di mekkah.
Dan Allah menurunkan wahyu yang berisi tentang tantangan tahap yang keempat kepada
Nabi Muhammad ketika berhijrah ke Madinah, sebagaimana tercantum dalam Q.S. al-
Baqarah (2): 23,
‫ب مِّمَّا َنَّزلْنَا َعلَى َعْب ِدنَا فَْأُت ْوا بِ ُس ْو َر ٍة ِّم ْن ِّمثْلِ ِه َو ْادعُوا ُش َه َدآءَ ُك ْم ِّم ْن ُد ْو ِن اهلل اِ ْن‬ٍ ْ‫واِ ْن ُكْنتُم يِف ري‬
َْ ْ َ
]۲۳[ ‫ادقِنْي‬
ِ ‫ُكْنتم ص‬
َ ُْ
“ Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur`an yang kami turunkan kepada
hamba kami (Muhammad). maka buatlah walau satu surah yang lebih kurang semisal
dengan al-Qur`an. Ajaklah penolong-penolongmu selain Allah jika kamu memang orang-
orang yang benar (dalam keraguamu).”
Tetapi, pada tahap keempat orang-orang yang meragukan kebenaran al-Qur`an tetap tidak
dapat memenuhi tantangan tersebut. Ayat ini termasuk ‫اخلاص‬ ‫التحدي‬.
e.        Dan pada tahap terakhir Allah menurunkan ayat yang sangat jelas dan tegas dan tidak hanya
ditujukan kepada orang-orang yang meragukan kebenaran al-Qur`an pada masa turunnya al-
Qur`an, melainkan kepada seluruh umat manusia yang meragukan kebenaran tersebut,
sebagaimana tercantum dalam Q.S. al-Baqarah (2): 24,
]۲٤[‫كافِ ِريْ َن‬
َ ‫لِل‬ ِ ِ َّ ‫فَاِ ْن مَلْ َت ْف َعلُ ْوا ولَ ْن َت ْف َعلُ ْوا َفَّت ُق ْوا الن‬   
‫َّت‬ ُ ّ‫َّار اليِت َو ُق ْو ُد َها الن‬
ْ ‫اس َواحْل َج َارةُ اُعد‬ َ َ
“Maka jika kamu tidak dapat membuat (semacam al-Qur`an) dan pasti kamu tidak akan
mampu, maka peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu yang disediakan bagi orang-orang kafir.”
Ayat ini termasuk ‫التحدي‬  ‫العام‬.

Kesimpulannya bahwa manusia sepanjang masa tidak mungkin mampu membuat semacam
al-Qur`an, walaupun mereka saling bantu-membantu satu sama lain.[9]

2.4  Segi-segi Kemukjizatan Al-Qur`an


Segi kemukjizatan al-Qu`ran, antara lain:
a.       Segi bahasa
Gaya bahasa al-Qur`an membuat orang Arab pada saat itu merasa kagum dan terpesona.
Kehalusan ungkapan bahasanya membuat banyak diantara mereka masuk islam, seperti
masuk islamnya sahabat Umar Bin Khattab, beliau masuk islam dikarenakan membaca
petikan ayat-ayat al-Quran .[10] Unsur-unsur bahasa dalam al-Qur`an antara lain: ,‫مف ردة‬

‫ بالغة‬,‫أسلوب‬.
Sedangkan, orang Arab tidak memiliki kalam yang mencakup unsur-unsur tersebut. Dan
al-Qur`an yang sedemikian banyak dan panjang, ke-faṣahah-annya senantiasa indah dan
serasi, sesuai dengan apa yang digambarkan Allah, sebagaimana tercantum dalam Q.S. az-
Zumar (39): 23,
ِ ِ ِ ِ ‫هِب‬ ِ ِ ِ
َ ‫ َنَّز َل اَ ْح َس َن احْلَديْث كتَابًا ُّمتَ َشا ًا َّمثَاىِن َت ْق َشعُّر منهُ ُجلُ ْو ُد الَّذيْ َن خَي ْ َش ْو َن َربَّ ُه ْم مُثَّ تَلنْي‬ ‫اهلل‬
]۲۳[‫اخل‬.... ‫جلُ ْو ُد ُه ْم َو ُقلُ ْوبُ ُه ْم اِىَل ِذ ْك ِراهلل‬
ُ
“ Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Quran yang serupa (mutu
ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada
Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah.(dan
seterusnya).”
Betapa menakjubkan rangkaian al-Qur`an dan betapa indah susunannya.[11] Dan pada
hakikatnya lafal, makna, keanekaragaman ajaran, keserasian susunan dan hurufnya
menunjukkan kemukjizatan al-Qur`an. pada setiap lafal al-Qur`an mengandung keindahan
dan pelajaran. Kisah-kisah tentang masa lalu yang dibawakan al-Qur`an, baik cerita pendek
maupun panjang, tidak mungkin dapat ditandingi  oleh kisah-kisah yang disampaikan para
pujangga.[12]
b.      Segi ilmiah
Para pakar selalu berusaha meletakkan metodologi ilmiah untuk mengikat rantai
fenomena-fenomena yang saling berkaitan dalam kehidupan dan di alam semesta ini. Allah
telah menyeru manusia untuk melakukan riset dan belajar, sebagaimana tercantum pada surah
yang turun pertama kali kepada Nabi Muhammad, yakni Q.S. al-`Alaq ayat 1-5, yang
artinya: 
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang
mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya.”
Begitu juga Rasulullah menganjurkan untuk mempelajari al-Qur`an dan mendalaminya
dalam sabdanya,
)‫َخْي ُر ُك ْم َم ْن َت َعلَّ َم الْ ُق ْراَ َن َو َعلَّ َمهَ (رواه البخاري و مسلم و ابو داود‬
“sebaik-baiknya kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan
mengajarkannya.”(HR. Bukhāri, Muslim, dan Abū Dāwud).[13]
 Contoh dalam al-Qur`an terdapat ayat yang menerangkan tentang ilmu falak (astronomi),
sebagaimana tercantum dalam Q.S. Yaasiin ayat 38-40, yang artinya:
“Matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa
lagi Maha Mengetahui. Telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga
(setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tanda yang
tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat
mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”
Firman Allah ini menjelaskan bahwa matahari bergerak kearah yang ditentukan.
Pengetahuan ini baru terungkap oleh para ilmuwan modern pada permulaan abad ke-20
sebelum abad ke-20 para ilmuwan tersebut bahwa matahari tidak bergerak atau diam di
tempat. Sedangkan, gerakan matahari dari timur ke barat hanyalah gerakan secara lahiriah
saja.[14]
 Dan sesuatu yang paling mengejutkan tentang kesesuaian antara pemahaman
pengetahuan ilmiah tentang matahari sebagai sumber panas dan sinar dengan pemahaman al-
Qur`an tampak dalam firman Allah,
]۱٦:‫[نوح‬ ‫اجا‬ ِ
َ ‫سر‬ َ ‫س‬
َ ‫َّم‬
ْ ‫َو َج َع َل الش‬
“Kami jadikan matahari sebagai pelita yang amat terang.”(Q.S.  Nuh:16)[15]
c.        segi tasyri`
Al-Quran menjelaskan pokok-pokok aqidah, norma-norma, sopan santun, undang-
undang politik, ekonomi, sosial serta hukum-hukum ibadah. Tentang aqidah, al-Qur`an
mengajak kita umat manusia pada aqidah yang suci dan tinggi, yakni beriman kepada Allah
Yang Maha Agung serta meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah utusan-Nya.[16] Apabila
aqidah seorang muslim telah benar, maka ia wajib menerima segala syari`at al-Qur`an baik
menyangkut kewajiban maupun ibadah, sebagaimana tercantum dalam Q.S. al-Muddathir
[74]: 38, 
]۳۸[ ‫َر ِهْينَة‬ ْ َ‫س مِب َا َك َسب‬
‫ت‬ ٍ ‫ُك ُّل َن ْف‬
“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.”
Dan al-Qur`an telah menetapkan kaidah-kaidah pemerintahan Islam ini dalam bentuk yang
ideal dan baik. Yaitu suatu pemerintahan yang didasarkan pada musyawarah, persamaan, dan
larangan kekuasaan individual. Sebagaimana tercantum dalam Q.S. Ali Imran [3]: 159,
]۱۵۹[‫االَ ْم ِر‬ ‫َو َشا ِو ْر ُه ْم يِف‬
“ Dan musyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.”
]۳۸[ ‫نه ْم‬
ُ ‫ َبْي‬  ‫ُش ْو َرى‬ ‫َواَْم ُر ُهم‬
“Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka.” (Q.S. ash-
Shura (42): 38).
 Dan semua manusia itu sama sederajat, tidak pandang pangkat. Sebagaimana tercantum
dalam Q.S. al-Hujurat [48]: 10,
]۱۰[ٌ‫خوة‬ِ ِ ‫ِمَّن‬
ْ‫ا‬ َ ‫ا َا الْ ُمْؤ مُن ْو َن‬
“ Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah saudara.”
Ringkasnya al-Qur`an merupakan undang-undang syari`at (dustur tasyri`) yang
menegakkan kehidupan manusia di atas dasar konsep yang paling utama.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Al-Qur`an merupakan mukjizat terbesar yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad
melalui malaikat jibril secara berangsur-angsur dan kemukjizatan al-Qur`an tidak dapat
diragukan lagi. Mukjizat adalah sesuatu yang luar biasa yang diperlihatkan Allah melalui
para nabi dan rasul-Nya. Dan mukjizat berfungsi untuk membuktikan bahwa kekuasaan Allah
berada diatas segala-galanya dan sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian dan
kerasulan para utusan Allah. Sedangkan, al-Qur`an berfungsi sebagai sumber atau landasan
hukum pertama bagi kehidupan manusia.  Kemukjizatan al-Qur`an tidak dapat ditandingi
oleh apapun. Karena dari hal yang terkecil sampai hal yang terbesar semua dibahas dalam al-
Qur`an.

Anda mungkin juga menyukai