Anda di halaman 1dari 25

SATUAN ACARA PENYULUHAN DI PUSKESMAS KECAMATAN CENGKARENG

“TANDA BAHAYA MASA NIFAS”

Disusun Oleh :
1. Amelia Inayati Hassari P3.73.24.2.21.046
2. Ghea Adhistira P3.73.24.2.21.057
3. Putri Nurariati P3.73.24.2.21.030
4. Sawitri Amalia P3.73.24.2.21.038
5. Syafa Athahira S P3.73.24.2.21.083

Dosen Pembimbing : Ns. Herlyssa, Skep, SST, MKM


CI R.Bersalin : Bu Lusi

PRODI STUDI D III KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur  kami  panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah


memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ini dengan tepat pada
waktunya.
Makalah ini berisikan Satuan Acara penyuluhan untuk remaja putri,berjudul
“Tanda Bahaya Nifas” . Tujuan dilakukan penyuluhan ini untuk mengedukasi ibu
paska persaalinan menganai tanda bahaya nifas yang perlu diketahui.
Kami berharap agar makalah SAP ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca. Kami menyadari bahwa makalah SAP ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan laporan ini.  Akhir kata, kami sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari
awal sampai akhir. Semoga Tuhan senantiasa meridhai segala usaha kita.

Cengkareng 07, November 2022


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
SATUAN ACARA PENYULUHAN...................................................................................................4
I. TUJUAN UMUM..........................................................................................................................4
II. TUJUAN KHUSUS.......................................................................................................................4
III. MATERI.......................................................................................................................................4
IV. METODE.....................................................................................................................................5
V. MEDIA.........................................................................................................................................5
VI. RINCIAN KEGIATAN PENYULUHAN....................................................................................5
VII. KRITERIA EVALUASI...............................................................................................................6
PENGORGANISASIAN.....................................................................................................................7
LAMPIRAN.........................................................................................................................................7
A. Pengertian Tanda Bahaya Nifas.............................................................................................7
B. Jenis-jenis Tanda Bahaya Nifas beserta Penjelasan...............................................................7
1. Perdarahan Post Partum.........................................................................................................8
2. Lochea Berbau Busuk............................................................................................................8
3. Sub Involusi...........................................................................................................................9
4. Nyeri Perut dan Pelvis.........................................................................................................10
5. Pusing dan Lemas berlebihan..............................................................................................11
6. Suhu Tubuh ibu > 38◦C.......................................................................................................11
7. Sakit kepala.........................................................................................................................12
9. Payudara Bengkak...............................................................................................................15
10. Nyeri Berkemih...................................................................................................................16
11. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama........................................................................21
13. Merasa Sedih atau Tidak Mampu Mengasuh Sendiri Bayinya dan Diri Sendiri...................22
C.Pencegahan dan Penatalaksanaan Tanda Bahaya Nifas.......................................................23
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“TANDA BAHAYA NIFAS”

Pokok Bahasan : Tanda Bahaya pada Ibu Nifas

Sub Pokok bahasan :

1) Pengertian Tanda Bahaya Nifas secara Umum


2) Jenis-jenis Tanda Bahaya Nifas beserta Penjelasan
3) Pencegahan dan Penatalaksanaan Tanda Bahaya Nifas

Sasaran : Ibu Hamil Trimester III dan Pendamping

Tempat : Balai Desa Kertasari kecamatan Lowokwaru, Malang

Hari/Tanggal : 21 November 2014

Waktu : 35 menit

Penyuluh : Mahasiswi D-III Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III

I. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Tanda Bahaya Nifas diharapkan klien yang
merupakan para ibu hamil trimester III dan pendamping mengerti dan memahami
dapat memahami hal-hal mengenai tanda bahaya masa nifas dan pencegahannya.

II. TUJUAN KHUSUS


1. Peserta mengerti tanda bahaya di masa nifas
2. Peserta mengerti dan memahami secara dini tanda dan gejala bahaya masa nifas
3. Peserta mengerti dan memahami pencegahan bahaya yang mungkin terjadi di
masa nifas
4. Peserta mengetahui penatalaksanaan tanda bahaya masa nifas

III. MATERI
(Terlampir)
1) Pengertian Tanda Bahaya Nifas secara Umum
2) Jenis-jenis Tanda Bahaya Nifas beserta Penjelasan
3) Pencegahan dan Penatalaksanaan Tanda Bahaya Nifas

IV. METODE
1) Presentasi
2) Tanya Jawab
3) Pre-test & Post-test

V. MEDIA
Leaflet tentang Tanda Bahaya Masa Nifas
Poster tentang Tanda Bahaya Masa Nifas

VI. RINCIAN KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap Waktu Kegiatan Pemateri Kegiatan Klien Media


Kegiatan
Pendahul 5 menit  Persiapan  Mendengarkan -
uan  Memperkenalkan diri  Bertanya
 Menyapa dan mengenai
menyatakan tentang perkenalan
tujuan pokok dan tujuan jika
ada yang
kurang jelas
Penyajian 15 menit  Menyajikan materi  Mendengarkan poster, dan
berupa Pengertian dengan leaflet
Tanda Bahaya Nifas seksama
secara Umum, Jenis-  Bertanya
jenis Tanda Bahaya mengenai hal-
Nifas beserta hal yang
Penjelasan, kurang jelas
Pencegahan dan dan belum
Penatalaksanaan dimengerti
Tanda Bahaya Nifas
Penutup 10 menit  Melakukan evaluasi  Peserta dapat -
dengan memberikan menjelaskan
pertanyaan sederhana kembali poin-
 Menyampaikan poin materi
ringkasan materi dan yang telah
simpulan dijelaskan
 Mengakhiri pertemuan  Mendengarkan
dan mengucapkan
terima kasih atas
perhatian para peserta

VII. KRITERIA EVALUASI


1. Evaluasi struktur
 Kesiapan materi
 Kesiapan SAP
 Kesiapan media : Poster, dan leaflet
 Peserta hadir di tempat penyuluhan
 Penyelenggaraan dilaksanakan di Ruang Nifas Puskesmas Kecamatan
Cengkareng
 Pengorganisasian penyelenggara penyuluhan dilakukan sebelum kegiatan
2. Evaluasi proses
 Kegiatan dilakukan sesuai dengan waktu yang direncanakan
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
 Peserta aktif dalam proses diskusi
 Suasana penyuluhan tertib
 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum
kegiatan berakhir
PENGORGANISASIAN

Pembawa acara : Amelia Inayati


Pembicara : Syafa Athahira, Ghea Adhistira, Putri Nurariati
Perlengkapan : Sawitri Amalia
Observer : Ibu Lusi

LAMPIRAN

TANDA BAHAYA MASA NIFAS


A. Pengertian Tanda Bahaya Nifas
Tanda Bahaya Nifas adalah tanda-tanda bahaya yang terjadi pada masa nifas yang perlu
diketahui oleh ibu post partum terutama yang dapat mengancam keselamatan ibu.
Pengetahuan tentang tanda bahaya masa nifas adalah pengetahuan ibu tentang tanda
bahaya yang terjadi pada masa nifas yang perlu diketahui karena dapat mengancam
keselamatan ibu. ( Rustam Mochtar , 2002).

B. Jenis-jenis Tanda Bahaya Nifas beserta Penjelasan


Tanda-tanda bahaya masa nifas antara lain:

1. Perdarahan postpartum
2. Lochea yg berbau busuk
3. Subinvolusi uterus
4. Nyeri pada perut dan pelvis
5. Pusing dan lemas berlebihan
6. Suhu tubuh >38
7. Sakit kepala hebat
8. Pembengkakan wajah, tangan, kaki
9. Payudara merah, panas, terasa sakit
10. Nyeri berkemih
11. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama
12. Merasa sangat letih atau nafas terengah engah (Bahiyatun, 2009.)
1. Perdarahan Post Partum

Menurut Bahiyatun, (2009) perdarahan per vaginam yang melebihi 500 ml setelah
bersalin didefinisikan sebagai perdarahan parca persalinan.Terdapat beberapa masalah
mengenai perdarahan per vaginam, antaralain :

a. Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang


hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur cairan amnion atau urine.
Darah tersebar pada spon, handuk, dan kain di dalam ember dan lantai.
b. Volume darah yang hilang juga bervariasi. Kekuatan darah dapat diketahui dari kadar
hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar hb normal dapat menyesuaikan diri
terhadap kehilangan darah yang mungkin dapat menyebabkan anemia. Seorang ibu
yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah.
c. Perdarahan postpartum dapat terjadi secara lambat dalam jangka waktu beberapa jam
dan kondisi ini mungkin tidak dikenali hingga terjadi syok.

Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan terjadinya perdarahan
pascapersalinan. Oleh sebab itu penanganan aktif kala III sebaiknya di lakukan pada
semua wanita bersalin. Karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan
pascapersalinan akibar atonia uteri. Oleh karena itu semua ibu nifas harus dipantau
ketat untuk kemungkinan persalinan.

Penanganan yang dapat dilakukan kepada pasien adalah menstabilkan terlebih dahulu
dengan memberikan cairan, menghentikan perdarahan dan rujukan.

2. Lochea Berbau Busuk


Selama proses involusi, lochia (cairan yang mengandung darah) mengalir dari
Rahim dan keluar dari vagina. Selama beberapa hari pertama sesudah melahirkan,
aliran lochia yang berwarna merah umumnya cukup banyak. Mengeluarkan bekuan
darah seperti jelly, khususnya pada hari-hari pertama sesudah melahirkan adalah
normal. Lochia sering kali memiliki bau seperti ikan yang kuat. Jumlah aliran dapat
berubah sesuai dengan aktivitas dan posisi tubuh anda. Lochia umumnya akan banyak
keluar jika anda berganti posisi seperti berdiri atau duduk sehabis berbaring, saat anda
menyusui, atau buang air besar. Juga menjadi banyak karena gerak berlebihan. Dalam
waktu sepuluh hari, lochia akan berkuarang dan menjadi berwarna pink pucat atau
berbau tidak sedap. Selama beberapa minggu kemudian, lochia menjadi berwarna
putih kekuningan, putih, atau coklat. Lochia dapat terus ada hingga 6 minggu.

Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam masa
nifas sifat lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari pengeluaran darah dan lendir
waktu menstruasi dan berbau anyir (cairan ini berasal dari bekas melekatnya
placenta).

Menurut Rustam Mochtar (2012), Lochea dibagi dalam beberapa jenis,:


a) Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekoneum, selama 2 hari pasca persalinan.
b) Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke 3-7
pasca persalinan.
c) Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14
pasca persalinan.
d) Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu.
e) Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
f) Lochiostasis: lochea tidak lancar keluarnya.
Apabila pengeluaran lochea lebih lama dari pada yang disebutkan di atas
kemungkinan adanya :
a) Tertinggalnya placenta atau selaput janin karena kontraksi uterus yang kurang baik.
b) Ibu yang tidak menyusui anaknya, pengeluaran lochea rubra lebih banyak karena
kontraksi uterus dengan cepat.
c) Infeksi jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurang baik sehingga lebih lama
mengeluarkan lochea dan lochea berbau anyir atau amis.

Bila lochea bernanah dan berbau busuk, disertai nyeri perut bagian bawah
kemungkinan diagnosisnya adalah metritis. Metritis adalah infeksi uterus setelah
persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu. Bila
pengobatan terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik, peritonitis,
syok septik (Mochtar, 2012)

3. Sub Involusi
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim
dari 1000 gram saat setelah bersalin, menjadi 40-60 mg 6 minggu kemudian. Bila
pengecilan ini kurang baik atau terganggu disebut sub-involusi (Mochtar, 2012). Sub
involusi merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan kemunduran yang
terjadi pada setiap organ dan saluran reproduktif,kadang lebih banyak mengarah
secara spesifik pada kemunduran uterus yang mengarah ke ukurannya (Varney, 2007).

Faktor penyebab sub-involusi, antara lain: sisa plasenta dalam uterus, endometritis,
adanya mioma uteri (Prawirohardjo, 2010).

     Tanda dan gejala

a) Letak fundus uteri tetap tinggi atau penurunan fundus uteri lambat
b) Pengeluaran lochea seringkali gagal berubah
c) Terdapat bekuan darah
d) Lochea berbau menyengat
e) Uterus tidak berkontraksi
f) Terlihat pucat
g) Tekanan darah rendah serta suhu tubuh tinggi
h) lemah

4. Nyeri Perut dan Pelvis


Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan komplikasi nifas seperti :
Peritonitis. Peritonitis adalah peradangan pada peritonium, peritonitis umum dapat
menyebabkan kematian 33% dari seluruh kematian karena infeksi.

Peritonitis adalah peradangan pada peritonium yang merupakan pembungkus visera


dalam rongga perut.

Menurut Rustam Mochtar (2012) gejala klinis peritonitis dibagi 2 yaitu :

a) Peritonitis pelvio berbatas pada daerah pelvis

Tanda dan gejalanya demam, nyeri perut bagian bawah tetapi keadaan umum tetap
baik, pada pemeriksaan dalam kavum daugles menonjol karena ada abses.

b) Peritonitis umum

Tanda dan gejalanya: suhu meningkat nadi cepat dan kecil, perut nyeri tekan, pucat
muka cekung, kulit dingin, anorexsia, kadang-kadang muntah.
5. Pusing dan Lemas berlebihan
Menurut Manuaba (2007), pusing merupakan tanda bahaya pada nifas , Pusing
bisa disebabkan oleh karena tekanan darah rendah. Pusing dan lemas yang berlebihan
dapat juga disebabkan oleh anemia bila kadar haemoglobin 9 . Lemas yang berlebihan
juga merupakan tanda tanda bahaya , dimana keadaan lemas disebabkan oleh
kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu kelihatan pucat ,
tekanan darah rendah .

Pencegahan dan penanganan

a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari


b) Makanan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral,
vitamine yang cukup.
c) Minum sedikit 3 liter setiap hari
d) Pil Zat besi harus diminum untuk menambah zat setidaknya selama 40 hari
pasca persalinan
e) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan kadar vitamin
kepada bayinya
f) Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan berlebih
g) Kurang istirahat akan mempengaruhi produksi asi dan memperlambat proses
involusi uterus

6. Suhu Tubuh ibu > 38◦C


Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit baik antara
37,2 ˚C -37,8 ˚C oleh karena reabsopsi benda benda dalam rahim dan mulainya laktasi
, dalam hal ini disebut demam reabsorbsi. Hal itu adalah normal. Namun bila terjadi
peningkatan berlebih 38˚C secara berturut turut selama 2 hari kemungkinan terjadi
infeksi . (Mochtar , 2012).

Penyebab demam di masa puerperium yang berkaitan dengan persalinan dibagi


menjadi 2 yaitu penyebab infeksius dan non infeksius

 Penyebab Infeksius
1. Sepsis puerperalis adalah infeksi pada traktus genetalia yang terjadi setiap saat
pada awitan pecah ketuban (rupture membrane) atau persalinan dan lebih dari
42 jam postpartum atau lebih dimana terdapat 2 atau lebih gejala berikut:
a. Nyeri pelvik
b. Demam 38,5 C atau lebih yang diukur melalui oral kapan saja.
c. Rabas-vagina yang abnormal
d. Rabas vagina yang berbau busuk.
e. Keterlambatan dalam kecepatan penurunan uterus
2. Infeksi pada payudara, seperti mastitis atau stadium lanjut , abses payudara
3. Infeksi saluran kemih
4. Infeksi luka ( jaringan parut pada SC)
5. Gangguan pada tromboembolik , temasuk tromboflebitis superficial dan
thrombosis vena dalam
 Penyebab Non-infeksius

Peningkatan suhu badan yang tidak banyak merupakan hal yang sangat umum
selama periode post partum terutama dalam 24 jam pertama. Penyebab demam seperti
antara lain dehidrasi , luka / trauma pada jaringan , reaksi terhadap protein janin ,
pembengkakan payudara . Meskipun demam yang terjadi dalam 24 jam pertama
setelah persalinan dianggap tidak berkaitan dengan infeksi , suhu sekitar 38,5⁰C atau
lebih selama 24 jam pertama harus menyiagakan bidan akan kemungkinan terjadinya
sepsis puerperalis

Penanganan umum bila terjadi demam :

a) Istirahat baring
b) Rehidrasi per pral / infuse
c) Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu
d) Jika ada syok segera beri pengobatan , untuk menilai berkala karena kondisi
ini dapat memburuk dengan cepat (WHO, 2012)

7. Sakit kepala
Wanita yang baru melahirkan sering mengeluh sakit kepala hebat atau penglihatan
kabur. Penanganan terhadap gangguan ini meliputi:

1. Jika ibu sadar, periksa nadi, tekanan darah, dan pernapasan.


2. Jika ibu tidak bernapas, periksa dan lakukan ventilasi dengan masker dan balon.
Lakukan intubasi jika perlu. Dan jika pernapasan dangkal, periksa dan bebaskan
jalana napas serta beri oksigen 4-6 liter per menit.
3. Jika pasien tidak sadar atau koma, bebaskan jalan napas, baringkan miring, ukur
suhu tubuh, periksa apakah ada kaku tengkuk (Bahiyatun, 2009).
Nyeri kepala pada masa nifas dapat merupakan gejala preeklampsia, jika tidak diatasi
dapat menyebabkan kejang maternal, stroke,koagulopati dan kematian.

Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah:

1.      Sakit kepala hebat

2.      Sakit kepala yang menetap

3.      Tidak hilang dengan istirahat

4.      Depresi post partum

Kadang - kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan
bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat
disebabkan karena terjadinya edema pada otak dan meningkatnya resistensi otak yang
mempengaruhi Sistem Saraf Pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri
kepala, kejang) dan gangguan penglihatan.

a.      Gejala :
1.      Tekanan darah naik atau turun
2.      Lemah
3.      Anemia
4.      Napas pendek atau cepat
5.      Nafsu makan turun
6.      Kemampuan berkonsentrasi kurang
7.      Tujuan dan minat terdahulu hilang; merasa kosong
8.      Kesepian yang tidak dapat digambarkan; merasa bahwa tidak seorang pun
mengerti
9.      Serangan cemas
10.  Merasa takut
11.  Berpikir obsesif
12.  Hilangnya rasa takut
13.  Control terhadap emosi hilang
14.  Berpikir tentang kematian
b.      Penanganan
1.      Informed consent
2.      Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum sambil mencari riwayat
penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarga
3.      Pemberian Parasetamol dan Vit B Complek 2x/hari, Tablet zat besi 1x/hari
4.      Jika tekanan diastol >110mmHg, berikan antihipertensi sampai tekanan diastolik
5.      Pasang infus RL dengan jarum besar no.16 atau lebih
6.      Ukur keseimbangan cairan
7.      Persiapan rujukan
8.      Periksa Hb
9.      Periksa protein urine
10.  Observasi tanda-tanda vital
11.  Lebih banyak istirahat

8. Pembengkakan wajah atau ekstermitas

Bila terjadi gejala ini, periksa adanya varises, periksa kemerahan pada betis, dan
periksa apakah tulang kering, pergelangan kaki, atau kaki mengalami oedema
(Bahiyatun, 2009). Udem adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan , akibat adanya
gannguan keseimbangan.

Udem dapat terjadi oleh :

1.      Adanya tekanan hidrostatik yang sangat tinggi pada pembuluh kapiler seperti
misalnya bila aliran darah vena tersumbat

2.      Tekanan osmotik terlalu rendah, karena kadar protein plasma, terutama albumin
sangat rendah

3.      Sumbatan pada aliran limfe

4.      Kerusakan dinding kapiler sehingga plasma dapat merembes keluar dan masuk
ke dalam jaringan serta menimbulkan tekanan osmotik yang melawan tekanan
osmotik protein dalam aliran darah

Udem juga terlihat pada adanya trombosis pada vena – vena betis yang terletak dalam,
biasanya merupakan komplikasi berbahaya akibat berbaring yang terlalu lama, yang
menyebabkan aliran dalam darah vena menjadi lambat sehinga membeku. Trombosis
seperti ini terjadi akibat infeksi.

Keadaan pembengkakan wajah dan ekstremitas, sering menyertai kelainan – kelainan


pada masa nifas, sebagai berikut

1.      Preeklampsi

2.      Syndrom Nefrotik

9. Payudara Bengkak
Menurut Bahiyatun (2009) payudara bengkak yang tidak disusu secara adekuat
dapat menyebabkan payudara menjadi merah, panas, terasa sakit, dan akhirnya terjadi
mastitis. Puting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadinya payudara
bengkak. BH/bra yang terlalu ketat mengakibatkan engorgement segmental. Bila
payudara ini tidak disusukan dengan adekuat, dapat terjadi mastitis. Kelainan pada
payudara pada masa nifas diantaranya:

 Bendungan ASI
Disebabkan oleh pembendungan air susu karena penyempitan duktus laktiferi atau
oleh kelenjar-kelenjar yang tidak dikosngkan secara sempurna atau karena kelainan
pada putting susu. Keluhan mamae bengkak, keras, dan terasa panas sampai suhu
badan meningkat. Penanganan sebaiknya dimulai sejak hamil dengan perawatan
payudara untuk mencegah terjadinya kelianan-kelainan. Bila terjadi juga berikan
terapi simtomatis untuk sakitnya (analgetika), sebelum menyusukan pengurutan
dahulu atau dipompa sehingga sumbatan hilang.
 Mastitis dan abses mamae
Adalah suatu peradangan pada payudara yang disebabkan kuman, terutama
staphylococcus aureus melalui luka pada puttimng susu, atau melalui peredaran darah.
Mastitis yang tidak segera diobati akan menyebabkan abses payudara yang bisa pecah
ke permukaan kulit dan menimbulkan borok yang besar. Keluhannya adalah payudara
membesar, keras, nyeri kulit memerah, dan membisul (abses), dan akhirnya pecah
dengan borok serta keluarnya cairan nanah bercampur dengan air susu.

Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat, dan anemia mudah mengalami infeksi.
Gejala gangguan ini meliputi :
1. Bengkak dan nyeri pada seluruh payudara atau lokal
2. Kemerahan pada seluruh payudara atau hanya lokal
3. Payudara keras dan berbenjol-benjol
4. Panas badan dan rasa sakit umum
Gangguan ini dapat diatasi dengan :

1. Menyusui tetap dilanjutkan. Pertama, bayi disusukan pada payudara yang sakit
selama dan sesering mungkin. Hal ini dilakukan agar payudara kosong.selanjutnya,
susukan bayi pada payudara yang normal.
2. Beri kompres panas. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan shower hangat
atau lap basah panas pada payudara yang terkena.
3. Ubah posisi menyusui dari waktu ke waktu, yaitu dengan posisi berbaring, duduk,
atau posisi memegang bola (football position).
4. Pakai BH longgar.
5. Istirahat yang cukup dan makanan yang bergizi.
6. Banyak minum (2 liter per hari).
Dengan penatalaksanaan tersebut, biasanya peradangan akan menghilang setelah 48
jam, dan jarang sekali yang menjadi abses. Tetapi bila dengan cara-cara tersebut tidak
ada perbaikan setelah 12 jam, ibu perlu diberi antibiotik selama 5-10 hari dan analgesik
(Bahiyatun, 2009).

10. Nyeri Berkemih


Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih.
Kejadian infeksi saluran kemih pada masa nifas relative tinggi dan hal inidihubungkan
dengan hipotoni kandung kemih akibat trauma kandung kemih waktupersalinan,
pemeriksaan dalam yang sering, kontaminasi kuman dari perineum, ataukaterisasi yang
sering (sulaiman,2004).

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang sering dijumpai pada perempuan
setelah infeksi saluran nafas. Dalam setiap tahun, 15% perempuan mengalami ISK.
Kejadian ISK makin sering terjadi pada masa kehamilan. Perubahan mekanis dan
hormonal yang terjadi pada kehamilan meningkatkan risiko keadaan yang membuat urin
tertahan di saluran kencing. Juga adanya peningkatan hormon progesterone pada
kehamilan akan menambah besar dan berat rahim serta mengakibatkan pengenduran
pada otot polos saluran kencing.
Perubahan-perubahan tersebut mencapai puncak pada akhir trimester dua dan awal
trimester tiga yang merupakan factor yang memudahkan terjangkitnya ISK pada
kehamilan. Saluran kencing yang pendek pada perempuan dan kebersihan daerah sekitar
kelamin luar yang menjadi bagian yang sulit dipantau pada perempuan hamil akan
mempermudah ISK.
ISK postpartum adalah infeksi bakteri pada traktus urinarius, terjadi sesudah melahirkan,
ditandai kenaikan suhu sampai 38 derajat celcius atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari
pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama.(Sulaiman,2004)

Tanda dan Gejala

Tanda-tanda ISK tidak khas, sebagian diantaranya bahkan tanpa gejala. Biasanya,
keluhan yang sering dijumpai antara lain:

• Nyeri saat kencing (disuria)

• Kencing sedikit-sedikit dan sering (polakisuria) dalam bahass jawa: anyang-anyangen

• Nyeri di atas tulang kemaluan atau perut bagian bawah (suprapubik)

Tanda-tanda tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan bagian saluran kencing yang


terinfeksi.
1. ISK bagian bawah: biasanya ditandai dengan keluhan nyeri atau rasa panas saat
kencing, kencing sedikit-sedikit dan sering, rasa tidak nyaman di atas tulang kemaluan
(suprapubik).
2. ISK bagian atas: ditandai dengan keluhan nyeri atau rasa tidak nyaman di pinggang,
mual, muntah, lemah, demam, menggigil, sakit kepala. (Sarwono,2007)

Cara terjadinya infeksi:

1) Tangan penderita atau penolong yang tetutup sarung tangan pada pemeriksaan dalam
atau operasi membawa bakteri ke traktus urinarius. Kemungkinan lain ialah bahwa
sarung tangan atau alat-alat yang dimasukkan ke dalam jalan lahir tidak sepenuhnya
bebas dari kuman-kuman.(Nugroho,2007)

2) Peralatan tidak steril, missal sarung tangan, gunting epis, hingga kateter sehingga
terkontaminasi bakteri dan invasi ke traktus urinarius.(Nugroho,2007)
3) Infeksi rumah sakit (hospital infection)/lingkungan inpartum. Dalam rumah sakit
banyak sekali kuman-kuman patogen berasal dari penderita-penderita di seluruh rumah
sakit. Kuman-kuman ini terbawa oleh air, udara, alat-alat dan benda-benda rumah sakit
yang sering dipakai para penderita (Nugroho,2007)

Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya infeksi saluran kemih antara lain: anatomi
konginetal, batu saluran kemih, oklusi ureter (sebagian atau total). Infeksi tractus
urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces yang naik dari perineum ke
uretra dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa. Agar infeksi dapat
terjadi, bakteri harus mencapai kandung kemih, melekat pada dan mengkolonisasi
epitelium traktus urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme
pertahan penjamu dan cetusan inflamasi. Inflamasi, abrasi mukosa uretral, pengosongan
kandung kemih yang tidak lengkap, gangguan status metabolisme (diabetes, kehamilan,
gout) dan imunosupresi meningkatkan resiko infeksi saluran kemih dengan cara
mengganggu mekanisme normal.(Nugroho,2007)

Menurut Nugroho (2007) Macam Infeksi saluran kemih diantaranya :

1. Uretritis merupakan suatu inflamasi yang biasanya adalah suatu infeksi yang
menyebar naik yang digolongkan sebagai general atau mongonoreal.

2. Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya
infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine dari uretra ke dalam
kandung kemih (refluks urtrovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau
sistoskop.

3. Pielonefritis (infeksi traktus urinarius atas) merupakan infeksi bakteri piala ginjal,
tobulus dan jaringan intertisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai
kandung kmih melalui uretra dan naik ke ginjal. Pielonefritis dapat dibagi menjadi dua,
yaitu pielonefritis akut dan pielonefritis kronik. Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat
infeksi kandung kemih asendens. Pielonefritis akut juga dapat terjadi melalui infeksi
hematogen. Infeksi dapat terjadi di satu atau di kedua ginjal. Pielonefritis kronik dapat
terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu,
obstruksi lain, atau refluks vesikoureter.
Pencegahan Infeksi Saluran Kemih saat Nifas

1) Masa kehamilan

a. Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia, malnutrisi


dan kelemahan serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita ibu.

b. Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu.

c. Koitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan hati-hati
karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban. Kalau ini  terjadi infeksi akan mudah
masuk dalam jalan lahir.(Nugroho,2010)

2) Selama persalinan

Usaha-usaha pencegahan terdiri atas membatasi sebanyak mungkin masuknya kuman-


kuman dalam jalan lahir :

a. Menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin.

b. Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam maupun


perabdominam dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas.

c. Mencegah terjadinya perdarahan banyak, bila terjadi darah yang hilang harus
segera diganti dengan tranfusi darah.

d. Alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus steril

e. Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan


sterilisasi yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah. (Nugroho,2010)

3) Selama nifas

a. Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat
dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril.

b. Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak
bercampur dengan ibu sehat.
c. Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama dibatasi
sedapat mungkin.(Nugroho,2010)

Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih Postpartum

1. Penanganan umum
• Antisipasi setiap kondisi (faktor predisposisi dan masalah dalam proses persalinan)
yang dapat berlanjut menjadi penyulit/komplikasi dalam masa nifas.
• Berikan pengobatan yang rasional dan efektif bagi ibu yang mengalami infeksi nifas.
• Lanjutkan pengamatan dan pengobatan terhadap masalah atau infeksi yang dikenali
pada saat kehamilan ataupun persalinan.
• Jangan pulangkan penderita apabila masa kritis belum terlampaui.
• Beri catatan atau instruksi tertulis untuk asuhan mandiri di rumah dan gejala-gejala
yang harus diwaspadai dan harus mendapat pertolongan dengan segera.
• Lakukan tindakan dan perawatan yang sesuai bagi bayi baru lahir, dari ibu yang
mengalami infeksi pada saat persalinan. Dan Berikan hidrasi oral/IV secukupnya.
(pernoll,2009)

2. Pengobatan secara umum


• Sebaiknya segera dilakukan pembiakan (kultur) dan sekret vagina, luka operasi dan
darah serta uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang tepat dalam
pengobatan.,
• Berikan dalam dosis yang cukup dan adekuat.
• Karena hasil pemeriksaan memerlukan waktu, maka berikan antibiotika spektrum
luas (broad spektrum) menunggu hasil laboratorium.
• Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh penderita, infus atau transfusi darah
diberikan, perawatan lainnya sesuai dengan komplikasi yang dijumpai.
(Pernoll,2009)
3. Penanganan infeksi postpartum :
• Suhu harus diukur dari mulut sedikitnya 4 kali sehari.
• Berikan terapi antibiotic (kolaborasi dengan dokter), Perhatikan diet. Lakukan
transfusi darah bila perlu, Hati-hati bila ada abses, jaga supaya nanah tidak masuk ke
dalam rongga perineum. (Pernoll,2009)
11. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama
Sesudah bayi lahir, ibu akan merasa lelah dan mungkin juga lemas dan karena
kehabisan tenaga. Hendaknya ibu lekas diberi minuman hangat, susu, atau teh yang
bergula. Apabila ibu menghandaki makanan, berikan makanan yang sifatnya ringan.
walaupun dalam persalinan lambung dan alat pencernaan tidak langsung turut
mengadakan proses persalinan, tetapi sedikit atau banyak pasti dipengaruhi proses
persalinannya. Sehingga alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaannya
kembali. Oleh karena itu tidak benar bila ibu diberikan makanan sebanyak-banyak nya
walaupun ibu menginginkannya. Tetapi biasanya disebabkan adanya kelelahan yang
amat berat, nafsu makan pun terganggu sehingga ibu tidak ingin makan sampai
kehilangan itu hilang.(Sunarsih,2011)

 Menurut Sunarsih (2011) Penyebab hilangnya nafsu makan pada si ibu, yaitu, :

1)      Ibu post partum blues

2)      kurangnya dukungan dari keluarga (terutama suami)

3)      Ibu mengidap suatu penyakit dlam pencernaan atau anggota tubuh

4)      Kedaan ekonomis yang tidak mendukung.

5)      Kurang istirahat.

 Penatalaksanaan

1)      Dengan pendekatan atau bimbingan psikiatri

2)      Anjurkan ibu untuk makan yang segar dan bervariasi setiap hari, yaitu :

 Makan sumber protein nabati dan hewani, seperti : daging, telur, kacang-
kacangan dan ayam.
 Makanan sumber kerbohidrat, seperti : beras, jagung, kentang, dan ubi.
 Sayuran (sperti : bayam, kangkung) dan buah-buahan (seperti : jeruk,
pepaya, pisang dan mangga)

3)      Anjurkan ibu untuk makan sedikit-sedikit tetapi sering


4)      Anjurkan ibu untuk makan pil penambah darah, vitamin yang diberikan dari
rumah sakit (Sunarsih,2011)

 Tips Untuk Mengatasi Hilangnya Nafsu Makan :

1. Ibu yang mengalami kehilangan nafsu makan bisa dihindari dengan upaya
menyajikan hidangan dalam porsi kecil dan penampilan menarik.
2. Jangan lupa, konsumsi vitamin C dan vitamin B (vitamin larut air) serta
beberapa mineral seperti zinc, kalium, magnesium.
3. Kita bisa memperolehnya dari beberapa bahan makanan.

 Zinc: daging, hati, kerang, telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan.


 Kalium: makanan mentah atau segar, terutama sayuran, buah dan kacang-
kacangan.
 Magnesium: sayuran hijau, serealia tumbuk, biji-bijian, kacang-kacangan,
daging, susu, daging.
 Vitamin B: biji-bijian, kacang-kacangan, kacang merah, tofu, tuna, ikan
salmon, sayuran.
 Vitamin C: buah jeruk, melon, semangka, bayam, brokoli, tomat, ubi,
kubis, kembang kol.
 Coba cari variasi makanan, diluar makanan biasa ibu. Makanan yang
paling enak menurut ibu, (mungkin bisa mempercepat mengembalikan
nafsu makannya). (Bahiyatun,2009)

13. Merasa Sedih atau Tidak Mampu Mengasuh Sendiri Bayinya dan Diri Sendiri

Pada minggu-minggu awal setelah persalinan kurang lebih 1 tahun ibu post
partum cenderung akan mengalami perasaan-perasaan yang tidak pada umumnya
seperti merasa sedih, tidak mampu mengasuh dirinya sendiri dan bayinya.
Faktor penyebab :
1.      Kekecewaan emosional yang mengikuti kegiatan bercampur rasa takut yang di
alami kebanyakan wanita selama hamil dan melahirkan.
2.      Rasa nyeri pada awal masa nifas
3.      Kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan telah melahirkan
kebanyakan di rumah sakit
4.      Kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya setelah
meninggalkan rumah sakit
5.      Ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi (Bahiyatun, 2009)

Pencegahan dan Penatalaksanaan Tanda Bahaya Nifas

1. Stabilisasi pasien dalam mengatasi masalah masa nifas


2. Kolaborasi yaitu pertolongan pertama pada kegawatdaruratan baik dengan
kien atau keluarga
3. Rujukan ke fasilitas yang lebih tinggi dan memadai untuk mengatasi masalah
pasien masa nifas (Bahiyatun,2009)
DAFTAR PUSTAKA

Bahiyatun, Buku Ajar asuhan Kebidanan nifas normal / penulis, bahiyatun; editor.
Monica ester. – Jakarta : EGC, 2009.

Benson,Ralph C dan Martin L . Pernoll.2009.Obstetri dan Ginekologi. Jakarta. EGC.

Buku Modul Sepsis Puerperalis ,2009

Krisnadi, Sofie. 2005. Obstetri Patologi ilmu kesehatan Reproduksi Edisi 2 FK


UniversitasPadjadjaran. Jakarta: EGC.

Mochtar, Rustam. 2012. Sinopsis Obstetri : Obstetri fisiologi, Obstetri Patologi Jilid 1
Edisi 3. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal


Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo.

Joseph, H. K dan Nugroho. 2010. Catatan Kuliah Ginekologi dan Obstetri


(Obsgyn).Yogayakarta: Nuha Medika.

Dewi, N. V., & Sunarsih, T. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta
Selatan: Salemba Medika

Ambarwati, R. E., & Wulandari, D. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jakarta: Mitra
Cendikia Offset

WHO, 2012. Modul Sepsis Puerperalis. Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran

Sulaiman, Sastrawinata, 2004.Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi. Edisi 2 .


Jakarta : EGC
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta :EGC
DAFTAR HADIR
PESERTA PENYULUHAN

Nama Alamat TTD

Anda mungkin juga menyukai