Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERDARAHAN PADA MASA ANTENATAL

Oleh:

Anggraini Gita Rahayu

(G1B119027)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN AJARAN 2020


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Satuan Acara Penyuluhan ini yang berjudul
“Perdarahan Pada Masa Antenal”
Satuan Acara Penyuluhan ini disusun untuk memenuhi tugas skill lab blok
Maternitas II. Saya sangat menyadari dalam penyusunan dan penulisan tugas Satuan
acara penyuluhan ini masih ada banyak sekali kekurangan, oleh karena itu saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan dan memperluas
wawasan penulis.
Semoga penyuluhan ini dapat memberi tambahan ilmu bagi saya pada khususnya
dan juga untuk peserta penyuluhan.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Jambi, 8 Februari 2021

Penulis
SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERDARAHAN PADA MASA ANTENATAL

Pokok bahasan: Perdarahan pada masa antenatal

Sub pokok bahasan: Definisi, Penyebab, Tanda dan Gejala, Dampak, dan Penangaran
Perdarahan

I. LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu merupakan tolak ukur untuk menilai baik buruknya
pelayanan kebidanan dan sebagai indikator tingkat kesejahteraan ibu. Angka
Kematian Ibu (Maternal Mortality Ratio, MMR) didasarkan pada risiko
kematian ibu berkaitan dengan proses melahirkan, persalinan, perawatan
obstetrik, komplikasi kehamilan dan masa nifas. Penyebab perdarahan pada
kehamilan yang penting adalah perdarahan antepartum dan perdarahan
postpartum.

Perdarahan yang terjadi pada umur kehamilan yang lebih tua setelah
melewati trimester III disebut dengan perdarahan antepartum. Perdarahan
antepartum merupakan suatu kasus gawat darurat yang berkisar 3-5% dari
seluruh persalinan. Penyebab utama perdarahan antepartum yaitu plasenta
previa dan solusio plasenta; penyebab lainnya biasanya pada lesi lokal vagina/
serviks.

II. TUJUAN UMUM


Setelah dilakukan penyuluhan mengenai materi perdarahan pada
masa antenatal diharapkan peserta dapat memahami dan mengetahui tentang
perdarahan pada masa antenatal tersebut.

III. TUJUAN KHUSUS

Setelah diberikan penyuluhan, individu dapat :

1. Mengetahui Definisi dari Perdarahan


2. Mengetahui Penyebab Perdarahan pada masa antenatal
3. Mengetahui Tanda dan Gejala perdarahan
4. Mengetahui Dampak perdarahan pada masa antenatal
5. Mengetahui penangangan perdarahan pada masa antenatal
IV. PENGORGANISASIAN
1. Hari/Tanggal, Tempat dan Waktu
Hari/tanggal : Senin, 8 Februari 2021
Tempat : Rumah
Waktu : 10.00 – 10.20 WIB (20 menit)
2. Metode dan Media
Metode : Ceramah dan Diskusi
Media : PPT, Leaflet
3. Tim Pelaksana
Pembimbing Akademik : Ns. Indah Mawati, S.Kep., M.Kep

Penyuluh : Anggraini Gita Rahayu

V. TUGAS DAN FUNGSI TIM PELAKSANA


1. Penyuluh / Presenter
Uraian tugas:
1) Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa
yang mudah dipahami oleh peserta.
2) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan.
3) Menjawab pertanyaan peserta.

VI. SETTING TEMPAT

Pembimbing Individu

Penyuluh
VII. KEGIATAN PENYULUHAN
No WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN KLIEN

1. 2 menit Pembukaan :  Menjawab salam


 Mendengarkan dan
 Membuka kegiatan dengan
memperhatikan
mengucapkan salam.
 Mendengarkan dan
 Memperkenalkan diri
memperhatikan
 Menjelaskan tujuan dari
 Menyetujui kontrak
penyuluhan
waktu
 Menyebutkan materi yang akan
diberikan
 Menjelaskan kontrak waktu

2. 4 menit Pelaksanaan :

 Pengertian Perdarahan  Memperhatikan


 Penyebab dari Perdarahan pada  Memperhatikan
masa antenatal
 Memperhatikan
 Tanda dan Gejala yang dialami
 Dampak dari Perdarahan  Memperhatikan
 Penanganan perdarahan pada masa  Memperhatikan
antenatal

3. 2 Menit Evaluasi :  Bertanya


 Menjawab
 Memberikan kesempatan kepada
pertanyaan
klien untuk bertanya.
 Menanyakan kepada klien tentang
materi yang telah diberikan dan
memberikan reinforcement kepada
klien jika dapat menjawab
pertanyaan

4. 2 Menit Penutup :  Mendengarkan


 Menjawab salam
 Mengucapkan terimakasih atas
peran serta klien.
 Mengucapkan salam penutup
 VIII. EVALUASI 
1. Evaluasi Proses

• Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan

• Peserta penyuluhan dapat mengikuti acara atau kegiatan sampai selesai

• Peserta penyuluhan berperan aktif selama kegiatan berjalan.

2. Evaluasi Hasil
 Peserta mampu menyebutkan Penyebab dari Perdarahan pada masa
antenatal
 Peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala perdarahan
 Peserta mampu menyebutkan dampak dari perdarahan
 Peserta mampu menyebutkan bagaimana penanganan perdarahan

MATERI
Definisi

Perdarahan antepartum adalah perdarahan melalui vagina yang terjadi pada usia
kehamilan lebih dari 24 minggu. Perdarahan antepartum merupakan salah satu kondisi
kegawatdaruratan yang perlu mendapatkan penanganan segera. Bila tidak cepat
ditindaklanjuti, perdarahan ini dapat menyebabkan kematian baik pada ibu maupun pada
janin.

Pendarahan, terutama pada kehamilan muda, adalah komplikasi yang paling sering
terjadi. Umumnya pendarahan terjadi pada trimester pertama kehamilan. Namun
pendarahan juga bisa mengindikasikan keguguran, atau masalah lain yang bisa
mengancam nyawa ibu dan bayi.

Pendarahan dalam jumlah sedikit seperti bercak-bercak pada kehamilan minggu ke 7-


9 merupakan hal yang normal karena implantasi embrio pada dinding rahim
menyebabkan dinding rahim melepaskan sejumlah kecil darah dan berlangsung satu
hingga dua hari. Mengangkat beban berat, aktivitas berlebih atau hubungan seksual juga
dapat menyebabkan terjadinya pendarahan dan biasanya akan hilang setelah beristirahat
cukup.

Penyebab Perdarahan Antepartum


Para ahli medis terus melakukan berbagai penelitian untuk mencari tahu
penyebab pasti pemicu terjadinya perdarahan antepartum. Namun hingga kini, dari
keseluruhan kasus perdarahan antepartum, sebagian didiagnosis akibat robekan
plasenta, plasenta previa, persalinan prematur, dan gangguan pada leher rahim. Meski
demikian secara statistik, sekitar 50 persen kasus perdarahan antepartum tidak dapat
diketahui penyebab pastinya meski telah dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh.

Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan perdarahan saat hamil, di antaranya:

 Implantasi

Perdarahan akibat implantasi biasanya muncul sebagai flek ringan, bahkan sering tidak
disadari oleh wanita yang mengalaminya. Kondisi ini disebabkan oleh proses
tertanamnya janin pada dinding rahim.

Bagi wanita yang mengalami perdarahan dengan ciri-ciri tersebut, jangan khawatir
berlebihan. Sebab perdarahan akibat implantasi akan berhenti dengan sendirinya tanpa
menimbulkan keluhan yang bermakna.

 Keguguran
Keguguran diartikan sebagai terminasi atau berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat
hidup di luar rahim. Kondisi ini biasanya terjadi pada 12 minggu pertama atau trimester
pertama kehamilan.

Banyak wanita menyalahkan dirinya saat mengalami keguguran. Padahal mayoritas


keguguran tidak diketahui sebab pastinya. Dan, kebanyakan wanita yang pernah
mengalami keguguran cenderung tidak mengalaminya lagi di kehamilan berikutnya
(tidak berulang).

Perdarahan yang merupakan tanda keguguran biasanya disertai dengan rasa nyeri hebat
di area pelvis atau perut bawah. Meski demikian, tak menutup bahwa perdarahan akibat
keguguran terjadi tanpa adanya gejala yang berarti.

 Kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik adalah jenis kehamilan yang terjadi di luar rahim, misalnya di tuba
falopi. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan setelah seorang wanita dinyatakan
hamil melalui pemeriksaan.

Pada kehamilan ektopik, perdarahan biasanya terjadi pada trimester awal kehamilan.
Perdarahan ini terjadi misalnya akibat pecahnya tuba falopi karena tidak mampu
menampung pertumbuhan janin dan membutuhkan penanganan darurat segera.

 Gangguan plasenta

Gangguan plasenta, seperti letak plasenta terlalu di bawah (plasenta previa) atau plasenta
yang terlepas (abrupsio plasenta) dapat menimbulkan perdarahan. Gangguan tersebut
dapat memengaruhi proses melahirkan.

Misalnya, pada plasenta previa yang menutupi jalan lahir secara keseluruhan sehingga


perlu dilakukan tindakan operasi sectio. Sedangkan pada abrupsio plasenta, kondisinya
dapat bervariasi mulai ringan di mana pasien diminta untuk tirah baring total, hingga
terlepasnya keseluruhan plasenta yang membutuhkan kelahiran janin segera.

Tanda perdarahan yang berbahaya

Segera pergi ke layanan gawat darurat rumah sakit terdekat jika Anda mengalami satu
atau lebih perdarahan dengan tanda sebagai berikut:

 Perdarahan hebat, misalnya jumlah darah yang keluar sangat banyak atau disertai
jaringan-jaringan berukuran besar
 Nyeri perut hebat yang tidak tertahankan
 Demam tinggi yang tidak membaik dengan obat penurun demam
 Pusing hingga penurunan kesadaran atau pingsan
 Keputihan abnormal dan berbau
 Perdarahan di trimester kedua dan ketiga kehamilan.

Gejala Perdarahan Antepartum yang Harus Diwaspadai


Gejala utama perdarahan antepartum adalah darah yang keluar melalui vagina.
Perdarahan ini dapat disertai dengan nyeri atau tidak. Jika disertai dengan nyeri,
kemungkinan perdarahan disebabkan karena robekan plasenta. Namun jika sebaliknya,
kemungkinan besar penyebabnya adalah plasenta previa.

Tanda gejala lain perdarahan antepartum yaitu timbulnya kontraksi rahim. Bisa


juga terjadi tanda-tanda syok hipovolemik pada si ibu akibat kehilangan banyak darah.
Tanda-tanda syok ini berupa linglung, pucat, bernapas dengan cepat, berkeringat dingin,
produksi urine berkurang atau tidak berkemih sama sekali, lemas, dan pingsan.
Terkadang, bagi ibu hamil yang fit dan berusia muda, tanda-tanda ini tidak tampak dan
baru diketahui ketika keadaan sudah sangat memburuk.

Dampak perdarahan antepartum pada ibu dan bayi


Perdarahan antepartum bisa menyebabkan berbagai komplikasi baik pada ibu maupun
bayi. Pada ibu, beberapa dampak perdarahan antepartum yang dapat terjadi antara lain:

 Harus menjalani persalinan prematur


 Terbentuknya gumpalan di pembuluh darah
 Kerusakan ginjal akut
 Perdarahan postpartum
 Plasenta akreta atau plasenta yang tumbuh terlalu dalam ke dalam rahim
 Anemia
 Infeksi
 Gangguan psikologis

Semantara itu untuk bayi, komplikasi yang terjadi antara lain:

 Fetal hypoxia atau kekurangan suplai oksigen


 Pertumbuhan janin terhambat
 Lahir prematur
 Meninggal dunia

Penanganan perdarahan antepartum


Ibu hamil yang mengalami perdarahan harus segera memeriksakan diri ke dokter.
Saat melakukan pemeriksaan, dokter akan menanyakan tentang riwayat kesehatan dan
gejala lain yang dialami selain perdarahan. Dokter juga akan menanyakan riwayat
kehamilan serta keguguran yang pernah dialami. Perdarahan yang terjadi disertai dengan
pecahnya air ketuban menandakan persalinan harus segera dilakukan.
Selain itu, pemeriksaan darah seperti tes darah lengkap juga mungkin dilakukan
agar dokter bisa lebih mudah menegakkan diagnosis penyebab perdarahan antepartum
yang terjadi. Apabila perdarahan disebabkan oleh abrupsi plasenta atau plasenta previa,
maka diperlukan rawat inap di rumah sakit. Dokter akan terus memonitor perkembangan
kesehatan ibu dan janin. Apabila perdarahan sudah berhenti, maka ibu hamil boleh
pulang dan dianjurkan untuk memperbanyak aktivitas jalan kaki. Namun, jika perdarahan
tidak kunjung berhenti dan usia kehamilan sudah mendekati HPL, maka dokter akan
menyarankan persalinan secepatnya. Persalinan bisa dilakukan secara normal maupun
melaluli operasi Caesar, tergantung dari kondisi ibu dan bayi.
Mengenai kategori besar atau kecilnya perdarahan, dapat dilihat gambaran ini untuk
mengetahuinya:

 Perdarahan besar, yaitu apabila tubuh kehilangan darah lebih dari 1.000 ml
dengan atau tanpa tanda-tanda syok.
 Perdarahan sedang yaitu apabila tubuh kehilangan darah sebanyak 50 - 1.000 ml
dan tidak disertai tanda-tanda syok.
 Perdarahan kecil yaitu apabila tubuh kehilangan darah kurang dari 50 ml dan
sudah berhenti
DAFTAR PUSTAKA

The Royal Children's Hospital Melbourne Australia. Antepartum haemorrhage.


Royal College of Obstetricians & Gynarcologists RCOG UK (2011). Antepartum
Haemorrhage

American Pregnancy Association (2015). Bleeding During Pregnancy.


Payne, J. Patient (2016). Antepartum Haemorrhage.

Hadijanto B. Perdarahan Pada Kehamilan Muda. Dalam Saifudin AB. Rachimhadi T,


Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Jakarta: P.T. Bina Pustaka Sarwono
Prawiraharjo; 2009: p. 459.

Kementrian Kesehatan RI. http://promkes.kemkes.go.id/tanda-bahaya-kehamilan-yang-


harus-diketahui-oleh-ibu-hamil

Anda mungkin juga menyukai