Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN MATERNITAS II

SATUAN ACARA PENYULUHAN


GANGGUAN PEMBEKUAN DARAH PADA MASA KEHAMILAN

OLEH:

OKTI MAGHFIRAWATI G1B119032

DOSEN PENGAMPU :

Ns. Kamariyah, S.Kep., M.Kep

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN AJARAN 2021-2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur  penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Satuan Acara Penyuluhan ini dengan
tema “GANGGUAN PEMBEKUAN DARAH PADA MASA KEHAMILAN”

Satuan Acara Penyuluhan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Maternitas II, Program Studi Ilmu Keperawatan. Dalam penyusunan dan penulisan
tugas Satuan Acara Penyuluhan ini, penulis menyadari bahwa masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
perbaikan dan memperluas wawasan penulis. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
penulisan, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak, khususnya kepada dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas II yang
telah banyak membimbing dalam penulisan ini.

Penulis berharap semoga penyuluhan ini dapat memberi wawasan serta tambahan ilmu
bagi penulis khususnya dan juga para peserta penyuluhan.

Jambi, Februari 2021

Penulis
SATUAN ACARA PENYULUHAN

GANGGUAN PEMBEKUAN DARAH PADA MASA KEHAMILAN

Pokok bahasan : Gangguan Pembekuan Darah Pada Masa Kehamilan

Sub pokok bahasan : Pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi, diagnosis,
pencegahan, pengobatan, penatalaksanaan

I. LATAR BELAKANG
Kehamilan mencetuskan berbagai macam perubahan fisiologi dalam peredaran darah
baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan hematologi sering ditemukan pada
ibu hamil karena perubahan-perubahan fisiologis tersebut menyebabkan ibu hamil lebih
rentan terhadap ganguan- gangguan dalam peredaran darah, terutama penyakit-penyakit
kronis seperti anemia, trombositopenia, maupun keganasan yaitu leukemia dan limfoma.
Kenaikan kebutuhan nutrisi pada kehamilan juga dapat menimbulkan gangguan- gangguan
pada peredaran darah seperti anemia defisiensi besi dan anemia megaloblastik. Kehamilan
juga dapat memperlihatkan gangguan-gangguan yang sebenarnya sudah ada sejak sebelum
kehamilan, seperti hemolitik anemia yang disebabkan oleh hemaglobinopati ataupun
kelainan pada membran sel. Kelainan hematologi yang dapat timbul dalam kehamilan antara
lain anemia baik anemia defisiensi besi, anemia megaloblastik, hingga anemia hemolitik,
gangguan koagulasi, dan trombositopenia. Penanganan pada gangguan hematologi
khususnya pada kehamilan saat berperan dalam morbiditas dan mortilitas ibu dan bayi.
Sehingga, gangguan hematologi dalam kehamilan tidak boleh dibiarkan dan harus segera
mendapatkan penanganan dan terapi yang adekuat.

II. TUJUAN UMUM

Setelah dilakukan penyuluhan peserta penyuluhan dapat mengerti mengenai ganggua


n pembekuan darah pada masa kehamilan
III. TUJUAN KHUSUS

Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat :

1. Mengetahui pengertian gangguan pembekuan darah pada masa kehamilan


2. Mengetahui etiologi gangguan pembekuan darah pada masa kehamilan
3. Mengetahui patofisiologi gangguan pembekuan darah pada masa kehamilan
4. Mengetahui tanda dan gejala gangguan pembekuan darah pada masa kehamilan
5. Mengetahui komplikasi gangguan pembekuan darah pada masa kehamilan
6. Mengetahui diagnosis gangguan pembekuan darah pada masa kehamilan
7. Mengetahui pencegahan gangguan pembekuan darah pada masa kehamilan
8. Mengetahui pengobatan gangguan pembekuan darah pada masa kehamilan
9. Mengetahui penatalaksanaan gangguan pembekuan darah pada masa kehamilan

IV. PENGORGANISASIAN
1. Hari/Tempat, Tanggal dan Waktu
Hari/Tanggal : 15 Februari 2021
Tempat : Rumah ibu Lestaria
Waktu : 10.00 – 11.00 wib
2. Metode dan Media
Metode : Ceramah dan diskusi
Media : PPT, leptop, dan leaflet
3. Tim pelaksana
Pembimbing Akademik : Ns. Kamariyah. S. Kep., M. Kep.
Penyuluh : Okti Maghfirawati
Moderator : Okti Maghfirawati

V. TUGAS DAN FUNGSI


1. Penyuluh
Uraian tugas :
1) Menjalankan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah di
pahami peserta.
2) Memotivasi peserta untuk aktif dan fokus pada penyuluhan.
3) Menjawab pertanyaan peserta.
2. Moderator
Uraian tugas :
1) Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta.
2) Memimpin jalannya diskusi.
3) Menutup acara penyuluhan.

VI. SETTING TEMPAT

Keterangan :

: Penyuluh : Audien
VII. KEGIATAN PENYULUHAN
No WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN
KLIEN

1. 5 menit Pembukaan :
 Menjawab
 Membuka kegiatan dengan
salam
mengucapkan salam.
 Mendengarkan
 Memperkenalkan diri
dan
 Menjelaskan tujuan dari
memperhatikan
penyuluhan
 Mendengarkan
 Menyebutkan materi yang akan
dan
diberikan
memperhatikan
 Menjelaskan kontrak waktu
 Menyetujui
kontrak waktu

2. 15 menit Pelaksanaan :

 Menggali pengetahuan klien  Memperhatikan


tentang gangguan pembekuan
darah pada masa kehamilan
 Menjelaskan Pengertian gangguan  Memperhatikan
pembekuan darah pada masa keha
milan
 Menjelaskan etiologi gangguan pe  Memperhatikan
mbekuan darah pada masa kehamil
an
 Menjelaskan patofisiologi ganggua  Memperhatikan
n pembekuan darah pada masa keh
amilan
 Menjelaskan tanda dan gejala gang  Memperhatikan
guan pembekuan darah pada masa
kehamilan
 Menjelaskan komplikasi gangguan
pembekuan darah pada masa keha  Memperhatikan
milan
 Menjelaskan diagnosis gangguan p
embekuan darah pada masa keham  Memperhatikan
ilan
 Menjelaskan pencegahan ganggua
n pembekuan darah pada masa keh  Memperhatikan
amilan
 Menjelaskan pengobatan gangguan
pembekuan darah pada masa keha  Memperhatikan
milan
 Menjelaskan penatalaksanaan gang
guan pembekuan darah pada masa  Memperhatikan
kehamilan
 Memberikan kesempatan kepada
klien untuk bertanya  Bertanya
 Menanyakan kepada klien tentang
materi yang telah diberikan dan  Menjawab
memberikan reinforcement kepada pertanyaan
klien jika dapat menjawab
pertanyaan

4. 2 Menit Penutup :

 Mengucapkan terimakasih atas  Mendengarkan


peran serta klien.  Menjawab
 Mengucapkan salam penutup salam

VIII. EVALUASI 
1. Evaluasi Struktur
 Peserta menghadiri penyuluhan
 Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
 peran dan tugas sesuai dengan perencanaan
2. Evaluasi Proses
 Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
 Peserta penyuluhan dapat mengikuti acara atau kegiatan sampai selesai
 Peserta penyuluhan berperan aktif selama kegiatan berjalan.
3. Evaluasi Hasil
 Peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan pengertian ganggua
n pembekuan darah pada masa kehamilan
 Peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan etiologi gangguan p
embekuan darah pada masa kehamilan
 Peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan patofisiologi gangg
uan pembekuan darah pada masa kehamilan
 Peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan tanda dan gejala gan
gguan pembekuan darah pada masa kehamilan
 Peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan komplikasi ganggua
n pembekuan darah pada masa kehamilan
 Peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan diagnosis gangguan
pembekuan darah pada masa kehamilan
 Peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan pencegahan ganggu
an pembekuan darah pada masa kehamilan
 Peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan pengobatan ganggu
an pembekuan darah pada masa kehamilan
 Peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan penatalaksanaan ga
ngguan pembekuan darah pada masa kehamilan

MATERI GANGGUAN PEMBEKUAN DARAH PADA MASA KEHAMILA


N

A. Pengertian
Gangguan pada faktor pembekuan darah (trombosit) adalah Pendarahan yang terjadi
karena adanya kelainan pada proses pembekuan darah sang ibu, sehingga darah tetap
mengalir.
B. Etiologi
Pada periode post partum awal, kelainan sistem koagulasi dan platelet biasanya tidak
menyebabkan perdarahan yang banyak, hal ini bergantung pada kontraksi uterus untuk
mencegah perdarahan. Deposit fibrin pada tempat perlekatan plasenta dan penjendalan darah
memiliki peran penting beberapa jam hingga beberapa hari setelah persalinan. Kelainan
pada daerah ini dapat menyebabkan perdarahan post partun sekunder atau perdarahan
eksaserbasi dari sebab lain, terutama trauma.
Abnormalitas dapat muncul sebelum persalinan atau didapat saat persalinan.
Trombositopenia dapat berhubungan dengan penyakit sebelumnya, seperti ITP atau
sindroma HELLP sekunder, solusio plasenta, DIC atau sepsis. Abnormalitas platelet dapat
saja terjadi, tetapi hal ini jarang. Sebagian besar merupakan penyakit sebelumnya, walaupun
sering tak terdiagnosis.
Abnormalitas sistem pembekuan yang muncul sebelum persalinan yang berupa
hipofibrinogenemia familial, dapat saja terjadi, tetapi abnormalitas yang didapat biasanya
yang menjadi masalah. Hal ini dapat berupa DIC yang berhubungan dengan solusio
plasenta, sindroma HELLP, IUFD, emboli air ketuban dan sepsis. Kadar fibrinogen
meningkat pada saat hamil, sehingga kadar fibrinogen pada kisaran normal seperti pada
wanita yang tidak hamil harus mendapat perhatian. Selain itu, koagulopati dilusional dapat
terjadi setelah perdarahan post partum masif yang mendapat resusiatsi cairan kristaloid dan
transfusi PRC.
DIC, yaitu gangguan mekanisme pembekuan darah yang umumnya disebabkan oleh
hipo atau afibrinigenemia atau pembekuan intravascular merata (Disseminated Intravaskular
Coagulation)
DIC juga dapat berkembang dari syok yang ditunjukkan oleh hipoperfusi jaringan,
yang menyebabkan kerusakan dan pelepasan tromboplastin jaringan. Pada kasus ini terdapat
peningkatan kadar D-dimer dan penurunan fibrinogen yang tajam, serta pemanjangan waktu
trombin (thrombin time).
C. Patofisiologi
Kelainan koagulasi generalisata ini dianggap sebagai akibat dari lepasnya substansi –
substansi serupa tromboplastin yang berasal dari produk konsepsi ke dalam sirkulasi darah
ibu atau akibat aktivasi factor XII oleh endotoksin. Setelah itu mulailah serangkaian reaksi
berantai yang mengaktifkan mekanisme pembekuan darah, pembentukan dan pengendapan
fibrin dan, sebagai konsekuensinya, aktivasi sistem fibrinolitik yang normalnya sebagai
proteksi. Gangguan patofisiologi yang kompleks ini menjadi suatu lingkaran setan yang
muncul sebagai diathesis perdarahan klinis dengan berubah – ubahnya hasil rangkaian tes
pembekuan darah sehingga membingungkan.
D. Tanda dan Gejala
1. Perdarahan berlangsung terus
2. Merembes dari tempat tusukan. (Chapman, 2006)
E. Komplikasi
Komplikasi-komplikasi obstetric yang diketahui berhubungan dengan DIC
(Koagulasi Intravaskuler Diseminata) :
1. Sepesi oleh kuman gram negative, terutama yang mneyertai dengan abortus septic
2. Syok berat
3. Pemberian cairan hipertonik ke dalam uterus. (Schward, 2000)
F. Diagnosis
 Umum
Didapatkan pada semua parturient dengan HPP Primer :
 Data Subyektif : Keluar darah bergumpal dari alat kemaluan
 Inspeksi : Adanya pengeluaran darah > 400 cc, parturient tampak pucat, pada
keadaan serius tampak tanda-tanda syok
 Pada kehilangan darah lebih dari 25%, dijumpai TTV
Tensi : turun
Nadi : lemah dan cepat
RR : meningkat
Suhu : turun
 Khusus
DIC
 Perdarahan dari tempat lain, missal vagina, hidung, gusi, kulit, dll
 Darah yang keluar sama sekali tidak ada gumpalan, walau sudah terkena udara
Klausal PPP karenan gangguan darah baru dicurigai bila penyebab yang lain
dapat disingkirkan apalagi disertai ada riwayat pernah mengalami hal yang sama pada
persalinan sebelumnya. Akan ada tedensi mudah terjadi perdarahn setiap dilakukan
penjahitan dan perdarahan akan merembes atau timbul hematoma pada bekas jahitan,
suntikan, perdarahan digusi, rongga hidung dan lain-lain.
Pada pemeriksaan penunjang ditemukan hasilpemeriksaan faal hemostatis yang
abnormal. Waktu perdarahan dan waktu pembekuan memanjang, trombositopenia, terjadi
hipofibriogenemia dan terdeteksi adanya FDP ( fibrin degradation product) serta
perpanjangan tes protombin dan PTT ( PARTIAL THROMBOPLASTIN TIME)
(Sarwono, 2008)
G. Pencegahan
Klasifikasi kehamilan resiko rendah dan resiko tinggi akan memudahkan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk menata strategi pelayanan ibu hamil saat
perawatan antenatal dan melahirkan dengan mengatur petugas kesehatan mana yang sesuai
dan jenjang rumah sakit rujukan. Akan tetapi, pada saat proses persalinan, semua kehamilan
mempunyai resiko untuk terjadinya patologi persalinan, slah satunya adalah perdarahan
pascapersalinan. Antisipasi terhadap hal tersebut dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Persiapan sebelum hamil untuk memperbaiki keadaan umum dan mengatasi setiap
penyakit kronis, anemia dan lain-lain sehingga pada saat hamil dan persalinan pasien
tersebut ada dalam keadaan optimal.
2. Mengenal faktor predisposisi PPP seperti multiparitas, anak beras, hamil kembar,
hidroamnion, bekas seksio, ada riwayat PPP sebelumnya dan kehamilan resiko tinggi
lainnya yang resikonya akan muncul saat persalinan
3. Persalinan harus selesai dalam waktu 24 jam dan pencegahan partus lamaa
4. Kehamilan resiko tinggi agar melahirkan di fasilitas rumah sakit rujukan
5. Kehamilan resiko rendah agar melahirkan di tenaga kesehatan terlatih dan menghindari
persalinan dukun
6. Mengesuai langkah-langkah pertolongan pertama menghadapi PPP dan mengadakan
rujukan sebagaimana mestinya. (Sarwono, 2008)
H. Pengobatan
Pasien perlu dirawat bila secara klinis ada gangguan pembekuaan darah atau dari
serangkaian pemeriksaan laboratorium diperlihatkan adanaya kemunduran fungsi
pemebekuan darah secara progresif.

Nilai normal Kehamilan DIC


Hitung trombosit Sama Lebih rendah
150.000-400.000/mm3
Waktu protombin yang Memendek Memanjang
cepat
75-125%
Waktu protomboplastin Memendek Memanjang
parsial
30-45%
Waktu thrombin Memendek Memanjang
10-15 detik
Pengukuran fibrinogen 300-600 mg% Menurun
(atau titer) 200-400 mg%
Produk-produk pecahan Negative Dapat diukur
fibrin
Pengukuran faktor V 75- Sama Menurun
125%
Pengukuran faktor VII Mungkin meningkat menurun
50-200%
Tujuan utama pengobatan adalah menghilngkan sumber material serupa
tromboplastin, tetapi evalusai produk konsepsi akan mendatangkan resiko perdarahan
vaginal atau bedah. Dengan alasan inilah, proses pembekuaan normal harus dipulihkan lebih
dahulu sebelum melakukan persalina operatif.
1. Pemberian faktor-faktor pembekuan
2. Menghambat proses patofisiologi dengan antikoagulasi heparin samapi faktor-faktor
pembekuan pulih kembali
Cara pengobatan yang akan dipilih tergantung kepada ancaman jiwa pasien segera
akibat perdarahan yang aktif pada saat diagnosis ditegakkan atau akibat persalinan yang
akan segera terjadi.
1. Bila dicurigai ada perdarahan aktif dari uterus dari persalinan operatif, harus diberikan
pengobtan sebagai terjadi :
a. Monitor tanda-tanda vital secara kontiyu termasuk pengukuran tekanan vena sentral
dan mempertahankan produksi urin
b. Berikan oksigen melalui masker
c. Mengatasi syok dengan segera adalah penting, bila memungkinkan dengan darah
lengkap segar.
d. Pemberian faktor-faktor pembekuan : pengobatan denga plasma beku segar lebih
disukai daripada dengan preparat depot fibrinogen (pooled fibrinogen) komersial
karena dapat memperkecil resiko penularan hepatitis, pengantian volume tambahan,
serta tersediannya aneka macam faktor-faktor pembekuaan. Setiap liter plasma beku
segar dapat diharapkan mengandung 2-3 g fibrinogen.
Karena kira-kira diperlukan 2-6 g fibrinogen, bila hal tidak dapat disediakan dengan
perparat tersebut (baik karena tidak tersedia atau karena masalah-masalah hipervolema)
dapat dipakai fibrinogen depot komersial.
Masalah utama yang berkaitan dengan pengantian fibrinogen dengan menggunakan
salah satu preparat tersebut di atas adlah waktu psruhnya yang singkat kalkau ada banyak
trombhin dan timbunan fibrin intravaskuler lebih lanjut. Dengan alasan inilah, preparat-
preparat tersebut hanya boleh digunakan untuk segera mengendalikan perdarahan sebelum
persalina ndan pertama bila persalinan harus dilaksankan dengan operasi seksio sesaria.
Dengan demikian prosedur pengobatan seperti di atas serta melakukan pengosongan
uterus, biasanya akan terjadi perbaikan spontan pembekuan darahnya, sehingga tidak
diperhatikan terapi lebih lanjut.
2. Bila tidak ada perdarahan uterus dan persalinannya dapat ditunda (yaitu, sindrom janin
mati yang tertinggal dalam uterus tetapi jelas tidak ada soluiso plasenta), tindakan sebagai
berikut dilakukan :
a.       Heparinisasi : 100 IU/kg setiap 4 jam, atau 600 IU/kg/24 jamdenga infuse kontiu
Pemberian heparin dihentikan setelash terjadi perbaikan faktor-faktor pembekuan
kedalam batas normal, dan hanya dalam keadaan inilah persalina boleh dilaksanakan.
Terapi fibrinogen jarang dilakukan jika sekiranya diindikasikan pada pasien obstetric
selalu karena DIC dan akan berhenti sendiri setelah pengobtan primer. Kita harus selalu
ingat bahwa keberadaan fibrinolisis merupakan suatu respons protektifterhadap koagulasi
intravaskuler. (Schward, 2000)
I. Penatalaksanaan
Jika tes koagulasi darah menunjukkan hasil abnormal dari onset terjadinya
perdarahan post partum, perlu dipertimbangkan penyebab yang mendasari terjadinya
perdarahan post partum, seperti solutio plasenta, sindroma HELLP, fatty liver pada
kehamilan, IUFD, emboli air ketuban dan septikemia. Ambil langkah spesifik untuk
menangani penyebab yang mendasari dan kelainan hemostatik.
Penanganan DIC identik dengan pasien yang mengalami koagulopati dilusional.
Restorasi dan penanganan volume sirkulasi dan penggantian produk darah bersifat sangat
esensial. Perlu saran dari ahli hematologi pada kasus transfusi masif dan koagulopati.
Konsentrat trombosit yang diturunkan dari darah donor digunakan pada pasien
dengan trombositopenia kecuali bila terdapat penghancuran trombosit dengan cepat. Satu
unit trombosit biasanya menaikkan hitung trombosit sebesar 5.000 – 10.000/mm3. Dosis
biasa sebesar kemasan 10 unit diberikan bila gejala-gejala perdarahan telah jelas atau bila
hitung trombosit di bawah 20.000/mm3. transfusi trombosit diindakasikan bila hitung
trombosit 10.000 – 50.000/mm3, jika direncanakan suatu tindakan operasi, perdarahan aktif
atau diperkirakan diperlukan suatu transfusi yang masif. Transfusi ulang mungkin
dibutuhkan karena masa paruh trombosit hanya 3 – 4 hari.
Plasma segar yang dibekukan adalah sumber faktor-faktor pembekuan V, VII, IX, X
dan fibrinogen yang paling baik. Pemberian plasma segar tidak diperlukan adanya
kesesuaian donor, tetapi antibodi dalam plasma dapat bereaksi dengan sel-sel penerima. Bila
ditemukan koagulopati, dan belum terdapat pemeriksaan laboratorium, plasma segar yang
dibekukan harus dipakai secara empiris.
Kriopresipitat, suatu sumber faktor-faktor pembekuan VIII, XII dan fibrinogen,
dipakai dalam penanganan hemofilia A, hipofibrinogenemia dan penyakit von Willebrand.
Kuantitas faktor-faktor ini tidak dapat diprediksi untuk terjadinya suatu pembekuan, serta
bervariasi menurut keadaan klinis.
DIC
-          Uterotonika dosis adekuat
-          Tambahan fibrinogen langsung
-          Analisa factor bekuan darah
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rahim Gari-Bai.1997. Thrombocytopenia during Pregnancy.

Cines, DB. 2003. ITP and Pregnancy. In Blood Journal, Vol. 102 No. 13. Pp 4250-4251

Cines DB, Bussel JB. 2005. How I Treat Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP). In Blood
Journal, Vol. 106, No. 7, pp. 2244-2251

Anda mungkin juga menyukai