OLEH:
DOSEN PENGAMPU :
UNIVERSITAS JAMBI
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Satuan Acara Penyuluhan ini dengan
tema “GANGGUAN PEMBEKUAN DARAH PADA MASA KEHAMILAN”
Satuan Acara Penyuluhan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Maternitas II, Program Studi Ilmu Keperawatan. Dalam penyusunan dan penulisan
tugas Satuan Acara Penyuluhan ini, penulis menyadari bahwa masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
perbaikan dan memperluas wawasan penulis. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
penulisan, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak, khususnya kepada dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas II yang
telah banyak membimbing dalam penulisan ini.
Penulis berharap semoga penyuluhan ini dapat memberi wawasan serta tambahan ilmu
bagi penulis khususnya dan juga para peserta penyuluhan.
Penulis
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Sub pokok bahasan : Pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi, diagnosis,
pencegahan, pengobatan, penatalaksanaan
I. LATAR BELAKANG
Kehamilan mencetuskan berbagai macam perubahan fisiologi dalam peredaran darah
baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan hematologi sering ditemukan pada
ibu hamil karena perubahan-perubahan fisiologis tersebut menyebabkan ibu hamil lebih
rentan terhadap ganguan- gangguan dalam peredaran darah, terutama penyakit-penyakit
kronis seperti anemia, trombositopenia, maupun keganasan yaitu leukemia dan limfoma.
Kenaikan kebutuhan nutrisi pada kehamilan juga dapat menimbulkan gangguan- gangguan
pada peredaran darah seperti anemia defisiensi besi dan anemia megaloblastik. Kehamilan
juga dapat memperlihatkan gangguan-gangguan yang sebenarnya sudah ada sejak sebelum
kehamilan, seperti hemolitik anemia yang disebabkan oleh hemaglobinopati ataupun
kelainan pada membran sel. Kelainan hematologi yang dapat timbul dalam kehamilan antara
lain anemia baik anemia defisiensi besi, anemia megaloblastik, hingga anemia hemolitik,
gangguan koagulasi, dan trombositopenia. Penanganan pada gangguan hematologi
khususnya pada kehamilan saat berperan dalam morbiditas dan mortilitas ibu dan bayi.
Sehingga, gangguan hematologi dalam kehamilan tidak boleh dibiarkan dan harus segera
mendapatkan penanganan dan terapi yang adekuat.
IV. PENGORGANISASIAN
1. Hari/Tempat, Tanggal dan Waktu
Hari/Tanggal : 15 Februari 2021
Tempat : Rumah ibu Lestaria
Waktu : 10.00 – 11.00 wib
2. Metode dan Media
Metode : Ceramah dan diskusi
Media : PPT, leptop, dan leaflet
3. Tim pelaksana
Pembimbing Akademik : Ns. Kamariyah. S. Kep., M. Kep.
Penyuluh : Okti Maghfirawati
Moderator : Okti Maghfirawati
Keterangan :
: Penyuluh : Audien
VII. KEGIATAN PENYULUHAN
No WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN
KLIEN
1. 5 menit Pembukaan :
Menjawab
Membuka kegiatan dengan
salam
mengucapkan salam.
Mendengarkan
Memperkenalkan diri
dan
Menjelaskan tujuan dari
memperhatikan
penyuluhan
Mendengarkan
Menyebutkan materi yang akan
dan
diberikan
memperhatikan
Menjelaskan kontrak waktu
Menyetujui
kontrak waktu
2. 15 menit Pelaksanaan :
4. 2 Menit Penutup :
VIII. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Peserta menghadiri penyuluhan
Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
peran dan tugas sesuai dengan perencanaan
2. Evaluasi Proses
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
Peserta penyuluhan dapat mengikuti acara atau kegiatan sampai selesai
Peserta penyuluhan berperan aktif selama kegiatan berjalan.
3. Evaluasi Hasil
Peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan pengertian ganggua
n pembekuan darah pada masa kehamilan
Peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan etiologi gangguan p
embekuan darah pada masa kehamilan
Peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan patofisiologi gangg
uan pembekuan darah pada masa kehamilan
Peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan tanda dan gejala gan
gguan pembekuan darah pada masa kehamilan
Peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan komplikasi ganggua
n pembekuan darah pada masa kehamilan
Peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan diagnosis gangguan
pembekuan darah pada masa kehamilan
Peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan pencegahan ganggu
an pembekuan darah pada masa kehamilan
Peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan pengobatan ganggu
an pembekuan darah pada masa kehamilan
Peserta yang mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan penatalaksanaan ga
ngguan pembekuan darah pada masa kehamilan
A. Pengertian
Gangguan pada faktor pembekuan darah (trombosit) adalah Pendarahan yang terjadi
karena adanya kelainan pada proses pembekuan darah sang ibu, sehingga darah tetap
mengalir.
B. Etiologi
Pada periode post partum awal, kelainan sistem koagulasi dan platelet biasanya tidak
menyebabkan perdarahan yang banyak, hal ini bergantung pada kontraksi uterus untuk
mencegah perdarahan. Deposit fibrin pada tempat perlekatan plasenta dan penjendalan darah
memiliki peran penting beberapa jam hingga beberapa hari setelah persalinan. Kelainan
pada daerah ini dapat menyebabkan perdarahan post partun sekunder atau perdarahan
eksaserbasi dari sebab lain, terutama trauma.
Abnormalitas dapat muncul sebelum persalinan atau didapat saat persalinan.
Trombositopenia dapat berhubungan dengan penyakit sebelumnya, seperti ITP atau
sindroma HELLP sekunder, solusio plasenta, DIC atau sepsis. Abnormalitas platelet dapat
saja terjadi, tetapi hal ini jarang. Sebagian besar merupakan penyakit sebelumnya, walaupun
sering tak terdiagnosis.
Abnormalitas sistem pembekuan yang muncul sebelum persalinan yang berupa
hipofibrinogenemia familial, dapat saja terjadi, tetapi abnormalitas yang didapat biasanya
yang menjadi masalah. Hal ini dapat berupa DIC yang berhubungan dengan solusio
plasenta, sindroma HELLP, IUFD, emboli air ketuban dan sepsis. Kadar fibrinogen
meningkat pada saat hamil, sehingga kadar fibrinogen pada kisaran normal seperti pada
wanita yang tidak hamil harus mendapat perhatian. Selain itu, koagulopati dilusional dapat
terjadi setelah perdarahan post partum masif yang mendapat resusiatsi cairan kristaloid dan
transfusi PRC.
DIC, yaitu gangguan mekanisme pembekuan darah yang umumnya disebabkan oleh
hipo atau afibrinigenemia atau pembekuan intravascular merata (Disseminated Intravaskular
Coagulation)
DIC juga dapat berkembang dari syok yang ditunjukkan oleh hipoperfusi jaringan,
yang menyebabkan kerusakan dan pelepasan tromboplastin jaringan. Pada kasus ini terdapat
peningkatan kadar D-dimer dan penurunan fibrinogen yang tajam, serta pemanjangan waktu
trombin (thrombin time).
C. Patofisiologi
Kelainan koagulasi generalisata ini dianggap sebagai akibat dari lepasnya substansi –
substansi serupa tromboplastin yang berasal dari produk konsepsi ke dalam sirkulasi darah
ibu atau akibat aktivasi factor XII oleh endotoksin. Setelah itu mulailah serangkaian reaksi
berantai yang mengaktifkan mekanisme pembekuan darah, pembentukan dan pengendapan
fibrin dan, sebagai konsekuensinya, aktivasi sistem fibrinolitik yang normalnya sebagai
proteksi. Gangguan patofisiologi yang kompleks ini menjadi suatu lingkaran setan yang
muncul sebagai diathesis perdarahan klinis dengan berubah – ubahnya hasil rangkaian tes
pembekuan darah sehingga membingungkan.
D. Tanda dan Gejala
1. Perdarahan berlangsung terus
2. Merembes dari tempat tusukan. (Chapman, 2006)
E. Komplikasi
Komplikasi-komplikasi obstetric yang diketahui berhubungan dengan DIC
(Koagulasi Intravaskuler Diseminata) :
1. Sepesi oleh kuman gram negative, terutama yang mneyertai dengan abortus septic
2. Syok berat
3. Pemberian cairan hipertonik ke dalam uterus. (Schward, 2000)
F. Diagnosis
Umum
Didapatkan pada semua parturient dengan HPP Primer :
Data Subyektif : Keluar darah bergumpal dari alat kemaluan
Inspeksi : Adanya pengeluaran darah > 400 cc, parturient tampak pucat, pada
keadaan serius tampak tanda-tanda syok
Pada kehilangan darah lebih dari 25%, dijumpai TTV
Tensi : turun
Nadi : lemah dan cepat
RR : meningkat
Suhu : turun
Khusus
DIC
Perdarahan dari tempat lain, missal vagina, hidung, gusi, kulit, dll
Darah yang keluar sama sekali tidak ada gumpalan, walau sudah terkena udara
Klausal PPP karenan gangguan darah baru dicurigai bila penyebab yang lain
dapat disingkirkan apalagi disertai ada riwayat pernah mengalami hal yang sama pada
persalinan sebelumnya. Akan ada tedensi mudah terjadi perdarahn setiap dilakukan
penjahitan dan perdarahan akan merembes atau timbul hematoma pada bekas jahitan,
suntikan, perdarahan digusi, rongga hidung dan lain-lain.
Pada pemeriksaan penunjang ditemukan hasilpemeriksaan faal hemostatis yang
abnormal. Waktu perdarahan dan waktu pembekuan memanjang, trombositopenia, terjadi
hipofibriogenemia dan terdeteksi adanya FDP ( fibrin degradation product) serta
perpanjangan tes protombin dan PTT ( PARTIAL THROMBOPLASTIN TIME)
(Sarwono, 2008)
G. Pencegahan
Klasifikasi kehamilan resiko rendah dan resiko tinggi akan memudahkan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk menata strategi pelayanan ibu hamil saat
perawatan antenatal dan melahirkan dengan mengatur petugas kesehatan mana yang sesuai
dan jenjang rumah sakit rujukan. Akan tetapi, pada saat proses persalinan, semua kehamilan
mempunyai resiko untuk terjadinya patologi persalinan, slah satunya adalah perdarahan
pascapersalinan. Antisipasi terhadap hal tersebut dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Persiapan sebelum hamil untuk memperbaiki keadaan umum dan mengatasi setiap
penyakit kronis, anemia dan lain-lain sehingga pada saat hamil dan persalinan pasien
tersebut ada dalam keadaan optimal.
2. Mengenal faktor predisposisi PPP seperti multiparitas, anak beras, hamil kembar,
hidroamnion, bekas seksio, ada riwayat PPP sebelumnya dan kehamilan resiko tinggi
lainnya yang resikonya akan muncul saat persalinan
3. Persalinan harus selesai dalam waktu 24 jam dan pencegahan partus lamaa
4. Kehamilan resiko tinggi agar melahirkan di fasilitas rumah sakit rujukan
5. Kehamilan resiko rendah agar melahirkan di tenaga kesehatan terlatih dan menghindari
persalinan dukun
6. Mengesuai langkah-langkah pertolongan pertama menghadapi PPP dan mengadakan
rujukan sebagaimana mestinya. (Sarwono, 2008)
H. Pengobatan
Pasien perlu dirawat bila secara klinis ada gangguan pembekuaan darah atau dari
serangkaian pemeriksaan laboratorium diperlihatkan adanaya kemunduran fungsi
pemebekuan darah secara progresif.
Cines, DB. 2003. ITP and Pregnancy. In Blood Journal, Vol. 102 No. 13. Pp 4250-4251
Cines DB, Bussel JB. 2005. How I Treat Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP). In Blood
Journal, Vol. 106, No. 7, pp. 2244-2251