Anda di halaman 1dari 8

Otak Sebagai Anugrah Terindah Sang Pencipta Dalam Perspektif Sains

Menuntut ilmu adalah sesuatu yang sangat penting dan harus dilakukan oleh setiap manusia.
Dalam ajaran islam menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim baik laki-laki maupun
perempuan. Dalam al-Quran al-Karim disebutkan bahwa: “…. Allah akan meninggikan orang-
orang yang beriman diantara kamu dan orang orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S al-Mujahadah:
11).

Sebuah ungkapan yang masyhur, yang dinisbahkan kepada Imam Syafi yang berbunyi: “Siapa
yang menghendaki dunia, ia harus berilmu. Siapa yang menghendaki akhirat juga harus
berilmu. Dan siapa yang menghendaki dunia dan akhirat ia juga harus berilmu” (al-majmu’
Syarh al-Muhaddzab, Imam Nawawi). Demikian beberapa dasar atau landasan yang menyatakan
bahwa menuntut ilmu adalah sesuatu yang wajib untuk ditunaikan khususnya bagi umat islam.

Dalam sejarah peradaban islam salah satu metode yang dilakukan para ulama dalam menuntut
ilmu adalah dengan cara menghafal. Tentu pada saat itu, kondisinya tidak seperti zaman
sekarang, dimana sumber-sumber pengetahuan bisa didapatkan dengan mudah dengan beragam
cara. Pada masa itu menghafal adalah salah satu cara terbaik yang dilakukan para generasi salaf
dalam rangka mendapatkan sekaligus memelihara dan menjaga suatu ilmu.

Bahkan sebelum al-Qur’an al-Karim dibukukan dalam sebuah mushaf pada masa khalifah Abu
Bakar yang dilanjutkan pada masa khalifah Usman, generasi-genarasi salaf sangat banyak yang
hafal al-Qur’an. Bahkan pada generasi-generasi berikutnya untuk bisa benar-benar dianggap ahli
dalam ilmu tertentu, seseorang harus banyak-banyak menghafal. Maka bukanlah menjadi hal
aneh, jika rata-rata ulama terdahulu memang memiliki hafalan yang sangat banyak. Diantara
mereka ada yang hafal hingga ratusan ribu bahkan jutaan hadist. Diantara mereka juga ada yang
hafal hingga berpuluh-puluh jilid kitab, tanpa ada yang kurang sedikitpun (Rahasia Dibalik
Hafalan Para Ulama, 2019).

Lantas bagaimana sains memandang hal demikian, berapa kapasitas memory yang Allah
anugerahkan dalam otak manusia dan bagaimana mekanismenya??

Dalam beragam literatur disebutkan bahwa salah satu hal yang membuat manusia sebagai ciptaan
yang sempurna adalah Sang Khaliq telah memberikan akal dan nafsu, karena anugrah tersebut
manusia menjadi makhluk yang mulia. Ilmuan modern telah melakukan beragam riset mengenai
proses manusia berpikir, serta bagaimana menggunakan akal dan nafsu serta bagian tubuh yang
terlibat dalam sistemnya.

Organ yang dipandang sebagai pusat koordinasi dan pusat berpikir ini adalah otak. Semua
informasi dan rangsangan serta pengambilan keputusan manusia diproses dalam otak lalu
diekspresikan melalui organ-organ lain dalam tubuh.
Struktur dan fungsi otak

Sesungguhnya otak manusia adalah alat yang paling sempurna di dunia dan dapat digunakan
untuk meningkatkan kesadaran manusia serta dapat menghantarkannya pada tingkat kesadaran
spiritual (Neospirituality dan Neuroscience, Puncak evolusi kemanusiaan, 2010).

Dibanding dengan makhluk Tuhan lain, manusia memiliki wujud paling sempurna dan memiliki
beragam kelebihan. Kelebihan yang dimiliki manusia ditunjukkan oleh kemampuan kognitifnya
dalam berfikir, memahami, kesiapan untuk belajar dan mengembangan ilmu pengetahuan serta
mempelajari dan memanfaatkan seluruh potensi yang ada di jagat raya ini.

Manusia adalah makhluk yang memiliki akal, akal inilah yang membedakan antara manusia
dengan ciptaan Tuhan yang lain. Akal yang dimiliki manusia menjadikannya dapat berfikir.
Pusat berfikir manusia ada pada otak, tanpa otak manusia tak dapat berfikir. Dan diantara yang
menjadi ciri dan hakikat manusia adalah berfikir, dan karena berfikirlah manusia menjadi
manusia (Hidup Sukses Cara Sains, Berdasarkan Etika, Estetik dan Keajaiban Ilmu, 2010).

Hasil dari aktifitas manusia dalam berfikir adalah perkembangan beragam disiplin ilmu,
penciptaan produk, penemuan beragam teknologi, serta tumbuh dan berkembangnya peradaban
manusia. Tak dipungkiri kemampuan berfikir manusia menjadikannya sebagai pemimpin atas
seluruh makhluk di planet bumi ini. Inilah alasan mengapa sang Khaliq memberikan amanah
kepada manusia untuk menjadi khalifah atau penguasa di muka bumi. Lantas pertanyaan yang
muncul kemudian adalah sanggupkah kita memikul amanah kekhalifahan di muka bumi ini? Hal
ini menjadi bahan perenungan kita bersama.

Berbagai studi menunjukkan hebatnya otak dan akal yang dimiliki manusia. Kemampuan
manusia dalam bidang riset, pengembangan ilmu pengetahuan, penemuan di bidang rekayasa
teknologi, kemampuan melintasi luar angkasa, penjelajahan planet mars, bahkan sampai pada
pengungkapan teori ledakan besar pada awal pembentukan bumi.

Semua itu karena otak manusia berisi ilmu pengetahuan, maka manusia mampu menembus luar
angkasa dan mengungkap misteri penciptaan dengan kekuatan ilmu yang dimiliki. Karenanyalah
otak yang meliputi akal dan pikiran membuat manusia dapat dipercaya oleh Allah SWT, untuk
memegang Amanah khalifah di muka bumi. Lantas bagaimana seandainya kita hidup di bumi
tanpa menggunakan akal. Kehancuran atau kebaikan yang dihasilkan? (Hidup sukses cara sains,
berdasarkan etika, estetik dan keajaiban ilmu, 2010). Hal ini menjadi bahan muhasabah kita,
apakah semua yang dianugrahkan tersebut dapat di daya gunakan untuk kemaslahatan umat
manusia atau sebaliknya.

Otak mengatur semua fungsi tubuh, termasuk mengendalikan perilaku yang paling primitive
seperti makan-minum, tidur, bernafas dan denyut jantung, mengatur keseimbangan pada suhu
tubuh, proses pencernaan, serta kegiatan yang paling canggih dalam menciptakan peradaban
manusia melalui kemampuan berfikir. Seberapa kenalkah kita dengan otak yang miliki dan
gunakan, akan mempengaruhi seberapa jauh kita mampu memanfaatkan dan mengembangannya
untuk berfikir. Semakin banyak kita berfikir maka akan semakin banyak jaringan syaraf yang
terbentuk sehingga otak semakin cerdas. Berat otak orang dewasa hanya sekitar antara 1.300-
1.500 gram (± 2% berat badan), tetapi memiliki ± 100 miliar sel saraf dan 1 triliun sel
penyokong saraf/neuroglia (Mindset Revolution, Optimalisasi Potensi Otak Tanpa Batas, 2014).

Dalam Supangat dkk, Jiwa Otak Jantung Dalam Persepektif Sains dan al-Quran menjelaskan
bahwa untuk memudahkan pemahaman terhadap struktur otak, maka perlu juga memahami
bagaimana prinsip embriologi atau pembentukan sistem saraf pusat manusia saat masih dalam
kandungan. Otak dan medulla spinalis (sum-sum tulang belakang) merupakan komponen
penyusun sistem saraf pusat berasal dari neural tube ectoderm. Bagian anterior dari neural tube
dan neural crest akan membesar lalu membentuk lipatan-lipatan yang disebut dengan vesikel
otak primer. Lipatan-lipatan tersebut kemudian dinamakan dengan nama yang berbeda yaitu
prosencephalon, mesencephalon, dan rhombencephalon. Ketiga bagian tersebut nantinya akan
membentuk berbagai struktur yang berbeda.

Secara umum otak orang dewasa terdiri oleh empat bagian yaitu batang otak, cerebellum (otak
kecil), diencephalon, dan cerebrum (otak besar). Bagian batang otak terdiri dari midbrain (otak
tengah), pons, dan medulla oblongata yang akan berlanjut manjadi medulla spinalis (sum-sum
tulang belakang) yang berfungsi pada penghantaran impuls saraf dari sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi. Pada bagian belakang batang otak terdapat struktur cerebellum (otak kecil)
yang berfungsi sebagai pusat keseimbangan tubuh. Struktur diencephalon terdapat di bagian atas
batang otak. struktur ini terdiri dari beberapa bagian: thalamus, hypothalamus, dan epithalamus.
Bagian otak yang paling menonjol dan mengelilingi batang otak serta diencephalon adalah
cerebrum.

Sumber : Gerard J. Tortora, 2012

Otak merupakan organ dengan susunan yang paling kompleks di tubuh manusia. Sebagai sistem
saraf pusat, dalam otak terdapat milyaran neuron atau sel saraf yang siap memproses berbagai
informasi seperti mengingat dan menjaga koordinasi tubuh dengan baik. Secara garis besar
cerebrum terdiri atas dua hemisfer atau dua bagian, yaitu kanan dan kiri. Kedua hemisfer ini
dihubungkan oleh suatu penghubung yang disebut dengan corpus callosum.
Sumber : Gerard J. Tortora, 2012

Terdapat mitos yang berkembang pada masyarakat bahwa bagian cerebrum bagian kanan dan
bagian kiri memiliki fungsi teknis yang berbeda yaitu bagian kanan lebih dominan tentang
kreativitas, seni, dan bersifat kualitatif sedangkan bagian kiri lebih bersifat numerical, analisis,
dan kuantitatif. Penelitian telah mengungkapkan bahwa mitos yang berkembang ini adalah salah.
Faktanya setiap bagian otak mengkoordinasikan suatu fungsi yang spesifik pada tubuh manusia,
tidak dapat digeneralisir sebagai fungsi kreativitas dan fungsi analisis. Dengan semakin
berkembangnya zaman, saat ini telah banyak penelitian yang dapat mengungkapkan fungsi
masing-masing bagian dari struktur otak (Jiwa Otak Jantung Dalam Persepektif Sains dan al-
Quran, 2020).

Sumber : Netter, 2006

Cerebrum memiliki permukaan yang luas, yaitu diperkirakan sekitar 2200 sentimeter persegi.
Jika kita melihat dengan lebih teliti, permukaan cerebrum tidaklah rata. Tetapi terdapat lekukan
lekukan dan tonjolan yang disebut sulcus dan gyrus. Sulcus adalah bagian yang masuk ke dalam
otak, sedangkan gyrus adalah bagian yang menonjol. Hal ini penting untuk dipahami karena
berkaitan dengan batas area dan fungsi otak.

Cerebrum dapat dibagi menjadi empat lobus besar yang dipisahkan oleh sulcus tertentu dan
memiliki fungsi dominan yang berbeda-beda. Keempat lobus tersebut adalah lobus frontalis,
lobus parietalis, lobus temporalis, dan lobus oksipitalis. Perlu diketahui bahwa meskipun setiap
lobus dominan dalam fungsi yang spesifik, tetapi dalam menjalankan fungsinya tentu tetap akan
melibatkan semua bagian dari otak.

Lobus oksipitalis yang terletak di bagian belakang cerebrum memiliki fungsi utama dalam
memproses penglihatan. Pada bagian ini informasi bayangan yang dilihat dari mata, melalui saraf
penglihatan akan diterjemahkan menjadi sebuah gambaran yang utuh. Apabila terdapat
kerusakan pada area ini maka dapat berakibat pada penglihatan pasien. Lobus temporalis terletak
dibagian samping dari cerebrum. Bagian ini bertanggung jawab dalam proses pendengaran. Pada
bagian tengah terdapat lobus parietal yang dominan memproses fungsi somatosensorik.
Sedangkan lobus frontalis terletak di bagian depan cerebrum, yang memiliki tiga fungsi utama
yaitu: Aktivitas volunter saraf motoric, kemampuan berbicara dan elaborasi pikiran (kemampuan
berpikir dan mengingat).

Otak manusia adalah salah satu dari nikmat dan tanda kebesaran Allah SWT. Berbagai penelitian
mengungkapkan kemampuan otak untuk terus belajar dan berubah menyesuaikan dengan
pengalaman dan kebutuhan individu. Kemampuan otak yang luar biasa ini disebut dengan
plastisitas otak (neuroplasticity).

Terdapat mekanisme yang mendasari plastisitas otak. Mekanisme pertama adalah dengan
membuat jalur saraf, semakin banyak manusia belajar mengenai kemampuan baru maka akan
terbentuk jalur saraf baru pada otak (bukan bertambahnya saraf). Pertambahan jalur saraf ini
diperantarai oleh perubahan struktur dendrit dari neuron (sel saraf otak). hal ini ditandai dengan
bertambah panjang dan bercabangnya dendrit yang memungkinkan neuron untuk menerima
semakin banyak impuls saraf.

Pada masa-masa awal kehidupan adalah puncak dari kemampuan plastisitas otak. Manusia dapat
memahami gerak, bahasa, dan budaya dengan cepat saat masih anak - anak, tetapi tidak menutup
kemungkinan juga bahwa plastisitas otak ini masih tetap ada hingga dewasa meskipun
kemampuannya terbatas.

Kemampuan plastisitas otak ini merupakan salah satu tanda manusia adalah makhluk ciptaan
Allah yang sempurna. Adanya plastisitas otak juga memungkinkan mekanisme untuk mengambil
alih fungsi tertentu dari struktur otak yang rusak. Contohnya adalah apabila seseorang terkena
penyakit stroke, dan terdapat kerusakan pada bagian frontal dimana terdapat pusat motorik bicara
maka pada awal manifestasi klinisnya adalah pasien menjadi tidak dapat berbicara. Namun
seiring berjalannya waktu, dengan terus dilatih maka kemampuan bicara ini dapat membaik
meskipun tidak sempurna, ini membuktikan adanya aktivasi kemampuan berbicara pada struktur
otak yang lain.

Lantas bagaimana otak bisa menyimpan beragam memori yang dialami dan dirasakan oleh setiap
manusia?. Memori adalah proses menerima, menyimpan, dan mengambil informasi serta
pengetahuan yang pernah kita dapat sebelumnya. Memori ini yang mendasari terbentuknya akal
dan pikiran serta menjadi hal yang melekat dalam kehidupan manusia.
Kita dapat mengingat hal episodik berupa kejadian masa lalu seperti ingatan bersama teman
sepermainan di waktu kecil, mengingat betapa indahnya senyuman orang-orang yang kita
kasihidan sayangi, serta mengingat fakta yang bersifat semantik seperti madu itu manis. Segala
memori yang dapat kita ingat secara sadar ini digolongkan sebagai memori eksplisit. Selain
memori eksplisit, terdapat pula konsep memori implisit yang merupakan kebalikan dari memori
eksplisit.

Memori implisit adalah memori yang kita ambil secara tidak sadar dan melengkapi hakikat
kehidupan sebagai manusia, kita dapat berbicara karena menggerakkan otot lidah, kita dapat
berjalan sambil berbincang dengan teman karena menggerakkan otot motor kaki. Kemampuan
memori implisit ini dilatih seiring pertumbuhan dan perkembangan manusia, dari awal bayi yang
tidak bisa bicara, menulis, dan berjalan, hingga menjadi menusia dewasa yang memiliki beragam
kemampuan.

Secara garis besar memori dapat dibagi menjadi memori jangka pendek (short term memory) dan
memori jangka Panjang (long term memory). Kedua pembagian besar ini tersimpan dalam bagian
yang berbeda di otak manusia. Memori jangka pendek berperan dalam proses mengingat
manusia dalam durasi yang pendek, berlangsung dalam hitungan detik sampai menit. Salah satu
jenis memori jangka pendek yang sering diteliti adalah working memory, yaitu memori yang kita
gunakan untuk mengingat informasi secara langsung dalam waktu singkat dan berkaitan dengan
proses kognitif. Contoh dari working memory adalah saat kita mengingat nomor telepon
seseorang sambil menekan tombol pada gawai kita. Ciri khas dari memori jangka pendek adalah
proses mengingat atau recall-nya dapat dilakukan dalam waktu singkat, namun dapat dilupakan
dalam waktu singkat dan memiliki kapasitas yang terbatas.

Jenis memori berikutnya adalah memori jangka panjang atau long term memory. Memori ini
merupakan jenis memori yang dapat disimpan dalam waktu lama yaitu hitungan hari, tahun,
hingga tak terbatas. Proses pembentukan memori jangka panjang ini berawal dari diterimanya
informasi lalu masuk sebagai memori jangka pendek yang diingat dan diulang secara terus
menerus sehingga dapat masuk dalam memori jangka panjang.

Proses perubahan dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang melalui repetisi terus
menerus ini disebut sebagai proses konsolidasi yang berlangsung saat tidur. Ciri khas dari
memori jangka panjang adalah penyimpanannya yang tidak terbatas tetapi perlu usaha dan waktu
untuk mengingat atau recall informasi yang tersimpan.

Memori tidak hanya disimpan pada satu tempat spesifik di otak, melainkan melibatkan bagian-
bagian otak satu sama lain. Untuk memori jangka panjang yang terdiri atas memori eksplisit dan
implisit disimpan pada tempat yang berbeda. Memori eksplisit berupa ingatan masa lalu
(episodik) dan fakta (semantik) cenderung disimpan pada bagian hipokampus, neokorteks, dan
amygdala. Sedangkan memori implisit berupa memori motoric cenderung disimpan dalam
ganglia basalis dan cerebellum. Memori jangka pendek yang berupa working memory cenderung
tersimpan pada korteks prefrontalis.

Adapun untuk Memori Eksplisit, bagian otak yang terlibat dalam penyimpanan memori
eksplisit adalah:

Hipokampus
Hipokampus terletak pada bagian lobus temporal cerebrum. Pada daerah ini terjadi proses
pembentukan memori episodik yang kemudian dapat diakses Kembali. Memori episodik adalah
memori yang bersifat autobiografi mengenai kejadian-kejadian spesifik yang hadir dalam hidup
kita, seperti indahnya alam ciptaan Allah saat melihat pemandaan alam ketika berlibur.

Neokorteks
Neokorteks adalah bagian korteks cerebri yang paling luas, berupa jarigan saraf yang terbentuk
di permukaan otak. Neokorteks berperan untuk melaksanakan fungsi yang lebih tinggi, yaitu
persepsi sensoris, gerakan motoric, dan kemampuan bahasa. Bagian neokorteks adalah bagian
yang terbagi dalam banyak lobus (lobus frontalis, lobus temporalis, lobus parietalis, dan lobus
oksipitalis).

Amygdala
Amygdala adalah bagian struktur otak yang berbentuk seperti kacang almond yang terdapat pada
lobus temporalis. Pada bagian ini memproses pembentukan memori yang berkaitan dengan
emosi, maka dari itu akan lebih mudah bagi kita untuk mengingat hal - hal yang bersifat
emosional. Kemampuan ini dapat berperan seperti dua mata pisau, di satu sisi ingatan akan
semakin melekat apabila terdapat unsur emosi, di satu sisi akan sangat sulit melupakan kejadian
tersebut. Contohnya adalah saat kita mengalami suatu kejadian yang menyebabkan traumatik,
akan sangat sulit untuk dilupakan atau bahkan dihilangkan.

Dalam ilmu kesehatan jiwa, dikenal suatu diagnosis Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
yang banyak dialami oleh veteran peperangan, berkaitan dengan memori masa lalunya tentang
perang yang telah terjadi.

Adapun untuk Memori Implisit, bagian otak yang berperan dalam penyimpanan memori
implisit adalah :

Ganglia Basalis
Ganglia basalis adalah struktur yang terdapat pada dasar cerebrum, memiliki banyak fungsi yang
terdiri dari emosi, pembentukan kebiasaan, proses belajar, dan koordinasi gerak yang berperan
saat kita memainkan sebuah alat musik atau bermain futsal. Pada penyakit Parkinson terdapat
permasalahan di ganglia basalis, sehingga menunjukkan penurunan dalam fungsi koordinasi
gerak tubuh.
Cerebellum
Cerebellum atau yang biasa disebut sebagai otak kecil adalah struktur yang terpisah dari
cerebrum, terletak di bagian belakang dari batang otak. Cerebellum berperan besar dalam
keseimbangan dan koordinasi motoric halus (contohnya saat bermain piano dan memegang
pensil).

Working Memory
Korteks Prefrontalis
Korteks prefrontalis merupakan bagian neokorteks yang terletak di posisi paling depan (anterior).
Berdasarkan penelitian, bagian ini memiliki peran penting dalam penyimpanan memori jangka
pendek seperti mengingat deretan angka.

Sumber : Queensland Brain Institute, 2018

Demikian penjelasan sains mengenai anugrah Allah SWT berupa otak bagi manusia sebagai
pembeda manusia dengan makhluk Allah SWT yang lain. Semoga kita bisa menggunakan
potensi yang luar biasa ini untuk lebih mengenal hahikat Sang Pencinta (ma’rifatullah) serta
keberadaan kita senantiasa membawa kemaslahatan bagi lingkuan sekitar dimana berada.
Wa’llahu a’lam bishawab.

Anda mungkin juga menyukai