2-1
Tabel II.1. Sistem Perkotaan Nasional di Pulau Papua
Provinsi PKN PKW PKSN
Papua Barat Sorong Fak-Fak Sorong
Manokawari Manokawari
Ayamaru
Papua Timika Biak Jayapura
Jayapura Nabire Tanah Merah
Merauke Muting Merauke
Bade Biak
Sarmi
Arso
Wamena
Sumber: PP Nomor 13 Tahun 2017 tentang RTRWN
2-2
5. Wasior satu kesatuan sistem dengan Pelabuhan Windesi
(Provinsi Papua Barat)
6. Arar (Provinsi Papua Barat)
7. Teminabuan (Provinsi Papua Barat)
8. Pomako I & II dalam satu sistem dengan Pelabuhan
Amamapare (Provinsi Papua)
9. Biak (Provinsi Papua)
10. Nabire/Kiwi (Provinsi Papua)
11. Jayapura satu kesatuan sistem dengan Pelabubhan
Depapre dan Pelabuhan Demta (Provinsi Papua)
12. Sarmi (Provinsi Papua)
13. Agats (Provinsi Papua)
14. Bade (Provinsi Papua)
15. Amamapare (Provinsi Papua)
16. Korido (Provinsi Papua)
17. Waren (Provinsi Papua)
18. Serui (Provinsi Papua)
Pelabuhan Angkutan Penyeberangan
1. Fak - Fak (Provinsi Papua Barat)
2. Manokwari (Provinsi Papua Barat)
3. Folley (Provinsi Papua Barat)
4. Arar (Sorong) (Provinsi Papua Barat)
5. Klademak (Provinsi Papua Barat)
6. Waigeo (Raja Ampat) (Provinsi Papua Barat)
7. Sawai (Provinsi Papua)
8. Agats (Provinsi Papua)
9. Waren (Provinsi Papua)
10. Mamberamo (Provinsi Papua)
11. Bade (Provinsi Papua)
12. Kepi (Provinsi Papua)
13. Kaonda (Provinsi Papua)
14. Pomako (Provinsi Papua)
15. Kimam (Provinsi Papua)
16. Merauke (Provinsi Papua)
2-3
17. Mokmer (Provinsi Papua)
18. Kabuena (Provinsi Papua)
19. Nabire (Provinsi Papua)
20. Numfor (Provinsi Papua)
21. Salawati (Provinsi Papua Barat)
22. Inanwatan (Provinsi Papua Barat)
23. Aranday (Provinsi Papua)
24. Kokas (Provinsi Papua Barat)
25. Wasior (Provinsi Papua Barat)
26. Bata-nta (Provinsi Papua Barat)
27. Kaimana (Provinsi Papua Barat)
Bandar Udara Pengumpul Sekunder
1. Sentani (Provinsi Papua)
2. Mopah (Provinsi Papua)
3. Mozes Kilangin (Provinsi Papua)
4. Domine Eduard Osok (Provinsi Papua Barat)
Bandar Udara Pengumpul Tersier
1. Marinda (Provinsi Papua Barat)
2. Rendani (Provinsi Papua Barat)
3. Frans Kaisiepo (Provinsi Papua)
4. Wamena (Provinsi Papua)
5. Nabire/Douw Aturure (Nabire Baru) (Provinsi Papua)
b. Sistem Jaringan Energi Nasional
Jaringan Infrastruktur Pembangkitan Tenaga Listrik di Provinsi
Papua Barat
1. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Sorong
2. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Manokwari
3. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Fak Fak
4. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Sorong
Selatan
5. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Manokwari
Selatan
6. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Kaimana
7. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Maybrat
2-4
8. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Raja Ampat
9. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Tambrauw
10. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Teluk Bintuni
11. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Teluk
Wondama
12. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kota Sorong
Jaringan Infrastruktur Pembangkitan Tenaga Listrik di Provinsi
Papua
1. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kota Jayapura
2. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Kepulauan
Yapen
3. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Mimika
4. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Merauke
5. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Nabire
6. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Biak Numfor
7. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Jayapura
8. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Supiori
9. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Jayawijaya
10. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Kepulauan
Yapen
11. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Pegunungan
Bintang
12. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Mappi
13. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Sarmi
14. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Paniai
15. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Asmat
16. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Boven Digoel
17. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Deiyai
18. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Dogiyai
19. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Intan Jaya
20. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Keerom
21. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Lanny Jaya
22. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Mamberamo
Raya
2-5
23. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Mamberamo
Tengah
24. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Nduga
25. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten puncak
26. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten puncak Jaya
27. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Tolikara
28. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Waropen
29. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Yahukimo
30. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Yalimo
31. Pembangkitan Tenaga Listrik di Kabupaten Deiya.
c. Sistem Jaringan Sumber Daya Air
1. Wilayah Sungai (WS) Omba (Papua Barat – Papua) sebagai
WS Lintas Provinsi
2. Wilayah Sungai (WS) Kamundan – Sebyar (Papua Barat)
sebagai WS Strategis Nasional
3. Wilayah Sungai (WS) Mamberamo – Tami – Apauvar (Papua)
sebagai WS Lintas Negara
4. Wilayah Sungai (WS) Einlanden – Digul – Bikuma (Papua –
Papua New Guinea) sebagai WS Lintas Negara.
2-6
9. Suaka Margasatwa Savan (Papua)
10. Suaka Marsasatwa Sidei – Wibain (Papua Barat)
11. Suaka Margasatwa Pulau Venu (Papua Barat)
12. Suaka Margasatwa Mubrani – Kaironi (Papua Barat)
13. Suaka Margasatwa Pulau Sabuda & Pulau Tataruga (Papua
Barat)
14. Suaka Margasatwa Laut Kepulauan Raja Ampat (Papua Barat)
15. Suaka Margasatwa Laut Kepulauan Panjang (Papua Barat)
16. Cagar Alam Pegunungan Cycloops (Papua)
17. Cagar Alam Enarotali (Papua)
18. Cagar Alam Bupul (Papua)
19. Cagar Alam Tanjung Wiay (Papua)
20. Cagar Alam Biak Utara (Papua Barat)
21. Cagar Alam Pegunungan Yapen Tengah (Papua Barat)
22. Cagar Alam Pulau Supriori (Papua Barat)
23. Cagar Alam Pulau Batanta Barat (Papua Barat)
24. Cagar Alam Pegunungan Arfak (Papua Barat)
25. Cagar Alam Pulau Salawati Utara (Papua Barat)
26. Cagar Alam Pegunungan Tamrau Selatan (Papua Barat)
27. Cagar Alam Pegunungan Wondiboy (Papua Barat)
28. Cagar Alam Pulau Waigeo (Papua Barat)
29. Cagar Alam Pulau Misool (Papua Barat)
30. Cagar Alam Pulau Kofiau (Papua Barat)
31. Cagar Alam Pantai Sausapor (Papua Barat)
32. Caqar Alam Teluk Bintuni (Papua Barat)
33. Cagar Alam Pegunungan Fak Fak (Papua Barat)
34. Caear Alam Pegunungan Kumawa (Papua Barat)
35. Cagar Alam Pegunungan Tamrau Utara (Papua Barat)
36. Cagar Alam Wagura Kote (Papua Barat)
37. Cagar Alam Laut Pulau Kofiau (Papua Barat)
38. Cagar Alam Pegunungan Wayland (Papua)
39. Taman Nasional Teluk Cenderawasih (Papua Barat)
40. Taman Nasional Lorentz (Papua)
41. Taman Nasional Wasur (Papua)
2-7
42. Taman Nasional Laut Teluk Cenderawasih (Papua Barat)
43. Taman Wisata Alam Beriat (Papua Barat)
44. Taman Wisata Alam Klamono (Papua Barat)
45. Taman Wisata Alam Gunung Meja (Papua Barat)
46. Taman Wisata Alam Sorong (Papua Barat)
47. Taman Wisata Alam Teluk Youtefa (Papua)
48. Taman Wisata Alam Nabire (Papua).
2-8
No. Provinsi / Kawasan Andalan Sektor Unggulan
- ariwisata
- pertanian
- perkebunan
- perikanan
- minyak dan gas bumi
- pariwisata
- perikanan
- industri
2 Kawasan Biak
- pertambangan
- perkebunan
- kehutanan
- pertanian
Kawasan Nabire dan Sekitarnya
3 - perkebunan
(Aran Moswaren, dan Legare)
- pertambangan
- industri
- kehutanan
4 Kawasan Merauke dan Sekitarnya - perkebunan
- perikanan
- pertanian
- industri
- pertanian
- perkebunan
Kawasan Memberamo-Lereh (Jayapura) dan
5 - pertambangan
Sekitarnya
- kehutanan
- perikanan
- pariwisata
- pertanian
6 Kawasan Wamena dan Sekitarnya - perkebunan
- minyak dan gas bumi
- perikanan
Kawasan Andalan Laut Teluk Cendrawasih - - pertambangan
7
Biak dan Sekitamya - pariwisata
- minyak dan gas bumi
- perikanan
8 Kawasan Andalan Laut Jayapura - Sarmi
- pariwisata
Sumber: PP Nomor 13 Tahun 2017 tentang RTRWN
2-9
2. Kawasan Konservasi Keanekaragaman Hayati Raja Ampat
(Provinsi Papua Barat)
3. Kawasan Biak (Provinsi Papua)
4. Kawasan Timika (Provinsi Papua)
5. Kawasan Taman Nasional Lorentz (Provinsi Papua)
6. Kawasan Konservasi Keanekaragaman Hayati Teluk Bintuni
(Provinsi Papua)
7. Kawasan Perbatasan Negara di Provinsi Papua (Provinsi
Papua).
2 - 10
a. Terwujudnya keterpaduan antara perencanaan tata ruang
nasional, provinsi dengan kabupaten/kota dan
antar-kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat serta sinkronisasi
rencana tata ruang wilayah dengan rencana sektoral;
b. Terwujudnya pemanfaatan sumber daya alam secara
berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Papua
Barat;
c. Terwujudnya keseimbangan dan pemerataan pertumbuhan antar
bagian wilayah;
d. Terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang
mandiri dalam pengelolaan ruang;
e. Terwujudnya keselarasan antara RTRW Provinsi Papua Barat
dengan RTRW provinsi yang berbatasan, yakni Provinsi Papua,
Maluku dan Maluku Utara;
f. Terwujudnya keseimbangan dan pemerataan pertumbuhan antar
bagian wilayah; dan
g. Terwujudnya pertahanan dan keamanan negara yang dinamis
serta integrasi nasional.
2 - 11
kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat serta sinkronisasi antara
rencana tata ruang wilayah dengan rencana sektoral;
b. Terwujudnya pemanfaatan sumber daya alam secara
berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Papua
Barat;
c. Terwujudnya keseimbangan dan pemerataan pertumbuhan antar
bagian wilayah;
d. Terwujudnya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia yang
mandiri dalam pengelolaan ruang;
e. Terwujudnya keseimbangan dan keserasian lingkungan antara
kawasan lindung dan kawasan budidaya, menciptakan keserasian
dan keseimbangan fungsi dan intensitas penggunaan ruang-ruang
atau bagian-bagian wilayah Provinsi Papua Barat;
f. Terwujudnya keselarasan antara RTRW Provinsi Papua Barat
dengan RTRW provinsi yang berbatasan, yakni Provinsi Papua,
Maluku dan Maluku Utara; dan
g. Terwujudnya pertahanan dan keamanan negara yang dinamis
serta integrasi nasional.
2 - 12
Gambar 2.1. Peta Rencana Struktur Ruang Provinsi Papua Barat
Sumber: RTRW Provinsi Papua Barat Tahun 2013-2033
2 - 13
Sedangkan rencana pengembangan sistem prasarana wilayah
Provinsi Papua Barat terdiri atas:
2 - 14
k) Perbaikan Ruas Jalan Kaimana-Fakfak, Fakfak Barat-
Fakfak
l) Ruas Jalan Rumberpon-Rasiei, Wasior-Resiei, Wamesa-
Rasiei
m) Ruas Jalan Bintuni-Babo, Bintuni-Merdey, Moskona
Selatan-Bintuni
n) Ruas Jalan Teminabuan-Manokwari (perbaikan)
o) Ruas Jalan Bintuni-Manokwari (melalui Manokwari-
Maruni-Mameh-Bintuni)
p) Ruas Jalan Manokwari - Maruni - Oransbari - Ransiki -
Mameh
5) Pembangunan fasilitas keselamatan transportasi jalan terkait
dengan penanganan ruas-ruas lain dalam rangka membuka
isolasi dan pengembangan kawasan strategis.
6) Pembangunan jalan penghubung dari ruas jalan utama
menuju ke kawasan-kawasan strategis.
2 - 15
Gambar 2.2. Peta Arahan Pengembangan Prasarana Transportasi Darat Provinsi Papua Barat
Sumber: RTRW Provinsi Papua Barat Tahun 2013-2033
2 - 16
2. Rencana Pengembangan Prasarana Transportasi Laut
Rencana pengembangan transportasi laut di Provinsi Papua
Barat, antara lain:
1) Pelabuhan utama yang sudah dikembangkan, meliputi:
pembangunan Pelabuhan Seget di Sorong diarahkan menjadi
pelabuhan internasional dengan fungsi sebagai pelabuhan
utama sekunder;
2) Pembangunan pelabuhan pengumpan adalah Pelabuhan
Manokwari dan Kaimana;
3) Rencana pengembangan pelabuhan, meliputi:
a) Pengembangan Pelabuhan Manokwari dengan fungsi
pelabuhan pengumpan primer, dan Pelabuhan Oransbari
yang mempunyai fungsi pelabuhan pengumpan sekunder;
b) Pengembangan Pelabuhan Waisior dan Windesi di
Kabupaten Teluk Wondama dengan fungsi pelabuhan
pengumpan sekunder;
c) Pengembangan Pelabuhan Sorong dengan fungsi
pelabuhan pengumpan primer.Pelabuhan Fatanlap,
Klamono, Makbon, Mega, Seget, Sele, Susunu, Salawati,
Sailolof, Muarana dengan fungsi pelabuhan pengumpan
sekunder di Sorong;
d) Pelabuhan Bomberay dengan fungsi pelabuhan
pengumpan primer, sedangkan Pelabuhan Fakfak,
Kokas, P.Adi, Karas, Adijaya dengan fungsi pelabuhan
pengumpan sekunder;
e) Pelabuhan Kaimana dengan fungsi pelabuhan
pengumpan primer, sedangkan Pelabuhan Kalobo,
Kangka, Kasim dan Etna dengan fungsi pelabuhan
pengumpan sekunder;
f) Kabare, Saonek, Saokorem di Raja Ampat dengan fungsi
sebagai pelabuhan pengumpan sekunder;
g) Pelabuhan Teminabuan dengan fungsi pelabuhan
pengumpan primer. Waigama, Inanwatan di Kabupaten
2 - 17
Sorong Selatan dengan fungsi pelabuhan pengumpan
sekunder;
h) Babo, Bintuni di Kabupaten Teluk Bintuni yang
mempunyai fungsi pelabuhan pengumpan sekunder.
4) Pembangunan dermaga/pelabuhan lokal di distrik padat
permukiman dan atau kepulauan terpencil di Kabupaten Raja
Ampat, antara lain: Misool Timur, Misool Selatan, Waigeo
Barat.
5) Rencana pengembangan lintas penyebrangan, meliputi lintas
penyeberangan antarprovinsi dan terdiri dari lintas Bitung-
Ternate-Patani-Sorong, Manokwari-Biak-Jayapura.
2 - 18
Gambar 2.3. Peta Arahan Pengembangan Prasarana Transportasi Laut Provinsi Papua Barat
Sumber: RTRW Provinsi Papua Barat Tahun 2013-2033
2 - 19
Gambar 2.4. Peta Arahan Pengembangan Prasarana Transportasi Udara Provinsi Papua Barat
Sumber: RTRW Provinsi Papua Barat Tahun 2013-2033
2 - 20
4. Rencana Pengembangan Prasarana Energi
Rencana pengembangan sistem prasarana energi di Provinsi
Papua Barat terdiri atas:
1) Pengembangan sarana untuk pengembangan listrik meliputi:
a) Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di Kabupaten
Fakfak, Manokwari, Kota Sorong, Kabupaten Sorong,
Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Teluk Bintuni,
Kabupaten Kaimana, Kabupaten Maybrat, dan Kabupaten
Sorong Selatan; Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro/MiniHidro (PLTMH) di Prafi Kabupaten Manokwari;
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kabupaten
Fakfak,Kabupten Tambrauw, Kabupaten Raja Ampat,
Kabupaten Sorong, Kabupaten Sorong Selatan;
Pembangkit listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kabupaten
Sorong, dan pembangkit listrik Tenaga Mesin Gas
(PLTMG) di Kabupaten Sorong;
b) Pengembangan jaringan Saluran Udara dan/atau Kabel
Tegangan Tinggi 150 KV diperlukan untuk menyalurkan
energi listrik yang dibangkitkan oleh pembangkit baru,
yaitu Saluran Udara TeganganEkstra Tinggi(SUTET) 150
KV;
c) Pengembangan jaringan SUTET 150 KV dilakukan
melintasi seluruh kabupaten dan kota, serta
diintegrasikan dengan rencana jaringan transmisi tenaga
listrik nasional.
2) Pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) berdaya
kecil oleh pemerintah provinsi terutama untuk melayani
wilayah yang tidak dapat terjangkau jaringan transmisi tenaga
listrik, meliputi:
a) Energi mikrohidro untuk wilayah-wilayah yang dialiri
sungaidengankapasitas debit air tinggi (head) dari sungai
potensial untuk dikembangkan Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro/Mini Hidro (PLTMH);
2 - 21
b) Energi surya (solar cell) di wilayah perdesaan dan
terpencil;
c) Energi gelombang di wilayah pesisir.
2 - 22
c) Pengolahan air dan distribusi air di sebagian wilayah
perdesaan memanfaatkan teknologi sederhana namun
tepat guna, yaitu pemanfaatan sistem gravitasi.
d) Zona pemanfaatan das dilakukan dengan membagi
tipologi das berdasarkan tipologinya;
e) Penetapan zona pengelolaan sumber daya air sesuai
dengan keberadaan wilayah sungai tersebut pada zona
kawasan lindung tidak diijinkan pemanfaatan sumber
daya air untuk fungsi budidaya, termasuk juga untuk
penambangan.
2) Prasarana pengairan direncanakan sesuai dengan kebutuhan
peningkatan sawah irigasi teknis dan non teknis baik untuk
irigasi air permukaan maupun air tanah.
3) Rencana pengembangan pengairan disusun berdasarkan
wilayah sungai.
2 - 23
4) Penegakan hukum yang tegas bagi pengelolaan limbah
industri dan pertambangan yang tidak sesuai dengan
standardan ketentuan yang berlaku.
2 - 24
Kawasan Pengembangan Minyak dan Gas Bintuni.
c) Satuan Wilayah Pengembangan III, meliputi:
Kawasan Pariwisata Bahari Raja Ampat sebagai
kawasan destinasi pariwisata bahari dunia;
Kawasan Pengembangan Minapolitan Raja Ampat.
d) Satuan Wilayah Pengembangan IV, meliputi:
Kawasan Pengembangan Sapi Bomberay;
Kawasan Pengembangan Agropolitan Fakfak;
Kawasan Pengembangan Wisata Bahari Kaimana.
3) Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya,
meliputi:
a) Kawasan Pegunungan Arfak;
b) Kawasan Pulau Mansinam.
4) Kawasan strategis dari sudut fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup, meliputi:
a) Kawasan Mangrove Teluk Bintuni;
b) Kawasan Raja Ampat;
c) Kawasan Teluk Cenderawasih;
d) Kawasan Pegunungan Tamrau dan Arfak;
e) Kawasan Konservasi Penyu Belimbing di Pantai
Jamursbamedi.
2 - 25
Gambar 2.5. Peta Kawasan Strategis Pertahanan dan Keamanan Provinsi Papua Barat
Sumber: RTRW Provinsi Papua Barat Tahun 2013-2033
2 - 26
Gambar 2.6. Peta Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Papua Barat
Sumber: RTRW Provinsi Papua Barat Tahun 2013-2033
2 - 27
Gambar 2.7. Peta Kawasan Strategis Sosial Budaya Provinsi Papua Barat
Sumber: RTRW Provinsi Papua Barat Tahun 2013-2033
2 - 28
Gambar 2.8. Peta Kawasan Strategis Daya Dukung Lingkungan Hidup Provinsi Papua Barat
Sumber: RTRW Provinsi Papua Barat Tahun 2013-2033
2 - 29
2.1.4 Kebijakan Penataan Ruang Provinsi Papua
Wilayah Provinsi Papua, baik sebagai kesatuan wadah yang meliputi
ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam
bumi, maupun sebagai sumberdaya, perlu ditingkatkan upaya
pengelolaannya secara bijaksana untuk pemenuhan hak-hak dasar
orang asli Papua dengan menghargai kesetaraan dan keragaman
kehidupan sosial budaya penduduk Provinsi Papua, serta kelestarian
keanekaragaman hayati Papua yang khas dan langka. Selain itu,
dalam rangka mewujudkan keterpaduan penataan ruang nasional
dan daerah yang sejalan dengan penetapan Provinsi Papua sebagai
Daerah Otonomi Khusus maka perlu dilakukan penyesuaian dan
penataan kembali rencana tata ruang wilayah provinsi sebagai
arahan bagi pembangunan Provinsi Papua yang berkelanjutan
melalui Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Papua.
2 - 30
Tabel II.3. Rencana Sistem Perkotaan Provinsi Papua
Kabupaten/ RTRWN RTRW Provinsi Papua
No.
Kota PKN PKW PKSN PKN PKW PKL PKSN
1 Kota Jayapura Jayapura Jayapura
Jayapura
2 Kab. Jayapura Jayapura Genyem
Jayapura Waiya
Ongan Jaya
3 Nabire Nabire Nabire Topo
Karadiri
4 Mimika Timika Timika Mimika Baru
Mimika Barat Jauh
5 Biak Numfor Biak Biak Andei
Yomdori
Ofdori
Yemburu
Pasi
6 Mappi Bade Kepi Obaa
Assu
Miyamur
Citak Mitak
7 Yahukimo Dekai Yahulikma
Obalma
8 Merauke Merauke Merauke Merauke Muting Wanam Merauke
Muting Okaba
Harapan Makmur
9 Keerom Arso Waris Waris Waris
Senggi
10 Puncak Jaya Mulia
11 Jayawijaya Wamena Wamena Yiwika
Kimbim
12 Kepulauan Serui
Yapen Angkaisera
Ambai
Wonawa
Yobi
13 Paniai Enarotali Enarotali
14 Boven Digoel Tanah Tanah Merah Tanah Merah
Merah Mindiptana
Asiki
Kouh
Bomakia
15 Asmat Agats
Atsy
Tomor
Kamur
16 Pegunungan Oksibil Oksibil
Bintang Teriaplu
17 Tolikara Karubaga
18 Sarmi Sarmi Sarmi Bonggo
19 Waropen Botawa
Kaweda
Dokis
20 Supiori Sorendeweri
2 - 31
Kabupaten/ RTRWN RTRW Provinsi Papua
No.
Kota PKN PKW PKSN PKN PKW PKL PKSN
21 Mamberamo Kasonaweja
Raya Dabra
22 Mamberamo Kobakma
Tengah
23 Yalimo Elelim
Abenaho
24 Lanny Jaya Tiom
25 Nduga Kenyam
26 Puncak Ilaga
27 Dogiyai Kigamani
28 Intan Jaya Sugapa
29 Deiyai Waghete
Kapiraya
Sumber: RTRW Provinsi Papua Tahun 2013-2033
2 - 32
c) Wamena-Kobakma;
d) Merauke-Tanah Merah-Oksibil;
e) Kepi-Tanah Merah;
f) Nabire-Waghete-Enarotali;
g) Enarotali-Sugapa;
h) Sugapa-Jita-Ilaga;
i) Botawa-Sugapa; dan
j) Dekai-Oksibil.
2 - 33
1) lintas Jayapura-Sarmi-Nabire;
2) lintas Nabire-Manokwari-Sorong; dan
3) lintas Nabire-Timika.
2 - 34
h) Dermaga Danau Kalkote di Kabupaten Jayapura;
i) Dermaga Danau Yoka di Kota Jayapura;
j) Dermaga Danau Puay di Kota Jayapura;
k) Dermaga Danau Paniai di Kabupaten Paniai;
l) Dermaga Danau Tigi di Kabupaten Deiyai; dan
m) Dermaga Danau Tage di Kabupaten Paniai.
3) Jaringan transportasi penyeberangan, terdiri atas:
a) Pelabuhan penyeberangan lintas provinsi, meliputi:
Pelabuhan Penyeberangan Numfor di Kabupaten Biak
Numfor;
Pelabuhan Penyeberangan Pomako di Kabupaten
Mimika;dan
Pelabuhan Penyeberangan Merauke di Kabupaten
Merauke.
b) Pelabuhan penyeberangan lintas kabupaten/kota,
meliputi:
Pelabuhan Penyeberangan Mokmer di Kabupaten Biak
Numfor;
Pelabuhan Penyeberangan Kabuena di Kabupaten
Kepulauan Yapen;
Pelabuhan Penyeberangan Samabusa di Kabupaten
Nabire;
Pelabuhan Penyeberangan Saubeba di Kabupaten
Kepulauan Yapen;
Pelabuhan Penyeberangan Waren di Kabupaten
Waropen; dan
Pelabuhan Penyeberangan Jayapura di Kabupaten
Jayapura.
2 - 35
Gambar 2.9. Peta Rencana Sistem Perkotaan Provinsi Papua
Sumber: RTRW Provinsi Papua Tahun 2013-2033
2 - 36
Gambar 2.10. Peta Rencana Jaringan Jalan Provinsi Papua
Sumber: RTRW Provinsi Papua Tahun 2013-2033
2 - 37
Gambar 2.11. Peta Rencana Terminal Provinsi Papua
Sumber: RTRW Provinsi Papua Tahun 2013-2033
2 - 38
Gambar 2.12. Peta Rencana Jaringan Jalur Kereta Api Provinsi Papua
Sumber: RTRW Provinsi Papua Tahun 2013-2033
2 - 39
Gambar 2.13. Peta Rencana Pelabuhan Sungai di Provinsi Papua
Sumber: RTRW Provinsi Papua Tahun 2013-2033
2 - 40
Gambar 2.14. Peta Rencana Dermaga Danau di Provinsi Papua
Sumber: RTRW Provinsi Papua Tahun 2013-2033
2 - 41
Gambar 2.15. Peta Rencana Pelabuhan Penyeberangan di Provinsi Papua
Sumber: RTRW Provinsi Papua Tahun 2013-2033
2 - 42
2. Sistem Jaringan Transportasi Laut
Sistem jaringan transportasi laut di Provinsi Papua, terdiri atas:
1) Pelabuhan utama, terdiri atas:
a) Pelabuhan Jayapura di Kota Jayapura;
b) Pelabuhan Biak di Kabupaten Biak Numfor;
c) Pelabuhan Depapre di Kabupaten Jayapura; dan
d) Pelabuhan Merauke di Kabupaten Merauke.
2) Pelabuhan pengumpul, terdiri atas:
a) Pelabuhan Pomako di Kabupaten Mimika;
b) Pelabuhan Sarmi di Kabupaten Sarmi;
c) Pelabuhan Samabusadi Kabupaten Nabire;
d) Pelabuhan Serui di Kabupaten Kepulauan Yapen;
e) Pelabuhan Agats di Kabupaten Asmat;
f) Pelabuhan Bade di Kabupaten Mappi;
g) Pelabuhan Kepi di Kabupaten Mappi;
h) Pelabuhan Tanah Merah di Kabupaten Boven Digoel; dan
i) Pelabuhan Waren di Kabupaten Waropen.
3) Pelabuhan Pengumpan tersebar di kabupaten-kabupaten
sebagaimana tertera pada Tabel berikut.
2 - 43
No Nama Pelabuhan Lokasi
15. Pelabuhan P. Mambor Kabupaten Nabire
16. Pelabuhan Napan Kabupaten Nabire
17. Pelabuhan Wapoga Kabupaten Kepulauan Yapen
18. Pelabuhan Wooi Kabupaten Kepulauan Yapen
19. Pelabuhan Poom Kabupaten Kepulauan Yapen
20. Pelabuhan Kaipuri Kabupaten Kepulauan Yapen
21. Pelabuhan Dawai Kabupaten Kepulauan Yapen
22. Pelabuhan Miosnum Kabupaten Kepulauan Yapen
23. Pelabuhan Kurudu Kabupaten Kepulauan Yapen
24. Pelabuhan Angkaisera Kabupaten Kepulauan Yapen
25. Pelabuhan Ansus Kabupaten Kepulauan Yapen
26. Pelabuhan Randawaya Kabupaten Kepulauan Yapen
27. Pelabuhan Mapia Kabupaten Supiori
28. Pelabuhan Korido Kabupaten Supiori
29. Pelabuhan Insobabi Kabupaten Supiori
30. Pelabuhan Miosbepondi Kabupaten Supiori
31. Pelabuhan Sowek Kabupaten Supiori
32. Pelabuhan Sabarmiokre Kabupaten Supiori
33. Pelabuhan Jenggerbun Kabupaten Supiori
34. Pelabuhan Agats Kabupaten Asmat
35. Pelabuhan Suator Kabupaten Asmat
36. Pelabuhan Sagoni Kabupaten Asmat
37. Pelabuhan Eci Kabupaten Asmat
38. Pelabuhan Kanawi Kabupaten Asmat
39. Pelabuhan Jinak Kabupaten Asmat
40. Pelabuhan Binam Kabupaten Asmat
41. Pelabuhan Akat Kabupaten Asmat
42. Pelabuhan Yamas Kabupaten Asmat
43. Pelabuhan Sawaerma Kabupaten Asmat
44. Pelabuhan Atsy Kabupaten Asmat
45. Pelabuhan Bayun Kabupaten Asmat
46. Pelabuhan Mumugu Kabupaten Asmat
47. Pelabuhan Boma Kabupaten Mappi
48. Pelabuhan Ikisi Kabupaten Mappi
49. Pelabuhan Kepi Kabupaten Mappi
50. Pelabuhan Mur Kabupaten Mappi
51. Pelabuhan Tagemon Kabupaten Mappi
52. Pelabuhan Senggo Kabupaten Mappi
53. Pelabuhan Asiki Kabupaten Boven Digoel
54. Pelabuhan Ampera Kabupaten Boven Digoel
2 - 44
No Nama Pelabuhan Lokasi
55. Pelabuhan Tanah Merah Kabupaten Boven Digoel
56. Pelabuhan Gatentiri Kabupaten Boven Digoel
57. Pelabuhan Wanam Kabupaten Boven Digoel
58. Pelabuhan Subur Kabupaten Boven Digoel
59. Pelabuhan Kimaam Kabupaten Merauke
60. Pelabuhan Kumbe Kabupaten Merauke
61. Pelabuhan Saribi Kabupaten Biak Numfor
62. Pelabuhan Manggari Kabupaten Biak Numfor
63. Pelabuhan Bromsi Kabupaten Biak Numfor
64. Pelabuhan Tiptop Kabupaten Biak Numfor
65. Pelabuhan Owi Kabupaten Biak Numfor
66. Pelabuhan Bosnik Kabupaten Biak Numfor
67. Pelabuhan Hiripau Kabupaten Mimika
68. Pelabuhan Kokonao Kabupaten Mimika
69. Pelabuhan Keakwa Kabupaten Mimika
Sumber: RTRW Provinsi Papua Tahun 2013-2033
2 - 45
3) Bandar udara pengumpan tersebar di kabupaten-kabupaten
sebagaimana tertera pada Tabel berikut.
2 - 46
No. Nama Bandara Lokasi
Bandara Sudjarwo
36. Kepulauan Yapen
Tjondronegoro
37. Bandara Kamanap Kepulauan Yapen
38. Bandara Botawa Waropen
39. Bandara Baudi Mamberamo Raya
40. Bandara Dabra Mamberamo Raya
41. Bandara Sikari (a) Mamberamo Raya
42. Bandara (b) Mamberamo Raya
43. Bandara Tiom Lani Jaya
44. Bandara Sugapa Intan Jaya
45. Bandara Enarotali Paniai
46. Bandara Obano Paniai
47. Bandara Moanamani Dogiyai
48. Bandara Yemburwo Biak Numfor
49. Bandara Numfor Biak Numfor
50. Bandara Pagai Kab. Jayapura
51. Bandara Kimaam Merauke
52. Bandara Muting Merauke
53. Bandara Okaba Merauke
54. Bandara Wanam Merauke
55. Bandara Kokonao Mimika
56. Bandara Jila Mimika
57. Bandara Ugimuga Mimika
58. Bandara Potowai Mimika
59. Bandara Alama Mimika
60. Bandara Jita Mimika
61. Bandara Agimuga Mimika
62. Bandara Elelim Yalimo
63. Bandara Benawa Yalimo
64. Bandara sobaham Yahukimo
65. Bandara Ninia Yahukimo
66. Bandara Sumo Yahukimo
67. Bandara Nalca Yahukimo
68. Bandara Seradala Yahukimo
69. Bandara Kirihi Waropen
70. Bandara Botawa Waropen
71. Bandara Sinalok Mimika
72. Bandara Senggi Keerom
73. Bandara Kuyawage Lani Jaya
74. Bandara Tsinga Mimika
2 - 47
No. Nama Bandara Lokasi
75. Bandara Arwanop Mimika
76. Bandara Anggruk Yahukimo
77. Bandara Kenyam Nduga
78. Bandara Megambilis Mamberamo Tengah
79. Bandara Kobakma Mamberamo Tengah
Sumber: RTRW Provinsi Papua Tahun 2013-2033
2 - 48
Gambar 2.16. Peta Rencana Pelabuhan di Provinsi Papua
Sumber: RTRW Provinsi Papua Tahun 2013-2033
2 - 49
Gambar 2.17. Peta Rencana Bandar Udara di Provinsi Papua
Sumber: RTRW Provinsi Papua Tahun 2013-2033
2 - 50
Gambar 2.18. Peta Rencana Transportasi Antarmoda di Provinsi Papua
Sumber: RTRW Provinsi Papua Tahun 2013-2033
2 - 51
Adapun sistem jaringan prasarana lainnya di Provinsi Papua,
meliputi:
1. Jaringan Energi Listrik
Jaringan energi listrik di Provinsi Papua, terdiri atas:
1) Pembangikit listrik tenaga air, terdiri atas:
a) pembangkit listrik tenaga air Boven Digoel di Kabupaten
Boven Digoel;
b) pembangkit listrik tenaga air Einlanden di Kabupaten
Asmat;
c) pembangkit listrik tenaga air Lorentz di Kabupaten Asmat;
d) pembangkit listrik tenaga air Cemara di Kabupaten
Mimika;
e) pembangkit listrik tenaga air Otokwa di Kabupaten
Mimika;
f) pembangkit listrik tenaga air Mimika di Kabupaten
Mimika;
g) pembangkit listrik tenaga air Siriwo di Kabupaten Nabire;
h) pembangkit listrik tenaga air Mamberamo di Kabupaten
Mamberamo Raya;
i) pembangkit listrik tenaga air Kopaikabo-Yahwe-Urumuka
di Kabupaten Mimika, Kabupaten Paniai dan Kabupaten
Deiyai; dan
j) pembangkit listrik tenaga air Baliem di Kabupaten Yalimo
dan Kabupaten Yahukimo.
2) Pembangkit listrik tenaga disel, tersebar di seluruh kabupaten/
kota.
3) Pembangkit listrik tenaga surya, tersebar di seluruh
kabupaten/kota.
4) Pembangkit listrik tenaga uap, dikembangkan di Kabupaten
Merauke, Kabupaten Nabire, KabupatenMimika, Kabupaten
Boven, Kabupaten Digoel, Kabupaten Mappi, Kabupaten
Asmat, KabupatenSarmi, Kabupaten Mamberamo Raya,
Kabupaten Kepulauan Yapen, Kabupaten Waropen,
Kabupaten Supiori dan Kota Jayapura.
2 - 52
5) Pembangkit listrik tenaga gas, tersebar di Kabupaten Biak
Numfor, Kabupaten Merauke, Kabupaten Nabire dan
Kabupaten Mimika.
6) Pembangkit listrik dengan minyak nabati, merupakan energi
terbarukan dan dikembangkan di wilayah perkampungan.
7) Pembangkit listrik tenaga gelombang, dikembangkan di
wilayah pesisir.
8) Pembangkit listrik tenaga mikro hidro, dikembangkan di
seluruh kabupaten/kota.
9) Pembangkit listrik tenaga angin, dikembangkan di Kabupaten
Puncak.
2. Jaringan Telekomunikasi
Jaringan telekomunikasi di Provinsi Papua, terdiri atas:
1) Sistem terestrial, menggunakan media transmisi jaringan
kabel serat optik dan tembaga dan gelombang mikro di
seluruh kabupaten/kota.
2) Sistem nirkabel, menggunakan media transmisi satelit di
seluruh kabupaten/kota.
3) Sistem jaringan telekomunikasi dikembangkan untuk
mendukung PKN, PKW, PKL, perkotaan lain, kawasan
permukiman, kawasan perdagangan jasa, industri, dan
pertambangan.
3. Jaringan Sumberdaya Air
Jaringan sumberdaya air di Provinsi Papua, terdiri atas:
1) Jaringan sumber daya air lintas negara, terdiri atas Wilayah
Sungai di Mamberamo-Tami- Apauvar dan Sungai Einlanden-
Digoel-Bikuma.
2) Jaringan sumber daya air lintas provinsi, terdiri atas Wilayah
Sungai Omba.
3) Jaringan air baku, ditujukan untuk terpenuhinya penyediaan
air minum dari segi kuantitas dan kualitas bagi seluruh rakyat
Papua.
4) Cekungan air tanah, tersebar di seluruh kabupaten/kota.
2 - 53
5) Jaringan irigasi, mengembangkan jaringan irigasi pada
wilayah yang potensial dikembangkan untuk pertanian yang
tersebar di Kabupaten Jayapura, Kabupaten Merauke,
Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Jayawijaya, Kabupaten
Yahukimo, Kabupaten Nabire, Kabupaten Biak Numfor,
Kabupaten Waropen, Kabupaten Mimika dan Kota Jayapura.
4. Prasarana Pengelolaan Lingkungan
Sistem prasarana pengelolaan lingkungan di Provinsi Papua terdiri
atas:
1) Sistem drainase, dilakukan dengan:
a) memanfaatkan sistem jaringan drainase yang ada secara
maksimal baik sungai, anak sungai, maupun saluran
alami lainnya;
b) mengalirkan air hujan secepatnya melalui suatu sistem
jaringan drainase ke badan air terdekat atau tempat
pembuangan air akhir dilaut atau sungai, dengan efisiensi
panjang saluran;
c) sedapat mungkin mengikuti jalan utama untuk
memudahkan pengawasan dan pemeliharaan;
d) memanfaatkan energi gravitasi dan meminimalkan
penggunaan pompa;
e) mengembangkan sistem pompanisasi untuk mengurangi
genangan air di wilayah yang mempunyai ketinggian
antara 0-6 meter di atas permukaan laut terutama di
Kabupaten Merauke, Kabupaten Asmat, Kabupaten Biak
Numfor, Kabupaten Kepulauan Yapen, Kabupaten
Nabire, dan Kota Jayapura;
2) Sistem pengelolaan sampah, dilaksanakan melalui :
a) sistem persampahan untuk kabupaten/kota yang
berdekatan dilakukan kerjasama lintas wilayah melalui
sistem pengelolaan sampah secara terpadu dalam hal
lokasi dengan sistem sanitary landfild maupun control
landfild; dan
2 - 54
b) sistem pengelolaan sampah untuk Kabupaten Asmat dan
Kabupaten Kepulauan Yapen diarahkan penanganannya
secara individual, komunual, dan pengelolaan daur ulang
seperti pembuatan kompos;
3) Pengelolaan lingkungan khusus, meliputi pembinaan,
bimbingan, serta koordinasi dalam pengelolaan lingkungan
pertambangan, perkebunan dan kehutanan.
5. Pelabuhan Perikanan
Pelabuhan perikanan di Provinsi Papua berupa Pelabuhan
Perikanan Samudera di Kabupaten Merauke dan Kabupaten Biak
Numfor.
2 - 55
Gambar 2.19. Peta Rencana Jaringan Energi di Provinsi Papua
Sumber: RTRW Provinsi Papua Tahun 2013-2033
2 - 56
C. Penetapan Kawasan Strategis
Kawasan strategis di Provinsi Papua terdiri atas:
a. Kawasan strategis nasional; dan
b. Kawasan strategis provinsi.
2 - 57
Puncak, Kabupaten Paniai, Kabupaten Intan Jaya dan
Kabupaten Deiyai.
2 - 58
b) wilayah Pegunungan Tengah, yang merupakan wilayah
rawan bencana dan wilayah bergambut.
c) wilayah bagian selatan, yang merupakan wilayah rawan
bencana, wilayah bergambut, wilayah berhutan bakau,
meliputi Kabupaten Asmat, Kabupaten Mimika,
Kabupaten Mappi, Kabupaten Boven Digoel dan
Kabupaten Merauke.
d) wilayah Mamberamo-Foja yang merupakan tempat
perlindungan keanekaragaman hayati.
4) Kawasan strategis dari aspek lainnya, meliputi :
a) wilayah bagian selatan yang merupakan wilayah
bergambut, lahan pasang surut, hutan rawa, hutan
dataran rendah, dan hutan mangrove, meliputi Kabupaten
Asmat, Kabupaten Mimika, Kabupaten Mappi, Kabupaten
Boven Digoel dan Kabupaten Merauke.
b) wilayah bagian tengah yang merupakan wilayah
bergambut, ekosistem alpin, dan ekosistem sub-alpin
meliputi Kabupaten Paniai, Kabupaten Dogiyai,
Kabupaten Puncak, Kabupaten Intan Jaya, Kabupaten
Puncak Jaya, Kabupaten Tolikara, Kabupaten
Mamberamo Tengah dan Kabupaten Yalimo.
c) wilayah bagian utara yang merupakan wilayah
bergambut, hutan mangrove, hutan rawa, hutan
monsoon, dan hutan dataran rendah, meliputi Kabupaten
Nabire, Kabupaten Waropen, Kabupaten Mamberamo
Raya, Kabupaten Sarmi dan Kabupaten Jayapura.
2 - 59
Gambar 2.20. Peta Rencana Kawasan Strategis Provinsi Papua
Sumber: RTRW Provinsi Papua Tahun 2013-2033
2 - 60
2.2 KEBIJAKAN SEKTOR
2.2.1 Kebijakan RPJMN Tahun 2020-2024 di Pulau Papua
Berdasarkan RPJMN Tahun 2020-2024, proyek prioritas strategis
(major project) yang diarahkan di Puplau Papua yaitu sebagai berikut:
Wilayah Adat Papua (Wilayah Adat Laa Pago dan Wilayah
Adat Domberay)
Highlight Proyek:
1. Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan di Papua dan Papua
Barat (Kemenkes)
2. Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi (Kemenristekdikti)
3. Pengembangan tanaman tahunan dan penyegar di Papua dan
Papua Barat (Komoditas Kakao dan Kopi) (Kementan)
4. Pembangunan Jalan Trans Papua (KemenPUPR)
5. Sarana prasarana air bersih (Kemendes PDT)
6. Penyediaan Energi Listrik (Kemen ESDM)
Jembatan Udara 37 Rute di Papua
Highlight Proyek:
1. Penyediaan subsidi perintis angkutan penumpang, kargo, dan
BBM
2. Peningkatan kapasitas 11 bandara pendukung jembatan
udara (Manokwari, Wamena, Dekai, Oksibil, Elelim, Ilaga,
Timika, Tanah Merah, Yahukimo)
3. Integrasi dengan Tol Laut melalui pengembangan pelabuhan
Pomako dan Agat
4. Penyediaan Subsidi Perintis Tol Laut pada 2 Rute
Jalan Trans Papua Merauke - Sorong
Highlight Proyek:
1. Pembangunan Jalan Ruas Waghete - Timika; Oksibil -
Seredala; Wamena - Habema - Mumugu; Wamena - Elelim -
Jayapura; Enarotali - Ilaga - Mulia - Wamena; Fakfak (SP.
Moyana) - Windesi; Sp.3 Moyana - Tiwara - Bofuer; Sp.3
Moyana - Wanoma; Wanggar - Kwatisore - Kampung Muri
(Bts Provinsi Papua Barat)
2 - 61
2. Pembangunan/penggantian jembatan ruas Enarotali - Ilaga -
Mulia - Wamena; Wamena - Elelim - Jayapura (Yetti);
Wamena - Habema - Mumugu; Kenyam - Dekai; Dekai -
Oksibil; Wagete - Timika; Fakfak (SP. Moyana) - Windesi;
Sp.3 Moyana - Wanoma; Wanggar - Kwatisore - Kampung
Muri (Bts Provinsi Papua Barat)
Pembangunan Fasilitas Pengolahan Limbah B3
Highlight Proyek: Pembangunan Pusat Pengolahan Limbah B3
terpadu wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua/Sumapapua (KPBU
– koordinasi KLHK).
2 - 62
Kegiatan Prioritas: Peningkatan industrialisasi berbasis hilirisasi
sumber daya alam, termasuk melalui pengembangan smelter
dan kawasan industri terutama di luar Jawa.
Proyek Prioritas: Pengembangan kawasan industri dan
smelter secara terintegrasi.
Jalan Trans Papua
Jalan Trans Papua Barat
Jalan Akses KI Bintuni (Bintuni - Susumuk)
Jalan Sp.3 Moyana - Wanoma
Pengembangan Bandara Babo
Pengembangan Bandara Bintuni
Kegiatan Prioritas: Peningkatan daya saing destinasi dan
industri pengolahan pariwisata, termasuk wisata alam, yang
didukung penguatan rantai pasok.
Proyek Prioritas: Peningkatan Aksesibilitas, Amenitas, dan
Atraksi, serta Daya Dukung Destinasi Pariwisata.
Perintisan Destinasi Pariwisata Wilayah Regional III (DP
Prioritas: Lombok-Mandalika, Morotai, Wakatobi, Labuan
Bajo, Raja Ampat, Manado-Likupang) + 2 DPP baru
Trans Pulau Biak (DAK/APBN)
Pengembangan Pelabuhan Sorong
Pembangunan Bandara Perairan Raja Ampat
Pengembangan Bandara Marinda (Waisai)
Pembangunan Bandara Perairan Raja Ampat
Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Salawati
Kegiatan Prioritas: Perbaikan iklim usaha dan peningkatan
investasi, termasuk reformasi ketenagakerjaan.
Proyek Prioritas: Fasilitasi Kemudahan Usaha dan Investasi
Fasilitasi penyelesaian masalah investasi wilayah IV.
C. Program Prioritas: Peningkatan Ekspor Bernilai Tambah Tinggi
dan Penguatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN)
Kegiatan Prioritas: Peningkatan akses dan pendalaman pasar
ekspor
2 - 63
Proyek Prioritas: Fasilitasi Ekspor
Fasilitasi Penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) dan
Skema Perdagangan dan Ketentuan Asal Barang Ekspor
Indonesia
D. Program Prioritas: Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan
Kesehatan
Kegiatan Prioritas: Penguatan Sistem Kesehatan dan
Pengawasan Obat dan Makanan
Proyek Prioritas: Penguatan Tata Kelola, Pembiayaan,
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Riset status kesehatan masyarakat pada riset kesehatan
nasional wilayah III
E. Program Prioritas: Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing
Kegiatan Prioritas: Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Berbasis
Kerjasama Industri
Proyek Prioritas: Reformasi Penyelenggaraan Pendidikan
dan Pelatihan Vokasi
Diklat Vokasi Pendidikan Perhubungan Laut
Diklat Teknis Pendidikan Perhubungan Laut
Pemenuhan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Penunjang Diklat Transportasi Laut
Diklat Vokasi Pendidikan Perhubungan Udara
Diklat Teknis Pendidikan Perhubungan Udara
Pemenuhan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Penunjang Diklat Transportasi Udara
Kegiatan Prioritas: Peningkatan Kapabilitas Iptek dan
Penciptaan Inovasi
Proyek Prioritas: Pengembangan Research Power-House
Infrastruktur Iptek Strategis yang Dikembangkan: Bandar
Antariksa Skala Kecil
F. Program Prioritas: Infrastruktur Pelayanan Dasar
Kegiatan Prioritas: Pengelolaan Air Tanah dan Air Baku
Berkelanjutan
2 - 64
Proyek Prioritas: Penyediaan dan pengamanan air baku dan
air tanah
Penyediaan air baku di lokasi prioritas pulau kecil terluar
Penyediaan air baku di daerah 3T (Terdepan, Terluar,
dan Tertinggal)
Penyediaan air baku di kawasan perkotaan
Kegiatan Prioritas: Keselamatan dan Keamanan Transportasi
Proyek Prioritas: Pembinaan dan Pendidikan SDM
keselamatan dan keamanan transportasi, pencarian dan
pertolongan
Diklat Vokasi Pendidikan Perhubungan Laut
Diklat Teknis Pendidikan Perhubungan Laut
Diklat Pemberdayaan Masyarakat Keselamatan Safety
and Security SDM Transportasi Laut
Pemenuhan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Penunjang Diklat Transportasi Laut
Diklat Vokasi Pendidikan Perhubungan Udara
Diklat Teknis Pendidikan Perhubungan Udara
Diklat Pemberdayaan Masyarakat Keselamatan Safety
and Security SDM Transportasi Udara
Pemenuhan Kebutuhan Sarana dan Prasarana
Penunjang Diklat Transportasi Udara
Kegiatan Prioritas: Ketahanan Kebencanaan Infrastruktur
Proyek Prioritas: Pengembangan kebijakan wilayah untuk
ketahanan bencana dan penguatan infrastruktur vital tahan
bencana
Penyusunan peta risiko dan rencana induk ketahanan
wilayah terhadap bencana tsunami
G. Program Prioritas: Infrastruktur Ekonomi
Kegiatan Prioritas: Konektivitas Jalan
Proyek Prioritas: Pembangunan Jalan Strategis
Jalan Trans Papua
Jalan Trans Papua Barat
2 - 65
Jembatan di Jalan Trans Papua
Jembatan di Jalan Trans Papua Barat
Jalan Perbatasan Papua
Jalan Lintas Utara Papua (Jayapura - Sarmi)
Konektivitas Fakfak (jalan SP. Moyana - Windesi)
Jalan SP.3 Moyana - Tiwara - Bofuer
Jembatan Inari
Proyek Prioritas: Pembangunan Jalan Mendukung Kawasan
Prioritas (KI, KEK, dan KSPN)
Jalan Akses KEK Sorong
Jalan Akses KI Bintuni (Bintuni - Susumuk)
Jalan Sp.3 Moyana - Wanoma
Proyek Prioritas: Pembangunan Jalan Akses Simpul
Transportasi (Pelabuhan, Bandara, Terminal)
Jalan Akses Pelabuhan Depapre
Proyek Prioritas: Pembangunan dan pemeliharaan jalan
daerah
Penanganan jalan dan jembatan di Kab. Asmat
Penanganan jalan lingkar Danau Anggi Giji dan Anggi
Gida
Jalan Trans Pulau Biak (DAK/APBN)
Jalan Trans Yapen
Jembatan Bian
Kegiatan Prioritas: Konektivitas Laut
Proyek Prioritas: Pengembangan pelabuhan utama (hub)
Pengembangan Pelabuhan Sorong
Proyek Prioritas: Pembangunan dan Pengembangan
Pelabuhan laut
Pengembangan Pelabuhan Nabire
Pengembangan Pelabuhan Merauke
Pengembangan Pelabuhan Sarmi
Pengembangan Pelabuhan Moor
Pengembangan Pelabuhan Depapre
2 - 66
Pengembangan Pelabuhan Serui
Pengembangan Pelabuhan Kaimana
Pengembangan Pelabuhan Pomako
Pengembangan Pelabuhan Wasior
Kegiatan Prioritas: Konektivitas Udara
Proyek Prioritas: Jembatan udara
Pengembangan Bandara Elelim
Pengembangan Bandara Wamena
Pengembangan Bandara Tanah Merah
Pengembangan Bandara Manggelum
Pengembangan Bandara Korowai Batu
Pengembangan Bandara Nop Goliath
Pengembangan Bandara Korupun
Pengembangan Bandara Mozes Kolangin
Pengembangan Bandara Oksibil
Pengembangan Bandara Ilaga
Pengembangan Bandara Mulia
Penyediaan Subsidi perintis penumpang, Kargo dan BBM
Proyek Prioritas: Pembangunan bandara baru
Pembangunan Bandara Nabire Baru
Pembangunan Bandara Siboru
Pembangunan Bandara Sobaham
Pembangunan Bandara Wasior Baru
Pembangunan Bandara Manokwari Selatan
Proyek Prioritas: Pengembangan Bandara Hub Primer
Pengembangan Bandara Sentani
Pengembangan Bandar Udara Domine Eduard Osok
Pengembangan bandara yang mendukung kawasan
prioitas (KSPN, KEK, dan KI):
- Pengembangan Bandara Babo
- Pengembangan Bandara Bintuni
- Pengembangan Bandara Marinda (Waisai)
2 - 67
Pengembangan bandara di daerah terisolir, perbatasan
dan rawan bencana:
- Rehabilitasi/Pengembangan Bandara Inanwatan
- Rehabilitasi/Pengembangan Bandara Enarotali
- Rehabilitasi/Pengembangan Bandara Mindiptana
Peningkatan kapasitas bandara:
- Pengembangan Bandara Rendani
- Pengembangan Bandara Kepi
- Pengembangan Bandara Mopah
- Pengembangan Bandar Udara Tiom
- Pembangunan Bandara Anggi
Proyek Prioritas: Pembangunan bandara perairan
(waterbased airport) untuk mendukung destinasi pariwisata
Pembangunan Bandara Perairan Raja Ampat
Kegiatan Prioritas: Konektivitas Darat
Proyek Prioritas: Pembangunan pelabuhan penyeberangan
baru
Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Kaimana
Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Batanta
Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Salawati
Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Merauke
Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Bade
Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Waren
Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Sungai
Sawaerma
Proyek Prioritas: Pembangunan terminal penumpang dan
barang antarnegara
Pembangunan Terminal Skouw
Proyek Prioritas: Pembangunan kapal penyeberangan
perintis baru
Pembangunan kapal penyeberangan perintis Kaimana-
Pomako
Pembangunan kapal penyeberangan perintis Manokwari-
Serui
2 - 68
Pembangunan kapal penyeberangan perintis Wahai-
Foley-Arar
H. Program Prioritas: Energi dan Ketenagalistrikan
Kegiatan Prioritas: Keberlanjutan Penyediaan Energi dan
Ketenagalistrikan
Proyek Prioritas: Perbaikan efisiensi dan emisi energi dan
ketenagalistrikan
Penertiban pemakaian listrik ilegal
Kegiatan Prioritas: Akses dan Keterjangkauan Energi dan
Ketenagalistrikan
Proyek Prioritas: Perluasan akses dan keterjangkauan
energi dan ketenagalistrikan
Peningkatan kehandalan sistem Sistem Papua
I. Program Prioritas: Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup
Kegiatan Prioritas: Pencegahan Pencemaran dan Kerusakan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Proyek Prioritas: Pencegahan Kebakaran Lahan dan Hutan
Pembentukan desa mandiri peduli gambut di 7 provinsi
prioritas restorasi gambut
Pembentukan desa mandiri peduli gambut di 12 provinsi
Kegiatan Prioritas: Penanggulangan Pencemaran dan
Kerusakan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Proyek Prioritas: Pembangunan Fasilitas Pengolahan
Limbah B3 Medis dan Limbah B3 Terpadu
Pembangunan Pusat Pengolahan Limbah B3 Terpadu
Wilayah Sumapua.
2 - 69
1. Pembangunan simpul-simpul transportasi udara, laut dan darat
(Misalnya Bandara Rendani, Kab. Manokwari; Pelabuhan
Wasior, Kab. Teluk Wondama);
2. Meningkatkan konektivitas jalan untuk mendorong
pengembangan ekonomi wilayah;
3. Pembangunan, rehabilitasi dan peningkatan konektivitas jalan.
B. Cipta Karya
1. Meningkatkan penyediaan akses air minum;
2. Meningkatkan penyediaan akses Sanitasi;
3. Meningkatkan penyediaan permukiman;
4. Pengembangan model pengembangan sentra – sentra
komoditas dan kawasan perdesaan di Koridor Trans Papua;
5. Pembangunan Istana Negara Kepresidenan di Kota Jayapura;
6. Pembangunan, pengelolaan dan penguatan inovasi dan
kreativitas kaum muda Asli Papua (Papua Youth Creative Hub);
dan
7. Membangunan dan mengelola asrama mahasiswa nusantara.
C. Sumber Daya Air
1. Menyediakan dan meningkatkan pengelolaan air tanah dan air
baku; dan
2. Peningkatan kapasitas daerah irigasi, pembangunan embung,
bendung pengendali banjir, tanggul pemecah gelombang, dan
revitalisasi danau (Misalnya Danau Anggi dan Danau
Ayamaru).
D. Perumahan dan Permukiman
1. Meningkatkan penyediaan perumahan; dan
2. Menyediakan rumah yang layak untuk tokoh adat, tokoh
agama, tokoh masyarakat, keluarga veteran, guru, paramedis
dan petugas lainnya.
E. Bina Konstruksi
1. Meningkatkan peran serta pengusaha OAP terkait pengadaan
barang/jasa pemerintah; dan
2. Meningkatkan peran serta SDM Unggul Papua di lingkungan
BUMN terkait PUPR.
2 - 70
F. Semua Unor
1. Meningkatkan dukungan dalam pelaksanaan Major Project
RPJMN 2020 – 2024 untuk Papua (Wilayah Adat Laa Pago,
Wilayah adat Domberay, PKSN Jayapura, dan PKSN Merauke);
dan
2. Rehabilitasi, rekonstruksi dan pemulihan pasca bencana.
2 - 71
Bermartabat : Mengarah pada kondisi pelaksanaan tata kelola
pemerintahan yang jujur dan bersih, bebas dari
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme serta
menegakkan supremasi hukum, dengan
mengedepankan pelaksanaan nilai-nilai luhur adat
dan agama dalam tatanan kehidupan.
2 - 72
1) Meningkatnya interkoneksi antar wilayah, ketersediaan layanan
dasar infrastruktur daerah dan kualitas pengelolaan tata ruang
daerah; dengan indikator:
Persentase aksesibilitas antar wilayah kabupaten/kota yang
terhubung sarana transportasi;
Persentase jalan provinsi dengan kualitas baik;
Persentase jembatan provinsi dengan kualitas baik;
Persentase jaringan irigasi provinsi dengan kualitas baik;
Persentase kesesuaian pemanfaatan ruang dengan RTRW
Provinsi;
Jumlah TPA regional.
2) Meningkatnya layanan kebutuhan dasar perumahan dan
kawasan permukiman wilayah perkotaan dan perdesaan di
Provinsi Papua Barat, dengan indikator:
Cakupan Rumah Layak Huni bagi OAP yang tepat syarat;
Cakupan penataan lingkungan permukiman kumuh;
Cakupan pelaksanaan Program Kota Tanpa Kumuh;
Cakupan rumah tangga dengan air minum layak;
Cakupan rumah tangga dengan sanitasi layak;
3) Optimalnya pemanfaatan sumber daya alam dan ketersediaan
energi baru dan terbarukan, dengan indikator:
Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian;
Jumlah kampung yang memanfaatkan sumber daya energi
terbarukan;
Persentase kampung terakses listrik;
Tingkat fasilitasi pemanfaatan sumber daya alam; dan
Tingkat elektrifikasi provinsi.
2 - 73
ekonomi, pendidikan dan kesehatan berbasis kearifan lokal (local
wisdom). Penyusunan RPJMD Provinsi Papua Tahun 2019-2023
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi
Papua 2005-2025.
2 - 74
kontemplatif kolektif untuk melepaskan diri dari label
ketertinggalan dan kemiskinan untuk mencapai derajat
kualitas hidup yang setinggi-tingginya, sehingga mampu
berdiri tegak dengan harkat dan martabat dalam bingkai
NKRI tanpa menghilangkan identitas diri dan kekhususan
ke-Papua-an. Kebangkitan ini terjadi di level individu,
keluarga, komunitas, maupun regional. Identitas diri orang
Papua diakui dan dihormati dalam berbagai level dan
bidang pembangunan. Dalam hal ini, orang Papua mampu
mengaktualisasikan diri dan mengambil peran di berbagai
bidang pembangunan. Papua Bangkit dapat dilihat dari
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang semakin baik.
2 - 75
dikaitkan dengan meningkatnya kualitas hidup yang
setinggi-tingginya yang tercermin dari kenyamanan
masyarakat Papua dalam menjalani kehidupan dan
menikmati hasil pembangunan. Dalam hal ini,
kesejahteraan tidak hanya merupakan konsep lahiriah, tapi
juga menjangkau segi batiniah. Kesejahteraan juga
bermakna kemampuan sumber daya alam Papua yang
kaya dapat memberikan manfaat secara ekonomi, sosial,
dan lingkungan. Dalam konteks makro, pembangunan
daerah juga dimaknai sebagai upaya mencapai
kesejahteraan sosial. Kesejahteraan sosial merupakan
suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial material
maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan,
kesusilaan, dan ketentraman lahir batin, yang
memungkinkan bagi setiap masyarakat Papua untuk
mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi
diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi
hak asasi serta kewajiban manusia.
Berkeadilan : Papua Berkeadilan berarti masyarakat Papua tanpa
terkecuali dapat memenuhi hak-hak dasarnya di bidang
sosial, ekonomi dan budaya terutama pangan, sandang
dan papan secara merata, serta memiliki rasa aman dan
kepercayaan yang tinggi kepada Pemerintah sehingga
menikmati kehidupan yang lebih bermutu dan maju serta
memiliki pilihan yang luas dalam seluruh kehidupannya.
Sikap mental dan perilaku adil, menjunjung tinggi
kesetaraan dan kebersamaan, didukung moral dan budaya
gotong royong, saling menghormati dan menunjung tinggi
nilai luhur kemanusiaan, mempertahankan eksistensi dan
jati diri orang asli Papua sebagai kebanggaan sudah
terbentuk dan tertanam di dalam setiap individu orang asli
Papua. Pembangunan yang adil dan merata merupakan
partisipasi aktif adat dan agama serta seluruh komponen
2 - 76
masyarakat, yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh
masyarakat khususnya Orang Asli Papua.
Perwujudan visi Provinsi Papua Tahun 2019-2023 akan dijabarkan dalam misi,
sebagai berikut:
1. memantapkan kualitas dan daya saing SDM;
2. memantapkan rasa aman, tentram dan damai serta kehidupan demokrasi
memperkuat bingkai NKRI;
3. penguatan tata kelola pemerintahan;
4. penguatan dan percepatan perekonomian daerah berbasis potensi unggulan
lokal dan pengembangan wilayah berbasis kultural secara berkelanjutan;
dan
5. percepatan pembangunan daerah tertinggal, terdepan, terluar dan tertentu.
2 - 77
Berdasarkan RPJMD, untuk mendukung perekonomian dan pengembangan
wilayah secara merata, akan didukung oleh peningkatan dan percepatan
konektivitas antarwilayah dan pemenuhan sarana dan prasarana dasar di
wilayah distrik dan kampung diarahkan pembangunan jaringan transportasi antar
kampung, pengembangan tenaga listrik terbarukan dan pengembangan jaringan
telekomunikasi dan informasi bagi masyarakat asli Papua. Peningkatan dan
percepatan konektivitas antarwilayah dan pemenuhan sarana dan prasarana
dasar akan diprioritaskan pada periode 2019-2023.
Dalam rangka untuk mewujudkan Misi 4, di dalam RPJMD ditetapkan salah satu
tujuan pembangunannya adalah mewujudkan percepatan pembangunan
sarana dan prasarana infrastruktur daerah guna menopang pengembangan
wilayah serta akses pada layanan dasar dan pasar, dengan sasaran:
1) Peningkatan akses transportasi berbasis antarmoda dalam mendukung
pengembangan ekonomi wilayah/daerah dan akses bagi seluruh wilayah;
2) Implementasi Rencana Tata Ruang secara konsisten;
3) Meningkatnya ketersediaan sistem pengairan yang mendukung produktivitas
wilayah;
4) Meningkatnya pemenuhan perumahan layak huni dan penataan pemukiman;
5) Meningkatnya ketersediaan energi murah dan energi baru terbarukan; dan
6) Meningkatnya jangkauan pelayanan sistem komunikasi dan Informasi antar
wilayah.
2 - 78
budaya dan alam melalui pengembangan potensi sosial budaya dan
keanekaragaman hayati; pengembangan hilirisasi industri pertambangan,
minyak, gas bumi dan tembaga; serta peningkatan kawasan konservasi
dan daya dukung lingkungan untuk pembangunan rendah karbon.
2 - 79
pengembangan ekonomi lokal dan pemberdayaan pengusaha lokal; (h)
pengembangan destinasi pariwisata alam, budaya dan sejarah; (i)
pengembangan kawasan perkotaan dan pembangunan kota baru; dan
(j) pengembangan Kawasan Potensi Ekonomi (KPE) di 7 wilayah adat
(Laa Pago, Saireri, Tabi, Mee Pago, Anim Ha, Bomberay, Domberay)
dengan memperhatikan zona ekologi dan penyiapan SDM dalam rangka
revolusi industri 4.0 melalui hilirisasi potensi ekonomi Papua; dan (k)
penguatan keterkaitan desa-kota yang mendukung pusat pertumbuhan
wilayah.
3) Penataan pelaksanaan otonomi khusus dilakukan melalui antara lain: (a)
pembangunan sumber daya manusia, pemberdayaan, dan modal sosial
budaya masyarakat kampung; (b) penguatan lembaga adat dan
kampung adat, perlindungan hak-hak masyarakat adat sesuai dengan
perundangan yang berlaku termasuk hak atas tanah adat/ulayat; (c)
peningkatan kapasitas pemerintahan daerah; (d) pengembangan dan
penguatan peran distrik sebagai pusat data, informasi dan pengetahuan,
pusat pelayanan dasar, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat
pengembangan inovasi dan kewirausahaan, pusat pengelolaan sumber
daya alam dan lingkungan, serta pusat pertumbuhan ekonomi
kabupaten; (e) pengembangan 7 wilayah adat; (f) optimalisasi SDM
Unggul Orang Asli Papua dalam Badan Usaha Milik Negara dan
kementerian/lembaga; (g) pengembangan inovasi dan kreativitas kaum
muda Asli Papua (Papua Youth Creative Hub); (h) pemberdayaan
pengusaha lokal; (i) pembangunan istana kepresidenan di Kota
Jayapura; dan (j) penataan daerah dalam rangka meningkatkan efisiensi
dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan daerah dan percepatan
pembangunan di Tanah Papua.
2 - 80
Wilayah Adat Kabupaten/Kota Strategi Pengembangan
dan Kepulauan Ambai
Hilirisasi industri sagu, kelapa, kakao dan
Kota Jayapura, Kabupaten Mamberamo
Mamta pengembangan pariwisata Danau Sentani
Raya, Sarmi, Jayapura, dan Keerom
dan wisata bahari
Hilirisasi industri sagu, kelapa, kakao dan
Kabupaten Nabire, Intan Jaya, Paniai,
Mee Pago pengembangan pariwisata Danau Sentani
Dogiyai, Deiyai, dan Mimika
dan wisata bahari
Kabupaten Asmat, Merauke, Mappi, dan Hilirisasi industri tebu, sagu, perikanan,
Anim Ha
Boven Digoel industri pangan dan industri peternakan
Hilirisasi industri pala, peternakan dan
Bomberay Kabupaten Fak-Fak dan Kaimana
pariwisata budaya dan bahari Teluk Triton
Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Raja
Ampat, Tambrauw, Maybrat, Sorong Strategi pengembangan ekonomi menjadi
Domberay Selatan, Pegunungan Arfak, Manokwari, bagian dari Major Project Wilayah Adat
Manokwari Selatan, Teluk Bintuni, dan Domberay
Teluk Wondama
Sumber: RPJMN Tahun 2020-2024
2 - 81
Gambar 2.23. Pemetaan Kawasan, Infrastruktur dan Balai Latihan Kerja
Pendukung Pengembangan Wilayah Pulau Papua
Sumber: RPJMN Tahun 2020-2024
2 - 82
utama—mencapai 54 persen. Investasi SDM dan infrastruktur
serta reformasi struktural dan iklim usaha mendorong
pertumbuhan ekonomi yang tinggi, berdaya saing, dan
berkesinambungan.
Perdagangan Internasional
Sampai tahun 2045, perdagangan global diperkirakan tumbuh 3,4
persen per tahun. Negara berkembang menjadi poros
perdagangan dan investasi dunia dengan pertumbuhan 6 persen
per tahun. Perdagangan intra Asia meningkat dan investasi asing
langsung ke dan antar negara berkembang berlanjut.
Keuangan Internasional
Dominasi mata uang dunia bergeser dari dolar AS menjadi multi
currencies. Aset keuangan emerging economies tahun 2050
diperkirakan melebihi negara maju. Cina berkembang sebagai
salah satu sumber keuangan bagi pembangunan mendatang.
Kelas Menengah
Pada tahun 2050, jumlah middle dan upper income class
diperkirakan lebih dari 84 persen atau sekitar 8,1 miliar orang. Asia
dan Amerika Latin akan memiliki jumlah middle dan upper income
class terbesar.
Persaingan Sumber Daya Alam
Meningkatnya peranan ekonomi Asia dan penduduk di Afrika
mendorong persaingan memperebutkan sumber daya alam (SDA).
Ketersediaan SDA diperkirakan tidak mampu memenuhi
kebutuhan permintaan yang meningkat meskipun teknologi akan
meningkatkan efisiensi SDA.
Teknologi
Tren perubahan teknologi ke depan akan didominasi oleh
teknologi informasi dan komunikasi, bioteknologi dan rekayasa
genetik, kesehatan dan pengobatan, energi terbarukan, wearable
devices, otomatisasi dan robotik, serta artificial intelligence.
Perubahan Iklim
Tantangan pemanasan global semakin besar, baik berupa
kejadian ekstrim maupun perubahan iklim jangka panjang. Tanpa
2 - 83
usaha menurunkan emisi, rata-rata suhu global akan meningkat 3
– 3,5 derajat celsius pada akhir abad ini.
Perubahan Geopolitik
Perubahan geopolitik terus berlanjut ke depan dengan
meningkatnya peranan Cina, kerentanan di Kawasan Timur
Tengah, serta meningkatnya kelas baru dan kelompok penentu.
2 - 84
pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) yang berakhir akhir pada
tahun 2015 lalu.
2 - 85
2. Pilar Pembangunan Ekonomi
Pembangunan Ekonomi SDGs adalah tercapainya pertumbuhan ekonomi
berkualitas melalui keberlanjutan peluang kerja dan usaha, inovasi, industri
inklusif, infrastruktur memadai, energi bersih yang terjangkau dan didukung
kemitraan. Pilar Pembangunan Ekonomi meliputi Tujuan 7, 8, 9, 10 dan 17.
3. Pilar Pembangunan Lingkungan
Pembangunan Pembangunan Lingkungan SDGs adalah tercapainya
pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang berkelanjutan sebagai
penyangga seluruh kehidupan. Pilar Pembangunan Lingkungan meliputi Tujuan
6, 11, 12, 13, 14 dan 15.
4. Pilar Pembangunan Hukum dan Tata kelola
Pembangunan Hukum dan Tata Kelola SDGs adalah terwujudnya kepastian
hukum dan tata kelola yang efektif, transparan, akuntabel dan partisipatif untuk
menciptakan stabilitas keamanan dan mencapai negara berdasarkan hukum.
Pilar Pembangunan Hukum dan Tata kelola meliputi Tujuan 16.
Adapun Agenda TPB/SDGs 2030 yang terkait dengan infrastruktur diantaranya
sebagai berikut:
Peningkatan kapasitas air baku baik untuk irigasi maupun air bersih;
Pengelolaan sumber daya air;
Mempercepat pengembangan seluruh kawasan strategis;
Akses terhadap air minum layak, sanitasi layak, dan hunian layak;
Perumahan yang layak, aman, terjangkau, termasuk penataan kawasan
kumuh;
Penyelenggaraan infrastruktur untuk mengurangi disparitas antarwilayah; dan
Adaptasi RANMAPI.
Dalam mewujudkan Visi Indonesia Tahun 2045 dengan 4 (empat) pilar, yaitu: (1)
Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, (2)
Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, (3) Pemerataan Pembangunan, serta (4)
Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan. Keempat
2 - 86
pilar tersebut dibangun di atas Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar
berbangsa bernegara dan konstitusi, dengan tujuan untuk melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial.
Adapun perincian dari masing-masing pilar pembangunan Indonesia Tahun 2045
yaitu sebagai berikut:
Pilar ke-1: Pembangunan Manusia serta Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Percepatan pendidikan rakyat Indonesia secara merata
Peningkatan peran kebudayaan dalam pembangunan
Peningkatan sumbangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
pembangunan
Peningkatan derajat kesehatan dan kualitas hidup rakyat
Reformasi ketenagakerjaan
Pilar ke-2: Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan
Peningkatan investasi dan perdagangan luar negeri
Percepatan industri dan pariwisata Pembangunan ekonomi maritim
Pemantapan ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani
Pemantapan ketahanan energi dan air
Komitmen terhadap lingkungan hidup
Pilar ke-3: Pemerataan Pembangunan
Percepatan pengentasan kemiskinan
Pemerataan kesempatan usaha dan pendapatan
Pemerataan pembangunan wilayah
Pembangunan infrastruktur yang merata dan terintegrasi
Pilar ke-4: Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Kepemerintahan
Demokrasi substantive
Reformasi kelembagaan dan birokrasi
Penguatan sistem hukum nasional dan antikorupsi
Politik luar negeri bebas aktif
Penguatan ketahanan dan keamanan.
2 - 87
Berkaitan dengan Visi Indonesia Tahun 2045, salah satu yang perlu diperhatikan
dalam pengembangan infrastruktur wilayah yaitu Pilar ke-3: Pemerataan
Pembangunan, melalui pembangunan infrastruktur yang merata dan terintegrasi.
Pembangunan Infrastruktur ke depan diarahkan untuk:
1. Meningkatkan Konektivitas Fisik dan Virtual
2. Mendorong Pemerataan Pembangunan antar Wilayah
3. Memenuhi Prasarana Dasar
4. Mendukung Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan
5. Antisipasi terhadap Bencana Alam dan Perubahan Iklim, termasuk Kenaikan
Muka Air Laut
2 - 88
d) optimalisasi pengelolaan Dana Otonomi Khusus Papua bagi
pelayanan publik dan pengembangan ekonomi untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat dan kemajuan daerah;
e) peningkatan kapasitas aparatur dan pengembangan manajemen
berbasis kinerja; serta
f) penguatan distrik sebagai pusat perubahan dan pertumbuhan,
serta pembinaan dan pengawasan desa.
b. Pengembangan kerja sama antardaerah otonom dalam peningkatan
daya saing daerah dan membangun sentra-sentra ekonomi baru;
c. Penataan hubungan pusat dan daerah yang lebih sinergis.
2 - 89
4) Pengembangan daerah tertinggal, kawasan perbatasan,
perdesaan, dan transmigrasi;
5) Penataan kelembagaan dan keuangan daerah.
Gambar 2.26. Peta Sebaran Rencana Proyek Prioritas Strategis (Major Project)
RPJMN 2020-2024 di Wilayah Papua
2 - 90