Anda di halaman 1dari 41

Makalah Geografi Regional Indonesia

Provinsi Papua dan Papua Barat

Disusun Oleh Kelompok 1:

1. Hana Pebrina 17136142

2. Isra Haryati Diva 171361

3. Latifa Annur 171360

Program Studi Geografi

Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Padang

2019
Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu wata’ala, yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Geografi Regional Indonesia. Terima kasih
penulis sampaikan kepada dosen mata kuliah yang turut membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, serta kepada semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak
langsung sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan, sekecil apapun akan
penulis perhatikan dan pertimbangkan guna penyempuranaan dalam membuat makalah yang
akan datang.

Semoga makalah ini mampu memberikan nilai tambah bagi pembacanya dan juga
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Padang, Januari 2019

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................................

Daftar Isi...................................................................................................................

BAB I Pendahuluan.................................................................................................

a. Latar Belakang.............................................................................................

b. Rumusan Masalah........................................................................................

c. Tujuan............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................

a. Kondisi Fisik Provinsi Papua Barat...........................................................

b. Kondisi Sosial Provinsi Papua Barat..........................................................

c. Kondisi Fisik Provinsi Papua .....................................................................

d. Kondisi Sosial Provinsi Papua.....................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................

a. Kesimpulan...................................................................................................

b. Saran..............................................................................................................

Daftar Pustaka..........................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Papua Barat (disingkat Pabar) adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di
ujung barat Pulau Papua. Ibukotanya adalah Manokwari. Nama provinsi ini sebelumnya
adalah Irian Jaya Barat yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tanggal 18 April 2007, nama
provinsi ini diubah menjadi Papua Barat. Papua Barat dan Papua merupakan provinsi yang
memperoleh status otonomi khusus. Provinsi Papua Barat, meski telah menjadi provinsi
tersendiri, tetap mendapat perlakuan khusus sebagaimana provinsi induknya. Provinsi ini
juga mempunyai KPUD sendiri dan menyelenggarakan pemilu untuk pertama kalinya pada
tanggal 5 April 2004.

Papua adalah sebuah provinsi terluas di Indonesia yang terletak di bagian tengah
pulau Papua atau bagian timur wilayah Papua milik Indonesia. Belahan timurnya
merupakan negara Papua Nugini. Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua
Bagian barat, namun sejak tahun 2003 dibagi menjadi dua provinsi dengan bagian timur
tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya memakai nama Papua Barat. Papua
memiliki luas 808.105 km persegi dan merupakan pulau terbesar kedua di dunia dan
terbesar pertama di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Keadaan Fisik dari Provinsi Papua Barat dan Papua?

2. Bagaimana keadaan Sosial dari Provinsi Papua Barat dan Papua?

C. Tujuan
1. Mengetahui keadaan fisik dari Provinsi Papua Barat dan Papua

2. Mengetahui Kondisi sosial dari Provinsi Papua Barat dan Papua

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kondisi Fisik Provinsi Papua Barat


1. Letak Astronomis Papua Barat

Gambar 1. Peta administrasi papua barat (Sumber : nusantarakaya.com)

Provinsi Papua Barat merupakan satu provinsi yang terletak di Pulau Papua selain
Provinsi Papua. Provinsi Papua Barat terletak antara 0o – 4o Lintang Selatan dan antara
124o – 132o Bujur Timur.

2. Letak geologis Papua Barat


Geologi Papua dipengaruhi dua elemen tektonik besar yang saling bertumbukan
dan serentak aktif. Pada saat ini, Lempeng Samudera Pasifik-Caroline bergerak ke barat-
baratdaya dengan kecepatan 7,5 cm/th, sedangkan Lempeng Benua Indo-Australia
bergerak ke utara dengan kecepatan 10,5 cm/th. Tumbukan yang sudah aktif sejak Eosen
ini membentuk suatu tatanan struktur kompleks terhadap Papua Barat (Papua), yang
sebagian besar dilandasi kerak Benua Indo-Australia. Periode tektonik utama daerah
Papua dan bagian utara Benua Indo-Australia dijelaskan dalam empat episode (Henage,
1993), yaitu (1) periode rifting awal Jura di sepanjang batas utara Lempeng Benua Indo-
Australia, (2) periode rifting awal Jura di Paparan Barat laut Indo-Australia (sekitar
Palung Aru), (3) periode tumbukan Tersier antara Lempeng Samudera Pasifik-
Carolinedan Indo-Australia, zona subduksi berada di Palung New Guinea, dan (4)
periode tumbukan Tersier antara Busur Banda dan Lempeng Benua Indo-Australia.
Periode tektonik Tersier ini menghasilkan kompleks -kompleks struktur seperti Jalur
Lipatan Anjakan Papua dan Lengguru, serta Antiklin Misool-Onin-Kumawa.
Tektonik Papua, secara umum dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu Badan
Burung atau Papua bagian timur dan Kepala Burung atau Papua bagian barat. Kedua

2
bagian ini menunjukkan pola kelurusan barat-timur yang ditunjukan olehTinggian
Kemum di Kepala Burung dan Central Range di Badan Burung, keduapola ini
dipisahkan oleh Jalur Lipatan Anjakan Lengguru berarah baratdayatenggaradi daerah
Leher Burung dan juga oleh Teluk Cendrawasih
Kondisi tanah di Papua Barat hampir sama dengan Provinsi Papua dimana
permukaan tanahnya berupa tebing dan lereng. Jenis tanah di Papua Barat ialah latosol,
resina, medeteren merah dan kuning, podsol, podsolik merah kuning, podsolik merah
kelabu, litosol, alluvia, hidromorf kelabu.

Gambar 2. Peta Geologi Kabupaten Maybrat Provinsi Papua Barat

3. Letak Geografis Papua Barat


Berdasarkan posisi geografisnya, Provinsi Papua Barat memiliki batas-batas:
Utara – Samudra Pasifik; Selatan – Laut Banda, Provinsi Maluku; Barat – Laut Seram,
Provinsi Maluku; Timur – Provinsi Papua. Luas wilayah Provinsi Papua Barat yang
mencapai 99.671,63 km2 habis terbagi menjadi 13 Kabupaten/ Kota, 12 Kabupaten dan 1
Kota.

Tabel 1. Luas Wilayah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat, 2016


Kabupaten/Kota Luas(km2 Total Area Persentase Percentage
Regency/Municipalit (square.km)
Fakfak 11 036,48 11,07
Kaimana 16 241,84 16,30
Teluk Wondama 3 959,53 3,97
Teluk Bintuni 20 840,83 20,91
Manokwari 3 186,28 3,20
Sorong Selatan 6 594,31 6,62
Sorong 6 544,23 6,57
Raja Ampat 8 034,44 8,06
Tambrauw 11 529,18 11,57

3
Maybrat 5 461,69 5,48
Manokwari Selatan 2 812,44 2,82
Pegunungan Arfak 2 773,74 2,78
Kota sorong 656,64 0,66
Papua barat 99. 671,63 100,00
( sumber: BPS Papua Barat dalam angka 2017)

4. Keadaan Klimatologi Papua Barat

Iklim di Provinsi Papua Barat juga cenderung sama dengan iklim di Provinsi
Papua yaitu beriklim tropis dengan curah hujan bervariasi disetiap daerahnya. Variasi
curah hujan antara 45-255 mm/thn dengan jumlah hari hujan rata-rata bervariasi antara
148-175 hari hujan/thn. Suhu rata-rata 29° C - 31,8° C. Musim hujan dan musim
kemarau tidak teratur. Kelembaban udara rata- rata bervariasi antara 79% - 81% di
lingkungan perkotaan sampai daerah pinggiran kota.

Tabel 2. Rata-rata Suhu dan Kelembaban Udara Menurut Bulan di Provinsi Papua Barat, 2016
Bulan/Month Suhu udara Temperature Kelembapan
Udara
Max Min Average Humidity
Januari/January 31,20 24,80 27,40 85,00
Februari/February 31,00 24,70 27,40 85,00
Maret/March 31,00 25,10 27,50 86,00
April/April 31,50 25,00 27,70 85,00
Mei/May 31,90 25,40 28,50 83,00
Juni/June 31,30 25,00 28,00 84,00
Juli/July 31,20 24,50 27,50 84,00
Agustus/August 31,70 25,00 28,10 84,00
September/September 31,50 24,80 28,10 82,00
Oktober/October 24,90 24,90 28,00 83,00
November/November 31,70 24,90 27,80 84,00
Desember/December 31,30 24,90 27,50 84,00
( sumber: BPS Papua Barat dalam angka 2017)

Tabel 3. Rata-Rata Tekanan Udara, Kecepatan Angin dan Penyinaran Matahari Menurut Bulan di
Provinsi Papua Barat, 2016
Bulan/Month Tekanan Udara Kecepatan Penyinaran
Atmospheric Angin/Wind Matahari
Pressure (mb) Velocity (knot) Duration of
Sunshine
(%)
Januari/January 1 010,50 3,70 41,00
Februari/February 1 010,00 4,10 45,00
Maret/March 1 010,40 4,00 41,00
April/April 1 009,40 3,60 55,00
Mei/May 1 009,10 2,30 63,00
Juni/June 1 009,50 2,30 51,00
Juli/July 1 009,10 2,60 54,00
Agustus/August 1 008,50 3,00 64,00

4
September/September 1 008,90 2,60 55,00
Oktober/October 1 008,20 3,00 46,00
November/November 1 007,50 2,50 42,00
Desember/December 1 007,10 2,30 36,00
( sumber: BPS Papua Barat dalam angka 2017)

Tabel 4. Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan di Provinsi Papua Barat, 2016
Bulan/Month Curah Hujan Hari Hujan
Precipitation (mm3) Rainy Days

Januari/January 417,50 25
Februari/February 395,70 23
Maret/March 262,50 28
April/April 387,60 23
Mei/May 94,00 16
Juni/June 220,10 21
Juli/July 295,50 20
Agustus/August 205,20 15
September/September 203,70 19
Oktober/October 142,90 19
November/November 188,50 20
Desember/December 254,40 24
( sumber: BPS Papua Barat dalam angka 2017)

Curah hujan yang terdapat di papua barat yaitu dengan rata-rata 255.63 dan di
hari hujan memiliki rata-rata 21.083

5. Keadaan Hidrologi Papua Barat


Provinsi Papua Barat terdapat beberapa sungai yang membentuk beberapa Daerah
Aliran Sungai (DAS). Sebagian besar Daerah Aliran Sungai yang terbentuk adalah pada
kabupaten-kabupaten di Wilayah Pengembangan Sorong. Sungai-sungai yang termasuk
dalam kategoti terpanjang adalah Sungai Kamundan (425 km), Sungai Beraur (360 km),
dan Sungai Warsamsan (320 km), sedangkan sungai-sungai yang termasuk kategori
terlebar adalah Sungai Kaibus (80-2700 m), Sungai Minika (40-2200 m), Sungai
Karabra (40-1300 m), Sungai Seramuk (45-1250 m), dan Sungai Kamundan (140-1200
m). Sungai-sungai ini sebagian besar terletak di kabupaten-kabupaten di Wilayah
Pengembangan Sorong. Berdasarkan pada tabel di atas, beberapa sungai yang memiliki
kecepatan arus paling deras antara lain adalah Sungai Seramuk (3,06 km/jam), Sungai
Kaibus (3,06 km/jam), Sungai Beraur (2,95 km/jam), Sungai Aifat (2,88 km/jam), dan
Sungai Karabra (2,88 km/jam). Sungai-sungai tersebut terletak pada Wilayah
Pengembangan Sorong.

5
Gamar 3. Peta Aliran Sungai Kabupaten Maybrat Provinsi Papua Barat

6. Biogeografi Papua Barat


a. Fauna Papua Barat

Gambar 4. Burung Kasuari ( sumber: Wikipedia Indonesia )

Burung Kasuari (Casuarius casuarius) merupakan sebangsa burung yang


mempunyai ukuran tubuh sangat besar dan tidak mampu terbang. Kasuari yang
merupakan binatang yang dilindungi di Indonesia dan juga menjadi fauna
identitas provinsi Papua Barat terdiri atas tiga jenis (spesies). Ketiga spesies Kasuari
yaitu Kasuari Gelambir Tunggal (Casuarius unappendiculatus), Kasuari Gelambir
Ganda (Casuarius casuarius), dan Kasuari Kerdil (Casuarius bennetti). Burung Kasuari
merupakan burung besar yang indah menawan. Namun dibalik keindahan burung
Kasuari mempunyai sifat yang agresif dan cenderung galak jika diganggu. Burung

6
bergenus Casuarius ini sangat galak dan pemarah dan tidak segan-segan mengejar
‘korban’ atau para pengganggunya.

Gambar 5. Burung Cendrawasih Merah ( sumber : Wikipedia Indonesia)

Cenderawasih merah (nama ilmiah: Paradisaea rubra) adalah burung


Cenderawasih berukuran sedang dengan panjang sekitar 33 cm, dari marga Paradisaea.
Burung ini berwarna kuning dan coklat, dan berparuh kuning. Burung jantan dewasa
berukuran sekitar 72 cm yang termasuk bulu-bulu hiasan berwarna merah darah dengan
ujung berwarna putih pada bagian sisi perutnya, bulu muka berwarna hijau zamrud gelap
dan diekornya terdapat dua buah tali yang panjang berbentuk pilin ganda berwarna
hitam. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, dengan muka berwarna
coklat tua dan tidak punya bulu-bulu hiasan.
Endemik Indonesia, Cenderawasih merah hanya ditemukan di hutan dataran
rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat, provinsi Irian Jaya
Barat.
b. Flora Papua Barat
Jenis flora di Papua barat masih sama dengan flora di Papua yaitu bersifat
australis. Begitu juga dengan faunanya yang bersifat australis sebagaimana flora di
Provinsi Papua.
Tabel 5. Luas Kawasan Hutan dan Perairan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Papua Barat (hektar), 2016
Kabupaten/Kota Hutan Hutan Produksi
Regency/Municipalit Lindung
Terbatas Tetap Dapat
Dikonvers
Fakfak 43.742 224 198 442 788 136 838
Kaimana 339.458 567 759 336 200 123 623
Teluk Wondama 54.265 78 290 68 915 150 450
Teluk Bintuni 127.226 486 223 746 095 233 260
Manokwari 62.365 34 860 9238 19 221
Sorong Selatan 159.309 17 495 123 758 198 669
Sorong 34.600 86 792 175 696 290 455
Raja Ampat 147.452 6 925 18 017 142 373
Tambrauw 316.803 143 552 4 832 92 866
Maybrat 110.585 37 634 232 335 51 361

7
Manokwari Selatan 66.553 50 956 21 041 8 357
Pegunungan Arfak 158.414 37 493 4 221 -
Kota sorong 6.907 5 260 2 928 25 225
Papua barat 1.627.679 1.777.437 2.186.064 1.472.698

Hutan di Provinsi Papua Barat terbagi atas beberapa kawasan yaitu; hutan lindung
(sekitar 1,6 juta hektare), hutan konservasi (sekitar 1,7 juta hektare), areal peruntukan
Lain (sekitar 342 ribu hektare), dan hutan produksi (sekitar 6,03 juta hektare). Kawasan
hutan ini terdiri dari berbagai tipe hutan mulai dari hutan mangrove, hutan pantai, hutan
rawa, hutan dataran rendah sampai hutan pegunungan rendah.

Gambar 6. Buah Matoa ( sumber:Wikipedia Indonesia) Gambar 7. Buah Merah

B. KONDISI SOSIAL PROVINSI PAPUA BARAT

1. Jumlah Penduduk Papua Barat

Jumlah penduduk Papua Barat dari hasil proyeksi yaitu sebesar 915.361 jiwa pada
tahun 2017 yang terdiri atas 481.939 penduduk laki-laki dan 433.422 penduduk
perempuan. Jumlah penduduk meningkat sebesar 3,16% bila dibandingkan tahun 2016
yang hanya sebesar 893.362 jiwa. Sementara itu, rasio jenis kelamin Provinsi Papua
Barat pada tahun 2017 sebesar 111,19. Angka ini dapat di interpretasikan bahwa dalam
100 penduduk perempuan terdapat 111 penduduk laki-laki. Kepadatan penduduk di
Papua Barat tahun 2017 mencapai 8 jiwa/km2 . Angka kepadatan penduduk tertinggi
terletak di Kota Sorong sebesar 365 jiwa/km2 dan kepadatan terendah di Kabupaten
Teluk Wondama sebesar 1 jiwa/km2. Kota Sorong mempunyai jumlah penduduk yang
paling besar, yaitu 239.815 jiwa, diikuti Kabupaten Manokwari 166.780 jiwa dan
Kabupaten Sorong 84.906 jiwa. Jumlah penduduk Papua Barat terbanyak ada pada
kelompok umur 0-4 tahun, artinya komposisi penduduk usia muda yang belum produktif
masih cukup tinggi sehingga perlu kebijakan dari pemerintah terkait kesehatan dan
pendidikan penduduk usia balita ini.

8
2. Kebudayaan Penduduk Papua Barat

a. Rumah Adat Papua Barat


Rumah adat ini disebut juga Mod Aki Aksa (Lgkojei) yang artinya rumah kaki
seribu. Rumah adat Papua yaitu Honai juga terdapat pada Papua Barat, akan tetapi
penduduk di Papua Barat lebih mengandalkan hasil laut dibandingkan bertani, sehingga
penduduknya mendirikan rumah adat mereka berupa rumah panggung yang identik
sebagai kehidupan nelayan.

gambar 8. Rumah adat Papua Barat ( sumber: dtechnoindo.blogspot.com )

9
b. Pakaian Adat
Nama pakaian adat Papua Barat adalah pakaian adat Ewer. Pakaian ini murni
terbuat dari bahan alami yaitu jerami yang dikeringkan. Dengan kemajuan dan pengaruh
modernisasi, pakaian adat ini kemudian dilengkapi dengan kain untuk atasannya. Berikut
ini gambar dari pakaian adat Ewer khas masyarakat Papua Barat.

Gambar 9. Pakaian Adat Papua Barat ( Sumber: dtechnoindo.blogspot.com )

Saat ini, bahan alam berupa jerami atau serat kering hanya digunakan sebagai
bawahan rok untuk para perempuan. Rok tersebut dibuat dengan mengambil serat-serat
tumbuhan dan merangkainya menggunakan tali di bagian atasnya. Rok ini dibuat dengan
2 lapisan, lapisan dalam sebatas lutut, dan lapisan luarnya lebih pendek. Untuk
menguatkan ikatan rok, digunakan ikat pinggang yang terbuat dari kulit kayu yang diukir
sedemikian rupa. Biasanya motif ukiran tersebut tidaklah rumit, yaitu motif kotak dengan
susunan yang geometris.
Sebagai atasan, digunakan baju kurung yang terbuat dari bahan kain beludru
dengan pernik rumbai bulu di bagian tepi lengan, leher, atau pinggangnya. Baju atasan
ini sebetulnya adalah pengaruh dari budaya luar dan biasanya hanya digunakan untuk
masyarakat Papua Barat yang berdomisili di sekitar kota Manokwari.
c. Tari daerah
Tari Perang, tarian ini hanya simbolik untuk menghargai para leluhur saja yang
telah mati-matian melindungi daerah Papua. Biasanya tarian ini ditarikan oleh 7 orang
ataupun lebih. Musik yang digunakan dalam tarian ini adalah kerang, tifa dan gendang.
Tariannya pun cukup energik dan menampilkan beberapa gerakan perang, antara lain
memanah, loncat, mengintip musuh, dan lain-lain. Tarian Yospan merupakan tarian yang
berasal dari Papua Barat, tarian ini merupakan penggabungan dua tarian tradisional yaitu
Yosim tarian yang berasal dari teluk Sairei (Serul, Waropen) dan Pancar tarian yang
berasal dari Biak, Numfor dan Manokwari. Tarian Suanggi, merupakan bentuk ekspresi
yang sangat kental masyarakat di Papua, tarian suanggi ini mengkisahkan atau bercerita
ada seorang suami yang ditinggal mati oleh istrinya dan suami tersebut korban dari angi-
angi (jejadian).
d. Senjata Tradisional : Busur dan Panah, Tombak, Pisau Belati, Kapak Batu
e. Lagu Daerah : Apuse, E Mambo Simbo, Sajojo, Yamko Rambe Yamko
f. Suku Daerah

Provinsi Papua Barat memiliki banyak suku, diantaranya: Suku Arfak, Suku
Doreri, Suku Kuri, Suku Simuri, Suku Irarutu, Suku Sebyar, Suku Moscona, Suku

10
Mairasi, Suku Kambouw, Suku Onim, Suku Sekar, Suku Maibrat, Suku Tehit, Suku
Imeko, Suku Moi, Suku Tipin, Suku Maya, Suku Biak, Suku Anggi, Suku Arguni, Suku
Asmat, Suku Awiu, Suku Batanta, Suku Biak, Suku Bintuni, Suku Dani, Suku Demta,
Suku Genyem, Suku Guai, Suku Hattam, Suku Jakui, Suku Kapauku, Suku Kiman, Suku
Mairasi, Suku Manikion, Suku Mapia, Suku Marindeanim, Suku Mimika, Suku Moni,
Suku Muyu, Suku Numfor, Suku Salawati, Suku Uhundun, dan Suku Waigeo

3. Aktivitas Ekonomi Papua Barat

a. Tanaman Pangan (Pertanian)


Penggunaan lahan di Papua Barat, khususnya pada luas lahan pertanian bukan
sawah menurut penggunaannya meliputi, tegal/kebun, ladang/huma, lahan sementara
tidak diusahakan. Penggunaan luas lahan pertanian bukan sawah terbesar adalah lahan
sementara tidak diusahakan sebesar 2.087.099 ha, sedangkan penggunaan luas lahan
pertanian bukan sawah yang terkecil adalah tegal/kebun sebesar 6.523.

Luas penggunaan lahan sawah irigasi dan non irigasi yang ditanami padi di Papua
Barat adalah 19.661 ha., dengan rincian lahan sawah irigasi 7.501 ha dan sisanya adalah
luas lahan non irigasi sebesar 12.160 ha.

b. Perkebunan
Tabel 6. Luas Tanaman Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman di
Provinsi Papua Barat (hektar), 2016
Kabupaten/Kota Sagu Kelapa Kelapa Kopi Pala Kakao Lainnya
Regency/Municipalit Sago Coconut Sawit Coffee Nutmeg Cocoa Others
Oil
Palm

Fakfak 0 327 0 171 6 779 112 682


Kaimana 0 650 0 58 7 839 79 1 040
Teluk Wondama 0 100 0 5 65 580 0
Teluk Bintuni 400 254 7 000 13 95 36 21
Manokwari 0 1 994 21 370 139 214 2 148 13
Sorong Selatan 647 84 0 0 0 1 390 6
Sorong 630 948 15 107 49 0 897 65
Raja Ampat 680 6 025 0 0 20 718 115
Tambrauw 0 3 473 0 22 0 1 278 34
Maybrat 0 277 0 0 50 68 0
Manokwari Selatan 0 10 0 0 0 3 504 0
Pegunungan Arfak 0 0 0 65 0 0 0
Kota sorong 0 168 0 0 0 22 18
Papua barat 2 357 14 310 43 477 522 15 062 10 832 1 994

Sumber : BPS Papua Barat dalam Angka 2017

Dari 12 data luas tanaman perkebunan yang ada di Papua Barat pada tahun 2016,
yang mempunyai areal terluas adalah perkebunan kelapa sawit, yaitu sebesar 43.477 Ha
dengan hasil produksi sebesar 144.826 ton. Diikuti oleh luas areal perkebunan pala

11
15.062 ha dengan produksi sebesar 4.658 ton. Sedangkan hasil produksi perkebunan
lainnya adalah sagu (843ton), kelapa (5.603 ton), kopi (61 ton), dan kakao (3.105 ton).

c. Peternakan

Tabel 7. Populasi Ternak Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di Provinsi Papua
Barat, 2016
Kabupaten/Kota Sapi potong Kambing Domba Babi
Regency/Municipalit
Fakfak 5089 3030 0 3019
Kaimana 901 10020 0 1187
Teluk Wondama 572 114 30 916
Teluk Bintuni 2889 4500 0 5069
Manokwari 23598 67070 0 36711
Sorong Selatan 1222 13810 0 3671
Sorong 23924 53060 0 16994
Raja Ampat 1990 2761 0 0 1019
Tambrauw 2771 6380 0 2150
Maybrat 312 4150 0 3364
Manokwari Selatan 3027 2 4880 0 3145
Pegunungan Arfak 1009 2350 0 5379
Kota sorong 1695 2 7320 0 20823
Papua barat 68.999 25 532 30 103 447
Sumber : BPS Papua Barat dalam Angka 2017

d. Kehutanan

Data Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat memperlihatkan bahwa hutan di


Papua Barat luasnya mencapai 9.703.607 ha, yang terdiri dari hutan produksi seluas
5.436.199 ha, suaka alam dan pelestarian alam 2.639.729 ha, dan hutan lindung seluas
1.627.679 ha.

e. Perikanan
Jumlah rumah tangga perikanan tangkap di Papua Barat tahun 2016 yaitu sebesar
15.052 rumah tangga dengan jumlah terbanyak yaitu perikanan laut sebanyak 14.383
rumah tangga. Sedangkan jumlah produksi perikanan tangkap sebesar 151.585 ton untuk
perikanan laut dan 377 ton untuk perikanan umum.

Sumber daya alam di (wilayah Pulau Papua ini cukup melimpah


terutama sumber daya alam mineral dan energi untuk Provinsi Papua, sektor
pertambangannya sudah mampu memberikan kontribusi lebih dari 50%> perekonomian,
dengan tembaga, emas, minyak dan gas menempati posisi yang dapat memberikan
kontribusi ekonomi tersebut. Sedangkan untuk Provinsi Papua barat, Kehutanan
merupakan sektor non migas yang memberikan kontribusi ekonomi terbesar di provinsi
ini dengan luas hutan dan perairannya adalah sekitar 9.769.686,91 ha.

Dari sektor pertanian cukup berkontribusi di kedua provinsi ini, namun


untuk subsektor pertanian penghasil kalori utama jenis padi-padian, umbi-umbian, dan

12
kacang-kacangan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk untuk sebagian
besar kabupaten di Pulau papua.

4. Potensi Sumber Daya Alam Papua Barat


Provinsi Papua Barat mempunyai potensi yang luar biasa, baik sektor pertanian,
pertambangan, hasil hutan maupun pariwisata. Mutiara dan rumput laut dihasilkan di
Kabupaten Raja Ampat. Kain Timor tenun tradisional dihasilkan di Kabupaten Sorong
Selatan. Sirup pala harum dapat diperoleh di kabupaten Fakfak serta beragam potensi
lainnya. Selain itu, Provinsi Papua Barat memiki potensi wisata alam yang merupakan
destinasi utama wisata dunia diantaranya Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang
berlokasi di Kabupaten Teluk Wondama. Taman Nasional ini membentang dari Timur
Semenanjung Kwatisore sampai utara Pulau Rumberpon dengan panjang garis pantai 500
km, luas darat mencapai 68.200 ha, luas laut 1.385.300 ha dengan rincian 80.000 ha
kawasan terumbu karang dan 12.400 ha lautan. Disamping itu baru-baru ini, ditemukan
sebuah gua yang diklaim sebagai gua terdalam di dunia oleh Tim Ekspedisi Speologi
Perancis di Kawasan Pegunungan Lina, Kampung Irameba, Distrik Anggi, Kabupaten
Pegunungan Arfak. Gua ini diperkirakan mencapai kedalaman 2000 meter. Hingga saat
ini di kawasan pegunungan Papua Barat masih menyimpan misteri kekayaan alam yang
perlu diungkap.

5. Pendidikan
Proporsi penduduk yang masih bersekolah pada kelompok umur 7-12 tahun
sebesar 97,27 persen, kelompok umur 13-15 tahun (setara SMP/MTs) sebesar 96,92
kelompok umur 16-18 tahun (setara SMA/MA/SMK) sebesar 80,60 persen dan
kelompok umur 19- 24 tahun (setara Perguruan Tinggi) sebesar 31,92 persen. Secara
keseluruhan, penduduk usia 7-24 tahun yang masih bersekolah sebesar 74,59 persen.
(Tabel 4.1.1) APK sekolah dasar di Papua Barat tahun 2017 sebesar 110,21 persen. APK
lebih besar dari 100 persen mengindikasikan masih ada proporsi penduduk pada tingkat
sekolah dasar yang usianya melebihi usia murid SD (7-12 tahun). Hal ini juga terjadi di
seluruh kabupaten/kota di Papua Barat, artinya ketidakmerataan pendidikan masih
ditemukan di sebagian besar wilayah Papua Barat. Sementara itu, APM SD/MI provinsi
Papua Barat pada tahun 2017 sebesar 93,58 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa
proporsi penduduk usia 7-12 tahun yang bersekolah sesuai jenjang jenjang
pendidikannya (SD/MI) sebesar 93,58 persen. Angka ini menguatkan asumsi bahwa
masih banyak murid SD/MI yang umurnya melebihi batas usia 7-12 namun masih
bersekolah pada jenjang tersebut. Beberapa faktor yang dapat mengakibatkan hal
tersebut diantaranya adalah belum tertanamnya kesadaran akan pentingnya menuntut
ilmu bagi penduduk Papua Barat, terutama penduduk wilayah pedalaman. Selain itu,
sarana dan prasana pendidikan yang masih minim serta akses menuju fasilitas yang
cukup sulit dapat menjadi alasan angka partisipasi murni SD berselisih dengan angka
partisipasi kasar SD. Jumlah sekolah SD selama periode 2017/2018 yang tercatat pada
Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat sebanyak 1.038 sekolah dengan jumlah murid
135.930; SMP sebanyak 296 sekolah dengan jumlah murid 47.563 dan SMA sebanyak
121 sekolah dengan murid sebanyak 26.452.

13
6. Kesehatan
Tersedianya fasilitas dan pelayanan kesehatan yang memadai diperlukan dalam
upaya peningkatan status kesehatan dan gizi masyarakat. Pada tahun 2017, terdapat 14
rumah sakit di seluruh kabupaten/kota di Papua Barat. Selain itu, terdapat 154
Puskesmas, 1.352 Posyandu, dan 319 Polindes di masing-masing distrik. Untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat, pada tahun 2017 terdapat 370
dokter yang terbagi atas 131 dokter spesialis, 205 dokter umum, dan 34 dokter gigi.
Jumlah pasangan usia subur (PUS) di Provinsi Papua Barat pada tahun 2017 tercatat
sebanyak 163.921 pasangan. Penggunaan alat kontrasepsi tertinggi adalah suntik yaitu
41.427 atau 65,92 persen, sedangkan yang terendah adalah MOP atau vasektomi sebesar
109 atau 0,17 persen.

14
7. Potensi Pariwisata Papua Barat

a. Situs Purbakala Tapurarang, Fakfak


Situs yang terletak di Disrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat, ini
merupakan peninggalan zaman prasejarah. Situs ini berupa sebuah lukisan telapak tangan
manusia dan binatang di sebuah tebing bebatuan yang sangat terjal. Lukisan prasejarah
yang terdapat di tebing ini bisa Anda jumpai di Andamata, Fior, Forir, Darembang dan
Goras. Yang membuat situs ini jadi sangat menarik adalah fakta bahwa meski sudah
berumur ratusan tahun, lukisan yang dibuat dengan pewarna dari bahan-bahan alami
tersebut masih tetap terlihat jelas hingga saat ini. Warna merah pada lukisan tebing ini
menyerupai warna darah manusia sehingga masyarakat setempat menyebutnya sebagai
lukisan cap tangan darah.

b. Wisata Bahari di Kabupaten Raja Ampat


Keindahan alam bawah laut di wilayah Kabupaten Raja Ampat sudah sangat
mendunia. Dari sekitar 610 pulau kecil yang bberada di areanya, hanya sekitar 35 pulau
saja yang dihuni oleh penduduk. Terumbu karang di perairan Raja Ampat dinilai sebagai
yang terlengkap di dunia karena dari 537 jenis karang yang ada di dunia ini, 75

15
persennya berada di perairan ini. Selain itu, setidaknya ada 1.104 jenis ikan, 669 jenis
moluska dan 537 jenis hewan karang yang terdapat di seluruh wilayah perairannya.
Jika Anda berniat ke Raja Ampat pada bulan Agustus ini, datanglah pada minggu
ketiga karena mulai tanggal 22 Agustus perhelatan akbar “Sail Raja Ampat 2014” akan
dibuka.

Gambar 10. Raja Ampat ( Sumber: skycanner Indonesia )


c. TWA Gunung Meja, Manokwari
Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Meja terletak di pusat kota Manokwari.
Tempat ini memiliki fungsi utama untuk pariwisata dan rekreasi alam, perlindungan
sistem penyangga kehidupan dan pengawetan keragaman jenis tumbuhan, satwa dan
keunikan alam. Di tempat ini Anda bisa melakukan aktivitas trekking, hiking dan lain-
lain. Mata Anda akan dimanjakan oleh flora hutan tropis yang sangat beragam dan
memiliki bentuk unik. Tempat ini dipercaya memiliki ratusan jenis pohon, puluhan jenis
perdu, semak, liana dan paku serta tanaman herbal. Selain itu, belasan jenis anggrek dan
beberapa jenis palem dan rotan juga hidup di sini.

d. Taman Nasional Teluk Cenderawasih, Teluk Wondama


Selain Raja Ampat, tempat ini juga sudah sangat mendunia di kalangan pecinta
alam bawah laut, khususnya pecinta kegiatan diving. Tempat ini adalah taman nasional
laut yang terluas di Indonesia yang 89,8% wilayahnya merupakan wilayah perairan
lautan. Tercatat ada sekitar 209 jenis ikan yang menghuni kawasan ini. Diantaranya
adalah butterflyfish, angelfish, damselfish, parrotfish, rabbitfish, dan anemonefish. Selain
itu, terdapat empat jenis penyu yang sering mendarat di taman nasional ini yaitu penyu
sisik, penyu hijau, penyu lekang dan penyu belimbing. Bahkan duyung (dugong), paus
biru, ketam kelapa, lumba-lumba dan hiu pun sering sekali terlihat di perairan Taman
Nasional Teluk Cenderawasih.
Selain wisata bahari, di tempat ini juga terdapat goa alam yang merupakan
peninggalan zaman purba, sumber air panas yang mengandung belerang tanpa kadar
garam di Pulau Misowaar, goa dalam air di Tanjung Mangguar. Sejumlah peninggalan
dari abad 18 masih bisa dijumpai pada beberapa tempat seperti di Wendesi, Wasior dan
Yomber. Umat Kristiani banyak yang berkunjung ke gereja di desa Yende (Pulau Roon),
hanya untuk melihat kitab suci terbitan tahun 1898.

16
Ada 2 akses untuk mencapai tempat ini, yaitu dari Manokwari atau Nabire. Dari
Manokwari ke lokasi taman nasional (Pulau Rumberpon).

Gambar 11. Teluk Cendrawasih ( Sumber: skycanner Indonesia )

e. Wisata Kuliner di Tembok Berlin, Sorong


Sorong bukan sekdar tempat transit sebelum menuju ke Raja Ampat karena
banyak hal menarik yang bisa Anda lihat dan cicipi di sini, wisata kuliner di “Tembok
Berlin” adalah salah satunya. Nama “Tembok Berlin” memang diambil dari nama
tembok yang dulu memisahkan Jerman Barat dan Jerman Timur, meski yang ada di sini
sama sekali tidak terlihat seperti itu. Tembok Berlin di Sorong adalah tembok pembatas
antara pantai dengan jalan raya tepi pantai yang bentuknya memanjang. Di sore hari,
kawasan ini sering dijadikan lokasi berkumpulnya turis dan penduduk untuk melihat
matahari terbenam dan pada malam hari tempat ini akan beralih menjadi tempat makan,
khususnya seafood.
Berbagai jenis ikan dengan beragam ukuran dipajang di depan warung. Tepat
sebelah ikan, ada alat pemanggang lengkap dengan orang yang siap membakar ikan yang
dipilih. Selain area wisata kuliner, di sekitar tempat ini juga terdapat beberapa penjual
suvenir khas Papua.

17
A. KONDISI FISIK PROVINSI PAPUA

1. Letak Astronomis Papua


Secara astronomis, provinsi Papua terletak antara 2°25’-9°0’ Lintang Selatan dan
antara 130°0’−141°0’ Bujur Timur

Gambar 12. Peta Administrasi Provinsi Papua (sumber wordpress.com)

2. Letak geologis Papua

Geologi Papua merupakan priode endapan sedimentasi dengan masa yang


panjang pada tepi Utara Kraton Australia yang pasif yang berawal pada Zaman Karbon
sampai Tersier Akhir. Lingkungan pengendapan berfluktuasi dari lingkungan air tawar,
laut dangkal sampai laut dalam dan mengendapkan batuan klatik kuarsa, termasuk
lapisan batuan merah karbonan, dan berbagai batuan karbonat yang ditutupi oleh
Kelompok Batu gamping New Guinea yang berumur Miosen. Ketebalan urutan
sedimentasi ini mencapai 12.000 meter. Pada Kala Oligosen terjadi aktivitas tektonik
besar pertama di Papua, yang merupakan akibat dari tumbukan Lempeng Australia
dengan busur kepulauan berumur Eosen pada Lempeng Pasifik. Hal ini menyebabkan
deformasi dan metamorfosa fasies sekis hijau berbutir halus, turbidit karbonan pada sisii
benua membentuk Jalur Metamorf Rouffae yang dikenal sebagai “Metamorf Dorewo”
Akibat lebih lanjut tektonik ini adalah terjadinya sekresi (penciutan) Lempeng Pasifik ke
atas jalur malihan dan membentuk Jalur Ofiolit Papua. Peristiwa tektonik penting kedua
yang melibatkan Papua adalah Orogenesa Melanesia yang berawal dipertengahan
Miosen yang diakibatkan oleh adanya tumbukan Kraton Australia dengan Lempeng
Pasifik. Hal ini mengakibatkan deformasi dan pengangkatan kuat batuan sedimen
Karbon-Miosen (CT), dan membentuk Jalur Aktif Papua. Kelompok Batu gamping New
Guinea kini terletak pada Pegunungan Tengah. Jalur ini dicirikan oleh sistem yang
komplek dengan kemiringan ke arah utara, sesar naik yang mengarah ke Selatan, lipatan

18
kuat atau rebah dengan kemiringan sayap ke arah selatan Orogenesa Melanesia ini
diperkirakan mencapai puncaknya pada Pliosen Tengah.

Dari pertengahan Miosen sampai Plistosen, cekungan molase berkembang baik ke


Utara maupun Selatan. Erosi yang kuat dalam pembentukan pegunungan menghasilkan
detritus yang diendapkan di cekungan-cekungan sehingga mencapai ketebalan 3.000 -
12.000 meter. Pemetaan Regional yang dilakukan oleh PT Freeport, menemukan paling
tidak pernah terjadi tiga fase magmatisme di daerah Pegunungan Tengah. Secara umum,
umur magmatisme diperkirakan berkurang ke arah selatan dari utara dengan polayang
dikenali oleh Davies (1990) di Papua Nugini. Fase magmatisme tertua terdiri dari
terobosan gabroik sampai dioritik, diperkirakan berumur Oligosen dan terdapat dalam
lingkungan Metamorfik Derewo. Fase kedua magmatisme berupa diorit berkomposisi
alkalin terlokalisir dalam Kelompok Kembelangan pada sisi Selatan Patahan Orogenesa
Melanesia Derewo yang berumur Miosen Akhir sampai Miosen Awal. Magmatisme
termuda dan terpenting berupa instrusi dioritik sampai monzonitik yang dikontrol oleh
suatu patahan yang aktif mulai Pliosen Tengah sampai kini. Batuan Batuan intrusi
tersebut menerobos hingga mencapai Kelompok Batu gamping New Guinea, dimana
endapan porphiri Cu-Au dapat terbentuk seperti Tembaga pura di Papua Nugini.
Tumbukan Kraton Australia dengan Lempeng Pasifik yang terus berlangsung hingga
sekarang menyebabkan deformasi batuan dalam cekungan molase tersebut.

Gambar 13. Peta geologi papua

3. Letak geografis Papua

Berdasarkan posisi geografisnya, Provinsi Papua memiliki batas-batas: Utara -


Samudera Pasifik, Selatan – Laut Arafuru, Barat – Provinsi Papua Barat, Timur - Negara
Papua Nugini.

19
Gambar 14. Peta Provinsi Papua

4. Keadaan Klimatologi Papua


Untuk mengukur iklim di Provinsi Papua, Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika Provinsi Papua memiliki 12 stasiun pengamatan. Data tahun 2017
menunjukkan bahwa suhu tertinggi terdapat di Stasiun Pengamatan Sentani sebesar
32,50°C sedangkan suhu terendah sebesar 15,60°C terdapat di Stasiun Pengamatan
Enarotali. Secara rata-rata suhu di seluruh stasiun pengamatan berkisar antara 18,50-
28,70°C. Rata-rata kelembaban udara pada tahun 2017 berkisar antara 81,00 persen
hingga 87,10 persen. Kelembaban maksimum mencapai 94,40 persen yang terjadi di
bulan juli sedangkan kelembaban minimum sebesar 73,00 persen dan terjadi di bulan
agustus. Secara lebih lanjut, rata-rata tekanan udara di 12 stasiun pengamatan
menunjukan nilai antara 1.007,80 mb yang terjadi di Stasiun Pengamatan Biak dan
1.012,60 mb yang terjadi di Stasiun Pengamatan Genyem.
Wilayah Kabupaten Tolikara mempunyai topografi yang bervariasi antara 1.400
meter sampapi dengan 3.300 meter diatas permukaan laut (dpl), dimana sebagian besar
wilayahnya terdiri dari pengunungan (dataran tiinggi) yang dilalui beberapa aliran sungai
dan anak sungai yang berasal dari bukit dan gunung yang ada disekitarnya. Hampir
Sebagian besar didominasi oleh kemiringan lahan diatas 40%, terutama ditemui didaerah
bagian tengah wilayah Kabupaten ke arah barat dan timur. Pada bagian Utara yang
berbatasan dengan Kabupaten Sarmi dan sebelah selatan yang berbatasan dengan
kabupaten Jayawijaya, kemiringan lahannya bervariasi antara 0% sampai dengan diatas
40 %.
Tabel 8. Luas Wilayah Berdasarkan Kemiringan Lahan
Kelas Kemiringan Lahan (%) Luas (Ha) Persentase (%)
0 -15 207.000 14,21
16 – 25 421.200 28,92
26 – 40 257.900 17,71
> 40 579.200 39,16
Jumlah 1.456.400 100,00

20
Iklim di Kabupaten Tolikara adalah iklim Tropis basah , karena dipengaruhi letak
wilayah yang berada pada ketinggian (dataran tinggi), sehingga rata- rata temperatur
uadara bervariasi antara 12oC sampai dengan 20oC. Tingkat kelembaban diwilayah ini
diatas 86%. Sedangkan angin yang bertiup sepanjang tahun adalah angin Barat daya
dengan kecepatan rata- rata 16 Knot dan terendah 2.9 knot.

5. Keadaan Hidrologi Papua


Sebagai Wilayah yang berada pada daerah ketinggian (dataran tinggi ) dan berada
pada Daerah Aliran Sungai Mamberamo dan Baliem serta berada di tengah wilayah
provinsi papua, Kabupaten Tolikara memiliki banyak lokasi mata air dimana arah aliran
Sungainya mengalir kebagian Utara maupun ke selatan . Sungai - Sungai yang terdapat
di wilayah itu adalah : Sungai Toli , Sungai Konda, Sungai Bogo, Sungai Wunin, Sungai
Kembu, Sungai Pun Sungai Kurip, Sungai Kega, Sungai Anggok, dan Sungai
Mamberamo.
Sumber air tersebut dapat di jadikan sebagai sumber air baku untuk pertanian dan
untuk air bersih . Sehingga dapat di simpulkan bahwa daya dukung air cukup berpotensi
untuk pengembangan.

a. Danau
 Danau Kamaka

Gambar 15. Danau Kamaka


Danau Kamaka terbilang susah diakses dan masih sangat alami. Meski begitu ada
pemukiman di dekatnya. Air danau pun dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan.
Danau ini mengalami pasang surut sesuai dengan kondisi musim. Ketika sedang pasang,
kamu bisa melihat hamparan air luas berwarna kebiruan. Di sekitarnya terpampang
perbukitan hijau yang menenangkan. Lokasi Danau Kamaka berada di Kaimana, Provinsi
Papua Barat dengan panjang 30 kilometer dan lebar 1 kilometer.

 Danau Sentani

21
Gambar 16. Danau Sentani

Danau Sentani ini terkenal karena luas dan dikelilingi olah perbukitan. Mirip
dengan lautan yang keren. Lokasi Danau Sentani berada di lereng Pegunungan Cyclops
dengan luas sekitar 9.360 hektar. Di tengah danau, terdapat 21 pulau-pulau kecil yang
menambah daya tarik wisata andalan Papua ini. Karena lokasinya yang tak begitu jauh
dengan Jayapura, maka Danau Sentani sudah dikelola dengan baik. Fasilitasnya juga
tersedia dan lengkap.

 Danau Habema

Gambar 17. Danau Habema

Danau Habema sering disebut sebagai danau di atas awan. Letaknya memang
berada di ketinggian 3.300 mdpl. Tepatnya di Kaki Gunung Trikora, Kabupaten
Jayawijaya. Nama Habema diambil dari seorang perwira Belanda yang mengawal tum
ekspedisi ke Puncak Trikora tahun 1909. Luas danau mencapai 224,35 hektar dan
dikelilingi oleh bukit dan gunung-gunung.

 Danau Tigi

22
Gambar 18. Danau Tigi

Danau Tigi termasuk dalam wilayah Kabupaten Dogiyai dan Kabupaten Deiyai.
Kedalamannya mencapai 150 meter dan berada di ketinggian 1700 meter di atas
permukaan laut. Di bagian tengah danau terdapat pulau kecil bernama Duamo. Untuk
menjelajahinya, kamu bisa menyewa perahu hingga sore hari. Kemudian menikmati
matahari terbenam dengan langit yang begitu indah. Jangan lupa berkunjung
perkampungan adat setempat dan melihat budaya Papua yang memikat.

6. Biogeografi Papua
a. Fauna
 Burung Cendrawasih Mati-Kawat Burung Cendrawasih Merah
(Paradisaea Rubra)

Gambar 19. Burung Cendrawasih Gambar 20. Burung Cendrawasih Merah


Mati-Kawat ( sumber: floradanfauna.com )

 Burung Cendrawasih Mati-Kawat (Seleucidis Melanoleuca) adalah salah satu jenis


burung cendrawasih dengan ukuran sedang dan memiliki panjang sekitar 33 cm. Bulu
pada jantan dewasa memiliki warna hitam mengkilat, bulu pada bagian perut memiliki
warna kuning dengan 12 kawat dengan warna hitam, memiliki paruh hitam lancip
serta memiliki iris mata berwarna merah. Sedangkan Betinanya memiliki bulu

23
berwarna cokelat tanpa bulu warna kuning serta kawat seperti jantan, ukurannya pun
lebih kecil dibanding jantan. Cendrawasih ini dapat di temukan di hutan dataran
rendah papua.
 Burung Cendrawasih Merah (Paradisaea Rubra) adalah salah satu jenis burung
cendrawasih endemik dari Papua. Burung ini memiliki bulu berwarna kuning dan
coklat, paruhnya berwarna kuning, memiliki bulu hias berwarna merah darah dan bulu
warna putih pada bagian ujung sisi perut, memiliki muka dengan bulu berwarna hijau
zambrud, serta memiliki 2 buah ekor yang panjangnya melebihi ekor lain berbentuk
pilin ganda dengan warna hitam. Ukuran jantan pada burung cendrawasih ini sekitar
75 cm.
 Kura-Kura Reimani Kanguru Pohon Mantel
Emas

(Chelodina Reimanni)

Gambar 21. Kura-kura Reimani Gambar 22. Kangguru Pohon Mantel


Sumber: floradanfauna.com )

 Kura-Kura Reimani (Chelodina Reimanni) adalah jenis kura-kura yang memiliki


kepala seperti ular, kura-kura ini ditemukan di Merauke.

 Kanguru Pohon Mantel Emas (Dendrolagus Pulcherrimus) adalah salah satu jenis
kanguru pohon yang termasuk hewan endemik dari papua yaitu di hutan pegunungan
papua. Kanguru ini memiliki rambut berwarna coklat muda, kaki, pipi dan lehernya
berwarna coklat kekuningan, perut bagian bawahnya berwarna putih kusam, memiliki
2 garis berwarna keemasan di punggungnya, serta memiliki ekor yang panjang.

24
 Nuri Sayap Hitam Kasuari gelambir Tunggal
(Eos Cynogenia)

Gambar 23. Nuri Sayap Hitam Gambar 24. Kasuari Gelambir Tunggal
( Sumber: floradanfauna.com )
 Nuri Sayap Hitam (Eos Cynogenia) adalah salah satu jenis burung nuri yang
memiliki ukuran sedang dengan panjang skitar 30 cm. Nuri ini adalah hewan
endemik dari Papua, di Papua burung ini dapat di temukan di pesisisr pulau Biak
dan pulau-pulau di sekitar teluk cendrawasih.
 Kasuari Gelambir Tunggal atau Kasuari Leher Emas (Casuarius
Unappendiculatus) adalah jenis burung kasuari endemik dari utara papua. Burung
ini adalah anggota superorder paleognathae, kasuari ini biasanya hidup menyendiri
dan akan berpasangan hanya pada musim biak.

b. Flora

 Eucalyptus Agatis Alba

Gambar 24. Eucalyptus Gambar 25. Agatis Alba


(Sumber : floradanfauna.com)

25
 Eucalyptus adalah flora khas yang terdapat di Papua dan pula-pulau kecil
disekitarnya, dimana jenis tumbuhan ini juga terdapat di daerah Queensland Australia
Utara.
 Agatis Alba merupakan jenis tanaman conifera yang banyak di jumpai di daerah
Papua (dataran tinggi).

 Matoa (Pometia pinnata)

Gambar 27. Matoa ( Sumber: floradanfauna.com )


Matoa (Pometia pinnata) adalah tanaman buah khas Papua, tergolong pohon
besar dengan tinggi rata-rata 18 meter dengan diameter rata-rata maksimum 100 cm.
Umumnya berbuah sekali dalam setahun. Berbunga pada bulan Juli sampai Oktober dan
berbuah 3 atau 4 bulan kemudian. Penyebaran buah matoa di Papua hampir terdapat di
seluruh wilayah dataran rendah hingga ketinggian ± 1200 m dpl. Tumbuh baik pada
daerah yang kondisi tanahnya kering (tidak tergenang) dengan lapisan tanah yang tebal.
Iklim yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang baik adalah iklim dengan curah hujan
yang tinggi (>1200 mm/tahun). Matoa juga terdapat di beberapa daerah
di Sulawesi, Maluku, dan Papua New Guinea.

 Hutan Bakau atau Mangrove

Gambar 28. Hutan Bakau atau Mangrove ( Sumber: floradanfauna.com )

26
Hutan Bakau atau Mangrove adalah hutan yang tumbuh di pantai berlumpur.
Hutan bakau banyak ditemui di pantai Papau, dan daerah lain seperti Sumatera bagian
timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.

B. KONDISI SOSIAL PROVINSI PAPUA

1. Jumlah Penduduk Papua

Jumlah penduduk Provinsi Papua dari hasil proyeksi yaitu sebesar 3.265.202 jiwa
pada tahun 2017 yang terdiri atas 1.718.513 penduduk laki-laki dan 1.546.689 penduduk
perempuan. Jumlah penduduk meningkat dibandingkan tahun 2016 yang hanya sebesar
3.207.444 jiwa. Sementara itu, rasio jenis kelamin Provinsi Papua Barat pada tahun 2017
sebesar 111,11. Angka ini dapat diinterpretasikan bahwa dalam 100 penduduk perempuan
terdapat 111 penduduk laki-laki.

2. Kebudayaan Penduduk Papua


a. Rumah Adat
Rumah adat Papua tersebut bernama rumah Honai. Rumah Honai sendiri
sebutan bagi rumah para pria Papua dewasa yang berbentuk seperti kerucut dan dibangun
dari material yang murni 100% dari alam. Berdasarkan fungsinya sendiri, rumah Honai
dapat dibedakan menjadi 3, yaitu rumah bagi Pria (yang disebut Honai), rumah bagi
wanita (Ebei), dan rumah yang khusus digunakan untuk kandang hewan atau babi
(Wamai). Ketiga jenis rumah Honai ini dari strukturnya terlihat sama persis, hanya saja
untuk rumah yang dikhususkan bagi pria ukurannya biasanya lebih tinggi.

27
Gambar 29. Rumah Adat

b. Pakaian Adat : Secara umum, masyarakat Papua hidup di daerah-daerah yang


terisolir. Koteka yaitu sebuah penutup kemaluan sekaligus pakaian adat laki-laki
Papua. Pakaian ini berbentuk selongsong yang mengerucut ke bagian depannya.
Koteka dibuat dari bahan buah labu air tua yang dikeringkan dan bagian dalamnya
(biji dan daging buah) dibuang.

Gambar 30. Pakaian Adat

Rok Rumbai yaitu pakaian adat Papua berupa rok yang terbuat dari susunan daun
sagu kering yang digunakan untuk menutupi tubuh bagian bawah.

Gambar 31. Rok Rumbai

c. Tari tarian Daerah: Tari Musyoh, Tari Sajojo, Tari Yospan, Tari Perang
d. Senjata Tradisional: Pisau Belati, Busur dan Panah, Tombak, Kapak Batu

28
e. Bahasa Daerah : Bahasa Abinomn, Foya, Foja - (Jayapura ), Bahasa Abun ( Karon
Pantai), Bahasa Aghu, Dyair - (Merauke ), Bahasa Aikwakai, Tori, Aikwakai-Tori,
Sikari, Ati, Eritai, Araikurioko - (Jayapura ), Bahasa Airoran - (Jayapura), Bahasa
Airo-Sumaghaghe - (Merauke), Bahasa Ambai - (Yapen Waropen), Bahasa Amber,
Amberi, Waigeo, Waigiu - (Sorong), Bahasa Amberbaken, Kebar, Dekwambre,
Ekware - (Manokwari), Bahasa Anasi, Bahasa Ansus - (Yapen Waropen), Bahasa
Anus - (Jayapura), Bahasa Arandai, Dombanu, Sebyar, Yaban, Jaban - (Manokwari),
Bahasa Arguni - (Fakfak ), Bahasa As ?, Bahasa Asmat - (Merauke ), Bahasa Asmat
Pantai Kasuari - (Merauke), Bahasa Asmat Tengah - (Merauke),Bahasa Asmat Utara,
Keenok - (Merauke), dll

f. Lagu Daerah : Apuse, Yamko Rambe Yamko, E Mambo Simbo, Sajojo, Wesupe,
Rasine Ma Rasine, Diru Diru Nina, Goro-Gorone
g. Jenis Suku : Suku Asmat, Suku Amungme, Suku Dani, Suku Korowai, Suku Muyu,
Suku Bauzi, Suku Huli

3. Aktivitas Ekonomi Papua


Kegiatan ekonomi utama masih bersifat ekstraktif yaitu memanfaatkan langsung
sumber daya alam setempat terutama di sektor pertanian. Sebagian besar mata pencarian
penduduk di sektor pertanian sebagai petani tradisional , dan masih terdapat juga
masyarakat peramu
a. Pertanian
 Komoditi pertanian ( dalam arti luas ) yang menonjol yaitu kentang, kedelai, kacang
hijau, kacang tanah, kubis, wortel, petsai/sawi dan bawang daun
 Komoditi tanaman pangan meliputi kentang, jagung, keladi, ubi kayu, ubi jalar dan
padi ladang, dengan luas panen 10.653, 52 Ha, dengan total produksi sebesar
72.655,88 ton/tahun
 Komoditi tanaman kacang-kacangan meliputi kacang merah, kacang tanah dan kedelai
dengan luas panen 137,17 ha dengan total produksi sebesar 120,46 ton.
 Komoditi sayur-sayuran meliputi bayam,cabe,buncis, wortel , daun bawang, bawang
merah, bawang putih, ketimjun, kubis, terong, sawi, tomat, kacang panjang, kangkung
dan labu siam dengan luas panen 503,78 ha total produksi sebesar 120,46 ton
 Komoditi buah-buahan meliputi jeruk manis, nenas, pisang, nangka, jambu biji,
alpokat dan pepaya dengan luas panen 54,58 ha, dengan total produksi sebesar 504,85
ton.
b. Perkebunan
 Jenis komoditi perkebunan yang dapat dikembangkan adalah kopi/biokopi, apel,
jeruk, nanas dan pisang.
 Jenis tanaman perkebunan yang menonjol terdiri dari kopi dengan luas lahan 134,15
ha, produksi sebanyak 28,48 ton.
 Jumlah rumah tangga yang mengusahakan komoditi kopi sebanyak 536 KK
c. Peternakan
 Jenis Komoditi peternakan yang menonjol adalah babi,kelinci dan ayam buras
 Jumlah ternak Babi sebanyak 43.298 ekor, kambing 60 ekor, kelinci 1008 ekor, ayam
buras sebanyak 11.657 ekor dan itik sebanyak 368 ekor.
 Jumlah produksi telur ayam buras sebanyak 3.988 kg dan 1.518 kg telur itik/entok.
d. Perikanan

29
Mengingat besarnya potensi lestari sumber daya ikan di Provinsi Papua, maka sektor
kelautan dan perikanan merupakan andalan yang mempunyai kekuatan besar dan peluang
untuk terus dikembangkan, sehingga pada akhirnya diharapkan aktivitas ekonomi dalam
rangka produksi dan pemasaran produk perikanan didaerah Kawasan Timur Indonesia ini
dapat menjadi salah satu sumber untuk dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) di Provinsi Papua. Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi
Papua, Ir. Astiler Maharadja, pihaknya terus berupaya untuk menggenjot peningkatan
PAD Papua melalui sektor perikanan karena sumber daya perikanan Papua memiliki
kekuatan besar dan peluang untuk terus dikembangkan. Ia menjelaskan sampai akhir
tahun 2010 saja, nilai pemanfaatan lahan usaha budidaya walaupun meningkat namun
pertumbuhannya masih tergolong rendah, dimana untuk potensi budidaya air tawar yang
mencapai 178.786 hektar tapi baru dimanfaatkan sebesar 1.163 Ha (0,65%). Kemudian
potensi budidaya payau yang mencapai 42.000 Ha, baru dimanfaatkan sebasar 495,1 Ha
(1,17%) sementara potensi budidaya laut yang mencapai 256.800 hektar baru dapat
dimanfaatkan sebesar 47,1 Ha (0.18%)

e. Kembangkan Budidaya Rumput Laut

Dalam rangka mendukung program Rencana Strategis Pembangunan Kampung


(Respek) yang dicanangkan Gubernur Papua, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP)
Provinsi Papua melakukan program pembudidayaan rumput laut diwilayah pesisir.
Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Papua, Ir. Astiler Maharadja, pada tahun
2010 lalu, instansinya telah menganggarkan dana senilai 1.956.200.000 untuk
pembudidayaan rumput laut di Kabupaten Biak Numfor, Supiori, Kepulauan Yapen dan
Nabire. Hasil dari program yang dijalankan tersebut, antara lain terlaksananya kegiatan
pengembangan budidaya rumput laut di Kabupaten Biak dan Supiori serta meningkatnya
produksi dan pendapatan pembudidaya rumput laut.

 Jenis perikanan darat yang menonjol adalah ikan mas, ikan nila ( terutama ikan nila
merah ).
 Luas areal budidaya perikanan air tawar adalah 106,83 ha dengan jumlah kelompok
pengelola sebanyak 162 kelompok dan anggota sebanyak 2.164 orang
f. Kehutanan
 Luas hutan 1.532.991ha atau sekitar 94% dari total luas wilayah kabupaten
 Hutannya antara lain, hutan tropis dengan beberapa jenis kayu yang seperti
arancria,librocedus, gerville, metrocideres, tristanis, dab daridium.
 Beberapa jenis tumbuhan khas papua yang menonjol adalah papua cendrum SP dan
pordocarpus papuarnus.
 Jenis tumbuhan lainnya medang, agathis, nyato, lau, merbau, kazae, adule
nase,sinore, ampou, aimamflau, kenari, nausindor, melur, bintangur dan binung.
4. Potensi Sumber Daya Alam Papua
Potensi sumber daya mineral dan energi di Provinsi Papua telah dikenal luas oleh
masyarakat international sebelum perang dunia kedua. Pada awalnya minyak bumi
merupakan komoditas yang paling menarik untuk dieksploitasi. Seorang geologist yang
bernama J.J Dozy dalam ekspedisinya pada tahun 1936 Pegunungan Tengah dalam upaya
pencarian minyak bumi, menemukan sebuah bukit berbentuk seperti gigi setinggi 131
yang kaya akan unsur tembaga. Kemudian ia mengambil sampel untuk di kirim ke

30
Universitas Leiden di Belanda. J.J Dozy menamakan bukit tersebut Erstberg yang artinya
Gunung Bijih. Pada tahun 1960 publikasi J.J Dozy tersebut dibaca oleh Fobes Wilson
dari Freeport Sulphur Co dan menindaklanjutinya dengan meninjau bukit tersebut. la.
Kemudian berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1967 Tentang Penanaman Modal Asing,
maka pada tanggal 7 April 1967 ditandatanganilah Perjanjian Kontrak Karya antara
Pemerintah Indonesia dengan Freeport McMoran Inc. Freeport mempunyai hak ekslusif
untuk mengelola daerah konsensi 10 x 10 Km2 atau seluas 100 km2 di sekitar Ertsberg.
Sejak saat itulah pertambangan modern dimulai di Provinsi Papua.
5. Pendidikan
Tahun 2017, persentase penduduk usia 7-24 tahun di Provinsi Papua yang masih
bersekolah ada sebanyak 63,43 persen sedangkan sisanya sebanyak 14,86 persen dan
21,71 persen adalah penduduk yang tidak/belum pernah sekolah dan tidak sekolah lagi.
Pada periode yang sama, Angka Partisipasi Murni (APM) di Provinsi Papua untuk
tingkat Sekolah Dasar (SD)/ Madrasah Ibtidiyah (MI)/sederajat adalah sebesar 78,83
persen. Persentase ini semakin menurun pada setiap tingkatan pendidikan sehingga APM
terendah terdapat pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah (MA)/sederajat sebesar 43,48 persen. Pola yang sama
terjadi juga untuk Angka Partisipasi Kasar (APK) dimana APK SD/MI/sederajat adalah
sebesar 92,94 persen dan menurun hingga APK SMA/SMK/MA/sederajat sebesar 67,94
persen.

6. Kesehatan

31
Fasilitas Kesehatan di Provinsi Papua pada tahun 2016 didominasi oleh Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu) sebanyak 3.085 unit sedangkan jumlah rumah sakit di
Provinsi Papua ada sebanyak 36 unit. Jumlah rumah sakit terbanyak ditemukan di Kota
Jayapura sebanyak 7 unit. Tenaga kesehatan di Provinsi Papua pada tahun 2016
didominasi oleh tenaga keperawatan sebanyak 5.744 orang. Sebanyak 41,52 persen
perempuan pernah kawin berumur 15-49 tahun yang melahirkan anak lahir hidup dibantu
proses kelahirannya oleh bidan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Papua
menunjukkan jumlah ibu hamil di Provinsi Papua pada tahun 2016 ada sebanyak 78.157
orang. Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya.
Sebanyak 65,66 persen ibu hamil melakukan kunjungan K1 namun persentase ini
menurun di kunjungan K4 menjadi 38,06 persen. Sebanyak 7,34 persen ibu hamil
dinyatakan Kurang Energi Kronis (KEK) dan 26,88 persen mendapatkan asupan zat besi.
Pada tahun 2017, imunisasi BCG menjadi imunisasi yang paling banyak didapatkan oleh
balita di Provinsi Papua yaitu sebanyak 88,17 persen. Sebaliknya sebanyak 62,62 persen
balita yang mendapat imunisasi campak/morbili yang merupakan persentase terendah
diantara imunisasi lainnya. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Provinsi Papua pada
tahun 2017 ada sebanyak 199.370 pasangan. Secara lebih lanjut, jumah peserta Keluarga
Berencana (KB) aktif ada sebanyak 158.248 orang dimana sebagian besar peserta KB
menggunakan alat suntikan yaitu sebanyak 83.863 orang. Sebaliknya Metode Operasi
Pria (MOP) menjadi metode KB yang paling sedikit dilakukan oleh peserta KB yaitu
sebanyak 592 orang.

7. Potensi Pariwisata Papua

32
 Pemanfaatan dan Pendayagunaan Potensi Pariwisata
Wilayah Kabupaten Paniai mempunyai potensi objek wisata yang dapat di
kembangkan untuk meningkatkan sektor perekonomian daerah. Potensi sumber daya
tersebut meliputi wisata alam dan wisata budaya yang pada umumnya penangannya
belum dikelola secara baik.Hal ini dikarenakan objek-objek wisata tersebut belum
ditunjang oleh aksesibilitas yang memadai, promosi yang kurang, akomodasi yang
terbatas serta pengalaman kurang dalam mengelola pariwisata.
Beberapa objek wisata yang cukup potensial untuk dikembangkan di Wilayah
Kabupatan Paniai adalah Danau Paniai, Danau Tigi, Danau Tage. Objek wisata yang
mengandalkan keanekaragaman flora dan fauna adalah cagar Alam Lorenzt.
Selain objek wisata yang telah disebutkan diatas, di wilayah Kabupaten Paniai juga
terdapat objek-objek wisata lain yang berpotensi untuk dikembangkan seperti lokasi-
lokasi sumber air panas dan belerang.
 Potensi Pariwisata, Seni dan Budaya di Kabupaten Paniai
Beberapa Objek Wisata yang cukup potensial untuk dikembangkan di wilayah
Kabupaten Paniai adalah sebagai berikut:
 Objek wisata Danau Paniai, Danau Tage dan Danau Tigi. Lokasi Objek wisata ini
berdekatan dengan Kota Enarotali dan Waghete. Ketiga danau ini selain dapat
digunakan untuk olah raga dan tempat pemancingan, juga mempunyai pemandangan
alam yang indah.
 Cagar Alam/Taman Nasional Lorenzt yang terdapat di Distrik Paniai Timur (wilayah
pegunungan). Mengingat wilayah cagar alam/Taman Nasional Lorenzt dikenakan
larangan mengambil fauna dan flora yang dilindungi serta tingkat esebilitas yang
rendah maka kunjungan wisata ke lokasi ini masih terbatas.
 Sumber air panas dan belerang yang berpotensi untuk dikembangkan seperti lokasi-
lokasi sumber air panas dan belerang. Sedangkan atraksi budaya dan kehidipan
pedalaman terdapat di Enarotali, Waghete dan Distrik-distrik lainnya.
 Prasarana dan Sarana Penunjang Wisata
Arus Wisatawan ke Kabupaten Paniai masih terbatas, hal ini dikarenakan sarana
transportasi untuk menuju objek-objek wisata tersebut belum begitu baik hingga
pencapaian ke lokasi wisata tidak mudah. Hal lain karena objek-objek wisata yang ada
tidak memiliki nilai spesifik dibandingkan dengan objek-objek wisata sejenis yang
ada didaerah lain. Selain itu tidak diimbanginya potensi wisata pariwisata denga
sarana penduduknya sehingga membuat objek wisata yang harusnya bisa menjadi
konsumsi regional ternyata hanya bisa dikonsumsi secara lokal.
 Kebijakan Pengembangan Pariwisata Kabupaten Paniai

Tujuan pengembangan kawasan pariwisata adalah untuk mengembangkan kawasan


yang memiliki objek wisata potensial, baik untuk wisatawan mancanegara maupun lokal.
Pengembangan kawasan pariwisata dilakukan dengan pertimbangan:
 Kesesuaian dengan kebijaksanaan daerah
 Memiliki potensi pariwisata.

33
Objek/kawasan wisata yang harus memperoleh perhatian adalah objek/kawasan
wisata yang belum/sedang berkembang tetapi memiliki potensi yang sangat besar dalam
menyumbang devisa baik bagi pemerintah daerah maupun bagi pemerintah pusat. Untuk
mendukung pengembangan kawasan pariwisata ini perlu dilakukan studi perencanaan
secara detail sekaligus pengembangan prasarana dan sarana pendukungnya.
 Permasalahan dan Peluang Pengembangan Wisata
Wilayah Kabupaten Paniai mempunyai potensi objek wisata yang dapat di
kembangkan untuk meningkatkan sektor perekonomian daerah. Potensi sumber daya
tersebut meliputi wisata alam dan wisata budaya yang pada umumnya penenganannya
belum dikelola secara baik. Hal ini dikarenakan objek-objek wisata tersebut belum
ditunjang oleh aksebilitas yang memadai, promosi yang kurang, akomodasi yang terbatas
serta pengalaman kurang dalam mengelola pariwisata.

34
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Papua Barat adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di ujung barat Pulau
Papua. Ibu kotanya adalah Manokwari, nama provinsi ini sebelumnya adalah Irian Jaya
Barat yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tanggal 18 April 2007,


nama provinsi ini diubah menjadi Papua Barat. Provinsi Papua Barat merupakan satu
provinsi yang terletak di Pulau Papua selain Provinsi Papua. Provinsi Papua Barat
terletak antara 0o – 4o Lintang Selatan dan antara 124o – 132o Bujur Timur.

Papua adalah sebuah provinsi terluas di Indonesia yang terletak di bagian tengah
pulau Papua atau bagian timur wilayah Papua milik Indonesia. Belahan timurnya
merupakan negara Papua Nugini. Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua
Bagian barat, namun sejak tahun 2003 dibagi menjadi dua provinsi dengan bagian timur
tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya memakai nama Papua Barat.
Secara astronomis, provinsi Papua terletak antara 2°25’-9°0’ Lintang Selatan dan antara
130°0’−141°0’ Bujur Timur

B. SARAN

Kami dari penyaji berharap para pembaca tidak hanya membacaa makalah ini,
tapi alangkah baiknya memahami makalah ini, serta kami dari penyaji mengharapkan
adanya kritikan dan saran dari para pembaca terhadap makalah yang telah kami buat,
agar makalah ini bisa lebih baik lagi nantinya. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih
yang sebanyak-banyaknya.

35
Daftar Pustaka

Edial, Helfia. 2017. Geologi Indonesia. Sukabina Press. Padang.

BPS Provinsi Papua Barat 2017. ISSN: 2089-1563

BPS Provinsi Papua 2018. ISSN: 0215-2312

https://dtechnoindo.blogspot.com/2017/11/kebudayaan-provinsi-papua.html

Dtechnoindo.blogspot.com. 2017. Kebudayaan provinsi papua barat. Diakses 30 januari


2019, pukul 21.00 WIB. (https://dtechnoindo.blogspot.com/2017/11/kebudayaan-provinsi-
papua-barat.html)

https://id.wikipedia.org/wiki/Papua_Barat. Diakses 30 januari 2019, 21.00 WIB.

https://id.wikipedia.org/wiki/Papua_(wilayah_Indonesia). Diakses 30 januari 2019, 21.00


WIB.

36
KUIS

1. Kondisi tanah di Papua Barat hampir sama dengan Provinsi Papua dimana permukaan
tanahnya berupa?
Jawab : Tebing dan Lereng
2. Periode tumbukan Tersier antara Busur Banda dan Lempeng Benua Indo-Australia
menghasilkan kompleks-kompleks struktur 2 jalur yaitu?
Jawab: Jalur Lipatan Anjakan Papua dan Lengguru, serta Antiklin Misool-
Onin-Kumawa.
3. Tektonik Papua, secara umum dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu?
Jawab : Badan Burung atau Papua bagian timur dan Kepala Burung atau
Papua bagian barat.
4. Provinsi Papua Barat sebagian besar daerah aliran sungainya terbentuk pada
kabupaten-kabupaten di wilayah pengembangan Sorong. Sungai-sungai yang
termasuk dalam kategoti terpanjang adalah?
Jawab : Sungai Kamundan, Sungai Beraur, dan Sungai Warsamsan
5. Tarian yang berasal dari Papua Barat yang merupakan penggabungan dua tarian
tradisional yaitu Yosim tarian dan Pancar tarian adalah?
Jawab : Tarian Yospan
6. Periode tektonik utama daerah Papua dan bagian utara Benua Indo-Australia
dijelaskan dalam empat episode (Henage, 1993), yaitu?
Jawab : (1) periode rifting awal Jura di sepanjang batas utara Lempeng Benua
Indo-Australia, (2) periode rifting awal Jura di Paparan Barat laut
Indo-Australia (sekitar Palung Aru), (3) periode tumbukan Tersier
antara Lempeng Samudera Pasifik-Carolinedan Indo-Australia, zona
subduksi berada di Palung New Guinea, dan (4) periode tumbukan
Tersier antara Busur Banda dan Lempeng Benua Indo-Australia.
7. Burung yang mempunyai ukuran tubuh sangat besar dan tidak mampu terbang dan
juga menjadi fauna identitas provinsi Papua Barat adalah?
Jawab : Burung Kasuari (Casuarius casuarius)
8. Pada Kala Oligosen terjadi aktivitas tektonik besar pertama di Papua, yang merupakan
akibat dari tumbukan?
Jawab : Lempeng Australia dengan busur kepulauan berumur Eosen pada
Lempeng Pasifik.

37
9. Peristiwa tektonik penting kedua yang melibatkan Papua adalah Orogenesa Melanesia
yang berawal dipertengahan Miosen yang diakibatkan oleh adanya?
Jawab : Tumbukan Kraton Australia dengan Lempeng Pasifik
10. Danau yang terkenal luas dan dikelilingi olah perbukitan yang berada di lereng
pegunungan Cyclops dan di tengah danau terdapat 21 pulau-pulau kecil dinamakan?
Jawab : Danau Sentani
11. Burung endemik dari utara papua yang merupakan anggota superorder paleognathae,
biasanya hidup menyendiri dan akan berpasangan hanya pada musim biak
dinamakan?
Jawab : Kasuari Gelambir Tunggal atau Kasuari Leher Emas (Casuarius
Unappendiculatus)
12. Pakaian adat Papua berupa rok yang terbuat dari susunan daun sagu kering yang
digunakan untuk menutupi tubuh bagian bawah adalah?
Jawab : Rok Rumbai
13. Danau yang disebut sebagai danau di atas awan, letaknya berada tepat di kaki Gunung
Trikora, Kabupaten Jayawijaya adalah?
Jawab : Danau Habema
14. Berdasarkan posisi geografisnya, Provinsi Papua memiliki batas-batas?
Jawab : Utara - Samudera Pasifik, Selatan – Laut Arafuru, Barat – Provinsi
Papua Barat, Timur - Negara Papua Nugini.
15. Kabupaten Tolikara memiliki banyak lokasi mata air dimana arah aliran Sungainya
mengalir kebagian Utara maupun ke selatan . Sungai - Sungai yang terdapat di
wilayah itu adalah?
Jawab : Sungai Toli , Sungai Konda, Sungai Bogo, Sungai Wunin, Sungai
Kembu, Sungai Pun Sungai Kurip, Sungai Kega, Sungai Anggok, dan
Sungai Mamberamo.

38

Anda mungkin juga menyukai