2019
Kata Pengantar
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu wata’ala, yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Geografi Regional Indonesia. Terima kasih
penulis sampaikan kepada dosen mata kuliah yang turut membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, serta kepada semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak
langsung sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan, sekecil apapun akan
penulis perhatikan dan pertimbangkan guna penyempuranaan dalam membuat makalah yang
akan datang.
Semoga makalah ini mampu memberikan nilai tambah bagi pembacanya dan juga
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar.........................................................................................................
Daftar Isi...................................................................................................................
BAB I Pendahuluan.................................................................................................
a. Latar Belakang.............................................................................................
b. Rumusan Masalah........................................................................................
c. Tujuan............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
a. Kesimpulan...................................................................................................
b. Saran..............................................................................................................
Daftar Pustaka..........................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Papua Barat (disingkat Pabar) adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di
ujung barat Pulau Papua. Ibukotanya adalah Manokwari. Nama provinsi ini sebelumnya
adalah Irian Jaya Barat yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tanggal 18 April 2007, nama
provinsi ini diubah menjadi Papua Barat. Papua Barat dan Papua merupakan provinsi yang
memperoleh status otonomi khusus. Provinsi Papua Barat, meski telah menjadi provinsi
tersendiri, tetap mendapat perlakuan khusus sebagaimana provinsi induknya. Provinsi ini
juga mempunyai KPUD sendiri dan menyelenggarakan pemilu untuk pertama kalinya pada
tanggal 5 April 2004.
Papua adalah sebuah provinsi terluas di Indonesia yang terletak di bagian tengah
pulau Papua atau bagian timur wilayah Papua milik Indonesia. Belahan timurnya
merupakan negara Papua Nugini. Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua
Bagian barat, namun sejak tahun 2003 dibagi menjadi dua provinsi dengan bagian timur
tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya memakai nama Papua Barat. Papua
memiliki luas 808.105 km persegi dan merupakan pulau terbesar kedua di dunia dan
terbesar pertama di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Keadaan Fisik dari Provinsi Papua Barat dan Papua?
C. Tujuan
1. Mengetahui keadaan fisik dari Provinsi Papua Barat dan Papua
1
BAB II
PEMBAHASAN
Provinsi Papua Barat merupakan satu provinsi yang terletak di Pulau Papua selain
Provinsi Papua. Provinsi Papua Barat terletak antara 0o – 4o Lintang Selatan dan antara
124o – 132o Bujur Timur.
2
bagian ini menunjukkan pola kelurusan barat-timur yang ditunjukan olehTinggian
Kemum di Kepala Burung dan Central Range di Badan Burung, keduapola ini
dipisahkan oleh Jalur Lipatan Anjakan Lengguru berarah baratdayatenggaradi daerah
Leher Burung dan juga oleh Teluk Cendrawasih
Kondisi tanah di Papua Barat hampir sama dengan Provinsi Papua dimana
permukaan tanahnya berupa tebing dan lereng. Jenis tanah di Papua Barat ialah latosol,
resina, medeteren merah dan kuning, podsol, podsolik merah kuning, podsolik merah
kelabu, litosol, alluvia, hidromorf kelabu.
3
Maybrat 5 461,69 5,48
Manokwari Selatan 2 812,44 2,82
Pegunungan Arfak 2 773,74 2,78
Kota sorong 656,64 0,66
Papua barat 99. 671,63 100,00
( sumber: BPS Papua Barat dalam angka 2017)
Iklim di Provinsi Papua Barat juga cenderung sama dengan iklim di Provinsi
Papua yaitu beriklim tropis dengan curah hujan bervariasi disetiap daerahnya. Variasi
curah hujan antara 45-255 mm/thn dengan jumlah hari hujan rata-rata bervariasi antara
148-175 hari hujan/thn. Suhu rata-rata 29° C - 31,8° C. Musim hujan dan musim
kemarau tidak teratur. Kelembaban udara rata- rata bervariasi antara 79% - 81% di
lingkungan perkotaan sampai daerah pinggiran kota.
Tabel 2. Rata-rata Suhu dan Kelembaban Udara Menurut Bulan di Provinsi Papua Barat, 2016
Bulan/Month Suhu udara Temperature Kelembapan
Udara
Max Min Average Humidity
Januari/January 31,20 24,80 27,40 85,00
Februari/February 31,00 24,70 27,40 85,00
Maret/March 31,00 25,10 27,50 86,00
April/April 31,50 25,00 27,70 85,00
Mei/May 31,90 25,40 28,50 83,00
Juni/June 31,30 25,00 28,00 84,00
Juli/July 31,20 24,50 27,50 84,00
Agustus/August 31,70 25,00 28,10 84,00
September/September 31,50 24,80 28,10 82,00
Oktober/October 24,90 24,90 28,00 83,00
November/November 31,70 24,90 27,80 84,00
Desember/December 31,30 24,90 27,50 84,00
( sumber: BPS Papua Barat dalam angka 2017)
Tabel 3. Rata-Rata Tekanan Udara, Kecepatan Angin dan Penyinaran Matahari Menurut Bulan di
Provinsi Papua Barat, 2016
Bulan/Month Tekanan Udara Kecepatan Penyinaran
Atmospheric Angin/Wind Matahari
Pressure (mb) Velocity (knot) Duration of
Sunshine
(%)
Januari/January 1 010,50 3,70 41,00
Februari/February 1 010,00 4,10 45,00
Maret/March 1 010,40 4,00 41,00
April/April 1 009,40 3,60 55,00
Mei/May 1 009,10 2,30 63,00
Juni/June 1 009,50 2,30 51,00
Juli/July 1 009,10 2,60 54,00
Agustus/August 1 008,50 3,00 64,00
4
September/September 1 008,90 2,60 55,00
Oktober/October 1 008,20 3,00 46,00
November/November 1 007,50 2,50 42,00
Desember/December 1 007,10 2,30 36,00
( sumber: BPS Papua Barat dalam angka 2017)
Tabel 4. Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan di Provinsi Papua Barat, 2016
Bulan/Month Curah Hujan Hari Hujan
Precipitation (mm3) Rainy Days
Januari/January 417,50 25
Februari/February 395,70 23
Maret/March 262,50 28
April/April 387,60 23
Mei/May 94,00 16
Juni/June 220,10 21
Juli/July 295,50 20
Agustus/August 205,20 15
September/September 203,70 19
Oktober/October 142,90 19
November/November 188,50 20
Desember/December 254,40 24
( sumber: BPS Papua Barat dalam angka 2017)
Curah hujan yang terdapat di papua barat yaitu dengan rata-rata 255.63 dan di
hari hujan memiliki rata-rata 21.083
5
Gamar 3. Peta Aliran Sungai Kabupaten Maybrat Provinsi Papua Barat
6
bergenus Casuarius ini sangat galak dan pemarah dan tidak segan-segan mengejar
‘korban’ atau para pengganggunya.
7
Manokwari Selatan 66.553 50 956 21 041 8 357
Pegunungan Arfak 158.414 37 493 4 221 -
Kota sorong 6.907 5 260 2 928 25 225
Papua barat 1.627.679 1.777.437 2.186.064 1.472.698
Hutan di Provinsi Papua Barat terbagi atas beberapa kawasan yaitu; hutan lindung
(sekitar 1,6 juta hektare), hutan konservasi (sekitar 1,7 juta hektare), areal peruntukan
Lain (sekitar 342 ribu hektare), dan hutan produksi (sekitar 6,03 juta hektare). Kawasan
hutan ini terdiri dari berbagai tipe hutan mulai dari hutan mangrove, hutan pantai, hutan
rawa, hutan dataran rendah sampai hutan pegunungan rendah.
Jumlah penduduk Papua Barat dari hasil proyeksi yaitu sebesar 915.361 jiwa pada
tahun 2017 yang terdiri atas 481.939 penduduk laki-laki dan 433.422 penduduk
perempuan. Jumlah penduduk meningkat sebesar 3,16% bila dibandingkan tahun 2016
yang hanya sebesar 893.362 jiwa. Sementara itu, rasio jenis kelamin Provinsi Papua
Barat pada tahun 2017 sebesar 111,19. Angka ini dapat di interpretasikan bahwa dalam
100 penduduk perempuan terdapat 111 penduduk laki-laki. Kepadatan penduduk di
Papua Barat tahun 2017 mencapai 8 jiwa/km2 . Angka kepadatan penduduk tertinggi
terletak di Kota Sorong sebesar 365 jiwa/km2 dan kepadatan terendah di Kabupaten
Teluk Wondama sebesar 1 jiwa/km2. Kota Sorong mempunyai jumlah penduduk yang
paling besar, yaitu 239.815 jiwa, diikuti Kabupaten Manokwari 166.780 jiwa dan
Kabupaten Sorong 84.906 jiwa. Jumlah penduduk Papua Barat terbanyak ada pada
kelompok umur 0-4 tahun, artinya komposisi penduduk usia muda yang belum produktif
masih cukup tinggi sehingga perlu kebijakan dari pemerintah terkait kesehatan dan
pendidikan penduduk usia balita ini.
8
2. Kebudayaan Penduduk Papua Barat
9
b. Pakaian Adat
Nama pakaian adat Papua Barat adalah pakaian adat Ewer. Pakaian ini murni
terbuat dari bahan alami yaitu jerami yang dikeringkan. Dengan kemajuan dan pengaruh
modernisasi, pakaian adat ini kemudian dilengkapi dengan kain untuk atasannya. Berikut
ini gambar dari pakaian adat Ewer khas masyarakat Papua Barat.
Saat ini, bahan alam berupa jerami atau serat kering hanya digunakan sebagai
bawahan rok untuk para perempuan. Rok tersebut dibuat dengan mengambil serat-serat
tumbuhan dan merangkainya menggunakan tali di bagian atasnya. Rok ini dibuat dengan
2 lapisan, lapisan dalam sebatas lutut, dan lapisan luarnya lebih pendek. Untuk
menguatkan ikatan rok, digunakan ikat pinggang yang terbuat dari kulit kayu yang diukir
sedemikian rupa. Biasanya motif ukiran tersebut tidaklah rumit, yaitu motif kotak dengan
susunan yang geometris.
Sebagai atasan, digunakan baju kurung yang terbuat dari bahan kain beludru
dengan pernik rumbai bulu di bagian tepi lengan, leher, atau pinggangnya. Baju atasan
ini sebetulnya adalah pengaruh dari budaya luar dan biasanya hanya digunakan untuk
masyarakat Papua Barat yang berdomisili di sekitar kota Manokwari.
c. Tari daerah
Tari Perang, tarian ini hanya simbolik untuk menghargai para leluhur saja yang
telah mati-matian melindungi daerah Papua. Biasanya tarian ini ditarikan oleh 7 orang
ataupun lebih. Musik yang digunakan dalam tarian ini adalah kerang, tifa dan gendang.
Tariannya pun cukup energik dan menampilkan beberapa gerakan perang, antara lain
memanah, loncat, mengintip musuh, dan lain-lain. Tarian Yospan merupakan tarian yang
berasal dari Papua Barat, tarian ini merupakan penggabungan dua tarian tradisional yaitu
Yosim tarian yang berasal dari teluk Sairei (Serul, Waropen) dan Pancar tarian yang
berasal dari Biak, Numfor dan Manokwari. Tarian Suanggi, merupakan bentuk ekspresi
yang sangat kental masyarakat di Papua, tarian suanggi ini mengkisahkan atau bercerita
ada seorang suami yang ditinggal mati oleh istrinya dan suami tersebut korban dari angi-
angi (jejadian).
d. Senjata Tradisional : Busur dan Panah, Tombak, Pisau Belati, Kapak Batu
e. Lagu Daerah : Apuse, E Mambo Simbo, Sajojo, Yamko Rambe Yamko
f. Suku Daerah
Provinsi Papua Barat memiliki banyak suku, diantaranya: Suku Arfak, Suku
Doreri, Suku Kuri, Suku Simuri, Suku Irarutu, Suku Sebyar, Suku Moscona, Suku
10
Mairasi, Suku Kambouw, Suku Onim, Suku Sekar, Suku Maibrat, Suku Tehit, Suku
Imeko, Suku Moi, Suku Tipin, Suku Maya, Suku Biak, Suku Anggi, Suku Arguni, Suku
Asmat, Suku Awiu, Suku Batanta, Suku Biak, Suku Bintuni, Suku Dani, Suku Demta,
Suku Genyem, Suku Guai, Suku Hattam, Suku Jakui, Suku Kapauku, Suku Kiman, Suku
Mairasi, Suku Manikion, Suku Mapia, Suku Marindeanim, Suku Mimika, Suku Moni,
Suku Muyu, Suku Numfor, Suku Salawati, Suku Uhundun, dan Suku Waigeo
Luas penggunaan lahan sawah irigasi dan non irigasi yang ditanami padi di Papua
Barat adalah 19.661 ha., dengan rincian lahan sawah irigasi 7.501 ha dan sisanya adalah
luas lahan non irigasi sebesar 12.160 ha.
b. Perkebunan
Tabel 6. Luas Tanaman Perkebunan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman di
Provinsi Papua Barat (hektar), 2016
Kabupaten/Kota Sagu Kelapa Kelapa Kopi Pala Kakao Lainnya
Regency/Municipalit Sago Coconut Sawit Coffee Nutmeg Cocoa Others
Oil
Palm
Dari 12 data luas tanaman perkebunan yang ada di Papua Barat pada tahun 2016,
yang mempunyai areal terluas adalah perkebunan kelapa sawit, yaitu sebesar 43.477 Ha
dengan hasil produksi sebesar 144.826 ton. Diikuti oleh luas areal perkebunan pala
11
15.062 ha dengan produksi sebesar 4.658 ton. Sedangkan hasil produksi perkebunan
lainnya adalah sagu (843ton), kelapa (5.603 ton), kopi (61 ton), dan kakao (3.105 ton).
c. Peternakan
Tabel 7. Populasi Ternak Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Ternak di Provinsi Papua
Barat, 2016
Kabupaten/Kota Sapi potong Kambing Domba Babi
Regency/Municipalit
Fakfak 5089 3030 0 3019
Kaimana 901 10020 0 1187
Teluk Wondama 572 114 30 916
Teluk Bintuni 2889 4500 0 5069
Manokwari 23598 67070 0 36711
Sorong Selatan 1222 13810 0 3671
Sorong 23924 53060 0 16994
Raja Ampat 1990 2761 0 0 1019
Tambrauw 2771 6380 0 2150
Maybrat 312 4150 0 3364
Manokwari Selatan 3027 2 4880 0 3145
Pegunungan Arfak 1009 2350 0 5379
Kota sorong 1695 2 7320 0 20823
Papua barat 68.999 25 532 30 103 447
Sumber : BPS Papua Barat dalam Angka 2017
d. Kehutanan
e. Perikanan
Jumlah rumah tangga perikanan tangkap di Papua Barat tahun 2016 yaitu sebesar
15.052 rumah tangga dengan jumlah terbanyak yaitu perikanan laut sebanyak 14.383
rumah tangga. Sedangkan jumlah produksi perikanan tangkap sebesar 151.585 ton untuk
perikanan laut dan 377 ton untuk perikanan umum.
12
kacang-kacangan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk untuk sebagian
besar kabupaten di Pulau papua.
5. Pendidikan
Proporsi penduduk yang masih bersekolah pada kelompok umur 7-12 tahun
sebesar 97,27 persen, kelompok umur 13-15 tahun (setara SMP/MTs) sebesar 96,92
kelompok umur 16-18 tahun (setara SMA/MA/SMK) sebesar 80,60 persen dan
kelompok umur 19- 24 tahun (setara Perguruan Tinggi) sebesar 31,92 persen. Secara
keseluruhan, penduduk usia 7-24 tahun yang masih bersekolah sebesar 74,59 persen.
(Tabel 4.1.1) APK sekolah dasar di Papua Barat tahun 2017 sebesar 110,21 persen. APK
lebih besar dari 100 persen mengindikasikan masih ada proporsi penduduk pada tingkat
sekolah dasar yang usianya melebihi usia murid SD (7-12 tahun). Hal ini juga terjadi di
seluruh kabupaten/kota di Papua Barat, artinya ketidakmerataan pendidikan masih
ditemukan di sebagian besar wilayah Papua Barat. Sementara itu, APM SD/MI provinsi
Papua Barat pada tahun 2017 sebesar 93,58 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa
proporsi penduduk usia 7-12 tahun yang bersekolah sesuai jenjang jenjang
pendidikannya (SD/MI) sebesar 93,58 persen. Angka ini menguatkan asumsi bahwa
masih banyak murid SD/MI yang umurnya melebihi batas usia 7-12 namun masih
bersekolah pada jenjang tersebut. Beberapa faktor yang dapat mengakibatkan hal
tersebut diantaranya adalah belum tertanamnya kesadaran akan pentingnya menuntut
ilmu bagi penduduk Papua Barat, terutama penduduk wilayah pedalaman. Selain itu,
sarana dan prasana pendidikan yang masih minim serta akses menuju fasilitas yang
cukup sulit dapat menjadi alasan angka partisipasi murni SD berselisih dengan angka
partisipasi kasar SD. Jumlah sekolah SD selama periode 2017/2018 yang tercatat pada
Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat sebanyak 1.038 sekolah dengan jumlah murid
135.930; SMP sebanyak 296 sekolah dengan jumlah murid 47.563 dan SMA sebanyak
121 sekolah dengan murid sebanyak 26.452.
13
6. Kesehatan
Tersedianya fasilitas dan pelayanan kesehatan yang memadai diperlukan dalam
upaya peningkatan status kesehatan dan gizi masyarakat. Pada tahun 2017, terdapat 14
rumah sakit di seluruh kabupaten/kota di Papua Barat. Selain itu, terdapat 154
Puskesmas, 1.352 Posyandu, dan 319 Polindes di masing-masing distrik. Untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat, pada tahun 2017 terdapat 370
dokter yang terbagi atas 131 dokter spesialis, 205 dokter umum, dan 34 dokter gigi.
Jumlah pasangan usia subur (PUS) di Provinsi Papua Barat pada tahun 2017 tercatat
sebanyak 163.921 pasangan. Penggunaan alat kontrasepsi tertinggi adalah suntik yaitu
41.427 atau 65,92 persen, sedangkan yang terendah adalah MOP atau vasektomi sebesar
109 atau 0,17 persen.
14
7. Potensi Pariwisata Papua Barat
15
persennya berada di perairan ini. Selain itu, setidaknya ada 1.104 jenis ikan, 669 jenis
moluska dan 537 jenis hewan karang yang terdapat di seluruh wilayah perairannya.
Jika Anda berniat ke Raja Ampat pada bulan Agustus ini, datanglah pada minggu
ketiga karena mulai tanggal 22 Agustus perhelatan akbar “Sail Raja Ampat 2014” akan
dibuka.
16
Ada 2 akses untuk mencapai tempat ini, yaitu dari Manokwari atau Nabire. Dari
Manokwari ke lokasi taman nasional (Pulau Rumberpon).
17
A. KONDISI FISIK PROVINSI PAPUA
18
kuat atau rebah dengan kemiringan sayap ke arah selatan Orogenesa Melanesia ini
diperkirakan mencapai puncaknya pada Pliosen Tengah.
19
Gambar 14. Peta Provinsi Papua
20
Iklim di Kabupaten Tolikara adalah iklim Tropis basah , karena dipengaruhi letak
wilayah yang berada pada ketinggian (dataran tinggi), sehingga rata- rata temperatur
uadara bervariasi antara 12oC sampai dengan 20oC. Tingkat kelembaban diwilayah ini
diatas 86%. Sedangkan angin yang bertiup sepanjang tahun adalah angin Barat daya
dengan kecepatan rata- rata 16 Knot dan terendah 2.9 knot.
a. Danau
Danau Kamaka
Danau Sentani
21
Gambar 16. Danau Sentani
Danau Sentani ini terkenal karena luas dan dikelilingi olah perbukitan. Mirip
dengan lautan yang keren. Lokasi Danau Sentani berada di lereng Pegunungan Cyclops
dengan luas sekitar 9.360 hektar. Di tengah danau, terdapat 21 pulau-pulau kecil yang
menambah daya tarik wisata andalan Papua ini. Karena lokasinya yang tak begitu jauh
dengan Jayapura, maka Danau Sentani sudah dikelola dengan baik. Fasilitasnya juga
tersedia dan lengkap.
Danau Habema
Danau Habema sering disebut sebagai danau di atas awan. Letaknya memang
berada di ketinggian 3.300 mdpl. Tepatnya di Kaki Gunung Trikora, Kabupaten
Jayawijaya. Nama Habema diambil dari seorang perwira Belanda yang mengawal tum
ekspedisi ke Puncak Trikora tahun 1909. Luas danau mencapai 224,35 hektar dan
dikelilingi oleh bukit dan gunung-gunung.
Danau Tigi
22
Gambar 18. Danau Tigi
Danau Tigi termasuk dalam wilayah Kabupaten Dogiyai dan Kabupaten Deiyai.
Kedalamannya mencapai 150 meter dan berada di ketinggian 1700 meter di atas
permukaan laut. Di bagian tengah danau terdapat pulau kecil bernama Duamo. Untuk
menjelajahinya, kamu bisa menyewa perahu hingga sore hari. Kemudian menikmati
matahari terbenam dengan langit yang begitu indah. Jangan lupa berkunjung
perkampungan adat setempat dan melihat budaya Papua yang memikat.
6. Biogeografi Papua
a. Fauna
Burung Cendrawasih Mati-Kawat Burung Cendrawasih Merah
(Paradisaea Rubra)
23
berwarna cokelat tanpa bulu warna kuning serta kawat seperti jantan, ukurannya pun
lebih kecil dibanding jantan. Cendrawasih ini dapat di temukan di hutan dataran
rendah papua.
Burung Cendrawasih Merah (Paradisaea Rubra) adalah salah satu jenis burung
cendrawasih endemik dari Papua. Burung ini memiliki bulu berwarna kuning dan
coklat, paruhnya berwarna kuning, memiliki bulu hias berwarna merah darah dan bulu
warna putih pada bagian ujung sisi perut, memiliki muka dengan bulu berwarna hijau
zambrud, serta memiliki 2 buah ekor yang panjangnya melebihi ekor lain berbentuk
pilin ganda dengan warna hitam. Ukuran jantan pada burung cendrawasih ini sekitar
75 cm.
Kura-Kura Reimani Kanguru Pohon Mantel
Emas
(Chelodina Reimanni)
Kanguru Pohon Mantel Emas (Dendrolagus Pulcherrimus) adalah salah satu jenis
kanguru pohon yang termasuk hewan endemik dari papua yaitu di hutan pegunungan
papua. Kanguru ini memiliki rambut berwarna coklat muda, kaki, pipi dan lehernya
berwarna coklat kekuningan, perut bagian bawahnya berwarna putih kusam, memiliki
2 garis berwarna keemasan di punggungnya, serta memiliki ekor yang panjang.
24
Nuri Sayap Hitam Kasuari gelambir Tunggal
(Eos Cynogenia)
Gambar 23. Nuri Sayap Hitam Gambar 24. Kasuari Gelambir Tunggal
( Sumber: floradanfauna.com )
Nuri Sayap Hitam (Eos Cynogenia) adalah salah satu jenis burung nuri yang
memiliki ukuran sedang dengan panjang skitar 30 cm. Nuri ini adalah hewan
endemik dari Papua, di Papua burung ini dapat di temukan di pesisisr pulau Biak
dan pulau-pulau di sekitar teluk cendrawasih.
Kasuari Gelambir Tunggal atau Kasuari Leher Emas (Casuarius
Unappendiculatus) adalah jenis burung kasuari endemik dari utara papua. Burung
ini adalah anggota superorder paleognathae, kasuari ini biasanya hidup menyendiri
dan akan berpasangan hanya pada musim biak.
b. Flora
25
Eucalyptus adalah flora khas yang terdapat di Papua dan pula-pulau kecil
disekitarnya, dimana jenis tumbuhan ini juga terdapat di daerah Queensland Australia
Utara.
Agatis Alba merupakan jenis tanaman conifera yang banyak di jumpai di daerah
Papua (dataran tinggi).
26
Hutan Bakau atau Mangrove adalah hutan yang tumbuh di pantai berlumpur.
Hutan bakau banyak ditemui di pantai Papau, dan daerah lain seperti Sumatera bagian
timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.
Jumlah penduduk Provinsi Papua dari hasil proyeksi yaitu sebesar 3.265.202 jiwa
pada tahun 2017 yang terdiri atas 1.718.513 penduduk laki-laki dan 1.546.689 penduduk
perempuan. Jumlah penduduk meningkat dibandingkan tahun 2016 yang hanya sebesar
3.207.444 jiwa. Sementara itu, rasio jenis kelamin Provinsi Papua Barat pada tahun 2017
sebesar 111,11. Angka ini dapat diinterpretasikan bahwa dalam 100 penduduk perempuan
terdapat 111 penduduk laki-laki.
27
Gambar 29. Rumah Adat
Rok Rumbai yaitu pakaian adat Papua berupa rok yang terbuat dari susunan daun
sagu kering yang digunakan untuk menutupi tubuh bagian bawah.
c. Tari tarian Daerah: Tari Musyoh, Tari Sajojo, Tari Yospan, Tari Perang
d. Senjata Tradisional: Pisau Belati, Busur dan Panah, Tombak, Kapak Batu
28
e. Bahasa Daerah : Bahasa Abinomn, Foya, Foja - (Jayapura ), Bahasa Abun ( Karon
Pantai), Bahasa Aghu, Dyair - (Merauke ), Bahasa Aikwakai, Tori, Aikwakai-Tori,
Sikari, Ati, Eritai, Araikurioko - (Jayapura ), Bahasa Airoran - (Jayapura), Bahasa
Airo-Sumaghaghe - (Merauke), Bahasa Ambai - (Yapen Waropen), Bahasa Amber,
Amberi, Waigeo, Waigiu - (Sorong), Bahasa Amberbaken, Kebar, Dekwambre,
Ekware - (Manokwari), Bahasa Anasi, Bahasa Ansus - (Yapen Waropen), Bahasa
Anus - (Jayapura), Bahasa Arandai, Dombanu, Sebyar, Yaban, Jaban - (Manokwari),
Bahasa Arguni - (Fakfak ), Bahasa As ?, Bahasa Asmat - (Merauke ), Bahasa Asmat
Pantai Kasuari - (Merauke), Bahasa Asmat Tengah - (Merauke),Bahasa Asmat Utara,
Keenok - (Merauke), dll
f. Lagu Daerah : Apuse, Yamko Rambe Yamko, E Mambo Simbo, Sajojo, Wesupe,
Rasine Ma Rasine, Diru Diru Nina, Goro-Gorone
g. Jenis Suku : Suku Asmat, Suku Amungme, Suku Dani, Suku Korowai, Suku Muyu,
Suku Bauzi, Suku Huli
29
Mengingat besarnya potensi lestari sumber daya ikan di Provinsi Papua, maka sektor
kelautan dan perikanan merupakan andalan yang mempunyai kekuatan besar dan peluang
untuk terus dikembangkan, sehingga pada akhirnya diharapkan aktivitas ekonomi dalam
rangka produksi dan pemasaran produk perikanan didaerah Kawasan Timur Indonesia ini
dapat menjadi salah satu sumber untuk dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) di Provinsi Papua. Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi
Papua, Ir. Astiler Maharadja, pihaknya terus berupaya untuk menggenjot peningkatan
PAD Papua melalui sektor perikanan karena sumber daya perikanan Papua memiliki
kekuatan besar dan peluang untuk terus dikembangkan. Ia menjelaskan sampai akhir
tahun 2010 saja, nilai pemanfaatan lahan usaha budidaya walaupun meningkat namun
pertumbuhannya masih tergolong rendah, dimana untuk potensi budidaya air tawar yang
mencapai 178.786 hektar tapi baru dimanfaatkan sebesar 1.163 Ha (0,65%). Kemudian
potensi budidaya payau yang mencapai 42.000 Ha, baru dimanfaatkan sebasar 495,1 Ha
(1,17%) sementara potensi budidaya laut yang mencapai 256.800 hektar baru dapat
dimanfaatkan sebesar 47,1 Ha (0.18%)
Jenis perikanan darat yang menonjol adalah ikan mas, ikan nila ( terutama ikan nila
merah ).
Luas areal budidaya perikanan air tawar adalah 106,83 ha dengan jumlah kelompok
pengelola sebanyak 162 kelompok dan anggota sebanyak 2.164 orang
f. Kehutanan
Luas hutan 1.532.991ha atau sekitar 94% dari total luas wilayah kabupaten
Hutannya antara lain, hutan tropis dengan beberapa jenis kayu yang seperti
arancria,librocedus, gerville, metrocideres, tristanis, dab daridium.
Beberapa jenis tumbuhan khas papua yang menonjol adalah papua cendrum SP dan
pordocarpus papuarnus.
Jenis tumbuhan lainnya medang, agathis, nyato, lau, merbau, kazae, adule
nase,sinore, ampou, aimamflau, kenari, nausindor, melur, bintangur dan binung.
4. Potensi Sumber Daya Alam Papua
Potensi sumber daya mineral dan energi di Provinsi Papua telah dikenal luas oleh
masyarakat international sebelum perang dunia kedua. Pada awalnya minyak bumi
merupakan komoditas yang paling menarik untuk dieksploitasi. Seorang geologist yang
bernama J.J Dozy dalam ekspedisinya pada tahun 1936 Pegunungan Tengah dalam upaya
pencarian minyak bumi, menemukan sebuah bukit berbentuk seperti gigi setinggi 131
yang kaya akan unsur tembaga. Kemudian ia mengambil sampel untuk di kirim ke
30
Universitas Leiden di Belanda. J.J Dozy menamakan bukit tersebut Erstberg yang artinya
Gunung Bijih. Pada tahun 1960 publikasi J.J Dozy tersebut dibaca oleh Fobes Wilson
dari Freeport Sulphur Co dan menindaklanjutinya dengan meninjau bukit tersebut. la.
Kemudian berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1967 Tentang Penanaman Modal Asing,
maka pada tanggal 7 April 1967 ditandatanganilah Perjanjian Kontrak Karya antara
Pemerintah Indonesia dengan Freeport McMoran Inc. Freeport mempunyai hak ekslusif
untuk mengelola daerah konsensi 10 x 10 Km2 atau seluas 100 km2 di sekitar Ertsberg.
Sejak saat itulah pertambangan modern dimulai di Provinsi Papua.
5. Pendidikan
Tahun 2017, persentase penduduk usia 7-24 tahun di Provinsi Papua yang masih
bersekolah ada sebanyak 63,43 persen sedangkan sisanya sebanyak 14,86 persen dan
21,71 persen adalah penduduk yang tidak/belum pernah sekolah dan tidak sekolah lagi.
Pada periode yang sama, Angka Partisipasi Murni (APM) di Provinsi Papua untuk
tingkat Sekolah Dasar (SD)/ Madrasah Ibtidiyah (MI)/sederajat adalah sebesar 78,83
persen. Persentase ini semakin menurun pada setiap tingkatan pendidikan sehingga APM
terendah terdapat pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah (MA)/sederajat sebesar 43,48 persen. Pola yang sama
terjadi juga untuk Angka Partisipasi Kasar (APK) dimana APK SD/MI/sederajat adalah
sebesar 92,94 persen dan menurun hingga APK SMA/SMK/MA/sederajat sebesar 67,94
persen.
6. Kesehatan
31
Fasilitas Kesehatan di Provinsi Papua pada tahun 2016 didominasi oleh Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu) sebanyak 3.085 unit sedangkan jumlah rumah sakit di
Provinsi Papua ada sebanyak 36 unit. Jumlah rumah sakit terbanyak ditemukan di Kota
Jayapura sebanyak 7 unit. Tenaga kesehatan di Provinsi Papua pada tahun 2016
didominasi oleh tenaga keperawatan sebanyak 5.744 orang. Sebanyak 41,52 persen
perempuan pernah kawin berumur 15-49 tahun yang melahirkan anak lahir hidup dibantu
proses kelahirannya oleh bidan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Papua
menunjukkan jumlah ibu hamil di Provinsi Papua pada tahun 2016 ada sebanyak 78.157
orang. Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya.
Sebanyak 65,66 persen ibu hamil melakukan kunjungan K1 namun persentase ini
menurun di kunjungan K4 menjadi 38,06 persen. Sebanyak 7,34 persen ibu hamil
dinyatakan Kurang Energi Kronis (KEK) dan 26,88 persen mendapatkan asupan zat besi.
Pada tahun 2017, imunisasi BCG menjadi imunisasi yang paling banyak didapatkan oleh
balita di Provinsi Papua yaitu sebanyak 88,17 persen. Sebaliknya sebanyak 62,62 persen
balita yang mendapat imunisasi campak/morbili yang merupakan persentase terendah
diantara imunisasi lainnya. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Provinsi Papua pada
tahun 2017 ada sebanyak 199.370 pasangan. Secara lebih lanjut, jumah peserta Keluarga
Berencana (KB) aktif ada sebanyak 158.248 orang dimana sebagian besar peserta KB
menggunakan alat suntikan yaitu sebanyak 83.863 orang. Sebaliknya Metode Operasi
Pria (MOP) menjadi metode KB yang paling sedikit dilakukan oleh peserta KB yaitu
sebanyak 592 orang.
32
Pemanfaatan dan Pendayagunaan Potensi Pariwisata
Wilayah Kabupaten Paniai mempunyai potensi objek wisata yang dapat di
kembangkan untuk meningkatkan sektor perekonomian daerah. Potensi sumber daya
tersebut meliputi wisata alam dan wisata budaya yang pada umumnya penangannya
belum dikelola secara baik.Hal ini dikarenakan objek-objek wisata tersebut belum
ditunjang oleh aksesibilitas yang memadai, promosi yang kurang, akomodasi yang
terbatas serta pengalaman kurang dalam mengelola pariwisata.
Beberapa objek wisata yang cukup potensial untuk dikembangkan di Wilayah
Kabupatan Paniai adalah Danau Paniai, Danau Tigi, Danau Tage. Objek wisata yang
mengandalkan keanekaragaman flora dan fauna adalah cagar Alam Lorenzt.
Selain objek wisata yang telah disebutkan diatas, di wilayah Kabupaten Paniai juga
terdapat objek-objek wisata lain yang berpotensi untuk dikembangkan seperti lokasi-
lokasi sumber air panas dan belerang.
Potensi Pariwisata, Seni dan Budaya di Kabupaten Paniai
Beberapa Objek Wisata yang cukup potensial untuk dikembangkan di wilayah
Kabupaten Paniai adalah sebagai berikut:
Objek wisata Danau Paniai, Danau Tage dan Danau Tigi. Lokasi Objek wisata ini
berdekatan dengan Kota Enarotali dan Waghete. Ketiga danau ini selain dapat
digunakan untuk olah raga dan tempat pemancingan, juga mempunyai pemandangan
alam yang indah.
Cagar Alam/Taman Nasional Lorenzt yang terdapat di Distrik Paniai Timur (wilayah
pegunungan). Mengingat wilayah cagar alam/Taman Nasional Lorenzt dikenakan
larangan mengambil fauna dan flora yang dilindungi serta tingkat esebilitas yang
rendah maka kunjungan wisata ke lokasi ini masih terbatas.
Sumber air panas dan belerang yang berpotensi untuk dikembangkan seperti lokasi-
lokasi sumber air panas dan belerang. Sedangkan atraksi budaya dan kehidipan
pedalaman terdapat di Enarotali, Waghete dan Distrik-distrik lainnya.
Prasarana dan Sarana Penunjang Wisata
Arus Wisatawan ke Kabupaten Paniai masih terbatas, hal ini dikarenakan sarana
transportasi untuk menuju objek-objek wisata tersebut belum begitu baik hingga
pencapaian ke lokasi wisata tidak mudah. Hal lain karena objek-objek wisata yang ada
tidak memiliki nilai spesifik dibandingkan dengan objek-objek wisata sejenis yang
ada didaerah lain. Selain itu tidak diimbanginya potensi wisata pariwisata denga
sarana penduduknya sehingga membuat objek wisata yang harusnya bisa menjadi
konsumsi regional ternyata hanya bisa dikonsumsi secara lokal.
Kebijakan Pengembangan Pariwisata Kabupaten Paniai
33
Objek/kawasan wisata yang harus memperoleh perhatian adalah objek/kawasan
wisata yang belum/sedang berkembang tetapi memiliki potensi yang sangat besar dalam
menyumbang devisa baik bagi pemerintah daerah maupun bagi pemerintah pusat. Untuk
mendukung pengembangan kawasan pariwisata ini perlu dilakukan studi perencanaan
secara detail sekaligus pengembangan prasarana dan sarana pendukungnya.
Permasalahan dan Peluang Pengembangan Wisata
Wilayah Kabupaten Paniai mempunyai potensi objek wisata yang dapat di
kembangkan untuk meningkatkan sektor perekonomian daerah. Potensi sumber daya
tersebut meliputi wisata alam dan wisata budaya yang pada umumnya penenganannya
belum dikelola secara baik. Hal ini dikarenakan objek-objek wisata tersebut belum
ditunjang oleh aksebilitas yang memadai, promosi yang kurang, akomodasi yang terbatas
serta pengalaman kurang dalam mengelola pariwisata.
34
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Papua Barat adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di ujung barat Pulau
Papua. Ibu kotanya adalah Manokwari, nama provinsi ini sebelumnya adalah Irian Jaya
Barat yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999.
Papua adalah sebuah provinsi terluas di Indonesia yang terletak di bagian tengah
pulau Papua atau bagian timur wilayah Papua milik Indonesia. Belahan timurnya
merupakan negara Papua Nugini. Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua
Bagian barat, namun sejak tahun 2003 dibagi menjadi dua provinsi dengan bagian timur
tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya memakai nama Papua Barat.
Secara astronomis, provinsi Papua terletak antara 2°25’-9°0’ Lintang Selatan dan antara
130°0’−141°0’ Bujur Timur
B. SARAN
Kami dari penyaji berharap para pembaca tidak hanya membacaa makalah ini,
tapi alangkah baiknya memahami makalah ini, serta kami dari penyaji mengharapkan
adanya kritikan dan saran dari para pembaca terhadap makalah yang telah kami buat,
agar makalah ini bisa lebih baik lagi nantinya. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih
yang sebanyak-banyaknya.
35
Daftar Pustaka
https://dtechnoindo.blogspot.com/2017/11/kebudayaan-provinsi-papua.html
36
KUIS
1. Kondisi tanah di Papua Barat hampir sama dengan Provinsi Papua dimana permukaan
tanahnya berupa?
Jawab : Tebing dan Lereng
2. Periode tumbukan Tersier antara Busur Banda dan Lempeng Benua Indo-Australia
menghasilkan kompleks-kompleks struktur 2 jalur yaitu?
Jawab: Jalur Lipatan Anjakan Papua dan Lengguru, serta Antiklin Misool-
Onin-Kumawa.
3. Tektonik Papua, secara umum dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu?
Jawab : Badan Burung atau Papua bagian timur dan Kepala Burung atau
Papua bagian barat.
4. Provinsi Papua Barat sebagian besar daerah aliran sungainya terbentuk pada
kabupaten-kabupaten di wilayah pengembangan Sorong. Sungai-sungai yang
termasuk dalam kategoti terpanjang adalah?
Jawab : Sungai Kamundan, Sungai Beraur, dan Sungai Warsamsan
5. Tarian yang berasal dari Papua Barat yang merupakan penggabungan dua tarian
tradisional yaitu Yosim tarian dan Pancar tarian adalah?
Jawab : Tarian Yospan
6. Periode tektonik utama daerah Papua dan bagian utara Benua Indo-Australia
dijelaskan dalam empat episode (Henage, 1993), yaitu?
Jawab : (1) periode rifting awal Jura di sepanjang batas utara Lempeng Benua
Indo-Australia, (2) periode rifting awal Jura di Paparan Barat laut
Indo-Australia (sekitar Palung Aru), (3) periode tumbukan Tersier
antara Lempeng Samudera Pasifik-Carolinedan Indo-Australia, zona
subduksi berada di Palung New Guinea, dan (4) periode tumbukan
Tersier antara Busur Banda dan Lempeng Benua Indo-Australia.
7. Burung yang mempunyai ukuran tubuh sangat besar dan tidak mampu terbang dan
juga menjadi fauna identitas provinsi Papua Barat adalah?
Jawab : Burung Kasuari (Casuarius casuarius)
8. Pada Kala Oligosen terjadi aktivitas tektonik besar pertama di Papua, yang merupakan
akibat dari tumbukan?
Jawab : Lempeng Australia dengan busur kepulauan berumur Eosen pada
Lempeng Pasifik.
37
9. Peristiwa tektonik penting kedua yang melibatkan Papua adalah Orogenesa Melanesia
yang berawal dipertengahan Miosen yang diakibatkan oleh adanya?
Jawab : Tumbukan Kraton Australia dengan Lempeng Pasifik
10. Danau yang terkenal luas dan dikelilingi olah perbukitan yang berada di lereng
pegunungan Cyclops dan di tengah danau terdapat 21 pulau-pulau kecil dinamakan?
Jawab : Danau Sentani
11. Burung endemik dari utara papua yang merupakan anggota superorder paleognathae,
biasanya hidup menyendiri dan akan berpasangan hanya pada musim biak
dinamakan?
Jawab : Kasuari Gelambir Tunggal atau Kasuari Leher Emas (Casuarius
Unappendiculatus)
12. Pakaian adat Papua berupa rok yang terbuat dari susunan daun sagu kering yang
digunakan untuk menutupi tubuh bagian bawah adalah?
Jawab : Rok Rumbai
13. Danau yang disebut sebagai danau di atas awan, letaknya berada tepat di kaki Gunung
Trikora, Kabupaten Jayawijaya adalah?
Jawab : Danau Habema
14. Berdasarkan posisi geografisnya, Provinsi Papua memiliki batas-batas?
Jawab : Utara - Samudera Pasifik, Selatan – Laut Arafuru, Barat – Provinsi
Papua Barat, Timur - Negara Papua Nugini.
15. Kabupaten Tolikara memiliki banyak lokasi mata air dimana arah aliran Sungainya
mengalir kebagian Utara maupun ke selatan . Sungai - Sungai yang terdapat di
wilayah itu adalah?
Jawab : Sungai Toli , Sungai Konda, Sungai Bogo, Sungai Wunin, Sungai
Kembu, Sungai Pun Sungai Kurip, Sungai Kega, Sungai Anggok, dan
Sungai Mamberamo.
38