Anda di halaman 1dari 12

Inventariasasi Endapan Gambut Daerah Kabupaten Merauke, Provinsi Papua

SARI
(Agus Subarnas1)

Daerah inventarisasi endapan gambut berada di bagian barat laut kota Merauke yang berjarak sekitar 11-20
km dari Merauke. Secara Administratif wilayah tersebut termasuk kedalam Kabupaten Merauke, Provinsi Papua.
Secara Geografis daerah penyelidikan terletak pada koordinat 14015 BT - 140 30 BT dan antara 8 15 LS - 8
30 LS.
Bagian barat Kabupaten Merauke berbatasan dengan Kabupaten Mimika, bagian utara berbatasan dengan
Kabupaten Bouven Digul, di bagian Timur berbatasan langsung dengan negara tetangga Papua Nugini, sedangkan di
bagian selatan terbuka ke laut Arafuru.
Berdasarkan peta geologi lembar Merauke, daerah penyelidikan terdiri dari endapan sungai muda, endapan
sungai tua, endapan rawa muda, endapan rawa tua, endapan pantai muda dan endapan pantai tua.
Hasil penyelidikan pada lokasi yang telah ditentukan yaitu di daerah Anasai dan sekitarnya (14015 BT -
140 30 BT dan 8 15 LS - 8 30 LS) tidak dijumpai endapan gambut, maka penyelidikan dialihkan pada beberapa
daerah alternatif lainnya yang diperkirakan terdapat endapan gambut, yaitu di daerah Kumbe (14010-140 15 BT
dan 8 15 LS-8 28 LS), Domande (14000-140 05 BT dan 8 10 LS-8 15 LS), Wapeko (14020-140 30 BT
dan 8 00 LS-8 10 LS), Rawabiru (14045-140 55 BT dan 8 38 LS-8 45 LS) dan Sota (14050-141 00
BT dan 8 25 LS-8 30 LS).
Setelah dilakukan pengamatan secara teliti pada daerah-daerah tersebut, tidak dijumpai indikasi adanya
endapan gambut. Pada umumnya daerah tersebut hanya berupa daerah dataran rendah berupa rawa, dengan
demikian selama penyelidikan berlangsung tidak didapatkan adanya endapan gambut.

1. PENDAHULUAN acuan atau pedoman bagi penggunaannya dikemudian


1.1. Latar Belakang hari.
Disadari bahwa meningkatnya kebutuhan energi
pada saat ini dan masa-masa yang akan datang perlu 1.3. Lokasi Penyelidikan
diiringi dengan meningkatkan penemuan-penemuan Daerah peninjauan berada di bagian barat laut
sumber energi baru selain yang telah biasa digunakan kota Merauke yang berjarak sekitar 11-20 km dari
selama ini yaitu minyak bumi. Sementara itu kebijakan Merauke. Secara Administratif wilayah tersebut
pemerintah dalam upaya diversifikasi energi adalah termasuk kedalam Kabupaten Merauke, Provinsi
memanfaatkan potensi energi lain yang sampai saat ini Papua.
masih belum digunakan. Salah satu sumber daya energi Di bagian barat, Kabupaten Merauke berbatasan
tersebut adalah pemanfaatan gambut, diperkirakan dengan Kabupaten Mimika, bagian utara berbatasan
bahwa potensi lahan gambut Indonesia menempati dengan Kabupaten Bouven Digul, di bagian Timur
urutan ke empat di dunia, dengan jumlah sumber daya berbatasan langsung dengan negara Papua Nugini,
gambut lebih dari 26 juta hektar. sedangkan di bagian selatan terbuka ke laut Arafuru.
Berkaitan dengan kebijakan pemerintah tersebut, Secara Geografis daerah penyelidikan terletak
maka Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral pada koordinat 14015 BT - 140 30 BT dan antara 8
melalui Proyek DIPA Pusat Sumber Daya Geologi 15 LS - 8 30 LS. Koordinat tersebut termasuk
Tahun Anggaran 2008 melakukan inventarisasi kedalam peta dasar lembar SB 54-2 (3407), Pusat
endapan gambut di Indonesia bagian timur, yaitu di Penelitian dan Pengembangan Geologi (PPPG) 1987
Kabupaten Merauke, Provinsi Papua. dan termasuk bagian dari peta geologi bersistim lembar
Merauke No. 3407 (Gambar 1).
1.2. Maksud dan Tujuan Merauke sebagai Ibukota Kabupaten dapat
Maksud dilakukannya inventarisasi gambut di dicapai dari Jakarta melalui jalur udara dan laut.
daerah ini diantaranya adalah untuk mendapatkan data Perjalanan dengan pesawat udara menempuh jalur
berupa sebaran gambut dan ketebalan lapisannya. Jakarta-Merauke selama kurang lebih 10 jam dengan
Sedangkan tujuannya untuk menentukan lokasi- transit di Ujungpandang, Biak dan Jayapura.
lokasi endapan gambut dan daerah prospeksi temuan Sedangkan untuk mencapai lokasi penyelidikan dapat
dilapangan dengan sehingga dapat diketahui potensi dijangkau dari Merauke dengan menggunakan jalan
sumber daya gambut di daerah tersebut berikut darat menggunakan kendaraan bermotor beroda 4 atau
kualitasnya yang selanjutnya dapat dipakai sebagai sepeda motor.
1
Lokasi Penyelidikan

Gambar 1. Peta indek lokasi penyelidikan

1.4. Keadaan Lingkungan


Secara Geografis Kabupaten Merauke terletak Penduduk dan Mata Pencaharian
pada koordinat 13700 00 - 141 00 00 Bujur Jumlah penduduk di Kabupaten Merauke
Timur dan antara 05 00 00 - 09 00 00 Lintang mencapai 174.710 jiwa dengan kepadatan
Selatan. Teritorial Kabupaten Merauke di bagian penduduk mencapai 3,60 jiwa/km. (Sumber data
utara berbatasan dengan Kabupaten Mappi dan :Merauke dalam angka 2006).
Kabupaten Boven Diegul, di bagian timur berbatasan Kabupaten Merauke dihuni oleh kelompok
dengan negara tetangga Papua New Guinea (PNG), Penduduk Asli yang tergolong Ras Melanesia
dan di sebelah selatan terbuka ke laut Arafuru. Ras Negroid (Pembagian menurut Antropolog
Kabupaten Merauke dengan ibukota Merauke A.L. Kroeber,DR) dan didomonasi oleh
mempunyai luas wilayah 45.071 km2 dan mempunyai kelompok suku Marind yang terdiri dari 7 marga,
11 Distrik/Kecamatan dan 160 Kampung. yakni : Samkakai, Basik-basik, Diken, Gepze,
Kabupaten Merauke saat ini ditetapkan sebagai Balagaize, Mahuze dan Kaizea, sedangkan
Kabupaten induk dari 4 kabupaten hasil pemekaran penduduk pendatang berasal dari ras Mongolid
wilayah berdasarkan UU No.26 Tahun 2002 tentang seperti : Jawa, Batak, Sulawesi (Toraja, Menado,
otonomi daerah. Sanger, Makasar dan Bugis) dan Ras Austroloid
seperti suku-suku Nusa Tenggara Timur dan
Iklim Maluku.
Kabupaten Merauke merupakan daerah tropis Sebagian besar mata pencaharian penduduk
dengan kelembaban udara yang relatif tinggi yakni kabupaten Merauke adalah petani (Kab Merauke
78,8 %. sedangkan rata-rata curah hujan di Stasiun merupakan lumbung padi di Prov Papua),
Merauke menunjukkan angka 227,7 mm dengan nelayan dan pedagang, sedangkan sebagian kecil
jumlah hari hujan sebanyak 114 hari. lainnya merupakan pegawai negeri.
Suhu udara rata-rata 26,7 C dengan suhu
tertinggi mencapai 31,0, sedangkan suhu terendah Sarana Pendidikan dan Kesehatan
23,2 C. Pada umumnya sarana pendidikan di
Secara umum Kabupaten Merauke dan wilayah kota Merauke dan beberapa daerah di
sekitarnya merupakan dataran rendah dengan Kabupaten Merauke sudah cukup memadai,
topografi antara 0 sampai 100 m diatas permukaan dimana terdapat sebanyak 60 unit sekolah taman
laut. (Sumber data: Merauke Dalam Angka tahun kanak-kanak (TK), 162 unit sekolah dasar (SD),
2006). 37 unit sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP),
1
9 unit sekolah menengah umum (SMU) dan 13 unit sepanjang 566,675 km, jalan provinsi sepanjang
sekolah menengah kejuruan (SMK). 232,452 km dan jalan kabupaten sepanjang
Jumlah tenaga dokter yang ada di Kabupaten 1.900,152 km.
Merauke sebanyak 25 orang, dengan 1 rumah sakit Kondisi jalan negara dan provinsi
umum daerah (RSUD) di kota Merauke, sarana terpelihara baik, sedang jalan kabupaten hanya
kesehatan yang ada di wilayah kecamatan merupakan sepanjang 782,796 km yang sudah diaspal,
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (Pustu). sedangkan sisanya jalan jembatan sepanjang
Beberapa penyakit yang menonjol di daerah ini 40,382 km, jalan kerikil 10,947 km dan jalan
diantaranya penderita saluran pernapasan sebanyak tanah sepanjang 1.865,154 km .
47.885 orang, Malaria 19.116 orang, HIV sebanyak
888 orang. 1.5. Waktu Penyelidikan
Kegiatan lapangan berlangsung selama 46
Sarana Transportasi hari dilanjutkan dengan dengan kegiatan kantor
Sarana transportasi yang ada di Kabupaten yang meliputi analisis dan pemerosesan data,
Merauke memang belum memadai dibanding luas analisis conto di laboratorium, pembuatan peta-
wilayahnya, tercata panjang ruas jalan di Kabupaten peta dan penyusunan laporan akhir.
Merauke 2.699,279 km, dengan rincian jalan negara Pelaksanaan kegiatan lapangan
berlangsung pada pertengahan bulan Maret
sampai awal Mei 2008, yaitu tanggal 18 Maret
2008 2 Mei 2008.

KEGIATAN JAN FEB MRT APR MEI JUN JUL AGT SEPT OKT NOV DES
STUDI PUSTAKA
PROPOSAL
PRESENTASI
LAPANGAN
PENGOLAHAN
DATA
LAPORAN
AWAL
LABORATOTIUM
LAPORAN
AKHIR
PRESENTASI
Tabel 1. Jadual Kegiatan Inventarisasi Endapan Gambut Di Kabupaten Merauke

1.6. Pelaksana dan Peralatan Penyelidikan pendamping yang berasal dari Dinas
Pelaksana Pertambangan dan energi Kabupaten Merauke.
Dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan Adapun susunan nama-nama pelaksana kegiatan
kegiatan Inventarisasi endapan gambut, di daerah Inventarisasi adalah sebagai berikut :
Kabupaten Merauke, Provinsi Papua, maka 1. Ir Agus Subarnas, dari KPP Energi Fosil,
pelaksanaan kegiatan ini didukung oleh 6 (enam) sebagai ketua tim.
orang petugas yang berasal dari Kelompok Program 2. S.M. Tobing, MSc, dari KPP Energi Fosil,
Penelitian (KPP) Energi Fosil , Pusat Sumber Daya sebagai anggota tim.
Geologi terdiri dari 2 orang ahli geologi, 2 orang juru 3. Ir. Deddy Amarullah, dari KPP Energi
bor gambut, 1 orang teknisi pengukuran dan 1 orang Fosil, sebagai anggota tim
preparator conto ditambah 1 orang petugas 4. Agus Maryono S.T, dari KPP Energi Fosil,
sebagai anggota tim.

2
5. Rochadi, dari KPP Energi Fosil, sebagai anggota 250.000 yang dilakukan oleh D. Sudana dan
tim. N. Suwarna dari Pusat Penelitian dan
6. Rahayu Gesang Kami, dari KPP Energi Fosil, Pengembangan Geologi Bandung
sebagai anggota tim. tahun1995.
7. Siti Sofia Wahida, S.T. Dari Dinas Pertambangan f. Laporan pemetaan geologi dan Peta Geologi
Kab Merauke, sebagai anggota lembar Pembre, Irian Jaya sekala 1 : 250.000
yang dilakukan oleh R.Heryanto dan
Peralatan H.Panggabean dari Pusat Penelitian dan
Peralatan lapangan yang digunakan pada Pengembangan Geologi Bandung
penyelidikan ini adalah: tahun1995.
- Peta Topografi lembar No.3407 sekala 1 : 50.000 g. Laporan pemetaan geologi dan Peta Geologi
- Peta Geologi Lb Merauke sekala 1 : 250.000 lembar Selimit, Irian Jaya sekala 1 : 250.000
- Alat Bor tangan khusus gambut yang dilakukan oleh R.Heryanto dan
- Alat ukur water Pass H.Panggabean dari Pusat Penelitian dan
- Palu geologi Pengembangan Geologi Bandung
- Kompas geologi tahun1995.
- GPS (Global Positioning System)
- Meteran 2. GEOLOGI UMUM
- Kantong conto 2.1. Stratigrafi
- Kamera Lapangan Geologi umum daerah penyelidikan
- Catatan lapangan dan alat tulis termasuk dalam bagian kerak benua Australia.
R.Heryanto dan H. Pangabean (1995)
1.7. Penyelidik Terdahulu menyebutkan bahwa batuan termuda didaerah
Penyelidikan yang dilakukan khusus mengenai ini adalah endapan permukaan yang diendapkan
endapan gambut didaerah ini belum pernah pada Kala Holosen, terdiri dari Endapan Sungai
dilakukan, akan tetapi beberapa penyelidik yang Muda, Endapan Sungai Tua, Endapan Rawa
pernah mambahas mengenai daerah ini diantaranya Muda, Endapan Rawa Tua dan Endapan Pantai.
adalah : Endapan Sungai Muda (Qr 1) litologinya
Pemda setempat melalui Dinas Pertanian Pemerintah merupakan endapan klastika lepas yang terdiri
Daerah Kabupaten Merauke pernah melakukan, yaitu: atas pasir, lumpur dan kerikil.
a. Penyelidikan umum mengenai kondisi tanah Endapan Sungai Tua (Qr 2) merupakan
untuk kepentingan pengembangan lahan endapan klastika yang tersusun dari lumpur, pasir
pertanian, yaitu berupa Laporan mengenai dan kerikil. Endapan Sungai Tua merupakan
Pewilayahan Komoditas Pertanian berdasarkan hasil endapan dataran banjir yang agak kompak.
Zona Agro Ekologi yang dilakukan oleh Dinas Kedua endapan sungai tersebut diatas
Pertanian Pemerintah Daerah Kabupaten pengendapannya masih berlangsung hingga saat
Merauke tahun 2006. ini.
b. Laporan pemetaan geologi dan Peta Geologi Endapan Rawa Muda (Qs1) terdiri atas
lembar Merauke, Irian Jaya sekala 1 : 250.000 susunan batulempung, lumpur, lanau dan pasir
yang dilakukan oleh R.Heryanto dan halus, mengandung bahan karbonan.
H.Panggabean dari Pusat Penelitian dan Pengendapan endapan rawa muda ini masih
Pengembangan Geologi Bandung tahun1995. aktif.
c. Laporan pemetaan geologi dan Peta Geologi Endapan Rawa Tua (Qs 2) merupaka
lembar Kimam (Mapi), Irian Jaya sekala 1 : endapan klastika halus terdiri dari lumpur dan
250.000 yang dilakukan oleh N. Suwarna dari pasir halus karbonan, serta gambut.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Endapan Pantai (Qc) pada umumnya
Bandung tahun 1995. adalah endapan klastika lepas, halus-kasar, terdiri
d. Laporan pemetaan geologi dan Peta Geologi dari lumpur dan pasir halus-kasar.
lembar Muting, Irian Jaya sekala 1 : 250.000 Enpadan permukaan tersebut berada tidak
yang dilakukan oleh N. Suwarna dan Kusmana selaras diatas Formasi Buru yang berumur
dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Miosen Tengah Plio Plistosen, batuannya
Geologi Bandung tahun 1995. terdiri dari batulumpur gampingan, serpih
e. Laporan pemetaan geologi dan Peta Geologi pasiran, batugamping, konglomerat aneka bahan
lembar Tanah Merah, Irian Jaya sekala 1 : dan lignit.

2
UMUR ENDAPAN PERMUKAAN
MASA ZAMAN KALA (juta tahun) SURFICIAL DEPOSITES
ERA PERIOD EPOCH AGE
(m year)
0.01
HOLOSEN Qr 1 Qr 2 Qs 1 Qs 2 Qc
KUARTER HOLOCENE
QUARTERNAY
PLISTOSEN 1,6

KENOZOIKUM
PLEISTOCENE

CENOZOIC
5.3
PLIOSEN
PLIOCENE
Tmbp

TERSIER
TERTIARY
ATAS 11.2

MIOSEN
MIOCENE
LATE

TENGAH
MIDDLE 16.6

Tabel 2. Stratigrafi Regional Daerah Penyelidikan


(R.Heryanto dan H. Pangabean, 1995)

140 15' 00? BT 140 30' 00? BT


0815' 00? LS

0815' 00? LS
Endapan Sungai Muda : Endapan klastika lepas terdiri
S. Pale Qr1 atas pasir, lumpur dan kerikil
S. Bosoge
Qs1
Seror
Endapan Sungai Tua : Endapan klastika yang tersusun
Qr2 dari lumpur, pasir dan kerikil. Endapan Sungai Tua me
be Asepebob rupakan hasil endapan dataran banjir yang agak kompak
m
Ku
S.
Endapan Rawa Muda : Terdiri atas susunan batulempung,
Qs1 lumpur, lanau dan pasir halus. mengandung bahan
karbonan
Qr1
Endapan Rawa Tua : Endapan klastika halus terdiri atas
Qs2 lumpur, pasir halus karbonan dan gambut

Endapan Pantai : Endapan klastika lepas, terdiri atas


Kebrahabob Qc
Qr2 lumpur dan pasir halus-kasar.

Kuper

Anasei Qs2 E)
Matara AUK
Wenau Qs1 AR
(M
Bahor O
AR
Jatum M
S.
Nohotiv
Urum
Merauke Sewa
Keperjk
0815' 00?LS

0815' 00? LS
Ferry
Tanjung Harom Merauke Kelapa Lima

Qc
140 15' 00? BT 140 30' 00? BT

Gambar 2. Peta Geologi Daerah Penyelidikan (R.Heryanto dan H. Pangabean, 1995


2.2. Struktur Geologi batuannya telah mengalami ubahan yang kuat.
Beberapa ahli geologi yang pernah melakukan 3. Wilayah yang batuannya merupakan batuan
penelitian di Irian jaya berpendapat bahwa secara asal dari lempeng benua Australia yaitu di bagian
regional genesa Pulau Irian diperkirakan terbentuk Selatan Irian jaya. Batuan penyusunnya
sebagai akibat tumbuhan dari lempeng Benua umumnya terdiri dari batuan klastika yang belum
Australia dan Timurlaut. Akibat tumbukan tersebut mengalami gangguan. Wilayah dengan unsur
batuan penyusun Pulau. Irian juga berkomposisi lempeng benua Australia ini mempunyai lapisan-
batuan yang berasal dari kedua lempeng tersebut. lapisan penutup yang tebal dan kemungkinkan
Menurut Visser dan Hermes (1962), Irian Jaya untuk prospek minyak bumi.
dapat dibagi dalam 3 wilayah berdasarkan komposisi
batuannya : Sedangkan E. Rusmana dkk, 1995
1. Daratan P. Irian yang dibangun oleh batuan yang membagi Irian Jaya menjadi 6 bagian
berasal dari lempeng samudera, sebagian besar berdasarkan pada Mandala Geologinya yaitu
terdiri dari ofiolit dan batuan hasil gunungapi Kerak Benua, Kerak Samudra, Jalur sesar naik
yang berkomposisi sedang - basa. Anjak Pegunungan Tengah, Jalur Ofiolit Irian
2. Daratan hasil tumbukan lempeng samudera dan jaya, Cekungan Irian jaya Utara dan Cekungan
lempeng benua dicirikan dengan gangguan Wapoga
struktur dan tektonik yang kuat, wilayah ini Berdasarkan pembagian Mandala geologi
dinamakan Jalur Anjak Pegunungan Tengah. tersebut daerah yang akan diselidiki merupakan
Bagian Utara Jalur Anjak Pegunungan Tengah bagian dari kerak benua atau lempeng benua
terdiri dari Batuan Ultramafic, Gabro dan Batuan Australia. (Gambar. 3).
Gunungapi asal Kerak Samudera. Pada bagian Tidak ada pengaruh struktur geologi
Selatan, jalur Pegunungan Tengah terlipat kuat, didaerah yang akan diselidiki. Diperkirakan
tersesarkan (umumnya terdiri dari sesar-sesar tektonik yang terekam di daerah ini hanya berupa
sungkup). Bagian tengah merupakan daerah pengangkatan yang menghasilkan undak sungai
selebar + 30km, merupakan jalur cekungan, dan pantai.

KERAK SAMUDERA

KERAK BENUA

CEKUNGAN WAPOGA

CEKUNGAN IRIAN JAYA UTARA

JALUR SESAR ANJAK PEG TENGAH

JALUR OFIOLIT IRIAN JAYA

DAERAH PENYELIDIKAN

Gambar 3. Mandala Geologi dan Tektonika Utama Irian Jaya (E.Rusmana dkk, 1995)

3
2.3. Endapan Gambut 4. N. Suwarna dan Kusnama, 1995, P3G
Secara alami tumbuhan yang mati tertimbun Bandung, Pemetaan Geologi Lembar
dibawah permukaan, sebagian tidak sempat Muting, Irian Jaya skala 1 : 250.000
teroksidasi. Secara bertahap sisa tumbuhan yang mati 5. D. Sudana dan N. Suwarna, 1995, P3G
tertimbun dalam keadaan jenuh air, sebagian besar Bandung, Pemetaan Geologi Lembar Tanah
terurai oleh mikroba aerob dan anaerob menjadi Merah, Irian Jaya skala 1 : 250.000
gambut. 6. N. Suwarna, 1995, P3G Bandung, Pemetaan
Gambut topogenous terbentuk diatas endapan Geologi Lembar Pembre, Irian Jaya skala 1
dataran pantai yang berbutir halus. Dengan : 250.000
tertimbunnya tumbuhan yang mati secara terus 7. R.Heryanto dan H.Panggabean, 1995, P3G
menerus, tumbuhan yang hidup di atasnya tidak dapat Bandung, Pemetaan Geologi Lembar
mencapai tanah yang kaya akan sari makanan dan Selimit, Irian Jaya skala 1 : 250.000
mineral di bawahnya. Makin keatas dari endapan
gambut topogenous tersebut terbentuk endapan 3.1.2. Pengumpulan Data Primer
gambut Ombrogenous. Pengumpulan data primer dilakukan
Indikasi yang paling khas dari endapan gambut melalui eksplorasi langsung dilapangan dimana
yang terbentuk tersebut dan terlihat pada saat ini kegiatan yang dilakukannya adalah :
diantaranya adalah terdapatnya suatu morfologi - Mencari lokasi endapan gambut dari informasi
dataran rendah dan biasanya berawa pada suatu basin yang pernah didapatkan, kemudian
yang diisi oleh sedimen yang sangat kaya akan mengembangkan informasi tersebut
material organik. Basin yang terbentuk tersebut berdasarkan temuan yang didapatkan di
biasanya dibatasi oleh dua tanggul sungai. Salah satu lapangan.
indikasi adanya endapan gambut yang paling umum - Dilakukan pengukuran kududukan dan tebal
seringkali aliran sungai yang dilalui oleh endapan endapan dimana pengamatan endapan gambut
gambut berwarna hitam dengan PH air yang relatif tersebut dilakukan dengan melakukan
lebih rendah (asam) karena terkontaminasi oleh pemboran dangkal sampai kedalaman
endapan gambut tersebut. maksimal 15 m menggunakan alat bor tangan
Di daerah yang diselidiki dimana endapan gambut khusus gambut.
terakumulasi semula diperkirakan berada diantara 2 - Dilakukan deskripsi gambut langsung dari core
tanggul sungai yang cukup besar di daerah tersebut yang didapatkan hasil pemboran.
yakni diantara tanggul S. Kumbe dan S. Maro dan - Dokumentasi seperlunya.
berdasarkan interpretasi dari peta topografi serta dan - Dilakukan pengambilan conto gambut sekitar
peta geologi, gambut tersebut berada pada endapan 0.5 kg 1.5 kg/0.5 m dan dikompositkan pada
rawa tua disekitar bagian barat laut kota Merauke. setiap 1 lubang bor untuk keperluan analisis
laboratorium.
3. KEGIATAN PENYELIDIKAN - Titik-titik bor diikat dengan alat GPS
3.1. Penyelidikan Lapangan - Dilakukan pengukuran beda tinggi dengan alat
3.1.1. Pengumpulan Data Sekunder ukur water pass pada tiap titik bor yang
Pengumpulan data sekunder dilakukan baik dilakukan dan pada setiap lintasan yang dilalui.
yang berasal dari studi litelatur berupa laporan dari
penyelidik terdahulu maupun dari informasi lisan Pengumpulan data primer endapan gambut
yang didapat dari berbagai pihak. Data Sekunder juga dilakukan sesuai dengan rencana awal yaitu di
kami dapatkan berdasarkan informasi dari beberapa daerah Anasai dan sekitarnya atau pada
Instansi Pemerintah di daerah di Merauke, antara lain koordinat 14015 BT - 140 30 BT dan antara
dari Dinas Pertambangan Energi dan Lingkungan 8 15 LS - 8 30 LS, akan tetapi di daerah
Hidup, Dinas Pertanian, dan Dinas Kehutanan. Selain tersebut tidak dijumpai adanya endapan gambut,
itu informasi juga didapat dari masyarakat setempat. sehingga dilakukan penyelidikan pada beberapa
Beberapa data sekunder berupa litelatur dan laporan daerah alternatif lainnya yang diperkirakan
yang cukup penting diantaranya adalah : terdapat endapan gambut.
1. Laporan Pewilayahan Komoditas Pertanian Penyelidikan dan pengambilan data primer
Berdasarkan Zona Agro Ekologi.Dinas Pertanian endapan gambut selanjutnya dilakukan pada
Kabupaten Merauke, 2006 daerah Kumbe (14010 - 140 15 BT dan 8
2. R.Heryanto dan H.Panggabean, 1995, P3G 15 LS - 8 28 LS), Domande (14000 - 140
Bandung, Pemetaan Geologi Lembar Merauke, 05 BT dan 8 10 LS - 8 15 LS), Wapeko
Irian Jaya skala 1 : 250.000 (14020 - 140 30 BT dan 8 00 LS - 8 10
3. N. Suwarna, 1995, P3G Bandung, Pemetaan
LS), Rawabiru (14045 - 140 55 BT dan 8
Geologi Lembar Kimaan (Mapi), Irian Jaya
skala 1 : 250.000
4
38 LS - 8 45 LS) dan Sota (14050 - 141 00 BT mencolok antara daerah yang satu dengan daerah
dan 8 25 LS - 8 30 LS). lainnya. Daerah Kabupaten Merauke ini
Setelah dilakukan pengamatan secara teliti pada termasuk ke dalam tahapan geomorfologi tua
daerah-daerah tersebut tidak dijumpai indikasi yang bisa ditunjukkan dengan adanya pola aliran
endapan gambut. Pada umumnya daerah tersebut sungai yang meandering. Pada endapan pantai
hanya berupa daerah rawa, dengan demikian selama muda, endapan rawa muda dan endapan sungai
penyelidikan berlangsung tidak didapatkan data muda kegiatan pengendapan masih terus
primer yang diharapkan. berlangsung.

3.2 Analisis Laboratorium 4.1.2. Stratigrafi


Analisis laboratorium merupakan pekerjaan Daerah penyelidikan terdiri dari endapan
non lapangan terdiri atas pengolahan data hasil sungai muda, endapan sungai tua, endapan rawa
lapangan diantaranya preparasi dan Analisis conto muda, endapan rawa tua, endapan pantai,
gambut dan pembuatan laporan akhir. endapan pantai muda, endapan pantai tua.
Analisis conto gambut yang dilakukan adalah Endapan-endapan yang terdapat di daerah
analisis kimia untuk menentukan kualitas gambut. penyelidikan berturut-turut dari tua ke muda
Adapun beberapa parameter yang dihasilkan dari sebagai berikut :
analisa tersebut diantaranya dapat menentukan Endapan Pantai Tua (Qc2) merupakan
kandungan kalori, karbon tertambat, kadar abu, endapan tertua di daerah penyelidikan,
kandungan pengotor/abu, mendeteksi kemungkinan merupakan endapan klastika lepas - agak
adanya sulfur, persentasi zat terbang, kandungan air, padu, terdiri dari lumpur, lanau, dan pasir
kelembaban, keasaman dan bulk density. halus-kasar mengandung bahan karbonan,
tersebar luas di daerah Kawasan Taman
3.3. Pengolahan Data Nasional Wasur.
Sedangkan tahap selanjutnya yaitu Endapan Pantai Muda (Qc1) merupakan
menganalisa conto-conto hasil lapangan, endapan klastika lepas, halus-kasar , terdiri
menginterpretasikan geometri endapan gambut dan dari lumpur dan pasir halus-kasar.
membuat laporan akhir lengkap dengan peta sekala 1 Endapan Rawa Tua (Qs2) merupakan
: 50.000 disertai dengan peta isopachnya dilakukan di endapan klastika sangat halus, terdiri dari
kantor. lumpur dan pasir sangat halus mengandung
Sehubungan endapan gambut tidak didapatkan, bahan karbonan.
maka sebaran gambut berikut geometri dan peta Endapan Rawa Muda (Qs2) merupakan
isopach gambut tidak dapat digambarkan demikian endapan klastika sangat halus yang tersusun
juga pengolahan data hasil analisis conto gambut dari pasir halus, lumpur humusan, lempung
tidak dapat dilakukan. Pekerjaan pengolahan data pasiran dan lanau.
yang dilakukan hanya ploting dan penggambaran Endapan Sungai Tua (Qr2) merupakan
lintasan pengamatan. endapan klastika agak kompak yang
tersusun dari lumpur, pasir dan kerikil,
4. HASIL PENYELIDIKAN merupakan hasil endapan dataran banjir.
4.1. Geologi Daerah Penyelidikan Endapan Sungai Muda (Qr1) merupakan
4.1.1 Geomorfologi endapan klastika lepas terdiri dari pasir,
Berdasarkan peninjauan di lapangan daerah lumpur dan kerikil, merupakan dataran
yang diselidiki termasuk dalam zona dataran rendah banjir.
dan endapan rawa dengan ketinggian <5 m 15 m
diatas permukaan laut. 4.1.3. Stuktur Geologi
Kearah selatan dataran rendah ini Secara umum di daerah penyelidikan tidak
berkembang menjadi endapan rawa dan endapan dijumpai adanya struktur geologi yang terjad, hal
pantai. ini karena daerah penyelidikan merupakan
Sedangkan kearah utara endapan rawa-rawa ini endapan kuarter yang pada umumnya merupakan
makin berkurang, hal ini dicerminkan oleh keadaan daeran endapan rawa.
topografinya dimana garis konturnya menunjukan Akan tetapi Kegiatan tektonik daerah ini diduga
angka yang makin meninggi diatas 20 m diatas berlangsung sejak Zaman Paleozoikum. Adapun
permukaan laut dan morfologinya menjadi daerah kegiatan tektonika berumur Kuarter diduga
dataran rendah. terutama dipengaruhi oleh gaya yang berarah
Geomorfologi daerah penyelidikan relatif Baratlaut Tenggara, namun tidak menutup
seragam yaitu suatu satuan pedataran rendah, yang kemungkinan juga yang berarah Timurlaut
berupa geomorfologi daerah sungai, pantai dan rawa Baratdaya dan Utara Selatan. Kegiatan
sehingga tidak dijumpai perbedaan morfologi yang pengangkatan ditandai oleh adanya endapan
5
sungai terbiku dan endapan undak sungai, serta Lokasi alternatif 3 (Blok Wapeko) berada
meluasnya endapan rawa. Pengangkatan ini di bagian utara daerah penyelidikan awal yaitu di
nampaknya dikontrol oleh kegiatan tektonika yang desa Wapeko dan sekitarnya, berjarak lebih
berlangsung sampai sekarang. kurang 65 km dari kota Merauke. Lokasi ini
terletak pada koordinat 14020 BT - 140 30
4.2. Potensi Endapan Gambut BT dan antara 8 00 LS - 8 10 LS.
Seperti telah dibahas secara singkat pada bab Pada lokasi ini penyelidikan dilakukan dengan
3.1.2 dimana sesuai dengan rencana kerja, lokasi menyusuri anak sungai Kumbe dan cabang-
penyelidikan adalah di desa Anasai dan sekitarnya cabang sungainya serta melalui kanal yang ada.
yaitu pada koordinat 14015 BT - 140 30 BT dan Dari penyusuran yang dilakukan, tidak dijumpai
antara 8 15 LS - 8 30 LS. (Gambar. 2). adanya indikasi endapan gambut. Secara umum
Akan tetapi setelah dilakukan pengamatan dilapangan daerah ini merupakan daerah berawa dengan air
endapan gambut di daerah tersebut tidak dijumpai. yang berwarna coklat kehitaman. Pada bagian
Pada umumnya dilokasi penyelidikan tersebut hanya dasar rawa litologinya berupa lempung karbonan
berupa endapan rawa dengan litologi berupa lempung berwarna coklat kehitaman (Foto 2).
berwarna hitam yang ditutupi oleh lapisan humus
dengan tebal sekitar 10- 15 cm. Lokasi Alternatif 4
Berdasarkan kenyataan tersebut maka lokasi Lokasi alternatif 4 terletak dibagian timur
penyelidikan diarahkan pada beberapa lokasi lokasi penyelidikan awal, yaitu di desa Rawabiru
alternatif yang dipilih berdasarkan pertimbangan dan sekitarnya (Blok Rawabiru). Secara
bahwa didaerah tersebut terdapat penyebaran endapan geografis blok Rawabiru terletak pada koordinat
rawa tua (Qs2) yang diduga mengandung endapan 14045 BT - 140 55 BT dan antara 8 38 LS -
gambut. 8 45 LS. Lokasi ini berjarak lebih kurang 70
km dari kota Merauke dan merupakan daerah
Lokasi Alternatif 1. pengawasan Pos Pengamanan Perbatasan RI-
Lokasi alternatif 1 terletak dibagian barat PNG Rawabiru (Pos Pamtas RI-PNG).
lokasi penyelidikan awal, yaitu di desa Kumbe dan Selama penyelidikan dilakukan, tidak dijumpai
sekitarnya (Blok Kumbe). Secara geografis terletak adanya endapan gambut. Pada umumnya daerah
pada koordinat 14010 BT - 140 15 BT dan antara ini merupakan daerah rawa yang sangat luas dan
8 15 LS - 8 28 LS menerus sampai ke masuk ke wilayah negara
Selama penyelidikan, tidak dijumpai adanya endapan tetangga PNG. Pemda Kota Merauke
gambut. Pada umumnya daerah ini merupakan memanfaatkan air rawa ini menjadi sumber air
endapan rawa dengan litologi berupa lempung PDAM untuk kota Merauke.
berwarna hitam yang ditutupi oleh lapisan humus
dengan tebal sekitar 10- 15 cm. Kenampakan litologi Lokasi Alternatif 5
ini secara vertikal dapat diamati pada kanal-kanal Lokasi alternatif 5 terletak dibagian timur
yang baru dibuat untuk keperluan dranasi areal laut lokasi penyelidikan awal, yaitu di desa Sota
persawahan (Foto 1). dan sekitarnya (Blok Sota). Secara geografis blok
Sota terletak pada koordinat 14050 BT - 141
Lokasi Alternatif 2 00 BT dan antara 8 25 LS - 8 30 LS. Lokasi
Lokasi alternatif 2 (Blok Domande) berada ini berjarak lebih kurang 80 km dari kota
dibagian baratlaut lokasi alternatif 1, yaitu di desa Merauke dan berada pada garis demarkasi RI-
Domande dan sekitarnya terletak pada koordinat PNG yang berada diabawah pengawasan Pos
14000 BT - 140 05 BT dan antara 8 10 LS - 8 Pengamanan Perbatasan RI-PNG Sota (Pos
15 LS. Di daerah ini endapan gambut juga tidak Pamtas RI-PNG).
dijumpai, Sebagian besar daerah ini tengah dalam
pengolahan untuk areal persawahan, dimana kanal- Selama penyelidikan dilakukan, tidak
kanal drainase sedang dalam taraf pembuatan. dijumpai adanya endapan gambut. Pada
Endapan rawa yang ada kearah utara agak berkurang, umumnya daerah ini sebagian merupakan rawa.
litologinya berangsur berubah menjadi endapan Kearah barat (PNG) dan timur endapan rawa
lempung lanauan berwarna abu-abu kecoklatan dan berkurang, litologinya berangsur berubah
sebagian ditutupi oleh endapan aluvium sungai, menjadi endapan lempung lanauan berwarna
sedangkan kearah selatan merupakan endapan pantai abu-abu kecoklatan dan dibagian utara sebagian
ditutupi oleh endapan aluvium sungai.
Lokasi Alternatif 3

6
Foto 1. Singkapan lempung coklat kehitaman yang Foto 2. Endapan rawa dengan air yang berwarna
Diamati pada kanal di daerah Kumbe hitam di daerah Wapeko, bagian dasar rawa
merupakan lempung karbonan berwarna
coklat kehitaman.

Data Lapangan dan Interpretasi End Gambut


Selama penyelidikan berlangsung tidak penyelidikan pada beberapa lintasan yang dilakukan
dijumpai adanya indikasi endapan gambut. Data hasil dapat disarikan pada tabel 3 dibawah ini.

Tabel 3. Data hasil kegiatan penyelidikan


No Blok Penyelidikan Koordinat Keadaan umum/litologi

Endapan rawa dengan litologi berupa


Anasai 14015 - 140 30 BT lempung berwarna hitam yang ditutupi oleh
1
(Penyelidikan awal) 8 15 LS - 8 30 LS lapisan humus dengan tebal sekitar 10- 15
cm
Endapan rawa dengan litologi berupa
Kumbe 14010 - 140 15 BT lempung berwarna hitam yang ditutupi oleh
2
(Alternatif 1) 8 15 LS - 8 28 LS lapisan humus dengan tebal sekitar 10- 15
cm
Endapan rawa, kearah utara agak berkurang,
litologinya berangsur berubah menjadi
Domande 14000 - 140 05 BT endapan lempung lanauan berwarna abu-abu
3
(Alternatif 2) 8 10 LS - 8 15 LS. kecoklatan dan sebagian ditutupi oleh
endapan aluvium sungai, kearah selatan
merupakan endapan pantai
Endapan rawa dengan air yang berwarna
Wapeko 14020 - 140 30 BT coklat kehitaman. Pada bagian dasar rawa
4
(Alternatif 3) 8 00 LS - 8 10 LS litologinya berupa lempung karbonan
berwarna coklat kehitaman
Rawabiru 14045 - 140 55 BT Endapan rawa yang sangat luas
5
(Alternatif 4) 8 38 LS - 8 45 LS
Endapan rawa. Kearah barat (PNG) dan
timur endapan rawa berkurang, litologinya
Sota 14050 - 141 00 BT berangsur berubah menjadi endapan
6
(Alternatif 5) 8 25 LS - 8 30 LS lempung lanauan berwarna abu-abu
kecoklatan dan dibagian utara sebagian
ditutupi oleh endapan aluvium sungai

7
Dari hasil penyelidikan yang dilakukan pada lokasi Domande (alternatif 2), Blok Wapeko
rencana kerja dan dilanjutkan pada 5 lokasi alternatif (alternatif 3), Blok Rawabiru (alternatif 4)
diluar lokasi yang direncanakan tidak dijumpai dan Blok Sota (alternatif 5) yang tersebar
adanya indikasi endapan gambut. Dengan demikian disekitar Kabupaten Merauke tidak dijumpai
dapat dikatakan bahwa didaerah penyelidikan yaitu adanya indikasi endapan gambut.
Kabupaten Merauke dan sekitarnya tidak mempunyai
potensi endapan gambut. Saran
Dari hasil penyelidikan maka disarankan
4.3. Prospek Pemanfaatan dan Pengembangan bahwa didaerah Kabupaten Merauke dan
Endapan Gambut sekitarnya tidak diperlukan penyelidikan
Endapan gambut yang diperkirakan endapan gambut lebih lanjut.
diendapkan pada endapan Rawa Tua (Qs 2) seperti
yang dilaporkan oleh beberapa peyelidik terdahulu, DAFTAR PUSTAKA
pada daerah penyelidikan tidak dijumpai. Dengan Agus Subarnas., 2002 : Inventarisasi Endapan
tidak dijumpainya endapan gambut di daerah Gambut di daerah Kendawangan dan
Kabupaten Merauke dan sekitarnya, maka dapat sekitarnya, Propinsi Kalimantan Barat dan
dikatakan bahwa prospek pemanfaatan dan Kalimantan Tengah
pengembangan endapan gambut di daerah Kabupaten Anderson J.A.B. and Muller S., 1975:
Merauke tidak ada. Polynological study of a Holocene peat and
Miocene coal deposit from NW Borneo.
5. KESIMPULAN DAN SARAN E. Rusmana, K. Parris, U. Sukanta dan H.
Kesimpulan Samodra, 1995 : Peta Geologi Bersistem
Sebagai akhir dari pembahasan uraian didepan Lembar Timika (Tembagapura)-3211, Irian
yang diawali mulai dari studi pustaka, eksplorasi Jaya. Sekala 1 : 250.000.
langsung dilapangan, hasil pengamatan di lapangan, Dinas Pertanian Kabupaten Merauke., 2006 :
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai Laporan Pewilayahan Komoditas Pertanian
berikut: Berdasarkan Zona Agro Ekologi.
1. Geomorfologi daerah penyelidikan relatif D. Sudana dan N. Suwarna, 1995, P3G Bandung,
seragam yaitu suatu satuan pedataran rendah, Pemetaan Geologi Lembar Tanah Merah,
yang berupa geomorfologi daerah sungai, pantai Irian Jaya skala 1 : 250.000
dan rawa sehingga tidak dijumpai perbedaan N. Suwarna, 1995, P3G Bandung, Pemetaan
morfologi yang mencolok antara daerah yang Geologi Lembar Kimaan (Mapi), Irian Jaya
satu dengan daerah lainnya. Daerah Kabupaten skala 1 : 250.000
Merauke ini termasuk ke dalam tahapan N. Suwarna dan Kusnama, 1995, P3G Bandung,
geomorfologi tua yang bisa ditunjukkan dengan Pemetaan Geologi Lembar Muting, Irian
adanya pola aliran sungai yang meandering. Pada Jaya skala 1 : 250.000
endapan pantai muda, endapan rawa muda dan N. Suwarna, 1995, P3G Bandung, Pemetaan
endapan sungai muda kegiatan pengendapan Geologi Lembar Pembre, Irian Jaya skala 1
masih terus berlangsung. : 250.000
2. Keadaan umum daerah yang diperkirakan R.Heryanto dan H. Pangabean, 1995 : Peta
terdapat endapat gambut yaitu pada endapan Geologi Bersistem Indonesia Lembar
rawa tua (Qs 2) pada umumnya hanya Merauke-3407, Irian Jaya. Sekala 1 :
merupakan endapan rawa dengan batuan 250.000.
dasarnya berupa lempung lanauan berwarna abu- R.Heryanto dan H.Panggabean, 1995, P3G
abu kekitaman sampai hitam dan pada beberapa Bandung, Pemetaan Geologi Lembar
tempat bersifat karbonan. Sedangkan pada Selimit, Irian Jaya skala 1 : 250.000
daerah lain yang tidak berawa, litologi tersebut Supardi, 1984: Detail exploration on the
ditutupi oleh lapisan humus dengan tebal antara proposed peat production area I, Rasau Jaya
10-15 cm. West Kalimantan, DMR.
3. Dari 6 lokasi yang diselidiki yaitu Blok Anasai Team Gambut, 1991: Endapan Gambut di daerah
(lokasi awal), Blok Kumbe (alternatif 1), Blok Kendawangan Propinsi Kalimantan Barat.

8
P. SUPIORI
14000' BT 14015' BT 14030' BT 14045' BT 14100' BT MANOKWARI P. NUMPOR P. BIAK
LS 800' LS
P. MIOSUM
Matabor
Eramke P. YAPEN
Apouwor
Sarmi
Qs1 Qs1
Qs2 Kaliki Betap

Jakaubob Qs1
JAYAPURA
Qr1 Qr1 Jawar
P. MOOR

S. Kura
TELUK
PROVINSI CENDRAWASIH
IRIAN JAYA BATAR Mapa nwa inami

W andai
K umupal Lerah
NABIRE BOKONDINI
wanggar Ill aga

Blok Wapeko Qr1


Yamur
M apia
E na ro tali
Tiom
P
S. BIAN WAMENA
A
Alternatif 3
W aghete
Qs2 l. Etn
a
Te Tembagapura
Qs1 Yapekopra U ta
Angguruk

pu O takwa
Cumb uyum
P
mra
Kokenau

ba S . Ta
A mama pare Y apero

TIMIKA Mene psyemere


U
asu
Kasikribob Qs2 Sub
Sawaerma Okasibil
A
S.

i
wib
Teluk A gats

S . Sa
Flaminggo Kaima
A mana mkai Waropko
N
LA A winyerep
INDIPTANA

Qs1 UT TANAH MERAH


U
Wemiabob P ir im apun

tum
AR K epi
G
Qs2 AF
Koba

Ja
Qs2 U
UR

S.
Bade

Qs2 Qr1 A MUTING N


m P. DOLAK
tu Kaira
I
nja
(P. YOS SUDARSO)

Qs1 Sa
S. Okaba

Kumba

P. KOMORO MERAUKE
MOPAH
Daerah Penyelidikan

Wilianokebob Peta Lokasi Penyelidikan


Torambob Kandorbob
kermatibob Qs2
Qs2

Woman

)
Qr1

KE
Blok Domande Qs1

AU
Qs1

ER
Qs2
Alternatif 2 Qs1

(M
Orangjanibob U

O
AR
LS

S.

M
S.
Sa
S. Pali Malbob S.
Blok Awal Da

najo
S. Bosoge im
uli

S.
Qs1

Sar
Seror
Tawargibob

kom
be

bo
m Asepebob
Onggari Ku Qr1
S.
SKALA 1 : 250.000
Qr2 0 1 2 3 4 5 Km

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Cm
Qs2
Kalburse

Qr2
Kumbe Qr1
Blok Kumbe
Alternatif 1
Kebrahabob
Pangbabob
Keterangan :
Kuper Qr1

aribob
ENDAPAN SUNGAI MUDA : Endapan klastika lepas terdiri dari pasir, lumpur
Anasei
Qr1 dan kerikil, merupakan dataran banjir.
Qs2
Matara
Qs1 Sota
Wenao
Bahor Parambob
Jatum ENDAPAN SUNGAI TUA : Endapan klastika yang tersusun dari lumpur, pasir
Qr2
Nohotiv dan kerikil, merupakan hasil endapan dataran banjir yang agak kompak.
Qs2
urum
Merauke
Sewa Blok Sota Qs1

MERAUKE
Feri
Alternatif 5
Daud
Kelapa Lima ENDAPAN RAWA MUDA : Endapan klastika halus yang tersusun dari lempung,
Mbur Qs1
Tanjung Harom lumpur, lanau dan pasir halus, mengandung bahan karbonan.
Qc Baruwebob
LS
Merauke
Muli
Buli
Sepadem Qr1
ENDAPAN RAWA TUA : Endapan klastika halus yang terdiri dari lumpur dan
Mapa Qs2
pasir halus karbonan serta gambut.
Sepadem Laut Bengu

Kayakay
S. Janggandur
Da
rire ENDAPAN PANTAI : Endapan klastika lepas, halus - kasar terdiri dari lumpur
Qc
dan pasir halus - kasar.

Qc
Kembapi Qs2

Sungai

Darirebob
Qs1
Nasim Qr1
Qr1

Jalan
Bertabob

Qs1
Sota Kampung
Qs1

Kutamap Blok Rawa Biru


Alternatif 3 Qs2 Qs1

Qs2 Batas Litologi

Qs2
Qc

LS

Lintasan

Qs2 Qr1

Blok Penyelidikan Awal


Tomerou

Qc Qs1

Blok Penyelidikan Tambahan

Kurkari
Qs1

Bobabatan

Qc
Qr1

Qr1 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN GEOLOGI
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN

PETA GEOLOGI DAN LOKASI PENYELIDIKAN GAMBUT


DAERAH MERAUKE
Qs1 KABUPATEN MERAUKE, PROVINSI PAPUA
Qc
LS 900' LS Diperiksa : Ir. Asep Suryana
Disusun : Ir. R. Agus Subarnas Tahun : 2008
14000' BT 14100' BT
Digambar : Agus Maryono Disetujui : Ir. Sukardjo, M.Sc Nomor Peta : 1

Gambar 4. Peta Geologi dan lokasi penyelidikan endapan gambut daerah Merauke

Anda mungkin juga menyukai