SARI
(Agus Subarnas1)
Daerah inventarisasi endapan gambut berada di bagian barat laut kota Merauke yang berjarak sekitar 11-20
km dari Merauke. Secara Administratif wilayah tersebut termasuk kedalam Kabupaten Merauke, Provinsi Papua.
Secara Geografis daerah penyelidikan terletak pada koordinat 14015 BT - 140 30 BT dan antara 8 15 LS - 8
30 LS.
Bagian barat Kabupaten Merauke berbatasan dengan Kabupaten Mimika, bagian utara berbatasan dengan
Kabupaten Bouven Digul, di bagian Timur berbatasan langsung dengan negara tetangga Papua Nugini, sedangkan di
bagian selatan terbuka ke laut Arafuru.
Berdasarkan peta geologi lembar Merauke, daerah penyelidikan terdiri dari endapan sungai muda, endapan
sungai tua, endapan rawa muda, endapan rawa tua, endapan pantai muda dan endapan pantai tua.
Hasil penyelidikan pada lokasi yang telah ditentukan yaitu di daerah Anasai dan sekitarnya (14015 BT -
140 30 BT dan 8 15 LS - 8 30 LS) tidak dijumpai endapan gambut, maka penyelidikan dialihkan pada beberapa
daerah alternatif lainnya yang diperkirakan terdapat endapan gambut, yaitu di daerah Kumbe (14010-140 15 BT
dan 8 15 LS-8 28 LS), Domande (14000-140 05 BT dan 8 10 LS-8 15 LS), Wapeko (14020-140 30 BT
dan 8 00 LS-8 10 LS), Rawabiru (14045-140 55 BT dan 8 38 LS-8 45 LS) dan Sota (14050-141 00
BT dan 8 25 LS-8 30 LS).
Setelah dilakukan pengamatan secara teliti pada daerah-daerah tersebut, tidak dijumpai indikasi adanya
endapan gambut. Pada umumnya daerah tersebut hanya berupa daerah dataran rendah berupa rawa, dengan
demikian selama penyelidikan berlangsung tidak didapatkan adanya endapan gambut.
KEGIATAN JAN FEB MRT APR MEI JUN JUL AGT SEPT OKT NOV DES
STUDI PUSTAKA
PROPOSAL
PRESENTASI
LAPANGAN
PENGOLAHAN
DATA
LAPORAN
AWAL
LABORATOTIUM
LAPORAN
AKHIR
PRESENTASI
Tabel 1. Jadual Kegiatan Inventarisasi Endapan Gambut Di Kabupaten Merauke
1.6. Pelaksana dan Peralatan Penyelidikan pendamping yang berasal dari Dinas
Pelaksana Pertambangan dan energi Kabupaten Merauke.
Dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan Adapun susunan nama-nama pelaksana kegiatan
kegiatan Inventarisasi endapan gambut, di daerah Inventarisasi adalah sebagai berikut :
Kabupaten Merauke, Provinsi Papua, maka 1. Ir Agus Subarnas, dari KPP Energi Fosil,
pelaksanaan kegiatan ini didukung oleh 6 (enam) sebagai ketua tim.
orang petugas yang berasal dari Kelompok Program 2. S.M. Tobing, MSc, dari KPP Energi Fosil,
Penelitian (KPP) Energi Fosil , Pusat Sumber Daya sebagai anggota tim.
Geologi terdiri dari 2 orang ahli geologi, 2 orang juru 3. Ir. Deddy Amarullah, dari KPP Energi
bor gambut, 1 orang teknisi pengukuran dan 1 orang Fosil, sebagai anggota tim
preparator conto ditambah 1 orang petugas 4. Agus Maryono S.T, dari KPP Energi Fosil,
sebagai anggota tim.
2
5. Rochadi, dari KPP Energi Fosil, sebagai anggota 250.000 yang dilakukan oleh D. Sudana dan
tim. N. Suwarna dari Pusat Penelitian dan
6. Rahayu Gesang Kami, dari KPP Energi Fosil, Pengembangan Geologi Bandung
sebagai anggota tim. tahun1995.
7. Siti Sofia Wahida, S.T. Dari Dinas Pertambangan f. Laporan pemetaan geologi dan Peta Geologi
Kab Merauke, sebagai anggota lembar Pembre, Irian Jaya sekala 1 : 250.000
yang dilakukan oleh R.Heryanto dan
Peralatan H.Panggabean dari Pusat Penelitian dan
Peralatan lapangan yang digunakan pada Pengembangan Geologi Bandung
penyelidikan ini adalah: tahun1995.
- Peta Topografi lembar No.3407 sekala 1 : 50.000 g. Laporan pemetaan geologi dan Peta Geologi
- Peta Geologi Lb Merauke sekala 1 : 250.000 lembar Selimit, Irian Jaya sekala 1 : 250.000
- Alat Bor tangan khusus gambut yang dilakukan oleh R.Heryanto dan
- Alat ukur water Pass H.Panggabean dari Pusat Penelitian dan
- Palu geologi Pengembangan Geologi Bandung
- Kompas geologi tahun1995.
- GPS (Global Positioning System)
- Meteran 2. GEOLOGI UMUM
- Kantong conto 2.1. Stratigrafi
- Kamera Lapangan Geologi umum daerah penyelidikan
- Catatan lapangan dan alat tulis termasuk dalam bagian kerak benua Australia.
R.Heryanto dan H. Pangabean (1995)
1.7. Penyelidik Terdahulu menyebutkan bahwa batuan termuda didaerah
Penyelidikan yang dilakukan khusus mengenai ini adalah endapan permukaan yang diendapkan
endapan gambut didaerah ini belum pernah pada Kala Holosen, terdiri dari Endapan Sungai
dilakukan, akan tetapi beberapa penyelidik yang Muda, Endapan Sungai Tua, Endapan Rawa
pernah mambahas mengenai daerah ini diantaranya Muda, Endapan Rawa Tua dan Endapan Pantai.
adalah : Endapan Sungai Muda (Qr 1) litologinya
Pemda setempat melalui Dinas Pertanian Pemerintah merupakan endapan klastika lepas yang terdiri
Daerah Kabupaten Merauke pernah melakukan, yaitu: atas pasir, lumpur dan kerikil.
a. Penyelidikan umum mengenai kondisi tanah Endapan Sungai Tua (Qr 2) merupakan
untuk kepentingan pengembangan lahan endapan klastika yang tersusun dari lumpur, pasir
pertanian, yaitu berupa Laporan mengenai dan kerikil. Endapan Sungai Tua merupakan
Pewilayahan Komoditas Pertanian berdasarkan hasil endapan dataran banjir yang agak kompak.
Zona Agro Ekologi yang dilakukan oleh Dinas Kedua endapan sungai tersebut diatas
Pertanian Pemerintah Daerah Kabupaten pengendapannya masih berlangsung hingga saat
Merauke tahun 2006. ini.
b. Laporan pemetaan geologi dan Peta Geologi Endapan Rawa Muda (Qs1) terdiri atas
lembar Merauke, Irian Jaya sekala 1 : 250.000 susunan batulempung, lumpur, lanau dan pasir
yang dilakukan oleh R.Heryanto dan halus, mengandung bahan karbonan.
H.Panggabean dari Pusat Penelitian dan Pengendapan endapan rawa muda ini masih
Pengembangan Geologi Bandung tahun1995. aktif.
c. Laporan pemetaan geologi dan Peta Geologi Endapan Rawa Tua (Qs 2) merupaka
lembar Kimam (Mapi), Irian Jaya sekala 1 : endapan klastika halus terdiri dari lumpur dan
250.000 yang dilakukan oleh N. Suwarna dari pasir halus karbonan, serta gambut.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Endapan Pantai (Qc) pada umumnya
Bandung tahun 1995. adalah endapan klastika lepas, halus-kasar, terdiri
d. Laporan pemetaan geologi dan Peta Geologi dari lumpur dan pasir halus-kasar.
lembar Muting, Irian Jaya sekala 1 : 250.000 Enpadan permukaan tersebut berada tidak
yang dilakukan oleh N. Suwarna dan Kusmana selaras diatas Formasi Buru yang berumur
dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Miosen Tengah Plio Plistosen, batuannya
Geologi Bandung tahun 1995. terdiri dari batulumpur gampingan, serpih
e. Laporan pemetaan geologi dan Peta Geologi pasiran, batugamping, konglomerat aneka bahan
lembar Tanah Merah, Irian Jaya sekala 1 : dan lignit.
2
UMUR ENDAPAN PERMUKAAN
MASA ZAMAN KALA (juta tahun) SURFICIAL DEPOSITES
ERA PERIOD EPOCH AGE
(m year)
0.01
HOLOSEN Qr 1 Qr 2 Qs 1 Qs 2 Qc
KUARTER HOLOCENE
QUARTERNAY
PLISTOSEN 1,6
KENOZOIKUM
PLEISTOCENE
CENOZOIC
5.3
PLIOSEN
PLIOCENE
Tmbp
TERSIER
TERTIARY
ATAS 11.2
MIOSEN
MIOCENE
LATE
TENGAH
MIDDLE 16.6
0815' 00? LS
Endapan Sungai Muda : Endapan klastika lepas terdiri
S. Pale Qr1 atas pasir, lumpur dan kerikil
S. Bosoge
Qs1
Seror
Endapan Sungai Tua : Endapan klastika yang tersusun
Qr2 dari lumpur, pasir dan kerikil. Endapan Sungai Tua me
be Asepebob rupakan hasil endapan dataran banjir yang agak kompak
m
Ku
S.
Endapan Rawa Muda : Terdiri atas susunan batulempung,
Qs1 lumpur, lanau dan pasir halus. mengandung bahan
karbonan
Qr1
Endapan Rawa Tua : Endapan klastika halus terdiri atas
Qs2 lumpur, pasir halus karbonan dan gambut
Kuper
Anasei Qs2 E)
Matara AUK
Wenau Qs1 AR
(M
Bahor O
AR
Jatum M
S.
Nohotiv
Urum
Merauke Sewa
Keperjk
0815' 00?LS
0815' 00? LS
Ferry
Tanjung Harom Merauke Kelapa Lima
Qc
140 15' 00? BT 140 30' 00? BT
KERAK SAMUDERA
KERAK BENUA
CEKUNGAN WAPOGA
DAERAH PENYELIDIKAN
Gambar 3. Mandala Geologi dan Tektonika Utama Irian Jaya (E.Rusmana dkk, 1995)
3
2.3. Endapan Gambut 4. N. Suwarna dan Kusnama, 1995, P3G
Secara alami tumbuhan yang mati tertimbun Bandung, Pemetaan Geologi Lembar
dibawah permukaan, sebagian tidak sempat Muting, Irian Jaya skala 1 : 250.000
teroksidasi. Secara bertahap sisa tumbuhan yang mati 5. D. Sudana dan N. Suwarna, 1995, P3G
tertimbun dalam keadaan jenuh air, sebagian besar Bandung, Pemetaan Geologi Lembar Tanah
terurai oleh mikroba aerob dan anaerob menjadi Merah, Irian Jaya skala 1 : 250.000
gambut. 6. N. Suwarna, 1995, P3G Bandung, Pemetaan
Gambut topogenous terbentuk diatas endapan Geologi Lembar Pembre, Irian Jaya skala 1
dataran pantai yang berbutir halus. Dengan : 250.000
tertimbunnya tumbuhan yang mati secara terus 7. R.Heryanto dan H.Panggabean, 1995, P3G
menerus, tumbuhan yang hidup di atasnya tidak dapat Bandung, Pemetaan Geologi Lembar
mencapai tanah yang kaya akan sari makanan dan Selimit, Irian Jaya skala 1 : 250.000
mineral di bawahnya. Makin keatas dari endapan
gambut topogenous tersebut terbentuk endapan 3.1.2. Pengumpulan Data Primer
gambut Ombrogenous. Pengumpulan data primer dilakukan
Indikasi yang paling khas dari endapan gambut melalui eksplorasi langsung dilapangan dimana
yang terbentuk tersebut dan terlihat pada saat ini kegiatan yang dilakukannya adalah :
diantaranya adalah terdapatnya suatu morfologi - Mencari lokasi endapan gambut dari informasi
dataran rendah dan biasanya berawa pada suatu basin yang pernah didapatkan, kemudian
yang diisi oleh sedimen yang sangat kaya akan mengembangkan informasi tersebut
material organik. Basin yang terbentuk tersebut berdasarkan temuan yang didapatkan di
biasanya dibatasi oleh dua tanggul sungai. Salah satu lapangan.
indikasi adanya endapan gambut yang paling umum - Dilakukan pengukuran kududukan dan tebal
seringkali aliran sungai yang dilalui oleh endapan endapan dimana pengamatan endapan gambut
gambut berwarna hitam dengan PH air yang relatif tersebut dilakukan dengan melakukan
lebih rendah (asam) karena terkontaminasi oleh pemboran dangkal sampai kedalaman
endapan gambut tersebut. maksimal 15 m menggunakan alat bor tangan
Di daerah yang diselidiki dimana endapan gambut khusus gambut.
terakumulasi semula diperkirakan berada diantara 2 - Dilakukan deskripsi gambut langsung dari core
tanggul sungai yang cukup besar di daerah tersebut yang didapatkan hasil pemboran.
yakni diantara tanggul S. Kumbe dan S. Maro dan - Dokumentasi seperlunya.
berdasarkan interpretasi dari peta topografi serta dan - Dilakukan pengambilan conto gambut sekitar
peta geologi, gambut tersebut berada pada endapan 0.5 kg 1.5 kg/0.5 m dan dikompositkan pada
rawa tua disekitar bagian barat laut kota Merauke. setiap 1 lubang bor untuk keperluan analisis
laboratorium.
3. KEGIATAN PENYELIDIKAN - Titik-titik bor diikat dengan alat GPS
3.1. Penyelidikan Lapangan - Dilakukan pengukuran beda tinggi dengan alat
3.1.1. Pengumpulan Data Sekunder ukur water pass pada tiap titik bor yang
Pengumpulan data sekunder dilakukan baik dilakukan dan pada setiap lintasan yang dilalui.
yang berasal dari studi litelatur berupa laporan dari
penyelidik terdahulu maupun dari informasi lisan Pengumpulan data primer endapan gambut
yang didapat dari berbagai pihak. Data Sekunder juga dilakukan sesuai dengan rencana awal yaitu di
kami dapatkan berdasarkan informasi dari beberapa daerah Anasai dan sekitarnya atau pada
Instansi Pemerintah di daerah di Merauke, antara lain koordinat 14015 BT - 140 30 BT dan antara
dari Dinas Pertambangan Energi dan Lingkungan 8 15 LS - 8 30 LS, akan tetapi di daerah
Hidup, Dinas Pertanian, dan Dinas Kehutanan. Selain tersebut tidak dijumpai adanya endapan gambut,
itu informasi juga didapat dari masyarakat setempat. sehingga dilakukan penyelidikan pada beberapa
Beberapa data sekunder berupa litelatur dan laporan daerah alternatif lainnya yang diperkirakan
yang cukup penting diantaranya adalah : terdapat endapan gambut.
1. Laporan Pewilayahan Komoditas Pertanian Penyelidikan dan pengambilan data primer
Berdasarkan Zona Agro Ekologi.Dinas Pertanian endapan gambut selanjutnya dilakukan pada
Kabupaten Merauke, 2006 daerah Kumbe (14010 - 140 15 BT dan 8
2. R.Heryanto dan H.Panggabean, 1995, P3G 15 LS - 8 28 LS), Domande (14000 - 140
Bandung, Pemetaan Geologi Lembar Merauke, 05 BT dan 8 10 LS - 8 15 LS), Wapeko
Irian Jaya skala 1 : 250.000 (14020 - 140 30 BT dan 8 00 LS - 8 10
3. N. Suwarna, 1995, P3G Bandung, Pemetaan
LS), Rawabiru (14045 - 140 55 BT dan 8
Geologi Lembar Kimaan (Mapi), Irian Jaya
skala 1 : 250.000
4
38 LS - 8 45 LS) dan Sota (14050 - 141 00 BT mencolok antara daerah yang satu dengan daerah
dan 8 25 LS - 8 30 LS). lainnya. Daerah Kabupaten Merauke ini
Setelah dilakukan pengamatan secara teliti pada termasuk ke dalam tahapan geomorfologi tua
daerah-daerah tersebut tidak dijumpai indikasi yang bisa ditunjukkan dengan adanya pola aliran
endapan gambut. Pada umumnya daerah tersebut sungai yang meandering. Pada endapan pantai
hanya berupa daerah rawa, dengan demikian selama muda, endapan rawa muda dan endapan sungai
penyelidikan berlangsung tidak didapatkan data muda kegiatan pengendapan masih terus
primer yang diharapkan. berlangsung.
6
Foto 1. Singkapan lempung coklat kehitaman yang Foto 2. Endapan rawa dengan air yang berwarna
Diamati pada kanal di daerah Kumbe hitam di daerah Wapeko, bagian dasar rawa
merupakan lempung karbonan berwarna
coklat kehitaman.
7
Dari hasil penyelidikan yang dilakukan pada lokasi Domande (alternatif 2), Blok Wapeko
rencana kerja dan dilanjutkan pada 5 lokasi alternatif (alternatif 3), Blok Rawabiru (alternatif 4)
diluar lokasi yang direncanakan tidak dijumpai dan Blok Sota (alternatif 5) yang tersebar
adanya indikasi endapan gambut. Dengan demikian disekitar Kabupaten Merauke tidak dijumpai
dapat dikatakan bahwa didaerah penyelidikan yaitu adanya indikasi endapan gambut.
Kabupaten Merauke dan sekitarnya tidak mempunyai
potensi endapan gambut. Saran
Dari hasil penyelidikan maka disarankan
4.3. Prospek Pemanfaatan dan Pengembangan bahwa didaerah Kabupaten Merauke dan
Endapan Gambut sekitarnya tidak diperlukan penyelidikan
Endapan gambut yang diperkirakan endapan gambut lebih lanjut.
diendapkan pada endapan Rawa Tua (Qs 2) seperti
yang dilaporkan oleh beberapa peyelidik terdahulu, DAFTAR PUSTAKA
pada daerah penyelidikan tidak dijumpai. Dengan Agus Subarnas., 2002 : Inventarisasi Endapan
tidak dijumpainya endapan gambut di daerah Gambut di daerah Kendawangan dan
Kabupaten Merauke dan sekitarnya, maka dapat sekitarnya, Propinsi Kalimantan Barat dan
dikatakan bahwa prospek pemanfaatan dan Kalimantan Tengah
pengembangan endapan gambut di daerah Kabupaten Anderson J.A.B. and Muller S., 1975:
Merauke tidak ada. Polynological study of a Holocene peat and
Miocene coal deposit from NW Borneo.
5. KESIMPULAN DAN SARAN E. Rusmana, K. Parris, U. Sukanta dan H.
Kesimpulan Samodra, 1995 : Peta Geologi Bersistem
Sebagai akhir dari pembahasan uraian didepan Lembar Timika (Tembagapura)-3211, Irian
yang diawali mulai dari studi pustaka, eksplorasi Jaya. Sekala 1 : 250.000.
langsung dilapangan, hasil pengamatan di lapangan, Dinas Pertanian Kabupaten Merauke., 2006 :
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai Laporan Pewilayahan Komoditas Pertanian
berikut: Berdasarkan Zona Agro Ekologi.
1. Geomorfologi daerah penyelidikan relatif D. Sudana dan N. Suwarna, 1995, P3G Bandung,
seragam yaitu suatu satuan pedataran rendah, Pemetaan Geologi Lembar Tanah Merah,
yang berupa geomorfologi daerah sungai, pantai Irian Jaya skala 1 : 250.000
dan rawa sehingga tidak dijumpai perbedaan N. Suwarna, 1995, P3G Bandung, Pemetaan
morfologi yang mencolok antara daerah yang Geologi Lembar Kimaan (Mapi), Irian Jaya
satu dengan daerah lainnya. Daerah Kabupaten skala 1 : 250.000
Merauke ini termasuk ke dalam tahapan N. Suwarna dan Kusnama, 1995, P3G Bandung,
geomorfologi tua yang bisa ditunjukkan dengan Pemetaan Geologi Lembar Muting, Irian
adanya pola aliran sungai yang meandering. Pada Jaya skala 1 : 250.000
endapan pantai muda, endapan rawa muda dan N. Suwarna, 1995, P3G Bandung, Pemetaan
endapan sungai muda kegiatan pengendapan Geologi Lembar Pembre, Irian Jaya skala 1
masih terus berlangsung. : 250.000
2. Keadaan umum daerah yang diperkirakan R.Heryanto dan H. Pangabean, 1995 : Peta
terdapat endapat gambut yaitu pada endapan Geologi Bersistem Indonesia Lembar
rawa tua (Qs 2) pada umumnya hanya Merauke-3407, Irian Jaya. Sekala 1 :
merupakan endapan rawa dengan batuan 250.000.
dasarnya berupa lempung lanauan berwarna abu- R.Heryanto dan H.Panggabean, 1995, P3G
abu kekitaman sampai hitam dan pada beberapa Bandung, Pemetaan Geologi Lembar
tempat bersifat karbonan. Sedangkan pada Selimit, Irian Jaya skala 1 : 250.000
daerah lain yang tidak berawa, litologi tersebut Supardi, 1984: Detail exploration on the
ditutupi oleh lapisan humus dengan tebal antara proposed peat production area I, Rasau Jaya
10-15 cm. West Kalimantan, DMR.
3. Dari 6 lokasi yang diselidiki yaitu Blok Anasai Team Gambut, 1991: Endapan Gambut di daerah
(lokasi awal), Blok Kumbe (alternatif 1), Blok Kendawangan Propinsi Kalimantan Barat.
8
P. SUPIORI
14000' BT 14015' BT 14030' BT 14045' BT 14100' BT MANOKWARI P. NUMPOR P. BIAK
LS 800' LS
P. MIOSUM
Matabor
Eramke P. YAPEN
Apouwor
Sarmi
Qs1 Qs1
Qs2 Kaliki Betap
Jakaubob Qs1
JAYAPURA
Qr1 Qr1 Jawar
P. MOOR
S. Kura
TELUK
PROVINSI CENDRAWASIH
IRIAN JAYA BATAR Mapa nwa inami
W andai
K umupal Lerah
NABIRE BOKONDINI
wanggar Ill aga
pu O takwa
Cumb uyum
P
mra
Kokenau
ba S . Ta
A mama pare Y apero
i
wib
Teluk A gats
S . Sa
Flaminggo Kaima
A mana mkai Waropko
N
LA A winyerep
INDIPTANA
tum
AR K epi
G
Qs2 AF
Koba
Ja
Qs2 U
UR
S.
Bade
Qs1 Sa
S. Okaba
Kumba
P. KOMORO MERAUKE
MOPAH
Daerah Penyelidikan
Woman
)
Qr1
KE
Blok Domande Qs1
AU
Qs1
ER
Qs2
Alternatif 2 Qs1
(M
Orangjanibob U
O
AR
LS
S.
M
S.
Sa
S. Pali Malbob S.
Blok Awal Da
najo
S. Bosoge im
uli
S.
Qs1
Sar
Seror
Tawargibob
kom
be
bo
m Asepebob
Onggari Ku Qr1
S.
SKALA 1 : 250.000
Qr2 0 1 2 3 4 5 Km
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Cm
Qs2
Kalburse
Qr2
Kumbe Qr1
Blok Kumbe
Alternatif 1
Kebrahabob
Pangbabob
Keterangan :
Kuper Qr1
aribob
ENDAPAN SUNGAI MUDA : Endapan klastika lepas terdiri dari pasir, lumpur
Anasei
Qr1 dan kerikil, merupakan dataran banjir.
Qs2
Matara
Qs1 Sota
Wenao
Bahor Parambob
Jatum ENDAPAN SUNGAI TUA : Endapan klastika yang tersusun dari lumpur, pasir
Qr2
Nohotiv dan kerikil, merupakan hasil endapan dataran banjir yang agak kompak.
Qs2
urum
Merauke
Sewa Blok Sota Qs1
MERAUKE
Feri
Alternatif 5
Daud
Kelapa Lima ENDAPAN RAWA MUDA : Endapan klastika halus yang tersusun dari lempung,
Mbur Qs1
Tanjung Harom lumpur, lanau dan pasir halus, mengandung bahan karbonan.
Qc Baruwebob
LS
Merauke
Muli
Buli
Sepadem Qr1
ENDAPAN RAWA TUA : Endapan klastika halus yang terdiri dari lumpur dan
Mapa Qs2
pasir halus karbonan serta gambut.
Sepadem Laut Bengu
Kayakay
S. Janggandur
Da
rire ENDAPAN PANTAI : Endapan klastika lepas, halus - kasar terdiri dari lumpur
Qc
dan pasir halus - kasar.
Qc
Kembapi Qs2
Sungai
Darirebob
Qs1
Nasim Qr1
Qr1
Jalan
Bertabob
Qs1
Sota Kampung
Qs1
Qs2
Qc
LS
Lintasan
Qs2 Qr1
Qc Qs1
Kurkari
Qs1
Bobabatan
Qc
Qr1
Gambar 4. Peta Geologi dan lokasi penyelidikan endapan gambut daerah Merauke