Anda di halaman 1dari 71

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan dan Hasil


Wilayah studi penelitian ini bertempat di Kepulauan Seribu, tepatnya di
Kecamatan Kepulauan Seribu utara yang dibagi menjadi tiga kelurahan
yakni, Kelurahan Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Kelapa dan Kelurahan
Pulau Harapan. Gugusan Pulau Pramuka terdiri dari Pulau Pramuka, Pulau
Panggang dan Pulau Karya, berlokasi di Kelurahan Pulau Panggang.Yang
secara keseluruhan memiliki 11 pulau tidak berpenghuni dan 2 pulau yang
berpenghuni.

4.1.1 Taman Nasional Kepulauan Seribu (TNKPs)


Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan
Konservasi Alam Nomor 05/IV-KK/2004 tanggal 25 Januari 2004 maka
kawasan TNLKpS dengan luas 107.489 hektar terbagi dalam 4 zona,
yaitu:
1. Zona Inti.
2. Zona Perlindungan.
3. Zona Pemanfaatan Wisata.
4. Zona Pemukiman.
Dalam Zonasi Taman Nasional dikatakan bahwa Pulau Pramuka, Pulau
Panggang dan Pulau Karya terletak di dalam Zona Permukiman, yang
dimana zona permukiman adalah bagian kawasan taman nasional yang
dijadikan sebagai pusat pemerintahan dan perumahan penduduk
masyarakat. Yang secara geografis zona permukiman terletak pada
posisi 5°38'00"-5°45'00" LS dan 106°33'00"-106°40'00" BT. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta 4.1.

45
Pengelolaan dalam zona pemukiman, dapat dilakukan kegiatan sebagai
berikut:
1. Pemanfaatan kawasan dan potensi dalam bentuk kegiatan penelitian,
pendidikan dan wisata alam/bahari.
2. Pengusahaan wisata alam/bahari oleh dunia usaha.
3. Penangkaran jenis untuk menunjang kegiatan penelitian, pendidikan,
ilmu pengetahuan, dan restocking.
4. Membangun sarpras pengelolaan, penelitian, pendidikan dan wisata
alam/bahari, yang tidak merubah bentang alam.
5. Pembinaan habitat dan pembinaan populasi, serta pemanfaatan jasa
lingkungan.
6. Pemanfaatan tradisional.
7. Budidaya kelautan alami tradisional.

46
Peta 4.1 Peta Zonasi Taman Nasional Kepulauan Seribu

47
4.1.2 Letak Geografis Gugus Pulau Pramuka
Secara geografis Gugus Pulau Pramuka terletak di sebelah utara
05010’00” – 05010’00” LS dan 106019’30” – 106044’50” BT, sebelah
timur 05046’00” – 05046’00” LS dan 106026’30” – 106026’30” BT,
sebelah selatan 05047’00” – 05047’00” LS dan 106019’30” – 106026’30”
BT, sebelah barat 05010’00” – 05047’00” LS dan 106019’30” –
106019’30” BT. Dengan Pulau Pramuka sebagai pusat pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Seribu. Secara geografis, Gugus Pulau Pramuka
memiliki batas-batas sebagai berikut:
 Sebelah Utara : Pulau Kotok Besar dan Pulau
Karang Bongkok
 Sebelah Selatan : Pulau Sekati dan Pulau Air
 Sebelah Timur : Pulau Paniki dan Laut Jawa
 Sebelah Barat : Pulau Semak Daun

Gugusan Pulau Pramuka yang terdiri dari Pulau Pramuka, Pulau


Panggang dan Pulau Karya memiliki luas pulau yang berbeda, luas
Pulau Pramuka yakni 16 Ha, Pulau Panggang 9 Ha dan Pulau Karya
6 Ha, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1
Luas Pulau di Gugusan Pulau Pramuka
No Nama Pulau Luas (Ha)
1 Pulau Pramuka 16
2 Pulau Panggang 9
3 Pulau Karya 6
Sumber : Kecamata Kepulauan Seribu Utara Dalam Angka 2013

48
4.1.3 Topografi dan Iklim Gugus Pulau Pramuka
Gugus Pulau Pramuka secara topografi adalah tanah datar dan landai
dengan ketinggian 0 – 2 meter di atas permukaan laut. luas daratan dapat
berubah oleh pasang surut dengan ketinggian pasang 1 – 1,5 meter, suhu
maksimum di Gugus Pulau Pramuka mencapai 32,30C dan suhu
minimum 21,60C dengan suhu rata-rata di daerah ini adalah 270C.
Kelembapan udara di Gugus Pulau Pramuka mencapai 80%. Jenis tanah
di Gugus Pulau Pramuka adalah pasir koral yang merupakan pelapukan
dari batu gamping terumbu karang dengan ketebalan kurang dari satu
meter. Di Gugus Pulau Pramuka tidak terdapat sumber hidrologi
permukaan, seperti sungai dan mata air. Kondisi air tanah di wilayah ini
sangat tergantung oleh kepadatan vegetasinya. Di Pulau Pramuka
mempunyai vegetasi yang padat dan mempunyai lapisan tanah yang
cukup tebal, dimana berdasarkan hasil observasi lapangan kondisi air
tanah memiliki kualitas yang baik (tawar) beda halnya dengan di Pulau
Panggang, kondisi air tanah di Pulau Panggang kurang baik, karena air
tanah di Pulau Panggang terasa asin.

4.1.4 Penggunaan Lahan Gugus Pulau Pramuka


Penggunaan lahan di Pulau pramuka sebagian besar masih sejalan
dengan peraturan yang berlaku, tata ruang pulau difungsikan dengan
baik antara fungsi-fungsi permukiman penduduk, perkantoran, fasilitas
sosial dan fasilitas umum. Penataan permukiman dilakukan dengan
sistem blok. Letak rumah berjajar memanjang dan bersaf/berderet ke
belakang dengan memperhatikan garis sepadan pantai sesuai dengan
peraturan, 12 meter dari garis pantai.Akses jalan meliputi jaringan utama
(depan) lebar 4 meter, jalan lingkar dan jalan penghubung dengan lebar
yang lebih kecil sekitar 2 meter. Jalan tersebut ditata rapih sehingga
nyaman ketika berjalan mengelilingi pulau.

49
Berbeda halnya dengan Pulau Pramuka, Pulau Panggang telah padat
dengan bangunan dan cenderung kurang beraturan. Gambaran
permukiman di Pulau Panggang mirip dengan kampung-kampung
kumuh di Jakarta. Jalanan sempit, warung bertebaran disepanjang gang
dan letak rumah berhimpitan. Selain itu, arah rumah tidak seragam
terutama yang ada di pinggir pantai, terdapat rumah yang menghadap ke
pantai dan sebaliknya. Fasiltas publik yang tersedia juga sangat terbatas.
Pengelolaan ruang yang kurang memadai di Pulau panggang disebabkan
karena terbatasnya lahan di pulau sedangkan jumlah penduduk
meningkat dari tahun ke tahun. Usaha penduduk untuk pindah ke pulau
lain terhambat oleh faktor perizinan maupun kepercayaan. Menurut
penuturan penduduk pada awalnya Pulau Panggang juga hampir seperti
Pulau Pramuka masih ada keseimbangan antara ruang terbuka dan
jumlah bangunan. Permukiman di Pulau Panggang berada di tengah
pulau dengan model blok, bersap kebelakang dan penataan letak rumah
berhadapan satu dengan yang lain dan menghadap kearah jalan. Bagi
rumah di pinggir pantai posisi rumah menghadap kearah pantai. Rumah-
rumah dihubungkan dengan jaringan jalan utama, jalan berupa gang
sebagai jalan penghubung rumah yang letaknya didalam (belakang).
Sedangkan penggunaan lahan di Pulau Karya berdasarlam rencana tata
ruang hanya dipergunakan untuk kegiatan pemerintahan seperti kantor
polisi dan pemadam kebakaran. Terdapat pula Tempat Pemakaman
Umum (TPU) bagi penduduk Pulau Pramuka dan Pulau Panggang.
penggunaan lahan lainnya dibiarkan kosong dengan ditumbuhi
pepohonan yang rimbun, yang menjadikan Pulau karya terlihat asri.
Penggunaan lahan di Gugus Pulau Pramuka menunjukan bahwa kawasan
permukiman merupakan kawasan yang paling luas penggunaannya di
Gugus Pulau Pramuka dengan luas 14 Ha, fasos dan fasum dengan luas
3,8 Ha, ruang terbuka hijau dengan luas 7 Ha dan yang paling terendah

50
penggunaan lahan yaitu kawasan pemerintahan dengan luas 2,2 Ha.
Untuk lebih jelasnya mengenai penggunaan lahan di Gugus Pulau
Pramuka dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Peta 4.2.

Tabel 4.2 Penggunaan Lahan

Penggunaan Lahan (Ha)

Ruang
Fasos Jumlah
No Pulau Permu Terbuka Pemeri
& Luas (Ha)
kiman Hijau ntahan
Fasum
(RTH)

1 Pramuka 7 3 1 5 16
2 Panggang 7 0,8 1 0,2 9
3 Karya - - 5 1 6
Jumlah
14 3,8 7 6,2 31
Keseluruhan
Sumber : Hasil Analisa 2014

51
Peta 4.2 Penggunaan Lahan

52
4.1.5 Kondisi Fasilitas Umum dan Sosial
Fasilitas yang terdapat di Gugus Pulau Pramuka dibagi menjadi dua
bagian, yaitu fasilitas umum dan sosial. Fasilitas sosial terdiri dari
fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan dan fasilitas peribadatan,
sedangkan fasilitas umum terdiri dari sarana olahraga.
1. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang terdapat di Gugus Pulau Pramuka terdiri
dari Rumah Sakit yang berada di Pulau Pramuka dan puskesmas
berada di Pulau Panggang. Terdapat pula Balai Kesehatan Ibu dan
Anak (BKIA) yang terletak di Pulau Pramuka, yang dimana hampir
keseluruhan fasilitas terdapat di Pulau Pramuka karena memang
Pulau Pramuka merupakan Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Seribu.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3
Jumlah Fasilitas Kesehatan di Gugus Pulau Pramuka Tahun 2012

Sarana Kesehatan

No Pulau Rumah
Puskesmas BKIA
Sakit

1 Pramuka 1 - 1

2 Panggang - 1 -

3 Karya - - -

Jumlah 1 1 1

Sumber :Data Akhir Tahun Kelurahan Panggang, Desember 2014

53
Gambar 4.1
Fasilitas Kesehatan di Gugus Pulau Pramuka

RSUD Pulau Pramuka


Lat : -5.745048 Lng : 106.613302

Puskesmas Pulau Panggang


Lat : -5.737641 Lng : 106.601576
Sumber : Hasil Observasi di Gugus Pulau Pramuka

2. Fasilitas Pendidikan
Dikarenakan hanya Pulau Pramuka dan Pulau Panggang yang
merupakan pulau yang berpenghuni jadi persebaran fasilitas
pendidikan hanya terdapat di dua pulau ini, fasilitas pendidikan di

54
Pulau Pramuka terdapat dari jenjang Taman Kanak-kanak (TK)
hingga Sekolah Menengah Umum (SMU). Sedangkan di Pulau
Panggang hanya terdapat hingga jenjang Sekolah Dasar (SD)
sedangkan untuk sekolah setingkat SMP dan SMU anak-anak harus
menyebrang ke Pulau Pramuka dengan menggunakan ojek kapal. Di
kedua pulau ini terdapat pendidikan yang berstatus negeri dan
swasta.Fasilitas pendidikan TK berjumlah 4 buah, Sekolah Dasar
(SD) berjumlah 6 buah, Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP)
berjumlah 2 buah dan Sekolah Menengah Umum berjumlah 1 buah.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.4

Tabel 4.4
Jumlah Fasilitas Pendidikan di Gugus Pulau Pramuka Tahun 2012
Sekolah
Sekolah
Taman Lanjut
Sekolah Menengah
Kanak- Tingkat
Dasar (SD) Umum
No Pulau kanan (TK) Pertama
(SMU)
(SLTP)
Neg Swa Neg Swast Neg Swa Neg Swa
eri sta eri a eri sta eri sta

Pramu
1 1 2 2 1 2 - 1 -
ka
Pangg
2 1 2 1 - - - -
ang

3 Karya - - - - - - - -

Jumlah 1 3 4 2 2 - 1 -

Sumber :Data Akhir Tahun Kelurahan Panggang, Desember 2014

55
Gambar 4.2
Fasilitas Pendidikan di Gugus Pulau Pramuka

SMP Pulau Pramuka


Lat : -5.747525 Lng : 106.614053

SDN Pulau Panggang


Lat : -5.739930 Lng : 106.602332

Sumber : Hasil Observasi di Gugus Pulau Pramuka

56
3. Fasilitas Peribadatan
Fasilitas peribadatan yang terdapat di Gugus Pulau Pramuka hanya
terdapat masjid dan mushola dikarenakan seluruh penduduk di
Gugus Pulau Pramuka menganut agama islam, fasilitas peribadatan
di Gugus Pulau menyebar di Pulau Pramuka dan Panggang, dimana
Pulau Pramuka memiliki 1 masjid dan 4 mushola dan Pulau
Panggang juga memiliki jumlah yang sama. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5
Jumlah Fasilitas Peribadatan di Gugus Pulau Pramuka Tahun
2012
No Pulau Masjid Mushola Gereja Pura Kuil

1 Pramuka 1 2 - - -

2 Panggang 1 6 - - -

3 Karya - - - - -

Jumlah 2 8 - - -

Sumber :Data Akhir Tahun Kelurahan Panggang, Desember 2014

57
Gambar 4.3
Fasilitas Peribadatan di Gugus Pulau Pramuka

Masjid Pulau Pramuka


Lat : -5.745678 Lng : 106.613072

Masjid Pulau Panggang


Lat : -5.740581 Lng : 106.602530
Sumber : Hasil Observasi di Gugus Pulau Pramuka

58
4. Fasilitas Umum
Fasilitas umum yang terdapat di Gugus Pulau Pramuka yaitu sarana
olahraga seperti lapangan sepak bola, lapangan bulu tangkis,
lapangan volley dan tenis fasilitas olahraga seperti tenis meja. yang
dimana fasilitas olahraga ini juga hanya terdapat di Pulau Pramuka
dan Pulau Panggang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
4.6.

Tabel 4.6
Jumlah Fasilitas Olahraga di Gugus Pulau Pramuka Tahun 2012
Fasilitas Olahraga

No Pulau Sepak Bulu Lapangan


Volley
Bola Tangkis Tenis

1 Pramuka 1 2 3 1

2 Panggang - 1 4 -

3 Karya - - - -

Jumlah 1 3 7 1

Sumber :Data Akhir Tahun Kelurahan Panggang, Desember 2014

59
Gambar 4.4
Fasilitas Umum di Gugus Pulau Pramuka

Lapangan Tennis Pulau Pramuka


Lat : -5.745887 Lng : 106.614737

Lapangan Tennis Pulau Pramuka


Lat : -5.745887 Lng : 106.614737

Sumber : Hasil Observasi di Gugus Pulau Pramuka

60
4.1.6 Jaringan Transportasi
Kondisi jaringan jalan di Gugus Pulau Pramuka berbeda dengan kondisi
jaringan jalan di daratan, dikarenakan luas pulau yang tidak besar, maka
jaringan jalan di Gugus Pulau Pramuka hanya memiliki jaringan jalan
utama, jalan lingkar dan jaringan jalan penghubung yang biasanya
memiliki lebar yang lebih kecil sekitar 2 meter. Kendaraan bermotor
yang digunakan masyarakat pula adalah kendaraan roda dua jadi kondisi
dimensi jalan dengan lebar 2-4 meter cukup untuk memenuhi kendaraan
roda dua berlalu lalang.Selain untuk kendaraan bermotor, jaringan jalan
di pulau digunakan untuk masyarakat dan wisatawan berjalan kaki,
kondisi yang rapih memberikan kenyamanan untuk berjalan kaki
mengelilingi pulau. Namun kondisi jaringan jalan di Pulau Panggang
sedikit sempit dibandingkan dengan Pulau Pramuka, dikarenakan
kondisi pulau yang sudah padat dan jalan di Pulau Panggang biasanya
digunakan bagi anak-anak bermain dikarenakan kurangnya ruang
terbuka di pulau tersebut.
Adapun transportasi untuk mengakses antar pulau biasanya
menggunakan ojek kapal yang beroperasi dari pagi hingga sore hari,
ojek kapal ini sangat membantu penduduk untuk melakukan kegiatan ke
pulau lain yang berdekatan, di Gugus Pulau Pramuka terdapat ojek kapal
yang beroperasi dari Pulau Pramuka ke Pulau Panggang begitu
sebaliknya, dan bisa ke Pulau Karya apabila ada penduduk yang
meminta diantarkan kesana.
Transportasi yang menghubungkan Gugus Pulau Pramuka dengan
daratan seperti Jakarta dan Tangerang, dapat di akses menggunakan
kapal kayu dari muara angke dan tangerang, kapal dishub yang berada di
pelabuhan kali adem dan kapal cepat (predator) yang berada di marina
ancol. Kapal-kapal ini yang biasanya membantu mengantarkan
masyarakat dan wisatawan ke Gugus Pulau Pramuka. Tidak hanya

61
mengantarakan manusia, kapal kayu di muara angke misalnya, alat
penghubung ini digunakan masyarakat pulau untuk mendistribusikan
bahan pokok dan bahan baku lainnya bagi warga pulau. Adapun jumlah
sarana angkutan umum dapat dilihat pada Tabel 4.7

Tabel 4.7
Sarana Angkutan Umum
Jenis
No Angkutan Jumlah Volume Keterangan

Reguler antar
kota: Muara
1 Kapal Motor 17 80-100 orang Angke – Pulau
Panggang –
Rawa Saban

Antar Pulau :
Pulau Pramuka –
2 Motor Ojek 12 30 Orang
Pulau Panggang
– Pulau Karya

Sumber :Data Akhir Tahun Kelurahan Panggang, Desember 2014

4.1.7 Kondisi Sosial dan Kependudukan


Masyarakat di Pulau Pramuka dan Pulau Panggang memiliki pola
kekerabatan yang khas mengingat masyarakatnya yang merupakan
masyarakat campuran diantaranya dari Bugis, Mandar, Banten dan
Tangerang. Banyaknya masyarakat Bugis ke pulau tersebut dilatar
belakangi oleh budaya masyarakat bugis yang menjadikan laut sebagai
sumber kehidupan mereka. Sedangkan kehadiran masyarakat Banten dan
Tangerang didasari oleh kedekatan geografis Kepulauan Seribu dengan

62
daerah tersebut. Kondisi pulau yang jauh dari daratan dan pusat kota
menyebabkan terjadinya banyak pernikahan sesama penduduk pulau
yang memiliki latar belakang etnis yang berbeda.
Hal tersebut berlangsung hingga saat ini, sehingga mayoritas masyarakat
di Gugus Pulau Pramuka kebanyakan tidak membedakan diri mereka
dengan yang lainnya berdasarkan status etnis yang melekat pada diri
mereka. Mereka sudah menggangap diri mereka sebagai ‘orang pulo’
sehingga beberapa masyarakat bahkan kurang mengetahui secara pasti
dari etnis mana mereka berasal.
Bercampurnya masyarakat dari berbagai suku tersebut membuat bahasa
sehari-hari yang digunakan oleh penduduk setempat menjadi sangat
khas. Interaksi masyarakat yang cukup lama tersebut menimbulkan
percampuran bahasa yang digunakan sehari-hari. Logat yang digunakan
menyerupai logat Bugis namun juga bercampur dengan logat Banten
yang kental. Begitu pula mengenai suku kata yang digunakan yang juga
merupakan campuran dari beberapa etnis tersebut.Masayarakat setempat
menyebut bahasa yang mereka gunakan sebagai ‘bahasa pulo’. Untuk
lebih jelasnya jumlah penduduk di Pulau Pramuka dan Pulau Panggang
dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan distribusi penduduk di Tabel 4.9

63
Tabel 4.8
Jumlah Penduduk di Tiap RW
KK DEWASA ANAK-ANAK JUMLAH
No RW JUMLAH JUMLAH
LK PR LK PR LK PR LK PR

1 01 373 68 441 463 431 322 307 785 738 1.523

2 02 342 63 405 448 443 280 279 728 722 1.450

3 03 338 43 381 409 342 266 234 675 576 1.251

4 04 208 32 240 225 233 137 161 362 394 756

5 05 271 28 299 301 296 227 229 528 525 1.053

JUMLAH 1.532 234 1.766 1.846 1.745 1.232 1.210 3.078 2.955 6.033

Sumber :Data Akhir Tahun Kelurahan Panggang, Desember 2014

64
Tabel 4.9
Distribusi Penduduk
LAHIR MATI PINDAH DATANG
RW
LK PR LK PR LK PR LK PR

01 - 2 - - - - - -

02 2 - - - - - - -

-03 1 - - 1 - - - -

04 - - - - - - - -

05 2 - - - - - - -

Jumlah 5 2 - 1 - - - -

Sumber :Data Akhir Tahun Kelurahan Panggang, Desember 2014

4.1.8 Utilitas
Sistem utilitas di Gugus Pulau Pramuka sudah terlayani dengan adanya
jaringan listrik, jaringan air bersih jaringan air limbah dan jaringan
persampahan yang tersedia di pulau berpenghuni seperti Pulau Pramuka
dan Pulau Panggang.
1. Jaringan Listrik
Kebutuhan listrik di Gugus Pulau Pramuka dilayani oleh PLN yang
sudah menjangkau seluruh wilayah pulau dan sudah memenuhi
kebutuhan listrik masyarakat khususnya di Pulau Pramuka, Pulau
Panggang dan Pulau Karya.
2. Jaringan Air Bersih
Kebutuhan air bersih di Pulau Pramuka saat ini memanfaatkan
sumber air tanah yang di dapat dengan menggunakan jet pump,

65
Sumber daya air terutama air tawar di Pulau Pramuka tersedia cukup
besar, dengan kondisi air tanah yang masih tawar. Sehingga
penduduk tidak perlu membeli air minum karena air tanah yang
digali sekitar rumah bisa diminum. Sebagian ruang di ujung pulau
yang dibiarkan dalam bentuk hutan meskipun tidak terlalu luas
mempunyai manfaat yang berarti bagi penduduk pulau ini untuk
menjaga air tanah, abrasi dan oksidasi.
Kebutuhan air di Pulau Panggang berasal dari beberapa sumber yaitu
dari air tanah dangkal yang ada ditengah pulau (ada beberapa sumber
air tanah yang masih digunakan penduduk untuk diminum meskipun
air tersebut terasa payau), penampungan air hujan dan
mendatangakan dari Jakarta. Adapun keperluan air selain air untuk
diminum, sementara ini dapat dicukupi dari kawasan pulau sendiri.
Apabila musim kemarau dan persediaan air sudah menipis penduduk
mengambil air dari pulau lain seperti Pulau Pramuka dan Pulau
Karya. Sebetulnya di Pulau Panggang sudah tersedia sarana
penyulingan air, tetapi belum berjalan secara optimal sebab biaya
operasional cukup tinggi sehingga masyarakat belum mampu untuk
menanggung biaya operasional.
3. Jaringan Air Limbah
Sistem air limbah di Gugus Pulau Pramuka kini menggunakan
jaringan pipa bawah tanah yang menyalurkan air limbah rumah
tangga ke penampungan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
yang terdapat di pinggir pulau.
4. Persampahan
Sistem persampahan di Gugus Pulau Pramuka dilakukan dengan
mengumpulkan sampah di depan rumah yang nantinya akan di
angkut oleh petugas kebersihan dengan membayar retribusi sebesar
Rp 2000,-/ per bulan, selanjutnya sampah di angkut dua hari sekali

66
ke TPA untuk dimusnahkan dengan alat yang berada di pinggiran
pulau. Sistem ini seharusnya dapat berjalan dengan baik untuk
menjadikan kondisi pulau yang bersih dan rapih. Namun pada
kenyataannya masih banyak sampah yang terlihat di pinggiran pulau
bahkan dijalan setapak, terutama di Pulau Panggang hampir disetiap
pesisirnya terdapat gundukan sampah yang yang menjadikan
pemandangan di pulau ini seperti permukiman kumuh di daratan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat di Pulau
Panggang, mengapa banyak sampah di sekitar pesisir pulau, itu
dikarenakan kebiasaan masyarakat yang buruk yang membuang
sampah sembarangan ke laut dan diperparah karena tempat untuk
membakar sampah sering tidak berjalan secara optimal. Maka dari
itu masyarakat biasanya membuang sampah ke laut dan ada juga
yang membakarnya lalu menguburnya di lahan kosong.

4.1.9 Kondisi Perairan di Sekitar Gugus Pulau Pramuka


Wilayah perairan di Gugus Pulau Pramuka digunakan berbagai macam
kegiatan seperti kegiatan pariwisata, perikanan, pertambangan,
transportasi dan konservasi yang pengembangannya melibatkan
berbagai macam stakeholder, seperti pemerintah, pengusaha dan
penduduk lokal. Kondisi perairan sekitar Gugus Pulau Pramuka
cenderung kurang beraturan. Hal tersebut dipengaruhi oleh
penggunaan perairan untuk kegiatan yang sangat beragam dan
pengelolaannya melibatkan berbagai macam stakeholder. Adapun
kegiatan yang ada di wilayah perairan tersebut antara lain:
I. Kegiatan ekonomi yang meliputi budidaya rumput laut, usaha
perikanan, baik tangkap maupun budidaya dan transportasi antar
pulau.

67
II. Bangunan sarana umum seperti dermaga dan pangkalan kapal
nelayan.
III. Fasilitas permukiman antara lain reklamasi untuk perluasan
permukiman, pembuangan sampah, limbah dan MCK.
IV. Kegiatan pariwisata bahari seperti snorkeling, diving, renang,
bermain dipermukaan air dan kegiatan wisata penelitian seperti
konservasi terumbu karang, hutan bakau dan padang lamun.

Pemanfaatan wilayah perairan pulau oleh penduduk untuk kegiatan


ekonomi diatur menurut fungsi dari masing-masing wilayah perairan
yang disesuaikan dengan pengetahuan mereka tentang lingkungan laut
di sekitarnya. Hal ini tercermin dari lokasi masing-masing kegiatan
yang telah mempunyai wilayah tersendiri seperti kegiatan budidaya
rumput laut, penangkapan ikan dan budidaya ikan. Namun demikian
wilayah perairan yang diatur oleh penduduk sifatnya tidak permanen,
akan terjadi perubahan sesuai dengan perkembangan pengetahuan
mereka.

Lokasi budidaya rumput laut yang diusahakan oleh penduduk Pulau


Pramuka dan Pulau Panggang belum menetap. Budidaya rumput laut
sebagian besar telah dilakukan di atas pulau karang yang oleh
masyarakat setempat disebut dengan karang besar. Pemilihan tersebut
didasari atas pengetahuan masyarakat bahwa rumput laut akan tumbuh
diwilayah yang dangkal. Namun demikian budidaya yang dilakukan di
lokasi tersebut hanya berhasil dalam waktu dua tahun, selanjutnya
rumput laut terserang hama dan mati. Saat ini masyarakat mulai
mencoba mencari lokasi baru untuk budidaya rumput laut yaitu
diwilayah perairan yang relative dalam (lebih 5 meter). Penataan lahan
untuk kegiatan budidaya rumput laut oleh masyarakat masih terus

68
berjalan karena masyarakat masih mencari dimana lokasi yang paling
cocok untuk melakukan budidaya.

Pemanfaatan perairan lainnya untuk kegiatan ekonomi yang


diusahakan oleh penduduk adalah untuk perikanan baik budidaya
maupun tangkap. Lokasi budidaya dilakukan dipinggir pantai sebelah
selatan dengan menggunakan keramba. Lokasi tersebut dipilih untuk
menghindari angina sehingga keramba tidak mudah rusak karena
tertiup angin. Selain itu keramba tersebut diletakan tidak jauh dari
posisi rumah dengan maksud mudah untuk melakukan pemeliharaan
dan pengawasan. Adapun lokasi penangkapan ikan dengan
menggunakan alat tangkap bubu dilakukan didekat karang sebelah
timur Pulau Panggang, lokasi ini dipilih karena ikan biasanya banyak
ditemukan di karang. Selain itu, lokasi ini juga dekat dengan rumah
mereka. Sedangkan penangkapan ikan dengan menggunakan perahu
dengan alat jaring maupun pancing dilakukan dilokasi yang
diperkirakan terdapat banyak ikan. Lokasi ini dapat berubah
tergantung pada musim.

Pemanfaatan perairan untuk fasilitas umum yang ada di perairan


sekitar Gugus Pulau Pramuka sangat beragam. Pemanfaatan ruang
untuk fasilitas umum yang berlokasi di sekitar perairan Pulau pramuka
masih teratur sesuai dengan fungsinya, dermaga kelihatan rapih, kapal
penumpang dapat bersandar dengan mudah sehingga penumpang dapat
leluasa naik dan turun dari kapal. Lokasi penambatan kapal nelayan
tertata rapi, luas lokasi penambatan kapal masih sesuai dengan jumlah
kapal yang ada. Jumlah MCK yang ada di pinggir pantai relatif sedikit
sedangkan, lokasi pantai yang digunakan sebagai pembuangan sampah
hanya sebagian kecil saja. Hal tersebut berbeda dengan pemanfaatan
wilayah perairan sekitar Pulau Panggang yang kelihatan kurang

69
beraturan. Lokasi dermaga sudah tidak sesuai lagi karena banyaknnya
kapal yang bersandar sehingga penduduk yang memerlukan pelayanan
transportasi mendapat kesulitan untuk naik turun kapal. Hal ini
terutama dirasakan oleh penumpang dari luar pulau yang tidak terbiasa
meloncat dari atas kapal. Untuk pemanfaatan dermaga di Pulau Karya
hanya digunakan untuk kapal-kapal pemerintahan seperti pemadam
kebakaran dan polisi air. Apabila ada pengunjung yang ingin
mendatangi Pulau Karya kapal nelayan yang di taikinya bisa bersandar
di dermaga pemerintahan yang sudah disediakan untuk para tamu
pemerintahan berkunjung.

Pemanfaatan wilayah perairan di Gugus Pulau Pramuka untuk kegiatan


wisata bahari pun beragam kegiatan, untuk kegiatan wisata bahari
seperti diving biasanya dilakukan di sebelah timur Pulau Pramuka
karena disana terdapat spot diving dimana memiliki pemandangan
bawah laut yang terdapat kapal tua yang karam, spot ini biasanya
digunakan para pengunjung untuk melakukan kegiatan diving, selain
itu biasanya kegiatan diving juga sering dilakukan di sebelah barat
Pulau Panggang dan Karya, dikarenakan terdapat beragam ekosistem
laut yang hidup dibawahnya. Dan sebelah barat Pulau Panggang juga
sering dilakukan kegiatan wisata bahari seperti snorkeling, karena
banyak memiliki terumbu karang dan memiliki kedalam yang relatif
tidak dalam untuk melakukan kegiatan snorkeling. Untuk kegiatan
wisata bahari yang dilakukan dipermukaan laut biasanya dilakukan di
sebalah selatan Pulau Pramuka disana banyak terdapat jasa wisata
yang di lakukan oleh masyarakat pulau dengan menyewakan alat
wisata seperti banana boat, kayak dan permainan air lainnya. Dan
biasanya juga wisatawan berenang di kawasan tersebut dikarenakan
memiliki kedalaman air yang tidak dalam.

70
Untuk kegiatan wisata penelitian khusus seperti konservasi terumbu
karang dan mangrove, biasanya dilakukan disebalah timur Pulau
Pramuka, disana terdapat Balai Taman Nasional yang bisanya
membantu para peneliti untuk melakukan penelitian di Pulau Pramuka,
karena lokasi balai taman nasional terdapat di pinggir pulau, maka
lokasi untuk melakukan konservasi terumbu karang dan mangrove
berada tidak jauh depan Balai Taman Nasional. Disana banyak
terdapat mangrove dan termbu karang hasil konservasi yang dijaga dan
dipelihara oleh para staf Balai Taman Nasional.

4.1.10 Pariwisata
Kondisi pariwisata di Gugus Pulau Pramuka memiliki potensi yang
sangat baik, Pulau Pramuka misalnya, pulau yang menjadi pusat
pemerintahan Kabupaten Kepulauan Seribu ini memiliki jumlah
wisatawan terbanyak ketiga setelah Pulau Untung Jawa dan Pulau
Tidung. Wisatawan yang berkunjung ke Pulau Pramuka cenderung
ingin mencari pengalaman wisata yang berbeda dengan di daratan,
kegiatan wisata di Pulau Pramuka lebih mengarah pada kegiatan-
kegiatan wisata bahari, yang memang pengembangan pariwisata di
Pulau Pramuka diarahkan untuk kegiatan wisata bahari yang berbasis
masyarakat.
Kegiatan wisata bahari yang dapat dilakukan di Gugus Pulau pramuka
beragam, mulai dari di daratan, di permukaan laut sampai di dasar laut.
Kegiatan wisata bahari yang dapat dilakukan didarat seperti berjemur,
menikmati sunset, wisata kuliner, camping ground atau berkunjung ke
penangkaran penyu. Wisata yang dapat dilakukan di permukaan air
seperti snorkeling, mancing dan berenang. Dan wisata yang dilakukan
di bawah laut seperti diving. Adapun kegiatan wisata penelitian khusus

71
seperti budidaya penyu, transplantasi karang, budidaya hutan bakau
dan padang lamun. Itu dapat dilakukan di Gugus Pulau Pramuka.
Untuk lebih jelasnya mengenai lokasi kegiatan wisata di Gugus Pulau
Pramuka dapat dilihat pada Peta 4.3.

72
Peta 4.3 Lokasi Kegiatan Wisata Bahari

73
4.1.11 Tipologi Wisatawan
Tipologi wisatawan di Gugus Pulau Pramuka ini didapatkan dari
kuesioner yang peneliti sebar, dengan jumlah sampel sebanyak 100
responden wisatawan yang berkunjung ke Pulau Pramuka.
Berdasarkan hasil kuesioner di dapatkan hasil bahwa 82% wisatawan
yang berkunjung ke Pulau Pramuka untuk melakukan kegiatan
berlibur, dan terdapat pula wisatawan yang berkunjung ke Pulau
Pramuka untuk melakukan penelitian yaitu sebesar 18%. Untuk lebih
jelasnya mengenai rencana wisatawan berkunjung ke Pulau Pramuka
dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10
Hasil Kuesioner Rencana Wisatawan Datang ke Pulau Pramuka

Valid
Prequency Percent Comulative Percent
Percent
Liburan 82 82.00 82.00 82.00
Pekerjaan 0 0.00 0.00 82.00
Penelitian 18 18.00 18.00 100.00
Mengunjungi
0 0.00 0.00 100.00
Saudara
Total 100 100 100
Sumber : Hasil Kuesioner

74
Diagram Rencana Wisatawan

0%
18%
0%
Liburan
Pekerjaan

82% Penelitian
Mengunjungi Saudara

Adapun lamanya wisata yang berkunjung ke Pulau Pramuka paling


banyak responden menjawab 2 hari yaitu sebesar 51%, biasanya 2 hari
ini dilakukan di akhir pekan yang dimanfaatkan wisatawan untuk
berlibur, lalu 3 hari sebesar 38% yang memanfaatkan waktu mulai dari
hari jumat-minggu, 1 hari sebesar 8%, wisatawan yang berkunjung
selama 1 hari biasanya hanya singgah sementara di Pulau Pramuka
untuk melanjutkan kegiatan wisata baharinya di pulau lain. Dan lebih
dari 4 hari yaitu para peneliti yang sedang melakukan penelitian di
Pulau Pramuka. Untuk lebih jelasnya mengenai lamanya wisatawan
berkunjung ke Pulau Pramuka dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11
Hasil Kuesioner Lamanya Wisatawan Berkunjung Ke Pulau Pramuka
Valid
Prequency Percent Comulative Percent
Percent
1 Hari 8 8.00 8.00 8.00
2 Hari 51 51.00 51.00 59.00
3 Hari 38 38.00 38.00 97.00
> 4 Hari 3 3.00 3.00 100.00

75
Valid
Prequency Percent Comulative Percent
Percent
Total 100 100 100
Sumber : Hasil Kuesioner

Diagram Lamanya Wisatawan Berkunjung

3%
8%

38%
1 Hari
2 Hari
51% 3 Hari
> 4 Hari

Dari 100 responden wisatawan 73% berkunjung ke Pulau Pramuka


menggunakan perahu kayu yang berada di Dermaga Muara Angke,
didasari oleh biaya yang murah dan kapal yang selalu ada untuk
menampung wisatawan. Setelah Dermaga Muara Angke terdapat
wisatawan yang menggunakan kapal cepat dari Dermaga Marina
Ancol yaitu sebesar 17%, Dermaga Kali Adem sebesar 8% dan dari
Rawa Saban Tangerang sebesar 2%. Untuk lebih jelasnya mengenai
dari dermaga mana wisatawan berkunjung ke Pulau Pramuka dapat
dilihat pada Tabel 4.12

76
Tabel 4.12
Hasil Kuesioner Asal Keberangkatan Ke Pulau Pramuka
Valid Comulative
Prequency Percent
Percent Percent
Dermaga Muara
73 73.00 73.00 73.00
Angke
Demaga Kali Adem
8 8.00 8.00 81.00
(Dishub)
Marina Ancol 17 17.00 17.00 98.00
Tangerang 2 2.00 2.00 100.00
Total 100 100 100
Sumber : Hasil Kuesioner

Diagram Asal Keberangkatan Ke Pulau Pramuka

2%

17% Dermaga Muara Angke


8% Demaga Kali Adem (Dishub)
Marina Ancol
73% Tangerang

71% dari jumlah responden merupakan kunjungan pertamanya ke


Pulau Pramuka dan 29% merupakan wisatawan yang sudah pernah
mengunjungi Pulau Pramuka sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 4.13

77
Tabel 4.13
Hasil Kuesioner Kunjungan Pertama Ke Pulau Pramuka
Valid Comulative
Prequency Percent
Percent Percent
Ya 71 71.00 71.00 71.00
Tidak 29 29.00 29.00 100.00
Total 100 100 100
Sumber : Hasil Kuesioner

Diagram Kunjungan Pertama Ke Pulau Pramuka

29%

Ya Tidak
71%

Dan dari jumlah wisatawan yang sudah mengunjungi Pulau Pramuka


sebelumnya sebanyak 29%, kunjungan yang kedua kalinya yang
memiliki persentase paling tinggi yaitu 10%, kunjungan ketiga kalinya
sebanyak 7% dan kunjungan ke empat lebih sebanyak 6%. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.14

Tabel 4.14
Hasil Kuesioner Kunjungan Yang Keberapa Kalinya
Valid Comulative
Prequency Percent
Percent Percent
2 10 10.00 10.00 10.00
3 7 7.00 7.00 17.00

78
Valid Comulative
Prequency Percent
Percent Percent
4 6 6.00 6.00 23.00
>5 6 6.00 6.00 29.00
Total 29 29 29
Sumber : Hasil Kuesioner

Diagram Kunjungan Yang Keberapa Kalinya

6%
10%
2
3
6%
4

7% >5

Lalu peneliti pun menanyakan alasan wisatawan untuk datang ke


Pulau Pramuka, peneliti memberikan pilihan alasan wisatawan datang
ke Pulau Pramuka yaitu Pulau Pramuka memiliki fasilitas yang
lengkap, pulaunya indah dan nyaman, banyaknya kegiatan wisata
bahari yang dapat dilakukan di Pulau Pramuka dan atau semua
pilihannya benar. Dan hasil dari jawaban responden yaitu paling
banyak menjawab semuanya pilihannya benar yang berarti alasan
wisatawan datang ke Pulau Pramuka yaitu fasilitas lengkap, pulaunya
indah dan nyaman dan banyaknya kegiatan wisata bahari yang dapat
dilakukan responden yang menjawab ini sebesar 64%, disusul dengan
jawaban pulaunya indah dan nyaman sebesar 15%, fasilitas lengkap

79
sebesar 12% dan wisata bahari yang beragam sebesar 9%. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.15

Tabel 4.15
Hasil Kuesioner Alasan Wisatawan Berkunjung Ke Pulau Pramuka
Valid Comulative
Prequency Percent
Percent Percent
Fasilitas Lengkap 12 12.00 12.00 12.00
Pulaunya Indah dan
15 15.00 15.00 27.00
Nyaman
Wisata Bahari Yang
9 9.00 9.00 36.00
beragam
Atau Semuanya
64 64.00 64.00 100.00
benar
Total 100 100 100
Sumber : Hasil Kuesioner

Diagram Alasan Wisatawan Berkunjung Ke Pulau


Pramuka

12%
15% Fasilitas Lengkap
Pulaunya Indah dan Nyaman

64% 9% Wisata Bahari Yang beragam


Atau Semuanya benar

80
Lalu Pertanyaan selanjutnya yaitu apa tujuan awal wisatawan datang
ke Pulau Pramuka, pertanyaan ini bertujuan untuk mencari tahu
kegiatan primer yang dilakukan wisatawan di Pulau Pramuka. Dan dari
hasil kuesioner bahwa didapatkan tujuan wisatawan datang ke Pulau
Pramuka yaitu untuk melakukan kegiatan wisata bahari snorkeling
sebesar 75%, diving 12%, memancing 9% dan camping sebesar 4%.
Berdasarkan hasil wawancara dengan penyedia jasa wisata di Pulau
Pramuka, kegiatan snorkeling itu dilakukan diluar Pulau Pramuka,
yaitu di Pulau Ayer, Soft Coral Pulau Panggang, Karang Sempit dan di
Gosong Pulau Pramuka. Adapun kegiatan diving dilakukan di sebelah
timur Pulau Pramuka dan di sebelah barat Pulau Pramuka, untuk
kegiatan mancing biasanya dilakukan di dermaga pelabuhan dan
wisatawan yang memang tujuannya untuk memancing di ajak ke luar
Pulau Pramuka, dan untuk kegiatan camping ground biasanya
dilakukan di sebalah utara Pulau Pramuka, di Pulau Karya atau di
Pulau Semak Daun. Untuk lebih jelasnya mengenai tujuan awal
wisatan berkunjung ke Pulau Pramuka dapat dilihat pada Tabel 4.16

Tabel 4.16
Hasil Kuesioner Tujuan Awal Wisatawan Berkunjung Ke Pulau Pramuka
Valid Comulative
Prequency Percent
Percent Percent
Diving 12 12.00 12.00 12.00
Snorkeling 75 75.00 75.00 87.00
Fishing 9 9.00 9.00 96.00
Camping Ground 4 4.00 4.00 100.00
Total 100 100 100
Sumber : Hasil Kuesioner

81
Diagram Tujuan Awal Wisatawan

4%
9% 12%
Diving
Snorkeling
Fishing
Camping Ground

75%

Dan peneliti juga menanyakan tujuan sekunder wisatawan yang


biasanya dilakukan di Pulau Pramuka. Pertanyaan ini bertujuan untuk
mengetahui kegiatan apa saja yang sering dilakukan wisatawan selain
tujuan awal mereka untuk datang ke Pulau Pramuka. Berdasarkan hasil
kuesioner bahwa kegiatan keliling pulau dan wisata kuliner lah yang
memiliki jumlah terbesar yaitu sebesar 67%, lalu melihat penangkaran
penyu sebesar 18%, mengunjungi pulau lain 8% dan memancing 7%.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.17

Tabel 4.17
Hasil Kuesioner Kegiatan Sekunder Yang Dilakukan Wisatawan Di Pulau
Pramuka
Valid Comulative
Prequency Percent
Percent Percent
Mengunjungi Pulau
8 8.00 8.00 8.00
Lain
Keliling Pulau dan
67 67.00 67.00 75.00
Wisata Kuliner
Melihat 18 18.00 18.00 93.00

82
Valid Comulative
Prequency Percent
Percent Percent
Penangkaran Penyu
Mancing 7 7.00 7.00 100.00
Total 100 100 100
Sumber : Hasil Kuesioner

Diagram Kegiatan Sekunder Wisatawan

Mengunjungi Pulau Lain


7% 8%
18% Keliling Pulau dan Wisata
Kuliner
Melihat Penangkaran Penyu

Mancing
67%

Peneliti juga menanyakan apakah wisatawan pernah mengunjungi


Pulau Panggang, berdasarkan hasil kuesioner bahwa 84% wisatawan
tidak pernah mengunjungi Pulau Panggang, sedangkang 16%
wisatawan pernah mengunjungi Pulau Panggang, dan kebanyakan dari
wisatawan yang mengunjungi Pulau Panggang yaitu bertujuan untuk
penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.18

Tabel 4.18
Hasil Kuesioner Pertanyaan Mengenai Kunjungan Ke Pulau Panggang
Valid Comulative
Prequency Percent
Percent Percent
Ya 16 84.00 84.00 84.00
Tidak 84 16.00 16.00 100.00
Total 100 100 100
Sumber : Hasil Kuesioner

83
Diagram Wisatawan Yang Berkunjung Ke Pulau
Panggang

16%

Tidak
Ya
84%

Lalu dari jumlah wisatawan yang pernah mengunjungi Pulau


Panggang peneliti menanyakan apa yang menarik dari Pulau
Panggang. 8% menjawab budidaya ikan kerapu yang menarik di Pulau
Panggang, lalu mengunjungi makam keramat 4%, view sunset dari
Pulau Panggang 3% dan melihat kehidupan nelayan 1%. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.19

Tabel 4.19
Hasil Kuesioner Apa Yang Menarik Di Pulau Panggang
Valid Comulative
Prequency Percent
Percent Percent
Budidaya Ikan
8 8.00 8.00 8.00
Kerapu
Melihat Kehidupan
1 1.00 1.00 9.00
Nelayan
Mengunjungi
4 4.00 4.00 13.00
Makan Keramat
View Sunset dari
3 3.00 3.00 16.00
Pulau Panggang
Total 16 16 16
Sumber : Hasil Kuesioner

84
Diagram Faktor Yang Menarik di Pulau Panggang

Budidaya Ikan Kerapu


3%
Melihat Kehidupan Nelayan
8%
Mengunjungi Makan Keramat
4%

1% View Sunset dari Pulau


Panggang

Lalu peneliti juga menanyakan apakah wisatawan pernah mengunjungi


Pulau Karya, 82% wisatawan tidak pernah mengunjungi Pulau karya
dan 18% wisatawan pernah mengunjungi Pulau Karya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.20

Tabel 4.20
Hasil Kuesioner Pertanyaan Mengenai Kunjungan Ke Pulau Karya
Valid Comulative
Prequency Percent
Percent Percent
Ya 18 82.00 82.00 82.00
Tidak 82 18.00 18.00 100.00
Total 100 100 100
Sumber : Hasil Kuesioner

85
Diagram Wisatawan Yang Berkunjung Ke Pulau Karya

18%

Tidak
Ya
82%

Lalu peneliti juga menanyakan kepada wisatawan yang pernah


mengunjungi Pulau karya, apa yang menarik di Pulau Karya. Dan
jawaban pantai pasir putih yang memiliki persentase paling banyak
yaitu sebesar 9%, lalu view sunset dan sunrise 5%, dan tempat yang
bagus untuk berjemur 4%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 4.21 dan Tabel 4.22 untuk hasil kuesioner keseluruhan dengan
frekuensi tertinggi.

Tabel 4.21

Hasil Kuesioner Apa Yang Menarik Di Pulau Karya


Valid Comulative
Prequency Percent
Percent Percent
Pantai Pasir Putih 9 9.00 9.00 9.00
View Sunset dan
5 5.00 5.00 14.00
Sunrise
Tempat Yang Bagus
4 4.00 4.00 18.00
Untuk Berjemur
Wisata Sejarah 0 0.00 0.00 18.00
Total 18 18 18
Sumber : Hasil Kuesioner

86
Diagram Faktor Yang Menarik di Pulau Karya

0%
Pantai Pasir Putih
4%
View Sunset dan Sunrise
9%
Tempat Yang Bagus Untuk
Berjemur
5%
Wisata Sejarah

87
Tabel 4.22
Hasil Rekapitulasi Analisis Kuesioner dengan Frekuensi Tertinggi
No Pertanyaan Jawaban Frekuensi Total
1 Rencana mengunjungi pulau Liburan 82 100
2 Lamanya berkunjung 2 Hari 51 100
3 Dermaga Asal Dermaga Muara Angke 73 100
4 Kunjungan ke-berapa Pertama 71 100
Fasilitas Lengkap, Pulaunya Indah dan Nyaman, Wisata
5 Ketertarikan Datang ke Pulau Pramuka 64 100
Bahari Yang Beragam
6 Kegiatan wisata Primer Snorkeling 75 100
7 Kegiatan wisata sekunder Keliling Pulau dan Wisata Kuliner 67 100
8 Kunjungan ke Pulau Panggang Tidak Pernah 84 100
9 Faktor ketertarikan Budidaya Ikan Kerapu 8 16
10 Kunjungan ke Pulau Karya Tidak Pernah 82 100
11 Faktor ketertarikan Pantai Pasir Putih 10 18
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2015

88
2. Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kepulauan Seribu Utara
Tahun 2010-2030
Dalam Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Kepulauan Seribu
Utara (RDTR-K) menyebutkan bahwa Hingga tahun 2010, guna lahan
eksisting di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara di dominasi oleh guna
lahan Industri yang mencapai 43% lebih. diikuti oleh lahan Perumahan
dengan persentase 22% lebih. Berdasarkan hasil analisis peta dan
pengamatan di lapangan, pola pemanfaatan ruang untuk kawasan
terbangun, umumnya terdapat di beberapa pulau di bagian selatan
Kecamatan Kep. Seribu Utara yang memang sudah berpenghuni.
Sementara itu pola pemanfaatan ruang untuk kawasan non-terbangun
lebih banyak terdapat di bagian utara Kecamatan Kepulauan Seribu
Utara1.
Konsep pengembangan kedepan mengarahkan pemanfaatan ruang
budidaya secara efisien, khususnya pada kawasan-kawasan yang
produktif untuk terutama nantinya yang diharapkan adalah pariwisata
dan perikanan.
Karakteristik wilayah Kecamatan Kepulauan Seribu Utara secara
ringkas sebagai berikut

Rencana
No. Karakteristik Wilayah
Penataan Ruang
Penggunaan Memiliki luas wilayah sebesar 5,65 Km2. Persentase
1. Lahan (Eksisting penggunaan lahan paling besar adalah untuk kawasan
2010) industri adalah sebesar 43,42%.
Analisis Tipologi Memiliki dominasi dengan Tipologi Kawasan
2.
Penggunaan Budidaya yang produktif

1
Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten Kepulauan Seribu Utara Tahun 2010-
2030

89
Rencana
No. Karakteristik Wilayah
Penataan Ruang
Lahan
Dalam RTRWN Kepulauan Seribu ditetapkan sebagai
Analisis Tipologi
3. taman nasional laut, kawasan andalan dan strategis
Kebijakan Terkait
nasional
Rencana Pola Dominasi Rencana Pola Ruang adalah Kawasan
4.
Ruang Industri budidaya
Pada akhir tahun perencanaan diperkirakan jumlah
Rencana
5. penduduk Kecamatan Kepulauan Seribu Utara 14.289
Kependudukan
Jiwa

Berdasarkan hasil FGD Dinas Tata Ruang di Kecamatan Kepulauan


Seribu Utara dan workshop Kepulauan Seribu diperoleh aspirasi dari
masyarakat dapat diringkas sebagai berikut:

1. Usulan pemeliharaan dan pengelolaan kawasan lindung, berupa:

 Pengadaan garis sempadan pantai di seluruh wilayah pulau

 Penentuan pemanfaatan P. Jagung untuk komersil dan PHU

2. Perlunya kejelasan dalam penetapan guna lahan, berupa:

 Kejelasan batasan wilayah laut untuk memasang keramba


atau bubu

 Kejelasan pemanfaatan kawasan pertambangan dan kawasan


budidaya perikanan

 Kejelasan penataan peraturan kolam labuh di P. Kelapa

90
3. Kebutuhan akan fasilitas:

 Pendidikan

 Kesehatan

 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di utara P. Kelapa

 Pusat Kebudayaan

 Break water di P.Pramuka

4. Adanya rencana pemindahan permukiman di timur P. Panggang


ke laut dangkal.

5. Perlunya pembebasan tanah untuk lahan pemakaman di Pulau


Kelapa.

6. Perbaikan sistem drainase di P. Kelapa.

7. Perbaikan sistem pelayanan air melalui:

 Pendistribusian air suling kepada penduduk di P.Panggang

 Pembuatan sumur air tawar di P. Kelapa

8. Peningkatan kualitas dan kuantitas sistem perhubungan melalui:

 Penyediaan pelabuhan di P. Pramuka dan pulau-pulau yang


telah dikomersilkan

 Penyediaan alur kapal di selatan P. Panggang

 Penyediaan rambu navigasi di P.Kelapa

 Pembangunan jembatan penghubung P. Panggang – P.


Pramuka

 Pembangunan dermaga CNOOC di P. Kelapa

91
Peta 4.4
Rencana Blok Kecamatan Kepulauan Seribu Utara

92
4.2. Wisata Eco-tourism di Gugus Pulau Pramuka

Untuk menjadikan wisata bahari yang eco-tourism di Gugus Pulau


Pramuka maka pengembangan wisata bahari harus lebih mengarah pada
kegiatan konservasi lingkungan, yang dimana seluruh unsur yang terlibat
didalam kegiatan ini harus mengerti akan pentingnya arti konservasi.
Pendidikan dan pemahaman akan konservasi terhadap wisatawan dan
masyarakat setempat sangat perlu dilakukan agar wisatawan dan
masyarakat mengerti dan mau berpartisipasi dalam perencanaan
pengembangan eco-tourism. Analisis spasial akan sangat membantu untuk
menganalisa potensi-potensi kawasan sumber daya alam yang seharusnya
dapat dijaga dan dikembangakan dengan baik untuk keberlanjutan
pelestarian lingkungan.

Analisis spasial digunakan untuk mengetahui pola atau hubungan di antara


unsur-unsur geografis, analisis spasial ini dapat membantu mengetahui
persebaran sumber daya alam yang di miliki oleh masing-masing pulau
yang berada di Gugus Pulau Pramuka, lokasi persebaran sumber daya alam
dapat dijadikan acuan untuk pengembangan wisata bahari yang
memperhatikan kualitas lingkungan.

Berdasarkan hasil laporan kegiatan Transek Badan Informasi Geografis


(BIG) bahwa terdapat beberapa jenis karang yang tersebar di perairan
dangkal Pulau Pramuka, Pulau Panggang dan Pulau Karya, karang hidup
yang banyak ditemukan di Gugus Pulau Pramuka adalah hard coral non
acropora massive dengan persentase sebesar 25,53% dan yang paling
sedikit adalah jenis hard coral acropora enclusting yaitu 0,38% terumbu
karang ini menyebar di pinggiran perairan dangkal di ketiga pulau ini.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram komposisi karang hidup
dibawah ini.

93
Komposisi Karang Hidup
Hard Coral Acropora
Brancing
10.07% Hard Coral Acropora
3.96% Tabulate
8.27% 12.23% Hard Coral Acropora
10.07% 0.38% Encrusting
Hard Coral Acropora
3.96% Submassive
Hard Coral Non Acropora
Brancing
Hard Coral Non Acropora
25.53% 12.85% Massive
Hard Coral Non
7.55% AcroporaEncrusting
Hard Coral Non Acropora
Submassive
Hard Coral Non Acropora
Foliose
Hard Coral Non Acropora
Mushroom

Analisis spasial ini berdasarkan peta tutupan lahan untuk mengetahui


persebaran dan pola tutupan lahan dan menjadi acuan untuk menentukan
lokasi kegiatan wisata bahari yang berbasis eco-tourism, berdasarkan
analisis spasial di Gugus Pulau Pramuka terdapat kawasan yang memiliki
terumbu karang hidup yang lebih banyak dan polanya berkumpul di
kawasan tersebut, maka dari itu kawasan ini dijadikan kawasan
perlindungan. Sedangkan, untuk kawasan yang lainnya memiliki terumbu
karang yang relatif lebih sedikit dan polanya menyebar, maka dari itu
kawasan ini dijadikan kawasan konservasi. Untuk lebih jelasnya mengenai
kawasan perlindungan dan kawasan konservasi tersebut dapat dilihat pada
point dibawah ini.
 Kawasan Perlindung
Kawasan perlindungan ini berdasarkan tutupan lahannya yang
memiliki beragam jenis terumbu karang yang hidup, oleh karena
pertimbangan tersebut maka kawasan ini dijadikan kawasan wisata

94
perlindungan, namun bukan berarti wisatawan tidak dapat
melakukan kegiatan wisata bahari didalam kawasan tersebut,
wisatawan dapat melakukan kegiatan wisata bahari dikawasan ini
dengan ketentuan wisatawan mampu menjaga ekosistem terumbu
karang agar kawasan perlindungan tersebut tetap terjaga
kelestariannya. Dengan luas yang dapat dijadikan untuk kawasan
perlindungan sebesar 84,7 Ha.
 Kawasan Konservasi
Kawasan konservasi ini memiliki terumbu karang hidup yang relatif
sedikit dan menyebar. Namun kawasan ini dapat dijadikan peluang
untuk kegiatan wisata yang berbasis pendidikan. Dengan luas yang
dapat dijadikan untuk kawasan konservasi sebesar 302 Ha.
Untuk lebih jelas melihat persebaran terumbu karang beserta tutupan lahan
lainnya dan kawasan yang dijadikan kawasan perlindungan maupun
kawasan konservasi dapat dilihat pada Peta 4.5 dan Peta 4.6

95
Peta 4.5. Tutupan Lahan di Pulau Panggang

96
Peta 4.6 Analisa Ketentuan Kawasan

97
4.3. Desain Alur Wisata di Gugus Pulau Pramuka

Desain alur wisata merupakan rencana rangkaian kegiatan yang dibentuk


dalam tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin keseluruhan kegiatan
wisata yang dilakukan oleh para pelaku wisatawan. Untuk mendapatkan
desain alur wisata tersebut diperlukan terlebih dahulu proses analisis
konektivitas di Gugus Pulau Pramuka.

4.3.1 Analisis Konektivitas


Berdasarkan Aronof (1993) mengatakan bahwa konektivitas merupakan
operasi keterhubungan yang berbeda untuk menghimpun nilai-nilai pada
suatu wilayah yang dilintasi. Masing-masing fungsi konektivitas harus
mencakup tiga hal, yakni:
a. Memiliki spesifikasi element spasial seperti fasilitas penunjang
kegiatan wisata bahari (dermaga, homestay, kapal motor dll) yang
terhubung oleh jalan maupun jalur transportasi air. Fasilitas
penunjang ini sangat penting di dalam keberhasilan kegiatan
wisata bahari, berdasarkan hasil analisa bahwa fasilitas penunjang
terlengkap dan terbanyak terdapat di Pulau Pramuka, Fasilitas
penunjang yang terdapat di masing-masing pulau dihubungkan
oleh kapal ojek yang mengkoneksikan ketiga pulau ini. sehingga
menjadikan adanya koneksi terhadap Pulau Pramuka, Pulau
Panggang dan Pulau Karya. Untuk lebih jelasnya mengenai
fasilitas penunjang dan persebarannya dapat dilihat pada Tabel
4.23 dan Peta 4.6

98
Tabel 4.23
Jumlah Fasilitas Penunjang Kegiatan Wisata Bahari

No Infrastruktur Pulau Pramuka Pulau Panggang Pulau Karya

1 Dermaga 5 3 2
2 Homestay 95 − −
3 Kapal Motor 3 13 −
4 Kapal Ojek 1 11 −
5 Perahu Motor 178 182 −
5 Fasilitas Kesehatan 2 2 −
6 Taman 3 1 1
7 ATM 1 − −
8 Fasilitas Peribadatan 3 7 −
9 Rumah Makan 2 − −
10 Gardu Listrik 1 1 −
11 Fasilitas Pendidikan 9 4 −
12 BTS 5 − −
Sumber : Data Laporan Akhir Tahun Kelurahan Panggang 2014

b. Sekumpulan potensi atau aturan yang menentukan perpindahan


yang diperbolehkan sepanjang interkonektivitas. Adanya kegiatan
perpindahan itu didasari karena adanya ketertarikan pada sebuah
objek yang memiliki daya tarik, hal tersebut yang membuat adanya
perpindahan. Aturan perpindahan harus disesuaikan dengan
kondisi peraturan yang ada, dikarenakan perpindahan ini
menggunakan transportasi air maka aturan yang digunakan adalah
kedalaman laut yang sesuai dengan transportasi air yang
digunakan. Berdasarkan hasil kuesioner wisatawan dan wawancara
dengan penyedia jasa wisata maupun tokoh masyarakat. Pulau
Panggang, Pulau Pramuka dan Pulau Karya memiliki potensi yang

99
saling berbeda. Adapun potensi-potensi yang dimiliki masing-
masing pulau, antara lain:
 Pulau Pramuka
Pulau yang dijadikan ibu kota Kabupaten Kepulauan Seribu
sudah jelas memiliki banyak potensi yang menjadikan
banyaknya wisatawan yang berkunjung ke pulau ini. Pulau
Pramuka memiliki penangkaran penyu, konservasi
mangrove, dan keramahan penduduknya yang merupakan
potensi yang sangat baik untuk keberlangsungan wisata di
pulau ini. Rencana pengembangan wisata di pulau ini pun
berbasis masyarakat, jadi masyarakat yang memiliki peran
penting didalam pengembangan. Pulau Pramuka juga
memiliki gosong yang dijadikan resto dengan memiliki
atraksi ikan hiu sebagai daya tariknya. Dan hal tersebut
merupakan potensi yang dimiliki Pulau Pramuka.
 Pulau Panggang
Pulau Panggang yang terlihat seperti kawasan permukiman
kumuh di Jakarta ini ternyata memiliki potensi untuk wisata
bahari di Pulau Pramuka, potensi tersebut di dapat
berdasarkan hasil observasi dan kuesioner wisatawan yang
pernah mengunjungi pulau ini, Pulau Panggang memiliki
potensi seperti gosong Pulau Panggang yang dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan wisata bahari baik wisata
bahari umum maupun wisata bahari khusus, pantai pasir
putih disebelah selatan, dan kehidupan nelayan seperti
melakukan budidaya ikan yang menjadi potensi untuk
wisatawan datang ke pulau ini.

100
 Pulau Karya
Pulau yang tidak berpenghuni ini memiliki potensi seperti
pantai pasir putih, view sunset dan sunrise yang bagus, dan
ruang terbukanya dapat digunakan untuk kegiatan camping,
yang dimana potensi tersebut yang menjadikan wisatawan
ingin menunjungi Pulau Karya, namun belum banyak
wisatawan yang berkunjung ke pulau ini.

Potensi yang dimiliki masing-masing pulau tersebut yang


menimbulkan adanya perpindahan di ketiga pulau tersebut.

c. Dan terdapat suatu unit pengukuran (jarak, waktu dan biaya). Unit
pengukuran ini sangat penting di dalam analisis konektivitas, unit
pengukuran dapat mengetahui jarak terdekat, waktu tercepat dan
biaya termurah dalam melakukan perpindahan di ketiga pulau ini.
Unit pengukuran ini menghitung jarak, waktu dan biaya untuk
menuju ke masing-masing pulau maupun ke setiap potensi yang
dimiliki ketiga pulau tersebut. Perhitungan jarak didapatkan secara
otomotis dari kesesuain jarak pada masing-masing garis, waktu
didapatkan berdasarkan hasil observasi lapangan dan untuk biaya
disesuaikan dengan harga kapal pada kondisi saat ini. Untuk biaya,
apabila perpindahan menggunakan kapal motor, untuk
perpindahan antar pulau itu menyesuaikan dengan biaya ojek kapal
sebesar Rp 4000,- sedangkan untuk perpindahan ke lokasi
snorkeling dan diving karena harus menyewa kapal motor maka
biaya tergantung pada jenis kapal yang digunakan harganya
berkisar Rp 300-450,-. Untuk lebih jelasnya mengenai perhitungan
jarak, waktu dan biaya dari masing-masing pulau dapat dilihat
pada Tabel 4.24, Tabel4.25, Tabel 4.26 dan Peta 4.7, Peta 4.8,
Peta 4.9

101
Tabel 4.24
Alur Konektivitas Pulau Pramuka
Biaya
Jarak Waktu
No Keterangan Kapal
(Km) (menit)
(Ribuan)
1 Dermaga P.pramuka-Spot Snorkeling 1 1.3 13
2 Dermaga P.pramuka-Spot Snorkeling 2 2.6 26
300-450
3 Dermaga P.pramuka-Spot Snorkeling 3 3.6 36
4 Dermaga P.pramuka-Spot Snorkeling 4 2 20
Dermaga P.pramuka-Dermaga
5 1.9 19
P.panggang 4000
6 Dermaga P.pramuka-Dermaga P.karya 1.8 18
7 Dermaga P.pramuka-Spot Diving 1 2.5 25
8 Dermaga P.pramuka-Spot Diving 2 3 37 300-450
9 Dermaga P.pramuka-Spot Diving 3 3.7 30
Dermaga P.pramuka-Spot Wisata Kuliner
10 1 10 4000
Resto Nusa
Dermaga P.pramuka-Spot Wisata Kuliner
11 0.1 1 −
P.pramuka
Dermaga P.pramuka-Spot Budidaya
12 0.5 5 −
Mangrove
Dermaga P.pramuka-Spot Penangkaran
13 0.3 3 −
Penyu
14 Dermaga P.pramuka-Spot Mancing 0.1 1 −
15 Dermaga P.pramuka-Spot Permainan Air 0.8 8 −
Dermaga P.pramuka-Spot Camping
16 0.5 5 −
P.pramuka
Dermaga P.pramuka-Spot Camping
17 1.9 19
P.karya
4000
Dermaga P.pramuka-Spot View Sunset
18 2.9 29
P.panggang
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2015

102
Tabel 4.25
Alur Konektivitas Pulau Panggang
Biaya
Jarak Waktu
No Keterangan Kapal
(Km) (Menit)
(Ribuan)
1 Dermaga P.panggang-Dermaga P.karya 0.2 2
4000
2 Dermaga P.panggang-Dermaga P.pramuka 1.9 19
3 Dermaga P.panggang-Spot Snorkeling 4 1.7 17
4 Dermaga P.panggang-Spot Snorkeling 3 2 20
350-400
5 Dermaga P.panggang-Spot Snorkeling 2 3.2 32
6 Dermaga P.panggang-Spot Snorkeling 1 2.4 24
7 Dermaga P.panggang-Spot Camping P.karya 0.5 5
8 Dermaga P.panggang-Spot Camping P.pramuka 2.4 24
Dermaga P.panggang-Spot Wisata Kuliner 4000
9 1 10
Resto Nusa
Dermaga P.panggang-Spot Wisata Kuliner
10 2 20
P.pramuka
11 Dermaga P.panggang-Spot Sunset P.panggang 0.9 9 −
12 Dermaga P.panggang-Spot Diving 2 2.1 21
13 Dermaga P.panggang-Spot Diving 1 2.7 27 350-400
14 Dermaga P.panggang-Spot Diving 3 4 40
15 Dermaga P.panggang-Spot Mancing 2.1 21
16 Dermaga P.panggang-Spot Penangkaran Penyu 2.3 23
4000
17 Dermaga P.panggang-Spot Budidaya Mangrove 2.4 24
18 Dermaga P.panggang-Spot Permainan Air 2.7 27
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2015

103
Tabel 4.26
Alur Konektivitas Pulau Karya
Biaya
Jarak Waktu
No Keterangan Kapal
(Km) (Menit)
(Ribuan)
1 Dermaga P.karya-Dermaga P.panggang 0.2 2
4000
2 Dermaga P.karya-Dermaga P.pramuka 1.7 17
3 Dermaga P.karya-Spot Snorkeling 1 2.2 22
4 Dermaga P.karya-Spot Snorkeling 2 3.4 34
300-450
5 Dermaga P.karya-Spot Snorkeling 3 2.3 23
6 Dermaga P.karya-Spot Snorkeling 4 1.5 15
7 Dermaga P.karya-Spot Camping P.karya 0.2 2 −
8 Dermaga P.karya-Spot Camping P.pramuka 2.4 24
Dermaga P.karya-Spot Wisata Kuliner Resto
9 0.8 8 4000
Nusa
Dermaga P.karya-Spot Wisata Kuliner
10 1.8 18
P.pramuka
11 Dermaga P.karya-Spot Diving 1 3 30
12 Dermaga P.karya-Spot Diving 2 2.3 23 300-450
13 Dermaga P.karya-Spot Diving 3 3.8 38
14 Dermaga P.karya-Spot Sunset P.panggang 1.2 12
15 Dermaga P.karya-Spot Mancing 1.9 19
16 Dermaga P.karya-Spot Penangkaran Penyu 2.1 21 4000
17 Dermaga P.karya-Spot Budidaya Mangrove 2.2 22
18 Dermaga P.karya-Spot Permainan Air 2.6 26
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2015

104
Peta 4.7 Alur Konektivitas Pulau Pramuka

105
Peta 4.8 Alur Konektivitas Pulau Panggang

106
Peta 4.9 Alur Konektivitas Pulau Karya

107
4.3.2 Usulan Alur Wisata di Gugus Pulau Pramuka
Usulan alur wisata di Gugus Pulau Pramuka di dapat berdasarkan
tipologi wisatawan dan analisis konektivitas, ada beberapa usulan yang
menyesuaikan dengan trend wisata bahari di Gugus Pulau Pramuka, alur
wisata ini untuk semakin menjadikan wisata bahari di Gugus Pulau
Pramuka menjadi lebih memperhatikan kelestarian lingkungan (eco-
tourism) dan menjadi lebih bervariasi. Adapun alur kegiatan wisata
bahari di Gugus Pulau Pramuka antara lain:
 Alur Wisata Bahari Minat Khusus
Alur wisata bahari ini merupakan alur kegiatan wisatawan yang
bersifat pendidikan dimana wisatawan ikut terlibat di dalam
kelestarian di sekitar Gugus Pulau Pramuka. Wisata minat khusus
ini adalah kegiatan transplantasi terumbu karang yang dapat
diselenggarakan oleh masyarakat setempat untuk para wisatawan
agar mendapatkan pengalaman yang berbeda ketika berwisata di
Gugus Pulau Pramuka. Adapun alur wisata minat khusus ini
dimulai dari Pulau Pramuka yang memang menjadi pusat para
wisatawan, lalu hasil transplantasi karang para wisatawan dapat
langsung di simpan pada kawasan yang berdasarkan analisis
spasial sesuai untuk kawasan konservasi, dimana wisatawan pun
bisa sambil melakukan kegiatan snorkeling pada spot-spot
snorkeling, dilanjutkan kembali kegiatannya dengan mengelilingi
pulau karya dimana wisatawan bisa menikmati pantai dengan pasir
putih, kemudian dapat berwisata kuliner di resto nusa, sambil
menikmati atraksi hiu, atau berwisata kuliner di Pulau Pramuka
dan diakhiri dengan mengunjungi penangkaran penyu dan
budidaya mangrove yang terdapat disebelah timur Pulau Pramuka.
Berdasarkan hasil analisa pengukuran alur ini memakan waktu
perjalanan 84 menit dengan biaya kapal yang harus di keluarkan

108
sebesar 300-450 Rupiah tergantung jenis kapal yang digunakan,
adapun biaya untuk tranplantasi karang dapat disesuaikan dengan
masyarakat atau jasa wisata yang menyelengarakan kegiatan ini.
Apabila wisatawan datang berlibur selama dua hari, kegiatan ini
dapat berlangsung karena hanya memakan waktu perjalanan 84
menit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.27 dan
Peta 4.10
Tabel 4.27
Alur Wisata Minat Khusus

Biaya
Jarak Waktu
No Keterangan Kapal
(Km) (Menit)
(Ribuan)
1 Dermaga P.pramuka-Spot Snorkeling 1 1.3 13
2 Spot Snorkeling 1-Spot Snorkeling 2 1.3 13
3 Spot Snorkeling 2-Spot Snorkeling 3 1.3 13
4 Spot Snorkeling 3-Dermaga P.karya 2.2 22 300-450
5 Dermaga P.karya-Resto Nusa 0.8 8
6 Resto Nusa-Penangkaran Penyu 1.4 14
7 Penangkaran Penyu-Budidaya Mangrove 0.1 1
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2015

 Alur Wisata Bahari Snorkeling


Alur wisata bahari untuk kegiatan snorkeling di dasari oleh
tipologi wisatawan bahwa kegiatan primer yang dilakukan wisata
berkunjung ke Pulau Pramuka adalah untuk melakukan kegiatan
snorkeling. Pada kondisi saat ini kegiatan snorkeling wisatawan di
Pulau Pramuka dilakukan di luar Pulau Pramuka yaitu tepatnya di
Pulau Ayer, karena ruang lingkup alur wisata di dalam penelitian
ini hanya di Gugus Pulau Pramuka maka alur kegiatan snorkeling
di susun hanya sebatas Gugus Pulau Pramuka. Namun jika
kegiatan wisata minat khusus dapat berlangung dengan baik, maka

109
banyak spot-spot dikawasan Gugus Pulau Pramuka yang memiliki
terumbu karang yang alami maupun hasil transplantasi yang dapat
dinikmati bagi para wisatawan. Ini menjadi nilai lebih untuk
melakukan kegiatan snorkeling di Gugus Pulau Pramuka. Alur
wisata snorkeling, jarak, waktu dan biaya tidak jauh berbeda
dengan alur wisata minat khusus, perbedaannya terletak di tidak
adanya kegiatan transplantasi terumbu karang.
 Alur Wisata Bahari Diving
Dini Feti Anggraini (2013) di dalam penelitiannya mengatakan
bahwa trend wisata sampai tahun 2020 adalah snorkeling dan
diving, maka dari itu alur wisata bahari untuk kegiatan diving juga
perlu di susun agar wisatawan tidak merasa adanya kejenuhan
untuk diving di Gugus Pulau Pramuka. Titik spot untuk diving di
bersumber dari instruktur diving pada salah satu penyedia jasa
wisata di Pulau Pramuka terdapat tiga spot diving yang terdapat di
Gugus Pulau Pramuka. Jika dilihat jenis kegiatan ini termasuk
kegiatan yang perlu keahlian khusus, maka dari itu peneliti
menyarankan bahwa harus adanya spot untuk pemula dan untuk
yang sudah bersertifikasi. Penentuan spot untuk pemula di dasari
pada nilai kedalam air laut, di dapat spot diving 1 dan 2 bisa
digunakan untuk para diving pemula, sedangkan untuk spot diving
3 memiliki kedalaman >20 meter maka cocok untuk para diving
yang sudah bersertifikasi, di spot itu juga memiliki pemandangan
bawah laut seperti kapal karam yang menjadi nilai lebih pada spot
tersebut. Adapun alur wisata diving dapat dilihat pada Tabel 4.28
dan Peta 4.11

110
Tabel 4.28
Alur Wisata Diving

Biaya
No Kegiatan Jarak Waktu Kapal
(Km) (Menit) (Ribuan)
1 Dermaga P.pramuka-Spot Diving 3 2.5 25
2 Spot Diving 3-Spot Diving 1 4.0 40
3 Dermaga P.pramuka-Spot Diving 1 3.0 30
4 Dermaga P.pramuka-Spot Diving 2 3.7 37 300-450
5 Spot Diving 2-Dermaga P.karya 2.3 23
6 Dermaga P.karya-Wisata Kuliner Resto Nusa 0.8 8
Wisata Kuliner Resto Nusa-Dermaga
7 1.1 11
P.pramuka
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2015

 Alur Wisata Bahari Keliling Pulau


Alur wisata bahari keliling pulau ini dapat digunakan oleh para
wisatawan untuk melakukan kegiatan wisata bahari yang berbeda
dengan wisata diving maupun snorkeling, kegiatan wisata bahari
keliling pulau dapat dilakukan wisata yang hanya untuk menikmati
pemandangan pulau atau sekedar ingin bermain di pinggiran pantai
saja. Biaya yang harus dikeluarkan untuk wisata ini pun cukup
murah karena hanya mengeluarkan biaya ongkos ojek kapal saja
untuk dapat berwisata keliling pulau. Ataupun wisata ini dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan wisata sekunder setelah wisatawan
melakukan kegiatan wisata primernya. Wisata keliling pulau, dapat
mengunjungi Pulau Panggang untuk dapat melihat kehidupan asli
nelayan lalu dapat pulau bermain di pantai pasir putih yang
terdapat di selatan Pulau Panggang dan kegiatan yang dapat
dilakukan di Pulau Karya yaitu seperti berenang, bermain di
pinggir pantai dll. Adapun alur wisata keliling pulau dapat dilihat
pada Tabel 4.29 dan Peta 4.12

111
Tabel 4.29
Alur Wisata Keliling Pulau

Jarak Waktu Biaya


No Keterangan
(Km) (Menit) (Rp)
1 Dermaga P.pramuka-Dermaga P.panggang 1.90 19
2 Dermaga P.pramuka-Dermaga P.Karya 1.70 17
Dermaga P.pramuka-Spot Wisata Kuliner
3 1.10 22 4000
Resto Nusa
4 Dermaga P.pramuka-Spot View Sunset 2.90 29
5 Dermaga P.pramuka-Spot Camping P.karya 1.90 19
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2015

112
Peta 4.10 Alur Wisata Minat Khusus

113
Peta 4.11 Alur Wisata Diving

114
Peta 4.12 Alur Wisata Keliling Pulau

115

Anda mungkin juga menyukai