Anda di halaman 1dari 17

Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Mangrove Action Plan

Pembuatan Persemaian dan Demplot Penanaman Mangrove


Di Pulau Kelapa

Sentra Penyuluh Konservasi Pedesaan (SPKP) BINTANG lAUT


Kelurahan Pulau Kelapa Kecamatan Kepulauan Seribu Utara
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

BAB I
PENDAHULUAN
Taman Nasional Kepulauan Seribu (TNKpS) merupakan salah satu kawasan
pelestarian alam di Indonesia terletak di utara Jakarta yang secara
administratif berada di wilayah Kecamatan Kepulauan Seribu Utara,
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Kawasan TNKpS
meliputi tiga kelurahan yaitu Kelurahan Pulau Panggang, Kelurahan Pulau
Kelapa dan Kelurahan Pulau Harapan. Kawasan ini terbentang seluas
107.489 ha (SK. Menteri Kehutanan Nomor 6310/Kpts-II/2002) yang secara
geografis terletak pada 524' - 545' LS dan 10625' - 106 40' BT.
Pengelolaan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu dilaksanakan oleh
Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu (SK. Dirjen Perlindungan Hutan dan
Konservasi Alam Nomor 6186/Kpts-II/2002 Tanggal 10 Juni 2002 tentang
Struktur Organisasi Balai Taman Nasional).

A. Latar Belakang
Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA)
dalam tahun 2006 akan membangun 43 Model Desa Konservasi (MDK)
pada 21 Taman Nasional. Pembangunan MDK seyogyanya mengikuti
proses
pemberdayaan
yang
dirumuskan,
dirancang
dan
diimplementasikan sedemikian rupa sehingga berawal dan berakhir
pada masyarakat desa-desa atau kelurahan di dalam dan di sekitar
kawasan
Taman
Nasional.
Langkah
awal
dalam
proses
pemberdayaan Ekonomi masyarakat dalam membangun MDK adalah
membentuk kemitraan antara Penyuluh Kehutanan Swadaya
Masyarakat (PKSM) yang merupakan mitra kerja sama dan diorganisir
dalam bentuk Sentra Penyuluhan Konservasi Pedesaan (SPKP) Model
Desa Konservasi yang hasilnya diperlukan untuk menyusun programprogram pembangunan yang berorientasi pedesaan/kelurahan.

Action Plan Mangrove SPKP - CNOOC

Sentra Penyuluhan Konservasi Pedesaan (SPKP) di Kelurahan Pulau


Kelapa dapat dijadikan contoh penyuluhan dan pemberdayan
masyarakat terkait dengan pembangunan pedesaan/ kelurahan. Oleh
karena itu dapat dijadikan sarana untuk mensosialisasikan program,
menguatkan kesepakatan masyarakat, memecahkan permasalahan
dan mengembangkan aktifitas Dinas/ Instansi terkait dengan
Kabupaten/Kecamatan di wilayah pedesaan/kelurahan. SPKP
diperankan sebagai kelengkapan pemerintah desa/ kelurahan untuk
menyebarluaskan informasi dan kebijakan desa/ kelurahan serta
sebagai sarana untuk merumuskan rancangan kebijakan pemerintah
desa/ kelurahan yang telah disepakati oleh tokoh-tokoh desa sebagai
peraturan desa.
Penyuluhan Kehutanan merupakan kegiatan yang strategis dan
merupakan kebutuhan dalam rangka peberdayaan masyarakat untuk
menjadi pelaku pembangunan hutan dan kehutanan terutaa dalam
mendukung berbagai kebijakan yang selalu dinamis untuk tujuan
pelestarian hutan dan kemakmuran masyarakat.

B. Maksud, Tujuan dan Sasaran


Maksud dilaksanakannya kegiatan ini adalah mewujudkan salah satu
Program Kemitraan antara CNOOC dan Sentra Penyuluhan Konservasi
Pedesaan (SPKP) Kelurahan Pulau Kelapa Kecamatan Kepulauan
Seribu Utara Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu
Sedangkan tujuannya adalah upaya melestarikan fungsi dan manfaat
lahan/ ekosistem kawasan Kepulauan Seribu terutama ekosistem
mangrove di wilayah Kelurahan Pulau Kelapa Kecamatan Kepulaunan
Seribu Utara Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dalam rangka
mendukung
terwujudnya
kemakmuran
masyarakat
serta
mengembangkan swadaya masyarakat dalam kegiatan konservasi di
segala bidang.
Sasarannya adalah timbulnya kesadaran masyarakat Kepulauan
Seribu khususnya masyarakat Pulau Kelapa dalam menjaga dan
melestarikan lingkungan sekitar.

Action Plan Mangrove SPKP - CNOOC

BAB II
RISALAH LAPANGAN
A. Letak dan Luas Kawasan TNKpS
Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu terletak pada posisi geografis
524' - 545' LS dan 10625' - 106 40' BT, terbentang seluas 107.489
ha (SK. Menteri Kehutanan Nomor : 6310/Kpts-II/2002). Terdapat 3 (tiga)
ekosistem utama pembentuk sistem ekologis kawasan Taman Nasional
Laut Kepulauan Seribu, yaitu padang lamun, hutan mangrove dan
terumbu karang. Secara ekologis ketiga ekosistem utama tersebut
merupakan penyangga alami bagi daratan pulau yang memberikan
sumbangan manfaat bagi manusia baik secara langsung maupun
tidak langsung.

B. Sosial Ekonomi
Jumlah penduduk pada Kecamatan Kepulauan Seribu Utara,
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu berdasarkan hasil sensus BPS
tahun 2002 secara keseluruhan berjumlah 11.816 jiwa yang tersebar di
tiga kelurahan yaitu Kelurahan Pulau Panggang, Kelurahan Pulau
Kelapa dan Kelurahan Pulau Harapan. Hanya beberapa pulau dalam
satu kelurahan yang dihuni oleh masyarakat Kepulauan Seribu,
sehingga kepadatan penduduk di tiap pulau termasuk pada kategori
kepadatan tinggi.
Tabel 1. Jumlah penduduk di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten
Administrasi Kepulauan Seribu Tahun 2002
No.
1
2
3

Kelurahan
P. Panggang
P. Kelapa
P. Harapan
Jumlah

Luas (Ha)
2000
98,40
692,40
790,72

2002
62,10
258,47
244,72
565,29

Jumlah Penduduk
2000
4.248
4.940
1.864
11.052

2002
4.450
5.419
1.947
11.816

Kepadatan
(jiwa/Ha)
2000
2002
43
69
9
19
8
52
96

Sumber : Sensus Penduduk 2002, Kecamatan Kepulauan Seribu dalam angka 2002.

Action Plan Mangrove SPKP - CNOOC

Ditinjau dari sisi pendidikan secara umum, dapat diketahui bahwa


tingkat pendidikan masyarakat Kepulauan Seribu masih tergolong
pada tingkat pendidikan yang rendah. Berdasarkan laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Wilayah Kecamatan Kepulauan Seribu
tahun 1999/2000, tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) menempati
persentase terbesar yaitu sebesar 43,01% dan penduduk yang tidak
tamat SD menempati peringkat kedua (39,21%). Hal ini menunjukkan
bahwa perlunya perhatian dan penanganan dalam upaya
peningkatan sumberdaya manusia dalam hal pendidikan.
Tabel 2. Tingkat pendidikan masyarakat Kepulauan Seribu
Tingkat Pendidikan

Jumlah (jiwa)

Persentase (%)

Tidak Tamat SD

5.870

39,21

SD

6.440

43,01

SMP

1.436

9,59

SMA

975

6,51

Akademi/Diploma

175

1,17

76

0,51

14.972

100

Universitas
Jumlah

Sumber : Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Wilayah Kecamatan Kepulauan Seribu Tahun


1999/2000.

Mata pencaharian penduduk di setiap pulau di Kepulauan Seribu


sebagian besar sebagai nelayan (74,48%), profesi lain adalah PNS
(7,32%), buruh (7,36%), dan pedagang (7,82%) dan sebagian kecil
sebagai TNI/Polri (0,33%) dan lainnya (2,07%).

Action Plan Mangrove SPKP - CNOOC

Tabel 3. Jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan tahun 2001


Mata pencaharian penduduk (orang)
Kelurahan

TNI/
Polri

PNS

Buruh

Pedagang

Nelaya
n

Lainlain

Total

Kecamatan Kepulauan Seribu Utara

4.600

Kel. P. Panggang

192

21

49

1.727

22

2.015

Kel. P. Kelapa

59

113

379

1.273

102

1.929

Kel. P. Harapan

14

153

475

14

656

Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan


Kel. P. Untung Jawa

2.041

12

55

33

15

286

401

Kel. P. Tidung

134

141

66

651

26

1.018

Kel. P. Pari

32

28

10

534

15

622

22

486

489

519

4.946

179

6.641

Kab. Kep. Seribu

Sumber : Laporan Tahunan dan Bulanan per Kelurahan, 2001 2001

Hal ini disebabkan karena dilihat dari segi geografisnya, Kepulauan


Seribu sebagian wilayahnya adalah perairan laut. Persentase
penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan pada tahun
2001 adalah sebesar 71,64%, sedangkan pada tahun 2002 mengalami
kenaikan yaitu menjadi 74,46%. Nelayan di Kepulauan Seribu terbagi
ke dalam nelayan pemilik dan nelayan buruh pada armada
penangkapan ikan yang dimiliki oleh pengusaha dari luar Kepulauan
Seribu maupun pengusaha lokal. Persentase penduduk berdasarkan
pekerjaan pada tahun 2001 dan proporsi jumlah nelayan dapat dilihat
pada Tabel 4 dan 5.
Tabel 5. Proporsi jumlah nelayan di Kepulauan Seribu
Pekerjaan

Kelurahan
P. Panggang

P. Tidung

P. Kelapa

P. Untung
Jawa

Jumlah

Nelayan

1.733

1.100

1.750

250

4.833

Prosentase

35,85

22,76

36,21

5,17

100

Sumber : Monografi Kecamatan Kepulauan Seribu, tahun 2000

Action Plan Mangrove SPKP - CNOOC

C. Sosial Kondisi Fisik Lokasi Kegiatan Ekonomi


Kegiatan Kemitraan antara SPKP dan CNOOC yang berupa
Pembuatan Persemaian dan Demplot Penanaman Mangrove akan
dilaksanakan di Pulau Kelapa Kelurahan Pulau Kelapa Kecamatan
Kepulauan Seribu Utara Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu yang
masuk dalam pengelolaan Seksi Konservasi Wilayah I Pulau Kelapa
Taman Nasional Kepulauan Seribu.
Lokasi kegiatan bertopografi landai (datar), mempunyai tipe iklim A
(Schmidt dan Ferguson, 1951) yaitu daerah iklim tropika basah dimana
dipengaruhi oleh 2 (dua) musim yaitu musim barat (Januari - Februari)
dan musim timur (Juli - Agustus). Kondisi iklim tahunan menunjukkan
bahwa curah hujan di Jakarta dan Kepulauan Seribu setiap bulannya
berkisar antara 124,78 mm (bulan Agustus) hingga 354,38 mm (bulan
Januari) dengan rata-rata setiap tahunnya adalah 3.810,27 mm (BMG
Jakarta, periode 1992 s/d 1996).
Vegetasi mangrove yang tumbuh di pulau-pulau dalam kawasan
Taman Nasional Kepulauan antara lain Rhizophora stylosa (bakau),
Sonneratia alba (pedada), Bruguiera exaristata (tanjang), Avicenia
marina (api-api putih), Exoecaria agallocha (buta-buta), Sonneratia
caseolaris (perepet) (BTNKpS, 1992). Penduduk Kepulauan Seribu
berjumlah 4.920 KK, 65% diantaranya bermukim di Pulau Pemukiman.
Profesi penduduk 70,99% sebagai nelayan dan sisanya berprofesi
sebagai pedagang, buruh dan pagawai pemerintah. Pulau Kelapa
mempunyai luas daratan sebesar 13,09 Ha dan luas rataan pasir dan
karang/ gosong sebesar 102,21 Ha dengan substrat pasir dan sedikit
batu/ lasak, Pulau Kelapa Dua dengan substrat pasir dan sedikit batu
karang mati mempunyai luas sebesar 1,90 Ha dengan rataan pasir dan
karang seluas 29,0 Ha,.

Action Plan Mangrove SPKP - CNOOC

BAB III
URAIAN KEGIATAN

A. Strategi
Pemilihan jenis

Pemilihan jenis tanaman yang digunakan dalam kegiatan ini


didasarkan pada jenis-jenis yang secara alami tumbuh dominan
dan merupakan jenis pioner di di kawasan Taman Nasional Laut
Kepulauan Seribu. Sesuai dengan konsep dasar ekologi,
penggunaan jenis pioner dalam kegiatan rehabilitasi akan
meningkatkan tingkat keberhasilannya (Zieman , J. C. and R.T.
Zieman., 1989).

Pemilihan Lokasi

Kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu merupakan


kawasan yang potensial untuk tumbuhnya mangrove karena faktor
alam yang mendukung seperti tersedianya suplai air tawar yang
berasal dari daratan pulau serta suplai sedimen/subtrat bagi
tumbuhan mangrove. Beberapa pulau dalam kawasan Taman
Nasional Laut Kepulauan Seribu merupakan kawasan hutan
mangrove yang cukup potensial, antara lain Pulau Penjaliran Barat,
Pulau Penjaliran Timur dan Pulau Puteri Besar.
Luas lokasi pelaksanaan kegiatan Demplot Penanaman Mangrove
di Pulau Kelapa kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu
adalah 10 hektar ekuivalen, dimana 1 ha ekuivalen penanaman
tanaman mangrove metoda/sistem Rumpun Berjarak adalah
berjumlah 6 rumpun, 3 m2 (3x1 m2) per rumpun, 500 batang per
rumpun, dan setiap rumpun berjarak sekitar 1 meter.

Pemilihan Waktu

pemilihan waktu penanaman berkaitan dengan adanya 4 musim


di lokasi kegiatan. Waktu yang baik diperkirakan pada bulan Maret
s/d Agustus setiap tahun yaitu pada saat musim peralihan dan

Action Plan Mangrove SPKP - CNOOC

musim timur dimana kondisi perairan cukup baik dan arus dan
ombak
cenderung
kecil.
Kegiatan
direncanakan
akan
dilaksanakan pada kurun waktu 6 (enam) bulan yaitu bulan
November 2008 s/d Mei 2009 di Pulau Kelapa Kelurahan Pulau
Kelapa Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Kelurahan Pulau
Kelapa merupakan salah satu Model Desa Konservasi yang telah
ditetapkan oleh Departemen Kehutanan melalui Balai Taman
Nasional Kepulauan Seribu pada acara Launching Desa Konservasi
pada Bulan Agustus 2008.

Pemilihan Metode

Metode/ teknis penanaman mangrove yang tepat sesuai dengan


kondisi lokal akan sangat menentukan tingkat keberhasilan
kegiatan. Dalam hal ini, metode yang akan dipilih adalah metode
Rumpun Berjarak. Sesuai dengan pengalaman kegiatan
penanaman mangrove di Taman Nasional Kepulauan Seribu dan
telah menjadi rekomendasi metoda penanaman di Pulau-Pulau
Sangat Kecil khususnya di Taman Nasional Kepulauan Seribu, serta
hasil konsultasi teknis dan lapangan dengan Dekan Falkultas
Kehutanan IPB (Profesor Cecep),

B. Pembuatan Persemaian Mangrove


Persemaian mangrove dibuat secara semi-permanen dengan
media pasir dalam polibag dan menggunakan bibit berupa
propagul jenis lokal yaitu Rhizophora stylosa Griff.
Lokasi persemaian direncanakan di Pulau Kelapa berupa sebidang
tanah seluas 400 m2 yang lapang dan datar yang dekat dengan
lokasi penanaman dan mudah dalam pengawasan.
Dari luas areal yang ditentukan untuk tempat persemaian, sekitar
70 % dipergunakan untuk keperluan bedeng pembibitan, sisanya
30 % digunakan untuk jalan inspeksi, saluran air, gubuk kerja dan
bangunan ringan lainnya. Ukuran tempat persemaian tergantung
kepada kebutuhan jumlah buah yang akan dibibitkan dalam hal
ini direnanakan seluas 400 M2. Bahan tempat persemaian dapat
menggunakan bambu sedangkan atap/ naungan dapat
menggunakan daun kelapa dengan ketinggian antara 1-2 meter.
Bedeng persemaian dibuat dengan ukuran berukuran kurang lebih
3 x 1 m yang memuat 500 polybag ukuran 15 x 10 cm, dimana
masing-masing kantong memuat satu propagul/ benih.

Action Plan Mangrove SPKP - CNOOC

Gambar 1 . Rencana pembuatan bedeng semai dan naungan mangrove

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persemaian s/d penanaman


mangrove :
1.
Pembuatan persemaian mangrove di darat dengan polibag
ukuran 10 x 15.
2.
Penyiraman bibit dengan air tawar atau air laut, setiap pagi siang
dan sore hari selama 2 s/d 3 bulan hingga bibit berdaun 2 s/d 4,
sehat dan tegak.
3.
Aklimatisasi bibit yaitu penyiraman bibit dengan air laut selama
1 minggu, sehingga bibit siap tanam ke lokasi penanaman.

Action Plan Mangrove SPKP - CNOOC

C. Demplot Penanaman Mangrove


Jumlah dan Jenis Tanaman

Jumlah bibit yang digunakan untuk kegiatan pembuatan demplot


penanaman mangrove di kawasan Taman Nasional Kepulauan
Seribu adalah sebanyak 60.000 batang dengan perincian
sebagaimana pada Tabel di bawah ini.
Tabel 2. Rincian jumlah bibit untuk penanaman dan pengkayaan
mangrove di Taman Nasional Kepulauan Seribu
No.

Jenis Kegiatan

Jumlah bibit yang dibutuhkan


(Batang)

1.

Penanaman mangrove

50.000

2.

Penyulaman mangrove

10.000

Jumlah

60.000

Jenis tanaman yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Bakau


(Rhizopora stylosa Griff.). Mangrove jenis ini merupakan jenis yang
banyak tumbuh di Kepulauan Seribu terutama dalam kawasan
Taman Nasional Kepulauan Seribu. Disamping itu jenis tersebut
dapat tumbuh pada media dengan salinitas tinggi dan dominan
pasir.

Sistem Tanam

Sesuai dengan pengalaman kegiatan penanaman mangrove di


Taman Nasional Kepulauan Seribu dan telah menjadi rekomendasi
metoda penanaman di Pulau-Pulau Sangat Kecil khususnya di
Taman Nasional Kepulauan Seribu, serta hasil konsultasi teknis dan
lapangan dengan Dekan Falkultas Kehutanan IPB (Profesor
Cecep),
maka
metoda/sistem
penanaman/pengkayaan
mangrove yang dilakukan di Taman Nasional Kepulauan Seribu
disebut Metoda Rumpun Berjarak.
Metoda Rumpun Berjarak adalah metoda penanaman mangrove
dengan jarak tanam rapat sehingga menggunakan pendekatan
luasan Hektar Ekuivalen. 1 (satu) Hektar Ekuivalen penanaman
mangrove adalah kegiatan penanaman 5.000 batang mangrove
pada 5 rumpun/kotak yang setiap rumpun berukuran sekitar 3 m2
(3x1 m2), dengan jumlah 500 batang per rumpun, dan setiap
rumpun berjarak sekitar 1 meter.

Action Plan Mangrove SPKP - CNOOC 10

Bibit mangrove sebelum ditanam diaklimatisasi dahulu dengan


kondisi media tanam yang bersalinitas air laut yang tinggi.
Aklimatisasi ini dilakukan selama lebih kurang 5-7 hari dengan cara
menyiram bibit mangrove dengan air laut salinitas tinggi, minimal 2
kali sehari. Dengan demikian diharapkan bibit mangrove dapat
beradaptasi dengan media tumbuh dengan air salinitas tinggi dan
substrat dasar miskin hara.

Pelaksana/ Tenaga Kerja

Pelaksana Kegiatan adalah Sentra Penyuluh Konservasi Pedesaan


(SPKP) Pulau Kelapa berkoordinasi dengan Balai Taman Nasional
Kepulauan Seribu. Dalam pelaksanaannya, SPKP bersama-sama
dengan masyarakat setempat.

Jenis Kegiatan

Jenis kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :


a. Pembuatan/pengadaan bibit mangrove terdiri dari beberapa
kegiatan, yaitu :
- Pengumpulan buah mangrove
- Pengisian tanah/pasir ke dalam polybag
- Penyiraman bibit
- Pengadaan polybag atau bahan lain sejenis
- Bantuan bahan bakar minyak untuk operasional
- Pengadaan peralatan pembuatan bibit
- Bantuan bahan makan buruh
- Pemeliharaan persemaian.
- Penjagaan dan pengawasan persemaian.
- Personal use.
b. Penanaman mangrove terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu :
- Pembuatan lubang rumpun
- Penentuan arah larikan
- Penanaman bibit mangrove
- Distribusi bibit ke lubang rumpun
- Penyulaman
- Pengawasan dan supervisi
- Pengadaan patok arah larikan
- Pengadaan papan nama
- Pengadaan peralatan penanaman
- Bantuan bahan bakar minyak untuk operasional
- Pengadaan pagar
- Pemeliharaan
- Penjagaan dan pengawasan tanaman
- Personal use.

Action Plan Mangrove SPKP - CNOOC 11

BAB IV
JADWAL KEGIATAN

Jadwal Pelaksana Kegiatan Pembuatan Persemaian dan Demplot


Penanaman Mangrove di Pulau Kelapa Kelurahan Pulau Kelapa
Kecamatan Kepulauan Seribu Utara Kab. Administratif Kepulauan Seribu
adalah sebagai berikut :
No.

1.

Penyusunan RPK

2.

Koordinasi Stakeholder

3.

5.

Penyiapan Peralatan dan


Bahan
Pembuatan Persemaian dan
Pemeliharaan
Penanaman Mangrove

6.

Penyulaman

7.

Evaluasi dan Monitoring

4.

Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Jenis Kegiatan
Nop 08

Des 08

Jan 09

Peb
09

Mar0
9

Apr
09

Action Plan Mangrove SPKP - CNOOC 12

BAB V
RENCANA KEBUTUHAN ANGGARAN BIAYA

Kegiatan Pembuatan Persemaian dan Demplot Penanaman Mangrove di


Pulau Kelapa Kelurahan Pulau Kelapa ini dibiayai oleh Dana Hibah dari
CNOOC sebesar Rp. 65.400.000,- (Enam puluh lima juta empat ratus ribu
rupiah) seperti yang terinci dalam tabel berikut ini :
No.

Jenis Kegiatan

A.

Pembuatan/pengadaan
penanaman
Gaji Upah

Volume
Kegiatan
3
bibit

Satuan

Jumlah

untuk

a. Pengumpulan buah mangrove (10


org x 15 hr)
b. Pengisian tanah/pasir (20 org x 4 hr)

20.200.000
9.900.000
150

HOK

30.000

4.500.000

80

HOK

30.000

2.400.000

12

OB

250.000

a. Polybag atau bahan lain sejenis

Ball

750.000

10.300.000
4.500.000

b. Sewa Tempat persemaian

Paket

1.000.000

1.000.000

c. Sewa Kapal (7 hari)

Hari

400.000

2.800.000

d. Peralatan pembuatan bibit

Paket

1.000.000

2.000.000

c. Penyiraman bibit (4 org x 3 bln)

Bahan

B.

3.000.000

Penanaman

43.200.000

Gaji Upah

25.200.000

a. Pembuatan lubang rumpun (5 org x


2 hr x 10 Ha)
b. Penanaman (20 org x 2 hr x 10 ha)
c. Distribusi bibit ke lubang rumpun (10
org x 4 hr)
d. Penyulaman (5 org x 2 hr x 10 Ha)
e. Pengawasan/ supervise (5 org x 20
hr)

100

HOK

30.000

3.000.000

400

HOK

30.000

12.000.000

40

HOK

30.000

1.200.000

200

HOK

30.000

6.000.000

100

HOK

30.000

3.000.000

Action Plan Mangrove SPKP - CNOOC 13

Bahan

18.000.000

a. Pengadaan papan nama

Buah

1.000.000

1.000.000

b. Peralatan penanaman

Paket

1.000.000

2.000.000

c. Bantuan BBM untuk operasional


d. Personal use
e. Pengadaan pagar

C.

Rencan dan Pelaporan


a. Dokumentasi dan
Rencana dan Laporan

Pengandaan

b. Pembuatan Peta Tematik

JUMLAH TOTAL

Paket

500.000

1.000.000

20

Paket

200.000

4.000.000

Paket

10.000.000

10.000.000

Paket

1.000.000

Paket

1.000.000

2.000.000

1.000.000
1.000.000

65.400.000

Action Plan Mangrove SPKP - CNOOC 14

BAB VI
PENUTUP

Rencana ini menjadi pedoman dalam pelaksanaan Kegiatan Pembuatan


Persemaian dan Demplot Penanaman Mangrove di Pulau Kelapa
Kelurahan Pulau Kelapa Kecamatan Kepulauan Seribu Utara Kabupaten
Administratif Kepulauan Seribu yang merupakan salah satu Program
Kemitraan antara CNOOC dan Sentra Penyuluhan Konservasi Pedesaan
(SPKP) Kelurahan Pulau Kelapa Kecamatan Kepulauan Seribu Utara
Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu.
Saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan RPK ini. Semoga RPK ini dapat berguna sebagaimana
mestinya.
Jakarta, Oktober 2008
Mengetahui:
Kepala SPTN Wilayah I
P. Kelapa

Yang Mengusulkan
Ketua SPKP Pulau Kelapa,

Yanyan Hadyan, BScF., SP.


NIP. 710018394

Y. Iskandar

Action Plan Mangrove SPKP - CNOOC 15

Anda mungkin juga menyukai