A. Pendahuluan
Pada saat ini indonesia berada pada kondisi transisi epidemiologi, jumlah kasus
penyakit menular belum menurun seperti yang diharapkan, penyakit tidak menular mulai
meningkat jumlah kasus tiap tahunnya, kanker payudara dan kanker serviks adalah salah
satu penyakit tidak menular yang angka kejadiannya sangat tinggi, kedua jenis kanker ini
dapat di lakukan skrinig awal yang sangat sederhana tetapi akurat, untuk itu diperlukan
peran serta pemerintah dalam menaggulangi hal tersebut.
Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar,
dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara, kanker payudara dapat
dideteksi dengan cara SADARI, SADANIS, MAMO GRAFI, sadari adalah pemeriksaan
payudara yang dilakukan sendiri pemeriksaan ini dapat membantu mengidentifikasi masalah
sebelum ibu merasakan gejala memberi kesempatan untuk pengobatan atau pencegahan
sejak dini, penepisan kanker payudara dapat dilakukan dengan cara sederhana baik oleh ibu
ataupun oleh petugas kesehatan
Kanker serviks adalah keganasan yang terjadi pada leher rahim yang merupakan
bagian terendah dari rahim yang menonjol kepuncak liang senggama, kanker serviks dapat
dideteksi dini dengan cara IVA dan PAPSMEAR, IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
merupakan metode sederhana untuk skrining kanker leher rahim. Pemeriksaan IVA
diperkenalkan Hinselman tahun1925. Organisasi kesehatan dunia WHO meneliti
pelaksanaan IVA di Muangthai dan Zimbabue. Ternyata efektifitas nya tidak lebih rendah
dari pada test papsmear. Beberapa negara maju telah berhasil menekan jumlah kasus
kanker serviks baik jumlah maupun stadiumnya. Pencapaian tersebut berkat adanya
program skrining masal IVA dan papsmear.
Dalam melakukan kegiatan petugas selalu membudayakan tata nilai UPT.
Puskesmas Sei Langkai “CINTA” , Cepat dalam memberikan pelayanan dengan cekatan,
tangaks, sesuai standar peyanan, Informatif dalam pelayanan memberikan Konseling,
Informasi, Edukasi terkini tentang kesehatan, Nasionalisme Selalu menjunjung tinggi nilai-
nilai persatuan dan kesatuan bangsa, tidak membeda-bedakan agama, suku/ras, dan warna
kulit, Tepat memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, Aman bekerja
dengan tepat, teliti, benar dan dapat dipertanggung jawabkan.
Selain itu peran lintas program dan lintas sektor sangat mendukung dalam
pelaksanaan peningkatan kegiatan diteksi dini kanker mulut rahim dan payudara.
B. Latar Belakang
Berdasarkan data Globocan (IARC) 2012, kanker payudara menempati urutan
pertama seluruh kanker pada perempuan (Insidence rate 40 per 100.000 perempuan), kasus
baru yang ditemukan 30,5% dengan jumlah kematian 21,5% per tahun dari seluruh kasus
kanker pada perempuan di dunia. Kanker leher rahim menempati urutan ke dua dengan
(Insidence rate 17 per 100.000 perempuan, kasus baru yang di temukan 13,0% dengan
jumlah kematian 10,3% per tahun dari seluruh kasus kanker pada perempuan di dunia.
Insiden kanker di Indonesia masih belum dapat diketahui secara pasti, karena belum
ada registrasi kanker berbasis populasi yang dilaksanakan. Berdasarkan data hasil registrasi
kanker berbasis populasi di DKI jakarta tahun 2005-2007, kanker payudara menduduki
peringkat pertama dari seluruh kasus kanker (Insidence 9,25 per 100.000).
Sedangkan dari Sistim Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia tahun 2010
diketahui bahwa kanker payudara menempati urutan pertama pasien rawat inap maupun
rawat jalan di seluruh RS di Indonesia dengan jumlah pasien sebanyak 12.014 orang
(28,7%) dan kanker leher rahim berada di urutan ke 2 yaitu sebanyak 5.349 orang (12,8%)
Alasan utama meningkatnya kanker tersebut di negara berkembang adalah karena
kurangnya program skrining yang efektif dengan tujuan untuk mendeteksi keadaan sebelum
kanker maupun kanker pada stadium dini. Estimasi tahun 1985 (PATH, 2000) hanya 5%
perempuan di negara berkembang yang mendapat pelayanan skrining di bandingkan
dengan 40% perempuan di negara maju.
Kematian pada kasus kanker tersebut pada negara berkembang 2 (dua) kali lebih
besar dibandingkan negara maju, hal ini terjadi selain kurangnya program skrining juga di
perparah karena rendahnya kemampuan aksesibilitas untuk pengobatan. Penanggulangan
terpadu harus dilaksanakan dari puskesmas. Kunci keberhasilan program pengendalian
kanker payudara dan kanker mulut rahim adalah skrining yang di ikuti dengan pengobatan
yang adekuat, hal ini berdasarkan fakta bahwa lebih dari 50% perempuan yang terdiagnosa
kanker tidak pernah melakukan skrining (WHO,2004)
Berdasarkan data tersebut diatas maka diperlukan adanya kegiatan promotif dan
preventif Diteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker Mulut Rahim yang dimulai dari
puskesmas. Untuk dapat melaksanakan kegiatan tersebut di UPT Puskesmas Sei Langkai
melaksanakan pemeriksaan kanker payudara dengan SADANIS dan kanker serviks dengan
IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
C. Tujuan
Tujuan Umum :
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Kanker Payudara dan Kanker
Leher Rahim
Tujuan Khusus :
1. Mensosialisasikan program deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim
2. Meningkatkan akses deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim
3. Meningkatkan cakupan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim
4. Meningkatkan cakupan penemuan kasus lesi prakanker leher rahim
5. Meningkatkan suspek kanker payudara
6. Meningkatkan penemuan dini kanker payudara
7. Menurunkan angka kejadian kanker leher rahim
8. Melaksanakan tindak lanjud bila ditemukan IVA positif dengan krio terapi
- SADARI
Mengajari klien untuk melakukan SADARI pada saat hari ke 7-10 terhitung
mulai haid pertama dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Berdiri di depan cermin dengan lengan menjuntai kebawah, perhatikan
apakah ada benjolan atau ada perubahan bentuk dan perubahan
payudara
b. Angkat kedua lengan sampai berada dibelakang kepala, ulangi
pemeriksaan disisi samping tubuh
c. Tekan kuat-kuat tangan di pinggul dan gerakkan lengan serta siku
kedepan sambil mengangkat bahu. Gerakan ini akan menegangkan otot
payudara dan membuat benjolan lebih mudah terlihat
d. Angkat tangan kiri dan raba payudara dengan menggunakan jari telunjuk,,
jari tengah dan jari manis tangan kanan, lakukan gerakan memutar ke
atas bawah, atau gerakan dari tengah keluar untuk meraba adanya
benjolan
e. Pencet pelan-pelan payudara, perhatikan apakah ada cairan yang tidak
normal
f. Berbaring dengan tangan kiri dibawah kepala, letakkan bantal kecil
dibawah bahu kanan, raba seluruh permukaan payudara kiri dengan
gerakan memutar dari tengah keluar,atau atas bawah, ulangi cara yang
sama untuk memeriksa payudara kanan.
a. Pemeriksaan IVA
- Alat dan bahan
Tempat tidur
Spekulum
Lampu sorot/ senter
Asam asetat 3-5%
Kapas lidi
Sarung tangan
Larutan klorin untuk dekontaminasi alat
Ember
Air bersih
- Cara memeriksa
Memastikan identitas, memeriksa status dan kelengkapan informed
consent klien
Klien di minta untuk melepaskan pakaian dari pinggang sampai
kebawah dan menggunakan kain yang sudah di sediakan
Klien di posisikan dengan posisi litotomi
Tutup area pinggang hingga lutut klien dengan kain
Gunakan sarung tangan
Bersihkan genetelia eksterna dengan air DTT
Masukkan spekulum hingga nampak serviks dengsn jelas
Bersihkan serviks dari cairan,darah, sekret dengan kapas lidi bersih
Periksa serviks dengan cara sbb:
a. Terdapat kecurigaan kanker/tidak
Jika YA, klien di rujuk, pemeriksaan IVA tidak dilanjudkan
b. Jika tidak di curigai kanker, identifikasi sambungan skoamo
kolumnar (SSK)
Jika SSK tidak tampak, maka dilakukan pemeriksaan mata
telanjang tanpa asam asetat, lalu beri kesimpulan sementara,
misalnya hasil negatif namun SSK tidak tampak, klien di anjurkan
untuk melakukan pemeriksaan lebih cepat atau pasmear maksimal
6 bulan lagi
c. Jika SSK tampak, lakukan IVA dengan mengoleskan kapas lidi
yang sudah di celupkan dengan asam asetat 3-5% ke seluruh
permukaan serviks
d. Tunggu hasil IVA 1 menit, perhatikan apakah ada bercak putih
(acetowhite epitelium) atau tidak
e. Jika tidak ( IVA negatif), jelaskan kepada klien kembali 1 tahun lagi
untuk mengulangi pemeriksaan IVA berikutnya
f. Jika ada (IVA positif), tentukan metode tata laksana yang akan
dilakukan rencanakan krioterapi
Keluarkan spekulum
Buang sarung tangan, kapas, dan bahan sekali pakai lainnya pada tempat
sampah, sedangkan untuk alat-alat dapat digunakan kembali, rendam
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi
Jelaskan kepada pasien hasil pemeriksaan dan kunjungan ulang atau
tindak lanjud kasus
Berikan kartu periksa deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim
F. Sasaran
1. Wanita usia 30 – 50 tahun diwilayah kerja Puskesmas Sei Langkai
2. Atau wanita tampa memandang usia yang sudah pernah melakukan hubungan sek
atau yang belum menopouse
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Dalam gedung
Setiap hari sabtu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pada hari kerja di
mulai pukul 07.30
WIB s/d 12.00 WIB
2 Di luar gedung
Posyandu yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
sudah
mengumpulkan
sasaran
Mengetahui,
Kepala UPT. Puskesmas Sei Langkai Pemegang Program
YULIADI ARWIN, SKM LELI SURYANI LUBIS
NIP. 19690712 198811 1 001 NIP. 19860724 200803 2 002