PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terapis gigi dan mulut salah satu profesi yang memberikan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut baik secara promotif, preventif dan kuratif terbatas
sesuai Permenkes No. 20 tahun 2016, bisa bekerja di instansi pemerintah /
swasta dan praktek mandiri. Pekerjaan yang beresiko dan kontak langsung
dengan manusia, bahan dan alat medis yang dimungkinkan dapat menimbulkan
kecelakaan atau keracunan. Sehingga terapis gigi dan mulut wajib memiliki
kemampuan dasar tentang penatalaksanaan Dental Emergency. Sehingga
kondisi kegawatdaruratan yang terjadi, bisa ditangani dan mampu
menyelamatkan pasien serta dapat mengurangi resiko kerusakan/kecacatan
organ tubuh.
Pada penelitian di tahun 2013 yang dilakukan di RSGMP drg.Halimah
Dg.Sikati FKG UNHAS menunjukkan data kejadian fraktur mahkota 16,8 %,
13,6 % fraktur akar, 4% dry socket, 1,6 % perdarahan, nyeri sebesar 1,6 %.
Dalam edisi Journal of American Dental Association (JADA) Connie M.
Kracher, PhD, MSD; Rick Knowlton, DMD, MAGD (Related Dental injuries and
Sport Dentistry, 2019), dilaporkan bahwa 13-39% dari semua cedera gigi terkait
dengan olahraga, dengan 2-18% dari cedera terkait dengan maksilofasial. Laki-
laki mengalami trauma dua kali lebih sering daripada wanita, dengan gigi seri
sentral rahang atas adalah gigi yang paling sering terluka.
Persatuan Terapis Gigi dan Mulut (PTGMI) bekerja sama dengan Gadar
Medik Indonesia (GDMI), menyusun kurikulum Dental Emergency bagi Terapis
Gigi dan Mulut, bertujuan untuk memberikan pelatihan dalam meningkatkan
kemampuan penanganan kegawatdaruratan bagi terapis gigi dan mulut dalam
memberikan pelayanan sesuai kompetensinya
B. Filosofi Pelatihan
Pelatihan ini diselenggarakan berdasarkan:
1. Pembelajaran orang dewasa (Adult Learning), yakni proses pelatihan
diselenggarakan dengan memerhatikan hak peserta selama pelatihan,
antara lain:
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 1
a. Dihargai keberadaannya selama menjadi peserta pelatihan.
b. Didengarkan dan dihargai pengalamannya terkait dengan materi
pelatihan.
c. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapatnya, sejauh berada di
dalam konteks pelatihan.
d. Mendapatkan 1 paket bahan belajar.
e. Mendapatkan pelatih profesional yang dapat memfasilitasi dengan
berbagai metode, melakukan umpan balik, dan menguasai materi
pelatihan.
f. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara terbuka.
g. Melakukan evaluasi (terhadap penyelenggara maupun fasilitator) dan
dievaluasi tingkat pemahaman dan kemampuannya terkait dengan
materi pelatihan.
2. Berbasis kompetensi (Competency Based), yakni selama proses pelatihan
peserta diberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan
langkah demi langkah menuju pencapaian kompetensi yang diharapkan di
akhir pelatihan.
3. Belajar sambil berbuat (Learning By Doing), yang memungkinkan setiap
peserta untuk:
a. Mendapat kesempatan yang sama untuk belajar sambil berbuat
(melakukan sendiri) dari setiap materi pelatihan. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran dimana
peserta lebih aktif terlibat, seperti antara lain: diskusi kelompok, studi
kasus, dan simulasi, baik secara individu maupun kelompok.
b. Melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa perlu untuk
mencapai kompetensi yang ditetapkan.
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 2
BAB II
PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI
A. Peran
Setelah mengikuti pelatihan, peserta berperan sebagai terapis gigi dan mulut
penatalaksana kegawatdaruratan gigi dan mulut (Dental Emergency) di
fasyankes.
B. Fungsi
Dalam melaksanakan perannya, peserta berfungsi dalam melakukan
penatalaksanaan kegawatdaruratan gigi dan mulut (Dental Emergency) di
fasyankes.
C. Kompetensi
Untuk menjalankan fungsinya, peserta kompeten dalam:
1. Melakukan Penatalaksanaan Anafilaktik Syok
2. Melakukan Penatalaksanaan Nyeri
3. Melakukan Penatalaksanaan Perdarahan
4. Melakukan Penatalaksanaan Trauma Gigi dan Mulut.
5. Melakukan Penatalaksanaan Airway and Breathing
6. Melakukan Bantuan Hidup Dasar
7. Memindahkan Pasien Gawat Darurat.
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 3
BAB III
TUJUAN PELATIHAN
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu melakukan penatalaksanaan
kegawatdaruratan gigi dan mulut (Dental Emergency).
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu:
1. Melakukan Penatalaksanaan Anafilaktik Syok
2. Melakukan Penatalaksanaan Nyeri
3. Melakukan Penatalaksanaan Perdarahan
4. Melakukan Penatalaksanaan Trauma Gigi dan Mulut.
5. Melakukan Penatalaksanaan Airway and Breathing
6. Melakukan Bantuan Hidup Dasar
7. Memindahkan Pasien Gawat Darurat.
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 4
BAB IV
STRUKTUR PROGRAM
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka disusunlah materi yang akan
diberikan secara rinci pada tabel berikut:
WAKTU
No MATERI
T P PL Jumlah
A MATERI DASAR :
1. Kebijakan Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan 2 0 0 2
Mulut
2. Etika dan Aspek Legal Terapis Gigi dan Mulut 1 1 0 2
3. Anatomi dan Fisiologi 1 0 0 1
B MATERI INTI:
1. Penatalaksanaan Anafilaktik Syok 1 2 0 3
2. Penatalaksanaan Nyeri 1 2 0 3
3. Penatalaksanaan Pendarahan 1 2 0 3
4. Penatalaksanaan Trauma Gigi dan Mulut 1 2 0 3
5. Penatalaksanaan Airway and Breathing 1 3 0 4
6. Bantuan Hidup Dasar 1 3 0 4
7. Memindahkan Pasien Gawat Darurat 1 3 0 4
C MATERI PENUNJANG:
1. Membangun Komitmen Belajar (Building Learning 0 2 0 2
Commitment/BLC)
2. Anti Korupsi 2 0 0 2
3. Rencana Tindak Lanjut 0 2 0 2
TOTAL 13 22 0 35
Keterangan:
1 jpl @ 45 menit: T = Teori, P = Penugasan di kelas, PL = Praktik Lapangan
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 5
BAB V
GARIS GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBBP)
Nomor : MD. 1
Materi : Kebijakan Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut
Waktu : 2 jpl (T= 2, P= 0, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami kebijakan Dental Emergency bagi terapis gigi
dan mulut.
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 6
Nomor : MD. 2
Materi : Etika dan Aspek Legal Terapis Gigi dan Mulut
Waktu : 2 jpl (T= 1, P= 1, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami etika terapis gigi dan mulut.
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 7
Nomor : MD. 3
Materi : Anatomi & Fisiologi
Waktu : 1 jpl (T= 1, P= 0, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami Anatomi dan Fisiologi Manusia
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 8
Nomor : MI. 1
Materi : Penatalaksanaan Anafilaktik Syok
Waktu : 3 Jpl (T= 1, P= 2, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan penatalaksanaan Anafilaktik Syok
1. Menjelaskan Anafilaktik Syok 1. Anafilaktik Syok Ceramah, Bahan tayang 1. ASCIA Guidelines: Acute
a. Pengertian Anafilaktik Syok Tanya, (PPT) Management of Anaphylaxis,
b. Gejala dan tanda Jawab Modul Update November 2017
c. Pencegahan anafilaktik syok’ (CTJ) 2. Longecker; DE. Anaphylactic
d. Komplikasi anafilaktik Laptop
LCD reaction and Anesthesia dalam
Simulasi Anesthesiologi. 2008; Chapter 88,
(skill Proyektor hal 1948 – 1963
2. Melakukan Penegakan Diagnosa 2. Penegakan diagnosa station) Whiteboard 3. Anonim. Severe Allergic Reaction,
Anafilaktik Syok anafilaktik syok Soundsystem Anaphylactic Shock. 2008 (cited:20
a. Identifikasi Reaksi ATK Maret 2009) Available from: URL
anafilaksis
Laser pointer www.emedicine.com
b. Pemeriksaan anamnesa 4. Mangku, G. Diklat Kuliah: Syok,
Panduan
c. Pemeriksaan Fisik Bagian Anestesiologi dan
simulasi
d. Pemeriksaan penunjang Reanimasi FK UNUD/RS Sanglah,
Cek list
Simulasi Denpasar. 2007
3. Melakukan Penatalaksanaan 3. Penatalaksanaan anafilaktik
Obat anti
Anafilaktik Syok syok
a. Rencana penatalaksaan anafilaktik
(Epineprin)
komprehensif
Syringe
b. Konseling dan edukasi
c. Menentukan Rujukan Handscoens
Tempat
sampah
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 9
Nomor : MI. 2
Materi : Penatalaksanaan Nyeri.
Waktu : 3 jpl (T= 1, P= 2, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan penatalaksanaan nyeri.
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 10
Nomor : MI. 3
Materi : Penatalaksanaan Perdarahan
Waktu : 3 jpl (T= 1, P= 2, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan penatalaksanaan perdarahan
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 11
Nomor : MI. 4
Materi : Penatalaksanaan Trauma gigi dan mulut
Waktu : 3 jpl (T= 1, P= 2, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan penatalaksanaan Trauma gigi dan Mulut.
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 12
Nomor : MI. 5
Materi : Penatalaksanaan Airway & Breathing
Waktu : 4 jpl (T= 1, P=3 , PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan penatalaksanaan Airway & Breathing
1. Menjelaskan konsep jalan nafas dan 1. Konsep jalan nafas dan Ceramah Bahan tayang ATLS 10 edition: 2018
pernafasan. pernafasan. Tanya Jawab (PPT) Paula dkk, (2016), Asuhan
(CTJ) Modul Airway & Keperawatan Gawat Darurat: Trans
2. Mengetahui tanda-tanda sumbatan 2. Tanda Sumbatan jalan nafas. Simulasi (skill Info Media Jakarta
Breathing
jalan nafas. station) Muslicha (2010), Keperawatan
Laptop Gawat Darurat: Nuha Medika
3. Melakukan pembebasan jalan nafas. LCD Proyektor
3. Pembebasan jalan nafas.
a. Teknik manual Whiteboard
b. Menggunakan alat bantu Soundsystem
ATK
4. Melakukan penatalaksanaan 4. Penatalaksanaan pernafasan. Panduan
pernafasan. Simulasi
Cek List Simulasi
Manequin airway
Management
Set alat simulasi
airway and
breathing
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 13
Nomor : MI. 6
Materi : Bantuan Hidup Dasar
Waktu : 4 jpl (T= 1, P= 3, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD).
1. Menjelaskan pengertian Bantuan 1. Pengertian Bantuan Hidup Ceramah Bahan tayang AHA 2015: Guideline
Hidup Dasar (BHD) Dasar (BHD). Tanya Jawab (PPT) Adult Basic Life Support: 2010
(CTJ) Modul American Heart Association
2. Mengidentifikasi tanda-tanda henti 2. Tanda-tanda henti nafas dan Simulasi (skill Guidelines for Cardiopulmonary
Laptop
nafas dan henti jantung henti jantung station) Resuscitation and Emergency
LCD Cardiovascular Care
3. Melakukan Resusitasi Jantung Paru 3. Resusitasi Jantung Paru Proyektor An International Consensus on
Whiteboard Science The American Heart
4. Menggunakan Automated External 4. Automated External Soundsystem Association in collaboration with
Defibrilator (AED) Defibrilator (AED) ATK the
Panduan International laison Committee on
simulasi Resuscitation (ILCOR), 2010.
5. Melakukan Recovery Position 5. Recovery Position Cek List
Simulasi
Manekin RJP
Automated
External
Defibrilator
(AED)
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 14
Nomor : MI. 7
Materi : Pemindahan pasien Gawat Darurat (GADAR)
Waktu : 4 jpl (T= 1, P= 3, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan pemindahan pasien Gawat Darurat
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 15
Nomor : MP. 1
Judul Materi : Building Learning Commitment (BLC)
Waktu : 3 JP (T: 1 JP, P: 2 JP, PL: 0 JP)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu berperilaku positif dalam menciptakan iklim
pembelajaran yang kondusif selama proses pelatihan berlangsung.
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 16
Nomor : MP. 2
Materi : Anti Korupsi
Waktu : 2 Jpl (T = 2; P = 0; PL = 0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami anti korupsi
Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini, peserta
mampu:
1. Menjelaskan konsep anti korupsi 1. Konsep Anti Korupsi CTJ Bahan tayang Undang-undang Nomor 20
a. Ciri-ciri Korupsi Diskusi kasus Papan dan kertas Tahun 2001 tentang
b. Bentuk / Jenis Korupsi flipchart Perubahan Atas Undang-
c. Tingkatan Korupsi LCD projector undang Nomor 31 Tahun
Laptop 1999 tentang
2. Menjelaskan upaya pencegahan 2. Upaya Pencegahan White board Pemberantasan Tindak
korupsi dan pemberantasan korupsi Korupsi dan Spidol Pidana Korupsi
Pemberantasan Korupsi Instruksi Presiden
Lembar Kasus
a. Upaya Pencegahan Nomor 1 Tahun 2013
Panduan diskusi
Korupsi Keputusan Menteri
b. Upaya Pemberantasan Kesehatan Nomor
Korupsi 232/MENKES/SK/VI/2013
c. Strategi Komunikasi Anti tentang Strategi Komunikasi
Korupsi Pekerjaan dan Budaya Anti
Korupsi
3. Menjelaskan pendidikan anti korupsi 3. Pendidikan Anti Korupsi
a. Nilai-nilai Anti Korupsi
b. Prinsip-prinsip Anti
Korupsi
c. Dampak Pendidikan Anti
Korupsi
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 17
4. Menjelaskan tata cara pelaporan 4. Tata Cara Pelaporan
dugaan pelanggaran tindak pidana Dugaan Pelanggaran
korupsi Tindak Pidana Korupsi
a. Laporan
b. Pengaduan
c. Peran Serta Masyarakat
d. Tatacara Penyampaian
Pengaduan
e. Format Penyampaian
Pengaduan
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 18
Nomor : MP. 3
Judul Materi : Rencana Tindak Lanjut (RTL).
Waktu : 2 JP (T = 0 JP, P = 2 JP, PL = 0 JP).
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah menyelesaikan materi ini, peserta mampu menyusun rencana tindak lanjut (RTL).
Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Alat Bantu Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Pembelajaran
1 2 3 4 6
Setelah menyelesaikan materi ini,
peserta mampu :
1. Memahami pengertian dan ruang 1. Pengertian dan Ceramah Tanya Bahan Tayang 1. LAN RI. Rencana
lingkup RTL. ruang lingkup RTL. Jawab Modul Tindak Lanjut (Action
Presentasi Laptop Plan). Bahan Diklat
2. Memahami langkah-langkah 2. Langkah-langkah LCD bagi Pengelola Diklat,
kegitan penyusunan RTL. penyusunan RTL Pointer 2009.
Whiteboard 2. Rencana Tindak Lanjut,
3. Menyusun RTL untuk kegiatan 3. Penyusunan RTL Sound Sistem Modul Pelatihan Desa
yang akan dilakukan. untuk kegiatan yang Siaga, Pusdiklat,
ATK
akan dilakukan. Spidol Jakarta, 2006.
Lembar/Format
RTL
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 19
BAB VI
DIAGRAM ALIR PROSES PEMBELAJARAN
Pre Test
Pembukaan
Evaluasi
Penutupan Penyelenggaran
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 20
Alir proses pelatihan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
A. Pre Test
Sebelum acara pembukaan, dilakukan Pre test terhadap peserta. Pre test
bertujuan untuk mendapatkan informasi awal tentang pengetahuan dan
kemampuan peserta dalam melakukan tindakan Dental Emergency.
B. Pembukaan
Pembukaan dilakukan untuk mengawali kegiatan pelatihan secara resmi. Proses
pembukaan pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut:
1. Laporan ketua penyelenggara pelatihan.
2. Pengarahan sekaligus pembukaan.
3. Penyematan tanda peserta.
4. Perkenalan peserta secara singkat.
5. Pembacaan doa.
D. Pemberian Wawasan
Setelah BLC, kegiatan dilanjutkan dengan memberikan materi sebagai dasar
pengetahuan/wawasan yang sebaiknya diketahui peserta dalam pelatihan ini.
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 21
Materi tersebut yaitu:
1. Kebijakan Dental Emergency bagi terapis gigi dan mulut
2. Etik dan Aspek legal terapis gigi dan mulut
3. Anatomi dan Fisiologi
F. Skill Station
Setelah mendapatkan materi, proses dilanjutkan dengan skill station. Kegiatan
ini dilakukan dengan menggunakan metode simulasi, dimana alat bantu telah
disiapkan oleh instruktur. Simulasi dilakukan dengan menggunakan panduan
simulasi terlampir.
Pada pelaksanaan simulasi, peserta berperan sebagai penolong. Peserta dibagi
dalam 5 (lima) kelompok sesuai jumlah skill station dan setiap kelompok
didampingi oleh 1 orang instruktur dengan perbandingan antara instruktur dan
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 22
peserta yaitu 1: 5. Pada saat simulasi, instruktur bertugas untuk mengamati apa
yang dilakukan oleh peserta dan memberikan penilaian sesuai dengan cek list
penilaian. (Form penilaian terlampir).
G. Evaluasi Peserta
Evaluasi yang dimaksudkan adalah penilaian terhadap peserta yang meliputi
Post Test tulis dan Uji Keterampilan :
a) Post Test Tulis
Setelah keseluruhan materi dan simulasi dilaksanakan, dilakukan post test
tulis. Post test tulis bertujuan untuk melihat peningkatan pengetahuan
peserta setelah mengikuti pelatihan.
b) Uji Keterampilan
Untuk melihat keberhasilan peserta dalam melakukan keterampilan
tindakan Dental Emergency, maka setelah post test tulis dilakukan uji
keterampilan.
I. Evaluasi Penyelenggaraan
Evaluasi penyelenggaraan untuk mendapatkan masukan dari peserta tentang
penyelenggaraan pelatihan dan akan digunakan untuk penyempurnaan
penyelenggaraan berikutnya.
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 23
J. Penutupan
Acara penutupan adalah sesi pengakhiran rangkaian kegiatan, dilaksanakan
oleh pejabat yang berwenang dengan susunan acara sebagai berikut:
1. Laporan ketua penyelenggara pelatihan.
2. Pengumuman peringkat keberhasilan peserta.
3. Kesan dan pesan dari perwakilan peserta.
4. Pengarahan dan penutupan oleh pejabat yang berwenang.
5. Pembacaan doa.
6. Pembagian sertifikat.
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 24
BAB VII
PESERTA DAN PELATIH
A. Peserta
1. Kriteria peserta
Peserta pelatihan adalah Terapis Gigi dan Mulut.
2. Jumlah peserta
Peserta dalam satu kelas maksimal berjumlah 25 orang dan pada
pelaksanaan skill station atau praktikum, perbandingan instruktur : peserta
=1:5
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 25
BAB VIII
PENYELENGGARA dan TEMPAT PENYELENGGARAAN
A. Penyelenggara
Pelatihan Dental Emergency bagi terapis gigi dan mulut diselenggarakan oleh
Gadar medik sebagai institusi pelatihan bidang kesehatan yang sudah
terakreditasi dengan kriteria:
1. Memiliki seseorang yang ditunjuk menjadi pengendali pelatihan yang telah
mengikuti pelatihan pengendali pelatihan bidang kesehatan
2. Memiliki minimal 1 (satu) orang tenaga / panitia penyelenggara pelatihan
yang telah mengikuti pelatihan TOC.
B. Tempat Penyelenggaraan
Pelatihan Dental Emergency bagi terapis gigi dan mulut diselenggarakan di
institusi pelatihan bidang kesehatan yang terakreditasi (BBPK/Bapelkes)/
Instansi lain yang telah memiliki sarana dan pra sarana sesuai dengan tujuan
pelatihan.
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 26
BAB IX
EVALUASI PELATIHAN
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 27
peserta/instansi, hubungan peserta dengan pelaksana pelatihan, pelayanan
sekretariat terhadap peserta, pelayanan akomodasi dan lainnya, pelayanan
konsumsi, pelayanan perpustakaan dan pelayanan komunikasi dan informasi.
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 28
BAB IX
SERTIFIKAT PELATIHAN
Berdasarkan ketentuan yang berlaku, kepada setiap peserta yang telah mengikuti
pelatihan selama 36 JPL efektif dengan angka kredit 1 (satu), akan diberikan sertifikat
yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, dan ditandatangani oleh pejabat
yang berwenang dan panitia penyelenggara dan atau sertifikat dari penyelenggara
dengan nilai Satuan Kredit Profesi (SKP) dari Persatuan Terapis Gigi dan Mulut
Indonesia (PTGMI) sesuai dengan ketentuan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan dengan ketentuan:
Kehadiran 100%
Nilai hasil post test minimal 80
Nilai hasil uji keterampilan minimal 80
Nilai akhir adalah: hasil post test + uji keterampilan
2
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 29
Lampiran 1.
STANDAR ALAT PRAKTIKUM
PELATIHAN DENTAL EMERGENCY BAGI TERAPIS GIGI DAN MULUT
1 Eugenol 1 btl
5 Excavator 25 pcs
6 Sonde 25 pcs
9 Washlap/handuk 5 pcs
11 Handscoen 1 pack
12 Masker 1 pack
13 Termometer 5 set
15 Stetoskop 2 set
16 Panduan Simulasi 1
17 Tempat sampah 1
1. Suture 25 pcs
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 30
3. Needle holder 25 pcs
6. Sponge 25 set
7. Handscoen 1 pack
8 Masker 1 pack
9 Kasa/perban 25 pcs
10 Dapper 25 pcs
11 Plester 1 roll
15 Termometer 5 set
17 Stetoskop 2 set
18 Panduan simulasi 1
19 Tempat sampah 1
1. Epineprin 10 amp
2. Syiringe 5 ml 5 pcs
3. Syiringe 3 ml 5 pcs
9. Handscoen 1 pack
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 31
10. Panduan simulasi 1
6 Mouthgage 1 pcs
18 Stetoscope 1 unit
19 Handscoen 1 pack
21 Panduan simulasi 1
22 Tempat sampah 1
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 32
No. Skill Station Jml
3. Tissue 2 pack
4. Handscoen 1 pack
7. Tempat sampah 1
1. Selimut 2 pcs
7. Panduan Simulasi 1
8. Tempat sampah 1
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 33
Lampiran 2.
PANDUAN PENUGASAN
PELATIHAN DENTAL EMERGENCY BAGI TERAPIS GIGI DAN MULUT
Tujuan:
Setelah mengikuti studi kasus ini peserta mampu menjelaskan etika dan aspek legal
dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Panduan:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 kelompok dengan masing-masing kelompok
5 orang.
2. Pelatih memberikan panduan studi kasus serta lembar kasus yang telah
disediakan kepada masing-masing kelompok.
3. Pelatih memberikan kesempatan kepada semua kelompok untuk melakukan
diskusi terkait kasus sesuai dengan panduan dan lembar kasus yang diberikan,
meliputi menganalisa dan menjawab pertanyaan dilihat dari sudut pandang etika
dan aspek legal terapis gigi dan mulut selama 20 Menit.
4. Pelatih memberikan kesempatan kepada satu atau dua kelompok untuk
mempresentasikan hasil studi kasus yang sudah dikerjakan.
5. Pelatih memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menanggapi dan
memberi masukan terhadap hasil presentasi kelompok
6. Pelatih memberi klarifikasi dan masukan terhadap hasil presentasi kelompok.
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 34
LEMBAR LATIHAN KASUS
MD.2. Etika dan Aspek Legal Terapis Gigi dan Mulut
Kasus 1.
Seorang pasien usia 40 tahun berjenis kelamin pria. Pasien datang menjelang waktu klinik
tutup. Keluhan gigi RB kiri sakit dan ingin dicabut giginya. Karena sudah siang, pasien
langsung ditangani. Saat diperiksa terlihan gigi M dan M2 RB kiri berlubang dan tidak bisa
ditambal kedua gigi tersebut. Indikasi pencabutan, perkusi, druk gigi M, terasa sakit, untuk
M2. Perkusi, druk tidak sakit, pasien tetap minta dicabut oleh dokter gigi di anastesi blok dan
mandibulair dan perawatnya yang mencabut M2 yang sudah dianastesi. Setelah itu, pasien
mendapat instruksi pasca pencabutan, diberi resep, dan pulang. Satu hari setelah dicabut
pasien datang ke klinik, Ia menuntut dan mengatakan/menuduh bahwa perawat tersebut salah
cabut.
Pertanyaan:
a. Dari kasus tersebut, mengapa pasien bisa menuntut salah cabut?
b. Kesalahan apa yang dilakukan oleh dokter dan perawat?
c. Bagaimana cara menyikapi bila terjadi kasus yang diduga malpraktek?
Kasus 2.
Seorang keluarga pasien kurang mampu mengeluh kepada dokter kalau ia sudah tidak
mampu untuk menanggung biaya Ibunya yang koma di sebuah rumah sakit. Keluarga tersebut
mengatakan kepada dokter bahwa sudah ikhlas untuk kematian Ibunya. karena sudah koma
selama 1 bulan (Euthanasia)
Pertanyaan:
Bagaimanakan pendapat Anda tentang kasus tersebut bila dilihat dari segi etika profesi
maupun segi hukum positif di Indonesia?
Kasus 3.
Masyarakat sekeliling tahu bahwa anda adalah seorang tenaga kesehatan/perawat. Suatu
hari seorang laki-laki berusia 40 tahun datang dengan keluhan nyeri leher, rahang,
tenggorokan, punggung dan lengan serta ada nyeri dada .
Pertanyaannya:
a. Bagaimana anda harus menyikapi hal tersebut?
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 35
b. Bila anda menolong dengan melakukan tindakan apakah bisa dikatakan melanggar kode
etik? jelaskan
Kasus 4.
Seorang terapis gigi dan mulut di Rumah sakit mendapatkan tugas membersihkan pasien
pasca operasi, pasien tersebut seorang wanita usia 30 tahun, didalam ruang operasi ada 1
temannya bertugas sedang membersihkan alat-alat pasca bedah. Satu hari setelah dioperasi
keluarga pasien melaporkan bahwa pasien telah dicabuli oleh perawat yang membersihkan
dirinya pasca operasi memegangi buah dadanya. Pasien mengaku saat itu sudah sadar bisa
merasa tetapi masih lemah.
Pertanyaan:
Bagaimana menurut pendapat anda tentang kasus tersebut, dan bukti apa yang bisa
meringankan dan seharusnya bagaimana untuk menghindari agar tidak ada tuduhan
pencabulan, jelaskan!
Kasus 5.
Seorang pasien diberi resep oleh dokter Budi, dan dokter tersebut menunjuk untuk membeli
obat di apotik A dan mengatakan bahwa obat tersebut adanya diapotik tersebut, selanjutnya
pasien menyuruh anaknya untuk membelikan di Apotik A sesuai panduan dokter. Ternyata
obat tersebut mahal dan uangnya kebetulan kurang 50 ribu rupiah, pihak apotik mengatakan
mau membantu karena resep tersebut dari dokter Budi kekurangan merupakan potongan
tapi tidak diberi kwitansi. Anak pasien tersebut klarifikasi pada apotik lain, sebenarnya obat
tersebut di apotik lain juga ada dengan harga yang lebih murah. Kemudian diketahui bahwa
apotik tersebut adalah milik dokter Budi.
Pertanyaannya:
Apa pendapat anda tentang kasus tersebut, bolehkah hal tersebut dilakukan oleh seorang
dokter atau seorang perawat, jelaskan!
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 36
PANDUAN SIMULASI
MI 1: Penatalaksanaan Anafilaktik Syok.
Tujuan:
Setelah mengikuti simulasi, peserta mampu melakukan penatalaksanaan Anafilaktik Syok
Panduan:
1. Pelatih/instruktur menyiapkkan alat-alat yang diperlukan untuk pelaksanaan simulasi.
2. Pelatih/instruktur membagi peserta menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5
peserta. Antar skill station tidak boleh berdekatan, agar tidak saling mengganggu
kegiatannya. Setiap kelompok diampu oleh 1 orang pelatih/instruktur.
3. Sebelum peserta melakukan simulasi, pelatih/instruktur memberikan contoh lebih dahulu
cara mengencerkan epinephrine dengan perbandingan sesuai kebutuhan pasien sebelum
diberikan kepasien dan cara memberikan obat secara inta muskuler (IM)
4. Pelatih/instruktur memberikan contoh
5. Setiap peserta dimasing-masing kelompok, diberi kesempatan untuk melakukan simulasi.
6. Peserta mulai melakukan simulasi cara mengencerkan epinephrine sebelum diberikan ke
pasien dan cara memberikan obat secara inta muskuler (IM)
7. Pelatih/instruktur melakukan pengamatan dan menilai simulasi yang dilakukan oleh
peserta menggunakan checklist yang sudah disiapkan.
8. Peserta yang sudah mencapai nilai minimal 80, dinyatakan mampu, yang belum mencapai
nilai 80 diulang kembali.
9. Pelatih/instruktur memberikan klarifikasi atau koreksi dan memberikan rangkuman seluruh
proses simulasi yang dilakukan oleh peserta, setelah peserta selesai melakukan simulasi.
10. Semua peserta melakukan simulasi
PANDUAN SIMULASI
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 37
MI 2: Penatalaksanaan Nyeri
MI 3: Penatalaksanaan Perdarahan
MI 4: Penatalaksanaan Truma Gigi & Mulut
Tujuan:
Setelah mengikuti simulasi, peserta mampu :
1. Melakukan penatalaksanaan nyeri
2. Penatalaksanaan Perdarahan
3. Penatalaksanaan Truma Gigi & Mulut
Panduan:
1. Pelatih/instruktur menyiapkan alat alat yang diperlukan untuk pelaskanaan simulasi skill
station.
2. Pelatih/instruktur membagi peserta menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5
peserta. Antar skill station tidak boleh berdekatan, agar tidak saling mengganggu
kegiatannya. Setiap kelompok diampu oleh 1 orang pelatih/instruktur.
3. Pada sesi ini ada 3 Skill Station yaitu Penatalaksanaan Nyeri (PN), Penatalaksanaan
Perdarahan (PP) dan Penatalaksanaan Trauma Gigi & Mulut (PTGM).
4. Alir simulasi sebagai berikut:
Skill Skill
Penatalaksanaan Penatalaksanaan
Nyeri Perdarahan
Skill
Penatalaksanaan
Trauma Gilut
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 38
5. Kelompok 1 dan 2 di Skill Station Penatalaksanaan Nyeri (PN), kelompok 3, 4, di Skill
Station Penatalaksanaan Perdarahan (PP), kelompok 5 di Skill Station Penatalaksa
Fasilitator/ Pelatih/ Narasumber naan Trauma Gigi & Mulut.
6. Sebelum peserta melakukan simulasi, pelatih/instruktur memberikan contoh lebih dahulu
sesuai keterampilan atau simulasi yang diampu, yang akan dilakukan oleh peserta.
7. Setiap peserta dimasing-masing kelompok, diberi kesempatan untuk melakukan simulasi.
8. Peserta mulai melakukan simulasi Penatalaksanaan Nyeri, Penatalaksanaan Perdarahan
dan Penatalaksanaan Trauma Gigi & Mulut.
9. Pelatih/instruktur melakukan pengamatan dan menilai simulasi yang dilakukan oleh
peserta menggunakan checklist yang sudah disiapkan.
10. Peserta yang sudah mencapai nilai minimal 80, dinyatakan mampu, yang belum
mencapai nilai 80 diulang kembali.
11. Pelatih/instruktur memberikan klarifikasi atau koreksi dan memberikan rangkuman seluruh
proses simulasi yang dilakukan oleh peserta, setelah peserta selesai melakukan simulasi,
12. Alokasi waktu untuk setiap Skill Station 2 JP
13. Setelah semua peserta melakukan simulasi di Skill Station masing-masing selama 2 JP,
selanjutnya kelompok pindah ke Skill Station berikutmya dan melakukan simulasi di Skill
Station yang baru, demikian seterusnya sampai semua simulasi dikerjakan.
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 39
PANDUAN SIMULASI
MI 5: Penatalaksanaan Airway & Breathing
MI 6: Resusitasi Jantung Paru (RJP)
MI 7: Pemindahan Pasien Gawat Darurat
Tujuan:
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Melakukan Penatalaksanaan Airway & Breathing (PAB)
2. Resusitasi Jantung Paru (RJP)
3. Pemindahan Pasien Gawat Darurat
Panduan:
1. Pelatih/instruktur menyiapkkan alat alat yang diperlukan untuk pelaksanaan simulasi.
2. Pelatih/instruktur membagi peserta menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5
peserta. Antar kelompok tidak boleh berdekatan, agar tidak saling mengganggu
kegiatannya. Setiap kelompok diampu oleh 1 orang pelatih/instruktur.
3. Pada sesi ini ada 3 Skill Station yaitu Resusitasi Jantung Paru (RJP), Penatalaksanaan
Airway & Breathing dan Pemindahan Pasien GADAR.
4. Alir simulasi sebagai berikut:
Skill Skill
Resusitasi Penatalaksanaan
Jantung Paru Airway&Breathing
(RJP)
Skill
Pemindahan
Pasien GADAR
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 40
5. Kelompok 1 dan 2 di Skill Station RJP, kelompok 3, 4 di Skill Station Penatalaksanaan
Airwa & Breathing, kelompok 5 di Skill Station Transportasi Pasien GADAR.
6. Sebelum peserta melakukan simulasi, pelatih/instruktur memberikan contoh lebih dahulu
sesui keterampilan atau simulasi yang diampu, yang akan dilakukan oleh peserta.
7. Setiap peserta di setiap kelompok, diberi kesempatan untuk melakukan simulasi.
8. Peserta mulai melakukan simulasi Resusitasi Jantung Paru (RJP), Penatalaksanaan
Airway & Breathing dan Pemindahan Pasien GADAR.
9. Pelatih/instruktur melakukan pengamatan dan menilai simulasi yang dilakukan oleh
peserta menggunakan checklist yang sudah disiapkan.
10. Peserta yang sudah mencapai nilai minimal 80, dinyatakan mampu, yang belum
mencapai nilai 80 diulang kembali.
11. Pelatih/instruktur memberikan klarifikasi atau koreksi dan memberikan rangkuman seluruh
proses simulasi yang dilakukan oleh peserta, setelah peserta selesai melakukan simulasi,
12. Alokasi waktu untuk stiap Skill Station 3 JP
13. Setelah semua peserta melakukan simulasi di Skill Station masing-masing selama 3JP,
selanjutnya kelompok pindah ke Skill Station berikutnya dan melakukan simulasi di Skill
Station yang baru, demikian seterusnya sampai semua simulasi dikerjakan.
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 41
Lampiran 3.
FORMULIR PENILAIAN
PELATIHAN DENTAL EMERGENCY BAGI TERAPIS GIGI DAN MULUT
NILAI
No Kriteria Unjuk Kerja 0 1 2 3
1 Menjelaskan kepada pasien/keluarga tindakan yang akan dilakukan.
2 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD): Handscoen
Penolong memakai handscoen sebelum menolong pasien
3 Menyiapkan alat praktik dan obat yang akan digunakan: (Epinefrine,
syringe 5 ml, 3 ml, 1 ml, needle no.27, NaCL 100 ml, sponge, Nasal
Kanula, Oksigen)
4 Membuat sediaan efineprin sesuai kebutuhan:
Dewasa : 500 microgram IM (0.5 mL)
Anak > 12 tahun : 500 microgram IM (0.5 mL)
Anak 6 – 12 tahun : 300 microgram IM (0.3 mL)
Anak < 6 tahun : 150 microgram IM (0.15 mL)
5 Luruskan tungkai pasien
6 Pasien diberikan oksigen
7 Memberikan obat dengan cara intra musculer di paha anterolateral.
Epinephrin Solutio 1 mg/ml di berikan IM (Intra Muscular)
8 Menghubungi Rumah Sakit atau layanan gawat darurat terdekat
9 Memantau kondisi pasien sampai bantuan tiba atau dilakukan rujukan
ke Rumah Sakit
10 Merapikan alat alat setelah selesai digunakan
Jumlah Nilai
SKOR NILAI = ∑ Nilai x 100
30
……, ……………..2020
Penguji,
( ……………..)
Keterangan:
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 42
Form Penilaian Keterampilan Peserta
Kompetensi: Penatalaksanaan Nyeri
NILAI
No Kriteria Unjuk Kerja 0 1 2 3
Persiapan
1 Persiapan Persiapan alat :
1) Kaca mulut
2) Sonde
3) Pinset
4) excavator
Persiapan bahan dan obat :
1) Kasa steril
2) Cotton roll
3) Cotton pellet
4) Spuit dispossible 5 ml
5) Eugenol
6) NaCl
7) Air hangat/ es
Persiapan alat penunjang :
1) Termometer
2) Tensi meter
3) Stetoskop
4) Washlap/handuk
Pelaksanaan
6 1) Bersihkan kavita gigi menggunakan excavator untuk
mengeluarkan produk-produk inflamasi.
2) Lakukan irigasi larutan NaCl, menggunakan spuit
dispossible 5 ml
3) Tutup kavita dengan kapas untuk mencegah kontaminasi
sisa-sisa makanan yang masuk ke dalam kavita
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 43
4) Lakukan penatalaksanaan nyeri non farmakologi : aplikasi
panas/dingin, mendampingi pasien melakukan relaksasi,
dengan melakukan latihan napas dalam.
……, ……………..2020
Penguji,
( ……………..)
Keterangan:
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 44
Form Penilaian Keterampilan Peserta
Kompetensi: Penatalaksanaan Perdarahan
Pelaksanaan
4 Petugas melakukan debridemen luka sebelum penutupan
Petugas melakukan irigasi menggunakan larutan garam
fisiologis/ringer laktat/larutan antibiotik 250 cc - 1 L
5 Petugas melakukan penatalaksanaan perdarahan
Petugas melakukan penekanan luka dengan kasa steril
lembab, intermiten selama 5 menit
Petugas melakukan penjepitan darah vena/arteri vena
menggunakan arteri clamp
Petugas melakukan pejahitan luka situasional dengan
teknik interupted suture pada phantom rahang gigi
Menggunakan set instrumen heacting : pinset chirurgis,
gunting benang, needle holder, needle suture 4.0 / 3.0
Petugas melakukan penutupan luka menggunakan kasa
steril dan plester luka
6 Mengaktifkan sistem rujukan
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 45
Membuat surat rujukan secara sistematis
Evaluasi
7 Melakukan pengkajian ulang :
Melakukan evaluasi volume perdarahan pasca penjahitan
Melakukan dapper area luka dengan kasa, lakukan
observasi selama 15 menit
Jika kasa penuh dengan darah, maka terhitung 3 cc
perdarahan untuk setiap 1 kasa
Melakukan pengukuran tanda-tanda vital :
Pengukuran tekanan darah, nadi, respirasi, suhu
Melakukan pengukuran skala nyeri menggunakan :
- pain numerical rating scale atau PNRS
- Behavioral Pain Assesment Scale
JumlahNilai
SKOR NILAI = ∑ Nilai x 100
21
……, ……………..2020
Penguji,
( ……………..)
Keterangan:
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 46
Form Penilaian Keterampilan Peserta
Kompetensi: Penatalaksanaan Trauma Gigi Dan Mulut
JumlahNilai
SKOR NILAI = ∑ Nilai x 100
33
……, ……………..2020
Penguji,
( ……………..)
Keterangan:
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 47
Form Penilaian Keterampilan Peserta
Kompetensi: PENATALAKSANAAN AIRWAY & BREATHING
(Pemasangan Oro Pharingeal Airway)
……, ……………..2020
Penguji,
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 48
( ……………..)
Keterangan:
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 49
Form Penilaian Keterampilan Peserta
Kompetensi: PENATALAKSANAAN AIRWAY & BREATHING
(Pemasangan Naso Pharingeal Airway/NPA)
NILAI
No Kriteria Unjuk Kerja 0 1 2 3
1 Menjelaskan kepada pasien/keluarga tindakan yang akan
dilakukan.
Persiapan alat:
Manekin Airway
2 Nasopharingeal Airway No.6
Jelly
Handscoen
3 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD):
Penolong memakai handscoen sebelum menolong pasien
4 Memastikan indikasi pemasangan NPA.
Ada respon menolak saat dipasang OPA
( ……………..)
Keterangan:
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 50
Form Penilaian Keterampilan Peserta
Kompetensi: PENATALAKSANAAN AIRWAY & BREATHING
(Pemasangan Laringeal Mask Airway/LMA)
NILAI
No Kriteria Unjuk Kerja 0 1 2 3
1 Menjelaskan kepada pasien/keluarga tindakan yang akan dilakukan.
2 Persiapan alat:
Manekin Airway
LMA No.3
Jelly
Handscoen
3 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD): Handscoen
Penolong memakai handscoen sebelum menolong pasien
4 Kempiskan cuff LMA, tetapi cuff jangan sampai terlipat.
……, ……………..2020
Penguji,
( ……………..)
Keterangan :
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 51
Form Penilaian Keterampilan Peserta
Kompetensi: PENATALAKSANAAN AIRWAY & BREATHING
(Pemasangan Neck Collar)
Jumlah Nilai
SKOR NILAI = ∑ Nilai x 100
24
……, ……………..2020
Penguji,
( ……………..)
Keterangan :
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 52
Form Penilaian Keterampilan Peserta
Kompetensi: PENATALAKSANAAN AIRWAY & BREATHING
(Pemberian Oksigen dengan BVM)
NILAI
No Kriteria Unjuk Kerja 0 1 2 3
1 Menjelaskan kepada pasien/keluarga tindakan yang akan
dilakukan.
Persiapan Alat:
Oksigen tabung
Selang End to End
2 Bag Valve Mask
Simple Mask
Non Rebreathing Mask
Rebreathing
Pulse Oxymetri
Handscoen
3 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD):
Penolong memakai handscoen sebelum menolong pasien
Siapkan BVM dengan ukuran masker yang sesuai dengan wajah
4 pasien
Jumlah Nilai
SKOR NILAI = ∑ Nilai x 100
33
……, ……………..2020
Penguji,
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 53
( ……………..)
Keterangan :
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 54
Form Penilaian Keterampilan Peserta
Kompetensi: RESUSITASI JANTUNG PARU
NILAI
No Kriteria Unjuk Kerja 0 1 2 3
1 Menjelaskan Prinsip 3A (Aman diri, Aman Lingkungan dan
Aman pasien)
2 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD):
Penolong memakai handscoen sebelum menolong pasien
3 Mengkaji tingkat kesadaran pasien, dengan:
Memanggil pasien sambil menepuk dengan lembut bahu
pasien
Kedua pemeriksaan ini dilakukan bersamaan secara
simultan
Aktifkan SPGDT dengan cara:
Berteriak “tolong ada orang tidak sadar” atau menelfon
4
layanan kegawatdaruratan terdekat (puskesmas, rumah
sakit, dll) serta
Minta membawa (Automated External Defibrilator) AED
5 Periksa Nadi Karotis dan pernasaan pasien:
Letakkan dua atau tiga jari penolong dileher pasien yang
dekat penolong
Periksa nadi carotis pasien kurang dari 10 detik, sambil
mata penolong melihat pergerakan dada pasien.
Jika teraba nadi tetapi tidak bernafas, maka berikan bantuan
nafas 1 x setiap 5 atau 6 detik.
dengan cara :
6 Buka jalan nafas denga teknik headtilt chinlift
Periksa mulut pasien, jika ada sumbatan bersihkan terlebih
dahulu
Berikan bantuan nafas dengan Mouth to mouth atau Mouth
atau menggunakan BVM
Jika tidak teraba nadi carotis dan tidak bernafas, maka
dilakukan RJP, Rasio kompresi dan bantuan nafas 30 : 2
7
dengan cara :
Letakkan tumit telapak tangan di sternum pada garis puting
susu sedikit ke bawah
Tekan di bagian tengah sternum dengan kecepatan 100-
120 kali/ menit
Kedalaman kompresi 5-6 cm pada dewasa dan anak-anak,
4 cm pada bayi
Membiarkan recoil penuh
Minimal jeda
8 Jika AED telah datang/ tersedia, pasang AED dan ikuti instruksi
dari mesin AED
9 Periksa nadi nadi carotis setiap 2 menit
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 55
Jumlah Nilai
SKOR NILAI = ∑ Nilai x 100
27
……, ……….2020
Penguji,
( ……………..)
Keterangan:
0 : Tidak melakukan tindakan
1 : Melakukan tetapi tidak sesuai prosedur
2 : Melakukan sesuai dengan prosedur tetapi kurang baik
3 : Melakukan sesuai dengan prosedur dengan baik dan benar
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 56
Form Penilaian Keterampilan Peserta
Kompetensi: PEMINDAHAN PASIEN GAWAT DARURAT
NILAI
No Kriteria Unjuk Kerja 0 1 2 3
1 Menjelaskan kepada pasien/keluarga tindakan yang akan
dilakukan.
Persiapan alat:
Selimut
2 Long Spine Board
Head Immobilizer
Safety Belt
Pasien model
3 Menjelaskan Prinsip 3A : Aman diri, Aman penolong, Aman
pasien
Memindah pasien dengan menggendong
4 Penolong berlutut disebelah pasien
Pasien dibangunkan dengan posisi berdiri
Pasien diangkat menggunakan pundak penlong
Memindah pasien dengan 2 penolong
5 Penolong berlutut disamping pasien
Masukkan tangan penolong ke belakang punggung pasien
Secara bersama sama angkat pasien, letakkan di lutut
pasien
Dekap pasien dengan kuat
Secara bersama sama penolong berdiri sambil mengangkat
pasien
Setelah penolong berdiri tegak, mulaialan berjalan dengan
hati hati
Memindah pasien dengan 3 penolong
Penolong berlutut disamping pasien
6 Masukkan tangan penolong ke belakang punggung pasien
Secara bersama sama angkat pasien, letakkan di lutut
pasien
Dekap pasien dengan kuat
Secara bersama sama penolong berdiri sambil mengangkat
pasien
Setelah penolong berdiri tegak, mulaialan berjalan dengan
hati hati
Memindah pasien dengan Long Spine Board (LSB)
7 Pasien diposisikan terlentang
Letakkan LSB disisi pasien
Minta bantuan 3 orang untuk melakukan log roll
Sorongkan LSB ke bagian belakang pasien dan tahan
Kembalikan pasien ke posisi terlentang
Geser pasien ke posisi tengah LSB
Angkat LSB dengan minta bantuan 2 atau 3 orang penolong
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 57
Mulailah berjalan dengan perlahan dan hati hati
Posisi pasien pada saat berjalan dengan kaki di depan
Memindahkan pasien dengan scoope stretcher
Ukur panjang scoope stretcher susuai dengan tinggi
8 pasien
Buka pengunci scoope stretcher, kemudian dipisah
menjadi dua bagian
Satu bagian diletkkan di sisi kanan pasien dan satu bagian
lagi disebelah kiri pasien
Minta bantuan orang lain untuk memiringkan pasien
Sisipkan scoope stretcher ke bagian belakang pasien,
kemudian miringkan ke sisi sebaliknya dan sisipkan
scoope stretcher yang satu dengan cara yang sama
Kemudian pasangkan kembali scoope stretcher, sampai
tanda pengunci terdengan ”klik”.
Minta bantuan orang lain untuk mengangkat dan
memindahkan pasien.
Berjalan dengan perlahan dan hati hati
Posisi kaki pasien di depan pada saat berjalan.
9 Merapikan alat setelah digunakan
Jumlah Nilai
SKOR NILAI = ∑ Nilai x 100
27
……, ……………..2020
Penguji,
( ……………..)
Keterangan:
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 58
Lampiran 4.
FORMULIR SKALA NYERI DAN RUJUKAN
1. Pain Numerical Rating Scale
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri Nyeri
Nyeri Sedang Hebat
Petugas melakukan pengkuran skala nyeri dengan cara mengajukan pertanyaan secara
verbal kepada pasien, seberapa tingkat nyeri yang dirasakan pasien dalam rentang nilai
0-10.
Wajah 0 1 2 Face
Otot wajah Otot wajah Sering ke score:
rileks tegang, selalau
mengerut, mengerutkan
wajah, dagu
mimic wajah
mengepal
kesakitan
Restlessness 0 1 2 Restlessness
Diam, Kadang-kadang Sering score:
tampilan gerakan gelisah, memperlihatkan
rileks, posisi tegang gerakan
pergerakan kegelisahan
normal
Vocalisasi 0 1 2 Vocalisation
Tidak ada Kadang-kadang Sering berguman, score:
suara berguman, menangis dan
abnormal menangis, atau menggerutu
menggerutu
Consolability 0 1 2 Consolability
(Kenyamanan) rileks Nyaman bila Sulit untuk merasa score:
disentuh, nyaman baik
distractible dengan sentuhan
atau perbincangan
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 59
3. SURAT RUJUKAN
SURAT RUJUKAN
Tanggal ........Jam....
Kepada Yth
Dokter .....
Di.....
Dokter /PPA
Yang mengirim
rujukan
__________________
__
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 60
Lampiran 5.
JADWAL PELATIHAN
JADWAL PENYELENGGARAAN PELATIHAN
DENTAL EMERGENCY BAGI TERAPIS GIGI DAN MULUT
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 61
Hari Ke-3, ………2020
JPL
NO WAKTU MATERI FASILITATOR
T P
1 07.30 – 08.00 Refleksi MOT
2 08.00 – 08.45 Penatalaksanaan Airway & Breathing 1 0
3 08.45 – 09.30 Bantuan Hidup Dasar 1 0
4 09.30 – 09.45 Rehat Kopi Panitia
5 09.45 – 10.30 Pemindahan Pasien Gawat Darurat 1 0
Praktik Skill : RJP, Airway & Breathing, Pemindahan
6 10.30 – 11.15 0 1
pasien
Praktik Skill : RJP, Airway & Breathing, Pemindahan
7 11.15 – 12.00 0 1
pasien
8 12.00 – 13.00 ISHOMA Panitia
Praktik Skill : RJP, Airway & Breathing, Pemindahan
9 13.00 – 13.45 0 1
pasien
Praktik Skill : RJP, Airway & Breathing, Pemindahan
10 13.45 – 14.30 0 1
pasien
Praktik Skill : RJP, Airway & Breathing, Pemindahan
11 14.30 – 15.15 0 1
pasien
12 15.15 – 15.45 Rehat Kopi Panitia
Praktik Skill : RJP, Airway & Breathing, Pemindahan
13 15.45 – 17.15 0 2
pasien
3 7
Hari Ke-4, ………2020
JPL
NO WAKTU MATERI FASILITATOR
T P
1 07.30 – 08.00 Refleksi MOT
Praktik Skill : RJP, Airway & Breathing, Pemindahan
2 08.00 – 08.45 0 1
pasien
Praktik Skill : RJP, Airway & Breathing, Pemindahan
3 08.45 – 09.30 0 1
pasien
4 09.30 – 09.45 Rehat Kopi Panitia
5 09.45 – 11.15 Anti Korupsi 2 0
6 11.15 – 12.00 Post Test Tulis 2 0
8 12.00 – 13.00 ISHOMA Panitia
9 13.00 – 14.30 Uji Keterampilan 0 0
10 14.30 – 16.00 Rencana Tindak Lanjut 0 2
11 16.00 – 16.30 Rehat Kopi Panitia
12 16.30 – 17.15 Penutupan Ketua Pelaksana 0 0
2 4
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 62
Lampiran 6.
SOAL PRE, POST TEST, LEMBAR JAWABAN
DAN KUNCI JAWABAN.
Soal pilihan ganda. Bacalah soal dengan teliti sebelum Anda menjawab.
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat menurut Anda dengan cara melingkari huruf
jawaban di lembar jawaban yang tersedia.
1. Aspek legal terapis gigi dan mulut dalam kegawatdaruratan dental tercantum dalam:
a. Kepmenkes no 284 tahun 2006, Permenkes no 20 tahun 2016 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik terapis gigi dan mulut, Permenkes 46 Tahun 2013 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
b. Kepmenkes no 284 tahun 2007, Permenkes no 20 tahun 2016 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik terapis gigi dan mulut, Permenkes 46 Tahun 2013 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
c. Kepmenkes no 284 tahun 2006, Permenkes no 20 tahun 2014 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik terapis gigi dan mulut, Permenkes 46 Tahun 2013 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
d. Kepmenkes no 284 tahun 2006, Permenkes no 20 tahun 2014 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik terapis gigi dan mulut, Permenkes 46 Tahun 2013
tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
e. Kepmenkes no 284 tahun 2006, Permenkes no 20 tahun 2015 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik terapis gigi dan mulut, Permenkes 46 Tahun 2013
tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
2. Apakah yang menjadi salah satu karakter pembeda antara organisasi profesi dengan
organisasi lainnya ...
a. Legal aspek
b. Kewenangan klinis
c. Kode etik
d. Tindakan klinis
e. Kewenangan tindakan
3. Pernyataan manakah dibawah ini yang merupakan kewajiban terapis gigi dan mulut?
a. Terapis Gigi dan Mulut mendukung berbagai kegiatan untuk kepentingan
oranganisasi yang utama.
b. Terapis Gigi dan Mulut mendahulukan organisasi dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat
c. Terapis Gigi dan Mulut memperlakukan teman sejawat sebagai teman biasa
d. Menerima imbalan selain daripada yang layak sesuai dengan jasanya
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 63
e. Terapis Gigi dan Mulut memprakarsai berbagai kegiatan untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan masyarakat secara komprehensif
4. Yang termasuk kedalam prinsip- prinsip dasar etika terapis gigi dan mulut, adalah
a. Autonomy, Beneficience, Non maleficience, Justice
b. Autonomy, Beneficience, malpraktek, Justice
c. Autonomy, Behavior, Beneficience, Non maleficience, Justice
d. Autonomy, Behavior, Beneficience, Non maleficience, Justice malpraktek.
e. Autonomy, Behavior, Beneficience, Non maleficience, Kolaborative.
5. Didalam tubuh manusia terdapat 2 sistem sirkulasi yang berfungsi mengalirkan darah
dan membawa oksigen ke seluruh tubuh. Sistem sirkulasi tersebut adalah:
a. Pulmonal dan sirkuler
b. Sistemik dan pulmonal
c. Sistemik dan jantung
d. Pulmonal dan ginjal
e. Ginjal dan jantung
6. Pembuluh darah yang mensuplai makanan dan oksigen ke otot jantung adalah:
a. Arteri Pulmonalis
b. Arteri Ascendens
c. Arteri Coronaria
d. Arcus Aorta
e. Right Coronary Arteri
8. Jantung selalu berdenyut untuk memompakan darah keseluruh tubuh. Denyut jantung
terjadi karena adanya listrik jantung utama yang berasal dari:
a. SA Node
b. AV Node
c. Serabut purknje
d. Pericardium
e. Pace Maker
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 64
e. Karina
13. Automated External Defibrilator (AED) adalah sebuah alat yang dapat menghasilkan kejut
listrik. AED digunakan untuk menolong pasien yang mengalami?
a. Perdarahan
b. Henti Nafas
c. Tidak Sadar
d. Serangan jantung
e. Henti jantung
14. Pada saat Anda melakukan resusitasi jantung paru pada seorang pasien dewasa usia 40
tahun. Bantuan yang membawa AED tiba, kemudian petugas memasang pad/paddle pada
bagian tubuh pasien, lokasi pemasangan pad/paddle yang betul adalah:
a. Di dada kanan atas dan dada kiri atas
b. Di dada kanan bawah dan dada kiri atas
c. Di dada kanan atas dan dada kiri bawah.
d. Di dada kanan bawah dan dada kiri bawah.
e. Di dada kiri atas
15. Pada saat anda melihat sesorang yang tiba tiba jatuh tergeletak, kemudian anda
melakukan pemeriksaan apakah pasien tersebut bernafas atau tidak, maka pemeriksaan
yang anda lakukan adalah dengan cara:
a. Menggerak – gerakkan pasien.
b. Melihat pegerakan dada dan mendengarkan suara nafas pasien.
c. Memanggil – manggil pasien.
d. Merespon pasien dengan mencubit
e. Meraba nadi brachialis
16. Urutan prioritas penanganan yang harus dikerjakan dalam menolong pasien Gawat
Darurat adalah:
a. Keselamatan penolong, lokasi yang aman, keselamatan pasien
b. Lokasi yang aman, keselamatan penolong, keselamatan pasien
c. Lokasi yang aman, keselamatan pasien, keselamatan penolong
d. Keselamatan penolong, keselamatan pasien, lokasi yang aman
e. Keselamatan pasien, keselamatan penolong, lokasi yang aman
17. Dalam menolong pasien Gawat Darurat kita perlu melakukan penilaian awal terlebih
dahulu. Yang harus Anda kerjakan dalam penilaian awal adalah:
a. Mengamankan barang – barang pasien
b. Menghubungi fasilitas kesehtan
c. Memeriksa airway, breathing dan circulation
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 65
d. Memeriksa ada tidaknya patah tulang
e. Mengukur tekanan darah
18. Pemeriksaan yang dapat Anda lakukan untuk mengetahui pasien yang tidak sadar
mengalami henti jantung atau tidak dengan cara:
a. Menggerak – gerakkan pasien
b. Memanggil – manggil pasien
c. Melihat pergerakan dada pasien
d. Merespon pasien dengan mencubit
e. Meraba nadi carotis
19. Pada saat anda makan tiba – tiba orang disebelah anda tersedak, masih bisa berteriak,
maka tindakan yang Anda lakukan adalah:
a. Pasien disuruh batuk, kemudia bersihkan sumbatan yang kelihatan
b. Pasien disuruh tiduran sambil miring
c. Melakukan abdominal thrust
d. Pasien disuruh menelan benda yang menyumbat tersebut
e. Menghubungi layanan gawat darurat
20. Setiap pasien yang tidak sadar biasanya mengalami sumbatan jalan nafas yang
disebabkan oleh:
a. Sisa makanan yang baru dimakan oleh pasien
b. Gigi yang lepas
c. Paru – paru yang kekurangan oksigen
d. Sisa makanan
e. Pangkal lidah
21. Pasien yang tersedak, dimana pasien tidak bisa berteriak dan sulit bernafas, maka
tindakan pertama yang Anda lakukan adalah:
a. Pasien ditidurkan miring
b. Berikan backblow sebanyak 5 kali
c. Panggil bantuan medis
d. Segera bawa ke rumah sakit
e. Pasien disuruh batuk
22. Setelah Anda memeriksa pasien, ternyata pasien tidak bernafas, maka tindakan Anda
selanjutnya adalah:
a. Memindahkan pasien ke tempat aman
b. Membawa pasien ke rumah sakit
c. Aktifkan SPGDT
d. Pasien ditidurkan dengan posisi miring
e. Melakukan Resusitasi Jantung Paru
23. Dibawah ini yang termasuk tanda – tanda pernafasan yang adekuat pada oramg dewasa
adalah:
a. Frekuensi nafas 15 – 30 kali/menit, sesak nafas (-), sianosis pada bibir atau ujung kuku
(-), bernafas menggunakan otot diafragma (+)
b. Frekuensi nafas 15 – 30 kali/menit, sesak nafas (+), sianosis pada bibir atau ujung
kuku (-), bernafas menggunakan otot diafragma (+)
c. Frekuensi nafas 15 – 30 kali/menit, sesak nafas (-), sianosis pada bibir atau ujung kuku
(+), bernafas menggunakan otot diafragma (+)
d. Frekuensi nafas 12 – 20 kali/menit, sesak nafas (-), sianosis pada bibir atau ujung kuku
(-), bernafas menggunakan otot dada (+)
e. Frekuensi nafas 12 – 20 kali/menit pada orang dewasa, sesak nafas (-), sianosis pada
bibir atau ujung kuku (-), bernafas menggunakan otot diafragma (+)
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 66
24. Pada pasien yang tidak bernafas dan henti jantung harus segera di lakukan Resusitasi
Jantung Paru (RJP), rasio RJP pada orang dewasa yang dianjurkan, adalah :
a. 30 : 2
b. 15 : 2
c. 30 : 4
d. 15 : 4
e. 15 : 1
25. Pada saat anda melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) setelah siklus ke 4, ternyata
pasien mulai bernafas spontan dan jantungnya berdenyut kembali. Setelah anda lakukan
pemeriksaan pernafasan pasien adekuat, kemudian pasien tersebut lakukan recovery
position. Apakah tujuan anda melakukan recovery position?
a. Menjaga pernafasan tetap normal
b. Menjaga agar tidak henti jantung
c. Menjaga agar pasien aman
d. Menjaga jalan nafas tetap terbuka
e. Menjaga denyut jantung tetap stabil
26. Pada saat melakukan perawatan gigi pada pasien ditempat anda praktek, Anda
memberikan obat melalui suntikan. Beberapa saat kemudian pasien mengeluh sesak dan
pernafasan terdengar suara stridor. Maka tindakan pertama yang Anda lakukan adalah:
a. Merujuk pasien ke Rumah sakit
b. Menghubungi Rumah Sakit
c. Memasang infus
d. Melakukan Resutitasi Jantung Paru
e. Mempertahankan jalan nafas tetap terbuka
27. Zat yang dapat menjadi penyebab terjadinya reaksi alergi dalam tubuh manusia disebut:
a. Alergi
b. Alergen
c. Anafilaktik
d. Antidotum
e. Protein
28. Seorang pasien perempuan datang ke tempat Anda praktik, setelah dilakukan
pemeriksaan, Anda memberikan obat kepada pasien. Beberapa saat kemudian pasien
mengalami sesak nafas dan nampak pembengkakan pada bibir dan lidah, denyut jantung
lemah dan lambat 50x/ menit, kulit dingin serta pucat. Kemungkinan pasien mengalami?
a. Syok kardiogenik
b. Syok neurogenik
c. Syok anafilatik
d. Syok septik
e. Syok obstruktif
29. Setelah Anda memberikan obat kepada pasien dewasa usia 35 tahun, ternyata pasien
alergi terhadap obat tersebut dan menyebabkan syok anafilaktik. Kemudian Anda
melakukan pertolongan pertama dan memberikan injeksi adrenalin, dosis yang Anda
berikan adalah:
a. 100 mcg IM (0,5 mL)
b. 300 mcg IM (0,5 mL)
c. 400 mcg IM (0,5 mL)
d. 500 mcg IM (0,5 mL)
e. 600 mcg IM (0,5 mL)
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 67
30. Sebutkan hasil pemeriksaan objektif yang diperoleh jika pasien diduga mengalami nyeri
akibat gangguan integritas jaringan lunak - radang gusi atau periodontitis ...
a. Ada perdarahan, nekrosis dan penonjolan gingiva interdental, hilangnya perlekatan
ligamen periodontal dan kerusakan tulang alveolar, demam, malaise.
b. Ada kepekaan lokal terhadap rangsangan dingin, manis, asam, ada kepekaan saat
aktivitas menyikat gigi, tersentuh kuku jari atau instrumen logam.
c. Adanya gangguan oklusi yang disebabkan restoratif pada intervensi sebelumnya atau
adanya trauma, farktur enamel atau gigi geligi, ketahui adanya sensitif udara atau
rangasangan dingin.
d. Adanya nyeri lokal yang progresif, ada mobilitas gigi, adanya pembentukan kantong
pus, Jaringan gingival menjadi merah, bengkak dan nyeri.
e. Adanya gangguan oklusi, pembengkakan pada gingiva
31. Prinsip umum asuhan kegawatdaruratan pada nyeri odontogenik merupakan suatu
keadaan nyeri yang berasal dari ...
a. Rongga mulut
b. Rongga kepala
c. Gingiva
d. Gigi geligi
e. Rongga telinga
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 68
35. Manakah salah satu intervensi asuhan kegawatdaruratan yang bertujuan untuk
mengurangi dan stabilitas fraktur guna mencegah pembukaan mandibula ...
a. Melakukan fiksasi menggunakan kawat dengan teknik Risdon atau ivy loops
b. Melakukan perban dengan teknik Perban Barton
c. Melakukan pemeriksaan lanjutan radiografi
d. Melakukan penekanan area perdarahan menggunakan kasa
e. Melakukan balut tekan
36. Sebutkan trauma maksilofasial yang diklasifikasikan berdasarkan lokasi anatomi ...
a. Fraktur frontal, fraktur orbital, fraktur nasal, fraktur zygomatic
b. Fraktur frontal, fraktur ramus, fraktur nasal, fraktur zygomatic
c. Fraktur frontal, fraktur orbital, fraktur nasal, fraktur angulus
d. Fraktur mandibular, fraktur orbital, fraktur nasal, fraktur zygomatic
e. Fraktur mandibular, farktur temporal, fraktur frontal
37. Melakukan kegiatan untuk mengetahui gigi geligi yang mengalami trauma, adanya
mobilitas, arah dan besarnya perpindahan posisi gigi, adanya patah tulang mahkota,
perdarahan fraktur dan trauma dentoalveolar, dan mobiliti, dilakukan pada tahap apakah
kegiatan tersebut ...
a. Evaluasi
b. Perencanaan
c. Intervensi
d. Pengkajian
e. Implematasi
38. Berikut ini merupakan prinsip – prinsip yang harus diperhatikan dalam proses mengangkat
pasien, yaitu:
a. Berjongkok, jangan membungkuk saat mengangkat, punggung harus selalu dijaga
lurus, tangan menghadap ke depan.
b. Mengangkat cukup dengan membungkuk, gunakan kekuatan pinggang.
c. Pada saat mengangkat jangan terlalu dekat dengan pasien.
d. Angkat dengan cepat agar pasien cepat ditolong.
e. Mengkat pasien harus oleh 3 orang penolong.
39. Pada saat anda mengangkat dan memindahkan pasien, ada beberapa hal yang harus
anda perhatikan pada saat mengangkat dan memindahkan pasien, yaitu:
a. Pada saat mengangkat pasien posisi membungkuk
b. Jarak anda dengan pasien harus lebih dari 50 cm
c. Menggunakan kekuatan pergelangan tangan
d. Menggunakan kekuatan pinggang pada saat mengangkat pasien
e. Menggunakan paha anda sebagai tumpuan untuk mengangkat, bukan menggunakan
punggung.
40. Seorang pasien perempuan usia 40 tahun yang sedang melakukan terapis gigi ditempat
Anda praktik tiba-tiba pingsan dan tidak sadarkan diri dan terdengar suara snoring. Anda
bermaksud memindahkan pasien tersebut ke tempat tidur. Cara mengangkat yang aman
untuk Anda dan pasien adalah:
a. Dengan 2 orang penolong, 1 orang mengangkat kaki dan 1 penolong lagi mengangkat
kepala pasien.
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 69
b. Dengan 3 orang penolong, 1 orang mengangkat kaki, 1 orang mengangkat panggul
dan 1 lagi mengangkat badan dan kepala pasien
c. Dengan 3 orang penolong, 1 orang mengangkat kaki, 1 orang mengangkat paha dan
1 lagi mengangkat badan dan kepala pasien
d. Dengan 3 orang penlong, 1 orang mengangkat kaki, 1 orang mengangkat punggung
dan 1 lagi mengangkat leher pasien
e. Dengan 2 orang penolong, 1 orang mengangkat kepala dan leher, 1 orang
mengangkat kaki pasien.
Soal pilihan ganda. Bacalah soal dengan teliti sebelum Anda menjawab.
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat menurut Anda dengan cara melingkari huruf
jawaban di lembar jawaban yang tersedia.
1. Apakah yang menjadi salah satu karakter pembeda antara organisasi profesi dengan
organisasi lainnya ...
a. Legal aspek
b. Kode etik
c. Kewenangan klinis
d. Tindakan klinis
e. Kewenangan tindakan
2. Aspek legal terapis gigi dan mulut dalam kegawatdaruratan dental tercantum dalam:
a. Kepmenkes no 284 tahun 2006, Permenkes no 20 tahun 2016 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik terapis gigi dan mulut, Permenkes 46 Tahun 2013 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
b. Kepmenkes no 284 tahun 2007, Permenkes no 20 tahun 2016 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik terapis gigi dan mulut, Permenkes 46 Tahun 2013 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
c. Kepmenkes no 284 tahun 2006, Permenkes no 20 tahun 2014 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik terapis gigi dan mulut, Permenkes 46 Tahun 2013 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
d. Kepmenkes no 284 tahun 2006, Permenkes no 20 tahun 2014 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik terapis gigi dan mulut, Permenkes 46 Tahun 2013
tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
e. Kepmenkes no 284 tahun 2006, Permenkes no 20 tahun 2015 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik terapis gigi dan mulut, Permenkes 46 Tahun 2013
tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
3. Pernyataan manakah dibawah ini yang merupakan kewajiban terapis gigi dan mulut?
a. Terapis Gigi dan Mulut mendukung berbagai kegiatan untuk kepentingan
oranganisasi yang utama.
b. Terapis Gigi dan Mulut mendahulukan organisasi dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 70
c. Terapis Gigi dan Mulut memprakarsai berbagai kegiatan untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan masyarakat secara komprehensif
d. Terapis Gigi dan Mulut memperlakukan teman sejawat sebagai teman biasa
e. Menerima imbalan selain daripada yang layak sesuai dengan jasanya
4. Yang termasuk kedalam prinsip- prinsip dasar etika terapis gigi dan mulut, adalah
a. Autonomy, Beneficience, malpraktek, Justice
b. Autonomy, Behavior, Beneficience, Non maleficience, Justice
c. Autonomy, Behavior, Beneficience, Non maleficience, Justice malpraktek.
d. Autonomy, Beneficience, Non maleficience, Justice
e. Autonomy, Behavior, Beneficience, Non maleficience, Kolaborative.
6. Didalam tubuh manusia terdapat 2 sistem sirkulasi yang berfungsi mengalirkan darah
dan membawa oksigen ke seluruh tubuh. Sistem sirkulasi tersebut adalah:
a. Pulmonal dan sirkuler
b. Sistemik dan pulmonal
c. Sistemik dan jantung
d. Pulmonal dan ginjal
e. Ginjal dan jantung
7. Pembuluh darah yang mensuplai makanan dan oksigen ke otot jantung adalah:
a. Arteri Pulmonalis
b. Arteri Ascendens
c. Arteri Coronaria
d. Arcus Aorta
e. Right Coronary Arteri
9. Jantung selalu berdenyut untuk memompakan darah keseluruh tubuh. Denyut jantung
terjadi karena adanya listrik jantung utama yang berasal dari:
a. SA Node
b. AV Node
c. Serabut purknje
d. Pericardium
e. Pace Maker
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 71
c. Trachea
d. Karina
e. Laringopharinx
12. Automated External Defibrilator (AED) adalah sebuah alat yang dapat menghasilkan kejut
listrik. AED digunakan untuk menolong pasien yang mengalami?
a. Perdarahan
b. Henti Nafas
c. Tidak Sadar
d. Serangan jantung
e. Henti jantung
14. Pada saat anda melihat sesorang yang tiba tiba jatuh tergeletak, kemudian anda
melakukan pemeriksaan apakah pasien tersebut bernafas atau tidak, maka pemeriksaan
yang anda lakukan adalah dengan cara:
a. Menggerak – gerakkan pasien.
b. Memanggil – manggil pasien.
c. Melihat pegerakan dada dan mendengarkan suara nafas pasien.
d. Merespon pasien dengan mencubit
e. Meraba nadi brachialis
15. Pada saat Anda melakukan resusitasi jantung paru pada seorang pasien dewasa usia 40
tahun. Bantuan yang membawa AED tiba, kemudian petugas memasang pad/paddle pada
bagian tubuh pasien, lokasi pemasangan pad/paddle yang betul adalah:
a. Di dada kanan atas dan dada kiri atas
b. Di dada kanan bawah dan dada kiri atas
c. Di dada kanan bawah dan dada kiri bawah.
d. Di dada kiri atas
e. Di dada kanan atas dan dada kiri bawah.
16. Dalam menolong pasien Gawat Darurat kita perlu melakukan penilaian awal terlebih
dahulu. Yang harus Anda kerjakan dalam penilaian awal adalah:
a. Mengamankan barang – barang pasien
b. Menghubungi fasilitas kesehtan
c. Memeriksa airway, breathing dan circulation
d. Memeriksa ada tidaknya patah tulang
e. Mengukur tekanan darah
17. Pemeriksaan yang dapat Anda lakukan untuk mengetahui pasien yang tidak sadar
mengalami henti jantung atau tidak dengan cara:
a. Menggerak – gerakkan pasien
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 72
b. Memanggil – manggil pasien
c. Melihat pergerakan dada pasien
d. Merespon pasien dengan mencubit
e. Meraba nadi carotis
18. Urutan prioritas penanganan yang harus dikerjakan dalam menolong pasien Gawat
Darurat adalah:
a. Keselamatan penolong, lokasi yang aman, keselamatan pasien
b. Lokasi yang aman, keselamatan penolong, keselamatan pasien
c. Lokasi yang aman, keselamatan pasien, keselamatan penolong
d. Keselamatan penolong, keselamatan pasien, lokasi yang aman
e. Keselamatan pasien, keselamatan penolong, lokasi yang aman
19. Pada saat anda makan tiba – tiba orang disebelah anda tersedak, masih bisa berteriak,
maka tindakan yang Anda lakukan adala :
a. Pasien disuruh tiduran sambil miring
b. Pasien disuruh batuk, kemudia bersihkan sumbatan yang kelihatan
c. Melakukan abdominal thrust
d. Pasien disuruh menelan benda yang menyumbat tersebut
e. Menghubungi layanan gawat darurat
20. Setiap pasien yang tidak sadar biasanya mengalami sumbatan jalan nafas yang
disebabkan oleh:
a. Sisa makanan yang baru dimakan oleh pasien
b. Gigi yang lepas
c. Paru – paru yang kekurangan oksigen
d. Pangkal lidah
e. Sisa makanan
21. Dibawah ini yang termasuk tanda – tanda pernafasan yang adekuat pada oramg dewasa
adalah:
a. Frekuensi nafas 15 – 30 kali/menit, sesak nafas (-), sianosis pada bibir atau ujung kuku
(-), bernafas menggunakan otot diafragma (+)
b. Frekuensi nafas 15 – 30 kali/menit, sesak nafas (+), sianosis pada bibir atau ujung
kuku (-), bernafas menggunakan otot diafragma (+)
c. Frekuensi nafas 15 – 30 kali/menit, sesak nafas (-), sianosis pada bibir atau ujung kuku
(+), bernafas menggunakan otot diafragma (+)
d. Frekuensi nafas 12 – 20 kali/menit, sesak nafas (-), sianosis pada bibir atau ujung kuku
(-), bernafas menggunakan otot dada (+)
e. Frekuensi nafas 12 – 20 kali/menit pada orang dewasa, sesak nafas (-), sianosis pada
bibir atau ujung kuku (-), bernafas menggunakan otot diafragma (+)
23. Pasien yang tersedak, dimana pasien tidak bisa berteriak dan sulit bernafas, maka
tindakan pertama yang Anda lakukan adalah:
a. Pasien ditidurkan miring
b. Berikan backblow sebanyak 5 kali
c. Panggil bantuan medis
d. Segera bawa ke rumah sakit
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 73
e. Pasien disuruh batuk
24. Setelah Anda memeriksa pasien, ternyata pasien tidak bernafas, maka tindakan Anda
selanjutnya adalah:
a. Memindahkan pasien ke tempat aman
b. Membawa pasien ke rumah sakit
c. Aktifkan SPGDT
d. Pasien ditidurkan dengan posisi miring
e. Melakukan Resusitasi Jantung Paru
25. Pada saat anda melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) setelah siklus ke 4, ternyata
pasien mulai bernafas sepontan dan jantungnya berdenyut kembali. Setelah anda lakukan
pemeriksaan pernafasan pasien adekuat, kemudian pasien tersebut lakukan recovery
position. Apakah tujuan anda melakukan recovery position?
a. Menjaga jalan nafas tetap terbuka
b. Menjaga pernafasan tetap normal
c. Menjaga agar tidak henti jantung
d. Menjaga agar pasien aman
e. Menjaga denyut jantung tetap stabil
26. Pada pasien yang tidak bernafas dan henti jantung harus segera di lakukan Resusitasi
Jantung Paru (RJP), rasio RJP pada orang dewasa yang dianjurkan, adalah :
a. 30 : 2
b. 15 : 2
c. 30 : 4
d. 15 : 4
e. 15 : 1
26. Pada saat melakukan perawatan gigi pada pasien ditempat anda praktek, Anda
memberikan obat melalui suntikan. Beberapa saat kemudian pasien mengeluh sesak dan
pernafasan terdengar suara stridor. Maka tindakan pertama yang Anda lakukan adalah:
a. Merujuk pasien ke Rumah sakit
b. Menghubungi Rumah Sakit
c. Memasang infus
d. Melakukan Resutitasi Jantung Paru
e. Mempertahankan jalan nafas tetap terbuka
27. Seorang pasien perempuan datang ke tempat Anda praktik, setelah dilakukan
pemeriksaan, Anda memberikan obat kepada pasien. Beberapa saat kemudian pasien
mengalami sesak nafas dan nampak pembengkakan pada bibir dan lidah, denyut jantung
lemah dan lambat 50x/ menit, kulit dingin serta pucat. Kemungkinan pasien mengalami?
a. Syok kardiogenik
b. Syok neurogenik
c. Syok septik
d. Syok anafilatik
e. Syok obstruktif
28. Zat yang dapat menjadi penyebab terjadinya reaksi alergi dalam tubuh manusia disebut:
a. Alergi
b. Alergen
c. Anafilaktik
d. Antidotum
e. Protein
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 74
29. Setelah Anda memberikan obat kepada pasien dewasa usia 35 tahun, ternyata pasien
alergi terhadap obat tersebut dan menyebabkan syok anafilaktik. Kemudian Anda
melakukan pertolongan pertama dan memberikan injeksi adrenalin, dosis yang Anda
berikan adalah:
a. 100 mcg IM (0,5 mL)
b. 300 mcg IM (0,5 mL)
c. 400 mcg IM (0,5 mL)
d. 500 mcg IM (0,5 mL)
e. 600 mcg IM (0,5 mL)
30. Sebutkan hasil pemeriksaan objektif yang diperoleh jika pasien diduga mengalami nyeri
akibat gangguan integritas jaringan lunak - radang gusi atau periodontitis ...
a. Ada kepekaan lokal terhadap rangsangan dingin, manis, asam, ada kepekaan saat
aktivitas menyikat gigi, tersentuh kuku jari atau instrumen logam.
b. Adanya gangguan oklusi yang disebabkan restoratif pada intervensi sebelumnya atau
adanya trauma, farktur enamel atau gigi geligi, ketahui adanya sensitif udara atau
rangasangan dingin.
c. Ada perdarahan, nekrosis dan penonjolan gingiva interdental, hilangnya perlekatan
ligamen periodontal dan kerusakan tulang alveolar, demam, malaise.
d. Adanya nyeri lokal yang progresif, ada mobilitas gigi, adanya pembentukan kantong
pus, Jaringan gingival menjadi merah, bengkak dan nyeri.
e. Adanya gangguan oklusi, pembengkakan pada gingiva
32. Prinsip umum asuhan kegawatdaruratan pada nyeri odontogenik merupakan suatu
keadaan nyeri yang berasal dari ...
a. Rongga mulut
b. Rongga kepala
c. Gingiva
d. Gigi geligi
e. Rongga telinga
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 75
34. Contoh luka dengan potensi patah tulang adalah ...
a. Luka pada daerah simfetarium midline pada mandibula yang menyebabkan fraktur
subkondilateral bilateral
b. Luka pada badan lateral yang menyebabkan fraktur subcondylar kontralateral
c. Luka pasca pencabutan yang menyebabkan nekrosis jaringan tertunda
d. Luka tusukan yang menyebabkan luka dalam yang tidak mudah divisualisasikan di
permukaan.
e. Luka pada daerah maksilaris
35. Manakah salah satu intervensi asuhan kegawatdaruratan yang bertujuan untuk
mengurangi dan stabilitas fraktur guna mencegah pembukaan mandibula ...
a. Melakukan fiksasi menggunakan kawat dengan teknik Risdon atau ivy loops
b. Melakukan perban dengan teknik Perban Barton
c. Melakukan pemeriksaan lanjutan radiografi
d. Melakukan penekanan area perdarahan menggunakan kasa
e. Melakukan balut tekan
36. Melakukan kegiatan untuk mengetahui gigi geligi yang mengalami trauma, adanya
mobilitas, arah dan besarnya perpindahan posisi gigi, adanya patah tulang mahkota,
perdarahan fraktur dan trauma dentoalveolar, dan mobiliti, dilakukan pada tahap apakah
kegiatan tersebut ...
a. Evaluasi
b. Perencanaan
c. Intervensi
d. Pengkajian
e. Implematasi
37. Sebutkan trauma maksilofasial yang diklasifikasikan berdasarkan lokasi anatomi ...
a. Fraktur frontal, fraktur ramus, fraktur nasal, fraktur zygomatic
b. Fraktur frontal, fraktur orbital, fraktur nasal, fraktur angulus
c. Fraktur frontal, fraktur orbital, fraktur nasal, fraktur zygomatic
d. Fraktur mandibular, fraktur orbital, fraktur nasal, fraktur zygomatic
e. Fraktur mandibular, farktur temporal, fraktur frontal
38. Berikut ini merupakan prinsip – prinsip yang harus diperhatikan dalam proses mengangkat
pasien, yaitu:
a. Berjongkok, jangan membungkuk saat mengangkat, punggung harus selalu dijaga
lurus, tangan menghadap ke depan.
b. Mengangkat cukup dengan membungkuk, gunakan kekuatan pinggang.
c. Pada saat mengangkat jangan terlalu dekat dengan pasien.
d. Angkat dengan cepat agar pasien cepat ditolong.
e. Mengkat pasien harus oleh 3 orang penolong.
39. Seorang pasien perempuan usia 40 tahun yang sedang melakukan terapis gigi ditempat
Anda praktik tiba-tiba pingsan dan tidak sadarkan diri dan terdengar suara snoring. Anda
bermaksud memindahkan pasien tersebut ke tempat tidur. Cara mengangkat yang aman
untuk Anda dan pasien adalah:
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 76
a. Dengan 2 orang penolong, 1 orang mengangkat kaki dan 1 penolong lagi mengangkat
kepala pasien.
b. Dengan 3 orang penolong, 1 orang mengangkat kaki, 1 orang mengangkat panggul
dan 1 lagi mengangkat badan dan kepala pasien
c. Dengan 3 orang penolong, 1 orang mengangkat kaki, 1 orang mengangkat paha dan
1 lagi mengangkat badan dan kepala pasien
d. Dengan 3 orang penlong, 1 orang mengangkat kaki, 1 orang mengangkat punggung
dan 1 lagi mengangkat leher pasien
e. Dengan 2 orang penolong, 1 orang mengangkat kepala dan leher, 1 orang
mengangkat kaki pasien.
40. Pada saat anda mengangkat dan memindahkan pasien, ada beberapa hal yang harus
anda perhatikan pada saat mengangkat dan memindahkan pasien, yaitu:
a. Pada saat mengangkat pasien posisi membungkuk
b. Jarak anda dengan pasien harus lebih dari 50 cm
c. Menggunakan kekuatan pergelangan tangan
d. Menggunakan kekuatan pinggang pada saat mengangkat pasien
e. Menggunakan paha anda sebagai tumpuan untuk mengangkat, bukan menggunakan
punggung.
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 77
LEMBAR JAWABAN PRE TEST
DENTAL EMERGENCY BAGI TERAPIS GIGI DAN MULUT
1. A B C D E 21. A B C D E
2. A B C D E 22. A B C D E
3. A B C D E 23. A B C D E
4. A B C D E 24. A B C D E
5. A B C D E 25. A B C D E
6. A B C D E 26. A B C D E
7. A B C D E 27. A B C D E
8. A B C D E 28. A B C D E
9. A B C D E 29. A B C D E
10. A B C D E 30. A B C D E
11. A B C D E 31. A B C D E
12. A B C D E 32. A B C D E
13. A B C D E 33. A B C D E
14. A B C D E 34. A B C D E
15. A B C D E 35. A B C D E
16. A B C D E 36. A B C D E
17. A B C D E 37. A B C D E
18. A B C D E 38. A B C D E
19. A B C D E 39. A B C D E
20. A B C D E 40. A B C D E
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 78
LEMBAR JAWABAN POST TEST
DENTAL EMERGENCY BAGI TERAPIS GIGI DAN MULUT
1. A B C D E 21. A B C D E
2. A B C D E 22. A B C D E
3. A B C D E 23. A B C D E
4. A B C D E 24. A B C D E
5. A B C D E 25. A B C D E
6. A B C D E 26. A B C D E
7. A B C D E 27. A B C D E
8. A B C D E 28. A B C D E
9. A B C D E 29. A B C D E
10. A B C D E 30. A B C D E
11. A B C D E 31. A B C D E
12. A B C D E 32. A B C D E
13. A B C D E 33. A B C D E
14. A B C D E 34. A B C D E
15. A B C D E 35. A B C D E
16. A B C D E 36. A B C D E
17. A B C D E 37. A B C D E
18. A B C D E 38. A B C D E
19. A B C D E 39. A B C D E
20. A B C D E 40. A B C D E
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 79
KUNCI JAWABAN PRE TEST
DENTAL EMERGENCY BAGI TERAPIS GIGI DAN MULUT
1. A B C D E 21. A B C D E
2. A B C D E 22. A B C D E
3. A B C D E 23. A B C D
4. A B C D E 24. A B C D E
5. A B C D E 25. A B C D E
6. A B C D E 26. A B C D E
7. A B C D E 27. A B C D E
8. A B C D E 28. A B C D E
9. A B C D E 29. A B C D E
10. A B C D E 30. A B C D E
11. A B C D E 31. A B C D E
12. A B C D E 32. A B C D E
13. A B C D E 33. A B C D E
14. A B C D E 34. A B C D E
15. A B C D E 35. A B C D E
16. A B C D E 36. A B C D E
17. A B C D E 37. A B C D E
18. A B C D E 38. A B C D E
19. A B C D E 39. A B C D E
20. A B C D E 40. A B C D E
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 80
KUNCI JAWABAN POST TEST
DENTAL EMERGENCY BAGI TERAPIS GIGI DAN MULUT
1. A B C D E 21. A B C D E
2. A B C D E 22. A B C D E
3. A B C D E 23. A B C D E
4. A B C D E 24. A B C D E
5. A B C D E 25. A B C D E
6. A B C D E 26. A B C D E
7. A B C D E 27. A B C D E
8. A B C D E 28. A B C D E
9. A B C D E 29. A B C D E
10. A B C D E 30. A B C D E
11. A B C D E 31. A B C D E
12. A B C D E 32. A B C D E
13. A B C D E 33. A B C D E
14. A B C D E 34. A B C D E
15. A B C D E 35. A B C D E
16. A B C D E 36. A B C D E
17. A B C D E 37. A B C D E
18. A B C D E 38. A B C D E
19. A B C D E 39. A B C D E
20. A B C D E 40. A B C D E
Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 81