Anda di halaman 1dari 81

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terapis gigi dan mulut salah satu profesi yang memberikan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut baik secara promotif, preventif dan kuratif terbatas
sesuai Permenkes No. 20 tahun 2016, bisa bekerja di instansi pemerintah /
swasta dan praktek mandiri. Pekerjaan yang beresiko dan kontak langsung
dengan manusia, bahan dan alat medis yang dimungkinkan dapat menimbulkan
kecelakaan atau keracunan. Sehingga terapis gigi dan mulut wajib memiliki
kemampuan dasar tentang penatalaksanaan Dental Emergency. Sehingga
kondisi kegawatdaruratan yang terjadi, bisa ditangani dan mampu
menyelamatkan pasien serta dapat mengurangi resiko kerusakan/kecacatan
organ tubuh.
Pada penelitian di tahun 2013 yang dilakukan di RSGMP drg.Halimah
Dg.Sikati FKG UNHAS menunjukkan data kejadian fraktur mahkota 16,8 %,
13,6 % fraktur akar, 4% dry socket, 1,6 % perdarahan, nyeri sebesar 1,6 %.
Dalam edisi Journal of American Dental Association (JADA) Connie M.
Kracher, PhD, MSD; Rick Knowlton, DMD, MAGD (Related Dental injuries and
Sport Dentistry, 2019), dilaporkan bahwa 13-39% dari semua cedera gigi terkait
dengan olahraga, dengan 2-18% dari cedera terkait dengan maksilofasial. Laki-
laki mengalami trauma dua kali lebih sering daripada wanita, dengan gigi seri
sentral rahang atas adalah gigi yang paling sering terluka.
Persatuan Terapis Gigi dan Mulut (PTGMI) bekerja sama dengan Gadar
Medik Indonesia (GDMI), menyusun kurikulum Dental Emergency bagi Terapis
Gigi dan Mulut, bertujuan untuk memberikan pelatihan dalam meningkatkan
kemampuan penanganan kegawatdaruratan bagi terapis gigi dan mulut dalam
memberikan pelayanan sesuai kompetensinya

B. Filosofi Pelatihan
Pelatihan ini diselenggarakan berdasarkan:
1. Pembelajaran orang dewasa (Adult Learning), yakni proses pelatihan
diselenggarakan dengan memerhatikan hak peserta selama pelatihan,
antara lain:

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 1
a. Dihargai keberadaannya selama menjadi peserta pelatihan.
b. Didengarkan dan dihargai pengalamannya terkait dengan materi
pelatihan.
c. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapatnya, sejauh berada di
dalam konteks pelatihan.
d. Mendapatkan 1 paket bahan belajar.
e. Mendapatkan pelatih profesional yang dapat memfasilitasi dengan
berbagai metode, melakukan umpan balik, dan menguasai materi
pelatihan.
f. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara terbuka.
g. Melakukan evaluasi (terhadap penyelenggara maupun fasilitator) dan
dievaluasi tingkat pemahaman dan kemampuannya terkait dengan
materi pelatihan.
2. Berbasis kompetensi (Competency Based), yakni selama proses pelatihan
peserta diberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan
langkah demi langkah menuju pencapaian kompetensi yang diharapkan di
akhir pelatihan.
3. Belajar sambil berbuat (Learning By Doing), yang memungkinkan setiap
peserta untuk:
a. Mendapat kesempatan yang sama untuk belajar sambil berbuat
(melakukan sendiri) dari setiap materi pelatihan. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran dimana
peserta lebih aktif terlibat, seperti antara lain: diskusi kelompok, studi
kasus, dan simulasi, baik secara individu maupun kelompok.
b. Melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa perlu untuk
mencapai kompetensi yang ditetapkan.

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 2
BAB II
PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI

A. Peran
Setelah mengikuti pelatihan, peserta berperan sebagai terapis gigi dan mulut
penatalaksana kegawatdaruratan gigi dan mulut (Dental Emergency) di
fasyankes.

B. Fungsi
Dalam melaksanakan perannya, peserta berfungsi dalam melakukan
penatalaksanaan kegawatdaruratan gigi dan mulut (Dental Emergency) di
fasyankes.

C. Kompetensi
Untuk menjalankan fungsinya, peserta kompeten dalam:
1. Melakukan Penatalaksanaan Anafilaktik Syok
2. Melakukan Penatalaksanaan Nyeri
3. Melakukan Penatalaksanaan Perdarahan
4. Melakukan Penatalaksanaan Trauma Gigi dan Mulut.
5. Melakukan Penatalaksanaan Airway and Breathing
6. Melakukan Bantuan Hidup Dasar
7. Memindahkan Pasien Gawat Darurat.

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 3
BAB III
TUJUAN PELATIHAN

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu melakukan penatalaksanaan
kegawatdaruratan gigi dan mulut (Dental Emergency).

B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu:
1. Melakukan Penatalaksanaan Anafilaktik Syok
2. Melakukan Penatalaksanaan Nyeri
3. Melakukan Penatalaksanaan Perdarahan
4. Melakukan Penatalaksanaan Trauma Gigi dan Mulut.
5. Melakukan Penatalaksanaan Airway and Breathing
6. Melakukan Bantuan Hidup Dasar
7. Memindahkan Pasien Gawat Darurat.

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 4
BAB IV
STRUKTUR PROGRAM

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka disusunlah materi yang akan
diberikan secara rinci pada tabel berikut:
WAKTU
No MATERI
T P PL Jumlah
A MATERI DASAR :
1. Kebijakan Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan 2 0 0 2
Mulut
2. Etika dan Aspek Legal Terapis Gigi dan Mulut 1 1 0 2
3. Anatomi dan Fisiologi 1 0 0 1
B MATERI INTI:
1. Penatalaksanaan Anafilaktik Syok 1 2 0 3
2. Penatalaksanaan Nyeri 1 2 0 3
3. Penatalaksanaan Pendarahan 1 2 0 3
4. Penatalaksanaan Trauma Gigi dan Mulut 1 2 0 3
5. Penatalaksanaan Airway and Breathing 1 3 0 4
6. Bantuan Hidup Dasar 1 3 0 4
7. Memindahkan Pasien Gawat Darurat 1 3 0 4
C MATERI PENUNJANG:
1. Membangun Komitmen Belajar (Building Learning 0 2 0 2
Commitment/BLC)
2. Anti Korupsi 2 0 0 2
3. Rencana Tindak Lanjut 0 2 0 2
TOTAL 13 22 0 35

Keterangan:
1 jpl @ 45 menit: T = Teori, P = Penugasan di kelas, PL = Praktik Lapangan

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 5
BAB V
GARIS GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBBP)

Nomor : MD. 1
Materi : Kebijakan Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut
Waktu : 2 jpl (T= 2, P= 0, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami kebijakan Dental Emergency bagi terapis gigi
dan mulut.

Pokok Bahasan dan Sub Pokok Media dan Alat


Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Metode Referensi
Bahasan Bantu
Setelah mengikuti materi ini, peserta
mampu:
1. Menjelaskan kebijakan kesehatan 1. Profil kesehatan gigi dan mulut.  Ceramah  Bahan tayang  Undang-Undang Republic Indonesia
gigi dan mulut. a. Perencanaan kesehatan gigi Tanya (PPT) Nomor 36 Tahun 2009 Tantang
dan mulut Jawab  Modul Kesehatan
b. Pelayanan kesehatan gigi  Laptop  Peraturan Menteri Kesehatanri
dan mulut  LCD Nomor 46 Tahun 2015 Tentang
c. Pendayagunaan tenaga Proyektor Akreditasi Puskesmas, Klinik
kesehatan gigi dan mulut.  Whiteboard, Pratama, Tempat Praktik Mandiri
d. Monitoring dan evaluasi. spidol with Dokter Dan Tempat Praktik Mandiri
board, Dokter Gigi
2. Menjelaskan kebijakan Dental 2. Pelayanan Dental Emergency panghapus  Peraturan Menteri KesehatanNo. 20
Emergency bagi terapis gigi dan a. Konsep Dental Emergency.  Sound system tahun 2016, tentangIzin dan
mulut  Definisi dan tujuan  ATK penyelenggaraanPraktikterapisgigi
 Pencegahan Dental dan mulut.
Emergency.
 KepMenkes No.284 tahun 2006:
 Pelaksanaan dental
StandarPelayanangigi dan mulut
emergency.
b. Peran terapis gigi dan mulut

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 6
Nomor : MD. 2
Materi : Etika dan Aspek Legal Terapis Gigi dan Mulut
Waktu : 2 jpl (T= 1, P= 1, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami etika terapis gigi dan mulut.

Pokok Bahasan dan Sub Pokok Media dan


Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Metode Referensi
Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini, peserta
mampu:
1. Menjelaskan etika terapis gigi 1. Etika terapis gigi dan mulut  Ceramah  Bahan  Purwaningsih, E., Astuti, S.W.D,
dan mulut a. Pengertian etika Tanya tayang (PPT) 2017, bahan ajar Etika Profesi dan
b. Etika dalam bekerja Jawab  Modul hukum Kesehatan, BPPSDM Kes.,
c. Etika dalam pelayanan terapis  Diskusi  Laptop Kemenkes RI.
gigi dan mulut Kasus  LCD  Kode Etik terapis gigi dan mulut
Proyektor (2018), DPP PTGMI
2. Menjelaskan aspek legal terapis 2. Aspek legal terapis gigi dan mulut.  Whiteboard,  Peraturan Menteri Kesehatan No. 20
gigi dan mulut. a. Pengertian hukum dalam spidol with tahun 2016, tentang Izin dan
praktik terapis gigi dan mulut board, penyelenggaraan Praktik terapis
b. Masalah – masalah hokum panghapus
gigi dan mulut.
terapis gigi dan mulut.  Sound
 KepMenkes No.284 tahun 2006:
c. Perlindungan hukum system
d. Hak dan kewajinban Terapis  ATK Standar Pelayanan gigi dan mulut
gigi dan mulut.  Lembar
Kasus
 Panduan
Diskusi
Kasus

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 7
Nomor : MD. 3
Materi : Anatomi & Fisiologi
Waktu : 1 jpl (T= 1, P= 0, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami Anatomi dan Fisiologi Manusia

Pokok Bahasan dan Sub Pokok Media dan


Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Metode Referensi
Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini, peserta
mampu:
1. Menjelaskan pengertian Anatomi 1. Pengertian Anatomi & Fisiologi  Ceramah  Bahan Kirnamoro, Maryana (2015) Anatomi
& Fisiologi Tanya tayang (PPT) Fisiologi: Pustaka Baru Press.
2. Menjelaskan Anatomi tubuh 2. Anatomi tubuh Manusia Jawab  Modul
Manusia a. Sistem Jalan nafas  Laptop
b. Sistem Pernafsan  LCD
c. Sistem Sirkulasi Proyektor
d. Sistem Muskuloskeletal  Whiteboard,
spidol with
3. Menjelaskan Fisiologi pada tubuh 3. Fisiologi pada tubuh manusia board,
manusia panghapus
 Sound
system
 ATK

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 8
Nomor : MI. 1
Materi : Penatalaksanaan Anafilaktik Syok
Waktu : 3 Jpl (T= 1, P= 2, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan penatalaksanaan Anafilaktik Syok

Pokok Bahasan dan Sub Pokok Media dan Alat


Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Metode Referensi
Bahasan Bantu
Setelah mengikuti materi ini, peserta
mampu:

1. Menjelaskan Anafilaktik Syok 1. Anafilaktik Syok  Ceramah,  Bahan tayang 1. ASCIA Guidelines: Acute
a. Pengertian Anafilaktik Syok Tanya, (PPT) Management of Anaphylaxis,
b. Gejala dan tanda Jawab  Modul Update November 2017
c. Pencegahan anafilaktik syok’ (CTJ) 2. Longecker; DE. Anaphylactic
d. Komplikasi anafilaktik  Laptop
 LCD reaction and Anesthesia dalam
 Simulasi Anesthesiologi. 2008; Chapter 88,
(skill Proyektor hal 1948 – 1963
2. Melakukan Penegakan Diagnosa 2. Penegakan diagnosa station)  Whiteboard 3. Anonim. Severe Allergic Reaction,
Anafilaktik Syok anafilaktik syok  Soundsystem Anaphylactic Shock. 2008 (cited:20
a. Identifikasi Reaksi  ATK Maret 2009) Available from: URL
anafilaksis
 Laser pointer www.emedicine.com
b. Pemeriksaan anamnesa 4. Mangku, G. Diklat Kuliah: Syok,
 Panduan
c. Pemeriksaan Fisik Bagian Anestesiologi dan
simulasi
d. Pemeriksaan penunjang Reanimasi FK UNUD/RS Sanglah,
 Cek list
Simulasi Denpasar. 2007
3. Melakukan Penatalaksanaan 3. Penatalaksanaan anafilaktik
 Obat anti
Anafilaktik Syok syok
a. Rencana penatalaksaan anafilaktik
(Epineprin)
komprehensif
 Syringe
b. Konseling dan edukasi
c. Menentukan Rujukan  Handscoens
 Tempat
sampah

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 9
Nomor : MI. 2
Materi : Penatalaksanaan Nyeri.
Waktu : 3 jpl (T= 1, P= 2, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan penatalaksanaan nyeri.

Pokok Bahasan dan Sub Pokok Media dan Alat


Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Metode Referensi
Bahasan Bantu
Setelah mengikuti materi ini, peserta
mampu:  Malamaed S., 7edition 2014, Medical
1. Menjelaskan konsep nyeri 1. Konsep nyeri  Ceramah  Bahan tayang Emergencies in The Dental Office
a. Pengertian nyeri Tanya (PPT)  Peraturan Menteri Kesehatan RI No 20
b. Tujuan penatalaksanaan Jawab  Modul Tahun 2016 Tentang Izin Dan
Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi Dan
nyeri  Laptop
Mulut
c. Proses nyeri  Simulasi  LCD Proyektor  Raymond J Fonseca. Oral & Maxillofacial
d. Dimensi nyeri (skill  Whiteboard, Trauma 4th Edition, Elsevier,St Louis,
e. Tipe nyeri station) spidol with 2013
f. Pengkajian nyeri board,  Peter Ward Booth, Maxillofacial Trauma &
Esthetic Facial Reconstruction 2nd Edition,
panghapus
2. Melakukan penatalaksanaan 2. Penatalaksanaan nyeri Elsevier, St Louis, 2012
nyeri a. Penatalaksanaan  Sound system  Jean Louis, Vincent, Annual Update In
farmakologi  ATK Intensive Care And Emergency, 2011
b. Penatalaksanaan non  Panduan  Anntonio Gollo, Anaesthesia
Farmakologi simulasi Pharmacology Intensive Care And
 Cek List Emergency, Springer, Catania Italy, 2010
Simulasi  Mary Jo Wagner, Last Minute Emergency,
 Eugenol, Mc Graw Hill Medical, New Yorl, 2007.
kapas, kaca
mulut, sonde,
pinset,
excavator,
kom kecil.

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 10
Nomor : MI. 3
Materi : Penatalaksanaan Perdarahan
Waktu : 3 jpl (T= 1, P= 2, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan penatalaksanaan perdarahan

Pokok Bahasan dan Sub Pokok Media dan Alat


Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Metode Referensi
Bahasan Bantu
Setelah mengikuti materi ini, peserta
mampu:
1. Menjelaskan konsep perdarahan 1. Konsep perdarahan  Ceramah  Bahan tayang  Malamaed S., 7edition 2014, Medical
Tanya (PPT) Emergencies in The Dental Office
a. Pengertian perdarahan.
Jawab  Peraturan Menteri Kesehatan RI No 20
b. Jenis perdarahan  Modul Tahun 2016 Tentang Izin Dan
c. Penilaian perdarahan  Laptop Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi
d. Pencegahan Perdarahan  LCD Proyektor Dan Mulut
 Whiteboard  Raymond J Fonseca. Oral & Maxillofacial
Trauma 4th Edition, Elsevier,St Louis,
 Soundsystem 2013
2. Melakukan penatalaksanaan 2. Penatalaksanaan perdarahan  Simulasi  ATK  Peter Ward Booth, Maxillofacial Trauma
a. Pengkajian (skill  Panduan & Esthetic Facial Reconstruction 2nd
perdarahan
station) simulasi Edition, Elsevier, St Louis, 2012
b. Rencana Intervensi  Jean Louis, Vincent, Annual Update In
 Cek List
c. Pelaksanaan intervensi Intensive Care And Emergency, 2011
Simulasi
 Anntonio Gollo, Anaesthesia
 Phantom Pharmacology Intensive Care And
model gigi Emergency, Springer, Catania Italy, 2010
 Set heacting  Mary Jo Wagner, Last Minute
(Needle Emergency, Mc Graw Hill Medical, New
Holder, Pinset Yorl, 2007.
Cirurgis,
Gunting
Benang)

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 11
Nomor : MI. 4
Materi : Penatalaksanaan Trauma gigi dan mulut
Waktu : 3 jpl (T= 1, P= 2, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan penatalaksanaan Trauma gigi dan Mulut.

Pokok Bahasan dan Sub Pokok Media dan Alat


Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Metode Referensi
Bahasan Bantu
Setelah mengikuti materi ini, peserta
mampu:  Malamaed S., 7edition 2014, Medical
Emergencies in The Dental Office
 Peraturan Menteri Kesehatan RI No 20
1. Menjelaskan konsep trauma gigi 1. Konsep trauma gigi dan mulut Tahun 2016 Tentang Izin Dan
 Ceramah  Bahan tayang
dan mulut a. Pengertian trauma gigi dan Penyelenggaraan Praktik Terapis Gigi
Tanya (PPT)
mulut Dan Mulut
Jawab  Modul  Raymond J Fonseca. Oral & Maxillofacial
b. Tujuan penatalaksanaan
 Laptop Trauma 4th Edition, Elsevier,St Louis,
trauma gigi dan mulut 2013
 Simulasi  LCD
c. Penilaian trauma gigi dan  Peter Ward Booth, Maxillofacial Trauma
(skill Proyektor & Esthetic Facial Reconstruction 2nd
mulut
station)  Whiteboard Edition, Elsevier, St Louis, 2012
d. Pencegahan Trauma Gigi
 Soundsystem  Jean Louis, Vincent, Annual Update In
dan Mulut Intensive Care And Emergency, 2011
 ATK
 Anntonio Gollo, Anaesthesia
 Panduan Pharmacology Intensive Care And
simulasi Emergency, Springer, Catania Italy, 2010
2. Melakukan penatalaksanaan 2. Penatalaksanaan pasien  Phantom  Mary Jo Wagner, Last Minute
pasien dengan trauma gigi dan dengan trauma gigi dan mulut model gigi Emergency, Mc Graw Hill Medical, New
mulut a. Pengkajian  Set heacting Yorl, 2007.
b. Rencana Intervensi mandiri (Needle
dan Kolaborasi Holder,
c. Pelaksanaan intervensi Pinset
Cirurgis,
Gunting
Benang)

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 12
Nomor : MI. 5
Materi : Penatalaksanaan Airway & Breathing
Waktu : 4 jpl (T= 1, P=3 , PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan penatalaksanaan Airway & Breathing

Pokok Bahasan dan Sub Pokok Media dan Alat


Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Metode Referensi
Bahasan Bantu
Setelah mengikuti materi ini, peserta
mampu:

1. Menjelaskan konsep jalan nafas dan 1. Konsep jalan nafas dan  Ceramah  Bahan tayang  ATLS 10 edition: 2018
pernafasan. pernafasan. Tanya Jawab (PPT)  Paula dkk, (2016), Asuhan
(CTJ)  Modul Airway & Keperawatan Gawat Darurat: Trans
2. Mengetahui tanda-tanda sumbatan 2. Tanda Sumbatan jalan nafas.  Simulasi (skill Info Media Jakarta
Breathing
jalan nafas. station)  Muslicha (2010), Keperawatan
 Laptop Gawat Darurat: Nuha Medika
3. Melakukan pembebasan jalan nafas.  LCD Proyektor
3. Pembebasan jalan nafas.
a. Teknik manual  Whiteboard
b. Menggunakan alat bantu  Soundsystem
 ATK
4. Melakukan penatalaksanaan 4. Penatalaksanaan pernafasan.  Panduan
pernafasan. Simulasi
 Cek List Simulasi
 Manequin airway
Management
 Set alat simulasi
airway and
breathing

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 13
Nomor : MI. 6
Materi : Bantuan Hidup Dasar
Waktu : 4 jpl (T= 1, P= 3, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD).

Pokok Bahasan dan Sub Pokok Media dan Alat


Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Metode Referensi
Bahasan Bantu
Setelah mengikuti materi ini, peserta
mampu:

1. Menjelaskan pengertian Bantuan 1. Pengertian Bantuan Hidup  Ceramah  Bahan tayang  AHA 2015: Guideline
Hidup Dasar (BHD) Dasar (BHD). Tanya Jawab (PPT)  Adult Basic Life Support: 2010
(CTJ)  Modul American Heart Association
2. Mengidentifikasi tanda-tanda henti 2. Tanda-tanda henti nafas dan  Simulasi (skill Guidelines for Cardiopulmonary
 Laptop
nafas dan henti jantung henti jantung station) Resuscitation and Emergency
 LCD Cardiovascular Care
3. Melakukan Resusitasi Jantung Paru 3. Resusitasi Jantung Paru Proyektor  An International Consensus on
 Whiteboard Science The American Heart
4. Menggunakan Automated External 4. Automated External  Soundsystem Association in collaboration with
Defibrilator (AED) Defibrilator (AED)  ATK the
 Panduan International laison Committee on
simulasi Resuscitation (ILCOR), 2010.
5. Melakukan Recovery Position 5. Recovery Position  Cek List
Simulasi
 Manekin RJP
 Automated
External
Defibrilator
(AED)

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 14
Nomor : MI. 7
Materi : Pemindahan pasien Gawat Darurat (GADAR)
Waktu : 4 jpl (T= 1, P= 3, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan pemindahan pasien Gawat Darurat

Pokok Bahasan dan Media dan Alat


Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Metode Referensi
Sub Pokok Bahasan Bantu
Setelah mengikuti materi ini, peserta
mampu:

1. Menjelaskan Latar belakang 1. Latar belakang pemindahan


pemindahan pasien GADAR pasien GADAR  Ceramah  Bahan tayang  ATLS 10th edition, 2018.
a. Pengertian Tanya (PPT)
b. Tujuan Jawab  Modul
 Laptop
2. Menjelaskan Teknik mengangkat dan 2. Teknik mengangkat dan  Simulasi
memindahkan pasien GADAR memindahkan pasien GADAR (skill  LCD Proyektor
a. Mekanik tubuh station)  Whiteboard
b. Syarat-syarat mengangkat  Soundsystem
pasien GADAR  ATK
 Panduan
3. Melakukan pemindahan pasien GADAR 3. Pamindahan pasien GADAR simulasi
a. Jenis pemindahan  Cek List
b. Pemindahan tanpa alat Simulasi
c. Pemindahan menggunakan  Pasien model
alat  LSB, Head
Stabilizer,
Scoope
Stretcher

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 15
Nomor : MP. 1
Judul Materi : Building Learning Commitment (BLC)
Waktu : 3 JP (T: 1 JP, P: 2 JP, PL: 0 JP)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu berperilaku positif dalam menciptakan iklim
pembelajaran yang kondusif selama proses pelatihan berlangsung.

Pokok Bahasan dan Media Dan Alat


Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Metode Referensi
Sub Pokok Bahasan Bantu
Setelah mengikuti materi ini peserta -
mampu untuk :
1. Mengenal sesama warga 1. Perkenalan  Curah  Bahan Tayang 1. Buku Panduan
pembelajar pada proses pelatihan pendapat  Modul Dinamika Kelompok (LAN
2. Menyiapkan diri untuk belajar 2. Pencairan (ice breaking)  Diskusi  Laptop 2010 dan Pusdiklat
bersama secara aktif dalam kelompok  LCD Aparatur)
suasana yang kondusif  Games  Pointer 2. Depkes RI, Pusdiklat
3. Menyepakati harapan-harapan 3. Kesepakatan Harapan  Whiteboard Kesehatan, 2004,
yang ingin dicapai bersama baik dalam proses  Sound Sistem Kumpulan Games dan
dalam proses pembelajaran pembelajaran dan hasil Energizer, Jakarta.
 ATK
maupun hasil yang ingin dicapai di yang ingin dicapai 3. Munir, Baderel, 2001,
 Spidol
akhir pelatihan. Dinamika Kelompok,
4. Merumuskan kesepakatan norma 4. Norma kelas dalam  Plano Penerapannya Dalam
kelas yang harus dianut oleh pembelajaran  Selotip kertas Laboratorium Ilmu
seluruh warga pembelajar selama  Meta plan Perilaku, Jakarta
pelatihan berlangsung  Lembar diskusi
5. Merumuskan kesepakatan 5. Kontrol kolektif dalam  Panduan
bersama tentang kontrol kolektif pelaksanaan norma kelas Permainan
dalam pelaksanaan norma kelas
selama pelatihan berlangsung
6. Pembentukan Organisasi
6. Membentuk organisasi kelas kelas

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 16
Nomor : MP. 2
Materi : Anti Korupsi
Waktu : 2 Jpl (T = 2; P = 0; PL = 0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami anti korupsi

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini, peserta
mampu:

1. Menjelaskan konsep anti korupsi 1. Konsep Anti Korupsi  CTJ  Bahan tayang  Undang-undang Nomor 20
a. Ciri-ciri Korupsi  Diskusi kasus  Papan dan kertas Tahun 2001 tentang
b. Bentuk / Jenis Korupsi flipchart Perubahan Atas Undang-
c. Tingkatan Korupsi  LCD projector undang Nomor 31 Tahun
 Laptop 1999 tentang
2. Menjelaskan upaya pencegahan 2. Upaya Pencegahan  White board Pemberantasan Tindak
korupsi dan pemberantasan korupsi Korupsi dan  Spidol Pidana Korupsi
Pemberantasan Korupsi  Instruksi Presiden
 Lembar Kasus
a. Upaya Pencegahan Nomor 1 Tahun 2013
 Panduan diskusi
Korupsi  Keputusan Menteri
b. Upaya Pemberantasan Kesehatan Nomor
Korupsi 232/MENKES/SK/VI/2013
c. Strategi Komunikasi Anti tentang Strategi Komunikasi
Korupsi Pekerjaan dan Budaya Anti
Korupsi
3. Menjelaskan pendidikan anti korupsi 3. Pendidikan Anti Korupsi
a. Nilai-nilai Anti Korupsi
b. Prinsip-prinsip Anti
Korupsi
c. Dampak Pendidikan Anti
Korupsi

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 17
4. Menjelaskan tata cara pelaporan 4. Tata Cara Pelaporan
dugaan pelanggaran tindak pidana Dugaan Pelanggaran
korupsi Tindak Pidana Korupsi
a. Laporan
b. Pengaduan
c. Peran Serta Masyarakat
d. Tatacara Penyampaian
Pengaduan
e. Format Penyampaian
Pengaduan

5. Menjelaskan Gratifikasi 5. Gratifikasi


a. Pengertian Gratifikasi
b. Undang-undang tentang
Gratifikasi
c. Gratifikasi merupakan
Tindak Pidana Korupsi
d. Contoh Gratifikasi
e. Sanksi Gratifikasi

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 18
Nomor : MP. 3
Judul Materi : Rencana Tindak Lanjut (RTL).
Waktu : 2 JP (T = 0 JP, P = 2 JP, PL = 0 JP).
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah menyelesaikan materi ini, peserta mampu menyusun rencana tindak lanjut (RTL).

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Alat Bantu Referensi
(TPK) Sub Pokok Bahasan Pembelajaran
1 2 3 4 6
Setelah menyelesaikan materi ini,
peserta mampu :

1. Memahami pengertian dan ruang 1. Pengertian dan  Ceramah Tanya  Bahan Tayang 1. LAN RI. Rencana
lingkup RTL. ruang lingkup RTL. Jawab  Modul Tindak Lanjut (Action
 Presentasi  Laptop Plan). Bahan Diklat
2. Memahami langkah-langkah 2. Langkah-langkah  LCD bagi Pengelola Diklat,
kegitan penyusunan RTL. penyusunan RTL  Pointer 2009.
 Whiteboard 2. Rencana Tindak Lanjut,
3. Menyusun RTL untuk kegiatan 3. Penyusunan RTL  Sound Sistem Modul Pelatihan Desa
yang akan dilakukan. untuk kegiatan yang Siaga, Pusdiklat,
 ATK
akan dilakukan.  Spidol Jakarta, 2006.
 Lembar/Format
RTL

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 19
BAB VI
DIAGRAM ALIR PROSES PEMBELAJARAN

Alir proses pembelajaran dalam pelatihan dapat digambarkan sebagai berikut:

Pre Test

Pembukaan

Building Learning Commitment (BLC)


(Curah pendapat, Diskusi kelompok, Games)

Wawasan Pengetahuan dan Keterampilan


1. Penalaksanaan Anafilaktik Syok
1. Kebijakan Dental
Emergnecy bagi 2. Penatalaksanaan Nyeri
E terapis gigi dan
V 3. Penalaksanaan Perdarahan
mulut
A 2. Etika Profesi Terapis 4. Penatalaksanaan trauma gigi dan mulut
L Gigi dan Mulut
U 5. Bantuan Hidup Dasar
3. Anatomi dan
A Fisiologi 6. Penalaksanaan Airway & Breathing
S 4. Anti Korupsi
I 7. Memindahkan pasien gawat darurat
Metode: ceramah tanya Metode: ceramah tanya jawab, diskusi, latihan kasus
jawab, curah pendapat dan simulasi ( skill simulation)

Post Test Tulis

Evaluasi Penyelenggaraan RTL Uji Keterampilan

Evaluasi
Penutupan Penyelenggaran

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 20
Alir proses pelatihan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
A. Pre Test
Sebelum acara pembukaan, dilakukan Pre test terhadap peserta. Pre test
bertujuan untuk mendapatkan informasi awal tentang pengetahuan dan
kemampuan peserta dalam melakukan tindakan Dental Emergency.

B. Pembukaan
Pembukaan dilakukan untuk mengawali kegiatan pelatihan secara resmi. Proses
pembukaan pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut:
1. Laporan ketua penyelenggara pelatihan.
2. Pengarahan sekaligus pembukaan.
3. Penyematan tanda peserta.
4. Perkenalan peserta secara singkat.
5. Pembacaan doa.

C. Building Learning Commitment / BLC (Membangun Komitmen Belajar)


Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses
pelatihan. Kegiatannya antara lain:
1. Penjelasan oleh MOT tentang tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan
dilakukan dalam materi BLC.
2. Perkenalan antara peserta dengan para fasilitator dan dengan panitia
penyelenggara pelatihan, dan juga perkenalan antar sesama peserta.
Kegiatan perkenalan dilakukan dengan permainan, dimana seluruh peserta
terlibat secara aktif.
3. Mengemukakan harapan, kekuatiran dan komitmen masing-masing
peserta selama pelatihan.
4. Kesepakatan antara para pelatih/instruktur, penyelenggara pelatihan dan
peserta dalam berinteraksi selama pelatihan berlangsung, meliputi:
pengorganisasian kelas, kenyamanan kelas, keamanan kelas, dan yang
lainnya.

D. Pemberian Wawasan
Setelah BLC, kegiatan dilanjutkan dengan memberikan materi sebagai dasar
pengetahuan/wawasan yang sebaiknya diketahui peserta dalam pelatihan ini.

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 21
Materi tersebut yaitu:
1. Kebijakan Dental Emergency bagi terapis gigi dan mulut
2. Etik dan Aspek legal terapis gigi dan mulut
3. Anatomi dan Fisiologi

E. Pembekalan Pengetahuan dan Keterampilan


Pemberian materi pengetahuan dan keterampilan dari proses pelatihan
mengarah pada kompetensi yang akan dicapai oleh peserta. Penyampaian
materi dilakukan dengan menggunakan berbagai metode yang melibatkan
semua peserta untuk berperan serta aktif dalam mencapai kompetensi tersebut,
yaitu ceramah, diskusi kelompok dan simulasi dengan kasus.

Pengetahuan dan keterampilan meliputi materi:


1. Penalaksanaan Anafilaktik Syok
2. Penatalaksanaan Nyeri
3. Penalaksanaan Perdarahan
4. Penatalaksanaan Trauma Gigi dan Mulut
5. Penalaksanaan Airway & Breathing
6. Bantuan Hidup Dasar
7. Memindahkan Pasien Gawat Darurat

Setiap hari sebelum proses pembelajaran dimulai, pelatih/instruktur melakukan


kegiatan refleksi dimana pada kegiatan ini pelatih/instruktur bertugas untuk
menyamakan persepsi tentang materi yang sebelumnya diterima sebagai bahan
evaluasi untuk proses pembelajaran berikutnya.

F. Skill Station
Setelah mendapatkan materi, proses dilanjutkan dengan skill station. Kegiatan
ini dilakukan dengan menggunakan metode simulasi, dimana alat bantu telah
disiapkan oleh instruktur. Simulasi dilakukan dengan menggunakan panduan
simulasi terlampir.
Pada pelaksanaan simulasi, peserta berperan sebagai penolong. Peserta dibagi
dalam 5 (lima) kelompok sesuai jumlah skill station dan setiap kelompok
didampingi oleh 1 orang instruktur dengan perbandingan antara instruktur dan

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 22
peserta yaitu 1: 5. Pada saat simulasi, instruktur bertugas untuk mengamati apa
yang dilakukan oleh peserta dan memberikan penilaian sesuai dengan cek list
penilaian. (Form penilaian terlampir).

G. Evaluasi Peserta
Evaluasi yang dimaksudkan adalah penilaian terhadap peserta yang meliputi
Post Test tulis dan Uji Keterampilan :
a) Post Test Tulis
Setelah keseluruhan materi dan simulasi dilaksanakan, dilakukan post test
tulis. Post test tulis bertujuan untuk melihat peningkatan pengetahuan
peserta setelah mengikuti pelatihan.

b) Uji Keterampilan
Untuk melihat keberhasilan peserta dalam melakukan keterampilan
tindakan Dental Emergency, maka setelah post test tulis dilakukan uji
keterampilan.

H. Evaluasi Fasilitator/ Pelatih/ Narasumber

1. Evaluasi fasilitator yang dimaksudkan adalah evaluasi terhadap proses


pembelajaran tiap hari (refleksi) dan terhadap fasilitator.
2. Evaluasi tiap hari (refleksi) dilakukan dengan cara me-review kegiatan proses
pembelajaran yang sudah berlangsung, sebagai umpan balik untuk
menyempurnakan proses pembelajaran selanjutnya.
3. Evaluasi terhadap fasilitator dilakukan oleh peserta pada saat fasilitator telah
mengakhiri materi yang disampaikannya. Evaluasi dilakukan dengan
menggunakan formulir evaluasi terhadap fasilitator.

I. Evaluasi Penyelenggaraan
Evaluasi penyelenggaraan untuk mendapatkan masukan dari peserta tentang
penyelenggaraan pelatihan dan akan digunakan untuk penyempurnaan
penyelenggaraan berikutnya.

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 23
J. Penutupan
Acara penutupan adalah sesi pengakhiran rangkaian kegiatan, dilaksanakan
oleh pejabat yang berwenang dengan susunan acara sebagai berikut:
1. Laporan ketua penyelenggara pelatihan.
2. Pengumuman peringkat keberhasilan peserta.
3. Kesan dan pesan dari perwakilan peserta.
4. Pengarahan dan penutupan oleh pejabat yang berwenang.
5. Pembacaan doa.
6. Pembagian sertifikat.

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 24
BAB VII
PESERTA DAN PELATIH

A. Peserta
1. Kriteria peserta
Peserta pelatihan adalah Terapis Gigi dan Mulut.

2. Jumlah peserta
Peserta dalam satu kelas maksimal berjumlah 25 orang dan pada
pelaksanaan skill station atau praktikum, perbandingan instruktur : peserta
=1:5

B. Pelatih dan Instruktur :


1. Pelatih dengan kriteria sebagai berikut:
a. Menguasai materi yang dilatihkan sesuai dengan kewenangannya.
b. Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut
c. Terapis Gigi dan Mulut pendidikan minimal S1
d. Memiliki pengalaman dalam melakukan penanganan gawat darurat
minimal 3 (tiga) tahun di fasyankes.
e. Telah mengikuti TOT Kegawatdaruratan/TPPK yang dibuktikan dengan
sertifikat.
f. Memahami kurikulum Dental Emergency bagi terapis gigi dan mulut
terutama GBBP materi yang akan disampaikan.
g. Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) yang masih berlaku.

2. Instruktur dengan kriteria sebagai berikut:


a. Menguasai langkah-langkah yang sudah ditetapkan dalam panduan
penugasan
b. Terapis Gigi dan Mulut pendidikan minimal S1
c. Pengalaman minimal 3 tahun di Fasyankes.
d. Memiliki sertifikat pelatihan terkait Dental Emergency
e. Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) yang masih berlaku.

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 25
BAB VIII
PENYELENGGARA dan TEMPAT PENYELENGGARAAN

A. Penyelenggara
Pelatihan Dental Emergency bagi terapis gigi dan mulut diselenggarakan oleh
Gadar medik sebagai institusi pelatihan bidang kesehatan yang sudah
terakreditasi dengan kriteria:
1. Memiliki seseorang yang ditunjuk menjadi pengendali pelatihan yang telah
mengikuti pelatihan pengendali pelatihan bidang kesehatan
2. Memiliki minimal 1 (satu) orang tenaga / panitia penyelenggara pelatihan
yang telah mengikuti pelatihan TOC.

B. Tempat Penyelenggaraan
Pelatihan Dental Emergency bagi terapis gigi dan mulut diselenggarakan di
institusi pelatihan bidang kesehatan yang terakreditasi (BBPK/Bapelkes)/
Instansi lain yang telah memiliki sarana dan pra sarana sesuai dengan tujuan
pelatihan.

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 26
BAB IX
EVALUASI PELATIHAN

Evaluasi yang dilakukan dalam pelatihan ini, meliputi:


A. Evaluasi terhadap peserta
Evaluasi terhadap peserta dilakukan melalui:
1. Penjajagan awal melalui pre test
2. Penjajagan akhir melalui post test tulis untuk mengetahui peningkatan
pengetahuan dan kompetensi peserta terhadap materi yang telah diterima.
3. Uji keterampilan menggunakan daftar tilik.

B. Evaluasi terhadap pelatih


Evaluasi terhadap pelatih ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh
penilaian yang menggambarkan tingkat kepuasan peserta terhadap kemampuan
pelatih dalam menyampaikan penegtahuan dan atau ketrampilan kepada
peserta, meliputi :
1. Penguasaan materi
2. Ketepatan waktu
3. Sistematika penyajian
4. Penggunaan metode dan alat bantu pelatihan
5. Empati, gaya, dan sikap terhadap peserta
6. Penggunaan bahasa dan volume suara
7. Pemberian motivasi belajar kepada peserta
8. Pencapaian Tujuan Pembelajaran Umum
9. Memberikan Kesempatan tanya jawab
10. Kemampuan menyajikan
11. Kerapihan berpakaian
12. Kerjasama antar tim pelatih

C. Evaluasi terhadap penyelenggara pelatihan


Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap pelaksanaan pelatihan. Obyek
evaluasi adalah pelaksanaan administrasi dan akademis, yang meliputi: tujuan
pelatihan, relevansi program pelatihan dengan tugas, manfaat setiap materi bagi
pelaksanaan tugas peserta di tempat kerja, manfaat pelatihan bagi

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 27
peserta/instansi, hubungan peserta dengan pelaksana pelatihan, pelayanan
sekretariat terhadap peserta, pelayanan akomodasi dan lainnya, pelayanan
konsumsi, pelayanan perpustakaan dan pelayanan komunikasi dan informasi.

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 28
BAB IX
SERTIFIKAT PELATIHAN

Berdasarkan ketentuan yang berlaku, kepada setiap peserta yang telah mengikuti
pelatihan selama 36 JPL efektif dengan angka kredit 1 (satu), akan diberikan sertifikat
yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, dan ditandatangani oleh pejabat
yang berwenang dan panitia penyelenggara dan atau sertifikat dari penyelenggara
dengan nilai Satuan Kredit Profesi (SKP) dari Persatuan Terapis Gigi dan Mulut
Indonesia (PTGMI) sesuai dengan ketentuan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan dengan ketentuan:
 Kehadiran 100%
 Nilai hasil post test minimal 80
 Nilai hasil uji keterampilan minimal 80
 Nilai akhir adalah: hasil post test + uji keterampilan
2

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 29
Lampiran 1.
STANDAR ALAT PRAKTIKUM
PELATIHAN DENTAL EMERGENCY BAGI TERAPIS GIGI DAN MULUT

No. Skill Station Jml

C. Skill Pentalaksanaan Nyeri

1 Eugenol 1 btl

2 Kapas/cotton roll 1 glng

3 Kaca Mulut 25 pcs

4 Pinset dental 25 pcs

5 Excavator 25 pcs

6 Sonde 25 pcs

7 Kom kecil 5 pcs

8 Spuit dispossible 5 ml 1 box

9 Washlap/handuk 5 pcs

10 Air hangat/es 1 liter

11 Handscoen 1 pack

12 Masker 1 pack

13 Termometer 5 set

14 Tensi meter 2 set

15 Stetoskop 2 set

16 Panduan Simulasi 1

17 Tempat sampah 1

No. Skill Station Jml

C. Skill Pentalaksanaan Trauma Gigi & Perdarahan

1. Suture 25 pcs

2. Needle 3.0 / 4.0 25 pcs

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 30
3. Needle holder 25 pcs

4. Gunting benang 5 pcs

5. Pinset Chirurgis 25 pcs

6. Sponge 25 set

7. Handscoen 1 pack

8 Masker 1 pack

9 Kasa/perban 25 pcs

10 Dapper 25 pcs

11 Plester 1 roll

12 Povidone iodine 10% 1 liter

13 NaCl 0,9% 2 plabote

14 Phantom rongga mulut 5 set

15 Termometer 5 set

16 Tensi meter 2 set

17 Stetoskop 2 set

18 Panduan simulasi 1

19 Tempat sampah 1

No. Skill Station Jml

A. Skill Penatalaksanaan Anafilaktik Syok

1. Epineprin 10 amp

2. Syiringe 5 ml 5 pcs

3. Syiringe 3 ml 5 pcs

4. Syringe 1ml 5 pcs

5. Needle no.27 10 pcs

6. NaCL 100 ml 2 flb

7. Oksigen + Nasal Canula

8. Sponge/manekin kaki 5 pcs

9. Handscoen 1 pack

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 31
10. Panduan simulasi 1

11. Tempat sampah 1

No. Skill Station Jml

E. Skill Penatalaksanaan Airway & Breathing

1 Boneka Airway Trainer 1 unit

2 Meja ukuran ½ biro 1 unit

3 Oro Pharingeal Airway no.1,2,3,4,5 1 set

4 Naso Pharyngeal Airway 1 pcs

5 Cateter Suction 2 pcs

6 Mouthgage 1 pcs

7 Neck Collar Size S, M, L 1 set

8 Tongue spatel 2 pcs

9 Bag Valve Mask Dewasa 1 set

10 Selang End to End 1 pcs

11 Nasal Canula 1 pcs

12 Simple Mask 1 pcs

13 Rebreathing Mask 1 pcs

14 Non Rebreathing Mask 1 pcs

15 Pulse Oxymetri 1 unit

16 Battery pulse oxymetri 2 pcs

17 Pocket Mask 1 unit

18 Stetoscope 1 unit

19 Handscoen 1 pack

20 Gunting Verban 1 pcs

21 Panduan simulasi 1

22 Tempat sampah 1

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 32
No. Skill Station Jml

D. Skill Resusitasi Jantung Paru

1. Manekin RJP 2 set

2. Automated External Defibrilator (AED) 2 set

3. Tissue 2 pack

4. Handscoen 1 pack

5. Karpet uk. 3 x 3 m 2 glng

6. Panduan Simulasi 1 set

7. Tempat sampah 1

No. Skill Station Jml

B. Skill Pengangkatan dan Pemindahan Penderita

1. Selimut 2 pcs

2. Long Spine Board (LSB) 1 set

3. Head Immobilizer 1 set

4. Safety belt 3 pcs

5. Scoope Stretcher 1 set

6. Karpet ukuran 3x3 mtr 1 glng

7. Panduan Simulasi 1

8. Tempat sampah 1

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 33
Lampiran 2.
PANDUAN PENUGASAN
PELATIHAN DENTAL EMERGENCY BAGI TERAPIS GIGI DAN MULUT

PANDUAN STUDI KASUS


MD.2. Etika dan Aspek Legal Terapis Gigi dan Mulut

Tujuan:
Setelah mengikuti studi kasus ini peserta mampu menjelaskan etika dan aspek legal
dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

Panduan:
1. Pelatih membagi peserta menjadi 5 kelompok dengan masing-masing kelompok
5 orang.
2. Pelatih memberikan panduan studi kasus serta lembar kasus yang telah
disediakan kepada masing-masing kelompok.
3. Pelatih memberikan kesempatan kepada semua kelompok untuk melakukan
diskusi terkait kasus sesuai dengan panduan dan lembar kasus yang diberikan,
meliputi menganalisa dan menjawab pertanyaan dilihat dari sudut pandang etika
dan aspek legal terapis gigi dan mulut selama 20 Menit.
4. Pelatih memberikan kesempatan kepada satu atau dua kelompok untuk
mempresentasikan hasil studi kasus yang sudah dikerjakan.
5. Pelatih memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk menanggapi dan
memberi masukan terhadap hasil presentasi kelompok
6. Pelatih memberi klarifikasi dan masukan terhadap hasil presentasi kelompok.

Waktu: 1 jpl x 45 menit = 45 menit

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 34
LEMBAR LATIHAN KASUS
MD.2. Etika dan Aspek Legal Terapis Gigi dan Mulut

Kasus 1.
Seorang pasien usia 40 tahun berjenis kelamin pria. Pasien datang menjelang waktu klinik
tutup. Keluhan gigi RB kiri sakit dan ingin dicabut giginya. Karena sudah siang, pasien
langsung ditangani. Saat diperiksa terlihan gigi M dan M2 RB kiri berlubang dan tidak bisa
ditambal kedua gigi tersebut. Indikasi pencabutan, perkusi, druk gigi M, terasa sakit, untuk
M2. Perkusi, druk tidak sakit, pasien tetap minta dicabut oleh dokter gigi di anastesi blok dan
mandibulair dan perawatnya yang mencabut M2 yang sudah dianastesi. Setelah itu, pasien
mendapat instruksi pasca pencabutan, diberi resep, dan pulang. Satu hari setelah dicabut
pasien datang ke klinik, Ia menuntut dan mengatakan/menuduh bahwa perawat tersebut salah
cabut.

Pertanyaan:
a. Dari kasus tersebut, mengapa pasien bisa menuntut salah cabut?
b. Kesalahan apa yang dilakukan oleh dokter dan perawat?
c. Bagaimana cara menyikapi bila terjadi kasus yang diduga malpraktek?

Kasus 2.
Seorang keluarga pasien kurang mampu mengeluh kepada dokter kalau ia sudah tidak
mampu untuk menanggung biaya Ibunya yang koma di sebuah rumah sakit. Keluarga tersebut
mengatakan kepada dokter bahwa sudah ikhlas untuk kematian Ibunya. karena sudah koma
selama 1 bulan (Euthanasia)

Pertanyaan:
Bagaimanakan pendapat Anda tentang kasus tersebut bila dilihat dari segi etika profesi
maupun segi hukum positif di Indonesia?

Kasus 3.
Masyarakat sekeliling tahu bahwa anda adalah seorang tenaga kesehatan/perawat. Suatu
hari seorang laki-laki berusia 40 tahun datang dengan keluhan nyeri leher, rahang,
tenggorokan, punggung dan lengan serta ada nyeri dada .

Pertanyaannya:
a. Bagaimana anda harus menyikapi hal tersebut?

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 35
b. Bila anda menolong dengan melakukan tindakan apakah bisa dikatakan melanggar kode
etik? jelaskan

Kasus 4.
Seorang terapis gigi dan mulut di Rumah sakit mendapatkan tugas membersihkan pasien
pasca operasi, pasien tersebut seorang wanita usia 30 tahun, didalam ruang operasi ada 1
temannya bertugas sedang membersihkan alat-alat pasca bedah. Satu hari setelah dioperasi
keluarga pasien melaporkan bahwa pasien telah dicabuli oleh perawat yang membersihkan
dirinya pasca operasi memegangi buah dadanya. Pasien mengaku saat itu sudah sadar bisa
merasa tetapi masih lemah.

Pertanyaan:
Bagaimana menurut pendapat anda tentang kasus tersebut, dan bukti apa yang bisa
meringankan dan seharusnya bagaimana untuk menghindari agar tidak ada tuduhan
pencabulan, jelaskan!

Kasus 5.
Seorang pasien diberi resep oleh dokter Budi, dan dokter tersebut menunjuk untuk membeli
obat di apotik A dan mengatakan bahwa obat tersebut adanya diapotik tersebut, selanjutnya
pasien menyuruh anaknya untuk membelikan di Apotik A sesuai panduan dokter. Ternyata
obat tersebut mahal dan uangnya kebetulan kurang 50 ribu rupiah, pihak apotik mengatakan
mau membantu karena resep tersebut dari dokter Budi kekurangan merupakan potongan
tapi tidak diberi kwitansi. Anak pasien tersebut klarifikasi pada apotik lain, sebenarnya obat
tersebut di apotik lain juga ada dengan harga yang lebih murah. Kemudian diketahui bahwa
apotik tersebut adalah milik dokter Budi.

Pertanyaannya:
Apa pendapat anda tentang kasus tersebut, bolehkah hal tersebut dilakukan oleh seorang
dokter atau seorang perawat, jelaskan!

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 36
PANDUAN SIMULASI
MI 1: Penatalaksanaan Anafilaktik Syok.

Tujuan:
Setelah mengikuti simulasi, peserta mampu melakukan penatalaksanaan Anafilaktik Syok

Panduan:
1. Pelatih/instruktur menyiapkkan alat-alat yang diperlukan untuk pelaksanaan simulasi.
2. Pelatih/instruktur membagi peserta menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5
peserta. Antar skill station tidak boleh berdekatan, agar tidak saling mengganggu
kegiatannya. Setiap kelompok diampu oleh 1 orang pelatih/instruktur.
3. Sebelum peserta melakukan simulasi, pelatih/instruktur memberikan contoh lebih dahulu
cara mengencerkan epinephrine dengan perbandingan sesuai kebutuhan pasien sebelum
diberikan kepasien dan cara memberikan obat secara inta muskuler (IM)
4. Pelatih/instruktur memberikan contoh
5. Setiap peserta dimasing-masing kelompok, diberi kesempatan untuk melakukan simulasi.
6. Peserta mulai melakukan simulasi cara mengencerkan epinephrine sebelum diberikan ke
pasien dan cara memberikan obat secara inta muskuler (IM)
7. Pelatih/instruktur melakukan pengamatan dan menilai simulasi yang dilakukan oleh
peserta menggunakan checklist yang sudah disiapkan.
8. Peserta yang sudah mencapai nilai minimal 80, dinyatakan mampu, yang belum mencapai
nilai 80 diulang kembali.
9. Pelatih/instruktur memberikan klarifikasi atau koreksi dan memberikan rangkuman seluruh
proses simulasi yang dilakukan oleh peserta, setelah peserta selesai melakukan simulasi.
10. Semua peserta melakukan simulasi

Waktu: 2 JPL x 45 menit = 90 menit.

PANDUAN SIMULASI

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 37
MI 2: Penatalaksanaan Nyeri
MI 3: Penatalaksanaan Perdarahan
MI 4: Penatalaksanaan Truma Gigi & Mulut

Tujuan:
Setelah mengikuti simulasi, peserta mampu :
1. Melakukan penatalaksanaan nyeri
2. Penatalaksanaan Perdarahan
3. Penatalaksanaan Truma Gigi & Mulut

Panduan:
1. Pelatih/instruktur menyiapkan alat alat yang diperlukan untuk pelaskanaan simulasi skill
station.
2. Pelatih/instruktur membagi peserta menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5
peserta. Antar skill station tidak boleh berdekatan, agar tidak saling mengganggu
kegiatannya. Setiap kelompok diampu oleh 1 orang pelatih/instruktur.
3. Pada sesi ini ada 3 Skill Station yaitu Penatalaksanaan Nyeri (PN), Penatalaksanaan
Perdarahan (PP) dan Penatalaksanaan Trauma Gigi & Mulut (PTGM).
4. Alir simulasi sebagai berikut:

Skill Skill
Penatalaksanaan Penatalaksanaan
Nyeri Perdarahan

Skill
Penatalaksanaan
Trauma Gilut

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 38
5. Kelompok 1 dan 2 di Skill Station Penatalaksanaan Nyeri (PN), kelompok 3, 4, di Skill
Station Penatalaksanaan Perdarahan (PP), kelompok 5 di Skill Station Penatalaksa
Fasilitator/ Pelatih/ Narasumber naan Trauma Gigi & Mulut.
6. Sebelum peserta melakukan simulasi, pelatih/instruktur memberikan contoh lebih dahulu
sesuai keterampilan atau simulasi yang diampu, yang akan dilakukan oleh peserta.
7. Setiap peserta dimasing-masing kelompok, diberi kesempatan untuk melakukan simulasi.
8. Peserta mulai melakukan simulasi Penatalaksanaan Nyeri, Penatalaksanaan Perdarahan
dan Penatalaksanaan Trauma Gigi & Mulut.
9. Pelatih/instruktur melakukan pengamatan dan menilai simulasi yang dilakukan oleh
peserta menggunakan checklist yang sudah disiapkan.
10. Peserta yang sudah mencapai nilai minimal 80, dinyatakan mampu, yang belum
mencapai nilai 80 diulang kembali.
11. Pelatih/instruktur memberikan klarifikasi atau koreksi dan memberikan rangkuman seluruh
proses simulasi yang dilakukan oleh peserta, setelah peserta selesai melakukan simulasi,
12. Alokasi waktu untuk setiap Skill Station 2 JP
13. Setelah semua peserta melakukan simulasi di Skill Station masing-masing selama 2 JP,
selanjutnya kelompok pindah ke Skill Station berikutmya dan melakukan simulasi di Skill
Station yang baru, demikian seterusnya sampai semua simulasi dikerjakan.

Waktu : 6 JPL x 45 menit = 90 menit.

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 39
PANDUAN SIMULASI
MI 5: Penatalaksanaan Airway & Breathing
MI 6: Resusitasi Jantung Paru (RJP)
MI 7: Pemindahan Pasien Gawat Darurat

Tujuan:
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Melakukan Penatalaksanaan Airway & Breathing (PAB)
2. Resusitasi Jantung Paru (RJP)
3. Pemindahan Pasien Gawat Darurat

Panduan:
1. Pelatih/instruktur menyiapkkan alat alat yang diperlukan untuk pelaksanaan simulasi.
2. Pelatih/instruktur membagi peserta menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5
peserta. Antar kelompok tidak boleh berdekatan, agar tidak saling mengganggu
kegiatannya. Setiap kelompok diampu oleh 1 orang pelatih/instruktur.
3. Pada sesi ini ada 3 Skill Station yaitu Resusitasi Jantung Paru (RJP), Penatalaksanaan
Airway & Breathing dan Pemindahan Pasien GADAR.
4. Alir simulasi sebagai berikut:

Skill Skill
Resusitasi Penatalaksanaan
Jantung Paru Airway&Breathing
(RJP)

Skill
Pemindahan
Pasien GADAR

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 40
5. Kelompok 1 dan 2 di Skill Station RJP, kelompok 3, 4 di Skill Station Penatalaksanaan
Airwa & Breathing, kelompok 5 di Skill Station Transportasi Pasien GADAR.
6. Sebelum peserta melakukan simulasi, pelatih/instruktur memberikan contoh lebih dahulu
sesui keterampilan atau simulasi yang diampu, yang akan dilakukan oleh peserta.
7. Setiap peserta di setiap kelompok, diberi kesempatan untuk melakukan simulasi.
8. Peserta mulai melakukan simulasi Resusitasi Jantung Paru (RJP), Penatalaksanaan
Airway & Breathing dan Pemindahan Pasien GADAR.
9. Pelatih/instruktur melakukan pengamatan dan menilai simulasi yang dilakukan oleh
peserta menggunakan checklist yang sudah disiapkan.
10. Peserta yang sudah mencapai nilai minimal 80, dinyatakan mampu, yang belum
mencapai nilai 80 diulang kembali.
11. Pelatih/instruktur memberikan klarifikasi atau koreksi dan memberikan rangkuman seluruh
proses simulasi yang dilakukan oleh peserta, setelah peserta selesai melakukan simulasi,
12. Alokasi waktu untuk stiap Skill Station 3 JP
13. Setelah semua peserta melakukan simulasi di Skill Station masing-masing selama 3JP,
selanjutnya kelompok pindah ke Skill Station berikutnya dan melakukan simulasi di Skill
Station yang baru, demikian seterusnya sampai semua simulasi dikerjakan.

Waktu: 9 JPL x 45 menit = 405 menit.

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 41
Lampiran 3.
FORMULIR PENILAIAN
PELATIHAN DENTAL EMERGENCY BAGI TERAPIS GIGI DAN MULUT

Form Penilaian Keterampilan Peserta


Kompetensi: PENATALAKSANAAN ANAFILAKTIK SYOK

Nama Peserta : ……………………………………..


No. Absen : ……………………………………..

NILAI
No Kriteria Unjuk Kerja 0 1 2 3
1 Menjelaskan kepada pasien/keluarga tindakan yang akan dilakukan.
2 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD): Handscoen
 Penolong memakai handscoen sebelum menolong pasien
3 Menyiapkan alat praktik dan obat yang akan digunakan: (Epinefrine,
syringe 5 ml, 3 ml, 1 ml, needle no.27, NaCL 100 ml, sponge, Nasal
Kanula, Oksigen)
4 Membuat sediaan efineprin sesuai kebutuhan:
 Dewasa : 500 microgram IM (0.5 mL)
 Anak > 12 tahun : 500 microgram IM (0.5 mL)
 Anak 6 – 12 tahun : 300 microgram IM (0.3 mL)
 Anak < 6 tahun : 150 microgram IM (0.15 mL)
5 Luruskan tungkai pasien
6 Pasien diberikan oksigen
7 Memberikan obat dengan cara intra musculer di paha anterolateral.
Epinephrin Solutio 1 mg/ml di berikan IM (Intra Muscular)
8 Menghubungi Rumah Sakit atau layanan gawat darurat terdekat
9 Memantau kondisi pasien sampai bantuan tiba atau dilakukan rujukan
ke Rumah Sakit
10 Merapikan alat alat setelah selesai digunakan

Jumlah Nilai
SKOR NILAI = ∑ Nilai x 100
30

……, ……………..2020

Penguji,

( ……………..)

Keterangan:

0 : Tidak melakukan tindakan


1 : Melakukan tetapi tidak sesuai prosedur
2 : Melakukan sesuai dengan prosedur tetapi kurang baik
3 : Melakukan sesuai dengan prosedur dengan baik dan benar

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 42
Form Penilaian Keterampilan Peserta
Kompetensi: Penatalaksanaan Nyeri

Nama Peserta : ……………………………………..


No. Absen : ……………………………………..

NILAI
No Kriteria Unjuk Kerja 0 1 2 3
Persiapan
1 Persiapan Persiapan alat :
1) Kaca mulut
2) Sonde
3) Pinset
4) excavator
Persiapan bahan dan obat :
1) Kasa steril
2) Cotton roll
3) Cotton pellet
4) Spuit dispossible 5 ml
5) Eugenol
6) NaCl
7) Air hangat/ es
Persiapan alat penunjang :
1) Termometer
2) Tensi meter
3) Stetoskop
4) Washlap/handuk

2 Menjelaskan ke klien/pasien tindakan yang akan dilakukan


3 Lakukan pengkajian nyeri :
1) Ketahui sumber rasa nyeri
2) Apa yang memperburuk dan mengurangi rasa nyeri ?
3) Ketahui sejak kapan nyeri dialami ?
4) Ketahui durasi nyeri berapa lama ?
5) Ketahui karakter nyeri, menusuk/ tajam/ tumpul/terbakar ?
6) Ketahui skala nyeri ( nilai skala 0-10 )?

4 Petugas mengenakan sarung tangan dan masker


5 o Lakukan pemeriksaan fisik
1) Palpasi dimulai di daerah frontal dan berlanjut ke orbital,
lengkungan zygomatic, hingga batas mandibula inferior.
2) Lakukan inspeksi, perkusi pada gigi geligi
3) Catat setiap kali adanya perubahan

Pelaksanaan
6 1) Bersihkan kavita gigi menggunakan excavator untuk
mengeluarkan produk-produk inflamasi.
2) Lakukan irigasi larutan NaCl, menggunakan spuit
dispossible 5 ml
3) Tutup kavita dengan kapas untuk mencegah kontaminasi
sisa-sisa makanan yang masuk ke dalam kavita

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 43
4) Lakukan penatalaksanaan nyeri non farmakologi : aplikasi
panas/dingin, mendampingi pasien melakukan relaksasi,
dengan melakukan latihan napas dalam.

Perencanaan intervensi klinis kolaborasi


6 1) merujuk pasien pada dokter gigi/ dokter gigi spesialis
untuk penatalaksanaan lanjutan
pemeriksaan radiografi
pemeriksaan nilai laboratorium seperti kultur untuk
menindaklanjut dugaan infeksi.
2) Kolaborasi dokter gigi /dokter gigi spesialis pemberian
antimikrobial, antibiotik, analgesik.
3) Kolaborasi dokter gigi spesialis konservasi untuk
perawatan saluran akar
4) Kolaborasi dokter spesialis bedah mulut untuk
pembuatan drainase dengan incisi (penanganan lanjutan)
Evaluasi
7 Melakukan pengkajian ulang :
 Melakukan pengukuran tanda-tanda vital
 Tekanan darah, nadi, suhu, respirasi
 Melakukan pengukuran skala nyeri, menggunakan :
- pain numerical rating scale atau PNRS
- Behavioral Pain Assesment Scale
JumlahNilai
SKOR NILAI = ∑ Nilai x 100
21

……, ……………..2020

Penguji,

( ……………..)

Keterangan:

0 : Tidak melakukan tindakan


1 : Melakukan tetapi tidak sesuai prosedur
2 : Melakukan sesuai dengan prosedur tetapi kurang baik
3 : Melakukan sesuai dengan prosedur dengan baik dan benar

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 44
Form Penilaian Keterampilan Peserta
Kompetensi: Penatalaksanaan Perdarahan

Nama Peserta : ……………………………………..


No. Absen : ……………………………………..
NILAI
No Kriteria Unjuk Kerja 0 1 2 3
Persiapan
1  Melakukan pemeriksaan fisik dengan Inspeksi, Palpasi di
kepala, leher pasien bagian depan dan belakang,
 Melakukan pemeriksaan fisik dengan Inspeksi, Palpasi,
Perkusi, gigi geligi rahang atas dan rahang bawah

2 Menjelaskan kepada klien/pasien akan dilakukan tindakan


penjahitan
3 Persiapan Persiapan alat :
1) Kaca mulut
2) Sonde
3) Pinset
4) arteri clamp
5) pinset chirurgis
6) needle holder
7) gunting benang

Persiapan bahan dan obat :


1) Kasa steril
2) Dapper steril
3) Povidone iodine 10%
4) Needle suture 3.0 / 4.0
5) Plester
Persiapan alat penunjang :
1) Termometer
2) Tensi meter
3) Stetoskop
4) Phantom rahang gigi

Pelaksanaan
4 Petugas melakukan debridemen luka sebelum penutupan
 Petugas melakukan irigasi menggunakan larutan garam
fisiologis/ringer laktat/larutan antibiotik 250 cc - 1 L
5 Petugas melakukan penatalaksanaan perdarahan
 Petugas melakukan penekanan luka dengan kasa steril
lembab, intermiten selama 5 menit
 Petugas melakukan penjepitan darah vena/arteri vena
menggunakan arteri clamp
 Petugas melakukan pejahitan luka situasional dengan
teknik interupted suture pada phantom rahang gigi
Menggunakan set instrumen heacting : pinset chirurgis,
gunting benang, needle holder, needle suture 4.0 / 3.0
 Petugas melakukan penutupan luka menggunakan kasa
steril dan plester luka
6 Mengaktifkan sistem rujukan

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 45
 Membuat surat rujukan secara sistematis
Evaluasi
7 Melakukan pengkajian ulang :
 Melakukan evaluasi volume perdarahan pasca penjahitan
 Melakukan dapper area luka dengan kasa, lakukan
observasi selama 15 menit
 Jika kasa penuh dengan darah, maka terhitung 3 cc
perdarahan untuk setiap 1 kasa
 Melakukan pengukuran tanda-tanda vital :
Pengukuran tekanan darah, nadi, respirasi, suhu
 Melakukan pengukuran skala nyeri menggunakan :
- pain numerical rating scale atau PNRS
- Behavioral Pain Assesment Scale
JumlahNilai
SKOR NILAI = ∑ Nilai x 100
21

……, ……………..2020
Penguji,

( ……………..)

Keterangan:

0 : Tidak melakukan tindakan


1 : Melakukan tetapi tidak sesuai prosedur
2 : Melakukan sesuai dengan prosedur tetapi kurang baik
3 : Melakukan sesuai dengan prosedur dengan baik dan benar

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 46
Form Penilaian Keterampilan Peserta
Kompetensi: Penatalaksanaan Trauma Gigi Dan Mulut

Nama Peserta : ……………………………………..


No. Absen : ……………………………………..
NILAI
No KriteriaUnjukKerja 0 1 2 3
Persiapan
1 Menyiapkan alat :

• Set Diagnostik: Kaca mulut, pinset dental, sonde gigi


• Bahan : Perban, Kasa, NaCl 0,9 %
2 Menjelaskan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan
Pelaksanaan
 Petugas memakai sarung tangan dan masker sebelum
menolong pasien
 Melakukan pengurangan dan stabilitas fraktur
 Lakukan praktek teknik Perban Barton pada sesama
peserta, untuk pengurangan dan stabilitas fraktur dengan
cara melilitkan perban secara vertikal di sekitar kepala
beberapa kali dan kemudian secara horizontal mengelilingi
dahi beberapa kali
10 Mengaktifkan sistem rujukan
 Membuat surat rujukan secara sistematis
Evaluasi Penatalaksanaan Trauma Gigi Dan mulut
11 Melakukan pengkajian :
 Melakukan pengukuran tanda-tanda vital :
 Pengukuran tekanan darah, nadi, respirasi, suhu
 Melakukan pengukuran skala nyeri menggunakan :
 pain numerical rating scale atau PNRS
 Behavioral Pain Assesment Scale

JumlahNilai
SKOR NILAI = ∑ Nilai x 100
33

……, ……………..2020

Penguji,

( ……………..)

Keterangan:

0 : Tidak melakukan tindakan


1 : Melakukan tetapi tidak sesuai prosedur
2 : Melakukan sesuai dengan prosedur tetapi kurang baik
3 : Melakukan sesuai dengan prosedur dengan baik dan benar

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 47
Form Penilaian Keterampilan Peserta
Kompetensi: PENATALAKSANAAN AIRWAY & BREATHING
(Pemasangan Oro Pharingeal Airway)

Nama Peserta : ……………………………………..


No. Absen : ……………………………………..
NILAI
No Kriteria Unjuk Kerja 0 1 2 3
1 Menjelaskan kepada pasien/keluarga tindakan yang akan
dilakukan.
Persiapan alat :
 Manekin Airway
2  Oropharingeal Airway (OPA) No. 1,2,3,4,5
 Jelly
 Tongue Spatel
 Handscoen
3 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD):
 Penolong memakai handscoen sebelum menolong pasien
4 Pastikan pasien dalam kedaan tidak sadar.
 Periksa dengan : Memanggil atau menepuk bahu pasien

Pilih OPA yang sesuai dengan pasien, yaitu dengan meletakkan


5 OPA dipipi pasien, sayap OPA disudut mulut dan ujung lainnya
di cuping telinga.
Memasang OPA tidak menggunakan tongue spatel :
 Buka mulut pasien dengan mendorong mandibula,
6 masukkan OPA dengan ujungnya mengarah ke palatum
sampai ujung OPA menyentuh palatum atau masuk
setengahnya.
 Putar OPA 180o kemudian masukkan sampai sayapnya
menyentuh bibir.

Memasang OPA menggunakan tongue spatel :


 Buka mulut pasien dengan menggunakan tongue spatel.
 Tekan lidah dengan tongue spatel hati hati jangan sampai
7 merangsang muntah.
 Masukkan OPA dengan ujungnya menyusuri lidah.
 Dorong dengan hati hati sampai sayap penahan menyentuh
bibir.
 Pada saat memasukkan OPA tidak boleh mendorong lidah.
 Setelah OPA masuk cabut tong spatel.

8 Merapikan alat setelah digunakan


Jumlah Nilai
SKOR NILAI = ∑ Nilai x 100
24

……, ……………..2020

Penguji,

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 48
( ……………..)

Keterangan:

0 : Tidak melakukan tindakan


1 : Melakukan tetapi tidak sesuai prosedur
2 : Melakukan sesuai dengan prosedur tetapi kurang baik
3 : Melakukan sesuai dengan prosedur dengan baik dan benar

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 49
Form Penilaian Keterampilan Peserta
Kompetensi: PENATALAKSANAAN AIRWAY & BREATHING
(Pemasangan Naso Pharingeal Airway/NPA)

Nama Peserta : ……………………………………..


No. Absen : ……………………………………..

NILAI
No Kriteria Unjuk Kerja 0 1 2 3
1 Menjelaskan kepada pasien/keluarga tindakan yang akan
dilakukan.
Persiapan alat:
 Manekin Airway
2  Nasopharingeal Airway No.6
 Jelly
 Handscoen
3 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD):
 Penolong memakai handscoen sebelum menolong pasien
4 Memastikan indikasi pemasangan NPA.
 Ada respon menolak saat dipasang OPA

5 Periksa hidung pasien kemungkinan adanya penyumbatan


(seperti, perdarahan, polip dll)
6 Ukur panjang NPA dari cuping hidung ke cuping telinga, dan
besar NPA sesuai kelingking pasien.

7 Lumasi NPA dengan jelly mulai dari ujung ke arah pangkal

Masukkan NPA dengan hati-hati ke lubang hidung kanan,


7 arahkan ke posterior menuju hipofaring sesuai lengkung NPA
sampai sayap penahan berhenti di lubang hidung.

8 Merapikan alat setelah digunakan


Jumlah Nilai
SKOR NILAI = ∑ Nilai x 100
24
……, ……………..2020
Penguji,

( ……………..)

Keterangan:

0 : Tidak melakukan tindakan


1 : Melakukan tetapi tidak sesuai prosedur
2 : Melakukan sesuai dengan prosedur tetapi kurang baik
3 : Melakukan sesuai dengan prosedur dengan baik dan benar

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 50
Form Penilaian Keterampilan Peserta
Kompetensi: PENATALAKSANAAN AIRWAY & BREATHING
(Pemasangan Laringeal Mask Airway/LMA)

Nama Peserta : ……………………………………..


No. Absen : ……………………………………..

NILAI
No Kriteria Unjuk Kerja 0 1 2 3
1 Menjelaskan kepada pasien/keluarga tindakan yang akan dilakukan.

2 Persiapan alat:
 Manekin Airway
 LMA No.3
 Jelly
 Handscoen
3 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD): Handscoen
Penolong memakai handscoen sebelum menolong pasien
4 Kempiskan cuff LMA, tetapi cuff jangan sampai terlipat.

5 Oleskan jelly dibagian belakang LMA

6 Posisikan pasien dalam keadaan ”air sniffing” dengan cara menekan


kepala kearah belakang.

7 Buka mulut pasien dengan cara menekan mandibula kearah bawah


menggunakan jari tangan.

8 Setelah mulut terbuka masukkan LMA dengan bagian yang ada


lubang udara menghadap ke arah lidah.

9 Memasukkan LMA dengan bantuan jari penolong menyusuri palatum,


sampai posisi lubang udara lurus mengahadap keatas.
10 Fiksasi LMA dengan cara mengembangkan cuff dengan
memasukkan udara menggunakan spuit.
Lakukan suction disekitar LMA.

11 Lakukan suction disekitar LMA.


12 Merapikan alat setelah digunakan
Jumlah Nilai
SKOR NILAI = ∑ Nilai x 100
36

……, ……………..2020

Penguji,

( ……………..)

Keterangan :

0 : Tidak melakukan tindakan


1 : Melakukan tetapi tidak sesuai prosedur
2 : Melakukan sesuai dengan prosedur tetapi kurang baik
3 : Melakukan sesuai dengan prosedur dengan baik dan benar

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 51
Form Penilaian Keterampilan Peserta
Kompetensi: PENATALAKSANAAN AIRWAY & BREATHING
(Pemasangan Neck Collar)

Nama Peserta : ……………………………………..


No. Absen : ……………………………………..
NILAI
No Kriteria Unjuk Kerja 0 1 2 3
1 Menjelaskan kepada pasien/keluarga tindakan yang akan
dilakukan.
Persiapan alat:
 Manekin Airway
2  Neckcollar ukuran S,M.L
 Handscoen
3 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD):
 Penolong memakai handscoen sebelum menolong pasien
4 Siapkan neck collar dengan beberapa ukuran

Sebelum neck collar dipasang, terlebih dahulu ukur panjang


leher pasien dengan cara:
5  Tarik garis khayal (vertikal) dari mandibula ke arah leher
pasien.
 Ukur panjang leher pasien menggunakan jari tangan dari
titik garis khayal di leher pasien kearah bahu pasien (ada
berapa jari tangan?)
 Cari ukuran neck collar yang sesuai dengan hasil
pengukuran tadi.

Neckcollar dipasang oleh 2 orang penolong, 1 orang penolong


6 memegang kepala pasien dan 1 orang penolong lagi
memasukkan ujung neck collar ke bawah leher pasien dari sisi
kanan.
7 Posisikan bagian neck collar yang melengkung ke dagu pasien.
8 Tarik ujung neck collar yang satunya dan rekatkan
pengikatnya.

Jumlah Nilai
SKOR NILAI = ∑ Nilai x 100
24

……, ……………..2020

Penguji,

( ……………..)

Keterangan :

0 : Tidak melakukan tindakan


1 : Melakukan tetapi tidak sesuai prosedur
2 : Melakukan sesuai dengan prosedur tetapi kurang baik
3 : Melakukan sesuai dengan prosedur dengan baik dan benar

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 52
Form Penilaian Keterampilan Peserta
Kompetensi: PENATALAKSANAAN AIRWAY & BREATHING
(Pemberian Oksigen dengan BVM)

Nama Peserta : ……………………………………..


No. Absen : ……………………………………..

NILAI
No Kriteria Unjuk Kerja 0 1 2 3
1 Menjelaskan kepada pasien/keluarga tindakan yang akan
dilakukan.

Persiapan Alat:
 Oksigen tabung
 Selang End to End
2  Bag Valve Mask
 Simple Mask
 Non Rebreathing Mask
 Rebreathing
 Pulse Oxymetri
 Handscoen
3 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD):
 Penolong memakai handscoen sebelum menolong pasien
Siapkan BVM dengan ukuran masker yang sesuai dengan wajah
4 pasien

Sambungkan selang oksigen dengan BVM, dengan aliran oksigen 12


5 ltr/menit, tunggu sampai reservoir mengembang.

6 Pastikan jalan nafas pasien terbuka dan tidak ada hambatan

Penolong pertama memegang masker pada wajah pasien dengan


7 teknik C-E-Clamp (seperti sudah dijelaskan sebelumnya)

Penolong kedua melakukan ventilasi dengan mempompa kantong


8 udara dengan dua tangan.

Pada saat melakukan pemompaan perhatikan pergerakan dada,


9 untuk memastikan udara masuk ke paru-paru dan tindakan yang kita
lakukan benar.

10 Ventilasi diberikan setiap 5 atau 6 detik atau sesuai dengan


kebutuhan

11 Merapikan alat setelah digunakan

Jumlah Nilai
SKOR NILAI = ∑ Nilai x 100
33

……, ……………..2020

Penguji,

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 53
( ……………..)

Keterangan :

0 : Tidak melakukan tindakan


1 : Melakukan tetapi tidak sesuai prosedur
2 : Melakukan sesuai dengan prosedur tetapi kurang baik
3 : Melakukan sesuai dengan prosedur dengan baik dan benar

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 54
Form Penilaian Keterampilan Peserta
Kompetensi: RESUSITASI JANTUNG PARU

Nama Peserta : ……………………………………..


No. Absen : ……………………………………..

NILAI
No Kriteria Unjuk Kerja 0 1 2 3
1 Menjelaskan Prinsip 3A (Aman diri, Aman Lingkungan dan
Aman pasien)
2 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD):
 Penolong memakai handscoen sebelum menolong pasien
3 Mengkaji tingkat kesadaran pasien, dengan:
 Memanggil pasien sambil menepuk dengan lembut bahu
pasien
 Kedua pemeriksaan ini dilakukan bersamaan secara
simultan
Aktifkan SPGDT dengan cara:
 Berteriak “tolong ada orang tidak sadar” atau menelfon
4
layanan kegawatdaruratan terdekat (puskesmas, rumah
sakit, dll) serta
 Minta membawa (Automated External Defibrilator) AED
5 Periksa Nadi Karotis dan pernasaan pasien:
 Letakkan dua atau tiga jari penolong dileher pasien yang
dekat penolong
 Periksa nadi carotis pasien kurang dari 10 detik, sambil
mata penolong melihat pergerakan dada pasien.
Jika teraba nadi tetapi tidak bernafas, maka berikan bantuan
nafas 1 x setiap 5 atau 6 detik.
dengan cara :
6  Buka jalan nafas denga teknik headtilt chinlift
 Periksa mulut pasien, jika ada sumbatan bersihkan terlebih
dahulu
 Berikan bantuan nafas dengan Mouth to mouth atau Mouth
atau menggunakan BVM
Jika tidak teraba nadi carotis dan tidak bernafas, maka
dilakukan RJP, Rasio kompresi dan bantuan nafas 30 : 2
7
dengan cara :
 Letakkan tumit telapak tangan di sternum pada garis puting
susu sedikit ke bawah
 Tekan di bagian tengah sternum dengan kecepatan 100-
120 kali/ menit
 Kedalaman kompresi 5-6 cm pada dewasa dan anak-anak,
4 cm pada bayi
 Membiarkan recoil penuh
 Minimal jeda
8 Jika AED telah datang/ tersedia, pasang AED dan ikuti instruksi
dari mesin AED
9 Periksa nadi nadi carotis setiap 2 menit

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 55
Jumlah Nilai
SKOR NILAI = ∑ Nilai x 100
27

……, ……….2020
Penguji,

( ……………..)

Keterangan:
0 : Tidak melakukan tindakan
1 : Melakukan tetapi tidak sesuai prosedur
2 : Melakukan sesuai dengan prosedur tetapi kurang baik
3 : Melakukan sesuai dengan prosedur dengan baik dan benar

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 56
Form Penilaian Keterampilan Peserta
Kompetensi: PEMINDAHAN PASIEN GAWAT DARURAT

Nama Peserta : ……………………………………..


No. Absen : ……………………………………..

NILAI
No Kriteria Unjuk Kerja 0 1 2 3
1 Menjelaskan kepada pasien/keluarga tindakan yang akan
dilakukan.

Persiapan alat:
 Selimut
2  Long Spine Board
 Head Immobilizer
 Safety Belt
 Pasien model
3 Menjelaskan Prinsip 3A : Aman diri, Aman penolong, Aman
pasien
Memindah pasien dengan menggendong
4  Penolong berlutut disebelah pasien
 Pasien dibangunkan dengan posisi berdiri
 Pasien diangkat menggunakan pundak penlong
Memindah pasien dengan 2 penolong
5  Penolong berlutut disamping pasien
 Masukkan tangan penolong ke belakang punggung pasien
 Secara bersama sama angkat pasien, letakkan di lutut
pasien
 Dekap pasien dengan kuat
 Secara bersama sama penolong berdiri sambil mengangkat
pasien
 Setelah penolong berdiri tegak, mulaialan berjalan dengan
hati hati
Memindah pasien dengan 3 penolong
 Penolong berlutut disamping pasien
6  Masukkan tangan penolong ke belakang punggung pasien
 Secara bersama sama angkat pasien, letakkan di lutut
pasien
 Dekap pasien dengan kuat
 Secara bersama sama penolong berdiri sambil mengangkat
pasien
 Setelah penolong berdiri tegak, mulaialan berjalan dengan
hati hati
Memindah pasien dengan Long Spine Board (LSB)
7  Pasien diposisikan terlentang
 Letakkan LSB disisi pasien
 Minta bantuan 3 orang untuk melakukan log roll
 Sorongkan LSB ke bagian belakang pasien dan tahan
 Kembalikan pasien ke posisi terlentang
 Geser pasien ke posisi tengah LSB
 Angkat LSB dengan minta bantuan 2 atau 3 orang penolong

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 57
 Mulailah berjalan dengan perlahan dan hati hati
 Posisi pasien pada saat berjalan dengan kaki di depan
Memindahkan pasien dengan scoope stretcher
 Ukur panjang scoope stretcher susuai dengan tinggi
8 pasien
 Buka pengunci scoope stretcher, kemudian dipisah
menjadi dua bagian
 Satu bagian diletkkan di sisi kanan pasien dan satu bagian
lagi disebelah kiri pasien
 Minta bantuan orang lain untuk memiringkan pasien
 Sisipkan scoope stretcher ke bagian belakang pasien,
kemudian miringkan ke sisi sebaliknya dan sisipkan
scoope stretcher yang satu dengan cara yang sama
 Kemudian pasangkan kembali scoope stretcher, sampai
tanda pengunci terdengan ”klik”.
 Minta bantuan orang lain untuk mengangkat dan
memindahkan pasien.
 Berjalan dengan perlahan dan hati hati
 Posisi kaki pasien di depan pada saat berjalan.
9 Merapikan alat setelah digunakan

Jumlah Nilai
SKOR NILAI = ∑ Nilai x 100
27

……, ……………..2020

Penguji,

( ……………..)

Keterangan:

0 : Tidak melakukan tindakan


1 : Melakukan tetapi tidak sesuai prosedur
2 : Melakukan sesuai dengan prosedur tetapi kurang baik
3 : Melakukan sesuai dengan prosedur dengan baik dan benar

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 58
Lampiran 4.
FORMULIR SKALA NYERI DAN RUJUKAN
1. Pain Numerical Rating Scale

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak Nyeri Nyeri
Nyeri Sedang Hebat

Petugas melakukan pengkuran skala nyeri dengan cara mengajukan pertanyaan secara
verbal kepada pasien, seberapa tingkat nyeri yang dirasakan pasien dalam rentang nilai
0-10.

2. Behavioral Pain Assesment Scale


Petugas melakukan pengukuran skala nyeri dengan cara melakukan observasi perilaku
nyeri pasien dengan skor 0-10.

Wajah 0 1 2 Face
Otot wajah Otot wajah Sering ke score:
rileks tegang, selalau
mengerut, mengerutkan
wajah, dagu
mimic wajah
mengepal
kesakitan
Restlessness 0 1 2 Restlessness
Diam, Kadang-kadang Sering score:
tampilan gerakan gelisah, memperlihatkan
rileks, posisi tegang gerakan
pergerakan kegelisahan
normal

Tonus Otot 0 1 2 Muscle tone


Tonus otot Tonus Tonus kaku score:
normal meningkat,
fleksi jari dan
tumit

Vocalisasi 0 1 2 Vocalisation
Tidak ada Kadang-kadang Sering berguman, score:
suara berguman, menangis dan
abnormal menangis, atau menggerutu
menggerutu

Consolability 0 1 2 Consolability
(Kenyamanan) rileks Nyaman bila Sulit untuk merasa score:
disentuh, nyaman baik
distractible dengan sentuhan
atau perbincangan

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 59
3. SURAT RUJUKAN

SURAT RUJUKAN

Tanggal ........Jam....
Kepada Yth
Dokter .....
Di.....

Mohon bantuan perawatan dan pengobatan selanjutnya penderita :


Nama :
Alamat lengkap :
Anamnesa :
Pemeriksaan fisik :
Diagnosa klinis :
Pengobatan yang telah dilakukan :
Atas perhatiannya disampaikan terimakasih.

Dokter /PPA
Yang mengirim
rujukan

__________________
__

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 60
Lampiran 5.
JADWAL PELATIHAN
JADWAL PENYELENGGARAAN PELATIHAN
DENTAL EMERGENCY BAGI TERAPIS GIGI DAN MULUT

Hari Ke-1 , …... 2020


JPL
NO WAKTU MATERI FASILITATOR
T P
1 07.00 – 08.00 Registrasi Panitia
2 08.00 – 08.45 Pembukaan Ketua Pelaksana
3 08.45 - 09.30 Pre Test Panitia
4 09.30 - 09.45 Rehat Kopi Panitia
5 09.45 – 11.15 Building Learning Commitment (BLC) 0 2
6 11.15 - 12.00 Kebijakan Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut 1 0
7 12.00 – 13.00 ISHOMA Panitia
8 13.00 - 13.45 Kebijakan Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut 1 0
9 13.45 – 15.15 Etika Profesi Terapis Gigi dan Mulut 1 1
10 15.15 – 15.45 Rehat Kopi Panitia
11 15.45 -16.30 Anatomi dan Fisologi 1 0
12 15.45 – 16.30 Penatalaksanaan Anafilaktik Syok 1 0
13 16.30 –18.00 Praktik Skill : Penatalaksanaan Anafilaktik Syok 0 2
5 5
Hari Ke-2, ………2020
JPL
NO WAKTU MATERI FASILITATOR
T P
1 07.30 – 08.00 Refleksi MOT
2 08.00 – 08.45 Penatalaksanaan Nyeri 1 0
3 08.45 – 09.30 Penatalaksanaan Perdrahan 1 0
4 09.30 – 09.45 Rehat Kopi Panitia
5 09.45 – 10.30 Penatalaksanaan Kasus Trauma Gigi dan Mulut 1 0
Praktik Skill : Penatalaksanaan Nyeri, Perdarahan,
6 10.30 – 11.15 0 1
Trauma Gilut
Praktik Skill : Penatalaksanaan Nyeri, Perdarahan,
7 11.15 – 12.00 0 1
Trauma Gilut
8 12.00 – 13.00 ISHOMA Panitia
Praktik Skill : Penatalaksanaan Nyeri, Perdarahan,
9 13.00 – 13.45 0 1
Trauma Gilut
Praktik Skill : Penatalaksanaan Nyeri, Perdarahan,
10 13.45 – 14.30 0 1
Trauma Gilut
Praktik Skill : Penatalaksanaan Nyeri, Perdarahan,
11 14.30 – 15.15 0 1
Trauma Gilut
12 15.15 – 15.45 Rehat Kopi Panitia
Praktik Skill : Penatalaksanaan Nyeri, Perdarahan,
13 15.45 – 16.30 0 1
Trauma Gilut
3 6

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 61
Hari Ke-3, ………2020
JPL
NO WAKTU MATERI FASILITATOR
T P
1 07.30 – 08.00 Refleksi MOT
2 08.00 – 08.45 Penatalaksanaan Airway & Breathing 1 0
3 08.45 – 09.30 Bantuan Hidup Dasar 1 0
4 09.30 – 09.45 Rehat Kopi Panitia
5 09.45 – 10.30 Pemindahan Pasien Gawat Darurat 1 0
Praktik Skill : RJP, Airway & Breathing, Pemindahan
6 10.30 – 11.15 0 1
pasien
Praktik Skill : RJP, Airway & Breathing, Pemindahan
7 11.15 – 12.00 0 1
pasien
8 12.00 – 13.00 ISHOMA Panitia
Praktik Skill : RJP, Airway & Breathing, Pemindahan
9 13.00 – 13.45 0 1
pasien
Praktik Skill : RJP, Airway & Breathing, Pemindahan
10 13.45 – 14.30 0 1
pasien
Praktik Skill : RJP, Airway & Breathing, Pemindahan
11 14.30 – 15.15 0 1
pasien
12 15.15 – 15.45 Rehat Kopi Panitia
Praktik Skill : RJP, Airway & Breathing, Pemindahan
13 15.45 – 17.15 0 2
pasien
3 7
Hari Ke-4, ………2020
JPL
NO WAKTU MATERI FASILITATOR
T P
1 07.30 – 08.00 Refleksi MOT
Praktik Skill : RJP, Airway & Breathing, Pemindahan
2 08.00 – 08.45 0 1
pasien
Praktik Skill : RJP, Airway & Breathing, Pemindahan
3 08.45 – 09.30 0 1
pasien
4 09.30 – 09.45 Rehat Kopi Panitia
5 09.45 – 11.15 Anti Korupsi 2 0
6 11.15 – 12.00 Post Test Tulis 2 0
8 12.00 – 13.00 ISHOMA Panitia
9 13.00 – 14.30 Uji Keterampilan 0 0
10 14.30 – 16.00 Rencana Tindak Lanjut 0 2
11 16.00 – 16.30 Rehat Kopi Panitia
12 16.30 – 17.15 Penutupan Ketua Pelaksana 0 0
2 4

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 62
Lampiran 6.
SOAL PRE, POST TEST, LEMBAR JAWABAN
DAN KUNCI JAWABAN.

SOAL PRE TEST


DENTAL EMERGENCY BAGI TERAPIS GIGI DAN MULUT

Soal pilihan ganda. Bacalah soal dengan teliti sebelum Anda menjawab.
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat menurut Anda dengan cara melingkari huruf
jawaban di lembar jawaban yang tersedia.

1. Aspek legal terapis gigi dan mulut dalam kegawatdaruratan dental tercantum dalam:
a. Kepmenkes no 284 tahun 2006, Permenkes no 20 tahun 2016 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik terapis gigi dan mulut, Permenkes 46 Tahun 2013 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
b. Kepmenkes no 284 tahun 2007, Permenkes no 20 tahun 2016 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik terapis gigi dan mulut, Permenkes 46 Tahun 2013 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
c. Kepmenkes no 284 tahun 2006, Permenkes no 20 tahun 2014 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik terapis gigi dan mulut, Permenkes 46 Tahun 2013 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
d. Kepmenkes no 284 tahun 2006, Permenkes no 20 tahun 2014 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik terapis gigi dan mulut, Permenkes 46 Tahun 2013
tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
e. Kepmenkes no 284 tahun 2006, Permenkes no 20 tahun 2015 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik terapis gigi dan mulut, Permenkes 46 Tahun 2013
tentang Registrasi Tenaga Kesehatan

2. Apakah yang menjadi salah satu karakter pembeda antara organisasi profesi dengan
organisasi lainnya ...
a. Legal aspek
b. Kewenangan klinis
c. Kode etik
d. Tindakan klinis
e. Kewenangan tindakan

3. Pernyataan manakah dibawah ini yang merupakan kewajiban terapis gigi dan mulut?
a. Terapis Gigi dan Mulut mendukung berbagai kegiatan untuk kepentingan
oranganisasi yang utama.
b. Terapis Gigi dan Mulut mendahulukan organisasi dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat
c. Terapis Gigi dan Mulut memperlakukan teman sejawat sebagai teman biasa
d. Menerima imbalan selain daripada yang layak sesuai dengan jasanya

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 63
e. Terapis Gigi dan Mulut memprakarsai berbagai kegiatan untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan masyarakat secara komprehensif

4. Yang termasuk kedalam prinsip- prinsip dasar etika terapis gigi dan mulut, adalah
a. Autonomy, Beneficience, Non maleficience, Justice
b. Autonomy, Beneficience, malpraktek, Justice
c. Autonomy, Behavior, Beneficience, Non maleficience, Justice
d. Autonomy, Behavior, Beneficience, Non maleficience, Justice malpraktek.
e. Autonomy, Behavior, Beneficience, Non maleficience, Kolaborative.

5. Didalam tubuh manusia terdapat 2 sistem sirkulasi yang berfungsi mengalirkan darah
dan membawa oksigen ke seluruh tubuh. Sistem sirkulasi tersebut adalah:
a. Pulmonal dan sirkuler
b. Sistemik dan pulmonal
c. Sistemik dan jantung
d. Pulmonal dan ginjal
e. Ginjal dan jantung

6. Pembuluh darah yang mensuplai makanan dan oksigen ke otot jantung adalah:
a. Arteri Pulmonalis
b. Arteri Ascendens
c. Arteri Coronaria
d. Arcus Aorta
e. Right Coronary Arteri

7. Jantung manusia terletak di:


a. Rongga dada sebelah atas paru – paru
b. Rongga dada sebelah kanan
c. Rongga dada sebelah kiri paru – paru
d. Rongga dada diantara paru – paru
e. Rongga dada menempel dengan diafragma

8. Jantung selalu berdenyut untuk memompakan darah keseluruh tubuh. Denyut jantung
terjadi karena adanya listrik jantung utama yang berasal dari:
a. SA Node
b. AV Node
c. Serabut purknje
d. Pericardium
e. Pace Maker

9. Fungsi utama dari jantung adalah:


a. Membersihkan darah kotor
b. Sebagai alat pernafasan
c. Menerima darah dari paru-paru
d. Memompakan darah ke seluruh tubuh
e. Memompakan darah ke paru paru

10. Persilangan antara jalan mulut – kerongkongan (Oesopagus) dengan hidung –


tenggorokan dijumpai pada:
a. Nasopharinx
b. Oropharinx
c. Laringopharinx
d. Trachea

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 64
e. Karina

11. Rongga dada dibentuk oleh tulang-tulang ….


a. Tulang rusuk, tulang dada, dan tulang belakang
b. Rusuk, selangka, tulang belakang
c. Tulang belakang, gelang bahu, dan tulang panggul
d. Tulang lengan, belikat, selangka, dada
e. Tulang dada, tulang hasta dan tulang cervical

12. Fungsi utama dari Automated External Defibrilator (AED) adalah:


a. Merangsang jantung untuk berdenyut kembali
b. Menghentikan irama jantung yang tidak beraturan
c. Mempercepat denyut jantung
d. Memperlambat denyut jantung
e. Menormalkan denyut jantung

13. Automated External Defibrilator (AED) adalah sebuah alat yang dapat menghasilkan kejut
listrik. AED digunakan untuk menolong pasien yang mengalami?
a. Perdarahan
b. Henti Nafas
c. Tidak Sadar
d. Serangan jantung
e. Henti jantung

14. Pada saat Anda melakukan resusitasi jantung paru pada seorang pasien dewasa usia 40
tahun. Bantuan yang membawa AED tiba, kemudian petugas memasang pad/paddle pada
bagian tubuh pasien, lokasi pemasangan pad/paddle yang betul adalah:
a. Di dada kanan atas dan dada kiri atas
b. Di dada kanan bawah dan dada kiri atas
c. Di dada kanan atas dan dada kiri bawah.
d. Di dada kanan bawah dan dada kiri bawah.
e. Di dada kiri atas

15. Pada saat anda melihat sesorang yang tiba tiba jatuh tergeletak, kemudian anda
melakukan pemeriksaan apakah pasien tersebut bernafas atau tidak, maka pemeriksaan
yang anda lakukan adalah dengan cara:
a. Menggerak – gerakkan pasien.
b. Melihat pegerakan dada dan mendengarkan suara nafas pasien.
c. Memanggil – manggil pasien.
d. Merespon pasien dengan mencubit
e. Meraba nadi brachialis

16. Urutan prioritas penanganan yang harus dikerjakan dalam menolong pasien Gawat
Darurat adalah:
a. Keselamatan penolong, lokasi yang aman, keselamatan pasien
b. Lokasi yang aman, keselamatan penolong, keselamatan pasien
c. Lokasi yang aman, keselamatan pasien, keselamatan penolong
d. Keselamatan penolong, keselamatan pasien, lokasi yang aman
e. Keselamatan pasien, keselamatan penolong, lokasi yang aman

17. Dalam menolong pasien Gawat Darurat kita perlu melakukan penilaian awal terlebih
dahulu. Yang harus Anda kerjakan dalam penilaian awal adalah:
a. Mengamankan barang – barang pasien
b. Menghubungi fasilitas kesehtan
c. Memeriksa airway, breathing dan circulation

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 65
d. Memeriksa ada tidaknya patah tulang
e. Mengukur tekanan darah

18. Pemeriksaan yang dapat Anda lakukan untuk mengetahui pasien yang tidak sadar
mengalami henti jantung atau tidak dengan cara:
a. Menggerak – gerakkan pasien
b. Memanggil – manggil pasien
c. Melihat pergerakan dada pasien
d. Merespon pasien dengan mencubit
e. Meraba nadi carotis
19. Pada saat anda makan tiba – tiba orang disebelah anda tersedak, masih bisa berteriak,
maka tindakan yang Anda lakukan adalah:
a. Pasien disuruh batuk, kemudia bersihkan sumbatan yang kelihatan
b. Pasien disuruh tiduran sambil miring
c. Melakukan abdominal thrust
d. Pasien disuruh menelan benda yang menyumbat tersebut
e. Menghubungi layanan gawat darurat

20. Setiap pasien yang tidak sadar biasanya mengalami sumbatan jalan nafas yang
disebabkan oleh:
a. Sisa makanan yang baru dimakan oleh pasien
b. Gigi yang lepas
c. Paru – paru yang kekurangan oksigen
d. Sisa makanan
e. Pangkal lidah

21. Pasien yang tersedak, dimana pasien tidak bisa berteriak dan sulit bernafas, maka
tindakan pertama yang Anda lakukan adalah:
a. Pasien ditidurkan miring
b. Berikan backblow sebanyak 5 kali
c. Panggil bantuan medis
d. Segera bawa ke rumah sakit
e. Pasien disuruh batuk

22. Setelah Anda memeriksa pasien, ternyata pasien tidak bernafas, maka tindakan Anda
selanjutnya adalah:
a. Memindahkan pasien ke tempat aman
b. Membawa pasien ke rumah sakit
c. Aktifkan SPGDT
d. Pasien ditidurkan dengan posisi miring
e. Melakukan Resusitasi Jantung Paru

23. Dibawah ini yang termasuk tanda – tanda pernafasan yang adekuat pada oramg dewasa
adalah:
a. Frekuensi nafas 15 – 30 kali/menit, sesak nafas (-), sianosis pada bibir atau ujung kuku
(-), bernafas menggunakan otot diafragma (+)
b. Frekuensi nafas 15 – 30 kali/menit, sesak nafas (+), sianosis pada bibir atau ujung
kuku (-), bernafas menggunakan otot diafragma (+)
c. Frekuensi nafas 15 – 30 kali/menit, sesak nafas (-), sianosis pada bibir atau ujung kuku
(+), bernafas menggunakan otot diafragma (+)
d. Frekuensi nafas 12 – 20 kali/menit, sesak nafas (-), sianosis pada bibir atau ujung kuku
(-), bernafas menggunakan otot dada (+)
e. Frekuensi nafas 12 – 20 kali/menit pada orang dewasa, sesak nafas (-), sianosis pada
bibir atau ujung kuku (-), bernafas menggunakan otot diafragma (+)

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 66
24. Pada pasien yang tidak bernafas dan henti jantung harus segera di lakukan Resusitasi
Jantung Paru (RJP), rasio RJP pada orang dewasa yang dianjurkan, adalah :
a. 30 : 2
b. 15 : 2
c. 30 : 4
d. 15 : 4
e. 15 : 1

25. Pada saat anda melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) setelah siklus ke 4, ternyata
pasien mulai bernafas spontan dan jantungnya berdenyut kembali. Setelah anda lakukan
pemeriksaan pernafasan pasien adekuat, kemudian pasien tersebut lakukan recovery
position. Apakah tujuan anda melakukan recovery position?
a. Menjaga pernafasan tetap normal
b. Menjaga agar tidak henti jantung
c. Menjaga agar pasien aman
d. Menjaga jalan nafas tetap terbuka
e. Menjaga denyut jantung tetap stabil

26. Pada saat melakukan perawatan gigi pada pasien ditempat anda praktek, Anda
memberikan obat melalui suntikan. Beberapa saat kemudian pasien mengeluh sesak dan
pernafasan terdengar suara stridor. Maka tindakan pertama yang Anda lakukan adalah:
a. Merujuk pasien ke Rumah sakit
b. Menghubungi Rumah Sakit
c. Memasang infus
d. Melakukan Resutitasi Jantung Paru
e. Mempertahankan jalan nafas tetap terbuka

27. Zat yang dapat menjadi penyebab terjadinya reaksi alergi dalam tubuh manusia disebut:
a. Alergi
b. Alergen
c. Anafilaktik
d. Antidotum
e. Protein

28. Seorang pasien perempuan datang ke tempat Anda praktik, setelah dilakukan
pemeriksaan, Anda memberikan obat kepada pasien. Beberapa saat kemudian pasien
mengalami sesak nafas dan nampak pembengkakan pada bibir dan lidah, denyut jantung
lemah dan lambat 50x/ menit, kulit dingin serta pucat. Kemungkinan pasien mengalami?
a. Syok kardiogenik
b. Syok neurogenik
c. Syok anafilatik
d. Syok septik
e. Syok obstruktif

29. Setelah Anda memberikan obat kepada pasien dewasa usia 35 tahun, ternyata pasien
alergi terhadap obat tersebut dan menyebabkan syok anafilaktik. Kemudian Anda
melakukan pertolongan pertama dan memberikan injeksi adrenalin, dosis yang Anda
berikan adalah:
a. 100 mcg IM (0,5 mL)
b. 300 mcg IM (0,5 mL)
c. 400 mcg IM (0,5 mL)
d. 500 mcg IM (0,5 mL)
e. 600 mcg IM (0,5 mL)

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 67
30. Sebutkan hasil pemeriksaan objektif yang diperoleh jika pasien diduga mengalami nyeri
akibat gangguan integritas jaringan lunak - radang gusi atau periodontitis ...
a. Ada perdarahan, nekrosis dan penonjolan gingiva interdental, hilangnya perlekatan
ligamen periodontal dan kerusakan tulang alveolar, demam, malaise.
b. Ada kepekaan lokal terhadap rangsangan dingin, manis, asam, ada kepekaan saat
aktivitas menyikat gigi, tersentuh kuku jari atau instrumen logam.
c. Adanya gangguan oklusi yang disebabkan restoratif pada intervensi sebelumnya atau
adanya trauma, farktur enamel atau gigi geligi, ketahui adanya sensitif udara atau
rangasangan dingin.
d. Adanya nyeri lokal yang progresif, ada mobilitas gigi, adanya pembentukan kantong
pus, Jaringan gingival menjadi merah, bengkak dan nyeri.
e. Adanya gangguan oklusi, pembengkakan pada gingiva

31. Prinsip umum asuhan kegawatdaruratan pada nyeri odontogenik merupakan suatu
keadaan nyeri yang berasal dari ...
a. Rongga mulut
b. Rongga kepala
c. Gingiva
d. Gigi geligi
e. Rongga telinga

32. Pemeriksaan tanda-tanda vital pada asuhan kegawatdaruratan diketahui adanya


penurunan denyut jantung dan pernapasan seiring dengan meningkatnya tekanan darah
(triad Cushing), pada kondisi kegawatdaruratan apakah kondisi tersebut dapat ditemukan
...
a. Kegawatdaruratan odontogenik
b. Perdarahan
c. Kegawatdaruratan orofasial
d. Kegawatdaruratan pada luka jaringan lunak wajah
e. Pembengkan jaringan lunak mandibula

33. Contoh luka dengan potensi patah tulang adalah ...


a. Luka pada daerah simfetarium midline pada mandibula yang menyebabkan fraktur
subkondilateral bilateral
b. Luka pada badan lateral yang menyebabkan fraktur subcondylar kontralateral
c. Luka pasca pencabutan yang menyebabkan nekrosis jaringan tertunda
d. Luka tusukan yang menyebabkan luka dalam yang tidak mudah divisualisasikan di
permukaan.
e. Luka pada daerah maksilaris

34. Asuhan kegawatdaruratan dengan melakukan intervensi Irigasi ringan untuk


menghilangkan kotoran, pemberian Eugenol pada kasa strip 1 "× 1/4" atau Alvogyl®, serta
melakukan kolaborasi medik untuk penanganan lebih lanjut, disebut:
a. Perdarahan
b. Nyeri gigi
c. Fraktur submandibular
d. Scaling gigi
e. Dry soket

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 68
35. Manakah salah satu intervensi asuhan kegawatdaruratan yang bertujuan untuk
mengurangi dan stabilitas fraktur guna mencegah pembukaan mandibula ...
a. Melakukan fiksasi menggunakan kawat dengan teknik Risdon atau ivy loops
b. Melakukan perban dengan teknik Perban Barton
c. Melakukan pemeriksaan lanjutan radiografi
d. Melakukan penekanan area perdarahan menggunakan kasa
e. Melakukan balut tekan

36. Sebutkan trauma maksilofasial yang diklasifikasikan berdasarkan lokasi anatomi ...
a. Fraktur frontal, fraktur orbital, fraktur nasal, fraktur zygomatic
b. Fraktur frontal, fraktur ramus, fraktur nasal, fraktur zygomatic
c. Fraktur frontal, fraktur orbital, fraktur nasal, fraktur angulus
d. Fraktur mandibular, fraktur orbital, fraktur nasal, fraktur zygomatic
e. Fraktur mandibular, farktur temporal, fraktur frontal

37. Melakukan kegiatan untuk mengetahui gigi geligi yang mengalami trauma, adanya
mobilitas, arah dan besarnya perpindahan posisi gigi, adanya patah tulang mahkota,
perdarahan fraktur dan trauma dentoalveolar, dan mobiliti, dilakukan pada tahap apakah
kegiatan tersebut ...
a. Evaluasi
b. Perencanaan
c. Intervensi
d. Pengkajian
e. Implematasi

38. Berikut ini merupakan prinsip – prinsip yang harus diperhatikan dalam proses mengangkat
pasien, yaitu:
a. Berjongkok, jangan membungkuk saat mengangkat, punggung harus selalu dijaga
lurus, tangan menghadap ke depan.
b. Mengangkat cukup dengan membungkuk, gunakan kekuatan pinggang.
c. Pada saat mengangkat jangan terlalu dekat dengan pasien.
d. Angkat dengan cepat agar pasien cepat ditolong.
e. Mengkat pasien harus oleh 3 orang penolong.

39. Pada saat anda mengangkat dan memindahkan pasien, ada beberapa hal yang harus
anda perhatikan pada saat mengangkat dan memindahkan pasien, yaitu:
a. Pada saat mengangkat pasien posisi membungkuk
b. Jarak anda dengan pasien harus lebih dari 50 cm
c. Menggunakan kekuatan pergelangan tangan
d. Menggunakan kekuatan pinggang pada saat mengangkat pasien
e. Menggunakan paha anda sebagai tumpuan untuk mengangkat, bukan menggunakan
punggung.

40. Seorang pasien perempuan usia 40 tahun yang sedang melakukan terapis gigi ditempat
Anda praktik tiba-tiba pingsan dan tidak sadarkan diri dan terdengar suara snoring. Anda
bermaksud memindahkan pasien tersebut ke tempat tidur. Cara mengangkat yang aman
untuk Anda dan pasien adalah:
a. Dengan 2 orang penolong, 1 orang mengangkat kaki dan 1 penolong lagi mengangkat
kepala pasien.

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 69
b. Dengan 3 orang penolong, 1 orang mengangkat kaki, 1 orang mengangkat panggul
dan 1 lagi mengangkat badan dan kepala pasien
c. Dengan 3 orang penolong, 1 orang mengangkat kaki, 1 orang mengangkat paha dan
1 lagi mengangkat badan dan kepala pasien
d. Dengan 3 orang penlong, 1 orang mengangkat kaki, 1 orang mengangkat punggung
dan 1 lagi mengangkat leher pasien
e. Dengan 2 orang penolong, 1 orang mengangkat kepala dan leher, 1 orang
mengangkat kaki pasien.

--------------- Selamat Mengerjakan -------------


SOAL POST TEST
DENTAL EMERGENCY BAGI TERAPIS GIGI DAN MULUT

Soal pilihan ganda. Bacalah soal dengan teliti sebelum Anda menjawab.
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat menurut Anda dengan cara melingkari huruf
jawaban di lembar jawaban yang tersedia.

1. Apakah yang menjadi salah satu karakter pembeda antara organisasi profesi dengan
organisasi lainnya ...
a. Legal aspek
b. Kode etik
c. Kewenangan klinis
d. Tindakan klinis
e. Kewenangan tindakan

2. Aspek legal terapis gigi dan mulut dalam kegawatdaruratan dental tercantum dalam:
a. Kepmenkes no 284 tahun 2006, Permenkes no 20 tahun 2016 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik terapis gigi dan mulut, Permenkes 46 Tahun 2013 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
b. Kepmenkes no 284 tahun 2007, Permenkes no 20 tahun 2016 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik terapis gigi dan mulut, Permenkes 46 Tahun 2013 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
c. Kepmenkes no 284 tahun 2006, Permenkes no 20 tahun 2014 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik terapis gigi dan mulut, Permenkes 46 Tahun 2013 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
d. Kepmenkes no 284 tahun 2006, Permenkes no 20 tahun 2014 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik terapis gigi dan mulut, Permenkes 46 Tahun 2013
tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
e. Kepmenkes no 284 tahun 2006, Permenkes no 20 tahun 2015 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik terapis gigi dan mulut, Permenkes 46 Tahun 2013
tentang Registrasi Tenaga Kesehatan

3. Pernyataan manakah dibawah ini yang merupakan kewajiban terapis gigi dan mulut?
a. Terapis Gigi dan Mulut mendukung berbagai kegiatan untuk kepentingan
oranganisasi yang utama.
b. Terapis Gigi dan Mulut mendahulukan organisasi dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 70
c. Terapis Gigi dan Mulut memprakarsai berbagai kegiatan untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan masyarakat secara komprehensif
d. Terapis Gigi dan Mulut memperlakukan teman sejawat sebagai teman biasa
e. Menerima imbalan selain daripada yang layak sesuai dengan jasanya

4. Yang termasuk kedalam prinsip- prinsip dasar etika terapis gigi dan mulut, adalah
a. Autonomy, Beneficience, malpraktek, Justice
b. Autonomy, Behavior, Beneficience, Non maleficience, Justice
c. Autonomy, Behavior, Beneficience, Non maleficience, Justice malpraktek.
d. Autonomy, Beneficience, Non maleficience, Justice
e. Autonomy, Behavior, Beneficience, Non maleficience, Kolaborative.

5. Jantung manusia terletak di:


a. Rongga dada sebelah atas paru – paru
b. Rongga dada sebelah kanan
c. Rongga dada sebelah kiri paru – paru
d. Rongga dada menempel dengan diafragma
e. Rongga dada diantara paru – paru

6. Didalam tubuh manusia terdapat 2 sistem sirkulasi yang berfungsi mengalirkan darah
dan membawa oksigen ke seluruh tubuh. Sistem sirkulasi tersebut adalah:
a. Pulmonal dan sirkuler
b. Sistemik dan pulmonal
c. Sistemik dan jantung
d. Pulmonal dan ginjal
e. Ginjal dan jantung

7. Pembuluh darah yang mensuplai makanan dan oksigen ke otot jantung adalah:
a. Arteri Pulmonalis
b. Arteri Ascendens
c. Arteri Coronaria
d. Arcus Aorta
e. Right Coronary Arteri

8. Fungsi utama dari jantung adalah:


a. Membersihkan darah kotor
b. Sebagai alat pernafasan
c. Menerima darah dari paru-paru
d. Memompakan darah ke seluruh tubuh
e. Memompakan darah ke paru paru

9. Jantung selalu berdenyut untuk memompakan darah keseluruh tubuh. Denyut jantung
terjadi karena adanya listrik jantung utama yang berasal dari:
a. SA Node
b. AV Node
c. Serabut purknje
d. Pericardium
e. Pace Maker

10. Persilangan antara jalan mulut – kerongkongan (Oesopagus) dengan hidung –


tenggorokan dijumpai pada:
a. Nasopharinx
b. Oropharinx

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 71
c. Trachea
d. Karina
e. Laringopharinx

11. Rongga dada dibentuk oleh tulang-tulang ….


a. Rusuk, selangka, tulang belakang
b. Tulang rusuk, tulang dada, dan tulang belakang
c. Tulang belakang, gelang bahu, dan tulang panggul
d. Tulang lengan, belikat, selangka, dada
e. Tulang dada, tulang hasta dan tulang cervical

12. Automated External Defibrilator (AED) adalah sebuah alat yang dapat menghasilkan kejut
listrik. AED digunakan untuk menolong pasien yang mengalami?
a. Perdarahan
b. Henti Nafas
c. Tidak Sadar
d. Serangan jantung
e. Henti jantung

13. Fungsi utama dari Automated External Defibrilator (AED) adalah:


a. Menghentikan irama jantung yang tidak beraturan
b. Merangsang jantung untuk berdenyut kembali
c. Mempercepat denyut jantung
d. Memperlambat denyut jantung
e. Menormalkan denyut jantung

14. Pada saat anda melihat sesorang yang tiba tiba jatuh tergeletak, kemudian anda
melakukan pemeriksaan apakah pasien tersebut bernafas atau tidak, maka pemeriksaan
yang anda lakukan adalah dengan cara:
a. Menggerak – gerakkan pasien.
b. Memanggil – manggil pasien.
c. Melihat pegerakan dada dan mendengarkan suara nafas pasien.
d. Merespon pasien dengan mencubit
e. Meraba nadi brachialis

15. Pada saat Anda melakukan resusitasi jantung paru pada seorang pasien dewasa usia 40
tahun. Bantuan yang membawa AED tiba, kemudian petugas memasang pad/paddle pada
bagian tubuh pasien, lokasi pemasangan pad/paddle yang betul adalah:
a. Di dada kanan atas dan dada kiri atas
b. Di dada kanan bawah dan dada kiri atas
c. Di dada kanan bawah dan dada kiri bawah.
d. Di dada kiri atas
e. Di dada kanan atas dan dada kiri bawah.

16. Dalam menolong pasien Gawat Darurat kita perlu melakukan penilaian awal terlebih
dahulu. Yang harus Anda kerjakan dalam penilaian awal adalah:
a. Mengamankan barang – barang pasien
b. Menghubungi fasilitas kesehtan
c. Memeriksa airway, breathing dan circulation
d. Memeriksa ada tidaknya patah tulang
e. Mengukur tekanan darah

17. Pemeriksaan yang dapat Anda lakukan untuk mengetahui pasien yang tidak sadar
mengalami henti jantung atau tidak dengan cara:
a. Menggerak – gerakkan pasien

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 72
b. Memanggil – manggil pasien
c. Melihat pergerakan dada pasien
d. Merespon pasien dengan mencubit
e. Meraba nadi carotis

18. Urutan prioritas penanganan yang harus dikerjakan dalam menolong pasien Gawat
Darurat adalah:
a. Keselamatan penolong, lokasi yang aman, keselamatan pasien
b. Lokasi yang aman, keselamatan penolong, keselamatan pasien
c. Lokasi yang aman, keselamatan pasien, keselamatan penolong
d. Keselamatan penolong, keselamatan pasien, lokasi yang aman
e. Keselamatan pasien, keselamatan penolong, lokasi yang aman

19. Pada saat anda makan tiba – tiba orang disebelah anda tersedak, masih bisa berteriak,
maka tindakan yang Anda lakukan adala :
a. Pasien disuruh tiduran sambil miring
b. Pasien disuruh batuk, kemudia bersihkan sumbatan yang kelihatan
c. Melakukan abdominal thrust
d. Pasien disuruh menelan benda yang menyumbat tersebut
e. Menghubungi layanan gawat darurat

20. Setiap pasien yang tidak sadar biasanya mengalami sumbatan jalan nafas yang
disebabkan oleh:
a. Sisa makanan yang baru dimakan oleh pasien
b. Gigi yang lepas
c. Paru – paru yang kekurangan oksigen
d. Pangkal lidah
e. Sisa makanan

21. Dibawah ini yang termasuk tanda – tanda pernafasan yang adekuat pada oramg dewasa
adalah:
a. Frekuensi nafas 15 – 30 kali/menit, sesak nafas (-), sianosis pada bibir atau ujung kuku
(-), bernafas menggunakan otot diafragma (+)
b. Frekuensi nafas 15 – 30 kali/menit, sesak nafas (+), sianosis pada bibir atau ujung
kuku (-), bernafas menggunakan otot diafragma (+)
c. Frekuensi nafas 15 – 30 kali/menit, sesak nafas (-), sianosis pada bibir atau ujung kuku
(+), bernafas menggunakan otot diafragma (+)
d. Frekuensi nafas 12 – 20 kali/menit, sesak nafas (-), sianosis pada bibir atau ujung kuku
(-), bernafas menggunakan otot dada (+)
e. Frekuensi nafas 12 – 20 kali/menit pada orang dewasa, sesak nafas (-), sianosis pada
bibir atau ujung kuku (-), bernafas menggunakan otot diafragma (+)

22. Tanda – tanda pernafasan yang adekuat adalah:


a. Frekuensi nafas 12 – 20 kali/menit pada orang dewasa
b. Tidak ada sesak nafas
c. Tidak ada kebiruan di bibir dan ujung kuku
d. Bernafas menggunakan otot diafragma
e. Semua jawaban benar

23. Pasien yang tersedak, dimana pasien tidak bisa berteriak dan sulit bernafas, maka
tindakan pertama yang Anda lakukan adalah:
a. Pasien ditidurkan miring
b. Berikan backblow sebanyak 5 kali
c. Panggil bantuan medis
d. Segera bawa ke rumah sakit

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 73
e. Pasien disuruh batuk

24. Setelah Anda memeriksa pasien, ternyata pasien tidak bernafas, maka tindakan Anda
selanjutnya adalah:
a. Memindahkan pasien ke tempat aman
b. Membawa pasien ke rumah sakit
c. Aktifkan SPGDT
d. Pasien ditidurkan dengan posisi miring
e. Melakukan Resusitasi Jantung Paru

25. Pada saat anda melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) setelah siklus ke 4, ternyata
pasien mulai bernafas sepontan dan jantungnya berdenyut kembali. Setelah anda lakukan
pemeriksaan pernafasan pasien adekuat, kemudian pasien tersebut lakukan recovery
position. Apakah tujuan anda melakukan recovery position?
a. Menjaga jalan nafas tetap terbuka
b. Menjaga pernafasan tetap normal
c. Menjaga agar tidak henti jantung
d. Menjaga agar pasien aman
e. Menjaga denyut jantung tetap stabil

26. Pada pasien yang tidak bernafas dan henti jantung harus segera di lakukan Resusitasi
Jantung Paru (RJP), rasio RJP pada orang dewasa yang dianjurkan, adalah :
a. 30 : 2
b. 15 : 2
c. 30 : 4
d. 15 : 4
e. 15 : 1

26. Pada saat melakukan perawatan gigi pada pasien ditempat anda praktek, Anda
memberikan obat melalui suntikan. Beberapa saat kemudian pasien mengeluh sesak dan
pernafasan terdengar suara stridor. Maka tindakan pertama yang Anda lakukan adalah:
a. Merujuk pasien ke Rumah sakit
b. Menghubungi Rumah Sakit
c. Memasang infus
d. Melakukan Resutitasi Jantung Paru
e. Mempertahankan jalan nafas tetap terbuka

27. Seorang pasien perempuan datang ke tempat Anda praktik, setelah dilakukan
pemeriksaan, Anda memberikan obat kepada pasien. Beberapa saat kemudian pasien
mengalami sesak nafas dan nampak pembengkakan pada bibir dan lidah, denyut jantung
lemah dan lambat 50x/ menit, kulit dingin serta pucat. Kemungkinan pasien mengalami?
a. Syok kardiogenik
b. Syok neurogenik
c. Syok septik
d. Syok anafilatik
e. Syok obstruktif

28. Zat yang dapat menjadi penyebab terjadinya reaksi alergi dalam tubuh manusia disebut:
a. Alergi
b. Alergen
c. Anafilaktik
d. Antidotum
e. Protein

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 74
29. Setelah Anda memberikan obat kepada pasien dewasa usia 35 tahun, ternyata pasien
alergi terhadap obat tersebut dan menyebabkan syok anafilaktik. Kemudian Anda
melakukan pertolongan pertama dan memberikan injeksi adrenalin, dosis yang Anda
berikan adalah:
a. 100 mcg IM (0,5 mL)
b. 300 mcg IM (0,5 mL)
c. 400 mcg IM (0,5 mL)
d. 500 mcg IM (0,5 mL)
e. 600 mcg IM (0,5 mL)

30. Sebutkan hasil pemeriksaan objektif yang diperoleh jika pasien diduga mengalami nyeri
akibat gangguan integritas jaringan lunak - radang gusi atau periodontitis ...
a. Ada kepekaan lokal terhadap rangsangan dingin, manis, asam, ada kepekaan saat
aktivitas menyikat gigi, tersentuh kuku jari atau instrumen logam.
b. Adanya gangguan oklusi yang disebabkan restoratif pada intervensi sebelumnya atau
adanya trauma, farktur enamel atau gigi geligi, ketahui adanya sensitif udara atau
rangasangan dingin.
c. Ada perdarahan, nekrosis dan penonjolan gingiva interdental, hilangnya perlekatan
ligamen periodontal dan kerusakan tulang alveolar, demam, malaise.
d. Adanya nyeri lokal yang progresif, ada mobilitas gigi, adanya pembentukan kantong
pus, Jaringan gingival menjadi merah, bengkak dan nyeri.
e. Adanya gangguan oklusi, pembengkakan pada gingiva

31. Pemeriksaan tanda-tanda vital pada asuhan kegawatdaruratan diketahui adanya


penurunan denyut jantung dan pernapasan seiring dengan meningkatnya tekanan darah
(triad Cushing), pada kondisi kegawatdaruratan apakah kondisi tersebut dapat ditemukan
...
a. Kegawatdaruratan odontogenik
b. Perdarahan
c. Kegawatdaruratan pada luka jaringan lunak wajah
d. Pembengkan jaringan lunak mandibula
e. Kegawatdaruratan orofasial

32. Prinsip umum asuhan kegawatdaruratan pada nyeri odontogenik merupakan suatu
keadaan nyeri yang berasal dari ...
a. Rongga mulut
b. Rongga kepala
c. Gingiva
d. Gigi geligi
e. Rongga telinga

33. Asuhan kegawatdaruratan dengan melakukan intervensi Irigasi ringan untuk


menghilangkan kotoran, pemberian Eugenol pada kasa strip 1 "× 1/4" atau Alvogyl®, serta
melakukan kolaborasi medik untuk penanganan lebih lanjut, disebut:
a. Dry soket
b. Perdarahan
c. Nyeri gigi
d. Fraktur submandibular
e. Scaling gigi

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 75
34. Contoh luka dengan potensi patah tulang adalah ...
a. Luka pada daerah simfetarium midline pada mandibula yang menyebabkan fraktur
subkondilateral bilateral
b. Luka pada badan lateral yang menyebabkan fraktur subcondylar kontralateral
c. Luka pasca pencabutan yang menyebabkan nekrosis jaringan tertunda
d. Luka tusukan yang menyebabkan luka dalam yang tidak mudah divisualisasikan di
permukaan.
e. Luka pada daerah maksilaris

35. Manakah salah satu intervensi asuhan kegawatdaruratan yang bertujuan untuk
mengurangi dan stabilitas fraktur guna mencegah pembukaan mandibula ...
a. Melakukan fiksasi menggunakan kawat dengan teknik Risdon atau ivy loops
b. Melakukan perban dengan teknik Perban Barton
c. Melakukan pemeriksaan lanjutan radiografi
d. Melakukan penekanan area perdarahan menggunakan kasa
e. Melakukan balut tekan

36. Melakukan kegiatan untuk mengetahui gigi geligi yang mengalami trauma, adanya
mobilitas, arah dan besarnya perpindahan posisi gigi, adanya patah tulang mahkota,
perdarahan fraktur dan trauma dentoalveolar, dan mobiliti, dilakukan pada tahap apakah
kegiatan tersebut ...
a. Evaluasi
b. Perencanaan
c. Intervensi
d. Pengkajian
e. Implematasi

37. Sebutkan trauma maksilofasial yang diklasifikasikan berdasarkan lokasi anatomi ...
a. Fraktur frontal, fraktur ramus, fraktur nasal, fraktur zygomatic
b. Fraktur frontal, fraktur orbital, fraktur nasal, fraktur angulus
c. Fraktur frontal, fraktur orbital, fraktur nasal, fraktur zygomatic
d. Fraktur mandibular, fraktur orbital, fraktur nasal, fraktur zygomatic
e. Fraktur mandibular, farktur temporal, fraktur frontal

38. Berikut ini merupakan prinsip – prinsip yang harus diperhatikan dalam proses mengangkat
pasien, yaitu:
a. Berjongkok, jangan membungkuk saat mengangkat, punggung harus selalu dijaga
lurus, tangan menghadap ke depan.
b. Mengangkat cukup dengan membungkuk, gunakan kekuatan pinggang.
c. Pada saat mengangkat jangan terlalu dekat dengan pasien.
d. Angkat dengan cepat agar pasien cepat ditolong.
e. Mengkat pasien harus oleh 3 orang penolong.

39. Seorang pasien perempuan usia 40 tahun yang sedang melakukan terapis gigi ditempat
Anda praktik tiba-tiba pingsan dan tidak sadarkan diri dan terdengar suara snoring. Anda
bermaksud memindahkan pasien tersebut ke tempat tidur. Cara mengangkat yang aman
untuk Anda dan pasien adalah:

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 76
a. Dengan 2 orang penolong, 1 orang mengangkat kaki dan 1 penolong lagi mengangkat
kepala pasien.
b. Dengan 3 orang penolong, 1 orang mengangkat kaki, 1 orang mengangkat panggul
dan 1 lagi mengangkat badan dan kepala pasien
c. Dengan 3 orang penolong, 1 orang mengangkat kaki, 1 orang mengangkat paha dan
1 lagi mengangkat badan dan kepala pasien
d. Dengan 3 orang penlong, 1 orang mengangkat kaki, 1 orang mengangkat punggung
dan 1 lagi mengangkat leher pasien
e. Dengan 2 orang penolong, 1 orang mengangkat kepala dan leher, 1 orang
mengangkat kaki pasien.

40. Pada saat anda mengangkat dan memindahkan pasien, ada beberapa hal yang harus
anda perhatikan pada saat mengangkat dan memindahkan pasien, yaitu:
a. Pada saat mengangkat pasien posisi membungkuk
b. Jarak anda dengan pasien harus lebih dari 50 cm
c. Menggunakan kekuatan pergelangan tangan
d. Menggunakan kekuatan pinggang pada saat mengangkat pasien
e. Menggunakan paha anda sebagai tumpuan untuk mengangkat, bukan menggunakan
punggung.

--------------- Selamat Mengerjakan -------------

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 77
LEMBAR JAWABAN PRE TEST
DENTAL EMERGENCY BAGI TERAPIS GIGI DAN MULUT

1. A B C D E 21. A B C D E

2. A B C D E 22. A B C D E

3. A B C D E 23. A B C D E

4. A B C D E 24. A B C D E

5. A B C D E 25. A B C D E

6. A B C D E 26. A B C D E

7. A B C D E 27. A B C D E

8. A B C D E 28. A B C D E

9. A B C D E 29. A B C D E

10. A B C D E 30. A B C D E

11. A B C D E 31. A B C D E

12. A B C D E 32. A B C D E

13. A B C D E 33. A B C D E

14. A B C D E 34. A B C D E

15. A B C D E 35. A B C D E

16. A B C D E 36. A B C D E

17. A B C D E 37. A B C D E

18. A B C D E 38. A B C D E

19. A B C D E 39. A B C D E

20. A B C D E 40. A B C D E

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 78
LEMBAR JAWABAN POST TEST
DENTAL EMERGENCY BAGI TERAPIS GIGI DAN MULUT

1. A B C D E 21. A B C D E

2. A B C D E 22. A B C D E

3. A B C D E 23. A B C D E

4. A B C D E 24. A B C D E

5. A B C D E 25. A B C D E

6. A B C D E 26. A B C D E

7. A B C D E 27. A B C D E

8. A B C D E 28. A B C D E

9. A B C D E 29. A B C D E

10. A B C D E 30. A B C D E

11. A B C D E 31. A B C D E

12. A B C D E 32. A B C D E

13. A B C D E 33. A B C D E

14. A B C D E 34. A B C D E

15. A B C D E 35. A B C D E

16. A B C D E 36. A B C D E

17. A B C D E 37. A B C D E

18. A B C D E 38. A B C D E

19. A B C D E 39. A B C D E

20. A B C D E 40. A B C D E

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 79
KUNCI JAWABAN PRE TEST
DENTAL EMERGENCY BAGI TERAPIS GIGI DAN MULUT

1. A B C D E 21. A B C D E

2. A B C D E 22. A B C D E

3. A B C D E 23. A B C D

4. A B C D E 24. A B C D E

5. A B C D E 25. A B C D E

6. A B C D E 26. A B C D E

7. A B C D E 27. A B C D E

8. A B C D E 28. A B C D E

9. A B C D E 29. A B C D E

10. A B C D E 30. A B C D E

11. A B C D E 31. A B C D E

12. A B C D E 32. A B C D E

13. A B C D E 33. A B C D E

14. A B C D E 34. A B C D E

15. A B C D E 35. A B C D E

16. A B C D E 36. A B C D E

17. A B C D E 37. A B C D E

18. A B C D E 38. A B C D E

19. A B C D E 39. A B C D E

20. A B C D E 40. A B C D E

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 80
KUNCI JAWABAN POST TEST
DENTAL EMERGENCY BAGI TERAPIS GIGI DAN MULUT

1. A B C D E 21. A B C D E

2. A B C D E 22. A B C D E

3. A B C D E 23. A B C D E

4. A B C D E 24. A B C D E

5. A B C D E 25. A B C D E

6. A B C D E 26. A B C D E

7. A B C D E 27. A B C D E

8. A B C D E 28. A B C D E

9. A B C D E 29. A B C D E

10. A B C D E 30. A B C D E

11. A B C D E 31. A B C D E

12. A B C D E 32. A B C D E

13. A B C D E 33. A B C D E

14. A B C D E 34. A B C D E

15. A B C D E 35. A B C D E

16. A B C D E 36. A B C D E

17. A B C D E 37. A B C D E

18. A B C D E 38. A B C D E

19. A B C D E 39. A B C D E

20. A B C D E 40. A B C D E

Kurikulum Dental Emergency bagi Terapis Gigi dan Mulut Kerjasama PTGMI dan GDMI 81

Anda mungkin juga menyukai