Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PROGRAM KERJA
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
KABUPATEN BOYOLALI
DALAM RANGKA BOYOLALI MEMBANGUN
UNTUK LEBIH MAJU DAN BERKELANJUTAN

Disusun
Arief Gunarto ST MT
NIP 19710828 199903 1 004

PANITIA SELEKSI JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA


KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
KABUPATEN BOYOLALI
BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH
KABUPATEN BOYOLALI
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur dipanjatkan ke hadirat


Allah SWT karena hanya berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya penulis
berhasil menyelesaikan makalah dengan judul Program Kerja Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Boyolali dalam Rangka
Boyolali Membangun untuk Lebih Maju dan Berkelanjutan.
Penulisan ini sebagai persyaratan seleksi seleksi Jabatan Pimpinan
Tinggi Pratama Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang
Kabupaten Boyolali, yang bertujuan memperlihatkan program kerja yang
akan dilaksanakan apabila lolos dari seleksi ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bupati Boyolali,
2. Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah
Kabupaten Boyolali;
3. Panitia Seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Kepala Dinas
Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten Boyolali;
Atas kesempatan untuk mengikuti seleksi ini, dimana pemikiran
program kerja dapat dituangkan dalam makalah ini dan Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
untuk penyempuranaan penulisan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi
pengembangan organisasi Perangkat Kerja Dinas Pekerjaan umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Boyolali.

Boyolali, September 2018


Arief Gunarto ST MT

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1

B. Perumusan Masalah..........................................................................................3

C. Tujuan Pembahasan..........................................................................................4

BAB II PROGRAM KERJA....................................................................................5

A. Uraian Tugas DinasPekerjaan Umum dan Penataan Ruang.............................5

B. Visi dan Misi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang............................7

C. Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang................10

D. Permasalahan Dinas PekerjaanUmum dan Penataan Ruang..........................10

E. Solusi Atas Permasalahan DPUPR.................................................................12

BAB III PENUTUP...............................................................................................14

A. Kesimpulan.....................................................................................................14

B. Saran...............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Makalah ini dibuat dalam rangka seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi
Pratama Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten
Boyolali, yang pada akhirnya adalah untuk memecahkan permasalahan di
dalam Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam rangka
mendukung Visi dan Misi Bupati Boyolali 2016-2021.
Program-program pemerintah Kabupaten Boyolali saat ini pada
dasarnya hanyalah melanjutkan program-program pemerintah di masa
sebelimnya yang belum selesai dikerjakan ataupun belum dilaksanakan
dengan maksimal karena masalah kekurangan dana anggaran ataupun karena
tidak mendapatkan prioritas utama dalam pelaksanaankegiatan di DPUPR.
Dalam perjalanannya masih banyak masalah di dalam pelaksanaan program-
program yang mereka telah disusun, tentunya ini bukan hanya sekedar
mengenai anggaran yang tidak mencukupi namun juga faktor-faktor
lingkungan, sumber daya manusia, peraturan perundang-undangan, hubungan
dengan pemerintah pusat dan daerah dan banyak lagi masalah yang ada.
Tentunya ini menjadi tantangan tersendiri bagi Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang apalagi setiap ada pergantian pimpinan daerah dalam hal ini
Bupati Boyolali, selalu ada perubahan di dalam program pembangunan yang
ada, dalam rangka mendukung visi dan misi Bupati terpilih.
Tantangan yang dihadapi oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
RuangKabupaten Boyolali yang pertama adalah kesesuaian rencana tata
ruang wilayah dengan program pembangunan infrastruktur, dimana
penyesuaian dan perubahan kondisi eksisting dengan peta tata ruang, saat ini
tidak sejalan dengan kecepatan perubahan fungsi lahan, dengan tanpa
memperhatikan potensi wilayah yang ada.
Tantangan kedua berupa penyelenggaran Jalan dan Jembatan dengan
pemenuhan kebutuhan prasarana jalan yang berbasiskan pada tata ruang dan

1
sistem transportasi domestik harus memenuhi standar keselamatan jalan dan
berwawasan lingkungan dalam menunjang sektor riil, pusat kegiatan
ekonomi kreatif,konektifitas wilayah dan sistem logistik daerah. Upaya
mempertahankan jalan kondisi dalam kondisi baik, dan peran serta fungsi
prasarana jaringan jalan sebagai pengungkit dan pengunci dalam
pengembangan wilayah diantara berbagai gangguan bencana alam, maupun
kesalahan penggunaan dan pemanfaatan jalan, disamping juga memenuhi
kebutuhanaksesibilitas kawasan produksi dan industri, serta outlet dengan
meningkatkan keterpaduan sistem jaringan transportasi dan penyelenggaraan
secara umum jalan kabupaten. Disparitas pemerataan pembangunan
terkendala kondisi konektifitas kewilayahan, dalam hal ini Jaringan Jalan
Desa, yang mempunyai perbedaan kelas jalan menyebabkan konektifitas
tidak dapat langsung menghubungkan antar wilayah karena pemetaan
jaringan jalan desa atau jaringan jalan poros desa, yang terhubung langsung
dengan jaringan jalan kabupaten yang menjadi kewenangan DPUPR, belum
seluruhnya dapat disajikan secara rinci untuk meningkatkan akuntabilitas
kinerja penyelenggaraan jalan, dan mengantisipasi kompetisi daerah dan
regional, baik dari segi SDM maupun kesempatan ekspansi dengan
meningkatkan daya saing daerah.
Tantangan ketiga adalah Pengelolaan Sumber Daya Air, total daerah
oncoran pertanian dengan layanan irigiasi teknis di Kabupaten Boyolali
seluas ± 16.000 Ha dengan rincian layanan irigasi teknis seluas ± 11.000
Hayang menjadi kewenangan DPUPR, dan ± 5.000 Ha yang menjadi
kewenangan PSDA Provinsi Jawa Tengah. Saat ini terjadi penurunan debit
air baku yang disebabkan faktor kerusakan lingkungan pada bagian hulu
akibat bencana, alih fungsi lahan dan pemanasan global. Kondisi
infrastruktur jaringan irigasi yang ada sebanyak 40 %, mempunyai masa
layan yang sudah melebihi nilai ekonomisnya, bahkan ada beberapa jaringan
irigasi teknis yang dibangun dari masa pra kemerdekaan. Selain menurunnya
jumlah air baku, kondisi Jaringan Irigasi juga dapat menyebabkan penurunan
debit air. Dua faktor kondisi ketersediaan air baku dan kondisi infrastruktur

2
jaringan irigasi ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dalam
pencapaian target rencana strategis adalah Operasi dan Pemeliharaan (OP)
jaringan irigasi, selain harus didukung dengan alokasi anggaran yang
memadahi, juga jumlah Petugas Operasi dan Pemeliharaan (OP) yang harus
sesuai dengan luasan oncoran dan jaringan irigasinya.
Tantangan keempat adalah pemenuhan kebutuhan dan pengembangan
sarana dan prasarana air minum, dan penyehatan lingkungan. Kabupaten
Boyolali mempunyai wilayah rawan air minum di wilayah Kabupaten
Boyolali bagian barat daya meliputi Kecamatan Musuk dan sebagian
Kecamatan Cepogo dan wilayah Kabupaten Boyolali bagian utara meliputi
Kecamatan Wonosegoro, Kemusu dan Juwangi, karena ketersediaan sumber
air minum yang relatif kecil. Dalam hal penyehatan lingkungan pengaturan
limbah domestik, penyediaan utilitas lingkungan, dan penyediaan sanitasi
masyarakat, terkait erat dengan penyediaan sumber dan jaringan air minum.

B. Perumusan Masalah
C. Upaya penyusunan kembali penataan ruang untuk pemerataan pembangunan
wilayah tanpa mengabaikan potensi wilayah.
D. Upaya mempertahankan dan meningkatkan daya layan jalan kabupaten dalam
kondisi baik, untuk memperkecil disparitas pemerataan pembangunan di
Kabupaten Boyolali.
E. Upaya mempertahankan dan meningkatkan jaringan irigasi yang menjadi
kewenangan DPUPR Kabupaten Boyolali dalam kondisi baik, untuk menjaga
ketahanan pangan daerah.
F. Upaya penyediaan dan penambahan jaringan air minum yang pada akhirnya
berdampak pada upaya peningkatan dan pemeliharaan program penyehatan
lingkungan.

3
G. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan dalam makalah ini adalah :
1. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan penataan ruang daerah untuk
terlaksananya pengembangan wilayah dan pembangunan daerah yang
terpadu dan sinergis bagi terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan.
2. Meningkatkan keandalan sistem jaringan infrastruktur pekerjaan umum
dan pengelolaan sumber daya air, dan kualitas lingkungan permukiman
dan cakupan pelayanan infrastruktur dasar lingkungan permukiman
untuk meningkatkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi, ketahanan
pangan, dan ketahanan air.
3. Meningkatkan kapasitas pengawasan, pengendalian pelaksanaan, dan
akuntabilitas kinerja untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pelayanan
publik bidang pekerjaan umum dan penataan ruang.
4. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan SDM aparatur, pembinaan
konstruksi serta penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan
kinerja penataan ruang.

4
BAB II
PROGRAM KERJA

A. Uraian Tugas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang


Sesuai dengan Peraturan Bupati Boyolali nomor 57 Tahun 2016
Tentang Uraian Tugas Jabatan Eselon Pada Dinas Pekerjaan Umum Dan
Penataan Ruang Kabupaten Boyolali mempunyai tugas membantu Bupati
melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan
tugas pembantuan yang diberikan kepada Daerah di bidang pekerjaan umum,
penataan ruang, dan pertanahan. DPUPR dipimpin oleh Kepala DPUPR yang
mempunyai uraian tugas sebagai berikut :
1. merumuskan kebijakan teknis urusan pemerintahan di bidang pekerjaan
umum, penataan ruang, dan pertanahan sesuai ketentuan Peraturan
Perundang-undangan dan pertimbangan teknis bidang pekerjaan umum,
penataan ruang, dan pertanahan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
2. menyusun perencanaan penyelenggaraan pemerintahan dan anggaran di
bidang pekerjaan umum, penataan ruang, dan pertanahan sesuai prosedur
dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan berdasarkan rencana
pembangunan Daerah dan data perencanaan yang dapat dipertanggung-
jawabkan agar tersusun dokumen perencanaan yang sesuai dengan
rencana strategis;
3. mengoordinasikan penyelenggaraan pemerintahan dan anggaran di
bidang pekerjaan umum, penataan ruang, dan pertanahan berdasarkan
kewenangan dan mempertimbangkan sumber daya agar
penyelenggaraannya berjalan efektif sesuai dengan sasaran dan tujuan
yang telah ditentukan;
4. memberikan saran, pendapat, dan pertimbangan kepada atasan sesuai
bidang tugasnya sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

5
5. mendistribusikan tugas, memberikan petunjuk, dan arahan kepada
bawahan sesuai dengan bidang tugasnya agar pelaksanaan tugas berjalan
dengan efektif, efisien, dan tepat sasaran;
6. menelaah Peraturan Perundang-undangan di bidang bina marga,
pengelolaan sumber daya air, cipta karya, penataan ruang, dan bina
konstruksi;
7. merumuskan kebijakan teknis, memberikan pembinaan, bimbingan, dan
pemberian izin terhadap urusan yang menyangkut bidang bina marga,
pengelolaan sumber daya air, cipta karya, penataan ruang, dan bina
konstruksi;
8. mengadakan pengawasan dan pengendalian teknis bidang bina marga,
pengelolaan sumber daya air, cipta karya, penataan ruang, dan bina
konstruksi;
9. melakukan pembinaan dan pengendalian UPT di jajaran DPUPR;
10. melaksanakan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kinerja urusan
pemerintahan di bidang pekerjaan umum, penataan ruang, dan
pertanahan sesuai dengan perencanaan dan indikator sistem
pengendalian internal yang telah ditetapkan dalam rangka perbaikan
kinerja;
11. merumuskan laporan di bidang pekerjaan umum, penataan ruang, dan
pertanahan berdasarkan data dan analisa sebagai informasi dan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;
12. membina, mengawasi, dan menilai kinerja bawahan sesuai ketentuan
Peraturan Perundang-undangan agar pelaksanaan tugas pegawai sesuai
ketentuan dan hasilnya sesuai target kinerja; dan
13. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai
ketentuan Peraturan Perundang-undangan dalam rangka mendukung
kinerja organisasi.

6
Uraian tugas sebagaimana disebutkan di atas tidak terlepas dari Undang-
Undang sektor Pekerjaan Umum yang meliputi:
1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air,
3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan,
4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung,
serta
5. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
Adapun fokus dari masing-masing undang-undang sektor ke-PU-an
tersebut adalah
1. Penyelenggaraan Penataan Ruang yang menitikberatkan pada dukungan
pembangunan berkelanjutan berbasis penataan ruang;
2. Pengelolaan Sumber Daya Air yang menitikberatkan pada ketahanan
pangan, ketahanan air (konservasi dan penyediaan air baku), dan
pengendalian daya rusak air,;
3. Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan yang menitikberatkan pada
peningkatan konektivitas serta kelancaran arus orang dan barang;
4. Pembinaan Konstruksi yang menitikberatkan pada peningkatan kapasitas
dan kinerja pembina jasa konstruksi daerah yang berkelanjutan.

B. Visi dan Misi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang


Visi
Visi Dinas Pekerjaan Umum dan penataan Ruang Kabupaten Boyolali
mengacu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Boyolali Tahun 2016-2021 menetapkan visi yang merupakan rumusan umum
mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yaitu:

"Pro Investasi Mewujudkan Boyolali Yang Maju dan Lebih Sejahtera"

7
Visi tersebut merupakan sebuah gambaran yang akan diwujudkan oleh
DinasPekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Boyolali pada tahun
2021, yang merupakan bagian dari visi Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2025, yaitu:
“Terwujudnya Kabupaten Boyolali yang Konstitusional, Berdaya Saing,
Aman, Mandiri dan Sejahtera”.
Penetapan capaian DPUPR pada tahun 2021 dimana infrastruktur pekerjaan
umum dan penataan ruang yang terbangun telah memenuhi kualifikasi teknis
sesuai perkembangan dan kemajuan teknologi serta beroperasi secara optimal
seiring dengan tuntutan kualitas kehidupan masyarakat. Visi tersebut sesuai
dengan arahan RPJMD untuk mewujudkaninfrastruktur yang andal pada
tahun 2021.
Tersedianya infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman yang andal
merupakan perwujudan dari tingkat dan kondisi ketersediaan serta kualitas
dan cakupan pelayanan infrastruktur pekerjaan umum dan permukiman yang
semakin luas, merata dan berkeadilan untuk mendukung terciptanya
kehidupan yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan yang diharapkan
mencerminkan keadaan masyarakat yang semakin sejahtera.

Misi
Sebagai upaya mewujudkan visi perlu disusun misi sebagai upaya umum
tentang bagaimana cara mewujudkan Visi. Misi juga menjadi alasan utama
mengapa suatu organisasi harus ada dan bagaimana komitmen terus dijaga
oleh segenap pemangku kepentingan dalam pembangunan. Misi yang
ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Boyolali Tahun 2016-2021, yaitu :

8
1. Boyolali melanjutkan semangat Pro Investasi
Misi ini berorientasi pada penyediaan sistem layanan investasi yang
kondusif guna meningkatkan daya tarik bagi investor dan kenaikan nilai
investasi, dalam koridor investasi berwawasan lingkungan hidup yang
berkelanjutan.
2. Boyolali membangun untuk lebih maju dan berkelanjutan.
Misi ini fokus pada upaya mempertahankan dan meningkatkan capaian
kinerja pembangunan yang berkelanjutan
3. Boyolali bersih, berintegritas, sejahtera.
Misi ketiga ini menekankan terwujudnya tata kelola pemerintahan yang
bersih, berintegritas dan pelayanan publik bebas KKN, responsif, dan
akuntabel mendukung kesejahteraan rakyat yang berkelanjutan.
4. Boyolali Sehat, Produktif dan Berdaya Saing.
Orientasi misi keempat ini untuk mewujudkan masyarakat yang sehat,
produktif, berdaya saing. Misi ini untuk mewujudkan pembangunan
manusia yang berkualitas.
5. Boyolali, lumbung padi dan pangan nasional.
Misi kelima berorientasi pada meningkatnya produksi bahan pangan
untuk ketahanan pangan dan berkontribusi pada pasar nasional.
6. Boyolali kota susu, produsen daging dan hasil ternak/perikanan.
Misi keenam berorientasi pada meningkatnya produksi ternak dan ikan
serta pengolahan hasilnya untuk berkontribusi pada pasar nasional.
7. Boyolali, lebih maju dan berteknologi
Misi ketujuh untuk meningkatkan popularitas daya tarik produk dan
potensi daerah Boyolali dan meningkatnya layanan pemerintah yang
dapat dioperasikan dengan teknologi informasi.

9
C. Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
      Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang terdiri atas:
1. Sekretariat ;
2. Bidang Bina Marga;
3. Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air;
4. Bidang Cipta Karya;
5. Bidang Tata Ruang; dan
6. Bidang Bina Konstruksi.

D. Permasalahan Dinas PekerjaanUmum dan Penataan Ruang


Dalam menjalankan misi Kabupaten Boyolali dengan penekanan
pada Boyolali Membangun untuk Lebih Maju dan Berkelanjutan,
DPUPR dihadapkan pada berbagai permasalahan. Mulai dari permasalahan
penyerapan anggaran, masalah infrakstruktur, masalah kendali administrasi
pelaporan konstruksi, masalah keterbatasan personel dan berbagai macam
permasalahan lainnya yang selalu menarik untuk dibahas secara lebih
mendetail. Berikut adalah beberapa permasalahan yang dihadapi dalam
rangka pembangunan boyolali yang maju dan berkelanjutan :
1. Masalah Pemeliharaan Infrastruktur
Prioritaspembangunan infrastrukturadalah sebagai ujung tombak atau
titik penggerak untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi yang berujung
pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya dengan
peningkatan dan pemeliharaan jalan dan jembatan, dimana usaha
memepertahankan kondisi jalan dan jembatan dalam kondisi baik sebesar
±73 % dari total panjang jalan yang menjadi kewenangannya sepanjang
687 km. Masalah interkoneksi dengan jalan desa sampai saat ini masih
terjadi perbedaan kelas jalan sehingga dalam usaha pengembangan
wilayah masih ada kendala karena adanya perbedaan kelas jalan.
Selain masalah peningkatan dan pembangunan jaringan jalan, yang tidak
kalah penting adalah pemeliharaan jaringan jalan dimana dengan
pemeliharanaan jaringan jalan dapat memperpanjang durabilitas/masa

10
layan jaringan jalan. Tujuan pemeliharaan jalan adalah untuk
mempertahankan kondisi jalan mantap sesuai dengan tingkat pelayanan
dan kemampuannya pada saat jalan tersebut selesai dibangun dan
dioperasikan sampai dengan tercapainya umur rencana yang telah
ditentukan. Dasar peraturan yang digunakan dalam Pemeliharaan jalan
antara lain, PP34 tahun 2006 Tentang Jalan, Permen PU Nomor
13/PRT/M/2011, Tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan .
Anggaran pemeliharaan jaringan jalan menjadi agenda penting dalam
strategi perumusan APBD Kabupaten Boyolali dimana besaran anggaran
dapat diperhitungkan dari prosentase kondisi jaringan jalan yang baik,
dan dengan adanya rutinitas pemeliharaan jaringan jalan, besaran
anggaran pemeliharaan jalan dapat lebih rendah dan mampu
mempertahankan prosentase kondisi jalan dalam keadaan baik.
Pemeliharaan jaringan irigasi juga menjadi kendala, sebagaimana kondisi
pemeliharaan jaringan jalan diatas, kondisi jaringan irigasi sebagaimana
capaian target dalam RPJMD, saat ini sebesar ± 80 %. Kondisi tersebut
adalah pada faktor berfungsinya jaringan irigasi, tetapi masa layan
bangunan air yang melebih nilai ekonomis saat ini lebih dari 40% dari
total jaringan irigasi yang ada. Selain permasalahan kondisi jaringan
irigasi Faktor ketersediaan air baku untuk irigasi yang menurun jumlah
ketersediaannya, yang disebabkan karena kerusakan lingkungan daerah
tangkapan air di bagian hulu, akibat bencana dan perubahan alih fungsi
lahan.

11
2. Masalah Pengelolaan Aset
Pengelolaan jumlah aset milik pemerintah Kabupaten Boyolali dalam
pengelolaan Dinas Pekerjaan Umum dam Penataan Ruang, memiliki
jumlah yang cukup tinggi baik aset bergerak mauput aset tidak bergerak.
Untuk aset bergerak masih terkendala data inventarisasi kondisi aset
bergerak yang bermuara pada kelancaran operasional dan pemeliharaan
aset, yang akan menunjang pendapat asli daerah dari pemanfaat aset yang
ada.
Aset tidak bergerak, dalam hal ini aset infrastruktur pekerjaan umum
sudah pada tahap pencatatan aset infrastrukturnya saja, belum tercatat
kepemilikan lahan tempat berdirinya konstruksi diatasnya, terutama
untuk infrastruktur jaringan jalan dan jaringan irigasi.
3. Masalah Kekurangan Personel
Jumlah paket pekerjaan yang dilaksanakan DPUPR saat ini lebih dari 250
paket pekerjaan, dengan jumlah personel teknis yang dimiliki sekitar ±
25 personel teknis, Rasio pengelolaan paket pekerjaan adalah 1 : 10, hal
ini menyebabkan tingkat ketelitian menjadi rendah.
Selain personel teknis juga personel Pengelola Administrasi Kegiatan,
sesuai dengan Peraturan Bupati Boyolali tentang Penatausahaan
Keuangan Daerah, bahwa setiap bidang teknis hanya diperbolehkan
dipegang satu Pengelola Administrasi Kegiatan, sehingga pelayanan
menjadi kurang optimal.
Kurangnya personel Teknis maupun Administrasi yang mengelola
kegiatan, paling tidak berakibat dalam tingkat penyerapan anggaran alam
target waktu , dan yang terjadi adalah penyerapan anggaran tidak sesuai
dengan target waktu yang ditetapkan.

E. Solusi Atas Permasalahan DPUPR


Dari semua permasalahan yang ada di DPUPR Kabupaten Boyolali,
adalah bermuara pada seharusnya ada peningkatan kualitas komunikasi

12
DPUPR dengan Organisasi Perangkat Daerah yang lain, sekaligus dengan
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Permasalahan anggaran yang
dinilai klasik haruslah ditambah secara signifikan setiap tahun agar program
pembangunan bisa terlaksana dengan baik. Namun, DPUPR juga harus aktif
dalam penyerapan anggaran sehingga tidak terjadi inefesiensi anggaran yang
merugikan kepentingan rakyat. Secara garis besar solusi pemecahan
permasalahan sebagaimana berikut :
1. Pemeliharaan Infrastruktur
a. Pemetaan berkala kerusakan infrastruktur, dan perbaikan SOP
pemeliharaan jaringan infrastruktur.
b. Peningkatan penganggaran Operasional dan Pemeliharaan jaringan
infrastruktur.
c. Menambah sumber air baku dan mulai dilakukan peremajaan
infrastruktur jaringan irigasi
2. Pengelolaan Aset
a. Peningkatan kualitas komunikasi DPUPR dengan OPD lain dan
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat, dalam hal pemilahan
pengelolaan aset.
b. Pembuatan payung hukum tentang penetapan kepemilikan lahan
tempat infrastruktur terbangun
c. Optimalisasi pendapatan dari barang milik daerah yang dapat
meningkatkan sumber pendapatan daerah, dengan memperbaiki SOP
atas Pengendalian dan Pengawasan barang milik daerah yang di
komersilkan.
3. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
a. Optimalisasi dengan penataan kembali personel teknis yang ada,
sesuai dengan bidang keahlian.
b. Pengajuan revisi regulasi tentang pengelola administrasi kegiatan.
c. Permohonan penambahan personel teknis kepada pembina
kepegawaian daerah.

13
BAB III
PENUTUP
 
A. Kesimpulan
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang telah memiliki
Rencana Strategis untuk dilaksanakan sesuai dengan uraian tugasnya namun
ada beberapa hambatan dan juga masalah sumber daya pada DPUPR yang
perlu dicermati dan ditingkatkan untuk misi Boyolali Membangun untuk
Lebih Maju Dan Berkelanjutan.

B. Saran
Masalah-masalah komunikasi DPUPR dengan Organisasi Perangat
Daerah (OPD) lain, dengan Pemerintah Provinsi dan Pusat, dan juga dengan
pihak swasta beserta Kepala Daerah masih banyak terjadi dan tentunya
menjadi evaluasi bagi DPUPR untuk segera dicari solusi yang tepat, dengan
harapan pembangunan infrastruktur dapat terlaksana sesuai dengan rencana
strategis yang sudah disusun.
Permasalahan pemeliharaan infrastruktur pekerjaan umum
dibutuhkan suatu evaluasi kinerja yang diharapkan dapat memberikan
manfaat bukan hanya bagi organisasi, tetapi juga bagi seluruh SDM di
DPUPR dan pemangku kepentingan lainnya. Diperlukan adanya analisis
terhadap tingkat keberhasilan kinerja DPUPR Kabupaten Boyolali yang
mempunyai uraian tugas dalam urusan tersebut, fokus pada indikator
produktivitas, kualitas layanan, responsivitas, responsibilitas, dan
akuntabilitas, untuk dapat dilakukan evaluasi kinerja DPUPR dalam
pemeliharaan infrastruktur pekerjaan umum.
Permasalahan aset, diperlukan pemetaan berkala terhadap aset
kondisi infrastruktur pekerjaan umum, yang selanjutnya dibuat sebagai dasar
pemeliharaan instrastruktur, melalui kodifikasi pada SIM aset. Pemetaan
berkala ini di integrasikan dalam sistem database infrastrukur pekerjaan
umum sehingga mempermudah pemantauan kondisi dan keandalan

14
infrastruktur. Selain untuk mempermudah pemeliharaan infrastruktur, banyak
aset infrastruktur yang tercatat secara legal hanya terhadap nilai bangunan
diatasnya, sehingga diperlukan untuk memperhitungkan tanah dimana aset
infrastruktur tersebut berada, dengan demikian pencaatatan aset menjadi
lebih akuntabel dan dapat menaikkan pendapatan dan nilai kekayaan daerah.
Permasalahan kekurangan personel adalah melalui optimalisasi
penataan personel teknis yang ada, sesuai dengan bidang keahliannya, dan
peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan teknis pada
personel teknis yang ada. Evaluasi terhadap peraturan dan ketentuan tentang
pengaturan personel yang berpotensi menghambat pelaksanaan pembangunan
dan pemeliharaan infrastruktur pekerjaan umum, serta kaderisasi personel
teknis, dengan bidang keilmuan yang sesuai dengan perkembangan jaman.

15
DAFTAR PUSTAKA

Biro Hukum - Kementerian Pekerjaan Umum RI, 2007, Undang-Undang Nomor


26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, http://birohukum.pu.go.id/produk-
hukum.html, diakses September 2018,
Biro Hukum - Kementerian Pekerjaan Umum RI, 2004, Undang-Undang Nomor
7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, http://birohukum.pu.go.id/produk-
hukum.html, diakses September 2018,
Biro Hukum - Kementerian Pekerjaan Umum RI, 2004, Undang-Undang Nomor
38 Tahun 2004 tentang Jalan, http://birohukum.pu.go.id/produk-
hukum.html, diakses September 2018,
Biro Hukum - Kementerian Pekerjaan Umum RI, 2002, Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung,
http://birohukum.pu.go.id/produk-hukum.html, diakses September 2018,
Biro Hukum - Kementerian Pekerjaan Umum RI, 2017, Undang-Undang Nomor
2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, http://birohukum.pu.go.id/produk-
hukum.html, diakses September 2018,
Biro Hukum - Kementerian Pekerjaan Umum RI, 2007, Undang-Undang Nomor
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, http://birohukum.pu.go.id/produk-
hukum.html, diakses September 2018,
Biro Hukum - Kementerian Pekerjaan Umum RI, 2006, Peraturan Pemerintah No
34 tahun 2006 tentang Jalan, http://birohukum.pu.go.id/produk-hukum.html,
diakses September 2018,
Biro Hukum - Kementerian Pekerjaan Umum RI, 20011, Permen PU Nomor
13/PRT/M/2011, Tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan,
http://birohukum.pu.go.id/produk-hukum.html, diakses September 2018,
DPU dan ESDM Mineral Kabupaten Boyolali, 2016, Rencana Strategis DPU dan
ESDM Kabupaten Boyolali 2016-2021;
Pemerintah Kabupaten Boyolali, 2016, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Boyolali 2016-2021;
Pemerintah Kabupaten Boyolali, 2016, Peraturan Bupati Boyolali nomor 57
Tahun 2016 Tentang Uraian Tugas Jabatan Eselon Pada Dinas Pekerjaan
Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten Boyolali;

16

Anda mungkin juga menyukai