Disiapkan Oleh:
TIM PENDAMPING
PT ANEKA KARYA BOYOLALI
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL .................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................... iii
iii
D. Ketentuan Peralihan ............................................ V-34
E. Ketentuan Peralihan ............................................ V-35
F. Ketentuan Penutup ............................................. V-36
LAMPIRAN:
A. Daftar Kepustakaan.
B. Draft Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali tentang
Perusahaan Perseroan Aneka Karya Boyolali.
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
I-1 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
dan Pemerintah Daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan
selaras berdasarkan Undang-Undang. Untuk melaksanakan hal
ini, ditetapkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah yang kemudian telah diganti dengan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 berikut perubahan-
perubahannya serta Undang-Undang No 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah.
I-2 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
melimpahkan kewenangan dan pembiayaan dari Pemerintah
Pusat ke Pemerintah Daerah, tetapi lebih jauh dalam rangka
optimalisasi pengelolaan sumberdaya alam di daerah dalam
rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat seluas-luasnya.
I-3 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku terdiri dari komponen-
komponen: (i) Pajak Daerah; (ii) Retribusi Daerah; (iii) Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan; dan (iv) Lain-
lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah. Komponen Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan terutama
berasal dari hasil Penyertaan Modal Pemerintah Daerah pada
Badan Usaha.
I-4 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Salah satu BUMD potensial yang dimiliki Pemerintah Kabupaten
Boyolali adalah PT Aneka Karya Boyolali.
I-5 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Boyolali. Maka dalam rangka memenuhi amanat peraturan
perundang-undangan yang mengatur BUMD dan sekaligus
sebagai jawaban untuk meningkatkan kinerja BUMD agar lebih
profesional dan maju, perlu dilakukan penyesuaian atas status
badan hukum PT Aneka Karya Boyolali menjadi Perusahaan
Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali atau PT Aneka Karya
Boyolali (Perseroda).
B. Identifikasi Masalah
I-6 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Peraturan Daerah dan peraturan-peraturan lain untuk
melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
1. Tujuan
Kegiatan penyusunan naskah adademik
Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali tentang
Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali ini
dimaksudkan untuk menyiapkan naskah akademik yang
dapat digunakan acuan dan/ atau bahan pertimbangan
I-8 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
dalam pembinaan dan pengembangan pengelolaan BUMD
PT Aneka Karya Boyolali. Tujuan yang diharapkan dari
kegiatan Penyusunan Naskah Akademik ini adalah sebagai
landasan ilmiah bagi penyusunan Rancangan Peraturan
Daerah Kabupaten Boyolali tentang Perusahaan Perseroan
Daerah Aneka Karya Boyolali.
Secara khusus tujuan kajian dalam naskah
akademik ini adalah:
a. Untuk mengkaji kelayakan secara akademik atas
Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali tentang
Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
b. Untuk mengetahui pokok-pokok pengaturan yang perlu
dirumuskan dalam rancangan Peraturan Daerah
Kabupaten Boyolali tentang Perusahaan Perseroan
Daerah Aneka Karya Boyolali, yang dapat diterima
masyarakat serta dapat diberlakukan secara efektif
dan efisien.
2. Kegunaan
Kegunaan penyusunan Naskah Akademik
Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali tentang
Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali adalah
sebagai acuan atau referensi penyusunan dan pembahasan
Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali tentang
Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
I-9 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
D. Metode Penulisan
1. Metode Pendekatan
Pendekatan studi yang digunakan dalam
penyusunan naskah akademik ini adalah menggunakan
pendekatan yuridis empiris dan yuridis normatif. Yuridis
empiris dimaksudkan untuk melihat permasalahan
terkait Pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
yaitu Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Sedangkan pendekatan yuridis normatif yaitu pengkajian
studi dokumen dengan analisis yang terdiri dari
peraturan perundang-undangan dan berbagai kebijakan-
kebijakan yang berkaitan dengan pokok permasalahan
yang berhubungan dengan Pengelolaan BUMD yaitu
Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali dan
laporan hasil dari berbagai pertemuan, Focus Group
Discussion (FGD), public hearing dan sebagainya.
I-10 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Daerah yaitu Perusahaan Perseroan Daerah Aneka
Karya Boyolali.
I-11 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK
EMPIRIS
A. Kajian Teoritis
Pasal 18
II-1 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
(4) Gubernur, Bupati, Walikota masing-masing sebagai
kepala pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan
kota dipilih secara demokratis.
(5) Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-
luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh
Undang-Undang ditentukan sebagai urusan
Pemerintah Pusat.
(6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan
daerah dan peraturan-peraturan lain untuk
melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
(7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan
pemerintahan daerah diatur dalam Undang-Undang.
Pasal 18A
(1) Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan
pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan
kota, atau antara provinsi dan kabupaten dan kota,
diatur dengan Undang-Undang dengan
memperhatikan kekhususan dan keragaman
daerah.
(2) Hubungan keuangan, pelayanan umum,
pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya
lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan
daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan
selaras berdasarkan undang-undang.
Pasal 18B
II-2 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
a) Daerah Indonesia akan dibagi atas dasar besar dan
kecil yang akan diatur dengan undang-undang;
b) Pengaturan tersebut harus memandang dan mengingat
dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan
negara serta hak-hak asal-usul dalam daerah yang
bersifat istimewa (Manan, Bagir, 2002: 2-3)
Beberapa prinsip pemberian otonomi daerah yang
dipakai sebagai pedoman dalam pembentukan dan
penyelenggaraan daerah otonom yaitu:
II-5 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah pada angka 1, dijelaskan bahwa:
II-8 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Sesungguhnya sarana pemerintah untuk melakukan
intervensi dalam bidang perekonomian ini utamanya juga dilakukan
baik oleh pemerintah daerah maupun oleh pemerintah pusat. Di
level nasional instrumen hukumnya terdapat dalam Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Menurut Pasal 9 Undang-Undang ini, BUMN dibagi ke dalam dua
bentuk yaitu Persero (Perusahaaan Perseroan) dan Perum
(Perusahaan Umum).
II-9 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dan
manakala suatu Perusda akan diubah menjadi PT diperlukan izin
dari Mendagri
II-10 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
sesuai dengan prinsip pengelolaan perusahaan yang baik
(good corporate governance) menuntut penyempurnaan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan
Terbatas.
II-12 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Sesuai dengan berkembangnya kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah, Undang-Undang ini
mewajibkan Perseroan yang menjalankan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah selain mempunyai Dewan
Komisaris juga mempunyai Dewan Pengawas Syariah.
Tugas Dewan Pengawas Syariah adalah memberikan
nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi
kegiatan Perseroan agar sesuai dengan prinsip syariah.
II-16 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Ketiga, UUPT dimaksudkan untuk meningkatkan
perdagangan dan menarik investor asing guna
menanamkan modalnya di Indonesia, sehingga
pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat terus meningkat
dari waktu ke waktu.
II-17 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
lebih ditekankan pada penyesuaian mendasar yang
mengarah pada pemulihan perekonomian nasional.
II-18 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
3) Mengenai format permohonan pengesahan status
badan hukum perseroan persyaratan permohonannya
disederhanakan sekurang-kurangnya memuat :
a) nama dan tempat kedudukan Perseroan;
II-19 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
3) Apabila persyaratan tentang jangka waktu dan
kelengkapan dokumen pendukung tidak dipenuhi maka
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia segera
memberitahukan hal tersebut kepada pemohon secara
elektronik, dan pernyataan tidak berkeberatan menjadi
gugur (Pasal 10 ayat (6)).
d. Daftar Perseroan
II-20 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
e. Pengumuman
II-22 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
h. Rencana Kerja, Laporan Tahunan, dan Penggunaaan Laba
II-25 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
bernama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan yang dimiliki
Pemerintah Desa bernama Badan Usaha Milik Desa.
II-26 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Pengangkatan kepengurusan dari Perusahaan Daerah
ditentukan oleh Pemerintah Daerah, Perusahaan Daerah atau
BUMD mempunyai sejumlah perbedaan mendasar
dibandingkan dengan Perseroan Terbatas pada umumnya.
Pertama, dari sisi organisasi dan manajemen. Dasar hukum
yang berkenaan dengan organisasi dan manajemen dari
Perusahaan Daerah adalah UU No 5 Tahun 1962 tentang
Perusahaan Daerah, UU No 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah, PP no 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Permendagri No 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Sementara Perseroaan Terbatas mempunyai dasar hukum UU
No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan
organisasi dan manajemen di Perusahaan Daerah didasarkan
pada keputusan/kebijakan Pemerintah Daerah, bahkan ada
pula yang merujuk pada peraturan atau produk hukum
Kementerian Dalam Negeri. Sementara di Perseroan Terbatas
ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Hal yang sama berkenaan hubungan dengan pihak
ketiga, Perusahaan Daerah ditentukan oleh birokrasi
pemerintahan daerah, sementara di Perseroan Terbatas
ditentukan oleh RUPS. Kedua, berkenaan dengan Sumber
Daya Manusia (SDM). Pengelolaan SDM di Perusahaan Daerah,
yaitu rekruitmen SDM, sistem penggajian, pensiun dan
penghargaan direksi dan pensiun pegawai diatur oleh
Pemerintah Daerah. Sementara untuk sistem penggajian,
pensiun dan penghargaan direksi dan pesiun pegawai.
Perusahaan Daerah adalah bentuk BUMD yang modal
keseluruhannya dimiliki oleh pemerintah daerah yang
dipisahkan dari kekayaan daerah, dan keuntungannya dipakai
II-27 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
untuk pembangunan daerah. BUMD memiliki kelebihan-
kelebihan antara lain: seluruh keuntungan BUMD menjadi
keuntungan daerah; menyediakan jasa-jasa bagi masyarakat;
dan merupakan sarana untuk melaksanakan pembangunan.
Sedangkan Perseroan Terbatas (PT) adalah bentuk
persekutuan dan/atau badan hokum yang memiliki kekayaan
sendiri yang terpisah dari kekayaan pribadi masing-masing
pemegang saham. Kelebihan PT antara lain: tanggung jawab
yang terbatas dari para pemegang saham; pemisahan pemilik
dari pengurus; mudah mendapatkan modal; terdapat efisiensi
dalam soal kepemimpinan. Sedangkan kekurangan PT: pajak
relatif besar; biaya pendiriaan yang lebih mahal; tidak
terjaminnyan rahasia perusahaan; kurangnya perhatian para
pemegang saham terhadap perusahaan.
Ciri-ciri perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas (PT) antara lain adalah:
II-28 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
a. Kewajiban terbatas. Tidak seperti partnership,
pemegang saham sebuah perusahaan tidak memiliki
kewajiban untuk obligasi dan hutang perusahaan.
Akibatnya kehilangan potensial yang “terbatas” tidak dapat
melebihi dari jumlah yang mereka bayarkan terhadap
saham. Tidak hanya ini mengijinkan perusahaan untuk
melaksanakan dalam usaha yang beresiko, tetapi
kewajiban terbatas juga membentuk dasar untuk
perdagangan di saham perusahaan.
b. Masa hidup abadi. Aset dan struktur perusahaan dapat
melewati masa hidup dari pemegang sahamnya, pejabat
atau direktur.
c. Efisiensi manajemen. Manajemen dan spesialisasi
memungkinkan pengelolaan modal yang efisien sehingga
memungkinkan untuk melakukan ekspansi. Dan dengan
menempatkan orang yang tepat, efisiensi maksimum dari
modal yang ada. Dan juga adanya pemisahan antara
pengelola dan pemilik perusahaan, sehingga terlihat
tugas pokok dan fungsi masing-masing.
Di samping kelemahan yang dikemukan di atas,
masih terdapat kelemahan PT yaitu:
a. tanggung jawab yang terbatas dari pemegang saham
terhadap utang-utang perusahaan;
b. kontinyuitas perusahaan sebagai bahan hukum lebih
terjamin, sebab tidak tergantung pada beberapa
peserta,pemilik dapat berganti-ganti;
c. mudah untuk memindahkan hak milik dengan menjual
saham kepada orang lain;
d. mudah memperoleh tambahan modal untuk memperluas
volume usahanya, misalnya dengan mengeluarkan saham
baru; dan
e. manajemen dan spesialisasinya memungkinkan
pengelolaan sumber-sumber modal untuk itu secara
II-29 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
efisien. Manajer yang tidak baik dapat diganti dengan yang
lebih baik.
II-31 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
sebagai satu sistem dalam menghadapi persaingan global,
oleh karenanya birokrasi diharapkan secara signifikan
melakukan penghematan struktur, meningkatkan kualitas
pelayanan publik dan meningkatkan sumber daya aparatur
melalui inisiatif reengineering, downsizing, streamlining, dan
rightsizing, sehingga dicapai sistem birokrasi publik yang
mampu bersaing.
II-32 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
b. Kemandirian, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan
dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan
dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak
sesuai degan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat;
c. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan
perusahaan terlaksana secara efektif;
d. Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam
pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundangan
yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat;
e. Kewajaran (fairnes), yaitu keadilan dan kesetaraan di
dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul
berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (Bacelius Ruru, 2001; Keputusan
Menteri BUMN No.: Kep-117/M.MBU/2002, Pasal 3).
II-33 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
6. Tinjauan tentang Konsep Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan Perusahaan (Corporate Sosial
Responsibility/CSR)
II-36 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Peran pemerintah seharusnya lebih banyak
mendorong inisiatif CSR dari perusahaan dan memberikan
konsesi-konsesi yang menggiurkan buat perusahaan yang
memiliki laporan CSR yang baik. Bukan justru mengerangkeng
perusahaan dengan aturan kewajiban yang justru pada
akhirnya dapat memandulkan kreatifitas dan semangat
filantropi yang melandasi CSR. (Andi Syafrani, 2007, Victoria
University, Melbourne).
1
I.C. van der Vlies, Het wetsbegrip en beginselen van behoorlijke regelgeving, ’s-Gravenhage: Vuga
1984 hal 186 seperti dikutip oleh A. Hamid S. Attamimi, Peranan Keputusan Presiden Republik Indonesia
dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Negara, hal. 330, dalam Maria Farida Indrati, S., Ilmu Perundang-
undangan, Jenis, Fungsi, dan Materi Muatan, Jakarta: Kanisius, hlm. 253-254.
II-38 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
c. asas perlunya pengaturan (het noodzakelijkheids beginsel);
d. asas dapatnya dilaksanakan (het beginsel van
uitvoerbaarheid);
e. asas konsensus (het beginsel van consensus).
Asas-asas yang material meliputi:
a. asas tentang terminologi dan sistematika yang benar;
b. asas tentang dapat dikenali;
c. asas perlakuan yang sama dalam hukum;
d. asas kepastian hukum;
e. asas pelaksanaan hukum sesuai keadaan individual.
Hamid S. Attamimi berpendapat, bahwa pembentukan
peraturan perundang-undangan Indonesia yang patut, adalah
sebagai berikut:
2
A. Hamid Attamimi, Ibid., hal. 344-345 dalam Maria Farida Indrati S., Ibid. hlm. 254-
256.
3
A. Hamid Attamimi, Ibid., hal. 344-345 dalam Maria Farida Indrati S., Ibid. hlm. 256.
II-40 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Asas pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang
baik dirumuskan juga dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
khususnya Pasal 5 dan Pasal 6. Dalam membentuk Peraturan
Perundang-undangan harus berdasarkan pada asas
pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang baik yang
meliputi:
a. kejelasan tujuan; yang dimaksud dengan “kejelasan tujuan”
adalah bahwa setiap Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan harus mempunyai tujuan yang jelas yang hendak
dicapai.
b. kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat; Yang
dimaksud dengan asas “kelembagaan atau organ pembentuk
yang tepat” adalah bahwa setiap jenis Peraturan Perundang-
undangan harus dibuat oleh lembaga/ pejabat Pembentuk
Peraturan Perundang-undangan yang berwenang. Peraturan
Perundang-undangan tersebut dapat dibatalkan atau batal
demi hukum, apabila dibuat oleh lembaga/pejabat yang
tidak berwenang.
c. kesesuaian antara jenis dan materi muatan; yang dimaksud
dengan asas “kesesuaian antara jenis dan materi muatan”
adalah bahwa dalam Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan harus benar-benar memperhatikan materi muatan
yang tepat dengan jenis Peraturan Perundang-undangannya.
d. dapat dilaksanakan; yang dimaksud dengan asas “dapat
dilaksanakan” adalah bahwa setiap Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan harus memperhitungkan efectivitas
Peraturan Perundang-undangan tersebut di dalam
masyarakat, baik secara filosofis, yuridis maupun sosiologis.
II-41 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
e. kedayagunaan dan kehasilgunaan; yang dimaksud dengan
asas “kedaya-gunaan dan kehasilgunaan” adalah bahwa
setiap Peraturan Perundang-undangan dibuat karena
memang benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam
mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
f. kejelasan rumusan; yang dimaksud dengan asas “kejelasan
rumusan” adalah bahwa setiap Peraturan Perundang-
undangan harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan
Peraturan Perundang-undangan sistematika dan pilihan kata
atau terminologi, serta bahasa hukumnya jelas dan mudah
dimengerti, sehingga tidak menimbulkan berbagai macam
interpretasi dalam pelaksanaannya.
g. keterbukaan; yang dimaksud dengan asas “keterbukaan”
adalah bahwa dalam proses Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan mulai dari perencanaan, persiapan,
penyusunan, dan pembahasan bersifat transparan dan
terbuka. Dengan demikian, seluruh lapisan masyarakat
mempunyai desempatan yang seluas-luasnya untuk
memberikan masukan dalam proses pembuatan Peraturan
Perundang-undangan.
Sementara itu, asas-asas yang harus dikandung dalam
materi muatan Peraturan Perundang-undangan dirumuskan
dalam Pasal 6 sebagai berikut:
Materi muatan Peraturan Perundang-undangan mengandung
asas:
a. pengayoman; yang dimaksud dengan “asas pengayoman”
adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-
undangan harus berfungsi memberikan perlindungan dalam
rangka menciptakan ketenteraman masyarakat.
II-42 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
b. kemanusiaan; yang dimaksud dengan “asas kemanusiaan”
adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-
undangan harus mencerminkan perlindungan dan
penghormatan hak-hak asasi manusia serta harkat dan
martabat setiap warga negara dan penduduk Indonesia
secara proporsional.
c. kebangsaan; yang dimaksud dengan “asas kebangsaan”
adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-
undangan harus mencerminkan sifat dan watak bangsa
Indonesia yang pluralistik (kebhinnekaan) dengan tetap
menjaga prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.
d. kekeluargaan; yang dimaksud dengan “asas kekeluargaan”
adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-
undangan harus mencerminkan musyawarah untuk
mencapai mufakat dalam setiap pengambilan keputusan.
e. kenusantaraan; yang dimaksud dengan “asas
kenusantaraan” adalah bahwa setiap Materi Muatan
Peraturan Perundang-undangan senantiasa memperhatikan
kepentingan seluruh wilayah Indonesia dan Materi Muatan
Peraturan Perundang-undangan yang dibuat di daerah
merupakan bagian dari sistem hukum nasional yang
berdasarkan Pancasila.
f. bhinneka tunggal ika; yang dimaksud dengan “asas
bhinneka tunggal ika” adalah bahwa Materi Muatan
Peraturan Perundang-undangan harus mem-perhatikan
keragaman penduduk, agama, suku, dan golongan, kondisi
khusus daerah, dan budaya khususnya yang menyangkut
masalah-masalah sensitif dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
II-43 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
g. keadilan; yang dimaksud dengan “asas keadilan” adalah
bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-
undangan harus mencerminkan keadilan secara proporsional
bagi setiap warga negara tanpa kecuali.
h. kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan;
yang dimaksud dengan ”asas kesamaan kedudukan dalam
hukum dan pemerintahan” adalah bahwa setiap Materi
Muatan Peraturan Perundang-undangan tidak boleh berisi
hal-hal yang bersifat membedakan berdasarkan latar
belakang, antara lain, agama, suku, ras, golongan, gender,
atau status sosial.
i. ketertiban dan kepastian hukum; yang dimaksud dengan
”asas ketertiban dan kepastian hukum” adalah bahwa setiap
Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan harus dapat
menimbulkan ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan
adanya kepastian hukum.
j. Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan; yang dimaksud
dengan ”asas keseimbangan, keserasian, dan keselarasan”
adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-
undangan harus mencerminkan keseimbangan, keserasian,
dan keselarasan, antara kepentingan individu dan
masyarakat dengan kepentingan bangsa dan negara.
Selain asas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Peraturan Perundang-undangan tertentu dapat berisi asas lain
sesuai dengan bidang hukum Peraturan Perundang-undangan
yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan “asas lain sesuai
dengan bidang hukum Peraturan Perundang-undangan yang
bersangkutan”, antara lain:
II-44 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
a. dalam Hukum Pidana, misalnya, asas legalitas, asas tiada
hukuman tanpa kesalahan, asas pembinaan narapidana, dan
asas praduga tak bersalah;
b. dalam Hukum Perdata, misalnya, dalam hukum perjanjian,
antara lain, asas kesepakatan, kebebasan berkontrak, dan
itikad baik.
II-45 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
- Sebelah Barat : Kabupaten Semarang dan
Kabupaten Magelang
Luas Wilayah Kabupaten Boyolali yaitu sebesar
101.510, 20 Ha. Kabupaten Boyolali dilalui oleh jalan arteri
primer Semarang-Surakarta. Kecamatan-kecamatan yang
dilalui langsung oleh jalan arteri primer Semarang-Surakarta
antara lain adalah Kecamatan Ampel dan Kecamatan Boyolali.
1. Unit Farmasi;
a. Percetakan;
II-47 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
b. Pertokoan.
3. Unit Bengkel;
4. Unit KSO :
a. Distribusi Pupuk;
d. LPG;
f. Parkir;
h. SPBU.
II-48 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
40.000.000.000 36.158.851.522
35.000.000.000 29.274.552.360
30.000.000.000 24.949.227.794
23.781.768.242
25.000.000.000 23.909.027.909
20.000.000.000
15.000.000.000
10.000.000.000
5.000.000.000
0
2014 2015 2016 2017 2018
Gambar 2.1.
Perkembangan Pendapatan Usaha PT Aneka Karya Boyolali
Tahun 2014 – 2018
II-49 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
35.000.000.000
29.522.876.248
30.000.000.000
23.608.507.831
25.000.000.000 20.375.606.987
19.236.456.819
19.917.673.662
20.000.000.000
15.000.000.000
10.000.000.000
5.000.000.000
0
2014 2015 2016 2017 2018
Gambar 2.2.
Perkembangan Beban Pokok Usaha PT Aneka Karya
Boyolali Tahun 2014 – 2018
II-50 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
7.000.000.000 6.635.975.274
5.666.044.529
6.000.000.000
4.573.620.807
4.545.311.423
5.000.000.000
3.991.354.247
4.000.000.000
3.000.000.000
2.000.000.000
1.000.000.000
0
2014 2015 2016 2017 2018
Gambar 2.3.
Perkembangan Laba Kotor PT Aneka Karya
Boyolali Tahun 2014 – 2018
30,00
23,89
25,00
20,00 17,12
15,00
13,88
11,75
10,00
5,00
0,62
0,00
2014 2015 2016 2017 2018
Gambar 2.4.
Perkembangan Angka Pertumbuhan Laba Kotor PT Aneka Karya
Boyolali Tahun 2014 – 2018 (Persen)
II-51 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Pada tahun 2017 peningkatan Laba Kotor kembali
relative tinggi yaitu sebesar 23,89 persen sebelum
kemudian meningkat dengan angka lebih kecil yaitu
sebesar 17,12 persen pada tahun 2018. Dengan demikian
perkembangan rata-rata Laba Kotor sepanjang tahun 2014
– 2018 mencapai 11,75 persen per tahun. Beban usaha PT
Aneka Karya juga mengalami peningkatan sepanjang
tahun 2015 – 2018, dimana pada tahun 2014 mencapai
Rp.3.332.824.149 dan meningkat terus menerus sampai
menjadi sebesar Rp.6.349.617.103 pada tahun 2018.
Peningkatan beban usaha PT Aneka Karya sepanjang tahun
2014 – 2018 rata-rata mencapai 15,84 persen per tahun.
Peningkatan beban usaha tertinggi sepanjang tahun 2015
– 2018 terjadi pada tahun 2016 yaitu meningkat mencapai
29,25 persen dan peningkatan paling rendah terjadi pada
tahun 2015 yaitu meningkat sebesar 8,49 persen.
7.000.000.000 6.349.617.103
6.000.000.000 5.245.453.109
4.673.116.576
5.000.000.000
3.615.631.026
4.000.000.000
3.332.834.149
3.000.000.000
2.000.000.000
1.000.000.000
-
2014 2015 2016 2017 2018
Gambar 2.5.
Perkembangan Beban Usaha PT Aneka Karya
Boyolali Tahun 2014 – 2018
II-52 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Selisih Laba Kotor dengan beban usaha adalah
Laba Usaha. Pada tahun 2016 laba usaha PT Aneka Karya
Boyolali pernah bernilai negative yang berarti rugi yaitu
sebesar Rp.99.495.769. Walaupun sebelumnya pada tahun
2014 dan 2016 positif atau laba masing-masing sebesar
Rp.658.520.098 dan Rp.929.680.397. Demikian pula
sesudahnya yaitu tahun 2017 dan 2018 juga positif atau
laba dimana masing-masing mencapai Rp.420.591.420 dan
Rp.286.358.171.
1.000.000.000 929.680.397
800.000.000
658.520.098
600.000.000 420.591.420
400.000.000 286.358.171
200.000.000
-
2014 2015 2016 2017 2018
(200.000.000)
(99.495.769)
Gambar 2.6.
Perkembangan Beban Usaha PT Aneka Karya
Boyolali Tahun 2014 – 2018
II-53 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Pada tahun 2018 laba usaha menurun lagi sampai sebesar
-31,92 persen. Dengan perkembangan yang fluktuatif itu
laba usaha secara rata-rata sepanjang tahun 2015 – 2018
meningkat sebesar 85,32 persen per tahun.
2.500.000.000
2.011.402.931
2.000.000.000
1.371.748.805
1.500.000.000 1.067.377.828
1.000.000.000
500.000.000 232.506.370
-
2014 2015 2016 2017 2018
(19.147.220)
(500.000.000)
Gambar 2.7.
Perkembangan Pendapatan/Beban Lain PT Aneka Karya
Boyolali Tahun 2014 - 2018
II-54 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Pada tahun 2015 pendapatan lain menurun bahkan
justru mendapat tambahan beban lain sehingga penurunan
mencapai -198,24 persen. Pada tahun 2016 meningkat
sangat tinggi karena dari mendapat beban sebelumnya
meningkat menjadi pendapatan lain yang cukup besar
sehingga pendapatan lain itu meningkat sebesar 5.674,58
persen. Sementara pada tahun 2017 dan 2018 meningkat
juga masing-masing sebesar 28,52 persen dan 46,63
persen.
2.500.000.000 2.297.761.102
1.792.340.225
2.000.000.000
1.500.000.000
967.882.059
910.533.177
1.000.000.000 891.026.468
500.000.000
-
2014 2015 2016 2017 2018
Gambar 2.8.
Perkembangan Laba Sebelum Pajak PT Aneka Karya
Boyolali Tahun 2014 - 2018
II-55 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Pada tahun 2015 laba sebelum pajak PT Aneka
Karya Boyolali meningkat sebesar 2,19 persen dan
meningkat dengan angka yang lebih tinggi pada tahun
2016 dan 2017 yaitu masing-masing dengan angka 6,30
persen dan 85,18 persen. Pada tahun 2018 meningkat lagi
dengan angka sebesar 28,20 persen. Rata-rata
perkembangan Laba Sebelum Pajak sepanjang tahun 2015
– 2018 adalah sebesar 29,44 persen per tahun.
600.000.000 568.238.095
447.949.925
500.000.000
400.000.000
241.970.609
300.000.000 231.617.856
190.425.368
200.000.000
100.000.000
0
2014 2015 2016 2017 2018
Gambar 2.9.
Perkembangan Beban Pajak PT Aneka Karya
Boyolali Tahun 2014 - 2018
II-56 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
32,37 persen per tahun. Peningkatan beban pajak paling
tinggi sepanjang tahun 2015 – 2018 terjadi pada tahun
2017 yaitu meningkat sebesar 85,13 persen dan
peningkatan paling rendah terjadi pada tahun 2016 yaitu
meningkat hanya sebesar 4,47 persen.
2.000.000.000
1.729.523.007
1.800.000.000
1.600.000.000 1.344.390.300
1.400.000.000
1.200.000.000
1.000.000.000 725.911.450
678.915.321
800.000.000 700.601.100
600.000.000
400.000.000
200.000.000
0
2014 2015 2016 2017 2018
Gambar 10.
Perkembangan Laba Bersih PT Aneka Karya
Boyolali Tahun 2014 - 2018
II-57 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Pada tahun 2016 Laba Bersih meningkat hanya
sebesar 6,92 persen, namun pada tahun 2017 meningkat
sangat tinggi yaitu mencapai 85,20 persen dan pada tahun
2018 meningkat lagi sebesar 28,65 persen. Dengan
demikian rata-rata perkembangan Laba Bersih PT Aneka
Karya Boyolali sepanjang tahun 2015 – 2018 adalah
sebesar 23,67 persen per tahun.
Tabel 2.1.
Nilai Keuangan PT Aneka Karya
Kabupaten Boyolali
II-58 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
BAB III
EVALUASI DAN ANALISIS
PERATURAN TERKAIT
III-1 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2003 Nomor 7 Seri E, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 40). Pada tahun 2014
status badan hukum PD Aneka Karya Kabupaten Boyolali diubah
menjadi Perseroan Terbatas dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Boyolali Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Bentuk Badan
Hukum Perusahaan Daerah Aneka Karya Kabupaten Boyolali
menjadi Perseroan Terbatas Aneka Karya Boyolali (Lembaran
Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Nomor 1, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 13).
Meskipun perubahan PD Aneka Karya Kabupaten Boyolali
menjadi PT Aneka Karya Boyolali itu terjadi pada tahun 2014,
namun landasan pembentukan BUMD dalam bentuk Perseroan
Terbatas itu masih didasarkan pada Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah berikut perubahan-
perubahannya. Dalam Pasal 177 Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa ”Pemerintah
Daerah dapat memiliki Badan Usaha Milik Daerah dimana
pembentukan, penggabungan, pelepasan, kepemilikan, dan
pembubarannya ditetapkan dengan Peraturan Daerah”.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah berikut perubahan-perubahannya itu sudah
diganti dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah. Pengaturan tentang BUMD
memasuki paradigma baru setelah terbit Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 ini, dimana BUMD yang ada hanya memiliki 2 (dua)
jenis saja yaitu Perusahaan Umum Daerah (Perumda) dan
Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda). Secara tegas UU Nomor
23 Tahun 2014 ini juga mencabut dan menyatakan tidak berlaku
Undang-Undang yang selama ini menjadi dasar untuk pendirian
III-2 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Pemerintah Provinsi maupun
Pemerintah Kabupaten/ Kota yaitu Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1962 tentang Perusahaan Daerah.
Pasal 409 UU Nomor 23 Tahun 2014 berikut perubahan-
perubahannya itu menyatakan dengan tegas bahwa: “Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2387),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku”. (Pasal 409). Dengan
demikian BUMD yang berbadan hukum Perusahaan Daerah sudah
harus disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang
baru. Penyesuaian itu berdasarkan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 berikut perubahan-perubahannya diberi kesempatan
paling lama 3 (tiga) tahun, sebagaimana bunyi Pasal 402 ayat (2)
bahwa: “BUMD yang telah ada sebelum Undang-Undang ini
berlaku, wajib menyesuaikan dengan ketentuan dalam Undang-
Undang ini dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun
terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.”
Keseriusan Pemerintah untuk mengatur dan
mengembangkan Badan Usaha Milik Daerah semakin kuat dan
nyata dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun
2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah. Untuk itu maka
rancangan peraturan daerah Kabupaten Magetan tentang
Perusahaan Perseroan Daerah Bank Pembiayaan Syariah Magetan
ini disesuaikan dengan landasan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah berikut perubahan-
perubahannya dan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017
tentang Badan Usaha Milik Daerah.
Sementara itu Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017
tentang Badan Usaha Milik Daerah, dalam Pasal 5 ayat (2)
menyebutkan bahwa: ”Perusahaan Perseroan Daerah merupakan
BUMD yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi
III-3 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
dalam saham yang seluruhnya atau paling sedikit 51% (lima puluh
satu persen) sahamnya dimiliki oleh 1 (satu) Daerah.” Kemudian
berkenaan dengan pemberian nama, dalam Pasal 14 PP Nomor 54
Tahun 2017 ini menyebutkan bahwa:
III-4 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
B. Analisis Peraturan Perundang-Undangan Terkait
III-5 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Selanjutnya dalam Pasal 18 ayat (6) disebutkan
Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah
dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan
tugas pembantuan. Berdasarkan ketentuan tersebut sangat
jelas, bahwa upaya pemerintah daerah dalam menjalankan
otonomi dengan membentuk peraturan daerah tentang
Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali adalah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
memiliki pijakan yuridis konstitusional.
Pembentukan rancangan Peraturan Daerah Kabupaten
Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya
Boyolali ini selain sudah sesuai dengan ketentuan konstitusi
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
juga telah sesuai dengan garis kewenangan yang diberikan
kepada daerah dalam pembentukan peraturan daerah.
Dalam Pasal 33 ayat (3) menyebutkan bahwa: "bumi,
air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya adalah
karunia Tuhan Yang Maha Esa dan dikuasai oleh Negara untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat". Pasal tersebut
memberikan amanat agar bumi, air, dan kekayaan alam yang
lain harus dikelola sedemikian rupa untuk kemakmuran rakyat,
baik generasi sekarang maupun generasi yang akan datang.
Salah satu upaya untuk mengoptimalkan potensi sumber daya
yang dimiliki daerah adalah dengan mendirikan Badan Usaha
Milik Daerah berupa Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya
Boyolali.
III-6 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
serta penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan
yang lebih tinggi. (Pasal 12)
III-7 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pendirian BUMD itu
diatur dalam Peraturan Pemerintah.
b. Permodalan BUMD
Pasal 332 menjelaskan bahwa :
Pasal 333
1) Penyertaan modal Daerah itu ditetapkan dengan Perda.
2) Penyertaan modal Daerahd apat dilakukan untuk
pembentukan BUMD dan penambahan Modal BUMD.
3) Penyertaan modal Daerah dapat berupa uang dan
barang milik Daerah.
4) Barang milik Daerah itu dinilai sesuai nilai riil pada saat
barang milik Daerah akan dijadikan penyertaan modal.
5) Nilai riil itu diperoleh dengan melakukan penafsiran
harga barang milik Daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
III-8 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
(lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh satu
Daerah.
2) Perusahaan perseroan Daerah setelah ditetapkan
dengan Perda itu, pembentukan badan hukumnya
dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai perseroan terbatas.
3) Dalam hal pemegang saham perusahaan perseroan
Daerah terdiri atas beberapa daerah dan bukan daerah,
salah satu daerah merupakan pemegang saham
mayoritas.
Pasal 340
1) Organ perusahaan perseroan Daerah terdiri atas rapat umum
pemegang saham, direksi, dan komisaris.
2) Ketentuan lebih lanjut mengenai organ perusahaan perseroan
Daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Pasal 341 :
Pasal 342
1) Perusahaan perseroan Daerah dapat dibubarkan.
2) Kekayaan Daerah hasil pembubabaran perusahaan
perseroan Daerah yang menjadi hak Daerah
dikembalikan kepada Daerah.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembubabaran
perusahaan Daerah diatur dalam peraturan pemerintah.
III-9 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
d. Pengelolaan BUMD:
Pasal 343
1) Pengelolaan BUMD paling sedikit harus memenuhi unsur:
a) Tata cara penyertaan modal;
b) Organ dan kepagawaian;
c) Tata cara evaluasi;
d) Tata kelola perusahaan yang baik;
e) Perencanaan, pelaporan, pembinaan, pengawasan;
f) Kerjasama;
g) Penggunaan laba;
h) Penugasan pemerintah daerah;
i) Pinjaman;
j) Satuan pengawas intern, komite audit dan komite
lainnya;
k) Penilaian tingkat kesehatan, restrukturisari,
privatisasi;
l) Perubahan bentuk hukuml
m) Kepailitan; dan
n) Penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan.
2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan BUMD itu
diatur dalam peraturan pemerintah.
b. Pasar 402, ayat (2):
BUMD yang telah ada sebelum Undang-Undang ini berlaku
wajib menyesuaikan dengan ketentuan dalam undang-
undang ini dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun
terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan.
c. Pasal 405
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua
ketentuan peraturan perundang-undangan yang merupakan
peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan
III-10 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2387),
dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.
d. Pasal 409
Pasa saat Undang-Undang ini mulai berlaku: Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor
10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2387), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
III-11 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Selanjutnya, Kepala Daerah mewakili Pemerintah Daerah
dalam kepemilikan kekayaan Daerah yang Dipisahkan pada:
a. Perusahaan umum Daerah, berkedudukan sebagai pemilik
modal; dan
b. Perusahaan perseroan Daerah, berkedudukan sebagai
pemegang saham.
Kepala Daerah selaku pemilik modal pada perusahaan umum
daerah atau pemegang saham pada perusahaah perseroan
Daerah mempunyai kewenangan mengambil keputusan.
Kewenangan mengambil keputusan itu dapat dilimpahkan
kepada pejabat perangkat daerah. Perlimpahan kewenangan itu
antara lain:
a. Perubahan anggaran dasar;
b. Pengalihan aset tetap;
c. Kerja sama;
d. Investasi dan pembiayaan, termasuk pembentukan anak
perusahaan dan/ atau penyertaan modal;
e. Penyertaan modal Pemerintah Daerah bersumber dari modal
kapitalisasi cadangan, keuntungan revaluasi aset, dan agio
saham;
f. Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Pengawas,
Komisaris, dan Direksi;
g. Penghasilan Dewan Pengawas, Komisaris, dan Direksi;
h. Penetapan besaran penggunaan laba;
i. Pengesahan laporan tahunan;
j. Penggabungan, pemisahan, peleburan, pengambilalihan,
dan pembubaran BUMD, dan
k. Jaminan aset berjumlah lebih dari 50% (lima puluh persen)
dari jumlah kakayaan bersih BUMD dalam 1 (satu) transaksi
atau lebih.
Pelaksana kewenangan itu dapat diberikan insentif yang
bersumber dari hasil pengelolaan Kekayaan Daerah yang
III-12 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Dipisahkan. Besaran insentif pelaksana kewenangan itu
ditetapkan berdasarkan:
a. Target kinerja BUMD;
b. Klasifikasi hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan sesuai jenis bidang usaha;
c. Laporan keuangan BUMD.
(Pasal 3).
Selanjutnya disebutkan dalam Pasal 4 bahwa: Daerah
dapat mendirikan BUMD, dimana pendirian BUMD tersebut
ditetapkan dengan Perda. BUMD yang didirikan dapat berupa
perusahaan umum daerah, dan perusahaan perseroan daerah.
Khusus untuk perusahaan perseroan daerah, kedudukan
perusahaan perseroan daerah sebagai badan hukum diperoleh
sesuai dengan ketentuan undang-undang yang mengatur
mengenai perseroan terbatas. Perusahaan perseroan daerah
merupakan BUMD yang berbentuk perseroan terbatas yang
modalnya terbagi dalam saham yang seluruhnya atau paling
sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh 1
(satu) Daerah. (Pasal 5).
Tujuan pendirian BUMD (Pasal 7) dimaksudkan untuk:
(a) memberikan manfaat bagi perkembangan perekonomian
daerah, (b) menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa
penyediaan barang dan/ atau jasa yang bermutu bagi
pemenuhan hajat hidup masyarakat sesuai kondisi,
karakteristik dan potensi Daerah yang bersangkutan
berdasarkan tata kelola perusahaan yang baik; dan (c)
memperoleh laba dan/ atau keuntungan.
Pasal 11 mengatur cakupan Perda tentang pendirian
BUMD, dimana untuk perda pendirian perusahaan perseroan
Daerah memuar:
a. Nama dan tempat kedudukan;
b. Maksud dan tujuan;
III-13 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
c. Kegiatan usaha;
d. Jangka waktu berdiri; dan
e. Besarnya modal dasar.
Berkenaan dengan nama perusahaan perseroan Daerah
ditentukan harus menggunakan nama yang:
a. Belum dipakai secara sah oleh perseroan terbatas,
perusahaan umum, dan perusahaan umum Daerah lain atau
sama pada pokoknya dengan nama perseroan terbatas,
perusahaan umum, dan perusahaan umum Daerah lain.
b. Tidak bertentangan dengan kepentingan dan/ atau
kesusilaan.
c. Berbeda dengan nama lembaga negara, lembaga
Pemerintah Pusat, dan lembaga Pemerintah Daerah.
d. Berbeda dengan nama lembaga intenasional, kecuali
mendapat izin dari yang bersangkutan.
e. Sesuai dengan maksud dan tujuan, serta kegiatan usaha,
atau menunjukkan maksud dan tujuan perusahaan
perseoran Daerah saja tanpa nama, dan
f. Terdiri atas angka atau rangkaian angka, huruf atau
rangkaian huruf yang membentuk kata.
g. Tidak mempunyai arti sebagai BUMD, badan hukum, atau
persekutusan perdata;
h. Tidak mengandung bahasa asing; atau
i. Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang mengatur mengenai perseroan terbatas.
Dalam hal penulisan nama perusahaan perseroan Daerah dilakukan
secara lengkap, didahului dengan perkataan perusahaan perseroan
Daerah diikuti dengan nama perusahaan. Namun dalam hal penulisan
nama perusahaan perseroan Daerah dilakukan secara singkat, kata
(Perseroda) dicantumkan setelah singkatan PT dan nama
perusahaan. (Pasal 14).
III-14 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Perusahaan perseroan Daerah mempunyai tempat kedudukan
di wilayah Daerah pendiri yang ditentukan dalam perda pendirian
perusahaan perseroan Daerah. Tempat kedudukan itu sekaligus
merupakan kantor pusat perusahaan perseroan Daerah. (Pasal 15).
Anggaran Dasar perusahaan perseroan Daerah dinyatakan
dalam akta notaris sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Anggaran dasar perusahaan perseroan Daerah itu
memuat:
a. Nama dan tempat kedudukan;
b. Maksud dan tujuan;
c. Kegiatan usaha;
d. Jangka waktu berdiri;
e. Besarnya jumlah modal dasar dan modal disetor;
f. Jumlah saham;
g. Klasifikasi saham dan jumlah saham untuk tiap klasifikasi
serta hak yang melekat pada setiap saham;
h. Nilai nominal setiap saham;
i. Nama jabatan dan jumlah anggota komisaris dan anggota
Direksi;
j. Penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS;
k. Tata cara pengangkatan, penggantian, pemberhentian
anggota Komisaris dan anggota Direksi;
l. Tugas dan wewenang Komisaris dan Direksi;
m. Penggunaan laba dan pembagian dividen; dan
n. Ketentuan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. (Pasal 17).
BUMD harus mempunyai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha
yang tidak bertentangan dengan Pancasila, peraturan perundang-
undangan, ketertiban umum, dan/ atau kesusilaan. (Pasal 18).
Sumber modal BUMD menurut Pasal 19 terdiri atas :
a. Penyertaan modal Daerah;
b. Pinjaman;
c. Hibah; dan
III-15 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
d. Sumber modal lainnya.
Penyertaan modal Daerah itu dapat bersumber dari:
a. APBD, dan/ atau
b. Konversi dari pinjaman.
Pinjaman sebagai sumber modal dapat berasal dari:
a. Daerah;
b. BUMD lainnya; dan/ atau
c. Sumber lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Hibah sebagai sumber modal dapat berasal dari :
a. Pemerintah Pusat;
b. Daerah;
c. BUMD lainnya; dan/ atau
d. Sumber lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Sedangkan sumber modal lainnya dapat berasal dari :
a. Kapitalisasi cadangan;
b. Keuntungan revaluasi aset; dan agio saham.
Modal BUMD yang berasal dari penyertaan modal Daerah
merupakan batas pertanggungjawaban Daerah atas kerugian
BUMD. (Pasal 20).
Organ BUMD dalam Pasal 29 dijelaskan bahwa
pengurusan BUMD dilakukan oleh organ BUMD, dimana untuk
perusahaan perseroan Daerah terdiri atas:
a. RUPS;
b. Komisaris; dan
c. Direksi.
Setiap orang dalam pengurusan BUMD dalam 1 (satu) Daerah
dilarang memiliki hubungan keluarga sampai derajat ketiga
berdasarkan garis lurus ke atas, ke bawah, atau ke samping,
termasuk hubungan yang timbul karena perkawinan.
III-16 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Rapat Umum Pemegang Saham sebagai organ
perusahaan perseroan Daerah antara lain dilakukan
pengaturan:
a. Kepala Daerah mewakili Daerah selaku pemegang saham
perusahaan perseroan Daerah di dalam RUPS.
b. Kepala Daerah dapat memberikan kuasa berupa hak
substitusi kepada pejabat Pemerintah Daerah sesuai dengan
ketentuan yang diatur pada PP ini. (Pasal 33)
Ketentuan lebih lanjut mengenai RUPS sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai perseroan terbatas. (Pasal 35).
Anggota Dewan Komisaris dapat terdiri dari unsur
independen dan unsur lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Unsur lainnya itu dapat terdiri
atas pejabat Pemerintah Pusat dan pejabat Pemerintah Daerah
yang tidak bertugas melaksanakan pelayanan publik. (Pasal
36). Anggota Komisaris dalam perusahaan perseroan Daerah ini
diangkat oleh RUPS. (Pasal 37).
Untuk dapat diangkat sebagai anggota Komisaris yang
bersangkutan harus memenuhi syarat sebagai berikut (Pasal
38):
a. Sehat jasmani dan rohani;
b. Memiliki keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman,
jujur, perilaku yang baik, dan dedikasi yang tinggi untuk
memajukan dan mengembangkan perusahaan.
c. Memahami penyelenggaraan pemerintahan Daerah.
d. Memahami manajemen perusahaan yang berkaitan dengan
salah satu fungsi manajemen.
e. Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan
tugasnya.
f. Berijazah paling rendah strata 1 (S-1).
III-17 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
g. Berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun pada saat
mendaftar pertama kali.
h. Tidak pernah dinyatakan pailit.
i. Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau Komisaris yang
dinyatakan bersalah menyebabkan badan usaha yang
dipimpin dinyatakan pailit.
j. Tidak sedang menjalani sanksi pidana, dan
k. Tidak sedang menjalani sanksi pidana, dan
l. Tidak sedang menjadi pengurus partai politik, calon kepala
daerah atau calon wakil kepala daerah dan/ atau calon
anggota legislatif.
III-18 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
anggota Direksi untuk memenuhi target yang ditetapkan
oleh KPM atau RUPS;
b. Uji Kelayakan dan Kepatutan yang selanjutnya disingkat
UKK adalah proses untuk menentukan kelayakan dan
kepatutan seseorang untuk menjabat sebagai anggota
Dewan Pengawas atau anggota Komisaris dan anggota
Direksi BUMD;
c. Lembaga Profesional adalah Badan Hukum yang memiliki
fungsi dan keahlian untuk melakukan proses penilaian,
mempunyai lisensi atau sertifikasi apabila dipersyaratkan
untuk menjalankan profesinya, mempunyai reputasi baik,
untuk melakukan proses penilaian terhadap Bakal Calon
Anggota Dewan Pengawas atau Bakal Calon anggota
Komisaris dan Bakal Calon Anggota Direksi BUMD yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah;
d. Bakal Calon Anggota Dewan Pengawas atau Anggota
Komisaris adalah seseorang yang dengan sadar mendaftar
menjadi Calon Anggota Dewan Pengawas atau anggota
Komisaris dan mengikuti proses penjaringan;
e. Bakal Calon Anggota Direksi adalah seseorang yang dengan
sadar mendaftar menjadi Calon Direksi dan mengikuti
proses penjaringan.
f. Calon Anggota Dewan Pengawas atau anggota Komisaris
adalah nama-nama yang telah mengikuti UKK.
g. Calon Anggota Direksi adalah nama-nama yang telah
mengikuti UKK;
h. Panitia Seleksi adalah panitia yang dibentuk untuk
melakukan seleksi Bakal Calon Anggota Dewan Pengawas
atau anggota Komisaris dan Bakal Calon anggota Diteksi
sampai pengangkatan oleh KPM atau RUPS.
III-19 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Anggota Dewan Pengawas diangkat oleh KPM dan
anggota Komisaris dilakukan melalui seleksi, dimana paling
sedikit melalui tahapan :
a. Seleksi administrasi;
b. UKK; dan
c. Wawancara akhir.
Persyaratan untuk dapat diangkat sebagai a nggota Dewan
Pengawas atau anggota Komisaris adalah sebagai berikut:
(Pasal 6).
III-20 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
unsur independent dan unsur lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, dimana unsur independent itu
meliputi:
III-21 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
sebagai Komisaris Utama. Penentuan jumlah anggota Dewan
Pengawas atau anggota Komisaris dilakukan berdasarkan asas
efisiensi dan efektivityas keputusan, pengawasan, dan
pembiayaan bagi kepentingan BUMD.
Anggota Dewan Pengawas atau Anggota Komisaris
ditetapkan dengan komposisi:
III-22 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
1) 1 (satu) orang Pejabat Pemerintah Pusat, 3 (tiga) orang
Pejabat Pemerintah Daerah; dan 1 (satu) orang unsur
independent.
2) 1 (satu) orang pejabat Pemerintah Pusat, 2 (dua) orang
pejabat Pemerintah Daerah; dan 2 (dua) orang unsur
independent.
3) 1 (satu) orang pejabat Pemerintah Pusat; 1 (satu) orang
Pejabat Pemerintah Daerah, dan 3 (tiga) orang unsur
independent.
Pejabat pemerintah pusat itu diutamakan untuk mengisi
jabatan anggota Dewan Pengawas atau Anggota Komisaris
BUMD Provinsi dan/ atau BUMD Kabupaten/ Kota secara
selektif. Pejabat Pemerintah Pusat mengisi jabatan paling
banyak pada 2 (dua) BUMD. Sementara itu Pejabat Pemerintah
Daerah Provinsi dapat mengisi jabatan anggota Dewan
Pengawas atau anggota Komisaris BUMD di Daerah Provinsi
dan/ atau Daerah Kabupaten/ Kota. Pejabat Pemerintah Daerah
Kabupaten/ Kota mengisi jabatan anggota Dewan Pengawas
atau anggota Komisaris BUMD di Daerah Kabupaten/ Kota.
Pejabat Pemerintah Pusat merupakan jabatan pimpinan tinggi
madya atau jabatan pimpinan tinggi pratama.
III-23 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 118 Tahun 2018
ini memuat ketentuan umum antara lain :
a. Rencana Bisnis adalah rincian kegiatan dengan jangka
waktu 5 (lima) tahun;
b. Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah ukuran keberhasilan
dari suatu tujuan dan sasaran strategis operasional sesuai
level BUMD;
c. Rencana Kerja dan Anggaran BUMD atau sebutan lain yang
selanjutnya disebut RKA BUMD adalah penjabaran tahunan
dari Rencana Bisnis BUMD.
d. Tata Kelola Perusahaan yang Baik adalah sistem
pengelolaan yang mengarahkan dan mengendalikan
perusahaan agar menghasilkan kemanfaatan ekonomi yang
berkesinambungan dan keseimbangan hubungan antar
pemangku kepentingan.
Penyusunan Rencana Bisnis dan Rencana Kerja dan Anggaran
BUMD dijelaskan sebagai berikut:
a. Umum
1) Penyusunan Rencana Bisnis dan RKA BUMD dilakukan
oleh Direksi BUMD yang baru didirikan dan yang telah
berdiri;
2) Direksi bersama jajaran perusahaan wajib menyusun
Rencana Bisnis yang hendak dicapai dalam jangka waktu
5 tahun berdasarkan anggaran dasar;
3) Penyusunan Rencana Bisnis itu memperhatikan aspirasi
para pemangku kepentingan dan disetujui bersama oleh
Dewan Pengawas atau Komisaris dan disahkan oleh KPM
dan RUPS;
4) Dalam hal adanya rencana penyertaan modal atau
pengurangan modal dari Pemerintah Daerah, Rencana
Bisnis dosesuaikan dengan Perda tentang Penyertaan
III-24 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Modal dan hasil analisis investasi yang disusun oleh
Pemerintah Daerah.
5) Rencana Bisnis merupakan dasar perjanjian kontrak
kinerja Direksi.
6) Direksi wajib menyusun RKA BUMD yang merupakan
penjabaran tahunan dari Rencana Bisnis.
7) RKA BUMD itu wajib disusun oleh Direksi bersama
jajaran perusahaan dan disetujui bersama oleh Dewan
Pengawas atau Komisaris dan disahkan oleh KPM atau
RUPS.
8) Dalam hal adanya rencana penyertaan modal atau
pengurangan modal dari Pemerintah Daerah, RKA BUMD
disesuaikan dengan rencana pembiayaan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
9) RKA BUMD merupakan salah satu instrumen untuk
mengukur kinerja BUMD, kinerja pengurus dan kinerja
pegawai yang berkenaan.
b. Rencana Bisnis
1) Rencana Bisnis disusun untuk :
a) Menunjukkan gambaran mengenai bisnis BUMD
kepada para pemangku kepentingan;
b) Memberikan pedoman bagi pihak manajemen BUMD
dalam mengelola BUMD;
c) Menentukan strategis bisnis;
d) Mengarahkan pengurus BUMD fokus pada tujuan
BUMD;
e) Menentukan strategi bisnis;
f) Mengarahkan pengurus BUMD fokus pada tujuan
BUMD;
g) Membantu menghadapi persaingan usaha; dan
h) Menarik investor dan kreditur.
III-25 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
2) Dalam menyusun Rencana Bisnis, Direksi
memperhatikan:
a) Asas perusahaan yang sehat;
b) Prinsip kehati-hatian;
c) Penerapan manajemen resiko; dan
d) Faktor yang mempengaruhi operasional BUMD.
d. Pelaporan BUMD
1) Pelaporan Dewan Pengawas atau Komisaris
a) Laporan Dewan Pengawas atau Komisaris terdiri dari
laporan triwulanan dan laporan tahunan yang
disampaikan kepada KPM atau RUPS.
III-26 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
b) Laporan Dewan Pengawas atau Komisaris itu paling
sedikit memuat:
(1) pelaksanaan Rencana Bisnis dan RKA BUMD;
(2) faktor yang mempengaruhi kinerja BUMD;
(3) upaya memperbaiki kinerja BUMD.
III-27 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
e) Laporan keuangan itu paling sedikit memuat laporan
arus kas.
III-28 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
BAB IV
LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS,
DAN YURIDIS
A. Landasan Filosofis.
IV-2 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
B. Landasan Sosiologis.
IV-3 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
sehingga mampu berkontribusi lebih besar terhadap
pembentukan pendapatan asli daerah khususnya dan pendapatan
daerah Pemerintah Kabupaten Boyolali pada umumnya. Hal-hal
itulah yang melandasi pembentukan PT Aneka Karya Boyolali
yang semula berupa Perusahaan Daerah berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 5 Tahun 2003 tentang
Perusahaan Daerah Aneka Karya Kabupaten Boyolali (Lembaran
Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2003 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 40).
Dengan kondisi ini maka permasalahan-permasalahan
yang muncul terkait pengelolaan dan pengembangan BUMD PT
Aneka Karya Boyolali terutama berkaitan dengan penyesuaian
bentuk hukum PT Aneka Karya Boyolali yang perlu disesuaikan
menjadi Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali,
memerlukan pengaturan baru berupa Peraturan Daerah
Kabupaten Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka
Karya Boyolali.
Dengan demikian secara sosiologis Rancangan Peraturan
Daerah Kabupaten Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah
Aneka Karya Boyolali memiliki landasan yang cukup kuat.
Sehingga diharapkan dengan melalui proses dan tahapan
pembentukan Peraturan Daerah yang baik, nantinya Peraturan
Daerah Kabupaten Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah
Aneka Karya Boyolali tidak akan mendapatkan penolakan, tetapi
justru dibutuhkan.
C. Landasan Yuridis.
IV-5 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Pembentukan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten
Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya
Boyolali ini merupakan pelaksanaan amanah dari ketentuan Pasal
402 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah yang menyatakan bahwa: “BUMD
yang telah ada sebelum Undang-Undang ini berlaku wajib
menyesuaikan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini
dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun terhirung sejal
Undang-Undang ini diundangkan”.
Selanjutnya menyangkut Pembentukan Rancangan
Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali tentang Perusahaan
Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali ini terdapat beberapa
peraturan perundang-undangan terkait. Berdasarkan hierarki
perundang-undangan terkait dengan Perusahaan Perseroan
Daerah Aneka Karya Boyolali dapat disebutkan sebagai berikut.
a. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah–Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan
Provinsi Jawa Tengah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 1950 Nomor 42);
c. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4756);
d. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
IV-6 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Indonesia Tahun 2001 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2011 tentang Tata
Cara Pengajuan dan Pemakaian Nama Perseroan Terbatas
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5244);
g. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan
Usaha Milik Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 305, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6173);
h. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
i. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 1 Tahun 2014
tentang Perubahan Bentuk Badan Hukum Perusahaan Daerah
Aneka Karya Kabupaten Boyolali Menjadi Perseroan Terbatas
Aneka Karya Boyolali (Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali
Tahun 2014 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Boyolali Nomor 13);
IV-7 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
j. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 6 Tahun 2016
tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan
(Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2016 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 6);
k. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 22 Tahun 2016
tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2016 Nomor 22, Tambahan
Berdasarkan uraian di atas, maka Peraturan Daerah
Kabupaten Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka
Karya Boyolali memiliki landasan filosofis, sosiologis dan yuridis
yang cukup layak untuk segera disusun.
IV-8 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
BAB V
JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP
MATERI MUATAN PERATURAN DAERAH
B. Ketentuan Umum
Ketentuan Umum Naskah Akademik Peraturan Daerah
ini, pada dasarnya memuat pengertian-pengertian dasar yang
termuat dalam ketentuan umum, merupakan pengertian dan
persitilahan yang terkait dengan subtansi/ materi yang ada dalam
pasal-pasal batang tubuh. Atau kutipan dari peraturan
Perundang-undangan yang ada.
Pengertian dan peristilahan dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka
Karya Boyolali ini adalah sebagai berikut:
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Boyolali.
2. Bupati adalah Bupati Boyolali.
3. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat
DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang
V-2 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Daerah.
5. Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat BUMD
adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh Daerah.
6. Perseroan Terbatas yang selanjutnya disingkat PT adalah
badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
serta peraturan pelaksanaannya.
7. Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali yang
selanjutnya disebut PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda)
adalah Perusahaan Perseroan Daerah atau Perusahaan
Terbatas yang modalnya terbagi dalam saham, yang
seluruhnya atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen)
sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Boyolali.
8. Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disingkat
RUPS adalah Organ PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda)
yang memegang kekuasaan tertinggi dalam PT Aneka Karya
Boyolali (Perseroda) dan memegang segala wewenang yang
tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris.
9. Dewan Komisaris adalah Organ PT Aneka Karya Boyolali
(Perseroda) yang bertugas melakukan pengawasan dan
memberi nasehat kepada Direksi dalam menjalankan
kegiatan pengurusan PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda).
10. Direksi adalah Organ PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda)
yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas
pengurusan PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda) untuk
kepentingan dan tujuan PT Aneka Karya Boyolali
V-3 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
(Perseroda), serta mewakili PT Aneka Karya Boyolali
(Perseroda) baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai
dengan ketentuan Peraturan Daerah atau Anggaran Dasar.
11. Saham adalah surat berharga sebagai bukti kepemilikan
modal pada PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda).
12. Penyertaan Modal Daerah adalah bentuk investasi
pemerintah daerah berupa uang dan/atau barang milik
daerah pada Badan Usaha Milik Daerah dengan mendapat
hak kepemilikan untuk diperhitungkan sebagai
modal/saham.
13. Laba bersih adalah laba PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda)
setelah dikurangi pajak.
14. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan yang
selanjutnya disingkat TJSLP adalah kewajiban dan/atau
komitmen Perusahaan untuk berperan serta dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan
kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik
bagi Perusahaan sendiri, lingkungan setempat, maupun
masyarakat pada umumnya.
15. Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh
satu PT atau lebih untuk menggabungkan diri dengan PT lain
yang telah ada yang mengakibatkan aktiva dan pasiva dari
PT yang menggabungkan diri beralih karena hukum kepada
PT yang menerima penggabungan dan selanjutnya status
badan hukum PT yang menggabungkan diri berakhir karena
hukum.
16. Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua
PT atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara mendirikan
satu PT baru yang karena hukum memperoleh aktiva dan
pasiva dari PT yang meleburkan diri dan status badan hukum
PT yang meleburkan diri berakhir karena hukum.
V-4 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
17. Pengambilalihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan
oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk
mengambil alih saham PT yang mengakibatkan beralihnya
pengendalian atas PT tersebut.
18. Kantor Pusat adalah kantor PT Aneka Karya Boyolali
(Perseroda) yang berkedudukan di Kabupaten Boyolali.
19. Kantor Cabang adalah kantor PT Aneka Karya Boyolali
(Perseroda) yang secara langsung bertanggung jawab
kepada Kantor Pusat.
Pasal 2
PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda) dalam melakukan
usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan prinsip
kehati-hatian.
Pasal 3
Maksud ditetapkannya Peraturan Daerah ini adalah:
a. memberikan dasar hukum bagi Pemerintah Daerah dalam
melakukan penyesuaian bentuk badan hukum menjadi PT
Aneka Karya Boyolali (Perseroda) sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
b. mengoptimalkan peran dan fungsi PT Aneka Karya Boyolali
(Perseroda) dalam menggerakkan perekonomian Daerah
maupun memberi kontribusi bagi penerimaan Daerah..
V-5 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
Pasal 4
Tujuan ditetapkannya Peraturan Daerah ini adalah:
a. memberikan manfaat bagi perkembangan perekonomian
Daerah;
b. memperluas pelayanan berbagai bidang usaha kepada
masyarakat;
c. mendorong kegiatan perdagangan, perindustrian, jasa
bagi dunia usaja yang efektif, efisien, dan berdaya guna
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
d. menjalankan dan mengembangkan BUMD dengan prinsip
tata kelola perusahaan yang baik; dan
e. memperoleh laba atau keuntungan.
Pasal 5
Dengan Peraturan Daerah ini, maka ditetapkan nama BUMD
milik Pemerintah Kabupaten Boyolali yaitu PT Aneka Karya
Boyolali (Perseroda).
Pasal 6
Bentuk badan hukum PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda)
adalah Perusahaan Perseroan Daerah.
Pasal 7
(1) PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda) berkedudukan dan
berkantor pusat di Kabupaten Boyolali.
(2) PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda) dapat membuka
Kantor Cabang dan Kantor Kas sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
V-6 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
3. Kegiatan Usaha
Pasal 8
(1) Jasa layanan dan kegiatan usaha PT Aneka Karya Boyolali
(Perseroda) meliputi kegiatan:
Pasal 9
(1) PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda) dapat
merencanakan pembukaan kantor cabang untuk
pengembangan kegiatan usaha sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
V-7 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
(2), Direksi memproses pendiriannya, sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Bagian Kesatu
Modal
Pasal 10
(1) Modal dasar PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda)
ditetapkan sebesar Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah).
(2) Komposisi modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas Pemerintah Daerah paling sedikit sebesar
51% (lima puluh persen) dari modal dasar dan Pihak Ketiga
paling banyak 49% (empat puluh Sembilan persen) dari
modal dasar.
(3) Perubahan atas komposisi modal dasar sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dalam RUPS sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Penetapan modal dasar, modal disetor dan perubahan modal
dasar PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut
dalam Anggaran Dasar.
Pasal 11
(1) Pemenuhan modal dasar PT Aneka Karya Boyolali
(Perseroda) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 yang
menjadi bagian Pemerintah Daerah dilakukan melalui
penyertaan modal pemerintah Daerah sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
V-8 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
(2) Penyertaan modal pemerintah Daerah ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
Bagian Kedua
Saham
Pasal 12
(1) Pemegang Saham PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda)
terdiri dari:
a. Pemerintah Daerah; dan
b. Pihak Ketiga.
(2) Semua saham yang dikeluarkan PT Aneka Karya Boyolali
(Perseroda) merupakan saham atas nama.
(3) Jenis saham, nilai nominal saham, hak dan kewajiban
Pemegang Saham ditetapkan oleh RUPS dan dikukuhkan
dalam Anggaran Dasar sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Setiap pemegang saham harus tunduk pada semua keputusan
dalam RUPS.
Pasal 13
(1) Saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk:
a. menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS;
b. menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil
likuidasi; dan
c. menjalankan hak lainnya sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pemerintah Daerah memiliki hak suara khusus dalam
RUPS sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
V-9 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
Pasal 14
Penambahan modal disetor para Pemegang Saham dilakukan
melalui RUPS, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 15
Ketentuan lebih lanjut mengenai daftar pemegang saham,
pemindah tanganan saham, dan duplikat saham diatur dalam
Anggaran Dasar dengan berpedoman pada ketentuan
peraturan perundang-undangan
5. Organ
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 16
Organ PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda) terdiri atas:
a. RUPS;
b. Dewan Komisaris; dan
c. Direksi.
Bagian Kedua
RUPS
Pasal 17
(1) RUPS memiliki wewenang yang tidak diserahkan kepada
Direksi atau Dewan Komisaris.
(2) RUPS terdiri atas RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa.
(3) RUPS Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
wajib dilaksanakan paling lambat 6 (enam) bulan setelah
tahun buku berakhir.
V-10 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
(4) RUPS Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat dilaksanakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan
mendesak untuk kepentingan PT Aneka Karya Boyolali
(Perseroda).
(5) Dalam forum RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), pemegang saham berhak memperoleh keterangan
yang berkaitan dengan PT Aneka Karya Boyolali
(Perseroda) dari Direksi dan/atau Dewan Komisaris,
sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat dan
tidak bertentangan dengan kepentingan PT Aneka Karya
Boyolali (Perseroda).
(6) Keputusan RUPS diambil berdasarkan musyawarah untuk
mufakat dengan memperhatikan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(7) Dalam hal tidak mencapai mufakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) maka pengambilan keputusan
RUPS ditentukan oleh pemegang saham pengendali
sebagaimana yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah
ini.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai kedudukan RUPS diatur
dalam Anggaran Dasar sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 18
(1) Bupati mewakili Daerah selaku pemegang saham dalam
kepemilikan kekayaan Daerah yang dipisahkan pada PT
Aneka karya Boyolali (Perseroda) dan mempunyai
kewenangan mengambil keputusan.
(2) Bupati dapat memberikan kuasa dengan hak substitusi
kepada Pejabat yang ditunjuk untuk mewakilinya sebagai
pemegang saham dalam RUPS.
V-11 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
(3) Kewenangan mengambil keputusan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dapat dilimpahkan kepada
pimpinan perangkat daerah melalui kewenangan mandat
dan kewenangan delegasi.
(4) Kewenangan mandat sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) untuk kebijakan terkait:
a. perubahan anggaran dasar;
b. pengalihan aset tetap;
c. kerja sama;
d. investasi, pembiayaan, pembentukan anak
perusahaan dan/atau penyertaan modal;
e. penyertaan modal Pemerintah Daerah bersumber dari
modal kapitalisasi cadangan, keuntungan revaluasi
aset, dan agio saham;
f. pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris
dan Direksi;
g. penghasilan Dewan Komisaris dan Direksi;
h. penetapan besaran penggunaan laba;
i. pengesahan laporan tahunan;
j. penggabungan, pemisahan, peleburan,
pengambilalihan, dan pembubaran; dan
k. jaminan aset berjumlah lebih dari 50% (lima puluh
perseratus) dari jumlah kekayaan bersih PT Aneka
Karya Boyolali (Perseroda) dalam 1 (satu) transaksi
atau lebih.
(5) Kewenangan delegasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) yaitu kebijakan selain dimaksud pada ayat (4).
Bagian Ketiga
Dewan Komisaris
V-12 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
Pasal 19
(1) Dewan Komisaris bertugas:
a. melakukan pengawasan terhadap PT Aneka Karya Boyolali
(Perseroda); dan
b. mengawasi dan memberi nasihat kepada Direksi dalam
menjalankan pengurusan PT Aneka Karya Boyolali
(Perseroda).
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dimaksudkan untuk:
a. memastikan terselenggaranya tata kelola perusahaan yang
baik; dan
b. memastikan pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan
Badan Pemeriksa Keuangan dan lembaga pemeriksa
lainnya.
(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
secara:
a. periodik sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan; dan
b. sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan.
(4) Dewan Komisaris wajib melaporkan hasil pengawasan kepada
RUPS dan membuat serta memelihara risalah rapat.
(5) Dewan Komisaris berwenang:
a. meneliti rencana strategis bisnis (corporate plan), rencana
kerja tahunan dan anggaran PT Aneka Karya Boyolali
(Perseroda) sebelum diserahkan kepada RUPS untuk
mendapatkan pengesahan;
b. meneliti neraca dan laporan laba rugi yang disampaikan
Direksi untuk mendapat pengesahan RUPS;
c. memberikan pertimbangan dan saran, diminta atau tidak
diminta kepada RUPS untuk perbaikan dan pengembangan
PT Aneka karya Boyolali (Perseroda);
V-13 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
d. menilai kinerja Direksi dalam mengelola PT Aneka Karya
Boyolali (Perseroda);
e. meminta keterangan Direksi mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan pengawasan dan pengelolaan PT
Aneka Karya Boyolali (Perseroda)
f. mengusulkan pengangkatan, pemberhentian sementara,
rehabilitasi dan pemberhentian anggota Direksi kepada
RUPS; dan
g. menunjuk seorang atau beberapa ahli untuk melaksanakan
tugas tertentu.
Pasal 20
(1) Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas dan
wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
bertanggung jawab kepada RUPS.
Pasal 21
(1) Anggota Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan
berdasarkan keputusan RUPS.
(2) Untuk pertama kali anggota Dewan Komisaris diangkat
oleh Bupati selaku wakil Pemerintah Daerah sebagai
pemegang saham pengendali dalam RUPS sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan.
(3) Anggota Dewan Komisaris diangkat untuk masa jabatan
paling lama 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali
untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
V-14 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
Pasal 22
(1) Anggota Dewan Komisaris paling sedikit berjumlah 2 (dua)
orang dan paling banyak sama dengan jumlah Direksi, salah
satu di antaranya menjabat sebagai Komisaris Utama.
(2) Untuk dapat diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. sehat jasmani dan rohani;
b. memiliki keahlian, integritas, kepemimpinan,
pengalaman, jujur, perilaku yang baik, dan dedikasi yang
tinggi untuk memajukan dan mengembangkan
perusahaan;
c. kompetensi;
d. reputasi keuangan yang baik;
e. memahami penyelenggaraan pemerintahan daerah;
f. memahami manajemen perusahaan yang berkaitan
dengan salah satu fungsi manajemen;
g. berijazah Strata 1 (S-1);
h. berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun pada saat
mendaftar pertama kali;
i. tidak pernah dinyatakan pailit;
j. tidak pernah menjadi anggota Direksi dan/atau anggota
Dewan Komisaris, yang dinyatakan bersalah
menyebabkan badan usaha yang dipimpin dinyatakan
pailit;
k. tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan
l. tidak sedang menjadi pengurus partai politik, calon
kepala daerah atau calon wakil kepala daerah, dan/atau
calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat/Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.
(3) Persyaratan integritas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b meliputi:
V-15 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
a. memiliki akhlak dan moral yang baik;
b. memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan
perundang-undangan;
c. memiliki komitmen yang tinggi terhadap pengembangan
operasional PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda) yang
sehat; dan
d. tidak termasuk dalam Daftar Tidak Lulus.
(4) Persyaratan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf c meliputi:
a. memiliki pengetahuan di bidang usaha dan bisnis yang
memadai dan relevan dengan jabatannya;
b. memiliki pengalaman di bidang usaha dan bisnis paling
sedikit 2 (dua) tahun; dan
c. memiliki sertifikasi kompetensi pada bidang pekerjaan
Komisaris BUMD yang masih berlaku yang dikeluarkan
oleh lembaga sertifikasi profesi.
(5) Dalam hal pengalaman di bidang usaha dan bisnis
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b tidak
terpenuhi tetapi terdapat lebih besar atau sama dengan
50% (lima puluh perseratus) dari jumlah anggota Dewan
Komisaris yang memiliki pengalaman di bidang usaha dan
bisnis dan anggota Dewan Komisaris lainnya dapat memiliki
pengalaman bidang lainnya.
(6) Persyaratan reputasi keuangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf d meliputi:
a. tidak termasuk dalam daftar kredit macet; dan
b. tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota
Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit, dalam
waktu 5 (lima) tahun sebelum dicalonkan.
(7) Anggota Dewan Komisaris dilarang:
V-16 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
a. mempunyai hubungan keluarga dengan anggota Dewan
Komisaris lainnya dalam hubungan sebagai orang tua
termasuk mertua, anak, menantu, saudara kandung,
ipar dan suami/istri;
b. mempunyai hubungan keluarga dengan anggota Direksi
dalam hubungan sebagai orang tua, anak dan
suami/istri, mertua, menantu, dan saudara kandung;
c. mempunyai kepentingan pribadi langsung atau tidak
langsung pada PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda); dan
d. mempunyai kepentingan pribadi langsung atau tidak
langsung pada badan hukum atau perorangan yang
diberi kredit oleh PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda).
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, tata cara
pengangkatan, dan/atau pemberhentian anggota Dewan
Komisaris diatur dalam Anggaran Dasar dengan berpedoman
pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Keempat
Direksi
Pasal 23
V-17 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
berdasarkan kebijaksanaan umum yang ditetapkan oleh
Dewan Komisaris;
c. menyusun dan menyampaikan Rencana Kerja Tahunan dan
Anggaran PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda) kepada RUPS
melalui Dewan Komisaris yang meliputi aturan di bidang
organisasi, perencanaan, perkreditan, keuangan,
kepegawaian, umum, dan pengawasan untuk mendapatkan
pengesahan;
d. menyusun dan menyampaikan laporan perhitungan hasil
usaha dan kegiatan PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda);
e. menyusun dan menyampaikan laporan tahunan yang terdiri
atas Neraca dan Laporan Laba Rugi kepada RUPS melalui
Dewan Komisaris untuk mendapat pengesahan; dan
f. melaksanakan tugas lain sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
mengadakan kerjasama dengan pihak lain dalam upaya
pengembangan PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda).
(3) Direksi berwenang:
a. mengurus kekayaan PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda);
b. mengangkat dan memberhentikan pegawai berdasarkan
peraturan kepegawaian PT Aneka Karya Boyolali
(Perseroda);
c. menetapkan susunan organisasi dan tata kerja PT Aneka
Karya Boyolali (Perseroda) dengan persetujuan Dewan
Komisaris;
d. mewakili PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda) di dalam dan
di luar pengadilan;
e. apabila dipandang perlu menunjuk seorang kuasa atau lebih
untuk melakukan perbuatan hukum tertentu mewakili PT
Aneka Karya Boyolali (Perseroda);
V-18 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
f. membuka kantor cabang atas persetujuan RUPS melalui
Dewan Komisaris dan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
g. membeli, menjual atau dengan cara lain mendapatkan atau
melepaskan hak atas aset milik PT Aneka Karya Boyolali
(Perseroda) yang merupakan hasil pengelolaan PT Aneka
Karya Boyolali (Perseroda) berdasarkan persetujuan RUPS
atas pertimbangan Dewan Komisaris sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
h. menetapkan biaya perjalanan dinas Dewan Komisaris dan
Direksi serta pegawai PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda);
i. menetapkan pengelolaan kepegawaian PT Aneka Karya
Boyolali (Perseroda); dan
j. melaksanakan wewenang lain sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(4) Pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan
dalam anggaran dasar PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda).
Pasal 24
(1) Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 Direksi bertanggung jawab kepada
RUPS melalui Dewan Komisaris.
(2) Pertanggungjawaban Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan secara tertulis yang ditandatangani oleh anggota
Direksi
Pasal 25
(1) Direksi diangkat dan diberhentikan berdasarkan keputusan
RUPS.
V-19 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
(2) Untuk pertama kali anggota Direksi diangkat oleh Bupati selaku
wakil Pemerintah Daerah sebagai pemegang saham pengendali
dalam RUPS sesuai persyaratan yang ditentukan.
(3) Anggota Direksi diangkat untuk masa jabatan paling lama 5
(lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali
masa jabatan, kecuali:
a. ditentukan lain sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
b. dalam hal anggota Direksi memiliki keahlian khusus
dan/atau prestasi yang sangat baik, dapat diangkat untuk
masa jabatan yang ketiga.
Pasal 26
(1) PT Aneka Usaha Boyolali (Perseroda) dipimpin oleh Direksi yang
terdiri dari seorang Direktur Utama dan paling sedikit 1 (satu)
orang Direktur.
(2) Anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. sehat jasmani dan rohani;
b. memiliki keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman,
jujur, perilaku yang baik, dan dedikasi yang tinggi untuk
memajukan dan mengembangkan perusahaan;
c. kompetensi;
d. reputasi keuangan yang baik;
e. memahami penyelenggaraan pemerintahan daerah;
f. memahami manajemen perusahaan;
g. memiliki pengetahuan yang memadai di bidang usaha
perusahaan;
h. berijazah Strata Satu;
V-20 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
i. pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun di bidang
manajerial perusahaan berbadan hukum dan pernah
memimpin tim;
j. berusia paling rendah 35 (tiga puluh lima) tahun dan paling
tinggi 55 (lima puluh lima) tahun pada saat mendaftar
pertama kali;
k. tidak pernah menjadi anggota Direksi dan Dewan Komisaris
yang dinyatakan bersalah menyebabkan badan usaha yang
dipimpin dinyatakan pailit;
l. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang
merugikan keuangan negara atau keuangan daerah;
m. tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan
n. tidak sedang menjadi pengurus partai politik, calon kepala
daerah atau calon wakil kepala daerah, dan/atau calon
anggota legislatif.
(3) Persyaratan integritas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b meliputi:
a. memiliki akhlak dan moral yang baik;
b. memiliki komitmen untuk mematuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c. memiliki komitmen yang tinggi terhadap pengembangan
operasional usaha yang sehat; dan
d. tidak termasuk dalam Daftar Tidak Lulus.
(4) Persyaratan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf c meliputi:
a. memiliki pengetahuan di bidang usaha dan bisnis yang
memadai dan relevan dengan jabatannya;
b. memiliki pengalaman di bidang usaha dan bisnis paling
sedikit 2 (dua) tahun; dan
V-21 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
c. memiliki sertifikasi kompetensi pada bidang pekerjaan
Direksi BUMD yang masih berlaku yang dikeluarkan oleh
lembaga sertifikasi profesi
(5) Persyaratan reputasi keuangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf d meliputi:
a. tidak termasuk dalam daftar kredit macet; dan
b. tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi Direksi atau
Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan
suatu perusahaan dinyatakan pailit, dalam waktu 5 (lima)
tahun sebelum dicalonkan.
(6) Anggota Direksi dilarang:
a. memiliki hubungan keluarga atau semenda sampai dengan
derajat kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris;
b. baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama memiliki
saham sebesar 25% (dua puluh lima perseratus) atau lebih
dari modal disetor pada Bank dan/atau menjadi pemegang
saham mayoritas di lembaga jasa keuangan non Bank;
c. merangkap jabatan pada bank, perusahaan non bank
dan/atau lembaga lain kecuali sebagai pengurus asosiasi
Usaha Perdagangan/ Jasa dan/atau lembaga pendidikan
dalam rangka peningkatan kompetensi sumber daya
manusia BUMD sepanjang tidak mengganggu pelaksanaan
tugas sebagai Direksi PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda);
dan
d. memberikan kuasa umum yang mengakibatkan pengalihan
tugas dan wewenang tanpa batas.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, tata cara
pengangkatan, dan/atau pemberhentian anggota Direksi diatur
dalam Anggaran Dasar Perusahaan dengan berpedoman pada
ketentuan peraturan perundang-undangan.
V-22 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
6. Kepagawaian
Pasal 27
(1) Pegawai PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda) merupakan
pegawai PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda) yang
pengangkatan, pemberhentian, kedudukan, hak, dan
kewajibannya ditetapkan berdasarkan surat Keputusan
Direksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai ketenagakerjaan.
(2) Pegawai PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda)
memperoleh penghasilan yang adil dan layak sesuai
beban pekerjaan, tanggung jawab, dan kinerja.
(3) Penghasilan pegawai PT Aneka Karya Boyolali
(Perseroda) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri
atas:
a. gaji;
b. tunjangan;
c. fasilitas; dan/atau
d. jasa produksi atau insentif pekerjaan.
(4) Direksi menetapkan penghasilan pegawai PT Aneka Karya
Boyolali (Perseroda) sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) sesuai dengan rencana kerja dan anggaran PT Aneka
Karya Boyolali (Perseroda).
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kepegawaian dan
penghasilan diatur oleh Direksi sesuai Anggaran Dasar
dengan berpedoman pada ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 28
(1) PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda) mengikutsertakan
pegawai pada program jaminan kesehatan, jaminan hari
V-23 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
tua, dan jaminan sosial lainnya sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai, PT
Aneka Karya Boyolali (Perseroda) dapat melaksanakan
program peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
(3) PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda) mengalokasikan
biaya untuk pengembangan kapasitas sumber daya
manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan paling sedikit 5% (lima perseratus) dari
realisasi biaya sumber daya manusia tahun sebelumnya.
Pasal 29
Pegawai PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda) dilarang
menjadi pengurus partai politik.
Pasal 30
(1) Direksi wajib menyiapkan rencana bisnis PT Aneka Karya
Boyolali (Perseroda) yang hendak dicapai dalam jangka
waktu 5 (lima) tahun.
(2) Rencana bisnis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit memuat:
a. evaluasi hasil rencana bisnis sebelumnya;
b. kondisi PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda) saat ini;
c. asumsi yang dipakai dalam penyusunan rencana
bisnis;
d. visi, misi, sasaran strategi, kebijakan dan program
kerja;
V-24 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
e. nilai dan harapan pemangku kepentingan
(stakeholder);
f. proyeksi Keuangan; dan
g. rencana penggunaan dana tanggung jawab sosial dan
lingkungan (corporate social responsibility).
(3) Rencana bisnis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang telah ditandatangani bersama Dewan Komisaris
disampaikan kepada RUPS untuk mendapatkan
pengesahan.
(4) Rencana bisnis sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
merupakan dasar perjanjian kontrak kinerja.
Pasal 31
(1) Direksi wajib menyusun rencana kerja dan anggaran
tahunan PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda) yang
merupakan penjabaran tahunan dari Rencana bisnis PT
Aneka Karya Boyolali (Perseroda) sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 30.
(2) Rencana kerja dan anggaran tahunan PT Aneka Karya
Boyolali (Perseroda) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit memuat:
a. rencana rinci program kerja dan anggaran tahunan; dan
b. hal-hal lain yang memerlukan Keputusan RUPS.
(3) Rencana kerja dan anggaran tahunan PT Aneka Karya
Boyolali (Perseroda) yang telah ditandatangani bersama
Dewan Komisaris disampaikan kepada RUPS untuk
mendapatkan pengesahan.
Pasal 32
(1) Dalam hal sampai dengan permulaan tahun buku, RUPS
tidak memberikan pengesahan sebagaimana dimaksud
V-25 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
dalam Pasal 33, rencana kerja dan anggaran tahunan PT
Aneka Karya Boyolali (Perseroda) dinyatakan berlaku.
(2) Perubahan rencana kerja dan anggaran tahunan PT Aneka
Karya Boyolali (Perseroda) dalam tahun buku yang
bersangkutan harus mendapat pengesahan RUPS.
(3) Rencana kerja dan anggaran tahunan PT Aneka Karya
Boyolali (Perseroda) yang telah mendapat pengesahan RUPS
disampaikan kepada Pimpinan Otoritas Jasa Keuangan.
(4) Pelaksanaan rencana kerja dan anggaran tahunan PT Aneka
Karya Boyolali (Perseroda) sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) menjadi kewenangan Direksi.
Bagian Kedua
Pelaporan
Pasal 33
(1) Laporan Dewan Komisaris terdiri atas laporan triwulan dan
laporan tahunan.
(2) Laporan triwulan dan laporan tahunan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas laporan pengawasan
yang disampaikan kepada RUPS.
(3) Laporan triwulan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disampaikan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja setelah
akhir triwulan berkenaan.
(4) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disampaikan paling lama 90 (sembilan puluh) hari kerja
setelah tahun buku PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda)
ditutup.
(5) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
disahkan oleh RUPS.
V-26 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
(6) Dalam hal terdapat Dewan Komisaris tidak menandatangani
laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
harus disebutkan alasannya secara tertulis.
Pasal 34
(1) Laporan Direksi terdiri dari laporan bulanan, laporan
triwulan dan laporan tahunan.
(2) Laporan bulanan dan laporan triwulan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas laporan kegiatan
operasional dan laporan keuangan yang disampaikan kepada
Dewan Komisaris.
(3) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas laporan keuangan yang telah diaudit dan laporan
manajemen yang ditandatangani bersama Direksi dan
Dewan Komisaris.
(4) Laporan triwulanan dan laporan tahunan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) disampaikan kepada
RUPS.
(5) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
disahkan oleh RUPS paling lama dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari kerja setelah diterima.
(6) Direksi mempublikasikan laporan tahunan kepada
masyarakat paling lama 15 (lima belas) hari kerja setelah
laporan tahunan disahkan oleh RUPS.
(7) Dalam hal terdapat anggota Direksi tidak menandatangani
laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
harus disebutkan alasannya secara tertulis.
Pasal 35
(1) Direksi membuat laporan tahunan yang telah disahkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (5),
V-27 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
disampaikan kepada Bupati dengan tembusan kepada
Gubernur dan Menteri Dalam Negeri.
(2) Direksi wajib mengumumkan laporan publikasi yang terdiri
dari neraca dan laporan laba rugi yang telah disahkan pada
papan pengumuman PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda).
Pasal 36
(1) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35
ayat (1) paling sedikit memuat:
a. laporan keuangan;
b. laporan mengenai kegiatan PT Aneka Karya Boyolali
(Perseroda);
c. laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan
lingkungan (corporate social responsibility);
d. rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang
mempengaruhi kegiatan usaha PT Aneka Karya
Boyolali (Perseroda);
e. laporan mengenai tugas pengawasan yang telah
dilaksanakan oleh Dewan Komisaris selama tahun
buku yang baru lampau;
f. nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris;
dan
g. penghasilan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris
untuk tahun yang baru lampau.
(2) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
paling sedikit memuat:
a. neraca akhir tahun buku yang baru lampau dalam
perbandingan dengan tahun buku sebelumnya;
b. laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan;
c. laporan arus kas;
d. perubahan ekuitas; dan
V-28 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
e. catatan atas laporan keuangan.
(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
sampai dengan huruf g merupakan laporan manajemen.
(4) Laporan tahunan bagi PT Aneka Karya Boyolali
(Perseroda) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai perseroan
terbatas.
Pasal 38
(1) Bagian laba kepada pemegang saham sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 37 ayat (3) huruf a ditetapkan dalam
RUPS.
(2) Bagian laba sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya
boleh dibagikan apabila PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda)
mempunyai saldo laba yang positif.
(3) Bagian laba yang menjadi bagian pemegang saham
Pemerintah Daerah seluruhnya disetor ke Kas Daerah.
9. Prinsip Pengelolaan
Pasal 39
(1) Dalam pengelolaan kegiatan usaha, PT Aneka Karya
Boyolali (Perseroda) wajib melaksanakan prinsip:
V-30 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
a. peningkatan kinerja dan produktivitas usaha PT Aneka
Karya Boyolali (Perseroda);
b. tata kelola perusahaan yang baik (good corporate
governance), yang meliputi:
1. transparansi;
2. akuntabilitas;
3. pertanggungjawaban;
4. kemandirian; dan
5. kewajaran.
c. peningkatan kualitas perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian usaha.
(2) Penerapan tata kelola perusahaan yang baik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b bertujuan
untuk:
a. mencapai tujuan PT Aneka Karya Boyolali
(Perseroda);
b. mengoptimalkan nilai PT Aneka Karya Boyolali
(Perseroda) agar perusahaan memiliki daya saing
yang kuat, baik secara nasional maupun
internasional;
c. mendorong pengelolaan PT Aneka Karya Boyolali
(Perseroda) secara profesional, efisien, dan efektif,
serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan
kemandirian organ PT Aneka Karya Boyolali
(Perseroda);
d. mendorong agar organ PT Aneka Karya Boyolali
(Perseroda) dalam membuat keputusan dan
menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang
tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan, serta kesadaran tanggung jawab sosial PT
Aneka Karya Boyolali (Perseroda) terhadap pemangku
V-31 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
kepentingan maupun kelestarian lingkungan di sekitar
PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda);
e. meningkatkan kontribusi PT Aneka Karya Boyolali
(Perseroda) dalam perekonomian nasional; dan
f. meningkatkan iklim usaha yang kondusif bagi
perkembangan investasi nasional.
g. Tata kelola perusahaan yang baik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b dan ayat (2)
ditetapkan oleh Direksi.
Pasal 42
Sekretaris Daerah melaksanakan pembinaan terhadap
pengurusan PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda) pada
kebijakan yang bersifat strategis.
Pasal 43
(1) Pejabat pada Pemerintah Daerah yang melakukan fungsi
pembinaan teknis PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda)
mempunyai tugas melakukan:
a. pembinaan organisasi, manajemen, dan keuangan;
b. pembinaan kepengurusan;
c. pembinaan pendayagunaan aset;
d. pembinaan pengembangan bisnis;
e. monitoring dan evaluasi;
f. administrasi pembinaan; dan
g. fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris Daerah.
(2) Penetapan pejabat pada Pemerintah Daerah yang
melakukan fungsi pembinaan teknis PT Anake Karya
Boyolali (Perseroda) disesuaikan dengan perangkat
V-33 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
Daerah atau unit kerja pada perangkat Daerah yang
menangani PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda).
Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal 44
(1) Pengawasan terhadap PT Aneka Karya Boyolali
(Perseroda) dilakukan untuk menegakkan tata kelola
perusahaan yang baik.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh pengawasan internal dan pengawasan
eksternal.
(3) Pengawasan internal sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilakukan oleh satuan kerja audit intern, komite
audit, dan/atau komite lainnya.
(4) Pengawasan eksternal sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilakukan oleh Pemerintah Daerah yang dilaksanakan
oleh pejabat pada Pemerintah Daerah yang
melaksanakan fungsi pengawasan.
Pasal 45
Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan dan pengawasan
PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda) diatur dalam Peraturan
Bupati.
D. Ketentuan Peralihan
Pasal 46
(1) Proses perubahan dari PT Aneka Karya Boyolali menjadi PT
Aneka Karya Boyolali (Perseroda) dilaksanakan dalam jangka
V-34 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak Peraturan Daerah ini
ditetapkan.
Pasal 47
(1) Segala hak dan kewajiban PT. Aneka Karya Boyolali yang
sudah ada menjadi hak dan kewajiban PT Anake Karya
Boyolali (Perseroda) berdasarkan Peraturan Daerah ini.
V-35 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
(2) Seluruh kekayaan/aset PT Aneka Karya Boyolali yang sudah
ada menjadi kekayaan/aset PT Aneka Karya Boyolali
(Perseroda) berdasarkan Peraturan Daerah ini yang
dituangkan dalam laporan keuangan yang diaudit oleh
akuntan publik terdaftar.
(3) Pegawai PT Aneka Karya Boyolali yang sudah ada menjadi
pegawai PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda) berdasarkan
Peraturan Daerah ini.
E. Ketentuan Penutup
Ketentuan Penutup merupakan bagian terakhir Batang
Tubuh Peraturan Daerah, yang biasanya berisi ketentuan tentang
saat mulai berlakunya Peraturan Daerah dapat melalui cara-cara
sebagai berikut:
1. Penetapan mulai berlakunya Peraturan Daerah pada suatu
tanggal tertentu;
2. Saat mulai berlakunya Peraturan Daerah tidak harus sama
untuk seluruhnya (untuk beberapa bagian dapat berbeda).
Selengkapnya bunyi ketantuan penutup dalam Rancangan
Peraturan Daerah ini adalah sebagai berikut.
Pasal 48
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah
Kabupaten Boyolali Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan
Bentuk Badan Hukum Perusahaan Daerah Aneka Karya Boyolali
Menjadi Perseroan Terbatas Aneka Karya Boyolali (Lembaran
Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2014 Nomor 1, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 13), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
V-36 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
Pasal 49
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
F. Penjelasan
Penjelasan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten
Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya
Boyolali dibagi menjadi dua bagian, yaitu : (i) Penjelasan secara
Umum; dan (ii) Penjelasan Pasal demi Pasal. Penjelasan secara
umum Raperda Kabupaten Boyolali tentang Perusahaan
Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali adalah sebagai berikut:
“Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa Badan Usaha
Milik Daerah merupakan salah satu badan usaha yang seluruh
atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Daerah. Sampai saat
ini, Pemerintah Kabupaten Boyolali memiliki 3 (tiga) Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) yaitu Perusahaan Umum Daerah Air Minum
(PUDAM) Tirta Ampera Kabupaten Boyolali, Perusahaan Perseroan
Daerah Bank Perkreditan Rakyat Boyolali, dan Perseroan Terbatas
Aneka Karya Boyolali. Satu-satunya BUMD Pemerintah Kabupaten
Boyolali yang belum disesuaikan status badan hukumnya
mendasarkan pada UU Nomor 23 Tahun 2014 berikut perubahan-
perubahannya dan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017
V-37 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
tentang Badan Usaha Milik Daerah adalah Perseroan Terbatas
Aneka Karya Boyolali.
Perseroan Terbatas Aneka Karya Boyolali semula
merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dimiliki
Pemerintah Kabupaten Boyolali dalam bentuk Perusahaan Daerah
(PD). PD Aneka Karya Kabupaten Boyolali didirikan dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 5 Tahun 2003
tentang Perusahaan Daerah Aneka Karya Kabupaten Boyolali
(Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2003 Nomor 7 Seri
E, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 40).
Pada tahun 2014 status badan hukum PD Aneka Karya Kabupaten
Boyolali diubah menjadi Perseroan Terbatas dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Perubahan Bentuk Badan Hukum Perusahaan Daerah Aneka
Karya Kabupaten Boyolali menjadi Perseroan Terbatas Aneka
Karya Boyolali (Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2014
Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Nomor
13).
Ketentuan peraturan perundang-undangan yang baru
tentang Badan Usaha Milik Daerah menegaskan bahwa bentuk
hukum BUMD hanya ada dua, yaitu Perusahaan Umum Daerah
(Perumda) dan Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda). Maka
dalam rangka menyesuaikan dengan amanat ketentuan peraturan
perundang-undangan yang baru itu, Perseroan Terbatas Aneka
Karya Boyolali harus disesuaikan status bentuk hukumnya
menjadi Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali atau
PT Aneka Karya Boyolali (Perseroda).”
Selanjutnya penjelasan untuk Pasal demi Pasal
dikarenakan sudah jelas diberikan penjelasan setiap pasalnya
dengan keterangan “Cukup jelas”.
V-38 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
VI-1 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
d. Bab IV. Kegiatan Usaha;
e. Bab V. Modal dan Saham;
f. Bab VI. Organ;
g. Bab VII. Kepegawaian;
h. Bab VIII.Perencanaan dan Pelaporan;
i. Bab IX. Tahun Buku dan Penggunaan Laba;
j. Bab X. Prinsip Pengelolaan;
k. Bab XI. Pembubaran dan Likuidasi;
l. Bab XII. Pembinaan dan Pengawasan;
m. Bab XIII.Ketentuan Peralihan;
n. Bab XIV.Ketentuan Penutup.
4. Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten
Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka
Karya Boyolali atau PT Anake Karya Boyolali (Perseroda),
baik ditinjau dari segi filosofis, yuridis dan sosiologis
memiliki kelayakan akademis.
B. Saran-saran
VI-2 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah maupun Peraturan Pemerintah
Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik Daerah.
2. Tindak Lanjut yang dimaksud adalah melakukan
konsolidasi dengan para pemegang saham dan jasa
Notaris untuk melakukan perubahan anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga menyesuaikan perubahan status
badan hukum PT Aneka Karya Boyolali dari Perseroan
Terbatas (PT) menjadi Perusahaan Perseroan Daerah
(Perseroda), dan melaporkan perubahan tersebut ke
Menteri Hukum dan Ham Republik Indonesia.
3. Untuk menghasilkan dokumen Rancangan Peraturan
Daerah Kabupaten Boyolali tentang Perusahaan Perseroan
Daerah Aneka Karya Boyolali yang aspiratif dan
partisipatif serta implementatif, maka penyusunan
Peraturan Daerah ini harus tetap mempedomani pada
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
terutama Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017
tentang Badan Usaha Milik Daerah dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2018 maupun Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 118 Tahun 2018.
VI-3 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
VI-4 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
VI-5 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.
Sadu Wasisto, Kapita Selekta Manajemen Pemerintahan
Daerah, Fokus Media, Bandung, 2003
VI-6 NA Raperda Kab Boyolali tentang Perusahaan Perseroan Daerah Aneka Karya Boyolali.