RETRIBUSI DAERAH
Disusun
O
L
E
H
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penyusunan Makalah
tentang Retribusi Daerah.
Akhirnya dengan segala keterbatasan, penulis berharap Makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis. Pada kesempatan ini juga, kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyunanan Makalah ini.
Pontianak, 2018
PENYUSUN,
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................... 2
Daftar Isi. ............................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 4
A. Latar Belakang............................................................... 4
B. Permasalahan................................................................ 7
C. Manfaat dan Kegunaan…………………………………… 7
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahun 1945 itu merupakan konstitusi di Indonesia. Oleh karena itu, sudah
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Hal ini sesuai dengan amanat
pemerintah daerah provinsi, dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan
4
kabupaten, dan kota, yakni pengakuan adanya hak, wewenang, dan kewajiban
dibidang tertentu yang secara nyata ada dan diperlakukan serta tumbuh dan
berkembang.
keterbukaan yang positif, efisiensi dan proaktif dalam setiap tindakan. Berkaitan
merupakan salah satu alat instrumen yang dipakai sebagai tolok ukur dalam
lebih luas, nyata dan bertanggungjawab kepada Daerah, dan bahwa dalam
5
penyelenggaraan Otonomi Daerah, Retribusi Daerah merupakan salah satu
ini dalam artian bahwa karena lapangan retribusi daerah berhubungan dengan
pemerintah daerah.
atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Hal ini sesuai
6
B. Permasalahan
ini yaitu
Manfaat dan kenugaan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui apa yang
7
BAB II
PEMBAHASAN
c. Hak untuk mendapatkan bagi hasil dari sumber-sumber daya nasional yang
1
Basuki, Pengelolaan Keuangan Daerah, Yogyakarta, 2008, hlm 9-10.
8
B. Pengertian Pengelolaan Retribusi
merupakan istilah yang dipakai dalam ilmu manajemen. Secara etomologi istilah
pengelolaan berasal dari kata kelola (to manage) dan biasanya merujuk pada
Menurut Sulaiman pengelolaan berasal dari kata kelola yang berarti sama
membuat sesuatu lebih sesuai atau cocok dengan kebutuhan menjadi lebih baik
melakukan aktifitas manajemen dan yang ketiga, manajemen sebagai suatu seni
2
Nugroho, 2003, Good Governance, Bandung, Mandar Maju, hlm. 119.
3
Sulaiman, Anwar. 2000, Pengantar Keuangan Negara dan Daerah. Jakarta, STIA-LAN
Press, hlm. 8.
4a
9
b. Proses yang bertahap mulai dariperencanaan, pengorganisasian,
pengawasan.
adalah suatu proses atau rangkaian kerja yang dimulai dari perencanaan,
C. Pengertian Retribusi
kata lain, pajak dan retribusi adalah harga yang dibayar oleh masyarakat atas
5
Erni Tisnawati Sule, 2009, Pengantar Manajemen, Jakarta, Kencana Perdana Media Goup, hlm.6.
10
Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa
atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
retribusi selain yang telah ditetapkan, sepanjang memenuhi criteria yang telah
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. 7 Dalam arti lain,
adanya jasa tertentu yang diberikan oleh pemerintah daerah bagi masyarakat
kemanfaatan lainnya, dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan, dengan
demikian bila seseorang ingin menikmati jasa yang disediakan oleh pemerintah
yang berlaku, jasa tersebut dapat dikatakan bersifat langsung, yaitu hanya yang
6
Ahmad, Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia, Jakarta, 2008, hlm 63
7
Marihot Pahala Siahaan, Pajak Daerah & Retribusi Daerah, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006,
hlm. 432.
11
Menurut Boediono dalam bukunya Perpajakan Indonesia memberikan
yang menikmati jasa negara secara langsung 8 Menurut Juli Panglima Saragih
retribusi daerah merupakan salah satu jenis penerimaan daerah yang dipungut
Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah retribusi
daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian
izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah
8
Boediono, 2001, Perpajakan Indonesia, Jakarta, Diadit Media, hlm: 14.
9
Juli Panglima Saragih, 2002, Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah dalam
Otonomi, Jakarta, Penerbit Ghalia, hlm. 65.
10
Burton, Richard, 2001, Menuju Wajib Pajak Patuh. Jurnal Perpajakan Indonesia. Vol.5 No. 1, hlm. 4-7.
11
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
12
dikenakan secara langsung kepada pengguna jasa yang menerima manfaat
langsung.
a. Pasal 236 Ayat (1) yang menyebutkan bahwa Peraturan Daerah dibentuk
13
yang ditetapkan dalam undang-undang; dan d. pemberian pinjaman
c. Pasal 285 ayat (1) menyebutkan bahwa pendapatan asli Daerah meliputi: 1.
d. Pasal 256 ayat (1) menyebutkan bahwa Pajak daerah dan retribusi daerah
dari Pendapatan Asli Daerah dimana mengaturan lebih lanjut mengenai Retribusi
E. Jenis-Jenis Retribusi
hanya jenis-jenis jasa tertentu yang menurut pertimbangan sosial ekonomi layak
14
dalam tiga golongan yaitu jasa umum, jasa usaha, dan perizinan tertentu. Hal ini
sesuai dengan ketentuan pada Pasal 108 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dijelaskan bahwa
Catatan Sipil;
6) Retribusi Pasar;
8) Retribusi Pemeriksaan;
b. Retribusi Usaha
15
3) Retribusi Tempat Pelelangan;
4) Retribusi Terminal;
Penginapan/Pesanggrahan/Villa;
perundang-undangan.
b. Dapat dipungut apabila ada jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah
16
c. Pihak yang membayar restribusi daerah mendapatkan imbalan/balas jasa
dilakukannya.
pemerintah daerah.
Retribusi Daerah dalam pasal 149 ayat (2) sampai dengan ayat (4) penetapan
jenis retribusi jasa umum dan retribusi perizinan tertentu untuk daerah provinsi
sama juga berlaku untuk penetapan jenis retribusi jasa usaha untuk daerah
17
Untuk dapat menentukan dasar pengenaan retribusi atau objek retribusi
potensi pendapatan daerah tersebut. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi
agar potensi pendapatan daerah yang dapat dikenai retribusi, yaitu : kecukupan
retribusi tidak dapat diserahkan pada pihak ketiga. Namun dalam pengertian ini
bukan berarti bahawa pemerintah daerah tidak boleh bekerjasama dengan pihak
dimaksud dengan dokumen lain yang dipersamakan antara lain berupa karcis
Kesit Bambang Prakosa, Pajak dan Retribusi Daerah,(Yogyakarta: UII Press, 2005), hal.57
13
14
Liberty Pandiangan, Pemahaman Praktis Undang-Undang Perpajakan Indonesia. (Jakarta: Erlangga,
2002), hal. 427
18
Dalam hal wajib retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya
% (dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang yang tidak atau kurang
(STRD). Surat Tagihan Retribusi Daerah ini adalah surat untuk melakukan
denda15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
Kesit Bambang Prakosa, Pajak dan Retribusi Daerah,(Yogyakarta: UII Press, 2005), hal.96
19
1. Dasar Pemerintah Daerah melakukan pungutan Retribusi daerah yaitu
Daerahketentuan Pasal 256 ayat (1) menyebutkan bahwa Pajak daerah dan
Daerah diatur lebih lanjut dengan Peraturan Daerah. Dan ketentuan Pasal
disebutkan dalam Pasal 108 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
Daerah dibagi menjadi 3 jenis yaitu Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa
B. Saran
harus ada timbal balik oleh pemerintah daerah kepada masyarakat guna
20
DAFTAR PUSTAKA
21
Amran YS Chaniago, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pustaka Setia, Cetakan Ke
V, 2002.
Jakarta, 2008.
Jakarta, 2009.
Juli Panglima Saragih, Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah dalam Otonomi,
Kesit Bambang Prakosa, Pajak dan Retribusi Daerah,UII Press, Yogyakarta, 2005.
Marihot Pahala Siahaan, Pajak Daerah & Retribusi Daerah, PT. RajaGrafindo
22
Yulies Tiena Marsriani, Pengantar Hukum Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,
23