POSA
IHT (IN HOUSE TRAINNING)
EARLY WARNING SYSTEM (EWS)
L
dan MANAJEMEN NYERI
PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KOTA BIMA
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BIMA
Ijin Operasional Rumah Sakit Nomor : 503/01/DPMPTSP/IV/2019
Jln. Gajah Mada-Kelurahan Monggonao-Kecamatan Mpunda-Kota Bima
Provinsi Nusa Tenggara Barat Telp. (0374) 42100
E-mail : rspkubima@yahoo.co.id
Kepada Yth.
Direktur Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Bima
A. LATAR BELAKANG
1. Early Warning System (EWS)
Staf yang tidak bekerja di daerah pelayanan intensif/kritis mungkin tidak
mempunyai pengetahuan dan pelatihan yang cukup untuk melakukan assesment
serta mengetahui pasien yang akan masuk dalam kondisi kritis. Padahal, banyak
pasien di luar daerah pelayanan kritis mengalami keadaan kritis selama dirawat
inap. Seringkali pasien memperlihatkan tanda bahaya dini (contoh, tanda-tanda vital
yang memburuk dan perubahan kecil status neurologisnya) sebelum mengalami
penurunan kondisi klinis yang meluas sehingga mengalami kejadian yang tidak
diharapkan.
Pelayanan pada pasien berisiko tinggi berorientasi untuk dapat secara optimal
memberikan pelayanan dan perawatan pasien dengan menggunakan sumber daya,
obat-obatan dan peralatan sesuai standar dan pedoman yang berlaku. Kelompok
pasien yang berisiko atau pelayanan yang berisiko tinggi antara lain: Penanganan
kasus emergensi, Penanganan Resusitasi, Pasien dengan life support atau dalam
kondisi koma dan pelayanan pasien lansia, cacat atau yang berisiko untuk
diperlakukan tidak senonoh.
Ada kriteria fisiologis yang dapat membantu; staf untuk mengenali sedini-
dininya pasien yang kondisinya memburuk. Sebagian besar pasien yang
mengalami gagal jantung atau gagal paru sebelumnya memperlihatkan tanda-tanda
fisiologis di luar kisaran normal yang merupakan indikasi keadaan pasien
memburuk. Hal ini dapat diketahui dengan Early Warning System (EWS).
Penerapan Early Warning System (EWS) membuat staf mampu
mengidentifikasi keadaan pasien memburuk sedini-dininya dan bila perlu mencari
bantuan staf yang kompeten. Dengan demikian, hasil asuhan akan lebih baik.
Pelaksanaan Early Warning System (EWS) dapat dilakukan menggunakan
sistem skor. Semua staf dilatih untuk menggunakan Early Warning System (EWS).
1
2. Manajemen Nyeri
Nyeri dapat didefinisikan sebagai “pengalaman sensoris dan emosional yang
tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan, baik aktual
maupun potensial atau dilukiskan dalam istilah kerusakan” (The International
Association for the Study of Pain, 1979)
Namun banyak rumah sakit yang telah melakukan upaya intensif untuk
mengelola rasa nyeri tersebut, sehingga rasa nyeri yang menyertai tindakan medis,
tindakan keperawatan, ataupun prosedur diagnostik pada pasien dapat diminimalkan
atau dilakukan tindak lanjut yang teratur, sesuai dengan kriteria yang dikembangkan
oleh rumah sakit dan kebutuhan pasien. Nyeri yang dirasakan oleh pasien dikelola
dengan melakukan pemantauan secara continue dan terencana. Bahkan dalam
akreditasi Joint Commision International (JCI) isu manajemen nyeri ini menjadi
salah satu elemen penilaian yang dipersyaratkan untuk dipenuhi pihak rumah sakit.
B. URAIAN KEGIATAN
No Kegiatan Peserta Pemateri
.
1. IHT Early warning System Perawat dan Bidan dr. Ardiansyah, SP.An
(EWS)
2. IHT Manajemen Nyeri Perawat dan Bidan dr. Ardiansyah, SP.An
2
Kegiatan pelatihan tersebut dilaksanakan guna meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan Perawat dan Bidan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima tentang
pengelolaan rasa nyeri dan pertolongan pada kondisi gawat darurat.
F. PRODUK (PROSES)
Kegiatan ini diharapkan akan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat dan
Bidan RS PKU Muhammadiyah Bima tentang Early Warning System (EWS) dan
Manajemen Nyeri.
G. TIM EVALUASI
1. Tim keselamatan pasien Rumah Sakit
2. Tim mutu profesi keperawatan
3
H. LOGISTIK dan ANGGARAN
1. Rincian Anggaran dan Biaya Pelatihan Early Warning System (EWS)
HARGA
NO URAIAN VOLUME JUMLAH (Rp)
SATUAN (Rp)
Jumlah Rp 3.592.000
JUMLAH 3.310.000
4
I. PELAKSANA dan PENANGGUNGJAWAB
Penyelenggara kegiatan ini adalah Komite Keperawatan Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Bima. Penanggungjawab dalam kegiatan ini yaitu Direktur dan ketua
komite keperawatan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima.
J. PENUTUP
Demikian TOR ini kami buat, semoga upaya kita untuk melaksanakan kegiatan In house
Trainning pegawai RS PKU Muhammadiyah Bima dapat berjalan dengan lancar dan
memberikan manfaat yang positif untuk kemajuan pelayanan Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Bima. Kami mengharapkan adanya masukan dan bantuan dari semua
pihak dalam memperlancar kegiatan ini. Atas dukungan dan kerjasamanya kami
sampaikan terima kasih.
Hormat saya,
Komite Keperawatan Mengetahui,
Ketua Sekretaris