Anda di halaman 1dari 12

PENGERTIAN THERMAL OIL HEATER

Thermal Oil Heater adalah jenis mesin transfer pemanas dengan mengunakan Thermal Oil Fluid (Oli
mineral) sebagai media penghantar panas dan dapat bekerja sampai temperatur 320 °C atau lebih, sesuai
spesifikasi Oli nya. Berbeda dengan steam yang mencapai tekanan 70 bar untuk pemakaian temperatur
285 °C, Thermal Oil Heater bekerja hanya pada tekanan pompa sirkulasinya saja sehingga lebih aman dan
alat-alat yang membutuhkan pemanasan tidak perlu dirancang dengan konstruksi yang.
Umur kerja Thermal Oil Fluid (pada system TOH yang baik) umumnya lebih dari 5 tahun dan tidak
diperlukan penambahan selama tidak ada kebocoran pada pipa-pipa atau peralatan pemanas, dan tidak
memerlukan pembersihan karena bagian dalam coil pemanas tidak berkerak seperti pada Steam
KEUNGGULAN THERMAL OIL HEATER DIBANDINGKAN BOILER STEAM
Beberapa hal yang bisa dijadikan pertimbangan kenapa harus memilih thermal oil :
1. Bekerja pada temperatur tinggi dengan tekanan rendah
2. Temperatur control yang presisi
3. Tidak memerlukan perawatan Oli
4. Tidak ada heat losses dari condensate dan blowdown seperti pada steam boiler
5. Tidak ada korosi pada bagian dalam pipa TOH
6. Biaya pemeliharaan rendah
7. Operasional Full Automatic dan mudah sehingga tidak memerlukan operator khusus.

DESAIN
Thermal Oil bisa disuplai dalam konstruksi Vertikal guna menghemat ruangan dan efisien karena
mempergunakan Integrated Beberapa jenis burner di desain bisa menggunakan udara panas dengan
menggunakan “Air Pre Heater”, yaitu dengan memanfaatkan gas buang sisa pembakaran sehingga
pembakaran bahan bakar (cair) lebih sempurna. Atau Thermal Oil di desain Horizontal, tergantung
kebutuhan pengguna , “Heating Coil” terbuat dari Seamless Boiler Tube yang dirol secara continuous.
Setiap sambungan las dikerjakan dengan teliti, dan “Pressure Test” dengan media gas sampai 1,5 kali
tekanan operasi. Oli mengalir didalam coil dengan kecepatan tertentu untuk menghindarkan overheating,
yang dapat mengakibatkan kerusakan Oli akibat terbentuknya arang.
Gas panas hasil pembakaran memanaskan aliran thermal oil diruang bakar sebagai panas radiasi dan
selanjutnya memanaskan oil di coil konveksi melalui sela-sela antar coil dengan kecepatan yang tertentu
dalam 3 pass dengan arah berlawanan dengan arah aliran thermal Turbulensi yang dihasilkan oleh gas
selama melewati coil menghasilkan meningkatnya effisiensi Heater dan efek pembersihan coil dari jelaga
yang mungkin menempel pada bagian luar coil.

INSTRUMENT THERMAL OIL ( TOH )

Setiap unit dilengkapi dengan aksesoris, termasuk didalamnya adalah:


1. Heating Coil/unit TOH lengkap dengan cover
2. Circulation Pump
3. Expansion Tank
4. Collecting Tank
5. Valve-Valve
6. Strainer
7. Differential Pressure Switch atau Pressure Gauge with Switch
8. Control Panel

“PERHATIAN”
Thermal oil heater bisa saja menjadi penyebab kecelakaan serius dan hal itu pernah terjadi. Maka
pengguna mesin ini harus menjalankannya sesuai procedure. Operator yang menjalankan harus sudah
mengikuti pelatihan operator TOH dan mengikuti petunjuk pengoprasian sesuai user manual yang telah
diberikan oleh pembuat.

PENJELASAN SISTEM
Thermal oil heater adalah mesin penghasil panas dengan media Oli yang dipanaskan dalam pipa coil.
Umumnya thermal oil memiliki instrument yang terdiri dari burner/mesin pembakar bahan bakar, pompa
sirkulasi, tangki ekspansi, tangki penyimpanan oli, pipa-pipa dan panel kontrol.
Coil TOH di desain berbentuk spiral, dipanaskan oleh burner berbahan bakar gas, solar/light oil, heavy
oil/residu atau bahan bakar lain yang bertujuan untuk menaikan suhu Oli itu.
Oli yang telah bersirkulasi dipanaskan sampai temperatur 300 0C atau sesuai kebutuhan. Oli dipanaskan
dalam pipa coil, kemudian ditransfer ke peralatan lain yang membutuhkan panas tersebut. Setela panas
diambil/diserap, maka oli dikembalikan ke heater dengan dorongan pompa.
Expansion tank diperlukan dalam system untuk mengantisipasi peluapan ketika oli Tangki penyimpanan
oli (collecting tank) juga dirangkaian dalam systemuntuk tempat penyimpanan oli, ketika keadaan darurat
atau ketika dilakukan pemeliharaan.

KETENTUAN OLI YANG DISARANKAN


Persyaratan utama Oli untuk transfer panas yang ideal adalah:
1. Titik didih tinggi
2. Stabilitas panas yang baik
3. Titik beku rendah
4. Sifat perpindahan panas yang baik
5. Tidak mudah teroksidasi
6. Tidak beracun dan tidak berbau
Contoh sifat-sifat Oli TOH adalah:
1. Density/kepadatan pada 2000C 760 Kg/m³
2. Spesific Heat 4 kJ/kgK
3. Flash Point1800C
4. Ignition Point/Titik Bakar 3700C
5. Boiling point/Titik didih 3300C
6. Pour point/titik tuang -180C
7. Koefisien Thermal expansion 00076/ 0C

FLUE GAS TEMPERATURE LIMITER


Temperature limiter dipasang untuk menghindari panas berlebih pada gas buang yang menggunakan
bahan bakar liquid atau gas sebagai bahan bakar. Instrument ini juga berfungsi sebagai pendeteksi
kebocoran Oli dalam ruang bakar. Jika hal itu terjadi, maka cairan akan terbakar dan meninggalkan jelaga
yang terus menempel dan menumpuk, akhirnya akan menyebabkan panas yang berlebih pada gas.
FLAME DETECTOR
Ketika terjadi gagal api pada burner dengan bahan bakar cair atau gas, flame detector akan menangkap
sinyal bahwa tidak adanya pembakaran di dalam ruang bakar. Maka flame detector akan memerintahkan
burner untuk memutuskan suplai bahan bakar, sehingga tidak terjadi penumpukan bahan bakar di ruang
Fungsi dari flame detector harus di periksa setiap hari dan dicatat. Tarik sensor api/flame detector dari
soketnya lalu diuji dengan menutupi kaca flame detector tersebut, hanya untuk sebatas melihat fungsi
system yang seharusnya bahan bakar tidak tersuplai dan berhenti segera secara.

THERMAL OIL FLOW LIMITER


Flow limiter adalah peralatan safety untuk membaca aliran dalam coil. Pada umumnya menggunakan
“differential pressure switch” yang diinstal pada outlet thermal oil heater. Beberapa pabrikan memasang
“pressure gauge with switch” untuk membaca tekanan oli npada coil nya. Apabila tekanan kurang dari
yang disarankan atau melebihi tekanan oprasi normal, maka burner akan dimatikan kan secara otomatis.
Hal ini terjadi aapabila ditemukan penyumbatan pada pipa Oli atau pompa sirkulasi tidak berjalan.

EXPANSION TANK LOW LEVEL


Pada expansion tank disarankan dilengkapi dengan pelampung level Oli. Setiap oli panas yang hilang
akibat kebocoran ditunjukan dengan matinya Kebocoran ini biasanya ditemukan di pipa boiler, seal
pompa sirkulasi, flange dan pipa di line system. Jika kebocoran ini terjadi didalam tungku pemanas, maka
akan mengakibatkan ledakan.

KONTROL THERMAL OIL HEATER


Parameter utama dari thermal oil heater adalah dari temperature, Tekanan tidak begitu berpengaruh
karena perbedaan tekanan tidak akan mempengaruhi suhu oprasinya. Tekanan dalam system thermal oil
pada dasarnya hanya tekanan pompa sirkulasi saja.
Ketika suhu oli di dalam unit telah mencapai pengaturan batas suhu atas, input panas dari pembakaran
burner (atau tungku) akan dihentikan, namun sirkulasi tetap terus Ketika suhu kembali menurun, maka
burner akan menyala lagi setelah diperintah nyala oleh temperature controller.

PERSIAPAN SEBELUM MENGOPRASIKAN THERMAL OIL HEATER ( HTO )

Prosedur berikut ini harus diikuti sebelum menyalakan unit thermal oil heater:
1. Baca dengan seksama intruksi pengoprasian thermal oil heater secara teliti.
2. Periksa kondisi TOH, lihat tekanan kerja dan suhu pengoprasian maksimum yang.
3. Periksa TOH dan instrument yang terpasang untuk memastikan masih bisa digunakan dalam
kondisi.
4. Periksa sistem bahan bakar termasuk tangki bahan bakar dan valve nya.
5. Bersihkan filter di selang bahan bakar minyak dan filter Oli (jika diperlukan).
6. Periksa apakah level oli di tangki ekspansi normal dan semua pipa bebas dari.
7. Periksa apakah sistem elektrik bekerja dengan
8. Periksa apakah ruang boiler bersih dan berventilasi
9. Periksa ketersdiaan TOH.
PROSEDUR MENYALAKAN THERMAL OIL HEATER DENGAN BAHAN NAKAR SOLAR
ATAU GAS
1. Sebelum burner dinyalakan, ruang bakar harus benar-benar bersih untuk menghindari ledakan
dari bahan bakar yang terkumpul dalam ruang Proses pembersihan harus diulang setiap kali
pembakaran dimulai.
2. Waktu yang diperlukan untuk menaikkan suhu Oli dari kondisi dingin menuju suhu operasi yang
diperlukan harus mengikuti rekomendasi pembuat thermal.

PEMANTAUAN SELAMA OPERASIONAL

Pengamatan berikut harus dilakukan dan dipantau terus-menerus saat mengoperasikan thermal oil :
1. Tekanan, temperature dan flow
2. Level oli pada expansion
3. Kondisi pembakaran di ruang bakar (untuk bahan bakar cair dan gas).
4. Kebisingan dan guncangan pada pipa line yang disebabkan oleh adanya air di dalam
5. Perbedaan temperature pada inlet dan outlet
6. Setiap kebocoran yang ada di pipa, level gauge, flanges, dan seal pada pompa
7. Kondisi jalannya pompa.

DATA OPERASIONAL

Data berikut ini harus dibaca dan selalu dipantau :


1. Temperature inlet dan outlet TOH
2. Tekanan Oli
3. Flow rate Oli
4. Level Oli pada expansion tank
5. Temperature gas buang

PENCEGAHAN KECELAKAAN SECARA UMUM SAAT OPERASIONAL THERMAL OIL


HEATER

Operator harus memperhatikan hal-hal berikut ini saat mengoperasikan thermal oil heater:
1. Jangan membuka segel safety valve atau mencoba mengkalibrasi safety valve (jika terpasang).
2. Jangan coba menyeting perangkat safety seperti pemutusan/cautout pada temperature tinggi.
3. Jangan mengoperasikan sistem pada temperature dan tekanan tinggi melebihi tekanan dan
temperature yang.
4. Jangan memodifikasi Thermal Oil Heater kecuali setelah mendapatkan persetujuan dari
perusahaan
5. Semua perangkat safety/pengaman otomatis harus diuji secara berkala sebagaimana diatur dalam
instruction manual untuk memastikan bahwa perangkat bekerja dalam kondisi yang baik setiap
6. Thermal oil heater dan instrument penunjang harus dijaga dan dipelihara dengan baik setiap saat.
Pekerjaan overhaul harus dilakukan oleh perusahaan teknik dengan reputasi baik di bawah
pengawasan seorang Boiler operator.
PROSEDURE MEMATIKAN SISTEM THERMAL OIL

Operator harus memperhatikan hal-hal berikut ini saat mematikan/shutting down thermal oil heater:
1. Setelah mematikan burner, pompa sirkulasi harus tetap beroprasi sampai temperature Oli dibawah
100 °C.
2. Pendinginan diarahkan ke pompa sirkulasi, itu pun jika ada dan tidak boleh terganggu sampai
suhu pompa telah turun selama waktu yang ditetapkan oleh pembuat thermal
3. Direkomendasikan juga untuk menutup valve bahan bakar dan mengamankan suplai
power/electrical jika plant ditutup dahulu untuk periode waktu yang.

PERAWATAN RUTIN
Untuk mempertahankan fungsi thermal oil agar tetap baik, point-point berikut ini harus diperhatikan:
1. Sampel oli thermal oil harus diawasi inspector boiler, kemudian dibawa ke laboratorium untuk
tujuan analisa rutinitas servis berkala. Hasil spesifikasi analisa di simpan dan dijadikan referensi.
2. Buku catatan referensi data thermal oil harus disimpan baik-baik oleh orang yang bertanggung
jawab untuk dijadikan catatan dengan dicantumkan.
3. Pemeriksaan berkala thermal oil heater harus dilakukan dengan alat bantu keselamatan dan
dilakukan secara berkesinambungan.

Perangkat safety unit di TOH harus diperiksa secara berkala:


1. Setingan safety valve (jika dipasang)
2. Alarm aliran terendah (Low Flow)
3. Alarm aliran tertinggi (Hi Flow)
4. Alarm maximal high temperature yang diizinkan
5. Sirkulasi pompa/burner interlock
6. Alarm low level pada expansion tank
7. Alarm gagal pembakaran
8. Alarm high temperature flue gas/gas buang

KESALAHAN UMUM PADA PENGOPRASIAN THERMAL OIL HEATER

Over pressure/tekanan berlebih


Penyebab:
1. Penyumbatan di pipa
2. Valve utama kondisi tertutup
3. Kesalahan fungsi sirkulasi PRV (Pump Relieve Valve jika ada)
Perbaikan:
1. Periksa valve-valve dan pipa
2. Periksa reliefe valve

Laju aliran Oli TOH rendah


Penyebab:
1. Filter kotor
2. Performa pompa yang mengalami penurunan
3. Valve utama sengaja dimatikan
Perbaikan:
1. Bersihkan filter
2. Periksa putaran pompa dan motornya
3. Check valve utama

Temperature oli tinggi


Penyebab:
1. temperature control tidak berfungsi dengan baik
2. flow rate/aliran Oli rendah
3. kesalahan kalibrasi pada temperature controller
perbaikan:
1. check temperature control dan kalibrasikan dengan thermometer dengan akurat
2. check pompa sirkulasi

Low level pada expansion tank


Penyebab:
1. Kerusakan pada level controller
2. Terjadi kebocoran pada system
Perbaikan:
1. Check level controller
2. Check kebocoran di keseluruhan system

Gagal penyalaan burner


Penyebab:
1. Filter tertutup atau ada air di bahan bakar
2. Pompa bahan bakar rusak
3. Kerusakan burner
4. Flame detector/photo cell rusak
Perbaikan:
1. Bersihkan semua filter dan keluarkan air dari system
2. Check system bahan bakar dan flame detector

Temperature gas buang tinggi


Penyebab:
1. Kebocoran di pipa coil
2. Ruang bakar kotor dan ada penyerapan bahan bakar
3. Kesalahan rasio bahan bakar dan udara (komposisi bahan bakar dan udara tidak tepat)
4. Filter udara tertutup
Perbaikan:
1. Bersihkan ruang bakar/chamber
2. Bersihkan filter udara
3. Periksa setiap kebocoran di pipa coil
Differensial pressure tidak normal
Penyebab:
1. Penyebab utamanya adalah aliran yang lambat
Perbaikan:
2. Bersihkan filter
3. Periksa kecepatan pompa dan motor penggerak nya
4. Check valve utama

Kebisingan dan getaran


Penyebab:
1. Terdapat gas/udara atau air didalam system/pipa oli
2. Buruk nya pipa Oli
3. Ada air di dalam pipa system
Perbaikan:
1. Buang kandungan air di expansion tank
2. Chek ventilasi udara
3. Periksa seal pada pompa sirkulasi

Catatan penting:
1. Ketika thermal oil dimatikan karena kondisi abnormal ataupun karena sengaja dimatikan, maka
pompa sirkulasi harus tetap dijalankan sekitar 15 menit atau lebih lama lagi sesuai dengan yang di
anjurkan oleh pembuat thermaloil heater. Semua kondisi kerusakan harus diperbaiki terlebih
dahulu sebelum thermal oil hendak dinyalakan.
2. Sebelum dilakukan perbaikan pada bagian/parts yang bertekanan, maka hal itu harus dilakukan di
bawah pengawasan inspector boiler atau pabrik.
3. Pipa coil di thermal oil tidak boleh dikosongkang selama kondisi unit mesin thermal oil masih
dalam keadaan panas, karena kemungkinan terjadinya kebakaran akan cenderung terjadi. Setiap
kegiatan hot work seperti pengelasan ketika perbaikan akan menyebabkan situasi berbahaya
seperti terjadinya.
4. Ketika suhu oli panas telah diturunkan, bagian dari mesin dapat diisolasi dan dikosongkan sampai
kering kemudian dibilas untuk mencegah pembentukan campuran yang dapat meledak. gas inert
juga dapat dimasukkan ke bagian yang diperbaiki selama proses hotwork.

PROSEDUR KESELAMATAN SAAT PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN


1. Thermal oil heater harus dilengkapi dengan tangki ekspansi dengan kapasitas yang Pada tangki
ekspansi harus terdapat indikator level (level glass) agar level dapat dengan mudah dibaca dan
dipantau.
2. Thermal oil heater dan instrument mesin itu harus ada di dalam ruang
3. Valve inlet dan outlet pipa Oli harus bisa dikontrol dari luar unit untuk memudahkan
pengawasan.
4. Flange-flange tidak diperbolehkan untuk
5. Spesifikasi mengenai Oli harus dilampirkan oleh supplier
6. Penggunaan pada temperature tinggi saat oprasional tidak boleh melebihi batas kemampuan Oli.
7. Ventilasi udara thermal oil harus dilengkapi dengan jala penangkal api yang Kelengkapan
tersebut harus tetap bersih terutama dari cat untuk memastikan ventilasi yang efektif.
8. Lembar peringatan harus ditampilkan di tempat yang mudah terlihat pada thermal oi heater untuk
mengingatkan.

“BERSIHKAN RUANG BAKAR SEBELUM BURNER DINYALAKAN, DAN


BERKURANGNYA OLI BISA DILIHAT DARI LEVEL GLASS EXPANSION TANK”

9. Thermal oil heater harus dioprasikan sesuai prosedur untuk menghindari kerusakan pada thermal
oil heater dan keselamatan
10. Oli bekas yang yang kondisinya rusak todak boleh digunakan lagi. Pemilik thermal oil harus
melaporkan ke pihak lembaga kebersihan lingkungan untuk cara pembuangan oli yang baik.

PENCEGAHAN KEBAKARAN, PEMADAMAN KEBAKARAN DAN PERALATANNYA


BAHAYA KEBAKARAN
1. Bahan bakar cair menguap pada tingkat suhu yang berbeda-beda. Bahan bakar yang tidak stabil
adalah bahan bakar yang mudah menguap pada temperature lebih rendah. Dengan ditambah
dengan jumlah udara yang tepat, uap bahan bakar ini akan membentuk campuran yang mudah
menyala dan meledak. Jika kemudian ada sedikit pengapian, maka akan terjadi ledakan yang
menghancurkan. Kemampuan ledakan dari proses tersebut akan melebihi daya ledak dari bahan
bakar padat. Satu gelas bensin, memiliki potensi daya ledak 2,26 kg (5 lb) dinamit.
2. Bahaya kebakaran dalam thermal oil lebih berbahaya dari boiler, karena Oli sendiri merupakan
bahan yang mudah terbakar. Ketika oli panas bertemu dengan api, maka oli itu adalah bahan
bakar.
3. Api akan menyebabkan retakan panas sedangkan rantai molekul Oli putus membentuk zat
bituminous dan gas beracun. flash point/titik bakar yang lebih rendah adalah akibat dari retakan.
4. Temperature kerja TOH biasanya berdasarkan dari boiling point Oli dan diatur bekerja pada suhu
dibawah suhu Meskipun supplier mengatakan bahwa temperature bisa dipanasi lagi lebih dari
ketentuan, tetapi potensi bahaya dari jenis pemanas ini tidak boleh diabaikan.
5. Ketika oli panas bcor dari unit thermal oil ke luar menuju ruang atmosfir karena disebabkan
kebocoran dari flange-flange atau pipa coil, kemungkinan berpotensi terbakar bisa saja Yang
lebih parahnya lagi, sebuah ledakan akan terjadi jika kebocoran terjadi di dalam ruang bakar
thermal oil heater atau ke ruangan boiler dengan ventilasi yang buruk.
6. Banyak factor yang menyebabkan kerusakan pada pipa, seperti penumpukan jelaga pembakaran
sehingga menyebabkan pemanasan yang tidak merata ke coil pipa. Selain itu, pembakaran dengan
api besar terhadap pipa yang masih dingin pada saat start awal juga dapat menyebabkan
kerusakan.

PENCEGAHAN
Pencegahan terhadap tangki penyimpanan bahan bakar cair meliputi:
1. Membuang cairan lain yang terkumpul di luar tangki atau pipa yang
2. Menghindari dari kemungkinan terjadinya percampuran uadara dan bahan bakar yang dapat
menyebabkan
3. Sebuah kotak berisi pasir harus tersedia di beberapa tempat, dan juga ventilasi udara harus tetap
diperhatikan terutama di unit ysng menggunakan bahan bakar gas. Ketika terjadi kebocoran,
maka pasokan bahan bakar harus dihentikan segera untuk menghindari kemungkinan.
4. Limbah oli yang terbuang dapat terbakar jika ada pemicu sumber panas lain, seperti api atau
percikan. Ini dinamakan dengan pengapian spontan. Oleh karena itu limbah minyak harus
ditampung didalam drum berbahan logam dan dengan diisi air untuk mencegah pengapian
spontan tersebut. Limbah harus dibuang sesegera’
5. Pada umumnya, cara pencegahan yang terbaik terhadap potensi kebakaran adalah dengan sikap
peduli kebersihan, membuang sampah/limbah yang berpotensi terjadi kebakaran dan pengetahuan
tentang potensi bahaya. Ledakan ketika mengoprasikan thermal oil atau boiler kebanyakan
disebabkan karena kurangnya kepedulian dan tidak adanya pengetahuan tentang potensi bahaya.

PEMADAMAN KEBAKARAN
Jika terjadi kebakaran di ruang boiler, yang harus dilakukan oleh operator boiler/thermal oil adalah:
1. Menyalakan sirene peringatan kebakaran
2. Hubungi bagian layanan
3. Membatasi pasokan udara keruang boiler/thermal oil dengan menutup jendela dan
4. Memutuskan suplai bahan bakar ke burner

Padamkan api dengan alat pemadam


1. Kebakaran oil – jika pemadaman menggunakan air, maka penyemprotan oli dilakukan dengan
menggunakan nozzle khusus. Air akan mendinginkan oli sehingga menurunkan suhu dan
menurunkan titik bakar/flash point. Bagaimanapun juga, penyemprotan jangan diberikan terlalu
banyak, karena oli akan berposisi di atas air yang tergenang (mengapung), sehingga berpotensi
menjadi api kecil yang akan menjadi besar. Busa adalah material pemadam yang paling
Setidaknya 9 liter busa (1 tabung APAR) idealnya ditempatkan di tiap ruang boiler. Busa
menumpang diatas permukaan Oli dan berfungsi sebagai selimut sehingga menutup pasokan
oksigen untuk pembakaran. Pasir kering juga dapat digunakan di area kecil, untuk mecegah
penyebaran oli. Suplai bahan bakar oli ke boiler harus dimatikan. Oleh karena itu, shut off valve
dipasang di line/jalur pipa bahan bakar yang ditempatkan diluar ruang boiler.
2. Kebakaran elektrikal – dalam hal kebakaran listrik atau kbakaran di area listrik, maka pemadam
yang digunakan harus bersifat non-konduktor, jika tidak, maka pemadam bisa tersengat Bubuk
kering pemadam dan CO2 (karbon dioksida) cocok digunakan untuk pemadam kebakaran listrik.

PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN


Beberapa alat pemadam kebakaran portable yang digunakan untuk memadamkan api dari penyebab oli
dan listrik akan dijelaskan di bawah.

PEMADAM BUSA/FOAM
Biasanya terdiri dari 2 bagian, bagian penampung dalam dan bagian chasing luar. Bagian luar adalah
lapisan baja dan penampung dalam terbuat dari tembaga. Bagian penampung dalam berisi aluminium
sulfat dan bagian penampung luar berisi soda karbonat. Cara menggunakannya hanya dengan membalikan
Busa disemprotkan ke jarak 6 s/d 9 meter. Sekali pemadaman akan mengeluarkan 90 liter busa. Busa
harus diarahkan langsung ke
Bahan pemadam busa cocok untuk kebakaran oli. Busa tidak boleh digunakan untuk pemadaman api
listrik, karena bersifat konduktor dan dapat menyebabkan sengatan listrik yang berakibat.

PEMADAM BUBUK KERING


Pemadam ini cocok untuk kebakaran minyak serta kebakaran Bubuk kering bersifat non- konduktor
listrik, non-korosif, non-abrasif, tidak beracun.
Untuk menggunakan alat pemadam, tarik clip safety dan tekan knob bagian atas tabung alat. Bubuk
stainless steel harus dilepaskan. Panjang 7,62 meter, lebar 1,82 meter, dalam 1,21 meter. Durasi debit
sekitar 28 detik dan debit bisa.

PEMADAM KARBON DIOKSIDA


Karbon dioksida adalah non-konduktor listrik. Alat pemadam ini dapat digunakan pada kebakaran yang
melibatkan peralatan.

KODE WARNA ALAT PEMADAM


Untuk membedakan jenis pemadam, maka dibedakan dengan warna sesuai dengan pengkodean yang
ditentukan oleh instansi pemadam

Pengkodean warna sesuai type pemadam Tipe Warna

Air merah

Busa cream

Karbon dioksid Hitam

Bubuk kering Biru

API SERAPAN
Jelaga dan karbon yang terbuang akan menempel pada dinding ducting ataupun cerobong. Pada saat yang
cukup lama jelaga ini akan menumpuk dan bila gas buang dikeluarkan (bahan bakar gas) makan
sedikitnya akan tersimpan di jelaga dan karbon Jika kebakaran hasil serapan ini terjadi, maka akan sangat
sullit untuk dipadamkan disebabkan bara api yang terkumpul diserapan api tersbut.
Ketika terjadi kebakaran akibat api serapan, maka pasokan bahan bakar harus segera dihentikan dan
dumper penyuplai udara pun harus ditutup, karena api akan membesar jika ada oksigen yang masuk.
Pemadaman harus disiran dengan air yang berlimpah, jika tidak, maka uap air yang sedikit akan
menimbulkan uap api kembali. Penyiraman air juga harus dilakukan ke sekitar area yang terbakar untuk
menghindari pelebaran.
Untuk mencegah api serapan, harus dilakukan maintenance yang berkala untuk mengindari penumpukan
jelaga dan karbon pada ducting maupun cerobong. Operator harus teliti dalam penyetingan komposisi
bahan bakar dan udara pada burner untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna. Jika komposisi
bahan bakar dan udara yang tersuplai ke burner tidak pas, maka hal itu akan menimbulkan jelaga yang
pekat.
KETENTUAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN
User paling tidak harus menyediakan masing -masing jenis pemadam, diantaranya:
2 tabung/ 9 liter busa pemadam
1 pemadam elektrik (powder atau karbon dioksida).
Operator, pengawas dan pekerja yang bekerja disekitar boiler/thermal oil heater harus melakukan latihan
kebakaran setidaknya 1 kali setiap 3 Latihannya meliputi:Mengidentifikasi jenis
Mengidentifikasi jenis pemadam yang
Prosedur lain yang harus
Prosedur penanggulangan kebakaran harus di temple di luar ruangan boiler/thermal
Buka catatan latihan kebakaran yang didalamnya dicatat nama, tanda tangan orang yang berpartisipasi
dan tanggal latihan kebakaran harus disimpan diruang boiler/thermal oil untuk pemeriksaan.

PENGETAHUAN DASAR PEMBAKARAN


Bahan bakar cair (misalnya minyak diesel) dan bahan bakar gas adalah bahan bakar hidrokarbon yang
mengandung molekul terdiri dari atom karbon dan hidrogen. Molekul hidrokarbon dapat ditulis sebagai
CmHn, di mana m dan n adalah variabel integer yang menunjukkan jumlah atom karbon dan atom
hidrokarbon membangun molekul masing-masing. Kedua atom karbon dan atom hidrogen dapat bereaksi
dengan oksigen kimiawi di bawah suhu tinggi. Proses kimia ini lebih dikenal sebagai pembakaran.
Beberapa kotoran yang ada dalam bahan bakar dan juga mengalami perubahan kimia selama pembakaran.
Produk yang berbahaya dapat dihasilkan tergantung pada jenis kotoran seperti belerang dapat membentuk
oksida asam. Namun, kotoran biasanya menempati bagian yang sangat kecil dalam bahan bakar.
Operasional yang hati-hati dapat meminimalkan atau bahkan menghilangkan efek dari produk pengotor
yang berbahaya.

Molekul hidrokarbon bergabung dengan oksigen pada suhu tinggi untuk membentuk karbon dioksida dan
air. Pada saat yang sama, jumlah panas yang besar juga dihasilkan. Bagian dari energi panas ini berguna
pada saat digunakan untuk mempertahankan suhu tinggi yang menguntungkan untuk pembakaran (proses
kimia) dari bahan bakar, sementara sebagian dari panas ini diekstrak untuk digunakan. Dalam hal ini,
panas digunakan untuk menaikkan suhu minyak panas. Rumus Kimia Persamaan:

CmHn + (m + n / 4) O2 = mCO2 + (n / 2) H2O + HEAT

Air mengandung sekitar 20% volume oksigen. Ini adalah sumber oksigen murah untuk pembakaran. Dari
persamaan kimia, dapat dilihat bahwa jumlah minimal tertentu oksigen, atau udara, diperlukan untuk
bahan bakar hidrokarbon tertentu untuk membakar sempurna. Bagi kebanyakan thermal oil heater, udara
diatur 20-50%. Udara yang berlebihan akan menurunkan efisiensi boiler, menyebabkan ketidakstabilan
api dan membuat suhu gas buang tinggi dan tidak diinginkan. Jumlah udara tergantung pada bahan bakar
m dan n bervariasi dengan jenis atau pasokan bahan bakar. Operator harus berkonsultasi dengan pemasok
bahan bakar dan supplier burner untuk rasio udara/bahan bakar yang optimal. Operator harus
menyesuaikan asupan udara untuk membangun api optimal. Api optimal adalah api yang stabil, yaitu api
yang pada cerobong gas buangnya tidak berwarna (bersih).

burner yang menyuntikkan gas atau bahan bakar diesel yang bercampur dengan udara dari blower.
Turbulensi yang dihasilkan oleh udara secara menyeluruh mencampur partikel bahan bakar dan udara
menghasilkan banyak reaksi kontak permukaan antara molekul hidrokarbon dan molekul oksigen. Jika
keluar api, panas akan menyebabkan proses kimia yang dijelaskan di atas terjadi dan mempertahankan
nyala api. Jika tidak ada api tapi percikan api diproduksi, percikan suhu tinggi (2000 °C atau di atasnya)
memulai proses pembakaran dan menciptakan api. Proses pembakaran adalah dengan sendirinya dan api
terus berlanjut selama ada bahan bakar dan udara yang cukup yang tersedia dan dicampur pada rasio yang
benar.
Minyak diesel/solar bahkan bisa menguap pada suhu kamar. Penguapan pada dasarnya mirip dengan
bahan bakar gas dan mudah terbakar. Setelah api telah padam atau boiler telah ditutup, minyak diesel
menguap dan bercampur dengan udara di dalam tungku. Campuran ini mudah terbakar dan sangat
berbahaya. Jika ada material panas hadir mungkin memicu pembakaran yang sangat cepat dengan
sejumlah besar panas yang dilepaskan dalam waktu yang sangat singkat atau lebih tepatnya, sebuah
ledakan dapat terjadi. Sebuah percikan untuk pengapian cukup untuk menyebabkan ledakan tersebut. Hal
ini dapat terjadi jika operator mencoba untuk menyalakan api di dalam ruang bakar untuk penyalaan awal
tanpa mengetahui bahwa ada bahan yang mudah meledak. Hal serupa berlaku pada bahan bakar gas.
Operator harus mengambil tindakan pencegahan untuk menghilangkan akumulasi campuran peledak.
Aturannya adalah untuk membersihkan tungku setiap kali sebelum mencoba untuk menyalakan api dan
untuk membersihkan ruang bakar setelah pemadaman api. Jangan pernah mencoba untuk menyalakan api
menggunakan panas dari ruang bakar. Dalam situasi seperti itu, sejumlah besar bahan bakar diinjeksikan
ke dalam tungku, menjadi pemicu yang sangat baik untuk campuran bahan bakar dan udara, dan
kemudian menjadi sebuah ledakan.

Selama proses pengapian, bahan bakar dibuat partikel kecil dengan cara dikabutkan oleh burner pada
tekanan tinggi atau disuntikan melalui nozzle gas yang bercampur dengan udara. Ini adalah campuran
yang mudah terbakar dan harus dibakar sebelum campuran tersebut keluar banyak dari burner. Jika
pemicu api tidak nyala, maka suplai campuran tersebut sudah banyak keluar dan disemprotkan dan hal ini
sangat mudah memicu ledakan. Dalam kasus ini, operator tidak harus berusaha untuk mnyalakan api,
operator hanya cukup membuang bahan bakar yang tidak terbakar dan sebelumnya menutup suplai bahan
bakar. Operator harus memeriksa kerusakan dari gagal api dalam system pembakaran burner tersebut.
Kebanyakan, control pembakaran otomatis dipasang pada thermal oil dan akan secara otomatis
melakukan control dan upaya yang disebutkan di atas, terkecuali memeriksa sistem. Bagaimanapun juga,
operator harus mengambil konsekwensi, saat ada kesalahan system otomatis, system harus diubah ke
manual dan operator harus melakukan pekerjaan diatas secara manual.

Anda mungkin juga menyukai