Esai Cerita Requiem
Esai Cerita Requiem
Cerita ini berawal dari seorang pria bernama Derida yang meninggal akibat gula darah
yang anjlok. Ia kemudian dilahirkan kembali menjadi seekor anjing karena suatu
perjanjian. Ia dipelihara oleh seorang wanita tua bernama Margaret, istrinya sendiri. Dari
waktu ke waktu, ia menyaksikan Margaret yang kesulitan untuk berjalan dan sudah
terjatuh sebanyak 3 kali. Dari sini, Margaret akhirnya memilih untuk menggunakan kursi
roda yang Derida berikan saat ulang tahun pernikahan mereka yang ke-7 tahun,
meskipun Margaret sebelumnya menolak hadiah tersebut.
Kala itu, Derida yang menjadi seekor anjing sedang menikmati waktunya bersama
Margaret, yang pada akhirnya Margaret meninggalkan kehidupan di dunia, yang mana
Derida sendiri tidak bisa ikut menyusulnya. Margaret sendiri menyadari tentang sikap
suaminya yang ia pandang aneh dulu.
Cerita pendek ini memberikan pesan tersirat untuk pembacanya, bahwa apa yang kita
pikirkan itu buruk, belum tentu orang lain juga berpikir itu juga buruk. Hal ini terbukti
ketika Margaret bereaksi dengan hadiah pemberian ulang tahun pernikahannya dengan
Derida, yang mana Derida sendiri menghadiahkan Margaret dengan sebuah kursi roda.
Margaret mengatakan kalau Derida mendoakannya yang buruk, padahal sebenarnya
tidak. Derida sendiri mengharapkan yang terbaik untuk Margaret, oleh karena itu ia
membelikan Margaret sebuah kursi roda.
Pesan tersirat lain yang ada dalam cerita ini adalah tentang kesetiaan. Derida, baik itu
saat ia masih hidup atau terlahir kembali sebagai seekor anjing, ia tidak pernah
meninggalkan istrinya sekaligus majikannya. Hal ini terbukti ketika Derida sendiri ingin
tetap bersama Margaret yang sedang menunggu tibanya waktu kematiannya dan
keinginannya untuk tetap hidup bersama Margaret sampai usianya tua, jika dia diberi
umur yang panjang.
Sedangkan pesan tersurat dari cerita ini adalah tentang kasih sayangnya Derida
terhadap Margaret, yang disimbolkan dengan kursi roda. Hal ini menguatkan bukti
bahwa Derida tau dengan apa yang akan terjadi kedepannya. Menurut Derida, kursi
roda disimbolkan sebagai kesetiaannya terhadap Margaret. Ia ingin hidup bersama
margaret hingga usianya menua, dia ingin sekali jika Margaret memahami bahwa tidak
semua yang ada dalam pikirannya itu selalu berakhir buruk. Ia hanya ingin istrinya
memahami apa yang akan terjadi kedepannya jika tidak ada kursi roda dirumahnya.
Selain pesan tersurat maupun tersiratnya, karakter tokoh utama dalam cerita tersebut
digambarkan berlawanan seperti dua kutub yang berbeda. Derida digambarkan sebagai
seorang pria yang pendiam, visioner, dan mampu memahami filosofi sebuah kehidupan.
Sedangkan Margaret adalah seorang wanita yang blak-blakan, sentimental, dan keras
kepala. Mereka berdua mampu melengkapi cerita, yang mana Derida membiarkan
istrinya mengoceh dengan hadiah ulang tahun pernikahannya, hanya untuk bisa melihat
istrinya memahami apa yang suaminya maksudkan.
Requiem adalah cerita pendek yang sarat dengan nilai-nilai eksternal, terlepas apakah
nilai eksternal tersebut berhubungan dengan nilai yang kita miliki atau tidak, setidaknya
ada beberapa hikmah yang dapat diambil dari cerita ini. Yang pertama, kesetiaan tidak
harus diungkapkan dengan lisan, tapi juga harus dengan perbuatan. Yang kedua,
berpikir visioner atau berpikir jauh ke depan itu perlu, untuk memaknai setiap simbol
yang ada ditemukan di kehidupan tersebut. Yang ketiga, jika kalah memberi atau
menjelaskan suatu argumentasi ke lawan bicara lebih baiknya mengalah. Selain nilai
moral, cerita ini tidak terlalu panjang, sehingga tidak menghabiskan terlalu banyak waktu
untuk waktu untuk membaca ceritanya. Pembawaannya yang ringan membuat pembaca
dapat terbawa arus cerita lebih cepat.